Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya. Karena itulah,
sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
(masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat
sudah ada sejak lahir.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian),semula
orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi
(kemunduran) pertanian yang berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun
teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan sia-
sia.Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan
atau pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai
gejala sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari masyarakat?
2. Bagaimana proses terbentuknya masyarakat?
3. Apa saja ciri-ciri dari masyarakat?
4. Apa saja jenis, tipe, dan unsur dari masyarakat?
5. Bagaimana konsep masyarakat yang baik?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok


orang yang membentuk sebuah sistem semu tertutup atau semi terbuka,
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
di dalam kelompok tersebut.

Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, yaitu
musyarak. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
ketergantungan satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur. Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa
ahli :

 Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu,
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
 Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan.
 Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri,
hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau
kumpulan manusia tersebut.
 L.Gillin dan J. P. Gillin

2
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
sama.
 Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar
anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang
mempunyai ciri-cirinya sendiri.
 Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat


adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang
hidup dalam waktu cukup lama, dan dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain hingga memliki
kebiasaan, tradisi, sikap dan rasa persatuan.

B. PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT


Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi
tiga unsur sebagai berikut :
1. Terdapat sekumpulan orang.
2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah yang relatif lama.
3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu
menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu
pengetahuan dan kebudayaan kebendaan.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-
unsur masyarakat sebagai berikut ini :
1) Berangotakan minimal dua orang.
2) Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3
3) Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan
manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-
aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4) Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan
serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Proses terbentuknya suatu masyarakat biasanya berlangsung tanpa


disadari, dan diikuti oleh hampir sebagian besar anggota masyarakat.
Dorongan manusia untuk bermasyarakat antara lain sebagai berikut :

1. Pemenuhan dasar biologis seperti papan (tempat tinggal), sandang


(pakaian), dan pangan (makanan) yang penyelenggaraannya akan
lebih mudah dilaksanakan dengan kerja sama pada usaha
perorangan.
2. Kemungkinan untuk bersatu dengan manusia lain (bermasyarakat).
3. Keinginan untuk bersatu dengan lingkungan hidupnya.
4. Dengan memasyarakat kemungkinan untuk mempertahankan diri
dalam menghadapi kekuatan alam, binatang dan kelompok lain
lebih besar.
5. Secara naluriah manusia mengembangkan keturunan melalui
keluarga yang merupakan kesatuan masyarakat paling kecil.
6. Manusia mempunyai kecenderungan sosial, yaitu seluruh tingkah
laku berkembang akibat interaksi sosial atau hubungan antar
manusia. Dalam hidup bermasyarakat, kebutuhan dasar kejiwaan
berupa keingintahuan, meniru, dihargai, menyatakan rasa haru dan
keindahan baik antar individu maupun kelompok.

4
C. CIRI-CIRI MASYARAKAT
Berbicara mengenai ciri-ciri masyarakat, maka dapat dipaparkan
mengenai ciri-ciri masyarakat sebagai berikut :

1. Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok, ciri-ciri


masyarakat yang pertama adalah manusia yang hidup secara bersama
dan membentuk kelompok. Kelompok inilah yang nantinya
membentuk suatu masyarakat. Mereka mengenali antara yang satu
dengan yang lain dan saling ketergantungan. Kesatuan sosial
merupakan perwujudan dalam hubungan sesama manusia ini.
Seorang manusia tidak mungkin dapat meneruskan hidupnya tanpa
bergantung kepada manusia lain.
2. Masyarakat yang melahirkan kebudayaan, ciri-ciri masyarakat yang
berikutnya ialah yang melahirkan kebudayaan. Dalam konsepnya
tidak ada masyarakat maka tidak ada budaya, begitupun sebaliknya.
Masyarakatlah yang akan melahirkan kebudayaan dan budaya itu
pula diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya dengan berbagai
proses penyesuaian.
3. Masyarakat yaitu yang mengalami perubahan, ciri-ciri masyarakat
yang berikutnya yaitu yang mengalami perubahan. Sebagaimana
yang terjadi dalam budaya, masyarakat juga turut mengalami
perubahan. Suatu perubahan yang terjadi karena faktor-faktor yang
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya dalam suatu
penemuan baru mungkin saja akan mengakibatkan perubahan kepada
masyarakat itu.
4. Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi, ciri-ciri masyarakat
yang berikutnya adalah manusia yang berinteraksi. Salah satu syarat
perwujudan dari masyarakat ialah terdapatnya hubungan dan bekerja
sama di antara ahli dan ini akan melahirkan interaksi. Interaksi ini
boleh saja berlaku secara lisan maupun tidak dan komunikasi berlaku
apabila masyarakat bertemu di antara satu sama lain.
5. Masyarakat yang terdapat kepimpinan, ciri-ciri masyarakat yang
berikutnya yaitu terdapat kepemimpinan. Dalam hal ini pemimpin

