Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM

DAFFA APRILIO ABADI, ASEP NURMADI.


Apriliodaffa04@gmail.com, asepnurmadi34@gmail.com
Bimbingan Konseling-Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Siliwangi Cimahi
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
40521

Program Studi Bimbigan dan Konseling


IKIP SILIWANGI

Abstrak

Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia. Salah satu fungsi penting
Pancasila adalah sebagai sumber hukum. Artikel ini menelaah peran Pancasila sebagai
sumber hukum dalam sistem hukum Indonesia. Artikel ini membahas status hukum
Pancasila, hubungannya dengan konstitusi, dan penerapannya dalam kasus hukum.
Artikel ini berargumen bahwa Pancasila bukan hanya sebuah ideologi politik, tetapi juga
merupakan prinsip hukum yang mempunyai kekuatan mengikat dalam sistem hukum
Indonesia. Pancasila tercantum dalam pembukaan konstitusi, dan konstitusi itu sendiri
dianggap sebagai implementasi dari Pancasila. Selain itu, Pancasila digunakan sebagai
prinsip panduan dalam menafsirkan undang-undang dan menyelesaikan perselisihan
hukum. Pengadilan di Indonesia sering merujuk Pancasila untuk memastikan bahwa
keputusan mereka sejalan dengan nilai-nilai mendasar negara. Pancasila juga digunakan
sebagai dasar untuk merumuskan undang-undang dan kebijakan baru. Artikel ini
menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan mengumpulkan data dari
sumber-sumber tertulis dan menganalisisnya secara kritis. Data yang dikumpulkan adalah
informasi mengenai Pancasila sebagai sumber hukum dalam sistem hukum Indonesia,
termasuk status hukumnya, hubungannya dengan konstitusi, dan penerapannya, artikel ini
mengakui bahwa penerapan Pancasila dalam sistem hukum tidaklah mudah. Ada beragam
interpretasi Pancasila, dan beberapa berpendapat bahwa implementasinya tidak selalu
konsisten. Meskipun demikian, Pancasila tetap menjadi sumber hukum penting di
Indonesia dan simbol identitas nasional negara. Secara keseluruhan, artikel ini menyoroti
pentingnya Pancasila sebagai sumber hukum dalam sistem hukum Indonesia. Ini
memberikan wawasan tentang status hukum Pancasila, hubungannya dengan konstitusi,
dan penerapannya dalam kasus hukum.

Kata kunci: Pancasila, Filsafat Negara, Prinsip-prinsip Pancasila, Sumber Hukum,


Konstitusi.

ABSTRACT

Pancasila is the basic philosophy of the Republic of Indonesia. One of the important
functions of Pancasila is as a source of law. This article examines the role of Pancasila as
a source of law in the Indonesian legal system. This article discusses the legal status of
Pancasila, its relation to the constitution, and its application in legal cases. This article
argues that Pancasila is not only a political ideology, but also a legal principle that has
binding power in the Indonesian legal system. Pancasila is stated in the preamble to the
constitution, and the constitution itself is considered as the implementation of Pancasila.
In addition, Pancasila is used as a guiding principle in interpreting laws and resolving
legal disputes. Courts in Indonesia often refer to Pancasila to ensure that their decisions
are in line with the country's fundamental values. Pancasila is also used as the basis for
formulating new laws and policies. This article uses a descriptive analytical research
method by collecting data from written sources and analyzing it critically. The data
collected is information about Pancasila as a source of law in the Indonesian legal
system, including its legal status, its relation to the constitution, and its application. This
article acknowledges that the application of Pancasila in the legal system is not easy.
There are various interpretations of Pancasila, and some argue that its implementation is
not always consistent. Nonetheless, Pancasila remains an important source of law in
Indonesia and a symbol of the country's national identity. Overall, this article highlights
the importance of Pancasila as a source of law in the Indonesian legal system. It provides
insight into the legal status of Pancasila, its relation to the constitution, and its application
in legal cases.
Key words; Pancasila, State Philosophy, Principles of Pancasila, Source of Law,

