Anda di halaman 1dari 119

Kata Pengantar

engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan

D Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(LAKIP) Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Tahun 2010 dapat diterbitkan. LAKIP

D
ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban
atas keberhasilan Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata dalam mencapai tujuan dan sasaran
strategisnya selama Tahun 2010. LAKIP ini juga memuat
aspek keuangan yang secara langsung ada hubungan dan terkait antara
dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima
oleh masyarakat.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai salah satu kementerian
dalam kabinet Indonesia Bersatu II, mempunyai tugas membantu Presiden
dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
kebudayaan dan pariwisata. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut telah
disusun Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai
rencana jangka menengah lima tahunan untuk periode 2010 – 2014. Rencana
Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata disusun dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
Nasional Tahun 2010 – 2014 dan Visi Misi Presiden periode tahun 2009 –
2014. Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
mencakup materi visi, misi, tujuan, sasaran stategis, strategi, arah kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan yang bersifat strategik dan indikatif
Pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan merupakan bagian
yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka
mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, maju, adil
dan makmur serta sebagai rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan kebudayaan, sesuai dengan Prioritas Nasional seperti
yang tercantum dalam Buku I Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014, merupakan bagian dari Prioritas
Nasional ke 11 yaitu: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Buku II
RPJMN Tahun 2010 – 2014, Bab II: Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama,
menyatakan pembangunan bidang kebudayaan diprioritaskan pada
penguatan jati diri bangsa dan pelestarian budaya yang dilakukan melalui
empat fokus prioritas.

i
Pembangunan kebudayaan merupakan prioritas utama dalam
menunjang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebudayaan perlu
dipergunakan sebagai landasan pembangunan jati diri dan karakter bangsa.
Hal ini dinyatakan dalam visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun
2010-2014 yaitu terwujudnya bangsa Indonesia yang mampu memperkuat jati
diri dan karakter bangsa serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan kepariwisataan, merupakan program Nasional Lainnya
di bidang Kesejahteraan Rakyat. Dalam Bab III: Ekonomi dinyatakan strategi
pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu bagian yang tidak
terpisahkan dari prioritas peningkatan ekspor. Pembangunan kepariwisataan
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan
pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan
devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman), meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara di
dalam negeri yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan
meningkatkan rasa cinta tanah air serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Lebih lanjut pembangunan kepariwisataan berperan dalam upaya
meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan
masyarakat terhadap kekayaan budaya bangsa dengan memperkenalkan
produk-produk wisata seperti museum, seni dan tradisi kerakyatan dan
sekaligus sebagai upaya yang efektif bagi pelestarian budaya bangsa.
Pembangunan kepariwisataan juga diperlukan untuk pelestarian alam dengan
menawarkan produk-produk seperti ekowisata, wisata bahari, dan wisata
alam lainnya.
Saya menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang selama ini secara konsisten dan sungguh
bersama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membangun dan
mengembangkan kebudayaan dan kepariwisataan untuk berkontribusi pada
pelaksanaan strategi pembangunan nasional yaitu meningkatkan
pertumbuhan (pro growth), meningkatkan lapangan kerja (pro job),
mengurangi kemiskinan (pro poor) dan melestarikan lingkungan (pro
environment) dalam upaya menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi
kinerja.

Jakarta, 09 Maret 2011


Menteri Kebudayaan dan Pariwisata,

IR. JERO WACIK, S.E.

ii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR . i

DAFTAR ISI iii

IKHTISAR EKSEKUTIF 1

BAB I PENDAHULUAN . 7
A. LATAR BELAKANG 9999999999999999.. 7
B. GAMBARAN KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA 9999999999999999999. 7
C. PERAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN
DAN PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN LINTAS
SEKTOR 999999999999999999999.. 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 9


A. RENCANA STRATEGIS 99999999999999... 9
B. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA 99999999.. 13
C. ANGGARAN 2010.............99999999999999 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA . 19


A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2010999999999.. 19
B. CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA 2010 ..999999. 21

BAB IV PENUTUP . 107

LAMPIRAN

iii
iv
6
IKHTISAR EKSEKUTIF

Sesuai dengan rentang waktu rencana Strategis 2010 – 2014, maka


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 ini merupakan LAKIP yang pertama
yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (performance results)
dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) dan informasi akuntabilitas
kinerja selama Tahun 2010.
Bagi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Laporan Akuntabilitas
Kinerja memiliki dua fungsi utama. Pertama, merupakan sarana untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh para pemangku
kepentingan (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah, pelaku/industri
kebudayaan dan pariwisata). Kedua, merupakan sumber informasi untuk
perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi
utama ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam LAKIP 2010
harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
LAKIP ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana
kinerja dan capaian kinerja yang akan dicapai selama 5 tahun dari tahun 2010
sampai dengan 2014. Rencana Kinerja (Performance Plan) 2010 dan
Penetapan Kinerja 2010 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun
2010 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2010 – 2014
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Sementara itu, capaian kinerja
(Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh kegiatan selama
tahun 2010 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan
dalam Rencana Kinerja 2010.
Pariwisata Indonesia mempunyai branding baru “Woderful Indonesia”
yang mengacu pada lima kriteria: nature, culture, people, food, dan value for
money, lima kriteria ini menjadi kunci sukses untuk menarik kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Secara keseluruhan, hasil capaian
kinerja tahun 2010 menunjukkan bahwa
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Secara keseluruhan, hasil
memenuhi sasaran strategis yang capaian kinerja tahun 2010
ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran menunjukkan bahwa
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan
yang diukur dengan menggunakan Indikator dan Pariwisata memenuhi
Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sasaran strategis yang
sebagai berikut: ditargetkan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 1


No Sasaran Indikator Target Realisasi % Program Anggaran

1. Meningkatnya Jumlah karya budaya yang 220 karya 247 karya 112,27% Program Pengembangan 54.000.000.000
internalisasi nilai-nilai direvitalisasi dan budaya budaya Nilai Budaya
budaya diinventarisasi

2. Meningkatnya kreativitas 1. Jumlah produksi film 75 film 77 film 102,67% Program Pengelolaan 90.419.419.000
dan produktivitas para nasional yang Keragaman Budaya
pelaku budaya berkualitas

2. Jumlah karya budaya 400 karya 600 karya 150%


yang memperoleh
perlindungan hak
kekayaan intelektual

3. Meningkatnya bantuan Jumlah daerah yang 25 daerah 20 daerah 80%


fasilitasi sarana seni mendapatkan bantuan
budaya fasilitasi sarana seni budaya

4. Terwujudnya penetapan 1. Jumlah warisan budaya 1 CB 1 CB 100 Program Pengelolaan 191.702.700.000


dan pengelolaan dunia dan cagar budaya Kekayaan Budaya
terpadu cagar budaya nasional yang ditetapkan
dan dikelola secara
terpadu

2. Jumlah cagar budaya 2.100 CB 3.752 CB 178,67%


yang dilestarikan

5. Terwujudnya revitalisasi Jumlah museum yang 4 museum 6 museum 120%


museum memenuhi standar
pelayanan dan pengelolaan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


No Sasaran Indikator Target Realisasi % Program Anggaran

6. Meningkatnya 1. Lama tinggal wisatawan Program Pengembangan 130.500.000.000


pengeluaran dan lama (hari) Destinasi Pariwiasata
tinggal wisatawan
a. Mancanegara 7,8 hari 8,4 hari 107,69%
b. Nusantara 2,10 8,20 hari 400,69%

2. Pengeluaran wisatawan
perkunjungan:
a. Mancanegara (USD) 1.000 1.085,70 108,57%

b. Nusantara (Rp. ribu) 600 1.175.900 195,98%

7. Terwujudnya destinasi 1. Jumlah sertifikasi tenaga 5.000 5.000 100%


pariwisata berdaya kerja di bidang
saing internasional pariwisata

2. Jumlah daerah tujuan 7 7 100%


wisata baru

3. Jumlah Desa Wisata yang 200 desa 200 desa 100%


menjadi sasaran PNPM
Bidang Pariwisata

8. Meningkatnya jumlah 1. Jumlah kunjungan 6,75 7,00 103,70% Program Pengembangan 426.339.500.000
kunjungan wisatawan wisman (juta orang) Pemasaran Pariwisata
mancanegara ke
Indonesia dan 2. Jumlah pergerakan 233 234,38 100,59%
pergerakan wisatawan wisnus (juta perjalanan)
nusantara

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


No Sasaran Indikator Target Realisasi % Program Anggaran

9. Mendukung peningkatan 1. Penerimaan devisa dari Program Pengembangan


kontribusi pariwisata wisatawan mancanegara Pemasaran Pariwisata
bagi perekonomian ke Indonesia dan
nasional terhadap PDB, penerimaan dari
lapangan kerja, dan pengeluaran wisatawan
investasi nusantara:
a. Meningkatnya 6,75 7,60 milyar 103,85%
perolehan USD
penerimaan devisa
b. Meningkatnya
138 150,49 109,05%
penerimaan dari
pengeluaran
wisatawan nusantara

2. Kontribusi sektor 4,80 n/a n/a


pariwisata terhadap PDB
nasional

3. Kontribusi pariwisata 7,70 n/a n/a


terhadap penyediaan
lapangan kerja nasional

4. Nilai investasi bidang 5,19 1,93% 1,8%


pariwisata dengan (PMA) (PMA)
prosentase investasi
0,65% 9,26%
bidang pariwisata dalam
(PMDN) (PMDN)
investasi nasional

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


No Sasaran Indikator Target Realisasi % Program Anggaran

10. Meningkatnya kapasitas 1. Jumlah lulusan UPT 1.241 1.249 100,64% Program Pendidikan 317.945.300.000
SDM aparatur/industri/ pendidikan tinggi Tinggi
masyarakat bidang kepariwisataan yang
budpar yang berdaya terserap di pasar kerja di
saing internasional dalam maupun di luar
negeri (orang)

2. Jumlah anggota 1.150 1.150 100% Program Pengembangan 5.400.000.000


masyarakat Budpar yang Kemitraan
meningkat kapasitasnya
untuk mendukung
pembangunan
kebudayaan dan
pariwisata (orang)

11. Meningkatnya kapasitas Jumlah penelitian bidang 165 165 100% Program Pengelolaan 50.652.524.000
nasional untuk penelitian kebudayaan, pariwisata dan Kekayaan Budaya (BPSD
dan pengembangan di arkeologi yang dapat Budpar)
bidang kebudayaan dan dimanfaatkan untuk
pariwisata yang mudah mendukung pembangunan
diakses dan digunakan kebudayaan dan pariwisata
oleh masyarakat luas

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2010, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata menetapkan 11 (sebelas) sasaran strategis.
Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 10 (sepuluh)
program dengan anggaran biaya Rp 1.682.405.025.000. Secara keseluruhan
dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata selama tahun 2010 telah memenuhi 11 (sebelas) sasaran
strategis yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang
dan tanggung jawab (core area) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
yaitu mengembangkan kebudayaan dan pariwisata dapat diwujudkan.
Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata, untuk menfokuskan pemanfaatan sumber-
sumber daya dan dana organisasi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra 2010 – 2014 dan Rencana Kinerja
Tahunan Tahun 2010, serta pemangku kepentingan yang telah bersama-
sama memajukan kebudayaan dan pariwisata menjadi salah satu kunci utama
penentu keberhasilan ini.
Sesuai dengan hasil analisis kami atas capaian kinerja 2010 kami
merumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah
yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan untuk
merumuskan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011, yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi yang baik di antara unit-unit organisasi terkait yang
berada dalam lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
instansi pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam
merumuskan kebijakan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.
2. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan yang diikuti dengan
efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan
dalam Renstra. Hal ini secara khusus akan difokuskan pada sasaran-
sasaran strategis yang capaian kinerjanya masih berada di bawah target
yang ditetapkan.
3. Melakukan penelitian yang mendalam atas ketepatan kuantitas target dari
indikator kinerja setiap sasaran strategis dikaitkan dengan Tujuan yang
telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
2010 – 2014. Perencanaan kinerja tahun 2011 merupakan perencanaan
tahunan yang kedua dari rentang waktu periode Renstra 2010 - 2014,
yang nantinya dalam laporan akuntabilitas kinerja tahun 2011 akan
diinformasikan persentase pencapaian Tujuan organisasi tersebut.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 6


BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peran strategis pembangunan kebudayaan semakin memperkuat jati
diri dan karakter bangsa, menumbuhkembangkan jiwa dan semangat
nasionalisme, memberikan kontribusi terhadap pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peran strategis pembangunan kepariwisataan semakin meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, sebagaimana data yang telah
dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan perhitungan
pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebagai salah satu indikator
ekonomi bidang pariwisata yang diwakili oleh 3 (tiga) komponen yaitu hotel,
restoran, rekreasi dan hiburan, pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan
6,51 %, yaitu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (6,10%).

