Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PENGOBATAN PASIEN FILARIASIS

PEMERINTAH KOTA BEKASI

DINAS KESEHATAN KOTA BEKASI

UPTD PUSKESMAS BEKASI JAYA

JL. MEKAR SARI, KELURAHAN BEKASI JAYA


KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGOBATAN PASIEN FILARIASIS
UPTD PUSKESMAS BEKASI JAYA
KOTA BEKASI TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Filariasis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia.penyakit ini disebabkan oleh cacing filarial yang menyerang
saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan kecacatan berbagai jenis
nyamuk ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas kerja penderita, beban
keluarga dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara yang tidak sedikit.
Parasit yang bisa menyebabkan jenis filariasis ini meliputi Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori. W. bancrofti merupakan parasit yang paling sering
menyerang manusia. Diperkirakan 9 dari 10 penderita filariasis limfatik disebabkan oleh
parasit ini. Sementara sisanya biasanya disebabkan oleh B. malayi. Parasit filaria
masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Parasit tersebut
akan tumbuh dewasa berbentuk cacing, bertahan hidup selama 6 hingga 8 tahun, dan
terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia. Infeksi ini umumnya dialami sejak
masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang tidak
disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan menyakitkan.
Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.

II. LATAR BELAKANG


Lebih dari 14 ribu penderita kaki gajah di Indonesia menunjukkan gejala cacat
tangan atau kaki yang membesar. Penderita kaki gajah dapat mengalami stigma
tersingkir dari lingkungannya dan menghadapi kesulitan social dan ekonomi yang berat
bagi dirinya dan keluarganya. Penelitian Ascorbat Gani tahun 2000 membuktikan
adanya kerugian ekonomi yang sangat besar bagi keluarganya, baik karena kehilangan
waktu untuk bekerja maupun biaya pengobatannya yang mencapai setara dengan
17,8% dari seluruh pendapatan keluarga.
Pada tahun 2004 filariasis telah menginfeksi 120 juta penduduk di 83 negara di seluruh
dunia, terutama di Negara-negara di daerah tropis dan beberapa daerah subtropics. Di
Indonesia berdasarkan survey tahun 2000-2004 terdapat 8000 orang menderita klinis
kronis filariasis (elephantiasis) yang terbesar diseluruh propinsi. Secara epidemiologis
data ini mengidentifikasikan lebih dari 60 juta penduduk Indonesia berada di daerah
yang beresiko tinggi tertular filariasis dengan 6 juta penduduk di antaranya telah
terinfeksi. Kota Bekasi merupakan daerah yang endemis filariasis, sehingga penting
dalam upaya untuk mencegah dan memutus rantai penularannya.
UPTD Puskesmas Bekasi Jaya terletak di Kelurahan Bekasi Jaya Kecamatan
Bekasi Timur dengan jumlah penduduk 58.433 jiwa.
Hingga tahun 2018 tidak ditemukan kasus penderita filariasis di UPTD Bekasi
Jaya,. Berdasarkan data tersebut di atas maka disusunlah kerangka acuan program
Kesehatan Indera Penglihatan UPTD Puskesmas Bekasi Jaya tahun 2019.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menemukan sedini mungkin kasus Filariasis dan mengobati pasien Filariasis
sesuai dengan tata laksana kasus Filariasis.

2. Tujuan Khusus
 Memberikan pengobatan terhadap penderita filariasis atau merujuk pasien ke RS

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pengobatan pasien Filariasis  Menemukan & memberikan tata laksana
kasus Filariasis bagi penderita Filariasis

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


No Kegiatan Pelaksana Program Lintas Lintas sector Ket
Pokok Kecacingan program terkait
terkait
A Pengobatan  Menemukan & Petugas Dinas
pasien memberikan tata kesehatan Kesehatan Kota
Filariasis laksana kasus Bekasi
Filariasis bagi
penderita
Filariasis

VI. SASARAN
Seluruh masyarakat wilayah Kelurahan Bekasi Jaya.

VII. JADWAL KEGIATAN


No Kegiatan 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
1
1 Menemukan & memberikan tata x x x x x x x x x x x x
laksana kasus Filariasis bagi
penderita Filariasis
VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Dari kegiatan pengobatan pasien Filariasis UPTD Puskesmas Bekasi Jaya
diharapkan dapat mendeteksi meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga
mendeteksi secara dini dan mengobati penderita filariasis sehingga dapat memutus
rantai penularan filariasis.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan berikutnya setelah
pelaksanaan kegiatan dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada kegiatan
tersebut.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada bulan berikutnya
setelah pelaksanaan kegiatan, evaluasi kegiatan dilakukan setiap satu tahun sekali
sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi UPTD Puskesmas Bekasi Jaya.

Bekasi, 2018
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Bekasi Jaya Penanggung
jawab

Kartini Ekowati, S.KM dr. Ridhani Adhitya Dewi


NIP. 19710526 199202 2 001 NIP. 19850623 201503 2 003

Anda mungkin juga menyukai