Anda di halaman 1dari 155

Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Rencana Strategis
Direktorat Warisan dan Diplomasi
Budaya 2015 – 2019

Diterbitkan Oleh :

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 1


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

2l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

KATA PENGANTAR
Sesuai dengan aturan perundang-undangan, maka dengan ini
tersusunlah Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya Tahun 2015 – 2019. Renstra ini disusun berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015–2019, dan Arahan Presiden mengenai Kebijakan Trisakti yang
mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan serta Nawacita.
Penyusunan Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya
juga berdasarkan Revisi Renstra Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015 –
2019, dan Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 –
2019, dengan melalui berbagai proses dan tahapan. Proses yang utama
antara lain adalah interaksi dengan para pemangku kepentingan dalam
Pengelolaan Warisan Budaya dan Diplomasi Budaya di pusat dan
daerah, partisipasi seluruh jajaran terkait dalam proses pembangunan
bidang kebudayaan dalam beberapa tahun terakhir. Renstra Direktorat
Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019 ini juga mempertimbangkan
seluruh capaian kinerja pembangunan dalam Pengelolaan Warisan dan
Diplomasi Budaya dari tahun 2015-2017.
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya juga
membatasi diri pada tugas dan fungsi terkait Pengelolaan Warisan dan
Diplomasi Budaya, dengan tetap memelihara kesinambungan dan
keberlanjutan program meskipiun nomenklaturnya berubah dari
Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya. Kendati diupayakan
sesempurna mungkin memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan
masyarakat, dalam ketidaksempurnaan Renstra ini diharapkan mampu
mengantisipasi tuntutan masa depan.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 3


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Rencana Strategis merupakan suatu proses rencana yang


berorientasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu lima tahun
dengan memperhitungkan berbagai kekuatan/potensi, hambatan dan
peluang yang ada atau mungkin timbul. Dokumen Renstra memuat visi,
misi, tujuan dan sasaran serta kebijakan dan program yang realistis
selama periode 2015 – 2019. Selanjutnya dokumen Renstra ini menjadi
acuan masing – masing unit kerja dan subdit di lingkup Direktorat
Warisan dan Diplomasi Budaya.
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019,
Ditjen Kebudayaan Kemdikbud ini dalam implementasi setiap tahunnya
dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan (Renja) serta Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) dalam kurun waktu 2015 – 2019. Renstra
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Tahun 2015-2019 juga
merupakan dasar dan pedoman bagi subdit dan unit kerja di lingkungan
Direktorat WDB sebagai acuan dalam menyusun Laporan Tahunan; dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) direktorat.
Renstra ini perlu dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh
jajaran di Direktorat WDB serta para pemangku kepentingan dalam
menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program
pengelolaan warisan budaya dan diplomasi budaya dalam rangka
pembangunan bidang kebudayaan secara terintegrasi, sinergis, dan
berkesinambungan. Namun demikian, kami menyadari masih banyak
kekurangan di dalam penyusunan Renstra ini, untuk itu kami mohon
masukan dan saran untuk perbaikan Renstra ini ke depan, karena sifat
dari Renstra adalah dinamis. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha dan upaya kita. Amin.

Jakarta, September 2019


Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya

Nadjamuddin Ramly

4l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 5
BAB I PENDAHULUAN 8
1.1. Gambaran Umum 8
1.2. Dasar Hukum 14
1.3. Potensi Permasalahan 15

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS


DIREKTORAT WARISAN DAN DIPLOMASI BUDAYA 106
2.1. Visi 106
2.2. Misi 111
2.3. Tujuan 112
2.4. Sasaran Strategis 112

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


DIREKTORAT WARISAN DAN DIPLOMASI
BUDAYA 116
3.1. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Kebudayaan 116
3.2. Arah Kebijakan Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya 120
3.3. Kerangka Regulasi 124
3.4. Kerangka Kelembagaan 131

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 146


BAB V PENUTUP 152

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 5


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

6l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 7


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Kebudayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


keberadaan bangsa Indonesia. Kebudayaan Indonesia tumbuh dan
berkembang sejak zaman prasejarah, sejarah hingga saat ini.
Kebudayaan Indonesia terbentuk melalui proses asimilasi dan akulturasi
budaya yang berjalan lama sehingga menciptakan corak identitas
kebudayaan yang beranekaragam. Kemudian dalam proses
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, para founding
fathers memandang bahwa kebudayaan merupakan bagian penting
dalam tata kenegaraan Indonesia sehingga menempatkannya dalam
dasar hukum bangsa Indonesia yaitu pada Pembukaan UUD 1945 alenia
keempat dan Pasal 32 UUD 1945 (hasil amandemen).
Pada Pembukaan UUD 1945 alenia keempat disebutkan cita-cita
nasional bangsa Indonesia yaitu ―melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial‖. Melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia pada Pembukaan UUD 1945 tersebut,
berarti pula melindungi hak kebudayaannya, serta meneguhkan jati diri
dan karakter bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila. Pada sisi
lain, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
bisa menjadikan kebudayaan sebagai alat sekaligus menjadikannya
sebagai tujuan tercapainya kesejahteraan di bidang kebudayaan dan

8l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

tercapainya kecerdasan budaya dalam kehidupan berbangsa. Dengan


kebudayaan pula, segenap bangsa turut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sejalan dengan kebijaksanaan politik luar negeri, melalui diplomasi
kebudayaan, segenap bangsa Indonesia turut serta secara aktif
mempengaruhi pendapat umum (masyarakat Negara lain) guna
mendorong terciptanya ketertiban dunia dalam hubungan antar bangsa
yang berkeadilan.
Adapun pada Pasal 32 UUD 1945 (hasil amandemen) Ayat (1)
disebutkan bahwa “negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia
di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya; (2)
“Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kebudayaan nasional”. Pasal ini mengandung arti tentang peran
pentingnya kebudayaan dalam pembentukan jati diri masyarakat
Indonesia dan pembangunan bangsa Indonesia yang merupakan
tanggung jawab negara, bukan hanya pemerintah tetapi juga
masyarakat.
Pengakuan ini kemudian diperkuat dengan ditetapkannya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Dengan diakuinya kebudayaan sebagai bagian penting dalam
ketatanegaraan Indonesia, maka Negara wajib memajukan kebudayaan
Indonesia yang dalam hal ini diamanatkan kepada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan
dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Daerah yang merupakan institusi
pemerintah yang bertugas untuk melaksanakan tugas dalam rangka
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kebudayaan.
Sebagai negara multikulturalisme, Indonesia banyak
diuntungkan dengan kekayaan adat istiadat yang dilengkapi pula oleh
potensi kekayaan alam. Namun, permasalahan yang kerapkali terjadi
dalam masyarakat multikultural ialah hal-hal seputar kependudukan,
ekonomi dan sosial budaya. Namun dengan kesepakatan dan konsensus
yang dimiliki dalam aturan-aturan yang mendasari budaya multikultur di

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 9


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Indonesia, masalah-masalah tersebut dapat dihindari, terutama apakah


masyarakat multikultur ini memiliki jiwa toleransi.
Kondisi obyektif bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk
yang ditandai antara lain oleh keragaman suku dan budaya, yang
merupakan potensi kekuatan menuju kemajuan bangsa. Pengelolaan
keragaman budaya memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan
identitas nasional, serta mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal untuk
merespon modernisasi agar sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Di
era globalisasi, pemerintah berkewajiban melindungi dan melayani
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya agar tidak tergerus oleh nilai-nilai budaya global yang tidak
sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa. Demikian halnya,
pemahaman terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa dijadikan landasan
untuk memperkuat kebersamaan dan persatuan, toleransi, tenggang
rasa, gotong royong, etos kerja, dan menciptakan kehidupan yang
harmonis.
Upaya pemerintah dalam memajukan kebudayaan tersebut
berangkat dari pemahaman pentingnya kebudayaan dalam keseluruhan
program pembangunan bangsa menuju Indonesia yang adil, makmur,
demokratis dan sejahtera. Dengan melibatkan kebudayaan sebagai
wawasan pembangunan bangsa maka yang tercipta adalah bangsa
Indonesia menjadi bangsa berkemajuan dan bermartabat. Sebaliknya,
tanpa melibatkan kebudayaan, pembangunan bangsa akan kehilangan
spirit dan ruh kehidupan berbangsa dan bernegara yang kemudian
memunculkan konflik sektarian dan berbagai bentuk intoleransi di
tengah keberagaman budaya sebagai bangsa yang majemuk. Sikap
untuk tidak bersedia hidup bersama dalam komunitas beragam telah
melahirkan ekspresi intoleransi dalam bentuk kebencian, permusuhan,
diskriminasi dan tindakan kekerasan kepada apa atau pun siapa yang
berbeda.
Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan tujuan
pembangunan kebudayaan yang hendak dicapai. Pembangunan
kebudayaan berkehendak untuk meneguhkan dan membangun karakter
dan jati diri bangsa, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta

10 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

meningkatkan citra bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.


Tercapainya tujuan pembangunan kebudayaan mampu mendorong
terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan
beretika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat
yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Di samping itu,
kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas
nasional yang sesuai dengan nilai–nilai luhur budaya bangsa dan
menciptakan iklim kondusif serta harmonis sehingga nilai-nilai kearifan
lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif
sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
Pembangunan kebudayaan di Indonesia dilakukan untuk
mewujudkan Indonesia sebagai negara Adidaya Budaya. Pembangunan
kebudayaan yang diarahkan untuk membangun dan memperkuat
jatidiri, bangsa dalam kerangka multikultur, membutuhkan pembinaan
secara cermat dan penuh kesungguhan agar dapat menjadi kekuatan
pemersatu bangsa. Kebudayaan nasional merupakan wadah bagi
pembangunan dan pembentukan karakter bangsa, serta sarana bagi
pembentukan sikap mental bangsa Indonesia yang berkualitas sehingga
mampu menghadapi tantangan dan perkembangan jaman.
Peran strategis pembangunan kebudayaan semakin dibutuhkan
dalam upaya membangun identitas bangsa, pengikat nasionalisme
lndonesia, serta membangun manusia lndonesia seutuhnya. Untuk itu
pembangunan kebudayaan terus dibina dengan menanamkan nilai-nilai
budaya yang dapat membentuk pola pikir bangsa yang berorientasi
pada kebersamaan, kerjasama serta kecintaan kepada tanah air dan
bangsa, dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kebijakan pemerintah dalam pemajuan kebudayaan meliputi
semua aspek kebudayaan termasuk aspek budaya yang merupakan milik
bersama dan telah dijadikan sebagai penanda jati diri bangsa yang
kemudian disebut warisan budaya. Pembangunan warisan budaya
sendiri meliputi pembangunan warisan budaya benda (tangible cultural
heritage) maupun warisan budaya takbenda (intangible cultural heritage)
yang mempunyai nilai penting bagi pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan dan teknologi dan atau seni.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 11


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Pembangunan Kebudayaan Nasional Indonesia, khususnya


pembangunan warisan budaya tidak sekedar melestarikan warisan
budaya sebagai karya budaya adiluhung yang diturunkan generasi
bangsa terdahulu. Pengaturan tentang pembangunan warisan budaya
sudah saatnya dilakukan perubahan, sehingga tidak lagi bersifat parsial
melainkan sudah harus menyeluruh, mulai dari aspek hukumnya hingga
dinamikanya agar mampu mengikuti perubahan kebudayaan nasional
maupun dunia yang dinamis. Seperti halnya, pembangunan kebudayaan
nasional, maka pembangunan warisan budaya juga harus
memperhatikan keragaman budaya, agama, dan tradisi yang hidup di
masyarakat, serta dinamika kehidupan sosial masyarakat Indonesia
sebagai bagian dari masyarakat dunia.
Mengingat pentingnya warisan budaya bagi kelangsungan
sebuah bangsa, maka pengelolaan warisan budaya mutlak perlu
dilaksanakan. Kurang optimalnya pelestarian dan pengelolaan Warisan
Budaya akan berdampak pada hilangnya identitas jati diri sebagai
bangsa yang berkepribadian dalam berkebudayaan sebagaimana
dicetuskan oleh Presiden Soekarno dalam Trisakti. Warisan budaya yang
harus dikelola meliputi unsur kebudayaan yang ada seperti, bahasa,
kesenian, sistem pengetahuan dan teknologi, sistem kepercayaan, nilai
dan tradisi dan adat istiadat, cagar budaya ataupun kesejarahan. Karena
itu, paradigma tanggung jawab bukan hanya pada pemerintah,
melainkan melekat pada setiap orang yang berkewajiban untuk
menghargai, mengakui, dan/atau melindungi Warisan Budaya
Indonesia sendiri telah dikenal sebagai negara yang memiliki
beragam warisan budaya bangsa yang telah berkembang dan
diwariskan secara lintas generasi. Keragaman dan kekayaan budaya baik
yang berujud/ benda (tangible) dan tak berujud/ tak benda (intangible)
tersebut telah menempatkan Indonesia dalam posisi yang sangat
penting dalam diskusi dan penelitian kebudayaan di tingkat dunia, dan
aset-aset budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tentu akan menjadi
asset pembangunan bangsa.
Namun seiring dengan perkembangan jaman yang ditandai
dengan perubahan pola hidup, iklim, ilmu pengetahuan dan teknologi,

12 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

serta modernisasi di segala bidang mengakibatkan keberadaan warisan


budaya menjadi terancam. Selain itu dengan adanya perkembangan
globalisasi di segala bidang mengakibatkan munculnya klaim
kepemilikan warisan budaya sebuah bangsa.
Untuk mengatasi segala permasalahan terkait dengan eksistensi
warisan budaya maka diperlukan upaya diplomasi budaya dari
pemerintah dan masyarakat. Diplomasi budaya adalah usaha suatu
negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui
dimensi kebudayaan. Kegiatan diplomasi budaya merupakan salah satu
upaya yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan warisan budaya
Indonesia ke dunia, mendorong upaya-upaya pelestarian warisan-
warisan budaya, sekaligus meningkatkan citra dan apresiasi dan
masyarakat internasional terhadap asset budaya bangsa Indonesia.
Dalam kerangka penguatan eksistensi, pengakuan dan apresiasi
masyarakat terhadap kekayaan warisan budaya Indonesia, serta
mendorong revitalisasi kekayaan seni dan budaya lokal, maka strategi
Diplomasi Budaya perlu terus dilaksanakan secara konsisten dan
berkelanjutan secara internal di dalam negeri, di samping upaya-upaya
intensif yang dilakukan ke luar negeri melakukan berbagai kegiatan
diplomasi budaya melalui pameran, seminar, pementasan, kajian dan
lain sebagainya sebagai program strategis yang dilaksanakan untuk
mewujudkan tujuan tersebut diatas.
Sesuai dengan Permendikbud Tahun 2015 No 11 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya memiliki tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang warisan dan
diplomasi budaya. Sejak berdiri tahun 2012, yang awalnya bernama
Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat ini telah
mencatat warisan budaya takbenda dari tahun 2013 s.d 2017 sejumlah
7.799 karya budaya, dimana yang telah ditetapkan hingga tahun 2017
sebanyak 594 warisan budaya takbenda Indonesia. Untuk warisan
budaya benda, Direktorat ini sejak tahun 2013 telah berhasil
mengusulkan 7 tentative list warisan dunia. Selain itu sampai dengan
tahun 2017, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya telah berhasil

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 13


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

mengikuti forum sidang internasional bidang kebudayaan,


menyelenggarakan event internasional, mengirimkan misi diplomasi
budaya ke berbagai negara dan mendirikan Pusat Budaya Indonesia di
Timor Leste.
Menyadari hal itulah rencana strategis Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya 2015-2019 ini disusun.

1.2. LANDASAN HUKUM


Dokumen rencana strategis Direktorat Warisan dan Diplomasi
Budaya ini didasari oleh himpunan peraturan perundangan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 - 2025;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya;
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Budaya;

14 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015


tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015 -2019;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
13. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014
tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan
Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015 - 2019;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor
11 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015 – 2019.

1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN


1.3.1 ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
a. Analisis Lingkungan Strategis Makro
1) Agenda Pembangunan Global Paska MDG 2015
Agenda Pembangunan Global MDG akan berakhir tahun
2015, sehingga sebagai tindak lanjut perlu disusun
agenda pembangunan paska 2015. Rangkaian proses
penyusunan terdiri dari Input (dari internal lembaga UN,
HLPEP dan SDSN) untuk membantu Sekjen PBB – sudah
dilaporkan Sekjen PBB dalam UNGA 2013 lalu, maupun
input dari Open Working Group on SDG (mandat dari

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 15


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Rio+20 tahun 2012) – dalam proses final (zero draft) dan


akan dilaporkan pada UNGA September 2014.
Beberapa situasi global yang mengemuka antara lain:
1) Pandangan Masyarakat Internasional Atas Post 2015:
1. Negara Maju:
a) Tidak menyepakati pengintegrasian konsep
CBDR (common but differentiated
responsibility) masuk dalam SDGs;
b) Mendorong fokus isu-isu ―yang belum
selesai‖ di MDGs dan lebih menekankan
pada aspek sustainability;
c) Konsep inequality, negara maju merujuk
pada mengatasi ketidakseimbangan akses
antara kelompok masyarakat dalam negara.
2. Negara Berkembang:
a) Konsep CBDR dan diferensiasi masuk
dalam SDGs;
b) Mendorong fokus isu-isu unfinished
business MDGs, lebih menekankan pada
aspek availability dan fleksibilitas pada
akses dan kesempatan, serta dukungan
means of implementation termasuk
pendanaan, teknologi dan peningkatan
kapasitas;
c) Konsep inequality, negara berkembang
merujuk tidak hanya mengatasi
ketidakseimbangan akses antara kelompok
masyarakat dalam negara, namun juga
ketidakadilan hubungan antar negara di
tingkat global, khususnya mengatasi
ketimpangan pola hubungan negara maju
dan negara berkembang.
3. Prinsip-prinsip ―Sustainable Development Goals
(SDGs)‖

16 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

1. Tidak melemahkan komitmen internasional


terhadap pencapaian MDGs pada tahun
2015;
2. Berdasarkan Agenda 21, Johannesburg Plan
of Implementation dan Rio Principles, serta
mempertimbangkan perbedaan kondisi,
kapasitas dan prioritas nasional;
3. Fokus pada pencapaian ketiga dimensi
pembangunan berkelanjutan secara
berimbang;
4. Koheren dan terintegrasi dengan agenda
pembangunan pasca-2015
Implikasi terhadap pembangunan nasional
Indonesia adalah:
1. Sustainability sudah secara konkret akan
dijadikan development goal: (i) final goal;
(ii) target: sasaran kuantitatif/ terukur dan
indikator.
2. Sebagian besar isi dari RPJMN (berdasar
presentasi selama ini) sudah selaras, namun
perlu diperhatikan nantinya adalah target:
sasaran kuantitatif dan indikator.
3. Laporan OWG – masih sebagai salah satu
bahan/input yang dapat dijadikan dasar
posisi negara pada waktu proses negara –
intergovernmental process (Sept 2014-Sept
2015)
4. Perlu masukan mengenai: (i) target yang
dapat dijalankan dan (ii) indikator yang
sudah dapat digunakan/tersedia, atau yang
akan dikembangkan/disusun pada tahun
2015.
5. Masih ada kesempatan untuk: (i)
menyempurnakan sesuai dengan RPJMN
dan agenda RPJMN mendatang sebagai

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 17


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

dasar proses intergovernmental process


September 2014-September 2015.

2) World Culture Forum (Bali Promise)


Indonesia turut memegang peran penting dalam
pembangunan kebudayaan secara gobal, dalam satu
peran tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan
World Culture Forum (WCF) 2013 lalu. World Culture
Forum yang diadakan di Bali pada tanggal 23-27
November 2013, bertujuan untuk mengeksplorasi
peran budaya sebagai sarana untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan. Hasil utama dari WCF
telah didefinisikan dalam ―Bali Promise‖ yang
berusaha untuk menekankan pentingnya budaya
untuk pembangunan khususnya dalam mengisi
agenda pembangunan pasca-2015.
Isi dari Bali Promise adalah sebagai berikut :
i. Menemukan modalitas baru untuk menilai dan
mengukur budaya dalam pembangunan yang
berkelanjutan;
ii. Mengembangkan kerangka kerja yang secara
etis dapat dipertanggungjawabkan untuk
tindakan berdasarkan bukti dari keterlibatan
komunitas dan keuntungan pemangku
kepentingan;
iii. Membantu perkembangan perkembangan
model-model partisipatori baru yang
mempromosikan demokrasi kebudayaan dan
inklusi sosial;
iv. Menjamin kejelasan konseptual, keadilan dan
pembangunan kapasitas dalam urusan gender
mainstreaming;
v. Membantu perkembangan stabilitas dalam
pembangunan sosial, politik dan ekonomi untuk
memelihara budaya damai baik pada tingkat

18 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

lokal maupun internasional; (vi).


Mengembangkan dan memperkuat kemitraan
produktif antara sektor publik dan privat.
Bali Promise tersebut diharapkan akan mendukung
kepemimpinan kaum muda dalam melakukan
kegiatan budaya, pengembangan pengarusutamaan
gender dan mengembangkan kemitraan antara
sektor publik dan swasta. Rencana ini sudah menjadi
bagian dari kebijakan nasional Indonesia.

3) Geopolitik Kebudayaan
Indonesia merupakan negara berkembang dengan
karakter negara kepulauan yang memiliki beragam
etnis, agama, dan kepercayaan. Berbagai pluralitas
yang ada di Indonesia terdiri dari keragaman kelas
sosial, etnis dan ras, gender, anak berkebutuhan
khusus, agama, bahasa, dan usia. Hal ini dapat
didukung oleh data sebagai berikut: (a) merupakan
negara yang mempunyai ±13.000 pulau; (b) jumlah
penduduknya lebih dari 200 juta; (c) mempunyai ±
656 suku bangsa; (d) memiliki lebih dari 360 dialek
bahasa lokal; (e) beragam Agama atau kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa (Soebadio, H., 1983;
Yaqin, A.M. 2005); dan (f) Indonesia terdiri dari 34
provinsi. Kondisi kehidupan masyarakat yang
multikultural tersebut secara makro dapat menjadi
faktor pendorong atau penghambat proses
pembangunan nasional dalam berbagai bidang
(Koentjaraningrat, 1982; Ihromi, T.O., 1984).
Pluralitas di negara Indonesia terkadang
membawa konflik yang tak dapat dihindari. Konflik
antar etnis ini terjadi karena benturan budaya,
kepentingan, ekonomi politik, dan lain lain. Sukamdi
menyebutkan bahwa konflik antar etnik di Indonesia

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 19


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

terdiri dari tiga sebab utama, yakni: a). Konflik


muncul karena ada benturan budaya b). Karena
masalah ekonomi politik c). Karena kesenjangan
ekonomi sehingga timbul kesenjangan sosial.
Konflik terbuka dengan kelompok etnis lain
hanyalah merupakan bentuk perlawanan terhadap
struktur ekonomi-politik yang menghimpit mereka
sehingga dapat terjadi konflik di antara yang satu
dengan yang lainnya.
Perbedaan identitas sosial, dalam hal ini etnik
dan budaya khasnya, seringkali menimbulkan
etnosentrisme yang kaku, dimana seseorang tidak
mampu keluar dari perspektif yang dimiliki atau
hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan
perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami
perilaku orang lain berdasarkan latar belakang
budayanya. Sikap etnosentrisme yang kaku ini sangat
berperan dalam menciptakan konflik karena
ketidakmampuan orang-orang untuk memahami
perbedaan. Konflik antar etnis di Indonesia harus
segera diselesaikan dan harus sudah ada solusi
konkritnya.
Selain itu, Indonesia kini sedang dilanda
masalah krisis jati diri dan karakter bangsa. Krisis
tersebut dapat dilihat dari bagaimana menurunnya
jati diri (identitas) bangsa, rendahnya jiwa
nasionalisme, menurunnya pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan, tingginya penyimpangan
perilaku, seperti tindak kekerasan, korupsi kolusi dan
nepotisme, sikap diskriminatif, vandalisme,
mentalitas menerabas, manipulatif, primordialistik,
hedonistik, dan lain sebagainya.
Krisis karakter bangsa pun dapat terlihat dari
masih belum meratanya kesadaran akan
keberagaman budaya, lunturnya pemahaman
terhadap nilainilai kearifan lokal dan penghormatan

20 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

terhadap tradisi, belum optimalnya daya juang dan


etos kerja, serta belum kuatnya komitmen kesadaran
untuk melestarikan lingkungan.

4) Visi Pemerintahan 2015-2019 (Kemandirian Budaya


dan Revolusi Mental)
Kemandirian budaya erat kaitannya dengan
kemandirian ekonomi. Hal itu karena manusia tidak
hanya mengonsumsi barang-barangtapi juga
mengonsumsikebudayaan. Sehingga bila bangsa kita
tidak bisa mandiri dalam hal kebudayaan, maka
secara ekonomi bangsa kita pun akan terpuruk. Lebih
parah lagi, bila pada akhirnya bangsa kita akan
kehilangan jati diri dan karakter bangsanya. Maka
dari itu, pengarusutamaan bidang kebudayaan dalam
pembangunan nasional perlu dilakukan.
Revolusi Mental yang menjadi visi dan misi dari
Pemerintahan Republik Indonesia tahun 2014-2019
merupakan sebuah visi yang menurut penjelasan dari
Presiden Jokowi lebih lanjut bahwa satu yang sangat
penting (ialah) revolusi mental dari negativisme ke
positivisme untuk merubah mindset. Karena (dengan
visi ini) negara ini bisa menjadi negara besar. Saat ini
yang harus dibenahi yaitu mental pesimistis yang
menggerogoti bangsa. Padahal, Indonesia memiliki
potensi sumber daya yang mumpuni.
Revolusi mental sebagai pondasi pembangunan
mental bangsa Indonesia kedepan, Dimensi
rekonstruksi mental mencakup 3 hal yaitu; Sehat,
Cerdas dan Berkepribadian. Pemerintahan baru akan
berusaha secara terencana, bertahap, dan terstruktur
mentransformasikan Indonesia menuju bangsa yang
berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik,
dan berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk
merealisasikan visi-misi tersebut, selain diperlukan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 21


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

dukungan sumber daya material, keterampilan, dan


manajemen, yang paling penting adalah kesiapan
mental. Bahwa secara umum, manusia dan bangsa
Indonesia mengalami kerentanan dalam mentalitas
berdikari, berdaulat, dan berkepribadian, dengan
beragam implikasi destruktifnya bagi perkembangan
bangsa. Mental bangsa Indonesia saat ini dirasakan
tidak memiliki kemandirian secara kolektif, hal yang
terjadi cukup ekstrem bagi bangsa Indonesia secara
menyeluruh. Citra sebagai bangsa Indonesia erat
sebagai bangsa pengekor negara-negara maju. Mulai
dari ekonomi, hingga kehidupan bagian kecil dari
kehidupan seperti tren berpakaian dan musik.
Usaha revolusi mental menyasar aspek
terpenting yang menentukan perilaku manusia, yakni
karakter personal dan budaya (sistem nilai, sistem
pengetahuan, dan sistem perilaku sebagai
pembentuk karakter kolektif). Dalam proyek
transformasi budaya, perlu diidentifikasi mentalitas
inti sebagai penggerak utama bagi kelahiran
mentalitasmentalitas turunannya. Kebudayaan akan
sangat mempengaruhi kemajuan bangsa Indonesia,
keteraturan hasil turunan dari kebudayaan akan
menghasilkan individu yang memiliki etos, etis, dan
etika yang baik. Dengan individu Indonesia yang
memiliki kepribadian yang kuat akan berkorelasi
langsung dengan kebudayaan bangsa Indonesia,
secara otomatis kepribadian kolektif masyarakat
Indonesia tersebut akan merubah wajah Indonesia,
transformasi kebudayaan yang dicita-citakan akan
terealisasi dan Kemandirian Kebudayaan akan
menjadi kunci bagi kemajuan bangsa Indonesia.

5) Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

22 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin


ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di
kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.
Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta
bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik
investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah
ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan
dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini
nantinya memungkinkan satu negara menjual barang
dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di
seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan
semakin ketat.
Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya
membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi
juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter,
pengacara, akuntan, dan lainnya. Pasar tenaga kerja
bebas ini, satu sisi memiliki nilai positif yaitu
terbukanya banyak lapangan pekerjaan terbaru. Dari
sisi negatifnya, persaingan kerja akan semakin ketat
dan arus pekerja asing ke negara Indonesia tidak
dapat terhalangi. Hal ini secara tidak langsung dapat
menyebabkan kebudayaan bangsa tergerus
kebudayaan asing bila masyarakat belum siap
menghadapi pasar tenaga kerja bebas ini. Dalam
kondisi wilayah Indonesia yang luas dan dan tingkat
kesiapan yang beragam dalam hubungan lintas
bangsa dan lintas budaya, maka langkah-langkah
penguatan ketahanan budaya perlu terus
ditingkatkan. Diplomasi budaya baik secara eksternal
melalui misi-misi kebudayaan dan secara internal
melalui berbagai upaya internalisasi nilai-nilai budaya
kepada masyarakat luas akan memegang peranan
penting dalam menyiapkan bangsa Indonesia untuk

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 23


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

dapat berinteraksi secara luas dengan bangsabangsa


lain.
Dalam RPJM tertuang Kebijakan bidang sosial
budaya dalam upaya menghadapi tantangan
globalisasi dan perkembangan IPTEK sebagai berikut:
Mengembangkan dan membina kebudayaan
Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari
warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional
yang mengandung nilai-nilai universal, termasuk
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup
bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
MEA juga akan menjadi kesempatan bagi
Indonesia untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia
kepada masyarakat ASEAN. Indonesia dengan
kekayayaan warisan budaya yang dimiliki diharapkan
juga akan dapat memberikan kontribusi penting
dalam membangun kerjasama budaya lintas negara
ASEAN, dan memiliki peran penting membangun
kawasan ASEAN melalui kekuatan soft power
kebudayaan.
6) Integrasi Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan
dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses
mantransfernya yang paling efektif dengan cara
pendidikan. Keduanya sangat erat sekali
hubungannya karena saling melengkapi dan
mendukung antara satru sama lainnya. Tujuan
pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu
meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan
adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer
kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi
selanjutnya. Dan juga kita sebagai masyarakat
mencitacitakan terwujudnya masyarakat dan
kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka

24 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus


lebih baik lagi.
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam
hal berbagai bentuk dan menifestasinya, dikenal
sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak
kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah
dan membina manusia untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan kultural dan
tantangan zaman tradisional untuk memasuki zaman
modern. Manusia sebagai makhluk berakal dan
berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan
perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif
dan dinamis manusia terus berevolusi meningkatkan
kualitas hidup yang semakin terus maju.
Pendidikan selalu berubah sesuai
perkembangan kebudayaan, karena pendidikan
merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai
cermin nilai-nilai kebudayaan (pendidikan bersifat
reflektif). Pendidikan juga bersifat progresif, yaitu
selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai
tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat
tersebut berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk itu
perlu pendidikan formal dan informal (sengaja
diadakan atau tidak). Perbedaan kebudayaan
menjadi cermin bagi bangsa lain, membuat
perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran
sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan
kebudayaan.
Salah satu visi utama dari revolusi mental
adalah membangun masyarakat Indonesia yang
cerdas. Kecerdasaan individu merupakan
konsekuensi logis dari sistem pendidikan, tak
ubannya sebuah hubungan timbal balik, pendidikan
akan menghasilkan individu yang cerdas, dengan
sifat manusia yang dinamis dan selalu berkembang,

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 25


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

modal kecerdasan akan menghasilkan kebudayaan


yang memiliki kualitas yang berdaya saing global.
Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan
merupakan usaha untuk menimbang dan
menghubungkan potensi individu. Adapun dari
sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan
merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari
generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai
budaya tersebut tetap terpelihara. Maka jelas bahwa
pendidikan dan kebudayaan sangat erat sekali
hubugan karena keduanya berkesinambungan,
keduanya saling mendukung satu sama lainnya.
Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan
antara pendidikan dengan tradisi budaya serta
kepribadian suatu masyarakat betapapun
sederhananya masyarakat tersebut. Hal ini dapat
dilihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya
senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat,
dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya
hanya akan mungkin terjadi bila para pendukung
nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi
mudanya sebagai generasi penerus.

b. Analisis Lingkungan Strategis Mikro


1) Potensi Kebudayaan Indonesia
Indonesia dikenal dengan keragaman budayanya, dengan
struktur masyarakat yang ditandai atas kelompok-
kelompok suku, agama, daerah, dan ras yang beraneka
ragam. Perbedaan tersebut berpengaruh pada perbedaan
sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, dan
perilaku sosial antar masyarakat dan budaya.
Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa
Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan sehingga
mampu memberikan ketenteraman dan kedamaian bagi

26 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

rakyat Indonesia sehingga tidak menimbulkan persoalan


yang mengancam timbulnya disintegrasi bangsa.
Keragaman budaya Indonesia merupakan modal besar
untuk membawa bangsa ini maju sejajar dengan negara-
negara besar lainnya. Potensi Kebudayaan di Indonesia
inilah yang kemudian menjadi kelebihan bangsa kita
untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Adidaya
Budaya.
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang besar
dan terluas di dunia, memiliki berbagai keunggulan dan
kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lannya di
dunia, baik berupa kekayaan sumber daya alam maupun
sumber daya budayanya. Sebagai negara kepulauan
tersebut, Indonesia dihuni lebih dari 300 suku bangsa,
serta memiliki 742 bahasa dan dialek. Keragaman etnik,
bahasa dan dialek, serta adat dan tradisi yang hidup
dalam masyarakat secara lintas generasi tersebut
menjadikan Indonesia sebagai sebuah laboratorium
antropologi terbesar di dunia.
Wujud karya budaya dalam bentuk warisan budaya juga
memberikan gambaran kekayaan yang luar biasa. Saat ini
tercatat 64.844 peninggalan purbakala di Indonesia
(berupa 11.616 situs dan 53.228 benda bergerak), sekitar
1,16% atau 749 telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
Tentu jumlah tersebut akan masih dapat bertambah lagi
melalui proses penggalian, inventarisasi dan registrasi
yang terus dilakukan oleh Pemerintah.
Keragaman budaya Indonesia merupakan modal besar
untuk sejajar dengan negara besar lainnya. Potensi ini
menjadi kelebihan Indonesia sebagai negara Adidaya
Budaya. Indonesia merupakan Negara Kepulauan Terluas
yang dihuni oleh lebih dari 300 suku bangsa, memiliki 742
bahasa dan dialek, merupakan Laboratorium Antropologi
yang terbesar di dunia. Indonesia memiliki 64.844

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 27


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

peninggalan purbakala, berupa 11.616 situs dan 53.228


benda bergerak, sekitar 1,16% (749) telah ditetapkan
sebagai Cagar Budaya.
Kekayaan sumber daya budaya baik yang bersifat tangible
(benda) dan intangible (tak benda) yang dimiliki bangsa
Indonesia tersebut dapat menjadi modal dasar yang
sangat penting dalam kerangka membangun bangsa
dalam berbagai dimensinya. Demikian halnya dalam
konteks eksternal, posisi geostrategis Indonesia
diharapkan akan dapat berperan dalam membangun
peradaban dunia yang lebih baik lagi.
Di antara sejumlah besar peninggalan sejarah tersebut
paling tidak ada 4 yang telah diakui sebagai World
Tangible Heritage Cultural Sites (yaitu: Candi Borobudur
dan Lingkungannya, Kompleks Candi Prambanan, Situs
Manusia Purba Sangiran, Bali Culture Landscape),
kemudian 6 yang telah diakui sebagai World Intangible
Heritage Culture Elements (Wayang Kulit -Masterpiece Of
Humanity 2003, terinskripsi tahun 2008; Keris -
Masterpiece Of The Oral And Intangible Heritage Of
Humanity 2006 , terinskripsi tahun 2008; Batik Indonesia -
Intangible Culture Heritage Of Humanity 2009; Angklung
- Intangible Culture Heritage Of Humanity 2010; Tari
Saman – 2011; Noken - 2012)
Dalam Lampiran Buku II Agenda Pembangunan Bidang Perpres RI No 2
Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015 – 2019,

Permasalahan dan Isu Strategis bidang Kebudayaan :


1. Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa
Pengembangan karakter dan jati diri bangsa juga ditandai oleh
terbangunnya modal sosial yang tercermin pada bekerjanya
pranata gotong royong, berdayanya masyarakat adat dan

28 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

komunitas budaya, meningkatnya kepercayaan antarwarga,


yang berorientasi untuk menumbuhkan kepedulian sosial dan
hilangnya diskriminasi. Pemahaman terhadap sejarah dan nilai-
nilai luhur budaya bangsa menjadi landasan untuk memperkuat
kehidupan yang harmonis. Hal tersebut merupakan salah satu
upaya revolusi mental untuk memperkuat karakter dan jatidiri
bangsa. Revolusi mental merupakan bentuk strategi
kebudayaan yang berperan memberi arah bagi tercapainya
kemaslahatan hidup berbangsa dan bernegara. Kebudayaan
Indonesia harus dikembangkan guna meningkatkan kualitas
hidup, memperkuat kepribadian bangsa dan kebanggaan
nasional, memperkukuh persatuan bangsa, meningkatkan
pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan
kebangsaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai upaya tersebut telah meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap pentingnya karakter dan jati diri bangsa
yang berbasis pada keragaman dan kearifan lokal serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
permasalahan yang masih dihadapi antara lain: (i) adanya
kecenderungan menurunnya pemahaman, penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
(ii) menurunnya kualitas penggunaan bahasa Indonesia dan rasa
cinta terhadap produk dalam negeri; (iii) rendahnya kesadaran
akan keberagaman budaya, nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal
serta penghormatan terhadap adat, tradisi, dan kepercayaan; (iv)
menurunnya daya juang dan budaya kerja (etos kerja) serta
sikap tenggang rasa dan toleransi terhadap perbedaan yang
dapat memicu terjadinya konflik sosial; dan (v) menguatnya
nilai-nilai priomordialisme dan fundamentalisme yang dapat
mengancam disintegrasi bangsa. Tantangan yang dihadapi
dalam penguatan karakter dan jati diri bangsa adalah
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya bahasa, adat, tradisi, nilai sejarah dan kearifan lokal
yang bersifat positif sebagai perekat persatuan bangsa, serta
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi
budaya global yang positif dan produktif.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 29


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

2. Peningkatan Apresiasi Seni dan Kreativitas Karya Budaya


Keragaman seni, karya budaya, dan tradisi merupakan kekayaan
budaya bangsa yang perlu dipelihara, dilindungi dan
dikembangkan oleh masyarakat. Pengembangan seni, karya
budaya, dan tradisi memiliki peran penting dalam meningkatkan
apresiasi masyarakat dari generasi ke generasi. Dalam kondisi
kekinian, untuk membangkitkan semangat nasionalisme, seni
dan karya budaya merupakan sarana penghubung dan
komunikasi yang mampu melampaui batas-batas geografis,
etnis, agama, maupun strata sosial. Kreativitas karya budaya
juga mampu memberikan nilai ekonomi dan menciptakan
inovasi dalam penciptaan lapangan kerja menuju kesejahteraan
masyarakat. Adapun permasalahan dalam rangka meningkatkan
apresiasi seni dan kreativitas karya budaya yang masih dihadapi,
antara lain: (i) adanya kecenderungan pengalihan ruang publik
ke ruang privat yang mengakibatkan terbatasnya ruang/wadah
penyaluran aspirasi masyarakat dan ekspresi inovasi karya
budaya; (ii) belum optimalnya advokasi dan sosialisasi karya dan
inovasibudaya kepada masyarakat sehingga apresiasi terhadap
hasil karya seni dan inovator karya budaya belum optimal; (iii)
terbatasnya regenerasi dan hasil inovasi karya budaya serta
pemanfaatan teknologi di dalam pengemasan karya budaya; (iv)
terbatasnya HKI dan regulasi pasar yang mendukung karya seni
dan budaya; (v) belum optimalnya dokumentasi dan
pengarsipan karya budaya; dan (vi) pemberian penghargaan
bagi maestro dan pelaku budaya dalam rangka peningkatan
apresiasi dan karya budaya.
Tantangan ke depan yang dihadapi adalah meningkatkan
pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap seni, karya
budaya dan tradisi sebagai kekayaan budaya bangsa, dan
meningkatkan pelindungan terhadap hak atas kekayaan
intelektual (HKI) terutama karya cipta seni dan budaya kreatif
baik yang bersifat individual maupun komunal.
3. Pelestarian Warisan Budaya

30 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Warisan budaya bendawi (tangible) dan bukan bendawi


(intangible) merupakan bagian integral dari kebudayaan secara
menyeluruh. Warisan budaya mengandung nilai-nilai inspiratif
yang mencerminkan tingginya nilai budaya dan peradaban
bangsa yang menjadi kebanggaan nasional. Untuk itu
pemahaman nilai positif sejarah serta pelindungan,
pengembangan, pemanfaatan dan aktualisasi nilai dan tradisi
warisan budaya terus dilakukan secara berkelanjutan dalam
rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya
bangsa. Meskipun hasil-hasil yang dicapai mengalami kemajuan,
cagar budaya sebagai warisan budaya yang tersebar di seluruh
pelosok tanah air belum sepenuhnya dikelola secara berkualitas.
Hal tersebut disebabkan antara lain: (i) belum tersedianya basis
data tentang warisan budaya bendawi dan non bendawi; (ii)
belum tertatanya sistem registrasi nasional yang terpadu dan
tersistem; (iii) terbatasnya upaya penggalian dan pemanfaatan
nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya; (iv) belum
ditetapkannya peraturan perundangan sebagai turunan UU No.
11/2010 Tentang Cagar Budaya; dan (v) kurangnya apresiasi,
pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang arti penting
warisan budaya seperti situs, candi, istana, monumen dan
tempat bersejarah lainnya yang memiliki kandungan nilai luhur
sebagai sarana edukasi dan rekreasi yang dapat menginspirasi
berkembangnya budaya kreatif yang memiliki nilai ekonomi
berkelanjutan (Data Susenas tahun 2012 menunjukkan perkiraan
jumlah penduduk 5 tahun ke atas yang mengunjungi
museum/situs peninggalan sejarah selama setahun terakhir di
Indonesia sebanyak 5,64 juta orang ). Pada masa yang akan
datang pengelolaan warisan budaya perlu menyesuaikan
dengan paradigma baru yang berorientasi pada pengelolaan
kawasan, peran serta masyarakat, desentralisasi pemerintahan,
perkembangan, serta tuntutan dan kebutuhan hokum dalam
masyarakat. Dengan demikian, tantangan ke depan adalah
meningkatkan kualitas upaya pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan warisan budaya dan meningkatkan apresiasi
terhadap warisan budaya, nilai-nilai positif sejarah bangsa dan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 31


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

layanan museum sebagai sarana edukasi dan rekreasi serta


melestarikan warisan budaya melalui penggalian dan penulisan.
4. Peningkatan Promosi, Diplomasi dan Pertukaran Budaya
Berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka diplomasi budaya
telah mengantar karya budaya bangsa memperoleh
pengukuhan dari UNESCO yaitu Angklung (2010) sebagai
Intangible Cultural Heritage of Humanity dan pengukuhan Tari
Saman (2011) dan Noken (2012) sebagai Intangible Cultural
Heritage in Need of Urgent Safeguarding; serta Lanskap Budaya
Bali (Subak) sebagai World Cultural Heritage (2012). Pada tahun
2013 telah dirintis pembangunan enam Rumah Budaya
Indonesia di 6 negara. Keberadaan dan peran aktif Indonesia di
mata internasional semakin diakui oleh negara-negara lain,
sehingga pada tahun 2013 Indonesia menjadi tuan rumah
penyelenggaraan World Culture Forum(WCF) di Bali. Forum
tersebut menghasilkan Bali Promise yang intinya menyerukan
pada negara/pemerintah untuk berkomitmen agar
mengintegrasikan budaya dalam Agenda Pembangunan yang
Berkelanjutan Paska 2015 dan mengukuhkan Indonesia sebagai
tuan rumah penyelenggaraan WCF pada tahun-tahun
berikutnya. Di samping itu, pada Frankfurt Book Fair 2015,
Indonesia merupakan negara pertama di ASEAN yang diundang
sebagai tamu kehormatan dalam pameran buku terbesar di
dunia tersebut. Pada acara tersebut, Indonesia dapat
memperkenalkan budaya dan berbagai kemajuan lain yang
dicapai kepada masyarakat Eropa dan dunia. Permasalahan yang
masih dihadapi dalam rangka diplomasi budaya dan hubungan
kerjasama internasional di bidang kebudayaan antara lain: (i)
terbatasnya pengetahuan masyarakat dunia tentang kekayaan
budaya Indonesia sehingga representasi budaya Indonesia di
luar negeri dan apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia masih
terbatas; (ii) terbatasnya pengetahuan masyarakat terhadap
kekayaan budaya antardaerah sehingga diperlukan promosi
budaya untuk meningkatkan rasa persatuan dan rasa bangga
terhadap kekayaan budaya bangsa; dan (iii) belum adanya
sertifikasi sebagai bukti keahlian bagi pelaku budaya sehingga

32 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

mengakibatkan terbatasnyakeikutsertaan pelaku budaya dari


Indonesia pada even budaya di luar negeri. Di samping itu
pemanfaatan promosi budaya dengan menggunakan berbagai
media baik nasional maupun internasional belum optimal.
Tantangan ke depan yang dihadapi adalah meningkatkan
promosi budaya antardaerah melalui pengembangan rumah
budaya nusantara sebagai sarana promosi dan diplomasi pada
tingkat nasional, serta rumah budaya Indonesia di luar negeri,
serta meningkatkan kreativitas karya budaya dan pertukaran
antarpelaku budaya sebagai sarana diplomasi budaya di dunia
internasional.
5. Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan
Sumber daya kebudayaan memiliki peran penting dalam
mendukung keberhasilan pembangunan kebudayaan.
Sumberdaya kebudayaan berupa sarana dan prasarana
kebudayaan, sumber daya manusia (SDM), kelembagaan,
pendanaan, kemitraan, serta penelitian perlu dikembangkan
secara berkelanjutan. Permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan sumber daya kebudayaan, antara lain (i)
terbatasnya sumberdaya manusia kebudayaan yang berkualitas,
yang ditunjukkan oleh belum adanya pemetaan profesi dan
standar kompetensi profesi, terbatasnya jumlah, kompetensi
dan persebaran SDM Kebudayaan serta tidak adanya regenerasi
secara berkelanjutan terutama untuk bidang-bidang yang
membutuhkan keahlian khusus serta terbatasnya tenaga dalam
tatakelola di bidang kebudayaan baik pada tingkat pusat
maupun daerah; (ii) belum optimalnya hasil penelitian dan
pengembangan kebudayaan; (iii) terbatasnya sarana dan
prasarana kebudayaan termasuk pemanfaatan teknologi; (iv)
terbatasnya dukungan peraturan perundangan kebudayaan; (v)
belum tersedianya sistem pendataan kebudayaan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan
pengambilan kebijakan; dan (vi) belum optimalnya koordinasi
antarinstansi di tingkat pusat dan daerah serta belum
optimalnya kerja sama antarpihak, yaitu pemerintah, swasta dan
masyarakat. Tantangan ke depan yang dihadapi adalah

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 33


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

meningkatkan kapasitas sumber daya pembangunan


kebudayaan yang didukung oleh sumber daya manusia yang
kompeten; kualitas dan intensitas hasil penelitian sebagai bahan
rumusan kebijakan pembangunan di bidang kebudayaan, sarana
dan prasarana yang memadai; tata pemerintahan yang baik
(good governance); serta koordinasi antartingkat pemerintahan
yang efektif.

