Anda di halaman 1dari 6

Pikirkan CKD apabila :

Dari Anamnesis :
1. Keluhan umum : Lemah, letih, lesu, bengkak di tubuh (terutama ekstrimitas)
2. Sistem kulit : kering, rapuh, gatal, pucat
3. Kepala/Leher : Tampak anemis (pucat), “Foetor Uremi” (bau nafas seperti ureum),
4. Kardiovaskuler : Orthopnea (Tidur harus diganjal bantal), Dyspnea d’effort (sesak saat beraktivitas)
5. Sist.Respirasi : Sesak nafas.
6. Sist.GI Tract : Mual, muntah, nafsu makan hilang
7. Sist.Ginjal : Produksi urin sedikit atau bahkan kencing tidak keluar
8. Neurologi : Gangguan ingatan dan konsentrasi, sulit tidur, nyeri kepala, kejang, kram otot
9. Riwayat Penyakit/ kebiasaan : Diabetes Mellitus, Hipertensi, Batu saluran kemih, Keganasan (Ca
prostat, Ca cervix), kebiasaan minum jamu pegel linu, obat2 anti-
nyeri (Analgesik), penyakit autoimun (misal : SLE)

Dari Pemeriksaan fisik :


1. Kepala leher : Conjunctiva → tampak anemis
2. Thoraks : Bisa didapatkan gambaran efusi pleura, edema paru (rhonki)
3. Abdomen : Bila terjadi hidronefrosis dapat teraba melalui palpasi
4. Ekstrimitas : Bisa didapatkan edema, uremic frost
5. Tekanan darah : Penderita CKD pasti hipertensi
6. Respiration rate : Meningkat jika penderita sesak (akibat edema paru, efusi pleura masif)
Pernafasan kusmaull (jika penderita mengalami asidosis metabolic)
Dari Pemeriksaan laboratorium :
 Hb ↓ (anemi)
 BUN, Serum Kreatinin ↑
 Gula darah yang meningkat (pada
penderita Nefropati diabetic)
 Kalium , Fosfat ↑
 Kalsium ↓
 Albumin ↓ (hipoalbumin)
 BGA : Gambaran asidosis metabolic
 Pemeriksaan urin : proteinuria

Dari Pemeriksaan penunjang :


 Foto Thorax : Bisa didapatkan gambaran efusi pleura, edema paru, cardiomegali
 Foto BOF : Jika terdapat batu radio-opaque maka dapat terlihat
 USG Abdomen : Batu radio-opaque maupun radioluscent dapat terlihat, begitu pula
dengan gambaran hidronefrosis, contracted kidney.
 EKG : Bisa didapatkan gambaran “Tall T” (bila terjadi hiperkalemia), gambaran
LVH (left Ventrivular Hypertrophy)

Jika beradasarkan Anamnesis , Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan Lab maupun penunjang

Diagnosa CKD tegak

Selanjutnya tentukan “estimate Glomerulus Filtration Rate” (eGFR)

Rumus Cockroft-Goult Cara Cepat (akurasi kurang)

(140 – Umur) X BB 60
---------------------------- X 0, 85 -------------------
72 X Serum Kreatinin (Jika pasien wanita) Serum Kreatinin
Bila eGFR telah diketahui

Tentukan stadium dari CKD

Stadium GFR Deskripsi


2
(ml/min/1,73 m )

I ≥ 90 Kerusakan ginjal dengan GFR


normal atau meningkat

II 60 - 89 Kerusakan ginjal dengan


penurunan GFR ringan

III 30 - 59 Kerusakan ginjal dengan


penurunan GFR sedang

IV 15 - 29 Kerusakan ginjal dengan


penurunan GFR berat

V ≤ 15 atau Menjalani
Gagal ginjal
hemodialisis
TATALAKSANA GAGAL GINJAL

1.Diet Tinggi Kalori, Rendah Protein, Rendah Garam (TKRPRG)


 Protein 0,6 – 0,8 gr / kg/ hari
 Kalori minimal 30 kal / kg / hari
 Garam (Na) 40 – 120 meq / hari
 Hindari susu, yoghurt, es krim, ikan, daging, sayur2an, buah2an, air kaldu

2.Pengaturan asupan cairan


 Balans cairan → Input = Produksi urin + 500 cc (sesuaikan dengan status hidrasi
penderita)

3.Pengelolaan Hipertensi
 Menggunakan anti-hipertensi golongan Ace-Inhibitor (ACEI), Calcium Channel Blocker
(CCB), Angiotensin Receptor Blocker (ARB), Loop Diuretic (Furosemide)
 Ingat ! → jangan memberikan Golongan diuretik hemat kalium (Spironolakton) →
bahaya hiperkalemi.

4.Kontrol gula darah


 Bila gagal ginjal akibat penyakit diabetes (Nefropati diabetic)
 Hindari penggunaan metformin (dapat terjadi laktat asidosis) dan Long-acting
Sulfonilurea (risiko hipoglikemi).