Constitution

Daftar Isi

Abstrak............................................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4
METODE......................................................................................................................4
TEKNIK ANALISIS DATA.........................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................ 4
Pancasila sebagai system norma hukum.....................................................................5
Peranan Pancasila Dalam Rangka Pengembanan Sistem Hukum Nasional............7
Argumentasi Hukum Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum......8
Upaya Mempertahankan Eksistensi Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala
Sumber Hukum Negara Dalam Hukum Nasional....................................................10
Aktualisasi Pancasila sebagai Sumber Hukum Dalam pembetukan undang-
undang.........................................................................................................................10
Kesimpulan...................................................................................................................... 11
Saran................................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka..................................................................................................................12
PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip, yaitu
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila diakui secara resmi dalam konstitusi Indonesia dan dianggap sebagai dasar dari
segala kebijakan negara dan kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu, Pancasila juga
memiliki peran penting sebagai sumber hukum dalam sistem hukum Indonesia. Dalam
sistem hukum Indonesia, Pancasila diakui sebagai salah satu sumber hukum yang
memiliki kedudukan yang sama dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya.

Dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945), Pancasila diakui sebagai dasar negara yang tertuang dalam sila-sila yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Pasal 29 ayat (1) UUD
1945 juga menjamin kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing, yang merupakan pengakuan terhadap sila pertama dalam
Pancasila. Pancasila juga memiliki hubungan yang erat dengan konstitusi Indonesia.
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menegaskan bahwa konstitusi Indonesia adalah implementasi
dari Pancasila. Hal ini mengindikasikan bahwa Pancasila menjadi dasar dari konstitusi
Indonesia dan memberikan pengaruh pada pengambilan keputusan oleh lembaga-lembaga
negara. Selain itu, beberapa pasal dalam UUD 1945 juga mengacu pada prinsip-prinsip
Pancasila, seperti Pasal 2 ayat (1) tentang kemanusiaan yang adil dan beradab, dan Pasal
33 tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun Pancasila diakui
sebagai sumber hukum dalam sistem hukum Indonesia, penerapannya masih menghadapi
berbagai tantangan, seperti beragam interpretasi dan kurangnya konsistensi dalam
penerapannya. Oleh karena itu, peran Pancasila sebagai sumber hukum masih menjadi
topik yang menarik untuk diteliti dan diperdebatkan.

Artikel ini akan menelaah peran Pancasila sebagai sumber hukum dalam sistem hukum
Indonesia. Artikel ini akan membahas status hukum Pancasila, hubungannya dengan
konstitusi, dan penerapannya dalam kasus hukum. Diharapkan artikel ini dapat
memberikan wawasan tentang peran Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia dan
pentingnya Pancasila sebagai simbol identitas nasional negara.

RUMUSAN MASALAH

Adapun Rumusan masalah dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti beragam


interpretasi dan kurangnya konsistensi dalam penerapan Pancasila.

METODE

Jenis Penelitian Kajian di lakukan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis


dengan mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis dan menganalisisnya secara
kritis. Data yang dikumpulkan adalah informasi mengenai Pancasila sebagai sumber
hukum dalam sistem hukum Indonesia, termasuk status hukumnya, hubungannya dengan
konstitusi, dan penerapannya dalam kasus hukum.

TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik Analisis data yang di gunakan menggunakan Teknik analisis data dari Miles
analisis Intercative model menurut Miles menjelaskan bahwa “Aktivitas dalam analisis
data teridiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang
di lakukan denga interaktif hingga tuntas.
PEMBAHASAN