5
adalah terdiri daripada ketua keluarga, ketua kampung, ketua negara
dan lain sebagainya. Dalam suatu masyarakat Melayu awal
kepimpinannya bercorak tertutup, hal ini disebabkan karena
pemilihan berdasarkan keturunan.
6. Masyarakat terdapat stratifikasi sosial, ciri-ciri masyarakat yang
terakhir ialah adanya stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial yaitu
meletakkan seseorang pada kedudukan dan juga peranan yang harus
dimainkannya di dalam masyarakat.

D. MASYARAKAT DAN MACAMNYA`


Mayarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah, dan hidup karena
proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat biasa
mengenal kehidupan yang teratur dan aman, yang disebabkan oleh
pengorbanan sebagian kemerdekaan anggota-anggotanya, baik dengan
paksaan maupun dengan sukarela. Pengorbanan di sini dimaksudkan dengan
menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk mengutamakan
kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa, maksudnya berarti
tunduk pada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara, perkumpulan dan
sebagainya). Sedangkan dengan sukarela berarti menurut adat dan
berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu
(desa berdasarkan adat dan sebagainya).
Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian seperti berikut
ini :
a. Masyarakat paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan di
tempat tawanan, masyarakat pengungsi atau pelarian dan
sebagainya. Ke dalam (kelompoknya bersifat Gemeinschaft, ke luar
bersifat Gesellschaft.
b. Masyarakat merdeka yang terbagi pula dalam :
1) Masyarakat alam yaitu yang terjadi dengan sendirinya. Suku-
golongan atau suku, yang bertalian karena darah atau keturunan,
umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaannya dalam

6
keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia
luar. Umumnya bersifat Gemeinschaft.
2) Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan (keagamaan), yaitu antara lain kongsi
perekonomian, koperasi, gereja dan sebagainya. Umumnya
bersifat Gesellschaft.

E. JENIS MASYARAKAT MENURUT LINGKUNGAN HIDUPNYA


Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu :
1. Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau
mengisolasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidup
masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan tempat tinggal
yang berpindah-pindah (nomaden).
2. Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan
hidupnya banyak bergantung dari alam, seperti dari hasil bertani
dan menangkap ikan. Kehidupan mereka sangat bergantung pada
iklim dan pergantian musim.
3. Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat
berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil
teknologi modern, sifat-sifat individualitas tumbuh dan
berkembang.

F. TIPE-TIPE MASYARAKAT
Tipe masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Masyarakat Terbuka
Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang mau menerima
perubahan-perubahan, bak perubahan budaya maupun perubahan
teknologi dan segala macam perubahan yang terjadi di
lingkungannya.

7
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi
dengan selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak
positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima
dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat
menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada,
akan ditolak keberadannya. Masyarakat ini tergolong sebagai
masyarakat modern.
Berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern :
 Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka
untuk perubahan.
 Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat.
 Lebih mengutamakan masa kini, dan sangat menghargai
waktu.
 Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
 Yakin pada IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
daripada hal-hal gaib (mistik).
 Penuh perhitungan dan percaya diri.
 Menghargai harkat hidup orang lain.
 Memiliki sikap keadilan dan pemerataan.
b. Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi artinya
semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat
dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama
unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena
perkembangan IPTEK mereka demikian maju dan cepat.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak
semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern.
Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut
westernisasi. Padahal semua yang datang dari barat tidak dapat

8
digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan
kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma
bangsa Indonesia. Modern tidak sama denga westernisasi. Hal
ini berarti tidak semua yang datang daru barat itu modern.
Pada akhirnya, kita harus bersikap bijaksana, jangan sampai
westernisasi melunturkan nilai dan norma-norma baik yang
telah ada dan melekat pada diri kita.
2. Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat
bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian
budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya
mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada
yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul
dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum
mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan,
mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum
menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
 Tak mau kehilangan budaya aslinya.
 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
 Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi.
 Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok.
 Mobilitas sosial rendah.

G. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :
1. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
Kesatuan-kesatuan sosial ini terdiri dari:
a. Orang banyak atau Crowd

9
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat
tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
 Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.
 Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa
komentar-komentar, tanya jawab sekitar objek yang
menjadi pusat perhatian.
 Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
Perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat
sementara dan akan hilang pada saat kerumunan itu bubar.
2. Golongan sosial (social category)
Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang
didasarkan atas ciri-ciri umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun
ciri umu yang tidak objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu
anggota kelompok.
a. Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan
adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat,
penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (middle class)
contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan
menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh,
petani, dan pedagang kecil.
b. Timbulnya Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor
penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis
kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain.
Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya
pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian
berburu.

10
c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai
ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan
sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
d. Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang
terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggolongan yang bersifat universal
e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat
beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian
(Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah,
terbagi menjadi:
 Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan
pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti).
 Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan
rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
 Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau
pekarangan (inding ngisor).
2) Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan
pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan,
terbagi menjadi :

11
 Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
 Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
 Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau
pemilik modal, direktur, komisaris.
 Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli
dan karyawan.
Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil,
pekerja sektor informal (pembantu).
f. Sifat Penggolongan
Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :
1) Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan
seseorang pindah ke golongan/lapisan sosial lain..
2) Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang
pindah/naik ke golongan sosial atasnya.
3) Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan
tertutup.
g. Fungsi Golongan Sosial
Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
1) Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan,
kekayaan.
2) Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan
masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan.
3) Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian,
tingkah laku.
4) Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki
sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
h. Pengertian Kategori Sosial
Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan
manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif
yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori
sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem

12
nilai tertentu, tidak memiliki  identitas, tidak memiliki lokasi,
tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
3. Perkumpulan (asosiasi)
a. Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang
dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya
perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan,
pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan
merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal, dengan
jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan
tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
b. Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :
1) Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok
sekunder (secondary group). Kelompok sekunder adalah
suatu perkumpulan yang terdiri dari banyak orang dengan
bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan bersifat
sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
2) Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal
(formal group) yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam
sebuah organisasi yang memiliki peraturan tegas yang sengaja
diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar
sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa, perkumpulan
organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
3) Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya,
terbentuk kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok
patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok,
biasanya untuk jangka waktu pendek, dan terdapat dalam
hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik
(kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam
organisasi suatu pabrik.

13
4) Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan
atas dasar ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang,
koperasi, suatu perseroan suatu perusahaan dan sebagainya.
5) Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan
contohnya seperti perkumpulan untuk memajukan pendidikan
maka dibentuk yayasan pendidikan, suatu perkumpulan
pemberantasan buta huruf.
6) Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau
organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Sarjana
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPI), Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), dan sebagainya.
7) Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya seperti organisasi penyiar agama,
kelompok pengajian, organisasi gereja, gerakan kebatinan,
dan sebagainya.
8) Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan,
contohnya seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan,
dan sebagainya.
9) Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat
banyak perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia).
4. Kolektif (collective)
Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik,
maupun ciri-ciri kebudayaannya.
5. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem
organisasi yang merupakan pengelompokkan individu pada masa-
masa tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur pimpinan dan
memiliki aturan-aturan tertentu.
6. Kelompok Sosial

14
a) Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal
balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk
saling menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial
harus memenuhi kriteria :
 Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan
bagian dari kelompok tersebut.
 Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota
kelompok
 Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki
suatu sistem dan proses tertentu.
 Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota
kelompok, seperti persamaan nasib, kepentingan tujuan,
ideologi politik dan lain- lain.
b) Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi :

 Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out


group. In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat
oleh individu untuk mengidentifikasi dirinya. In group sering
dikaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan pada umumnya
didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan
anggota kelompoknya. “Kami anggota kelompoknya”.
Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang oleh
individu diartikan sebagai lawan in group-nya. Out group
sering dihubungkan dengan istilah”mereka”. Sikap out group
ditandai oleh suatu sikap antipati.
 Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi
adanya kelompok primer (primary group). Menurut Charles
Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah

15
kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling
mengenal, serta terdapat kerjasama yang erat dan bersifat
pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka (face to
face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain, klik/clique.
 Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal
adanya paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies
mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk
kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan
batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan
batin. Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.
 Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal
group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi
tertentu, kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk
berdasarkan pertemuan yang berulangkali. Contohnya:
kelompok arisan, kelompok belajar, klik/clique.
 Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok
membership group dan reference group. Kelompok
membership adalah kelompok yang para anggotanya tercatat
secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta asuransi
nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI. Sedangkan
kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan adalah
kelompok sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-
individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut
untuk membentuk kepribadiannya dalam berperilaku.
Contohnya; seseorang yang gagal menjadi mahasiswa UI tetapi
ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.

7. Pranata Sosial
a. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial adalah wujud dari berbagai respon yang di
formulasikan dan disistematiskan dari segala kebutuhan
hidup.
b. Sifat-sifat dan ciri-ciri pranata sosial adalah:

16
 Pranata sosial biasanya berwujud sebagai suatu unit
dalam sistem kebudayaan yang merupakan suatu
kesatuan yang bulat
 Pranata sosial berfungsi menyediakan berbagai
pemenuhan kebutuhan.
 Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai pemenuhan
kebutuhan.
 Pranata sosial biasanya relatif tetap dan kokoh.
 Pranata sosial timbul karena adanya kebutuhan-
kebutuhan yang jelas.
c. Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif
Harsojo dalam buku “Pengantar Antropologi” yaitu:
1) Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan tanpa disadari
2) Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan
secara sadar
3) Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial
sebagai pengaturan hubungan sosial dan bagi
kelangsungan hidup suatu masyarakat
4) Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang
penting sifatnya dibandingkan dengan Basic institutions
dalam suatu masyarakat tertentu.
d. Sifat Pranata Sosial
1) Pranata sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial
yang bersifat khusus (restricted). Pranata sosial yang
bersifat umu misalnya Religi atau agama, pranata sosial
yang bersifat khusus, misalnya agama islam.
2) Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial
yang bersifat Regulatif. Pranata sosial yang bersifat
operatif misalnya Industrialisasi. Pranata sosial yang
bersifat relatif, misalnya hukum.

17
e. Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru
disebut pranata, adalah :
 Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang
hidup dalam ingatan atau yang tertulis.
 Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu
sistem hubungan yang didasarkan atas norma-norma
tertentu.
 Aktivitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang
disadari dan dipahami seluruh kelompok masyarakat yang
bersangkutan.
 Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.
f. Macam-macam Pranata Sosial
Menurut Koentjaraningrat Pranata sosial paling sedikot
dibagi menjadi delapan golongan, walaupu kedelapan
golongan ini belum lengkap. Kedelapan golongan ini
dimaksudkan untuk memberikan contoh mengenai pranata
sosial tersebut secara konkrit. Ke delapan macam pranata
sosial tersebut, yaitu :
1) Kinship atau domestic Institutions Yaitu pranata Sosial
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
kekerabatan. Contohnya: Pelamaran, perkawinan,
pengasuhan anak, Perceraian, pertunangan.
2) Economic Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan
matapencaharian hidup, memproduksi, mendistribusikan
harta benda. Contohnya: pertanian, peternakan, industri,
barter, perdagangan, koperasi.
3) Educational Institutions Yaitu pranat sosial yang
bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan
pendidikan warga masyarakat, agar menjadi anggota
masyarakat yang berguna, Contohnya: Taman kanak-

