Anda di halaman 1dari 49

Modul Fraktur dan Dislokasi

Kelompok VI
SKENARIO 2

Laki laki 28 tahun datang ke puskesmas dengan


nyeri dan deformitas pada sendi panggul kiri, dan
luka pada tulang kering kanan, setelah jatuh dari
pohon dengan ketinggian sekitar 4 meter. Tanda
tanda vital normal. Pada pemeriksaan fisik tampak
sendi panggul tertekuk dan tidak bisa digerakkan.
Pada tulang kering kanan tampak luka kotor dengan
terlihat pecahan tulang.
Kata Sulit

Deformitas
suatu jenis defek yang di tandai dengan bentuk
atau posisi abnormal dari suatu bagian tubuh
Kata kunci

, 28 tahun
Nyeri dan deformitas pada sendi panggul kiri
Luka pada tulang kering kanan
Sendi panggul tertekuk dan tidak bisa
digerakkan
Tulang kering kanan tampak luka kotor dengan
terlihat pecahan tulang.
TTV normal
Riw jatuh dr ketinggian 4m
Os. Femur
Os. Tibia
Os. Tibia dan Fibula
ART. COXAE

o Dibentuk : Acetabulum (Os Coxae) + Caput Femoris


o Type : Art. Globoidea (Diarthrosis)
o Discus Art : Tidak ada
o Ligamentum :
- Lig. Iliofemorale
- Lig. Ischiofemorale
- Lig. Pubofemorale
- Lig. Teres Capitis
o Gerakan :
- Ante + Retroflexio
- Abductio + Adductio
- Rotasi Circumductio
ETIOLOGI FRAKTUR

Trauma langsung: benturan pada tulang dan


mengakibatkan fraktur pada tempat itu
Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul
benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan
Proses penyakit: kanker dan riketsia
Muscle (otot): akibat injuri/sakit terjadi
regangan otot yang kuat sehingga dapat
menyebabkan fraktur (misal; elektrik shock
dan tetani)
KLASIFIKASI FRAKTUR

Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan


disekitar
Fraktur dapat dibagi menjadi :
Fraktur tertutup (closed),bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar.
Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar karena adanya perlukaan di kulit.
Klasifikasi fraktur tertutup
Menurut Tscherne
Grade 0 : cedera jaringan lunak yang sedikit dan dapat
diabaikan
Grade 1: abrasi superficial, atau kontusio jaringan lunak
Grade 2: kontusio signifikan pada otot, abrasi kulit
terkontaminasi
Grade 3: cedera jaringan lunak yang berat, dapat
disertai degloving, crushing, sindrom kompartemen
ataupun cedera vaskular
Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut R.
Gustillo), yaitu:
Derajat I :
Luka <1 cm
Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk
Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif
ringan
Kontaminasi minimal
Derajat II :
Laserasi >1 cm
Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/ avulsi
Fraktur kominutif sedang
Derajat III :
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi
struktur kulit, otot, dan neurovaskular serta kontaminasi
derajat tinggi.
Fraktur terbuka derajat III terbagi atas:
Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,
meskipun terdapat laserasi luas/flap/avulsi atau fraktur
segmental/sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma
berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang
terpapar atau kontaminasi masif.
Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus
diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.
FRAKTUR TERBUKA FRAKTUR TERTUTUP
Berdasarkan bentuk patahan tulang
Transversal
Adalah fraktur yang garis patahnya
tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang atau bentuknya melintang dari
tulang. Fraktur semacam ini biasanya
mudah dikontrol dengan pembidaian
gips.
Spiral
Adalah fraktur meluas yang mengelilingi
tulang yang timbul akibat torsi
ekstremitas atau pada alat gerak.
Fraktur jenis ini hanya menimbulkan
sedikit kerusakan jaringan lunak.
Oblik
Adalah fraktur yang memiliki
patahan arahnya miring dimana
garis patahnya membentuk sudut
terhadap tulang.
Segmental
Adalah dua fraktur berdekatan
pada satu tulang, ada segmen
tulang yang retak dan ada yang
terlepas menyebabkan
terpisahnya segmen sentral dari
suplai darah.
Kominuta
Adalah fraktur yang mencakup
beberapa fragmen, atau terputusnya
keutuhan jaringan dengan lebih dari
dua fragmen tulang.
Greenstick
Adalah fraktur tidak sempurna atau
garis patahnya tidak lengkap dimana
korteks tulang sebagian masih utuh
demikian juga periosterum. Fraktur
jenis ini sering terjadi pada anak anak.
Fraktur Impaksi
Adalah fraktur yang terjadi ketika dua tulang
menumbuk tulang ketiga yang berada
diantaranya, seperti pada satu vertebra
dengan dua vertebra lainnya.
Fraktur Fissura
Adalah fraktur yang tidak disertai
perubahan letak tulang yang berarti,
fragmen biasanya tetap di tempatnya
setelah tindakan reduksi.
DISLOKASI PANGGUL

Dislokasi sendi panggul adalah keadaan


dimanakaput femur keluar dari socketnya
pada tulang panggul (pelvis).
Penyebab : trauma dengan gaya/tekanan
yangbesar seperti kecelakaan kendaraan
bermotor, pejalan kaki yang ditabarak
mobil, atau jatuh dari ketinggian.
terdapat 3 jenis dislokasi panggul, yaitu:
dislokasi posterior, dislokasi anterior, dan
dislokasi sentral
DISLOKASI POSTERIOR (80-90%)

Klasifikasi Thompson-Epstein didasarkan


pada penemuan radiografi, yaitu:
Type I : Simple dislocation with or without an insignificant
posterior wall fragment
Type II : Dislocation associated with a single large posterior
wall fragment
Type III : Dislocation with a comminuted posterior wall
fragment
Type IV : Dislocation with fracture of the acetabular floor
Type V : Dislocation with fracture of the femoral head
GEJALA KLINIS DISLOKASI POSTERIOR

Sendi panggul dalam posisi fleksi,


adduksi dan internalrotasi
Tungkai tampak lebih pendek
Teraba caput femur pada panggul
DISLOKASI ANTERIOR

Dislokasi anterior paling sering disebabkan


oleh tekanan hiperekstensi melawan tungkai
yang abduksi sehingga mengangkat kaput
femur keluar dari asetabulum. Biasanya
kaput femur tetap di lateral otot obturator
eksternus tetapi dapat juga ditemukan di
bawahnya (dislokasi obturator) atau di
bawah otot iliopsoas dengan hubungan ke
ramus pubis superior (dislokasi pubis).
KLASIFIKASI DISLOKASI SENDI PANGGUL ANTERIOR
MENURUT EPSTEIN

Type I: Superior dislocations, including pubic and subspinous


IA : No associated fractures
IB : Associated fracture or impaction of the femoral head
IC : Associated fracture of the acetabulum

Type II: Inferior dislocations, including obturator, and perineal


IIA : No associated fractures
IIB : Associated fracture or impaction of the femoral head
IIC : Associated fracture of the acetabulum
Gejala Klinis

Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan


abduksi
Tak ada pemendekan tungkai
Benjoan di depan daerah inguinal dimana kaput
femurdapat diraba dengan mudah
Sendi panggul sulit digerakkan
DISLOKASI SENTRAL

Dislokasi sentral adalah fraktur-dislokasi,


dimana kaput femur terletak di medial
asetabulum yang fraktur. Ini disebabkan adanya
tekanan lateral melawan femur yang adduksi
Gejala Klinis :
1. Posisi panggul tampak normal, hanya sedikit
lecet dibagian lateral
2. Gerakan sendi panggul terbatas
KLASIFIKASI MENURUT PENYEBABNYA DISLOKASI

Dislokasi kongenital, yaitu dislokasi yang terjadi


sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan,
paling sering terjadi pada sendi pinggul.
Dislokasi spontan/patologik, yaitu dislokasi
akibat penyakit struktur sendi dan jaringan
sekitar sendi.
Dislokasi traumatik, yaitu dislokasi akibat
cedera
Primary Survey
A
Suction/swab/needle
Airway with cervical spine control thoracostomy
(head tilt + chin lift / jaw trust) Nasopharyngeal airway /
oropharyngeal airway
Bag-valve mask (BVM)

B
Breathing
Intubation
(Look, listen, feel + auscultate the
Transtracheal jet ventilation
lungs + midshift trachea)
Surgical cricothyroidotomy
Circulation with hemorrhage
Direct pressure + elevation of the

C
control
injury above the heart + bandaging
{pulse, blood pressure, examine the
after wound cleaning (see) or using
patients extremities (Cool, moist, or
torniquet
pale extremities suggest shock )}
IV Line (see)

D
Disability
(Level of consciousness, pupillary Fully undress the victim from head
examination & movement of to toe to allow a complete
extremities ) assessment + log roll

E Exposure
Keep the patient warm by raising
the temperature and applying
warm blankets.
PEMERIKSAAN
BIDANG ORTOPEDI
Pemfis Ortopedi

1. Pemeriksaan fisik umum


2. Pemeriksaan fisik ortopedi
Pemeriksaan fisik ortopedi umum
Pemeriksaan fisik ortopedi
regional
Pemeriksaan ortopedi umum

1. Status generalisata
menilai secara keseluruhan kondisi
pasien
2. Pemeriksaan lokalis
Look
Feel
Move
Power
Pemeriksaan Regional

Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Rotasi lateral dan medial
Dislokasi posterior pada anak
X-Ray
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
Fracture Treatment
Open Tibia Fracture
Intravenous Antibiotics

First-generation cephalosporins (cephalothin 1-2g q6-


8hr) type I fracture
Aminoglycoside (gentamycin 120mg q12hr) added
for types II and III
In addition for coverage against anaerobes
metronidazole (500mg q12hr) or penicillin (1,2 g
q6hr)
Plus debridement infection prevention
Surgical Therapy

Intramedullary nailing best option


Video
Dislocation Treatment
Hip Dislocation
Reduction

Video (with femur traction to keep the hip steady)


KOMPLIKASI
Komplikasi dini ( 1 minggu)
tulang : infeksi, osteomyelitis
jaringan lunak : lepuh (akibat dari udem),
dekubitus (disebabkan karen penekanan dari gips)
otot : terputusnya serabut otot, sindrom crush
(hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal)
pembuluh darah : perdarahan terus menerus,
saraf : compressi, neurofraksi, neurometsis,
aksonmetsis
Komplikasi lanjut (> 1 minggu)
delaied union : proses penyembuhan yang
lambat
nonunion : tidak terjadi proses penyembuhan
malunion : penyembuhan yang tidak normal
sehingga dapat menyebabkan terjadinya
deformitas
osteomyelitis kronik
kekakuan sendi
PROGNOSIS

Pada kasus fraktur, prognosisnya bergantung dari tingkat


keparahan serta tata laksana dari tim medis terhadap pasien
dengan korban fraktur.
Jika penanganannya cepat, maka prognosisnya akan lebih
baik. Begitu juga sebaliknya.
Sedangkan dari tingkat keparahan, jika fraktur yang di
alami ringan, maka proses penyembuhan akan
berlangsung dengan cepat dengan prognosis yang baik.
Tapi jika pada kasus yang berat prognosisnya juga akan
buruk. Bahkan jika parah, tindakan yang dapat di
ambil adalah cacat fisik hingga amputasi.
Selain itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih
bagus prognosisnya di banding penderita dengan usia lanjut.
Edukasi Rehabilitasi

Pengembalian fungsi hingga tingkat maksimal dari


tulang yang fraktur dan jaringan lunak sekitar
sehingga dapat melakukan fungsi gerakan seperti
biasa.
- Latihan dan pengaturan otot
- Melakukan aktivitas ringan secara bertahap
- Partisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai