Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS GUCIALIT
JL. PB Sudirman No.215 Gucialit (67353)
Telp. (0334) 888021, E-mail : gucialitpuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KONSELING UBM BAGI KADER KESEHATAN

I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia


(WHO,2015), perokok laki-laki sebesar 67.4% dan perempuan 4.5%. Adapun
di Jawa Barat berdasarkan hasil Riskesdas 2013, persentase perokok di Jawa
Barat sebesar 38.6% dan merupakan perokok terbanyak di Indonesia.
Prevalensi perokok di Jawa Barat cenderung meningkat dari 37.1% pada
tahun 2007, menjadi 37.7% pada tahun 2010 dan naik sebesar 0.9% pada
tahun 2013 menjadi 38.6% dengan rata-rata jumlah batang rokok yang
dihisap per hari oleh perokok di Jawa Barat yaitu 10,7 batang rokok.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko Penyakit Tidak Menular
(PTM), seperti Penyakit Paru Obstruksi kronik (PPOK), Asma, Jantung dan
Stroke. Data WHO 2010 dalam Global Report on NCD menyebutkan bahwa
kematian penduduk yang disebabkan oleh penyakit tidak menular sebesar
63%, dan data BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit tidak menular
merupakan pengguna anggaran biaya perawatan tertinggi di antara penyakit-
penyakit yang ditanggung oleh BPJS-Kesehatan. Selain biaya yang tinggi,
hilangnya hari atau  waktu produktivitas yang berdampak pada biaya
hilangnya produktivitas.
Di Indonesia terdapat lebih dari 50 juta orang membelanjakan
uangnya secara rutin untuk membeli rokok. Data tahun 2010 memperlihatkan
keluarga termiskin membelanjakan 12%, sementara keluarga terkaya sebesar
7% pengeluaran tiap bulannya untuk membeli rokok. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa kebiasaan merokok akan menurunkan kemampuan
ekonomi keluarga miskin yang banyak terdapat di negara berkembang.
Berhenti merokok akan memberikan peluang lebih besar dalam
mengalokasikan sumber daya keuangan untuk menyediakan makanan bergizi
bagi keluarga, pendidikan dan upaya memperoleh pelayanan
kesehatan.Berhenti merokok bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan
bagi pencandu rokok dikarenakan adiksi/kecanduan nikotin yang menjadi
salah satu faktor kendala berhenti merokok bila dilihat dari aspek biologis atau
fisiologis. Nikotin menempati ranking pertama yang menyebabkan kematian,
adiksi, dan tingkat kesulitan untuk tidak menggunakan lagi dibandingkan
dengan 4 zat lain seperti kokain, morfin, kafein dan alkohol.

Peningkatan Angka Kesakitan yang berhubungan dengan saluran


nafas di Desa Polaman berkaitan dengan perilaku merokok warga,.
Terkadang perokok ingin berhenti, namun belum mengetahui bagaimana
langkahnya. Untuk itulah diperlukan pelatihan kader untuk membentuk
Konselor Berhenti merokok di desa tersebut. Metode pelatihan menggunakan
Role Play konseling berhenti merokok dengan metode CEA (Catharsis-
Education and action) dan Model Perubahan Perilaku yang didahului dengan
pre test dan post test materi. Pelatihan melibatkan Ibu-Ibu kader Posyandu.
Bapak-bapak juga diberikan penyuluhan mengenai cara berhenti merokok.
Berdasarkan Survai Pendahuluan didapatkan jumlah perokok mencapai
55,9% dengan perilaku merokok dalam rumah mencapai 96,1%.
Adiksi nikotin dapat membuat seseorang kembali merokok meskipun
telah mengalami berbagai penyakit. Hal ini ditujukkan oleh terjadinya
kekambuhan merokok. Nikotin mempengaruhi perasaan, pikiran, dan fungsi
pada tingkat seluler. Dalam waktu 4-10 detik setelah perokok menghisap
sebatang rokok, nikotin terekstraksi dari tembakau, terbawa masuk kedalam
sirkulasi arteri dan sampai ke otak. Konsentrasi nikotin meningkat 10 kali lipat
dalam sirkulasi arteri sistemik setiap hisapan rokok. Saat seseorang
menghisap asap rokok, nikotin terekstraksi dari tembakau, terbawa masuk ke
dalam sirkulasi arteri dan sampai ke otak. Nikotin berdifusi cepat kedalam
jaringan otak dan terikat dengan reseptor asetikolin nikotinik (nAChRs).
Perilaku merokok di dunia sangat memprihatinkan, setidaknya 57 %
penduduk Asia merokok, Sebanyak 46,5% Penduduk Indonesia merokok dan
pelilaku tersebut menyumbang 10% kematian global akibat tembakau.
(Depkes, 2013). Angka tersebut sejalan dengan kondisi perokok di sejumlah
daerah di Indonesia termasuk Desa Polaman. Menurut Global Youth Tobacco
Survey, 81 % remaja mencoba berhenti merokok, 87 % mengaku ingin
berhenti merokok, tetapi hanya 23% mendapat layanan konseling berhenti
merokok. (WHO, 2014). Salah satu point dalam kegiatan promosi Kesehatan
GERMAS adalah berhenti merokok. Terkadang untuk berhenti merokok
dibutuhkan tenaga professional yang membantu untuk berhenti merokok.
Fakta inilah yang mendukung perlunya pemberdayaan masyarakat untuk
kegiatan GERMAS tersebut. (Depkes, 2018) Masyarakat perlu bekal
pengetahuan mengenai bahaya merokok dan tips berhenti merokok. Selain
Pengetahuan, diperlukan kader sebagai konselor yang menguasi Teknik
konseling untuk membantu warga yang berkeinginan berhenti merokok.
Teknik konseling yang dipakai adalah metode konseling Perubahan Perilaku.
Untuk merubah perilaku diperlukan keterampilan identifikasi tahapan sikap
klien dalam perubahan perilaku tersebut. Dengan mengetahui sikap pasien
kita dapat menyesuaikan dalam edukasi dan konseling serta menentukan aksi
yang terarah sesuai tahapan klien (Anggraini, 2017) Berbekal Ilmu Konseling
dan Perubahan Perilaku ini, diadakanlah pelatihan kader sebagai konselor
berhenti merokok di desanya. Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan konselor
berhenti merokok meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan Konseling
Berhenti Merokok. Dengan acara Penyuluhan dan pelatihan konseling
berhenti merokok, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan
keterampilan konseling sehingga dapat menurunkan jumlah perokok aktif. Hal
ini akan menurunkan angka kesakitan saluran nafas di wilayah tersebut.
Risiko kematian akan jau lebih berkurang dengan menghentikan perilaku
merokok, sejak 20 menit pertama manfaat berhenti merokok sudah mulai ada,
sehingga makin cepat seseorang berhenti merokok akan mendapatkan
banyak manfaat serta memberikan usia harapan hidup yang lebih panjang.

Oleh karena itu, Puskesmas Gucialit beserta pemerintah tingkat


kecamatan Gucialit berperan dalam Konseling Upaya Berhenti Merokok
bagi Kader Kesehatan perlu dibuat kerangka acuan dalam pelaksanaannya.

II. TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM

Mensosialisasikan Upaya Berhenti Merokok bagi kader kesehatan.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

1. Memberikan edukasi tentang UBM


2. Mensosialisasikan adanya pelayanan konseling UBM di Puskesmas
gucialit
3. Memberikan perlindungan yang efektif bagi masyarakat dari bahaya asap
rokok
4. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian

1 Persiapan (P) Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas


Sektor dalam melaksanakan kegiatan Pertemuan
konseling UBM Bagi Kader Kesehatan
Menentukan jadwal dan lokasi kegiatan
Menentukan kegiatan (susunan acara) yang akan
dilaksanakan
Membentuk tim pelaksana (susunan kepanitian)
Memberitahukan jadwal pelaksanaan pertemuan
pada pihak terkait  Undangan

Menyiapkan bahan/peralatan :
a. Backdrop
b. Sound Sistem
c. Daftar Hadir
d. Camera
e. LCD proyektor
f. ATK

2 Pelaksanaan (D) Sambutan kepala puskesmas sekaligus membuka


acara
Penyampaian materi
Tanya Jawab – Konseling
3 Cek dan RTL (C dan A) Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
dilakukan tiap akhir kegiatan dengan panitia
pelaksanaan dan dilaporkan segera kepada
Kepala Puskesmas.

Pemberian Rencana Tindak Lanjut (RTL) oleh


panitia kegiatan untuk segera ditindak lanjuti dan
dikumpulkan sesuai kesepakatan. Hasil tindak
lanjut akan di monitoring dan evaluasi (Monev)

IV. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode pelaksanaan kegiatan pertemuan konseling UBM bagi kader


kesehatan meliputi Ceramah, tanya jawab dan konseling.

V. SASARAN

Sasaran kegiatan konseling UBM bagi Kader Kesehatan diantaranya kader


kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gucialit kecamatan Gucialit. Pihak terkait
kegiatan ini meliputi lintas program dan lintas sektor.

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal kegiatan Pertemuan konseling UBM bagi kader kesehatan


Puskesmas Gucialit Tahun 2022 dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 19 Oktober 2022
Waktu : 08.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Aula Kecamatan Gucialit
VII. SUMBER PEMBIAYAAN

Pembiayaan untuk penyelenggaraan pertemuan konseling UBM bagi Kader


kesehatan UPT Puskesmas Gucialit berasal dari anggaran DAK Non Fisik
anggaran tahun 2022.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilaksanakan setelah selesainya kegiatan konseling UBM bagi


kader kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Gucialit.
. Pelaporan hasil kegiatan meliputi nama kegiatan, hari/tanggal kegiatan,
tempat kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran dan nama petugas, hasil kegiatan
(ketepatan jadwal pelaksanaan, jumlah peserta yang hadir, kesesuaian materi,
kendala yang dihadapi) serta rencana tindak lanjut (RTL) yang sekaligus
merupakan bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. (Terlampir).

IX. REKAMAN KEGIATAN

Dokumen pendukung sebagai rekaman penyelenggaraan kegiatan


pertemuan konseling UBM bagi kader kesehatan UPT Puskesmas Gucialit tahun
2022 adalah :
1. Undangan
2. Daftar Hadir
3. Laporan Hasil Kegiatan (LHK)
4. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
5. Dokumentasi Kegiatan

Gucialit, 19 Oktober 2022

Mengetahui, Gucialit, 12 Januari 2017


Mengetahui,
KEPALA
KEPALAPUSKESMAS GUCIALIT
UPT PUSKESMAS GUCIALIT PELAKSANA
PENGELOLA PROGRAM

dr. FEIDYANDO
dr. IMA RIFIYANTI AYU .................................................
Hikmah Mualidia, A.Md.Kep
NIP. 19900813
NIP. 19761018 201903
201001 2 009 1 013 NIP. 19960812 202012 2 005
-

Anda mungkin juga menyukai