Anda di halaman 1dari 24

HAND OUT 3

ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, DAN SILABUS

A. Pengertian SKL, KI, KD, dan Indikator


1. SKL
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan
terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.

Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga
dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMA/MA memiliki
kompetensi yang terdiri atas:
a. Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, 2) berkarakter, jujur, dan peduli, 3) bertanggungjawab, 4) pembelajar sejati
sepanjang hayat, dan 5) sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
b. Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1) ilmu pengetahuan, 2)
teknologi, 3) seni, 4) budaya, dan 5) humaniora.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan
internasional.
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

c. Dimensi Keterampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1) kreatif, 2) produktif, 3) kritis, 4)
mandiri, 5) kolaboratif, dan 6) komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara
mandiri.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta.

Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang
merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta
didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi
Standar Isi.

1
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi
setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak;
b. lingkup dan kedalaman;
c. kesinambungan;
d. fungsi satuan pendidikan; dan
e. lingkungan.

Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan


Kompetensi lulusan satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/PAKET C Lulusan
SMA/SMAK/MA/MAK/SMALB/PAKET C adalah manusia yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berikut ini.

Tabel 1.1 Kompetensi Lulusan SMA/SMK/MA/MAK/SMALB/PAKET C


DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
PENGETAHUAN Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
KETERAMPILAN Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

Standar Kompetensi Lulusan merupakan pijakan sekaligus target yang harus dihasilkan
dari proses pembelajaran.

2. KI
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan pengembangan Kompetensi Dasar.

Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi


dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal
kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu kelas dengan kelas di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi
dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.

Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.


1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.

2
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.

1. Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial)
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial) merupakan
kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Ranah sikap dalam Kurikulum
2013 menggunakan olahan Krathwohl, dimana gradasi pembentukan sikap peserta didik
ditata secara hierarkis mulai dari menerima, merespon/menanggapi, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.

Gambar 1. Gradasi/Taksonomi Sikap

Dimensi Afektif
Tingkatan Sikap Deskripsi
Menerima (accepting) nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan
perhatian terhadap nilai tersebut.
Menanggapi (responding) nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas
dalam membicarakan nilai tersebut.
Menghargai (valuing) nilai Menganggap nilai tersebut baik, menyukai nilai
tersebut, dan komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati (organizing/ Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari
internalizing) nilai sistem nilai dirinya.
Mengamalkan (characterizing/ Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya
actualizing) nilai dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan
bertindak (karakter).

2. Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3)


Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan batasan-
batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya.
1) pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive process dimension) peserta
didik: dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), hingga
kemampuan evaluasi (C5).
2) kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimension): berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

3
Gambar 2. Dimensi KI 3- Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif
Dimensi Proses Kognitif Deskripsi
mengingat/remember (C1) peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari
memorinya
memahami/ understand (C2) merupakan kemampuan mengonstruksi makna
dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan,
maupun grafik
menerapkan/apply (C3) merupakan penggunaan prosedur dalam situasi
yang diberikan atau situasi baru
menganalisis/analyse (C4) merupakan penguraian materi ke dalam bagian-
bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut
saling berhubungan satu sama lainnya dalam
keseluruhan struktur
mengevaluasi/evaluate (C5) merupakan kemampuan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar
mengkreasi/create (C6) merupakan kemampuan menempatkan elemen-
elemen secara bersamaan ke dalam bentuk
modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen
ke dalam pola baru (struktur baru).
(Taksonomi Bloom olahan Anderson)

Dimensi Pengetahuan
Dimensi Pengetahuan Deskripsi
Faktual Pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail
yang spesifik dan elemen/ Pemahaman Ilmu
pengetahuan dasar teknologi, seni dan budaya
Konseptual Pengetahuan tentang terminologi, kategori, prinsip,
dan untuk generalisasi ilmu pengetahuan
Prosedural Pengetahuan cara melakukan sesuatu atau kegiatan
berkenaan dengan ilmu pengetahuan

4
Metakognitif pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan
memahami) yang merupakan tindakan atas dasar
suatu pemahaman meliputi kesadaran dan
pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan
tentang sesuatu/Pengetahuan tentang kekuatan
dan atau kelemahan diri sendiri dalam memahami
dan menggunakan ilmu pengetahuan

Hubungan Dimensi Proses Kognitif (cognitive process dimension) dan Dimensi


Pengetahuan (knowledge dimension)
Dimensi Proses Kognitif Dimensi Keterangan
Pengetahuan
Mengingat (C1) Faktual
Memahami/Menginterprestasi Konseptual
LOTS
Prinsip (C2)
Menerapkan (C3) Prosedural
Menganalisis (C4)
Mengevaluasi (C5) Metakognitif HOTS
Mengkreasi (C6)
(Sumber : Sumber: Anderson, L., and Krathwohl, D. (eds.) (2001) “Assessing: A Revision
of Bloom’s Taxonomy” Publishing Co, New York, US.)

3. Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4)


Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang
cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta
dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan
keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada
kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.

Gambar 3. Dimensi KI-4 Keterampilan

5
Dimensi Keterampilan Abstrak
Kemampuan Belajar Deskripsi
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca
suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang
digunakan untuk mengamati.
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta
didik (pertanyaan faktual, konseptual, operasional, dan
hipotetik).
Mengumpulkan informasi/ Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,
mencoba mengolah kelengkapan informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/ mengasosiasi/ Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan
mengolah informasi mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis
dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai
jenis faktafakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang
menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber
atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis
sumber.
Mengomunikasika/menyaji Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar)
dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media
dan lain-lain.
Mencipta (creating) Menghasilkan ide-ide, rancangan dan atau keputusan-
keputusan baru.
(Sumber : Olahan Dyers)
Dimensi Keterampilan Konkret (menurut Simpson dan Dave)
Simpson Dave
No Tingkatan Tingkatan
Uraian Uraian
Taksonomi Taksonomi
1. a. Persepsi Menunjukkan
perhatian untuk
melakukan suatu
gerakan. Meniru kegiatan yang
b. Kesiapan Menunjukkan telah didemonstrasikan
kesiapan mental atau dijelaskan,
Imitasi (P1)
dan fisik untuk meliputi tahap coba-
melakukan suatu coba hingga mencapai
gerakan respon yang tepat.
c. Meniru Meniru gerakan
secara
terbimbing
2. Membiasakan Melakukan Manipulasi Melakukan suatu
Gerakan gerakan (P2) pekerjaan dengan
(mechanism) mekanistik. sedikit percaya dan

6
kemampuan melalui
perintah dan berlatih
3. Mahir (complex Melakukan Presisi (P3) Melakukan suatu tugas
or overt gerakan atau aktivitas dengan
response) kompleks dan keahlian dan kualitas
termodifikasi. yang tinggi dengan
unjuk kerja yang cepat,
halus, dan akurat serta
efisien tanpa bantuan
atau instruksi
4. Menjadi Menjadi gerakan Artikulasi (P4) Keterampilan
gerakan alami alami yang berkembang dengan
(adaptation) diciptakan baik sehingga
sendiri atas seseorang dapat
dasar gerakan mengubah pola
yang sudah gerakan sesuai dengan
dikuasai persyaratan khusus
sebelumnya. untuk dapat digunakan
mengatasi situasi
problem yang tidak
sesuai SOP
5. Menjadi Menjadi gerakan Naturalisasi Melakukan unjuk kerja
tindakan baru yang (P5) level tinggi secara
orisinal orisinal dan alamiah, tanpa perlu
(originati on) sukar ditiru oleh berpikir lama dengan
orang lain dan mengkreasi langkah
menjadi ciri kerja baru.
khasnya.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menegah Atas/Sekolah


Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas XII adalah
sebagai berikut.
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

3. KD

7
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi
Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-
2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan sikap
sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3)
dan keterampilan (mendukung KI-4). Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana
untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran KI-1 dan KI-2 terintegrasi
dengan pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar
pengembangan materi pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4
mengarahkan keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.
Dari sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang
diperlukan melalui pembelajaran langsung. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4 pendidik
dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring
(nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial yang di dalamnya
terintegrasi nilai-nilai karakter.

Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata pelajaran
dapat dilihat dalam:
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
- Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi
- Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi

8
➢ Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah muara utama pencapaian
semua mata pelajaran pada satuan pendidikan/ jenjang pendidikan tertentu
➢ Kompetensi Inti (KI) merupakan pijakan pertama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu
➢ Kompetensi Dasar (KD) merupakan tingkat kemampuan suatu pokok
bahasan pada suatu mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.
➢ Penguatan Pendidikan Karakter melalui kemampuan berliterasi
diintegrasikan dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi tersebut.

4. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi adalah:
1. perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada
kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan
2. perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-
1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

Dalam merumuskan indikator yang harus diperhatikan adalah:


1. setiap KD minimal terdiri atas dua indikator
2. menggunakan kata kerja operasional yang sesuai
3. indikator harus dapat diukur/diamati

1. Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.

9
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan :
a. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
KD;
b. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
c. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,


yaitu:
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat dalam
RPP.
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang
di kenal sebagai indikator soal.

2. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian
kompetensi dasar. Indikator berfungsi sebagai berikut :
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah
dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang
dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran
yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi
dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan
tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-
inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator
sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi
hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan
jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.

3. Mekanisme Pengembangan Indikator


Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Kata kerja operasional pada indikator pencapaian kompetensi aspek pengetahuan dapat
mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap dapat mengacu pada ranah
afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat mengacu pada ranah psikomotor
taksonomi Bloom seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

10
C1 C3 C4 C5 C6
C2 Pemahaman
Pengetahuan Penerapan Analisis Evaluasi Kreasi (Sintesis)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Membandingkan Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Menyimpulkan Mengatur
Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengarahkan Mengumpulkan
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkritik Mengkategorikan
Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Menimbang Mengkode
Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Memutuskan Mengombinasikan
Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Merinci Memisahkan Menyusun
Memberi label Mengontraskan Menghitung Menominasikan Memprediksi Mengarang
Memberi indeks Mengubah Membangun Mendiagramkan Memperjelas Membangun
Memasangkan Mempertahankan Membiasakan Mengkorelasikan Menugaskan Menanggulangi
Menamai Menguraikan Mencegah Merasionalkan Menafsirkan Menghubungkan
Menandai Menjalin Menentukan Menguji Mempertahankan Menciptakan
Membaca Membedakan Menggambarkan Mencerahkan Memerinci Mengkreasikan
Menyadari Mendiskusikan Menggunakan Menjelajah Mengukur Mengoreksi
Menghafal Menggali Menilai Membagankan Merangkum Merancang
Meniru Mencontohkan Melatih Menyimpulkan Membuktikan Merencanakan
Mencatat Menerangkan Menggali Menemukan Memvalidasi Mendikte
Mengulang Mengemukakan Mengemukakan Menelaah Mengetes Meningkatkan
Mereproduksi Mempolakan Mengadaptasi Memaksimalkan Mendukung Memperjelas
Meninjau Memperluas Menyelidiki Memerintahkan Memilih Memfasilitasi
Memilih Menyimpulkan Mengoperasikan Mengedit Memproyeksikan Membentuk
Menyatakan Meramalkan Mempersoalkan Mengaitkan Merumuskan
Mempelajari Merangkum Mengkonsepkan Memilih Menggeneralisasi
Mentabulasi Menjabarkan Melaksanakan Mengukur Menggabungkan
Memberi kode Meramalkan Melatih Memadukan
Menelusuri Memproduksi Mentransfer Membatas
Menulis Memproses Mereparasi
Mengaitkan Menampilkan
Menyusun Menyiapkan
Mensimulasikan Memproduksi
Memecahkan Merangkum
Melakukan Merekonstruksi
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan

Tabel 3.2 Kata Kerja Operasional Ranah Afektif

A1 A2 A3 A4 A5
Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah
Mempertanyaka Membantu Meyakini Mengubah perilaku
n Mengajukan Melengkapi Menata Berakhlak
Mengikuti Mengompromika Meyakinkan Mengklasifikasika mulia
Memberi n Memperjelas n Mempengaruhi
Menganut Menyenangi Memprakarsai Mengombinasikan Mendengarkan

11
Mematuhi Menyambut Mengimani Mempertahankan Mengkualifikas
Meminati Mendukung Mengundang Membangun i
Menyetujui Menggabungka Membentuk Melayani
Menampilkan n pendapat Menunjukkan
Melaporkan Mengusulkan Memadukan Membuktikan
Memilih Menekankan Mengelola Memecahkan
Mengatakan Menyumbang Menegosiasi
Memilah Merembuk
Menolak

Tabel 3.3 Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotorik


P1 P2 P3 P4
Menirukan Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjeniskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Mengubah Membuat Mengoperasikan Menseketsa
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Melonggarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengonstruksi Mencampur

Perumusan indikator pada Kurikulum 2013 Indikator untuk KD yang diturunkan dari
KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap
yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4.
Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

Dalam pembelajaran bahasa asing, ranah kognitif taksonomi Bloom digambarkan


sebagai berikut.

THE NEW * BLOOM'S TAXONOMY & FOREIGN LANGUAGE INSTRUCTION


GOOD COMPREHENSIBLE INPUT-BASED SECOND LANGUAGE TEACHING
USES ALL OF THESE LEVELS OF THINKING
We can encourage students to think at high levels even in beginning courses.
Examples of
Key Question / Verb
Level of Thinking Comprehensible Input-
Examples
Based Activities
1. REMEMBER Can the student recall or *Answer questions that
(lowest level) remember the begin with who, what, when,
information? where (if the answer is
Retrieving, recognizing, explicitly given in a story)
and recalling relevant arrange, define, label, *Match characters to
knowledge from long- list, match, memorize, action/dialogue

12
term memory. name, order, recall, *Information gap questions
recognize, repeat, *True-False, Either/Or
reproduce, restate, state statements
*Match L2 vocabulary to
English
2. UNDERSTAND Can the student explain *Summarize a story in own
ideas or concepts? words
Constructing meaning from *Restate main idea of story
oral, written, and graphic classify, compare, *Explain why a character in
messages. describe, discuss, a story does/says
explain, express, give something (when answer
examples, give main was stated in story)
idea, infer, interpret, *Describe a person/place in
paraphrase, report, the story
review, select, *Translate text aloud to
summarize, translate English
3. APPLY Can the student use the *Act out novel commands
information in a new *Rewrite a story from a
Carrying out or using a way? different point of view
procedure. (POV)
apply, choose, *Act out a story *Draw a
demonstrate, dramatize, story
execute, illustrate,
implement, interpret,
outline, point out, role
play, show, sketch,
solve, use
*
4. ANALYZE Can the student *Answer why or open-
distinguish between the ended questions (when
Breaking material into different parts? answer is indirectly stated
constituent parts, or implied in a story) * Break
determining how the analyze, appraise, down the main actions of the
parts relate to one another attribute, break down, story
and to an overall calculate, categorize, *Use a VENN diagram to
structure or purpose. compare, contrast, compare and contrast
differentiate, , (characters, situations,
discriminate, dissect, countries, cultures, schools,
distinguish, examine, etc.)
organize, question, test
5. EVALUATE Can the student justify a *Evaluate
stand or decision? appropriate/inappropriate
Making judgments based actions of characters
on criteria and standards. argue, appraise, assess *Compare cultures
critique, check, conclude, *Predict what will happen
compare, criticize, next *Make inferences
defend, estimate,
evaluate, judge, justify,
predict, rate, select,
support, value

13
6. DESIGN Can the student create a *Create and give novel
(highest level) new product or point of commands
view? *Write an original story
Putting elements together *Compose a class story
to form a coherent or assemble, combine, *Invent new details for a
functional whole; compile, compose, story
reorganizing elements create, construct, design, *Generate / invent answers
into a new pattern. develop, devise, to hypothetical questions
formulate, generate, *Rewrite a story adding
invent, organize, plan, details &/or characters
prepare, produce, that were not in the
propose, reconstruct, original
revise, rewrite, write

*Alan Bloom's classic 1956 learning taxonomy was revised and refined by Lorin Anderson
and David Krathwohl in 2000.

