Anda di halaman 1dari 10

Last Night Material :

Polimer sintetis yaitu polimer buatan, Polimer sintetis adalah polimer yang tidak terdapat di
alam, tetapi disintesis dari monomer-monomernya dalam reaktor. polimer ini dibuat oleh
manusia meliputi semua jenis plastik, karet sintetis, dan serat sintetis. Contoh polimer sintetis
adalah plastik polietilena, PVC, polipropilena, teflon, karet neoprena, karet SBR, nilon, dan
tetoron. Sebagian besar polimer sintetis dibuat melalui polimerisasi adisi. Namun, ada juga yang
terbuat dari polimerisasi kondensasi. Polimer sintetik adalah jenis polimer yang dibuat melalui
polimerisasi monomer. Penggunaan komersial dari polimer sintesik dilakukan pertama kali pada
damar yang mengandung fenol formaldehida.

Penemuan polimer diawali pada tahun 1900-an oleh kimiawan berkebangsaan Belgia
yaitu Leo Hendrik Baekeland. Ia menemukan salah satu jenis polimer sintetik yang disebut
bakelit. Jenis polimer sintetik yang lainnya ialah polietilena, polipropilena, polivinil klorida, dan
nilon. Pembuatan polimer sintetik dilakukan dengan polimerisasi secara kondensasi maupun
adisi. Jenis polimer sintetik dapat ditemukan pada berbagai bahan pembuatan perabotan rumah
tangga, seragam sekolah, perangkat komputer, telepon, kabel, mainan anak-anak, pembungkus
makanan, dan katup jantung buatan

Polimer sintetis adalah polimer yang tidak terdapat dialam dan halus dibuat oleh manusia
terlebih dahulu. Polimer ini kebanyakan digunakan untuk berbagai macamm keperluan baik
dalam rumah tangga, industri ataupun untuk mainan anak-anak

Sebagian besar polimer sintetis dibuat melalui polimerisasi adisi. Namun, ada juga yang
terbuat dari polimerisasi kondensasi. Neoprena merupakan contoh polimer sintetis yang dibuat
dari reaksi polimerisasi adisi 2-kloro-1, 3 butadiena. Adapun polimer sintetis yang dibuat melalui
reaksi polimerisasi kondensasi umumnya berupa serat sintetis, misalnya nilon dan dakron.
Polimer sintetis merupakan hasil sintesis senyawa-senyawa organik di mana molekul-molekul
yang berupa monomer bergabung membentuk rantai panjang melalui ikatan kovalen.

Sintesis Polimer Polimer yang disintesis terdiri dari PBM, yang mengandung molekul
cetakan (analit) pada komposisinya, dan NPBM yang tidak mengandung molekul catakan pada
komposisinya. Polimer berhasil disintesis dengan komposisi seperti yang tertera pada
metodologi. Molekul analit dilarutkan terlebih dulu, dengan bantuan stirrer selama 4 menit,
sampai larut sempurna. Selanjutnya monomer fungsional dan pengikat silang ditambahkan
bersamaan, dihomogenkan kembali dengan stirrer. Inisiator ditambahkan terakhir, diikuti dengan
dialirkan gas nitrogen selama ± 4 menit untuk mengusir oksigen. Lalu larutan polimer
dimasukkan ke dalam oven selama 5 jam, pada suhu 55-70˚C. Pelarut yang digunakan adalah
pelarut tunggal, DMSO, tanpa komposisi pelarut. Hal ini disebabkan karena pembentukan MIP
dipengaruhi oleh kepolaran dan penyebaran pelarut. Karena itu sebaran yang homogen dari
pelarut menjadi perhatian dalam pemilihan pelarut. Pemilihan pelarut yang tepat akan
menghasilkan interaksi antara pelarut, analit dan monomer fungsional seperti yang diinginkan
[8]. NPBM hasil sintesa berwarna putih, sedangkan PBM hasil sintesa berwarna kuning tua.

Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan adalah
kapas, wol, dan damar. Sementara itu, polimer sintetis mulai dikenal pada tahun 1925. Setelah
Staudinger mengemukakan hipotesisnya tentang makromolekul dan mendapat hadiah Nobel
pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintetis
yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik
polietilena untuk botol susu, dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.

Polimer sintetis, juga dikenal sebagai plastik, telah memainkan peran yang signifikan
dalam sejarah manusia modern. Berikut adalah tinjauan singkat tentang sejarah polimer sintetis:

Abad ke-19: Pada abad ke-19, beberapa penemuan penting dilakukan yang membuka jalan bagi
perkembangan polimer sintetis. Pada tahun 1839, Charles Goodyear menemukan proses
vulkanisasi untuk mengolah karet alam menjadi bahan yang lebih tahan lama. Penemuan ini
menjadi landasan bagi pengembangan karet sintetis di masa depan.

Awal abad ke-20: Pada awal abad ke-20, industri polimer sintetis mulai berkembang pesat. Pada
tahun 1907, Leo Baekeland berhasil menciptakan fenol formaldehida, yang dikenal sebagai
bakelite. Bakelite merupakan polimer sintetis pertama yang diproduksi secara massal dan
menjadi bahan dasar untuk berbagai produk, termasuk peralatan listrik, telepon, dan perhiasan.
Perang Dunia II: Perkembangan polimer sintetis semakin meningkat selama Perang Dunia II.
Dalam upaya untuk menggantikan sumber daya yang langka dan mengurangi ketergantungan
pada negara lain, penelitian intensif dilakukan untuk menghasilkan polimer sintetis yang baru.
Pada masa ini, polimer seperti polietilena, polistirena, dan nylon ditemukan dan digunakan
dalam berbagai aplikasi, termasuk perlengkapan militer, peralatan rumah tangga, dan tekstil.

Pasca Perang Dunia II: Setelah Perang Dunia II, industri polimer sintetis terus berkembang
dengan pesat. Inovasi terus dilakukan dalam bidang polimer sintetis, termasuk pengembangan
polietilen tereftalat (PET) untuk botol plastik, polipropilena (PP) untuk kemasan, dan polivinil
klorida (PVC) untuk pipa dan bahan konstruksi.

Era Modern: Sejak tahun 1970-an hingga saat ini, polimer sintetis terus mengalami inovasi dan
pengembangan. Berbagai jenis polimer sintetis baru telah ditemukan, seperti polikarbonat,
poliuretan, dan polimer fluor. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk mengembangkan polimer
yang ramah lingkungan dan dapat terurai secara alami, seperti polimer berbasis polilaktida
(PLA).

Seiring berjalannya waktu, polimer sintetis telah mengubah berbagai aspek kehidupan kita.
Mereka digunakan dalam industri otomotif, elektronik, kemasan, peralatan medis, tekstil, dan
banyak lagi. Namun, polimer sintetis juga menghadapi tantangan dalam hal dampak lingkungan
dan pengelolaan limbah. Oleh karena itu, penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan
polimer yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan

Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul molekul kecil yang
saling berikatan. Polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar, yaitu sekitar 500 - 10.000 kali
berat molekul unit ulangnya. Istilah polimer berasal dari bahasa yunani, polys = banyak dan meros =
bagian, yang berarti banyak bagian atau banyak monomer. Polimer merupakan molekul besar
(makromolekul) yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit
ulang pada polimer, biasanya ekivalen dengan monomer, yaitu bahan dasar polimer tersebut
(Billmeyer,1971). Pada umumnya, polimer merupakan senyawa kimia organik yang didasarkan pada
karbon, hidrogen, dan unsur bukan logam (O, N, dan Si). Polimer alam memiliki rantai karbon utama
berupa rantai karbon (C). Umumnya, polimer memiliki struktur molekul yang sangat besar. Penggunaan
polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, plastik merupakan
salah satu contohnya. Material plastik banyak digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan,
transparan, tahan air, serta harganya yang relatif murah. Plastik yang digunakan saat ini merupakan
polimer sintetik, terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di
lingkungan. Ketidakmampuan mikroorganisme untuk menguraikan material ini, menimbulkan masalah
sampah. Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang sangat serius.
Polistiren merupakan salah satu jenis polimer sintetik yang banyak digunakan sebagai bahan insulator
listrik, pembungkus makanan, styrofoam, dan mainan anak. Polistiren mengandung monomer stiren
yang murah dan mudah didapat akan tetapi polistiren sulit terdegradasi oleh mikroorganisme di alam.
Oleh karena itu, perl dilakukan modifikasi terhadap polimer sintetik agar diperoleh polimer yang dapat
terdegradasi. Istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri
dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer
alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Begitu juga kertas yang dibuat
dari selulosa, yaitu sebuah polisakarida yang terbentuk secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan.
Biopolimer seperti protein dan asam nukleat juga memainkan peranan penting dalam proses biokimia.
Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada suatu aplikasi dalam kaitannya untuk
menggantikan peran polimer sintetis yang cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Hewan laut
terutama yang termasuk ke dalam golongan crustacea seperti kepiting dan udang, merupakan salah satu
dari berbagai jenis organisme yang bermanfaat sebagai polimer alam. Telah ditemukan bahwa kulit dari
hewan jenis ini sebagian besar tersusun dari suatu jenis polimer golongan polisakarida yang dikenal
dengan nama kitin. Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang terdapat pada rantai,
umumnya dikenal sebagai derajat polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu polimer berbedabeda.
Oleh karena itu, berat molekul suatu polimer tidak dapat ditentukan secara pasti. Berat molekul polimer
biasanya diambil berdasarkan berat molekul rata-rata ( Mw ) atau berat molekul ratarata jumlah ( Mn ).
Berat molekul dari polimer yang biasa digunakan sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000
sampai 1.000.000 (Billmeyer,1971). Polimer dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam
(seperti pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polietilena (PE), nilon, poli vinil klorida
(PVC), polikarbonat (PC), polistirena (PS), dan karet silicon). Bahan-bahan ini biasanya memiliki
kepadatan rendah, sedangkan karakteristik mekanik mereka umumnya berbeda dengan logam dan
bahan keramik)

Kegunaan
Pembuatan permen karet

Permen karet dapat dibuat dengan bahan baku berupa terpena resin dari polimer sintetik dan
polimer alam. Pembuatan permen karet menggunakan terpena resin dengan resin alami
dengan nomor CAS 9003-74-1 dan resin sintetis.

Pembuatan plastik busa

Plastik busa adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari polistirena yang termasuk bahan
polimer sintetis. Penemuan polistirena terjadi sekitar tahun 1930 pada sumber daya
alam berupa petroleum. Polistirena dibuat melalu polimerisasi adisi dengan tekanan
menggunakan proses peniupan. Stirena berbentuk cairan yang tidak berwarna dan
menyerupai minyak dengan bau seperti benzena. Keunggulan plastik busa adalah sangat ringan,
bentuknya kaku, tembus cahaya dan murah. Kelemahannya adalah cepat rapuh.

Karet alami

Karet alami terbuat dari polidimetilsiloksana yang termasuk dalam bahan polimer sintetis.


Penggunaan karet alami dibagi berdasarkan suhu pemakaiannya, yaitu karet
alami vulkanisasi suhu tinggi dan karet alami vulkanisasi suhu kamar. Suhu pemakaian karet
alami pada vulkanisasi suhu tinggi adalah 55 oC sampai 200 oC dan digunakan
sebagai isolator kabel dan bahan isolator tegangan tinggi. Sedangkan karet alami vulkanisasi
suhu kamar digunakan pada suhu 25 oC sampai 200 oC sebagai bahan untuk melapisi
isolator keramik.

Pengembangan ilmu membran

Ilmu tentang membran belum memiliki banyak penerapan praktis sebelum tahun 1950.


Peningkatan penerapan ilmu membran terjadi setelah adanya kemajuan dalam kimia polimer.
Pembuatan polimer sintesis menyediakan membran baru dengan sifat pembawaan tertentu.
Selain itu, dihasilkan polimer dengan stabilitas mekanik dan termal yang sangat baik. Polimer
kemudian dijadikan sebagai fokus utama dari pembuatan bunga dan produk industri yang
berbasis membran. Membran sintetis akhirnya dapat terbentuk melalui polimer sintetis
berjenis poliamida, poliakrilonitril, polisulfon, atau polietilen.

Dampak negatif penggunaan polimer sintesis: Mencemari lingkungan karena sulit


diurai.Ikatan kimia pada polimer sintesissangat kuat, sehingga polimer sulit diuraikan. Akibatnya
sampah sisa plastik dapat terus mencemari lingkungan, dan menyebabkan matinya hewan yang
memakan sampah ini. polimer sintetis dapat menyebabkan pencemaran udara karena polimer
sintesis tidak bisa membusuk, atau jika terurai pun butuh waktu yg sangat lama, bisa ribuan
tahun.

Beberapa keistimewaan dari polimer sehingga banyak digunakan sebagai bahan material
dalam kehidupan sehari-hari adalahkuat, ringan, stabil secara kimia, isolator yang baik, mudah
dibentuk, dan harganya relatif murah. Polimer merupakan makromolekul yang tersusun dari
monomer-monomer yang berulang. Polimer memiliki sifat elastis sehingga tidak mudah rusak.
Bersifat isolator atau tahan panas serta listrik. Tahan terhadap korosi tidak seperti bahan logam.
Gaya antarmolekul yang ada pada strukturnya membuatnya lebih kuat dan sulit meleleh (kecuali
rantai memiliki banyak cabang).  keuntungannya banyak digunakan sebagai bahan pembuat
aneka plastik. Kerugiannya sukar terurai dan menghasilkan gas beracun bila dibakar.

Polimer sintetis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak ada di alam dan harus
dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian
terhadap strukturmolekul alami untuk mengembangkan polimer sintetis. Dari hasil penelitian ini,
polimer sintetis yang dihasilkan dapat direkayasa sesuai dengan sifat-sifatnya, seperti suhu tinggi
rendahnya titik leleh, elastisitas dan kekakuan, serta ketahanan terhadap zat kimia. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan polimer sintetis yang berkinerja seperti yang diharapkan

Polimer sintetis dikembangkan untuk tujuan komersial, seperti membentuk serat untuk
benang tekstil dan memproduksi ban elastis. Para ahli kimia kini telah berhasil mengembangkan
ratusan jenis polimer sintetis untuk tujuan yang lebih luas.

Polimer Sintetis Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis.
Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis
yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul
sederhana (monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan baku kimia disebut
polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan nylon.
Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk
rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.

Polimer sintesis telah dikembangkan dalam dunia industri guna kepentingan komersil.
Contohnya pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastis terhadap jalan
raya.,Saat ini plastik telah digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari skala
industri hingga skala rumah tangga, dengan mudah ditemukan peralatan - peralatan yang
berbahan dasar plastik. Pada industri misalnya, plastik dapat ditemukan sebagai casing yang
melapisi peralatan - peralatan yang digunakan industri tersebut. Plastik lebih mudah lagi
ditemukan dirumah tangga mulai dari botol, ember, peralatan makan, sampai peralatan
kebersihan. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain
untuk meningkatkan performa atau nilai ekonomi dari polimer itu sendiri. Plastik dapat dibentuk
menjadi film atau fiber sintetik, merupakan material berbahan dasar polimer yang digabungkan
dengan satu atau lebih zat aditif dengan berat molekul berkisar antara 10.000 sampai 100.000.
Zat aditif merupakan bahan non plastik yang diperlukan untuk memperbaiki sifatsifat plastik itu
sendiri berupa zat- zat dengan berat molekul rendah yang berfungsi sebagai pewarna, anti lekat,
anti oksidan dan lain-lain. Semua plastik adalah polimer sedangkan polimer belum tentu plastik
(Bill Mayer, 1997).

