Anda di halaman 1dari 58

REDAKSIONAL

©2021 PUSDIKLAT PAL INDONESIA


Bahan ajar SMK Teknik PAL Surabaya

 Pengarah:
Ir. Hery Sunaryo - Ketua Yayasan PUSDIKLAT PAL Indonesia
Eko Agus Triswanto, S.Pd., S.Si - Kepala SMK Teknik PAL Surabaya

 Penyusun:
Yovie Rahmatullah, S.ST.

 Pengendali Mutu:
Egy Dwi Santoso, S.Pd.

 Penyunting:
M. Fahmi Triwibowo, S.T.

 Editor:
Valantino Mardhanis Saiya, S.Pd.
Devi Kristin Natalina

 Desain Sampul :
Mahmud Hasanuddin

Dilarang memproduksi atau memperbanyak seluruh atau sebagian dari buku ini
dalam bentuk atau cara apapun tanpa izin tertulis dari PUSDIKLAT PAL INDONESIA
www.pusdiklatpal.com | www.smkteknikpal.sch.id
SAMBUTAN KETUA YAYASAN PUSDIKLAT PAL INDONESIA

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Salam sejahtera bagi kita semua

Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkenan-Nya
PUSDIKLAT PAL Indonesia mendapatkan amanat untuk dapat menyelenggarakan
Penyusunan Modul untuk SMK Teknik PAL Surabaya.

Penyusunan Modul ini merupakan salah satu upaya dari Yayasan PUSDIKLAT PAL
Indonesia yang diharapkan menjadi bahan ajar untuk mencetak tenaga-tenaga berkeahlian
khususnya dalam 7 (tujuh) sektor ekonomi yang menjadi mainstream (arus utama)
Pembangunan Ekonomi Nasional yaitu: Perhubungan Laut, Industri Maritim, Perikanan,
Wisata Bahari, Energi & Sumber Daya Mineral, Pembangunan Kelautan, dan Jasa Kelautan.

Dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas didalam modul ini maka Siswa SMK
Teknik PAL Surabaya diharapkan juga dapat mengeliminir masuknya tenaga kerja asing ke
Wilayah Indonesia. Penempatan Lulusan SMK Teknik PAL Surabaya yang telah mendapatkan
sertifikat kompetensi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan bisnis setiap
perusahaan/industri sehingga tercipta peningkatan partisipasi Angkatan Kerja di seluruh
Indonesia.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menghaturkan penghargaan dan
apresiasi atas bantuan dan kerja sama yang diberikan. Kami juga menyampaikan
permohonan maaf apabila dalam penyusunan Modul ini terdapat beberapa hal yang tidak
berkenan. semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membimbing kita sekalian. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ir. Hery Sunaryo


Ketua Yayasan PUSDIKLAT PAL Indonesia
SAMBUTAN KEPALA SMK TEKNIK PAL SURABAYA

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Salam sejahtera bagi kita semua

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
bahan ajar berupa Modul untuk siswa SMK Teknik PAL Surabaya.

Kami menyadari bahwa kegiatan program penyusunan modul ini tidak dapat
terselenggara tanpa dukungan berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi antara lain
dari Yayasan PUSDIKLAT PAL Indonesia, Bapak/Ibu Guru/Pengajar Mata Pelajaran, Instruktur,
Tim Penyusun Modul, Penjamin Mutu Modul, Tim Editing, serta pihak lain yang terkait. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan penghargaan dan apresiasi atas
bantuan dan kerja sama yang diberikan dan kami juga menyampaikan permohonan maaf
apabila dalam penyelenggaraan penyusunan modul ini terdapat beberapa hal yang kurang
berkenan bagi semua pihak.

Bahan ajar dalam bentuk modul ini, terwujud sebagai bukti bahwa SMK Teknik PAL
Surabaya sangat peduli dengan pengembangan dan peningkatan kompetensi siswa, yang
tentunya akan kami terus adakan pengembangan-pengembangan ke arah yang lebih baik,
baik itu secara kualitas maupun kuantitas.

Semoga Modul ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran
di SMK Teknik PAL Surabaya.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membimbing kita sekalian. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Eko Agus Triswanto, S.Pd.,S.Si.


Kepala SMK Teknik PAL Surabaya
KATA PENGANTAR

Konstruksi Bangunan Kapal Baja merupakan mata pelajaran Kompetensi Keahlian pada
program keahlian Konstruksi Kapal Baja. Tujuan penyusunan modul Konstruksi Bangunan
Kapal Baja ini adalah sebagai dasar pengetahuan dan bekal bagi peserta didik kejuruan
tingkat menengah khususnya kejuruan konstruksi kapal baja untuk menempuh
pembelajaran pada kompetensi keahlian masing-masing. Modul ini disusun berdasarkan
kurikulum 2013.
Modul ini mempelajari Konstruksi Bangunan Kapal Baja mulai dari gambar rencana
garis dan konstruksi gading frame. Dalam menyajikan materi ajar, modul ini dilengkapi juga
fitur-fitur untuk meningkatkan pemahaman siswa, wawasan siswa, dan kemandirian
siswa dalam belajar (pendekatan saintifik). Fitur-fitur tersebut antara lain: cakrawala,
contoh soal, praktikum, penilaian harian, tugas mandiri, jelajah internet, dan rangkuman.
Sehingga tidak hanya wawasan mengenai pengetahuan saja, namun siswa turut diasah
keterampilannya.
Penyusunan modul ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penyusun
mengucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang konstruktif kami terima dengan senang
hati, demi peningkatan kualitas modul Konstruksi Bangunan Kapal Baja di kemudian hari.
Semoga modul teks Konstruksi Bangunan Kapal Baja ini dapat menjadi fondasi siswa dalam
mempelajari Teknik Ketenagalistrikan dan memberikan manfaat.

Surabaya, Agustus 2021


Penyusun
Yovie Rahmatullah, S.ST.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini merupakan modul pelajaran Konstruksi Bangunan Kapal Baja Kelas XI
Semester Ganjil yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Perlu diketahui, karena
modul ini termasuk penting maka bagi pengguna perlu untuk memperhatikan beberapa hal
berikut :
1. Lebih baik Kalian membaca bagian tujuan pembelajaran lebih dahulu agar Kalian dapat
mengetahui tujuan mempelajari materi yang terdapat pada modul ini.
2. Diharapkan Kalian dapat membaca dan mempelajari materi yang terdapat pada modul
ini dengan teliti, seksama dan dapat berdiskusi dengan teman Kalian maupun guru mata
pelajaran terkait.
3. Manfaatkan fitur yang terdapat pada bagian cakrawala dan jelajah internet yang sudah
terdapat pada modul ini untuk menambah wawasan Kalian.
4. Pada bagian akhir setiap materi yang terdapat pada modul ini ada evaluasi yang dapat
Kalian gunakan sebagai tolok ukur kepahaman Kalian terkait materi yang terdapat pada
modul ini
Sebagai catatan tidak perlu Kalian tergesa-gesa untuk mempelajari banyak materi pada
modul ini. Cukup perlahan yang penting Kalian dapat memahami setiap materi yang tertulis
dalam modul ini. Di setiap akhir materi dan pada bab akhir modul terdapat penilaian harian
yang dapat Kalian gunakan untuk mengukur seberapa jauh kepahaman Kalian terkait materi
yang telah dipelajari. Pahami setiap materi yang ada dan silakan bertanya pada guru mata
pelajaran terkait apabila ada materi yang kurang Kalian pahami.
Modul ini terdapat bagian-bagian tambahan untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:

Contoh Soal Terdapat beberapa contoh soal yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur kepahaman peserta didik terkait materi yang telah
dipelajari
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sumber belajar.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan
ilmu yang sedang dipelajari.
Penilaian Akhir Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik setelah
Semester mempelajari materi dalam satu semester.
Daftar Isi
REDAKSIONAL ............................................................................................................. i
SAMBUTAN KETUA YAYASAN ..................................................................................... ii
SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................................ v
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................................

BAB I Gambar Rencana Garis ...............................................................................


Peta Konsep ..........................................................................................................
Tujuan Pembelajaran ............................................................................................
A. Garis Garis Yang Membentuk Gambar Rencana Garis ............................................
B. Pandangan Badan Kapal Pada Gambar Rencana Garis ...........................................
Kegiatan Siswa ............................................................................................................
EVALUASI .....................................................................................................................
Refleksi ........................................................................................................................

BAB II Hydrostatic dan Bonjean Curve .......................................................................


