Anda di halaman 1dari 5

#Tadabbur juz 3

#Takeaway
#AlBaqarah:286

َ ُ‫ ال ُي َكلِّفُ هَّللا ُ َنفسًا ِإاّل و‬Allah tidak membebani seseorang


Allah mengatakan, ‫سعها‬

َ ‫ َلها ما َك َس َبت َو َع َليها َما اك َت‬Ia


melainkan sesuai dengan kesanggupannya ‫س َبت‬
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

Maknanya, seseorang bertanggung jawab atas pilihan yang dibuatnya


sendiri, karena orang akan memanen apa yang dia tanam.

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa setiap perintah Allah, apakah itu
Takalif Kauniyyah, yakni hal-hal yang terkait urusan dunia kita, ataupun
Takalif Syar’iyah atau kewajiban-kewajiban agama, setiap ketetapan Allah
adalah sesuatu yang bisa dikerjakan oleh kita (do-able). Sebab,
kenyataannya adalah tidak ada yang mengenal kita lebih baik dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Jadi, ketika Allah memutuskan sesuatu untuk hidup
kita, atau Allah memerintahkan untuk melakukan sesuatu, maka yang
diperintahkan Allah itu tidak akan melebihi kemampuan kita. Meski demikian,
kita tetap meminta kepada Allah SWT diberikan kemudahan, kita minta
kepada Allah SWT kesehatan.

ِ ‫اَل َح ْو َل َواَل قُوَّ َة ِإاَّل ِبا‬


Karena, ‫هلل‬
tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah.
Sehingga kita memohon kepada Allah, kita berdoa kepada-Nya:
َ ‫َربَّنا ال ُتؤاخِذنا ِإن َنسينا َأو َأ‬
‫خطأنا‬
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
tersalah.”
Kita ingin menaati Allah, tetap kita juga mengetahui dengan pasti bahwa
ada saat-saat kita lupa, lalai, berbuat salah karena ignorant, karena kita
adalah khotho’uun, tempatnya salah dan lupa.

َ َّ‫َربَّنا َوال َتحمِل َع َلينا ِإصرً ا َكما َح َمل َت ُه َع َلى ال‬


‫ذين مِن َقبلِنا‬
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang
berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.”

Beban seperti apa?


Yakni kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan.
………. sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami……

Artinya, janganlah Kau berikan kami beban yang sulit, yang diwajibkan
kepada orang-orang sebelum kami, artinya jadikan agama kami dan
ketetapan-Mu mudah bagi kami.

‫َربَّنا َوال ُت َحمِّلنا ما ال طا َق َة َلنا ِب ِه‬


“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak
sanggup kami memikulnya.”

Artinya, cobaan-cobaan hidup atau perintah-perintah dalam agama, atau


beban-beban, jadikanlah mudah bagi kami Ya Rabb.

‫َواعفُ َع ّنا‬
Beri maaflah kami…
Hapus dan seka keterbatasan-keterbatasan kami, hapus
pengabaian-pengabaian kami...

‫َواغفِر َلنا‬
ampunilah kami…
Sembunyikan kesalahan-kesalahan kami…

‫ارحمنا‬
َ ‫َو‬
Rahmatilah kami…
Kasihanilah kami Ya Rabb, jangan hinakan, jangan permalukan kami di hari
Perhitungan nanti...

َ ‫َأ‬
ٰ ‫نت َم‬
‫ولىنا‬
Engkaulah Pelindung kami..
Engkau Maha Mampu melindungi dan menolong kami, dan kami hanya
mempunya Engkau tempat berpaling.

‫ِرين‬ ٰ ‫ولىنا َفانصُرنا َع َلى ال َقوم‬


َ ‫الكف‬ ِ َ ‫َأ‬
ٰ ‫نت َم‬
maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir…
Artinya, “Ya Allah, bantu kami melawan rintangan internal dari diri kami
sendiri dan rintangan-rintangan eksternal dari luar”

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa kemampuan kita terbatas, kita
lemah, sehingga perlu meminta kepada Allah untuk memberikan apa-apa
yang mampu kita pikul,

Kita belajar dari hadist, bahwa setiap kali Shahabat radhiyallahu anhum
membaca ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala merespon: qod fa’altu, qod
fa’altu, Sudah! Sudah!

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat agama ini mudah. Sebagaimana


yang Nabi SAW sampaikan,

‫ َواسْ َتعِي ُنوا ِب ْال َغ ْد َو ِة َوالرَّ ْو َح ِة َو َشىْ ٍء‬، ‫اربُوا َوَأبْشِ رُوا‬ ‫ َو َلنْ ُي َشا َّد ال ِّد َ َأ‬، ‫ين يُسْ ٌر‬
ِ ‫ َف َس ِّد ُدوا َو َق‬، ‫ين َح ٌد ِإالَّ َغ َل َب ُه‬ َ ‫ِإنَّ ال ِّد‬
‫م َِن ال ُّد ْل َج ِة‬
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang
memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal)
hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi),
bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan (didalam ketaatan
kepada Allah) dengan amal-amal kalian pada waktu kalian bersemangat
dan giat“.

Dan kita melihat ini bahwa Islam bukan agama yang sedemikian rupa
sehingga mendorong kita ke titik kehancuran atas nama ketabahan, atau
atas nama daya tahan, atau atas nama kesalehan, Tidak! Sifat hukum Islam
adalah ketika keadaan menjadi sangat sulit bagi orang-orang, hukum
memberi mereka kelonggaran, meringankan beban dari mereka.

Dalam agama Islam, jika seseorang hanya berniat melakukan kesalahan,


tidak ada dosa yang ditulis untuk mereka, sampai mereka benar-benar
melakukan dosa. Jika seseorang lupa atau dipaksa melakukan sesuatu yang
salah, mereka tidak berdosa. Jika seseorang melakukan kesalahan karena
ketidaktahuan, dan kemudian mereka bertobat, Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengampuninya.

Dan jika seseorang sedang dalam ‘usro, sedang melalui kesulitan, Allah juga
memberikan yusro, Allah berikan kemudahan.

Ayat ini membawa harapan, membawa semangat keberanian menghadapi


hidup, menjalankan agama. Kita menyatakan kebutuhan kita kepada Allah
dalam ayat ini. Kita mengekspresikan kebergantungan kepada Allah
Subhanau wa Ta’ala dalam ayat ini.

Dan juga, ayat ini adalah hadiah untuk Rasulullah Shalallahu ‘alayhi
wasallam pada saat Mi’raj. Jadi pastikan melafalkan ayat ini dalam rutinitas
harian kita, untuk mendapatkan harapan dan keberanian, senantiasa
tersambung dengan Allah, serta untuk mendapatkan
kemudahan-kemudahan yang telah Allah SWT janjikan.

3 Ramadhan 1444 H

Anda mungkin juga menyukai