Plastik didesain dengan variasi yang beragam, seperti plastik yang tahan panas, plastik
yang keras, atau plastik yang lentur dengan tampilan aneka warna sehingga jika digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan
plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri maupun untuk memenuhi kebutuhan
kemasan. Unsur – unsur yang banyak ditemukan dalam plastik adalah C, H, N, O, Cl, F dan Br.
Jika berdiri sendiri sebagian dari unsur tersebut berbahaya, akan tetapi saat bercampur
membentuk polimer organik
Berikut ini adalah tabel beberapa contoh polimer sintetis:

Polimer Monomer Polimerisas Terdapat pada


i
Polietena Etena Adisi Plastik, kabel, kantung
PVC Vinil klorida Adisi Kabel listrik, pelapis lantai, pipa pralon
Polipropena Propena Adisi Botol plastik, karung, tali
Teflon Tetrafluro Adisi Panci anti lengket, wajan
etena
Polibutadien Butadiena Adisi Ban mobil, motor
a
Nilon Asam adipat Kondensasi Tekstil
dan
heksametilen
diamin
Dakron Metal Kondensasi Wol sintetis, tekstil, kain, pita rekam
terftalat dan magnetik
etilen glikol
Polivinil Vinil Adisi Bak air
alkohol alkohol

. . Penggunaan komersial dari polimer sintesik dilakukan pertama kali pada damar yang


mengandung fenol formaldehida. Penemuan polimer diawali pada tahun 1900-an
oleh kimiawan berkebangsaan Belgia yaitu Leo Hendrik Baekeland. Ia menemukan salah satu
jenis polimer sintetik yang disebut bakelit. Jenis polimer sintetik yang lainnya
ialah polietilena, polipropilena, polivinil klorida, dan nilon. Pembuatan polimer sintetik
dilakukan dengan polimerisasi secara kondensasi maupun adisi.  Jenis polimer sintetik dapat
ditemukan pada berbagai bahan pembuatan perabotan rumah tangga, seragam
sekolah, perangkat komputer, telepon, kabel, mainan anak-anak, pembungkus makanan,
dan katup jantung buatan.
A. Sejarah Perkembangan Polimer

Polimer sebenarnya sudah ada dan digunakan manusia sejak berabad-abad yang lalu.
Polimer-polimer yang sudah digunakan itu adalah jenis polimer alam seperti selulosa, pati,
protein, wol, dan karet. Istilah polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan dari Swedia,
Berzelius (1833).

Berkembangnya industry polimer ini diawali katika Charles Goodyear dari Amerika
Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu berbagai modifikasi
polimer-pun mulai berkembang seperti:

Tahun 1870 Modifikasi selulosa dengan asam nitrat


Tahun 1907 Ditemukan damar fenolik
Tahun 1930 Ditemukann Poli fenol etena atau Polistirena
Tahun 1933 Ditemukan Polietena atau Polietilena di laboratorium ICI di Winnington,
Chesire
Sejak saat itu sejumlah terobosan baru banyak dilakukan untuk menciptakan berbagai
sistim polimer baru maupun pengembangan sistim polimer yang telah ada. Hasilnya yaitu produk
industry polimer yang sangat beragam seperti saat ini. Hingga pada tahun 1970 sudah terdapat
lebih dari 25 produk polimer, dan pada tahun 1980 polimer mencapai 2 juta m 3 tiap tahunnya,
melebihi produksi kayu dan baja.

B. Manfaat Polimer

Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan, seperti
kapas, wool, dan damar. Polimer sintesis dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis
makromolekul yang dikemukakan oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955,
teknologi polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk
botol susu, karet untuk ban mobil dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.

Dengan berkembangnya industri polimer, ternyata membawa dampak positif terhadap


jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan karena industri polimer menyerap banyak tenaga kerja.
Karena karkteristiknya yang unik, bahan polimer sangat disukai. Berikut karakteristik polimer:

- Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya murah
- Ringan (rasio bobot/volumnya kecil)
- Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif
- Isolator panas dan listrik yang baik
- Elastis dan plastis
- Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi

Beberapa manfaat polimer di berbagai bidang antara lain:

Bidang kedokteran Alat-alat kesehatan: thermometer, botol infus, selang


infus, jantung buatan dan alat transfuse darah
Bidang pertanian Alat mekanisasi pertanian
Bidang teknik Alat-alat ringan seperti peralatan pesawat
Bidang otomotif Alat-alat pelengkap mobil

Anda mungkin juga menyukai