Sasaran Bidang Kebudayaan :


Terwujudnya insan Indonesia yang bermartabat, berkarakter dan
berjati diri yang mampu menjunjung tinggi nilai budaya bangsa dan
peradaban luhur di tengah pergaulan global, ditandai oleh :
1. Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan
keragaman budaya yang mencakup adat, tradisi, kepercayaan
serta nilai-nilai positif sejarah bangsa untuk mendukung
terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki
ketahanan budaya yang tangguh;
2. Meningkatnya apresiasi terhadap keragaman seni dan
kreativitas karya budaya;
3. Meningkatnya kualitas pengelolaan dalam upaya pelindungan,
pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya;
4. Meningkatnya kerjasama dan pertukaran informasi budaya
antardaeah serta antara Indonesia dan mancanegara; dan
5. Meningkatnya kapasitas sumber daya pembangunan
kebudayaan dalam mendukung upaya pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan.
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Kebudayaan terdiri
dari :
1. Memperkukuh karakter bangsa yang Tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, dinamis dan berorientasi iptek melalui :
a. pendidikan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh
nilai-nilai kearifan lokal;

34 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

b. penegakan hukum dalam rangka peningkatan disiplin dan


ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
c. pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan
kebangsaan;
d. pelindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan
tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh
khasanah budaya bangsa;
e. pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya;
f. peningkatan sensor film dan media informasinya;
g. pembinaan dan pengembangan dan perlindungan Bahasa
untuk mendukung berkembangnya budaya ilmiah, kreasi
sastra, dan seni;
h. pembangunan proyek percontohan ruang-ruang terbuka
nonton bersama film/video bertema revolusi mental;
i. penayangan film/video bertema revolusi mental di layer
videotrone atau tancap di tiap kecamatan
j. penerbitan atau pemberian subsidi penerbitan buku-buku
edukasi pendidikan mental; dan
k. pemberian penghargaan dan fasilitasi prestasi seniman
yang mengukir prestasi di tingkat nasional dan
internasional serta pahlawan-pahlawan perubahan social
budaya
2. Meningkatkan apresiasi terhadap keragaman seni dan
kreativitas karya budaya melalui :
a. peningkatan aktivitas seni dan karya budaya yang diinisiasi
oleh masyarakat;
b. penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan,
pendalaman dan pagelaran seni dan karya budaya;
c. pengembangan kesenian dan perfilman nasional;
d. peningkatan apresiasi dan promosi karya seni dan karya
budaya lainnya;
e. pemberian insentif kepada para pelaku seni dalam
pengembangan kualitas karya budaya dalam bentuk
fasilitasi, pendukungan dan penghargaan;
f. fasilitasi pengembangan kreativitas dan produktivitas para
pelaku budaya kreatif;

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 35


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

g. pembuatan film, atau pemberian subsidi bagi produksi film


yang mengandung pesan-pesan revolusi mental dan
restorasi sosial;
h. pencanangan pilot project dan inisiasi percontohan
komunitas berkarakter; dan
i. penghargaan kepada tokoh-tokoh yang menjadi role
model dalam revolusi mental.
3. Melestarikan warisan budaya baik bersifat benda (tangible)
maupun tak benda (intangible) :
a. peninggalan purbakala, termasuk peninggalan bawah air;
b. pengembangan permuseuman sebagai sarana edukasi dan
rekreasi;
c. pencatatan warisan budaya tak benda;
d. penguatan sistem registrasi warisan budaya yang
terstruktur dan akurat;
e. peningkatan sosialisasi dan advokasi nilai positif warisan
budaya nasional dan warisan budaya dunia; dan
f. sinergitas antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat,
dan dunia usaha dalam pelestarian warisan budaya.
4. Mengembangkan promosi dan diplomasi budaya melalui :
a. pengembangan rumah budaya nusantara di dalam negeri
dan pengembangan rumah budaya Indonesia di luar
negeri;
b. peningkatan promosi budaya antarprovinsi dan promosi
budaya Indonesia ke mancanegara;
c. pertukaran karya budaya dan pelaku budaya; dan
d. peningkatan informasi dan publikasi budaya Indonesia.
5. Mengembangkan sumber daya kebudayaan melalui :
a. Peningkatan kualitas SDM kebudayaan
b. Peningkatan dukungan sarana dan prasarana untuk
pengembangan karya budaya masyarakat
c. Peningkatan penelitian dan pengembangan kebudayaan
d. Peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan
e. Penelitian dan pengembangan arkeologi nasional

36 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

f. Pengembangan kemitraan antara pemerintah pusat dan


daerah, serta pemangku kepentingan lainnya baik
masyarakat maupun dunia usaha

2) Pencapaian Warisan dan Diplomasi Budaya


Pencapaian pembangunan kebudayaan periode
sebelumnya menjadi landasan untuk pembangunan
dalam periode ini. Adapun pencapaian kinerja bidang
warisan dan diplomasi budaya yang telah diraih dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 yaitu antara lain:
a) Pengusulan tentative list Warisan Budaya Dunia yang
meliputi (1) Historical City Centre of Yogyakarta
(2017), Sangkulirang – Mangkalihat Karts: Prehistoric
rock art area (2015), Sawahlunto Old Coal Mining
Town (2015), Semarang Old Town (2015), The
Historic and Marine Landscape of the Banda Islands
(2015), The Old Town of Jakarta (Formerly old
Batavia) and 4 Outlying Islands (Onrust, Kelor, Cipir
dan Bidadari) (2015), dan Traditional Settlement at
Nagari Sijunjung (2015).
Warisan Budaya Nasional yang mendapatkan
pengakuan sebagai warisan dunia adalah sebagai
berikut :
(1) Kompleks Candi Borobudur
(2) Kompleks Candi Prambanan
(3) Situs Manusia Purba Sangiran
(4) Cultural Lanscape Bali Province
(5) Warisan Tambang Batubara Ombilin
Sawahlunto (2019). Warisan Tambang
Batubara Ombilin Sawahlunto, ditetapkan
sebagai Warisan Dunia UNESCO. Penetapan
ini diumumkan pada gelaran Sesi ke-43
Pertemuan Komite Warisan Dunia pada
tanggal 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan,
pukul 12.20 waktu setempat. Pertemuan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 37


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

komite ini diselenggarakan pada tanggal 30


Juni hingga 10 Juli 2019 dan merupakan
acara rutin tahunan Komite Warisan Dunia
(World Heritage Committee) yang
dimandatkan oleh Konvensi tentang
Perlindungan Warisan Budaya dan Alam

b) Pengakuan Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO


untuk warisan budaya Indonesia yaitu;
(1) Three genres of traditional dance in Bali (2015)
Pada sidang ke-10 Komite Warisan Budaya
Takbenda UNESCO di Windhoek, Namibia, telah
menetapkan tiga genre tari tradisi di Bali
sebagai warisan budaya takbenda dunia. Sidang
berlangsung pada Rabu , 2 Desember 2015.
Tiga genre tari tradisional Bali (Three Genre of
Traditional Dance in Bali) yang terdiri dari
sembilan tari tradisional Bali resmi dimasukkan
ke dalam UNESCO Representative List of the
Intangible Cultural Heritage of Humanity
(2) Pinisi, art of boatbuilding in South Sulawesi
(2017). Pinisi sebagai Warisan Budaya Takbenda
Indonesia yang ditetapkan tahun 2013, diajukan
untuk masuk dalam Intangible Cultural Heritage
List UNESCO pada tahun 2015 dan telah dibahas
serta ditetapkan dengan nama Pinisi : the Art of
Boatbuilding in South Sulawesi on the
Representative List of the Intangible Cultural
Heritage of Humanity pada tanggal 7 Desember
2017 dalam sidang ke-12 Komite Warisan
Budaya Takbenda UNESCO di Pulau Jeju, Korea
Selatan. Pinisi tidak haya dikenal sebagai perahu
tradisional masyarakat yang tangguh pada
pelayaran Internacional. Pinisi menjadi lambang
dari teknik perkapalan tradisional negara

38 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

kepulauan. Pinisi adalah bagian dari sejarah dan


adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan
khususnya dan wilayah Nusantara pada
umumnya

c) Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia.


Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia
adalah pemberian status karya budaya takbenda
menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh
Menteri yang membidangi kebudayaan melalui
serangkaian proses penilaian yang dilakukan oleh
Tim Ahli, Verifikasi ke lokasi karya budaya, untuk
kemudian ditetapkan menjadi Warisan Budaya
Takbenda Indonesia melalui Sidang Penetapan
Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Sampai dengan
tahun 2019 sejumlah 1086 Warisan Budaya
ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda
Indonesia.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 39


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

WBTB Ditetapkan per Provinsi


Tahun 2013-2019
WBTB Bersama 16
Papua Barat 14
Papua 22
Maluku Utara 14
Maluku 23
Gorontalo 30
Sulawesi Tengah 12
Sulawesi Utara 17
Sulawesi Tenggara 12
Sulawesi Barat 19
Sulawesi Selatan 48
NTT 29
NTB 11
Bali 53
Kalimantan Utara 19
Kalimantan Timur 22
Kalimantan Tengah 7
Kalimantan Selatan 30
Kalimantan Barat 34
Jawa Timur 56
Jawa Tengah 31
DI Yogyakarta 90
Jawa Barat 53
DKI Jakarta 63
Banten 18
Lampung 49
Kep. Riau 35
Riau 41
Bangka Belitung 31
Jambi 47
Sumatera Selatan 32
Bengkulu 11
Sumatera Barat 32
Sumatera Utara 29
Aceh 36

Grafik Rekapitulasi Penetapan WBTb Menurut Provinsi

40 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Rekapitulasi Penetapan Wbtb


Tahun 2013-2019

267
225
150 150
121
77 96

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Diagram Rekapitulasi Penetapan WBTb Per Tahun

Tabel Rekapitulasi Penetapan WBTb Indonesia per Provinsi


Total
Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Provinsi
Aceh 2 5 5 8 5 7 4 36
Sumatera
3 7 1 4 5 8 1 29
Utara
Sumatera
3 7 5 2 1 1 13 32
Barat
Bengkulu 0 0 3 0 2 2 4 11
Sumatera
2 6 2 4 3 7 8 32
Selatan
Jambi 1 3 8 6 10 9 10 47
Bangka
2 5 7 7 2 4 4 31
Belitung
Riau 1 0 3 6 11 14 6 41
Kep. Riau 3 3 3 2 2 6 16 35
Lampung 1 5 5 5 3 13 17 49
Banten 1 2 5 2 5 3 0 18
DKI Jakarta 2 8 5 8 8 9 23 63
Jawa Barat 4 4 3 8 5 16 13 53
DI
1 1 4 9 18 27 30 90
Yogyakarta
Jawa Tengah 1 1 1 7 3 9 9 31

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 41


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Total
Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Provinsi
Jawa Timur 5 8 4 6 5 8 20 56
Kalimantan
2 1 4 2 9 7 9 34
Barat
Kalimantan
1 2 5 5 5 3 9 30
Selatan
Kalimantan
0 2 3 0 2 0 0 7
Tengah
Kalimantan
3 0 5 3 1 0 10 22
Timur
Kalimantan
0 0 4 4 3 5 3 19
Utara
Bali 1 1 12 3 7 13 16 53
NTB 2 1 1 2 1 2 2 11
NTT 4 2 3 9 1 5 5 29
Sulawesi
4 3 3 6 6 21 5 48
Selatan
Sulawesi
1 2 2 5 1 3 5 19
Barat
Sulawesi
5 3 1 0 3 0 0 12
Tenggara
Sulawesi
3 3 1 3 2 1 4 17
Utara
Sulawesi
0 0 2 1 2 2 5 12
Tengah
Gorontalo 1 2 2 5 5 8 7 30
Maluku 3 3 4 5 4 3 1 23
Maluku
2 0 2 3 1 2 4 14
Utara
Papua 3 0 2 6 3 7 1 22
Papua Barat 0 0 1 4 6 0 3 14
WBTB
10 6 0 0 0 0 0 16
Bersama
Total 77 96 121 150 150 225 267 1086

42 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2015

Nama Karya
No Asal Daerah Domain
Budaya
001 Tari Rapa'i Geleng Aceh Seni Pertunjukan
002 Tari Dampeng Aceh Seni Pertunjukan
003 Tari Bines Aceh Seni Pertunjukan
004 Pinto Aceh Aceh Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

005 Tari Rabbani Wahid Aceh Seni Pertunjukan


006 Pustaha Lak-Lak Sumatera Utara Tradisi dan Ekspresi
Lisan
007 Teater Bangsawan Kepulauan Riau Seni Pertunjukan
008 Joget Dangkong Kepulauan Riau Seni Pertunjukan
009 Tudung Manto Kepulauan Riau Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

010 Koba Riau Seni Pertunjukan


011 Pacu Jalur Riau Tradisi dan Ekspresi
Lisan
012 Menumbai- Riau Pengetahuan dan
Pelalawan Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam
Semesta
013 Adu Kerito Surong Bangka Belitung Tradisi dan Ekspresi
Lisan
014 Kain Cual Bangka Belitung Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

015 Upacara Adat Nujuh Bangka Belitung Adat Istiadat


Jerami Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
016 Maras Taun Bangka Belitung Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 43


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

017 Kopiah Resam Bangka Belitung Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

018 Lempah Kuning Bangka Belitung Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

019 Tradisi Ruwah Kubur Bangka Belitung Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
020 Kompangan/ Hadrah Jambi Seni Pertunjukan

021 Kuaw Jambi Tradisi dan Ekspresi


Lisan

022 Tari Anggut Jambi Seni Pertunjukan

023 Tari Besayak Jambi Seni Pertunjukan

24 Tari Piring Tujuh Jambi Seni Pertunjukan


025 Tari Pisang Jambi Seni Pertunjukan
026 Tupai Jenjang Jambi Seni Pertunjukan
027 Upacara Besale Jambi Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
028 Ulu Ambek Sumatera Barat Seni Pertunjukan
029 Rabab Sumatera Barat Seni Pertunjukan
030 Salawat Dulang Sumatera Barat Tradisi dan Ekspresi
Lisan
031 Pasambahan Sumatera Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
032 Batombe Sumatera Barat Seni Pertunjukan
033 Kue Lapan Jam Sumatera Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

034 Senjang Sumatera Selatan Tradisi dan Ekspresi

44 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Lisan
035 Kain Besurek Bengkulu Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

036 Kain Lantung Bengkulu Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

037 Uemak Potong Jang Bengkulu Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

038 Gulai Taboh Lampung Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

039 Sekura Cakak Buah Lampung Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
040 Sulam Usus Lampung Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

041 Seruit Lampung Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

042 Cakak Pepadun Lampung Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
043 Tari Cokek Banten Seni Pertunjukan
044 Angklung Buhun Banten Seni Pertunjukan
045 Seni Rampak Bedug Banten Seni Pertunjukan
046 Sate Bandeng Banten Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
047 Seba Baduy Banten Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
048 Tanjidor DKI Jakarta Seni Pertunjukan
049 (Buka) Palang Pintu DKI Jakarta Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
050 Sohibul Hikayat DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 45


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Lisan
051 Gambang Kromong DKI Jakarta Seni Pertunjukan
052 Silat Beksi DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi
Lisan
053 Sintren Jawa Barat Seni Pertunjukan
054 Upacara Ngarot Jawa Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
055 Mamaos Cianjuran Jawa Barat Seni Pertunjukan
056 Ukir Jepara Jawa Tengah Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

057 Rumah Joglo DI Yogyakarta Kemahiran dan


Yogyakarta Kerajinan Tradisional

058 Upacara Mubeng DI Yogyakarta Adat Istiadat


Beteng Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
059 Gudeg DI Yogyakarta Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

060 Upacara Saparan DI Yogyakarta Adat Istiadat


Gamping (Bekakak) Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
061 Larung Sembonyo Jawa Timur Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
062 Singo Ulung Jawa Timur Seni Pertunjukan
063 Wayang Beber Jawa Timur Seni Pertunjukan
064 Tanean lanjang Jawa Timur Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

065 Gringsing Tenganan Bali Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

066 Endek Bali Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

46 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

067 Sangging Kamasan Bali Kemahiran dan


Bali Kerajinan Tradisional

068 Barong Ket Bali Seni Pertunjukan


069 Joged Bali Seni Pertunjukan
070 Tari Legong Kraton Bali Seni Pertunjukan
071 Dramatari Wayang Bali Seni Pertunjukan
Wong
072 Dramatari Gambuh Bali Seni Pertunjukan
073 Topeng Sidakarya Bali Seni Pertunjukan
074 Baris Upacara Bali Seni Pertunjukan
075 Tari Sanghyang Bali Seni Pertunjukan
076 Rejang Bali Seni Pertunjukan
077 Ayam Taliwang Nusa Tenggara Kemahiran dan
Barat Kerajinan Tradisional

078 Mbaru Niang Wae Nusa Tenggara Pengetahuan dan


Rebo Timur Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam
Semesta
079 Pasola Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
080 Etu Nusa Tenggara Tradisi dan Ekspresi
Timur Lisan
081 Kledik Kalimantan Barat Seni Pertunjukan
082 Kana/ bekana Kalimantan Barat Tradisi dan Ekspresi
Lisan
083 Tenun Ikat Dayak/ Kalimantan Barat Kemahiran dan
Sintang Kerajinan Tradisional

084 Bubur Paddas Kalimantan Barat Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 47


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

085 Sapundu Kalimantan Tengah Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

086 Sansana Bandar Kalimantan Tengah Tradisi dan Ekspresi


Lisan
087 Mamapus Lewu Kalimantan Tengah Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
088 Pasar Terapung Kalimantan Selatan Pengetahuan dan
Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam
Semesta
089 Lamut Kalimantan Selatan Tradisi dan Ekspresi
Lisan
090 Kuriding/ Guriding Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan
091 Bubungan Tinggi Kalimantan Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

092 Ba'ayun Kalimantan Selatan Adat Istiadat


Mulud/Maulid Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
093 Upacara Adat Kalimantan Timur Adat Istiadat
Kwangkay Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
094 Undang-Undang Kalimantan Timur Pengetahuan dan
Kerajaan Kutai (UU Kebiasaan Perilaku
Panju Selaten) Mengenai Alam
Semesta
095 Lom Plai Kalimantan Timur Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
096 Mandau Kalimantan Timur Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

097 Blontang Kalimantan Timur Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

098 Upacara Nata Umo Kalimantan Utara Adat Istiadat


Maipunsubon Sawat Masyarakat, Ritus, dan

48 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Dangan Perayaan

099 Niva bi'o Mepung Kalimantan Utara Adat Istiadat


Tukung Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
100 Incaut Kalimantan Utara Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
101 Bepadaw Kalimantan Utara Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
102 Ma'badong Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
103 Ganrang Sulawesi Selatan Seni Pertunjukan
104 Coto Makassar Sulawesi Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

105 Loka Sattai/Loka Sulawesi Barat Kemahiran dan


Ro'do/Loka Anjoroi Kerajinan Tradisional

106 Kain Tenun Sulawesi Barat Kemahiran dan


Sukomandi Kerajinan Tradisional

107 Tari Linda Sulawesi Tenggara Seni Pertunjukan


108 Musik Bia Sulawesi Utara Seni Pertunjukan
109 Kain Tenun Sulawesi Tengah Kemahiran dan
Donggala Kerajinan Tradisional

110 Upacara Melabot Sulawesi Tengah Adat Istiadat


Tumpe Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
111 Permainan Polo Palo Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
112 Tradisi Lisan Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Tanggomo Lisan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 49


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

113 Cuci Negeri Soya Maluku Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
114 Inasua Maluku Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

115 Obor Pattimura Maluku Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan
116 Pela Maluku Pengetahuan dan
Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam
Semesta
117 Hibualamo Maluku Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

118 Tari Legu Sahu Maluku Utara Seni Pertunjukan


119 Papeda Papua Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
120 Tomako Batu Papua Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
121 Koteka Papua Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2016


No Nama Karya Budaya Asal Daerah Domain
001 Mak Meugang Aceh Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
002 Nandong Aceh Tradisi dan Ekspresi
Lisan
003 Guel Aceh Seni Pertunjukan
004 Likok Pulo Aceh Seni Pertunjukan
005 Pacu Kude Aceh Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

50 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

006 Menatakhken Hinei Aceh Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
007 Canang Kayu Aceh Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

008 Maracu Aceh Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

009 Erpangir Ku Lau Sumatera Utara Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
010 Sipaha Lima (Ugamo Sumatera Utara Adat Istiadat
Malim) Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
011 Ni 'Oworu Sumatera Utara Kemahiran dan Kerajinan
Tradisional

012 Dayok Binatur Sumatera Utara Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

013 Gasing Kepri Kepulauan Riau Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

014 Langlang Buana Kepulauan Riau Tradisi dan Ekspresi


Lisan
015 Randai Kuantan Riau Seni Pertunjukan
016 Nyanyi Panjang Riau Tradisi dan Ekspresi
Lisan
017 Bedewo Bonai Riau Pengetahuan dan
Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
018 Debus Indragiri Hulu Riau Seni Pertunjukan
019 Calempong Oguong Riau Seni Pertunjukan
020 Joget Sonde Riau Seni Pertunjukan
021 Telo' Seroja Bangka Belitung Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 51


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Perayaan-perayaan

022 Besaoh Dalam Beume Bangka Belitung Pengetahuan dan


Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
023 Memarung, Bangka Belitung Pengetahuan dan
Panggung Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
024 Tari Gajah Bangka Belitung Seni Pertunjukan
Menunggang
025 Sepen Penyok Bangka Belitung Seni Pertunjukan
026 Rudat Bangka Bangka Belitung Seni Pertunjukan
Belitung
027 Pakaian Pengantin Bangka Belitung Kemahiran dan
Paksian Kerajinan Tradisional

028 Tale Nek Jei (Tale Jambi Tradisi dan Ekspresi


Keberangkatan Haji) Lisan

029 Upacara Asyeik Jambi Pengetahuan dan


Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
030 Tauh (Betauh) Jambi Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
031 Tari Kain Kromong Jambi Seni Pertunjukan

032 Musik Kromong Jambi Seni Pertunjukan


Mandiangin
033 Musik Kalinong Jambi Seni Pertunjukan
034 Tari Tanduak (Tari Sumatera Barat Seni Pertunjukan
Tanduk)
035 Tari Piriang (Tari Sumatera Barat Seni Pertunjukan
Piring)
036 Ande-Ande Sumatera Selatan Tradisi dan Ekspresi

52 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Lisan
037 Rejung Sumatera Sumatera Selatan Tradisi dan Ekspresi
Selatan Lisan
038 Warahan Sumatera Sumatera Selatan Tradisi dan Ekspresi
Selatan Lisan
039 Bidar Sumatera Selatan Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
040 Warahan Lampung Lampung Tradisi dan Ekspresi
Lisan
041 Kakiceran Lampung Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
042 Maduaro Lampung Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

043 Tenun Ikat Inuh Lampung Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

044 Tuping Lampung Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

045 Seren Taun Banten Banten Adat Istiadat


kidul Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
046 Angeun Lada Banten Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
047 Samrah Betawi DKI Jakarta Seni Pertunjukan
048 Gambang Rancag DKI Jakarta Seni Pertunjukan
049 Topeng Jantuk DKI Jakarta Seni Pertunjukan
050 Keroncong Tugu DKI Jakarta Seni Pertunjukan
051 Topeng Blantek DKI Jakarta Seni Pertunjukan
052 Soto Betawi DKI Jakarta Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

053 Gado-gado Betawi DKI Jakarta Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 53


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

054 Rias Besar DKI Jakarta Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional
055 Mapag Tamba Jawa Barat Adat Istiadat
(Nibaaken Tamba) Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
056 Ngalungsur Geni Jawa Barat Tradisi dan Ekspresi
(Ngalungsur Pusaka) Lisan
057 Rahengan Jawa Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
058 Penca (Penca Silat Jawa Barat Seni Pertunjukan
Jawa Barat)
059 Badeng Jawa Barat Seni Pertunjukan
060 Lais Garut Jawa Barat Seni Pertunjukan
061 Kelom Geulis Jawa Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

062 Lukis kaca Cirebon Jawa Barat Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional
063 Jolenan Somongari Jawa Tengah Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
064 Upacara Adat Jawa Tengah Adat Istiadat
Apeman Yaqowiyu Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
065 Ruwatan Rambut Jawa Tengah Adat Istiadat
Gimbal Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
066 Meron Pati Jawa Tengah Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
067 Turonggo Seto Jawa Tengah Seni Pertunjukan
Boyolali
068 Tari Gambyong Jawa Tengah Seni Pertunjukan
069 Joglo Pencu (Rumah Jawa Tengah Kemahiran dan
Adat Kudus) Kerajinan Tradisional

54 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

070 Suran Mbah Demang Daerah Istimewa Adat Istiadat


Yogyakarta Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
071 Upacara Tawur Daerah Istimewa Adat Istiadat
Kesanga Yogyakarta Yogyakarta Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
072 Labuhan Keraton Daerah Istimewa Adat Istiadat
Yogyakarta Yogyakarta Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
073 Langendriya Daerah Istimewa Seni Pertunjukan
Yogyakarta Yogyakarta
074 Tari Angguk Daerah Istimewa Seni Pertunjukan
Yogyakarta

075 Langen Mandra Daerah Istimewa Seni Pertunjukan


Wanara Yogyakarta
076 Jathilan Yogyakarta Daerah Istimewa Seni Pertunjukan
Yogyakarta
077 Lurik Yogyakarta Daerah Istimewa Kemahiran dan
Yogyakarta Kerajinan Tradisional

078 Bakpia Yogyakarta Daerah Istimewa Kemahiran dan


Yogyakarta Kerajinan Tradisional
079 Entas-Entas Tengger Jawa Timur Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
080 Keboan-Aliyan Osing Jawa Timur Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
081 Mecak-Tengger Jawa Timur Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
082 Jaran Kecak Jawa Timur Seni Pertunjukan
083 Wayang Krucil Jawa Timur Seni Pertunjukan
Malangan
084 Lodho Jawa Timur Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 55


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

085 Ngrebeg Mekotek Bali Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
086 Ter-teran Bali Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
087 Gebug Ende Bali Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
088 Pacoa Jara, Pacu Nusa Tenggara Kemahiran dan
Mbojo Barat Kerajinan Tradisional

