Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR IMPOR PRODUK ELEKTRONIK LIFE GOOD

(LG) INCOTERM CIP DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC PADA PT.


PANTOS LOGISTIK INDONESIA CIBITUNG JAWA BARAT
Cindy Fenora1 , Waspada Tedja Bhirawa2, Budi Sumartono3, Basuki Arianto4
1,2,3,4
Program Studi Teknik Industri, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
E-mail : noramedia08@@gmail.com

Abstrak
PT. Pantos Logistik Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang freight forwarding
yang memberikan jasa ekspor, impor, penyewaan trucking, penyewaan gudang dan penyewaan kontainer.
Barang utama yang dimpor adalah finish goods LG (Life Goods) yaitu Washing Machine, Refrigerator dan
LCD LED monitor Namun dalam setiap proses dokumen impor tersebut tidak terlepas dari reject berupa
terjadinya perbedaan tanggal, terjadinya kesalahan kode barang pada saat menginput dokumen baru,
terjadinya perbedaan HS. CODE dengan jenis produk, dan delay kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui prosesimpor dan menemukan penyebab terjadinya reject dan memberikan usulan
perbaikan dalam proses impor di PT. Pantos Logistik Indonesia dengan menggunakan metode DMAIC dan
analisis 5W+1H. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan beberapa langkah
pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada
proses impor finish goods terdapat empat jenis penyebab reject yang menjadi CTQ kunci, yaitu terjadinya
perbedaan tanggal, terjadinya kesalahan kode barang pada saat menginput dokumen baru, terjadinya
perbedaan HS. CODE dengan jenis produk, dan delay kapal. Kinerja PT. Pantos Logistik Indonesia pada
bulan Januari sampai April 2021 memiliki nilai sigma 2,24. Berdasarkan diagram pareto diketahui
penyebab reject yang paling tertinggi adalah terjadinya perbedaan tanggal yaitu 43% untuk kesalahan
input kode GSI di system sebanyak 22% perbedaan HS.CODE pada jenis barang sabanyak 21%, dan untuk
delay kapal 14%. Analisis menggunakan fishbone Diagram dapat ditemukan faktor-faktor penyebab reject
adalah Man, Method, Material dan untuk improve menggunakan analisis 5W+1H (What, Who, When, Why,
Where, dan How, mencari prioritas alternatif perbaikan untuk mengurangi kegagalan proses. sehingga
setelah rencana perbaikan diterapkan pada proses impor dokumen finish goods diharapkan dapat
mencapai zero reject.

Kata kunci: DMAIC, Reject, Six sigma, CTQ, Pareto Chart, Fishbone Diagram, Analisis 5W+1.

1. LATAR BELAKANG MASALAH satu bisnis yang menyediakan layanan untuk


Dalam era perekonomian pesatnya Ekspor dan Impor barang. Dalam
perkembangan zaman tidak bisa dipungkiri PER178/PJ/2006 yang kemudian dicabut
bahwa dunia bisnis diantara pengusaha- dengan terbitnya PER70/PJ/2007 yaitu
pengusaha semakin bersaing ketat di mengacu pada Keputusan Menteri
bidangnya masing-masing, terlebih dalam Perhubungan No.KM/10 Tahun 1988 tentang
bidang jasa. Bisnis Forwarding adalah salah Jasa Pengurusan Transportasi. Berdasarkan

1
Prodi Teknik Industri Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma,Jakarta.
2
Prodi Teknik Industri Universitas Darma Persada, Jakarta.
3
Prodi Teknik Industri Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta.
4
Prodi Teknik Industri Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta.