B. Prosedur Perumusan SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Prosedur Perumusan SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
digambarkan dalam prosedur perumusan di bawah ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KI1 – KI2 KI1 – KI2 KI1 – KI2


KI-3. KI-4 KI-3. KI-4 KI-3. KI-4

KD-3. KD-4 KD-3. KD-4 KD-3. KD-4

IPK IPK IPK IPK IPK IPK

- Materi - Materi
- Materi Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran - Model 14
- Model
- Model Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran - Media
- Media
- Media Pembelajaran
Pembelajaran
Gambar 4. Prosedur Perumusan SKL, KI, KD, dan IPK

Pemahaman tentang penjabaran SKL, KI, KD, dan IPK akan membantu guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
tantangan kecakapan Abad 21. Kecakapan Abad 21 yang menuntut kualitas karakter
bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah), kemampuan literasi dasar
(bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari), dan kompetensi
(bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks). Untuk itu, proses pembelajaran pada
satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sesuai dengan ketentuan Perpres no. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter, PPK berbasis kelas lebih pada aksi guru di kelas dalam membentuk karakter,
bukan pada penulisan nilai dalam kolom RPP. Integrasi PPK dalam kurikulum sangat
memungkinkan guru mengadopsi HOTS dalam pembelajaran sebagai sarana penguatan
karakter. Proses belajar berdasarkan prinsip HOTS akan menghasilkan kompetensi
lulusan yang beradaptasi, berinisiatif, interaksi lintas budaya, jiwa kepemimpinan, dan
bertanggung jawab.

C. Proses mengaitkan SKL, KI, dan KD


Proses mengaitkan SKL, KI, dan KD dilakukan melalui langkah- langkah:
1. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari Pengetahuan (KD dari KI-3), dengan
cara:
a) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan linier kesamaan jumlah KD
Pengetahuan (KD dari KI-3) dengan jumlah KD Keterampilan (KD dari KI-4).
b) Melihat keselarasan hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan yaitu
C1= faktual, C2 = konseptual, C3 = prosedural, C4, C5, dan C6 = metakognitif
2. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 (Pengetahuan) untuk mendukung KD dari KI-4
(Keterampilan).
a) LOTS (C1, C2, C3) selaras dengan P1, P2, P3
b) HOTS (C4, C5, C6) selaras dengan P3, P4, P5 atau Menalar/ Mengasosiasi dan
Mengomunikasikan
3. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-
4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau konkret.

15
4. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang
dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap sosial yang di
dalamnya terintegrasi nilai-nilai karakter.

Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis
pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, dan KD. Dari hasil analisis itu akan
diperoleh jabaran tentang taksonomi dan gradasi hasil belajar yang berhubungan dengan
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Tabel
berikut adalah contoh analisis dimaksud.

CONTOH ANALISIS KOMPETENSI INTI


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 ANALISIS DAN
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
3. memahami, 4. mengolah, menyaji, dan • KI3 pengetahuan dan
menerapkan, menganalisis menalar dalam ranah KI4 keterampilan,
dan mengevaluasi konkret (menggunakan, adalah untuk program
pengetahuan faktual, mengurai, merangkai, peminatan dikelas XII.
konseptual, prosedural dan memodifikasi, dan • KI-3 dan KI-4 tersebut
metakognitif berdasarkan membuat) dan ranah sesuai menjadi rujukan
rasa ingin tahunya tentang abstrak (menulis, KD- KD mata pelajaran
ilmu pengetahuan, membaca, menghitung, bahasa Arab program
teknologi, seni, budaya, menggambar, dan peminatan di kelas XII.
dan humaniora dengan mengarang) sesuai dengan
wawasan kemanusiaan, yang dipelajari di sekolah
kebangsaan, kenegaraan, dan sumber lain yang sama
dan peradaban terkait dalam sudut
penyebab fenomena dan pandang/teori
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

Keterangan pengisian kolom sebagai berikut:


1. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3) berdasarkan KI, KD mata pelajaran/silabus.
2. Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4) berdasarkan KI, KD mata pelajaran/silabus.
3. Analisis: KI-3 dan KI-4 mata pelajaran untuk program peminatan atau lintas minat
(pilih salah satu)