B. GAMBARAN KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN


PARIWISATA

Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.17/HK.001/MKP-2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, sebagaimana telah di ubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.07/HK.001/MKP-
2007, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana
pemerintah, dipimpin oleh seorang Menteri yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden serta mempunyai tugas membantu
Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
kebudayaan dan pariwisata.
Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata memiliki fungsi sebagai berikut:
1. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan
teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
2. pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
4. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
5. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang
tugas dan fungsinya kepada Presiden.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 7


Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dibantu oleh 11 orang Eselon 1
yang terdiri atas Sekretaris Jenderal; Inspektur Jenderal; 4 orang Direktur
Jenderal, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Pariwisata, serta 4 orang Staf Ahli Menteri.

C. PERAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN


PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN LINTAS SEKTOR
Peningkatan koordinasi lintas sektor pada tataran kebijakan, program,
dan kegiatan kepariwisataan, berupa pendukungan Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata kepada instansi terkait terutama di bidang (a) pelayanan
kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; (b) keamanan dan ketertiban; (c)
prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan
kesehatan lingkungan; (d) transportasi darat, laut, dan udara; dan (e) bidang
promosi dan kerja sama luar negeri; serta koordinasi dan kerja sama dengan
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
Peningkatan koordinasi lintas sektor terhadap kegiatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian dan Pariwisata dan didukung oleh instansi
terkait diantaranya untuk rencana aksi: 1) Peningkatan Integrasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Penguatan, melibatkan
Kementerian Koordinator Kesra, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Kehutanan,
Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Pemda; 2) Peningkatan promosi
pariwisata dalam dan luar negeri, melibatkan Kementerian Koordinasi Kesra,
Kemenko Perekonomian, Kemenlu, Kemendag, Kementerian Hukum dan
HAM, Kementerian Perhubungan, Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah (Pemda).

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 8


BAB II
Perencanaan dan
perjanjian kinerja
A. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwista di atur
melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.105/UM.001/MKP/2010 tentang Perubahan Pertama atas Rencana
Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 – 2014.
Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014
di dalamnya termuat delapan arah kebijakan yaitu:
1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman jati diri dan karakter bangsa.
2. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap keragaman serta kreativitas
nila budaya, seni dan film.
3. Peningkatan kualitas pengelolaan perlindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan warisan budaya.
4. Pengembangan sumber daya kebudayaan
5. Pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing
6. Pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan (sustainability).
7. Pengembangan pemasaran pariwisata bertanggung jawab (responsible
marketing).
8. Pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang tangguh.
Kebijakan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan tahun 2010
merupakan awal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010 – 2014 yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 – 2014 sebagai
berikut:

VISI

TERWUJUDNYA BANGSA INDONESIA YANG MAMPU


MEMPERKUAT JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA SERTA
MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 9


MISI

1. MELESTARIKAN NILAI, KERAGAMAN DAN KEKAYAAN BUDAYA DALAM


RANGKA MEMPERKUAT JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA.
2. MENGEMBANGKAN INDUSTRI PARIWISATA BERDAYA SAING, DESTINASI
YANG BERKELANJUTAN DAN MENERAPKAN PEMASARAN YANG
BERTANGGUNG JAWAB (RESPONSIBLE MARKETING).
3. MENGEMBANGKAN SUMBERDAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA.
4. MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAHAN YANG RESPONSIF, TRANSPARAN DAN
AKUNTABEL.

TUJUAN
1. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, kreativitas dan pemahaman
masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya.
2. Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
warisan budaya.
3. Mengembangkan kepariwisataan yang mampu memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan
masyarakat.
4. Meningkatkan kapasitas sumberdaya pembangunan kebudayaan dan
pariwisata.
5. Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi Kementerian Kebudayaan dan
Kepariwisataan yang bersih dan berwibawa.

SASARAN
1. Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
2. Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
3. Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
4. Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
5. Terwujudnya revitalisasi museum
6. Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
7. Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
8. Terwujudnya kapasitas pengelolaan destinasi pariwisata
9. Terwujudnya diversifikasi destinasi pariwisata
10. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancagara ke Indonesia dan
pergerakan wisatawan nusantara
11. Mendukung kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap
PDB, lapangan kerja, dan investasi.
12. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/masyarakat bidang
kebudayaan dan pariwisata yang berdayasaing internasional.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 10


13. Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di
bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah di akses dan digunakan
oleh masyarakat luas.
14. Meningkatnya kualitas manajemen dan pelayanan publik di bidang
kebudayaan dan pariwisata.
15. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas kinerja di lingkungan
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Penetapan tujuan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada


umumnya didasarkan pada isu-isu strategis. Tujuan menunjukkan suatu
kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dan
mengarahkan perumusan sasaran, program, serta kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi.
Sasaran strategis adalah penjabaran dari Tujuan secara terukur, yaitu
sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan
Sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat
dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam Sasaran dirancang pula
indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan
pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun
bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing.
Sasaran strategis, indikator, dan program Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014 dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:

No Sasaran Indikator Program

1. Meningkatnya Jumlah karya budaya yang Program Pengembangan


internalisasi nilai-nilai direvitalisasi dan Nilai Budaya
budaya diinventarisasi

2. Meningkatnya 1. Jumlah produksi film Program Pengelolaan


kreativitas dan nasional yang Keragaman Budaya
produktivitas para berkualitas
pelaku budaya
2. Jumlah karya budaya
yang memperoleh
perlindungan hak
kekayaan intelektual

3. Meningkatnya bantuan Jumlah daerah yang


fasilitasi sarana seni mendapatkan bantuan
budaya fasilitasi sarana seni
budaya

4. Terwujudnya 1. Jumlah warisan budaya Program Pengelolaan


penetapan dan dunia dan cagar Kekayaan Budaya
pengelolaan terpadu budaya nasional yang
cagar budaya ditetapkan dan dikelola
secara terpadu

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 11


No Sasaran Indikator Program

2. Jumlah cagar budaya


yang dilestarikan

5. Terwujudnya Jumlah museum yang


revitalisasi museum memenuhi standar
pelayanan dan pengelolaan

6. Meningkatnya 1. Lama tinggal Program Pengembangan


pengeluaran dan lama wisatawan (hari) Destinasi Pariwisata
tinggal wisatawan
a. Mancanegara
b. Nusantara
2. Pengeluaran wisatawan
perkunjungan:
a. Mancanegara (USD)
b. Nusantara (Rp.
ribu)

7. Terwujudnya destinasi 1. Jumlah sertifikasi


pariwisata berdaya tenaga kerja di bidang
saing internasional pariwisata (dalam ribu)

2. Jumlah daerah tujuan


wisata baru

3. Jumlah Desa Wisata


yang menjadi sasaran
PNPM Bidang Pariwisata

8. Meningkatnya jumlah 1. Jumlah kunjungan Program Pengembangan


kunjungan wisatawan wisman (juta orang) Pemasaran Pariwisata
mancanegara ke
Indonesia dan 2. Jumlah pergerakan
pergerakan wisatawan wisnus (juta
nusantara perjalanan)

9. Mendukung 1. Penerimaan devisa dari


peningkatan kontribusi wisatawan
pariwisata bagi mancanegara ke
perekonomian nasional Indonesia dan
terhadap PDB, penerimaan dari
lapangan kerja, dan pengeluaran wisatawan
investasi nusantara:
a. Meningkatnya
perolehan
penerimaan devisa
b. Meningkatnya
penerimaan dari
pengeluaran
wisatawan
nusantara

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 12


No Sasaran Indikator Program

2. Kontribusi sektor Program Pengembangan


pariwisata terhadap Pemasaran Pariwisata
PDB nasional

3. Kontribusi pariwisata
terhadap penyediaan
lapangan kerja
nasional

4. Nilai investasi bidang Program Pengembangan


pariwisata dengan Destinasi Pariwiasata
prosentase investasi
bidang pariwisata
dalam investasi
nasional

10. Meningkatnya 1. Jumlah lulusan UPT Program Pendidikan Tinggi


kapasitas SDM pendidikan tinggi
aparatur/industri/ kepariwisataan yang
masyarakat bidang terserap di pasar kerja
budpar yang berdaya di dalam maupun di
saing internasional luar negeri (orang)

2. Jumlah anggota Program Pengembangan


masyarakat Budpar Kemitraan
yang meningkat
kapasitasnya untuk
mendukung
pembangunan
kebudayaan dan
pariwisata (orang)

11. Meningkatnya Jumlah penelitian bidang Program Pengelolaan


kapasitas nasional kebudayaan, pariwisata Kekayaan Budaya (BPSD
untuk penelitian dan dan arkeologi yang dapat Budpar)
pengembangan di dimanfaatkan untuk
bidang kebudayaan mendukung pembangunan
dan pariwisata yang kebudayaan dan pariwisata
mudah diakses dan
digunakan oleh
masyarakat luas

B. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA
Tahun 2010 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata secara terencana dan
berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah
ditetapkan, termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2010 yang
merupakan proses perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam
Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan).

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 13


Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda
penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2010 ditetapkan,
maka disusunlah Penetapan Kinerja 2010 yang merupakan komitmen
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk dicapai dalam tahun tersebut.
Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata Tahun Anggaran 2010, antara lain:
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di
lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang
diterima dan terus meningkatkan kinerjanya.
3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi
amanah.
4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di
lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan
dan sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian
penghargaan (reward) maupun sanksi.
Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuan dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai
fokus perbaikan kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama.
Dengan telah ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai indikator
keberhasilan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, maka IKU harus
terdapat dalam perencanaan kinerja.
Sasaran strategis tahun 2010, indikator kinerja dan target kinerja
disajikan pada tabel berikut:

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 14


No Sasaran Indikator Target Program Anggaran

1. Meningkatnya Jumlah karya budaya yang direvitalisasi 220 karya Program Pengembangan 54.000.000.000
internalisasi nilai-nilai dan diinventarisasi budaya Nilai Budaya
budaya

2. Meningkatnya kreativitas 1. Jumlah produksi film nasional yang 75 film Program Pengelolaan
dan produktivitas para berkualitas Keragaman Budaya
pelaku budaya
2. Jumlah karya budaya yang 400 karya
memperoleh perlindungan hak budaya
kekayaan intelektual

3. Meningkatnya bantuan Jumlah daerah yang mendapatkan 25 daerah 90.419.419.000


fasilitasi sarana seni bantuan fasilitasi sarana seni budaya
budaya

4. Terwujudnya penetapan 1. Jumlah warisan budaya dunia dan 1 CB Program Pengelolaan 191.702.700.000
dan pengelolaan cagar budaya nasional yang Kekayaan Budaya
terpadu cagar budaya ditetapkan dan dikelola secara
terpadu

2. Jumlah cagar budaya yang 2.100 CB


dilestarikan

5. Terwujudnya revitalisasi Jumlah museum yang memenuhi standar 4 museum Program Pengelolaan
museum pelayanan dan pengelolaan Kekayaan Budaya

6. Meningkatnya 1. Lama tinggal wisatawan (hari) Program Pengembangan 130.500.000.000


pengeluaran dan lama Destinasi Pariwiasata
a. Mancanegara
tinggal wisatawan 7,8 hari
b. Nusantara
2,10

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


No Sasaran Indikator Target Program Anggaran

2. Pengeluaran wisatawan Program Pengembangan


perkunjungan: Destinasi Pariwiasata
a. Mancanegara (USD)
1.000 USD
b. Nusantara (Rp. ribu)
Rp 600

7. Terwujudnya destinasi 1. Jumlah sertifikasi tenaga kerja di 5.000 orang


pariwisata berdaya bidang pariwisata
saing internasional
2. Jumlah daerah tujuan wisata baru 7 daerah

3. Jumlah Desa Wisata yang menjadi 200 desa


sasaran PNPM Bidang Pariwisata

8. Meningkatnya jumlah 1. Jumlah kunjungan wisman (juta 6,75 orang Program Pengembangan 426.339.500.000
kunjungan wisatawan orang) Pemasaran Pariwisata
mancanegara ke
Indonesia dan 2. Jumlah pergerakan wisnus (juta 233
pergerakan wisatawan perjalanan) perjalanan
nusantara

9. Mendukung peningkatan 1. Penerimaan devisa dari wisatawan


kontribusi pariwisata mancanegara ke Indonesia dan
bagi perekonomian penerimaan dari pengeluaran
nasional terhadap PDB, wisatawan nusantara:
lapangan kerja, dan
a. Meningkatnya perolehan
investasi 6,75
penerimaan devisa
b. Meningkatnya penerimaan dari
138
pengeluaran wisatawan nusantara

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


No Sasaran Indikator Target Program Anggaran

2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap 4,80 Program Pengembangan


PDB nasional Pemasaran Pariwisata

3. Kontribusi pariwisata terhadap 7,70


penyediaan lapangan kerja nasional

4. Nilai investasi bidang pariwisata 5,19 Program Pengembangan


dengan prosentase investasi bidang Destinasi Pariwiasata
pariwisata dalam investasi nasional

10. Meningkatnya kapasitas 1. Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi 1.241 orang Program Pendidikan Tinggi 317.945.300.000
SDM aparatur/industri/ kepariwisataan yang terserap di pasar
masyarakat bidang kerja di dalam maupun di luar negeri
budpar yang berdaya (orang)
saing internasional
2. Jumlah anggota masyarakat Budpar 1.150 orang Program Pengembangan 5.400.000.000
yang meningkat kapasitasnya untuk Kemitraan
mendukung kebudayaan dan
pariwisata (orang)

11. Meningkatnya kapasitas Jumlah penelitian bidang kebudayaan, 165 Program Pengelolaan 50.652.524.000
nasional untuk penelitian pariwisata dan arkeologi yang dapat penelitian Kekayaan Budaya (BPSD
dan pengembangan di dimanfaatkan untuk mendukung Budpar)
bidang kebudayaan dan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
pariwisata yang mudah
diakses dan digunakan
oleh masyarakat luas

JUMLAH 1.682.405.025.000

LAKIP KEMENBUDPAR 2010


C. ANGGARAN 2010

Proses alokasi anggaran Tahun 2010 Kementerian Kebudayaan dan


Pariwisata dari awal sampai dengan akhir, adalah sebagai berikut:

PAGU
NO. URAIAN DASAR
(Rp)

1. PAGU INDIKATIF 1.116.208.500.000 SEB MENEG PPN &


MENKEU
NO. 0080/M.PPN/04/2009
NO. SE-1223/MK/2009
Tgl. 16 April 2009

2. PAGU SEMENTARA 1.366.564.600.000 SE MENKEU


NO. SE-1927/MK.02/2009
Tgl. 6 Juli 2009

3. PAGU DEFINITIF 1.616.564.579.000 SE MENKEU


NO. SE-2679/MK.02/2009
Tgl. 24 September 2009

4. APBNP 2010 SE MENKEU


1.679.564.579.000
(+) Rp 63.000.000.000 NO. SE-224/MK.02/2010
Tgl. 1 Juni 2010

5. PNBP 1.682.405.025.000 Surat Dirjen Anggaran


Kemenkeu:
a. STP Bandung
a. No. S-3329/AG/2010
(+) Rp 1.472.341.000
b. No. S-3302/AG/2010
b. STP Bali
Tgl. 2 November 2010
(+) Rp 1.368.105.000

Dan alokasi anggaran dari Rp 1.682.405.025.000 tersebut terbagi dalam 4


(empat) jenis belanja, sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai : Rp 240.714.084.000
2. Belanja Barang : Rp 1.081.745.216.000
3. Belanja Modal : Rp 345.785.725.000
4. Belanja Bansos : Rp 14.160.000.000

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 18


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2010


Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.47/HK.001/MKP/2008, tanggal 8 Juni 2008, tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
telah ditetapkan indikator dari kinerja utama Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata sebagai acuan ukuran kinerja yang digunakan.
Berikut ini akan diuraikan Realisasi Pencapaian Sasaran Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010, yang diukur dengan menggunakan
Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian


No Sasaran 2010 (%)
(IKU) 2010

1. Meningkatnya Jumlah karya budaya yang 220 karya 247 karya 112,27%
internalisasi nilai-nilai direvitalisasi dan budaya budaya
budaya diinventarisasi

2. Meningkatnya 1. Jumlah produksi film 75 film 77 film 102,67%


kreativitas dan nasional yang
produktivitas para berkualitas
pelaku budaya
2. Jumlah karya budaya 400 karya 600 karya 150%
yang memperoleh
perlindungan hak
kekayaan intelektual

3. Meningkatnya bantuan Jumlah daerah yang 25 daerah 20 daerah 80%


fasilitasi sarana seni mendapatkan bantuan
budaya fasilitasi sarana seni budaya

4. Terwujudnya 1. Jumlah warisan budaya 1 CB 1 CB 100%


penetapan dan dunia dan cagar budaya
pengelolaan terpadu nasional yang ditetap-
cagar budaya kan dan dikelola secara
terpadu

2. Jumlah cagar budaya 2.100 CB 3.752 CB 178,67%


yang dilestarikan

5. Terwujudnya revitalisasi Jumlah museum yang 4 museum 6 museum 120%


museum memenuhi standar
pelayanan dan pengelolaan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 19


Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
No Sasaran 2010 (%)
(IKU) 2010

6. Meningkatnya 1. Lama tinggal wisatawan


pengeluaran dan lama (hari)
tinggal wisatawan
a. Mancanegara 7,8 hari 8,4 hari 107,69%
b. Nusantara 2,10 8,20 hari 400,69%
2. Pengeluaran wisatawan
perkunjungan:
a. Mancanegara 1.000 1.085,70 108,57%
(USD)
b. Nusantara (Rp. 600.000 1.175.900 195,98%
ribu)

7. Terwujudnya destinasi 1. Jumlah sertifikasi 5.000 5.000 100%


pariwisata berdaya tenaga kerja di bidang
saing internasional pariwisata

2. Jumlah daerah tujuan 7 7 100%


wisata baru

3. Jumlah Desa Wisata 200 200 100%


yang menjadi sasaran
PNPM Bidang
Pariwisata

8. Meningkatnya jumlah 1. Jumlah kunjungan 6,75 7,00 103,70%


kunjungan wisatawan wisman (juta orang)
mancanegara ke
Indonesia dan 2. Jumlah pergerakan 233 234,38 100,59%
pergerakan wisatawan wisnus (juta perjalanan)
nusantara

9. Mendukung 1. Penerimaan devisa dari


peningkatan kontribusi wisatawan
pariwisata bagi mancanegara ke
perekonomian nasional Indonesia dan
terhadap PDB, penerimaan dari
lapangan kerja, dan pengeluaran wisatawan
investasi nusantara:
a. Meningkatnya 6,75 7,60 milyar 103,85%
perolehan USD
penerimaan devisa
b. Meningkatnya
penerimaan dari 138 150,49 109,05%
pengeluaran
wisatawan
nusantara

2. Kontribusi sektor 4,80 n/a n/a


pariwisata terhadap
PDB nasional

3. Kontribusi pariwisata 7,70 n/a n/a


terhadap penyediaan
lapangan kerja nasional

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 20


Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
No Sasaran 2010 (%)
(IKU) 2010

4. Nilai investasi bidang 5,19 1,93% 1,8%


pariwisata dengan (PMA) (PMA)
prosentase investasi
bidang pariwisata dalam 0,65% 9,26%
investasi nasional (PMDN) (PMDN)

10. Meningkatnya 1. Jumlah lulusan UPT 1.241 1.249 100,64%


kapasitas SDM pendidikan tinggi
aparatur/industri/ kepariwisataan yang
masyarakat bidang terserap di pasar kerja
budpar yang berdaya di dalam maupun di luar
saing internasional negeri (orang)

2. Jumlah anggota 1.150 1.150 100%


masyarakat Budpar
yang meningkat
kapasitasnya untuk
mendukung
pembangunan
kebudayaan dan
pariwisata (orang)

11. Meningkatnya Jumlah penelitian bidang 165 165 100%


kapasitas nasional kebudayaan, pariwisata dan
untuk penelitian dan arkeologi yang dapat
pengembangan di dimanfaatkan untuk
bidang kebudayaan dan mendukung pembangunan
pariwisata yang mudah kebudayaan dan pariwisata
diakses dan digunakan
oleh masyarakat luas

Catatan:
n/a : not applicable (tidak dapat dibandingkan)

B. CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA 2010


Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk tahun 2010,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah dapat melaksanakan tugas
utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut ini akan diuraikan
kinerja dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dilihat dari masing-
masing sasaran strategis yang telah ditetapkan.

1 Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya internalisasi nilai-nilai


budaya”, ditandai oleh karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 21


Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah
sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah karya budaya yang 220 karya 247 karya 112,27%


direvitalisasi dan diinventarisasi budaya budaya

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran
“Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi” mencapai 247
karya budaya.
Indikator “Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi”
sebanyak 247 karya budaya, berupa inventarisasi aspek-aspek tradisi,
inventarisasi komunitas adat, inventarisasi hasil kajian penelitian Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, revitalisasi dan reaktualisasi karya
kesenian yang hampir punah, reaktualisasi karya budaya bidang tradisi,
inventarisasi kesenian. Selain hal tersebut adapula hasil pencatatan warisan
budaya Indonesia sampai dengan akhir tahun 2010 sebanyak 1.108 karya
budaya dari 33 provinsi di Indonesia.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2010 yang
mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain:

1. Kegiatan Peningkatan Peran Masyarakat Dalam Membangun Karakter


dan Pekerti Bangsa
Kegiatan peningkatan peran masyarakat dalam membangun karakter dan
pekerti bangsa adalah mengajak masyarakat agar mampu memahami
karakter dan jati diri bangsa. Kegiatan ini diperuntukkan generasi muda
dan masyarakat yang akan mampu mengimplementasikan hasil kegiatan
kepada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kegiatan
Peningkatan Peran Masyarakat Dalam Membangun Karakter dan Pekerti
Bangsa, meliputi ceramah, outdoor activity dan simulasi yang
berwawasan kebangsaan dikalangan masyarakat umum baik group
maupun perorangan yang diikuti 750 orang peserta yang terdiri dari
generasi muda (siswa/mahasiswa, tokoh masyarakat, pemerintah, tokoh
agama, tokoh adat, LSM, akademisi dan masyarakat umum yang peduli
dengan kebudayaan). Hasil yang dirasakan dari kegiatan ini adalah
meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap nilai kemandirian, toleransi,
kerja sama, tenggang rasa serta berwawasan tinggi terhadap nilai
kebangsaan sehingga meningkatnya rasa persatuan dan kesatuan di
kalangan masyarakat.

2. Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan


Kegiatan Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan ini dilaksanakan di tiga
kota yakni; Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010, Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan, tanggal 1 s.d. 3 Juli 2010 dan Pamekasan, Madura

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 22


Provinsi Jawa Timur tanggal 13 s.d.15 Oktober 2010. Kegiatan Dialog
Interaktif Wawasan Kebangsaan ini mengajak masyarakat khususnya
yang ada di provinsi DKI Jakarta, Madura, dan Makassar agar mampu
berkreasi dengan caranya sendiri dalam meningkatkan perannya untuk
berperan aktif dalam pembentukan jatidiri bangsa serta membangun
kreativitas masyarakat untuk berkreasi dengan caranya sendiri dalam
menciptakan rasa kepedulian terhadap budaya bangsa, serta sebagai
bangsa Indonesia yang berkarakter jatidirinya. Melalui kegiatan Dialog
Interaktif Wawasan Kebangsaan, maka diharapkan dapat menguatkan
kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dalam koridor
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 45 dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengacu
kepada saling menghormati, mengasihi, menyayangi dan mencintai
bangsa dan negara. Cinta tanah air dan memperjuangkan harkat dan
martabat bangsa sehingga dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai
budaya, meningkatkan kesadaran jatidiri bangsa sebagai identitas
nasional dan keperibadian bangsa yang memperkokoh rasa persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia yang berwawasan tinggi terhadap nilai
kebangsaan.

3. Pergelaran Orkestra dan Gita Bahana Nusantara


Pergelaran Orkestra dan Gita Bahana
Nusantara adalah merupakan suatu
paduan suara dimana beranggotakan tim
orkestra berjumlah 66 orang dan paduan
suara 132 orang yang semuanya adalah
pelajar yang berasal dari seluruh
Indonesia yang sebelumnya telah
menjalani seleksi terdahulu di tiap-tiap
provinsi, peserta Aubade Pelajar Tingkat
SLTP dari DKI Jakarta, lalu mereka menjalani pembinaan di Taman
Rekreasi Wiladatika Cibubur, Jakarta. Melalui pembinaan ini beberapa
pemuda dari beberapa suku bangsa yang berbeda akhirnya terbentuklah
Tim Orkestra dan Paduan Suara Gita Bahana Nusantara yang memiliki
toleransi, kerjasama dan kebersamaan yang padu, solid, memiliki rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan sekaligus dapat menjadi duta seni
budaya daerah. Pergelaran Orkestra dan Gita Bahana Nusantara 2010
diselenggarakan di Gedung DPR/MPR-RI pada tanggal 16 Agustus 2010
dan di Istana Merdeka pada tanggal 17 Agustus 2010.

4. Pemberian Anugerah Kebudayaan


Kebudayaan nasional Indonesia adalah segenap perwujudan
keseluruhan hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam rangka
perkembangan kepribadiannya dengan segala hubungan, kebudayaan
juga merupakan suatu karya buah budi kelompok manusia sekaligus
merupakan sistem nilai yang dihayati yang terdiri dari tangible dan
intangible serta memberikan identitas jatidiri bangsa yang berperilaku

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 23


kolektif dan bersifat indah. Kegiatan ini merupakan apresiasi dan
dukungan pemerintah terhadap masyarakat khususnya individu atau
kelompok seni, pelestari dan pengembang warisan budaya, serta
anak/pelajar yang berdedikasi terhadap kebudayaan sehingga dapat
mendorong individu atau kelompok agar dapat meningkatkan hasil karya cipta
yang telah dilakukan dan memberikan dorongan kepada individu atau
kelompok. Pemberian Anugerah Kebudayaan Tahun 2010 dilaksanakan
pada Juni 2010. Pemberian Anugerah Kebudayaan Tahun 2010 kepada
16 orang penerima yang terdiri dari 10 orang penerima Tanda
Kehormatan dari Presiden RI dan kepada 6 orang penerima Anugerah
dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Penerima Tanda-tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia,
yaitu:
a. Bintang Mahaputra, yaitu: Alex Mendur (Alm), Frans Mendur (Alm),
Mangkunegoro IV (Alm), Raden Saleh (Alm), Ronggowarsito (Alm),
Sutan Takdir Alisyahbana (Alm)
b. Bintang Paramadharma, yaitu: Trisuthi Djuliati Kamal, Rahayu
Supanggah, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, Abdul Kadir (To’et) (Alm),
Affandi (Alm), Ki Nartosabdo (Alm), Romo Mangun Wijaya (Alm),
Sumandjaja (Alm), Udjo (Alm), Mimi Rasinah (Alm), WS Rendra (Alm).
c. Satyalencana Kebudayaan, yaitu: Darmanto Jatman, Koestono
Koeswojo (Alm), Dewi (Alm), Siti Maryam R. Salahuddin, SH, Prof. Dr.
Jacob Sumardjo, Iwan Fals, Emha Ainun Najib, Dr. Adbul Hadi W.M.

Anugerah yang diberikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata


adalah:
a. Hadiah seni, yaitu: Ahmad Tohari dan Ali Hanafi
b. Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya, yaitu: Thimotius Samin
dan I Wayan Widia
c. Anak/pelajar/remaja berdedikasi terhadap kebudayaan, yaitu: Wira
Nata Prahara Ilahi dan Naqzyatun Nur Ivana.

5. Penghargaan Maestro Seni Tradisi


Penghargaan Maestro Seni Tradisi tahun 2010 ini adalah untuk yang
kedua kali, diberikan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
Bapak Prof. Dr. Budiono di Jakarta Convention Center pada bulan Juni
2010. Para Seniman Maestro Seni Tradisi merupakan seniman yang
dikategorikan hidupnya mengalami tekanan ekonomi dengan
keterbatasannya sehingga patut dan pantas untuk diberikan bantuan
guna melaksanakan transfer knowledge kepada generasi muda yang
berada disekitarnya agar ilmu dan keahlian seni tradisi lainnya dapat
terus dipertahankan agar tidak punah dan hilang bersama dengan sang
senimannya. Penghargaan ini diberikan kepada 45 orang Maestro Seni
Tradisi.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 24


6. Inventarisasi Arsitektur Tradisional
Inventarisasi Arsitektur Tradisional dilaksanakan di 5 (lima) daerah, yaitu:
Samosir (Sumatera Utara), Pasaman Barat (Sumatera Barat), Ketapang
(Kalimantan Barat), Donggala (Sulawesi
Tengah), dan Tobelo (Maluku Utara)
yang di mulai pada bulan Maret sampai
dengan Desember 2010 yang
menghasilkan naskah tentang warisan
budaya bangsa yang berkaitan dengan
Arsitektur Tradisional. Kendala yang
dihadapi dalm pelaksanaan ini adalah
waktu yang tersedia dalam kegiatan ini
sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk pengumpulan data
secara maksimal, walaupun telah ada bimbingan teknis, akan tetapi para
penulis pada umumnya kurang memperhatikan rambu-rambu yang
tercantun dalam pedoman penulisan. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti
dengan menginventarisir arsitektur tradisional pada suku-suku bangsa
yang ada di daerah lain.

7. Inventarisasi Kain Tradisional Nusantara


Kebutuhan manusia akan sandang merupakan
kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan
dengan kebutuhan lain, seperti pangan dan
papan. Sejak jaman dahulu nenek moyang kita
telah memproduksi kain-kain tradisional untuk
memenuhi kebutuhan akan sandang mereka
sendiri. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku bangsa, sangat kaya akan kain-
kain tradisional ini. Untuk mendapatkan data
yang lengkap dan akurat tentang kain tradisional
dari berbagai suku bangsa tersebut, Direktorat
Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film melalui Direktorat Tradisi, perlu
mengadakan kegiatan inventarisasi kain tradisional nusantara. Kegiatan ini
diawali dengan melakukan bimbingan teknis, yang dilaksanakan di Jakarta
dengan mengundang semua peserta. Manfaat kegiatan ini adalah untuk
menyamakan persepsi para penulis yang akan melakukan kegiatan
inventarisasi. Inventarisasi Kain Tradisional Nusantara ini meliputi; Kain
Tenun Adonara di Nusa Tenggara Timur, 24 Maret 2010, Kain Tenun
Tanimbar di Maluku, 24 Maret 2010, Renda Bangku di Bukittinggi, 31
Maret 2010, Kain Sasirangan di Banjarmasin, 5 April 2010 dan Uis Karo
di Tongging Sumut, 29 Maret 2010. Kemudian hasil penulisan ini
dipresentasikan di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional
(BPSNT) dan di Universitas Sumatera Utara. Kegiatan Presentasi ini
bertujuan untuk menyempurnakan hasil penulisan, melalui masukan dari
narasumber dan peserta diskusi. Jadwal Pelaksanaan Presentasi sebagai
berikut; BPSNT Denpasar, 19 s.d. 20 Oktober 2010, BPSNT Ambon, 13
s.d.14 Oktober 2010, BPSNT Pontianak, 13 s.d. 14 Oktober 2010, BPSNT

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 25


Padang, 3 s.d. 4 November 2010 dan USU Sumatera Utara, 4 s.d. 5
November 2010.

8. Perekaman dan Penyiaran Kegiatan Budaya Spiritual dan Upacara


Adat
Pada tahun 2010, kegiatan perekaman dan
penyiaran kegiatan Budaya Spiritual dan Upacara
Adat, dilaksanakan di 2 (dua) daerah, yaitu: di
Kalimantan Timur, dan di Nusa Tenggara Timur.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
melestarikan budaya spiritual dam upacara adat
yang hidup dan berkembang di masyarakat.

Perekaman dan Penyiaran Kegiatan Budaya


Spiritual dan Upara Adat di Desa Kringa,
Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi
Nusa Tenggara Timur, mengetengahkan
Upacara Gren Mahe. Upacara ini dilaksanakan
oleh masyarakat adat Tana Ai oleh empat suku,
yaitu: Suku Kringa, Suku Liwu, Suku Aur, dan
suku Lewar. Pengambilan gambar dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 29
Oktober 2010. Penayangannya dilakukan pada tanggal 11 Desember
2010 pukul 14.00-14.30 WIB di TVRI Pusat.

9. Revitalisasi Kesenian Yang Hampir Punah


Untuk melestarikan dan memelihara warisan
budaya tradisi dalam rangka pengembangan
kebudayaan nasional Indonesia adalah dengan
merevitalisasi karya-karya seni yang hampir
punah untuk diaktualisasikan dan dikembangkan
di masyarakat. Dengan demikian, karya-karya
seni yang hampir punah bisa digali, didata,
didiskripsikan dan didokumentasikan kembali
sehingga upaya pelestarian dan pengembangan
seni dapat dilaksanakan agar tidak terjadi
kepunahan. Jenis kesenian yang direvitalisasi
pada tahun 2010 yaitu Musik Sape’, Tari
Pedang dan Tattoo dari Kalimantan Barat.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2010
bertempat di Ruang Rapat BPSNT Pontianak,
Kalimantan Barat. Narasumber kegiatan
sarasehan yaitu: Ny. Frederica Cornelis, SPd,
(Isteri Gubernur Kalimantan Barat), Drs. Sulistyo
Tirtokusumo, M.M. (Direktur Kesenian), Mundus
(workshop Tari Pedang), Uyup (workshop Musik
Sape’), Bapak Tigang (workshop Seni Tattoo). Peserta sarasehan dan
workshop terdiri dari Seniman Lokal, Mahasiswa/mahasiswi, BPSNT

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 26


Kalimantan Barat, Taman Budaya Kalimantan Barat dan Direktorat
kesenian. Jumlah peserta sarasehan dan workshop ±100 orang.
Pergelaran seni dilaksanakan pada hari yang sama di Pentas Terbuka
Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat. Pergelaran dibuka oleh
Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film yang diwakili oleh Direktur
Kesenian dilanjutkan dengan pertunjukan dari Mahasiswa/mahasiswi
Universitas Tarumanegara.

10. Keikutsertaan Delegasi/Diplomasi Kebudayaan dalam Sidang Umum


ke-3 UNESCO
Penyelenggaraan Sidang Umum UNESCO Negara Pihak Konvensi 2003
Tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (The Third Session of
The General Assembly of The Statees Partiws to The Convention for The
Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage)
Indonesia telah berpartisipasi pada Sidang Umum ke-3 UNESCO (The 3rd
Session of General Assembly of the States Parties to the Convention for
the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage) dilaksanakan pada
tanggal 22 - 24 Juni 2010 bertempat di Kantor Pusat UNESCO di Paris,
Perancis. Sidang Umum ini diikuti oleh 498 orang, yang hadir dari
berbagai perwakilan negara dan lembaga terkait. Mengingat Indonesia
sudah menjadi negara anggota Konvensi tersebut sejak tanggal 15
Januari 2008, maka Indonesia berhak untuk mengikuti Sidang Umum
(General Assembly) yang memiliki kekuasaan tertinggi untuk memutuskan
masalah-masalah yang terkait dengan operasionalisasi Konvensi.
Indonesia mengirimkan delegasi sebanyak 7 (tujuh) orang, terdiri dari
unsur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kantor Perwakilan R.I.
untuk UNESCO di Paris, Kementerian Luar Negeri, dan Pakar Budaya.
Keputusan yang signifikan bagi Indonesia adalah Keputusan 3.GA.12
yang telah memilih dan mengukuhkan Indonesia menjadi Negara Anggota
Komite Antar-Pemerintah (Intergovernmental Committee-IGC) Konvensi
2003 untuk masa bakti 2010-2014. Hasil pemilihan ke-12 Negara Komite
Antar-Pemerintah IGC-ICH periode tahun 2010-2014 selengkapnya adalah
sebagai berikut: Grup I: Spanyol; Grup II: Albania, Azerbaijan, Czech
Republic; Grup III: Grenada, Nikaragua; Grup IV: China, Indonesia,
Jepang; Grup Va: Burkina Faso, Madagaskar; Grup Vb: Maroko.

11. Festival Tradisi Bahari


Suku-suku bangsa seperti Bugis-Makassar,
Madura, Papua, Melayu, dan suku-suku laut
lainnya memiliki banyak tradisi yang berkaitan
dengan budaya bahari. Budaya bahari banyak
yang sudah terinventarisasi, tetapi tidak sedikit
pula yang belum, baik yang masih eksis
maupun yang hampir hilang karena kurang
mendapat perhatian masyarakat pendukungnya. Dalam rangka itu, untuk
melestarikan dan mengembangkan tradisi bahari, pada tahun anggaran

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 27


2010 Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film melalui Direktorat
Tradisi menyelenggarakan suatu kegiatan Festival Tradisi Bahari di
provinsi Kepulauan Riau. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai
tradisi bahari, dan dapat memberdayakan kehidupan masyarakat
setempat khususnya masyarakat nelayan. Festival Tradisi Bahari
dilaksanakan pada tanggal 22 s.d. 24 Juli 2010 di Tepi Pantai
Tanjungpinang. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Propinsi Kepulauan Riau yang mewakili Gubernur
Kepulauan Riau pada tanggal 22 Juli 2010 di Ocean Corner. Penutupan
dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang pada tanggal 24
Juli 2010 di Ocean Corner sekaligus penyerahan hadiah bagi para
pemenang lomba.

12. Pesta Permainan Tradisional


Keberagaman permainan tradi-sional
anak di nusantara perlu digali dan
dikembangkan karena mengandung nilai-
nilai seperti kejujuran, sportivitas,
kegigihan, daya juang dan sebagainya,
yang bermanfaat untuk disosialisasikan
kepada generasi muda.
Dalam rangka itulah, maka Direktorat
Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film melalui Direktorat Tradisi
bekerjasama dengan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten
Jember, Jatim merasa perlu mengadakan “Pesta Permaianan Tradisional
Anak Nusantara” sekaligus launching Jember Fashion Carnival Kid’s.
Kegiatan tersebut diadakan di Alun-alun Kabupaten Jember pada tanggal
28 s.d. 31 Agustus 2010.

13. Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional 2010


Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar
Nasional 2010 dilaksanakan di Istana
Kepresidenan Tampaksiring, Bali pada
tanggal 26 Juli 2010, dibuka oleh
Presiden Republik Indonesia dan
ditutup oleh Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata. Kegiatan Lomba Cipta Seni
Pelajar Nasional dimaksudkan untuk
meningkatkan kreatifitas dan kualitas
berkarya anak di bidang seni lukis, cipta puisi, cipta lagu dan desain motif
batik Terpilihnya pemenang terbaik dari peserta lomba tingkat SD dan
SMP. Dengan terselenggaranya kegiatan ini maka terfasilitasinya anak-
anak ber-bakat yang berprestasi pada acara sejenis untuk dapat
mengikuti lomba skala internasional. kegiatan ini dapat memotivasi para
juara/ pemenang lomba cipta seni pelajar dalam berkreasi. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang ke-5 yang telah dilaksanakan oleh Direktorat

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 28


Kesenian sejak tahun 2006. Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional
Tahun 2010 diikuti oleh pelajar SD dan SMP dari seluruh Indonesia
yang telah diseleksi oleh masing-masing daerah propinsi tingkat I. Lomba
Cipta Seni ini terdiri dari lomba lukis, cipta puisi, cipta lagu dan desain
motif batik. Pemenang lomba menerima piala, piagam dan sejumlah
uang yang diserahkan secara langsung oleh Presiden RI beserta Ibu Ani
Yudhoyono.
Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional memperlombakan 4
(empat) kategori yaitu: Lukis untuk SD dan SMP, Cipta Puisi untuk SD dan
SMP, Cipta Lagu untuk SD dan SMP, dan Desain Motif Batik untuk SMP.