Pentingnya kedudukan Pancasila memberi kesadaran kepada bangsa Indonesia untuk


menjadikannya sebagai rujukan mutlak bagi tatanan kehidupan baik dalam bersosial
masyarakat, berpolitik, beragama, maupun berhukum. Pada tatanan hukum Atau dalam
berhukum, kedudukan Pancasila dipertegas sebagai sumber tertib hukum atau yang
dikenal dengan sebutan sumber segala sumber hukum melalui Ketetapan MPR Nomor
XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1973, Ketetapan MPR Nomor
IX/MPR/1978. Maka dari itu, Pancasila menjadi sumber utama dalam tatanan hukum
sehingga walaupun terdapat begitu banyak sumber hukum maka sumber hukum tersebut
haruslah sesuai dengan Pancasila. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
dimaksudkan sebagai sumber dari tertib hukum negara Indonesia. Menurut Roeslan
Saleh, fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mengandung arti bahwa
Pancasila berkedudukan sebagai: 1. Ideologi hukum Indonesia, 2. Kumpulan nilai-nilai
yang harus berada di belakang keseluruhan hukum Indonesia, 3. Asas-asas yang harus
diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di Indonesia, 4. Sebagai suatu
pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga dalam hukumnya. 5
(lima) prinsip bernegara, yakni ketuhanan (theisme), kemanusiaan (humanisme),
kebangsaan (nasionalisme), kerakyatan (demokrasi) dan keadilan (sosialisme). Pancasila
bukanlah suatu tertib norma hukum yang berisi nilai atau perintah yang ditentukan oleh
penguasa (law is a command of authority). Pancasila adalah hukum yang hidup, tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sehingga, sudah seharusnya Pancasila
memiliki daya mengikat yang efektif. Sumber hukum pada hakikatnya adalah tempat kita
dapat menemukan dan menggali sebuah hukum. Sumber hukum menurut Zevenbergen
dapat dibagi menjadi sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum
materiil merupakan tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil
ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum misalnya: hubungan sosial,
hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan,
kesusilaan), perkembangan internasional, keadaan geografis. Sumber hukum formil
merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan itu formal berlaku.
Apabila dikaitkan dengan dua jenis sumber hukum di atas, maka Pancasila termasuk
sumber hukum yang bersifat materiil sedangkan yang bersifat formil seperti peraturan
perundangundangan, perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan kebiasaan. Pancasila
sebagai sumber hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila. Setidaknya terdapat tiga kualitas materi Pancasila yaitu:
pertama, muatan Pancasila merupakan muatan filosofis bangsa Indonesia. Kedua, muatan
Pancasila sebagai identitas hukum nasional. Ketiga, Pancasila tidak menentukan perintah,
larangan dan sanksi melainkan hanya menentukan asas-asas fundamental bagi
pembentukan hukum (meta-juris).

Pancasila sebagai system norma hukum

Sistem norma yang berlaku bagi manusia sekurang-kurangnya terdiri atas 4 (empat)
unsur norma, yakni norma moral, norma agama, norma etika atau norma sopan santun
dan terakhir norma hukum. Norma hukum adalah sistem aturan yang diciptakan oleh
lembaga kenegaraan yang ditunjuk melalui mekanisme tertentu. Artinya hukum
diciptakan dan diberlakukan oleh institusi yang memang memiliki kompetensi atau
kewenangan dalam membentuk dan memperlakukan hukum, yaitu badan legislatif.
Dengan demikian, hukum di Indonesia dibentuk lembaga-lembaga seperti MPR, DPR,
dan pemerintah sesuai dengan kapasitas dan jangkauan yang ingin dicapai oleh hukum
tersebut. Contoh, UUD dan Ketetapan MPR adalah produk hukum yang diciptakan oleh
MPR. Norma hukum memuat sanksi yang tegas dan akan segera dijatuhkan apabila
dilanggar. Hukum berisi norma-norma yang merupakan pedoman untuk bertingkah laku .
Hans Kelsen, seorang ahli filsafat hukum dari Jerman menyatakan bahawa norma hukum
itu berjenjang dan bertingkat. Norma hukum pada suatu negara membentuk kesatuan tata
hukum yang berpuncak pada Groundnorm. Hans Nawiasky mengembangkan lebih lanjut
teori Hans Kelsen bahwa jenjang norma sebagaimana dikemukakan Hans Kelsen itu
berkelompok-kelompok yang terdiri dari empat tingkat. Sedangkan Hans Kelsen tidak
membedakan dalam kelompok-kelompok sehingga jenjang itu sifatnya umum an dua
tingkat saja yaitu Grundnorm dan Norm.

Kelompok tingkatan norma menurut Hans Nawiasky tersebut, sebagai berikut:

1. Norma Fundamental Negara


2. Aturan dasar/pokok negara
3. Undang-Undang
4. Aturan pelaksana atau aturan otonomi Menurut Hans Nawiaski norma tertinggi
dan merupakan kelompok pertama atau norma fundamental negara. Sebagai pokok
fundamental negara Joeniarto menyebutkan sebagai norma pertama. Sedangan
Hamid S Patamimi menyebutkan dengan cita hukum.

