Anda di halaman 1dari 100

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan
oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung awab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Selain mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, pelanggan/pasien dan keluarga
pasien juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang cekatan dan
terampil, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan ruangan dan toilet
serta sikap ramah sopan dan santun dari petugas dalam melayani. Selain itu pelayanan klinis
puskesmas merupakan salah satu tempat pertama yang diharapkan pelanggan/ pasien dan keluarga
pasien bahkan sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum mendapatkan
tindakan/pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi.
Saat ini upaya peningkatan mutu pelayanan harus dilakukan terutama mutu pelayanan
klinis. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien dilaksanakan dengan efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan dan hak dan kewajiban pasien.
Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara efektif dan efisien ini lah
puskesmas perlu membuat pedoman layanan klinis ukp di Puskesmas Kampus.

B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman sebagai acuan bagi penanggungjawab dan pelaksana program dalam
penyelenggaraan pelayanan klinis yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien dan
mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien di puskesmas Kampus.

C. Sasaran Pedoman
Semua penyelenggaraan pelayanan klinis baik staf medis (dokter/dokter gigi), paramedis
(perawat/bidan), tenaga kesehatan lainya (nutrisionis, sanitarian, analis laboratorium, apoteker
/farmasi, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga non kesehatan (administrasi, loket dan rekam
medik, sopir, cleaning service, petugas keamanan).

D. Ruang Lingkup Pedoman


Panduan Pelayanan Klinis Bagi Dokter di Puskesmas Kampus meliputi pedoman
penatalaksanaan terhadap penyakit yang dijumpai di Puskesmas Kampus. Jenis penyakit mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang standar Kompetensi Dokter
Indonesia. Penyakit dalam Pedoman ini adalah penyakit dengan tingkat kemampuan dokter 4A, 3B,
dan 3A terpilih, dimana dokter diharapkan mampu mendiagnosis, memberikan penatalaksanaan dan
rujukan yang sesuai. Pemilihan penyakit pada PPK ini berdasarkan kriteria:
a. penyakit yang prevalensinya cukup tinggi;
b. penyakit dengan risiko tinggi; dan
c. penyakit yang membutuhkan pembiayaan tinggi.
Dalam rangka memenuhi salah satu fungsi Puskesmas yaitu sebagai pusat pelayanan
kesehatan strata pertama, maka Puskesmas Kampus memiliki fasilitas untuk Upaya Kesehatan
Perorangan dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan KIA/KB
5. Pelayanan Kesehatan Lansia
6. Pelayanan Kesehatan Anak
7. Pelayanan DOTS
8. Pelayanan Promkes
9. Pelayanan Kefarmasian
10. Pelayanan Laboratorium
11. Pelayanan Tindakan Gawat Darurat
12. Pelayanan Kesehatan Tradisional Intergrasi
13. Pelayanan Covid-19
14. Pelayanan Vaksinasi Covid-19
15. Pelayanan Haji
16. Pelayanan CST HIV dan PIMS
17. Pelayanan Gizi dan Kesling

E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu
sistem.
Unit Pelayanan Klinis Upaya Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1186 tahun 2022 tentang Panduan Klinis bagi dokter
di FKTP pengganti KMK 514/2015
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2021 tentang Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Gawat Darurat
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4638/2021
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
14. Peraturan Walikota Palembang Nomor 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas peraturan
Walikota Palembang Nomor 82 Tahun 2011 tentang Biaya Jasa pelayanan Kesehatan pada
Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Keputusan Walikota Palembang Nomor 52 Tahun 2014 tentang Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan komplementer di Kota Palembang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

PERSYARATAN KOMPETENSI SETIAP JENIS TENAGA


DI PUSKESMAS KAMPUS

Kompetensi Tambahan Jumlah


NO Jenis Ketenagaan Kompetensi ( Ijazah)
(Pelatihan) Tenaga

1 Kepala Puskesmas Tingkat pendidikan a. Masa kerja di 1


paling rendah sarjana Puskesmas minimal 2
dan memiliki (dua) tahun; dan
kompetensi manajemen b. Mengikuti pelatihan
kesehatan manajemen
masyarakat; Puskesmas.

2 Kepala Tata Usaha Sarjana kesehatan / DIII a. Penatalaksana 1


Kesehatan Kepegawaian
b. Kearsipan
3 Perencanaan dan Sarjana Kesehatan Penyusun rencana dan 1
evaluasi evaluasi kegiatan
(Fungsional puskesmas
Administrasi
Kesehatan)
4 Promosi Kesehatan Sarjana kesehatan / DIII Penyuluh kesehatan 1
(Fungsional Penyuluh Kesehatan
Kesehatan)

5 Penanggulangan Sarjana Kesehatan / a. Epidemiologi 1


Penyakit DIII Kesehatan b. Pengelola program
(Fungsional TB
Epidemiologi) c. Petugas program TB
d. Entomologi vektor
malaria
e. Fogging untuk
petugas puskesmas
f. Entomologi vektor
IVD
g. Pelatihan / praktek
RHA
h. On the job training
pengelola program
TB Fasyankes
i. Surveilans PTM dan
vaktor resiko PTM
6 Kesehatan Sarjana / DIV /DII Teknis kesehatan 1
Lingkungan bidang kesehatan lingkungan
(Fungsional lingkungan / teknik
sanitarian) kesehatan lingkungan
7 Gizi (Fungsional Sarjana/DIV/DIII Gizi a. Tatalaksana Gizi 2
Nutrisionis) Buruk
b. Pemantauan
Pertumbuan
c. Konselor ASI

8 Bendahara SMEA/SMA/SMK Manajemen Tata Kelola 2


Ekonomi/Dlll Keuangan.
Akuntansi
9 Urusan Umum SMEA/SMA/SMK Penyimpanan dan 1
Pengelolaan Barang
10 Kasir SMEA/SMA/SMK Pembukuan 1
11 Loket SMEA/SMA/SMK Tidak ada 2
12 RR dan Kartu Poli Dlll Rekam Medik dan Pengelolaan Rekam 1
(Perekam Medis Informatika Medis
Trampil) Kesehatan
13 Supir Ambulan SMP/SMA a. PPGD Awam Umum. 1
b. Radiomedik.
c. Komunikasi
14 Penjaga dan SMP/SMA Tidak ada 2
Petugas Kebersihan
15 Fungsional Dokter Dokter a. Pelatihan dan magang 1
PPGD untuk
dokter/GELS (General
Emergency Life
Support). ATLS
(Advance Traumatic
Life Support).
b. Tatalaksana Gizi
Buruk.
c. Tatalaksana Penyakit
Menular Langsung.
d. Tatalaksana Penyakit
Menular Bersumber
Binatang
e. Program TB Strategi
DOTS (Directly
Observed Traement
Of Short Course)
f. Pemberian Obat
Secara Rasional.
g. IMS, VCT dan PITC
(Provider Inisiated
Testing and
Conseling) HIV.
h. Tatalaksana Penyakit
Tidak Menular dan
Faktor Risiko PTM.
16 Fungsional Perawat S1 Kep. Ners/ a. Asuhan Keperawatan 5
Ahli (Koordinator) DIV/DIII Keperawatan b. PPGD untuk
Fungsional Perawat Dlll Keperawatan Perawat/BLS(Basic
Terampil Life
Support)/BCLS(Basic
Cardiac Life Support).
c. Konseling
d. Perkesmas.
e. Tatalaksana Gizi
Buruk
f. MTBS
g. IMS
17 Fungsional Bidan S1/ DIV/DIII a. APN (Asuhan 4
Ahli (Koordinator) Kebidanan Persalinan Normal
Fungsional Bidan Dlll Kebidanan Termasuk Inisiasi
Terampil Menyusu Dini (IMD)
b. SDIDTK (Stimulasi
Deteksi dan
Intervensi Dini
Tumbuh Kembang).
c. MTBS/MTBM
(Manajemen Terpadu
Balita
Sakit/Manajemen
Terpadu Bayi Muda).
d. Konseling
Standarisasi KB
e. CTU (Contraseptive
Technical Update)
f. Konseling PPIA
(Pencegahan Penularan
Ibu Anak).

18 Fungsional Dokter Dokter Gigi Pelayanan Darurat gigi 1


Gigi /Basic Emergency Care

Fungsional Perawat Perawat Gigi Asuhan Keperawatan 1


Gigi Gigi dan Mulut

19 Tenaga Teknis Asisten Apoteker /Dlll Pelayanan Kefarmasian 1


Kefarmasian Farmasi /Sarjana Di Puskesmas
Farmasi
Fungsional Apoteker Apoteker 1

20 Laboratorium Dlll/DlV a. Pemantapan Mutu 1


(Fungsional Pranata Analis Internal.
Laboratorium Kesehatan b. Phleobotomi.
Kesehatan) c. On The Job Training
Pemeriksaan
Mikroskopis TB, HIV-
AIDS dan
Kusta,Malaria(Khusus
Wilayah edemis).
B. Distribusi Ketenagaan
STANDAR STANDAR PUSKESMAS DI
PERMENKES KOTA TENAGA YANG ADA SAAT INI JUMLAH YANG
NO.43 tahun 2019 PALEMBANG DIUSULKAN
NO JENIS TENAGA
Non Non
Rawat
Rawat Rawat Non Rawat Inap PNS NON PNSD Jumlah SBG NON
Inap
Inap Inap Maksimal Minimal PNSD BLUD Total PNSD BLUD
1 Dokter Umum 1 1 2 2 2 3 3
2 Dokter Gigi 1 1 1 1 1 1 1
3 Dokter Spesialis 0 0 0 0 1 0 0
4 Asisten Apoteker 1 1 2 2 2 2 2
5 Penyuluh Kesehatan (S1 Kesmas) 1 1 1 1 1 1 1
Administrator Kesehatan (S1
6 Kesmas) 1 1 1 0 1 1 1
7 Psikolog (S1 Psikologi) 0 0 0 0 1 0 0
8 Perawat (SPK,Akper,Skep) 5 8 7 5 9 4 3 7
9 Bidan (D1 Bidan,D3 Bidan) 4 7 5 5 7 5 2 3 10
10 Nutrisionis (SPAG,D3 Gizi) 1 2 2 1 2 2 2
11 Sanitarian (SPPH,D3 Kesling) 1 1 2 1 2 1 1
12 Pranata Lab (SMAK,D3 Analis) 1 1 2 1 2 1 1 2
13 Perawat Gigi (SPRG,D3 Gigi) 0 0 3 2 1 3 3
14 D3 Lain-lain 0 0 3 3 3 0 2 2
15 SLTP/SLTA 0 0 3 3 4 0 1 1
16 Administrasi Umum 3 3 0 0 0 0 0 0
17 Pekarya 2 1 0 0 0 1 1
18 Penjaga 0 0 1 1 1 0 1 1
JUMLAH 22 31 35 28 40 24 2 8 34
PUSTU
1 Perawat (SPK,Akper,Skep) 1 1 1
2 Bidan (D1 Bidan,D3 Bidan) 1 2 2
3 Administrasi Umum 1 0
4 Penjaga 1 0 1 1
JUMLAH 4 2 2 4
C. Jadwal Kegiatan
JENIS PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

No Jenis Pelayanan Jadwal pelayanan Petugas

1. Pendaftaran Senin-Kamis 07.30-14.00 Tenaga Administrasi


Jumat 07.30-13.00
Sabtu 07.30-14.00
2. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter Umum
Kesehatan Umum Jumat 08.00-13.00 Perawat Kesehatan
Sabtu 08.00-14.00 Bidan
3. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter Gigi
Kesehatan Gigi Jumat 08.00-13.00 Perawat Gigi
Sabtu 08.00-14.00
4. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter Umum
Kesehatan KIA/KB Jumat 08.00-13.00 Bidan
Sabtu 08.00-14.00
5. Konseling Gizi Senin-Kamis 08.00-14.00 Nutrisionis
Jumat 08.00-13.00
Sabtu 08.00-14.00
6. Pelayanan DOTS Selasa 08.00-14.00 Perawat
7. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Bidan
Kesehatan Anak dan Jumat 08.00-13.00
konseling remaja Sabtu 08.00-14.00
8. Pelayanan Farmasi Senin-Kamis 08.00-14.00 Asisten Apoteker
Jumat 08.00-13.00
Sabtu 08.00-14.00
9. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Analis Kesehatan
Laboratorium Jumat 08.00-13.00
Sabtu 08.00-14.00
10. Pelayanan Imunisasi Rabu 08.00-14.00 Bidan
11. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Perawat
Kesehatan Lansia Jumat 08.00-13.00
Sabtu 08.00-14.00
12. Pelayanan Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter
Kesehatan Jumat 08.00-13.00 Fisioterapis
Tradisional Sabtu 08.00-14.00 Kader kesehatan tradisional
13. Sanitasi Konseling Sabtu 08.00-13.00 Sanitarian
14 Pelayanan HIV-AIDS Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter PDP
dan IMS Jumat 08.00-13.00 Konselor
Sabtu 08.00-14.00 Perawat PDP
Manager Kasus
A. Standar Fasilitas
INSTRUMEN PEMANTAUAN PUSKESMAS NON RAWAT INAP YANG MEMBERIKAN
PELAYANAN SESUAI STANDAR PERMENKES 43/2019

NOMOR REGISTRASI PUSKESMAS :

NAMA PUSKESMAS :
JENIS PUSKESMAS :
DIDIRIKAN :
KECAMATAN :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI :

NO PARAMETER PENILAIA KETERA DEFINISI OPERASIONAL


N NGAN
1 2 3 4 5

I. LOKASI

1 Geografis 1 Lokasi berdirinya bangunan


Puskesmas tidak
membahayakan, misalnya tidak
didirikan di tepi tebing dan atau
daerah rawan bencana
2 Aksesibilitas untuk jalur 1 Puskesmas dekat dengan pemukiman
transportasi atau dapat diakses dengan mudah
menggunakan transportasi umum
yang tersedia secara rutin dari dan
menuju
wilayah kerja Puskesmas
3 Fasilitas parkir 1 Tersedia lahan parkir kendaraan
yang tidak menutup akses keluar
masuk kendaraan Ambulans dan
atau kendaraan Pusling
4 Fasilitas keamanan 1 Tersedia fasilitas untuk menjaga
keamanan (minimal Pagar)
5 Tidak didirikan di sekitar Saluran 1 Cukup jelas
Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
dan Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi
II. BANGUNAN
6 Bangunan permanen 1 Bangunan Puskesmas
merupakan bangunan bersifat tetap
dan terbuat dari bahan
yang tahan lama
7 Posisi bangunan terpisah dari 1 Bangunan Puskesmas yang tidak
bangunan lain bersatu dengan bangunan yang
punya fungsi lain
8 Rumah dinas nakes 0 Terdapat bangunan rumah dinas
tenaga kesehatan, terdiri dari
minimal 2 unit rumah dinas tenaga
medis dan tenaga
kesehatan lain
9 Lambang Puskesmas 1 Lambang Puskesmas sesuai
dengan PMK 43/2019, diletakkan
di depan bangunan Puskesmas
10 Ketersediaan papan nama 1 Terdapat papan nama Puskesmas
yang diletakkan didinding atau
depan bangunan
Puskesmas
11 Ruangan administrasi/kantor 1 Terdapat Ruangan sebagai
tempat pelaksanaan administrasi
kantor
12 Ruangan Kepala Puskesmas 1 Terdapat Ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat kerja
Kepala Puskesmas
13 Ruangan rapat 1 Terdapat Ruangan yang difungsikan
sebagai tempat pertemuan dan dapat
digunakan untuk kegiatan lain dalam
mendukung pelayanan
kesehatan

14 Ruangan pendaftaran dan rekam 1 Terdapat ruangan khusus yang


medik difungsikan sebagai tempat
pendaftaran pasien dan
penyimpanan RM
15 Ruangan tunggu 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pasien menunggu pelayanan
16 Ruangan pemeriksaan umum 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pemeriksaan pasien umum
17 Ruangan tindakan 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
menangani pasien yang memerlukan
tindakan medis. Dapat difungsikan
pula sebagai
tempat pelayanan gawat darurat
18 Ruangan KIA, KB, dan Imunisasi 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan KIA, KB dan
imunisasi.
19 Ruangan kesehatan gigi dan 1 Terdapat ruangan khusus
mulut pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
20 Terdapat ruangan ASI 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pemberian ASI
21 Ruangan promosi kesehatan 1 Terdapat ruangan yang difungsikan
sebagai tempat pemberian
penyuluhan, promosi kesehatan,
konsultasi dan
konseling
22 Ruang farmasi 1 Terdapat ruang khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan kefarmasian
23 Ruangan persalinan 0 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan persalinan
24 Ruangan rawat pasca persalinan 0 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
perawatan ibu pasca persalinan
25 Laboratorium 1 Terdapat ruang khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan laboratorium
26 Ruangan sterilisasi 0 Terdapat ruangan yang
difungsikan sebagai tempat
melakukan sterilisasi alat
27 Ruangan penyelenggaraan 1 Terdapat ruangan khusus yang
makanan difungsikan sebagai tempat
penyajian makanan
28 Kamar mandi 1 Cukup jelas
29 Gudang umum 1 Cukup jelas

III. PRASARANA

30 Ventilasi ruangan 1 Cukup jelas

31 Sumber air bersih 1 Terdapat sumber air bersih


seperti PAM, air tanah, dll
32 Sistem pembuangan limbah 1 Terdapat sarana pengelolaan limbah
padat dan limbah cair (dimiliki oleh
Puskesmas atau dipihak ketigakan
ke pihak yang
berijin dari KLH)
33 Sumber daya listrik 1 Cukup jelas

34 Sistem komunikasi 1 Tersedia alat komunikasi yang


diperlukan untuk komunikasi di
lingkup dan ke luar Puskesmas. Alat
komunikasi dapat berupa telepon,
seluler, radio
komunikasi, dll
35 Sistem proteksi petir 0 Tersedia alat penangkal petir
yang berfungsi baik terhadap
sambaran petir
36 Alat pemadam kebakaran 1 Cukup jelas

37 Kendaraan Puskesmas Keliling 0 Tersedia kendaraan yang berfungsi


sebagai alat bantu pelayanan Pusling
baik Pusling
darat maupun Pusling air
38 Kendaraan Ambulans 1 Adanya kendaraan ambulans
baik ambulans darat maupun
ambulans air
IV. PERALATAN

39 Set pemeriksaan umum 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set pemeriksaan umum
sesuai Permenkes 43/2019 yang
berfungsi baik, termasuk didalamnya
yang harus ada yaitu
sphygmomanometer/tensimeter,
stetoskop, timbangan dewasa,
timbangan anak, senter, termometer

a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak


set pemeriksaan umum tersedia (%)
b. Tersedia peralatan:

- sphygmomanometer/tensimeter Ya

- stetoskop Ya

- timbangan dewasa Ya

- timbangan anak Ya

- senter Ya

- termometer Ya

40 Terdapat set tindakan medis Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set tindakan medis/gawat
darurat sesuai Permenkes 43/2019
yang berfungsi baik, termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
set alat bedah minor dan
sumber oksigen siap pakai

a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak


set tindakan medis tersedia (…………
………..
%)
b. Tersedia peralatan:

- set alat bedah minor Ya/tidak

- sumber oksigen siap pakai Ya


41 Terdapat set pemeriksaan 1 Tersedianya minimal 80% jenis
kesehatan ibu peralatan set pemeriksaan
kesehatan ibu sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik,
termasuk didalamnya yang
harus ada yaitu stetoskop janin,
stetoskop dewasa,
sphygmomanometer/tensimeter, palu
reflex, dan timbangan
dewasa
a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak
set pemeriksaan kesehatan ibu (…………
tersedia ………..
%)
b. Tersedia peralatan:

- stetoskop janin (laennec Ya


doppler)
- stetoskop dewasa Ya

- sphygmomanometer/tensimeter Ya

- termometer Ya

- palu reflex Ya

- timbangan dewasa Ya

42 Terdapat set pemeriksaan 1 Tersedianya minimal 80% jenis


kesehatan anak peralatan set pemeriksaan kesehatan
anak sesuai Permenkes 43/2019
yang berfungsi baik, termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
timbangan anak, alat pengukur
panjang bayi,
stetoskop, termometer

a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak


pemeriksaan kesehatan anak tersedia (…………
………..
%)
b. Tersedia peralatan:
- timbangan anak Ya

- alat pengukur panjang bayi Ya

- stetoskop Ya

- termometer Ya

43 Set pelayanan KB 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set pelayanan KB sesuai
Permenkes 43/2019 yang berfungsi
baik, termasuk didalamnya yang
harus ada yaitu implant kit, IUD
kit siap
pakai
a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak
set pelayanan KB tersedia (…………
………..
%)
b. Tersedia peralatan:

- implant kit Ya

- IUD Kit siap pakai Ya

44 Set imunisasi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set imunisasi sesuai
Permenkes 43/2019 yang berfungsi
baik, termasuk didalamnya yang
harus ada
yaitu cold chain/vaccine carrier
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
pelayanan imunisasi tersedia (…………
………..
%)
b. Tersedia peralatan:

- coldchain / vaccine carrier Ya

45 Set obstetri dan ginekologi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set obstetri ginekologi
sesuai Permenkes 43/2019 yang
berfungsi baik
46 Set insersi dan ekstraksi AKDR 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set insersi dan ekstraksi
AKDR sesuai Permenkes 43/2019
yang
berfungsi baik
47 Set resusitasi bayi 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set resusitasi bayi sesuai
Permenkes 43/2019 yang
berfungsi baik
48 Set perawatan pasca persalinan 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set perawatan pasca
persalinan sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik,
termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu stetoskop dan
sphygmomanometer/tensimeter
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
perawatan pasca persalinan (…………
tersedia ………..
%)
b. Tersedia peralatan:

- stetoskop Ya/tidak

- sphygmomanometer/tensimeter Ya/tidak

49 Set kesehatan gigi dan mulut 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set kesehatan gigi dan
mulut sesuai Permenkes 43/2019
yang berfungsi baik, termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
sonde lengkung, kaca mulut,
tangkai kaca mulut, pinset gigi,
eskavator, set tang pencabutan gigi
dewasa, set tang pencabutan gigi
anak, bein lurus
kecil
a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak
set kesehatan gigi dan mulut (…………
tersedia ………..
%)
b. Tersedia peralatan:

- sonde lengkung Ya

- kaca mulut Ya

- tangkai kaca mulut Ya

- pinset gigi Ya

- ekskavator Ya

- set pencabutan gigi dewasa Ya

- set pencabutan gigi anak Ya

- bein lurus kecil Ya

50 Set promosi kesehatan 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set promosi kesehatan sesuai
Permenkes 43/2019 yang
berfungsi baik
51 Set ASI 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set ASI sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik
52 Set laboratorium 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set laboratorium sesuai
Permenkes 43/2019 yang berfungsi baik,
termasuk didalamnya yang harus ada
yaitu mikroskop
binokuler, sentrifuse
a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak
set laboratorium tersedia (………
…………
..%)
b. Tersedia peralatan:

- mikroskop binokuler Ya

- sentrifuse Ya

53 Set farmasi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set farmasi sesuai
Permenkes 43/2019 yang berfungsi
baik

54 Set sterilisasi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set sterilisasi sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
autoclave dan
korentang
a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak
set sterilisasi tersedia (………
…………
..%)
b. Tersedia peralatan:

- autoclave Ya/tidak

- korentang Ya/tidak

55 Set Puskesmas Keliling 0 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set Puskesmas keliling sesuai
Permenkes 43/2019 yang
berfungsi baik
56 Kit Keperawatan kesehatan 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis
masyarakat peralatan kit keperawatan kesehatan
masyarakat sesuai Permenkes 43/2019
yang berfungsi baik untuk pelayanan
luar gedung, jumlah kit
minimal 2 (dua) kit
57 Kit imunisasi 1 Ya Tersedianya vaccine carrier yang
berfungsi baik untuk pelayanan luar
gedung minimal 2 (dua) kit
58 Kit UKS 0 Tidak Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan kit UKS sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik. Jumlah
kit minimal 2 (dua) kit
59 Kit UKGS 0 Tidak Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan kit UKGS sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi
baik. Jumlah kit minimal 2 (dua) kit
60 Kit bidan 1 YA Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan kit bidan sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
stetoskop janin, stetoskop dewasa,
sphygmanometer/tensimeter,
termometer, palu reflex

a. Minimal 80% jenis peralatan Ya/tidak


kit bidan tersedia (………
…………
..%)
b. Tersedia peralatan:

- stetoskop janin (laennec Ya


doppler)
- stetoskop dewasa Ya

- sphygmomanometer/tensimeter Ya

- termometer Ya

- palu reflex Ya

61 Kit Posyandu 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan kit Posyandu sesuai Permenkes
43/2019 yang berfungsi baik termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
termometer dan
timbangan dacin
a. Minimal 80% jenis peralatan Ya
kit Posyandu tersedia (100%)
b. Tersedia peralatan:

- termometer Ya

- timbangan dacin Ya

62 Kit kesehatan lingkungan 0 Tidak Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan kit kesehatan lingkungan
sesuai Permenkes 43/2019 yang
berfungsi baik.
V. KETENAGAAN

63 Dokter atau DLP 1 Ya Tersedianya dokter atau Dokter


Layanan Primer minimal 1 orang

64 Dokter gigi 1 Tersedianya dokter gigi minimal 1


orang
65 Perawat 1 Tersedianya perawat minimal 5
orang
66 Bidan 1 Tersedianya bidan minimal 4 orang

67 Tenaga Kesmas 1 Tersedianya tenaga kesmas


(epidemiolog kesehatan, tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku,
pembimbing kesehatan kerja, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan,
tenaga biostatistik dan kependudukan,
dan atau tenaga kesehatan reproduksi
dan keluarga) minimal 1 orang di
Puskesmas kawasan perdesaan dan
Terpencil/Sangat Terpencil, dan minimal
2 orang di Puskesmas
kawasan perkotaan

68 Tenaga kesling 1 Tersedianya tenaga kesehatan


lingkungan (sanitasi lingkungan,
entomolog kesehatan dan atau
mikrobiolog kesehatan) minimal 1
orang
69 Ahli teknologi lab medik (Analis 1 Tersedianya ahli teknologi
Lab) laboratorium medik minimal 1 orang
70 Tenaga gizi 1 Tersedianya tenaga Gizi (nutrisionis
dan atau dietisian) minimal 1 orang

71 Tenaga kefarmasian 1 Tersedianya tenaga kefarmasian


(Apoteker/Tenaga Teknis
Kefarmasian) minimal 1 orang
72 Tenaga administrasi 1 Tersedianya tenaga administrasi minimal
2 orang di PKM Kawasan Perdesaan dan
Terpencil/Sangat Terpencil, dan minimal
3 orang di kawasan perkotaan
73 Pekarya 1 Tersedianya tenaga pekarya minimal 1
orang di PKM Kawasan Perdesaan dan
Terpencil/Sangat Terpencil, dan minimal
2 orang di kawasan
perkotaan
VI. PERIZINAN DAN REGISTRASI

74 Izin penyelenggaraan yang 1 Izin penyelenggaraan yang


masih berlaku dikeluarkan oleh pemda setempat yang
masih berlaku
75 Nomor Registrasi Puskesmas Memiliki kode Puskesmas yang
diberikan oleh Pusdatin setelah
melakukan registrasi/ registrasi
ulang
VII. PENYELENGGARAAN

76 Kepala Puskesmas 1 Merupakan tenaga kesehatan dengan


tingkat pendidikan paling rendah sarjana
(kecuali PKM Kawasan
Terpencil/Sangat Terpencil minimal
diploma tiga), memiliki kompetensi
manajemen kesmas, masa kerja di
Puskesmas minimal dua tahun, dan
telah mengikuti
pelatihan manajemen Puskesmas
77 Memiliki struktur organisasi 1 Struktur organisasi ditetapkan
Kepala Puskesmas mengacu pada
Perda setempat
78 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
promosi kesehatan penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
79 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
kesehatan lingkungan penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
80 Melaksanakan pelayanan KIA 1 Dibuktikan dengan adanya
dan KB penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas

81 Melaksanakan pelayanan gizi 1 Dibuktikan dengan adanya


penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
82 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
pencegahan dan pengendalian penanggungjawab pelayanan,
penyakit ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
83 Melaksanakan UKM 1 Dibuktikan dengan adanya
Pengembangan penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
84 Melaksanakan UKP 1 Dibuktikan dengan adanya
penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
85 Melaksanakan manajemen 1 Memiliki RUK 5 tahunan, RUK
Puskesmas Tahunan, RPK, melaksanakan lokakarya
mini bulanan, triwulanan dan
melaksanakan Penilaian Kinerja
Puskesmas untuk satu tahun terakhir
86 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
kefarmasian penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
87 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
keperawatan kesehatan penanggungjawab pelayanan,
masyarakat ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas
88 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
laboratorium penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran Pasien harus dipandu dengan Prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh Petugas yang kompenten dan mudah bersosialisasi dengan
pasien.
3. Pendaftaran Pasien memperhatikan Keselamatan Pasien.
4. Identitas Pasien dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut :
Nama Pasien, Tanggal Lahir Pasien, Alamat Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, Nomor
Rekam Medis, Nomor BPJS/KTP,
5. Informasi tentang jenis Layanan Klinis yang tersedia dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi Tarif, Jenis Pelayanan, Jadwal Pelayanan, Alur Pelayanan,
Informasi pendaftaran dan syarat rujukan, dan rumah sakit rujukan. Hak dan Kewajiban
pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari
Pendaftaran.
6. Kendala fisik bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
7. Syarat Pendaftaran terdiri atas :
- Pasien baru : Kartu Keluarga atau KTP dan Kartu BPJS
- Pasien Lama : Kartu berobat / kartu keluarga atau KTP dan kartu BPJS
8. Pendaftaran pasien gawat darurat dilakukan oleh keluarga atau oleh pengantar pasien.
9. Pendaftaran pasien tanpa identitas bisa dilakukan dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir atau tahun lahir pasien, jika pasien tidak sadar dan tanpa identitas maka
pendaftara akan mendata pasien dengan mr.X untuk laki-laki atau Ms.X untuk
perempuan.

B. PENGKAJIAN , KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


Kajian Awal dilakukan secara paripurna meliputi anamanesa (allo anamnesa),
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan kajian sosial untuk mengidentifikasi berbagai
kebutuhan dan harapan pasien dan keluarga pasien mencakup pelayanan medis dan penunjang
medis serta keperawatan dan dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan pengkajian.
Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan. Proses kajian
dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak perlu dalam
pemeriksaan penunjang maupun pemberian terapi.
Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah - langkah SOAP. Pasien dengan
kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan. Kajian dan perencanaan
asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan professional yang kompeten. Pelaksanaan
kajian awal dilakukan di pendaftaran dan di ruang pelayanan untuk pasien non gawat
darurat. Petugas pendaftaran bertugas melakukan kajian awal berupa informasi umum,
skrining resiko jatuh, kebutuhan khusus, data psikologis, sosial dan ekonomi, riwayat
pekerjaan dan petugas ruang pelayanan
melakukan kajiawan awal pada kolom riwayat kesehatan, pola kebiasaan dan skala nyeri.
Petugas pelayanan anak akan melengkapi kajian awal dengan formulir MTBS, petugas
pelayanan KIA akan melengkapi formulir dengan kartu ibu, petugas gizi akan mengisi kajian
awal pada formulir MST dan petugas gigi akan mengisi formulir odontogram.
JIka dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
Dilakukan kordinasi dan komunikasi antar praktisi klinis dengan petugas
kesehatan yang lain untuk menjamin perolehan dan pemanfaat informasi secara tepat waktu,
baik pada waktu transfer pergantian petugas maupun pelaporan kasus dan instruksi tindakan
sesuai dngan SOP serta kasus kasus yang memerlukan penanganan terintegrasi.
Pembentukan Tim antar profesi juga dibutuhkan untuk penanganan kasus
perawatan kesehatan masyarakat atau home care.
Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai. Peralatan dan tempat layanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas.
Penyusunan Rencana layanan dibuat secara jelas untuk menyusun rencana layanan
medis dan rencana layanan terpadu jika diperlukan layanan secara tim dan pelaksanaan
layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan.
Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien. Penyusunan
rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
memperhatikan tata nilai budaya pasien.
Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya dan pelaksanaan SOAP.
Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi. Efek
samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada pasien,
misalnya ( resiko jatuh, resiko alergi obat,dll)
Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis. Rencana layanan harus memuat
Pendidikan/ penyuluhan pasien.
Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang diberikan
kepada tenaga kesehatan professional yang memenuhi persyaratan.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur pelayanan klinis meliputi pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis. Jika
dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
5. Tindakan medis pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan berupainformed conset
6. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
7. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievalusi, dan ditindak lanjut.
8. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
9. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat. Dengan adanya triase pada pasien menggunakan kalung
dengan 4 warna yaitu :
a. Warna Hitam untuk pasien yang meninggal dunia
b. Warna merah untuk gangguan jantung, gangguan pernafasan, syok oleh berbagai
penyebab, trauma kepala dengan pupil anisokor, perdarahan eksternal masif, luka
bakar > 50% atau luka bakar didaerah thorak, tension pneumothorak.
c. Warna kuning untuk gawat tidak darurat misalnya pasien dengan resiko syok,fraktur
multipel,fraktur femur atau pelvis,luka bakar derajat II dan III,gangguan kesadaran
atau trauma kepala pasien dengan status tidak jelas.
d. Warna hijau untuk tidak gawat tidak darurat misalnya faktur minor,luka minor dan
luka bakar minor.
10. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
beresiko tinggi.
11. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
12. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik
13. Kinerja pelayanan klinis harus di monitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
14. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pemberian pelayanan.
15. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan, dan ditindak lanjuti
sesuai dengan kebutuhan dan hak pasien selama pelksaanaan asuhan.
16. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu, penulisan lengkap dalam rekam medik, semua
pemeriksaan penunjang diagnostik tindakan dan pengobatan yang diberikan kepada
pasien dan kewajiban petugas kesehatan untuk mengingatakan dokter jika terjadi
pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang/ dirujuk, harus dijamin kesinambungannya.
18. Pasien berhak utk menolak pengobatan, pasien berhak utk menolak jika dirujuk ke sarana
kesehatan lain, maka petugas memberikan informasi tentang konsekuensi dan
tanggungjawab terkait keputusan yang diambil utk menolak dan tidak melanjutkan
pengobatan dengan menandatangani form penolakan pengobatan.
19. Penolakan utk melanjutkan pengobatan maupun rujukan dipandu oleh prosedur yang
baku. Jika pasien menolak utk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informsi tentang
hak pasien utk membuat keputusan akibat dari keputusan dan tanggungjawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
20. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dg prosedur baku
21. Jenis sedasi ydan anestesi lokal yang dapat dilakukan di puskesmas Kampus yaitu:
Anestesi lokal, Anestesi infiltrasi, dan Block Anestesi
22. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
dan didokumentasikan dalam rekam medis.
23. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan anestesi seperti
 Dokter umum,
 Dokter Gigi
 Perawat umum
 Perawat Gigi
 Bidan
Harus memiliki persyaratan kompetensi antara lain: Tehnik melakukan anestesi lokal
dan sedasi, respon terhadap komplikasi, penggunaan zat - zat reversal.
24. Adapun jenis pembedahan minor yang dapat dilakukan di Puskesmas Kampus adalah
sebagai berikut:
 Tindakan umum : Insisi Abses, Ateroma, Lipoma, Veruka, Corpus Alienum, Jahit
Luka, Ekstraksi Kuku.
 Pelayanan Gigi : Ekstraksi gigi susu/tetap tanpa komplikasi, Insisi abses
 Pelayanan KIA/KB: Pasang Implan, Bongkar Implan, Tindik telinga
25. Dalam pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas pemberi layanan klinis harus
melakukan monitoring pasien mengenai :
a. Identitas Pasien (Nama, Tanggal Lahir, Alamat)
b. Diagnosa Penyakit
c. Tindakan terapi
d. Tanggal dan waktu pemeriksaan
e. Keluhan Pasien
f. Kesadaran pasien
g. Tanda vital pasien yang meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapat persetujuan pasien
informed consent.
27. Status pasien wajib di monitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.

D. PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PASIEN


1. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari sebagian kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keuarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perseorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).
Pendidikan dan penyuluhan pasien adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada
pasien yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai penyakit dan kebutuhan klinis pasien demi untuk tercapainya hasil klinis yang
optimal.
2. Tujuan
Tujuan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan kepada Pasien dan keluarga pasien adalah:
- Tersampainya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis pasien kepada pasien
dan keluarga pasien.
- Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan hasil klinis yang optimal.
- Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga, yang sesuai dengan konsep
hidup sehat.
3. Sasaran
- Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan yang dapat
dilakukan di Puskesmas.
- Keluarga adalah keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan
yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, di antaranya adalah anggota keluarga
yang menderita penyakit menular, penyakit kronis, keluarga dengan masalah sanitasi
lingkungan yang buruk, keadaan gizi yang buruk.
4. Hasil Yang Diharapkan
Terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam diri pasien dan keluarga
sehingga dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari –
hari untuk mencapai derajad kesehatan yang optimal.
5. Tempat Penyelenggaraan
Pendidikan dan Penyuluhan Pasien dilakukan di dalam Puskesmas yang meliputi bidang
Perawatan dan Pengobatan, Gizi dan Kesehatan Ibu Anak serta Kesehatan Lingkungan.
6. Metode Pendidikan dan Penyuluhan Pasien
Metode pendidikan dan penyuluhan pasien dilaksanakan dengan menggunakan metode
pendidikan individual dengan pendekatan bimbingan dan koseling serta wawancara.
7. Alat Bantu Dan Media
Apabila diperlukan, dalam proses penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga
pasien dapat menggunakan alat bantu berupa alat peraga atau media komunikasi lainnnya
(poster, leaflet, dll).

E. PEMULANGAN dan TINDAK LANJUT


1. Pemulangan pasien adalah segala tindakan merujuk atau memulangkan pasien berdasarkan
atas status kesehatan dan kebutuhan pelayanan selanjutnya.
2. Pemulangan dan tindak lanjut harus dilakukan sesuai dengan rencana yang disusun dan
kriteria pemulangan.
3. Resume pelayanan pasien disiapkan waktu pasien pulang dari Puskesmas atau pasien di
rujuk ke rumah sakit .Resume pasien pulang dibuat rangkap 2 (dua). Staf yang mampu
mengkomplikasi resume tersebut, misalnya dokter, dokter ruangan atau staf lain.
4. Salinan resume pelayanan pasien pulang ditempatkan dalam rekam medis dan sebuah
salinan diberikan kepada pasien atau keluarganya, jika ada indikasi dan sesuai peraturan
perundang-undangan. Salinan resume pelayanan tersebut diberikan kepada praktisi
kesehatan yang akan bertanggung jawab untuk pelayanan berkelanjutan bagi pasien atau
tindak lanjutnya.
5. Ringkasan berisi pula instruksi untuk tindak lanjut.
6. Salinan ringkasan pelayanan pasien didokumentasikan dalam rekam medis
7. Resume pelayanan pasien pulang menggambarkan tindakan yang dilakukan selama pasien
tinggal di rawat di puskesmas. Resume dapat dipergunakan oleh praktisi kesehatan yang
bertanggung jawab untuk pelayanan selanjutnya mencakup :
a. Alasan datang ke Puskesmas
b. Penemuan kelainan fisik dan lainnya yang penting.
c. Prosedur diagnosis dan pengobatan yang telah dilakukan
d. Pemberian medikamentosa dan pemberian obat waktu pulang.
e. Status/ kondisi pasien waktu pulang.
f. Instruksi follow-up/ tindak lanjut
F. RUJUKAN
1. Rujukan di Puskesmas Kampus terbagi dua yaitu, rujukan internal dan rujukan
eksternal.
2. Rujukan internal adalah proses transfer pasien dari satu unit pelayanan ke unit
pelayanan lain dalam puskesmas Kampus.
3. Rujukan eksternal adalah proses transfer pasien dari puskesmas Kampus ke rumah
sakit yang menjadi jejaring puskesmas.
4. Rujukan eksternal terdiri dari rujukan gawat darurat dan rujukan non gawat darurat
5. Rujukan non gawat darurat terdiri dari rujukan BPJS dan rujukan mandiri
6. Sebelum dirujuk, pasien gawat darurat diperiksa dan dilakukan tindakan stabilisasi
terlebih dahulu sesuai kemampuan puskesmas sebelum di rujuk ke fasyankes rujukan.
7. Dilakukan kordinasi dan komunikasi ke fasyankes rujukan untuk memastikan kesiapan
tempat tujuan rujukan.
8. Proses distribusi dokumen rekam medis dari unit pelayanan pendaftran ke unit pelayanan
kesehatan lainnya di dalam puskesmas Kampus disebut distribusi dokumen rekam medis.
9. Bila pasien tidak dapat dilayani dipuskesmas maka pasien dapat dirujuk kefasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjut.
10. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.
11. Jika pasien tidak mungkin dirujuk puskesmas wajib memberikan alternatif layanan.
12. Rujukan pasien disertai resume klinis.
Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur atau tindakan yang telah
dilakukan, alasan rujukan dan kebutuhan akan tindak lajut.
13. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
14. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi petugas yang kompeten. Kriteria
pasien yang dirujuk meliputi : pasien tersebut memerlukan tindakan lebih lanjut, alat dan
sarana tidak tersedia dll.
15. Selama proses rujukan, semua pasien harus dimonitor oleh petugas yang kompeten.
16. Rujukan emergensi menggunakan webasite sisrute.kemkes.go.id
Username : diahtjaja@yahoo.co.id
Password : Kampusoke
17. Rujukan BPJS menggunakan website ECLAIM - Primary Care (bpjs-
kesehatan.go.id)

Pedoman ini memuat pengelolaan penyakit mulai dari penjelasan hingga penatalaksanaan
penyakit tersebut. Panduan Pelayanan Klinis Dokter Puskesmas Kampus disusun berdasarkan
pedoman yang berlaku secara global yang dirumuskan bersama para dokter di Puskesmas Kampus.
Sistematika PPK:
1. Judul Penyakit
Berdasarkan daftar penyakit terpilih di SKDI 2012, namun beberapa penyakit dengan
karakterisitik yang hampir sama dikelompokkan menjadi satu judul penyakit.
Kode Penyakit, dengan menggunakan ketentuan kode International Classification of Diseases
(ICD) 10 yang merupakan kodifikasi yang dirancang untuk rumah sakit. Kodifikasi
dalam bentuk nomenklatur berdasarkan sistem tubuh, etiologi, dan lain-lain. Tingkat kompetensi
berdasarkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.

2. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan berisi pengertian singkat serta prevalensi penyakit di Indonesia. Substansi
dari bagian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan awal serta gambaran kondisi yang
mengarah kepada penegakan diagnosis penyakit tersebut.

3. Hasil Anamnesis (Subjective)


Hasil Anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang sering disampaikan
oleh pasien atau keluarga pasien. Penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit
lainnya yang merupakan faktor risiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi
informasi lainnya pada bagian ini. Pada beberapa penyakit, bagian ini memuat informasi spesifik
yang harus diperoleh dokter dari pasien atau keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit.

4. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang spesifik, mengarah
kepada diagnosis penyakit (pathognomonis). Meskipun tidak memuat rangkaian pemeriksaan fisik
lainnya, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter
layanan primer untuk memastikan diagnosis serta menyingkirkan diagnosis banding.

5. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit membutuhkan hasil pemeriksaan penunjang untuk memastikan
diagnosis atau karena telah menjadi standar algoritma penegakkan diagnosis. Selain itu, bagian ini
juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis banding, dan komplikasi penyakit.

6. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada pasien (patient
centered) yang terbagi atas dua bagian yaitu penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi.
Selain itu, bagian ini juga berisi edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga (family
focus), aspek komunitas lainnya (community oriented) serta kapan dokter perlu merujuk pasien
(kriteria rujukan).
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari kriteria “TACC” (Time-
Age-Complication-Comorbidity) berikut:
Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi kronis atau
melewati Golden Time Standard.
Age : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan risiko komplikasi serta risiko kondisi penyakit lebih berat.
Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi pasien.
Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat kondisi pasien.

Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar bagi dokter
untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan
pasien.

7. Sarana Prasarana
Bagian ini berisi komponen fasilitas pendukung spesifik dalam penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan penyakit tersebut. Penyediaan sarana prasarana tersebut merupakan kewajiban
fasilitas pelayanan kesehatan.

8. Prognosis
Kategori prognosis sebagai berikut :
1. Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses kehidupan.
2. Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ atau fungsi
manusia dalam melakukan tugasnya.
3. Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total sehingga dapat
beraktivitas seperti biasa.

Prognosis digolongkan sebagai berikut:


1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk/jelek
4. Dubia : tidak tentu/ragu-ragu
• Dubia ad sanam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik
• Dubia ad malam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung memburuk/jelek

Untuk penentuan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi pasien saat diagnosis
ditegakkan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu dari 17 upaya kesehatansebagaimana
dimaksud oleh ketentuan Pasal 48 dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui pendekatan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 menyebutkan sekitar 30,4% penduduk memanfaatkan
pelayanan kesehatan tradisional, 49% diantaranya menggunakan ramuan jamu dan merasakan
manfaatnya bagi kesehatan.
Gaya hidup “back to nature”yang menjadi trend dunia internasional menyebabkan upaya
pemanfaatan pengobatan tradisional seperti obat herbal (jamu), suplemen makanan, pijat maupun cara
pengobatan alami lainnya cenderung meningkat. Indonesia adalah negara megabiodiversity yang
kaya akan tanaman obat, dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bentuk kearifan lokal.
Jenis pelayanan kesehatan tradisional meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris adalah penerapan kesehatantradisional yang manfaat
dan keamanannya terbukti secara empiris.
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatantradisional yang
memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya serta manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap atau pengganti.

TUJUAN
Tujuan Umum:
Memberikan pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat di Puskesmas Kampus.
Tujuan Khusus:
1. Membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
2. Membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam asuhan mandiri dengan memanfaatkan tanaman
obat keluarga dan akupreser

SASARAN
- Masyarakat di wilayah kelurahan Lorok Pakjo
- Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tradisional
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional /Griya Sehat
No Kegiatan Pokok Sasaran Umum Rincian Kegiatan

1 Pelayanan kesehatan Pasien yang  Akupreser


tradisional di Griya Sehat membutuhkan  Akupunktur
Puskesmas Kampus pelayanan  Pijat bayi
kesehatan  Obat herbal
tradisional

2 Sosialisasi Pemanfaatan Masyarakat Penyuluhan dengan


Pengobatan Tradisional Kelurahan Lorok metode ceramahdan
Pakjo tanya jawab
3 Orientasi Asuhan Mandiri Kader Posyandu Sosialisasi dengan
Ramuan dan Akupreser Kelurahan Lorok metode ceramah, tanya
Pakjo jawab dan praktek
PENUNJANG LAYANAN KLINIS

1. Pelayanan Laboratorium

STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN


Pelayanan Laboratorium Kesehatan (Labkes) sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan dibutuhkan baik dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium kesehatan dilaksanakan oleh laboratorium pada
berbagai jenjang pelayanan tersebut mempunyai tugas dan fungsi tersendiri dengan kemampuan
pemeriksaan yang berbeda-beda. Pelayanan Laboratorium mempunyai peranan penting dalam
penentuan diagnosis, pemantauan jalannya penyakit, pencegahan, penularan, penentuan tingkat
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan.

TUJUAN
1. Sebagai pedoman dan acuan bagi petugas laboratorium kesehatan.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan rujukan dan pemantapan mutu.
4. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi.

PENGERTIAN
1. Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan.
2. Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan (pemerintah atau swasta) yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang
dapat berpengaruh kepada kesehtan perorangan dan masyarakat.
3. Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
dibidang hematologi, kimia klinik, dan bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

Kebijakan Jenis Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Kampus dan prosedur


untuk setiap jenis pemeriksaan laboratorium
a. Jenis-jenis pemeriksaan pelayanan laboratorium yang tersedia di puskesmas yang
dilakukan sesuai jam kerja dan terdiri dari:
1. Darah rutin
-Pemeriksaan Hb
-Pemeriksaan Jumlah Leukosit
-Pemeriksaan Jumlah Eritrosit
-Pemeriksaan Jumlah Trombosit
-Pemeriksaan MCV
-Pemeriksaan MCH
-Pemeriksaan MCHC
-Pemeriksaan Hematokrit
-Pemeriksaan Hitung Jenis
-LED
2. Dahak (Sputum BTA)
- BTA (pagi)
- BTA (sewaktu)
- BTA (TCM)
3. Serologi / Imun
- Pregnancy test (Pt)
- Rapid HbsAg
- Golongan darah/Rhesus
- Rapid HIV 1
- Rapid HIV 2
- Rapid HIV 3
- RPR Syphilis
- Rapid Syphilis
- Widal
- Swab test Nasofaring
- Swab test Orofaring
- Sputum terkait covid-19
- Rapid test covid -19
4. Kimia Darah (Metode Cepat/Stik)
-Kolesterol
-Glukosa/BSS
-Uric Acid
5. Pemeriksaan Urine
-PH Urine
-Berat Jenis Urine
-Reduksi Urine
-Bilirubin Urine
-Keton Urine
-Protein Urine
-Urobilinogen Urine
-Nitrit Urine
-Blood Urine
-Leukosit Urine
-Sedimen Urine

b. Prosedur pelayanan laboratorium mulai dari :


1. Permintaan pemeriksaan
Permintaan pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas dari poli pelayanan
sesuai standar persayaratan operasional menggunakan form yang sudah di sediakan
sesuai dengan alur pelayanan pasien rawat jalan pada masa pandemi covid-19,
sedangkan untuk pemeriksaan swab test dan rapid test covid-19 atau di ruangan
polkadots sesuai dengan permintaan petugas triase puskesmas kampus dan up date
data konfirmasi positif dari Dinas Kesehatan Kota Palembang.
2. Penerimaan spesimen
Penerimaan spesimen dengan menyediakan wadah sesuai persyaratan
3. Pengambilan spesimen dengan memperhatikan :
- Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat
- Wadah
Wadah yang digunakan harus memenuhi syarat
- Antikoagulan dan pengawet
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa bahan
pengawet atau antikoagulan
- Waktu
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan memperhatikan waktu
- Lokasi
Sebelum mengambil specimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang di minta
- Volume
Volume spesimen harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
- Teknik pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar
- Pengambilan sampel covid-19
Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus memperhatikan
universal precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit dari pasien ke paramedis maupun lingkungan sekitar. Hal
tersebut meliputi:
1. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan
sabun/desinfektan/hand sanitizer sebelum dan sesudah tindakan.
2. Menggunakan APD, mekanisme penularan masih dalam investigasi maka
APD yang digunakan untuk pengambilan spesimen adalah APD lengkap
dengan menggunakan masker minimal N95 sesuai dengan standar APD level
3
- Tempat pengambilan
Tempat pengambilan untuk pemeriksaan non covid dilakukan di dalam ruangan
laboratorium, sedangkan pengambilan pemeriksaan covid-19 dilakukan di botth
pengambilan swab yang terletak di halaman puskesmas
4. Penyimpanan spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera di periksa, stabilitas spesimen dapat
berubah.
5. Pengelolaan reagen pelaksanaan pemeriksaan
Penyimpanan reagen yang benar dapat menjaga kualitas dan mutu reagen tersebut,
sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih akurat
6. Penyampaian hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan oleh petugas laboratorium ke peminta
pemeriksaan selama jam pelayanan, sedangkan hasil pemeriksaan swab test menunggu
hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan
Kota Palembang
7. Pengelolaan limbah medis dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan
bahaya / resiko terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam laboratorium
maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi,
setiap petugas laboratorium harus melaksanakan penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur yang berlaku.
-. Pengelolaan Limbah
Limbah padat terdiri dari sampah umum , limbah noninfeksius, limbah benda
tajam, limbah bahan kimia kadarluarsa serta sisa kemasan.
Limbah cair terdiri dari darah dan cairan tubuh (langsung dibuang di
pembuangan / pojok limbah cair (spoelhoek)
- Tempat pembuangan limbah padat : Tempat pengumpulan sampah terbuat dari
bahan yang kuat, mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, Kantong
plastik yang melapisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau apabila 3/4 bagian
telah terisi sampah, sedangkan untuk limbah dari hasil pemeriksaan covid -19
langsung di kirim ke pihak ketiga, setiap tempat pengumpulan sampah harus
dilapisi plastik sebagai pembungkus sampah dengan warna dan label seperti pada
tabel berikut:

NO KATEGORI WARNA KANTONG

1 Infeksius Kuning

2 Umum Hitam

3 Kimia coklat

8. Pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi


Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi adalah pemeriksaan terhadap
spesimen yang beresiko infeksi atau menularkan pada petugas, misalnya spesimen
sputum dengan kecurigaan tuberculosis, darah dari pasien dengan kecurigaan terkait
hepatitis B, HIV/AIDS, Covid -19
9. Proses Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium puskesmas menentukan alur pemeriksaan mulai dari
pemeriksaan sampai dengan keluar hasil pemeriksaan pasien.
10. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi SOP yang
telah ditentukan, Penataan ruangan dan penempatan alat secara orgonomi, Penyediaan
APD sesuai kebutuhan, pengelolaan reagen dan limbah.
11. Penggunaan alat pelindung diri
Petugas wajib mematuhi keselamatan kerja dengan memakai alat pelindung diri
secara lengkap. Jenis Alat Pelindung Diri (APD) meliputi :
a. Handscoon
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi
pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
b. Masker Bedah
Masker Bedah harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan
cipratan yang keluar sewaktu petugas berbicara, batuk atau bersin serta untuk
mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau
mulut petugas. Masker bedah dan Masker N95 (saaat pengambilan sampel
terkait pemeriksaan covid-19)
c. Jas Laboratorium / Hazmat
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain,
Pemakaian jas laboratorium akan menghindari terpercik atau tersemprot darah,
cairan tubuh, atau cairan reagen. Pastikan melepas jas laboratorium setelah
pelayanan selesai. Lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya
organisme. Baju hazmat harus menutupi seluruh tubuh yang terbuat dari bahan
khusus seperti olypropylene, polyester, polyethylene, penolak cairan, yang
berbasis plastik (saat pengambilan sampel covid -19)
d. Apron
apron atau celemek medis yang berbahan dasar plastik yang di pakai bersama
dengan baju hazmat ( saat pengambilan sampel covid)
e. Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari tumpahnya cairan specimen, reagen
atau akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak
sengaja di atas kaki. Oleh karena itu, sandal, "sandal jepit" atau sepatu yang
terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu tertutup atau
sepatu kulit memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap
bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Sepatu
boot (saat pengambilan sample covid-19)
f. Kaca mata pelindung/ ficeshiled
Kacamata pelindung untuk melindungi mata dari benda asing atau bahkan
melindungi mata dari virus. Kacamata pelindung dapat digunakan berulang oleh
petugas medis, namun harus dicuci dan disinfektan sebelum digunakan kembali.
Jika ingin melindungi seluruh muka, pilihan lainnya adalah faceshields. Namun,
dalam menangani kasus yang berkenaan dengan kimia, faceshields harus
dipakai berbarengan dengan kacamata
12. Jika pemeriksaan laboratorim tidak bisa dilakukan oleh Puskesmas Karena
keterbatasan kemampuan, maka dapat dilakukan rujukan pemeriksaan laboratorium
yang dipandu dengan prosedur yang jelas.
13. Penerimaan sampel rujukan pemeriksaan dahak metode TCM dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (fasyankes) lainnya yang telah ditetapkan oleh Dinas kesehatan Kota
Palembang. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dari fasyankes rujukan adalah
a. Data Pasien sudah ter input lengkap terlebih dahulu di SITB fasyankes
b. Mengisi Tujuan laboratorium rujukan ke laboratorium Puskesmas Kampus
di permohonan pemeriksaan
c. Fasyankes rujukan mengirim TB 05 yang telah di print
d. Mengirimkan 2 sampel pot dahak untuk pasien yang sama apabila
memungkinkan
e. Sampel wajib diberi nama yang jelas
f. Sampel di packing sesuai dengan standar pengiriman sampel TCM TB

I. Penetapan kebijakan hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
a. Standar waktu penyerahan hasil laboratorium seperti dalam tabel berikut:
b. Standar waktu penyerahan hasil laboratorium untuk pasien urgen (cito) kepada peminta
pemeriksaan paling lambat 5 menit dengan jenis pemeriksaan Hemoglobin dan gula darah
sewaktu.

NO Jenis Pemeriksaan Output/ Hasil Waktu/Menit

Pemeriksaan menggunakan alat


hematology analyzer (Hb, leukosit,
1 Buku hasil pemeriksaan 45 menit
eritrosit, trombosit,
hematrokrit, Hitung jenis)

2 Pemeriksaan HB secara strip Buku hasil pemeriksaan 5 - 10 menit

3 Pemeriksaan HB secara metode Buku hasil pemeriksaan 15 - 20 menit


sahli

4 Pemeriksaan Trombosit Buku hasil pemeriksaan 15 - 20 menit


5 Pemeriksaan Leukosit Buku hasil pemeriksaan 15 - 20 menit
6 Pemeriksaan eritrosit Buku hasil pemeriksaan 15 - 20 menit
7 Pemeriksaan Hitung Jenis Buku hasil pemeriksaan 60 menit
8 Pemeriksaan LED Buku hasil Pemeriksaaan 70 menit
Pemeriksaan Bss menggunakan
9 Buku hasil pemeriksaan 5 - 10 menit
strip
Pemeriksaan Urid acid
10 Buku hasil pemeriksaan 5 -10 menit
menggunakan strip
11 Pemeriksaan Cholesterol Buku hasil pemeriksaan 5 -10 menit
Pemeriksaan Rutin Urin :
Leukosit, Nitrit, Urobilinogen,
12 Protein, PH, Blood, Segmen, Keton, Buku hasil pemeriksaan 45 menit
Bilirubin, Glukosa/ Reduksi
secara strip dan sedimen urine

Pemeriksaan Golongan darah Buku hasil pemeriksaan dan


13 10-15 menit
dan Pregnency test kartu gol. Darah
Pembuatan & pemeriksaan 150 menit
14 Buku TB 05
Preparat BTA S-P
2 Jam 45
15 Pemeriksaan BTA (TCM) TB 04 & TB 06
Menit

16 Pemeriksaan HbSAg Buku hasil pemeriksaan 45 menit

17 Pemeriksaan HIV 1, HIV 2, HIV 3 Buku hasil pemeriksaan 45 menit

18 Pemeriksaan RPR syphilis Buku hasil pemeriksaan 45 menit

19 Pemeriksaan Rapid Syphilis Buku hasil pemeriksaan 45 menit

20 Pemeriksaan Widal Buku hasil pemeriksaan 45 menit

Pemeriksaan menggunakan alat


21 Buku hasil pemeriksaan 120 menit
fotometer
Pemeriksaan Haji (Darah lengkap,
Golongan darah. Bss, Cholesterol,
22 Buku hasil pemeriksaan 3-4 Jam
Asam Urat, PT, Urine
Lengkap)
Pemeriksaan Rapid Test Covid-
23 Buku hasil pemeriksaan 30 menit
19 (IgG & IgM)
Pengambilan pemeriksaan
24 Buku hasil pemeriksaan 45 menit
sampel swab test covid-19
II. Penetapan Kebijakan prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Pelaporan Nilai Kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal dan
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan
perhatian atau tindakan yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggung jawab.
Nilai ambang Kritis
NO PARAMETER LIMIT RENDAH LIMIT TINGGI SATUAN
Kimia Klinik
1 Glukosa <40 >450 mg / dl
2 Asam Urat <2.0 >15.0 mg / dl
3 Cholesterol <50 >400 mg / dl
Serologi
1 HIV Reaktif
Darah Rutin
1 HB (Haemoglobin) <7 >20 gr / dl
2 Leukosit 500 30.000 jt/mm3
3 Trombosit <50.000 >1.000.000 jt/mm3
4 Hematokrit < 20 > 60 %

III. Penetapan Kebijakaan Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari- hari selalu
tersedia.
a. Batas buffer stock perlu ditetapkan untuk melakukan pemesanan dan untuk menjamin
ketersediaan stok reagensia, sehingga pelayanan laboratorium dapat terselenggara
dengan baik
b. Daftar Reagensia esensial dan bahan Lain yang harus tersedia serta stok buffernya
No Nama regensia dan bahan lainnya Stok Buffer
1 Ziel nielsen 1 Set
2 HCl 0,1 % 1 Botol
3 Aquadest 1 Botol
4 Reagen anti A 1 botol
5 Reagen anti B 1 botol
6 Reagen anti AB 1 botol
7 Reagen anti D 1 botol
8 Oli imersi 1 botol
9 Alkohol 70% 1 liter
10 Stik Cholesterol 1 kotak
11 Stik Asam Urat 1 kotak
12 Stik Gula Darah 1 kotak
13 Strip Urin 1 Kotak
14 Strip Pragnancy Test 1 Kotak
15 Reagen HbsAg (Rapid test) 1 Blister
16 Reagen HIV 1, HIV 2, HIV 3 (Rapid test) 1 Blister
17 Reagen Syphilis (Rapid test) 1 Blister
18 Reagen Hematology analyzer (stromatolyzer, cell clean, Seperempat dari
cellpack) reagen
19 Reagen Covid-19 (Rapid test) 1 Blister
20 Virus transport Media (VTM) 10 pcs
21 Catridge TCM 1 Kotak ( 50 Pcs)

c. Laboratorium menyimpan reagensia sesuai dari instruksi penyimpanan yang ada pada
kemasan serta mengevaluasi secara periodik terhadap ketersediaan dan penyimpanan
reagen.
d. Laboratorium menentukan tata cara dalam penanganan apabila reagen kosong.
e. Pemberian label pada reagen

IV. Penetapan Kebijakan rentang nilai normal dan rentang nilai rujukan yang digunakan untuk
interpertasi dan pelaporan hasil laboratorium.
a. Rentang nilai untuk setiap pemeriksaan yang dilaksanakan :
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal
A Darah Rutin
Haemoglobin Dewasa = L : 14 – 16 gr/dl
P : 12 – 16 gr/dl
Anak = 10,8 – 15 gr/dl
Eritrosit Dewasa = L : 4,5 – 5,5 jt/mm3
P : 4,0 – 5.0 jt/mm3
Anak = 3,6 – 5,8 jt/mm3
Leukosit Dewasa = 5.000 – 10.000 jt/mm3
Anak = 6.000 – 13.500 jt/mm3
Trombosit 200.000 – 500.000 jt/mm3
Hematokrit 37 - 48 %
Hitung Jenis
Basofil 0–1%
Eosinofil 1–3%
Inti Batang 2–6%
Inti Segmen 50 – 70 %
Limposit 20 – 40 %
Monosit 2–8%
LED L : < 10 mm/jam
P : < 15 mm/jam
B Kimia Darah
Bss < 200 mg/dl
Cholesterol total < 200 mg/dl
Urid acid L : 3,4 – 7 mg/dl
P : 2.4 – 5,7 mg/dl
C Serologi/ Imun
Pregnancy Test (PT) (Negatif/Positif)
Rapid HbsAg Non Reaktif
Golongan darah/Rhesus (A/B/AB/O)
Rapid HIV 1 Non Reaktif
Rapid HIV 2 Non Reaktif
Rapid HIV 3 Non Reaktif
RPR syphilis Titer
Rapid Syphilis Non Reaktif
Rapid Covid-19 Non Reaktif
Swab Oro-Nasofaring Negatif

D. Urine Rutin
PH L : 6,0 P: 5,0
Berat Jenis 1.000 – 1.030
Reduksi Negatif
Bilirubin Negatif
Keton Negatif
Protein Negatif
Urobilinogen Negatif
Nitrit Negatif
Blood Negatif
Leukosit Negatif
Sedimen :
Leukosit 1 – 5 /LPB
Eritrosit 0 – 1/LPB
Sel epitel Positif
Kristal Negatif
Selinder Negatif

E Sputum
BTA (pagi) Negatif
BTA (sewaktu) Negatif
BTA (TCM) MTB NOT Detected /Negatif
Sputum (Covid-19) Negatif

b. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh laboratorium luar, laporan hasil harus dilengkapi
dengan rentang nilai, jika terjadi perubahan metoda atau peralatan
yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan, atau perubahan terkait perkembangan
ilmu dan teknologi, harus di evaluasi dan revisi bila perlu terhadap ketentuan tentang
rentang nilai pemeriksaan laboratorium.

V. Penetapan kebijakan pemantapan mutu dilakukan, ditindaklanjuti dan didokumentasi untuk


setiap pemeriksaan laboratorium.
a. Pemantapan mutu internal
 Pengendalian mutu laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas Kampus bertujuan
untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu laboratorium secara berkelanjutan.
Kegiatan Pengendalian mutu meliputi:
 Penyusunan Standar Prosedur Operasional oleh tenaga teknis laboratorium yang
disahkan oleh Kepala Puskesmas.
 Pemantapan mutu laboratorium yaitu keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketetapan hasil pemeriksaan.
 Uji silang adalah kegiatan untuk menilai mutu dan kesesuaian hasil pemeriksaan
secara periodic dan berkesinambungan dengan mengirimkan sampel yang sama ke
laboratorium lain/ rujukan.

b. Pemantapan mutu eksternal


Kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh institusi yang ditetapkan oleh
pemerintah.

PERMINTAAN, PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN DAN


PENYIMPANAN SPESIMEN
1. Permintaan Pemeriksaan
Permintaan pemeriksaan dilakukan oleh petugas dari pelayanan sesuai standar persyaratan
operasional menggunakan form yang sudah disediakan
2. Penerimaan Spesimen
Penerimaan spesimen dengan menyediakan wadah sesuai persyaratan
3. Pengambilan spesimen dengan memperhatikan :
a. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat
b. Wadah
Wadah yang digunakan harus memenuhi syarat
c. Antikoagulan dan pengawet
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa bahan pengawet atau
antikoagulan
d. Waktu
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan memperhatikan waktu
e. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta
f. Volume
Volumen spesimen harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
g. Tehnik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara benar

4. Penyimpanan Spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, stabilitas spesimen dapat berubah

PELAPORAN NILAI KRITIS


Pelaporan Nilai Kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal dan
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian
atau tindakan yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggung jawab.
Nilai ambang Kritis
NO PARAMETER LIMIT RENDAH LIMIT TINGGI SATUAN
Kimia Klinik
1 Glukosa <40 >450 mg / dl
2 Asam Urat <2.0 >15.0 mg / dl
3 Cholesterol <50 >400 mg / dl

Darah Rutin
1 HB (Haemoglobin) <7 >20 gr / dl
2 Leukosit 500 30.000 jt/mm3
3 Trombosit <50.000 >1.000.000 jt/mm3

PEMERIKSAAN LABORATORIUM RESIKO TINGGI


Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
sampel yang mudah menularkan mikroorganisme apabila cara pemeriksaan tidak sesuai prosedur
yang telah ditetapkan. Petugas wajib mematuhi keselamatan kerja dengan memakai alat pelindung
diri secara lengkap

Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


1. Handscoon
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari
mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
2. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut
pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar
sewaktu petugas berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan
tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas.
3. Jas Laboratorium
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, Pemakaian jas
laboratorium akan menghindari terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, atau cairan
reagen. Pastikan melepas jas laboratorium setelah pelayanan selesai. Lalu cuci tangan segera
untuk mencegah berpindahnya organisme.
4. Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari tumpahnya cairan specimen, reagen atau akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja di atas kaki. Oleh karena itu,
sandal, "sandal jepit" atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan.
Sepatu tertutup atau sepatu kulit memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga
tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.

PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN LABORATORIUM

1. Dr. Diah Putri Wardani


Tugas : sebagai dokter penanggung jawab laboratorium

2. Hikmawati, AMAK
Tugas : Sebagai koordinator laboratorium
Tanggung jawab :
1. bertanggung jawab berjalannya fungsi laboratorium di puskesmas
2. bertanggungjawab atas hasil dari pemeriksaan laboratorium
Wewenang :
1. Memeriksa spesimen laboratorium
2. Mengeluarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium

3. M. Kamil Nur Rachman, AMAK


Tugas : Pelaksana pemeriksaan laboratorium
Tanggung jawab :
1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pelayanan laboratorium
Wewenang :
1. Mengeluarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium
2. Pelayanan Apotek
Standar Pelayanan Farmasi

Pendahuluan
Obat dan perbekalan kesehatan yang dikelola di Puskesmas Kampus meliputi obat, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas
merupakan salah satu bagian manajemen Puskesmas yang penting karena peran obat dan perbekalan
kesehatan dalam pelayanan kesehatan cukup besar baik dari sisi medik maupun ekonomi. Tidak efisien
dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan akan berdampak negatif terhadap kinerja Puskesmas
baik secara medik, ekonomi dan sosial. Selain itu mutu pelayanan Farmasi sangat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas. Oleh karena itu obat dan perbekalan
kesehatan harus dikelola dengan baik agar selalu tersedia setiap saat diperlukan dan mutu yang
terjamin. Penggunaan obat dan perbekalan kesehatan yang tidak rasional merupakan masalah besar di
semua tingkat pelayanan kesehatan. Di puskesmas masalah ini mendapat perhatian serius karena
berdampak terhadap keselamatan pasien, biaya dan pelayanan kesehatan.
Pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan bersifat multidisipliner yang
meliputi serangkaian kegiatan, yaitu : penilaian/pemilihan, perencanaan, penyediaan/permintaan,
pengendalian, penyimpanan, pendistribusian, peresepan, penyiapan, pemberian dan pemantauan.
Rangkaian dari kegiatan tersebut harus diselenggarakan secara efektif dan efisien dengan berorientasi
pada keselamatan pasien. Mengingat kompleksnya kegiatan-kegiatan tersebut maka diperlukan
kebijakan pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas yang disepakati
dan diterapkan sehingga mutu pelayanan di Puskesmas dapat memberikan keselamatan dan kepuasan
bagi pasien.

Organisasi
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab atas kebijakan yang dilakukan di Puskesmas,
termasuk kebijakan tentang pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.
Unit farmasi adalah unit kerja fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan
penggunaan perbekalan farmasi meliputi : perencanaan. penerimaan, penyimpanan pendistribusian
dan pelayanan farmasi klinik secara terbatas.

Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat


Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang
telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di untuk pelayanan
kesehatan dasar.
I. Pemilihan
1. Pemilihan terhadap obat dan perbekalan kesehatan yang akan digunakan di Puskesmas
Kampus dilakukan secara cermat dengan mempetimbangkan biaya dan efektifitas.
2. Penyediaan jenis perbekalan farmasi harus dibatasi untuk mengefisiensikan pengelolaanya dan
menjaga kualitas pelayanan.
3. Daftar obat yang telah disetujui dan ditetapkan oleh kepala puskesmas Kampus digunakan
dalam pelayanan kesehatan di puskesmas tertuang dalam Formularium Puskesmas Kampus.
4. Proses penyusunan Formularium Puskesmas harus mengacu kepada Formularium Nasional
(Fornas) dan ditambah beberapa macam obat yang tidak termasuk dalam Fornas tapi sangat
dibutuhkan dalam pelayanan di Puskesmas Kampus.
5. Pada keadaan obat yang diperlukan tidak tersedia maka petugas unit farmasi akan
menyampaikan pemberitahuan kepada dokter penulis resep menyarankan obat penggantinya.
6. Sosialisasi tentang Formularium Puskesmas dilakukan oleh kepala Puskesmas melalui
presentasi pada saat minilokakaya tingkat Puskesmas.
7. Formularium Puskesmas yang sedang berlaku wajib tersedia di setiap ruangan pelayanan,
ruang pemeriksaan dan pelayanan farmasi/apotek.

II. Perencanaan
1. Memperkirakan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang mendekati kebutuhan
2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
4. Lembar Permintaan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO) merupakan salah satu data untuk
perencanaan.

III. Permintaan/Pengadaan
1. Permintaan rutin setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan Kota/Gudang Farmasi Kota dengan
menggunakan LPLPO.
2. Permintaan diluar jadwal dilakukan bila ada kekosongan karena kebutuhan meningkat,
menghindari kekosongan dan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
3. Bila di Gudang Farmasi Kota terjadi kekosongan maka dilakukan pembelian langsung ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF).
4. Dalam menentukan permintaan harus meperhitungkan pemakaian riil, stok
penyangga, waktu kekosongan obat dan waktu tunggu .

IV. Penerimaan
1. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan meliputi;
a. Jumlah dan jenis obat yang diterima harus sesuai dengan dokumen
b. Ada No Batch dan tanggal Expired Date (ED).
2. Dokumen LPLPO harus ditandatangani oleh yang menyerahkan, yang menerima dan
diketahui pimpinan puskesmas.
3. Dibukukan ke buku register penerimaan dan pengeluaran obat dan kartu stok dengan
mencantumkan tanggal ED dan No. Bacth.

V. Penyimpanan
1. Gudang cukup luas minimal 3x4 m2 , kering dan tidak lembab
2. Ada pengatur suhu ruangan (AC)
3. Pencahayaan yang cukup
4. Lantai keramik dan ada pallet.
5. Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan obat yang suhu penyimpanannya pada suhu 2-8
0
C, dan mempunyai alat pengukur suhu.
6. Tersedia lemari khusus (berkunci ganda) untuk menyimpan narkotika dan
psikotropika yang selalu terkunci.
7. Ada ceklis dan pengukur suhu ruangan.
8. Khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti mudah terbakar, eksplosif, radio
aktif, oxidator/reduktor, racun, korosif, iritasi dan bahan berbahaya lainnya,harus disimpan
terpisah dan disertai tanda bahan berbahaya.
9. Untuk obat yang tanggal kadaluarsanya kurang dari satu tahun di tempel label warna kuning
dan yang kurang dari enam bulan di tempel lebel warna merah.
10. Obat nakotika dan psikotropika disimpan dalam lemari terpisah dengan pintu berkunci ganda
11. Obat High Alert (Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) harus disimpan ditempat
terpisah (dilokalisir) dan diberi label khusus.
12. Obat tampilan mirip atau bunyi mirip (Look Alike Sound Alike/LASA } diberi label “LASA”
dan disimpan tidak berdekatan.
13. Suhu ruangan tempat menyimpan obat di pantau setiap hari
14. Obat emergensi disimpan dalam tas/rak emergensi, diperiksa setiap bulan, dipastikan selalu
tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya tidak sesuai dengan daftar.
15. Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tidak digunakan, rusak dan kadaluarsa harus
dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota sesuai peraturan.
16. Obat yang ditarik dari peredaran oleh pemerintah atau pabrik pembuatnya harus segera
dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota.
17. Obat yang sudah kadaluarsa, rusak atau terkontaminasi harus disimpan terpisah sambil
menunggu pengembalian ke Gudang Farmasi Kota atau dimusnahkan dengan membuat berita
acara pemusnahan.
18. Sirkulasi penyimpanan obat memakai sistim First In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO).

VI. Pendistribusian.
1. Perbekalan farmasi di distribusikan ke sub unit puskesmas antara lain
 Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan puskesmas
 Puskesmas Pembantu
 Posyandu; dan
 Poskeskel
2. Penyerahan perbekalan farmasi dengan menggunakan LPLPO/tanda terima rangkap dua.

VII. Pengendalian
Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat dan perbekalan kesehatan di unit
pelayanan dasar perlu adanya pengendalian meliputi;
1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Pengendalian /Penanganan obat hilang
4. pengendalian /Penanganan obat kadaluarsa

VIII. Pelayanan Resep


Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus
dikerjakan mulai dari penerimaan resep, penyiapan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
paien. Pelayanan resep meliputi hal-hal sebagai berikut ;
1. Pelayanan resep dilakukan selama jam kerja
 Hari Senin sd Kamis jam 08.00 wib - 14.00 wib
 Hari Jumat jam 08.00 wib - 13.00 wib
 Hari Sabtu jam 08.00 wib - 14.00 wib
2. Penerimaan resep
a. Saat pasien menyerahkan resep di periksa kelengkapan administratif resep; penulis
resep, tanggal resep, nama obat, jumlah obat, aturan pakai, nama, umur pasien.
b. Periksa kesesuaian farmasetik yaitu; bentuk sediaan, dosis, potensi, cara pakai dan
lama penggunaan.
c. Pertimbangan klinik seperti; alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter penulis resep apabila ditemukan keraguan pada resep
atau obatnya tidak tersedia.

3. Penyiapan Obat
a. Pengambilan obat dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan
keadaan fisik obat.
b. Peracikan bila diperlukan
c. Pemberian etiket/Label/aturan pakai

4. Penyerahan obat
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus diperiksa kembali mengenai penulisan
nama pasien pada etike, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
b. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
c. Memberikan informasi yang jelas mengenai obat tersebut.
d. Tanda terima obat.

5. Petugas yang berhak menulis resep


a. Dokter yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
b. Dokter Gigi yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
c. Perawat dan Bidan yang yang mempunyai Surat Ijin Praktek dan mendapat
pelimpahan wewenang dari dokter.

6. Petugas yang berhak menulis resep Narkotika dan Psikotropika


a. Dokter yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
b. Dokter Gigi yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
c. Perawat dan Bidan yang yang mempunyai Surat Ijin Praktek dan mendapat
pelimpahan wewenang dari dokter.

7. Petugas yang berhak menyediakan obat


a. Tenaga Tekhnis Keparmasian (TTK) yang mempunyai SIK
b. Tenaga kesehatan lain yang telah mendapat pelatihan dengan pengawasan Apoteker
dari Dinas Kesehatan Kota Palembang.

8. Petugas yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian di puskesmas adalah


Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK) yang mempunyai SIK

9. Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan


a. Obat emergensi disediakan di ruangan Poli Gigi, Ruang Poli Umum dan
tindakan dan ruangan KIA/KB
b. Disimpan di dalam rak/tas emergensi selalu di pantau sekali sebulan
c. Segera dilengkapi bila obat nya berkurang (dipakai), rusak atau kadaluarsa

XII. Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka peñatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan
lainnya.Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang
tertib, lengkap dan tepat waktu.

XIII. Pemantauan
1. Pemantauan efek terapi yang tidak di inginkan dari obat harus dilakukan pada setiap
pasien.
2. Pemantauan efek samping obat perlu didokumentasikan dalam formulir
MonitoringEfek Samping Obat (MESO).
3. Efek samping yang harus dilaporkan adalah yang bersifat berat, fatal, meninggalkan gejala
sisa sesuai SOP Monitoring dan Pelaporan Efek Samping Obat.
4. Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah Dokter, Perawat,
Bidan, Apoteker dan TTK di puskesmas.

XIV. Kesalahan Obat


1. Kesalahan obat adalah kesalahan yang terjadi pada tahap penulisan resep, penyiapan atau
pemberian obat baik yang menimbulkan efek merugikan ataupun tidak.
2. Setiap kesalahan obat yang terjadi wajib dilaporkan oleh petugas yang menemukan/terlibat
langsung dengan kejadian tersebut kepada atasan langsungnya/Tim Mutu
3. Laporan dilakukan secara tertulis menggunakan formulir laporan insiden.
4. Kesalahan obat harus dilaporkan paling lambat 2x24 jam setelah ditemukannya insiden.
Tipe kesalahan yang dilaporkan ;
a. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): suatu kejadian insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
b. Kejadian Tidak Cedera (KTC) : suatu kejadian sudah terpapar ke pasien
tetapi tidak menimbulkan cedera.
c. Kejadian Potensial Cedera (KPC) : Kejadian yang berpotensi menimbulkan
cedera.
d. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) : terjadinya jika hampir saja dilakukan kesalahan
tetapi kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan
5. Kesalahan obat dilaporkan dan ditindaklanjuti mengikuti SOP Pelaporan KNC,KTC dan
KTD.
PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN OBAT

1. Msy. Puji Maharani


sebagai petugas penanggung jawab Gudang Obat di Puskesmas Kampus mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. Menerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Palembang.
b. Memeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan.
d. Mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan kesehatan.
e. Mengendalian penggunaan persediaan.
f. Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan.
g. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan.
h. Menyusun persediaan obat dan perbekalan kesehatan.
i. Membuat perencanaan/permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kota
Palembang.
j. Menyusun laporan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang.
k. Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kota
Palembang.

2. Olivia
sebagai petugas penanggung jawab Kamar Obat di Puskesmas Kampus bertugas :
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan maupun yang diterima di Kamar Obat Puskesmas Kampus dalam bentuk buku
catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
d. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
DAFTAR FORMULARIUM OBAT UNTUK PELAYANAN DASAR
KELAS TERAFI DAN NAMA NAMA BENTUK DOSIS
NO
GENERIK DAGANG SEDIAAN SEDIAAN
ANALGETIK, ANTIPIRETIKA,
1 ANTI REMATIK, ANTIVIRAL

1.1 Analgetik Narkotika


1 Codein anhidrat, phenyttoloxamine Codipront Tablet 10 mg

Analgesik Non Narkotik dan


1.2 antiinflamasi
Non Steroid
1 Asam Mefenamat dolodon Tablet 500 mg
Tablet, 200 mg, 400
2 Ibuprofen Proris suspensi mg
100 mg/ 5 ml
200mg/5 ml
3 Natrium Dik;lofenak Voltadex Tablet 25 mg, 50 mg
4 Piroxicam Viros Tablet 10 mg, 20 mg
5 Meloxicam Mexpham Tablet 7,5 mg, 15 mg
Tablet,
6 Parasetamol Dumin suspensi 500 mg
drops 120mg/5 ml
100mg/ml
1.3 Anti Rematik, Anti Piral
100mg, 300
1 Allopurinol Uricnol Tablet mg

2 ANASTETIK
2.1 Anastetik Lokal
20 mg+0,0125
1 Lidocain 2% + Adrenalin Pehacain Injeksi mg
2 Etil klorida Spra 100 ml
3 Lidocain Xilocain Injeksi 2%
2.2 Anastetik Umum dan oksigen
gas dlm
1 Oksigen Inheler tabung
2.3 Obat untuk Prosedur pre Operatif
Analsik,st
1 Diazepam esolid Injeksi,Table 5mg/ml, 2 mg
Supositoria 5mg/tb
3 OBAT TOPIKAL
3.1 Antiinflamasi dan anti Pruritik
1 Kaustatik polikresulen ( kandensasi Alboyl Botol 36%
metakresol)
Bioplasent
2 Plasenta ekstra,neomcin sulfat on gel Salep 10 mg
3 Betametason valerat Benoson Krim 0,10%
4 Hidrokortison Dermacort Krim 2,50%
5 Kalamin Calamed Lotion
3.2 Anti Bakteri
1 Perak Sulfadiazin Burnazin Krim 1,00%
2 Kloramphenicol Salep Mata 2,00%
3 Antibakteri doen Basitrasin Salep Kulit
3.3 Anti Fungi
Ketoconaz
1 Ketokenazol ole Krim 2,00%
2 Nistatin Nistatin Tablet 100.000 iu
3 Mconazol Micoral Krim 2%
4 Anti Fungi doen ( AAV ) AAV
Anti Scabies dan Anti
3.4 Pedikulosis
1 Parmetrin Scabimite Krim 5,00%
Salep 2-4 komb: Asam salisilat 2%
2 + Belerang 2-4 Salep Salep
3.5 Lain-lain
1 Bedak Salisil Salisil Talk Serbuk 2%
4 PSIKOFARMAKA
4.1 AntiAnsietas
Analsik,st
1 Diazepam esolid Injeksi,Table 5mg/ml, 2 mg
4.2 Anti Depresi
1 Amitriptilini Umbitrol Tablet 25 mg
4.3 Anti Psikosis
1 Haloperidol Haldol Tablet 1,5 mg, 5 mg
2 Klorpromazine Tablet 100 mg
3 Rispiridon Neripros Tablet 2 mg
5 ANTI MIGRAEN DAN VERTIGO
5.1 Anti Migraen
Komb: Ergotamin 1 mg + kafein 50
1 mg Tablet
6 DIURETIK
1 Hidroklorotiazide HCT Tablet 25 mg
2 Furosemide Lasox Tablet 25 mg
Spirolakto
3 Spirolakton n Tablet 100 mg
7 ANTI INFEKSI
7.1 Antelmitika
1 Albendazol Tablet 400 mg
2 Mebendazol Vermox Tablet 100 mg
Combantri
3 Pirantel Pamoat n Tablet 125mg
Suspensi 125mg/5ml
7.2 Antibiotik
7.2.
1 Beta Laktam
1 Amoksisillin Opimox Kapsul 250 mg
Tablet 500 mg
Suspensi 125mg/5ml
2 Amoksisillin+ Asam Clvulanat Tablet
3 Ampisillin Kalpisillin Tablet 500 mg
Suspensi 125 mg/5 ml
7.2.
2 Antibakteri lain
7.2.
2.1 Tetrasiklin
1 Doksisiklin Vibramcin Kapsul 100 mg
Super 250mg, 500
2 Tetrasiklin tetra Kapsul mg
7.2.
2.2 Kloramphenicol
1 Kloramphenicol Gynoxa Kapsul 250 mg
2 Thiamphenicol Biothicol Kapsul 500 mg
7.2.
2.3 Sulfametoksazol+trimetoprim
Kotrimoksazol komb - Cotrimoks
1 Sulfametoksazol+ azol Tablet 480 mg
trimetoprim Suspensi 240 mg/5ml
7.2.
2.4 Markolid
1 Eritromisin Erysanbe Kapsul 250 mg
Tablet 500 mg
Suspensi 200mg/5ml
7.2.
2.5 Aminoglikosida
1 Streptomisin Injeksi 1000mg
7.2.
2.6 Kuinolon
1 Siprofloksasin Baquinor Tablet 500mg
2 Sefadroksil Cefat Capsul 500mg
Syrup 125/5ml
7.2.
2.7 Lain-lain
1 Metronidazol Fortagl Tablet 250mg,500mg
Suppositoria 500mg
7.3 Anti Infeksi Khusus
7.3.
1 Antituberculosis
1 Obat Anti Tuberkulosis Kategori 1 OAT Kat 1 Paket
2 Obat Anti Tuberkulosis Kategori 2 OAT Kat 2 Paket
Obat Anti Tuberkulosis Combipack
2 Kategori 1 Paket
3 Obat Anti Tuberkulois s Sisipan Paket
4 Obat Anti Tuberkulosis Anak Paket
7.4 Antifungi
7.4.
1 Antifungi Sistemik
1 Griseofulvin Fulcin Tablet 125 mg/5 ml
2 Ketokenazol Farmco Tablet 200mg/5ml
3 Nistatin Nstin Tablet vagina 100.000 iu
7.4.
2 Antiprotozoa
7.4.
2.1 Antiamubasis dan Antigiardiasis
1 Metronidazol Fortagl Tablet 250mg,500mg
Supositoria 500mg
7.4.
3 Antimalaria
1 Kuinin Tablet 200mg
2 Primaquin Tablet 15mg
7.5 Anti Virus
7.5.
1 Anti Herpes
1 Asiklovir Tablet 200mg,400mg
Krim 5 mg
8 ANTI MIKROBA
8.1 Anti Elmitik Intestinal
1 Piperazine sitrat Syrup 15ml
8.2 Antibakteri
8.2.
1 Beta Laktam
Oksitetrasi
1 Oksitetrasiklin klin Hcl SalepKulit 5%
Klorampe
2 Kloramphenicol nicol 3 % Tetes Telinga 3%
3 Gentamisin Gentalex Salep Kulit 15%
8.2.
2 Golongan Aminoglikosida Cinogenta Salep 10gr
Gentamisin sulfat + Fluocinolone
1 acetonide
Kanamyci
2 Kanamicin n Injeksi 1000mg
8.2.
3 Golongan Kuinolon
1 Levofloksasin Difloxin Tablet 500mg
2 Ofloksasin Danaflox Tablet 200mg,400mg
8.3 Antifungi
1 Metronidazol+Nistatin Flagistatn Ovula 500mg+
100000ui
8.4 Anti Malaria
Kloroquin Fosfat Tablet
8.5 Anti Virus
1 Acclovir Acclovir Krim 5%
OBAT YANG MEMPENGARUHI
9 DARAH
Obat yang mempengaruhi
9.1 koagulasi
Phtomena
1 Fitomenadion ( Vitamin K1) dion Tablet 10mg
Injeksi 2mg/ml
9.2 Antianemia
1 Asam Folat Folavit Tablet 0,4mg,1 mg
Lkomb: Ferro sulfat 200mg+Asam Tablet Ibu
2 folat Hamil Tablet
Cyanocob
3 Sianokobalamine ( Vitamin B12 ) alamin Tablet 50mg
Injeksi 500mcg/ml
ANTI HISTAMIN DAN ANTI
10 ALERGI
1 Cetrizin Histrin Tablet 10 mg
Srup 10mg/5ml
2 Deksametason Dexa M Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml
3 Klorfeniramini maleat ( CTM ) Cohistan Tablet 4mg
4 Loratadine Alloris Tablet 10mg
11 OKSITOSIN
1 Metilergometrin Methergin Tablet 0,125mg
Injeksi 0,2mg/ml
HORMON,OBAT ENDOKRIN LAIN
12 DAN
KONSTIPASI
12.1 Antidiabetik
1 Glikazid Glucodex Tablet 30mg
2 Glikuidon Glidiab Tablet 30mg
3 Glimepiride Glyzid Tablet 1mg,2mg
4 Metformin Hcl Gliformin Tablet 500mg/850mg
5 Glibenklamide Condiabet Tablet 5mg
Hormon Kelamin dan Obat yang
12.2 mempengaruhi
Fertilitas
12.2
.1 Estrogen,Progesteron,anti tiroid
1 Entinilestradiol Lynoral Tablet 30mg
2 Propitiourasil PTU Tablet 100mg
Komb:Levonorgestrel 150 mcg +
3 etinilestradiol Pil KB Tablet
KB Suntik
4 Medroksi progesteron asetat Kat I Injeksi 3ml
Medroksi progesteron KB Suntik
5 asetat+Estradiol Kat II Injeksi 1ml
12.2
.2 Kortikosteroid dan Kortikotropin
1 Prednison Pehacort Tablet 5mg
2 Metyl Prednisolon Lameson Tablet 4mg,8mg
12.2 Hormon dan Anti Hormon
.3
1 Deksametason Dexa M Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml
2 Propiltiourasil PTU Tablet 100mg
12.2
.4 Kotrasepsi
1 Copper T Copper T Set
2 Estonogestrel Implanon Implan 68mg
3 Levonogestrel Microlut Implan 75mg (3-4 th)
Komb:Levonorgestrel 150 mcg +
4 etinilestradiol Pil KB Tablet
KB Suntik
5 Medroksi progesteron asetat Kat I Injeksi 3ml
Medroksi progesteron KB Suntik
6 asetat+Estradiol Kat II Injeksi 1ml
13 OBAT KARDIOVASKULER
13.1 Antiangina
1 Bisoprolol Hexpharm Tablet 5mg
2 Diltiazem Diltiazem Tablet 30mg
5mg,10mg,20
4 Isosorbid dinitrat Farsorbid Tablet mg
Kandesart
5 Kandesartan an tablet 8mg,16mg
13.2 Antiaritmia
1 Digoksin Fargoxin Tablet 0,25mg
2 Propanolol Farmadral Tablet 10mg
13.3 Anti Hipertensi
13.3
.1 Golongan ACE Inhibitor
1 Kaptopril Kaptopril Tablet 12,5mg,25mg
Kandesart
2 Kandesartan an tablet 8mg,16mg
3 Nipedipine Nifedipin Tablet 10mg
4 Valsartan Valsartan Tablet 80mg,160mg
13.3
.2 Golongan Beta Blocker
1 Propanolol Farmadral Tablet 10mg
13.3 Golongan Calsium Channel
.3 Blocker
1 Amlodipin Basilat Actapin Tablet 5mg'10mg
2 Hidroklorotiazide HCT Tablet 25mg
13.3
.4 Golongan Alpha Blocker
13.3 Golongan Anglotensin II
.5 Antiginist
1 Valsartan Valsartan Tablet 80mg,160mg
13.3
.6 Anti Trombotik
Asetosal,
1 Asam asetyl salisilat Aspilets Tablet 80mg,100mg
13.3
.7 Penurun Kolesterol
1 Gemfibrozil Mersikol Kapsul 300mg,600mg
2 Simvastatin Lesvatin Tablet 10mg,20mg
13.5 Anti Agregasi Platelet
Asetosal,
1 Asam asetyl salisilat Aspilets Tablet 80mg,100mg
14 OBAT UNTUK MATA
14.1 Sistemik
14.2 Topikal
1 Gentamisin Ikagen Tetes mata
Salep mata
14.3 Anti Mikroba
1 Kloramfenicol Reco Tetes mata 0,5%
Salep mata 1%
15 OBAT UNTUK SALURAN CERNA
15.1 Anti ulkus
Antasida komb: Al hidroksida
1 200mg + Mg Magalat Tablet
hidroksida 200mg Suspensi
Lansopraz
2 Lansoprazole ole Kapsul
3 Omeprazol Pumpitor Kapsul 20mg,30mg
4 Ranitidine Ranin Tablet 150mg
Koloidal
5 Al(OH),Mg(OH),Simethicone Dexanta tablet
Suspensi
15.2 Anti emetik
Domperid
1 Domperidone one Tablet 10mg
Syrup 5mg/5ml
2 Klorpromazine Klorproma Tablet 25mg'100mg
zine
3 Metoklorperamide Primperan Tabler 5mg,10mg
Herba
4 Herba Vomitz Vomitz Tablet
15.3 Anti spasmodik
1 Papaverin Papaverin Tablet 40mg
15.4 Obat untuk Diare
Neo
Diatabs,P
1 Attapulgit ularex Tablet
2 Garam Oralit Parolit Serbuk
Loperamid
3 Loperamide e Tablet 2mg/ml
Zinc, Zinc
4 Zink kids Tablet 20mg
Syrup 10mg/5ml
16 LAKSATIF
1 Bisokodil Dulcolax Tablet 10mg
Supositoria 5mg
UTEROTONIK DAN RELAKSAN
17 UTERUS
17.1 Uterotonik
1 Metilergometrin maleat Methergin Tablet 0,125 mg
Injeksi 0,2mg/ml
18 OBAT UNTUK SALURAN NAPAS
18.1 Anti Asma
1 Aminofilin Aminofilin Tablet 200mg
2 Deksametason Dexa M Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml
Efedrin
3 Efedrin HCl HCl Tablet 25mg
4 Metilprednisolone Lameson Tablet 4mg
Ventolin
5 Salbutamol Nebu Nebu Tube 2,5ml
6 Salbutamol serbuk inh ( rotahaler) Ventolin Rotahaler 5ml
7 Salbutamol Ventolin Tablet 2mg,4mg
18.2 Mukolitik
1 Ambroxol Efexol Tablet 30mg
Syrup 15gr/5ml
2 Acetyl Sisteine Actifed Kapsul 200mg
3 Gliseril guaiacolat Gliseril Tablet 100mg
guaiacolat
Parasetamol 200mg+salisilamida
4 200mg+ Lacoldin Tablet
kafein 50mg+ctm 1 mg
Parasetamol + Febil Propanolamine Fludane
5 HCl+CTM plus Tablet
Guaifenesin,ekstrak thyme, ekstra
6 primulae Silex Syrup 100 ml
ekstra althaea, eucalyptus
7 Pseudoefedrin+Loratadin Rhinos SR Kapsul
18.3 Antitusif
1 Kodein Kodipront Kapsul 10mg
Dekstrom
2 Dekstrometorphan etorphan Tablet 0,5mg
Syrup
Parasetamol 120mg,
3 dektrometorphan Hbr 10mg Noza Tablet
CTM 1mg, Fenilpropanolamine Hcl
10mg
Obat untuk Penyakit Paru
18.4 Obstruksi kronis
OBAT UNTUK TELINGA,
19 HIDUNG,
TENGGOROKAN
Flamdiomcin sulfate=GRAMICIN FG
1 SHCl Throces Tablet
Fenol
2 Fenol Glyserol Glyserol Cairan 10%
Hiidrogen
3 Hiidrogen peroksida peroksida Cairan 3%
4 Kloramphenicol Reco Tetes Telinga 3%
5 Oksimetazolin Iliadyn Tetes Hidung
20 ANTI HAEMOROID
Antihaemo
1 Antihaemoroid kombinasi roid Supositoria 150mg
Hemoroga
2 Hemorogard rd Kapsul
21 OBAT UNTUK GIGI DAN MULUT
Antiseptik dan bahan untuk
21.1 perawatan
saluran akar gigi
1 Eugenol Eugenol Cairan
Kalsium
2 Kalsium Hidroksida Hidroksida Bubuk, pasta
3 Klorfrnol Kamper Mentol (CHKM) CHKM Cairan
21.2 Obat untuk Pencegahan Karies
1 Flour Flour Tablet
21.3 Bahan Tumpat
1 Bahab Tumpatan Sementara Fletcher Larutan,serbuk
Glass
Glass Ionomer ART ( Atraumatik Ionomer Serbuk,
2 Restorative ART larutan,
cocoa butter 5
Threatment) gr
3 Komposit Resin Set
21.4 Preparat lainnya
Anestetik lokal gigi komb: Lidocain
1 2% Pehacain Injeksi 2ml
efineprin 1:80.000
2 Aquadest Aquadest Cairan 500ml
Artikulatin
3 Artikulating Paper g Paper Kertas
Etil
4 Etil chlorida chlorida Spray 100ml
5 Komb:Triamsinolon astenoid+ Pasta
dementiklortetrasiklin
6 Lidocain Lidocain Injeksi 2%
7 Pasta Devitalisasi ( Non arsen ) Pasta
8 Surgical ginggival pack Pasta
9 Etching 5ml
1
0 Mummiying Pasta
1
1 Solare A2,A3
1
2 Trikresol Formalin ( TKF )
1
3 Celluloid strip
1
4 Spongostan
1 Semen seng dosfat serbuk dan
5 cairan Serbuk,cairan
1
6 Temporar stoping Fletcher Serbuk,cairan
ANTI DOTUM DAN OBAT LAIN
22 UNTUK
KERACUNAN
1 Natrium Bicarbonat Melor Tablet 500mg
2 Karbo Adsorben Norit Tablet 500mg
23 ANTI EPILEPSI
Stesolid,V
1 Diazepam alium Tablet 2mg,5mg
Injeksi 5mg/ml
rectal
Supositoria 5mg/tube
2 Fenobarbital Sibital Tablet 30mg,100mg
3 Karbamazepin Tegretol Tablet 200mg
24 ANTI PARKINSON/ DEMENTIA
triheksifeni
1 Triheksifenidil dil Tablet 2mg,5mg
25 ANTI SEPTIK DAN DESIFEKTAN
25.1 Anti Septik
Larutan
1 Polikkresulen Albotl konsentrat 360mg/10ml
Hidrogen
2 Hidrogen Peroksida Peroksida Cairan 3%
3 Povidon Iodida Betadine Cairan
25.2 Desinfektan
1 Lisol Lisol Cairan 50%
2 Etanol Etanol Cairan 70%
LARUTAN ELEKTROLIT,NUTRISI
26 DLL
26.1 Oral
Komb: NaCl 0,52 gr, KCl 0,30 gr,
1 trinatrium sitrat Oralit Serbuk
dihidrat 0,58gr,glukosa anhidrat 2,7
gr
Natrium
2 Natrium Bicarbonat Bikarbonat Tablet 500mg
3 Zinc Zink kit Tablet 20mg
Syrup 10mg/5ml
26.2 Paranteral
1 Natrium Clorida Natrium Infus 0,9%
Clorida
Ringer
2 Ringer Asetat Lactat Infus
3 Glucosa larutan infus Dextrose Infus 5%
4 Glucosa larutan infus Dextrose Infus 10%
OBAT UNTUK MEMPENGARUHI
27 SISTEM
IMUN
27.1 Serum dan Imunoglobin
1 Hepatitis B Imunoglobin Injeksi 150iu/1,5ml
220iu/ml
2 Human Tetanus Imunoglobin Injeksi 250iu,500iu
3 Serum Antidifteri (ADS) Injeksi 10.000iu/ml
20.000iu/ml
4 Serum Antitetanus ( ATS ) Injeksi 1500iu/ml
27.2 Vaksin
1 Vaksin BCG
2 Vaksin Campak
3 Vaksin DPT + Hepatitis B
4 Vaksin Jerap difteri tetanus
5 Vaksin Polio

28 VITAMIN DAN MINERAL


1 Asam Ascorbat ( Vitamin C ) Vitamin C Tablet 20mg,250mg
2 Kalsium Laktat Kalk Tablet 500mg
Komb: Ferro fumarat 180mg+asam Tab Ibu
3 folat Hamil Tablet
0,25 mg
Vitamin
4 Piridoksin B6 Tablet 50mg
5 Retinol Vitamin A Kapsul 100.000iu
200.000iu
Vitamin
6 Sianocobalamin B12 Tablet 50mg
Vitamin
7 Thiamnin B12 Tablet 50mg
Vitamin B
8 Vitamin B Kompleks komplek Tablet
Komb: Folic acid 1mg, betacaroten
9 100.000 iu, Vitalex Tablet
Vot B1,Vit B2, Nicotinamida,VitB6, Pehavlar
Cal D Pentotenate Hemafort
1
0 Kombinasi Vitamin B Neurodex,
neuroboin
1
1 Kombinasi Ekstrak herbal Imbost, Tablet
imbost
forte
1 Stimuno,
2 Ekstrak Phyllatus Niruri imbost Tablet
imbost
forte Syrup
DAFTAR FORMULARIUM OBAT HERBAL UNTUK PELAYANAN DASAR DI

NO NAMA KETERANGAN

1 Aloeina botol
2 Albumas 500 mg kapsul
3 Andrografis herbs botol
4 Arthricaps botol
5 Bioimune 60 ml botol
6 Biokholestat botol
7 Carlic Herbs botol
8 Enkasari kumur botol
9 Gastri caps botol
10 Gen-C botol
11 Guraherbs 60 ml botol
12 Herba Vomitz tablet
13 Hemorogard kapsul
14 Imboost tablet
15 Jamsi 100 ml botol
16 Momordicae folium botol
17 Morindae herbs botol
18 Nigella extract botol
19 Nurvitra botol
20 Netemp kapsul
21 Neu pro uric kapsul
22 Ocugard kapsul
23 OB Hepa botol
24 Prolipid kapsul
25 Phtrogen box
26 Propolis Nano botol
27 Pure hone botol
28 Silex srup botol
29 Tensigard kotak
30 Vincoblast botol
3. Pelayanan Rekam Medis

STANDAR PELAYANAN REKAM MEDIS

Pengelolaan Rekam Medis dan Prosedur akses petugas terhadap informasi medis
1. Hak untuk mengakses informasi data rekam medis mempertimbangkan tingkat kerahasiaan,
keamanan informasi dan adanya pembatasan akses kepada petugas mapun mahasiswa PKL. Jika
menggunakan akses IT harus sesuai level manajerial maupun tugas dalam pelayanan.
2. Keharusan setiap pasien mempunyai satu rekam medis dan metode identifikasi pasien yang
relatif tidak berubah.
3. Seperti nama lengkap minimal 2 suku kata, tanggal lahir, alamat, nomor bpjs/kk
4. Pengelolaan rekam medis berisi tentang pengkodean penyimpanan dan dokumentasi untuk
memudahkan petugas menemukan rekam medis pasien dalam waktu yang cepat maupun utk
mencatat pelayanan yang diberikan kepada pasien
5. Penyimpanan berkas rekam medis dengan masa retensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Ketentuan isi rekam medis meliputi Diagnosis, terapi, hasil pengobatan dan kontinuitas asuhan
perawatan yang diberikan.
7. Privasi dan kerahasiaan data rekam medis serta informasi wajib dijaga terutama informasi yang
sensitif.
STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI
BERDASARKAN ICD 10

DIAGNOSA

PENYAKIT INFEKSI PADA USUS


1 A00 Kolera
2 A01 Demam Typoid dan Paratipoid
3 A03 Shigellosis/Disentri
4 A06 Amoebiosis
5 A08 Infeksi Usus Lain
6 A09 Diare dan Gastroenteritis
PENYAKIT TUBERKULOSIS
1 333 TB Anak (PKTB)
2 A15 TB Paru BTA +
3 A16 TB Paru Klinis (Rontgen +)
4 A18 TB selain Paru (Extra Pulmoner)
PENYAKIT AKIBAT BAKTERI
1 A30 Kusta
2 A33 Tetanus Neonatorum
3 A35 Tatanus
4 A36 Difteria
5 A37 Batuk Rejan (Batuk 100 hari)
6 A48 Penyakit akibat bakteri lain
INFEKSI AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL
1 A53 Siphilis
2 A54 Infeksi Gonokokus (GO)
3 A59 Trichomoniasis
4 A63 Penyakit akibat hubungan seksual lain
PENYAKIT AKIBAT VIRUS
1 A80 Poliomielitis Akut
2 A90 DF (Demam Dengue)
3 A91 DHF (Demam Berdarah Dengue)
4 B00 Herpes Simplex
5 B01 Cacar Air (Varicella)
6 B02 Herpes Zoster
7 B05 Campak
8 B19 Hepatitis Virus
9 B26 Parotitis
10 B33 Penyakit akibat virus lain
PENYAKIT AKIBAT JAMUR
1 B35 Dermatofitosis
2 B37 Kandidiasis
3 B49 Mikosis Lain

PENYAKIT AKIBAT PROTOZOA


1 B50 Malaria Tropika/Mixed (P.Falciparum)
2 B51 Malaria Tertiana(P.Vivax)
3 B53 Malaria tanpa pemeriks Lab(M.Klinis)
PENYAKIT AKIBAT CACING
1 B77 Ascariasis
2 B79 Trichuriasis
3 B83 Penyakit akibat cacing lain
PEDIKULOSIS
1 B85 Pedikulosis
2 B86 Scabies
NEOPLASMA MALIGNA
1 111 Ca. lain
2 C11 Ca. Nasopharink
3 C18 Ca.Colon
4 C20 Ca. Rectum
5 C22 Ca. Hepar
6 C34 Ca. Paru
7 C41 Ca. Tulang
8 C43 Ca. kulit
9 C50 Ca. Payudara
10 C53 Ca. cervix Uteri
11 C61 Ca. Prostat
12 C71 Ca.Otak
13 C73 Ca. Kelenjar Tyroid
NEOPLASMA BENIGNA
1 D17 Lipoma
2 D22 Nevus pigmentosus
3 D34 Pembesaran kelenjar Tyroid
4 D36 Neoplasma benigna lain
ANEMIA
1 D50 Anemia Defisiensi Fe
2 D62 Anemia Postthamorragic akut
3 D64 Anemia Lainnya
4 D69 Purpura Exanthema
GANGGUAN ENDOKRIN, NUTRISI & METHABOLIK
1 E10 Diabetes Militus (IDDM)
2 E11 Diabetes Militus (NIDDM)
3 E34 Gangguan Endokrin lain
4 E40 Kwashiorkor
5 E41 Marasmus
6 E42 Marasmus Kwashiorkor
7 E56 Defisiensi Vitamin
8 E66 Obesitas
9 E73 Intoleransi Laktosa
10 E88 Gangguan Metabolik lain
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
1 F03 Dimensia
2 F05 Delirium
Gg mental & perilaku akb penggn zat
3 F 19
psikoaktif
4 F20 Skhizophrenia
5 F23 Gg Psikotik akut
6 F29 Gg Psikotik nonorganik lain
7 F41 Gg Kecemasan
8 F45 Psikosomatis
9 F48 Gg Neurotik Lain
10 F51 Gg Tidur nonorganik
11 F60 Gg Kepribadian
12 F79 Retardasi mental
13 F93 Gg emosi pd anak
14 F94 Gg fungsi sosial bermula pd anak
15 F99 Gg jiwa lain
PENYAKIT SUSUNAN SYARAF
1 G03 Meningitis
2 G40 Epilepsi
3 G43 Migraine
4 G44 Sindrom nyeri kepala
5 G51 Gg Nervus Facial (Bell's Palsy)
6 G62 Polyneuropati
7 G80 Cerebral Palsy
8 G81 Hemiplegi
9 G82 Paraplegi, Teitaplegi
10 G91 Hidrocephalus
11 G92 Penyakit lain pd susunan tulang belakang
PENYAKIT MATA DAN ADNEKSIA
1 H00 Hordeolum chalazion
2 H10 Konjungtivitis
3 H11 Pteregium
4 H16 Keratitis
5 H18 Gangguan lain pada Kornea
6 H25 Katarak
7 H40 Glaukoma
8 H50 Strabismus
9 H52 Gangguan Refraksi dan akomodasi
10 H54 Kebutaan dan penurunan Visus
11 H57 Penyakit mata dan Adneksia
PENYAKIT PADA TELINGA DAN MASTOID
1 H60 Otitis Eksterna
2 H61 Cerumen
3 H67 Otitis media
4 H70 Infeksi Mastoid (Mastoiditis)
5 H90 Ketulian dan pendengran menurun
6 H92 Otalgia
7 H93 Gangguan lain pada telinga
PENYAKIT PEMBULUH DARAH
1 I10 Hipertensi Primer
2 I11 Penyakit Jantung Hipertensi
3 I15 Hipertensi Sekunder
4 I20 Angina Pectoris
5 I21 Infark Miokard Akut (IMA)
6 I50 Gagal Jantung
7 I64 Stroke
8 I67 Penyakit Cerebrovaskuler lain
9 I80 Phlebitis dan Thromboplebitis
10 I84 Hemoroid
11 I87 Varises
12 I95 Hipotensi
13 I99 Gg Pembuluh darah lain
PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN
1 J00 Common Cold / Nasopharyngitis Akut
2 J01 Sinusitis
3 J02 Faringitis Akut
4 J03 Tonsilitis Akut
Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn
5 J06
atas
6 J18 Pnemonia
7 J20 Bronkhitis Akut
8 J22 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn
bawah
9 J30 Rhinitis akut
10 J32 Sinusitis
11 J33 Nasal Polip
12 J36 Peritonsiler Abces
COPD (Chronic Obstruktive Pulmonal
13 J44
Disease)
14 J45 Asma
15 J46 Status Asmatikus
16 J98 Gangguan lain dari sistem pernapasan
PENYAKIT RONGGA MULUT, GLANDULA SALIVARIUS & RAHANG
1 K00 Gangguan perkembangan & Erupsi Gigi
2 K01 Gigi terbenam & Impaksi
3 K02 Karies Gigi
4 K03 Penyakit jaringan kers lain
5 K04 Penyakit pulpa dan jaringan Periapikal
6 K05 Ginggivitis & penyakit periodontal
Gangguan Gusi & Hub Alveolar tak bergigi
7 K06
lain
8 K07 Anomali Dentofacial (termasuk Maloklusi)
9 K08 Gangguan Gigi & jaringan penyangga lain
10 K09 Kista di rongga mulut
11 K10 Penyakit rahang lain
12 K11 Penyakit kelenjar liur
13 K12 Stomatitis & lesi-lesi yang berhubungan
14 K13 Penyakit bibir & Mucosa mulut lainnya
15 K14 Penyakit Lidah
PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN
1 K27 Ulkus Peptikum
2 K29 Gastritis
3 K30 Dispepsia
4 K35 Apediksitis
5 K40 Hernia Inguinal
6 K45 Hernia Abdominal lain
7 K62 Penyakit pd anus & rectum
8 K65 Peritonitis
9 K73 Hepatitis Kronik
10 K76 Penyakit Hati lain
11 K80 Cholelitiasis
12 K81 Cholecystitis
13 K90 Mal Absorbsi
14 K92 Penyakit sistem pencernaan lain
PENYAKIT KULIT
1 L01 Impetigo
2 L02 Abces Furunnkel & Karbunkel
3 L03 Cellulitis
4 L08 Infeksi Kulit & jaringan subkutan yang lain
5 L20 Dermatitis Atopik
6 L21 Dermatitis Seboroik
7 L23 Dermatitis Kontak Alergi
8 L24 Dermatitis Kontak Iritan
9 L29 Pruritus
10 L30 Dermatitis lainnya
11 L40 Psoriasis
12 L42 Ptiriasis rosea
13 L43 Lichen Planus
14 L50 Urtikaria
15 L53 Eritema
16 L60 Nail Disorder
17 L63 Alopesia Areata
18 L70 Acne/Jerawat
19 L80 Vitiligo
20 L88 Pyoderma
21 L93 Lipus Eritematosus
22 L98 Penyakit kulit lainnya
PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT
1 M06 Rhematoid Arthritis
2 M10 Gout
3 M13 Arthritis lain
4 M15 Polyarthosis
5 M25 Ganggguan Sendi
6 M30 Poliyarthritis Nodosa
7 M33 Dermatopolymyositis
8 M47 Spondylosis
9 M62 Gangguan lain pd jaringan otot
10 M86 Osteomyelitis
11 M89 Gangguan lain pd tulang
PENYAKIT SISTEM UROGENETAL
1 N02 Hematuri
2 N04 Sindroma nefrotik
3 N17 Gagal Ginjal akut
4 N18 Gangguan Ginjal Khronik
5 N20 Urolithiasis
6 N23 Kolik Renal
7 N28 Gangguan lain pada ginjal & Ureter
8 N30 Cystitis
9 N34 Urethritis
10 N39 Penyakit Saluran Kencing lain
PENYAKIT ORGAN LAKI-LAKI
1 N40 BPH (Benigna Prostate Hyperthropy)
2 N43 Hydrocele & Spermatocele
3 N44 Torsi Testis
4 N45 Orchitis & Epidemitis
5 N48 Gangguan lain pada Penis
PENYAKIT ORGAN WANITA
1 N60 Fibro Adenoma Mammae
2 N61 Gangguan Inflasi pada Mammae
3 N64 Gangguan Lain pada Mammae
4 N73 PID (Pelvic Inflamatory Diseases)
5 N80 Endometriosis
6 N81 Prolaps
7 N84 Polip Traktus Genital
8 N86 Erosi
9 N91 Amenorhea
10 N92 Menometrorargia
11 N94 Nyeri Organ Genetal & menstruasi
12 N95 Gangguan pada masa menopause
13 N97 Infertilitas
14 N99 Gangguan sistem Genitourinaria lain
SEBAB KELAINAN KEBIDANAN LANGSUNG
1 O00 Kehamilan Ektopik
2 O01 Mola Hidatidosa
3 O04 Abortus
4 O14 Preeklamsia
5 O15 Eklamsia
6 O20 Pendarahan pd Kehamilan
7 O21 Hyperemesis Gravidarum
8 O30 Kehamilan kembar
9 O32 Kehamilan Presntasi Sungsang
10 O40 Polyhidramnion
11 O41 Oligohidramnion
12 O42 Ketuban Pecah dini (KPD)
13 O44 Placenta Previa
14 O48 Kehamilan Serotinus
15 O60 Partus Prematurus
16 O63 Partus Lama
17 O70 Laserasi Perineum
18 O71 Trauma Obstetric Lain
19 O72 Pendarahan Post Partum
20 O80 Persalinan Tunggal Spontan
21 O83 Persalinan dg kesulitan
22 O84 Persalinan kembar
23 O92 Mastitis
24 O97 Kematian Ibu Akibat Obstetrik Lain
KEADAAN TERTENTU PADA MASA PERINATAL
1 P07 BBLR
2 P15 Trauma Lahir
3 P21 Asfiksia
4 P57 Kuning pd bayi baru lahir (Kernicterus)
5 P95 Lahir Mati
6 P96 Kondisi lain pd masa Perinatal
KELAINAN KONGENETAL
1 Q37 Bibir Sumbing
2 Q69 Polydactily
3 Q89 kelainan Konggenetal lain