14. Pameran Seni Kriya Indonesia


Pameran Seni Kriya Indonesia tahun 2010 adalah pameran seni kriya
yang dilaksanakan kedua kalinya khusus memamerkan karya-karya batik
dari berbagai daerah di Indonesia dalam rangkaian dengan acara hari
Batik Nasional. Pameran diselenggarakan pada tanggal 30 September s.d.
3 Oktober 2010 di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta.
Keanekaragaman hasil seni batik yang dipamerkan merupakan perwakilan
dari berbagai provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan ide dan teknis
yang dikerjakan dengan kesungguhan dan ketekunan dari wilayah
budayanya. Selain kegiatan Pameran juga diadakan kegiatan pendukung
yaitu: Talk Show, Workhop Batik, Peragaan Busana, Musik Angklung
Mang Udjo.
Diharapkan melalui kegiatan ini, Seni Batik
Indonesia dapat meningkatkan apresiasi
seni budaya, disamping itu juga mempunyai
nilai adiluhung dan nilai ekonomi yang
sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari teknik
maupun penyajian dan sekaligus nilai
gunanya dan apresiasi masyarakat pada
pameran ini sudah sangat baik dengan
banyaknya pengunjung yang melihat
pameran ini.

Selain Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Pameran Batik


Indonesia 2010 pada Jakarta Investment Forum (Jakvest 2010) di Kartika
Expo, Balai Kartini Jakarta didukung Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nasional (BKPM), Kementerian Perdagangan, HIPMI Jaya,
Indonesian French Chamber of Commerce and Industry (IFFCCI).
Jakarta Investment Forum (Jakvest 2010) di Kartika Expo, Balai Kartini
Jakarta diikuti sebanyak 110 peserta dari seluruh Indonesia.

15. Pameran Seni Media


Pameran Seni Media dilaksanakan pada tanggal 25 – 30 Mei 2010
bertempat di Geleri Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Medan, Sumatera Utara dengan Kurator Ade Dermawan dari

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 29


Ruang Rupa dan Hafiz dari Forum Lenteng.Tema Pameran yaitu:
Lokalitas Dalam Perspektif Teknologi.
Jumlah karya yang dipamerkan yaitu 48
karya ditambah presentasi khusus dari 2
organisasi. Jumlah seniman yang ikut
37 orang berasal dari Padang 6 orang,
Palembang 2 orang, Pekanbaru 1 orang,
Jakarta 20 orang, Bandung 2 orang,
Yogyakarta 3 orang, dan Medan 3 orang.
Jenis karya yang dipamerkan yaitu
video art, sound art, karya cetak berbasis manipulasi digital dan karya
berbasis virtual/internet.
Kegiatan Pameran Seni Media dibuka secara resmi oleh Direktur
Kesenian, Bapak Sulistyo Tirtokusumo.
Untuk mendukung pameran dan menambah wawasan para mahasiswa,
dosen dan masyarakat tentang apa itu seni media, maka pada tanggal 26
Mei 2010 diselenggarakan Diskusi di Ruang Biro Rektorat Universitas
Negeri Medan.
Pembicara dalam diskusi yaitu:
- Krisna Murti, seniman Seni Media dari Jakarta,
- Ade Dermawan, seniman, Direktur Ruang Rupa dan Dosen Universitas
Tarumanegara Jakarta,
- Heru Maryono, Dosen Seni Rupa Universitas Negeri Medan.
Tema diskusi “Seni Media: Lokalitas Dalam Perspektif Teknologi Pada
Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Indonesia.

16. Semarak Budaya Nusantara


Dalam rangka meningkatkan pemahaman
dan apresiasi kepada masyarakat maka
Direktorat Kesenian, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata pada Tahun
2010 melaksanakan Pergelaran Seni yang
menampilkan beragam materi seni dan
grup. Sepanjang tahun 2010, kegiatan ini
menampilkan 5 pergelaran keaneka-
ragaman budaya Indonesia baik yang
tradisi maupun kontemporer dari berbagai sanggar kesenian ataupun
daerah di Indonesia. Pergelaran ini dikemas secara menarik dan
menghibur serta diadakan diskusi tanya jawab diakhir pergelaran.
Pergelaran dimaksud yaitu :
 Monolog Putu Wijaya (Teater Mandiri), 23 Februari 2010, Balairung
Sapta Pesona.
 Dialog dan Pergelaran Tari Saman (Walet Dance Company dan Tim
Tari Saman dari Kabupaten Gayo Lues-Aceh), 27 Mei 2010, Balairung
Sapta Pesona.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 30


 Gebyar Batik Indonesia (Tim Kesenian Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata D.I. Yogyakarta), 18 – 22 Agustus 2010, Jakarta Convention
Centre.
 Lagean Mandalaras (Studio Tari Indra, Bandung), 12 Oktober 2010
Balairung Sapta Pesona.
 Sendratari Gemilang Panca saka (Anak-anak binaan Rumah Pintar
Cikeas, Sanggar Setra Kirana dan Sanggar Artina), 2 Desember 2010,
Convention Hall - SMESCO UKM.

17. Art Summit Indonesia (ASI) VI


Art Summit lndonesia (ASI) 2010 adalah festival seni kontemporer
internasional tiga tahunan, yang secara periodik diselenggarakan di
Jakarta, lndonesia, yang pada tahun 2010 ini merupakan
penyelenggaraan yang ke-enam kalinya. ASl diupayakan sebagai forum
pertemuan dan forum komunikasi antar
seniman dari berbagai negara, yang
dirancang sebagai penjelajahan akan
peluang dan kekuatan karya-karya
kontemporer terkini untuk memberi
kesempatan pada masyarakat lndonesia
untuk mengapresiasi, terlibat secara
langsung, dan mengintrospeksi kreativitas
kesenian untuk disejajarkan dengan
perkembangan kesenian kontemporer dunia.
ASl 2010 dilaksanakan pada tanggal 4 s.d. 24 Oktober 2010 bertempat di
tiga lokasi yaitu Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, dan
Teater Salihara. Kegiatan ini diikuti oleh 10 grup dari 4 negara yaitu Talea
Ensemble (Amerika Serikat), Hyun Ok Park (Korea Selatan), Leine
Roebana (Belanda), Piere Lunaire Ensemble (Austria), Komunitas
Wayang Suket Slamet Gundono, Blacius Subono, Teater Satu Lampung,
Sekar Kliwon, Nan Jombang Dance Company, Gamelan Pendro dan
Cudamani (Indonesia).
Selain pergelaran kesenian, Pada ASI 2010 juga diselenggarakan seminar
international bertajuk “Seminar on Contemporary Performing Arts” pada
tanggal 11 Oktober 2010 bertempat di Hotel Treva, Jakarta.

18. Misi Kesenian Luar Negeri


a. Kegiatan Misi kesenian dalam rangka 4
th ASEAN Performing of Arts, pada
tanggal 22 s.d. 26 Maret 2010 di Clark,
Philipina. Kegiatan ini merupakan
komitmen seluruh Negara anggota
ASEAN yang diselenggarakan setiap 2
(dua) tahun sekali secara bergiliran dan
merupakan forum yang sangat penting
dan strategis bagi para Menteri

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 31


Kebudayaan dan para pejabat senior bidang kebudayaan Negara-
negara anggota ASEAN dalam rangka membahas kebijakan-kebijakan
untuk pengembangan kebudayaan ke depan.
Peserta 4th ASEAN Performing of Arts sebanyak 10 negara anggota
ASEAN yaitu: Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Laos PDR, Myanmar, Singapura, Kamboja, Filipina.
Pada festival kali ini, Indonesia diwakili Grup Nan Jombang Dance
Company yang berasal dari Padang, Sumatera Barat beranggotakan
14 orang, dengan penampilan yang bertajuk “Rantau Berbisik”. Rantau
berbisik memiliki pesan moral dalam cerita ini adalah himbauan kepada
para perantau asal Minangkabau untuk tidak tergiur dengan keindahan
negeri rantau dan tidak lupa terhadap tanah kelahirannya, serta
tergerak membangun negeri tanah kelahirannya.
Lokasi festival bertempat di Clark Education City Amphitheater yang
berkapasitas 12.000 penonton. Masing-masing Negara diberi
kesempatan tampil selama 20 menit. Hari pertama festival
menampilkan Brunei, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Indonesia
diberi kehormatan oleh panitia sebagai penampil terakhir, sekaligus
menjadi puncak pertunjukan di malam kedua festival, setelah Myanmar,
Singapura, Kamboja dan Laos. Sebagai tuan rumah, Filiphina hadir
malam ketiga melalui penampilan khusus Grand ASEAN Gala Show
Country Presentation of the Philippines.

19. Gelar Seni Budaya Pekan Produk Kreatif Indonesia


Sebagai kegiatan peningkatan apresiasi
seni, kegiatan Gelar Seni Budaya ditujukan
untuk mengisi event-event seni-budaya
pada “Pekan Produk Kreatif Indonesia
2010” yang merupakan kegiatan koordinatif
antar-kementerian. Digandengnya Kemen-
terian Kebudayaan dan Pariwisata pada
event PPKI 2010 ini dengan tujuan
memberikan aspek apresiatif seni budaya kepada para pengunjung PPKI
2010. “Gelar Seni Budaya” pada “Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010”
pada tahun ini diselenggarakan pada tanggal 23 s.d. 27 Juni 2010 di
Jakarta Convention Center.

Yang menjadi sasaran manfaat pada kegiatan “Pekan Produk Kreatif


Indonesia 2010” ini adalah sanggar seni dari perwakilan provinsi, sanggar
seni remaja dan sanggar seni anak-anak (Musik, Tari dan Teater).
Direktorat Kesenian pada kegiatan PPKI 2010 ini mempergelarkan grup-
grup seni pertunjukan 10 grup Kesenian Daerah Perwakilan Provinsi dapat
berpartisipasi dalam kegiatan Gelar Seni Budaya, 20 sanggar seni remaja
dan sanggar seni umum yaitu sanggar seni yang menampilkan seni
pertunjukan dengan kategori Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater, dan
10 sanggar seni anak-anak yaitu Sanggar Seni Pemenang Lomba Tari

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 32


Mutumanikam Nusantara). Melalui pergelaran ini maka terselenggaranya
variasi jenis seni pertunjukan tradisional yang ditampilkan pada Gelar
Seni Budaya berupa seni tari, musik dan teater tradisional dan
meningkatkan wawasan penonton yang ada pada Pekan Produk Kreatif
Indonesia terhadap kesenian tradisional serta terfasilitasinya sanggar seni
anak-anak untuk mempertunjukan kreativitas di bidang seni pertunjukan
dan sanggar seni remaja dan kelompok seni perwakilan provinsi untuk
mempergelarkan seni pertunjukan tradisional.

20. Pameran Produk Industri Seni Tradisional Indonesia


Pameran Produk Industri Seni Tradisional Indonesia dilaksanakan pada
bulan November tahun 2010. Pameran ini memamerkan seni kerajinan
tradisional dan karya industri seni berbasis warisan budaya bangsa.
Melalui kegiatan ini masyarakat lebih mengenal karya-karya seni
tradisional Indonesia yang berbasis warisan budaya bangsa yang
dihasilkan oleh masyarakat dan meningkatkan wawasan masyarakat
terhadap kesenian Indonesia serta terfasilitasinya masyarakat seni atau
seniman untuk memamerkan karya seninya sehingga seniman muda
Indonesia untuk terus mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan pameran
ini merupakan kegiatan tugas dan fungsi Direktorat Kesenian dalam
memberikan peluang bagi seniman dalam memamerkan karya seninya.

21. Lomba dan Pameran Foto Pembangunan Indonesia 2010


Lomba dan Pameran Foto Pembangun-
an Indonesia 2010 bertema “Karya
Pembangunan Bangsaku”. Lomba dan
Pameran Foto Pembangunan Indonesia
2010 merupakan ajang berskala
nasional sebagai rangkaian mem-
peringati HUT Proklamasi Kemerdekaan
ke-65 RI. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 18 Agustus 2010 di Jakarta
International Expo (JI Expo) Kemayoran, Jakarta. Pesertanya terdiri dari
kategori pelajar, mahasiswa, dan umum. Kategori pelajar berjumlah 61
orang dengan menghasilkan 81 karya, kategori mahasiswa berjumlah 26
orang dengan menghasilkan 62 karya, dan kategori umum berjumlah 102
orang dengan menghasilkan 316 karya. Jumlah keseluruhan, 189 orang
dengan menghasilkan sebanyak 459 karya, dari 25 provinsi.
Pada Pameran Foto Pembangunan 2010 ini juga memamerkan foto karya
Ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono.