13
SK Menhub tersebut, yang dimaksud dengan 2. LANDASAN TEORI
Jasa Freight Forwarding adalah sebagai Six Sigma Sigma () merupakan sebuah
berikut :“Usaha yang ditujukan untuk abjad Yunani yang menunjukkan standar
mewakili kepentingan pemilik barang, untuk deviasi dari suatu proses. Standar deviasi
mengurus semua kegiatan yang diperlukan mengukur variasi atau jumlah persebaran
bagi terlaksananya pengiriman dan suatu ratarata proses. Nilai sigma dapat
penerimaan barang melalui transportasi diartikan seberapa sering cacat yang mungkin
darat, laut dan udara yang dapat mencakup terjadi. Jika semakin tinggi tingkat sigma
kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, maka semakin kecil toleransi yang diberikan
pengepakan, penandaan pengukuran, pada kecacatan sehingga semakin tinggi
penimbangan, pengurusan penyelesaian kapabilitas proses, dan hal itu dikatakan
dokumen, penerbitan dokumen angkutan, semakin baik. Dalam esensinya, Six Sigma
klaim asuransi, atas pengiriman barang serta menganjurkan bahwa terdapat hubungan
penyelesaian tagihan dan biayabiaya lainnya yang kuat antara cacat produk dan produk
berkenaan dengan pengiriman barang-barang yang dihasilkan, reliability, costs, cycle time,
tersebut sampai dengan diterimanya barang inventory, schedule, dll. Bila jumlah cacat
oleh yang berhak menerimanya”. Karena yang meningkat, maka jumlah sigma akan
semakin berkembangnya kegiatan ekspor dan menurun. Dengan kata lain, dengan nilai
impor dalam suatu negara, tentu akan sigma yang lebih besar maka kualitas produk
mempengaruhi pula berkembangnya bisnis akan lebih baik. Pengertian Six Sigma
freight forwarding. PT. Pantos Logistik menurut Gaspersz, V. (2002) yang termuat
Indonesia yang beralamat di Kawasan dalam bukunya yang berjudul Pedoman
Industri MM2100 Blok G-1, Cikarang Barat, Implementasi Program Six Sigma
Bekasi 17520, Indonesia ini merupakan salah Terintegrasi dengan ISO 9001:2000,
satu perusahaan jasa yang menyediakan MBNQA dan HACPP adalah suatu visi
layanan express, trucking, warehousing, peningkatan kualitas menuju target 3,4
project cargo, Sea Fright, Air Freight, Rail kegagalan per sejuta kesempatan (DPMO)
Freight. Perusahaan ini juga memberikan untuk setiap transaksi produk (barang
pelayanan service dokumen ekspor impor. dan/atau jasa), upaya giat menuju
PT. Pantos Logistik Indonesia bekerja sama kesempurnaan (zero defect / kegagalan nol )
dengan PT LG Electronics Indonesia.
Adapun penelitian ini dilakukan pada divisi Kapabilitas Proses Kapabilitas proses
sea import dan sasaran produk yang diteliti merupakan suatu ukuran kinerja kritis yang
adalah adalah mesin cuci, lemari es (kulkas) menunjukkan proses tersebut mampu
dan LED monitor, Incoterm dari produk menghasilkan sesuai dengan spesifikasi
tersebut adalah CIP. PT. Pantos Logistik produk yang ditetapkan oleh manajemen
Indonesia sering mengalami reject dokumen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi
dalam administrasi menangani dokumen pelanggan.
impor. Berdasarkan masalah di atas penulis 2.1. Definisi DPMO (Defect per Million
membuat skripsi dengan judul “Analisis Opportunities)
Sistem dan Prosedur Impor Produk Defect Per Opportunities (DPO) merupakan
Elektronik Life Good (LG) Inconterm CIP ukuran kegagalan yang dihitung dalam
dengan Menggunakan Pendekatan DMAIC program peningkatan kualitas Six Siqma,
Pada PT. Pantos Logistik Indonesia”. yang menunjukkan banyaknya cacat atau
kegagalan per satu kesempatan, dan dihitung
dengan formula: Banyaknya cacat yang

14
ditemukan DPO = Banyaknya unit yang cacat dari satu juta unit output yang
diperiksa X jumlah CTQ Besarnya DPO ini diproduksi, tetapi diinterpretasikan sebagai
apabila dikalikan dengan konstanta dalam satu unit produk tunggal terdapat
1.000.000 akan menjadi formula: DPMO = ratarata kesempatan gagal dari suatu
DPO X 1.000.000 Defect per Million karakteristik CTQ adalah hanya 3,4
Opportunities (DPMO) merupakan ukuran kegagalan per satu juta kesempatan
kegagalan dalam program peningkatan Six (Gaspersz,V. 2002). Tingkat sigma sering
Sigma, yang menunjukkan kegagalan per dihubungkan dengan kapabilitas proses, yang
satu juta kesempatan. Target dari dihitung dalam defect per milion
pengendalian kualitas Six Sigma Motorola opportunities. Beberapa tingkat pencapaian
sebesar 3,4 DPMO seharusnya tidak
diinterpretasikan sebagai 3,4 unit output yang sigma:

Tabel 1
Tingkat pencapaian sigma Sumber : Gasperz, V. 2002

Prosentase yang DPMO Level Keterangan


memenuhi spesifikasi Siqma

31% 691.462 1-sigma Sangat tidak kompetitif


69.20% 308.538 2-sigma Rata-rata industri Indonesia
93.32% 66.807 3-sigma
99.379% 6.210 4-sigma Rata-rata industri USA
99.977% 233 5-sigma
99.9997% 3,4 6-sigma Industri kelas dunia

2.2. Siklus DMAIC proyek yang potensial, mendefinisikan


Define, Measure, Analyze, Improve, peran orangorang yang terlibat dalam
Control Six Sigma menggunakan alat proyek Six Siqma, mengidentifikasi
statistik untuk mengidentifikasi beberapa karakteristik kualitas kunci (CTQ) yang
faktor vital, Siklus DMAIC merupakan berhubungan langsung dengan kebutuhan
proses kunci untuk peningkatan secara spesifik dari pelanggan dan menentukan
kontinyu menuju target Six Sigma. DMAIC tujuan.
dilakukan secara sistematik berdasarkan ilmu
pengetahuan dan fakta (systematic, scientific, b. Measure (M)
and fact based). Measure merupakan langkah operasional
kedua dalam program
a. Define (D)
Tahap Define merupakan langkah peningkatan kualitas Six Sigma, terdapat
operasional pertama dalam program beberapa hal pokok yang harus dilakukan
peningkatan kualitas Six Sigma. Dalam yaitu:
tahap Define dilakukan identifikasi

15
Melakukan dan mengembangkan rencana 3. METODOLOGI PENELITIAN
pengumpulan data yang dapat dilakukan Studi pendahuluan merupakan tahap awal
pada tingkat proses, dan/atau output. dalam melakukan penelitian dan
pengembangan. Pada tahap ini peneliti
Mengukur kinerja sekarang (current melakukan observasi dan mengumpulkan
performance) untuk ditetapkan sebagai data-data terkait dengan kasus yang terjadi di
baseline kinerja pada awal proyek Six lapangan.
Sigma.
Hasil pengamatan dilakukan terhadap
c. Analyze (A) banyaknya saran dan masukan terkait sistem
Merupakan langkah operasional ketiga dan pelaksanaan dokumen impor karena
dalam program peningkatan kualitas Six lemahnya pengetahuan staf dalam proses
Sigma. Sebenarnya target dari program pelaksanaan administrasi impor, banyaknya
Six Sigma adalah membawa proses ketidaktahuan tujuan dan maksud dari data –
industri pada kondisi yang memiliki data terkait dalam sistem dan dokumen
stabilitas (stability) dan kemampuan impor, tidak adanya training bagi karyawan
(capability), sehingga mencapai tingkat baru serta pengamatan secara langsung pada
kegagalan nol (zero defect oriented). sistem dokumen impor di PT Pantos Logistik
d. Improve ( I ) Indonesia mengidentifikasi pelaksanaan
Setelah sumber-sumber dan akar sistem dan dokumen impor belum maksimal
penyebab permasalahan kualitas sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan
teridentifikasi, maka perlu dilakukan pada saat melakukan administrasi dokumen
penentapan rencana tindakan (action plan) impor.
untuk melaksanakan peningkatan kualitas Berdasarkan pengamatan terhadap
Six Siqma, yaitu dengan tools: Failure permasalahan yang dihadapi, maka dapat
Mode and Effect Analysis (FMEA) yang dirumuskan terhadap faktor-faktor yang
mendiskripsikan tentang alokasi sumber- menyebabkan perlunya diterapkan perbaikan
sumber daya serta prioritas dan atau pada sistem dokumen impor di Divisi Sea
alternatif yang dilakukan dalam Impor PT. Pantos Logistik Indonesia.
implementasi dari rencana itu. Permasalahan yang terjadi yaitu, kesalahan
e. Control ( C ) penulisan alamat consignee, kesalahan
Merupakan tahap operasional terakhir tanggal pada manifest, ketidaksesuaian
dalam proyek peningkatan kualitas Six HS.CODE dan delay kapal, untuk itu perlu
Sigma. Pada tahap ini prosedur-prosedur diteliti dan menentukan alternatif terbaik
serta hasil-hasil peningkatan kualitas untuk mengatasi masalah tersebut.
didokumentasikan untuk dijadikan Landasan teori yang digunakan meliputi
pedoman kerja standart guna mencegah Sistem, prosedur, dokumen impor, six sigma,
masalah yang sama atau praktek-praktek DMAIC.
lama terulang kembali, kemudian
kepemilikan atau tanggung jawab Sedangkan untuk pengumpulan data adalah
ditransfer dari tim Six Sigma kepada sebagai berikut :
penanggung jawab proses, dan ini berarti a. Data primer
proyek Six Sigma berakhir pada tahap ini. Data Primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari obyek penelitian misalnya
dokumen-dokumen impor yaitu Master
BL, House BL, Commercial invoice

16
Packing list, Skep DO, Delivery Order, mengoptimalkan kinerja para staf, dapat di
Certificate of origin, dan dokumen simpulkan, dari tahap DMAIC
original.
1. Define
b. Data sekunder a. Staf dan agent mulai memperhatikan
Data Sekunder yaitu data pendukung yang keakuratan data di semua dokumen
dikumpulkan dari berbagai sumber yang 1) Staf, agent, dan pelayaran mulai
berkaitan dengan penelitian, misalnya, menjalin hubungan komunikasi yang
data perusahaan, data pelayaran, data dari baik
negara asal, data dari beacukai. 2) Dan staf mulai membuat rencana dalam
proses barang prioritas/urgent dengan
Pengolahan data dilakukan pada : barang biasa.
a. Bagian shipper yang berkenaan dengan Berdasarkan penelitian yang telah
menyediakan dokumen impor. dilakukan di PT Pantos Logistik
b. Bagian staf dokumen yang berkenan Indonesia, maka dapat diambil
dengan pengadministrasian dokumen kesimpulan sebagai berikut:
impor
c. Bagian PIB yang meliputi membuat draft Berdasarkan pengumpulan dan analisis
dokumen dan merespon SPPB data pada define didapatkan hasil bahwa
d. Data-data tersebut diolah dengan metode ada empat karakteristik kritis kualitas
DMAIC dan analisis FMEA (CTQ) yaitu terjadinya perbedaan tanggal,
terjadinya kesalahan penginputan kode
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN pada system GSI, terjadinya perbedaan
Hasil dari pengolahan data akan dianalisis, HS. Code pada jenis barang, dan delay
maka akan dilihat faktor-faktor apa saja yang kapal.
mempengaruhi hasil penelitian. Mengapa Keempat CTQ tersebut semuanya dapat
terjadi hasil terhadap masing-masing diukur dengan Measure hasil yang dapat
simulasi. Analisis berupa perbedaan pada dilihat dari diagram pareto yang
data-data analisis antara simulasi awal menunjukan bahwa jumlah kecacatan
dengan simulasi akhir. masing-masing adalah sebagai berikut
untuk terjadinya perbedaan tanggal 480
Kesimpulan yang diharapkan penelitian kecacatan atau sekitar 43%, untuk
yang sudah dilakukan dapat menjawab terjadinya kesalahan penginputan kode
persoalan-persoalan pada masalah yang pada system GSI, sebesar 245 atau sekitar
dihadapi dan terjadi optimalisasi kesalahan 22%, untuk terjadinya perbedaan HS.
terhadap sistem dan kegitan dokumen impor. Code pada jenis barang sebesar 240 atau
Berdasarkan hasil pengolahan data sekitar 21 %, untuk delay kapal sebesar
diperoleh bahwa perancangan system dan 162 atau sekitar 14 %, dari jumlah sample
prosedur dokumen impor perlu diperbaiki sebesar 1000000 untuk keseluruhan
pada tahapan tahapan kelengkapan dokumen. jumlah cacat. Dari hasil diagram pareto
dan rating kepentingan didapatkan hasil
Rancangan system dan prosedur untuk CTQ kunci yaitu terjadinya
pelaksanaan dokumen impor tersebut perlu perbedaan tanggal dikarenakan
ditata kembali pada prosedur dokumen, mempunyai jumlah kecacatan tertinggi.
pengetahuan staf dan kalkulasi kelengkapan
dokumen impor. Berikut adalah perancangan Karakteristik kritis kualitas (CTQ) kunci
system dan prosedur yang sangat adalah terjadinya perbedaan tanggal,
berdasarkan analisa dengan menggunakan