Peta Konsep .................................................................................................................
Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................
A. Pengertian Hydrostatic Curve .................................................................................
B. Fungsi Hydrostatic Curve .........................................................................................
C. Pengertian Bonjean Curve .......................................................................................
D. Fungsi Bonjean Curve ..............................................................................................
E. Alur Penggambaran Hydrstatic Curve......................................................................
Kegiatan Siswa ............................................................................................................
EVALUASI .....................................................................................................................
Refleksi ........................................................................................................................
BAB III Ruang Akomodasi ...........................................................................................
Peta Konsep .................................................................................................................
Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................
A. Menentukan Jumlah ABK ........................................................................................
B. Ruang Dalam Blok Akomodasi .................................................................................
C. Peralatan Perlengkapan Pada Blok Akomodasi .......................................................
Kegiatan Siswa ............................................................................................................
EVALUASI .....................................................................................................................
Refleksi ........................................................................................................................

GLOSARIUM .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
Daftar Gambar
Gambar 1.1 gambar rencana garis .................................................................................................
Gambar 1.2 panjang garis air .........................................................................................................
Gambar 1.3 garis air pada body plan .............................................................................................
Gambar 1.4 garis air pada sheer line .............................................................................................
Gambar 1.5 garis dasar ..................................................................................................................
Gambar 1.6 garis muat ..................................................................................................................
Gambar 1.7 garis geladak tepi .......................................................................................................
Gambar 1.8 garis geladak tengah ..................................................................................................
Gambar 1.9 garis potongan tegak memanjang ..............................................................................
Gambar 1.10 body plan .................................................................................................................
Gambar 1.11 sheer plan ................................................................................................................
Gambar 1.12 half breath plan ........................................................................................................
Gambar 1.13 half breath plan ........................................................................................................
Gambar 1.14 kapal Nabi Nuh A.S ...................................................................................................
Gambar 2.1 hydrostatic curve .......................................................................................................
Gamabr 2.2 bonjean curve ............................................................................................................
Gambar 2.3 alur penggambaran hydrostatic curve .......................................................................
Gambar 2.4 Robert Fulton .............................................................................................................
Gambar 3.1 ruang muat ................................................................................................................
Gambar 3.2 berat kotor .................................................................................................................
Gambar 3.3 ruang makan ..............................................................................................................
Gambar 3.4 sanitary room .............................................................................................................
Gambar 3.5 hospital room .............................................................................................................
Gambar 3.6 kantor ........................................................................................................................
Gambar 3.7 dry provision room .....................................................................................................
Gambar 3.8 cold storage room ......................................................................................................
Gambar 3.9 dapur .........................................................................................................................
Gambar 3.10 wheel house .............................................................................................................
Gambar 3.11 ruang peta ................................................................................................................
Gambar 3.12 ruang radio ...............................................................................................................
Gambar 3.13 radio direction .........................................................................................................
Gambar 3.14 pintu dalam kapal ....................................................................................................
Gambar 3.15 lorong kapal .............................................................................................................
Gambar 3.16 jendela kedap ...........................................................................................................
Gambar 3.17 tangga akomodasi ....................................................................................................
Gambar 3.18 steel deck leader ......................................................................................................
Gambar 3.19 ship steel vertical ladder ..........................................................................................
Gambar 3.20 anjungan kapal .........................................................................................................
Daftar Tabel
Tabel 3.1 anak buah kapal berdasarkan bruto register tonnage .......................................
Tabel 3.2 anak buah kapal berdasarkan tenaga mesin ......................................................
Gambar Rencana Garis (Lines Plan)

Gambar Rencana
Garis (Lines Plan)

Garis-Garis Yang Pandangan Badan


Membentuk Gambar Kapal Pada Gambar
Rencana Garis Rencana Garis

Setelah mempelajari materi pada bab I tentang gambar rencana garis kapal (lines
plan), peserta didik diharapkan dapat memahami :

1. Mampu memahami bagian-bagian garis yang terdapat pada gambar rencana garis
dengan baik.
2. Mampu menggambar rencana garis dengan tepat.
3. Mampu menjelaskan gambar rencana garis dengan benar.
Pada Bab I ini akan dibahas tentang gambar lines plan/gambar rencana garis.
Dengan adanya gambar lines plan/gambar rencana garis dapat mempermudah engineer
dan bidang produksi untuk mengetahui bentuk bagian kapal sesuai dengan ketinggian
garis air (water line), pandangan kapal saat dilihat dari pandangan atas, pandangan
depan, dilihat dari belakang kapal/melintang, perpotongan garis station, water line,
buttock line, dan proyeksi titik perpotongan dengan garis station, water line, buttock line

Gambar 1. 1 gambar rencana garis (lines plan)


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

Gambar 1.1 merupakan contoh gambar rencana garis (lines plan) yang
sudah jadi dibuat. Terdapat 3 pandangan kapal pada gambar lines plan di atas
yaitu, body plan, sheer plan, half breath plan. Gambar rencana garis
merupakan gambar yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam proses
pembangunan sebuah kapal.

A. Garis-Garis Yang Membentuk Gambar Rencana Garis


Untuk memahami gambar lines plan hal utama yang harus dipahami
terlebih dahulu oleh peserta didik adalah garis-garis yang terdapat pada
gambar rencana garis (lines plan). Nah, apa saja garis-garis tersebut?
Sebelum mengetahui apa itu gambar rencana garis, marilah kita pelajari
bebeberapa materi di bawah ini terlebih dahulu.

1. Garis Air (Water Line)


Dalam gambar rencana garis terdapat beberapa garis yang
harus dipahami, diantaranya adalah garis air (water line). Garis air
adalah apabila diumpamakan sebuah kapal yang dipotong searah
memanjang (horizontal). Garis yang dipotong searah horizontal
tersebut dapat disebut dengan garis air (water line), untuk
penomoran pada garis air dimulai dari bagian kapal paling bawah
(base line) yaitu disebut dengan WL 0, kemudian di atasnya ada garis
air 1, garis air 2, garis air 3, garis air 4, garis air 5, dst. Adanya
potongan secara horizontal ini terbentuk beberapa penampang, dari
tiap penampang inilah disebut dengan luasan garis air.

Gambar 1. 2 panjang garis air


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

Pada gambar rencana garis, garis air dapat diketahui dari 2


pandangan yaitu :
a) Dari Body Plan
Pada gambar body plan di bawah ini kita dapat
mengetahui posisi garis air (water line) mulai dari posisi WL
0 yang terletak pada base line sampai WL 6 yang terdapat
pada bagian upper deck.

Gambar 1. 3 garis air pada body plan


Sumber : Diklat PT PAL Indonesia Tahun 1977
b) Dari Sheer Plan
Pada gambar sheer plan di bawah ini kita dapat
mengetahui letak garis air (water line) mulai dari WL 0 yang
terletak pada base line sampai WL 6 yang terletak pada
bagian upper deck.

Gambar 1. 4 garis air pada sheer plan


Sumber: Diklat PT PAL Indonesia Tahun 1977

2. Garis Dasar (Base Line)


Dalam gambar rencana garis terdapat beberapa garis yang
harus dipahami, diantaranya adalah garis dasar atau dapat disebut
juga dengan WL 0. Garis (base line) sebenarnya masih termasuk
dalam garis air (base line) merupakan bagian dari garis WL 0 yang
berada pada bagian kapal di bawah keel. Pada bagian tersebut garis
WL 0 apabila dipandang dari suatu bidang garis air, maka proyeksi
garis dasar (base line) merupakan sebuah bidang ketinggian garis air
0 ini letaknya harus selalu datar pada kapal-kapal yang direncanakan
dalam keadaan datar (even keel)

Gambar 1. 5 garis dasar (base line)


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)
3. Garis Muat (Load Water Line)
Dalam gambar rencana garis terdapat beberapa garis
yang harus dipahami, diantaranya adalah garis muat (load
water line). Garis air adalah garis muat pada kapal yang terletak
paling atas saat kapal dimuati dengan muatan penuh. Tinggi
dari garis muat (T) dapat diukur persis pada bagian tengah
kapal (midship).

Gambar 1. 6 garis muat (load water line)


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

4. Garis Geladak Tepi (Sheer Line)


Pada gambar lines plan terdapat beberapa garis yang harus
dipahami, diantaranya adalah garis geladak tepi (sheer line). Garis
sheer line merupakan sebuah garis lengkung yang diukur dari
bagian sisi geladak suatu geladak yang kemudian ditarik melewati
bagian atas dari suatu bagian center girder, apabila kita melihat
dari pinggir garis geladak pada gambar di bawah ini (Gambar 1.5
Garis Geladak Sisi), maka dapat diketahui bahwa bentuk garis sisi
geladak tersebut menanjak naik pada bagian haluan dan pada
bagian buritan.