18
kanak, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, kursus-kursus,
pers, perpustakaan umum.
4) Scientific Instituions. Yaitu pranata sosial yang bertujuan
memenuhi kebutuhan memiliki pengetahuan, menyelami
dan memahami alam semesta. Contohnya: penelitian,
metodik ilmiah, pendidikan ilmiah.
5) Aesthetic Institutions dan recreational Institutions Yaitu
pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan
manusia untuk menyatakan perasaan keindahan, dan
kebutuhan rekreasi. Contohnya: seni rupa, seni suara, seni
tari, kesusastraas, sport, hiburan, dan sebagainya.
6) Religius Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia yang bertujuan dengan
tuhan dan alam ghaib. Contohnya: Gereja, Masjid, pura,
do’a, mantra upacara keagamaan, pantangan, penyiaran
agama.
7) Political institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan
berkelompok atau kehidupan bernegara. Contohnya:
Pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian,
kepolisian, TNI, dsb.
8) Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan segi lahiriah atau jasmaniah
manusia. Contohnya: Pemeliharaan kecantikan,
kesehatan, kedokteran, dsb.

g. Hubungan antara pranata dan adat istiadat


Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat
dilihat bahwa adat istiadat merupakan dasar terbentuknya
pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat. Dengan
pengertian lain bahwa adat istiadat merupakn sumber bagi
berbagai macam pranata sosial.

19
H. KONSEP MASYARAKAT YANG BAIK
Konsep masyarakat yang baik menurut Talizi (1990) mengandung
sembilan nilai, yaitu:
1) Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang llain
berdasarkan hubungan pribadi.
2) Memiliki otonomi, kewenangan, dan kemampuan mengurus
kepentingan sendiri.
3) Memiliki viabilitas, kemampuan untuk memecahkan masalah
sendiri.
4) Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang berkesempatan sama
dan bebas.
5) Kesempatan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam
mengurus kepentingan bersama.
6) Makna penting untuk setiap anggotanya.
7) Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan beda
pendapat.
8) Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin
pada yang berkepentingan.
9) Di dalam masyarakat bisa terjadi konflik, oleh sebab itu diperlukan
kemampuan untuk management conflict.

I. Identifikasi Masalah yang ada di masyarakat


a. Kedudukan desa dalam sistem pemerintahan Indonesia sampai saat ini
masih bersifat ambivalen, yakni sebagai kesatuan masyarakat yang
memiliki otonomi tradisional tetapi lebih banyak menjalankan urusan-
urusan pemerintahan yang datang dari pemerintahan supradesa.
b. Kedudukan organisasi pemerintah desa juga bersifat ambivalen seiring
ambivalensi kedudukan kesatuan masyaarakat hukumnya.
c. Sumber keuangan desa bersifat tradisional sehingga tidak memberikan
kepastian untuk dapat digunakan untuk menggerakkan roda organisasi.
Desa tidak memiliki kewenangan memungut pajak dan retribusi atas

20
namanya sendiri. Pungutan pajak dan retribusi yang ada saat ini atas
nama pemerintah supradesa (misalnya Pajak Bumi dan Bangunan sebagai
pajak pemerintah pusat). Sumber keuangan desa berasal dari sumber-
sumber tradisional seperti iuran warga desa, tetapi yang terbesar justru
berasal dari transfer pemerintah supradesa (pusat, provinsi,
kabupaten/kota).
d. Kedudukan kepegawaian perangkat desa serta sistem imbalannya juga
tidak jelas karena kedudukan kesatuan masyarakat hukum dan
organisasinya yang bersifat ambivalen.
e. BPD (Badan Permusyawaratan Desa) menjalankan fungsi seperti DPRD,
salah satunya adalah bersama-sama Kepala desa menyusun Peraturan
Desa. Menurut Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 2004, Peraturan
Desa masuk dalam kategori Peraturan Daerah. Tetapi BPD tidak diisi
melalui mekanisme pemilihan umum, sehingga kedudukannya juga
menjadi ambivalen. BPD sekarang lebih diposisikan sebagai lembaga
tempat bermusyawarahnya masyarakat, bukan sebagai lembaga politik.

J. FASILITAS PENUNJANG

Seringkali kita mendengar istilah fasilitas sosial – fasilitas umum


(fasos dan fasum) untuk menggambarkan fasilitas yang bisa digunakan
publik. Dalam peraturan tentang fasilitas sosial, tak ditemukan istilah fasos
dan fasum. Fasum dan fasos adalah istilah untuk prasarana lingkungan,
utilitas umum dan fasilitas sosial yang dipendekkan menjadi fasos fasum
untuk mempermudah penyebutannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, yang dimaksud dengan


fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah atau swasta
untuk masyarakat misalnya, sekolah, klinik dan tempat ibadah. Sedangkan
yang dimaksud fasilitas umum adalah fasilitas yang disediakan untuk
kepentingan umum, misalnya jalan dan alat penerangan umum Adapun
pengertian prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

21
memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi
untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi,sosial dan
budaya. Sedangkan utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan
lingkungan.

1. Sarana Prasana
Jalan Desa Kalangan terdiri beberapa jenis yakni jalan provinsi,
kabupaten, jalan desa dan jalan dukuh. Masing-masing jalan memiliki
panjang dan kewenangan yang berbeda apabila terdapat kerusakan
sehingga membutuhkan perbaikan. Jalan kabupaten menjadi milik
kabupaten sehingga apabila membutuhkan perbaikan menjadi tanggung
jawab dari pihak Kabupaten,hal yang sama dengan jalan desa dan dukuh
yang menjadi kewenangan desa dan dukuh apabila membutuhkan
perbaikan. Total panjang jalan Kabupaten sepanjang 2 kilometer dan 19
kilometer memiliki status jalan desa.
Panjang masing-masing jalan di Desa Kalangan sepanjang 13
kilometer adalah jalan aspal/beton dengan 8 kilometer jalan berada dalam
kondisi baik, 2 kilometer dalam kondisi sedang dan 3 kilometer dalam
kondisi rusak.

2. Tempat Ibadah
Desa Kalangan yang mayoritas beragama Islam, Masjid dan
Mushola merupakan bangunan wajib yang harus ada di desa, Desa
Kalangan sendiri memiliki 5 masjid dan 14 surau atau musholla

3. Sarana Kesehatan
Didalam setiap desa tentunya memiliki polindes atau puskesmas
desa yang menjadi pusat kesehatan masyarakat Desa Kalangan memiliki
1 Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Puskesmas Pembantu) dengan
kondisi yang sangat layak digunakan untuk pelayanan pertama kesehatan.
Desa Kalangan memiliki 1 polklinik dengan 1 perawat.

22
4. Sarana Pendidikan
Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh
setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana
pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: Gedung,
ruangan belajar/kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas/prasarana adalah
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan,
seperti: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah. Desa
Kalangan memiliki 2 lembaga pendidikan setingkat TK/ sederajat, 1 buah
Sekolah Dasar Negeri, 1 buah Sekolah Dasar Inpres, 2 sekolah dasar
swasta Islam, 1 lembaga pendidikan SLTP/MTS dan 1 buah SMK.

5. Sarana Olahraga
Perkembangan Desa selama 6 tahun, mengingat bahwa Pemuda
adalah tulang punggung bangsa maka peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) di Desa Kalangan perlu untuk ditingkatkan, yakni
melalui pembinaan-pembinaan yang diantaranya organisasi kepemudaan
(Karang Taruna), pelatihan ketrampilan kerja dan lain-lain.

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kodrat seorang manusia sejak ia dilahirkan adalah homo socious,


dimana ia tidak bisa hidup sendiri. Manusia sebagai individu perorangan,
cenderung senang untuk berkumpul dan menjalani kehidupan di dengan orang
lain di suatu kawasan yang ia anggap sesuai dengan dirinya. Hal inilah yang
menjadi permulaan sebuah masyarakat terbentuk. Lambat laun, masyarakat
tersebut berkembang di lingkungan sosial membentuk sebuah tatanan
kehidupan dan kebudayaan, yang secara langsung dapat mempengaruhi
tingkah laku individu-individu di dalamnya untuk menyesuaikan keadaan
dirinya dengan mayoritas orang lain di dalam masyarakat tersebut.

B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan
kesalahan,kami mohonmaaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
dikemudian hari.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Tajul. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Gunung Djati Press.

Davis, Kingsley. 1960. Human Society. New York: The Macmillan Company.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

25

Anda mungkin juga menyukai