✓ Penggunaan kedua obat ini harus tetap merujuk pada informasi kehati-hatian tentang adanya risiko gangguan
jantung pada penggunaan QC dan HCQ → karena itu, penggunaannya harus dalam pengawasan ketat oleh
dokter dan dilaksanakan di rumah sakit.
✓ Walaupun uji kliniknya pada Solidarity Trial WHO dihentikan, sampai saat ini HCQ masih masuk dalam salah
satu pilihan terapi pada Panduan Terapi Covid-19 di Indonesia
Lopinavir/ritonavir (LPV/RTV)
▪ Termasuk golongan : HIV Protease Inhibitor → Obat utk penderita HIV
▪ Memiliki efek antiretroviral in vitro terhadap SARS-CoV dan MERS-CoV (Chen et al, 2004)
▪ Pada terapi SARS dan MERS, bukti menunjukkan manfaat jika dikombinasikan dengan
ribavirin dan atau interferon (Kim et al, 2016)
▪ Publikasi terakhir menunjukkan tidak adanya aktivitas antiviral in vitro terhadap SARS-
CoV-2 (Yao et al, 2020)
▪ Sebuah uji klinik open label dilakukan untuk membandingkan LPV/RTV ( n = 99 pasien)
dengan terapi standar (n = 100) → Hasil: Tidak ada perbedaan dalam pengurangan viral
load, durasi viral RNA detectability, lama perawatan, dan waktu kematian. LPV/RTV
dihentikan lebih awal karena 13 pasien mengalami adverse effects (Cao, et al, 2020)
https://hungarytoday.hu/coronavirus-dangers-flu-doctor-medic/
➢ Pertama kali disetujui th 2004 di Jepang sebagai obat influenza yang tidak bisa diatasi dengan obat
lain.
➢ Favipiravir juga menunjukkan aktivitas in vitro terhadap SARS-CoV-2 dengan IC50 67μM (agak tinggi)
(Wang et al, 2020), dan membutuhkan loading dose sebesar 2400 mg sampai 3000 mg setiap 12 jam
sebanyak 2 kali dosis, dilanjutkan dengan maintenance dose : 1200 mg to 1800 mg setiap 12 jam
(Shiraki, et al, 2020)
➢ Pada February 2020, Favipiravir diteliti di China untuk terapi experimental pada COVID-19 → 17 Maret
2020, Pejabat China menyatakan bahwa obat ini cukup efektif untuk mengobati COVID di Wuhan dan
Shenzhen.
➢ Pada Uji Klinik di Shenzhen, favipiravir digunakan sebagai obat tambahan pada interferon-alpha
aerosol inhalation (5.000.000 units 2 kali sehari) → Menghasilkan pembersihan virus yang lebih
cepat daripada kelompok lopinavir/ritonavir, dengan median 4 hari vs 11 hari, dan juga perbaikan paru
(Cai, et al, 2020) * (artikel ditarik)
Target Favipiravir pada virus influenza
▪ In the United States, a phase 2 trial will enroll approximately 50 patients with COVID-19, in
collaboration with Brigham and Women's Hospital, Massachusetts General Hospital, and the
University of Massachusetts Medical School.
▪ In India, a phase 3 trial combining 2 antiviral agents, favipiravir and umifenovir, started in May
2020.
▪ The Drug Controller General of India granted Cipla accelerated approval to make and sell
favipiravir in an effort to meet the "urgent and unmet" need for COVID-19 treatment options in
the country, the company said
▪ Cipla said it would launch favipiravir as “Ciplenza” in the first week of August, priced at 68
Indian rupees (91 cents) per 200 mg table
▪ Sebuah studi retrospektif pada 201 pasien COVID-19 di China menemukan bahwa pada mereka yang
mengalami ARDS, treatment dengan methylprednisolone berhubungan dengan pengurangan risiko
kematian (23/50 [46%] vs 21/34 [62%] tanpa steroid; HR, 0.38 [95% CI,0.20-0.72]) (Wu et al, 2020), tetapi
peneliti mengakui masih adanya bias dalam studi ini.
▪ Evidence yang telah ada adalah terapi kortikosteroid untuk infeksi virus terdahulu sbb (Russell, CD. et al.
Lancet 2020;395(10223):473-475.):
AZITROMISIN
▪ Azitromisin adalah antibiotik makrolida yang sekaligus
memiliki efek antivirus dan imunomodulator, terutama
pada saluran pernafasan.
▪ Pada COVID-19, azitromisin digunakan bersama
hidroksiklorokuin di Perancis dan menunjukkan hasil
yang baik, walaupun masih perlu dibuktikan pada
jumlah pasien yang lebih banyak.
▪ Kombinasi ini juga memunculkan concern terhadap
risiko peningkatan efek samping aritmia ventricular
akibat interaksi tersebut. Perlu digunakan dengan hati-
hati dan pemantauan terhadap jantung
▪ Dosis : 500 mg 1 kali sehari selama 5 – 7 hari
▪ Sebuah uji klinik di UK (RECOVERY) menemukan fakta bahwa
deksametason 6 mg/hari mengurangi kematian sampai 1/3 pada
pasien COVID-19 yg menggunakan ventilasi mekanis, dan sampai
1/5 pada pasien yang menggunakan oksigen, namun tidak
berpengaruh pada pasien yang tidak menggunakan bantuan respirasi
▪ Deksametason diduga bermanfaat karena berefek anti-inflamasi dan
dapat menekan sintesis sitokin yang terlibat dalam “cytokine
storms” yg dapat menyebabkan kematian
▪ Tidak bermanfaat untuk pencegahan maupun pengobatan pada
Covid-19 ringan karena memiliki efek sebagai imunosupresan dan
tidak memiliki efek anti virus
Anticytokine: Tocilizumab (Actemra)
✓ Pada gejala Covid-19 yang parah, disebutkan terjadi “cytokine
storms” yang melibatkan pelepasan sitokin besar-besaran, yang
merusak jaringan paru-paru, salah satunya adalah interleukin-6 (IL-6)
✓ Sebuah uji klinik pada 20 pasien COVID-19 dengan gejala berat yang
menerima tocilizumab 400 mg menunjukkan perbaikan klinis pada 91
% pasien (Xu, et al, 2020).
✓ FDA saat ini menyetujui uji klinik fase III mengevaluasi efektivitas dan
keamanan tocilizumab (Actemra) secara intravena plus terapi standar
pada pasien dengan pneumonia COVID-19 yang parah.
▪ Basel, 29 July - Roche announced that the phase III COVACTA study of
Actemra®/RoActemra® (tocilizumab) did not meet its primary endpoint of improved
clinical status in hospitalised adult patients with severe COVID-19 associated
pneumonia.
▪ In addition, the key secondary endpoints, which included the difference in patient
mortality at week four, were not met; however, there was a positive trend in time to
hospital discharge in patients treated with Actemra/RoActemra.
▪ The COVACTA study did not identify any new safety signals for Actemra/RoActemra.
Further analysis of the trial results is needed to fully understand the data. The results
will be submitted for publication in a peer-reviewed journal.
https://www.roche.com/investors/updates/inv-update-2020-07-29.htm
▪ Laporan pertama ttg terapi dengan plasma convalescent adalah dari China, dengan 5 org pasien
Covid-19 berat. Dari 5 pasien, 3 sembuh dan 2 dalam keadan stabil setelah menerima transfuse
plasma (Shen, et al, 2020)
▪ Satu case series dari 3 orang pasien Covid di Wuhan China melaporkan keberhasilan pemberian
intravenous immunoglobulin pada dosis 0.3 to 0.5 g/kg/d for 5 days (Cao et al, 2020)
▪ Tanggal 13 April 2020, FDA mengeluarkan Recommendations for Investigational COVID-19
Convalescent Plasma, yang meliputi:
▪ pathways for use of investigational COVID-19 convalescent plasma
▪ patient eligibility
▪ collection of COVID-19 convalescent plasma, including donor eligibility and donor
qualifications
▪ labeling, and record keeping
▪ Tgl 23 Agustus 2020, FDA mengeluarkan ijin emergency use authorization (EUA) utk
Convalescent plasma untuk Covid 19
▪ Hingga saat ini, belum ada obat antivirus COVID-19 yang telah mendapatkan
persetujuan dari badan otoritas obat (BPOM, FDA, EMA, dll) sebagai obat
Covid-19
▪ Sebagian besar masih dalam uji klinik dan mendapatkan Emergency Use
Authorization (EUA) dengan pertimbangan kondisi darurat dan belum ada obat
yang tersedia
▪ Ada kemungkinan dengan berkembangnya pengetahuan tentang virus SARS-
COV2 dan patofisiologi penyakit COVID-19, akan dikembangkan obat-obat lain
dengan berbagai target dan mekanisme aksi lainnya
SEKIAN
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT