Peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian telah di lindungi oleh hukum yang berlaku,
dimana praktek apoteker telah ada dalam peraturan undang-undang yang legal dan jelas.
Apoteker merupakan nama profesi yang memiliki STR dan SIP dan tergabung dalam organisasi
profesi yang akan berpraktek keapotekeran di mana tempat praktek apoteker yaitu di instalasi apotek
rumah sakit, ruang apotek klinik, ruang apotek puskesmas.
Kasus 1
Pemberian informasi obat disesuaiakan dengan informasi obat, bila terdaapat pasien meminum obat
Teratur dalam meminum obat dengan ritme waktu yang tepat itu sangat penting, dimana
farmakokinetik obat sesuai dengan tujuan terapi yang diinginkan dan tidak meimbulkan efek toksik obat
pada pasien. Memberikan informasi penggunaan obat yang tepat itu sangat penting, dimana
memberikan informasi minum obat sesuai waktu berdasarkan jam minum obat.
Bila interval obat di inum tidak sesuai maka akan melampaui kadar toksi minimal, bila ksusu ini terjadi
pada obat antibiotic maka obat kemungkinan akan mengalami resisten , mestinya memberikan
informasi melalui etiket obat dan diberikan jam pada waktu meminum obat, memberikan inormasi obat
diberika memalui etiket dan mudah di mengerti pasien, membuat etiket mempertimbangkan
farmakokinetik o=bat.
Kasus ke 2
Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal, kreatinin dalam batas normal, ada mikroabuminurea yang
tinggi, TB 1,5 mtr BB 75 kg
gagal h=ginjal akut/ laju glomerulur=s filtrasi (LFG/GFR) maslah wakt dimana GFR turun dalam hutngan
jam,hari, minggu,) terjadi secara reversible karna terjadi kerusakan nefron, pada gnjal
CKD menurun secara perlahan dalam waktu > 3 bulan, progresif, berkelanjutan, tersembunyi, berd=sifat
irreversible terjadi nefron yang rusak, kejadian lama.
Produksi urin:
- Normal = 0,5ml/kgBB/jam (missal BB 70 kg, produksi urin dalam sehari = 70x 0,5 x 24 = 840
ml/24 jam)
- Non oliguria = >400 ml/ 24 jam
- Oliguria = 100- 400 ml/24 jam
- Anuria = < 100ml/24 jam
Kebutuhan cairan = 30 ml/kgBB (missal BB 70 kg, kebutuhan cairna = 70x30 = 2100 ml)
Funsi ginjal
Nefron ginjal
Unit terkecil nama nya nefron, ada kapsul bowman di dalam kapsul bowam ada afferent arteri masuk
kedalam cakngkang kaplsu dan membentuk benang2 pembuluh darahdan keluar namanya efferent
arteriole, glomerulus, di bawah ada proksmial da nada helne sepeerti selang da nada distal convuold
tubule, memban basi=salis yang menyari g semua plasma yang masuk dalam ginjal, yangd dpat lewat
hanya air ( bila ada protein dalam urin dan darah maka terjadi ada gangguan pada nefron ginjal)
Aliran darah masuk keginjal 650 ml/menit yang keluar krna ada perbaedaandiameter maka yang
kelaur 525 ml/menit, sisanya masuk ke tubulus proksima menjadi urin sebnayak 125 ml/menit, disini
untuk mengukur laju urin atau laju kliren kretainin urin.
Kafein menyebabkan vasokontriksi dapa arteri efferent sehingga akan mengurangi aliran urin,
sehingga sisa cairan lebih banyak keluar di urin melalui tubulus proximal, maka prosuksi urin
mneingkat
Ketika kita mengalami dehidrasi maka arteri afferent volume cait=rain tubuh berkurang dan jantung
juga berkurang, maka cairan yang masuk ke ginjal juga berkurang krna air yang di pompa jantung
gak ada atau sediki, sehingga volume urin turun atau sedikit.
Gangguan hemodinamik jantung (CHF) jantng gagal memompa cairna ke ginjal, maka dapat
menyebabkan komlplikasi gagal ginjal.
Ynag mengatur vasokontriksi afferent dan efferent yaitu PG atau prostaglandin, obat AINS bersifat
nefrotoksik, ketika kita minum obat AINS maaka akan mempengaruhi fungsi ginjal
Vasokontriktor afferent :
- Inhibitor prostaglandin
NSAID (menghambat PG)
COX-2 inhibitor
- Vasokontriktor langsung
Cyclosporin
Ampoterensin B
Kontras media
Vasopressor
BUN ↑ pada :
BUN ↓ pada :
Males
- TB > 152,5 cm → IBW = 50 + [(TB – 152,4) x 0,89]
- TB < 152,5 cm → IBW = 50 – [(152,4 - TB) x 0,89]
Females
- TB > 152,4 cm → IBW = 45,5 + [(TB – 152,4) x 0,89]
- TB < 152,4 cm → IBW = 45,5 – [(152,4 - TB) x 0,89]
Counahan-Barratt Equation:
kasus ke 3
anak, menderita mual dan demam selama 2 hari selama sakit ameia tdak mau dan sedikit minum, air
kencing sedikit dan berwarna kecoklatan, dimana anak ini mengamalami dehidrasi
Di United Kingdom.....
• Pasien yg sedang menderita GGK (sering disebut sbg Acute on Chronic KD)
Interstisial Obat:
allopurinol,asiklovir,sefalosporin,simetidin,kotrimoksazol,furosemid
e,emas, interferon,INH,lithium,NSAID,analog
penisilin,fenitoin,PPI,kuinolon, rifampisin,thiazid
Infeksi: Bakteri, jamur, atau virus
Penyakit sistemik: Sarcoidosis, Lupus
• Biasanya progresif, akibat penurunan kemampuan ginjal dlm ekskresi sodium, air dan
penurunan GFR
• Diagnosis:
• Tidak terdapat perbaikan setelah 2 hari terapi hemodinamik (stop diuretic + loading
salin + Albumin)
• Terapi:
• Norepinefrin, Octreotide
• Edukasi pasien yang datang ke Apotek mencari OTC untuk penyakit ringan yang berisiko AKI
(dehidrasi):
Pembahasan Kasus 3
• An. Amelia...ada riwayat muntah, minum kurang sekali, warna urin gelap tanda terjadi
dehidrasi
• Apoteker harus segera manghentikan NSAID (ibuprofen) beberapa lama (24-48 jam) sampai
dehidrasinya teratasi
• Beberapa hari kemudian Amelia mengalami letargi/lesu dan tidak kencing. Sang ibu membawa
ke IGD Rumah Sakit. Disana mendapat pemeriksaan darah & urin
• Dari hasil pemeriksaan laboratorium, dokter mendiagnosis Gagal Ginjal Akut, indikasi
hemodialisis atau dialisis peritoneal. Ibunya memilih dialisis peritoneal.
• Setelah 1 (satu) minggu dialisis peritoneal rutin di rumah, Amelia dinyatakan sembuh GGA
• Gagal Ginjal Akut yang diderita Amelia merupakan hasil interaksi antara dehidrasi dan ibuprofen
kasus 4
• Ny. Erna 67 tahun, datang ke Apotek UMI ingin membeli Loperamid, karena sudah satu hari
menderita diare berat.
• Diperoleh informasi, Ny. Erna, selama diare, sedikit sekali minum, dan rutin mengkonsumsi
Ramipril 20 mg sehari untuk Hipertensi nya
• Apa saran Apoteker ?
Pembahasan Kasus 4
• Lansia secara umum memiliki risiko dehidrasi karena penurunan asupan cairan
• Ny. Erna mengalami diare berat yang menambah risiko dehidrasi semakin berat
• Rehidrasi yang cukup. Dalam kondisi normal (tidak diare) kebutuhan cairan normal 30 ml/
kgBB/hari
• Tanda/gejala2 dehidrasi
• Bila diare berlanjut segera rujuk ke rumah sakit. Sebab bila kondisi diare berlanjut akan
meningkatkan risiko GGA
AKI vs CKD
• 25 % Hipertensi
• 10 % Glomerulonefritis
• Lain2: Penyakit Saluran kemih, Lupus, Nefropati karena penggunaan analgetik, dll
• Kerusakan struktural dan fungsional ginjal
• 25 % Hipertensi
• 10 % Glomerulonefritis
• Lain2: Penyakit Saluran kemih, Lupus, Nefropati karena penggunaan analgetik, dll
• 25 % Hipertensi
• 10 % Glomerulonefritis
• Lain2: Penyakit Saluran kemih, Lupus, Nefropati karena penggunaan analgetik, dll
• 25 % Hipertensi
• 10 % Glomerulonefritis
• Lain2: Penyakit Saluran kemih, Lupus, Nefropati karena penggunaan analgetik, dll
Usia lanjut, Penyusutan massa ginjal, BB Lahir Rendah, Riwayat keluarga, inflamasi
sistemik, ras/etnik, pendidikan & penghasilan rendah dan dislipidemia
• Albuminuria/Proteinuria:
Komplikasi CKD
Manajemen+Monitoring CKD
• Keseimbangan Elektrolit:
• Koreksi Hiper/Hipo-natremia
• Keseimbangan Asam-Basa
• Manajemen Anemia
• Hemodialisis
• Peritoneal Dialisis
Intervensi Hiperkalemia
Bikarbonat
Efek sementara (60 menit) menukar
(terutama jika Lihat cara perhitungan di bawah 15 – 30 menit
K+ dengan H+ di dalam sel
asidemia)
Ca-polistiren
Menurunkan kalium tubuh (dalam ~6
sulfonate 30-90 g PO/RR 1 – 2 jam
jam), menukar Na dengan K di usus
(Kalitake)
kasus ke 5
KU emah, sering mual, muntah dan tidak mau makan, kendcing agak nyeri, hasil diagnose azotemia
(uremia)+ anemia, RPD : DM,HT,LVH dan retinopati
Kasus ke 6
Pasien ICU tiadak sadarkan diri dokter mendiaognosa DM tipe 2 dengan koma ketoasidosi,
Data laboratorium :
• Bila telah menjalani terapi RRT... Maka dipertimbangkan obat2 yang dapat terdialisis (melewati
dialiser) terkait dengan waktu pemberian obat terhadap Hemodialisis
Hari ke 2 di ICU, keadarab membaik, gula darah mulai turun menjadi 330 mg/dL
Hari ke 3 pasien menglami sesak nafas, dan di berikan salbu nebu, aminopilin, dan deksametason untuk
mangatasi sesak nafas
Kasus ke 5
• Tn Koko, 73 thn Masuk RS dengan KU lemah, sering mual, muntah min 5 x sehari, 5 hari tidak
mau makan, kencing agak nyeri, kesadaran mulai turun. Hasil diagnosis Azotemia (Uremia) +
Anemia. RPD: DM, HT, LVH dan Retinopati, TB= 150 cm BB= 40 kg.
• Di RS mendapat terapi:
R/ Interpril 1 x 40 mg
Letonal 1 x 25 mg
Glumin 1-1-0
Neurodex 1 x 1 tab
Cari Nilai Feu (Fraksi obat yg di ekskresikan ke dalam urin dalam keadaan utuh) masing2
obat
Data pasien
• Tn Koko, 73 tahun
• TB = 150 cm
• BB = 40 kg
• Serum Kreatinin
Klirens Kreatinin
(140 − 73 )x 40 ABW
ClCr = ml/min
2,59 x 72
ClCr = 14,37
Penyesuaian Dosis
• Feu 50 %
Glumin (metformin) 90 %
Neurodex (vit B comp.)
Paracetamol 2-5 %
Lasix (furosemid) 80 %
Dosage Adjustment
Rumus Rowland-Tozer
Lisinopril tab. 1 x 40 mg
= 0,11975
Intervalrf = 40 x 1 . = 40 x (1/0,1638)
[(1 - Feu) + (Feu x RF)]
• Ny.Titi masuk IGD RSMS dalam keadaan tdak sadarkan diri, dokter jaga mendiagnosis DM tipe 2
dengan koma ketoasidosis, dikirim ke ruang ICU.
• Kadar GDS 802 mg/dL, urin output 140 ml/24 jam, dan keton urin (4+),
• AGD: pH 7,1 (7,35-7,45); pCO2 35,6 (32.0-45.0); BE/Base Excess -6,7 (-2,0 - +3,0)
• Question #1: Meskipun konsentrasi kalium dalam rentang normal, mengapa kadar kalium dalam
serum Ny. Titi tetap harus menjadi perhatian Apoteker ?
• Hari ke 2 di ICU kesadaran Ny.Titi mulai membaik. Kadar GDS turun menjadi 330 mg/dL, dan
tetap diberikan insulin reguler
• Hari ke 3 di ICU Ny. Titi mengalami sesak nafas. Dokter ICU memberikan terapi Salbutamol
nebul, Aminofilin & Deksametason intravena untuk mengatasi sesak nafasnya..
• Question #2: Apakah rekomendasi Apoteker jaga ICU kepada dokter dalam merespon rencana
pemberian obat-obatan tersebut ?
Penjelasan
• Kadar Kalium bila asidosis telah terkoreksi dengan Natrium nikarbonat, diprediksi akan turun
sebesar = 3 x 0,6 = 1,8 mEq/L. Jadi kadar Kalium Ny. KD sebetulnya (bila tidak asidosis) menjadi =
4,1 – 1,8 = 2,3 mEq/L.
• Rekomendasi Apoteker: pemantauan rutin kadar kalium sangat dibutuhkan sambil terapi
ketoasidosis diabetiknya dilanjutkan
Amphotericin
Aspirin
Corticosteroids
Diuretics
Gentamicin
Insulin
Laxatives
Terbutaline
Salbutamol
Benzylpenicillin (penicillin G) Na
Piperacillin+ tazobactam
Salicylates
Sod. bicarbonate
Sod. Chloride
Ticarcillin+ clavulanate
Insulin,
Deksamethason.
Maka Apoteker jaga ICU harus mengusulkan kepada dokter agar direncanakan juga monitoring
rutin kadar kalium secara berkala.
• Post operasi laparotomi ekspolrasi, mendapatkan ceftriakson dan IVFD RL yag mengandung
calcium dan calcium gluconas, hasil laboratorium ada Post Operasi Laparotomy Eksplorasi; CITO
di Kamar Operasi IGD; mulai 20.21 – 22.45 masuk ICU
• Mendapatkan Ceftriakson + IVFD (Ringer Laktat) yang mengandung Calsium + Calsium Gluconas
Post OP
• Kalium 4 mEq/L
• Post Operasi Laparotomy Eksplorasi; CITO di Kamar Operasi IGD; mulai 20.21 – 22.45 masuk ICU
• Mendapatkan Ceftriakson + IVFD (Ringer Laktat) yang mengandung Calsium + Calsium Gluconas
Post OP
• Kalium 4 mEq/L
• Post Operasi Laparotomy Eksplorasi; CITO di Kamar Operasi IGD; mulai 20.21 – 22.45 masuk ICU
• Mendapatkan Ceftriakson + IVFD (Ringer Laktat) yang mengandung Calsium + Calsium Gluconas
Post OP
Medscape
FDA Alert 2013
Kasusu 8
Ibu pasca melahirkan merencanakan menyusui ekslusif selama 6 bulan, dan ingin menggunkana KB
Lex superior derogat legi inferior (norma hukum yang lebih tinggi kedudukannya harus
diutamakan daripada norma hukum yang lebih rendah kedudukannya).
Lex specialis derogat legi generalis (norma hukum yang bersifat khusus harus diutamakan
daripada norma hukum yang lebih umum sifatnya).
Lex posterior derogat legi priori (norma hukum yang terbaru keberadaannya harus diutamakan
daripada norma hukum yang terdahulu keberadaannya).
Narkotika dan Psikotropika (Pasal 102 UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan)
Obat Hewan (Pasal 51 UU Nomor 28 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan
KONTRASEPSI:
Kontra : Melawan
• Produk Kontrasepsi
Kasus 8
Ny. Esti 37 tahun baru saja pulang dari RS karena habis melahirkan anak keduanya. Dia merencanakan
untuk menyusui anaknya secara eksklusif (selama 6 bulan).
• Pertanyaan apa saja yang perlu disampaikan kepada Ny Esti sebelum menggunakan obat
hormonal ?
• Alternatif metode kontrasepsi apa saja yang anda sarankan kepada Ny. Esti (minimal
dua metode kontrasepsi), agar dia bisa memilih yang terbaik ?
• Jelaskan pula kepada Ny. Esti, keuntungan dan kerugian masing-masing metode
kontrasepsi.
Cukup Kondom 2 - 12
contraceptive computer6
diafragma 6 - 29
diafragma + spermisida 2 - 25
Metode temperatur basal 3
Spermisida 5 - 12
2. Kelainan cerebrovaskuler (mis: stroke, TIA, dll) & keluarga dekat dg riwayat yg sama
3. Penyakit jantung iskhemik (Angina, Infark miokard) & keluarga dekat dg riwayat yg sama
4. Carsinoma payudara
6. KEHAMILAN
• Meski ada ovulasi, POK tingkatkan barier lendir vagina & cervix
• Bila tetap ada konsepsi maka hormon2 tsb dpt cegah nidasi pd endometrium (cegah kesiapan
endometrium)
Noretisteron
Menunda haid :
Primolut N : 3 x 1 tablet/hari
yang diperkirakan
Rumus : (3 ; 3 ; 3 )
Primolut N : 2 x 1 tablet/hari
Rumus : (2;7;2)
Kasus 10
• Bukan sebagai kontrasepsi rutin. Hanya untuk keadaan darurat (mis: perkosaan)
• Teknik:
• 2 tablet POK diminum max.72 jam (terbaik 12-24 jam) setelah coitus
Pertanyaan:
Pada kasus 6, dimana pasien di beri obat obat yang dapat menyebabkan hipokalemia, apoteker jaga ICU
mengusulkan monitoring kadar kalium secara berkala, pertanyaan saya apakah kami sebagai apoteker
dapat mengusulkan pemberian terapi dalam mengatasi hipokalemia tersebut?
Jawaban:
Pada pasien belum terjadi hipokalemia, namun biasanya pada pasien ICU akan selalu di monitoring jadi
ketika mengalami kekurangan kalium maka akan di tambah dengan diberi kalium atau bisa natrium
fosfat, namun jika lebih maka akan dikurangi begitu seterusnya
Pertanyaan: Terkait Regulasi, apakah pelayanan obat prekursor bisa di berikan tanpa resep?? Dan juga
bagaimana untuk kasus kasus kejang pada anak, pemberian Diazepam rektal apakah bisa di berikan
tanpa resep atau tidak??
Jawaban: yang pertama saya akan menjawab tentang kasus Diazepam rektal ini memang sedang kita
perjuangkan, karena banyak teman teman apoteker terjerat hukum karena Diazepam rektal, jadi untuk
kasus kasus ke gawatdaruratan ini memang sedang kami perjuangkan, agar apoteker punya wewenang
dalam pemberian obat
Untuk prekursor itu bisa kita berikan tanpa resep, tapi tidak dalam jumlah banyak, karena kita tahu
pembuatan pil ekstasi itu sendiri, harus atau membutuhkan jumlah yang banyak,, jadi untuk prekursor
biasanya paling banyak 1 PPN atau 10 bj.
( Kalo ada yg tangkap penjelasan nya bapak siapa tahu bisa ditambahkan☺️🙏)
3. Bagaimana klo ada dokter yg memberikan 2 obat yg tidak boleh diberikan secara bersamaan,misal
amlodipin dan simvastatin, apa langkah yang harus dilakukan apoteker? jawabannya; liat dl interaksi
obatnya bagaimana trs obat simvastatin diganti ..Statin sy lupa nama obatx syp tau ada y ingat🙏 diganti
atorvastatin (cmiiw)
4. Pada CKD harus memperhatikan Komplikasinya, dimana salah satu komplikasi dari CKD yaitu
Hiperkalemia. Pada terapinya digunakan AceI, ARB dan Spironolakton, dimana ketiga golongan obat ini
memiliki Side Effect Hiperkalemia, bagaimana penanganan untuk terapi tersebut ?
Jawaban : Diberikan terapi tambahan Furosemid Dosis tinggi. Furosemid merupakan obat diuretik loop
yang salah satu efek sampingnya adalah menurunkan kadar dari ion kalium. Maka akan berefek
hipokalemia.
5. Beberapa pasien yang DM dan hipertensi selalu mengalami gagal ginjal , dokter sellu menyarankan
cuci darah, apakah orang yang gagal ginjal hanya bisa melakukan cuci darah dan apakah cuci darah itu
dapat memperpendek umur ?
Jawaban : orang yg DM 40% gagal ginjal dan hipertensi 30% gagal ginjal. Orang yg gagal ginjal hanya bisa
melakukan cuci darah atau mendapatkan donor ginjal, tidak ada yg mau donorkan ginjal ya jdi harus
melakukan cuci darah untuk membersihkan cairan yg ada di ginjal ya karena ginjal tidak berfungsi
dengan baik.
Cuci darah tidak memperpendek umur hanya ada beberapa orang tubuh ya tidak menerima dengan baik
dan dukungan keluarga seperti keluarga ya lelah mengantar bolak balik cuci darah, ada omongan yg
kurang baik dan lainnya jadi terdapat beberp kematian.
6. Ada beberapa pasien keapotik konsultasi , pasien tersebut dari umroh meminum norethisterone (
primolut) sudah 2 bulan tidak perna haid, apa yg perlu kita sarankan ke pasien ??
Jawaban : sarankan diberikan bromocriptine , untuk mengikis norethisterone yg msih tertinggal di dalam
tubuh dan dapat merangsang agar haid teratur