089 Gegerok Tandak Nusa Tenggara Adat Istiadat


Barat Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
090 Repit Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
091 Kure Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
092 Wulla Podu Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
093 Leru Weru (Upacara Nusa Tenggara Adat Istiadat
Pesta Kacang) Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
094 Matekio Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
095 Reba Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
096 Tarian Likurai Nusa Tenggara Seni Pertunjukan
Timur

097 Tarian Pado'a Nusa Tenggara Seni Pertunjukan


Timur

56 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

098 Se'i Nusa Tenggara Kemahiran dan


Timur Kerajinan Tradisional

099 Meriam Karbit Kalimantan Barat Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

100 Upacara Robo-robo Kalimantan Barat Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
101 Batatamba Kalimantan Selatan Tradisi dan Ekspresi
Lisan
102 Mamanda Kalimantan Selatan Tradisi dan Ekspresi
Lisan
103 Tari Baksa Kambang Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan
104 Wayang Kulit Banjar Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan
105 Air Guci Kalimantan Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

106 Erau Kartanegara Kalimantan Timur Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
107 Sarung Tenun Kalimantan Timur Kemahiran dan
Samarinda Kerajinan Tradisional

108 Petis Udang Paser Kalimantan Timur Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

109 Na' Ngadan Amai Bio Kalimantan Utara Adat Istiadat


(Upacara Adat Masyarakat, Ritus, dan
Kenyah) Perayaan-perayaan
110 Ngukab Fulung, Kalimantan Utara Pengetahuan dan
Ngripak Ulung Kebiasaan Perilaku
(Upacara Adat Dayak Mengenai Alam dan
Lundayeh) Semesta
111 Jugit Demaring (Tari Kalimantan Utara Seni Pertunjukan
Klasik Kesultanan
Bulungan)
112 Bening dayak kenyah Kalimantan Utara Kemahiran dan
kalimantan utara Kerajinan Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 57


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

(Gendongan Bayi)

113 A'raga/Ma'raga Sulawesi Selatan Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

114 Mappadendang Sulawesi Selatan Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
115 Tudang Sipulung Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
116 Mappalili Sigeri Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
117 Maudu Lompoa Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
118 Lipa Sabbe Sulawesi Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

119 Mangaro Sulawesi Barat Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
120 Perkawinan adat Sulawesi Barat Adat Istiadat
Mandar Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
121 Keke/ pakeke Sulawesi Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

122 Calong Sulawesi Barat Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

123 Masossor Manurung Sulawesi Barat Adat Istiadat


/Manossor Manurung Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
124 Tagonggong Sulawesi Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

58 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

125 Mogama Sulawesi Utara Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
126 Monibi Sulawesi Utara Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
127 Padungku Sulawesi Tengah Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
128 Lohidu Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
129 Tahuli Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
130 Dayango/ Gorontalo Adat Istiadat
Wumbungo Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
131 Langga Gorontalo Seni Pertunjukan
132 Binthe Biluhuta Gorontalo Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

133 Sasi Maluku Maluku Pengetahuan dan


Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
134 Pukul Sapu Maluku Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
135 Belang Banda Maluku Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
136 Sopi Maluku Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

137 Baileo Maluku Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

138 Seri Godoba Maluku Utara Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 59


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

139 Tide-Tide Maluku Utara Seni Pertunjukan


140 Kukuhana Maluku Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

141 Wor Biak Papua Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
142 Elha Papua Pengetahuan dan
Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
143 Aker Papua Pengetahuan dan
Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
144 Honai Papua Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
145 Khombow Papua Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
146 Terfo Papua Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
147 Banondit (Rumput Papua Barat Pengetahuan dan
Kebar) Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta
148 Bihim (Tari Papua Barat Adat Istiadat
Tumbutana) Masyarakat, Ritus, dan
Perayaan-perayaan
149 Mod Aki Aksa Igkojei Papua Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

150 Igya Ser Hanjop Papua Barat Pengetahuan dan


Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam dan
Semesta

60 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2017


No Nama Karya Budaya Asal Daerah Domain
001 Landok Sampot Aceh Seni Pertunjukan
002 Rapa'i Pase Aceh Seni Pertunjukan
003 Payung Mesikhat Aceh Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
004 Pasenatken Aceh Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
005 Grimpheng Aceh Seni Pertunjukan
006 Genderang Sisibah Sumatera Utara Seni Pertunjukan
007 Holat Sumatera Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
008 Toge Panyabungan Sumatera Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
009 Tari Gubang Sumatera Utara Seni Pertunjukan
010 Babae Sumatera Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
011 Randai Sumatera Barat Seni Pertunjukan
012 Bekejai (Upacara Bengkulu Adat Istiadat
Perkawinan Suku Masyarakat, Ritus dan
Rejang) Perayaan-perayaan
013 Tari Kejai Bengkulu Seni Pertunjukan
014 Rumah Besemah Sumatera Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

015 Lak Sumatera Selatan Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional

016 Tari Penguton Sumatera Selatan Seni Pertunjukan


017 Tari Elang Jambi Seni Pertunjukan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 61


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

018 Tomboi Jambi Pengetahuan dan


Sialong/Tomboi kebiasaan perilaku
Ngambek Rapa mengenai alam dan
semesta
019 Sebelik Sumpah Jambi Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
020 Ambung Orang Jambi Kemahiran dan
Rimbo Kerajinan Tradisional

021 Cawot Jambi Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional
022 Ubat Ramuon Orang Jambi Pengetahuan dan
Rimbo kebiasaan perilaku
mengenai alam dan
semesta
023 Belangun Orang Jambi Adat Istiadat
Rimbo Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
024 Hompongon Jambi Pengetahuan dan
kebiasaan perilaku
mengenai alam dan
semesta
025 Musik Gambang Dano Jambi Seni Pertunjukan
Lamo
026 Tari Kadam Jambi Seni Pertunjukan
027 Gangan Bangka Belitung Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
028 Antu Bubu Bangka Belitung Tradisi dan Ekspresi
Lisan
029 Tunjuk Ajar Melayu Riau Tradisi dan Ekspresi
Lisan
030 Sijobang "Buwong Riau Seni Pertunjukan
Gasiong"
031 Silat Perisai Riau Seni Pertunjukan
032 Zapin Api Riau Seni Pertunjukan
033 Zapin Meskom Riau Seni Pertunjukan

62 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

034 Manongkah Riau Pengetahuan dan


kebiasaan perilaku
mengenai alam dan
semesta
035 Perahu Beganduang Riau Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
036 Batobo Riau Tradisi dan Ekspresi
Lisan
037 Rumah Lontiok Riau Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
038 Selembayung Riau Riau Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
039 Onduo Rokan Riau Seni Pertunjukan
040 Bejenjang Kepulauan Riau Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
041 Tari Inai Kepulauan Riau Seni Pertunjukan
042 Nyambai Lampung Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
043 Bediom Lampung Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
044 Tari Bedayou Tulang Lampung Seni Pertunjukan
Bawang
045 Golok Sulangkar Banten Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
046 Golok Ciomas Banten Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
047 Zikir Saman Banten Banten Tradisi dan Ekspresi
Lisan
048 Patingtung Banten Seni Pertunjukan
049 Wayang Garing Banten Seni Pertunjukan
Serang
050 Kebaya Kerancang DKI Jakarta Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 63


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

051 Batik Betawi DKI Jakarta Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional
052 Topeng Tunggal DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi
Lisan
053 Penganten Sunat DKI Jakarta Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
054 Rebana Biang DKI Jakarta Seni Pertunjukan

055 Hadroh Betawi DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi


Lisan
056 Dodol Betawi DKI Jakarta Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
057 Silat Cingkrik DKI Jakarta Seni Pertunjukan
058 Gembyung Jawa Barat Seni Pertunjukan
059 Iket Sunda Jawa Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
060 Kolecer Jawa Barat Jawa Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
061 Leuit Jawa Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
062 Nyangku Jawa Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
063 Beksan Lawung DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Ageng Keraton
Yogyakarta
064 Beksan Bandabaya DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Pura Pakualaman

065 Badui DI Yogyakarta Seni Pertunjukan


066 Khuntulan Yogyakarta DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
067 Montro DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
068 Rinding Gumbreng DI Yogyakarta Adat Istiadat
Gunung Kidul Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan

64 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

069 Srandul DI Yogyakarta Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
070 Panjidur Yogyakarta DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
071 Wayang Topeng DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Pedalangan
072 Bancakan Bayi DI Yogyakarta Adat Istiadat
Yogyakarta Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
073 Tata Cara Palakrama DI Yogyakarta Adat Istiadat
Yogyakarta Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
074 Beksan Golek Menak DI Yogyakarta Seni Pertunjukan

075 Srimpi Rangga Janur DI Yogyakarta Seni Pertunjukan

076 Dadung Awuk DI Yogyakarta Seni Pertunjukan

077 Blangkon Yogyakarta DI Yogyakarta Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional
078 Krumpyung Kulon DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Progo

079 Wedang Uwuh DI Yogyakarta Kemahiran dan


Imogiri Kerajinan Tradisional
080 Tenun Serat DI Yogyakarta Kemahiran dan
Gamplong Kerajinan Tradisional

081 Tempe Jawa Tengah Jawa Tengah Kemahiran dan


Kerajinan Tradisional
082 Barongan Blora Jawa Tengah Seni Pertunjukan
083 Gethuk Goreng Jawa Tengah Kemahiran dan
Sokaraja Kerajinan Tradisional

084 Sandhur Manduro Jawa Timur Seni Pertunjukan


085 Nyadêr Jawa Timur Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 65


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

086 Ceprotan Jawa Timur Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
087 Jamasan Gong Kyai Jawa Timur Adat Istiadat
Pradah Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
088 Damar Kurung Jawa Timur Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

089 Nyangahatn Kalimantan Barat Tradisi dan Ekspresi


Lisan
090 Jonggan Kalimantan Barat Tradisi dan Ekspresi
Lisan
091 Sape Kalimantan Kalimantan Barat Kemahiran dan
Barat Kerajinan Tradisional

092 Tumpang Negeri Kalimantan Barat Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
093 Tari Pinggan Sekadau Kalimantan Barat Seni Pertunjukan
094 Gawai Dayak Kalimantan Barat Adat Istiadat
Kalimantan Barat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
095 Tenun Corak Insang Kalimantan Barat Kemahiran dan
Kota Pontianak Kerajinan Tradisional

096 Arakan Pengantin Kalimantan Barat Adat Istiadat


Kota Pontianak Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
097 Saprahan Melayu Kalimantan Barat Tradisi dan Ekspresi
Kota Pontianak Lisan

098 Tari Topeng Banjar Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan

099 Kuda Gipang Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan

66 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

100 Sinoman Hadrah Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan

101 Wayang Gung Kalimantan Selatan Seni Pertunjukan


102 Balogo Kalimantan Selatan Tradisi dan Ekspresi
Lisan
103 Nahunan Kalimantan Adat Istiadat
Tengah Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
104 Wadian Dadas Kalimantan Adat Istiadat
Tengah Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
105 Ronggeng Passer Kalimantan Timur Seni Pertunjukan
106 Jatung Utang Kalimantan Utara Seni Pertunjukan
107 Lalatip Kalimantan Utara Seni Pertunjukan
108 Penurunan Padaw Kalimantan Utara Adat Istiadat
Tuju Dulung Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
109 Betutu Bali Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

110 Kare-kare Tenganan Bali adat Istiadat


Pegringsingan Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
111 Gamelan Selonding Bali adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
112 Usaba Dangsil Bali adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
113 Usaba Sumbu Bali Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
114 Siat Tipat Bantal Bali Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
115 Leko Bali Seni Pertunjukan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 67


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

116 Kareku Kandei Nusa Tenggara Adat Istiadat


Barat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
117 Bonet Nusa Tenggara Adat Istiadat
Timur Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
118 Maccera Manurung Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Kaluppini (Enrekang) Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
119 Tari Salonreng Sulawesi Selatan Seni Pertunjukan
120 Barongko Sulawesi Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
121 Balla To Kajang Sulawesi Selatan Kemahiran dan
(Rumah Kajang) Kerajinan Tradisional
122 Kelong Pakkiyo Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Bunting Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
123 Passura' Sulawesi Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
124 Lipa Saqbe Mandar Sulawesi Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
122 Kelong Pakkiyo Sulawesi Selatan Adat Istiadat
Bunting Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
123 Passura' Sulawesi Selatan Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
124 Lipa Saqbe Mandar Sulawesi Barat Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
125 Kantola Sulawesi Tenggara Tradisi dan Ekspresi
Lisan
126 Istana Malige Buton Sulawesi Tenggara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

127 Kaago-Ago Sulawesi Tenggara Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
128 Masamper Sulawesi Utara Seni Pertunjukan
129 Tinutuan Sulawesi Utara Kemahiran dan

68 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Kerajinan Tradisional
130 Kaledo Sulawesi Tengah Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
131 Kakula Sulawesi Tengah Tradisi dan Ekspresi
Lisan
132 Paiya Lohungo Lopoli Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
133 Tuja'i Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
134 Wunungo Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
135 Tidi Lopolopalo Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
136 Palebohu Gorontalo Tradisi dan Ekspresi
Lisan
137 Minyak Kayu Putih Maluku Pengetahuan dan
kebiasaan perilaku
mengenai alam dan
semesta
138 Dansa Tali Maluku Seni Pertunjukan
139 Enbal Maluku Pengetahuan dan
kebiasaan perilaku
mengenai alam dan
semesta
140 Tahuri Maluku Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
141 Sasadu Maluku Utara Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional
142 Ndambu Papua Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
143 Yu Papua Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
144 Pokem Papua Kemahiran dan
Kerajinan Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 69


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

145 Fararior Papua Barat Adat Istiadat


Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
146 Farbakbuk Papua Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
147 Kuk Kir Kna Papua Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
148 Mansorandak Papua Barat Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
149 Mbaham- Matta / Ko Papua Barat Adat Istiadat
On Kno Mi Mombi Du Masyarakat, Ritus dan
Qpona Perayaan-perayaan
150 Anu Beta Tubat Papua Barat Pengetahuan dan
kebiasaan perilaku
mengenai alam dan
semesta

Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018


Nama Karya
No Provinsi Domain
Budaya
Kemahiran dan Kerajinan
1 Keumamah Aceh
Tradisional
2 Laweut Aceh Seni Pertunjukan
3 Likee Aceh Tradisi dan Ekspresi Lisan
Adat Istiadat Masyarakat,
4 Panglima Laot Aceh Ritus dan Perayaan-
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
5 Kuah Beulangong Aceh
Tradisional

Kemahiran dan Kerajinan


6 Keni Gayo Aceh
Tradisional

70 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


7 Pemamanan Aceh Ritus dan Perayaan-
perayaan
8 Tari Dulang Sumatera Utara Seni Pertunjukan
9 Sinandong Asahan Sumatera Utara Seni Pertunjukan
10 Guro-Guro Aron Sumatera Utara Seni Pertunjukan
Kemahiran dan Kerajinan
11 Pelleng Sumatera Utara
Tradisional

Kemahiran dan Kerajinan


12 Gotong Sumatera Utara
Tradisional

Kemahiran dan Kerajinan


13 Itak Poul Poul Sumatera Utara
Tradisional

Kemahiran dan Kerajinan


14 Kala Bubu Sumatera Utara
Tradisional
Pengetahuan dan
15 Mangarontas Sumatera Utara Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
Bahasa Tansi
16 Sumatera Barat Tradisi dan Ekspresi Lisan
Sawahlunto
17 Tari Gandai Bengkulu Seni Pertunjukan
Guritan Kaur
18 Bengkulu Tradisi dan Ekspresi Lisan
Bengkulu
Adat Istiadat Masyarakat,
Adat Timbang
19 Sumatera Selatan Ritus dan Perayaan-
Kepala Kebo
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
20 Ngobeng Sumatera Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
21 Tari Kebagh Sumatera Selatan Seni Pertunjukan
Tari Silampari
22 Sumatera Selatan Seni Pertunjukan
Kahyangan Tinggi
Kemahiran dan Kerajinan
23 Pindang Palembang Sumatera Selatan
Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 71


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Tikar Purun Kemahiran dan Kerajinan


24 Sumatera Selatan
Pedamaran Tradisional
25 Surat Ulu Sumatera Selatan Tradisi dan Ekspresi Lisan
26 Rangguk Kumun Jambi Seni Pertunjukan
Lapaek Koto Dian Kemahiran dan Kerajinan
27 Jambi
Rawang Tradisional
Adat Istiadat Masyarakat,
28 Kenduri Sko Jambi Ritus dan Perayaan-
perayaan
29 Tauh Lempur Jambi Seni Pertunjukan
30 Ntak Awo Jambi Seni Pertunjukan
Ampek Gonjie Limo
31 Jambi Tradisi dan Ekspresi Lisan
Gonop
Perkampungan Pengetahuan dan
32 Tradisional Rumah Jambi Kebiasaan Perilaku
Tuo Rantau Panjang mengenai Alam Semesta

33 Tari Iyo-Iyo Jambi Seni Pertunjukan


Ngagoah Imo Pulau
34 Jambi Seni Pertunjukan
Tengah
35 Serimbang Bangka Belitung Seni Pertunjukan
Hadrah Gendang
36 Bangka Belitung Seni Pertunjukan
Empat Belitong

Kemahiran dan Kerajinan


37 Emping Beras Bangka Belitung
Tradisional
38 Sepen Buding Bangka Belitung Seni Pertunjukan
39 Silek Tigo Bulan Riau Seni Pertunjukan
Syair Siak Sri
40 Riau Tradisi dan Ekspresi Lisan
Indrapura
Adat Istiadat Masyarakat,
Ratik Bosa/ Ratik
41 Riau Ritus dan Perayaan-
Tagak
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
42 Ghatib Beghanyut Riau
Ritus dan Perayaan-

72 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

perayaan

Adat Istiadat Masyarakat,


43 Lukah Gilo Riau Riau Ritus dan Perayaan-
perayaan
44 Basiacuong Riau Tradisi dan Ekspresi Lisan
Adat Istiadat Masyarakat,
45 Belian Riau Riau Ritus dan Perayaan-
perayaan
46 Silat Pangean Riau Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
47 Kotik Adat Kampar Riau Ritus dan Perayaan-
perayaan
48 Badondong Riau Tradisi dan Ekspresi Lisan
Nandung Indragiri
49 Riau Tradisi dan Ekspresi Lisan
Hulu
Kayat
50 Kuansing/Kayat Riau Tradisi dan Ekspresi Lisan
Rantau Kuantan
51 Pantun Atui Riau Tradisi dan Ekspresi Lisan
52 Tari Gendong Riau Seni Pertunjukan
Tepuk Tepung Adat Istiadat Masyarakat,
53 Tawar Kepulauan Kepulauan Riau Ritus dan Perayaan-
Riau perayaan
Bubur Lambok Kemahiran dan Kerajinan
54 Kepulauan Riau
Lingga Tradisional
Adat Istiadat Masyarakat,
Mandi Syafar
55 Kepulauan Riau Ritus dan Perayaan-
Kepulauan Riau
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
56 Ratib Saman Lingga Kepulauan Riau Ritus dan Perayaan-
perayaan
Silat Pengantin
57 Kepulauan Riau Seni Pertunjukan
Kepulauan Riau
Syariful Anam Adat Istiadat Masyarakat,
58 Kepulauan Riau
Karimun Ritus dan Perayaan-

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 73


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

perayaan

59 Dadi Lampung Tradisi dan Ekspresi Lisan


Adat Istiadat Masyarakat,
60 Siger Lampung Lampung Ritus dan Perayaan-
perayaan
Ketaro Adat
61 Lampung Tradisi dan Ekspresi Lisan
Lappung
Pengetahuan dan
62 Nyuncun Pahakh Lampung Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
Tari Bedana
63 Lampung Seni Pertunjukan
Lampung
Adat Istiadat Masyarakat,
64 Sebambangan Lampung Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
65 Nyubuk Majeu Lampung Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Cangget Agung
66 Lampung Ritus dan Perayaan-
Lampung
perayaan
67 Kias Lampung Tradisi dan Ekspresi Lisan
68 Tari Kiamat Lampung Seni Pertunjukan
Pengetahuan dan
69 Piil Pesinggiri Lampung Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
Pengetahuan dan
70 Badik Lampung Lampung Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
Adat Istiadat Masyarakat,
71 Mekhatin Lampung Ritus dan Perayaan-
perayaan
72 Rudat Banten Banten Seni Pertunjukan
Kemahiran dan Kerajinan
73 Koja Banten
Tradisional
74 Maca Syekh Banten Tradisi dan Ekspresi Lisan

74 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

75 Bahasa Betawi DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi Lisan


76 Caca Gulali DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi Lisan
77 Cici Putri DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi Lisan
Kemahiran dan Kerajinan
78 Kembang Kelape DKI Jakarta
Tradisional
79 Uncul DKI Jakarta Seni Pertunjukan
Kemahiran dan Kerajinan
80 Nasi Ulam Betawi DKI Jakarta
Tradisional
81 Silat Tiga Berantai DKI Jakarta Tradisi dan Ekspresi Lisan
82 Zapin Betawi DKI Jakarta Seni Pertunjukan
83 Wayang Kulit Betawi DKI Jakarta Seni Pertunjukan
84 Angklung Buncis Jawa Barat Seni Pertunjukan
85 Badud Jawa Barat Seni Pertunjukan
86 Bebegig Jawa Barat Seni Pertunjukan
87 Gaok Jawa Barat Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
88 Gondang Buhun Jawa Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
89 Hajat Laut Jawa Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
90 Kuda Kosong Jawa Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Ngabungbang
91 Jawa Barat Ritus dan Perayaan-
Batulawang
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
92 Ngalaksa Jawa Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
93 Reog Dongkol Jawa Barat Seni Pertunjukan
Kemahiran dan Kerajinan
94 Sate Maranggi Jawa Barat
Tradisional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 75


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


95 Tarawangsa Jawa Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
96 Tari Kedempling Jawa Barat Seni Pertunjukan
97 Tari Umbul Jawa Barat Seni Pertunjukan
98 Tarling Jawa Barat Seni Pertunjukan
99 Uyeg Jawa Barat Seni Pertunjukan
Wayang Beber
100 Remeng DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Mangunjoyo
Wayang Wong Gaya
101 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Yogyakarta
Wayang Kancil
102 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Yogyakarta
103 Beksan Jebeng DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
104 Beksan Floret DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Bedhaya Tejanata
105 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Pakualaman
Bedhaya Kuwung-
106 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Kuwung
Beksan Guntur
107 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Segara
Bedhaya Angron
108 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Sekar
Beksan Bugis Gaya
109 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Yogyakarta
Kethek Ogleng
110 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Gunung Kidul
Gejog Lesung
111 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Yogyakarta
Macapatan
112 DI Yogyakarta Tradisi dan Ekspresi Lisan
Yogyakarta
113 Benthik Yogyakarta DI Yogyakarta Tradisi dan Ekspresi Lisan
114 Peksi Moi DI Yogyakarta Seni Pertunjukan

76 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


115 Saparan Wonolelo DI Yogyakarta Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
116 Rebo Pungkasan DI Yogyakarta Ritus dan Perayaan-
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
117 Geplak Bantul DI Yogyakarta
Tradisional

Kemahiran dan Kerajinan


118 Geblek Kulonprogo DI Yogyakarta
Tradisional
Adat Istiadat Masyarakat,
119 Dandan Kali DI Yogyakarta Ritus dan Perayaan-
perayaan
120 Tayub Yogyakarta DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Brongkos Kemahiran dan Kerajinan
121 DI Yogyakarta
Yogyakarta Tradisional
122 Beksan Etheng DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Golek Lambangsari
123 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Yogyakarta
Batik Nitik Kemahiran dan Kerajinan
124 DI Yogyakarta
Yogyakarta Tradisional
Beksan Golek
125 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Pucung Kethoprak
Nini Thowong
126 DI Yogyakarta Seni Pertunjukan
Yogyakarta
Adat Istiadat Masyarakat,
127 Manten Kaji Jawa Tengah Ritus dan Perayaan-
perayaan
Tari Topeng Endel
128 Jawa Tengah Seni Pertunjukan
Tegal
Adat Istiadat Masyarakat,
Kalang Obong
129 Jawa Tengah Ritus dan Perayaan-
Kendal
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Grebeg Besar
130 Jawa Tengah Ritus dan Perayaan-
Demak
perayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 77


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


131 Hak-Hakan Jawa Tengah Ritus dan Perayaan-
perayaan
132 Gambang Semarang Jawa Tengah Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
133 Begalan Banyumas Jawa Tengah Ritus dan Perayaan-
perayaan
Kethek Ogleng
134 Jawa Tengah Seni Pertunjukan
Wonogiri
Pengetahuan dan
135 Sedulur Sikep Blora Jawa Tengah Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta

Kemahiran dan Kerajinan


136 Celurit Madura Jawa Timur
Tradisional
137 Janger Banyuwangi Jawa Timur Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
Manten Kucing
138 Jawa Timur Ritus dan Perayaan-
Tulungagung
perayaan
Rawon Nguling Kemahiran dan Kerajinan
139 Jawa Timur
Prrobolinggo Tradisional
Reog Cemandi
140 Jawa Timur Seni Pertunjukan
Sidoarjo
Adat Istiadat Masyarakat,
Sandur Bojonegoro
141 Jawa Timur Ritus dan Perayaan-
dan Tuban
perayaan
142 Wayang Thengul Jawa Timur Seni Pertunjukan
Topeng Jatiduwur
143 Jawa Timur Seni Pertunjukan
Jombang
Adat Istiadat Masyarakat,
Siat Geni Desa Adat
144 Bali Ritus dan Perayaan-
Tuban
perayaan
145 Jegog Jembrana Bali Seni Pertunjukan
146 Terompong Beruk Bali Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
147 Megibung Bali Ritus dan Perayaan-
perayaan

78 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


Mesabat-Sabatan
148 Bali Ritus dan Perayaan-
Biu
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
149 Songket Beratan Bali
Tradisional
Tari Baris Wayang
150 Bali Seni Pertunjukan
Lumintang
Tari Baris Cina
151 Bali Seni Pertunjukan
Renon dan Sanur
Basmerah
Adat Istiadat Masyarakat,
(Nyambleh Sasih
152 Bali Ritus dan Perayaan-
Kanem) Desa Taman
perayaan
Pohmanis
Adat Istiadat Masyarakat,
153 Ngarebong Kesiman Bali Ritus dan Perayaan-
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
154 Seni Lukis Batuan Bali
Tradisional
155 Tari Taruna Jaya Bali Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
156 Nyakan Diwang Bali Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Nusa Tenggara
157 Bau Nyale Ritus dan Perayaan-
Barat
perayaan
Nusa Tenggara Kemahiran dan Kerajinan
158 Tenun Pringgasela
Barat Tradisional
Adat Istiadat Masyarakat,
Nusa Tenggara
159 Leva Nuang Ritus dan Perayaan-
Timur
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Nusa Tenggara
160 Ela Ma Ritus dan Perayaan-
Timur
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Nusa Tenggara
161 Hole Ritus dan Perayaan-
Timur
perayaan
162 Lego-Lego Nusa Tenggara Tradisi dan Ekspresi Lisan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 79


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Timur
Nusa Tenggara
163 Vera Tradisi dan Ekspresi Lisan
Timur
Adat Istiadat Masyarakat,
Panganten Dayak
164 Kalimantan Barat Ritus dan Perayaan-
Kanayatn
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
165 Faradje' Kalimantan Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Naik Dango Dayak
166 Kalimantan Barat Ritus dan Perayaan-
Kanayatn
perayaan
Sayo' Keladi Kemahiran dan Kerajinan
167 Kalimantan Barat
Pontianak Tradisional
Pacri Nenas Kemahiran dan Kerajinan
168 Kalimantan Barat
Pontianak Tradisional
169 Silotong Kalimantan Barat Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
Mani' Bunga
170 Kalimantan Barat Ritus dan Perayaan-
Setaman Melawi
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Mappanretasi Kalimantan
171 Ritus dan Perayaan-
Pagatan Selatan
perayaan
Kalimantan Kemahiran dan Kerajinan
172 Tenun Pagatan
Selatan Tradisional
Damarulan/Damarw Kalimantan
173 Seni Pertunjukan
ulan Banjarmasin Selatan
Adat Istiadat Masyarakat,
174 Biduk Bebandung Kalimantan Utara Ritus dan Perayaan-
perayaan
Bebelen/ Bebalong/
175 Kalimantan Utara Tradisi dan Ekspresi Lisan
Babili
Adat Istiadat Masyarakat,
Melah dan Lakin
176 Kalimantan Utara Ritus dan Perayaan-
Ngayau
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
177 Inter Kesuma Kalimantan Utara
Tradisional

80 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Betik Dayak Kenyah Kemahiran dan Kerajinan


178 Kalimantan Utara
Uma' Lung Tradisional
Rumah Adat Kemahiran dan Kerajinan
179 Sulawesi Selatan
Karampuang Tradisional
Kemahiran dan Kerajinan
180 Kapurung Sulawesi Selatan
Tradisional
181 Pajjaga Bone Balla Sulawesi Selatan Seni Pertunjukan
182 Kajangki Sulawesi Selatan Seni Pertunjukan
183 Gambus Ogi Sulawesi Selatan Seni Pertunjukan
Adat Istiadat Masyarakat,
Songkabala Accera
184 Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
Kalompoang
perayaan
Parade Pasukan
185 Sulawesi Selatan Seni Pertunjukan
A'jaga Tubarani
Sirawu' Sulo/
186 Sulawesi Selatan Tradisi dan Ekspresi Lisan
Sirempek Api
Adat Istiadat Masyarakat,
187 Mattopang Arajang Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
188 Rambu Solo' Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
189 Annyorong Lopi Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
190 Mangrara Banua Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Mappogau Hanua
191 Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
Sinjai
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Marrimpa Salo
192 Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
Sinjai
perayaan
193 Kelong Batti'-Batti' Sulawesi Selatan Tradisi dan Ekspresi Lisan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 81


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


194 Maccera Arajang Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
Songko To Bone/ Kemahiran dan Kerajinan
195 Sulawesi Selatan
Songko Recca Tradisional
Adat Istiadat Masyarakat,
196 Mappacci Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
perayaan
197 Passureq Sulawesi Selatan Tradisi dan Ekspresi Lisan
198 Mangaru' Sulawesi Selatan Tradisi dan Ekspresi Lisan
Adat Istiadat Masyarakat,
Mallangi Arajang Ri
199 Sulawesi Selatan Ritus dan Perayaan-
Goarie
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
Mappatammaq Al-
200 Sulawesi Barat Ritus dan Perayaan-
Quran
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
201 Maulidan Salabose Sulawesi Barat Ritus dan Perayaan-
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
202 Pupu Sulawesi Barat
Tradisional
203 Figura Sulawesi Utara Seni Pertunjukan
204 Dade Ndate Sulawesi Tengah Tradisi dan Ekspresi Lisan
Adat Istiadat Masyarakat,
205 Modulu-Dulu Sulawesi Tengah Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
206 Dikili Gorontalo Ritus dan Perayaan-
perayaan
207 Me'eraji Gorontalo Tradisi dan Ekspresi Lisan
Adat Istiadat Masyarakat,
208 Pulanga Gorontalo Ritus dan Perayaan-
perayaan
209 Momeati Gorontalo Tradisi dan Ekspresi Lisan
Adat Istiadat Masyarakat,
210 Molalunga Gorontalo Ritus dan Perayaan-
perayaan

82 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Adat Istiadat Masyarakat,


211 Momuhuto Gorontalo Ritus dan Perayaan-
perayaan
212 Tolobalango Gorontalo Tradisi dan Ekspresi Lisan
Pengetahuan dan
213 Bantayo Poboide Gorontalo Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
Adat Istiadat Masyarakat,
214 Pataheri/Matahena Maluku Ritus dan Perayaan-
perayaan
Kemahiran dan Kerajinan
215 Gula Saparua Maluku
Tradisional
216 Tari Lenso Maluku Seni Pertunjukan
Yangere/Tali Dua
217 Maluku Utara Seni Pertunjukan
Halmahera Utara
Adat Istiadat Masyarakat,
218 Rion-Rion Maluku Utara Ritus dan Perayaan-
perayaan
Adat Istiadat Masyarakat,
219 Aimaro Hena Taje Papua Ritus dan Perayaan-
perayaan
Pengetahuan dan
220 Bhukere Papua Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta

Kemahiran dan Kerajinan


221 Sireuw Papua
Tradisional
Pengetahuan dan
222 Snap Mor Papua Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
Pengetahuan dan
223 Akonipuk Papua Kebiasaan Perilaku
mengenai Alam Semesta
224 Helaehili Papua Tradisi dan Ekspresi Lisan
225 Karamo Papua Seni Pertunjukan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 83


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Rekapitulasi Penetapan WBTB


Menurut Kategori Tradisi dan Ekspresi Lisan
Tahun 2013-2019

Adat Istiadat Masyarakat,


Ritus, dan Perayaan

14%
23% Pengetahuan dan
Kebiasaan Perilaku
Mengenai Alam Semesta
26% Seni Pertunjukan

32% 5%
Kemahiran dan Kerajinan
Tradisional

Diagram Proporsi Penetapan WBTb Menurut Kategori

d) Penetapan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi.


Penetapan Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro
Seni Tradisi merupakan Pemberian Apresiasi dari
Pemerintah kepada Individu atau Kelompok yang
berdedikasi berdedikasi tinggi dalam melestarikan,
memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
kebudayaan Nusantara, khususnya seni tradisi. Pencapaian
Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi
dari tahun 2015 sampai tahun 2017 yaitu :

Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni


Tradisi tahun 2015
No Kategori Jumlah

1 Satyalancana 9 orang

2 Parama Dharma 3 orang

3 Hadiah Seni 10 orang

84 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

4 Pelestari Budaya 10 orang

5 Anak dan Remaja 5 orang

6 (Media) CETAK 1 media

7 Radio 1 media

8 (Media) TELEVISI 1 media

9 Komunitas 3 komunitas

10 Pemerintah Daerah 3 pemerintah daerah

11 Perseorangan Asing 3 orang

Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni


Tradisi tahun 2016
No Kategori Jumlah

1 Satyalancana 10 orang

2 Parama Dharma 4 orang

3 Pelestari Budaya 9 orang

4 Pencipta, Pelopor, dan Pembaru 10 orang

5 Maestro Seni Tradisi 4 orang

6 Anak dan Remaja 5 orang

6 (Media) CETAK 1 media

7 Radio 1 media

8 (Media) TELEVISI 1 media

9 Komunitas 3 komunitas

10 Pemerintah Daerah 3 pemerintah daerah

11 Perseorangan Asing 3 orang

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 85


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni


Tradisi tahun 2017
No Kategori Jumlah

1 Satyalancana 8 orang

2 Parama Dharma 4 orang

3 Pelestari Budaya 8 orang

4 Pencipta, Pelopor, dan Pembaru 8 orang

5 Maestro Seni Tradisi 4 orang

6 Anak dan Remaja 5 orang

6 (Media) CETAK 1 media

7 Radio 1 media

8 (Media) TELEVISI 1 media

9 Komunitas 3 komunitas

10 Pemerintah Daerah 5 pemerintah daerah

11 Perseorangan Asing 3 orang

Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni


Tradisi tahun 2018
No Kategori Jumlah

2 Satyalancana 8 orang

3 Parama Dharma 2 orang

4 Pelestari Budaya 10 orang

5 Pencipta, Pelopor, dan Pembaru 10 orang

6 Maestro Seni Tradisi 4 orang

7 Anak dan Remaja 5 orang

8 Komunitas 6 komunitas

86 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

9 Pemerintah Daerah 3 pemerintah daerah

10 Perseorangan Asing 3 orang

Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni


Tradisi tahun 2019
No Kategori Jumlah

1 Bintang Maha Putra 2 orang

2 Satyalancana 8 orang

3 Parama Dharma 3 orang

4 Pelestari Budaya 10 orang

5 Pencipta, Pelopor, dan Pembaru 10 orang

6 Maestro Seni Tradisi 5 orang

7 Anak dan Remaja 5 orang

8 Komunitas 7 komunitas

9 Pemerintah Daerah 5 pemerintah daerah

10 Perseorangan Asing 4 orang

Untuk kategori Maestro Seni Tradisi setiap tahunnya akan


mendapatkan uang pembinaan dengan syarat maestro
tersebut terus melestarikan bidang keahliannnya kepada
generasi muda. Sampai dengan tahun 2018, proporsi
maestro yang masih hidup dan terus berkarya seperti grafik
berikut:

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 87


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

PROPORSI MAESTRO MENURUT REGIONAL

Jawa Kalimanta
16% n
10%
Sulawesi
19%

Sumatera Maluku
31% 6%
Bali NTT Papua
NTB 6%
12%

e) Capaian pelaksanaan diplomasi budaya di dalam dan luar


negeri tahun 2015- 2017
Pada periode tahun 2015 -2017, Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya telah melaksanakan diplomasi budaya di
berbagai negara yang meliputi :
1) Pembangunan Rumah Budaya Indonesia di Timor Leste
(2015)
Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste
(RDTL) dan Pemerintah Republik Indonesia (RI) telah
sepakat pada pertemuan kedua kepala Negara untuk
meningkatkkan kerjasama diantaranya Pendirian Pusat
Budaya Indonesia (PBI) di Timor-Leste dan RDTL telah
menyatakan untuk menyewakan sebidang tanah
sebagai tempat PBI. Penandatanganan Perjanjian Sewa
Lahan secara simbolis dilakukan oleh perwakilan kedua
Negara yaitu dari pihak RDTL oleh Sekretaris Negara
untuk Pertanahan dan Kepemilikan RDTL, Jaime Xavier
Lopes dan dari pihak RI oleh Duta Besar LBBP RI, M.
Primanto Hendrasmoro, di Dili pada tanggal 26 Februari
2014 dan disaksikan Wakil Menteri Luar Negeri dan
Kerjasama TL Mr. Constancio da Condeicao Pinto,

88 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Sekretaris Negara Seni dan Budaya TL, Ms. Maria Isabel


J. Ximenes, serta tamu undangan lainnya.
Gedung PBI dibangun di Rua Bispo de
Medeiros, Mascarinhas, Vera Cruz, Dili dan peletakan
batu pertama pembangunannya telah dilakukan secara
resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
pada hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014. Presiden
Yudhoyono dalam kesempatan itu didampingi Ibu
Negara Ani Yudhoyono. Hadir pada acara itu Presiden
Timor Leste Taur Matan Ruak dan Ibu Negara Isabel Da
Costa Ferreira, Perdana Menteri Xanana Gusmao dan
mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri. Selain itu,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh
sebagai juga turut mendampingi.
PBI ini berdiri di atas lahan seluas 2.500 meter
dan bangunan 5.700 meter yang terdiri dari 4 lantai dan
1 basement. Pusat Budaya Indonesia akan dilengkapi
dengan Rumah Pintar, ruang pameran, amphiteater,
perpustakaan, mini theater, laboratorium komputer, hall
pertemuan, dan kedai kopi.

2) Pelaksanaan Frankfurt Book Fair di Jerman (2015)


Frankfurt Book Fair merupakan pameran buku terbesar
di dunia yang diselenggarakan setiap tahun sejak tahun
1976 hingga saat ini. Tahun 2015, Indonesia menjadi
Tamu Kehormatan penyelenggaraan GoH FBF dalam hal
ini diampu oleh Kemdikbud yang dibagi dalam
beberapa satuan kerja, yaitu: BPKLN, PIH, Badan Bahasa,
Ditjenbud.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 89


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

3) Pelaksanaan Festival Europalia di Kawasan Eropa Barat


(2017)
Pada tahun 2017, Indonesia tampil sebagai
Guest Country untuk Europalia dan akan menjadi
negara ASEAN pertama yang mendapat kehormatan
tersebut. Festival ini digelar di 8 negara di Eropa yaitu
Belgia, Belanda, Denmark, Inggris, Perancis, Jerman,
Polandia dan Austria 10 Oktober 2017 – 21 Januari
2017.
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya
mengampu Kegiatan Pameran ―Power and other things‖
berlangsung mulai tanggal 18 Oktober 2017 sampai
dengan 21 Januari 2018. Pembukaan pameran tersebut
dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2017. Seniman-
seniman yang terlibat dalam pameran ini sebanyak 12
orang seniman Indonesia dan 4 seniman Belgia. Selain
itu ada juga beberapa karya lukisan yang dipinjam
untuk pameran tersebut antara lain koleksi dari
Sudjojono center, OHD dan Nasirun. Para seniman

90 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

melakukan riset berupa survei, residensi dan kemudian


produksi karya. Karya-karya tersebut dipameran selama
4 bulan.
Kegiatan lain yang diampu yaitu workshop
―Lecture on cities development‖. Workshop tersebut
bertemakan ―Kampong City‖ dimana pembicaranya
berasal dari berbagai bidang yaitu Walikota Surabaya Ir.
Tri Rismaharini, Prof. Ir. Johan Silas, Kenta Kishi. Selain
workshop kegiatan ini juga meliputi pembuatan film

pendek dan pembuatan buku. Kedua acara tersebut


bertempat di Bozzar, Brussel, Belgia.
4) Pengiriman Misi Kebudayaan Internasional ke 39 negara
(2015), 31 negara (2016) dan 28 negara (2017). Pada
tahun 2017 diberikan pada 215 pelaku budaya yang
melaksanakan berbagai aktivitas diplomasi melalui
kebudayaan di 28 negara, yaitu Amerika Serikat, Arab
Saudi, Australia, Austria, Belanda, Bosnia dan
Herzegovina, Bulgaria, China, Georgia, Hongkong, India,
Inggris, Italia, Kamboja, Jerman, Jepang, Malaysia,
Perancis, Polandia, Selandia Baru, Thailand, Swiss,
Uzbekistan, Vietnam, Philipina, Spanyol, Rusia, dan
Belgia.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 91


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

5) Kerjasama kebudayaan internasional tingkat


kementerian melalui partisipasi mengikuti sidang-
sidang ASEAN, ASEM dan UNESCO (2015-2017).
Strategi diplomasi budaya perlu terus dilaksanakan
secara konsisten dan berkelanjutan, yaitu salah satunya
dengan keanggotaan dan keikutsertaan Indonesia
dalam forum kebudayaan bertaraf internasional seperti
ASEM, WIPO, UNESCO, ISESCO, AMCA, SOMCA,
APTCCN, COCI, SCC dan organisasi internasional
lainnya. Hingga Desember 2017 kegiatan ini telah
memfasilitasi 14 Kegiatan di 7 negara (Thailand,
Kamboja, Malaysia, Singapore, Vietnam, Filipina, Laos)
dengan mengirimkan 51 orang delegasi.
6) Pelaksanaan World Culture Forum di Bali (2016)
World Culture Forum (WCF) merupakan kegiatan forum
kebudayaan internasional yang dilaksanakan di Bali
melibatkan peserta dari 63 negara. World Culture
Forum (WCF) 2016 telah selesai diselenggarakan pada
tanggal 10 - 14 Oktober 2016 di Bali Nusa Dua
Convention Center. Penyelenggaraan WCF ini
merupakan penyelenggaraan kedua, setelah
penyelenggaraan pertama tahun 2013. Tahun 2016 ini
WCF mengangkat tema ―Culture for an Inclusive
Sustainable Planet‖ dan Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya diberi tugas untuk
menyelenggarakan symposium.

7) Pelaksanaan Rumah Budaya Indonesia di 10 negara


(2015-2017)

92 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Dalam kerangka penguatan eksistensi,


pengakuan dan apresiasi masyarakat internasional
terhadap kekayaan warisan budaya Indonesia pada
masyarakat internasional, maka strategi Diplomasi
Budaya perlu terus dilaksanakan secara konsisten dan

berkelanjutan. Dalam kaitan dengan hal tersebut,


Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan berkomitmen untuk mengembangkan
―Rumah Budaya‖ di luar negeri sebagai program
strategis yang dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan
tersebut diatas.
Negara-negara yang direncanakan sebagai
lokasi Rumah Budaya Indonesia adalah negara-negara
yang memiliki peran strategis dalam upaya diplomasi
budaya Indonesia dan juga merupakan negara yang
memiliki sejarah hubungan kerjasama bilateral yang
baik dengan Indonesia. Rumah Budaya Indonesia
dirancang sebagai suatu pusat aktivitas dan informasi
mengenai kebudayaan Indonesia di luar negeri
sehingga dapat menjadi rujukan dalam pelaksanaan
diplomasi budaya Indonesia. Dalam skala internasional,
diharapkan ―Rumah Budaya‖ dapat menjadi sarana
untuk lebih mengenalkan dan mengkomunikasikan
ragam budaya Indonesia, antara lain berupa tarian,

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 93


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

kerajinan tradisional, alat musik, sastra termasuk buku


budaya nusantara, dan lain-lain.
Kegiatan pengembangan Rumah Budaya
Indonesia diselenggarakan di 10 negara yaitu Amerika
Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Myanmar,
Perancis, Singapura, Timor Leste dan Turki. Kegiatan
Rumah Budaya Indonesia yang dilaksanakan di negara
tersebut terdiri dari pelatihan-pelatihan budaya,
maupun pendukungan kegiatan-kegiatan budaya yang
diselenggarakan di negara mereka masing-masing.
Selain mendukung kegiatan tersebut, Direktorat
Warisan dan Diplomasi Budaya juga membiayai
operasional gedung Pusat Budaya Indonesia di Timor
Leste, serta mendanai staf pengelola sekretariat RBI di 5
negara (Australia, Myanmar, Singapura, Timor Leste,
Turki).

94 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

2. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN


KEBUDAYAAN DALAM PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA DAN
PENGUATAN DIPLOMASI BUDAYA
a). Permasalahan Warisan dan Diplomasi Budaya
1). Peran Pelaku Budaya belum signifikan dalam melestarikan
Warisan Budaya dan dalam Diplomasi Budaya
Ketergantungan pada peran dan bantuan pemerintah
dan pemerintah daerah masih cukup tinggi. Inisiasi pelaku
budaya masih banyak yang dilakukan secara sendiri-sendiri
dan kurang tersinergi. Sementara itu peran pemerintah juga
belum optimal dalam upaya memberdayakan serta
melibatkan para pelaku tersebut.
2). Gejala Memudarnya Karakter dan Jati Diri Bangsa
Hal ini menjadi tanggung jawab pelaku pembangunan
Kebudayaan tak terkecuali yang berkecimpung dalam
pengelolaan Warisan Budaya dan Diplomasi Budaya. Karena,
sejatinya semua bangsa menjadi pemangku kepentingan
sehingga harus peduli terhadap kemungkinan pengikisan
karakter dan jati diri bangsa. Apalagi, faktanya adanya
peningkatan kasuskasus narkotika, perkelahian antar pelajar,
antar kelompok masyarakat, pergaulan bebas, bisa
ditafsirkan sebagai gejala memudarnya pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
Demikian pula halnya dengan menurunnya kualitas
pembelajaran dan pendidikan serta menurunnya mutu
penggunaan bahasa Indonesia dalam aktivitas keseharian
yang disertai dengan menurunnya kecintaan terhadap
produk dalam negeri menunjukan semakin lemahnya jati diri
bangsa dalam menjunjung sifat saling menghargai
keragaman, toleransi, etika, moral, dan gotong royong.
Keterbukaan informasi memang membawa banyak kemajuan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 95


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

tetapi juga membuka akses yang luas ke berbagai muatan


informasi yang tidaksesuai dengan karakter Indonesia.
Pemerintah selama ini telah melakukan upaya untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
karakter siswa dan jatidiri bangsa yang berbasis pada
keragaman dan kearifan lokal serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Namun berbagai permasalahan masih
dihadapi antara lain, adanya kecenderungan: (i) Menurunnya
pemahaman, penghayatan,dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- hari; (ii) Menurunnya
akualitas penggunaan bahasa Indonesia dan rasa cinta
terhadap produk dalam negeri; (iii) Rendahnya kesadaran
akan keberagaman budaya, nilai-nilai sejarah dan kearifan
lokal serta penghormatan terhadap adat, tradisi, dan
kepercayaan; (iv) Menurunnya daya juang dan budaya kerja
(etos kerja) serta sikap tenggang rasadan toleransi terhadap
perbedaan yang dapat memicu terjadinya konflik sosial; (v)
Menguatnya nilai-nilai priomordialisme dan
fundamentalisme yang dapat mengancam disintegrasi
bangsa.
3). Pelestarian Warisan Budaya Belum Efektif
Banyaknya warisan budaya yang dicuri, hilang, atau
diakui pihak lain menunjukkan masih minimnya peran
pemerintah dalam melindungi kekayaan warisan budaya.
Basis data yang belum jelas membuat pemerintah kesulitan
dalam mengelola seluruh warisan budaya. Rendahnya
diplomasi budaya Indonesia ke dunia internasional membuat
banyak warisan budaya Indonesia yang dimiliki oleh negara
lain hilang begitu saja. Rendahnya diplomasi budaya
Indonesia ke dunia internasional membuat banyak warisan
budaya Indonesia yang dimiliki oleh negara lain hilang
begitu saja.

96 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

4). Belum Optimalnya Diplomasi dan Pertukaran Budaya


Permasalahan yang masih dihadapi dalam rangka
diplomasi budaya dan hubungan kerja sama internasional
pada bidang kebudayaan antara lain;
(i) Terbatasnya pengetahuan masyarakat dunia tentang
kekayaan budaya Indonesia sehingga representasi budaya
Indonesia di luar negeri dan apresiasi terhadap kebudayaan
Indonesia masih terbatas; (ii) Terbatasnya pengetahuan
masyarakat terhadap kekayaan budaya antardaerah sehingga
diperlukan promosi budaya untuk meningkatkan rasa
persatuan dan rasa bangga terhadap kekayaan budaya
bangsa; dan (iii) Belum adanya sertifikasi sebagai bukti
keahlian bagi pelaku budaya sehingga mengakibatkan
terbatasnya keikutsertaan pelaku budaya dari Indonesia pada
even budaya di luar negeri.
Di samping itu pemanfaatan promosi budaya dengan
menggunakan berbagai media, baik nasional maupun
internasional, belum optimal.
5) Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan belum Maksimal
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
sumber daya kebudayaan antara lain, (i) terbatasnya manusia
kebudayaan yang berkualitas, yang ditunjukkan oleh belum
adanya pemetaan profesi dan standar kompetensi profesi,
terbatasnya jumlah, kompetensi dan persebaran insan
kebudayaan serta tidak adanya regenerasi secara
berkelanjutan terutama untuk bidang-bidang yang
membutuhkan keahlian khusus serta terbatasnya tenaga
dalam tata kelola di bidang kebudayaan, baik pada tingkat
pusat maupun daerah; (ii) belum optimalnya hasil penelitian
dan pengembangan kebudayaan; (iii) terbatasnya sarana dan
prasarana kebudayaan termasuk pemanfaatan teknologi; (iv)
terbatasnya dukungan peraturan perundangan kebudayaan;
(v) belum tersedianya sistem pendataan kebudayaan yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 97


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

perencanaan dan pengambilan kebijakan; (vi) belum


optimalnya koordinasi antarinstansi di tingkat pusat dan
daerah serta belum optimalnya kerja sama antarpihak, yaitu
pemerintah, swasta, dan masyarakat.

b) Tantangan Pelestarian Warisan Budaya dan Diplomasi


Kebudayaan
1). Pemberdayaan Pelaku Budaya dalam Melestarikan Warisan
Budaya
Tantangannya antara lain adalah: menyadarkan pelaku
budaya akan peran penting mereka; meningkatkan
kerjasama antar pelaku budaya dan masyarakat pendukung;
meningkatkan peran pemerintah dalam dukungan kepada
inisiasi para pelaku budaya; serta mensinergikan kerja pelaku
budaya, masyarakat dan pemerintah sebagai satu kesatuan
ekosistem kebudayaan.
2). Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa
Tantangan Kemendikbud dalam rangka penguatan karakter
dan jati diri bangsa dimulai dari siswa, adalah bagaimana
pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa dapat dijadikan landasan untuk memperkuat
kehidupan yang harmonis. Bagaimana meningkatkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
bahasa, adat, tradisi, nilai sejarah, dan kearifan lokal yang
bersifat positif sebagai perekat persatuan bangsa, di samping
bagaimana meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengadopsi budaya global yang positif dan produktif.
Relevan dengan semua itu adalah bagaimana memahamkan
apa yang disebut revolusi mental sebagai bentuk strategi
kebudayaan. Kebudayaan Indonesia harus dikembangkan
guna meningkatkan kualitas hidup, memperkuat kepribadian
bangsa dan kebanggaan nasional, memperkukuh persatuan
bangsa, meningkatkan pemahaman tentang nilai- nilai

98 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

kesejarahan dan wawasan kebangsaan, serta meningkatkan


kesejahteraan masyarakat. Kebudayaan Indonesia harus
dikembangkan guna meningkatkan kualitas hidup,
memperkuat kepribadian bangsa dan kebanggaan nasional,
memperkukuh persatuan bangsa, meningkatkan pemahaman
tentang nilai- nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tantangan pula untuk meningkatkan pendidikan kewargaan
dan pendidikan karakter siswa, adalah bagaimana
mengoptimalkan pendidikan agama, kewargaan dan karakter
sebagai wadah pembentukan karakter bangsa di sekolah;
memberdayakan masyarakat dalam mengawasi penegakan
hukum; melakukan pembinaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar; meningkatkan penelitian,
penilaian, dan penentuan kelayakan berbagai media
komunikasi dan informasi.
3). Pelestarian Warisan Budaya
Tantangan ke depan yang dihadapi Kemendikbud adalah
meregistrasi seluruh warisan budaya bangsa; meningkatkan
kapasitas sumber daya kebudayaan untuk melakukan
pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan
budaya; meningkatkan potensi dan pendayagunaan warisan
budaya untuk kesejahteraan rakyat.
4). Diplomasi dan Pertukaran Budaya
Tantangan ke depan yang dihadapi Kemendikbud adalah
meningkatkan diplomasi budaya antarwilayah dan antar
negara melalui program Indonesiana dan pengembangan
rumah budaya Indonesia di luar negeri sebagai sarana
diplomasi pada tingkat nasional dan internasional, serta
meningkatkan kreativitas karya budaya dan pertukaran
antarpelaku budaya sebagai sarana diplomasi budaya di
dunia internasional.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 99


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

1.3.2 Paradigma Baru: Pemajuan Kebudayaan Nasional


Akan tetapi, Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 menyatakan:
―Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.‖
Di sana jelas nampak bahwa tugas yang diemban Negara adalah
untuk ―memajukan kebudayaan nasional Indonesia‖. Agenda
pemajuan kebudayaan nasional lebih besar daripada sekadar
pelestarian budaya tradisi. Orientasi umum dari pemajuan
kebudayaan adalah pada menciptakan masa depan, bukan
hanya mengawetkan masa lalu. Sekalipun ada perbedaan, di
antara agenda pelestarian budaya tradisi dan agenda pemajuan
kebudayaan nasional tidak terdapat pertentangan yang
fundamental. Dalam konteks pemajuan kebudayaan nasional,
seluruh peninggalan budaya tradisi tetap dirawat, hanya saja
semua itu ditempatkan dalam bingkai membangun kebudayaan
nasional yang sehat. Yang bertentangan dengan agenda
pemajuan kebudayaan nasional hanyalah agenda pelestarian
yang sempit: pelestarian demi pelestarian itu sendiri. Agenda
pelestarian budaya tradisi seyogianya ditempatkan dalam upaya
untuk memajukan kebudayaan nasional.
Sebagai turunan dari UUD 1945, disahkanlah Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Budaya. Di
sana, pemajuan diartikan sebagai pelestarian dan pembinaan.
Dalam UU itu, yang dimaksud dengan pemajuan kebudayaan
adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi
budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui
pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan
kebudayaan.
Pelindungan terdiri dari: (1) inventarisasi, (2) pengamanan,
(3) pemeliharaan, (4) penyelamatan dan (5) publikasi
Pengembangan terdiri dari: (1) penyebarluasan, (2)
pengkajian dan (3) pengayaan keragaman

100 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Pemanfaatan untuk: (1) penguatan karakter dan ketahanan


budaya, (2) kesejahteraan masyarakat, (3) peningkatan
peran dan pengaruh internasional
Pembinaan terdiri dari: (1) peningkatan mutu dan jumlah
SDM, (2) standarisasi dan sertifikasi SDM, (3) peningkatan
mutu tata kelola
Terdapat sepuluh jenis objek kebudayaan yang dimaksud dalam
Undang-Undang ini: (1) tradisi lisan, (2) manuskrip, (3) adat
istiadat, (4) ritus, (5) pengetahuan tradisional, (6) teknologi
tradisional, (7) seni, (8) bahasa, (9) permainan rakyat dan (10)
olahraga tradisional. UU No. 5 / 2017 juga telah menetapkan
metode perumusan pedoman pemajuan kebudayaan. Metode
yang dipakai adalah partisipasi para pemangku kepentingan di
bidang kebudayaan secara berjenjang dari tingkat
kabupaten/kota hingga nasional :
Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah tingkat
kabupaten/kota oleh Pemerintah Daerah melibatkan
masyarakat dan para ahli yang berisi:
 Identifikasi keadaan terkini dari objek pemajuan
kebudayaan, SDM, sarpras, potensi kebudayaan di
kabupaten/kota serta rekomendasinya
Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah tingkat
provinsi oleh Pemerintah Daerah melibatkan masyarakat
dan para ahli yang berisi:
 Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupaten/kota di
wilayah provinsi tersebut
 Identifikasi keadaan terkini dari objek pemajuan
kebudayaan, SDM, sarpras, potensi kebudayaan di
tingkat provinsi serta rekomendasinya
Penyusunan Strategi Kebudayaan tingkat nasional oleh
Pemerintah Pusat melibatkan masyarakat dan para ahli
yang berisi:
 Abstrak dari dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah tingkat kabupaten/kota dan provinsi
 Visi pemajuan kebudayaan 20 tahun ke depan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 101


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

 Isu strategis yang jadi skala prioritas untuk percepatan


pencapaian visi
 Rumusan proses dan metode pelaksanaan pemajuan
kebudayaan
Penyusunan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan disusun
oleh Menteri bidang kebudayaan yang berisi:
 Visi-misi pemajuan kebudayaan
 Tujuan dan sasaran
 Perencanaan
 Pembagian wewenang
 Alat ukur capaian

Dalam UU No. 5 / 2017, kebudayaan ditempatkan sebagai


hulunya pembangunan. Kebudayaan mesti mewarnai setiap lini
pembangunan. Di sinilah agenda pengarus-utamaan
kebudayaan (mainstreaming culture) menjadi penting. UU No. 5
/ 2017 mencerminkan semangat itu, seperti tercermin dalam
Pasal 7 yang berbunyi ―Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah melakukan pengarusutamaan Kebudayaan melalui
pendidikan untuk mencapai tujuan Pemajuan Kebudayaan‖.
Oleh karena kebudayaan praktis mencakup segenap
sistem kehidupan sosial yang berkembang di muka bumi,
menjadi jelas bahwa kebudayaan sejatinya tidak dapat
diperlakukan sebagai satu sektor di antara sektor-sektor lain
dalam perikehidupan manusia. Kebudayaan seyogianya
dipandang sebagai bumi tempat tumbuhnya setiap sektor
perikehidupan manusia. Artinya, kebudayaan semestinya tidak
dipandang sebagai salah satu sektor pembangunan, melainkan
justru sebagai hulu dari semua sektor pembangunan. Inilah
yang dimaksud dalam UNESCO Thematic Think Piece (2012)
dengan ungkapan ―kebudayaan sebagai pendorong dan
pemberdaya bagi pembangunan berkelanjutan‖ (culture as a
driver and an enabler of sustainable development).

102 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Kebudayaan merupakan pendorong pembangunan


dalam arti kebudayaan menyediakan prakondisi bagi terciptanya
pembangunan, yaitu dengan memasok mentalitas dan wawasan
yang diperlukan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Kebudayaan juga dipandang sebagai
pemberdaya bagi pembangunan yang berkelanjutan karena
kebudayaan menghadirkan perspektif yang mengutamakan
penemuan keselerasan baru antara manusia dan lingkungannya
sehingga pembangunan tidak menguras habis kekayaan alam
ataupun meminggirkan kaum yang lemah demi akumulasi
ekonomi di tangan segelitir orang.
Mengarus-utamakan kebudayaan dalam konteks
kebangsaan berarti menempatkan kepentingan konsolidasi
kebudayaan nasional sebagai landasan dari setiap kebijakan
publik. Sektor prioritas yang perlu diwarnai oleh kebudayaan
adalah pendidikan. Semangat pengarus-utamaan kebudayaan
tidak hanya berhenti pada ranah pendidikan. Kebudayaan juga
harus mewarnai sektor-sektor pembangunan sosial-ekonomi
untuk memastikan keselarasan antara kepentingan manusia dan
lingkungan serta antara kepentingan privat dan sosial. Untuk itu,
kebudayaan harus memberdayakan kaum yang lemah dan
terpinggirkan serta memberdayakan cara hidup yang
mengindahkan daur hidup lingkungan. Kebudayaan harus hadir
dalam setiap lini perikehidupan masyarakat.
Dalam konteks pemajuan kebudayaan sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 5 / 2017, yang dimajukan bukan hanya
sepuluh objek tersebut, tetapi juga ekosistem produksi sepuluh
objek tersebut. Artinya, yang dimajukan termasuk juga
hubungan sosial dan ekonomi yang mengkondisikan ada dan
berkembangnya kesepuluh objek tersebut.
Pendekatan berbasis ekosistem ini dapat diilustrasikan
lewat kasus kain gringsing dari Tenganan, Bali. Dalam taksonomi
objek pemajuan kebudayaan, kain gringsing adalah sekaligus

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 103


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

bagian dari sekurang-kurangnya lima kategori dalam taksonomi


objek pemajuan kebudayaan:
bagian dari adat istiadat, yakni bila kain gringsing dilihat
dari segi cara penggunaan (sebagai syarat untuk naik ke
balai adat untuk melakukan musyawarah)
bagian dari ritus, yakni bila kain gringsing dilihat sebagai
bagian dari kain penolak bala yang digunakan sebagai
instrumen dalam ritual potong gigi, perkawinan, dan lain
sebagainya. (sesuatu yang tampak pula dalam etimologi
gringsing: ‗gring‘ = sakit + ‗sing‘ = tidak)
bagian dari teknologi tradisional, yakni bila kain gringsing
dilihat dari segi teknik tenun ikat
bagian dari pengetahuan tradisional, yakni bila kain
gringsing dilihat dari segi wawasan hidup masyarakat
Tenganan yang memperhatikan daur hidup lingkungan
alam (karena mereka berprinsip tidak boleh mengambil
buah kemiri yang diperlukan sebagai pewarna kain, kecuali
buah itu jatuh sendiri dari pohonnya)
bagian dari seni, yakni bila kain gringsing dilihat dari segi
desain motif.
Masing-masing kategori memiliki ekosistemnya sendiri dan
setiap ekosistem itu terhubung dengan sektor-sektor
kehidupan lain di luar ―kebudayaan‖ (dalam arti sempitnya):
Dimensi adat istiadat dalam kain gringsing melibatkan
ekosistem ―masyarakat hukum adat‖ yang pada gilirannya
berurusan dengan kompleks sistem sosial masyarakat
Tenganan
Dimensi ritus dalam kain gringsing melibatkan ekosistem
kepercayaan yang pada gilirannya berurusan dengan
kompleks sistem agama, sejarah Tenganan (sebagai desa
Bali Aga pra-Majapahit), dan seterusnya.
Dimensi teknologi tradisional dalam kain gringsing
melibatkan ekosistem ekonomi yang pada gilirannya
berurusan dengan masalah ketersediaan bahan baku,

104 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

kebijakan impor, dan pada akhirnya berujung pada tata


ekonomi global.
Dimensi pengetahuan tradisional dalam kain gringsing
melibatkan ekosistem pewarisan ingatan kultural
masyarakat yang pada gilirannya berurusan dengan ekologi
desa Tenganan (ketersediaan tulang kelelawar sebagai alat
pintal, dan lain sebagainya.)
Dimensi seni dalam kain gringsing melibatkan ekosistem
seni kriya dan seni rupa tradisi yang pada gilirannya
berurusan dengan hubungan pelik antara modernitas dan
tradisi, serta hal-hal yang berkaitan dengannya.

Memajukan kebudayaan, karenanya, bukan hanya memajukan


objek-objek kebudayaan, tetapi memajukan pula ekosistem yang
membuat objek-objek itu ada dan berkembang. Dan karena
ekosistem terhubung pada masalah-masalah di luar sektor
kebudayaan dalam arti sempitnya, maka pemajuan kebudayaan
mesti dipahami sebagai usaha memenangkan kepentingan
kebudayaan nasional di seluruh lini pembangunan. Inilah wujud
nyata dari pengarus-utamaan kebudayaan.
Mandat Negara untuk menjalankan pemajuan kebudayaan
nasional, mengikuti Undang Undang ini, jatuh pada Direktorat
Jenderal Kebudayaan. Oleh karenanya niscaya terjadi pergeseran
program utama Direktorat Jenderal Kebudayaan: dari pelestarian
budaya tradisi ke pelestarian dan pemajuan kebudayaan
nasional. Pergeseran program ini bukan semata soal
nomenklatur birokrasi, tetapi melibatkan juga perubahan
paradigma. Tugas ―memajukan kebudayaan nasional‖ berarti
tugas untuk melestarikan, mengembangkan, memanfaatkan dan
membina seluruh sumber daya kebudayaan agar terarah pada
konsolidasi kebudayaan nasional. Oleh karena itu, paradigma
yang mendasari program baru Direktorat Jenderal Kebudayaan
ditentukan oleh pengertian ―kebudayaan nasional‖.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 105


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan tiga tujuan


nasional yang melandasi keberadaan Republik Indonesia:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa
3. Ikut melaksanakan ketertiban duia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
Kebudayaan nasional Indonesia adalah keseluruhan proses dan
hasil interaksi antarkebudayaan yang hidup di Indonesia dan
terarah pada perwujudan tiga tujuan nasional sebagaimana
disebut di muka.
Dalam upaya memajukan kebudayaan nasional di
tengah tantangan zaman, prinsip yang dijadikan acuan adalah
Trisakti yang disampaikan Presiden Soekarno sebagai pendiri
Republik Indonesia dalam pidato tahun 1963: berdaulat secara
politik, berdikari seccara ekonomi dan berkepribadian dalam
kebudayaan. Ketiganya merupakan perumusan ulang dalam
bentuk asas, atau prinsip yang mengorientasikan tindakan, dari
tiga tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945.
Butir ketiga Trisakti, berkepribadian dalam kebudayaan,
merpakan prinsip yang berhubungan langsung dengan
kebudayaan. Penjelasan lebih lanjut terhadap butir ketiga ini
disampaikan oleh Presiden Soekarno pada pidato 17 Agustus
1965: ―Berkepribadian dalam kebudayaan! Apa yang lebih indah
daripada ini Saudara-saudara? Bukan saja bumi dan air dan
udara kita kaya-raya, juga kebudayaan kita kaya-raya.
Kesusastraan kita, seni-rupa kita, seni-tari kita, musik kita,
semuanya kaya-raya. Juga untuk membangun kebudayaan baru
Indonesia, kita memiliki segala syarat yang diperlukan.
Kebudayaan baru itu harus berkepribadian nasional yang kuat
dan harus tegas-tegas mengabdi kepada Rakyat. Dengan
menapis yang lama, kita harus menciptakan yang baru. Sikap

106 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

kita terhadap kebudayaan lama maupun kebudayaan asing


adalah sikapnya revolusi nasional-demokratis pula: dari
kebudayaan lama itu kita kikis feodalismenya, dari kebudayaan
asing kita punahkan imperialismenya.‖ Prinsip ―menapis yang
lama mencipta yang baru‖ menjadi kerangka dasar dari upaya
pemajuan kebudayaan nasional yang diemban Direktorat
Jenderal Kebudayaan.

1.3.3 Kerangka Acuan Pemajuan Kebudayaan Nasional


Program ―pemajuan kebudayaan nasional‖ yang
dimandatkan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan
menemukan metode penerapannya dalam prinsip ―menapis
yang lama mencipta yang baru‖. Dalam memajukan kebudayaan
nasional seturut prinsip tersebut, Direktorat Jenderal mengacu
pada agenda besar pembangunan nasional yang ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019.
Sesuai dengan dokumen tersebut, visi pembangunan nasional
ialah ―Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong‖. Untuk
menjalankan Visi tersebut ditetapkanlah tujuh Misi
pembangunan nasional berikut ini:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 107


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang


mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
Ketujuh Misi pembangunan nasional ini dicapai melalui fokus
kerja pada sembilan Agenda Prioritas yang disebut sebagai
Nawacita:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada
seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-
2019, dinyatakan juga adanya lima Sasaran Bidang kebudayaan
yang pencapaiannya akan mendorong perwujudan visi
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian

108 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

berlandaskan gotong-royong. Kelima Sasaran Bidang


kebudayaan itu adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat
akan keragaman budaya yang mencakup adat, tradisi,
kepercayaan serta nilai-nilai positif sejarah bangsa untuk
mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa
yang memiliki ketahanan budaya yang tangguh.
2. Meningkatnya apresiasi terhadap keragaman seni dan
kreativitas karya budaya.
3. Meningkatnya kualitas pengelolaan dalam upaya
pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan
budaya.
4. Meningkatnya kerjasama dan pertukaran informasi
budaya antardaeah serta antara Indonesia dan
mancanegara.
5. Meningkatnya kapasitas sumber daya pembangunan
kebudayaan dalam mendukung upaya pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan.
Dalam melaksanakan program ―pemajuan kebudayaan
nasional‖ Direktorat Jenderal Kebudayaan harus turut
menyukseskan tujuh Misi pembangunan nasional, sembilan
Agenda Prioritas dan lima Sasaran Bidang kebudayaan yang
dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2015-2019. Upaya mewujudkan Visi dan Misi pembangunan
nasional, Agenda Prioritas serta Sasaran Bidang kebudayaan
menjadi kerangka acuan utama dalam penyusunan rencana
strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan ini.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 109


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

110 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

BAB II
VISI, MISI, TUJUAN,
DAN SASARAN STRATEGIS
DIREKTORAT WARISAN DAN
DIPLOMASI BUDAYA

VISI dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan
tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan untuk mencapai suatu
tujuan. Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan
karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pada masa yang
akan datang. Sementara misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam hal
ini Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya menjalankan visi dan misi
Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai bagian terintegral dalam Ditjen
Kebudayaan.

2.1. VISI
Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 ―Terbentuknya Insan
serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan
Berlandaskan Gotong Royong‖, Visi tersebut dijelaskan sebagai berikut :
TERBENTUKNYA INSAN SERTA EKOSISTEM PENDIDIKAN YANG
BERKARAKTER dapat dimaknai sebagai terwujudnya tujuh elemen

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 111


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

ekosistem. Meskipun pengertian insan sudah tercakup dalam istilah


ekosistem, insan tetap disebut tersendiri. Penyebutan secara demikian
dimaksudkan untuk memberi tekanan lebih besar pada arti sangat
penting dari peran pelaku dalam suatu ekosistem.
Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sekolah yang Kondusif
Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan untuk membuat
sekolah yang efektif. Sekolah adalah suatu tempat yang di
dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara
manusia dengan lingkungannya. Sekolah yang kondusif
sebagai tempat yang menyenangkan bagi manusia yang
berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, orang
tua siswa, dan pelaku lainnya. Ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai juga menjadi faktor pendukung.
Faktor pendukung lain yang penting ialah peran kepala sekolah
yang memimpin para pelaku pendidikan menghadapi dan
menyelesaikan masalah.
2) Guru Sebagai Penyemangat
Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat
kompetensi yang mumpuni meliputi kompetensi pedagogik,
profesional, sosial, dan berkepribadian. Selain itu seorang guru
juga harus punya naluri yang sensitif atau peka terhadap kemamp
uan dan perkembangan siswanya. Artinya sensitif terhadap
kebutuhan siswa serta mampu memberikan semangat kepada
siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, dan sportif dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
3) Orangtua yang Terlibat Aktif
Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-
anaknya sejak masa sebelum dan sesudah mereka bersekolah.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi,
seperti: membentuk kepribadian anak, melaksanakan pedidikan
anak di rumah dan mendukung pendidikan di sekolah.

112 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Pemerintah memang memiliki tanggung jawab untuk


menyelenggarakan pendidikan yang baik bagi seluruh anak
Indonesia. Orang tua memiliki hak dan kewajiban dalam memilih
satuan pendidikan, memperoleh informasi tentang perkembangan
pendidikan anaknya, serta memberikan masukan kepada sekolah.
Orang tua yang terlibat aktif dalam penyelenggaraan pendidikan
di sekolah akan menciptakan pendidikan yang lebih efektif.
4) Masyarakat yang Sangat Peduli
Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan
kepedulian masyarakat. Salah satu alasannya ialah keterbatasan
sumber daya pemerintah. Partisipasi dan kepedulian masyarakat
itu dapat berupa menyelenggaraan satuan pendidikan mandiri
atau mendukung satuan pendidikan mandiri milik pemerintah.
Masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan mandiri
harus berupaya sebaik-baiknya dan tetap mematuhi semua
pedoman, aturan, dan kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
Sementara itu, partisipasi masyarakat dalam satuan pendidikan
yang diselenggarakan pemerintah dapat berupa materi, tenaga,
dan pikiran. Kini masyarakat dapat berperan serta dalam
pembahasan masalah pendidikan, baik akademis maupun non
akademis, dan dalam proses pengambilan keputusan terkait
rencana pengembangan sekolah.
5) Industri yang Berperan Penting
Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata
berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk
penelitian dan beasiswa. Bahkan di beberapa negara peran
industri menjadi kewajiban sesuai undang-undang yang
mengaturnya. Pengalaman negara-negara tersebut dapat menjadi
pelajaran bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Selain
dukungan finansial, peran industri yang penting ialah
menyelesaikan permasalahan peralihan dari dunia pendidikan ke
dunia kerja. Dunia industri dapat berfungsi sebagai tempat
praktik, magang kerja, belajar manajemen industri dan tempat
menambah wawasan dunia kerja bagi siswa. Kerjasama sekolah

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 113


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling


membutuhkan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya
menyadari bahwa pihak industri tidak akan mendapatkan tenaga
kerja siap pakai yang diperlukan sesuai kualifikasi yang
diharapkan, tanpa membangun program pendidikan bersama.
6) Organisasi Profesi yang Berkontribusi Besar
Organisasi profesi diharapkan dapat meningkatkan peran dalam
penyelenggaraan pendidikan. Organisasi profesi dapat
memberikan masukan bahkan menentukan arah kebijakan
pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya bekerja sama lebih erat
dengan organisasi profesi, melalui berbagai jalur komunikasi dan
aspirasi. Interaksi yang baik akan menguntungkan kedua belah
pihak, sekaligus mempercepat kemajuan pembangunan di bidang
pendidikan.
7) Pemerintah yang Berperan Optimal
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 IV (keempat) tahun
2002 yaitu tentang pendidikan, bentuk dukungan pemerintah
telah dituangkan dalam pasal 31 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5. Khusus
untuk dukungan pendanaan secara eksplisit dituangkan pada
pasal 31 ayat 4 yang berbunyi ―Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan nasional‖.

TERBENTUKNYA INSAN SERTA EKOSISTEM KEBUDAYAAN YANG


BERKARAKTER dapat dimaknai sebagai berikut:
1) Terwujudnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan
keberagaman budaya dalam masyarakat, yang diindikasikan oleh
kesediaan untuk membangun harmoni sosial, menumbuhkan
sikap toleransi, dan menjaga kesatuan dalam keanekaragaman;

114 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

2) Terbentuknya wawasan kebangsaan di kalangan anak-anak


usia sekolah yang diindikasikan oleh menguatnya nilai-nilai
nasionalisme dan rasa cinta tanah air;
3) Terwujudnya budaya dan aktivitas riset, budaya inovasi, budaya
produksi serta pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri untuk
mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;
4) Terwujudnya pelestarian warisan budaya baik bersifat benda
(tangible) maupun tak benda (intangible);
5) Terbentuknya karakter yang tangguh dengan melestarikan,
memperkukuh, dan menerapkan nilai-nilai kebudayaan
Indonesia;
6) Tingginya apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya
budaya, yang mendorong lahirnya insan kebudayaan yang
profesional yang lebih banyak;
7) Berkembangnya promosi dan diplomasi budaya.

BERLANDASKAN GOTONG ROYONG dapat dimaknai sebagai berikut:


Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia.
Gotong royong diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang
telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam
pembangunan pendidikan dan kebudayaan berarti banyak hal yang
dilakukan secara bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela ,
merasa turut berkepentingan, serta dengan keinginan saling menolong.
Berlandaskan gotong royong akan memposisikan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang
dicirikan, antara lain oleh keterlibatan aktif masyarakat, dukungan
langsung dunia usaha, dan kepercayaan yang tinggi terhadap
lingkungan lembaga satuan pendidikan seperti sekolah.
Mengacu pada Visi Kemdikbud, maka dirumuskan Visi pembangunan
Kebudayaan di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu :

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 115


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

“TERBENTUKNYA INSAN DAN EKOSISTEM KEBUDAYAAN YANG


BERKARAKTER DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
Rumusan Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Seluruh pemangku kepentingan bidang kebudayaan yang


INSAN
: meliputi pelaku budaya, pengelola budaya dan masyarakat
KEBUDAYAAN
umum

(1) Sistem produksi (proses penciptaan dan pelestarian karya


budaya); (2) Sistem distribusi (proses penyebar-luasan
informasi dan gagasan terkait karya budaya); (3) Sistem
EKOSISTEM
: pertukaran (proses pelibatan masyarakat dalam memaknai
KEBUDAYAAN
karya budaya), (4) Sistem konsumsi (proses penyerapan
makna karya budaya yang mendorong kebutuhan akan
penciptaan karya budaya)

Memiliki 8 (delapan) nilai :


1. Memiliki Integritas
2. Kreatif dan Inovatif
3. Inisiatif
BERKARAKTER : 4. Pembelajar
5. Menjunjung Meritokrasi
6. Terlibat Aktif
7. Tanpa Pamrih
8. Apresiatif

Mewujudkan sikap dan semangat kebersamaan oleh banyak


BERLANDASKAN
: pihak secara sadar, sukarela, merasa turut berkepentingan,
GOTONG ROYONG
serta dengan keinginan saling menolong

2.2. MISI
Berdasarkan Visi Pembangunan Kebudayaan yang telah dijelaskan
diatas, selanjutnya Misi Pembangunan Kebudayaan dirumuskan sebagai
berikut :
M1 MENINGKATKAN INSAN KEBUDAYAAN YANG BERKARAKTER
DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG DALAM RANGKA
PELESTARIAN DAN PEMAJUAN KEBUDAYAAN
M2 MEWUJUDKAN EKOSISTEM KEBUDAYAAN YANG BERKARAKTER
DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG ANTARA PEMERINTAH
DAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN

116 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

2.3. TUJUAN
Untuk mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan serta untuk
mendukung pencapaian tujuan strategis, Direktorat Jenderal
Kebudayaan mempunyai tujuan strategis yang akan dicapai sampai
dengan tahun 2019, yaitu :
T1 PENGUATAN PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG BERORIENTASI
PADA PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
T2 PENGUATAN INSAN DAN EKOSISTEM PEMBANGUNAN
KEBUDAYAAN MELALUI PELESTARIAN DAN PEMAJUAN
KEBUDAYAAN
T3 PENINGKATAN MUTU KELEMBAGAAN DALAM TATA KELOLA
KEBUDAYAAN

2.4. SASARAN STRATEGIS


Untuk mengukur tingkat ketercapaian Tujuan Strategis, diperlukan
sejumlah Sasaran Strategis yang menggambarkan kondisi yang dicapai
pada tahun 2019. Selanjutnya ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis (IKSS) untuk mengukur apakah sasaran strategis dapat
mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan dicapai pada masa
mendatang. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Direktorat Jenderal Kebudayaan adalah sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
KODE SASARAN STRATEGIS KODE SASARAN STRATEGIS
(IKSS)
SS11 MENINGKATNYA MUTU IKSS.11.1 Jumlah regulasi di
TATA KELOLA KEBUDAYAAN tingkat Pusat dan
DALAM MEWUJUDKAN DAN Provinsi yang terkait
MENDORONG dengan peningkatan
PEMBANGUNAN YANG mutu tata kelola
BERKELANJUTAN kebudayaan yang
ditetapkan
IKSS.11.2 Indeks Pembangunan
Kebudayaan nasional
mencapai kategori

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 117


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

sedang (skor 54,60)


Sasaran Program bidang kebudayaan secara kualitatif tersebut di atas,
selanjutnya dapat dijabarkan dalam sasaran yang lebih terukur sebagai
berikut :
INDIKATOR KINERJA
KODE SASARAN PROGRAM KODE SASARAN PROGRAM
(IKSP)
SP1 MENINGKATNYA JUMLAH IKSP Jumlah Pelaku dan
PELAKU DAN PENGELOLA 1 Pengelola Budaya dalam
BUDAYA DALAM Pelestarian dan Pemajuan
PELESTARIAN DAN Kebudayaan
PEMAJUAN KEBUDAYAAN
SP2 MEWUJUDKAN AKSES YANG IKSP Jumlah orang yang
MELUAS, MERATA DAN 2 mengakses sarana dan
BERKEADILAN DI BIDANG prasarana Kebudayaan
KEBUDAYAAN
SP3 MENINGKATNYA PERAN IKSP Jumlah kerjasama
KEBUDAYAAN DALAM 3.1 kebudayaan antar daerah
HUBUNGAN ANTAR DAERAH yang difasilitasi Direktorat
DAN ANTAR BANGSA IKSP Jenderal Kebudayaan
3.2 Jumlah kerjasama
kebudayaan antar bangsa
yang difasilitasi Direktorat
Jenderal Kebudayaan
SP4 MEWUJUDKAN MUTU TATA IKSP Persentase satuan kerja
KELOLA KEBUDAYAAN YANG 4 lingkup Ditjen kebudayaan
EFEKTIF DAN EFISIEN meningkat kualitas
layanan, manajemen
sumberdaya dan tata
kelolanya

Untuk mendukung Sasaran Program Direktorat Jenderal Kebudayaan,


ditetapkan Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya untuk mengukur apakah
sasaran kegiatan dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan
dicapai pada masa mendatang sebagai berikut :

118 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

INDIKATOR
SASARAN KEGIATAN
KODE KODE KINERJA KEGIATAN
(SK)
(IKK)
SK.8.5186.1 Meningkatnya IKK.8.5186.1.1 Jumlah Penerima
kompetensi pelaku dan Anugerah
pengelola kebudayaan Kebudayaan dan
bidang pengelolaan Maestro Seni Tradisi
warisan dan diplomasi IKK.8.5186.1.2 Jumlah SDM warisan
budaya dan diplomasi budaya
yang ditingkatkan
kompetensinya
SK.8.5186.2 Meningkatnya akses Jumlah Warisan
masyarakat dalam Budaya yang
IKK.8.5186.2.1
pengelolaan warisan dan Ditetapkan dan
diplomasi budaya Dinominasikan
Jumlah Event
Pengelolaan Warisan
dan Diplomasi
IKK.8.5186.2.2
Budaya yang
Diapresiasi
Masyarakat
SK.8.5186.3 Meningkatnya IKK.8.5186.3.1 Jumlah Partisipasi
komunikasi dan Indonesia dalam
kolaborasi budaya antar Forum Internasional
daerah dan antar bangsa Bidang Kebudayaan
SK.8.5186.4 Terselenggaranya IKK.8.5186.4.1 Jumlah Dokumen dan
Layanan Dalam Rangka NSPK Bidang
Pendukungan Pengelolaan Warisan
Manajemen dan Tata dan Diplomasi
Kelola di bidang warisan Budaya
dan diplomasi budaya IKK.8.5186.4.2 Jumlah Layanan
Dalam Rangka
Pendukungan
Manajemen dan Tata
Kelola Bidang
Warisan dan
Diplomasi Budaya

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 119


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

120 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DIREKTORAT WARISAN DAN
DIPLOMASI BUDAYA

3.1. ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN


Arah kebijakan dan Strategi adalah jabaran dan turunan dari visi,
misi, dan rencana pencapaian bidang kebudayaan. Arah kebijakan dan
strategi Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan) tahun
2015—2019 memuat langkah-langkah yang berupa program indikatif
untuk memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk
segera dilaksanakan,serta memiliki dampak yang besar terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan, serta sasaran strategis Ditjen Kebudayaan
pada periode bersangkutan.
Arah kebijakan dan strategi bidang kebudayaan di lingkungan
Direktorat Jenderal Kebudayaan didasarkan atas sasaran yang akan
dicapai dapat dirumuskan sebagai berikut :
SP1: Meningkatnya Jumlah Pelaku dan Pengelola Budaya dalam
Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan
Sasaran program ini ditempuh melalui kebijakan dan strategi
berikut:
Arah Kebijakan 1: Konsolidasi pengetahuan yang relevan
dengan penguatan karakter bangsa. Kebijakan ini ditempuh
lewat Strategi berikut:
 Perhelatan ekspresi budaya sebagai hasil
konsolidasi pengetahuan dalam rangka penguatan
karakter bangsa
 Penerbitan dan pengembangan media untuk
konsolidasi pengetahuan dalam rangka penguatan
karakter bangsa

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 121


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

 Forum untuk konsolidasi pengetahuan dalam


rangka penguatan karakter bangsa
Arah Kebijakan 2: Meningkatkan jumlah dan mutu sumber
daya manusia untuk pemajuan karakter bangsa. Kebijakan
ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penetapan tolak ukur kompetensi tenaga
kebudayaan
 Peningkatan dan pengayaan kompetensi tenaga
kebudayaan
 Pengelolaan data tenaga kebudayaan
SP2: Mewujudkan Akses Yang Meluas, Merata dan Berkeadilan
di Bidang Kebudayaan
Arah Kebijakan 3: Meningkatkan akses dan apresiasi
masyarakat terhadap pengetahuan, ekspresi dan kegiatan
budaya. Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Perhelatan kebudayaan untuk memperluas akses
masyarakat terhadap pengetahuan, ekspresi dan
kegiatan budaya
 Fasilitasi publik untuk meningkatkan pengetahuan,
ekspresi dan kegiatan budaya
 Pengelolaan data terpadu terkait kegiatan dan
sumber daya kebudayaan Siswa yang mengapresiasi
karya seni
Arah Kebijakan 4: Meningkatkan pelibatan masyarakat
dalam melestarikan dan menciptakan ekspresi budaya serta
menyelenggarakan kegiatan budaya. Kebijakan ini ditempuh
lewat Strategi berikut:
 Konsolidasi para pemangku kepentingan di bidang
kebudayaan
 Filantropi yang mendukung pelestarian dan
penciptaan ekspresi budaya dan penyelenggaraan
kegiatan budaya
 Pendukungan kegiatan penciptaan dan pelestarian
ekspresi budaya

122 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

SP3: Meningkatnya Peran Kebudayaan Dalam Hubungan Antar


Daerah Dan Antar Bangsa
Arah Kebijakan 5: Meningkatkan kerjasama lintas K/L antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di bidang
kebudayaan. Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penyelenggaraan rangkaian festival kebudayaan
yang bertumpu pada kerjasama antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
 Penyusunan Nota Kesepahaman lintas K/L untuk
menunjang pelestarian dan pemajuan kebudayaan
 Pembangunan sistem pendataan kebudayaan
terpadu yang menghimpun data kebudayaan lintas
K/L dan antara Pemerintah Pusat dan Daerah guna
menunjang penyelenggaraan kerjasama
kebudayaan antar daerah di masa mendatang
Arah Kebijakan 6: Meningkatkan pengakuan atas
kebudayaan Indonesia di tingkat internasional. Kebijakan ini
ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penghargaan terhadap warisan budaya benda dunia
dan tak benda di tingkat internasional
 Pengembangan saluran informasi untuk
meningkatkan apresiasi masyarakat mengenai
kebudayaan Indonesia di luar negeri
 Pengembangan jejaring kebudayaan di tingkat
internasional
Arah Kebijakan 7: Memperkuat posisi Indonesia sebagai
salah satu pusat kebudayaan antarbangsa. Kebijakan ini
ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penyelenggaraan kegiatan kebudayaan bertaraf
internasional di Indonesia
 Keterlibatan yang signifikan dalam forum
internasional di bidang kebudayaan
 Pengembangan sarana dan prasarana bidang
kebudayaan bertaraf internasional

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 123


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

SP4: Mewujudkan Mutu Tata Kelola Kebudayaan Yang Efektif


Dan Efisien
Sasaran program ini ditempuh melalui kebijakan dan strategi
berikut:
Arah Kebijakan 8: Meningkatkan sebaran dan mutu sarana
dan prasarana kebudayaan. Kebijakan ini ditempuh lewat
Strategi berikut:
 Revitalisasi sarana dan prasarana kebudayaan
 Pengelolaan koleksi museum
 Pemanfaatan aset publik untuk kegiatan
kebudayaan
Arah Kebijakan 9: Meningkatkan mutu pelindungan
kebudayaan. Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Kajian pelestarian cagar budaya dan warisan budaya
takbenda
 Registrasi dan penetapan cagar budaya dan warisan
budaya takbenda
 Mekanisme pengawasan antar pemangku
kepentingan untuk perlindungan cagar budaya dan
warisan budaya takbenda
Arah Kebijakan 10: Meningkatkan mutu kelembagaan dalam
tata kelola, tata laksana dan kuratorial kebudayaan.
Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Peningkatan kompetensi tenaga pengelola
kebudayaan
 Penyusunan NSPK bidang kebudayaan
 Restrukturisasi kelembagaan bidang kebudayaan

124 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

3.2. ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT WARISAN DAN DIPLOMASI


BUDAYA
Arah kebijakan dan strategi bidang warisan dan diplomasi budaya
didasarkan atas sasaran yang akan dicapai dapat dirumuskan
sebagai berikut :
SP1: Meningkatnya Jumlah Pelaku dan Pengelola Budaya
dalam Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan
Sasaran program ini ditempuh melalui kebijakan dan strategi berikut :
Arah Kebijakan 1: Konsolidasi pengetahuan yang relevan
dengan penguatan karakter bangsa. Kebijakan ini ditempuh
lewat Strategi berikut:
 Perhelatan ekspresi budaya sebagai hasil
konsolidasi pengetahuan dalam rangka
penguatan karakter bangsa
 Penerbitan dan pengembangan media untuk
konsolidasi pengetahuan dalam rangka penguatan
karakter bangsa
 Forum untuk konsolidasi pengetahuan dalam
rangka penguatan karakter bangsa
SP2: Mewujudkan Akses Yang Meluas, Merata dan Berkeadilan
di Bidang Kebudayaan
Arah Kebijakan 3: Meningkatkan akses dan apresiasi
masyarakat terhadap pengetahuan, ekspresi dan kegiatan
budaya. Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Perhelatan kebudayaan untuk memperluas akses
masyarakat terhadap pengetahuan, ekspresi dan
kegiatan budaya
 Fasilitasi publik untuk meningkatkan pengetahuan,
ekspresi dan kegiatan budaya
 Pengelolaan data terpadu terkait kegiatan dan
sumber daya kebudayaan Siswa yang mengapresiasi
karya seni
Arah Kebijakan 4: Meningkatkan pelibatan masyarakat
dalam melestarikan dan menciptakan ekspresi budaya serta

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 125


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

menyelenggarakan kegiatan budaya. Kebijakan ini ditempuh


lewat Strategi berikut:
 Konsolidasi para pemangku kepentingan di bidang
kebudayaan
 Filantropi yang mendukung pelestarian dan
penciptaan ekspresi budaya dan penyelenggaraan
kegiatan budaya
 Pendukungan kegiatan penciptaan dan pelestarian
ekspresi budaya

SP3: Meningkatnya Peran Kebudayaan Dalam Hubungan Antar


Daerah Dan Antar Bangsa
Arah Kebijakan 5: Meningkatkan kerjasama lintas K/L antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di bidang
kebudayaan. Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penyelenggaraan rangkaian festival kebudayaan
yang bertumpu pada kerjasama antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
 Penyusunan Nota Kesepahaman lintas K/L untuk
menunjang pelestarian dan pemajuan kebudayaan
 Pembangunan sistem pendataan kebudayaan
terpadu yang menghimpun data kebudayaan lintas
K/L dan antara Pemerintah Pusat dan Daerah guna
menunjang penyelenggaraan kerjasama
kebudayaan antar daerah di masa mendatang
Arah Kebijakan 6: Meningkatkan pengakuan atas
kebudayaan Indonesia di tingkat internasional. Kebijakan ini
ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penghargaan terhadap warisan budaya benda dunia
dan tak benda di tingkat internasional
 Pengembangan saluran informasi untuk
meningkatkan apresiasi masyarakat mengenai
kebudayaan Indonesia di luar negeri
 Pengembangan jejaring kebudayaan di tingkat
internasional

126 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kebijakan 7: Memperkuat posisi Indonesia sebagai


salah satu pusat kebudayaan antarbangsa. Kebijakan ini
ditempuh lewat Strategi berikut:
 Penyelenggaraan kegiatan kebudayaan bertaraf
internasional di Indonesia
 Keterlibatan yang signifikan dalam forum
internasional di bidang kebudayaan
 Pengembangan sarana dan prasarana bidang
kebudayaan bertaraf internasional

SP4: Mewujudkan Mutu Tata Kelola Kebudayaan Yang Efektif


Dan Efisien
Sasaran program ini ditempuh melalui kebijakan dan strategi
berikut:
Arah Kebijakan 8: Meningkatkan sebaran dan mutu sarana
dan prasarana kebudayaan. Kebijakan ini ditempuh lewat
Strategi berikut:
 Revitalisasi sarana dan prasarana kebudayaan
 Pengelolaan koleksi museum
 Pemanfaatan aset publik untuk kegiatan
kebudayaan
Arah Kebijakan 9: Meningkatkan mutu pelindungan
kebudayaan. Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Kajian pelestarian cagar budaya dan warisan budaya
takbenda
 Registrasi dan penetapan cagar budaya dan
warisan budaya takbenda
 Mekanisme pengawasan antar pemangku
kepentingan untuk perlindungan cagar budaya
dan warisan budaya takbenda
Arah Kebijakan 10: Meningkatkan mutu kelembagaan dalam
tata kelola, tata laksana dan kuratorial kebudayaan.
Kebijakan ini ditempuh lewat Strategi berikut:
 Peningkatan kompetensi tenaga pengelola
kebudayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 127


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

 Penyusunan NSPK bidang kebudayaan


 Restrukturisasi kelembagaan bidang kebudayaan
3.3. KERANGKA REGULASI
Menjelaskan mengenai gambaran umum kerangka regulasi
yang dibutuhkan oleh Kementerian dalam pelaksanaan tugas, fungsi,
serta kewenangannya, dan penjabaran kerangka regulasi dalam
mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian. Kerangka
regulasi dibutuhkan untuk mendukung tercapainya sasaran
pembangunan sebagaimana tercantum pada RPJMN. Berikut dijabarkan
kerangka regulasi yang dibutuhkan untuk mengawal tercapainya arah
kebijakan, strategi dan sasaran Ditjen Kebudayaan 2015-2019 serta
urgensi perlunya kerangka regulasi.
Regulasi yang akan dihasilkan di berbagai hierarki peraturan
perundang-undangan, yaitu:
1) Undang-Undang;
2) Peraturan Pemerintah;
3) Peraturan Presiden;
4) Keputusan Presiden;
5) Peraturan Menteri; dan
6) Keputusan Menteri

128 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyelesa
atau Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab ian
Regulasi Kajian dan Penelitian

1. Peraturan Amanat Pasal 16 ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2017 -


Pemerintah (5), Pasal 17 Ayat (2), Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan 2018
tentang Pasal 22 Ayat (3), Pasal b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Pelestarian 25, Pasal 26 Ayat (5), Kebudayaan
Kebudayaan
Cagar Budaya Pasal 27, Pasal 49, c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pasal 52, Pasal 60, dan Permuseuman
Pasal 67, Pasal 70, d. Biro Hukum dan Organisasi,
Pasal 71, Pasal 74, Kementerian Pendidikan dan
Pasal 76 Ayat (6), Pasal Kebudayaan
77 Ayat (6), Pasal 81 e. Kementerian Koordinator Bidang
Ayat (2), Pasal 84, Pembangunan Manusia dan
Pasal 93 Ayat (2), Pasal Kebudayaan
97 ayat (5), dan Pasal f. Kementerian Sekretariat Negara
99 Ayat (3) Undang-
g. Kementerian Kelautan dan
Undang Nomor 11
Perikanan
Tahun 2010 tentang
h. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Cagar Budaya
Perumahan Rakyat
i. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia

2. Peraturan Amanat Pasal 14 Ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2017 -


Pemerintah (4) Undang-Undang Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan 2018
Nomor 5 Tahun 2017 b. Sekretariat Direktorat Jenderal
tentang tentang Pemajuan Kebudayaan
Kebudayaan
Rencana Induk Kebudayaan c. Unit Utama dan Unit Pelaksana
Pemajuan
Teknis di lingkungan Direktorat
Kebudayaan
Jenderal Kebudayaan
d. Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Kementerian Sekretariat Negara
f. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
g. Kementerian Keuangan
h. Kementerian Dalam Negeri
i. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
j. Kementerian Pariwisata

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 129


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyelesa
atau Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab ian
Regulasi Kajian dan Penelitian

3. Peraturan Amanat Pasal 21, Pasal Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2018 -
Pemerintah 23, Pasal 25, Pasal 27, Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan 2019
Pasal 29, Pasal 31, b. Sekretariat Direktorat Jenderal
tentang Pasal 33 Ayat (2), Kebudayaan
Kebudayaan
Sistem Pasal 34 Ayat (3), Pasal c. Unit Utama dan Unit Pelaksana
Pendataan 36 Ayat (2), dan Pasal Teknis di lingkungan Direktorat
Kebudayaan 40 Undang-Undang Jenderal Kebudayaan
Terpadu, Nomor 5 Tahun 2017 d. Biro Hukum dan Organisasi,
Pelindungan, tentang Pemajuan Kementerian Pendidikan dan
Pengembanga Kebudayaan Kebudayaan
n, dan
Pemanfaatan e. Kementerian Sekretariat Negara
Obyek f. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Pemajuan Manusia
Kebudayaan, g. Kementerian Keuangan
Penghargaan, h. Kementerian Dalam Negeri
Fasilitasi, dan i. Kementerian Pendayagunaan
Insentif Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
j. Kementerian Pariwisata

