A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan
oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung awab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Selain mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, pelanggan/pasien dan keluarga
pasien juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang cekatan dan
terampil, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan ruangan dan toilet
serta sikap ramah sopan dan santun dari petugas dalam melayani. Selain itu pelayanan klinis
puskesmas merupakan salah satu tempat pertama yang diharapkan pelanggan/ pasien dan keluarga
pasien bahkan sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum mendapatkan
tindakan/pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi.
Saat ini upaya peningkatan mutu pelayanan harus dilakukan terutama mutu pelayanan
klinis. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien dilaksanakan dengan efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan dan hak dan kewajiban pasien.
Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara efektif dan efisien ini lah
puskesmas perlu membuat pedoman layanan klinis ukp di Puskesmas Kampus.
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman sebagai acuan bagi penanggungjawab dan pelaksana program dalam
penyelenggaraan pelayanan klinis yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien dan
mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien di puskesmas Kampus.
C. Sasaran Pedoman
Semua penyelenggaraan pelayanan klinis baik staf medis (dokter/dokter gigi), paramedis
(perawat/bidan), tenaga kesehatan lainya (nutrisionis, sanitarian, analis laboratorium, apoteker
/farmasi, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga non kesehatan (administrasi, loket dan rekam
medik, sopir, cleaning service, petugas keamanan).
E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu
sistem.
Unit Pelayanan Klinis Upaya Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1186 tahun 2022 tentang Panduan Klinis bagi dokter
di FKTP pengganti KMK 514/2015
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2021 tentang Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Gawat Darurat
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4638/2021
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
14. Peraturan Walikota Palembang Nomor 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas peraturan
Walikota Palembang Nomor 82 Tahun 2011 tentang Biaya Jasa pelayanan Kesehatan pada
Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Keputusan Walikota Palembang Nomor 52 Tahun 2014 tentang Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan komplementer di Kota Palembang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
NAMA PUSKESMAS :
JENIS PUSKESMAS :
DIDIRIKAN :
KECAMATAN :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI :
I. LOKASI
III. PRASARANA
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- stetoskop Ya
- timbangan dewasa Ya
- timbangan anak Ya
- senter Ya
- termometer Ya
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- termometer Ya
- palu reflex Ya
- timbangan dewasa Ya
- stetoskop Ya
- termometer Ya
- implant kit Ya
- stetoskop Ya/tidak
- sphygmomanometer/tensimeter Ya/tidak
- sonde lengkung Ya
- kaca mulut Ya
- pinset gigi Ya
- ekskavator Ya
- mikroskop binokuler Ya
- sentrifuse Ya
- autoclave Ya/tidak
- korentang Ya/tidak
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- termometer Ya
- palu reflex Ya
- termometer Ya
- timbangan dacin Ya
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran Pasien harus dipandu dengan Prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh Petugas yang kompenten dan mudah bersosialisasi dengan
pasien.
3. Pendaftaran Pasien memperhatikan Keselamatan Pasien.
4. Identitas Pasien dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut :
Nama Pasien, Tanggal Lahir Pasien, Alamat Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, Nomor
Rekam Medis, Nomor BPJS/KTP,
5. Informasi tentang jenis Layanan Klinis yang tersedia dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi Tarif, Jenis Pelayanan, Jadwal Pelayanan, Alur Pelayanan,
Informasi pendaftaran dan syarat rujukan, dan rumah sakit rujukan. Hak dan Kewajiban
pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari
Pendaftaran.
6. Kendala fisik bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
7. Syarat Pendaftaran terdiri atas :
- Pasien baru : Kartu Keluarga atau KTP dan Kartu BPJS
- Pasien Lama : Kartu berobat / kartu keluarga atau KTP dan kartu BPJS
8. Pendaftaran pasien gawat darurat dilakukan oleh keluarga atau oleh pengantar pasien.
9. Pendaftaran pasien tanpa identitas bisa dilakukan dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir atau tahun lahir pasien, jika pasien tidak sadar dan tanpa identitas maka
pendaftara akan mendata pasien dengan mr.X untuk laki-laki atau Ms.X untuk
perempuan.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur pelayanan klinis meliputi pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis. Jika
dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
5. Tindakan medis pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan berupainformed conset
6. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
7. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievalusi, dan ditindak lanjut.
8. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
9. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat. Dengan adanya triase pada pasien menggunakan kalung
dengan 4 warna yaitu :
a. Warna Hitam untuk pasien yang meninggal dunia
b. Warna merah untuk gangguan jantung, gangguan pernafasan, syok oleh berbagai
penyebab, trauma kepala dengan pupil anisokor, perdarahan eksternal masif, luka
bakar > 50% atau luka bakar didaerah thorak, tension pneumothorak.
c. Warna kuning untuk gawat tidak darurat misalnya pasien dengan resiko syok,fraktur
multipel,fraktur femur atau pelvis,luka bakar derajat II dan III,gangguan kesadaran
atau trauma kepala pasien dengan status tidak jelas.
d. Warna hijau untuk tidak gawat tidak darurat misalnya faktur minor,luka minor dan
luka bakar minor.
10. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
beresiko tinggi.
11. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
12. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik
13. Kinerja pelayanan klinis harus di monitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
14. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pemberian pelayanan.
15. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan, dan ditindak lanjuti
sesuai dengan kebutuhan dan hak pasien selama pelksaanaan asuhan.
16. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu, penulisan lengkap dalam rekam medik, semua
pemeriksaan penunjang diagnostik tindakan dan pengobatan yang diberikan kepada
pasien dan kewajiban petugas kesehatan untuk mengingatakan dokter jika terjadi
pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang/ dirujuk, harus dijamin kesinambungannya.
18. Pasien berhak utk menolak pengobatan, pasien berhak utk menolak jika dirujuk ke sarana
kesehatan lain, maka petugas memberikan informasi tentang konsekuensi dan
tanggungjawab terkait keputusan yang diambil utk menolak dan tidak melanjutkan
pengobatan dengan menandatangani form penolakan pengobatan.
19. Penolakan utk melanjutkan pengobatan maupun rujukan dipandu oleh prosedur yang
baku. Jika pasien menolak utk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informsi tentang
hak pasien utk membuat keputusan akibat dari keputusan dan tanggungjawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
20. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dg prosedur baku
21. Jenis sedasi ydan anestesi lokal yang dapat dilakukan di puskesmas Kampus yaitu:
Anestesi lokal, Anestesi infiltrasi, dan Block Anestesi
22. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
dan didokumentasikan dalam rekam medis.
23. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan anestesi seperti
Dokter umum,
Dokter Gigi
Perawat umum
Perawat Gigi
Bidan
Harus memiliki persyaratan kompetensi antara lain: Tehnik melakukan anestesi lokal
dan sedasi, respon terhadap komplikasi, penggunaan zat - zat reversal.
24. Adapun jenis pembedahan minor yang dapat dilakukan di Puskesmas Kampus adalah
sebagai berikut:
Tindakan umum : Insisi Abses, Ateroma, Lipoma, Veruka, Corpus Alienum, Jahit
Luka, Ekstraksi Kuku.
Pelayanan Gigi : Ekstraksi gigi susu/tetap tanpa komplikasi, Insisi abses
Pelayanan KIA/KB: Pasang Implan, Bongkar Implan, Tindik telinga
25. Dalam pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas pemberi layanan klinis harus
melakukan monitoring pasien mengenai :
a. Identitas Pasien (Nama, Tanggal Lahir, Alamat)
b. Diagnosa Penyakit
c. Tindakan terapi
d. Tanggal dan waktu pemeriksaan
e. Keluhan Pasien
f. Kesadaran pasien
g. Tanda vital pasien yang meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapat persetujuan pasien
informed consent.
27. Status pasien wajib di monitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
Pedoman ini memuat pengelolaan penyakit mulai dari penjelasan hingga penatalaksanaan
penyakit tersebut. Panduan Pelayanan Klinis Dokter Puskesmas Kampus disusun berdasarkan
pedoman yang berlaku secara global yang dirumuskan bersama para dokter di Puskesmas Kampus.
Sistematika PPK:
1. Judul Penyakit
Berdasarkan daftar penyakit terpilih di SKDI 2012, namun beberapa penyakit dengan
karakterisitik yang hampir sama dikelompokkan menjadi satu judul penyakit.
Kode Penyakit, dengan menggunakan ketentuan kode International Classification of Diseases
(ICD) 10 yang merupakan kodifikasi yang dirancang untuk rumah sakit. Kodifikasi
dalam bentuk nomenklatur berdasarkan sistem tubuh, etiologi, dan lain-lain. Tingkat kompetensi
berdasarkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.
2. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan berisi pengertian singkat serta prevalensi penyakit di Indonesia. Substansi
dari bagian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan awal serta gambaran kondisi yang
mengarah kepada penegakan diagnosis penyakit tersebut.
Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar bagi dokter
untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan
pasien.
7. Sarana Prasarana
Bagian ini berisi komponen fasilitas pendukung spesifik dalam penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan penyakit tersebut. Penyediaan sarana prasarana tersebut merupakan kewajiban
fasilitas pelayanan kesehatan.
8. Prognosis
Kategori prognosis sebagai berikut :
1. Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses kehidupan.
2. Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ atau fungsi
manusia dalam melakukan tugasnya.
3. Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total sehingga dapat
beraktivitas seperti biasa.
Untuk penentuan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi pasien saat diagnosis
ditegakkan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu dari 17 upaya kesehatansebagaimana
dimaksud oleh ketentuan Pasal 48 dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui pendekatan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 menyebutkan sekitar 30,4% penduduk memanfaatkan
pelayanan kesehatan tradisional, 49% diantaranya menggunakan ramuan jamu dan merasakan
manfaatnya bagi kesehatan.
Gaya hidup “back to nature”yang menjadi trend dunia internasional menyebabkan upaya
pemanfaatan pengobatan tradisional seperti obat herbal (jamu), suplemen makanan, pijat maupun cara
pengobatan alami lainnya cenderung meningkat. Indonesia adalah negara megabiodiversity yang
kaya akan tanaman obat, dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bentuk kearifan lokal.
Jenis pelayanan kesehatan tradisional meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris adalah penerapan kesehatantradisional yang manfaat
dan keamanannya terbukti secara empiris.
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatantradisional yang
memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya serta manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap atau pengganti.
TUJUAN
Tujuan Umum:
Memberikan pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat di Puskesmas Kampus.
Tujuan Khusus:
1. Membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
2. Membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam asuhan mandiri dengan memanfaatkan tanaman
obat keluarga dan akupreser
SASARAN
- Masyarakat di wilayah kelurahan Lorok Pakjo
- Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tradisional
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional /Griya Sehat
No Kegiatan Pokok Sasaran Umum Rincian Kegiatan
1. Pelayanan Laboratorium
TUJUAN
1. Sebagai pedoman dan acuan bagi petugas laboratorium kesehatan.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan rujukan dan pemantapan mutu.
4. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi.
PENGERTIAN
1. Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan.
2. Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan (pemerintah atau swasta) yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang
dapat berpengaruh kepada kesehtan perorangan dan masyarakat.
3. Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
dibidang hematologi, kimia klinik, dan bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
1 Infeksius Kuning
2 Umum Hitam
3 Kimia coklat
I. Penetapan kebijakan hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
a. Standar waktu penyerahan hasil laboratorium seperti dalam tabel berikut:
b. Standar waktu penyerahan hasil laboratorium untuk pasien urgen (cito) kepada peminta
pemeriksaan paling lambat 5 menit dengan jenis pemeriksaan Hemoglobin dan gula darah
sewaktu.
III. Penetapan Kebijakaan Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari- hari selalu
tersedia.
a. Batas buffer stock perlu ditetapkan untuk melakukan pemesanan dan untuk menjamin
ketersediaan stok reagensia, sehingga pelayanan laboratorium dapat terselenggara
dengan baik
b. Daftar Reagensia esensial dan bahan Lain yang harus tersedia serta stok buffernya
No Nama regensia dan bahan lainnya Stok Buffer
1 Ziel nielsen 1 Set
2 HCl 0,1 % 1 Botol
3 Aquadest 1 Botol
4 Reagen anti A 1 botol
5 Reagen anti B 1 botol
6 Reagen anti AB 1 botol
7 Reagen anti D 1 botol
8 Oli imersi 1 botol
9 Alkohol 70% 1 liter
10 Stik Cholesterol 1 kotak
11 Stik Asam Urat 1 kotak
12 Stik Gula Darah 1 kotak
13 Strip Urin 1 Kotak
14 Strip Pragnancy Test 1 Kotak
15 Reagen HbsAg (Rapid test) 1 Blister
16 Reagen HIV 1, HIV 2, HIV 3 (Rapid test) 1 Blister
17 Reagen Syphilis (Rapid test) 1 Blister
18 Reagen Hematology analyzer (stromatolyzer, cell clean, Seperempat dari
cellpack) reagen
19 Reagen Covid-19 (Rapid test) 1 Blister
20 Virus transport Media (VTM) 10 pcs
21 Catridge TCM 1 Kotak ( 50 Pcs)
c. Laboratorium menyimpan reagensia sesuai dari instruksi penyimpanan yang ada pada
kemasan serta mengevaluasi secara periodik terhadap ketersediaan dan penyimpanan
reagen.