Rekomendasi: sesuai/tidak sesuai dengan program peminatan atau lintas minat (pilih
salah satu).
CONTOH ANALISIS KOMPETENSI DASAR (KD)
1. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai dengan tuntutan
Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran
minimal yang akan dicapai.
2. Menentukan target kompetensi pada tiap KD (3.1 s.d 3.7)

Kompetensi Dasar Target Kompetensi

16
3.1 memberi contoh ungkapan 3.1.1 memberi contoh ungkapan sederhana yang
sederhana yang menyatakan menyatakan harapan (roja’) atas suatu
harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan
kebahagiaan dan prestasi, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
memperhatikan fungsi sosial, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi
struktur teks, dan unsur interpersonal lisan, sesuai dengan konteks
kebahasaan pada teks interaksi penggunaannya
interpersonal lisan dan tulis, 3.1.2 memberi contoh ungkapan sederhana yang
sesuai dengan konteks menyatakan harapan (roja’) atas suatu
penggunaannya kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan pada teks interaksi
interpersonal tertulis, sesuai dengan konteks
penggunaannya
4.1 menggunakan teks 4.1.1 menggunakan teks sederhana tentang
sederhana berisi harapan harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan
(roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan memperhatikan
dan prestasi, dengan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
memperhatikan fungsi sosial, kebahasaan yang benar dan sesuai
struktur teks, dan unsur konteks secara lisan
kebahasaan yang benar dan 4.1.2 menggunakan teks sederhana berisi
sesuai konteks harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan
dan prestasi, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara tertulis

17
3. Menuangkan dalam matriks sumbu simetri kombinasi dimensi pengetahuan dan proses berpikir.

KD 3.1 memberi contoh ungkapan sederhana yang menyatakan harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan tulis, sesuai dengan konteks
penggunaannya.

METAKOGNITIF
(Permendikbud No.

Pendidikan Dasar
PENGETAHUAN

dan Menangah)

PROSEDURAL
20 Tahun 2016
Tentang SKL

KONSEPTUAL Menyatakan
DIMENSI

harapan
FAKTUAL

C1 C2 C3 C4 C5 C6

DIMENSI PROSES BERPIKIR


Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

18
4.1 menggunakan teks sederhana berisi harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks

METAKOGNITIF
(Permendikbud No.

Pendidikan Dasar
PENGETAHUAN

dan Menangah)
20 Tahun 2016

PROSEDURAL Menggunakan
Tentang SKL

Teks
DIMENSI

KONSEPTUAL

FAKTUAL

C1 C2 C3 C4 C5 C6

DIMENSI PROSES BERPIKIR


Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

19
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Nama Mata Pelajaran : Bahasa Arab


Kelas : XII
Semester : 1 (satu)

Proses Berpikir
(C1-C6)
Tingkat
Dimensi IPK
No KD Kompetensi Materi dan Sub Materi
Pengetahuan
KD
&
Proses Keterampilan
1 3.1 memberi Dimensi Proses Berpikir Dan IPK Penunjang:
contoh ungkapan Pengetahuan: Dimensi Menyatakan harapan, doa 3.1.1.1 menyebutkan contoh ungkapan
sederhana yang Konseptual Pengetahuan: dan ucapan selamat atas sederhana yang menyatakan harapan
menyatakan C1-Faktual suatu kebahagiaan dan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan
harapan (roja’) atas prestasi. prestasi, dengan memperhatikan fungsi
suatu kebahagiaan sosial, struktur teks, dan unsur
dan prestasi, kebahasaan pada teks interaksi
Proses
dengan interpersonal lisan, sesuai dengan
Berpikir: C1 Fungsi sosial
memperhatikan konteks penggunaannya
fungsi sosial, 3.1.1.2 Menyebutkan contoh ungkapan
struktur teks, dan Menjaga hubungan sederhana yang menyatakan harapan
unsur kebahasaan interpersonal dengan guru (roja’) atas suatu kebahagiaan dan
pada teks interaksi dan teman prestasi, dengan memperhatikan fungsi
interpersonal lisan sosial, struktur teks, dan unsur
dan tulis, sesuai Struktur teks kebahasaan pada teks interaksi
dengan konteks interpersonal tertulis, sesuai dengan
Raja’ konteks penggunaannya
penggunaannya
3.1.1.3 Menghafal contoh ungkapan
Contoh sederhana yang menyatakan harapan
(roja’) atas suatu kebahagiaan dan
prestasi, dengan memperhatikan fungsi