SISTOMATOLOGI & TD PD SISTEM SIRKULASI & RESPIRATORIUS

1 R00 Suara Jantung Abnormal


2 R04 Pendarahan dr Sal Respirasi (Epistaxis)
3 R05 Batuk (Suspek TBC Paru)
4 R06 Pernafasan Abnormal
5 R07 Nyeri dada
Simton & tanda lain pd sistem Sirkulasi &
6 R09
Respirasi
SISTOMASTOLOGI & TD PD SISTEM PENCERNAAN & ABD
1 R10 Nyeri Abdomen
2 R11 Nausea & Vomitus
3 R12 Nyeri Epigastrium
4 R13 Disfagia
5 R14 Meteorismus
6 R15 Faecal Incontinensia (Sembelit)
7 R16 Hepatomegali & Splenomegali
8 R18 Asites
9 R19 Simtom & tanda lain pd sistem
Pencernaan & Abdomen
SISTOMATOLOGI & TANDA PD SISTEM URINARIUS
1 R30 Nyeri yg berhubungan dg Miksi
2 R32 Incontinensia Urine
3 R33 Retensia Urine
4 R34 Anuria & Oligouria
5 R35 Polyurina
6 R36 Urhetal Discharge
7 R39 Gejala Lain pd Sistem Urinarius
GEJALA & TANDA UMUM
1 R50 Demam yg tdk diketahui sebabnya
2 R51 Nyeri Kepala
3 R53 Malaise & Ftigue
4 R55 Syncope
5 R56 Kejang
6 R57 Syock
7 R60 Oedema
8 R61 Hiperhidrosis
9 R64 Cachexia
TRAUMA
1 S09 Trauma Kepala
2 S19 Trauma Leher
3 S29 Trauma dada
4 S39 Trauma Perut, Punggung bwh & Pelvis
5 S49 Trauma Anggota Gerak Atas
6 S89 Trauma Gerak Bawah
LUKA AKIBAT KECELAKAAN
1 T00 Luka Lecet
2 T01 Luka Terbuka
3 T03 Fraktur
4 T04 Dislokasi
5 T07 Trauma multiple
6 T15 Benda Asing di mata
7 T16 Benda Asing di Telinga
8 T17 Benda Asing di Sal Pernapasan
9 T18 Benda asing di sal Makanan
10 T20 Luka Bakar & korosi di kepala & leher
11 T22 Luka Bakar di anggota bgn atas
12 T23 Luka Bakar di pergel tangan & tangan
13 T24 Luka Bakar di angg badan bgn bawah
14 T25 Luka Bakar di prgelangan kaki & kaki
15 T27 Luka Bakar & korosi di sal pernafasan
16 T28 Luka Bakar & korosi di organ Internal
17 T31 Luka Bakar & korosi lainnya
KERACUNAN
1 T50 Keracunan Obat
2 T60 Keracunan Pestisida
3 T62 Keracunan Makanan
4 T65 Keracunan Substansi lain
LAIN_LAIN
Z00 Pemeriksaan umum tanpa keluhan
Perlu imunisasi utk melawan kombinasi2
Z27
penyakit infeksi
Z33 Status kehamilan, insidental
Z34 Pengawasan kehamilan normal
Z35 Pengawasan kehamilan resti
Z36 Skrining Antenatal
Z37 Hasil dari kelahiran
Z38 Bayi lahir hidup menurut tempat kelahiran
Perawatan dan pemeriksaan pasca
Z39
melahirkan
DAFTAR PEMBAKUAN SINGKATAN YANG DIGUNAKAN
DALAM REKAM MEDIS

NO KATEGORI SINGKATAN KETERANGAN

1. Hasil Pemeriksaan KU Keadaan Umum


PF Pemeriksaan Fisik
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
S Suhu
N Nadi
RR Respiratory Rate
dbn dalam batas normal
aps Atas permintaan sendiri
Presbo Presentasi bokong
Presmuk Presentasi Muka
Preskep Presentasi Bokong
2. Diagnosis

1. Poli UMUM DM Diabetes Mellitus


NIDDM Non Insunsulin Dependen Diabetes
mellitus
DB Demam Berdarah
DBD Demam Berdarah Dengue
DD Demam Dengue
ISK Infeksi Saluran Kemih
Go Gonorrhoe
CRF Chronic Renal Failure
GNA Gromerulonefritis Akut
GNK Gromerulonefritis kronik
TB Tuberculosis
PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Br Bronchitis
DC Decompensasi Cordis
ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Atas
RA Remathoid Atritis
AMI Akut Myocard Infark
OMA Otitis Media
OMP Otitis Media Perforasi
OMK Otitis Media Kronik
SN Syndrom Nekrotik
CC Common cold
HT Hipertensi
Pn Pneumonia
NP Non Pneumonia
GEDS Gastroentritis Dehidrasi Sedang
DHF Dengue Hemoragic fever
CKR Cedera Kepala Ringan
OBS Observasi
CKB Cedera Kepala Berat
2. KIA-KB PEB Pre Eklampsia Berat
KPD Ketuban Pecah Dini
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
HDK Hipertensi Dalam Kehamilan
PAP Perdarahan Ante Partum
DKP Disproporsi Kepala Panggul
Inpartu Intra partum
Ab Abortus
3. Pelayanan Pulp Pulpitis
GIGI
GP Gangren Pulpa
GR Gangren Radix
Perst Persistensi
Abs Abses
Pd Periodontitis
CKR Cedera Kepala Ringan
CKB Cedera Kepala Berat
Frc Fraktur
Dx Dekstra / Kanan
Sn Sinistra / Kiri

3. Laboratorium Hb Haemoglobin
BTA Bakteri Tahan Asam
Golda Golongan Darah
GDS Gula Darah Sewaktu
HCG test Human Chorionic Gonadotropin
Tg Trigliserid
HbsAg Hepatitis B antigen
OT SGOT
PT SGPT
CT Clooting time
BT Blooding time
A.U Asam Urat
Mal Malaria
LED Laju Endap Darah
UR Urin Rutin
DR Darah Rutin

4. Farmasi
PCT parasetamol
GV Gentian Violet
TM Tetes Mata
SM Salep Mata
SK Salep Kulit
PK Kalium Permanganat
Dexa Dexamethason
MpPulv Dibuat Dalam Sediaan Puyer
AC Ante Cunam (sebelum Makan)
PC Post Coenum (Sesudah Makan)
Syr Syrup
Supp Supositoria
Vag tab Vaginal tablet
Dtd Dalam Tiap Dosis
Gtt Tetes
ISDN Isosorbid Dinitrat
Bicnat Bicarbonat Natrikus
THP Tri HexilPenidil
HPD Halloperidol
IM Intra Muskular
IC Intra Cutan
IV Intra Venous
SL Sub Lingual
DAFTAR TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP REKAM MEDIS

NO TENAGA KESEHATAN
1 Medis Dokter
Dokter gigi
2 Keperawatan Bidan
Perawat
3 Farmasi Apoteker
Asisten Apoteker
4 Kesehatan masyarakat Sanitarian
Penyuluh kesehatan
5 Gizi Nutrisionis
6 Laboratorium Analisis
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan
dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis,
mutu pelayanan Puskesmas tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan Puskesmas adalah
pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistimatik untuk memantau
dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman
yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan
Kejadian Potensial Cedera.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Beberapa pengertian terkait keselamatan pasien:


 KTD (Kejadian Tidak Diharapkan):
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau karena tidak bertindak (omission), daripada karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien.
 KNC ( Kejadian Nyaris Cedera )
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
a. Diberi obat yang seharusnya kontra indikasi tetapi tidak timbul cedera (
chance)
b. Dosis lethal akan diberikan, diketahui, dibatalkan ( prevention )
c. Diberi obat yang seharusnya kontra indikasi / dosis lethal, tetapi diketahui, dan
diberikan antidotenya ( mitigation )

 KTC ( Kejadian Tidak Cedera )


Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera.
 KPC ( Kejadian Potensi Cedera )
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
 Kejadian Sentinel
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (mis. Amputasi pada kaki yg
salah, dsb) sehingga pecarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius
pada kebijakan & prosedur yang berlaku.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan
sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya
dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja
dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada
di lingkungan tempat kerjanya.
Pelaksanaan rencana K3 di Puskesmas meliputi:
a. Manajemen risiko K3 Puskesmas;
b. Keselamatan dan keamanan di Puskesmas;
c. Pelayanan Kesehatan Kerja;
d. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
f. Pengelolaan prasarana Puskesmas dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
g. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan
h. Kesiap siagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana. Manajemen risiko K3
Puskesmas harus dilakukan secara menyeluruh yang meliputi:
a. persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan
dikelola risikonya;
b. identifikasi bahaya potensial;
c. analisis risiko;
d. evaluasi risiko;
e. pengendalian risiko;
f. komunikasi dan konsultasi; dan
g. pemantauan dan telaah ulang.

Manajemen risiko K3 Puskesmas bertujuan meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di


Puskesmas pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan
dan kesehatan sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
Dalam melakukan manajemen risiko K3 Puseksmas perlu dipahami hal- hal berikut:
a. Bahaya potensial/hazard yaitu suatu keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan (berpotensi)
menimbulkan kerugian (cedera/injury/penyakit) bagi pekerja, menyangkut lingkungan kerja, pekerjaan
(mesin, metoda, material), pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja dan pekerja lain.
b. Risiko yaitu kemungkinan/peluang suatu hazard menjadi suatu kenyataan, yang bergantung pada:
1) Pajanan, frekuensi, konsekuensi
2) Dose-response
c. Konsekuensi adalah akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif,
berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan
akibat-akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian.

Langkah-langkah Manajemen Risiko K3 Pusekesmas


a. Persiapan/Penentuan Konteks
Persiapan dilakukan dengan penetapan konteks parameter (baik parameter internal maupun
eksternal) yang akan diambil dalam kegiatan manajemen risiko. Penetapan konteks proses
menajemen risiko meliputi:
1. Penentuan tanggung jawab dan pelaksana kegiatan manajemen risiko yang terdiri dari
karyawan, kontraktor dan pihak ketiga.
2. Penentuan ruang lingkup manajemen risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Penentuan semua aktivitas (baik normal, abnormal maupun emergensi), proses, fungsi, proyek,
produk, pelayanan dan aset di tempat kerja.
4. Penentuan metode dan waktu pelaksanaan evaluasi manajemen risiko keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

b. Identifikasi Bahaya Potensial


Identifikasi bahaya potensial merupakan langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat
kerja. Pada tahap ini dilakukan identifikasi potensi bahaya kesehatan yang terpajan pada pekerja,
pasien, pengantar dan pengunjung yang dapat meliputi:
1. Fisik, contohnya kebisingan, suhu, getaran, lantai licin.
2. Kimia, contohnya formaldehid, alkohol, ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
3. Biologi, contohnya bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing dan
sebagainya.
4. Ergonomi, contohnya posisi statis, manual handling, mengangkat beban.
5. Psikososial, contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja
yang tidak harmonis.
6. Mekanikal, contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk.
7. Elektrikal, contohnya tersengat listrik, listrik statis, hubungan arus pendek
kebakaran akibat listrik.
8. Limbah, contohnya limbah padat medis dan non medis, limbah gas dan limbah cair.
Untuk dapat menemukan faktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul
kegiatan produksi, bahan baku yang digunakan,bahan atau barang yang dihasilkan termasuk hasil samping
proses produksi, serta limbah yang terbentuk proses produksi.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety Data Sheets
(MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan
aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan, dan bahan inert yang menyertai,
termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin
berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya
yang ada di harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur
kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
c. Analisis Risiko
Risiko adalah probabilitas/kemungkinan bahaya potensial menjadi nyata, yang ditentukan
oleh frekuensi dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan
dan pengendalian tingkat pajanan. Termasuk yang perlu diperhatikan juga adalah perilaku bekerja,
higiene perorangan, serta kebiasaan selama bekerja yang dapat meningkatkan risiko gangguan
kesehatan. Analisis risiko bertujuan untuk mengevaluasi besaran (magnitude) risiko kesehatan pada
pekerja. Dalam hal ini adalah perpaduan keparahan gangguan kesehatan yang mungkin timbul
termasuk daya toksisitas bila ada efek toksik, dengan kemungkinan gangguan kesehatan atau efek
toksik dapat terjadi sebagai konsekuensi pajanan bahaya potensial. Karakterisasi risiko
mengintegrasikan semua informasi tentang bahaya yang teridentifikasi (efek gangguan/toksisitas
spesifik) dengan perkiraan atau pengukuran intensitas/konsentrasi pajanan bahaya dan status
kesehatan pekerja, termasuk pengalaman kejadian kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang pernah
terjadi. Analisis awal ditujukan untuk memberikan gambaran seluruh risiko yang ada. Kemudian
disusun urutan risiko yang ada. Prioritas diberikan kepada risiko-risiko yang cukup signifikan dapat
menimbulkan kerugian.

d. Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan
analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan. Pada tahapan ini, tingkat risiko yang telah
diukur pada tahapan sebelumnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu,
metode pengendalian yang telah diterapkan dalam menghilangkan/meminimalkan risiko dinilai
kembali, apakah telah bekerja secara efektif seperti yang diharapkan. Dalam tahapan ini juga
diperlukan untuk membuat keputusan apakah perlu untuk menerapkan metode pengendalian
tambahan untuk mencapai standard atau tingkat risiko yang dapat diterima. Sebuah program evaluasi
risiko sebaiknya mencakup beberapa elemen sebagai berikut:
1. Inspeksi periodik serta monitoring aspek keselamatan dan higiene industri
2. Wawancara nonformal dengan pekerja
3. Pemeriksaan kesehatan
4. Pengukuran pada area lingkungan kerja
5. Pengukuran sampel personal
6. Hasil evaluasi risiko diantaranya adalah:
7. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
8. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi
9. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun
parameter lainnya.
10. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

e. Pengendalian Risiko
Prinsip pengendalian risiko meliputi 5 hierarki, yaitu:
1) Menghilangkan bahaya (eliminasi)
2) Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih
rendah/tidak ada (substitusi)
3) Rekayasa engineering/pengendalian secara teknik
4) Pengendalian secara administrasi
5) Alat Pelindung Diri (APD).
Beberapa contoh pengendalian risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas :
1) Containment, yaitu mencegah pajanan dengan:
a. Desain tempat kerja
b. Peralatan safety (biosafety cabinet, peralatan centrifugal)
c. Cara kerja
d. Dekontaminasi
e. Penanganan limbah dan spill management
2) Biosafety Program Management, support dari pimpinan puncak yaitu Program support,
biosafety spesialist, institutional biosafety committee, biosafety manual, OH program,
Information & Education
3) Compliance Assessment, meliputi audit, annual review, incident dan accident statistics.
Safety Inspection dan Audit meliputi :
a. Kebutuhan (jenisnya) ditentukan berdasarkan karakteristik pekerjaan (potensi bahaya dan
risiko)
b. Dilakukan berdasarkan dan berperan sebagai upaya pemenuhan standar tertentu
c. Dilaksanakan dengan bantuan cheklist (daftar periksa) yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan jenis kedua program tersebut
4) Investigasi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
a. Upaya penyelidikan dan pelaporan KAK dan PAK di tempat kerja
b. Disertai analisis penyebab, kerugian KAK, PAK dan tindakan pencegahan serta
pengendalian KAK, PAK
c. Menggunakan pendekatan metode analisis KAK dan PAK.
5) Fire Prevention Program
a. Risiko keselamatan yang paling besar & banyak ditemui pada hampir seluruh
jenis kegiatan kerja, adalah bahaya dan risiko kebakaran
b. Dikembangkan berdasarkan karakteristik potensi bahaya & risiko kebakaran
yang ada di setiap jenis kegiatan kerja
6) Emergency Response Preparedness
a. Antisipasi keadaan darurat, dengan mencegah meluasnya dampak dan
kerugian
b. Keadaan darurat: kebakaran, ledakan, tumpahan, gempa, social cheos,bomb
treat dll
c. Harus didukung oleh: kesiapan sumber daya manusia, sarana dan peralatan, prosedur
dan sosialisasi
7) Program K3 lainnya
Pemindahan Risiko (Risk transfer)
Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/bagian lain melalui
jalur hukum, perjanjian/kontrak, asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu pada
pemindahan risiko fisik & bagiannya ke tempat lain.

f. Komunikasi dan Konsultasi


Komunikasi dan konsultasi merupakan pertimbangan penting pada setiap langkah atau tahapan dalam
proses manejemen risiko. Sangat penting untuk mengembangkan rencana komunikasi, baik kepada
kontributor internal maupun eksternal sejak tahapan awal proses pengelolaan risiko. Komunikasi dan
konsultasi termasuk didalamnya dialog dua arah diantara pihak yang berperan didalam proses
pengelolaan risiko dengan fokus terhadap perkembangan kegiatan. Komunikasi internal dan
eksternal yang efektif penting untuk
meyakinkan pihak pengelolaan sebagai dasar pengambilan keputusan. Persepsi risiko dapat
bervariasi karena adanya perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu-isu, dan fokus perhatian
kontributor dalam hal hubungan risiko dan isu yang dibicarakan. Kontributor membuat keputusan
tentang risiko yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi mereka terhadap risiko. Karena
kontributor sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan maka sangat penting bagaimana
persepsi mereka tentang risiko sama halnya dengan persepsi keuntungan-keuntungan yang bisa
didapat dengan pelaksanaan pengelolaan risiko.

g. Pemantauan dan telaah ulang


Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang bisa terjadi. Perubahan-perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang untuk
selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu
untuk dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses manajemen risiko dengan optimal.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Ini ini digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pelayanan klinis yang ada di
puskesmas Kampus, diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kinerja dalam pemberi acuan kerja

Anda mungkin juga menyukai