Norma petama ini tidak dapat dibentuk dengan norma yang lebih tinggi lagi, tetapi
ditetapkan oleh masyrakat dan menjadi tempat norma hukum di bawahnya. Norma
fundamental ini berisi norma yang menjadi dasar sebagai pembentukan konstitusi atau
undang undang dasar suatu negara. Di dalam negara merupakan landasan dasar filosofi
yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut. Di Indonesia
norma tertinggi ini adalah Pancasila hal ini tercantum sebagaimana dalam pembukaan
undang-undang dasar 1945, jadi pancasila sebagai dasar negara dapat disebut: (1). Norma
dasar (2). Staatfundermentalnorm (3). Norma pertama (4). Cita hukum (5). Pokok kaedah
negara fundamental. Aturan daar di bawah norma fundamental Negara adalah aruran
dasar arau pokok negara yang isinya bersifat pokok dan aturan umum dan garis besar,
seperti pembagian kekuasaan negara, hubungan antara lembaga negara, serta hubungan
negara dengan warga negara. Di Indonesia aturan dasar negara ini tertuang dalam batang
tubuh undang-undang dasar 1945, ketetapan majelis permusyawaratan rakyat, serta
hukum dasar tidak tertulis. Aturan dasar negara ini menjadi dasar bagi pembentukan
undang-undang atau aturan yang lebih rendah.

Peranan Pancasila Dalam Rangka Pengembanan Sistem Hukum Nasional

Hukum berfungsi sebagai pelayanan kebutuhahan masyarakat, maka hukum harus selalu
diperbaharui agar aktual atau sesuai dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat yang
dilayani dan dalam pembaharuan hukum yang terus menerus tersebut pancasila harus
tetap sebagai kerangka berpikir, sumber norma, dan sumber nilai. Pancasila merupakan
pangkal tolak derivasi (sumber penjabaran) dari tertip hukum di indonesia termaktub
undang-undang dasar 1945.

Dalam pengertian inilah menurut istilah ilmu hukum disebut sebagai sumber segala
sumber dari segala peraturan perundang-undangan di indonesia. Dasar yuridis peranan
pancasila sebagai pengembanan hukum terdapat dalam TAP MPRS No XX/MPRS/1966
yang menyatakan bahwa pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di
indonesia, yang berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan hukum yang harus
senantiasa bersumber pada nilai-nilai pancasila.

Syachran Basah menyebut istilah negara hukum Indonesia dengan sebutan negara
hukum berdasarkan Pancasila24. Pemaknaan konsep negara hukum berdasarkan
Pancasila menurut Syachran didasarkan pada analisis penyelenggaraan fungsi dan tugas
pemerintahan, di mana terdapat suatu jaminan bahwa tindakan-tindakan pemerintah tidak
melanggar hak dan kewajiban asasi manusia, serta adanya suatu keseimbangan antara
kepentingan negara yang mewakili kepentingan umum dengan kepentingan rakyat
(perorangan), sehingga apabila terjadi sengketa (dispute) antara pemerintah dengan
rakyat terdapat suatu jaminan pengayoman hukum berdasarkan Pancasila.

Makna Pancasila bagi negara hukum Indonesia menempatkan asas keseimbangan dalam
seluruh aspek penyelenggaraan negara antara lain; pertama, keseimbangan lahir dan batin
seperti terlihat dalam sila ketuhanan dan sila keadilan kesejahteraan dalam makna
kemajuan ekonomi; kedua, keseimbangan antara internasionalitas (kosmopoliteisme) dan
kebangsaan (nasionalisme) seperti dalam sila kemanusiaan dan sila persatuan; ketiga,
keseimbangan kepentingan negara dan rakyat sebagaimana dikehendaki oleh silah
persatuan dan kerakyatan; keempat, keseimbangan antara demokrasi politik dan
demokrasi ekonomi sebagaimana sila kerakyatan dan sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia; dan kelima, keseimbangan antara individu, masyarakat, bangsa dan
negara yang terdeskripsikan dalam kesatuan rangkaian sila-sila Pancasila.
Argumentasi Hukum Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Untuk pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia ini yang menyebutkan bahwa
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah dengan adanya ketetapan
MPR yang secara khusus memposisikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum yaitu dengan dikeluarkanya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara Republik Indonesia No. XX/MPRS/1966 Tentang Memorandum DPR-GR
Mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia. Dan Tata Urutan Peraturan
Perundangan Republik Indonesia. Dalam Tap MPR tersebut dijelaskan mengenai makna
Pancasila sebagai sumber tertib hukum dalam Pasal (1) sebagai berikut: Sumber dari
tertib hukum suatu negara atau yang biasa sebagai "sumber dari segala sumber hukum"
adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan dan watak dari Rakyat negara yang bersangkutan. Sumber dari
tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum
serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa,peri-kemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat bentuk
dan tujuan Negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan
sebagai pengejawantahan daripada Budi Nurani Manusia.

