Makalah Kepribadian Psikologi
Makalah Kepribadian Psikologi
DI
OLEH :
Humairah
Anisa Zahra
Manza Aulia Risky
M.Rinas
Sri Wahyuni
Nor Asliza
Afra Huaina
Sintia Rahmadhani
Sutia Rahmaton
Raisa Zahara
Rauziatun Zahra
Mukramaton
Muniratul Husna
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang “Kepribadian Psikologi” tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta
salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak hal yang kurang dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat
memperbaikinya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................3
A. Definisi.................................................................................................3
B. Sigmund Freud.....................................................................................3
1. Struktur Kepribadian..........................................................................4
2. Perkembangan Kepribadian...............................................................6
3. Implementasi Teori Sigmund Freud dalam Praktik Pendidikan........9
C. Erik Erikson..........................................................................................11
D. Sulvivan................................................................................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang
mempunyai kepribadian baik. Kepribadian sangat mencerminkan perilaku
seseorang, maka dengan adanya mata kuliah ini kita diajarkan menjadi seorang
pribadi yang mempunyai kepribadian yang sangat baik. Setiap orang sama seperti
kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat
seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri.
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya
yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di
kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami atau istri dan anak-
anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh
seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena
itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan
tingkah laku diri sendiri dan orang lain. kita harus memahami defenisi dari
kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan
teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar terbentuk suatu
kepribadian yang baik.
Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap
individu dapat dihindari. Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu
psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting
guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam
pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda
satu dengan yang lainnya bahkan tidak semua orang dapat memahami kepribadian
dirinya sendiri.
Hal itulah yang menjadi latar belakang kami membuat makalah ini. Hal
yang dibahas dalam makalah ini adalah konsep psikologi perkembangan
pemikirang Sigmund Freud.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kepribadian?
2. Apa pengertian dari kepribadian menurut Sigmund Freud?
3. Apa pengertian dari kepribadian menurut Erik Erikson?
4. Apa pengertian dari kepribadian menurut Sullivan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kepribadian
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
3. Untuk mengetahui unsur-unsur kepribadian
4. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan kepribadian
5. Untuk mengetahui macam-macam gangguan kepribadian
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kepribadian dalam psikologi adalah pola-pola unik dan relatif stabil dari
pikiran, perasaan, dan perilaku yang membedakan individu satu dengan yang lain.
Kepribadian mencakup berbagai karakteristik individu, termasuk cara berpikir,
merasa, dan berperilaku dalam berbagai situasi. Ini mencakup aspek-aspek seperti
kecenderungan, preferensi, kebiasaan, nilai-nilai, dan reaksi emosional yang
berperan dalam membentuk bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia dan
orang lain.
Kepribadian merupakan konsep kompleks yang melibatkan banyak faktor,
termasuk faktor genetik, lingkungan sosial, pengalaman hidup, dan interaksi
antara faktor-faktor ini. Banyak teori kepribadian yang berbeda telah
dikembangkan oleh psikolog untuk mencoba memahami dan menjelaskan sifat-
sifat kepribadian individu.
Selain itu, kepribadian dalam psikologi juga mencakup berbagai aspek
seperti tingkat kesadaran diri, stabilitas perilaku seiring waktu, serta bagaimana
individu mengatasi tekanan dan tantangan dalam kehidupan mereka. Kepribadian
memainkan peran penting dalam membentuk interaksi sosial, hubungan
antarpribadi, dan pengambilan keputusan individu. Sebagai hasilnya, pemahaman
tentang kepribadian memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang
psikologi, seperti klinis, sosial, perkembangan, dan industri-organisasi.
B. Sigmund Freud
Sumbangan Freud dalam teori psikologi kepribadian substansial sekaligus
di antara teori kepribadian substansial sekaligus kontroversial. Teori Psikoanalisis
menjadi teori yang paling komprehensif di antara teori kepribadian lainnya,
namun juga mendapat tanggapan yang banyak baik tanggapan positif maupun
negatif. Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan agresi
yang ada di dalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan
3
monumental Freud. Sistematik yang dipakai Freud dalam mendiskripsi
kepribadian menjadi tiga pokok yaitu : struktur kepribadian, dinamika
kepribadian, dan perkembangan kepribadian.
1. Struktur Kepribadian
2) Prasadar (Preconscious)
3) Taksadar (Unconscious)
4
b. Wilayah Pikiran
1) Id (Das Es)
5
energinya sendiri. Akan tetapi, superego berbeda dari ego dalam satu
hal penting – superego tak punya kontak dengan dunia luar sehingga
tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak realistis.