4. Peraturan Amanat Pasal 11 Ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2018


Presiden (5), Pasal 12 Ayat (5), Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
tentang dan Pasal 13 Ayat (7) b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Penyusunan Undang-Undang Kebudayaan
Kebudayaan
Pokok Pikiran Nomor 5 Tahun 2017 c. Unit Utama dan Unit Pelaksana
Kebudayaan tentang Pemajuan Teknis di lingkungan Direktorat
dan Strategi Kebudayaan Jenderal Kebudayaan
Kebudayaan d. Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Kementerian Sekretariat Negara
f. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
g. Kementerian Keuangan
h. Kementerian Dalam Negeri
i. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
j. Kementerian Pariwisata

130 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyelesa
atau Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab ian
Regulasi Kajian dan Penelitian

5. Peraturan Amanat Pasal 4 Ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2018


Menteri (6), Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan Pemerintah Nomor b. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
dan 66 Tahun 2015 Kebudayaan
dan Permuseuman
Kebudayaan tentang Museum c. Biro Hukum dan Organisasi,
tentang Kementerian Pendidikan dan
Pendirian Kebudayaan
Museum dan d. Museum Nasional
Pemberian e. Kementerian Dalam Negeri
Nomor
Pendaftaran
Nasional

6 Peraturan Amanat Pasal 16 Ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2018


. Menteri (6), 17 Ayat (3), Pasal Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan 19 Ayat (3), dan Pasal b. Sekretariat Direktorat Jenderal
dan 28 Peraturan Kebudayaan
Kebudayaan
Kebudayaan Pemerintah Nomor c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
tentang 66 Tahun 2015 dan Permuseuman
Standardisasi tentang Museum d. Biro Hukum dan Organisasi,
dan Evaluasi Kementerian Pendidikan dan
Museum Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 131


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyel
atau Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab esaian
Regulasi Kajian Dan Penelitian

7. Peraturan Amanat Pasal 37 ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, ementerian 2018 -


Menteri (4) dan Pasal 38 ayat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan 2019
Pendidikan (4) Undang-Undang b. Sekretariat Jenderal, Kementerian
dan Nomor 5 Tahun 2017 Kebudayaan
Pendidikan dan Kebudayaan
Kebudayaan tentang Pemajuan c. Sekretariat Direktorat Jenderal
tentang Izin Kebudayaan Kebudayaan
Pemanfaatan d. Unit Utama dan Unit Pelaksana Teknis
Objek di lingkungan Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kebudayaan
oleh Industri e. Biro Hukum dan Organisasi,
Besar dan Kementerian Pendidikan dan
Pihak Asing Kebudayaan
f. Kementerian Sekretariat Negara
g. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
h. Kementerian Keuangan
i. Kementerian Dalam Negeri
j. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
k. Kementerian Pariwisata
8. Peraturan Amanat Pasal 16 Ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2018
Menteri (6), 17 Ayat (3), Pasal Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan 19 Ayat (3), dan Pasal b. Sekretariat Direktorat Jenderal
dan 28 Peraturan Kebudayaan
Kebudayaan
Kebudayaan Pemerintah Nomor c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
tentang 66 Tahun 2015 dan Permuseuman
Pengelolaan tentang Museum d. Biro Hukum dan Organisasi,
Koleksi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri

132 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ atau Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyel
Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab esaian
Regulasi Kajian Dan Penelitian

9. Peraturan Amanat Pasal 47 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019


Menteri Peraturan Pemerintah Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Nomor 66 Tahun b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan 2015 tentang Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Museum c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pembinaan dan dan Permuseuman
Pengawasan d. Biro Hukum dan Organisasi,
terhadap Kementerian Pendidikan dan
Pengelolaan Kebudayaan
Museum e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri

10. Peraturan Amanat Pasal 12 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019


Menteri Peraturan Pemerintah Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Nomor 66 Tahun b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan 2015 tentang Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Sumber Museum c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Daya Manusia dan Permuseuman
Pengelolaan d. Biro Hukum dan Organisasi,
Museum Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri

11. Peraturan Amanat Pasal 56 Ayat Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019
Menteri (3) Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah Nomor b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan 66 Tahun 2015 Kebudayaan
Kebudayaan
tentang tentang Museum c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pemberian dan Permuseuman
Kompensasi oleh d. Biro Hukum dan Organisasi,
Menteri Kemdikbud
terhadap Setiap e. Museum Nasional
Orang atau f. Kementerian Dalam Negeri
Masyarakat
g. Kementerian Keuangan
Hukum Adat
yang memiliki
Museum

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 133


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ atau Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyel
Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab esaian
Regulasi Kajian Dan Penelitian

12. Peraturan Amanat Pasal 5 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019


Menteri Rancangan Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah tentang b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan Pelestarian Cagar Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Penemuan dan proses harmonisasi) dan Permuseuman
Pedoman d. Biro Hukum dan Organisasi,
Pencarian ODCB Kementerian Pendidikan dan
di Luar Negeri Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Keuangan
g. Kementerian Dalam Negeri
h. Kementerian Pariwisata

13. Peraturan Amanat Pasal 17 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019


Menteri Rancangan Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah tentang b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan Pelestarian Cagar Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Tim Ahli Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Cagar Budaya proses harmonisasi) dan Permuseuman
d. Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri
g. Kementerian Pariwisata
h. Kepolisian Negara Republik
Indonesia

14. Peraturan Amanat Pasal 78 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019


Menteri Rancangan Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah tentang b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan Pelestarian Cagar Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Penetapan, proses harmonisasi) dan Permuseuman
Pemeringkatan, d. Biro Hukum dan Organisasi,
Pencatatan, dan Kementerian Pendidikan dan
Pengalihan Kebudayaan
Kepemilikan e. Museum Nasional
Cagar Budaya f. Kementerian Keuangan
g. Kementerian Dalam Negeri
h. Kementerian Pariwisata

134 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ atau Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyel
Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab esaian
Regulasi Kajian Dan Penelitian

15. Peraturan Amanat Pasal 129 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019
Menteri Rancangan Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah tentang b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan Pelestarian Cagar Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pelindungan proses harmonisasi) dan Permuseuman
Cagar Budaya d. Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri
g. Kementerian Pariwisata
16. Peraturan Amanat Pasal 140 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019
Menteri Rancangan Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah tentang b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan Pelestarian Cagar Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pengembangan proses harmonisasi) dan Permuseuman
Cagar Budaya d. Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri
g. Kementerian Pariwisata
h. Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi
17. Peraturan Amanat Pasal 161 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019
Menteri Rancangan Peraturan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Pemerintah tentang b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan Pelestarian Cagar Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pengelolaan proses harmonisasi) dan Permuseuman
Cagar Budaya d. Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Dalam Negeri
g. Kementerian Pariwisata
h. Kementerian Agama
i. Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi
j. Kementerian BUMN

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 135


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Arah Kerangka Urgensi Pembentukan


Unit Target
Regulasi dan/ atau Berdasarkan Evaluasi
No Penanggung Unit Terkait/ Institusi Penyel
Kebutuhan Regulasi Eksisting,
jawab esaian
Regulasi Kajian Dan Penelitian

18. Peraturan Amanat Pasal 171 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019
Menteri Ayat (4) Rancangan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Peraturan Pemerintah b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan tentang Pelestarian Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Cagar Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Sosialisasi, proses harmonisasi) dan Permuseuman
Kompensasi, dan d. Biro Hukum dan Organisasi,
Pendukungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
e. Museum Nasional
f. Kementerian Keuangan
g. Kementerian Dalam Negeri
h. Kementerian Pariwisata

19. Peraturan Amanat Pasal 172 Direktorat a. Sekretariat Jenderal, Kementerian 2019
Menteri Ayat (2) Rancangan Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Peraturan Pemerintah b. Sekretariat Direktorat Jenderal
Kebudayaan tentang Pelestarian Kebudayaan
Kebudayaan
tentang Cagar Budaya (dalam c. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
Pengawasan proses harmonisasi) dan Permuseuman
Penyelenggaraa d. Biro Hukum dan Organisasi,
n Register Kementerian Pendidikan dan
Nasional dan Kebudayaan
Pelestarian e. Museum Nasional
Cagar Budaya f. Kementerian Keuangan
g. Kementerian Dalam Negeri
h. Kementerian Pariwisata

Tabel Kerangka Regulasi Pembangunan Kebudayaan

136 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN

Kerangka kelembagaan adalah perangkat yang meliputi struktur


organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara yang
digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, arah kebijakan, strategi,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi
kementerian yang disusun dengan berpedoman pada Renstra
Kemendikud 2015-2019.
Pada periode pembangunan 2015-2019, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, akan melaksanakan dengan melakukan sejumlah
perubahan Organisasi dan Tata Kerja sebagaimana ditunjukan pada
gambar berikut :

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kebudayaan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 137


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN :


Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman,
kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya,
dan kebudayaan lainnya.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kebudayaan
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang perfilman, kesenian, tradisi,
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sejarah, cagar
budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan
lainnya;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan dan pelestarian
kesenian, sejarah, dan tradisi;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pemahaman nilai-
nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan;
d. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan lembaga
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pengelolaan cagar
budaya, warisan budaya nasional dan dunia, dan museum
nasional, pembinaan dan perizinan perfilman nasional, promosi,
diplomasi, dan pertukaran budaya antardaerah dan antarnegara,
serta pembinaan dan pengembangan tenaga kebudayaan;
e. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya,
permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;
f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya,
permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;
g. pengelolaan system pendataan kebudayaan;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kebudayaan,
perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya,
permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

138 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT WARISAN DAN DIPLOMASI


BUDAYA :
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang warisan dan diplomasi budaya. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 594, Subdirektorat Program,
Evaluasi, dan Dokumentasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang warisan budaya
dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar negeri, dan
diplomasi budaya dalam negeri;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang warisan budaya dunia, warisan


budaya takbenda, diplomasi budaya luar negeri, dan diplomasi
budaya dalam negeri;

c. penyusunan bahan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang


warisan budaya takbenda dan diplomasi budaya dalam negeri;

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 139


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang warisan


budaya dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar
negeri, dan diplomasi budaya dalam negeri;

e. pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta


masyarakat di bidang warisan budaya dunia, warisan budaya
takbenda, diplomasi budaya luar negeri, dan diplomasi budaya
dalam negeri;

f. pelaksanaan pendataan dan dokumentasi di bidang warisan


budaya dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar
negeri, dan diplomasi budaya dalam negeri;

g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang warisan budaya


dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar negeri,
dan diplomasi budaya dalam negeri; dan

h. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya terdiri atas lima Subdirektorat


dan satu Subbagian Tata Usaha sebagai berikut :

1) Subdit Program, Evaluasi, dan Dokumentasi


Subdirektorat Program, Evaluasi, dan Dokumentasi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
penyusunan program, kegiatan, anggaran, kerja sama dan
pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi dan pelaporan,
serta pendataan dan dokumentasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
594, Subdirektorat Program, Evaluasi, dan Dokumentasi
menyelenggarakan fungsi:

140 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang warisan


budaya dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi
budaya luar negeri, dan diplomasi budaya dalam negeri;
b. penyusunan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat;
c. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama dan
pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang warisan
budaya dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar
negeri, dan diplomasi budaya dalam negeri;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan
anggaran Direktorat;
e. pelaksanaan pendataan dan dokumentasi di bidang warisan
budaya dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar
negeri, dan diplomasi budaya dalam negeri; dan
f. penyusunan laporan Direktorat.

Subdirektorat Program, Evaluasi dan Dokumentasi terdiri atas:


1) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, pengumpulan,
pengolahan, penyusunan program, kegiatan, anggaran,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan,
anggaran, dan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kerja
sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
warisan budaya dunia, warisan budaya takbenda, diplomasi
budaya luar negeri, dan diplomasi budaya dalam negeri, serta
penyusunan laporan Direktorat.
2) Seksi Data dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan
pendataan dan dokumentasi di bidang warisan budaya dunia,
warisan budaya takbenda, diplomasi budaya luar negeri, dan
diplomasi budaya dalam negeri.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 141


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

2) Subdit Warisan Budaya Dunia


Subdirektorat Warisan Budaya Dunia mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang pengusulan dan pengelolaan warisan
budaya dunia.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 598,
Subdirektorat Warisan Budaya Dunia menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengusulan
dan pengelolaan warisan budaya dunia;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengusulan
dan pengelolaan warisan budaya dunia;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengusulan dan pengelolaan warisan budaya dunia; dan
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengusulan dan
pengelolaan warisan budaya dunia.

Subdirektorat Warisan Budaya Dunia terdiri atas:


1) Seksi Pengusulan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pengusulan warisan budaya dunia.
2) Seksi Pengelolaan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pengelolaan warisan budaya dunia.

3) Subdit Warisan Budaya Takbenda


Subdirektorat Warisan Budaya Takbenda mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan bahan norma, standar, prosedur, dan

142 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi


dan pelaporan di bidang pengusulan, penetapan, dan pengelolaan
warisan budaya takbenda.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 602,
Subdirektorat Warisan Budaya Takbenda menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengusulan,
penetapan, dan pengelolaan warisan budaya takbenda;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengusulan,
penetapan, dan pengelolaan warisan budaya takbenda;
c. penyusunan bahan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pengusulan, penetapan, dan pengelolaan warisan
budaya takbenda;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengusulan, penetapan, dan pengelolaan warisan budaya
takbenda; dan
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengusulan,
penetapan, dan pengelolaan warisan budaya takbenda.

Subdirektorat Warisan Budaya Takbenda terdiri atas:


1) Seksi Pengusulan dan Penetapan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan bahan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pengusulan dan penetapan warisan budaya
takbenda.
2) Seksi Pengelolaan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
bahan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pengelolaan warisan budaya takbenda.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 143


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

4) Subdit Diplomasi Budaya Luar Negeri


Subdirektorat Diplomasi Budaya Luar Negeri mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang diplomasi budaya luar negeri.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 606,
Subdirektorat Diplomasi Budaya Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang misi budaya dan
diaspora budaya;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang misi budaya dan
diaspora budaya;
c. penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan promosi, diplomasi, dan
pertukaran budaya antarnegara ;
d. penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan rumah budaya Indonesia
di luar negeri;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang misi budaya
dan diaspora budaya; dan
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang misi budaya dan
diaspora budaya.

Subdirektorat Diplomasi Budaya Luar Negeri terdiri atas:


1) Seksi Misi Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
bahan pelaksanaan kebijakan promosi, diplomasi dan
pertukaran budaya antarnegara, dan rumah budaya Indonesia di
luar negeri, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang misi budaya.
2) Seksi Diaspora Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
bahan pelaksanaan kebijakan promosi dan diplomasi,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang diaspora budaya.

144 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

5) Subdit Diplomasi Budaya Dalam Negeri


Subdirektorat Diplomasi Budaya Dalam Negeri mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang diplomasi budaya dalam negeri.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 610,
Subdirektorat Diplomasi Budaya Dalam Negeri menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang diplomasi budaya
antarlembaga dan penggiat budaya;
b. penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang diplomasi
budaya antarlembaga dan penggiat budaya, serta promosi dan
pertukaran budaya antardaerah;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang diplomasi
budaya antarlembaga dan penggiat budaya; dan
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang diplomasi budaya
antarlembaga dan penggiat budaya.

Subdirektorat Diplomasi Budaya Dalam Negeri terdiri atas:


1) Seksi Antarlembaga mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, promosi dan
pertukaran budaya antardaerah, pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang diplomasi
antarlembaga.
2) Seksi Penggiat Budaya mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, promosi dan pertukaran
budaya antardaerah, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang penggiat budaya

6) Subbagian Tata Usaha.


Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,
kepegawaian, ketatalaksanaan, keuangan, barang milik negara, dan
kerumahtanggaan Direktorat.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 145


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

146 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan


reformasi perencanaan dan penganggaran berpedoman pada Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, penyusunan
Renstra Ditjenbud 2015—2019 menjadi keharusan bagi setiap
kementerian/lembaga. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keberlanjutan program sekaligus memudahkan pimpinan baru dalam
menjalankan tugas. Renstra juga merupakan persyaratan utama bagi
upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan
mutu keluaran (output) danhasil (outcome) dalam pemanfaatan APBN.
Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan
kegiatan bagi setiap pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya semakin akuntabel (accountable).
Reformasi perencanaan dimaksudkan agar didalam penyusunan
Renstra tergambar secara jelas keterkaitan antara sasaran
kementerian/lembaga, sasaran program, dan sasaran kegiatan dengan
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP)
dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan untuk lebih
memantapkan kembali penerapan Penganggaran Berbasis
Kinerja/performance based budgeting khususnya di Ditjenbudsejakdi
berlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan keuangan.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 147


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK


disusun dan disepakati baik di tingkat kementerian maupun di tingkat
Eselon I. Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerjas pesifik
yang akan dicapaioleh Kementerian, program, dan kegiatan dalam
periode 2015—2019. Oleh karena itu Kemendikbud didalam menyusun
dan menetapkan target kinerja mengacu dan memperhatikan beberapa
kriteria, yaitu:
1. Target kinerja harus dapat menggambarkan angka kuantitatif dan
satuan yang akan dicapai dari setiap indikator kinerja sasaran (IKSS,
IKP, dan IKK);
2. Penetapan target dipilih karena relevan karena relevan dengan
indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan pada baseline data yang
jelas.
Dalam reformasi perencanaan dan penganggaran ini setiap Eselon
I diharapkan menetapkan satu program dan dilengkapi dengan IKP,
sedangkan Eselon II dimungkinkan memiliki satuatau dua kegiatan
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya yang dilengkapi dengan
IKK.Target kinerja program di setiapEselon I dan target kinerja kegiatan
di seluruh Eselon II harus mencerminkan target kinerja kementerian dan
program prioritas nasional.
Gambar 4.1. Arsitektur restrukturisasi program dan kegiatan

STRUKTUR STRUKTUR STRUKTUR


STRUKTUR KINERJA
ORGANISASI ANGGARAN PERENCANAAN

NASIONAL
FUNGSI PRIORITAS
SASARAN IK SASARAN
TARGE
PEMBANGUNA PEMBANGUNA
KABINET T
N NASIONAL N NASIONAL

SUB-FUNGSI PROGRAM LINTAS

KEMENTERIAN/LEMBAGA

SASARAN
BAGIAN STRATEGIS K/L IK SASARAN
KEMENTERIAN/L KEBIJAKAN K/L TARGET
ANGGARAN/ (IMPACT/ STRATEGIS
EMBAGA
ORGANISASI OUTCOME)

UNIT SASARAN INDIKATOR


ORGANISASI ES PROGRAM PROGRAM PROGRAM KINERJA TARGET
1*) (OUTCOME) PROGRAM

UNIT KERJA SASARAN INDIKATOR


KEGIATAN
ES 2*) KEGIATAN KEGIATAN KINERJA TARGET
(OUTPUT) KEGIATAN

148 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Selanjutnya melalui reformasi perencanaan dan penganggaran


diharapkan diperoleh gambaran pembiayaan selama lima tahun
mendatang. Pemerintah dapat menjamin penyediaan anggaran selama
lima tahun mendatang. Penyusunan Renstra juga memperhatikan
kemampuan fiskal untuk memenuhi amanat undang-undang bahwa
Pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan minimal 20% dari
APBN.
Mengacu kepada strukturisasi program dan kegiatan serta
perubahan struktur organisasi Kemendikbud sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 77 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara serta Permendikbud No. 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemendikbud
Uraian penjelasan dari setiap target kinerja Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya, adalah sebagai berikut:

1.1.2. PENGELOLAAN WARISAN DAN DIPLOMASI BUDAYA

INDIKATOR
SASARAN
NO KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
KEGIATAN
KEGIATAN

1 Meningkatnya Jumlah penerima 100 100 100 100 100


kompetensi Anugerah
pelaku dan Kebudayaan dan
pengelola Maestro Seni
kebudayaan Tradisi
bidang
pengelolaan Jumlah SDM 100 240 240 320 400
warisan dan warisan dan
diplomasi diplomasi budaya
budaya yang ditingkatkan
kompetensinya

2 Meningkatnya Jumlah warisan 121 150 204 254 267


akses budaya yang
masyarakat ditetapkan dan

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 149


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

dalam dinominasikan
pengelolaan
warisan dan
Jumlah event 28 22 23 46 47
diplomasi
pengelolaan
budaya
warisan dan
diplomasi budaya
yang diapresiasi
masyarakat

3 Meningkatnya Jumlah Partisipasi 401 301 320 350 320


komunikasi dan Indonesia dalam
kolaborasi Forum
budaya antar Internasional
daerah dan Bidang
antar bangsa Kebudayaan

4 Terselenggaran Jumlah Dokumen - - - 43 27


ya Layanan dan NSPK Bidang
Dalam Rangka Pengelolaan
Pendukungan Warisan dan
Manajemen Diplomasi Budaya
dan Tata Kelola
di bidang Jumlah Layanan 1 1 1 1 1
warisan dan Dalam Rangka
diplomasi Pendukungan
budaya Manajemen dan
Tata Kelola
Bidang Warisan
dan Diplomasi
Budaya

KERANGKA PENDANAAN
Kerangka Pendanaan menguraikan kebutuhan pendanaan
secara keseluruhan untuk mencapai Sasaran Strategis, meliputi sumber
pendanaan dari APBN (Pemerintah) maupun dari luar APBN (Non APBN)
seperti: PPP (KPS), CSR, dst. Berikut merupakan tabel kerangka
pendanaan program-program strategis Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya 2015-2019 :

150 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

Tabel 4.3. Kerangka Pendanaan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015-2019
INDIKATOR Alokasi (Rp Juta) Total
SASARAN
NO
KEGIATAN
KINERJA Anggaran
KEGIATAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp Juta)
Pengelolaan Warisan dan Diplomasi
176.580.000 135.400.000 120.830.795 90.069.000 88.322.850 611.202.645
Budaya

1 Meningkatnya Jumlah penerima


kompetensi Anugerah
pelaku dan Kebudayaan dan 8.500.000 10.500.000 8.000.000 9.225.000 8.500.000
pengelola Maestro Seni Tradisi
kebudayaan
bidang
pengelolaan Jumlah SDM
warisan dan warisan dan
diplomasi diplomasi budaya 4.000.000 6.000.000 5.386.795 3.300.000 3.075.500
budaya yang ditingkatkan
kompetensinya

2 Meningkatnya Jumlah warisan


akses budaya yang
16.700.000 26.400.000 17.000.000 10.905.000 6.500.000
masyarakat ditetapkan dan
dalam dinominasikan
pengelolaan
warisan dan Jumlah event
diplomasi pengelolaan warisan
budaya dan diplomasi
budaya yang 131.700.000 61.000.000 69.644.000 37.420.000 45.352.832
diapresiasi
masyarakat

3 Meningkatnya Jumlah Partisipasi


komunikasi Indonesia dalam
dan Forum Internasional
kolaborasi Bidang Kebudayaan 6.200.000 17.000.000 8.000.000 9.900.000 8.900.000
budaya antar
daerah dan
antar bangsa

4 Terselenggara Jumlah Dokumen


nya Layanan dan NSPK Bidang
Dalam Rangka Pengelolaan 4.750.000 3.675.000
Pendukungan Warisan dan
Manajemen Diplomasi Budaya
dan Tata
Kelola di
Jumlah Layanan
bidang
Dalam Rangka
warisan dan
Pendukungan
diplomasi
Manajemen dan 9.480.000 14.500.000 12.800.000 14.569.000 12.319.518
budaya
Tata Kelola Bidang
Warisan dan
Diplomasi Budaya

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 151


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

152 l
Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


tahun 2015-2019 disusun berdasarkan RPJMN tahun 2015-2019,
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2015 – 2019 dan Rencana Strategis Direktorat jenderal
Kebudayaan 2015 – 2019. Dalam proses penyusunannya,
Rencana Strategis Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya
juga berpedoman dan memperhatikan jabaran atas tugas dan
fungsi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya serta unit kerja
yang ada didalamnya, identifikasi dan analisis potensi maupun
permasalahan yang ada dalam unit kerja yang ada serta
paradigma pengelolaan pembangunan Kebudayaan, sebagai
dasar pijak bagi perumusan visi, misi, arah kebijakan dan
strategi serta program dan kegiatan.
Dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya ini, maka setiap unit kerja dalam organisasi
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya akan memiliki acuan
dan pedoman dalam penyusunan rencana kerja dan kegiatan
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Tahun 2015 – 2019,
dengan memperhatikan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Untuk mewujudkan efektifitas pencapaian visi, misi, tujuan serta
sasaran pembangunan yang dituangkan dalam Renstra, maka
perlu dilakukan koordinasi yang baik dan intensif secara internal
antar bagian, maupun antar unit kerja di tingkat subdit, serta
secara eksternal dengan kementerian dan/ atau lembaga/
instansi terkait.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya l 153


Renstra Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya 2015 – 2019

154 l

Anda mungkin juga menyukai