Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Anandina

NIM : 2602258093

Tugas Personal ke-2


(Minggu 7 / Sesi 11)

Buatlah sebuah essay: minimal 1 halaman; Font: Times New Roman; ukuran: 12;
spasi: 1,5
Daftar Pustaka (referensi) harus ada (minimal 3, salah satunya lecturer note)
Indikator Penilaian:
Penilaian
Indikator
85-100 75-84 65-74 0 - 64
1. Mendeskripsikan Artikel Hanya 2 Hanya 1 Tidak ada indicator
teori terkait memuat indikator indikator yang yang jelas, lengkap
demokrasi secara yang jelas, tepat, jelas dan dan tepat
Pancasila lengkap, jelas tepat dan lengkap
2. Menjelaskan dan tepat lengkap
teori terkait indicator
kepemimpinan 1,2,3 dan 4
yang efektif
3. Menyebutkan
dan menjelaskan
orang/tokoh
yang
dimaksudkan
4. Memberikan
alasan terkait
point 3

Deskripsikanlah contoh pemimpin yang demokratis sesuai dengan kriteria pemimpin yang
sesuai dengan demokrasi Pancasila dan kepemimpinan Pancasila! Jika Anda bisa
menyebutkan namanya, silakan sebutkan Namanya, tetapi bila kriteria tersebut tersebar di
beberapa orang, silakan sebutkan nama orang-orang tersebut dan kriteria-kriterianya!

Character Building: Pancasila


Seperti yang kita ketahui negara Indonesia adalah negara demokrasi yang mana arti dari
demokrasi sendiri ialah kebebasan berpendapat, kebebasan bertindak. Namun seiring
perkembangan zaman, konsep kebebasan atas hasil demokrasi ini dimaknai kelewat batas
oleh masyarakat sendiri sehingga tidak jarang mencederai nilai-nilai dan norma yang ada di
Indonesia. Sedangkan demokrasi Pancasila sendiri merupakan demokrasi yang didasarkan
pada asas kekeluargaan dan kegotongroyongan yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat,
yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religious, kebenaran, kecintaan dan budi pekerti
luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinabungan. Demokrasi Pancasila pertama kali
dicetuskan oleh Moh. Hatta yang memiliki beberapa prinsip yaitu kebebasan atau persamaan
(Freedom/Equality), Kedaulatan Rakyat (People’s Sovereignty), dan Pemerintahan yang
terbuka dan bertanggung jawab. Demokrasi Pancasila tidak seperti model barat yang lebih
bersifat kuantitatif, majority, yang banyak adalah yang benar, baik dan menang, sedangkan
pada demokrasi Pancasila lebih mengutamakan kualitatif (musyawarah-mufakat) baru
melalui voting(kuantitatif) jika memang musyawarah tidak dapat terlaksana.

Dalam kehidupan sehari-hari demokrasi Pancasila yang sering dan mudah ditemukan
adalah budaya dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Sebagian orang menganggap
budaya sebagai karakter atau kepribadian suatu organisasi. Sebagian orang mengganggap
budaya sebagai karakter atau kepribadian suatu organisasi. Kekuatan budaya mengacu pada
tingkat kesepakatan di antara karyawan tentang pentingnya nila-nilai tertentu dan cara
melakukan sesuatu. Jika consensus luas ada budayanya kuat dan kohesif, jika hanya ada
sedikit kesepakatan, budayanya lemah. Sebuah perusahaan akan terlihat baik dilihat dari
pemimpinnya. Setiap organisasi memiliki pemimpin yang menerapkan gaya kepimpinan
masing-masing sesuai karakter dan juga situasi yang mereka hadapi. Dalam beroganisasi,
rata-rata gaya kepemimpinan demokratis sangat diharapkan bagi para anggotanya. Ada
berbagai alasan yang mendasarinya, terkait kelebihan dan kekurangan dari gaya
kepemimpinan demokratis yang nampaknya lebih banyak mengakomodasi aspirasi dari setiap
anggota salah satunya. Pemimpin yang menganut gaya ini membuka kesempatan sama besar
bagi para anggota timnya untuk berpartisipasi lebih banyak mengakomodasi aspirasi dari
setiap anggota salah satunya. Pemimpin yang menganut gaya ini membuka kesempatan sama
besar bagi para anggota timnya untuk berpartisipasi lebih aktif untuk mengambil keputusan.
Suara dari tiap-tiap anggota juga diperlakukan sama penting. Disini, ide boleh ditukar secara
bebas tanpa dihakimi karena diskusi sangat dianjurkan. Peran pemimpin adalah untuk

Character Building: Pancasila


menawarkan bimbingan dan kendali atas jalannya musyawarah. Serta pemimpin yang
demokratis adalah pemimpi yang siap menerima resiko atas apa yang akan terjadi pada
organisasi atau perusahaannya.

Salah satunya contoh pemimpin yang demokratis di Indonesia adalah Gibran


Rakabuming atau Walikota Solo. Gibran menggunakan gaya kepemimpinan demokratis yang
mana gaya kepemimpinan ini mengangkatan slogan yang mengedepankan suara rakyat, yaitu
“dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat. Dimana setiap keputusan dan ide berasal dari usulan
rakyat, selanjutnya dilakukan bersama-sama oleh rakyat dan bertujuan untuk kepentingan
rakyat itu sendiri. Mayoritas masyarakat menilai Gibran bersikap tegas Ketika menghadapi
aparat Pemkot Solo bermasalah, selain itu Gibran juga bijaksana dan 10 persen menyebut fair
atau transparent dalam pemerintah. Sebagai seorang pemimpin Gibran dinilaisebagai
pemimpin merakyat ini bisa jadi alarm Kota Solo. Sifat merakyat dan
selalumenerima masukan membuat Gibran membuat warga atau masyarakat solo memiliki
tingkatkepuasan yang tinggi terhadap sosok wali kota itu mewakili kinerja dan pelayanan
seluruhelemen Pemkot Solo dalam setahun terakhir ini. Hasil dari kepuasan masyarakat
tersebutlahyang mencerminkan bahwa Gibran adalah seorang pemimpin yang demokratis.

Referensi

Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai