Anda di halaman 1dari 19

Peran dan Strategi Apoteker

dalam Penatalaksanaan Covid-19 Varian Omicron.

Budi Suprapti
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
1
WHO Covid-19 Dashboard
Wuhan akhir Desember 2022 – SARS-CoV-2 –COVID-19

March 21, 2022

17 Maret 2022, a total vaksinasi 10,925,055,390


10 Maret 2022, Indonesia konfirm 5.847.900, sembuh 5.296.634, 2
meninggal 151.414 (https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19)
VARIAN COVID-19
• Delta – B.1.617.2 – India Oktober 2020
• Alpha – B.117 – 22 Israel Desember 2020
• Beta – B.1351 – Afrika Selatan awal Oktober 20
• Gamma – Jepang Januari 2021
• Kappa
• N439K
• Mutasi E484K
• Omicron - B.1.1.529 – November 2021
• Selanjutnya?
Santoso, JMH, Vol 03, No 02, 2022
Arora et al., Microorganisms 2022, 10, 451.https://doi.org/10.3390/microorganisms10020451https://www
3
Varian Omicron Covid -19
• Risiko rawat inap varian Omicron lebih rendah dibandingkan
varian Delta.
• Varian Omicron tetap bisa menyebabkan gejala berat dan
kematian terutama pada orang yang rentan seperti lansia,
memiliki penyakit penyerta dan orang yang belum divaksin.
• Tingkat penularan lebih tinggi, maka jika tidak dikendalikan akan
lebih banyak orang yang terinfeksi dan membutuhkan perawatan
medis (isolasi mandiri/terpusat/rumah sakit) sehingga dapat
membebani sistem Kesehatan.

Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022 4


Arora et al., Microorganisms 2022, 10, 451.https://doi.org/10.3390/microorganisms10020451https://www
DEF. KASUS COVID-19
PROBABLE
SUSPEK
• Kasus suspek meinggal dengan gambaran klinis
yakin COVID-19 dan ada salah satu kriteria
a. Orang dengan salah satu kriteria berikut:
klinis: 1.demam akut, 2. ada 3 • 1. Tidak lakukan NAAT atau
gejala, 3. ISPA berat dg rwyt • 2. Hasil NAAT tidak memenuhi kasus
demam dan batuk 10 hari terakhir confirm maupun bukan COVID-19
serta butuh irna, 4. Anosmia, 5.
ageusia
KONFIRMASI
b. Orang dengan riwayat kontak Orang memenuhi salah satu kriteria:
dengan kasus probable/confirm • Pemeriksaan laboratorium NAAT positif.
covid-19 dan memenuhi a. • Memenuhi kriteria kasus suspek atau
kontak erat dan hasil RDT-Ag positif di
c. 5 Orang dengan RDT-Ag positip- wilayah B dan C.
wilayah A dan B, tidak ada gejala,
bukan kontak erat. • Hasil pemeriksaan RDT-Ag positif
• sesuai dengan penggunaan RDT-Ag pada
Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022 kriteria wilayah C. 5
WHO- definisi kasus varian Omicron:
1. Kasus suspek varian Omicron
• Kasus terkonfirmasi COVID-19, apapun gejalanya sesuai definisi kasus suspek
yang memiliki kontak dengan kasus probable atau kasus terkonfirmasi Omicron.
• Kasus terkonfrimasi COVID-19 (sesuai definisi kasus WHO) yang bertempat
tinggal atau melakukan perjalanan dari area yang mendeteksi Omicron dalam 14
hari sebelum timbulnya gejala.

2. Kasus probable Omicron


Kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan positif S-gene target failure (SGTF)
atau atau uji deteksi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) berbasis
Polymerase Chain Reaction (PCR) mengarah ke varian Omicron.

