Anda di halaman 1dari 18

PEMBEKALAN

PEMERIKSAAN
CIDERA
OLAHRAGA

By: Ftr Dendi Brians


ON FIELD
ASSESSMENT
Diberikan hanya pada saat pemeriksaan atlet di atas
TOTAPS lapangan dan berguna untuk menentukan atlit masih
mampu melanjutkan pertandingan atau tidak.
1 TALK

2 OBSERVASI

3 TOUCH

4 ACTIVE MOVEMENT

5 PASSIVE MOVEMENT

6 SKILL TEST
TALK
Atlet diajak bicara dengan pertanyaan untuk mengetahui tingkat
kesadarannya.

OBSERVE
General observasi dilakukan untuk melihat tanda tanda yang dapat
mengancam kehidupan, seperti gangguan pernafasan, jantung,
pendarahan yang tidak terkontrol, observasi juga melihat adanya
cidera yang membutuhkan penanganan secara cepat.

TOUCH
Diharuskan untuk melakukan palpasi pada bagian yang cidera
untuk mendapatkan sisi cidera yang pasti, gejala pada jaringan
lunak, bengkak, dan perubahan temperatur. Palpasi ini juga
menuntun kepada seberapa besar jaringan yang mengalami
kerusakan sehingga atlet bisa terus bertanding atau harus berhenti.
ACTIVE MOVEMENT
Atlet diminta melakukan gerak aktif pada bagian yang cidera
untuk melihat limitasi yang terjadi dan kualitas gerakan,

PASSIVE MOVEMENT
Bila mampu melakukan sampai full ROM, lakukan tes pasif untuk
mengetahui end feel dan adanya instabilitas.

SKILL TEST
Merupakan tes tersulit yang dilakukan atlit dengan melakukan
gerakan olahraganya.
PEMERIKSAAN REGIO LUTUT
Lakukan pemeriksaan aktif untuk mengetahui apakah ada
1
keterbatasan ROM lutut yang dirasakan pasien.

Lanjutkan dengan pemeriksaan pasif jika ada keterbatasan


2
ROM di lutut pasien, dan rasakan end feel nya.

Jika waktu tes pasif ditemukan Firm end feel, kemungkinan


3 besar ada masalah pada Intracapsular lutut (Ruptur ACL,
PCL, dan Meniscus Lesion).

Jika waktu test pasif tidak ditemukan gangguan ROM


4 dengan soft end feel, kemungkinan besar cidera hanya di
jaringan lunak atau ekstracapsular (MCL, LCL, Tendinitis
Patelaris dll)
PEMERIKSAAN RUPTUR ACL
ANTERIOR DRAWER TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya instabilitas
pada knee joint, khusus nya
hipermobilitas knee karena ruptur
ACL.

1 Pasien tidur terlentang dengan salah satu lutut yang cidera


menekuk.
2 Fts memposisikan pegangan pada proksimal tibia.

3 Kemudian Translasikan tibia ke anterior terhadap femur.

4 Lihat seberapa jauh pergerakan translasi tibia ke anterior.

5 Jika positif ruptur ACL, maka terlihat dengan mudahnya tibia


translasi ke anterior terhadap femur dibanding sisi yang sehat.
PEMERIKSAAN RUPTUR PCL
POSTERIOR DRAWER TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya instabilitas
pada knee joint, khusus nya
hipermobilitas knee karena ruptur
PCL.

1
Pasien tidur terlentang dengan salah satu lutut yang cidera
menekuk.
2 Fts memposisikan pegangan pada proksimal tibia.

3 Kemudian Translasikan tibia ke posterior terhadap femur.

4 Lihat seberapa jauh pergerakan translasi tibia ke posterior.

5 Jika positif ruptur PCL, maka terlihat dengan mudahnya tibia


translasi ke posterior terhadap femur dibanding sisi yang
sehat.
PEMERIKSAAN MENISCUS LESION
MC MURRAY TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya lesi
pada meniscus cornu
medial, baik anterior
maupun posterior.

1
Pasien tidur terlentang dengan salah satu lutut yang cidera
difleksikan secara pasif.
2 Diikuti dengan tekanan ke lutut arah eksorotasi hip dan eversi
ankle.
3 Kemudian ekstensikan lutut keposisi semula.

4 Bila nyeri dibagian medial anterior knee, itu menandakan


meniscus lesion pada sisi cornu medial anterior.

5 Bila nyeri dibagian medial posterior knee, itu menandakan


meniscus lesion pada sisi cornu medial posterior.
PEMERIKSAAN MENISCUS LESION
MC MURRAY TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya lesi
pada meniscus cornu
lateral, baik anterior
maupun posterior.

1 Pasien tidur terlentang dengan salah satu lutut yang cidera


difleksikan secara pasif.
2 Diikuti dengan tekanan ke lutut arah endorotasi hip dan
inversi ankle.
3 Kemudian ekstensikan lutut keposisi semula.

4 Bila nyeri dibagian lateral anterior knee, itu menandakan


meniscus lesion pada sisi cornu lateral anterior.

5 Bila nyeri dibagian lateral posterior knee, itu menandakan


meniscus lesion pada sisi cornu lateral posterior.
PEMERIKSAAN RUPTUR MCL
VALGUS TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya instabilitas
pada knee joint, khusus nya
hipermobilitas knee karena ruptur
MCL.

Pasien tidur terlentang dengan salah satu lutut yang cidera


1
sedikit semi fleksi.
2 Fts berada pada samping luar px dengan tangan kanan Fts
memfiksasi medial distal tibia dan tangan kiri Fts mendorong
3 Distal lateral femur ke arah medial knee atau valgus.

4 Bila ditemukan nyeri dibagian medial knee dan instabil ke arah


medial, maka MCL kemungkinan sprain atau ruptur.
PEMERIKSAAN RUPTUR LCL
VARUS TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya instabilitas
pada knee joint, khusus nya
hipermobilitas knee karena ruptur
LCL.

Pasien tidur terlentang dengan salah satu lutut yang cidera


1
keluar bed sedikit semi fleksi.
2 Fts berada pada samping dalam px dengan tangan kanan Fts
memfiksasi lateral distal tibia dan tangan kiri Fts mendorong
3
distal medial femur ke arah lateral knee atau varus.
4 Bila ditemukan nyeri dibagian lateral knee dan instabil ke arah
lateral, maka LCL kemungkinan sprain atau ruptur.
PEMERIKSAAN TENDINITIS PATELARIS
PALPASI TENDON PATELA
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya peradangan
pada tendon patelaris.

1 Pasien tidur terlentang dengan rilex.

2 Fts mempalpasi tendon patela px.

3 Bila terdapat nyeri saat tendon patela ditekan, maka tendon


patelaris sedang mengalami peradangan.
PEMERIKSAAN REGIO ANKLE
Lakukan pemeriksaan red flag otawa ankle rule pada
1
kondisi sprain ankle akut guna memilahkan apakah ada
tanda-tanda fraktur di ankle.

2 Jika ada tanda nyeri ketika Fts melakukan palpasi pada


maleolus media-lateral, dan pasien tidak mampu berjalan
sama sekali, minta pasien untuk X-Ray pada ankle, ataupun
rujuk ke dokter . Kemungkinan hal tersebut terdapat
fraktur di ankle.
Jika tidak ada tanda-tanda red flag, lakukan pemeriksaan
3
pada ligament ankle yang dicurigai terjadi sprain.

Pada kondisi sprain ankle kronis, coba bandingkan plantar


4 dan dorsal ankle kaki yang cidera dengan sisi yang sehat.
Jika ada perbedaan ROM, kemungkinan besar terdapat
Impingement ankle anterior maupun posterior.
PEMERIKSAAN SPRAIN ANKLE ATFL LIGAMENT
INVERSION STRETCH TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya sprain atau
robekan pada ATFL ligament .

1 Pasien dengan kondisi rilex, bisa dengan duduk dengan kaki


menggantung maupun tidur terlentang.
2 Tangan kanan Fts memfiksasi distal tibia.

3 Tangan kiri Fts menginversikan ankle secara pasif.

4 Bila ditemukan nyeri saat dilakukan inversi ankle, maka atfl


ligament mengalami robekan.
PEMERIKSAAN SPRAIN ANKLE ATFL LIGAMENT
ANTERIOR DRAWER ANKLE TEST
Tes ini digunakan untuk
mengetahui adanya sprain atau
robekan pada ATFL ligament, serta
seberapa instabil ankle akibat
robekan ATFL ligament.

1 Pasien diposisikan tidur terlentang dengan kaki sisi cidera


keluar sedikit dari bed dan posisi ankle px sedikit plantar
fleksi.
2 Tangan kanan Fts memfiksasi anterior distal tibia.

3 Tangan kiri Fts mentranslasikan ankle ke anterior.

4 Bilamana terjadi pergerakan berlebih saat dilakukan translasi


ke anterior dibanding sisi yang sehat, maka bisa dipastikan ada
robekan pada ATFL ligament atau terjadi instabilitas pada
ankle.
PEMERIKSAAN SPRAIN ANKLE ATFL LIGAMENT
PALPASI ATFL LIGAMENT
Tes khusus ini digunakan untuk
mengetahui adanya sprain atau
robekan pada ATFL ligament .

1 Pasien tidur terlentang dengan rilex.


2 Kemudian Fts melakukan palpasi pada ATFL ligament

3 Bila intepretasi yang terjadi nyeri tekan, menandakan ada


robekan pada ATFL ligament.
PEMERIKSAAN SPRAIN ANKLE KRONIS
ANTERIOR IMPINGEMENT POSTERIOR IMPINGEMENT
ANKLE ANKLE

KETERBATASAN DORSAL KETERBATASAN


FLEKSI ANKLE PLANTAR FLEKSI ANKLE

1 Pasien diminta untuk melakukan dorsal fleksi ankle, bila ROM


sisi yang cidera lebih terbatas, maka telah terjadi impingement
anterior ankle.

2 Pasien diminta untuk melakukan plantar fleksi ankle, bila ROM


sisi yang cidera lebih terbatas, maka telah terjadi impingement
posterior ankle.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai