Anda di halaman 1dari 16

- 235 -

I. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANAHAN

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Izin Lokasi 1. Penetapan kebijakan 1. ― 1. ―
nasional mengenai
norma, standar,
prosedur, dan kriteria
izin lokasi.

2.a. Pemberian izin lokasi 2.a. Penerimaan 2.a. Penerimaan


lintas provinsi. permohonan dan permohonan dan
pemeriksaan pemeriksaan
kelengkapan kelengkapan
persyaratan. persyaratan.

b. ― b. Kompilasi bahan b. Kompilasi bahan


koordinasi. koordinasi.

c. ― c. Pelaksanaan rapat c. Pelaksanaan rapat


koordinasi. koordinasi.

d. ― d. Pelaksanaan d. Pelaksanaan
peninjauan lokasi. peninjauan lokasi.

e. ― e. Penyiapan berita acara e. Penyiapan berita acara


koordinasi berdasarkan koordinasi berdasarkan
pertimbangan teknis pertimbangan teknis
pertanahan dari kantor pertanahan dari kantor
wilayah Badan pertanahan
Pertanahan Nasional kabupaten/kota dan
(BPN) provinsi dan pertimbangan teknis
pertimbangan teknis lainnya dari instansi

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 236 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
lainnya dari instansi terkait.
terkait.

f. ― f. Pembuatan peta lokasi f. Pembuatan peta lokasi


sebagai lampiran surat sebagai lampiran surat
keputusan izin lokasi keputusan izin lokasi
yang diterbitkan. yang diterbitkan.

g. ― g. Penerbitan surat g. Penerbitan surat


keputusan izin lokasi. keputusan izin lokasi.

h. Pembatalan ijin lokasi h. Pertimbangan dan h. Pertimbangan dan


atas usulan usulan pencabutan izin usulan pencabutan izin
pemerintah provinsi dan pembatalan surat dan pembatalan surat
dengan pertimbangan keputusan izin lokasi keputusan izin lokasi
kepala kantor wilayah atas usulan dengan pertimbangan
BPN provinsi kabupaten/kota dengan kepala kantor
pertimbangan kepala pertanahan
kantor wilayah BPN kabupaten/kota.
provinsi;.

3. Pembinaan, 3. Monitoring dan 3. Monitoring dan


pengendalian dan pembinaan perolehan pembinaan perolehan
monitoring terhadap tanah. tanah.
pelaksanaan izin
lokasi.

2. Pengadaan Tanah 1. Penetapan kebijakan 1. ― 1. ―


Untuk nasional mengenai
Kepentingan norma, standar,
Umum prosedur, dan kriteria

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 237 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
pengadaan tanah
untuk kepentingan
umum

2. Pengadaan tanah 2. Pengadaan tanah untuk 2.a. Penetapan lokasi.


untuk pembangunan pembangunan lintas
lintas provinsi. provinsi.

a. ― a. Penetapan lokasi.

b. ― b. Pembentukan panitia b. Pembentukan panitia


pengadaan tanah pengadaan tanah
sesuai dengan sesuai dengan
peraturan perundang- peraturan perundang-
undangan. undangan.

c. ― c. Pelaksanaan c. Pelaksanaan
penyuluhan. penyuluhan.

d. ― d. Pelaksanaan d. Pelaksanaan
inventarisasi. inventarisasi.

e. ― e. Pembentukan Tim e. Pembentukan Tim


Penilai Tanah (khusus Penilai Tanah
DKI).

f. ― f. Penerimaan hasil f. Penerimaan hasil


penaksiran nilai tanah penaksiran nilai tanah
dari Lembaga/Tim dari Lembaga/Tim
Penilai Tanah. Penilai Tanah.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 238 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
g. ― g. Pelaksanaan g. Pelaksanaan
musyawarah. musyawarah.

