Penjelasan
Penjelasan
Latar belakang
Penelitian awal dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa cenderung berkaitan dengan
membangun prinsip-prinsip universal yang dapat diterapkan di berbagai individu dan konteks
(misalnya, Chomsky yang meneliti tentang tata bahasa universal, hipotesis periode kritis
Lenneberg, lima hipotesis Krashen, hipotesis kemampuan mengajar Pieneman, model
akulturasi Schumann. )., tetapi mereka cenderung mengabaikan fakta dasar bahwa pembelajar
adalah individu, dan tidak ada seperangkat prinsip universal yang berlaku untuk mereka
semua.
menurut Selinker yang menyatakan: "sebuah teori pembelajaran bahasa yang tidak
memberikan tempat sentral bagi perbedaan individu di antara para pembelajar tidak dapat
dianggap dapat diterima". Satu dekade kemudian, menurut Wong Fillmore [126] mengamati:
"Siapa pun yang bekerja dengan pembelajar bahasa, baik dalam mengajar atau dalam
penelitian, menemukan dengan cepat berapa banyak variasi individu yang ada" (p.157). Pada
akhir dekade itu, menurut Skehan [102] buku yang masih berpengaruh tentang perbedaan
individu muncul. Pada akhir abad ke-20, minat terhadap perbedaan individu mulai
mendapatkan momentum, menghasilkan "sejumlah besar variabel pembelajar individu yang
telah diidentifikasi oleh para peneliti sebagai mempengaruhi hasil belajar" (p.472) [34]. Pada
tahun terakhir milenium lama, menurut Horwitz [49] mengingatkan kita: “pelajar bahasa
adalah individu yang mendekati pembelajaran bahasa dengan cara mereka sendiri yang unik”
(p. 558). Saat kita memasuki milenium baru, minat terhadap peran variabel individu dalam
pembelajaran bahasa terus berlanjut.
- Definisi perbedaan individu dalam pembelajaran bahasa adalah Perbedaan individu mengacu
pada karakteristik unik, kemampuan, dan preferensi yang dimiliki individu dalam proses
pembelajaran bahasa. Pentingnya mengenali dan menangani perbedaan individu dalam
pengajaran bahasa memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan pendekatan instruksional
mereka, memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam, dan mempromosikan hasil
pembelajaran bahasa yang efektif
1. Gaya Belajar
- Penjelasan tentang gaya belajar yang berbeda: Setiap orang memiliki gaya belajar
yang berbeda, termasuk gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Pelajar visual
lebih menyukai alat bantu visual, diagram, dan gambar. Pelajar auditori mendapat
manfaat dari kegiatan mendengarkan dan berbicara, sementara pelajar kinestetik
belajar paling baik melalui kegiatan langsung dan gerakan.
- Implikasi untuk pengajaran dan pembelajaran bahasa: Guru dapat menggabungkan
berbagai metode dan materi pengajaran untuk memenuhi gaya belajar yang berbeda,
memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan untuk terlibat dengan bahasa
dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar yang mereka sukai.
2. Kemampuan Kognitif
- Gambaran umum tentang kemampuan kognitif: Kemampuan kognitif seperti
ingatan, perhatian, dan kemampuan memecahkan masalah memainkan peran penting
dalam pembelajaran bahasa. Memori membantu dalam retensi kosakata, perhatian
memfasilitasi fokus selama latihan bahasa, dan keterampilan pemecahan masalah
membantu dalam memahami struktur linguistik yang kompleks.
- Pengaruh pada pembelajaran bahasa dan strategi untuk mengatasi perbedaan
individu: Guru dapat memberikan teknik meningkatkan daya ingat, menciptakan
aktivitas menarik yang menarik perhatian siswa, dan memberikan tugas-tugas
pemecahan masalah untuk mendukung siswa dengan kemampuan kognitif yang
berbeda.
3. Ciri-ciri Kepribadian
- Diskusi tentang ciri-ciri kepribadian: Ciri-ciri kepribadian seperti
introversi/ekstroversi, keterbukaan, dan ketelitian dapat mempengaruhi pembelajaran
bahasa. Pelajar yang introvert mungkin lebih menyukai kegiatan individu, sementara
pelajar yang ekstrovert lebih menyukai interaksi kelompok. Keterbukaan terhadap
pengalaman baru dapat mendorong eksplorasi bahasa, dan ketelitian dapat
berkontribusi pada latihan bahasa yang tekun.
- Berdampak pada motivasi belajar bahasa dan dinamika kelas: Guru dapat
menciptakan lingkungan kelas yang seimbang yang melayani siswa introvert dan
ekstrovert, mendorong keterbukaan pikiran dan keingintahuan, dan menumbuhkan
suasana yang mendukung yang mengakui upaya siswa yang teliti.
4. Motivasi dan Orientasi Tujuan
- Penjelasan tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik: Motivasi intrinsik mengacu
pada faktor internal seperti minat dan kesenangan pribadi, sedangkan motivasi
ekstrinsik melibatkan faktor eksternal seperti penghargaan atau nilai.
- Orientasi tujuan yang berbeda dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa:
Pelajar yang berbeda mungkin memiliki orientasi tujuan yang berbeda, seperti tujuan
penguasaan (berjuang untuk pertumbuhan pribadi) atau tujuan kinerja (berjuang untuk
validasi eksternal). Guru dapat menyelaraskan strategi pembelajaran dan memberikan
tujuan yang bermakna untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.