Anda di halaman 1dari 12

GUBERNUR BALI

KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

NOMOR 583/03-B/HK/2016

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN PANITIA, NARASUMBER,


DAN PESERTA PERTEMUAN KONSELOR SEBAYA

GUBERNUR BALI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan pada anak usia sekolah dan menanggulangi
masalah kesehatan pada remaja diperlukan adanya
kelompok sebaya di sekolah untuk itu perlu
menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Konselor
Sebaya;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan dimaksud huruf


a, perlu menetapkan Panitia, Narasumber dan Peserta
Pertemuan Konselor Sebaya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Gubernur tentang
Pembentukan Susunan Keanggotaan Panitia,
Narasumber dan Peserta Pertemuan Konselor Sebaya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang


pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonsia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5657);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indobesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pokok-


pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah provinsi Bali Tahun 2014 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 7);

11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 11 Tahun 2015


tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Provinsi Bali
Tahun 2015 Nomor 11);
11. Peraturan Gubernur Bali Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Penugasan Kepada Pimpinan Perangkat Daerah Untuk
Menandatangani Keputusan tentang Pembentukan
Tim/Panitia dan Kelompok Kerja di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Bali (Berita Daerah Provinsi Bali
Tahun 2009 Nomor 2);

MEMUTUSKAN;

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Pembentukan dan Susunan Keanggotaan


Panitia, Narasumber, dan Peserta Pertemuan Konselor
Sebaya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.

KEDUA : Panitia sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu


mempunyai tugas:
a. menyiapkan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan
Pertemuan Konselor Sebaya ;
b. melaksanakan Kegiatan Pertemuan Konselor Sebaya; dan
c. melaporkan hasil pelaksanaan Kegiatan Pertemuan
Konselor Sebaya kepada Gubernur melalui Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.

KETIGA : Narasumber sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu


mempunyai tugas :
a. menyampaikan materi yang berhubungan dengan
Pertemuan Konselor Sebaya sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan; dan
b. memandu diskusi dan memberikan solusi bagi para
peserta pertemuan berkaitan dengan Pertemuan Konselor
Sebaya .

KEEMPAT : Peserta sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu


mempunyai tugas mengikuti kegiatan Pertemuan Konselor
Sebaya sesuai dengan jadwal sampai berakhirnya kegiatan.

KELIMA : Narasumber sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu


akan diberikan honorarium sesuai dengan pendidikan dan
golongan yaitu:
a. Golongan III S1 Rp. 400.000,- per jam;
b. Golongan III S2 Rp. 450.000, per jam;
c. Golongan IV S1 Rp. 475.000, per jam;
d. Golongan IV S2 Rp. 500.000,- per jam.

KEENAM : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya


Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Denpasar
pada tanggal 19 Januari 2016

an. GUBERNUR BALI


KEPALA DINAS KESEHATAN,

dr. KETUT SUARJAYA,MPPM.


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 196201151987101001

Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Gubernur Bali di Denpasar (sebagai laporan).
2. Ketua DPRD Provinsi Bali, di Denpasar.
3. Inspektur Provinsi Bali, di Denpasar.
4. Kepala Bappeda Provinsi Bali, di Denpasar.
5. Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali,
di Denpasar.
6. Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Bali, di Denpasar.
7. Kepala Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali, di Denpasar
(3 eksemplar)
8. Yang bersangkutan.
LAMPIRAN

KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

TANGGAL 19 JANUARI 2016 NOMOR 583/03-B/HK/2016

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN PANITIA, NARASUMBER,


DAN PESERTA PERTEMUAN KONSELOR SEBAYA

Susunan Keanggotaan Panitia, Narasumber, dan Peserta Pertemuan Konselor


Sebaya.

A. Panitia.
Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Ketua : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas


Kesehatan Provinsi Bali.

Anggota : 1. Ni Putu Eka Cahyati,SKM.,Staf Dinas


Kesehatan Provinsi Bali,
2. Ida Ayu Praptiningsih,S.Psi., Staf Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.

B. Narasumber.
NO NAMA INSTANSI MATERI
1. dr. Ketut Suarjaya, Dinas Kesehatan Kebijakan Pelayanan
MPPM Provinsi Bali Kesehatan Anak dan remaja

2. I Wayan Widia, Dinas Kesehatan Pelayanan Kesehatan Peduli


SKM.M.Kes. Provinsi Bali Remaja

3. dr. Kadek Iwan Dinas Kesehatan IMS/ISR, HIV/AIDS, dan


Darmawan, MPH. Provinsi Bali NAPZA

4. Slamet Wahono, Dinas Kesehatan 1. Kesehatan Reproduksi


SKM., M.Kes. Provinsi Bali Remaja
2. Teknik Konseling
3. Praktek Konselor

6. Dwi Jata, SKM Dinas Kesehatan Pengenalan Konsep Gender


Provinsi Bali

7. Ida Ayu Gede Dinas Kesehatan 1. Tumbuh Kembang Remaja


Wartini,SKM Provinsi Bali 2. PHKS dan RTL

9. Dwinta Pratiwi UPT.BPKKTK Building Learning Class


Adhi,SKM.,M.Kes. Dinas Kesehatan
Provinsi Bali

10. Ni Nyoman Kristina, UPT.BPKKTK Building Learning Class


SKM.,MPH Dinas Kesehatan
Provinsi Bali
C. Peserta

1. Angkatan I berjumlah 40 (empat puluh) orang yang terdiri dari 10


(sepuluh) SMP terpilih di Provinsi Bali

2. Angkatan II berjumlah 40 (empat puluh) orang yang terdiri dari 10


(sepuluh) SMP terpilih di Provinsi Bali

3. Angkatan III berjumlah 40 (empat puluh) orang yang terdiri dari 10


(sepuluh) SMA/SMK terpilih di Provinsi Bali

4. Angkatan IV berjumlah 40 (empat puluh) orang yang terdiri dari 10


(sepuluh) SMA/SMK terpilih di Provinsi Bali

an. GUBERNUR BALI


KEPALA DINAS KESEHATAN,

dr. KETUT SUARJAYA,MPPM.


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 196201151987101001
PEMERINTAH PROVINSI BALI
DINAS KESEHATAN
Jl. Melati No. 20 Denpasar. Telp. 222412, Fax 234922,
Kode Pos 80233
Email : diskes@bali.go.id

RESUME

DALAM RANGKA MEMBUAT RANCANGAN KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN PANITIA, NARASUMBER,


DAN PESERTA PERETMUAN KONSELOR SEBAYA

I. Latar Belakang :
Bahwa remaja merupakan aset dan potensi bangsa di masa depan dan masa
remaja merupakan masa yang rawan, dimana secara fisik ia akan mengalami
perubahan yang spesifik dan secara psikologi akan mulai mencari identitas
diri. Hal ini menyebabkan remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar
sehingga suka mencoba-coba hal baru untuk itu remaja perlu didukung
dengan informasi dan ketrampilan yang tepat agar tidak terjebak dalam
perilaku berisiko seperti Infeksi Menular Seksual/Infeksi Saluran Reproduksi,
HIV dan AIDS, Penyalahgunaan NAPZA, dan masalah gizi.
Remaja cenderung memeperoleh informasi kesehatan reproduksi melalui
teman sebayanya ,seperti yang ditunjukkan oleh data SKRRI tahun 2007,
dimana sebesar 44,3 % remaja perempuan dan 46,9% remaja laki –laki
menjadikan temannya sebagai sumber informasi perubahan fisik saat
pubertas.Selain itu ,sebesar 69,3 % remaja perempuan dan 56,7% remaja laki
–laki lebih suka mencurahkan hati (curhat) tentang kesehatan reproduksi
dengan temannya dibandingkan dengan guru atau orang tua.
Melihat kecenderungan tersebut maka dibutuhkan remaja yang terlatih
menjadi konselor sebaya ,sebagai tempat curhat dan informasi yang tepat dan
benar sehingga dapat membantu remaja untuk mengembangkan pribadi yang
lebih sehat, mandiri dan dapat mencegah pengaruh lingkungan yang negatif.

.
II. Dasar Hukum :
1. Undang–Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844)
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan


Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4019;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 649);

III. Pelaksanaan Kegiatan :


A. Tempat :
Kegiatan Pertemuan Konselor Sebaya dilaksanakan di UPT. BPKKTK
Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Jln. Gemitir, Biaung, Kertalangu, Kesiman,
Denpasar. Tlp. (0361) 462340.

B. Waktu :
Kegiatan Pertemuan Konselor Sebaya akan dilaksanakan 4 (empat)
angkatan yaitu :
a. Angkatan I Minggu I Bulan Mei dibagi menjadi 2 kelas;
- kelas A sebanyak 40 orang siswa/siswi SMP 9 Kab/kota
- kelas B sebanyak 40 orang siswa/siswi SMP 9 Kab/kota

b. Angkatan II Minggu I Bulan Mei dibagi menjadi 2 kelas :


- kelas A sebanyak 40 orang siswa/siswi SMA 9 Kab/kota
- kelas B sebanyak 40 orang siswa/siswi SMA 9 Kab/kota

IV. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang mengajukan usulan :


Nama : dr. Kadek Iwan Darmawan, MPH.
NIP : 197702102005011005
Jabatan : Kepala Seksi Kesga Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

V. Sumber anggaran :
Pembiayaan Kegiatan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pemerintah Provinsi Bali tahun 2016.

Denpasar , 18 April 2016


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Bali

dr. Ketut Suarjaya, MPPM


Pembina Utama Muda
NIP. 196201151987101001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERTEMUAN KONSELOR SEBAYA

1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum :
1. Undang–Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1649);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844)
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan
dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4019 ;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 649);

Gambaran Umum Singkat


Menurut World Health Organization (WHO), yang termasuk kedalam
kelompok remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun, karena secara
demografis kelompok remaja dibagi menjadi kelompok usia 10-14 tahun
dan kelompok usia 15-19 tahun. Sementara Undang-Undang No.23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak mengelompokkan setiap orang yang
berusia sampai dengan 18 tahun sebagai ‘anak’, sehingga remaja termasuk
dalam kelompok anak. Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Indonesia
2000-2025, proporsi penduduk remaja berusia 10-19 tahun pada tahun
2010 adalah sekitar 18,3% dari total penduduk yaitu sekitar 43.548.576
remaja.
Besarnya populasi kelompok usia remaja merupakan aset dan
potensi bangsa di masa depan. Namun demikian, untuk dapat
mewujudkan harapan tersebut harus dapat dijamin bahwa remaja
Indonesia tumbuh dan berkembang secara positif dan terbebas dari
berbagai permasalahan yang mengancam. Dalam perkembangan
kehidupan manusia, masa remaja masa remaja merupakan masa yang
rawan setelah melewati masa kanak-kanak untuk menuju masa dewasa,
dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara
psikologi akan mulai mencari identitas diri. Hal ini menyebabkan remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar sehingga suka mencoba-coba
hal baru untuk itu remaja perlu didukung dengan informasi dan
ketrampilan yang tepat agar tidak terjebak dalam perilaku berisiko seperti
Infeksi Menular Seksual/Infeksi Saluran Reproduksi, HIV dan AIDS,
Penyalahgunaan NAPZA, dan masalah gizi.
Remaja cenderung memperoleh informasi kesehatan reproduksi
melalui teman sebayanya, seperti yang ditunjukkan oleh data SKRRI tahun
2007, dimana sebesar 44,3 % remaja perempuan dan 46,9% remaja laki –
laki menjadikan temannya sebagai sumber informasi perubahan fisik saat
pubertas. Selain itu, sebesar 69,3 % remaja perempuan dan 56,7% remaja
laki –laki lebih suka mencurahkan hati (curhat) tentang kesehatan
reproduksi dengan temannya dibandingkan dengan guru atau orang tua.
Melihat kecenderungan tersebut maka dibutuhkan remaja yang
terlatih menjadi konselor sebaya, sebagai tempat curhat dan informasi yang
tepat dan benar sehingga dapat membantu remaja untuk mengembangkan
pribadi yang lebih sehat, mandiri dan dapat mencegah pengaruh
lingkungan yang negatif.

Guna meningkatkan kemampuan remaja dalam memberikan


konseling dan menerima curhat dari teman sebayanya mengenai kesehatan
reproduksi remaja, perlu adanya Pertemuan Konselor Sebaya.

a. Alasan Kegiatan Dilaksanakan


Kegiatan ini diperlukan untuk memantapkan jejaring kerja-sama
dengan pihak terkait dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
terhadap remaja, yang pada akhirnya menghasilkan renaja yang sehat,
berwawasan luas, serta generasi muda yang tangguh dan siap membangun
serta meneruskan cita-cita dan perjuangan bangsa.

2. Kegiatan yang dilaksanakan


a. Uraian kegiatan
Adalah adanya pertemuan Konselor sebaya bagi siswa/siswi SMP dan
SMU se-Bali dalam rangka membentuk jejaring guna meningkatkan
kemampuan para remaja/konselor sebaya dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan konseling kepada teman-temannya di sekolah maupun di
luar sekolah.

b. Batasan
Adalah adanya kegiatan pertemuan Konselor sebaya bagi siswa/siswi
SMP dan SMU se-Bali serta pendekatan terpadu antara orang tua, guru,
tenaga kesehatan, petugas lintas sector terkait, LSM, dan yang terpenting
adalah peran serta remaja dalam meningkatkan dan memperkuat
jejaringnya guna meningkatkan kemampuan remaja dalam memberikan
konseling dengan teman sebaya dan sinkronisasi pelaksanaan pelayanan
Kesehatan peduli remaja di tempat puskesmas, sekolah, dan lembaga
sosial yang ada di masyarakat.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud Kegiatan
Remaja dewasa ini cendrung memperoleh informasi kespro melalui
teman sebayanya dan lebih sering curhat tentang masalah reproduksi dengan
teman disbanding guru dan orang tuanya dirumah. Melihat kecendrunngan itu
maka dibutuhkan remaja yang terlatih menjadi koselor sebaya sebagai tempat
curhat dan sumber informasi yang tepat dan benar, sehingga dapat membantu
remaja untuk mengembangkan pribadi yang lebih sehat, mandiri, dan dapat
menegah pengaruh lingkungan yang negative.
b.Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
1). Terselenggaranya Kegiatan konselor sebaya di semua sekolah
bekerjasama dengan puskesmas
2). Konselor sebaya mampu mengenal permasalahan kesehatan reproduksi
yang dihadapi oleh remaja
3). Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan reproduksi pada
Teman-teman remajanya di dalam maupun di luar sekolah sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi
4). memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mentransfer informasi
tentang berbagai masalah terkait kesehatan reproduksi remaja dengan
menggunakan metode dan tehnik komunikasi yang efektif.

4. Indikator Keluaran dan Keluaran


a. Indikator Keluaran
Tersedianya Konselor sebaya yang kompeten (mempunyai pengetahuan,
sikap dan keterampilan) untuk melaksanakan Konseling sesuai dengan
standar dan pedoman yang berlaku.

b. Keluaran
Terselenggaranya pertemuan konselor sebaya dan memperkokoh kerja
sama dengan pihak terkait dalam penanganan dan penatalaksanaan
Pelayanan Kesehatan reproduksi bagi Remaja.

5. Cara Pelaksanaan Kegiatan


a. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pertemuan dengan para siswa/siswi SMP
dan SMA terpilih di Provinsi Bali

b. Tahapan Kegiatan
1).Persiapan pelaksanaan :
- menghubungi pihak-pihak terkait dengan
2).Pelaksanaan
- mengadakan pertemuan dengan pihak terkait sesuai dengan jadwal.
3).Pelaporan
- membuat laporan hasil pertemuan.

6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Pertemuan Konselor Sebaya dilaksanakan di UPT. BPKKTK Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, Jln. Gemitir, Biaung, Kertalangu, Kesiman,
Denpasar. Tlp. (0361) 462340.

7. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan


a. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana dari kegiatan ini adalah Seksi Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.

b. Penanggung jawab Kegiatan


Penanggung jawab kegiatan ini adalah Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
8. Jadwal Kegiatan
Terlampir

9. Biaya
Biaya yang digunakan untuk kegiatan ini berasal dari DIPA Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Anak Satker Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun
Anggaran 2016. Rincian lebih lanjut atas biaya tersebut disajikan dalam
Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Denpasar, April 2016


An. Kabid Kesmas
Kasi Kesga

dr. Kadek Iwan darmawan, MPH


NIP. 19770210 200501 1 005

Anda mungkin juga menyukai