3. Kasus terkonfirmasi varian Omicron


Individu yang terkonfirmasi dengan hasil pemeriksaan sekuensing positif
6
Omicron SARS-CoV- 2. Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022
Derajat keparahan • Berat /Pneumonia Berat
Pada pasien remaja atau dewasa
• Tanpa Gejala dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat)
• Ringan ditambah satu dari: frekuensi napas
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti > 30 x/menit, distres pernapasan
pneumonia virus atau tanpa hipoksia. berat, atau SpO2 < 93% pada udara
Status Oksigenasi: SpO2>95% dengan ruangan.
udara ruangan
• Sedang • Kritis
Pada pasien remaja atau dewasa: Pasien dengan Acute Respiratory
pasien dengan tanda klinis pneumonia Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan
(demam, batuk, sesak, napas cepat) syok sepsis, atau kondisi lainnya yang
tetapi tidak ada tanda pneumonia berat membutuhkan alat penunjang hidup
termasuk SpO2 > 93% dengan udara seperti ventilasi mekanik atau terapi
ruangan vasopresor 7
Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022
Tata laksana – Px konfirm COVID-19
TANPA GEJALA GEJALA RINGAN
• Isoman di rumah/fasilitas -10 hari –spesimen- • Isoman di rumah selama 10 hari sejak onset plus
diagnosa konfirm min. 3 hari bebas gejala
• Prokes-pasien/keluarga • Vitamin C 3-4 dd-14 hari
• Vitamin C 3-4 dd-14 hari • Vitamin D 1000-5000 IU/hari-14 hari
• Vitamin D 1000-5000 IU/hari-14 hari • Antivirus:
• Obat antioksidan Favipiravir (sed 200mg) LD 1600mg/12jam,oral H1
• Fitofarmaka/OMAI terdaftar lanjut 2x600 mg (H2-5) ATAU
Molnupiravir (sed 200mg, oral) 800 mg/12 jam-5
hari ATAU
Nirmatrelvir/Ritonavir (sed 150/100mg) N 2
tab/12jam, R 1 tab/12 jam-5 hari
8 • TX simptomatis
Evidence terapi-omicron masih • Fitofarmaka/OMAI
terbatas
Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022
8
Arora et al., Microorganisms 2022, 10, 451.https://doi.org/10.3390/microorganisms10020451https://www
Tata laksana – Px konfirm COVID-19
GEJALA SEDANG GEJALA BERAT
• RS- Isolasi 10 hari sejak onset plus min. 3 hari • ICU/HCU
setelah bebas gejala • Tx oksigen
• Vit C 200-400 mg/8jam, 100 cc NaCl 0,9%-1jam
• Vit C 200-400 mg/8jam, 100 cc NaCl 0,9%-1jam
• Vit D1000-5000IU/hari
• Vitamin B 1 ampul/24 jam
• Antivirus
• Vit D1000-5000IU/hari
Remdesivir 200 mg IV drip (H1) lanjut 1x100 mg
• Antivirus
H2-5 atau 2-10 ATAU
Remdesivir 200 mg IV drip (H1) lanjut 1x100 mg
Favipiravir (sed 200mg) LD 1600mg/12jam,oral H1
H2-5 atau 2-10 ATAU
lanjut 2x600 mg (H2-5) ATAU
Favipiravir (sed 200mg) LD 1600mg/12jam,oral H1
Molnupiravir (sed 200mg, oral) 800 mg/12 jam-5
lanjut 2x600 mg (H2-5) ATAU
hari ATAU
Molnupiravir (sed 200mg, oral) 800 mg/12 jam-5
Nirmatrelvir/Ritonavir (sed 150/100mg) N 2
hari ATAU
tab/12jam, T 1 tab/12 jam-5 hari
Nirmatrelvir/Ritonavir (sed 150/100mg) N 2
• Antikoagulan LMWH/UFH
tab/12jam, T 1 tab/12 jam-5 hari
• TX simptomatis
• Dexametason 6 mg/24jam-10hari atau lain
• Tx komorbid
9 • Anti interleukin -6
• Tx komorbid/komplikasi
• Syok-tatalaksana syok-Tx supportive
• Antikoagulan LMWH/UFH/OAC-eval DPJP 9
Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022
Pilihan terapi
dan rencana
pemeriksaan-
pasien
terkonfirmasi

10
Protokol Tatalaksana COVID-19 – Edisi 4, 2022
PERAN APOTEKER-COVID-19-PMK 72 th 2016
PENGELOLAAN YAN FARMASI KINIS
• Pemilihan • Pengkajian & Yan Resep
• Penelusuran rwyt penggunaan obat
• Perencanaan • Rekonsiliasi obat
• Pengadaan • Konseling
• Penerimaan • Visite
• Penyimpanan • Pemantauan terapi obat
• Pemantauan ESO
• Pendistribusian • PIO
• Penarikan • EPO
• Pengendalian • TDM
• Disp. Produk Obat Ster
• Dokumentasi

Menjamin ketersediaan obat yang berkualitas


Mengoptimalkan terapi dan meminimalkan efek samping 11
STRATEGI APOTEKER – YAN COVID-19
• TUJUAN
• SWOT ANALISIS-YAN FARMASI-COVID-19
• MENETAPKAN-MENYIAPKAN UNIT LAYANAN
• MENETAPKAN-MENYIAPKAN YAN FARMASI
KLINIK
• MENYIAPKAN –MENGIMPLEMENTASIKAN
ALTERNATIF
• MELAKUKAN PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
MENETAPKAN-MENYIAPKAN UNIT YAN FARMASI-COVID-19

KEBIJAKAN RS Site farmasi


Jumlah SDM farmasi
Tempat layanan Kebutuhan
Jenis layanan perbekalan farmasi
(termasuk APD)
Daya tampung
Kebutuhan sarpras
Waktu layanan
Perencanaan
anggaran
MENETAPKAN-MENYIAPKAN-Implementasi YAN. FARMASI-
COVID-19 →YAN. KOLABORATIF

Kebijakan Yan Farmasi Edukasi SDM farmasi-


Standar terapi→ DPJP, COVID
KFT Sosialisasi kebijakan
Update panduan terapi layanan.
Adaptasi layanan Sosialisasi panduan-
pedoman-SOP Yan
1. Monit. Px isoman,
dormitory Sosialisasi zonasi-APD
2. Sistem UDD tetap jalan
3. Monev terapi-jalan
Yan. vaksinasi
4. Ketentuan APD Monev berkelanjutan
HOSPITAL BUILDING
Non Covid-west site Covid-east site

15
PENETAPAN ZONASI LAYANAN & PENGGUNAAN APD

coverall
Level I Level 3
• Pelindung Kepala Nurse cap
• Masker Bedah • Pelindung kepala Google
Surgical
gown, apron
Face shield
• Seragam Kerja
• Masker N95
APD
Level 2 • Seragam kerja
• Pelindung kepala • Gown cover all Sepatu
booth Masker B,
• Goggle N95
• Masker N95 • Goggles Shoecover

• Sarung tangan doble,


Handscoon,
• Seragam kerja steril/non
• Sarung tangan steril
• Apron/Gown • panjang
16 • Face shield
Level I Upgrade
• Pelindung Kepala • Cover shoes
• Masker N95 • Sepatu boot
• Sarung tangan Tim PPI RS UNAIR
• Seragam Kerja
PERENCANAAN KEBUTUHAN & PENDISTRIBUSIAN APD

1. Diskusi intensif farmasi dengan PJ ruang


2. Ruang perawatan dan jenis APD yang dibutuhkan
3. Jumlah SDM yang masuk ruang perawatan (dokter, nurse,
apoteker/tim farmasi, HCA, cleaning service, tim sarpras)
4. Frekwensi masuk ke ruang perawatan
5. Ukuran APD yang dibutuhkan (gown cover all, apron, glove, boots)
6. Toleransi penggantian APD
7. APD cadangan yang disepakati

AKUNTABILITAS PENGGUNAAN APD


17
KOMUNIKASI EFEKTIF
Rangkuman
• Banyak pembelajaran yang dapat diambil-kondisi pandemik
• Peran apoteker menjamin kontinuitas perbekalan farmasi termasuk
APD dan mengoptimalkan terapi serta meminimalkan ESO
• Pelayanan farmasi klinik – adaptasi sesuai prokes Covid-19
• Penetapan strategi kefarmasian mempertimbangan berbagai
kebijakan-nasional, rumah sakit dan profesi
• Pelayanan kolaboratif yang baik meningkatkan kualitas layanan
• Kemampuan komunikasi efektif setiap personal sangat dibutuhkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai