Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
melalui proses alamiah ini. Seorang wanita ini dengan organ reproduksi
kehamilan, yaitu dimulai dari adanya ovum yang lepas dari ovarium
hingga janin yang terus berkembang di dalam Rahim selama kurun waktu
konsepsi dan akan berkembang sampai menjadi fetus yang aterm dan
bahagia dan penuh harapan tetapi disisi lain di perlukan kemampuan bagi
7
8
2020).
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Pasti
USG.
b. Tidak Pasti
akhir triwulan pertama. Oleh karena sering terjadi pada pagi hari
9
hari, mual dan muntah saat hamil juga bisa terjadi sepanjang hari
3) Miksi sering
tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada
porsi yang kecil namun lebih sering. Ini penting untuk janin dalam
7) Konstipasi
sayur tinggi serat untuk ibu hamil di antaranya adalah apel, bayam,
8) Pigmentasi Kulit
1) Tanda Hegar
terdapat pada dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu
2) Tanda Chadwick
jelas pada wanita yang hamil berulang. Tanda ini berupa perubahan
warna yaitu warna pada vagina dan vulva yang berubah menjadi
daerah tersebut.
3) Tanda goodel
pada wanita yang hamil berulang. Tanda goodel ini sering di sebut
4) Tanda Piskacek
berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada
6) Reaksi Kehamilan
oleh sel-sel di dalam plasenta, setelah sel telur yang telah dibuahi
a. Kebutuhan Oksigen
dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini di sebabkan ibu hamil
bernafas lebih banyak antara 20–25 % dari hari biasanya saat belum
hamil
b. Kebutuhan Nutrisi
nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal.
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori/hari. Ibu
1) Karbohidrat
disarankan untuk ibu seperti nasi, jagung, kentang, ubi, dan roti.
alpukat.
2) Protein
sel pada janin. Jenis protein yang dapat dikonsumsi seperti protein
hewani (daging, ikan, telur, susu, yougurt) dan protein nabati (tahu,
tempe, kacang-kacangan).
3) Lemak
lain-lain.
terganggu dan terhambat. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan
d. Kebutuhan Pakaian
memakai sepatu tumit tinggi, berhak rendah, baik untuk punggung dan
15
postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki. Pakaian yang
e. Kebutuhan Seksual
f. Kebutuhan Istirahat/tidur
Usahakan tidur malam lebih kurang 8 jam dan tidur siang lebih kurang
1 jam. Tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Ibu sering merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu. Ibu sering
trimestercketiga dan banyak ibu merasa aneh atau jelek. Trimester ke III
dalam menanti seperti apa wajah dari bayinya nanti (Hatijar,dkk, 2020).
16
a. Edema
makanan tinggi garam, saat bekerja atau istirahat hindari duduk atau
b. Sering BAK
seperti kopi dan teh. Saat tidur ibu hamil dianjurkan dalam posisi
17
kemih dan pada saat selesai BAK alat kelamin dibersihkan dan
dikeringkan.
c. Haemoroid
d. Insomnia
jangan makan porsi besar 2-3 jam sebelum tidur, mengurangi rasa
e. Konstipasi
minum air hangat di pagi hari, makan sayur segar dan buah-buahan.
f. Sesak napas
kedua tangan direntangkan dan selalu menjaga sikap tubuh yang baik.
g. Perut kembung
h. Sakit punggung
punggung pada ibu hamil harus memakai bra yang dapat menopang
19
sepatu atau sandal hak tinggi, mengupayakan tidur dengan kasur yang
yoga.
i. Keringat bertambah
berendam secara teratur, memakai pakian yang longgar dan tipis yang
j. Sakit pinggang
pada ibu hamil berubah karena ukuran uterus membesar dan terjadi
Jika demam terlalu tinggi ibu harus segera ke rumah sakit untuk
bawaan lahir.
oksigen atau gizi. Namun gerakan janin bisa saja kurang terasa apabila
c. Ekstremitas membengkak
kepala berat, nyeri ulu hati, kejang dan pandangan kabur maka segera
terjadinya preeklamsia.
d. Terjadinya perdarahan
Ibu hamil harus waspada jika mengalami perdarahan, hal ini bisa
menjadi tanda bahaya bagi ibu dan janin. Perdarahan yang terjadi pada
biasanya berwarna bening, disertai darah atau lendir dan tidak berbau.
adalah saki kepala yang berlebihan. Sakit kepada adalah tanda bahwa
ada suatu hal serius dengan kondisi kehamilan ibu hamil. Berbeda
gejala sakit kepada biasa yang sering hilang setelah beristirahat, sakit
waspadai adalah sakit atau nyeri yang sangat hebat tak tertahan
fibagian perut, gejala nyeri atau sakut dibagian perut saat hamil
beristirahat selama beberapa waktu. Sakit atau nyeri yang dirasa sangat
13 kg dan tinggi badan ibu hamil > 145 cm untuk menetukan status
Tekanan darah yang normal pada ibu hamil < 140/90 mmHg,
tekanan darah yang > 140/90 mmHg dapat dikatakan hipertensi yang
mengalami hipertensi.
metlin atau meteran dari fundus uteri sampai atas sympisis. Mengukur
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri
Table 2.1
Perubahan TFU dalam Kehamilan
Tinggi
Umur
Fundus
No. Tinggi Fundus Uteri (Leopold) Kehamilan
Uteri
(minggu)
(cm)
1 12 3 jari atas simfisis 12
2 16 Pertengahan pusat dan simfisis 16
3 20 3 jari bawah pusat 20
24
4 24 Sepusat 24
5 28 3 jari atas pusat 28
Pertengahan pusat
6 32 32
Processusxifoideus(px)
7 36 1-2 jari bawah px 36
8 40 2-3 jari bawah px 40
Sumber: Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Walyani, 2022
untuk melindungi ibu dan janin dalam kandungan supaya tercegah dari
bakteri Clostridium tetani.
Tabel 2.2
Imunisasi TT
Lama %
Antigen Interval
Perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan
TT1 - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99
Sumber: Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Walyani, 2023
Zat besi pada ibu hamil adalah mencegah defisiensi zat besi pada
besi perhari.
g. Temu wicara
i. Perawatan payudara
supaya tidak ada komplikasi pada payudara karena segera setelah lahir
bayi akan dilakukan IMD atau inisiasi menyusui dini. Hal ini
pada otot-otot dan bagian tubuh yang akan paling banyak berperan
secara dini apakah ibu mengalami hipertensi atau tidak, karena apabila
pada ibu hamil. Kadar gula yang tinggi pada ibu hamil dapat
berlebihan.
kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria, ibu hamil dengan
a. Inspeksi
1) Kepala
(kulit kepala kotor, berbau) dan mengamati adanya lesi atau tidak.
2) Muka
3) Mata
atau pucat.
4) Telinga
5) Mulut
(stomatitis), dan ada atau tidak labio / palato / gnato schizis. Pada
pembengkakan
6) Leher
7) Dada
8) Abdomen
9) Genetalia
10) Ekstremitas
cara menekan dengan jari, dan apabila setelah ditekan dan lambat
11) Kulit
b. Palpasi
1) Leopold I
bagian janin yang terdapat pada bagian fundus uteri dengan cara
2) Leopold II
letak bagian kecil janin dengan cara meletakkan kedua tangan pada
sisi uterus, satu tangan menahan dan satu tangan lagi meraba,
seperti papan maka itu bagian puka atau punggung kanan janin,
seperti papan maka itu bagian puki atau punggung kiri janin
apabila yang teraba lunak dan kecil berarti itu bagian terkecil janin,
3) Leopold III
bila yang teraba bagian kecil janin maka itu berarti letak lintang
4) Leopold IV
masuk PAP.
c. Auskultasi
dopler, linex, dan monoral. Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara
120-160 kali per menit. Bunyi jantung dihitung dengan cara yaitu
mendengarkan selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per
menit atau lebih dari 160 kali per menit kemungkinan janin dalam
bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising
yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang
d. Perkusi
usahan ketukan dilakukan pada saat ibu tidak fokus pada tindakan (Siti
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu
(primi muda) usia ibu <20 tahun, hamil/ bersalin terlalu tua (grande
multi) usia ibu >35 tahun, terlalu dekat jarak kehamilan atau
persalinannya < dari 2 tahun, dan terlalu banyak anak (anak lebih dari
4).
Terlalu muda adalah ibu hamil pertama pada usia kurang dari
kematian bayi.
Terlalu Tua (Primi Tua) adalah ibu hamil pertama pada usia
≥35 tahun. Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir
secara Caesar.
rahim ibu belum pulih, waktu ibu untuk menyusui dan merawat
keguguran.
dihadapi.
dengan aman.
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
janinnya melaui jalan lahir. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang
wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan
dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu.
alami. Jadi secara umum persalinan normal adalah proses persalinan yang
melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan
Rosyati,2017).
37
2. Tanda–Tanda Persalinan
interval makin lama makin pendek dan kekuatannya semakin besar dan
serviks.
terputus.
c. Pecahnya ketuban
Dengan demikian evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang
sesaria. Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yaitu bagian tulang padat,
keras pada janin adalah kepala janin. Maka dari itu posisi dan besar
plasenta juga harus melewati jalan lahir maka ia dianggap juga sebagai
bila kondisi janin adalah presentasi belakang kepala, sikap fleksi dan
c. Power (kekuatan)
dan plasenta dari uterus. Peregangan serviks oleh kepala janin yang
4. Tahapan-Tahapan Persalinan
a. Kala I
sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering. Fase aktif dibagi
dalam 3 fase :
b. Kala II
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi
c. Kala III
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di
maka plasenta akan menjadi tebal atau mengkerut dan memisahkan diri
d. Kala IV
dua jam setelah itu. Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang
Kurniarum, 2016).
akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu begitu juga dengan
ketuban berbau).
42
8) DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 x/menit pada dua kali
masih 5/5.
10) Presentasi bukan belakang kepala (janin letak sungsang atau letak
lintang).
13) Syok (nadi cepat dan lemah lebih dari 110 x/ menit, tekanan darah,
menit)
15) Partus lama atau partus macet (pembukaan serviks kurang dari 1
1) Syok (nadi cepat dan lemah atau lebih dari 100 x/menit tekanan
ketuban berbau)
hingga 2+).
7) Gawat janin (Djj kurang dari 120 x/menit dan lebih dari 160
x/menit).
8) Distosia bahu (kepala bayi tidak melakukan putar paksi luar, bayi
tidak lahir).
ketuban hijau.
10) Tali pusat menumbung (tali pusat teraba atau terlihat saat
pemeriksaan dalam).
lahir).
2) Avulsi tali pusat (tali pusat putus dan plasenta tidak lahir).
44
6) Syok (nadi cepat lemah atau lebih dari 100 x menit tekanan darah,
berbau)
11) Kandung kemih penuh (bagian bawah uterus sulit di palpasi, TFU
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir. Untuk asuhan bayi
sampai siku, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
yang bersih.
partus set.
meneran
secara benar.
jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi
multigravida.
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5-6 cm.
ibu.
dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, memasang klem tali
pusat di dua tempat dan memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
belakang.
kedua kaki dan memegang kedua kaki dengan ibu jari dan jari-jari
50
lainnya.
Mengganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering dan
bawah ibu.
menyuntikkan oksitosin)
9) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, menjepit tali pusat dengan
dan jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat
kearah ibu dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klem pertama.
51
b) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
disediakan.
ibu dan bayi. Meluruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau
areola mamae.
2) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
4) Jika uterus ibu tidak segera berkontraksi, meminta ibu, suami atau
(1) Me
(2) Me
(3) Me
(4) Me
15 menit berikutnya.
(5)Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
manual.
i. Menilai perdarahan
perdarahan pervaginam.
k. Mengevaluasi
melakukan kateterisasi.
b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera merujuk ke
Rumah Sakit.
yang sesuai
0,5%.
dan kering.
menit.
12) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
m. Melakukan dokumentasi
partograf.
7. Partograf
a. Partograf
1) Pengertian
berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, serta perlunya rujukan
(Prawiroharjo, 2018).
persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan
3) Isi partograf
(2)Denyut Jantung Janin. Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ)
normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100. Bidan
(tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu
lambang berikut:
0 : Sutura terpisah.
(5)Kemajuan persalinan.
serviks.
persalinan.
(9)Kondisi ibu
sesuai.
urine.
kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi baru lahir.
kehamilan/ persalinan.
(2) Kala I
(3) Kala II
(5) Kala IV
perdarahan.
uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm atau
cukup bulan antara 37-42 minggu, berat badan bayi 2500-4000 gr, panjang
badan bayi 48-52 cm, lingkar dada bayi 30-38 cm, lingkar kepala bayi 33–
35 cm, lingkar lengan 11–12 cm, frekuensi denyut jantung 120–160 x/m,
pernafasan 40–60 x/m, kulit kemerahan, halus dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala telah
terbentuk dengan sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR
>7, gerakan aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, adanya refleks
rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
bayi laki-laki testis sudah turun ke skrotum dan penis berlubang, pada alat
kelamin bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta labia mayora
untuk memeriksa keadaan bayi yang baru lahir dan menilai responsnya
warna kulit, detak jantung, refkleks atau reaksi rangsangan, kekuatan otot
dan pernapasan. Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah
lahir, penilaian berikutnya di lakukan pada menit kelima dan pada menit
Tabel 2.3
perhitungan Nilai Apgar
NILAI
PENILAIAN
0 1 2
Tubuh
Appereance (Warna Seluruh tubuh Seluruh tubuh
kemerahan,
kulit) biru/pucat kemerahan
ekstremitas biru
>100 x/menit,
Pulse rate (Denyut
Tidak ada <100 x/menit bayi terlihat
jantung)
bugar
Grimace (Reaksi Ekstremiras Reaksi
Tidak bereaksi
rangsangan) sedikit fleksi melawan
Nilai >7 bayi dikatakan tidak asfiksia, nilai 4-6 bayi dikatakan dalam
memerlukan ventilas.
baru lahir agar dapat mewaspadai sejak dini karena tanda bahaya bagi bayi
Dengan mengetahui tanda bahaya bagi bayi baru lahir sejak dini, bayi akan
segera menurut Nur Hidayah (2016) diantaranya yaitu bayi menjadi lesu,
tidak mau menyusu atau muntah, bayi tidak berkemih dalam 24 jam
pertama, bayi tidak defekasi selama 48 jam, tali pusat mulai mengeluarkan
bau tidak enak dan bernanah atau berwarna kemerahan, suhu bayi dibawah
36 ˚C atau di melebihi 38 ˚C, bagian sclera mata bayi menjadi kuning dan
warna kulit tampak kuning atau kebiruan, bayi kejang, sesak nafas dan
diare.
panas disekitar atau keadaan kulit yang lembab yang disebabkan oleh
dari sebelumnya, ibu perlu menjaga personal hygine pada bayinya seperti
segera ganti popok setiap kali basah, menjaga kebersihan kulit bayi agar
tetap bersih dan kering, memakaikan pakaian yang longgar dan menyerap
keringat pada bayi nya agar tidak membuat kulit bayi menjadi lembab,
menjaga suhu ruangan agar tidak terlalu panas atau lembab yang dapat
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas atau suhu tubuhnya lebih
tubuhnya. Bayi dapat kehilangan suhu melalui cara-cara berikut ini (Siti,
2017) :
a. Evaporasi
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri.
Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
b. Konduksi
dari tubuh bayi maka akan menyerap panas tubuh bayi bila diletakkan
c. Konveksi
saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin dari suhu tubuhnya
pendingin ruangan.
d. Radiasi
rendah dari pada suhu tubuh bayi sehingga dapat menyebabkan bayi
mengalami
bagi bayi baru lahir diperhatikan dan dilakukan pemeriksaan secara dini
dalam memberikan asuhan segera, asuhan segera bayi baru lahir menurut
kering/kassa.
68
lahir.
lainnya.
dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
0,5%.
hangat.
keadaan bersih.
bayi
2) Meletakkan bayi di dada ibu dengan kontak kulit ibu dan bayi
komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila
tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk
Tabel 2.4
Kunjungan Neonatus (KN)
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Neonatal 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
ke-1 (KN 1) Menghindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6
dilakukan dalam jam dan jika suhunya 360 C membedong bayi dengan
kurun waktu 6-48 kain yang kering dan hangat, menutup kepala bayi
jam setelah bayi dengan topi
lahir. 2. Memeriksa fisik pada bayi
3. Melakukan pemeriksaan fisik yaitu :
a. Menggunakan tempat tidur yang hangat dan bersih
untuk pemeriksaan
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
lakukan pemeriksaan
c. Telinga : Memeriksa adanya serumen
d. Mata :. Tanda-tanda infeksi
e. Hidung dan mulut : Bibir dan langit-langit,
memeriksa adanya sumbing refleks hisap, melihat
pada saat menyusui
f. Leher :Pembekakan KGB
g. Dada : Bentuk,puting,bunyi nafas,, bunyi jantung
h. Bahu lengan dan tangan : Gerakan normal, jumlah
jari
71
Kunjungan Penatalaksanaan
i. System syaraf : Adanya reflek morro
j. Perut : Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada
saat menangis, pendarahan tali pusat, lembek (pada
saat tidak menangis), tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum,
penis berlubang pada letak ujung lubang
l. Kelamin perempuan :Vagina berlubang, uretra
berlubang, labia minor dan labia mayor
m.Tungkai dan kaki : Gerak normal, tampak
normal, jumlah jari
n. Punggung dan Anus: Pembekakan atau cekungan,
ada anus atau lubang
o. Kulit : Verniks, warna, pembekakan atau bercak
hitam, tanda-tanda lahir
p. Konseling : Jaga kehangatan, pemberian ASI,
perawatan tali pusat, mengawasi tanda-tanda
bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh
ibu,pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau
lemah hisapan, Kesulitan bernafas yaitu pernafasan
cepat > 60 x/m ktau menggunakan otot tambahan,
Letargi –bayi terus menerus tidur tanpa bangun
untuk makan, warna kulit abnormal–kulit biru
(sianosis) atau kuning,suhu-terlalu panas (febris)
atau terlalu dingin (hipotermi), tanda dan perilaku
abnormal atau tidak biasa, ganggguan gastro
internal misalnya tidak bertinja selama 3 hari,
muntah terus-menerus, perut membengkak, tinja
hijau tua dan darah berlendir, Mata bengkak atau
mengeluarkan cairan
r. Meakukan perawatan tali pusat, mempertahankan
sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena
udara dan dengan kain bersih secara longgar,
melipat popok di bawah tali pusat , jika tali pusat
terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air
bersih dan keringkan dengan benar
4. Menggunakan tempat yang hangat dan bersih
5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan
6. Memberikan Imunisasi HB-0
Kunjungan Neonatal 1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
ke-2 (KN 2) 2. Menjaga kebersihan bayi
dilakukan pada 3. Memeriksa tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
kurun waktu 3-7 hari bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah
setelah bayi lahir. pemberian ASI
4. Memberikan ASI pada bayi minimal 10-15 kali dalam
72
Kunjungan Penatalaksanaan
24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
8. Menangani dan merujuk kasus bila diperlukan
Kunjungan Neonatal 1. Melakukan pemeriksaan fisik
ke-3 (KN-3) 2. Menjaga kebersihan bayi
dilakukan pada hari 3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi
ke 8-28 setelah lahir. baru lahir
4. Memberikan ASI pada bayi minimal 10-15 kali dalam
24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.
5. Menjaga suhu tubuh bayi
6. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
7. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG dan Polio 1
8. Membawa bayi ke posyandu
9. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
(Sumber : Kunjungan Neonatal Buku KIA Tahun 2020)
D. Nifas
sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Puerpurium berasal dari kata Puer yang artinya bayi dan parous yang
perdarahan abnormal dan lokhea tidak berbau, ibu tidak demam, ibu
dimulai segera setelah keluarnya plasenta dan adanya kontraksi pada otot-
otot polos uterus. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan (Wahida dan
a. Uterus
sebagai berikut :
74
Tabel 2.5
Perubahan-Perubahan Normal Uterus Selama Post Partum
b. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
yang ada pada vagina normal. Proses keluarnya darah nifas atau lochea
1) Lochea rubra
2) Lochea sanguilenta
3) Lochea serosa
4) Lochea alba/putih
postpartum.
5) Lochea Purulenta
6) Lochiostis
pada umumnya.
c. Perenium
oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pulihnya tonus otot
reproduksi lainnya.
terhadap ibu baru bahkan bisa menjadi kondisi yang sulit jika terjadi
perubahan fisik yang hebat karena perubahan peran dan tanggung jawab
masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post partum yaitu
Tanggung jawab bertambah sering dengan hadirnya bayi yang baru lahir.
ibu.
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini fokus
ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti
perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini,
meningkat.
fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
percaya diri.
c. Fase letting go
untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini. Dukungan
yang cukup agar kondisi fisiknya tetap bagus dan dapat optimal dalam
liter/hari. Nutrisi dan cairan yang dikonsumsi ibu nifas berguna untuk
bayi.
b. Ambulasi Dini
dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post
c. Eliminasi
BAK dan BAB tidak teratur atau tertahan maka dapat menyebabkan
buang air kecil dan BAB harus dalam 2-3 hari post partum.
d. Kebutuhan istirahat
menyebabkan depresi.
seperti bayam.
(2000.000 IU).
sayuran hijau.
f. Senam Nifas
ibu post partum. Senam kegel adalah senam yang dilakukan untuk
pemulihan.
g. Kebersihan diri
Pada masa post partum ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
sangat penting untuk tetap terjaga. Kebersihan diri pada ibu post
h. Perawatan payudara
i. Laktasi
Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi
uteri akan sempurna. Pada ibu yang menghasilkan ASI terlalu banyak
melakukan teknik ASI perah. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
menampung ASI kedalam botol atau plastic ASI yang steril dan
memberi label tanggal pada luar botol atau plastic tersebut. Cara
ruangan dengan suhu <250 C ASI dapat bertahan hingga 4-8 jam,
dalam kulkas dengan suhu <40 C ASI dapat bertahan 2-3 hari, pada
dapat bertahan 3-6 bulan. ASI perah yang telah disimpan dapat
lelah dan sulit tidur, adanya tanda dan infeksi puerperalis (demam),
menerus, nyeri ulu hati, lochea berbau busuk, sulit menyusui, edema,
Gangguan rasa nyeri pada bagian perut ibu nifas banyak dialami
yang membuat ibu merasa kurang nyaman. Hal ini disebabkan oleh
Tabel 2.6
Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
E. Keluarga Berencana
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
sel telur ( sel wanita) yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan
terjadinya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
1) Pil Kombinasi
(haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid
jarang atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara,
jerawat.
pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui, haid tidak
86
teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid),
5) Implan
perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama haid sedikit dan
singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak
haid, setelah setahun haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur,
mual.
untuk menekan ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus
bila ibu tidak menyusui bayinya secara benar namun bila dilakukan
88
ikatan ibu dan anak, dapat memberikan nutrisi yang cukup untuk
yaitu bisa selesai lebih cepat apabila adanya haid, ibu harus
kehamilan tinggi
2) Kondom
dan dapat menimbulkan ruam dan gatal jika alergi terhadap bahan
terhadap PMS.
5) Tubektomi
6) Vasektomi
(2017), yaitu :
b. Pengaturan kelahiran