17
fishbone dapat diketahui bahwa penyebab Terdapat 4 sumber yang menjadi masalah
kecacatan terjadinya perbedaan tanggal dalam pelaksanaan impor
adalah faktor manusia yaitu kurang teliti 1. Kesalahan tanggal di manifest 43%
dalam pemeriksaan dokumen. 2. Kesalahan pengimputan kode di
system 22 %
Berdasarkan hasil dari improve analisis 3. Ketidaksesuaian HS.CODE 21%
dengan 5W+1H didapatkan hasil bahwa 4. Delay kapal 14%
penyebab utama dari CTQ kunci Adanya rancangan system dan prosedur
terjadinya perbedaan tanggal adalah pelaksanaan dokumen impor yang jelas,
komponen manusia sangat mendukung proses kelancaran
2. Measure importasi, dan staf impor menjadi ahli dalam
Staf impor mulai memperhatikan secara menangani hambatan-hambatan yang terjadi.
akurat bagian mana yang menjadi Hal ini juga membuat peningkatan profit PT.
potensial reject dokumen. Hal dibagi LG Electronics Indonesia melonjak hingga
menjadi 3 CTQ Potensial pada dokumen 70-90%.
impor :
DAFTAR PUSTAKA
a. Update data impor shipment baru 1. Albiwi, Saja Ahmed et al. 2015. A
b. Kelengkapan dokumen Systematic Review of Lean Six Sigma for
c. Penarikan container dari Pelabuhan ke the Manufacturing Industry. Business
Gudang Management Journal Vol 21 Iss 3 pp. 665-
3. Analisis 691.
Dalam tahap ini staf impor mulai 2. Badan Pusat Statistik. 2016.
mengetahui akar masalah yang Pertumbuhan Produksi Industri Besar
menyebabkan reject dokumen, hal itu Sedang. www.bps.go.id diakses 5 Mei
membuat staf impor Menyusun catatan 2015 pukul 23:21
pendukung pada saat pelaksanaan 3. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006.
dokumen berlangsung Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Foster, S. Thomas. 2007. Managing
4. Improve
Quality Integrating Supply Chain.
Staf impor mulai memperbaiki kualitas
Canada: Pearson Prentice Hall
pelayanan jasa.
4. Gaspersz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma
5. Control For Manufacturing And ServiceIndustries.
Perancangan standar operasional prosedur Jakarta: Gramedia.
membantu staf untuk meminimalisir reject 5. Gaspersz, Vincent. 2002. Pedoman
dokumen pada saat berlaangsungnya Implementasi Six Sigma Terintegrasi
proses dokumen impor. dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan
HACCP. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
5. KESIMPULAN 6. Gaspersz, Vincent. 2000. Manajemen
Berdasarkan uraian dalam bab analisa dan Produktivitas Total. Jakarta: PT.
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan GramediaPustaka Utama
bahwa : 7. George, Mike et al. 2004. What is Lean
Variabel yang menjadi hambatan dalam Six Sigma?. New York: McGraw-Hill
pelaksanaan dokumen impor adalah : Hansen, Don R dan Maryanne M, Mowen.
2004. Cost Management: Accounting&
Control. United States: Thomson

18
Shouthwestern
8. Hidayat, M. Faridz. 2012. Evaluasi
Penyebab Terjadinya Defect pada Proses
Produksi Kerupuk Tahu di UD. Karya
Usaha dengan Metode Seven Tools of
Quality dan Solusinya Menggunakan
Matriks 5W+1H. Surabaya: Tugas Akhir
Fakultas Ekonomi & Bisnis
9. Ishikawa, Kaoru. 1982. Guide to Quality
Control, Second Revised Englih Edition.
Tokyo: Asian Productivity Organization
10. Kaushik, Phabakar et al. 2012.
Application of Six Sigma Methodology in
a Small and Medium Sized
Manufacturing Enterprise. The TQM
Journal Vol 24Iss 1pp 4-6
11. Kirk, Jerome dan Marr. L. Miller. 1985.
Reliability and Validity in Qualitative
Research. Beverly Hills: SAGE
Publication.

19

Anda mungkin juga menyukai