Dalam ketetapan MPR tersesbut juga disebutkan keberdaan lima sila yang terkandung
dalam pancasila yang dikenal pada umumnya dengan penjelasan yang lebih konkrit dari
penjelasan diatas sebagai berikut, Pandangan hidup,kesadaran dan cita-cita hukum serta
citacita moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia itu
pada 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan atas nama Rakyat Indonesia, menjadi Dasar Negara Republik Indonesia,
yakni Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan Sosial.

Berdasarkan Tap MPR tersbut, maka keberadaan Pancasila sebagai sumber tertib hukum
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dirumuskan kembali dengan format yang lebih
detail dengan menambahkan kalimat “Negara” yang sebelumnya hanya terdapat kalimat
pancsila sebgai sumber dari segala sumber hukum menjadi Pancasila sebagai dari segala
sumber hukum Negara sebagaimana bisa dilihat dalam ketentuang Pasal 2 undang-
undang 12 tahun 2011 Undang-undang No. 15 Tahun 2019 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan, UndangUndang P3 ini lahir pada tanggal 12 agustus
2012 yang merupakan bentuk penyempurnaan dari Undang-Undang
sebelumnya(Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.9 khususnya pada Pasal 2 yang menyatakan sebagai berikut”
Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum Negara. pada undang-undang
sebelumnya perihal Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara tidak
disebutkan sebagaimana disebut dalam UndangUndang Nomor 12 tahun
2011.sebagaimana disebutkan dalam Bab penjelasan Undang-Undang P3 Nomor 12
tahun 2011 yang dimaksud dalam pasal 2 sebagaimana disebut diatas adalah
“Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai
dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
serta Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis
negara sehingga setiap materi muatanPeraturan Perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pancasila pada pokoknya tidak dapat dipisahkan dari Undang-Undang Dasar NRI Tahun
1945. Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 dapat dipandang sebagai jasadnya,
sedangkan Pancasila adalah rohnya. Karena itu, UndangUndang Dasar NRI Tahun 1945
tidak dapat dipahami terpisah atau pun di luar konteks dari rohnya, yaitu Pancasila.
Sebaliknya, Pancasila juga tidak dapat dilihat berdiri sendiri melainkan harus dibaca dan
dipahami dalam konteks sistem norma konstitusional yang menjadi jasadnya, yaitu
Norma UndangUndang Dasar NRI Tahun 1945.

Meski tidak ada penegasan bahwa kelima sila dalam Alinea ke-IV Pembukaan Undang-
Undang Dasar NRI Tahun 1945 dinamakan Pancasila, tetapi secara implisit, Pasal 36A
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah menyebutkan
istilah Pancasila itu dalam rangka penegasan mengenai lambang negara. Pasal 36A itu
menentukan, “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika”. Namun, eksistensi dan penamaan Pancasila atas rumusan lima sila dalam
Alinea ke-IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 itu merupakan produk
sejarah yang berdasarkan konvensi ketatanegaraan diakui sangat kuat kedudukannya
dengan tidak memerlukan penegasan hukum apapun lagi. Apalagi, Pasal II Aturan
Tambahan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa “Dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar ini, UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.

Upaya Mempertahankan Eksistensi Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber


Hukum Negara Dalam Hukum Nasional

Tergerusnya Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mengakibatkan Pancasila


tidak lagi memiliki daya mengikat dalam sistem hukum nasional. Realitasberhukum yang
jauh dari koridor norma dasar negara ini menyebabkan materi muatan hukum dan
pelaksanaan hukum di Indonesia tidak menemukan suatu bentuk yang jelas. Apalagi
dengan adanya sikap-sikap resistensi terhadap Orba dan menguatnya pluralisme hukum
menambah tidak beridentitasnya sistem hukum nasional.Meskipun Pancasila sebagai
sumber segala sumber hukum memiliki rumah hukum baik melalui TAP MPR maupun
UU No. 10 Tahun 2004 yang kemudian diganti dengan UU No. 12 Tahun 2011 tetap saja
tidak menjamin kedudukan Pancasila dalam sistem hukum nasional Indonesia. Oleh
karena itu, diperlukan beberapa upaya agar Pancasila sebagai sumber segala sumber
hukum tidak hanya sebatas memiliki rumah hukum tetapi dapat diterapkan dalam sistem
hukum. Terdapat dua upaya untuk itu, yaitu: menjadikan Pancasila sebagai suatu aliran
hukum positif dan mendudukan Pancasila sebagai puncak peraturan perundang-
undangan.
Aktualisasi Pancasila sebagai Sumber Hukum Dalam pembetukan undang-undang

aktualisasi Pancasila sebagai sumber hukum dalam tahapan pembentukan undang-


undang. Aktualisasi Pancasila di sini dimaksudkan sebagai perihal mengaktualkan atau
menjadikan nilai-nilai Pancasila betul-betul ada atau terkandung dalam undang-undang.
Dalam artikel ini, pembahasan aktualisasi Pancasila difokuskan pada dua persoalan:
pedoman aktualisasi nilainilai Pancasila yang diatur dalam undang-undang yang
mengatur pembentukan undang-undang, serta mekanisme aktualisasi Pancasila sebagai
sumber hukum dalam pembentukan undang-undang.

undang-undang menjadi penting karena terkait kedudukan Pancasila itu sendiri. Bagi
bangsa dan negara Indonesia, Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara. Ideologi
merupakan kerangka idealitas yang mengandung visi dan misi negara, yang memberi
orientasi ke arah mana perjuangan dan pembangunan harus diarahkan, sedangkan dasar
negara merupakan kerangka yuridis bagi terselenggaranya sistem ketatanegaraan untuk
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara. Karena itu, ibarat dua sisi mata uang,
keduanya menempati kedudukan sendiri-sendiri namun dalam kesatuan fungsi praktik
ketatanegaraan.

Kerangka ideologi dan dasar negara dari Pancasila tersebut dalam sistem hukum nasional
menempatkan Pancasila sebagai cita hukum. Cita hukum adalah gagasan, karsa, cipta,
dan pikiranberkenaan dengan hukum atau persepsi tentang makna hukum.Cita hukum
bukan hukum itu sendiri, melainkan “pra-pemahaman”

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Pancasila memiliki peran yang sangat penting sebagai
sumber hukum di Indonesia. Sebagai dasar negara dan ideologi negara, Pancasila
memberikan landasan filosofis dan nilai-nilai yang menjadi dasar dalam pembentukan
hukum dan kebijakan di Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai pijakan dalam pembuatan
undang-undang dan kebijakan negara, mengacu pada nilai-nilai seperti keadilan,
persatuan, demokrasi, kebhinekaan, dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai-nilai
ini menjadi acuan dalam proses pembuatan kebijakan yang adil dan sesuai dengan
kepentingan rakyat. Selain itu, Pancasila juga menjadi landasan dalam penegakan hukum
dan penerapan keadilan di Indonesia. Prinsip-prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia yang terkandung dalam Pancasila menjamin bahwa setiap warga negara
memiliki hak yang sama dan perlakuan yang adil.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sumber hukum tidak hanya memberikan
kerangka filosofis dan nilai-nilai yang mendasari sistem hukum Indonesia, tetapi juga
menjadi panduan dalam pembentukan kebijakan, penegakan hukum, dan penerapan
keadilan dalam masyarakat. Pancasila menjadi landasan yang kokoh dalam mencapai
tujuan negara, yaitu mewujudkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang adil dan makmur.

Saran

Demikian pembahasan dalam artikel ini kami harap dengan adanya artikel ini dapat
membantu memberikan informasi,kami juga meminta maaf jika dalam penulisan ini
masih banyak terdapat kesalahan mohon dimaklumi karena kami masih dalam tahap
pembelajaran,kami berharap agar artikel ini akan berguna di masa mendatang

Daftar Pustaka

A.B Kusuma, 2004, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Vol. 1 Pemahaman
Awal, Jakarta: Kencana Premedia Group
Hans Kelsen, 2014, Teori Umum Tentang Hukum Dan Negara (diterjemahkan dari
buku Hans Kelsen, Generaly Theory of Law and State;New York: Russel and
Russel, 1971), Bandung: Nusa Media.
Jawahir Thontowi, 2016, Pancasila Dalam Perspektif Hukum;Pandangan Terhadap
Ancaman The Lost Generation, Yogyakarta: UII Press
Maria Farida Indrati S., 2007, Ilmu Perundang-Undangan I (Jenis, Fungsi Dan
Materi Muatan), Yogyakarta: Penerbit PT. Kanisius
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 137/PUU-XIII/2015 tentang Pengujian
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XII2013 tentang Pengujian Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

Anda mungkin juga menyukai