PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami penyebab terjadinya instabilitas sendi tumit.
2. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi instabilitas sendi tumit.
3. Mahasiswa mampu memahami penegakan diagnosis instabilitas sendi tumit.
4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan instabilitas sendi tumit.
5. Mahasiswa mampu memahami komplikasi instabilitas sendi tumit.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 ANATOMI
Page | 1
Permukaan artikular. Ujung-ujung distal tibia dan fibula membentuk sebuah sosok
(lekuk dalam) yang mencakup talus. Permukaan medial malleoluslateralis bersendi dengan
permukaan lateral talus. Tibia bersendi dengan talus di dua tempat :
depan dan belakang pada gerak sendi pergelangan kaki. Sendi pergelangan kaki bersifat
amat stabil pada dorsofleksi karena pada posisi ini permukaan artikular superior talus
(trochlea), mengisi penuh sosok yang dibentuk oleh kedua malleolus. Cengkeraman kedua
malleolus pada talus adalah paling kuat jika kaki berada dalam sikap dorsofleksi, karena
gerak demikian mendorong bagian anterior trochlea ke belakang, dan sedikit memencarkan
tibia dan fibula. Pemencaran demikian dibatasi oleh ligamentum interosseum yang kuat oleh
ligamentum tibiofibulare inferior anterius dan ligamentum tibiofibulare inferior posterior
yang mempersatukan tulang-tulang tungkai bawah. Pada fleksi plantar kaki sendi
Page | 2
pergelangan kaki relative kurang stabil karena permukaan artikular progsimal pada talus
lebih sempit di sebelah posterior dan menempati sosok tibiofibular hanya untuk sebagian.(1)
Simpai sendi. Capsula fibrosabersifat tipis di sebelah depan dan belakang, tetapi
pada kedua sisi di perkuat oleh ligamentum collaterale yang kuat. Proksimal simpai melekat
pada tepi permukaanartikular tibia dan kedua malleolus dan distal pada talus.(1)
Ligamentum. Di sebelah medial capsula fibrosa diperkuat oleh ligamentum mediale
(deltoideum) yang kuat yang proksimal melekat pada malleolus medialis dan memancar
untuk melekat pada talus, calcaneus dan os naviculare (ligamentum tibionaviculare,
ligamentum tibiotalare anterius dan ligamentum tibiotalare posterius. Dan ligamentum
tibiocalcaneum disebelah distal.(1)
Di sebelah lateral capsul fibrosa diperkuat oleh ligamentum lateral yang terdiri dari
tiga bagiaan :
Ligamentum talofibulare anterius yang lemah, carik yang pipih dan meluas ke
tuberkulumlaterale tali
Ligamentum calcaneofibulare, seutas tali yang bulat, melintas dalam arah
posteriorinferior dari ujung maleolus lateralis kepermukaan lateral calcaneus.(1)
Membrana synovialis adalah longgar dan ke arah proksimal meluas antara tibia dan fibula.
Gerak. Gerak pada sendi pergelangan kaki adlah dorsofleksi dan plantar fleksi.
Kaki yang berada dalam plantar fleksi, memungkinkan dapat melakukan sedikit rotasi,
abduksi, dan aduksi pada pergelangan kaki.
Pendarahan. Arteri-arteri berasal darirami malleolares arteriae fibularis dan arteria
tibialis posterior dan anterior.
Persarafan. Saraf-saraf berasal dari nervus tibialis dan nervus fibularis profunda,
cabang nervus fibularis communis.(1)
Page | 3
Page | 4
1.2 EPIDEMIOLOGI
Cedera keseleo pergelangan kaki adalah cedera yang paling umum terjadi ketika
melakukan olahraga. Kira-kira 40% dari semua atlet dan paling banyak terjadi pada atlet bola
basket, sepak bola, pelari, balet atau penari. 53% dari cedera bola basket, dan 29% dari sepak
bola. Pasien yang mengalami keseleo pergelangan kaki terdiri atas 10% dari kasus daruratdi
Amerika dengan kejadian 30.000/hari.
1.3 INSTABILITAS SENDI TUMIT
Keseleo pergelangan kaki (instabilitas sendi tumit) adalah keadaan dimana terjadi
ketidakstabilitasan fungsional dan mekanis. Sehingga mengganggu fungsi fisiologis dari kaki
Page | 5
itu sendiri. Instabilitas sendi tumit atau Ankle Instability terbagi menjadi 2 yaitu akut dan
kronis.
di bangdingkan dengan bagian yang tidak cedera atau sebuah nilai absolute yaitu
10mm berhubungan dengan incompeten ATFL.
Tes Talar Tilt di gambarkan dengan pembentukan sudut oleh kubah talar
dan plavon tibia ketika dilakukan inverse kaki belakang secara paksa dengan
posisi sendi tibia talar pada posisi netral. Nilai normal dari talar tilt sangat
bervariasi mulai dari 5-23.(2)
Penegakan Diagnosis :
Radiografis standar dapat dilakukan setalah terjadi cedera akut untuk
mengetahui adanya fraktur atau tidak. Dalam penelitiannya digunakan USG untuk
mengevaluasi cedera akut ligament karena ia bersifat menginvasi dan dinamis.
Bagaimana pun USG tergantung pada perlengkapan dan kemampuan dari
operator. Keakuratan untuk mengetahui robekan ATFL sekitar 95% dan CFL
(calcaneo fibular ligament) dan robekan CFL dalah 90%. CT Scan dan MRI tidak
secara khusus diindikasikan untuk keseleo pergelangan kaki akut. Bagaimanapun
bila ada kemungkinan cedera lain, MRI dapat berguna untuk melihat kondisi yang
berhubungan dengan hal itu. Diagnosis banding dari cedera pergelangan kaki
sangat bervariasi mulai dari fraktur sampai ke cedera ligament lain.(2)
Differential Diagnosis of Ankle Injury
Osteochondral
fractures
Other ligamentous
injuries
Tendon injuries
Nerve injury
Cedera ligament deltoid dan tendon tibia posterior juga merupakan hal
yang umum terjadi.
Klasifikasi dari keseleo pergelangan kaki lateral di bagi menjadi tiga kelas
berdasarkan keparahan dan kerusakan ligamennya
Grade 1
Grade 2
Grade 3
Page | 9
Page | 10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keseleo pergelangan kaki (instabilitas sendi tumit) adalah keadaan dimana terjadi
ketidakstabilitasan fungsional dan mekanis. Sehingga mengganggu fungsi fisiologis dari kaki itu
sendiri. Instabilitas sendi tumit atau Ankle Instability terbagi menjadi 2 yaitu akut dan kronis.
Dimana untuk mengetahui adanya fraktur atau tidak, dapat dilakukan Radiografis standar
setelah terjadi cedera akut. Berdasarkan keparahan dan kerusakan ligamennya keseleo
pergelangan kaki lateral di bagi menjadi tiga kelas yaitu : Grade 1, Grade 2, dan Grade 3.
Penatalaksanaan dari keseleo pergelangan kaki grade 1 dan 2 adalah dengan cara managemen
konservatif. Balduini dan koleganya menentukan managemen yaitu istirahat sejenak, kompres es
dan elevasi dengan penggunaan elastic bandage dan rehabilitasi fungsional.
Page | 11
DAFTAR PUSTAKA
1) Moore L Keith, Anne M. (2003). Anatomi klinis Dasar.Jakarta: Hipocrates
2) Keith W. Chan, M.D. dkk. (2011). Acute and Chronic Lateral Ankle Instability in the
Athlete. Bulletin of the NYU Hospital for Joint Diseases 2011;69(1):17-26.
3) Sjamsuhidayat, De Jong. (2012). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Page | 12