d. Laboratorium menentukan tata cara dalam penanganan apabila reagen kosong.
e. Pemberian label pada reagen
IV. Penetapan Kebijakan rentang nilai normal dan rentang nilai rujukan yang digunakan untuk
interpertasi dan pelaporan hasil laboratorium.
a. Rentang nilai untuk setiap pemeriksaan yang dilaksanakan :
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal
A Darah Rutin
Haemoglobin Dewasa = L : 14 – 16 gr/dl
P : 12 – 16 gr/dl
Anak = 10,8 – 15 gr/dl
Eritrosit Dewasa = L : 4,5 – 5,5 jt/mm3
P : 4,0 – 5.0 jt/mm3
Anak = 3,6 – 5,8 jt/mm3
Leukosit Dewasa = 5.000 – 10.000 jt/mm3
Anak = 6.000 – 13.500 jt/mm3
Trombosit 200.000 – 500.000 jt/mm3
Hematokrit 37 - 48 %
Hitung Jenis
Basofil 0–1%
Eosinofil 1–3%
Inti Batang 2–6%
Inti Segmen 50 – 70 %
Limposit 20 – 40 %
Monosit 2–8%
LED L : < 10 mm/jam
P : < 15 mm/jam
B Kimia Darah
Bss < 200 mg/dl
Cholesterol total < 200 mg/dl
Urid acid L : 3,4 – 7 mg/dl
P : 2.4 – 5,7 mg/dl
C Serologi/ Imun
Pregnancy Test (PT) (Negatif/Positif)
Rapid HbsAg Non Reaktif
Golongan darah/Rhesus (A/B/AB/O)
Rapid HIV 1 Non Reaktif
Rapid HIV 2 Non Reaktif
Rapid HIV 3 Non Reaktif
RPR syphilis Titer
Rapid Syphilis Non Reaktif
Rapid Covid-19 Non Reaktif
Swab Oro-Nasofaring Negatif
D. Urine Rutin
PH L : 6,0 P: 5,0
Berat Jenis 1.000 – 1.030
Reduksi Negatif
Bilirubin Negatif
Keton Negatif
Protein Negatif
Urobilinogen Negatif
Nitrit Negatif
Blood Negatif
Leukosit Negatif
Sedimen :
Leukosit 1 – 5 /LPB
Eritrosit 0 – 1/LPB
Sel epitel Positif
Kristal Negatif
Selinder Negatif
E Sputum
BTA (pagi) Negatif
BTA (sewaktu) Negatif
BTA (TCM) MTB NOT Detected /Negatif
Sputum (Covid-19) Negatif
b. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh laboratorium luar, laporan hasil harus dilengkapi
dengan rentang nilai, jika terjadi perubahan metoda atau peralatan
yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan, atau perubahan terkait perkembangan
ilmu dan teknologi, harus di evaluasi dan revisi bila perlu terhadap ketentuan tentang
rentang nilai pemeriksaan laboratorium.
4. Penyimpanan Spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, stabilitas spesimen dapat berubah
Darah Rutin
1 HB (Haemoglobin) <7 >20 gr / dl
2 Leukosit 500 30.000 jt/mm3
3 Trombosit <50.000 >1.000.000 jt/mm3
2. Hikmawati, AMAK
Tugas : Sebagai koordinator laboratorium
Tanggung jawab :
1. bertanggung jawab berjalannya fungsi laboratorium di puskesmas
2. bertanggungjawab atas hasil dari pemeriksaan laboratorium
Wewenang :
1. Memeriksa spesimen laboratorium
2. Mengeluarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium
Pendahuluan
Obat dan perbekalan kesehatan yang dikelola di Puskesmas Kampus meliputi obat, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas
merupakan salah satu bagian manajemen Puskesmas yang penting karena peran obat dan perbekalan
kesehatan dalam pelayanan kesehatan cukup besar baik dari sisi medik maupun ekonomi. Tidak efisien
dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan akan berdampak negatif terhadap kinerja Puskesmas
baik secara medik, ekonomi dan sosial. Selain itu mutu pelayanan Farmasi sangat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas. Oleh karena itu obat dan perbekalan
kesehatan harus dikelola dengan baik agar selalu tersedia setiap saat diperlukan dan mutu yang
terjamin. Penggunaan obat dan perbekalan kesehatan yang tidak rasional merupakan masalah besar di
semua tingkat pelayanan kesehatan. Di puskesmas masalah ini mendapat perhatian serius karena
berdampak terhadap keselamatan pasien, biaya dan pelayanan kesehatan.
Pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan bersifat multidisipliner yang
meliputi serangkaian kegiatan, yaitu : penilaian/pemilihan, perencanaan, penyediaan/permintaan,
pengendalian, penyimpanan, pendistribusian, peresepan, penyiapan, pemberian dan pemantauan.
Rangkaian dari kegiatan tersebut harus diselenggarakan secara efektif dan efisien dengan berorientasi
pada keselamatan pasien. Mengingat kompleksnya kegiatan-kegiatan tersebut maka diperlukan
kebijakan pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas yang disepakati
dan diterapkan sehingga mutu pelayanan di Puskesmas dapat memberikan keselamatan dan kepuasan
bagi pasien.
Organisasi
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab atas kebijakan yang dilakukan di Puskesmas,
termasuk kebijakan tentang pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.
Unit farmasi adalah unit kerja fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan
penggunaan perbekalan farmasi meliputi : perencanaan. penerimaan, penyimpanan pendistribusian
dan pelayanan farmasi klinik secara terbatas.
II. Perencanaan
1. Memperkirakan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang mendekati kebutuhan
2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
4. Lembar Permintaan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO) merupakan salah satu data untuk
perencanaan.
III. Permintaan/Pengadaan
1. Permintaan rutin setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan Kota/Gudang Farmasi Kota dengan
menggunakan LPLPO.
2. Permintaan diluar jadwal dilakukan bila ada kekosongan karena kebutuhan meningkat,
menghindari kekosongan dan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
3. Bila di Gudang Farmasi Kota terjadi kekosongan maka dilakukan pembelian langsung ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF).
4. Dalam menentukan permintaan harus meperhitungkan pemakaian riil, stok
penyangga, waktu kekosongan obat dan waktu tunggu .
IV. Penerimaan
1. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan meliputi;
a. Jumlah dan jenis obat yang diterima harus sesuai dengan dokumen
b. Ada No Batch dan tanggal Expired Date (ED).
2. Dokumen LPLPO harus ditandatangani oleh yang menyerahkan, yang menerima dan
diketahui pimpinan puskesmas.
3. Dibukukan ke buku register penerimaan dan pengeluaran obat dan kartu stok dengan
mencantumkan tanggal ED dan No. Bacth.
V. Penyimpanan
1. Gudang cukup luas minimal 3x4 m2 , kering dan tidak lembab
2. Ada pengatur suhu ruangan (AC)
3. Pencahayaan yang cukup
4. Lantai keramik dan ada pallet.
5. Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan obat yang suhu penyimpanannya pada suhu 2-8
0
C, dan mempunyai alat pengukur suhu.
6. Tersedia lemari khusus (berkunci ganda) untuk menyimpan narkotika dan
psikotropika yang selalu terkunci.
7. Ada ceklis dan pengukur suhu ruangan.
8. Khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti mudah terbakar, eksplosif, radio
aktif, oxidator/reduktor, racun, korosif, iritasi dan bahan berbahaya lainnya,harus disimpan
terpisah dan disertai tanda bahan berbahaya.
9. Untuk obat yang tanggal kadaluarsanya kurang dari satu tahun di tempel label warna kuning
dan yang kurang dari enam bulan di tempel lebel warna merah.
10. Obat nakotika dan psikotropika disimpan dalam lemari terpisah dengan pintu berkunci ganda
11. Obat High Alert (Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) harus disimpan ditempat
terpisah (dilokalisir) dan diberi label khusus.
12. Obat tampilan mirip atau bunyi mirip (Look Alike Sound Alike/LASA } diberi label “LASA”
dan disimpan tidak berdekatan.
13. Suhu ruangan tempat menyimpan obat di pantau setiap hari
14. Obat emergensi disimpan dalam tas/rak emergensi, diperiksa setiap bulan, dipastikan selalu
tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya tidak sesuai dengan daftar.
15. Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tidak digunakan, rusak dan kadaluarsa harus
dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota sesuai peraturan.
16. Obat yang ditarik dari peredaran oleh pemerintah atau pabrik pembuatnya harus segera
dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota.
17. Obat yang sudah kadaluarsa, rusak atau terkontaminasi harus disimpan terpisah sambil
menunggu pengembalian ke Gudang Farmasi Kota atau dimusnahkan dengan membuat berita
acara pemusnahan.
18. Sirkulasi penyimpanan obat memakai sistim First In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO).
VI. Pendistribusian.
1. Perbekalan farmasi di distribusikan ke sub unit puskesmas antara lain
Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu; dan
Poskeskel
2. Penyerahan perbekalan farmasi dengan menggunakan LPLPO/tanda terima rangkap dua.
VII. Pengendalian
Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat dan perbekalan kesehatan di unit
pelayanan dasar perlu adanya pengendalian meliputi;
1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Pengendalian /Penanganan obat hilang
4. pengendalian /Penanganan obat kadaluarsa
3. Penyiapan Obat
a. Pengambilan obat dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan
keadaan fisik obat.
b. Peracikan bila diperlukan
c. Pemberian etiket/Label/aturan pakai
4. Penyerahan obat
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus diperiksa kembali mengenai penulisan
nama pasien pada etike, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
b. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
c. Memberikan informasi yang jelas mengenai obat tersebut.
d. Tanda terima obat.
XII. Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka peñatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan
lainnya.Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang
tertib, lengkap dan tepat waktu.
XIII. Pemantauan
1. Pemantauan efek terapi yang tidak di inginkan dari obat harus dilakukan pada setiap
pasien.
2. Pemantauan efek samping obat perlu didokumentasikan dalam formulir
MonitoringEfek Samping Obat (MESO).
3. Efek samping yang harus dilaporkan adalah yang bersifat berat, fatal, meninggalkan gejala
sisa sesuai SOP Monitoring dan Pelaporan Efek Samping Obat.
4. Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah Dokter, Perawat,
Bidan, Apoteker dan TTK di puskesmas.
2. Olivia
sebagai petugas penanggung jawab Kamar Obat di Puskesmas Kampus bertugas :
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan maupun yang diterima di Kamar Obat Puskesmas Kampus dalam bentuk buku
catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
d. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
DAFTAR FORMULARIUM OBAT UNTUK PELAYANAN DASAR
KELAS TERAFI DAN NAMA NAMA BENTUK DOSIS
NO
GENERIK DAGANG SEDIAAN SEDIAAN
ANALGETIK, ANTIPIRETIKA,
1 ANTI REMATIK, ANTIVIRAL
2 ANASTETIK
2.1 Anastetik Lokal
20 mg+0,0125
1 Lidocain 2% + Adrenalin Pehacain Injeksi mg
2 Etil klorida Spra 100 ml
3 Lidocain Xilocain Injeksi 2%
2.2 Anastetik Umum dan oksigen
gas dlm
1 Oksigen Inheler tabung
2.3 Obat untuk Prosedur pre Operatif
Analsik,st
1 Diazepam esolid Injeksi,Table 5mg/ml, 2 mg
Supositoria 5mg/tb
3 OBAT TOPIKAL
3.1 Antiinflamasi dan anti Pruritik
1 Kaustatik polikresulen ( kandensasi Alboyl Botol 36%
metakresol)
Bioplasent
2 Plasenta ekstra,neomcin sulfat on gel Salep 10 mg
3 Betametason valerat Benoson Krim 0,10%
4 Hidrokortison Dermacort Krim 2,50%
5 Kalamin Calamed Lotion
3.2 Anti Bakteri
1 Perak Sulfadiazin Burnazin Krim 1,00%
2 Kloramphenicol Salep Mata 2,00%
3 Antibakteri doen Basitrasin Salep Kulit
3.3 Anti Fungi
Ketoconaz
1 Ketokenazol ole Krim 2,00%
2 Nistatin Nistatin Tablet 100.000 iu
3 Mconazol Micoral Krim 2%
4 Anti Fungi doen ( AAV ) AAV
Anti Scabies dan Anti
3.4 Pedikulosis
1 Parmetrin Scabimite Krim 5,00%
Salep 2-4 komb: Asam salisilat 2%
2 + Belerang 2-4 Salep Salep
3.5 Lain-lain
1 Bedak Salisil Salisil Talk Serbuk 2%
4 PSIKOFARMAKA
4.1 AntiAnsietas
Analsik,st
1 Diazepam esolid Injeksi,Table 5mg/ml, 2 mg
4.2 Anti Depresi
1 Amitriptilini Umbitrol Tablet 25 mg
4.3 Anti Psikosis
1 Haloperidol Haldol Tablet 1,5 mg, 5 mg
2 Klorpromazine Tablet 100 mg
3 Rispiridon Neripros Tablet 2 mg
5 ANTI MIGRAEN DAN VERTIGO
5.1 Anti Migraen
Komb: Ergotamin 1 mg + kafein 50
1 mg Tablet
6 DIURETIK
1 Hidroklorotiazide HCT Tablet 25 mg
2 Furosemide Lasox Tablet 25 mg
Spirolakto
3 Spirolakton n Tablet 100 mg
7 ANTI INFEKSI
7.1 Antelmitika
1 Albendazol Tablet 400 mg
2 Mebendazol Vermox Tablet 100 mg
Combantri
3 Pirantel Pamoat n Tablet 125mg
Suspensi 125mg/5ml
7.2 Antibiotik
7.2.
1 Beta Laktam
1 Amoksisillin Opimox Kapsul 250 mg
Tablet 500 mg
Suspensi 125mg/5ml
2 Amoksisillin+ Asam Clvulanat Tablet
3 Ampisillin Kalpisillin Tablet 500 mg
Suspensi 125 mg/5 ml
7.2.
2 Antibakteri lain
7.2.
2.1 Tetrasiklin
1 Doksisiklin Vibramcin Kapsul 100 mg
Super 250mg, 500
2 Tetrasiklin tetra Kapsul mg
7.2.
2.2 Kloramphenicol
1 Kloramphenicol Gynoxa Kapsul 250 mg
2 Thiamphenicol Biothicol Kapsul 500 mg
7.2.
2.3 Sulfametoksazol+trimetoprim
Kotrimoksazol komb - Cotrimoks
1 Sulfametoksazol+ azol Tablet 480 mg
trimetoprim Suspensi 240 mg/5ml
7.2.
2.4 Markolid
1 Eritromisin Erysanbe Kapsul 250 mg
Tablet 500 mg
Suspensi 200mg/5ml
7.2.
2.5 Aminoglikosida
1 Streptomisin Injeksi 1000mg
7.2.
2.6 Kuinolon
1 Siprofloksasin Baquinor Tablet 500mg
2 Sefadroksil Cefat Capsul 500mg
Syrup 125/5ml
7.2.
2.7 Lain-lain
1 Metronidazol Fortagl Tablet 250mg,500mg
Suppositoria 500mg
7.3 Anti Infeksi Khusus
7.3.
1 Antituberculosis
1 Obat Anti Tuberkulosis Kategori 1 OAT Kat 1 Paket
2 Obat Anti Tuberkulosis Kategori 2 OAT Kat 2 Paket
Obat Anti Tuberkulosis Combipack
2 Kategori 1 Paket
3 Obat Anti Tuberkulois s Sisipan Paket
4 Obat Anti Tuberkulosis Anak Paket
7.4 Antifungi
7.4.
1 Antifungi Sistemik
1 Griseofulvin Fulcin Tablet 125 mg/5 ml
2 Ketokenazol Farmco Tablet 200mg/5ml
3 Nistatin Nstin Tablet vagina 100.000 iu
7.4.
2 Antiprotozoa
7.4.
2.1 Antiamubasis dan Antigiardiasis
1 Metronidazol Fortagl Tablet 250mg,500mg
Supositoria 500mg
7.4.
3 Antimalaria
1 Kuinin Tablet 200mg
2 Primaquin Tablet 15mg
7.5 Anti Virus
7.5.
1 Anti Herpes
1 Asiklovir Tablet 200mg,400mg
Krim 5 mg
8 ANTI MIKROBA
8.1 Anti Elmitik Intestinal
1 Piperazine sitrat Syrup 15ml
8.2 Antibakteri
8.2.
1 Beta Laktam
Oksitetrasi
1 Oksitetrasiklin klin Hcl SalepKulit 5%
Klorampe
2 Kloramphenicol nicol 3 % Tetes Telinga 3%
3 Gentamisin Gentalex Salep Kulit 15%
8.2.
2 Golongan Aminoglikosida Cinogenta Salep 10gr
Gentamisin sulfat + Fluocinolone
1 acetonide
Kanamyci
2 Kanamicin n Injeksi 1000mg
8.2.
3 Golongan Kuinolon
1 Levofloksasin Difloxin Tablet 500mg
2 Ofloksasin Danaflox Tablet 200mg,400mg
8.3 Antifungi
1 Metronidazol+Nistatin Flagistatn Ovula 500mg+
100000ui
8.4 Anti Malaria
Kloroquin Fosfat Tablet
8.5 Anti Virus
1 Acclovir Acclovir Krim 5%
OBAT YANG MEMPENGARUHI
9 DARAH
Obat yang mempengaruhi
9.1 koagulasi
Phtomena
1 Fitomenadion ( Vitamin K1) dion Tablet 10mg
Injeksi 2mg/ml
9.2 Antianemia
1 Asam Folat Folavit Tablet 0,4mg,1 mg
Lkomb: Ferro sulfat 200mg+Asam Tablet Ibu
2 folat Hamil Tablet
Cyanocob
3 Sianokobalamine ( Vitamin B12 ) alamin Tablet 50mg
Injeksi 500mcg/ml
ANTI HISTAMIN DAN ANTI
10 ALERGI
1 Cetrizin Histrin Tablet 10 mg
Srup 10mg/5ml
2 Deksametason Dexa M Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml
3 Klorfeniramini maleat ( CTM ) Cohistan Tablet 4mg
4 Loratadine Alloris Tablet 10mg
11 OKSITOSIN
1 Metilergometrin Methergin Tablet 0,125mg
Injeksi 0,2mg/ml
HORMON,OBAT ENDOKRIN LAIN
12 DAN
KONSTIPASI
12.1 Antidiabetik
1 Glikazid Glucodex Tablet 30mg
2 Glikuidon Glidiab Tablet 30mg
3 Glimepiride Glyzid Tablet 1mg,2mg
4 Metformin Hcl Gliformin Tablet 500mg/850mg
5 Glibenklamide Condiabet Tablet 5mg
Hormon Kelamin dan Obat yang
12.2 mempengaruhi
Fertilitas
12.2
.1 Estrogen,Progesteron,anti tiroid
1 Entinilestradiol Lynoral Tablet 30mg
2 Propitiourasil PTU Tablet 100mg
Komb:Levonorgestrel 150 mcg +
3 etinilestradiol Pil KB Tablet
KB Suntik
4 Medroksi progesteron asetat Kat I Injeksi 3ml
Medroksi progesteron KB Suntik
5 asetat+Estradiol Kat II Injeksi 1ml
12.2
.2 Kortikosteroid dan Kortikotropin
1 Prednison Pehacort Tablet 5mg
2 Metyl Prednisolon Lameson Tablet 4mg,8mg
12.2 Hormon dan Anti Hormon
.3
1 Deksametason Dexa M Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml
2 Propiltiourasil PTU Tablet 100mg
12.2
.4 Kotrasepsi
1 Copper T Copper T Set
2 Estonogestrel Implanon Implan 68mg
3 Levonogestrel Microlut Implan 75mg (3-4 th)
Komb:Levonorgestrel 150 mcg +
4 etinilestradiol Pil KB Tablet
KB Suntik
5 Medroksi progesteron asetat Kat I Injeksi 3ml
Medroksi progesteron KB Suntik
6 asetat+Estradiol Kat II Injeksi 1ml
13 OBAT KARDIOVASKULER
13.1 Antiangina
1 Bisoprolol Hexpharm Tablet 5mg
2 Diltiazem Diltiazem Tablet 30mg
5mg,10mg,20
4 Isosorbid dinitrat Farsorbid Tablet mg
Kandesart
5 Kandesartan an tablet 8mg,16mg
13.2 Antiaritmia
1 Digoksin Fargoxin Tablet 0,25mg
2 Propanolol Farmadral Tablet 10mg
13.3 Anti Hipertensi
13.3
.1 Golongan ACE Inhibitor
1 Kaptopril Kaptopril Tablet 12,5mg,25mg
Kandesart
2 Kandesartan an tablet 8mg,16mg
3 Nipedipine Nifedipin Tablet 10mg
4 Valsartan Valsartan Tablet 80mg,160mg
13.3
.2 Golongan Beta Blocker
1 Propanolol Farmadral Tablet 10mg
13.3 Golongan Calsium Channel
.3 Blocker
1 Amlodipin Basilat Actapin Tablet 5mg'10mg
2 Hidroklorotiazide HCT Tablet 25mg
13.3
.4 Golongan Alpha Blocker
13.3 Golongan Anglotensin II
.5 Antiginist
1 Valsartan Valsartan Tablet 80mg,160mg
13.3
.6 Anti Trombotik
Asetosal,
1 Asam asetyl salisilat Aspilets Tablet 80mg,100mg
13.3
.7 Penurun Kolesterol
1 Gemfibrozil Mersikol Kapsul 300mg,600mg
2 Simvastatin Lesvatin Tablet 10mg,20mg
13.5 Anti Agregasi Platelet
Asetosal,
1 Asam asetyl salisilat Aspilets Tablet 80mg,100mg
14 OBAT UNTUK MATA
14.1 Sistemik
14.2 Topikal
1 Gentamisin Ikagen Tetes mata
Salep mata
14.3 Anti Mikroba
1 Kloramfenicol Reco Tetes mata 0,5%
Salep mata 1%
15 OBAT UNTUK SALURAN CERNA
15.1 Anti ulkus
Antasida komb: Al hidroksida
1 200mg + Mg Magalat Tablet
hidroksida 200mg Suspensi
Lansopraz
2 Lansoprazole ole Kapsul
3 Omeprazol Pumpitor Kapsul 20mg,30mg
4 Ranitidine Ranin Tablet 150mg
Koloidal
5 Al(OH),Mg(OH),Simethicone Dexanta tablet
Suspensi
15.2 Anti emetik
Domperid
1 Domperidone one Tablet 10mg
Syrup 5mg/5ml
2 Klorpromazine Klorproma Tablet 25mg'100mg
zine
3 Metoklorperamide Primperan Tabler 5mg,10mg
Herba
4 Herba Vomitz Vomitz Tablet
15.3 Anti spasmodik
1 Papaverin Papaverin Tablet 40mg
15.4 Obat untuk Diare
Neo
Diatabs,P
1 Attapulgit ularex Tablet
2 Garam Oralit Parolit Serbuk
Loperamid
3 Loperamide e Tablet 2mg/ml
Zinc, Zinc
4 Zink kids Tablet 20mg
Syrup 10mg/5ml
16 LAKSATIF
1 Bisokodil Dulcolax Tablet 10mg
Supositoria 5mg
UTEROTONIK DAN RELAKSAN
17 UTERUS
17.1 Uterotonik
1 Metilergometrin maleat Methergin Tablet 0,125 mg
Injeksi 0,2mg/ml
18 OBAT UNTUK SALURAN NAPAS
18.1 Anti Asma
1 Aminofilin Aminofilin Tablet 200mg
2 Deksametason Dexa M Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml
Efedrin
3 Efedrin HCl HCl Tablet 25mg
4 Metilprednisolone Lameson Tablet 4mg
Ventolin
5 Salbutamol Nebu Nebu Tube 2,5ml
6 Salbutamol serbuk inh ( rotahaler) Ventolin Rotahaler 5ml
7 Salbutamol Ventolin Tablet 2mg,4mg
18.2 Mukolitik
1 Ambroxol Efexol Tablet 30mg
Syrup 15gr/5ml
2 Acetyl Sisteine Actifed Kapsul 200mg
3 Gliseril guaiacolat Gliseril Tablet 100mg
guaiacolat
Parasetamol 200mg+salisilamida
4 200mg+ Lacoldin Tablet
kafein 50mg+ctm 1 mg
Parasetamol + Febil Propanolamine Fludane
5 HCl+CTM plus Tablet
Guaifenesin,ekstrak thyme, ekstra
6 primulae Silex Syrup 100 ml
ekstra althaea, eucalyptus
7 Pseudoefedrin+Loratadin Rhinos SR Kapsul
18.3 Antitusif
1 Kodein Kodipront Kapsul 10mg
Dekstrom
2 Dekstrometorphan etorphan Tablet 0,5mg
Syrup
Parasetamol 120mg,
3 dektrometorphan Hbr 10mg Noza Tablet
CTM 1mg, Fenilpropanolamine Hcl
10mg
Obat untuk Penyakit Paru
18.4 Obstruksi kronis
OBAT UNTUK TELINGA,
19 HIDUNG,
TENGGOROKAN
Flamdiomcin sulfate=GRAMICIN FG
1 SHCl Throces Tablet
Fenol
2 Fenol Glyserol Glyserol Cairan 10%
Hiidrogen
3 Hiidrogen peroksida peroksida Cairan 3%
4 Kloramphenicol Reco Tetes Telinga 3%
5 Oksimetazolin Iliadyn Tetes Hidung
20 ANTI HAEMOROID
Antihaemo
1 Antihaemoroid kombinasi roid Supositoria 150mg
Hemoroga
2 Hemorogard rd Kapsul
21 OBAT UNTUK GIGI DAN MULUT
Antiseptik dan bahan untuk
21.1 perawatan
saluran akar gigi
1 Eugenol Eugenol Cairan
Kalsium
2 Kalsium Hidroksida Hidroksida Bubuk, pasta
3 Klorfrnol Kamper Mentol (CHKM) CHKM Cairan
21.2 Obat untuk Pencegahan Karies
1 Flour Flour Tablet
21.3 Bahan Tumpat
1 Bahab Tumpatan Sementara Fletcher Larutan,serbuk
Glass
Glass Ionomer ART ( Atraumatik Ionomer Serbuk,
2 Restorative ART larutan,
cocoa butter 5
Threatment) gr
3 Komposit Resin Set
21.4 Preparat lainnya
Anestetik lokal gigi komb: Lidocain
1 2% Pehacain Injeksi 2ml
efineprin 1:80.000
2 Aquadest Aquadest Cairan 500ml
Artikulatin
3 Artikulating Paper g Paper Kertas
Etil
4 Etil chlorida chlorida Spray 100ml
5 Komb:Triamsinolon astenoid+ Pasta
dementiklortetrasiklin
6 Lidocain Lidocain Injeksi 2%
7 Pasta Devitalisasi ( Non arsen ) Pasta
8 Surgical ginggival pack Pasta
9 Etching 5ml
1
0 Mummiying Pasta
1
1 Solare A2,A3
1
2 Trikresol Formalin ( TKF )
1
3 Celluloid strip
1
4 Spongostan
1 Semen seng dosfat serbuk dan
5 cairan Serbuk,cairan
1
6 Temporar stoping Fletcher Serbuk,cairan
ANTI DOTUM DAN OBAT LAIN
22 UNTUK
KERACUNAN
1 Natrium Bicarbonat Melor Tablet 500mg
2 Karbo Adsorben Norit Tablet 500mg
23 ANTI EPILEPSI
Stesolid,V
1 Diazepam alium Tablet 2mg,5mg
Injeksi 5mg/ml
rectal
Supositoria 5mg/tube
2 Fenobarbital Sibital Tablet 30mg,100mg
3 Karbamazepin Tegretol Tablet 200mg
24 ANTI PARKINSON/ DEMENTIA
triheksifeni
1 Triheksifenidil dil Tablet 2mg,5mg
25 ANTI SEPTIK DAN DESIFEKTAN
25.1 Anti Septik
Larutan
1 Polikkresulen Albotl konsentrat 360mg/10ml
Hidrogen
2 Hidrogen Peroksida Peroksida Cairan 3%
3 Povidon Iodida Betadine Cairan
25.2 Desinfektan
1 Lisol Lisol Cairan 50%
2 Etanol Etanol Cairan 70%
LARUTAN ELEKTROLIT,NUTRISI
26 DLL
26.1 Oral
Komb: NaCl 0,52 gr, KCl 0,30 gr,
1 trinatrium sitrat Oralit Serbuk
dihidrat 0,58gr,glukosa anhidrat 2,7
gr
Natrium
2 Natrium Bicarbonat Bikarbonat Tablet 500mg
3 Zinc Zink kit Tablet 20mg
Syrup 10mg/5ml
26.2 Paranteral
1 Natrium Clorida Natrium Infus 0,9%
Clorida
Ringer
2 Ringer Asetat Lactat Infus
3 Glucosa larutan infus Dextrose Infus 5%
4 Glucosa larutan infus Dextrose Infus 10%
OBAT UNTUK MEMPENGARUHI
27 SISTEM
IMUN
27.1 Serum dan Imunoglobin
1 Hepatitis B Imunoglobin Injeksi 150iu/1,5ml
220iu/ml
2 Human Tetanus Imunoglobin Injeksi 250iu,500iu
3 Serum Antidifteri (ADS) Injeksi 10.000iu/ml
20.000iu/ml
4 Serum Antitetanus ( ATS ) Injeksi 1500iu/ml
27.2 Vaksin
1 Vaksin BCG
2 Vaksin Campak
3 Vaksin DPT + Hepatitis B
4 Vaksin Jerap difteri tetanus
5 Vaksin Polio
NO NAMA KETERANGAN
1 Aloeina botol
2 Albumas 500 mg kapsul
3 Andrografis herbs botol
4 Arthricaps botol
5 Bioimune 60 ml botol
6 Biokholestat botol
7 Carlic Herbs botol
8 Enkasari kumur botol
9 Gastri caps botol
10 Gen-C botol
11 Guraherbs 60 ml botol
12 Herba Vomitz tablet
13 Hemorogard kapsul
14 Imboost tablet
15 Jamsi 100 ml botol
16 Momordicae folium botol
17 Morindae herbs botol
18 Nigella extract botol
19 Nurvitra botol
20 Netemp kapsul
21 Neu pro uric kapsul
22 Ocugard kapsul
23 OB Hepa botol
24 Prolipid kapsul
25 Phtrogen box
26 Propolis Nano botol
27 Pure hone botol
28 Silex srup botol
29 Tensigard kotak
30 Vincoblast botol
3. Pelayanan Rekam Medis
Pengelolaan Rekam Medis dan Prosedur akses petugas terhadap informasi medis
1. Hak untuk mengakses informasi data rekam medis mempertimbangkan tingkat kerahasiaan,
keamanan informasi dan adanya pembatasan akses kepada petugas mapun mahasiswa PKL. Jika
menggunakan akses IT harus sesuai level manajerial maupun tugas dalam pelayanan.
2. Keharusan setiap pasien mempunyai satu rekam medis dan metode identifikasi pasien yang
relatif tidak berubah.
3. Seperti nama lengkap minimal 2 suku kata, tanggal lahir, alamat, nomor bpjs/kk
4. Pengelolaan rekam medis berisi tentang pengkodean penyimpanan dan dokumentasi untuk
memudahkan petugas menemukan rekam medis pasien dalam waktu yang cepat maupun utk
mencatat pelayanan yang diberikan kepada pasien
5. Penyimpanan berkas rekam medis dengan masa retensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Ketentuan isi rekam medis meliputi Diagnosis, terapi, hasil pengobatan dan kontinuitas asuhan
perawatan yang diberikan.
7. Privasi dan kerahasiaan data rekam medis serta informasi wajib dijaga terutama informasi yang
sensitif.
STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI
BERDASARKAN ICD 10
DIAGNOSA
3. Laboratorium Hb Haemoglobin
BTA Bakteri Tahan Asam
Golda Golongan Darah
GDS Gula Darah Sewaktu
HCG test Human Chorionic Gonadotropin
Tg Trigliserid
HbsAg Hepatitis B antigen
OT SGOT
PT SGPT
CT Clooting time
BT Blooding time
A.U Asam Urat
Mal Malaria
LED Laju Endap Darah
UR Urin Rutin
DR Darah Rutin
4. Farmasi
PCT parasetamol
GV Gentian Violet
TM Tetes Mata
SM Salep Mata
SK Salep Kulit
PK Kalium Permanganat
Dexa Dexamethason
MpPulv Dibuat Dalam Sediaan Puyer
AC Ante Cunam (sebelum Makan)
PC Post Coenum (Sesudah Makan)
Syr Syrup
Supp Supositoria
Vag tab Vaginal tablet
Dtd Dalam Tiap Dosis
Gtt Tetes
ISDN Isosorbid Dinitrat
Bicnat Bicarbonat Natrikus
THP Tri HexilPenidil
HPD Halloperidol
IM Intra Muskular
IC Intra Cutan
IV Intra Venous
SL Sub Lingual
DAFTAR TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP REKAM MEDIS
NO TENAGA KESEHATAN
1 Medis Dokter
Dokter gigi
2 Keperawatan Bidan
Perawat
3 Farmasi Apoteker
Asisten Apoteker
4 Kesehatan masyarakat Sanitarian
Penyuluh kesehatan
5 Gizi Nutrisionis
6 Laboratorium Analisis
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan
dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis,
mutu pelayanan Puskesmas tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan Puskesmas adalah
pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistimatik untuk memantau
dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman
yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan
Kejadian Potensial Cedera.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan
sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya
dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja
dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada
di lingkungan tempat kerjanya.
Pelaksanaan rencana K3 di Puskesmas meliputi:
a. Manajemen risiko K3 Puskesmas;
b. Keselamatan dan keamanan di Puskesmas;
c. Pelayanan Kesehatan Kerja;
d. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
f. Pengelolaan prasarana Puskesmas dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
g. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan
h. Kesiap siagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana. Manajemen risiko K3
Puskesmas harus dilakukan secara menyeluruh yang meliputi:
a. persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan
dikelola risikonya;
b. identifikasi bahaya potensial;
c. analisis risiko;
d. evaluasi risiko;
e. pengendalian risiko;
f. komunikasi dan konsultasi; dan
g. pemantauan dan telaah ulang.
d. Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan
analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan. Pada tahapan ini, tingkat risiko yang telah
diukur pada tahapan sebelumnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu,
metode pengendalian yang telah diterapkan dalam menghilangkan/meminimalkan risiko dinilai
kembali, apakah telah bekerja secara efektif seperti yang diharapkan. Dalam tahapan ini juga
diperlukan untuk membuat keputusan apakah perlu untuk menerapkan metode pengendalian
tambahan untuk mencapai standard atau tingkat risiko yang dapat diterima. Sebuah program evaluasi
risiko sebaiknya mencakup beberapa elemen sebagai berikut:
1. Inspeksi periodik serta monitoring aspek keselamatan dan higiene industri
2. Wawancara nonformal dengan pekerja
3. Pemeriksaan kesehatan
4. Pengukuran pada area lingkungan kerja
5. Pengukuran sampel personal
6. Hasil evaluasi risiko diantaranya adalah:
7. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
8. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi
9. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun
parameter lainnya.
10. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
e. Pengendalian Risiko
Prinsip pengendalian risiko meliputi 5 hierarki, yaitu:
1) Menghilangkan bahaya (eliminasi)
2) Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih
rendah/tidak ada (substitusi)
3) Rekayasa engineering/pengendalian secara teknik
4) Pengendalian secara administrasi
5) Alat Pelindung Diri (APD).
Beberapa contoh pengendalian risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas :
1) Containment, yaitu mencegah pajanan dengan:
a. Desain tempat kerja
b. Peralatan safety (biosafety cabinet, peralatan centrifugal)
c. Cara kerja
d. Dekontaminasi
e. Penanganan limbah dan spill management
2) Biosafety Program Management, support dari pimpinan puncak yaitu Program support,
biosafety spesialist, institutional biosafety committee, biosafety manual, OH program,
Information & Education
3) Compliance Assessment, meliputi audit, annual review, incident dan accident statistics.
Safety Inspection dan Audit meliputi :
a. Kebutuhan (jenisnya) ditentukan berdasarkan karakteristik pekerjaan (potensi bahaya dan
risiko)
b. Dilakukan berdasarkan dan berperan sebagai upaya pemenuhan standar tertentu
c. Dilaksanakan dengan bantuan cheklist (daftar periksa) yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan jenis kedua program tersebut
4) Investigasi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
a. Upaya penyelidikan dan pelaporan KAK dan PAK di tempat kerja
b. Disertai analisis penyebab, kerugian KAK, PAK dan tindakan pencegahan serta
pengendalian KAK, PAK
c. Menggunakan pendekatan metode analisis KAK dan PAK.
5) Fire Prevention Program
a. Risiko keselamatan yang paling besar & banyak ditemui pada hampir seluruh
jenis kegiatan kerja, adalah bahaya dan risiko kebakaran
b. Dikembangkan berdasarkan karakteristik potensi bahaya & risiko kebakaran
yang ada di setiap jenis kegiatan kerja
6) Emergency Response Preparedness
a. Antisipasi keadaan darurat, dengan mencegah meluasnya dampak dan
kerugian
b. Keadaan darurat: kebakaran, ledakan, tumpahan, gempa, social cheos,bomb
treat dll
c. Harus didukung oleh: kesiapan sumber daya manusia, sarana dan peralatan, prosedur
dan sosialisasi
7) Program K3 lainnya
Pemindahan Risiko (Risk transfer)
Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/bagian lain melalui
jalur hukum, perjanjian/kontrak, asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu pada
pemindahan risiko fisik & bagiannya ke tempat lain.
Pedoman Ini ini digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pelayanan klinis yang ada di
puskesmas Kampus, diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kinerja dalam pemberi acuan kerja