22. Jambore Budaya Serumpun Indonesia-Malaysia


Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera
Barat, tanggal 8-12 Juni 2010 dibuka oleh Menteri Negara Pemuda dan
Olahraga, diikuti oleh Pramuka Penggalang dengan output meningkatkan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 33


pemahaman tentang keanekaragaman budaya Indonesia di kalangan
generasi muda Penggalang.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal adalah:
1. Kurangnya koordinasi antar unit kerja dan instansi terkait.
2. Belum optimalnya pengembangan database bidang nilai budaya, seni dan
film.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah:
1. Pemantapan perencanaan program kerja yang disertai dengan
peningkatan koordinasi, sinkronisasi, konsolidasi serta sinergitas antar unit
kerja dan instansi terkait.
2. Optimalisasi pengembangan database kebudayaan, bimbingan teknis dan
sosialisasi database kebudayaan.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp. 54.000.000.000, hanya digunakan sebesar Rp. 52.553.838.250
atau hanya sebesar 97,32%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 112,27% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

2 Meningkatnya kreativitas dan produktivitas


para pelaku budaya

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya kreativitas dan produktivitas


para pelaku budaya” ditandai oleh produksi film nasional yang berkualitas,
dan karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual.
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 34


Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah produksi film nasional yang 75 film 77 film 102,67%


berkualitas

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah film nasional dari tahun 2004
s.d. 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan angka
terbesar sebesar 87 film dicapai di tahun 2008. Posisi jumlah film nasional
yang telah lulus sensor pada tahun 2010 adalah sebesar 77 film.
Indikator Jumlah produksi film nasional yang berkualitas sebanyak 77
film nasional yang telah beredar di biokop/layar lebar, hal ini disertai pula
hasil-hasil pelaksanaan festifal film Indonesia, festifal film pelajar, festival film
kearifan budaya lokal, pengiriman film dan delegasi film dari Indonesia pada
festival atau forum perfilman internasional, keikutsertaan pada pasar film
asing di luar negeri, workshop perfilman di dalam negeri, foruk komunikasi
perfilman, pendukungan/fasilitasi komunitas/organisasi perfilman serta
pelaksanaan penyensoran film/rekaman video/iklan oleh LSF serta
pengawasan perfilman.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tahun 2010 yang
mendukung kepada pencapaian sasaran keberhasilan tersebut antara lain:
1. Festival Film Kearifan Budaya Lokal 2010
Festival Film Kearifan Budaya Lokal 2010 dilaksanakan pada bulan
Agustus 2010 di Jakarta. Kegiatan ini untuk mengangkat citra budaya
daerah melalui film-film, agar para sineas di daerah dapat
mengekspresikan dan mengangkat daerah melalui film. Target yang ingin
dicapai terciptanya film basil karya masyarakat daerah yang
mencerminkan kearifan budaya lokal yang dinilai dan menjadi contoh
dalam perkembangan Perfilman saat ini. Pada tahun 2010 ini film-film
yang telah terima oleh panitia sejumlah 59 judul film yang diikuti oleh 11
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT), Pemda
Kabupaten/Kota yang menangani kebudayaan dan atau Pariwisata,
Pemda Propinsi yang menangani Kebudayaan dan/atau Pariwisata di
seluruh Indonesia dan Kampus/Universitas yang ada jurusan bidang
Sinematografi dan para sineas Perfilman. Dengan terselenggaranya
kegiatan ini meningkatkan film-film yang mengandung unsur kearifan
budaya lokal yang berada di daerah dan terwujudnya kerjasama antara
masyarakat Perfilman Indonesia khususnya daerah dan para stakeholder
serta meningkatnya apresiasi pelajar terhadap film dimasyarakat serta
keberadaan komunitas film kine klub di Indonesia. Peserta kegiatan
Festival Film Kearifan Budaya Lokal pada tahun 2010 ini film-film yang
telah terima oleh panitia sejumlah 59 judul film yang diikuti ole 11 BPSNT,
Pemda Kabupaten/Kota yang menangani kebudayaan dan atau
Pariwisata, Pemda Provinsi yang menangani Kebudayaan dan/atau
Pariwisata di seluruh Indonesia dan Kampus/Universitas yang ada jurusan
bidang Sinematografi dan para sineas Perfilman. Bahwa festival ini

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 35


memiliki potensi masa depan dalam penelitian bawa film merupakan
media terbaik dalam pencapaian hasil yang diharapkan. Instansi vertikal
atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Nilai
Budaya, Seni dan Film yang ada di 11 (sebelas) provinsi ini, pada
program Festival tersebut menjadi pemicu peningkatan kreativitas
terutama kepada para pelaku bidang film di 11 BPSNT atau di daerah
lainnya.

2. Festival Film Indonesia Tahun 2010


Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang
kompetisi dan apresiasi film-film yang
meningkatkan jumlah, film yang diproduksi
dan mengikuti festival film Indonesia dan
sebagai tuan rumah dinegaranya. Suatu
gelar akbar Festival Film Indonesia 2010,
diharapikan dapat memunculkan sineas-
sineas muda Indonesia yang profesional
dan berkepribadian bangsa Indonesia.
Festival Film Indonesia dapat dijakdikan barometer kemajuan Perfilman di
Indonesia. Sasaranya adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif di
dunia perfilman, sehingga diharapkan bahwa bioskop-bioskop yang
selama ini banyak diisi oleh film-film impor akan lebih banyak lagi diisi oleh
film-film nasional, begitupula bioskop-bioskop kelas menengah kebawah
yang dalam kurun waktu 10 tahun ini terhenti akan hidup kembali lagi,
sehingga pada saatnya akan dapat menarik para investor baik dalam
negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya dibidang
Perfilman. Selain itu secara umum penyelenggaraan Festival Film
Indonesia dapat mempromosikan budaya bangsa serta memberikan
informasi kepada dunia luar tentang perfilman di Indonesia.
Rangkaian kegiatan dari FFI ini antara lain; Jumpa Pers pada hari Jumat
tanggal 12 November 2010 bertempat di Gedung Film Jl. MT. Haryono
Kav. 47-48, Jakarta Selatan, yang dipimpin oleh Ketua KFFI (Ibu Ninik L.
Karim) dihadiri pula oleh para Dewan Juri, Anggota KFFI, Tim Komite
seleksi dan sejumlah Artis dan Wartawan Elektronik maupun Cetak,
Tanggal 24 Nopember 2010 Dirjen NBSF, Ketua KFFI, dan Ketua BP2N
berangkat ke Batam, Tanggal 25 Nopember 2010 Press Konference jam
10.00 s.d. selesai di Turi Beach dengan nara sumber sebagai berikut:
Direktur Jenderal NBSF, Ketua KFFI, Ketua BP2N, Gubernur Kepulauan
Riau, Walikota Kep. Riau, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam,
Tanggal 26 November 2010 artis dan Wartawan berangkat ke Batam,
Tanggal 27 Nopember 2010 Wellcome Dinner dihadiri oleh Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata, Dirjen NBSF, KFFI artis dan undangan, pada
acara ini ada acara charity, Tanggal 28 Nopember 2010 Siaran langsung
Pengumuman Nominasi FFI 2010, pada pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 36


3. Hongkong International Market (HIM)
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan persatuan
perusahaan film Indonesia dimaksud guna memperkenalkan budaya
Indonesia secara lebih luas melalui karya-karya terbaik bangsa Indonesia
dibidang film salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengikuti
Hongkong Internasional HIM Market. Kegiatan ini dialaksanakan pada
tanggal 22 s.d. 25 Maret 2010 yang bertempat di Hong Kong Convention
and Exhibition Center, dibuka dan ditutup oleh Konsul Jenderal Republik
Indonesia (KJRI) di Hong Kong. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya
nyata Direktorat Perfilman bekerjasama dengan KJRI di Hong Kong untuk
memperkenalkan Indonesia utuh kepada masyarakat Hong Kong,
khususnya bagi pelaku industri film dan televisi international untuk dapat
bertemu dan menjalin kerjasama dikedua bidang tersebut. Realisasi yang
dicapai dalam kegiatan ini adalah menghasilkannya beberapa negara
yang berminat terhadap film-film Indonesia antara lain India, Philipina,
Thailand, Malaysia, Jepang, Korea, Hongkong, Cina dan Australia.
Dampak yang diinginkan dari kegiatan ini adalah film diharapkan bukan
hanya sebagai alat hiburan tetani juga sebagai alat diplomasi budaya dan
people to people dan melalui film budaya Indonesia dapat lebih dikenal
oleh masyarakat Indonesia yang ada di Hongkong maupun masyarakat
Hongkong itu sendiri, sehingga diharapkan akan menambah kecintaan
masyarakat Indonesia yang ada di Hongkong dan pada gilirannya akan
dapat meningkatkan wisatawan mancanegara ke Indonesia maupum
ceniaran produksi film Indonesia. Sejumlah karya yang minati antara lain
adalah: Air Terjun Pengantin, Produksi PT. Maxima Entertainment, Kain
Kafan Perawan, Produksi PT. Rapi Film, Kuntilanak Kamar Mayat,
Produksi PT. Rapi Film, Bali Forever, Produksi PT. Jatayu Film, Eiffel I'm
in Love, PT. Soraya Film, Apa Artinya Cinta, PT. Soraya Film dan Ladys
Terminator Film Air, serta PT. Soraya Film.

4. Pengiriman Delegasi dan Film ke Korea Selatan, Pusan 2010


Tahun 2010, Asian Film Policy Forum (AFPF) memperingati ulang tahun
ke-3, memberikan wadah yang baik sekali di Asia untuk forum perfilman
dimana para profesional industri film dan pembuat kebijakan
mendiskusikan masa kini dan masa depan bisnis perfilman. Industri film
telah diindentifikasi sebagai salah satu media terbaik yang dapat
digunakan untuk memahami dan berbagi rupa-rupa gambar dan
kehidupan dunia, serta telah mendapatkan reputasi global yang tinggi film
telah menciptakan nilai tamtmh bagi budaya dan industri sebagai bisnis
global. Pemerintah Indonesia melalui, Direktorat Jenderal Nilai Budaya,
Seni dan Film c.q. Direktorat Perfilman bekerjasama dengan PPFI telah
mengikuti serangkaian kegiatan pada Festival Pusan yang dilaksanakan
pada tanggal 8 s.d. 13 Oktober 2010. Delegasi Indonesia pada
pelaksanaan Festival Film Pusan 2010 dipimpin oleh Dirjen Nilai Budaya,
Seni dan Film dengan jumlah delegasi sebanyak 10 (sepuluh) orang.
Indonesia dalam kegiatan ini turut aktif dalam 2 (dua) kegiatan yaitu Asian
Film Policy Forum (AFPF) dan Asian Film Market. Kegiatan Asian Film

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 37


Policy Forum diikuti oleh 9 (sembilan) Negara ASIAN yaitu: delegasi
Indonesia diwakili oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film
(Tjetjep Suparman), Kamboja (Sin Chansya), China (Miao dan Wu Yue),
Jepang (Ken Terawaki), Korea (Cho Heemon), Malaysia (Kamil Otman),
Nepal (Dhanaraj Gnywali dan Chiraniibi Guragain), Phillipina (Briccio G.
Santor) dan Thailand (Suwat Sidthilaw). Selain 9 (sembilan) Negara
tersebut kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa Negara sebagai Peninjau
antara lain Australia, Japan, dan New Zealand. Selain aktif dalam kegiatan
Asian Film Policy Forum, Indonesia juga turut aktif dalam Asian Film
Market dengan membuka stand Indonesian Cinema, adapun film-film yang
diikutsertakan pada Asian Film Market sebanyak 15 judul film yang
berasal dari 5 (lima) perusahaan antara lain; PT. Rapi Film 6 judul film, PT.
Kharisma Starvision Plus 2 judul film, PT. Multivision Plus 2 judul film, PT.
MD Entertainment 2 judul film, PT. Maxima Entertainment 2 judul film.
Kegiatan ini merupakan momentum yang sangat baik bagi masyarakat di
Pusan Korea Selatan, yang diharapkan adalah budaya Indonesia dapat
lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia yang berada di Pusan Korea
Selatan maupun masyarakat Korea selatan itu sendiri, sehingga
diharapkan menambah kecintaan masyarakat Indonesia yang ada di
Korea Selatan dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan arus
wisatawan mancanegara ke Indonesia.

5. Penyelenggaraan Pekan Film di Eropa


Salah satu media untuk mengenalkan film Indonesia terutama di luar
negeri, dilakukan terobosan-terobosan yang kreatif untuk menembus
perfilman dunia di manca negara. Pengiriman film untuk event pekan
ataupun festival ke beberapa negara sebagai salah satu upaya yang
cukup positih dan direspon beberapa tahun terakhir melalui Kedutaan
Besar Republik Indonesia di luar negeri. Media ini adalah sebagai media
promosi yang sangat efektif dan memiliki potensi yang baik. Direktorat
Perfilman beberapa tahun terakhir telah melakukan pengiriman film-film
unggulan dan film yang khusus diproduksi untuk ajang festival oleh para
sineas telah dikirimkan dan mendapat respon positip bagi perkembangan
promosi film Indonesia di luar negeri. Untuk itu Direktorat Jenderal Nilai
Budaya, Seni dan Film menyelenggarakan pengiriman delegasi film ke
Praha. Mengadakan pemutaran film di pada City Library Hall, Praha pada
tanggal 8 s.d. 10 Juni 2010 yang dilanjutkan ke Wina Austria, Beograd
Serbia, dan Hamburg Jerman, penyelenggaraan kegiatan ini selama 6
bulan. Film yang dikirim adalah yang terbaik yang menjadi duta bangsa
melalui karya budaya/film sebagai bagian dari promosi perfilman
Nasional.Terselanggaranya festival/pekan film Indonesia di luar negeri
sebagai bagian dari program promosi film Indonesia.