Gambar 1. 7 garis geladak tepi (sheer line)


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)
5. Garis Geladak Tengah (Chamber)
Dalam gambar rencana garis terdapat beberapa garis yang harus
dipahami, diantaranya adalah garis geladak tengah (chamber). Garis
geladak tengah (chamber) merupakan bagian dari gambar rencana garis
yang menunjukkan bentuk bagian deck pada sebuah kapal.

Gambar 1. 8 garis geladak tengah (chamber)


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

6. Garis potongan tegak memanjang


Dalam gambar rencana garis terdapat beberapa garis yang harus
dipahami, diantaranya adalah garis-garis potongan tegak memanjang
(buttock line). Garis buttock line adalah garis yang akan terlihat saat
posisi badan kapal dipotong searah tegak memanjang dan penampang
yang tegak lurus terhadap section dengan arah vertical. Gambar di
bawah berikut adalah contoh garis buttock line yang terdapat pada
gambar rencana garis (lines plan).

Gambar 1. 9 garis potongan tegak memanjang


Sumber : Diklat PT PAL Indonesia Tahun 1977
B. Pandangan Badan Kapal Pada Gambar Rencana Garis
Setelah kalian memahami pembahasan terkait garis-garis yang
membentuk gambar lines plan. Kita dapat mengetahui beberapa macam
gambar yang terdapat pada bagian gambar rencana garis. Terdapat tiga
buah gambar pandangan yaitu Body Plan (pandangan depan dan
belakang), Sheer Plan (pandangan samping), dan Half Breadth Plan
(pandangan atas) (dikutip dari : repository.its.ac.id).

1. Body Plan
Body Plan merupakan gambar potongan kapal
dipandang dari depan dan belakang kapal. Pada dasarnya
gambar body plan dibagi menjadi 2 bagian, pada bagian kiri
adalah gambar bentuk belakang kapal dan bagian kanan
adalah gambar bentuk depan kapal. Bagian kanan untuk
gambar pandangan setengah bagian depan kapal, sedangkan
sebelah kiri untuk gambar pandangan setengah bagian
belakang kapal. Gambar pada body plan biasanya hanya
digambar setengah dari keseluruhan garis potongan
melintang kapal untuk setiap station, maksudnya adalah
gambar body plan kapal untuk setiap station digambar dari
centerline sampai dengan lebar sisi kapal. Hal ini dimaksudkan
agar gambar tidak penuh dengan garis-garis sebenarnya saling
bersimentri antara sisi kiri (port side) dan sisi kanan
(starboard side). Kemudian pada sisi kiri centerline pada
gambar body plan adalah garis-garis proyeksi pada station-
station di belakang midship, sedangkan pada sisi kanan
centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi
pada station- station di depan midship. (dikutip dari Buku
Kontruksi Kapal Baja Jilid I)

Gambar 1. 10 body plan


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)
Pada gambar body plan terdapat garis-garis yang diproyeksikan
dari setiap station secara melintang kapal yang merupakan bagian
dari garis berbentuk lengkungan, garis air (water line) yang
berbentuk sebuah garis horizontal, bagian dari garis buttockline yang
berupa bentuk sebuah garis vertikal, sent line yang berupa garis
diagonal, dan garis yang dibentuk dari titik-titik perpotongan dari
𝐴/2𝑇 dengan garis body plan pada setiap stationnya.
2. Sheer Plan
Sheer Plan merupakan suatu gambar potongan kapal dipandang
pada bagian samping. Bentuk masing-masing garis yang membentuk
gambar sheer plan tampak pada gambar 1.11

Gambar 1. 11 sheer plan


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

Sheer plan merupakan gambar potongan kapal yang dapat dilihat


dari samping pada setiap buttockline. Jadi dapat disimpulkan bahwa sheer
plan adalah potongan potongan bentuk kapal secara vertikal memanjang.
Pada gambar sheer plan terdapat garis-garis proyeksi setiap buttockline
secara vertikal memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-
garis body plan yang berupa garis-garis vertikal, garis-garis half breadth
plan yang berupa garis-garis horizontal. Biasanya pada station-station
parallel middle body dapat dipotong dan kemudian menjadi ruang kosong
pada gambar. Ruang kosong tersebut selanjutnya dibuat menjadi gambar
body plan yang sebelumnya sudah digambar. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam penarikan garis proyeksi kebagian masing-masing
garis (body plan, half breadth, dan sheer plan).
3. Half Breath Plan
Half Breadth Plan adalah gambar bentuk potongan kapal dipandang
dari atas. Gambar half breath plan pada umumnya digambar setengah
bagian dari keseluruhan garis proyeksi yang terdapat pada kapal ,
yaitu dari centerline sampai dengan bagian kapal yang terlebar.

Gambar 1. 12 half breath plan


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

Bagian sisi atas centerline gambar half breadth plan merupakan


garis proyeksi dari setiap garis air, sedangkan yang terdapat pada
bagian sisi bawah centerline pada gambar half breadth plan merupakan
sebuah garis sent line yang jaraknya dapat diukur dari masing-
masing station yang telah diukur berdasarkan gambar body plan
yang sudah digambar pada tahap sebelumnya. Pada gambar half
breadth plan terdapat garis proyeksi dari Setiap waterline secara
horizontal memanjang kapal yang berupa garis berbentuk kurva,
garis body plan yang berupa garis vertikal garis buttockline yang
berupa garis horizontal, dan sent line yang berupa garis lengkung.

Gambar 1. 13 half breath plan


Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)
1. Elemen Kompetensi : Memahami gambar rencana garis (lines plan)
2. Waktu Penyelesaian : 5 x 6 JP
3. Tujuan : Mampu mebuat gambar rencana garis (lines plan)
4. Tugas : Buatlah gambar rencana garis (lines plan) body plan,
half breath plan, sheer plan

Soal
1. Pada gambar body plan terdapat 3 komponen garis. Sebutkan 3 komponen garis
yang terdapat pada gambar body plan !
2. Apakah kegunaan gambar rencana garis dalam proses pembuatan dan produksi
kapal ?
3. Apakah yang dimaksud dengan chamber yang terdapat gambar pada body plan ?

Pembahasan
1. a. Garis water line
b. Garis buttock line
c. Garis station
2. Gambar rencana garis berguna untuk mengetahui bentuk bentuk
kapal ditiap garis air.
3. Chamber adalah bentuk melengkung kapal yang terdapat pada bagian
deck kapal. Chamber dibuat bentuk melengkung dengan tujuan agar
apabila terdapat air laut yang sampai masuk ke bagian deck maka
akan dapat segera keluar dari bagian kapal sehingga tidak terdapat
genangan pada bagian deck kapal
Kapal Nabi Nuh

Gambar 1. 14 kapal Nabi Nuh A.S


Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/bahtera_nuh (diunduh pada hari senin 9-
Agustus-2021 pukul 10:20)

Bahtera ini digambarkan memiliki Panjang 300 hasta. Hasta adalah


ukuran dari siku hingga ujung jari. Ada berbagai ukuran hasta yng digunakan
dalam dunia kuno, tetapi semuanya pada dasarnya serupa, dan situs-situs
penafsir harafiah tampaknya sepakat bahwa bahtera ini kira-kira 157 meter
panjangnya. Ini jauh lebih panjang dibandingkan dengan kapal-kapal kayu
terbesar yang pernah dibangun dalam masa historis, menurut sumber-sumber
tertentu. Admiral Zheng He pada awal abad ke-15 mungkin telah
menggunakan kapal-kapal yang panjangnya 122 m, tetapi kapal-kapal layer
Wyoming, yang diluncurkan pada 1909 dan sebagai kapal tebesar yang
terdokumentasi dari kayu ship yang pernah dibuat, panjangnya hanya 100 m
dan membutuhkan besi menyilang untuk mencegah melengkungnya kayu dan
sebuah pompa uap untuk mengatasi masalah kebocoran yang serius. [24]
“Pembangunan dan penggunaan sejarah dari kapal-kapal kayu.” [25] Para
sarjana harafiah yang menerima keberatan ini, namun tidak semuanya
menerimanya [26] yakin bahwa Nuh tentu telah membangun bahtera itu
dengan menggunakan Teknik-teknik yang telah maju dari masa setelah abaf
ke-19 seperti kontruksi kerangka ruang. (dikutip dari :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/bahtera_nuh)
Untuk menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan anda
terkait sistem perpipaan kapal anda dapat
membaca atau browsing video pada laman
berikut ini silahkan klik link dibawah atau scan qr
code yang terdapat dibawah ini:

https://maritimworld.web.id

E. EVALUASI BAB I
Kerjakan soal – soal dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sheer plan !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan body plan !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan half breath plan !
4. Sebutkan 3 komponen yang terdapat pada bagian gambar sheer plan !
5. Sebutkan 3 pandangan utama yang terdapat pada gambar rencana garis !
Saat ini Kalian telah selesai mempelajari Bab I yaitu tentang gambar rencana garis.
Silahkan ceritakan hal-hal yang anda dapat dari materi yang dipelajari pada Bab ini
dengan menulis pada lembar isian di bawah ini!

1. Manfaat yang Saya dapat dari hasil pembelajaran di Bab I adalah:


a. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
2. Kendala yang Saya alami dalam pembelajaran ini adalah:
a. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
3. Solusi yang Saya lakukan adalah:
a. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Hydrostatic dan Bonjean Curve

Setelah mempelajari materi pada bab II tentang hydrsostatic dan bonjean curve,
peserta didik diharapkan :

1. Mampu memahami pengertian serta fungsi hydrostatic dan bonjean curve


dengan baik.
2. Mampu menterjemahkan hydrostatic dan bonjean curve dengan tepat.
3. Mampu menjelaskan alur penggambaran hydrostatic dan bonjean curve dengan
benar.
Pada materi BAB II ini kita akan mempelajari tentang gambar hydrostatic dan
bonjean curve. Materi ini masih berkaitan dan berkesinambungan dengan materi yang
ada pada BAB I. Jadi pastikan kalian sudah paham betul dengan materi yang sebelumnya
agar pada materi ini kalian tidak kebingungan. Pada materi ini kita akan lebih banyak
belajar bagaimana melihat kondisi badan kapal yang berada pada bagian bawah air atau
berada pada garis air, dan mengetahui fungsi dari kurva hydrostatic dan bonjean
curve.

A. Pengertian Hydrostatic Curve


Hydrostatic Curve adalah gambar lanjutan dari gambar rencana garis dan
merupakan kumpulan dari kurva yang menunjukkan karakteristik sebuah
badan kapal yang berada pada kedalaman air, kurva tersebut ditunjukkan
dengan gambar pada sarat (T) saat kapal dalam posisi even keel. Terdapat
sebuah cara yang paling umum untuk dapat menggambarkan kurva
hidrostatik yaitu dengan membuat dua garis sumbu saling tegak lurus.
Sumbu yang mendatar merupakan bagian dari garis dasar kapal (base-line)
sedangkan garis sumbu vertikal menggambarkan bentuk sarat tiap water line
yang dipakai sebagai titik awal/acuhan saat pengukuran kurva hidrostatik.
Kurva-kurva hidrostatik tersebut digambarkan sampai pada sarat penuh dan
tidak dapat digunakan pada saat kondisi kapal berada pada poisisi trim.
Terdapat 19 lengkungan dalam bentuk garis Lengkung Hidrostatik. Garis
lengkung-lengkung tersebut antara lain adalah:

1. Water Plan Area (WPA)


WPA adalah bentuk dari luasan bidang garis air yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya yaitu dari tiap-tiap water line
yang terdapat pada gambar lines plan. Terdapat beberapa kemungkinan
bentuk dari WPA yang dapat ditinjau dari bentuk bagian alas kapal
antara lain:
a. Bagi kapal yang menggunakan bentuk lambung rise of
floor/lambung bentuk V, pada garis air 0 luas garis air
adalah nol karena luasan water line hanya berupa garis
lurus (base-line), sehingga lengkung WPA dimulai dari
titik (0,0).
b. Bagi kapal yang tidak menggunakan bentuk lambung
U, pada garis air 0 terdapat luasan yang terbentuk
pada garis dasar dan menyebabkan luas garis air akan
memiliki nilai luasan.
2. Coefficient of Water Line (CWL)
CWL merupakan hasil dari nilai perbandingan antara luas
bidang garis air dengan sebuah segi empat dengan panjang L dan
lebar B, dimana L menunjukkan sebuah panjang maksimum dari tiap
water line dan B merupakan lebar maksimum dari tiap water line.

3. Ton Per Centimetre Immersion (TPC)


TPC merupakan penjumlah tonase yang digunakan untuk
mendapatkan perubahan dari sebuah sarat kapal sebesar 1 cm. Bila
tidak terdapat perubahan luas garis air pada perubahan sarat sebesar
1 cm, atau pada perubahan 1 cm tersebut dinding kapal dianggap
vertikal. Jadi apabila kapal bagian lambung kapal ditenggelamkan
sebesar 1 cm, maka perubahan volume adalah hasil perkalian luas
garis air dengan tebal pelat pada posisi garis air tersebut. Dengan
demikian penambahan volume dan berat kapal dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Penambahan volume = t x WPA (m3)
Penambahan berat = t x WPA x 1.025 (ton)
Dimana t adalah tebal pelat pada tiap WL dan 1,025 adalah berat
jenis air laut.

4. Midship of Section Area (MSA)


MSA merupakan bagian dari luasan moulded sebuah kapal
pada bagian midship section untuk mengetahui dari tiap bagian sarat
kapal. Luasan MSA digunakan untuk setiap sarat dapat diketahui dari
Tabel B pada perhitungan hidrostatik.
5. Midship Coefficient (CM)
Coefficient midship merupakan sebuah perbandingan antara
luasan penampang midship kapal dengan luas suatu penampang
dengan lebar (B) dan tinggi sarat T dari tiap water line.

6. Keel to Center of Bouyancy (KB)


KB merupakan suatu jarak dari titik tekan bouyancy yang terdapat
pada bagian lunas kapal (baseline). Satuan dari keel to center of
buoyancy dituliskan dalam bentuk meter.

7. Transverse Center of Bouyancy to Metacenter (TBM)


TBM merupakan sebuah jarak dari titik tekan bouyancy (gaya
tekan ke atas air) searah melintang kapal terhadap suatu titik
metacenter. Satuan dari TBM dituliskan dalam bentuk meter (m).
8. Transverse of Keel to Metacenter (TKM)
TKM merupakan sebuah letak dari titik metacenter searah
melintang kapal terhadap suatu luas kapal untuk tiap-tiap water line-
nya. Satuan dari TKM dituliskan dalam bentuk meter (m).

9. Longitudinal Center of Bouyancy (LCB)


Lcb atau FB merupakan sebuah jarak titik tekan bouyancy
terhadap suatu penampang midship kapal yang ditujukan untuk
setiap sarat kapal. Satuannya dituliskan dalam bentuk meter.
Tanda negatif (-) dan positif (+) pada LCB digunakan sebagai
penunjukan peletakannya. Jika terdapat pada bagain depan
midship (+) dan apabila berada pada bagian belakang midship (-).

10. Longitudinal Center of Floatation (LCF)


Lcf atau FF merupakan sebuah jarak dari titik berat garis air
terhadap sebuah penampang tengah kapal yang didapat dari setiap
sarat kapal. Satuannya dituliskan dalam bentuk meter. Seperti yang
terdapat pada Lcb, tanda (-) menunjukkan bahwa titik Lcf terletak
pada bagian belakang midship dan tanda (+) menunjukkan bahwa
titik Lcf terletak bagian depan midship.

11. Longitudinal Center of Bouyancy to Metacenter (LBM)


LBM merupakan suatu jarak titik tekan bouyancy searah
memanjang kapal terhadap titik metacenter kapal. Satuannya
dituliskan dalam bentuk meter (m).

12. Longitudinal of Keel to Metacenter (LKM)


LKM merupakan suatu letak metacenter searah memanjang
terhadap lunas suatu kapal untuk tiap-tiap bagian sarat kapal.
Satuannya dapat dituliskan dalam bentuk meter (m). LKM didapat
dari penjumlahan antara LBM dengan KB.

13. Block Coefficient (CB)


CB merupakan suatu perbandingan dari volume karene dan
balok geladak dengan panjang L, lebar B dan tinggi sarat T. Hal ini juga
harus berlaku untuk tiap-tiap garis air.
14. Prismatic Coefficient (Cp)
Cp merupakan perbandingan dari suatu volume karene dan
volume prismatik dengan menggunakan luas penampang dari
midship kapal dan panjang kapal L.
15. Water Surface Area (WSA)
WSA merupakan sebuah luasan permukaan badan kapal yang
tercelup dalam air pada setiap water line-nya. WSA didapatkan dari
sebuah jumlah perkalian half girth dan faktor luas dari setiap station
dan setiap water line-nya.

16. Displacement Moulded


Displacement moulded merupakan sebuah berat air laut yang
didapatkan dari adanya volume karene tanpa kulit kapal. Nilai ini
didapatkan dari hasil perkalian volume karene dengan berat jenis
air laut yaitu 1,025.

17. Displacement
Displacement merupakan sebuah berat air laut yang
dipindahkan dikarenakan adanya sebuah volume badan kapal
yang tercelup ke dalam air (karene) dan termasuk juga akibat
tambahan adanya pelat pada lambung kapal. Jadi displacement
adalah penjumlahan dari volume displacement moulded dengan
shell displacement.

18. Moment to change Trim one Centimeter (MTC)


MTC merupakan sebuah momen yang diperlukan untuk
membuat posisi kapal menjadi pada posisi trim sebesar 1 cm.
Satuannya dapat dituliskan dalam bentuk ton permeter.

19. Displacement Due to one centimeter of Trim by stern (DDT)


DDT merupakan suatu besaran perubahan displacement kapal
yang diakibatkan dari suatu perubahan posisi trim kapal sebesar 1
cm.
Gambar 2. 1 hydrostatic curve
Sumber : Yovie Rahmatullah 2019 (Dokumentasi Pribadi)

B. Fungsi Hydrostatic Curve


Dari gambaran kurva hidrostatik maka dapat diketahui nilai yang didapat
karakteristik sebuah kapal seperti, WPA, WSA, MSA, TKM, TBM, LBM, LKM, MTC,
DDT, TPC, KB, ¤B, ¤F, Cb, Cp, Cm, Cw pada saat kapal berada dalam posisi even
keel maupun posisi kapal berada pada posisi trim.
Dengan menggunakan kurva hidrostatik dapat ditentukan dari principal
dimension sebuah kapal (misalnya Lpp, B, H, dll) yang akan dibangun serta
dapat diketahui semua koefisien pada bentuk pada setiap sarat tertentu yang
ditinjau. Selain itu fungsi lengkung hidrostatik adalah untuk mengetahui sifat-
sifat badan kapal yang tercelup di dalam air, atau dengan kata lain untuk
mengetahui sifat-sifat karene. Cara yang paling umum untuk menggambarkan
lengkung-lengkung hidrostatik adalah dengan membuat dua sumbu saling tegak
lurus. Sumbu mendatar adalah garis dasar kapal (base-line) sedangkan garis
vertikal menunjukkan sarat tiap water line yang dipakai sebagai titik awal
pengukuran lengkung-lengkung hidrostatik.
C. Pengertian Bonjean Curve
Kurva Bonjean/Bonjean Curve merupakan sebuah kurva/grafik yang
menunjukkan luasan dari setiap station yang berguna sebagai fungsi sarat.
Bentuk dari kurva ini semula diperkenalkan oleh seorang sarjana dari Prancis
yang bernama Bonjean pada abad ke-19. Dengan demikian, dapat diketahui
cara untuk menghitung luasan dari tiap station sampai setinggi sarat yang
diinginkan dapat diketahui dari sebuah kurva bonjean dengan menarik suatu
garis mendatar/horizontal sehingga memotong garis kurva bonjean pada
bagian station dan bagian sarat yang diinginkan. Pada umumnya bentuk dari
kurva bonjean cukup digambar sampai bagian geladak tepi kapal (Upper Deck
Side Line) sepanjang kapal. Selain itu, Bonjean Curve juga dapat pula
digunakan untuk mencari sebuah volume ruang muat kapal, baik volume
ruang muat total dari kapal tersebut atau volume ruang muat antara dua
sekat kapal. Bentuk-bentuk kurva Bonjean adalah sebagai berikut :
1. Garis Lurus
Garis lurus pada kurva bonjean adalah bentuk dari station
atau penampang kapal berbentuk segiempat. Jadi penambahan
luasan dari tiap sarat yang sama akan selalu konstan.

2. Parabola
Bentuk parabola ini adalah bentuk dari sebuah station
dengan penampang yang berbentuk segitiga maupun berbentuk
melengkung.

3. Parabola diikuti Garis Lurus


Bentuk seperti ini adalah untuk bentuk penampang kapal
melengkung pada bagian bawah kapal dan garis lurus untuk
bagian atas kapal. Sehingga yang awalnya perubahan luasan tidak
konstan tetapi kemudian penambahan luasnya akan berubah
menjadi konstan pada sarat yang lebih tinggi.
Gambar 2. 2 bonjean curve
Sumber : Yovie Rahmatullah 2021 (Dokumentasi Pribadi)
D. Fungsi Bonjean Curve
Kurva Bonjean memiliki fungsi sebagai dasar guna memperoleh
sebuah volume dan displacement kapal tanpa kulit pada tiap sarat yang
dibutuhkan dari kapal tersebut, baik pada saat kapal tersebut dalam posisi
even-keel maupun kapal dalam posisi trim serta juga pada saat kapal
terkena tekanan yang berasal dari sebuah gelombang. Selain itu kurva
Bonjean juga dapat pula digunakan untuk mencari LCB (¤B). Langkah
selanjutnya untuk pengerjaan kurva bonjean digunakan sebagai
perhitungan suatu kebocoran (Floodable Length).
E. Alur Penggambaran Hydrostatic Curve
Untuk dapat membuat sebuah hydrostatic curve terdapat tahapan-tahapan
yang harus dikerjakan dalam membuat hydrostatic curve adalah sebagai berikut.

Gambar 2. 3 alur penggambaran hydrostatic curve


Sumber : Yovie Rahmatullah 2021 (Dokumentasi Pribadi)
1. Elemen Kompetensi : Memahami hydrostatic dan bonjean curve
2. Waktu Penyelesaian : 5 x 6 JP
3. Tujuan : Mampu memahami hydrostatic dan bonjean
curve
4. Tugas : Buatlah gambar hydrostatic curve dari data
linesplan yang sudah dibuat pada materi
sebelumnya

Soal
1. Pada gambar hydrostatic curve terdapat kurva shell displacement. Jelaskan apa yang
dimaksud kurva shell displacement !
2. Pada gambar hydrostatic curve terdapat kurva water surface area. Jelaskan apa yang
dimaksud kurva water surface area !
3. Pada gambar Bonjean curve terdapat kurva bentuk parabola, menandakan bagian
apakah kurva parabola tersebut ?

Pembahasan
1. Shell Displacement merupakan sebuah berat air laut yang dipindahkan
dikarenakan adanya kulit / pelat pada volume karene. Setiap satuan
displacement dituliskan dalam bentuk ton.
2. WSA merupakan sebuah luasan permukaan badan kapal yang tercelup dalam air
pada setiap water line-nya. WSA didapatkan dari sebuah jumlah perkalian half girth
dan faktor luas dari setiap station dan setiap water line-nya
3. Bentuk parabola ini adalah bentuk dari sebuah station dengan penampang yang
berbentuk segitiga maupun berbentuk melengkung
Robert Fulton

Gambar 2. 4 Robert Fulton


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Fulton (diunduh pada hari selasa 10-Agustus-
2021 pukul 11:15)

Robert Fulton merupakan seorang ilmuwan sekaligus penemu ahli teknik


dan sekaligus seorang seniman yang berkebangsaan Amerika. Robert Fulton
lahir di Lancaster, 14 November 1765. Robert Fulton merupakan seorang
penemu transportasi jenis laut dan kapal uap. Semasa hidupnya Robert Fulton
menciptakan berbagai macam jenis transportasi air antara lain peralatan kapal,
kapal uap, kapal selam serta alutsista yang ia ciptakan di Prancis pada tahun
1797-1806. Selesai menciptakan kapal selam dan alutsista di Prancis Robert
Fulton Kembali ke Amerika untuk menerima tunjangan keuangan guna
merancang sekaligus membuat sebuah kapal uap yang bernama Clermont tahun
1807 yang diklaim dapat melintasi aliran kanal Hudson dengan lancar. Robert
Fulton merupakan salah satu komisi yang merekomendasikan pembangunan
Kapal Erie pada tahun 1812. Pada saat terjadinya blokade Inggris, Robert Fulton
membuat sebuah kapal perang uap untuk pertama kalinya di dunia. Kapal
perang buatan Robert Fulton ini mengemban tugas untuk melindungi wilayah
Pelabuhan New York dari serangan Inggris. Kapal tersebut dinamakan The
Domologos atau Fulton. Kapal perang buatan Fulton tersebut memiliki dimensi
berat 2,745 ton, memiliki Panjang 156 kaki atau 48 meter, tetapi kecepatannya
tidak dapat melebihi dari 6 mil/jam atau setara dengan 11 kilometer/jam. Kapal
perang tersebut pertama kali diluncurkan pada bulan Oktober 1914. Kapal
perang tersebut berhasil lolos dari berbagai macam tes pada zamannya, akan
tetapi kapal perang tersebut tidak pernah digunakan dalam perang. (dikutip dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Fulton , diakses pada hari selasa 10-Agustus-2021
pukul 11:15)
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan kalian lebih jauh tentang gambar hydrostatic dan
Bonjean curve kalian dapat mengunjungi link di bawah atau menggunakan kode QR di
samping. Materi yang disajikan link di bawah terdapat gambar dan animasi untuk
membantu kalian memahami.

https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/bonjean-curve

E. EVALUASI BAB II
Kerjakan soal – soal dibawah ini dengan baik dan benar !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan coefficient water line !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keel to centre of bouyency !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan midship section area !
4. Pada gambar Bonjean curve terdapat kurva bentuk garis lurus, menandakan bagian
apakah kurva garis lurus tersebut ?
5. Pada gambar Bonjean curve terdapat kurva bentuk parabola dan garis lurus, menandakan
bagian apakah kurva tersebut ?
Saat ini Kalian telah selesai mempelajari Bab II yaitu tentang hydrostatic dan
bonjean curve. Silahkan ceritakan hal-hal yang anda dapat dari materi yang dipelajari
pada Bab ini dengan menulis pada lembar isian di bawah ini!

1. Manfaat yang Saya dapat dari hasil pembelajaran di Bab II adalah:


a. …………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
b. …………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
c. …………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Kendala yang Saya alami dalam pembelajaran ini adalah:
a. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
3. Solusi yang Saya lakukan adalah:
a. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Ruang Akomodasi

Ruang
Akomodasi

Menentukan Alat
Menentukan
Ruang Dalam Kelengkapan
Jumlah ABK Blok Akomodasi Blok Akomodasi

Setelah mempelajari materi pada bab II tentang hydrsostatic dan bonjean curve,
peserta didik diharapkan :

1. Mampu memahami cara menentukan jumlah ABK dengan baik.


2. Mampu menyajikan gambar ruang blok akomodasi dengan tepat.
3. Mampu menjelaskan kelengkapan blok akomodasi dengan benar.
Perancangan setiap komponen blok kapal yaitu merancang ruangan yang ada di
dalam kapal sesuai kebutuhan kapal, di dalam kapal dibagi menjadi beberapa ruangan
seperti; ruang akomodasi, kamar mesin, dan ruang muat dan ruang muat (super
structure), serta fasilitas bongkar muat dan labuh dalam komponen Konstruksi
Bangunan Kapal Baja.

Gambar 3. 1 ruang muat


Sumber : http://www.fredknoops.nl/P04%20ruim/RUIM.HTM (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-
2021 pukul 07:45)

Dalam mendisain blok akomodasi kapal tentunya didasarkan pada kebutuhan


ABK kapal yang dihitung dan direncanankan sesuai kebutuhan kapal setelahnya dapat
merencanakan dan menentukan letak ruangan dan akomodasi kapal. Dalam
perencanaan blok akomodation perlu kiranya memperhatikan beberapa hal di bawah
ini:
1. Memperhatikan efektivitas penggunaan, maintenance, repair, ruangan yang
efektif dan mempersingkat operasional kapal sampai di pelabuhan.
2. Jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan memperhatikan
produktivitas pekerjaan kapal.
3. Penataan ruang akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin
memperhatikan efektivitas di dalam kapal.

A. Menentukan Jumlah ABK


Dalam menentukan jumlah ABK dan komposisi ABK ditentukan berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu :

1. Ukuran kapal (BRT/GT)


Volume kotor (Gross Tonnage = Bruto Register Ton) Isi kotor
besarnya tertera di dalam sertifikat kapal. Volume kotor merupakan
jumlah dari isi ruangan di bawah geladak ukur dan geladak tonnase atau
yang sering kita dengar sebagai geladak jalan terus yang paling atas (upper
most continuously deck). Isi ruangan/tempat-tempat antara geladak kedua
dan geladak atas. Isi ruangan-ruangan yang tertutup secara permanen pada
geladak atas atau geladak di atasnya. Isi dari ambang palka (½ % dari BRT
kapal). Isi atau volume ruangan di bawah geladak ukur mengandung
pengertian volume dari ruangan - ruangan yang dibatasi di sebelah atas
oleh geladak paling atas. Di sebelah bawah oleh bagian atas dari lajur
dasar dalam. Di sebelah samping oleh bagian sebelah dalam gading-
gading (Lihat lebar tonnase). Disamping itu volume ruangan di bawah
geladak ukur termasuk volume dari poros baling- baling atau bentuk-
bentuk apendasi lain pada kulit kapal di bawah geladak ukur. (dikutip dari
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP 13)

Gambar 3. 2 berat kotor (gross tonage)


Sumber : akademiasuransi.org (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 08:00)

Kapasitas kotor (GRT atau BRT) adalah keseluruhan bagian kapal yang
bisa diisi berupa muatan atau konsumable. Semakin besar GRT kapal maka
semakin banyak pula crew yang dibutuhkan dalam operasional kapal.
Tabel 3. 1 anak buah kapal berdasarkan pada bruto register tonage
2. Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc.)
Dalam pengoperasianya tipe kapal berpengaruh terhadap jumlah
crew/ ABK kapal. Pada kapal tanker tentunya jumlah crew lebih banyak di
karenakan adanya tambahan crew yang bertugas melakukan perawatan
harian dan operasional kapal tanker, hal tersebut juga terjadi pada kapal
Cargo dan kapal
– kapal lain.

3. Tingkat Otomatisasi Dan Daya Mesin Penggerak


Dalam pelaksanaan operasional kapal tentunya ketika mesin kapal
semakin canggih dan semakin terotomatisasi maka kebutuhan jumlah crew
juga dapat dikurangi, begitu juga dengan daya mesin. Jika daya mesin
semakin besar maka jumlah kru yang melakukan fungsi operasional dan
perawatan juga akan semakin besar.

Tabel 3. 2 anak buah kapal berdasarkan pada tenaga mesin (BHP)

Pada umumnya terdapat beberapa karakteristik jumlah crew/ABK kapal


Kapal Eropa pada umumnya memiliki 22-24 ABK. Kapal Asia di Perairan
Internasional memiliki 28-36 ABK. Kapal penyusur pantai (Coaster) memiliki
ABK yang lebih kecil. Komposisi ABK/Crew adalah sebagai berikut :
a. Deck crew
b. Engine crew
c. Service crew

4. Contoh Susunan ABK


a. DECK DEPARTMENT
1) Master (Nakhoda)
2) Perwira
3) Chief Officer (Mualim I)
4) Second Officer (Mualim II)
5) Radio Operator
6) Dokter
7) Bintara
8) Quarter Master (Juru Mudi)
9) Boatswain (Kepala Kelasi)
10) Seaman (Kelasi)
b. ENGINE DEPARTMENT
1) Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin )
2) Second Engineer
3) Electrician
4) Fireman
5) Oiler
c. CATERING/SERVICE DEPARTMENT
1) Chief Cook
2) Assistant Cook
3) Steward
4) Boys

B. Ruang Dalam Blok Akomodasi


Pada bagian blok akomodasi banyak terdapat ruang-ruang yang digunakan para ABK
baik untuk berkatifitas maupun beristirahat. Ruang-ruang tersebut diantara lain adalah :
1. Cabin (Ruang tidur)
Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980, hal 113-1260
diperoleh beberapa persyaratan untuk crew accomodation. Cabin harus
diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang kapal. Direncakan ruang
tidur :
a. Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat
cahaya matahari.
b. Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.
c. Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer dan Dokter.
d. Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan
Electrician dan Quarter Master.
e. Main deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler,
Fireman, Boatswain, Seaman, Steward dan Boys.
f. Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) di dalam ruang tidur
dari ruang muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint
room dan dry room ( ruang pengering ).
g. Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m² untuk
kapal di atas 3000 BRT.
h. Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.
2. Ruang makan (Mess room)
Merencanakan ruang makan (mess room) menurut Suhardjito (2006)
a. Harus cukup menampung seluruh ABK.
b. Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang
makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.
c. Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley (dapur).

Gambar 3. 3 ruang makan (mess room)


Sumber : doclayer.info (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 09:00)

3. Sanitary room
Pada setiap kapal juga harus terdapat sanitary room yang berguna untuk
kebutuhan dari tiap ABK maupun penumpang apabila pada kapal penumpang.
Persyaratan sanitary room adalah sebagai berikut :
a. WC di kapal didasarkan pada BRT kapal dan jumlah ABK pada kapal
di atas 3000 BRT jumlahnya 6 unit.
b. Kapal yang menggunakan radio operator terpisah diharuskan
memiliki ruang sanitary di dalam ruangan tersebut.
c. Fasilitas sanitari minimum:
1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang. 1 WC untuk 8
orang atau kurang. 1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.

Gambar 3. 4 sanitary room


Sumber : maritimeworld.web.id/sanitary_room_km_sinar_panalaran
(diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 09:05)
4. Hospital accommodation
Sesuai dengan persyaratan untuk kapal yang memiliki pelayaran
lebih dari 3 hari dengan ABK lebih dari 15 orang diharuskan memiliki
hospital accomodation, dengan obat-obatan, wash basin, toilet serta
shower. Di lengkapi dengan tempat tidur pasien minimal 1 unit dan
maksimal adalah 6 unit.

Gambar 3. 5 hospital accommodation


Sumber : maritimeworld.web.id/hospital room (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-
2021 pukul 09:15)

5. Musholla
Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka
direncanakan Di Poop Deck :
a. Dilengkapi tempat wudhu di dekat mushola.
b. Dilengkapi tempat untuk penyimpanan.
6. Kantor (ship officer)
Kantor harus terdapat meja tulis disertai kursi yang dapat berputar
(untuk Kapten, Perwira deck, Perwira mesin) disertai lemari untuk
menyimpan buku.

Gambar 3. 6 kantor (ship officer)


Sumber : maritimeworld.web.id/ship officer (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 09:15)

7. Dry provision and cold storage room


Dry provision digunakan untuk menyimpan bahan dengan bentuk
curah yang tidak memerlukan pendinginan dan dekat dengan dapur.

Gambar 3. 7 dry provision room


Sumber : maritimeworld.web.id/dry room (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 09:15)
Untuk bahan yang memerlukan o pendinginan agar bahan-bahan
tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran maka disimpan pada cold
o
storage room. Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan.
Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22° C. Untuk menyimpan
sayuran suhu maksimum adalah -12° C. Luas provision store yang
dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah 0,8 s/d 1 m

Gambar 3. 8 cold storage room


Sumber : maritimeworld.web.id/cold storage (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 10:00)

8. Dapur (Galley)
Dalam Suhardjito (2006) penataan dan perancangan dapur adalah
Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store. luas lantai 0,5
m2 /ABK. Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk
menghisap debu dan asap. Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak
ada opening antara galley dengan sleeping room. Direncanakan dapur :
a. Letak di Main Deck, disamping dry and cold store, di samping ruang
makan crew.
b. Luas 12,74 m2
c. Dilengkapi sarana lift food ke pantry di boat deck dan poop deck
yang tepat di atas dapur.

Gambar 3. 9 dapur (galley)


Sumber : maritimeworld.web.id/galley (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul
10:05)
9. Ruang navigasi
Ruang Kemudi (Wheel House) Letak wheel
o house adalah pada deck yang
paling tinggi, hal ini berfungsi sehingga pandangan kapal ke depan dan
samping tidak terhalang (visibility 360). Flying wheel house lebarnya
dilebihkan 0,5m dari lebar kapal, untuk mempermudah waktu berlabuh.
Wheel House menggunakan pintu geser di sebelah samping kanan dan kiri.

Gambar 3. 10 wheel house


Sumber : maritimeworld.web.id/wheel house (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 10:10)

10. Ruang peta (cart room)


Terletak di dalam ruang wheel house. Ukuran ruang peta 2,4 m x 2,4 m.
Ukuran meja peta 1,8 m x 11,2 m. Antara ruang peta dan wheel house bisa
langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang
dapat menghubungkan keduanya.

Gambar 3. 11 ruang peta (chart room)


Sumber : doclayer.info (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 09:00)
11. Ruang radio
Diletakan setinggi mungkin di atas kapal dan diletakan pada tempat
yang terlindung. Ruang radio operator harus sedekat mungkin dengan
ruang radio dan berjarak kurang dari 3 menit.

Gambar 3. 12 ruang radio


Sumber : maritimeworld.web.id/sanitary_room_km_sinar_panalaran (diunduh pada hari
kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:20)

11. Battery room


Battery room adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of
Electrical Power (ESEP):
a. ESEP diletakkan pada tempat yang terlindung dari suara bising
dan lainnya.
b. Dapat digunakan minimal 3 jam dalam kondisi darurat.
c. Dapat beroperasi pada saat kapal miring dengan kondisi
22,5° atau kondisi trim 10°

C. Peralatan Perlengkapan Pada Blok Akomodasi


Pada bagian blok akomodasi juga dibutuhkan beberapa peralatan sebagai
penunjang dalam kondisi berlayar, peralatan tersebut diantara lain adalah :
1. Radio direction
Kapal dengan BRT 1600 gross ton wajib memiliki direction finder dan
radar yang diletakkan di ruang peta dan wheelhouse. Direction finder
berfungsi untuk mengetahui posisi kapal dan radar berfungsi untuk
mengetahui kondisi sekitar untuk menghindari tubrukan dengan karang.

Gambar 3. 13 radio direction


Sumber : doclayer.info (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 10:30)
2. Pintu
Pada setiap kapal terdapat standart pintu yang boleh digunakan untuk
dipasang pada kapal tersebut. Ada beberapa pintu yang harus ada disetiap
kapal diantara lain adalah :

a. Pintu baja kedap


Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung
dengan cuaca bebas.
1) Tinggi : 1800 mm
2) Lebar : 800 mm
3) Tinggi ambang : 300 mm
b. Pintu dalam
Aturan dalam ukuran pintu dalam yang sesuai dengan
standart adalah sebagai berikut :

1) Tinggi : 1800 mm
2) Lebar : 750 mm
3) Tinggi ambang : 200 mm

Gambar 3. 14 pintu dalam kapal


Sumber : maritimeworld.web.id/ (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:30)
c. Lorong
Lorong pada umumnya memiliki lebar 80 cm sampai 120
cm hal tersebut difungsikan untuk mempermudah aktivitas dan
mobilitas ketika kapal pada kondisi labil karena kondisi alam.

Gambar 3. 15 lorong kapal


Sumber : nationalgeographic.grid.id (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-
2021 pukul 10:30)

d. Jendela
1) Jendela bundar tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO
1751), direncanakan menggunakan jendela bundar tipe A
dengan ukuran d = 400 mm.
2) Jendela empat persegi panjang, direncanakan:
a) Panjang (W1) = 400 mm Tinggi (h1) = 560 mm
b) Radius (r1) = 50 mm Tinggi (h1) = 800 mm
c) Panjang (W1) = 500 mm Tinggi (h1) = 800 mm
d) Radius (r1) = 100 mm
3) Untuk wheel house o berdasarkan simposium on the design of
ships budges, semua jendela bagian depan boleh membentuk
15. Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck dan
jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.

Gambar 3. 16 jendela kedap


Sumber : nationalgeographic.grid.id (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:32)
e. Tangga
Letak Accomodation ladder adalah di samping kapal dan
tempat penyimpanan di poop deck menghadap ke depan dan
memiliki panjang yang direncanakan dengan sudut 45°.

Gambar 3. 17 Tangga akomodasi


Sumber : maritimeworld.web.id/ (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:40)

f. Steel deck ladder


Steel deck ladder digunakan sebagai akses untuk
menghubungkan deck satu dengan deck lainnya. Syarat ukuran
steel deck ladder adalah sebagai berikut :
1) Nominal size = 600 mm
2) Lebar = 600 mm
3) Sudut kemiringan = 45°
4) Interval of treads = 200 s/d 300 mm Step space = 400 mm

Gambar 3. 18 steel deck leader


Sumber : maritimeworld.web.id/ (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:40)
g. Ship steel vertical ladder
Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole
dan digunakan untuk tangga menuju ke top deck, pada umumnya
tangga tersebut direncanakan:
1) Lebar tangga = 350 mm
2) Interval treads = 300 s/d 340 mm Jarak dari dinding = 150
mm
3) Untuk peraturan ESEP lihat SOLAS Chapter II-1 PART D.

