Modul 3 Pengelolaan Risiko v.2
Modul 3 Pengelolaan Risiko v.2
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul ini
digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian materi
dalam modul ini.
2. Kerjakan setiap latihan dan evaluasi materi yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.
3. Peserta dapat meningkatkan pemahaman di bidang Pengadaan Barang/Jasa
(PBJ) dengan mengikuti Pelatihan Tematik PBJ lainnya yang diselenggarakan
oleh Pusdiklat PBJ atau mengunjungi situs Knowledge Management System
(KMS) PBJ melalui www.ppsdm.lkpp.go.id/kms.
4. Setelah membaca modul ini diharapkan dapat menjadi bahan/topik untuk
pengembangan dan aktualisasi diri (proyek perubahan) peserta pelatihan.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan definisi risiko menurut ISO 31000 dengan karakteristik
risiko dalam pengadaan barang/jasa. Risiko pada pengadaan barang/jasa dapat terjadi
pada setiap tahapan yaitu perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia, pengelolaan
kontrak pengadaan serta risiko pada pengadaan barang/jasa secara swakelola.
Pengadaan barang/jasa memiliki risiko yang berbeda baik secara internal, eksternal,
politik, strategis, ataupun operasional. Wujud risiko bisa berbagai macam, antara lain:
kerugian material (finansial); tanggung jawab hukum; kegagalan pengadaan, dan/atau
kegagalan operasi.
Pembahasan risiko pengadaan barang/jasa dalam modul ini disesuaikan dengan
tahapan pengadaan barang/jasa, yaitu meliputi risiko pada perencanaan pengadaan,
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi
2. Indikator Keberhasilan
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Risiko Pengadaan Barang/Jasa yaitu
sebagai berikut:
1. Konsep Risiko
a. Definisi Risiko
b. Pengelolaan risiko
c. Perlakuan/Penanganan Risiko
d. Perekaman dan Pelaporan
e. Komunikasi dan Konsultansi
f. Pemantauan dan Evaluasi
2. Risiko Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
a. Identifikasi Risiko Perencanaan Pengadaan
b. Analisis/Penilaian Risiko
c. Penanganan Risiko
d. Laporan
e. Komunikasi dan Konsultasi
3. Risiko Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah
a. Identifikasi Risiko pada Pemilihan Penyedia
b. Analisi/Penilaian Risiko
c. Penanganan Risiko
4. Risiko Pengelolaan Kontrak
a. Identifikasi Risiko pada Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
b. Analisis/Penilaian Risiko
c. Penanganan Risiko
5. Risiko Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara Swakelola
a. Identifikasi Risiko Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola
b. Analisis/Penilaian Risiko
c. Penanganan Risiko
A. Uraian Materi
1. Risiko
Setiap organisasi mempunyai visi, misi dan tujuan yang harus dicapai.
Dalam upaya pencapaiannya, terdapat risiko yang mungkin terjadi dan dapat
menghambat pencapaiannya. Risiko sering dikonotasikan kepada hal-hal yang
negatif/merugikan, sesuatu yang tidak disukai atau sesuatu yang ingin dihindari.
Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diakibatkan
bisa cukup serius, misal kerugian yang besar atau gagal mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Kita telah mengetahui bahwa banyak definisi tentang risiko, salah satunya
definisi risiko menurut ISO 31000:2018 yang menyatakan bahwa risiko adalah
“effect of uncertainty on objectives and an effect is a positive or negative
deviation from what is expected”, atau dapat diartikan sebagai akibat/dampak
yang muncul dari adanya suatu ketidakpastian (dapat bersifat positif ataupun
negatif) dalam upaya pencapaian tujuan organisasi atau dampak tersebut
merupakan penyimpangan dari tujuan yang diharapkan.
e. Analisis Sensitivitas
Teknik ini menunjukkan bagaimana hasil yang diperoleh akan berbeda
dalam suatu rentang keadaan tertentu. Perbedaan tersebut menyangkut
perubahan variabel yang telah dipertimbangkan dengan jumlah tertentu dan
menyangkut catatan atas efek keseluruhan dari variabel yang berada dalam
proyek. Misalnya, estimasi dampak dari sumber-sumber risiko dapat
bervariasi kecil secara persentase untuk menentukan seberapa besar
kejadian diperlukan untuk merubah keseluruhan estimasi risiko. Variabel
yang memiliki efek besar kepada proyek diberi perhatian lebih tinggi. Teknik
ini dapat digunakan pada variabel-variabel seperti prakiraan permintaan,
harga, estimasi biaya, tingkat diskonto dan lain sebagainya.
3. Perlakuan/Penanganan Risiko
d. Menjalankan RTPR
Pelaksanaan RTPR dituangkan dalam tabel pengelolaan risiko serta
capaian target output kegiatan tersebut.
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang konsep
risiko dan pengelolaannya yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam latihan ini,
setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:
1. Jelaskan siklus pengelolaan risiko!
2. Uraikan proses identifikasi risiko!
3. Jelaskan bagaimana melakukan analisis risiko!
4. Jelaskan strategi penanganan risiko!
C. Rangkuman
D. Evaluasi
4. Skala nilai risiko atau matriks risiko diperlukan untuk menetapkan atau
menyusun peta risiko prioritas sebagai dasar pengambilan keputusan
mengenai tingkat risiko yang dapat diterima (acceptable risk) maupun tingkat
risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable risk). Matrik risiko didapatkan
dengan cara sebagai berikut:
A. hasil perkalian skor dampak risiko dan skor probabilitas risiko
B. hasil penjumlahan skor dampak risiko dan skor probabilitas risiko
C. hasil penggabungan skor dampak risiko dan skor probabilitas risiko
D. hasil pengurangan skor dampak risiko dan skor probabilitas risiko
5. Dalam rangka merespon terjadinya risiko, maka kita dapat memilih salah satu
strategi penanganan risiko, yaitu penanganan risiko dengan
mengubah/menghilangkan sasaran dan/atau kegiatan untuk menghilangkan risiko
tersebut, merupakan strategi:
A. Menghindari risiko
B. Mengalihkan risiko
C. Menerima risiko
D. Menurunkan dampak risiko
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok Bab II. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi lagi materi pokok Bab II terutama bagian yang
belum Anda kuasai.
A. Uraian Materi
2. Analisis/Penilaian Risiko
Dari hasil analisis risiko atas skala dampak dan probabilitas tersebut, maka
diperoleh Matrik Analisis Risiko sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Contoh Matriks Hasil Analisis Risiko pada Perencanaan Pengadaan
Matriks Analisis Risiko pada Dampak
Perencanaan Pengadaan
Tidak Kurang Signifikan Sangat
signifikan signifikan Signifikan
1 2 3 4
Hampir pasti 4
Kemungkinan 3 R1-22-01
Probabilitas
besar R1-22-04
Kemungkinan 2 R1-22-02
kecil R1-22-03
Sangat jarang 1
3. Penanganan Risiko
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas ada dua risiko yang berskala sangat tinggi
dan diprioritaskan untuk ditangani yaitu R1-22-01 dan R1-22-04, selanjutnya
berskala tinggi yakni R1-22-02 dan R1-22-03. Terhadap risiko yang diprioritaskan
untuk ditangani, Unit Pemilik Risiko diharapkan membangun pengendalian untuk
menangani risiko tersebut. Sebagai contoh terhadap risiko R1-22-01 (Hasil
identifikasi kebutuhan barang/jasa tidak sesuai/selaras dengan kebutuhan
organisasi), maka dapat dilakukan penanganan/pengendalian risikonya berupa
mengurangi kemungkinan terjadinya risiko. Tindakan yang dapat dilakukan dalam
rangka mengidentifikasi kebutuhan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Tabel 3.5 dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka penyusunan laporan,
kegiatan komunikasi dan konsultasi, serta kegiatan pemantauan dan evaluasi.
4. Laporan
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang risiko dalam
perencanaan pengadaan yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam latihan ini,
setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:
1. Lakukan identifikasi 3 (tiga) risiko pada tahap perencanaan pengadaan!
2. Melanjutkan soal nomor 1 di atas, lakukan analisis risiko pada perencanaan
pengadaan!
3. Buatlah matrik risiko pada perencanaan pengadaan berdasarkan soal nomor 1
dan nomor 2, kemudian tetapkan prioritas penanganan dan langkah
pengendalian risikonya!
C. Rangkuman
D. Evaluasi
3. Unit Pemilik Risiko telah menetapkan risiko yaitu hasil identifikasi kebutuhan
barang/jasa tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan memberikan skor
dampak 4 dan skor kemungkinan 3, maka terhadap risiko tersebut:
A. Sangat tinggi
B. Tinggi
C. Rendah
D. Sangat rendah
4. Hasil analisis risiko yaitu barang/jasa tidak tersedia tepat waktu sesuai ketetapan
Unit Pemilik Risiko mendapatkan skor dampak 4 dan skor kemungkinan 2, maka
termasuk kriteria:
A. Tinggi
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
A. Uraian Materi
1 2 3 4
Hampir pasti 4
Kemungkinan 3
besar
Probabilitas
Kemungkinan 2 R2-22-01
kecil R2-22-03
3. Penanganan Risiko
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas ada dua risiko yang berskala tinggi dan
diprioritaskan untuk ditangani yaitu R2-22-01 dan R2-22-03, selanjutnya
berskala rendah (dapat diterima) yakni R2-22-02 dan R2-22-04. Terhadap risiko
yang diprioritaskan untuk ditangani, Unit Pemilik Risiko diharapkan membangun
pengendalian untuk menangani risiko tersebut. Sebagai contoh terhadap risiko
R2-22-01 (Hasil reviu Pokja tidak disetujui oleh PPK), maka dapat dilakukan
penanganan/pengendalian risikonya berupa mengurangi kemungkinan
terjadinya risiko. Tindakan yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko R2-22-01 selanjutnya dapat dimasukan dalam
rencana tindak pengendalian risiko (RTPR). Adapun RTPR untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko R2-22-01 dapat berupa: dokumen persiapan
pengadaan disusun secara matang. Berikut contoh tabel pengelolaan risiko
pada tahap pemilihan penyedia:
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
R2-22- Pemilihan Hasil Dokumen Hasil Dokumen 8 Penyusunan PPK dan Maret 4 efektif
01 Penyedia reviu persiapan pengadaan persiapan Dokumen Tim 2022
Pokja pengadaan barang/jasa pengadaan persiapan Teknis
tidak tidak tidak tepat disusun pengadaan
disetujui disusun waktu secara dibantu oleh tim
oleh PPK secara matang teknis dan/atau
matang tim ahli
B. Latihan
1. Lakukan identifikasi 3 (tiga) risiko pada tahap pemilihan penyedia!
2. Melanjutkan soal nomor 1 di atas, lakukan analisis risiko pada pemilihan
penyedia !
3. Buatlah matrik risiko pada pemilihan penyedia berdasarkan soal nomor 1 dan
nomor 2, kemudian tetapkan prioritas penanganan dan langkah pengendalian
risikonya !
C. Rangkuman
1. Hasil reviu Pokja Pemilihan tidak disetujui oleh PPK merupakan contoh risiko
pada tahap…
A. Evaluasi Penawaran
B. Penyusunan Dokumen Pemilihan
C. Reviu terhadap Dokumen Persiapan Pengadaan
D. Penjelasan dokumen pemilihan
5. Jika Unit Pemilik Risiko telah menetapkan risiko berupa “Pengelolaan sanggah
tidak sesuai ketentuan” dengan nilai risiko sangat tinggi, maka penanganan
risiko yang memungkinkan dapat dilakukan adalah …
A. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
B. Menerima risiko
C. Mengalihkan risiko
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
A. Uraian Materi
2. Analisis/Penilaian Risiko
pelaksanaan
Dari hasil analisis risiko atas skala dampak dan probabilitas tersebut,
maka diperoleh Matrik Analisis Risiko sebagai berikut:
1 2 3 4
Hampir pasti 4
Kemungkinan 3
besar
Probabilitas
Kemungkinan 2 R3-22-01
kecil R3-22-03
Sangat 1 R3-22-02
jarang
3. Penanganan Risiko
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas ada dua risiko yang berskala tinggi dan
diprioritaskan untuk ditangani yaitu R3-22-01 dan R3-22-03, selanjutnya
berskala rendah (dapat diterima) yakni R3-22-02. Terhadap risiko yang
diprioritaskan untuk ditangani, Unit Pemilik Risiko diharapkan membangun
pengendalian untuk menangani risiko tersebut. Sebagai contoh terhadap risiko
R3-22-01 (Bahasa kontrak menimbulkan multitafsir), maka dapat dilakukan
penanganan/pengendalian risikonya berupa mengurangi kemungkinan
terjadinya risiko. Tindakan yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko R3-22-01 selanjutnya dapat dimasukan dalam
rencana tindak pengendalian risiko (RTPR). Adapun RTPR untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko R3-22-01 dapat berupa: penyusunan
rancangan kontrak didampingi oleh tim ahli kontrak. Berikut contoh tabel
pengelolaan risiko pada tahap kontrak:
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
C. Rangkuman
Rumus:
A. Uraian Materi
a) penetapan sasaran
b) penetapan penyelenggara swakelola
c) penetapan rencana kegiatan
d) penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan
e) reviu spesifikasi teknis/KAK, dan
f) reviu RAB.
3. Pelaksanaan
Tim pelaksana melaksanakan swakelola sesuai dengan tahapan dan
jadwal yang telah ditetapkan dan menyampaikan laporan secara berkala
kepada PPK. PPK melakukan pembayaran pelaksanaan swakelola sesuai
realisasi dan ketentuan yang berlaku. Setelah pekerjaan selesai 100 persen,
tim pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan kepada PPK melalui Berita Acara.
PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA setelah diperiksa
kelengkapan administratifnya.
4. Pengawasan
Tim pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis dan
keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil pekerjaan. Hasil
pengawasan sebagai rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan swakelola.
Dari hasil analisis risiko atas skala dampak dan probabilitas tersebut, maka
diperoleh Matrik Analisis Risiko sebagai berikut:
Tabel 6. 3 Contoh Matriks Hasil Analisis Risiko pada Pengadaan Barang/Jasa secara
Swakelola
Matriks Analisis Risiko pada Dampak
Pengadaan Barang/Jasa secara
Swakelola Tidak Kurang Signifikan Sangat
signifikan signifikan Signifikan
1 2 3 4
Hampir pasti 4
Kemungkinan 3
besar
Probabilitas
Kemungkinan 2 R3-22-01
kecil R3-22-03
Sangat 1 R3-22-02
jarang
3. Penanganan Risiko
Berdasarkan Tabel 6.4 di atas ada dua risiko yang berskala tinggi dan
diprioritaskan untuk ditangani yaitu R4-22-01 dan R4-22-03, selanjutnya berskala
rendah (dapat diterima) yakni R4-22-02. Terhadap risiko yang diprioritaskan untuk
ditangani, Unit Pemilik Risiko diharapkan membangun pengendalian untuk
menangani risiko tersebut. Sebagai contoh terhadap risiko R4-22-01 (RAB
pengadaan barang/jasa secara swakelola tidak akurat), maka dapat dilakukan
penanganan/pengendalian risikonya berupa mengurangi kemungkinan terjadinya
risiko. Tindakan yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi kemungkinan
terjadinya risiko R4-22-01 selanjutnya dapat dimasukan dalam rencana tindak
pengendalian risiko (RTPR). Adapun RTPR untuk mengurangi kemungkinan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
R4-22- Perencana RAB Keterbatasan Terjadi Penyusunan RAB 8 Melaksanakan PA/KPA Maret 4 efektif
01 an pengadaan kemampuan pemborosan pengadaan pelatihan 2022
Pengadaan barang/ PPK dalam anggaran barang/jasa penyusunan
B/J secara jasa secara menyusun karena RAB secara swakelola RAB
Swakelola swakelola RAB tidak akurat didampingi oleh
tidak akurat tenaga ahli
B. Latihan
C. Rangkuman
1. Apa dampak yang dapat muncul jika perencanaan swakelola tidak berdasarkan
hasil identifikasi kebutuhan?
A. Hasil pekerjaan tidak ekonomis
B. Hasil pekerjaan tidak efisien
C. Hasil pekerjaan tidak memberi manfaat
D. Hasil pekerjaan tidak sesuai keinginan
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok bab
VII yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok Bab VII
Rumus:
A. Simpulan
B. Implikasi