20
‫ أرجو كل شيء يجري على‬: ‫أحمد‬ sosial, struktur teks, dan unsur
‫خير‬ kebahasaan pada teks interaksi
interpersonal lisan, sesuai dengan
konteks penggunaannya
‫ أرجو كذلك‬: ‫حمدان‬ 3.1.1.4 Menyatakan contoh ungkapan
sederhana yang menyatakan harapan
‫ حصلت على الفائز األول في‬: ‫حميد‬ (roja’) atas suatu kebahagiaan dan
.‫مسابقة الخطابة العربية‬ prestasi, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur
‫ بارك هللا في نجاحك في تلك‬: ‫نبيل‬ kebahasaan pada teks interaksi
. ‫المسابقة‬ interpersonal sesuai dengan konteks
penggunaannya.
Unsur kebahasaan 3.1.1.5 Menuliskan contoh ungkapan
sederhana yang menyatakan harapan
Kosa kata: ‫ بارك هللا أو مبروك‬, ‫أرجو‬ (roja’) atas suatu kebahagiaan dan
prestasi, dengan memperhatikan fungsi
Tata bahasa: huruf jar. sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan pada teks interaksi
Ucapan, tekanan kata, interpersonal sesuai dengan konteks
intonasi, penggunaannya.

2 4.1 Dimensi Proses Berpikir Dan Ejaan dan tanda baca IPK Penunjang:
menggunakan Pengetahuan: Dimensi
teks sederhana Prosedural Pengetahuan: Tulisan tangan. 4.1.1 Menyalin teks sederhana tentang
berisi harapan C1-Faktual harapan (roja’) atas suatu
(roja’) atas suatu C2-Prosedural kebahagiaan dan prestasi, dengan
kebahagiaan dan Prosedural memperhatikan fungsi sosial,
prestasi, dengan struktur teks, dan unsur
memperhatikan Tingkat kebahasaan yang benar dan sesuai
fungsi sosial, Keterampilan Langkah Proses konteks secara lisan
struktur teks, P3- Keterampilan 4.1.2 Menyalin teks sederhana berisi
dan unsur Memproduksi harapan (roja’) atas suatu
kebahasaan kebahagiaan dan prestasi, dengan

21
yang benar dan P1 – menyalin memperhatikan fungsi sosial,
sesuai konteks P2 – mengurutkan struktur teks, dan unsur
P2 - memodifikasi kebahasaan yang benar dan sesuai
P3 – Memproduksi konteks secara tertulis
4.1.3 mengurutkan teks sederhana
tentang harapan (roja’) atas suatu
kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara lisan
4.1.4 mengurutkan teks sederhana
berisi harapan (roja’) atas suatu
kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara tertulis
4.1.5 Memodifikasi teks sederhana
tentang harapan (roja’) atas suatu
kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara lisan
4.1.6 Memodifikasi teks sederhana
berisi harapan (roja’) atas suatu
kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara tertulis
4.1.7 Memproduksi teks sederhana
tentang harapan (roja’) atas suatu

22
kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara lisan
4.1.8 Memproduksi teks sederhana
tentang harapan (roja’) atas suatu
kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks secara tertulis

23
D. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Perumusan tujuan pembelajaran dengan menggunakan rumus A
(audience), B (behaviour), C (condition), dan D (degree). Rumusan tersebut dilengkapi
dengan nilai karakter yang menjadi fokus penilaian sikap.

Contoh :
KD 3.1
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning peserta didik dapat memberi contoh ungkapan sederhana yang menyatakan
harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan tulis, sesuai
dengan konteks penggunaannya, secara tepat.

24

Anda mungkin juga menyukai