Gambar 3. 19 ship steel vertical ladder


Sumber : indonesianmarinedeckcrane.co.id (diunduh pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:43)
1. Elemen Kompetensi : Memahami ruang akomodasi pada kapal
2. Waktu Penyelesaian : 5 x 4 JP
3. Tujuan : Mampu membuat gambar ruang akomodasi
kapal
4. Tugas : Buatlah gambar layout ruang akomodasi mulai
dari main deck sampai pada top deck
berdasarkan gambar rencana garis yang telah
dibuat pada materi bab I

Soal
1. Sebutkan faktor penting dalam menentukan jumlah dan komposisi ABK!

Pembahasan
1.a. Ukuran Kapal (BRT/GT)
Isi kotor (GRT atau BRT)merupakan isi dari sebuah kapal dikurangi dengan
isi sejumlah ruangan tertentu yang berfungsi sebagai ruangan untuk
keamanan kapal. Ruangan-ruangan itu disebut sebagai ruangan yang
dikecualikan (exempted spaces) atau ruangan-ruangan yang dikurangi
(deducted spaces). Dengan kata lain isi kotor sebuah kapal dapat diartikan
sebagai isi sebuah kapal dikurangi dengan ruangan-ruangan yang
dikecualikan, seperti ; dasar berganda (double bottom), tangki ceruk depan
(fore peak tank), tangki ceruk belakang (after peak tank), dek sheller ( sehller
deck), dapur (galley), anjungan (wheel House), dek antara (bridge deck),
kantor nachcoda (master’s office) - Ruang kosong di atas kamar mesin, dll.
Isi kotor biasanya diberikan dalam kaki kubik untuk mendapatkan
tonnasenya. Maka jumlah tersebut dibagi dengan 100. Dengan kata lain
1 (satu) Register ton = 100 kaki kubik atau 2,83 meter kubik.
Berdasarkan penjelasan di atas maka semakin besar nilai BRT/GT maka
membutuhkan crew yang semakin banyak dikarenakan ruangan dan luas
bagian kapal yang semakin besar maka membutuhkan crew/ABK yang
semakin banyak untuk melaksanakan operasional kapal.
b. Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc.)
Dalam pengoperasianya tipe kapal berpengaruh terhadap jumlah crew/ABK
kapal. Pada kapal tanker tentunya jumlah crew lebih banyak dikarenakan
adanya tambahan crew yang bertugas melakukan perasaawatan harian dan
operasional kapal tanker, hal tersebut juga terjadi pada kapal Cargo dan
kapal
– kapal lain.

c. Tingkat otomatisasi dan daya Mesin Penggerak


Dalam pelaksanaan operasional kapal tentunya ketika mesin kapal semakin
canggih dan semakin terotomatisasi maka kebutuhan jumlah crew juga
dapat dikurangi, begitu juga dengan daya mesin. Jika daya mesin semakin
besar maka jumlah crew yang melakukan fungsi operasional dan perawatan
juga akan semakin besar.

Anjungan Kapal

Gambar 3. 20 anjungan kapal


Sumber : https://https://id.wikipedia.org/wiki/Anjungan_kapal diunduh pada hari kamis 12-
Agustus-2021 pukul 11:10

Anjungan Kapal (bahasa Inggris: bridge) adalah ruang komando kapal


dimana ditempatkan roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk
menentukan posisi kapal berada dan biasanya terdapat kamar nahkoda dan
kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang mempunyai
jarak pandang yang baik ke segala arah.

(Dikutip dari https://https://id.wikipedia.org/wiki/Anjungan_kapal diaskes


pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 11:10
Untuk menambah pengetahuan kalian lebih jauh
tentang ruang akomodasi kalian dapat mengunjungi
link di bawah atau menggunakan kode QR di samping.
Materi yang disajikan link di bawah terdapat gambar
dan animasi untuk membantu kalian memahami.
https://navlib.net/wp-content/uploads/2013/10/
ShipKnowledge.pdf

EVALUASI
Kerjakan soal – soal dibawah ini dengan baik dan benar !
1. Jelaskan perbedaan antara GRT dan BRT pada kapal!
2. Jelaskan persyaratan yang mendasari perencanaan mess room!
3. Jelaskan persyaratan pintu kedap cuaca pada kapal!
4. Jelaskan persyaratan jendela kedap persegi pada sebuah kapal!
5. Jelaskan fungsi tangga deck pada kapal!
Saat ini Kalian telah selesai mempelajari Bab III yaitu tentang ruang akomodasi
kapal. Silahkan ceritakan hal-hal yang anda dapat dari materi yang dipelajari pada Bab ini
dengan menulis pada lembar isian di bawah ini!

1. Manfaat yang Saya dapat dari hasil pembelajaran di Bab II adalah:


a. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Kendala yang Saya alami dalam pembelajaran ini adalah:
a. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
3. Solusi yang Saya lakukan adalah:
a. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
Glosarium

A
ABK adalah anak buah kapal atau awak kapal
B
Base Line garis yang terdapat pada bagian dasar kapal atau biasa disebut dengan WL 0

Buttock Line garis yang akan terlihat apabila kapal dipotong searah memanjang pada gambar body
plan

C
Coefficient Block merupakan perbandingan antara isi karena dengan isi suatu balok dengan
panjang = Lwl, lebar = B dan tinggi = T. Koefisien Blok dengan Notasi Cb.  
D
Deck Crew ABK atau awak kapal yang bertugas pada bagian atas kapal
Dry Cargo merupakan sebuah kapal cargo yang digunakan untuk memuat bahan baku
curah/mentah
E
Engine Crew ABK atau awak kapal yang bertugas pada bagian ruang mesin kapal
Even Keel posisi kapal dalam keadaan datar

F
Flooable Length perhitungan untuk mengukur panjang kebocoran pada kapal
M
Maintenance adalah proses perawatan kapal untuk mencegah terjadinya kerusakan
R
Repair adalah proses perbaikan kapal, dapat dilakukan didarat atau graving dock, air bag
dock dan dapat juga dilakukan diperairan menggunakan floating dock
S
Service Crew ABK atau awak kapal yang bertugas pada bagian pelayanan awak kapal yang
terdapat pada kapal tersebut
Sheer Line garis geladak tepi

Super Structure Bangunan atas kapal yang berada diatas bagian main deck
Daftar Pustaka

akademiasuransi.org (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 08:00)


Diklat PT PAL Tahun 1977
doclayer.info (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:30)

doclayer.info/chart room ship (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul


09:00)
doclayer.info/mess room (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 09:00)
https://bsd.pendidikan.id/data/SMK_11/
Teknik_Konstruksi_Kapal_Baja_Jilid_2kelas_11_Indra_Kusna_Djaya_2008.pdf
https://https://id.wikipedia.org/wiki/Anjungan_kapal

https://id.m.wikipedia.org/wiki/bahtera_nuh (diaskes pada hari senin 9-Agustus-2021


pukul 10:20)
https://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Fulton (diaskes pada hari selasa 10-Agustus-2021
pukul 11:15)
https://navlib.net/wp-content/uploads/2013/10/ShipKnowledge.pdf

http://www.fredknoops.nl/P04%20ruim/RUIM.HTM (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-


2021 pukul 07:45)
https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/bonjean-curve
indonesianmarinedeckcrane.co.id (diakses pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:43)

maritimeworld.web.id/ (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:40)

maritimeworld.web.id/accommodation ladder (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021


pukul 10:40)

maritimeworld.web.id/cold storage (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul


09:30)
maritimeworld.web.id/dry room (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul
09:15)
maritimeworld.web.id/hospital room (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 10:00)
maritimeworld.web.id/sanitary_room_km_sinar_panalaran (diaskes pada hari
kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:20)
maritimeworld.web.id/sanitary_room_km_sinar_panalaran (diaskes pada hari
kamis 12-Agustus-2021 pukul 10:05)
maritimeworld.web.id/water tight steel door (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 10:30)
maritimeworld.web.id/wheel house (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 10:10)
maritimeworld.web.id/wheel house (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021
pukul 09:30)
nationalgeographic.grid.id/water tight (diaskes pada hari kamis 12-Agustus-2021 pukul
10:32)

Anda mungkin juga menyukai