2. Perkembangan Kepribadian
6
(>12 tahun). Tahap infantil yang paling menentukan dalam membentuk
kepribadian, terbagi menjadi tiga fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase
falis. Perkembangan kepribadian ditentukan terutama oleh perkembangan
biologis, sehingga tahap ini disebut juga tahap seksual infantil. Perkembangan
insting seks berarti perubahan kateksis seks, dan perkembangan biologis
menyiapkan bagian tubuh untuk dipilih menjadi pusat kepuasan seksual
(erogenus zone)
Fase ini dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga dari
kehidupan. Pada fase ini, fokus dari energi libidal dialihkan dari mulut ke
daerah dubur serta kesenangan atau kepuasan diperoleh dari kaitannya
dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces (kotoran) pada fase
ini pulalah anak mulai diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan oleh
orang tuanya melalui toilet training, yakni latihan mengenai bagaimana
dan dimana seharusnya seorang anak membuang kotorannya.
7
kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek
yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya
Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration anxiety (pada laki-
laki) dan penis envy (pada perempuan). Oedipus complex adalah kateksis
obyek seksual kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan
terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya (ingin
memiliki perhatian lebih dari ibunya) dan menyingkirkan ayahnya,
sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan
ibunya.
Fase ini pada usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami
periode peredaan impuls seksual. Menurut Freud, penurunan minat seksual
itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh
perkembangan biologis. Jadi, fase laten lebih sebagai fenomena biologis,
alih-alih bagian dari perkembangan psikoseksual. Pada fase ini anak
mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido
dengan kepuasan non seksual, khususnya bidang intelektual, atletik,
keterampilan, dan hubungan teman sebaya. Dan pada fase ini anak
menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dan lebih mudah dididik
dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya (masa pubertas).
5) Fase Genital
8
seperti : berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta
lain jenis, perkawinan dan keluarga.
9
menjalani kesehariannya. Bimbingan dapat memberikan bantuan pada
siswa untuk penanganan dalam kegiatan pembelajaran dan membantu
memberikan pilihan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
10
C. Erik Erikson
Erik Erikson adalah seorang psikolog perkembangan yang
mengembangkan Teori Psikososial, yang mencakup perkembangan kepribadian
sepanjang seluruh siklus hidup individu. Menurut Erikson, kepribadian adalah
hasil dari interaksi antara faktor biologis, sosial, dan psikologis. Kepribadian
dipahami sebagai pola-pola karakteristik dan perilaku yang berkembang seiring
waktu dalam respons terhadap berbagai tahap perkembangan dan tantangan
kehidupan.
Dalam teori psikososial Erikson, kepribadian adalah refleksi dari
bagaimana individu menghadapi dan menyelesaikan konflik psikososial yang
muncul pada setiap tahap perkembangan mereka. Setiap tahap perkembangan
memainkan peran penting dalam membentuk aspek-aspek tertentu dari
kepribadian individu. Kepribadian tidak hanya berhenti berkembang pada satu
titik dalam kehidupan, tetapi terus berubah dan beradaptasi sepanjang seluruh
siklus hidup seseorang.
Erik Erikson mengembangkan Teori Psikososial yang memandang
perkembangan kepribadian sebagai proses yang terjadi sepanjang seluruh siklus
hidup individu. Teori ini menekankan peran penting dari konflik psikososial
dalam membentuk kepribadian seseorang. Terdapat delapan tahap perkembangan
yang diidentifikasi oleh Erikson, masing-masing dengan konflik unik yang harus
diatasi oleh individu. Berikut adalah tahap-tahap tersebut:
11
b. Hasil positif: Anak merasa mampu dan percaya diri dalam mengatasi
tugas-tugas.
c. Hasil negatif: Anak mungkin mengalami rasa malu dan meragukan
kemampuannya.
3. Tahap 3: Inisiatif vs. Rasa Bersalah (4-5 tahun)
a. Konflik utama: Anak aktif mengejar inisiatif dan berpartisipasi dalam
berbagai aktivitas.
b. Hasil positif: Anak mengembangkan perasaan inisiatif dan kreativitas.
c. Hasil negatif: Anak mungkin merasa bersalah dan kurang berinisiatif.
4. Tahap 4: Kerja Keras vs. Inferioritas (6-11 tahun)
a. Konflik utama: Anak mencari prestasi dan kompetensi dalam tugas-tugas
dan hubungan sosial.
b. Hasil positif: Anak merasa kompeten dan percaya diri dalam pencapaian.
c. Hasil negatif: Anak mungkin merasa rendah diri dan inferior.
5. Tahap 5: Identitas vs. Peran Bercabang (12-18 tahun)
a. Konflik utama: Remaja mencari identitas diri dan berpartisipasi dalam
peran sosial yang lebih kompleks.
b. Hasil positif: Remaja mengembangkan identitas diri yang stabil dan
komitmen
c. Hasil negatif: Remaja mungkin mengalami kebingungan identitas
6. Tahap 6: Intimasi vs. Isolasi (19-40 tahun)
a. Konflik utama: Individu mencari hubungan intim dan berusaha
membentuk hubungan yang mendalam.
b. Hasil positif: Individu mampu mencintai dan berkomitmen dalam
hubungan yang sehat.
c. Hasil negatif: Individu mungkin mengalami isolasi sosial dan emosional.
7. Tahap 7: Produktivitas vs. Stagnasi (41-65 tahun)
a. Konflik utama: Individu mencari makna dalam pekerjaan dan kehidupan
sehari-hari mereka.
b. Hasil positif: Individu merasa produktif dan berkontribusi pada
masyarakat.
c. Hasil negatif: Individu mungkin mengalami stagnasi dan ketidakpuasan.
12
8. Tahap 8: Integrasi vs. Putus Asa (65+ tahun)
a. Konflik utama: Individu merenungkan hidup mereka dan mengevaluasi
pencapaian serta kebermaknaan hidup mereka.
b. Hasil positif: Individu menerima kehidupan mereka dan merasa puas
dengan pencapaian mereka.
c. Hasil negatif: Individu mungkin merasa putus asa dan memiliki banyak
penyesalan.
D. Sulvivan
Menurut Harry Stack Sullivan, seorang psikolog terkenal dalam bidang
psikologi kepribadian, kepribadian adalah sistem perilaku yang konsisten dan
relatif stabil yang mencakup respons individu terhadap lingkungannya. Dalam
pandangan Sullivan, kepribadian adalah hasil dari interaksi sosial dan pengalaman
sosial sepanjang seluruh hidup individu. Sullivan menekankan peran penting
hubungan interpersonal dalam membentuk dan memengaruhi perkembangan
kepribadian seseorang.
Kepribadian, dalam pemahaman Sullivan, mencakup cara individu
berperilaku, berpikir, dan merasa dalam berbagai situasi, terutama dalam konteks
hubungan sosial. Ia juga menggambarkan kepribadian sebagai refleksi dari
pengalaman sosial dan interaksi dengan orang lain, terutama dalam masa kanak-
kanak dan masa remaja, yang memainkan peran penting dalam membentuk
karakteristik individu dan cara individu berinteraksi dengan dunia sekitarnya.
Pemahaman kepribadian dalam pandangan Sullivan menekankan peran
pentingnya lingkungan sosial, interaksi interpersonal, dan pengalaman dalam
perkembangan individu. Kepribadian terus berkembang dan berubah seiring
waktu sejalan dengan pengalaman-pengalaman sosial yang dialami oleh individu.
13
1. Teori tentang Kebutuhan Dasar
Tahap Infancy (Bayi): Pada tahap ini, hubungan antara bayi dan ibu
adalah yang paling penting. Bayi belajar bagaimana merasa aman dan
nyaman melalui interaksi dengan ibu.
Tahap Childhood (Anak-anak): Selama masa ini, anak-anak mulai
berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka belajar mengembangkan
hubungan sosial di luar keluarga.
Tahap Adolescence (Remaja): Ini adalah tahap di mana remaja mulai
mencari identitas sosial mereka dan mengembangkan hubungan yang
lebih intim, terutama dalam konteks asmara.
3. Dinamika Kepribadian
14
4. Anxiety (Kecemasan)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian dalam psikologi adalah pola-pola unik dan relatif stabil dari
pikiran, perasaan, dan perilaku yang membedakan individu satu dari yang lain. Ini
mencakup berbagai karakteristik individu seperti cara berpikir, merasa, dan
berperilaku dalam berbagai situasi. Kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik,
lingkungan sosial, pengalaman hidup, dan interaksi antara faktor-faktor ini.
1. Sigmund Freud
2. Erik Erikson
16
berbagai teori ini dapat membantu kita lebih baik memahami kompleksitas dan
keragaman kepribadian manusia.
17
DAFTAR PUSTAKA
18