5.Kontrol Dislipidemia
 Target LDL < 100, disarankan menggunakan golongan statin

6.Kontrol Hiperfosfatemia
 Pemberian CaCO3 tablet 3 x 1 / hari (sekaligus mengendalikan hipokalsemi)

7.Kontrol Renal Osteodistrophy (ROD)


 Pemberian cavit-D3 tablet 3 x 1 tablet / hari

8.Koreksi Anemia
 Idealnya menggunakan injeksi hormone eritropoietin (EPO) → Kendala : mahal, efek
baru tampak setelah 2-4 minggu.
 Transfusi PRC (Efek langsung tampak, relative murah, risiko tertular penyakit , misal :
hepatitis, HIV dsb)
9.Koreksi Hiperkalemia
 Injeksi D40 + Insulin 2 unit (4 unit jika menderita DM), jarak pemberian 1 jam,
disesuaikan dengan kadar kalium
o Kadar kalium 5,5 – 6 : 1 x pemberian
o Kadar kalium 6 – 6,5 : 2 x pemberian
o Kadar kalium 6,5 – 7 : 3 x pemberian
o Kadar kalium > 7 : 4 x pemberian
 Injeksi Ca gluconas, IV bolus perlahan (± 15 menit) , jarak pemberian ½ jam, disesuaikan
dengan kadar kalium
o Kadar kalium 5,5 – 6 : 1 x pemberian
o Kadar kalium 6 – 6,5 : 2 x pemberian
o Kadar kalium 6,5 – 7 : 3 x pemberian
o Kadar kalium > 7 : 4 x pemberian
 Langkah diatas merupakan langkah yang harus segera dilakukan ketika terjadi
hiperkalemi.
 Bila kadar kalium telah mencapai normal (< 5,5) → untuk menjaga agar kalium tetap
normal, diberikan Ca polystyrene sulfonate (Kalitake®), suatu “Kalium Exchange Resin”. Cara
pemberian :
o Dosis Kalitake® 5 gram
o Dalam 30 cc air
o Diberikan 3 x 1 sachet / hari
o Diminum 30 menit sebelum makan
o Tiap 3 hari kalium diperiksa ulang

10.Koreksi asidosis metabolic


 Berikan natrium bicarbonate (Nabic) sesuai kebutuhan
 Target HCO3 → 20 – 22 meq

Cara menghitung kebutuhan Nabic :

(25 – HCO3 saat itu) x 0,6 x berat badan

 Cara Pemberian : ½ bagian diberikan dalam waktu 4 – 6 jam


½ bagian diberikan dalam waktu 18

11.Hemodialis

12.Lain-lain
 Hiperusrisemia → Allopurinol 0 -0 – 100 mg
 Keluhan Gastritis → Gol. PPI, H2-Blocker, Anti-emetik
 Pruritus (Gatal2) → Inj.Diphenhydramine (Duradryl®) 1-2 cc i.m, bisa s/d 3 x /hari
 Kejang → Inj.Diazepam 5-10 mg (½ - 1 ampul) i.v. atau
Inj.Phenobarbital 30 – 50 mg i.v.
Notes

Tanda-Tanda Kronisitas pada CKD :


 Anemia Anemia
 Hipertensi + PASTI CKD
 Hiperfosfatemia, hipokalsemia Hipertensi
 hiperurisemia

Penyebab Anemia pada CKD : Penyebab Perdarahan pada CKD :


 Gangguan produksi eritropoietin  Penurunan fungsi trombosit (Trombopati) → defek
 Masa hidup eritrosit memendek kualitatif trombosit akibat toksin uremik.
 Defisiensi Besi dan Folat  Gangguan faal pembekuan → Gangguan pada factor
 Adanya perdarahan2 ekstrinsik maupun intrinsic, F.III, F.VIII

Indikasi Hemodialisis :
 Asidosis yang tidak membaik dengan terapi konservatif
Indikasi Absolut
 Hiperkalemi yang tidak membaik dengan terapi konservatif Harus segera dilakukan
 Uremic Syndrome (BUN > 100, Serum Kreatinin > 10, Ensefalopati Uremikum) hemodialisi cito
 Overload Syndrome (edema paru yang mengancam jiwa)

 Renal Shutdown
 Penderita Pre-operasi ataupun Post-operasi Indikasi Relatif
 Infeksi yang mengancam jiwa Banyak faktor yang
 Renal Osteodistrophy (ROD) yang progresif perlu dipertimbangkan

Transfusi darah pada penderita CKD :


 Indikasinya adalah :
 Perdarahan akut dengan gejala gangguan hemodinamik.
 Tidak memungkinkan menggunakan EPO, sementara Hb ≤ 7
 Hb ≤ 8 dan didapatkan gangguan hemodinamik
 Target → 8 – 9 gr /dl
 Transfusi diberikan secara perlahan dan bertahap untuk menghindari bahaya :
overhidrasi, hiperkalemia.
 Transfusi diberikan dalam bentuk PRC (Packed Red Cell)

Anda mungkin juga menyukai