h. ― h. Penetapan bentuk dan h. Penetapan bentuk dan


besarnya ganti besarnya ganti
kerugian. kerugian.

i. ― i. Pelaksanaan pemberian i. Pelaksanaan


ganti kerugian. pemberian ganti
kerugian.
j. — j. Penyelesaian sengketa
bentuk dan besarnya j. Penyelesaian sengketa
ganti kerugian. bentuk dan besarnya
ganti kerugian.
k. — k. Pelaksanaan pelepasan
hak dan penyerahan k. Pelaksanaan
tanah di hadapan pelepasan hak dan
kepala kantor penyerahan tanah di
pertanahan hadapan kepala kantor
kabupaten/kota. pertanahan
kabupaten/kota.
3. —
3. Pembinaan, 3. —
pengendalian dan
monitoring terhadap
pelaksanaan
pengadaan tanah untuk
kepentingan umum.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 239 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA

3. Penyelesaian 1. Penetapan kebijakan 1. — 1. —


Sengketa Tanah nasional mengenai
Garapan norma, standar, prosedur,
dan kriteria penyelesaian
sengketa tanah garapan.

2. — 2. Penyelesaian sengketa 2.a. Penerimaan dan


tanah garapan lintas pengkajian laporan
kabupaten/kota dan untuk pengaduan sengketa
Provinsi DKI Jakarta: tanah garapan.

a. Penerimaan dan
pengkajian laporan
pengaduan sengketa
tanah garapan.

b. Penelitian terhadap b. Penelitian terhadap


obyek dan subyek obyek dan subyek
sengketa. sengketa.

c. Pencegahan meluasnya c. Pencegahan meluasnya


dampak sengketa tanah dampak sengketa tanah
garapan. garapan.

d. Koordinasi dengan d. Koordinasi dengan


instansi terkait untuk kantor pertanahan untuk
menetapkan langkah- menetapkan langkah-
langkah langkah
penanganannya. penanganannya.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 240 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
e. Fasilitasi musyawarah e. Fasilitasi musyawarah
antar pihak yang antar pihak yang
bersengketa untuk bersengketa untuk
mendapatkan mendapatkan
kesepakatan para pihak. kesepakatan para pihak.

3. — 3. ―
3. Pembinaan,
pengendalian dan
monitoring terhadap
pelaksanaan
penanganan sengketa
tanah garapan.

4. Penyelesaian 1. Penetapan kebijakan 1. ― 1. ―


Masalah Ganti nasional mengenai
Kerugian dan norma, standar,
Santunan Tanah prosedur, dan kriteria
Untuk penyelesaian masalah
Pembangunan ganti kerugian dan
santunan tanah untuk
pembangunan.
2. ― 2. — 2. Pembentukan tim
pengawasan
pengendalian.

3. — 3. Penyelesaian masalah 3. Penyelesaian masalah


ganti kerugian dan ganti kerugian dan
santunan tanah untuk santunan secara
pembangunan. musyawarah.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 241 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA

4. Pembinaan, 4. Pembinaan dan 4. —


pengendalian dan pengawasan pemberian
monitoring terhadap ganti kerugian dan
pelaksanaan pemberian santunan tanah untuk
ganti kerugian dan pembangunan.
santunan tanah untuk
pembangunan.

5. Penetapan Subyek 1. Penetapan kebijakan 1. — 1. ―


dan Obyek nasional mengenai
Redistribusi Tanah, norma, standar,
serta Ganti prosedur, dan kriteria
Kerugian Tanah penetapan subyek dan
Kelebihan obyek redistribusi
Maksimum dan tanah, serta ganti
Tanah Absentee kerugian tanah
kelebihan maksimum
dan tanah absentee.

2.a.Pembentukan panitia 2.a. Pembentukan panitia 2.a. Pembentukan panitia


pertimbangan pertimbangan pertimbangan
landreform nasional. landreform provinsi. landreform dan
sekretariat panitia.

b. ― b. Penyelesaian b. Pelaksanaan sidang


permasalahan yang membahas hasil
penetapan subyek dan inventarisasi untuk
obyek tanah kelebihan penetapan subyek dan
maksimum dan obyek redistribusi

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 242 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
absentee. tanah, serta ganti
kerugian tanah
kelebihan maksimum
dan tanah absentee.

c. ― c. — c. Pembuatan hasil sidang


dalam berita acara.

d. Penetapan tanah
d. ― d. — kelebihan maksimum
dan tanah absentee
sebagai obyek
landreform
berdasarkan hasil
sidang panitia.

e. Penetapan para
e. ― e. — penerima redistribusi
tanah kelebihan
maksimum dan tanah
absentee berdasarkan
hasil sidang panitia.

f. Penerbitan surat
f. ― f. — keputusan subyek dan
obyek redistribusi
tanah serta ganti
kerugian.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 243 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. ―
3. Pembinaan, 3. Pembinaan penetapan
pengendalian dan subyek dan obyek
monitoring terhadap redistribusi tanah, serta
pelaksanaan penetapan ganti kerugian tanah
subyek dan obyek kelebihan maksimum dan
tanah, ganti kerugian tanah absentee.
tanah kelebihan
maksimum dan tanah
absentee.

6. Penetapan Tanah 1. Penetapan kebijakan 1. — 1. —


Ulayat nasional mengenai
norma, standar,
prosedur, dan kriteria
penetapan dan
penyelesaian masalah
tanah ulayat.

2. ― 2.a. Pembentukan panitia 2.a. Pembentukan panitia


peneliti lintas peneliti.
kabupaten/kota.

b. Penelitian dan kompilasi b. Penelitian dan kompilasi


hasil penelitian. hasil penelitian.

c. Pelaksanaan dengar
pendapat umum dalam c. Pelaksanaan dengar
rangka penetapan pendapat umum dalam
tanah ulayat. rangka penetapan tanah
ulayat.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 244 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
d. Pengusulan rancangan
peraturan daerah d. Pengusulan rancangan
provinsi tentang peraturan daerah tentang
penetapan tanah ulayat. penetapan tanah ulayat.
e. Penanganan masalah
tanah ulayat melalui
musyawarah dan e. Pengusulan pemetaan
mufakat. dan pencatatan tanah
ulayat dalam daftar tanah
kepada kantor
pertanahan
f. ― kabupaten/kota.

f. Penanganan masalah
tanah ulayat melalui
musyawarah dan
3. — mufakat.

3. Pembinaan, 3. —
pengendalian dan
monitoring terhadap
pelaksanaan penetapan
dan penyelesaian
masalah tanah ulayat.

7. Pemanfaatan dan 1. Penetapan kebijakan 1. — 1. —


Penyelesaian norma, standar,
Masalah Tanah prosedur, dan kriteria
Kosong serta pelaksanaan
pembinaan dan

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 245 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
pengendalian
pemanfaatan dan
penyelesaian masalah
tanah kosong.

2. ― 2. Penyelesaian masalah 2.a. Inventarisasi dan


tanah kosong. identifikasi tanah
kosong untuk
pemanfaatan tanaman
pangan semusim.

b. Penetapan bidang-
bidang tanah sebagai
tanah kosong yang
dapat digunakan untuk
tanaman pangan
semusim bersama
dengan pihak lain
berdasarkan perjanjian.
c. Penetapan pihak-pihak
yang memerlukan tanah
untuk tanaman pangan
semusim dengan
mengutamakan
masyarakat setempat.

d. Fasilitasi perjanjian
kerjasama antara
pemegang hak tanah
dengan pihak yang
akan memanfaatkan

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 246 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
tanah
dihadapan/diketahui
oleh kepala desa/lurah
dan camat setempat
dengan perjanjian untuk
dua kali musim tanam.

e. Penanganan masalah
yang timbul dalam
pemanfaatan tanah
kosong jika salah satu
pihak tidak memenuhi
kewajiban dalam
perjanjian.

3. —
3. Pembinaan, 3. Pembinaan pemanfaatan
pengendalian dan dan penyelesaian
monitoring terhadap masalah tanah kosong.
pelaksanaan
pemanfaatan dan
penyelesaian masalah
tanah kosong.

8. Izin Membuka 1. Penetapan kebijakan 1. — 1. —


Tanah norma, standar,
prosedur, dan kriteria
serta pelaksanaan
pembinaan dan
pengendalian

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 247 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
pemberian izin
membuka tanah.
2. — 2. Penyelesaian 2.a. Penerimaan dan
permasalahan pemberian pemeriksaan
izin membuka tanah. permohonan.

b. Pemeriksaan lapang
dengan memperhatikan
kemampuan tanah,
status tanah dan
Rencana Umum Tata
Ruang Wilayah
(RTRW)
kabupaten/kota.

c. Penerbitan izin
membuka tanah
dengan memperhatikan
pertimbangan teknis
dari kantor pertanahan
kabupaten/kota.

d. Pengawasan dan
pengendalian
penggunaan izin
membuka tanah.
3. Pengawasan dan
3. Pembinaan, pengendalian pemberian 3. —
pengendalian dan izin membuka tanah.
monitoring terhadap
pelaksanaan ijin
membuka tanah.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 248 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
(Tugas Pembantuan)
(Tugas Pembantuan) (Tugas Pembantuan)

9. Perencanaan 1. Penetapan kebijakan 1. Perencanaan 1. —


Penggunaan nasional mengenai penggunaan tanah lintas
Tanah Wilayah norma, standar, kabupaten/kota yang
Kabupaten/Kota prosedur, dan kriteria berbatasan.
perencanaan
penggunaan tanah di
wilayah kabupaten/kota.

2. — 2. — 2.a. Pembentukan tim


koordinasi tingkat
kabupaten/kota.

b. Kompilasi data dan


informasi yang terdiri
dari :
1) Peta pola
Penatagunaan tanah
atau peta wilayah
tanah usaha atau
peta persediaan
tanah dari kantor
pertanahan
setempat.

2) Rencana Tata
Ruang Wilayah.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 249 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA

3) Rencana
pembangunan yang
akan menggunakan
tanah baik rencana
pemerintah,
pemerintah
kabupaten/kota,
maupun investasi
swasta.

c. Analisis kelayakan letak


lokasi sesuai dengan
ketentuan dan kriteria
teknis dari instansi
terkait.
d. Penyiapan draft
rencana letak kegiatan
penggunaan tanah.
e. Pelaksanaan rapat
koordinasi terhadap
draft rencana letak
kegiatan penggunaan
tanah dengan instansi
terkait.
f. Konsultasi publik untuk
memperoleh masukan
terhadap draft rencana
letak kegiatan
penggunaan tanah.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM


- 250 -

SUB SUB PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH


SUB BIDANG PEMERINTAH
BIDANG PROVINSI KABUPATEN/KOTA
g. Penyusunan draft final
rencana letak kegiatan
penggunaan tanah.
h. Penetapan rencana
letak kegiatan
penggunaan tanah
dalam bentuk peta dan
penjelasannya dengan
keputusan
bupati/walikota.
i. Sosialisasi tentang
rencana letak kegiatan
penggunaan tanah
kepada instansi terkait.
j. Evaluasi dan
penyesuaian rencana
letak kegiatan
penggunaan tanah
berdasarkan perubahan
RTRW dan
perkembangan realisasi
pembangunan.

3. Pembinaan, 3. — 3. —
pengendalian dan
monitoring terhadap
pelaksanaan
perencanaan
penggunaan tanah di
wilayah kabupaten/
kota.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS SJDI HUKUM

Anda mungkin juga menyukai