6. Kegiatan Penyensoran Film

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 38


Tabel 1 Jumlah Produksi Film di Indonesia Yang Telah di Sensor Tahun
2004- 2010
No. Produksi Film 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Film Nasional 21 33 33 53 87 78 77
2 Film Impor 201 201 165 207 180 155 187
3 Film Perwakilan 68 67 94 90 35 60 48
Asing
4 Film 70mm 2 2 2 3 2 3 1
5 Film 16mm - - - 30 - - -
6 Film Iklan 54 58 69 45 35 33 32
7 Film Ditolak - 1 1 1 2 4 3
8 Rekaman Kaset 21.115 21.198 17.746 17.980 13.355 10.381 5.133
Video VHS/TV/PH
9 Rekaman Video - - - - - 7.824 8.673
Iklan
10 Rekaman Video, 5.037 4.319 8.981 14.041 21.278 18.849 24.858
VCD,DVD(palwa)
11 Rekaman 106 71 135 86 81 52 32
VHS/VCD/DVD
ditolak
Jumlah 26.604 25.950 27.226 32.536 35.055 37.439 39.044

Jumlah film nasional dari tahun 2004 s.d. 2010 mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, dengan angka terbesar sebesar 87 film dicapai di
tahun 2008. Posisi jumlah film nasional yang telah lulus sensor pada tahun
2010 adalah sebesar 77 film.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal antara lain belum optimalnya penyusunan peraturan
perundang-undangan dalam rangka pengembangan perfilman nasional serta
kinerja Lembaga Sensor Film.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 39


PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah Optimalisasi penyusunan peraturan perundang-
undangan dalam rangka pengembangan perfilman nasional serta kinerja
Lembaga Sensor Film.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp. 90.419.419.000 hanya digunakan sebesar Rp. 84.777.415.331
atau hanya sebesar 93,76%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
mencapai 102,67% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran, dan sasaran tetap tercapai.
Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
(IKU) (%)

2 Jumlah karya budaya yang 400 karya 600 karya 150%


memperoleh perlindungan hak
kekayaan intelektual

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator “Jumlah karya budaya
yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual”, capaiannya
150,00%, hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan industri dan karya
budaya bangsa. Hal ini diperkuat juga dengan telah adanya pengakuan
UNESCO terhadap warisan budaya takbenda Indonesia meliputi wayang,
keris, batik, dan terakhir pada tahun 2010 angklung Indonesia telah
ditetapkan oleh UNESCO masuk kategori Daftar Representasi Budaya
Takbenda Warisan Manusia (Representative List of Intangible Culture
Heritage of Humanity) pada tanggal 16 November 2010 di Kenya (Tabel 2).
Indonesia adalah merupakan negara yang pertama kali ditetapkan sebagai
Negara anggota Komite Antar Pemerintah UNESCO mengenai Perlindungan
Warisan Budaya Takbenda periode 2010-2014, dan salah satu tugasnya
adalah ikut memutuskan penetapan Warisan budaya Takbenda Dunia
UNESCO.

Tabel 2 Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia


NAMA KARYA TAHUN
NO. NAMA PENETAPAN
BUDAYA PENETAPAN
1. Wayang Masterpiece of the Oral and 2003
Intangible Heritage of Humanity
2. Keris Masterpiece of the Oral and 2005
Intangible Heritage of Humanity
3. Batik Representative List of the 2009
Intangible Cultural Heritage of
Humanity

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 40


NAMA KARYA TAHUN
NO. NAMA PENETAPAN
BUDAYA PENETAPAN
4. Angklung Representative List of the 2010
Intangible Cultural Heritage of
Humanity
Indikator “Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak
kekayaan intelektual” sebanyak 600 karya, meliputi data-data pengetahuan
tradisional dan ekspresi budaya tradisional.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini
adalah:
1. Gelar Budaya
Kegiatan Gelar Budaya dilaksanakan di kota Pekalongan, Jawa Tengah
pada tangggal 26 s.d. 30 Oktober 2010, yang bersinergi dengan Pemkot
Pekalongan dalam kegiatan Pekan Batik Nusantara. Hal ini dimaksudkan
untuk menampilkan kebudayaan masyarakat setempat kepada
masyarakat luas, dengan tujuan memperkenalkan unsur-unsur budaya
masyarakat setempat, agar timbul pemahaman serta solidaritas terhadap
kebudayaan yang berbeda, menjalin dan memperkokoh hubungan
antarbudaya yang harmonis dalam keragaman, dan memperkuat sendi-
sendi kebudayaan di daerah dalam upaya memperkaya kebudayaan
nasional. Rangkaian kegiatan gelar budaya ini meliputi:
o Pekan Batik Nusantara
Menampilkan berbagai jenis batik dari 19
provinsi di Indonesia, di antaranya adalah
dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI.
Yogyakarta, Madura, Jambi, Aceh, Sumatera
Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Papua, dll.
Pameran ini diselenggarakan sebagai peran
serta aktif Direktorat Tradisi untuk melestarikan batik sebagai salah
satu karya budaya bangsa Indonesia, yang telah masuk dalam Daftar
Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan
(Representative List of Intangible Culture Heritage of Humanity) oleh
UNESCO.

o Atraksi Kesenian
- Ritual Penjamasan Keris
Sebagaimana batik, keris juga merupakan salah satu karya budaya
Indonesia yang diakui keberadaannya oleh dunia melalui UNESCO
yang tercatat dalam daftar warisan budaya dunia. Sehubungan
dengan hal tersebut maka dilakukan sosialisasi ritual yang
berkaitan dengan keris, yaitu ritual penjamasan keris yang turut
ditampilkan dalam kegiatan Gelar Budaya ini. Ritual ini lazim dan
masih dilaksanakan oleh masyarakat Pekalongan, yang jika tidak
dilestarikan kemungkinan lambat-laun akan terlupakan.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 41


PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal adalah banyak produk-produk karya budaya yang
diciptakan atau dihasilkan oleh bangsa Indonesia, namun untuk mendapatkan
hak paten sangat sedikit dan diperlukan waktu yang panjang.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah terus dilakukan upaya pelestarian, pengembangan
dan pemanfaatan warisan budaya tak benda Indonesia.

3 Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni


budaya

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya bantuan fasiltiasi sarana seni


budaya” merupakan program nasional prioritas 11 yang menjadi kontrak
kinerja antara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan Presiden pada
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Sasaran ini bertujuan untuk menunjang
pembangunan kebudayaan daerah khususnya penyediaan fasilitas/bantuan
sarana yang memadai bagi pengembangan dan pagelaran seni budaya di
daerah.
Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah daerah yang mendapatkan 25 daerah 20 daerah 80%


bantuan fasilitasi sarana seni budaya

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya” mencapai
80,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini belum optimal.
Indikator “Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana
seni budaya”, dari target 5 daerah/Ibukota provinsi (Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat) dan 20

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 42


kabupaten/kota, yang sudah terealisasikan baru 14 kabupaten kota (Kota
Palembang, Kab. Muara Enim, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kota
Pontianak, Kota Singkawang, Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Barat, Kota
Mataram, Kota Bima, Kota Bandung, Kab. Majalengka, Kab. Tasikmalaya,
dan Kab. Banjar), sedangkan ada 6 kabupaten yang belum dapat
direalisasikan pada tahun anggaran 2010 ini dan direncanakan akan segera
direalisasikan pada tahun 2011.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini
adalah:
1. Dukungan Taman Budaya
Pada masa setelah pelaksanaan otonomi daerah tersebut penanganan
Taman Budaya pada setiap daerah berbeda-beda. Hal tersebut
dipengaruhi antara lain oleh kemampuan ekonomi daerah dan juga tinggi
rendahnya perhatian pemerintah daerah setempat terhadap kebudayaan.
Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kebudayaan
menyebabkan penanganan Taman Budaya di beberapa daerah sangat
memprihatinkan, sehingga ada beberapa Taman Budaya yang sama
sekali tidak mendapatkan alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
teknis, kecuali alokasi untuk operasional sehari-hari perkantoran. Selain
itu juga ada kecenderungan beberapa daerah untuk mengganti
nomenklatur Taman Budaya menjadi unit kerja yang dirasa lebih sesuai
dengan daerah tersebut. Untuk itu setiap tahunnya Direktorat Jenderal
Nilai Budaya, Seni dan Film setiap tahunnya menyelenggarakan
dukungan Taman Budaya untuk tahun ini dukungan tersebut diberikan
pada sembilan Taman Budaya yakni, Taman Budaya Bandung, Pontianak,
Surabaya, Riau, Papua, Bengkulu, Kalimantan Timur, Lampung dan
Denpasar. Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan esistensi dan
peranan Taman Budaya di masyarakat khususnya bidang seni budaya
dan dapat menumbuhkan kreativitas pelaku seni budaya di daerah, serta
meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni budaya.

2. Dukungan Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok


Pesantren)
POSPENAS dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 5 s.d. 11 Juli 2010
yang dibuka oleh Wakil Presiden dan ditutup oleh Menteri pemuda dan
Olahraga. Yang menjadi sasaran adalah santri pondok pesantren sebagai
generasi muda mendapat porsi yang sama dengan para pelajar lainnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan Dukungan Pekan Olahraga dan Seni
antar Pondok Pesantren (POSPENAS) maka tampilah santriawan dan
santriwati perwakilan dari pondok pesantren seluruh Indonesia di
berbagai cabang olahraga dan cabang seni. Kegiatan ini merupakan
wahana untuk mewujudkan jati dirti pondok pesantren yang sebenarnya
yakni berlomba-lomba dalam kebaikan mengharap ridho Allah, folosofi
inilah yang mendorong santriawan dan santriwati berupaya untuk
berprestasi dan berkreasi dalam olahraga dan seni. Kegiatan ini
diharapkan dapat membangun manusia Indonesia baru yang beriman dan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 43


bertaqwa, sehat jasmani dan rohani, dapat meningkatkan budaya
olahraga dan seni yang bernuasa Islami serta apresiatif meningkatkan
ukhuwah Islamyah di kalangan santriawan Santriwati dalam rangka
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Dukungan Event Kegiatan Sanggar/Organisasi/Lembaga Kesenian


Dukungan dimaksudkan untuk memberikan
dorongan kepada seniman, organisasi dan
lembaga seni yang mempunyai kepedulian
terhadap perkembangan seni dan budaya di
tanah air, agar terus meningkatkan
produktivitas, kreativitas dan kualitas seninya.

Dukungan Organisasi/sanggar/Lembaga
Kesenian diberikan kapada:
a. Padepokan Lemah Putih – Srawung Candi, Solo
b. Seni Budaya Tradisional
c. Radar Panca Dhahana
d. Semar Gugat – TMII
e. Dian Didaktika – GKJ
f. Sea World – Ancol
g. Indonesia Dance Festival
h. Gebyar dalang Lintas Generasi – RRI Surakarta
i. Yayasan Teater Studio
j. Festival Bulan Purnama – Mojopahit Trowulan
k. Teater Kubur
l. Pameran Tunggal Lukisan Ciri Khas Papua
m. Balada Sebatang Lisong

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal adalah:
1. Kurangnya koordinasi dan pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Terdapatnya usulan bantuan pengadaan sarana seni dan budaya yang
tidak memenuhi syarat/ketentuan yang telah ditentukan.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah Pemantapan koordinasi dan pengendalian yang prima
dalam melaksanakan program, dan kegiatan, untuk 6 kab/kota yang pada
tahun 2010 belum mendapatkan bantuan, diusahakan pada tahun 2011 dan
2012 dapat diusahakan.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 44


Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp. 4.000.000.000 hanya digunakan sebesar Rp. 3.325.656.400
atau hanya sebesar 83,14%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 80% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

4 Terwujudnya penetapan dan pengelolaan


terpadu cagar budaya

Di tahun 2010 ini sasaran “Terwujudnya penetapan dan pengelolaan


terapadu cagar budaya” merupakan salah satu program nasional prioritas 11
yaitu Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi yang diarahkan dalam
rangka pembentukan jati diri dan karakter bangsa. Penetapan dan
pengelolaan terpadu cagar budaya dilaksanakan dalam rangka menyusun
format Lembaga Pengelola Terpadu Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk kajian, diskusi, technical meeting, dan Focus
Group Discussion (FGD).
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah warisan budaya dunia dan 1 Cagar 1 Cagar 100%


cagar budaya nasional yang Budaya Budaya
ditetapkan dan dikelola secara
terpadu

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan
dikelola secara terpadu” mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan
bahwa sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Jumlah Warisan Budaya Dunia dan Cagar Budaya Nasional
yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu” sebanyak satu cagar budaya
berupa Berupa Kawasan Candi Borobudur.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian
sasaran ini adalah:

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 45


1. Pembentukan Lembaga Pengelola Terpadu Kawasan Borobudur
Kegiatan pembentukan lembaga pengelola terpadu dilaksanakan untuk
Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka menyusun format Lembaga Pengelola
Terpadu Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
bentuk kajian, diskusi, technical meeting, consultative meeting, dan focus
group discussion (FGD).
Kompleks Candi Borobudur
Pada tahun 1979, dengan pendekatan scenic view, JICA membagi
kawasan Borobudur menjadi lima zona pengelolaan (Tabel 1). Di dalam
kawasan itu terdapat Kompleks Candi Borobudur (Borobudur Temple
Compounds) yang terdiri atas tiga candi yaitu Candi Borobudur, Pawon,
dan Mendut yang merupakan kesatuan telah ditetapkan sebagai Warisan
Budaya Dunia. Namun sayangnya, hanya zona I-III yang diadopsi oleh
Keppres RI Nomor 1 tahun 1992, (gambar 1).
Tabel 1 Zonasi Borobudur Versi JICA dan Keppres RI No. 1/1992
JARAK DARI
KEPPRES RI
ZONA CANDI DAN JICA, 1979 PENGELOLA
NO. 1/1992
LUAS
1. 200 m (44,8 ha) Pelestarian candi Lingkungan Ditjen
kepurbakalaan Kebudayaan,
bagi perlindungan Deputi Bidang
dan Sejarah dan
pemeliharaan Kepurbakalaan
kelestarian fisik (sekarang
candi Kementerian
Kebudayaan
dan Pariwisata)

2. 500 m (42,3 ha) Taman arkeologi, Taman wisata PT Taman


laboratorium tempat kegiatan Wisata Candi
kepariwisataan, Borobudur,
penelitian, Prambanan dan
kebudayaan, dan Ratu Boko -
pelestarian BUMN
lingkungan candi

3. 2 km (932 ha) Permukiman, area Permukiman Pemkab


parkir, persawahan, terbatas, Magelang
toko cindera mata pertanian, jalur
hijau, zona
pendukung

4. 5 km (2.600 ha) Panorama Tidak dilindungi


bersejarah undang-undang

5. 10 km (7.850 ha) Taman arkeologi Tidak dilindungi


nasional undang-undang

Sumber: JICA (1979: 20) dan Keppres RI No. 1/1992.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 46


Sesuai dengan Keppres Nomor 1 Tahun 1992 diatur kewenangan
pengelolaan sebagai berikut.
a. Zona I yang mewadahi langsung bangunan Candi Borobudur dikelola
oleh Balai Konservasi Peninggalan Borobudur (BKPB), yang
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata.
b. Zona II dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan,
dan Ratu Boko, yang berada di bawah Kementerian BUMN.
c. Zona III dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magelang, yang berada di
bawah Kementerian Dalam Negeri. Namun, Candi Pawon dan Candi
Mendut yang ada di Zona ini diserahkan pengelolaannya pada Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, yang
merupakan UPT dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
d. Zona IV dan V yang merupakan kawasan perlindungan tidak diatur
pihak yang memiliki kewenangan pengelolaan, sehingga dengan
sendirinya beradada dibawah kewenangan Pemda Kabupaten
Magelang. Namun ternyata Pemkab Magelang tidak mengikuti
ketentuan perencanaan versi JICA, sehingga perkembangan di kedua
zona tidak terkendali.
Gambar 1 : Peta Zonasi Pengelolaan

Keppres RI No.1 tahun 1992


Kawasan Borobudur Versi JICA

Sumber: JICA (1979: 19) dan

Dengan demikian, pengelolaan kawasan ini dikelola setidaknya


dilaksanakan oleh empat lembaga yang berada di bawah tiga kementerian
(Gambar 2). Meskipun telah berupaya dilakukan koordinasi tetapi yang
terjadi lebih banyak konflik kepentingan yang muncul. Sementara itu,
masyarakat setempat merasa belum dilibatkan secara proporsional dalam
pengelolaan serta tidak merasakan keuntungan dari keberadaan
Kompleks Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 47


Gambar 2 Organisasi Pengelola di
Kawasan Borobudur Saat Ini

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Akurasi data belum lengkap.
2. Aturan perundang-undangan yang tumpah tindih.
3. Belum tersedianya PERDA yang mengatur kawasan zona III.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas antara lain adalah:
1. Penetapan batas kawasan delineasi secara terpadu.
2. Penyiapan rancangan Perpres tentang Lembaga Pengelolaan Terpadu.
3. Inventarisasi Cagar Budaya Kawasan Borobudur.
4. Penyiapan Struktur Lembaga Pengelola Terpadu.
5. Sosialisasi dan harmonisasi.

Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,


berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

2 Jumlah cagar budaya yang 2.100 CB 3.752 CB 178,67%


dilestarikan

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
cagar budaya yang dilestarikan” mencapai 178,670%, sehingga dapat
dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan” sebanyak 3.752
Cagar Budaya, terdiri dari 1.000 BCB Bawah air (bentuknya keramik dan
logam. dari Propinsi Bangka Belitung, Propinsi Jawa Barat perairan Cirebon,
Propinsi DKI Jakarta Kep. Seribu) dan 2.752 BCB (BP3 Banda Aceh= 58 BCB,
BP3 Batu Sangkar= 100 BCB, BP3 Jambi= 100 BCB, BP3 Serang= 84 BCB,

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 48


BP3 DI Yogyakarta= 106 BCB, BP3 Jawa Tengah= 550 BCB, BP3
Mojokerto= 528 BCB, BP3 Bali= 147BCB, BP3 Samarinda= 14 BCB, BP3
Makassar= 432 BCB, BP3 Gorontalo= 24 BCB, BP3 Ternate= 30 BCB,
Inventarisasi Kota lama Bandung= 50 BCB, Inventarisasi Kota lama
Surabaya= 20 BCB, inventarisasi Kota Semarang= 15 BCB, inventarisasi
Kota lama Palembang= 25 BCB, inventarisasi Kota lama Padang=50 BCB,
inventarisasi Kota lama Bukit Tinggi= 30 BCB, inventarisasi Kota lama
Medan= 20 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan DIY= 18
BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Tarakan= 29 BCB,
inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Sulawesi Barat= 14 BCB,
inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Makassar= 5 BCB,
inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Denpasar= 20 BCB,
inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Aceh= 11 BCB, inventarisasi
dan pendokumentasian perkeratapian= 272 BCB.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian
sasaran ini adalah:
1. Penyusunan Rencana Induk Pelestarian
Cagar Budaya Nasional
Kegiatan Penyusunan Rencana Induk
Pelestarian Cagar Budaya Nasional
merupakan upaya untuk memberikan :
a. Panduan penyusunan kebijakan dan
strategi pelestarian cagar budaya;
b. Memberikan informasi/pengetahuan
kepada berbagai pihak antara lain: masyarakat umum, LSM, dunia
usaha, akademisi, pemerintah (pusat dan daerah), dan lain-lain tentang
pentingnya upaya pelestarian cagar budaya dan pengelolaanya;
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian Cagar
Budaya.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan acuan bagi pemerintah pusat,


pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan dalam melakukan upaya
pelestarian cagar budaya (perlindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan) yang berisi kebijakan, strategi, dan program pelestarian
cagar budaya.

Kegiatan tahun ini merupakan kegiatan lanjutan (tahap I, 2009).


Pelaksanaan oleh Pihak ketiga dengan supervisi dari Direktorat
Peninggalan Purbakala. Pelaksanaan Lelang sudah dimulai bulan
Agustus sampai dengan awal akhir september. Kontrak pelaksanaan
kegiatan dimulai tanggal 1 Oktober 2010.
2. Pendukungan Rekonstruksi dan Rehabilitasi BCB dan Situs Pasca
Bencana
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan
rekonstruksi dan rehabiitasi BCB dan situs pasca bencana di Sumatera

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 49


Barat. Dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan data dan seminar
penyusunan action plan di bidang penanganan BCB yang rusak akibat
gempa di kota Padang. Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan di
kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Bukit
Tinggi, dan Kota Pariaman. Seminar dilaksanakan di Museum Bank
Indonesia, Batang Arau, Padang. Peserta seminar merupakan para
pemangku kepentingan yang berasal dari instansi terkait seperti perwakilan
pemerintah Belanda (RCE), NRICP Tokyo, ICOMOS Belanda, UNESCO
Office Jakarta, BAPPEDA, Pemerintah daerah, RRI Padang, PT KKAI
Divisi Regional Padang, Museum Adityawarman, DPKA Kota Padang,
Universitas Gadjah Mada, Universitas Bung Hatta, Universitas Andalas,
Universitas Negeri Padang, dan elemen masyarakat seperti BPPI dan
pemilik bangunan cagar budaya yang rusak akibat gempa di kota Padang.

Seminar menghasilkan action plan yang akan menjadi panduan bagi para
pengelola bangunan cagar budaya di kota Padang pada khususnya dan
Sumatera Barat pada umumnya.

3. Penyusunan Pedoman Pelestarian Cagar Budaya


Kegiatan penyusunan 5 (lima) draf pedoman yaitu
a. Pedoman Zonasi Cagar Budaya
b. Pedoman Penataan Situs dan Kawasan Cagar Budaya
c. Pedoman Rencana Pemanfaatan Cagar Budaya
d. Pedoman Siaga Bencana Cagar Budaya
e. Pedoman Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
4. Seminar Pelestarian Tinggalan Purbakala
Tinggalan purbakala merupakan kekayaan budaya
yang harus dilestarikan dan kawasan kota tua atau
kota lama adalah salah satunya. Kota lama
dengan potensi bangunan, lingkungan khas, serta
kehidupan sosial budaya masyarakat di dalamnya
sebenarnya merupakan aset yang menjanjikan
bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan
pemerintah apabila dikelola dengan baik. Upaya-upaya pelestarian dan
pengelolaan kawasan kota lama telah mulai dilakukan oleh berbagai pihak,
namun belum tampak hasil yang signifikan dikarenakan berbagai kendala.
Bandung, Semarang, dan Surabaya adalah contoh kota-kota dengan
perjalanan sejarah yang panjang dimulai dari lahirnya kota-kota tersebut
dan perkembangannya hingga saat ini. Untuk mengungkap apa saja yang
terjadi dan dialami oleh kawasan kota lama
Bandung, Semarang, dan Surabaya, dan juga
upaya-upaya apa yang terus dilakukan
berbagai pihak sehingga kota-kota lama
tersebut masih terus eksis di tengah desakan
modernisasi, serta untuk menghimpun
berbagai masukan sebagai bahan
pertimbangan dalam merumuskan kebijakan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 50


pengelolaan dan pelestarian, maka diselenggarakanlah seminar bertema
pelestarian kawasan kota lama di ketiga kota tersebut.
Maksud kegiatan ini adalah memberikan
wawasan dan pemahaman kepada pihak-
pihak terkait tentang nilai penting kawasan
kota lama, kondisi eksisting kawasan,
kebijakan pemerintah, permasalahan yang
terjadi, dan upaya-upaya pelestarian yang
dilakukan. Selain itu untuk menghimpun
informasi dan masukan untuk memperkaya
bahan penyusunan kebijakan pengelolaan dan pelestarian.
Tujuan kegiatan ini adalah mewujudkan pengelolaan dan pelestarian
kawasan kota lama berkelanjutan.

Hasil kegiatan berupa rumusan rekomendasi pelestarian dan pengelolaan


kawasan kota lama dengan substansi sebagai berikut:
a. Mempercepat revisi UU Cagar Budaya dan menguatkan perangkat
hukum.
b. Membangun keseragaman persepsi dan meningkatkan sinergi antara
pemerintah, pihak swasta, akademisi, dan masyarakat dalam
pelestarian dan pengelolaan kawasan.
c. Menyusun master plan pelestarian dan pengelolaan kawasan kota
lama.
d. Menyelesaikan permasalahan lingkungan yang krusial seperti banjir.
e. Mewujudkan perangkat insentif dan disinsentif.
f. Reorganisasi dan optimalisasi lembaga pengelola kawasan kota lama.
g. Meningkatkan sosialisasi pelestarian.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan


kualitas dan kuantitas benda cagar budaya, situs, dan kawasan dalam
rangka penyusunan registrasi secara nasional dan penetapannya melalui
penerbitan Surat Keputusan Penetapan.

Sasaran yang diharapkan adalah lestarinya data dan informasi


kepurbakalaan dalam sistem penyimpanan data, baik secara konvensional
ataupun digital untuk dapat dimanfaatkan baik bagi keperluan pelestarian
(perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan) benda cagar budaya,
situs, dan kawasan maupun untuk kepentingan pendidikan.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya register nasional cagar budaya secara on line.
2. Pemberian penghargaan dan insentif kepada pihak-pihak yang
melestarikan cagar budaya belum optimal.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 51


3. Sosialisasi UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya belum
dilakukan karena baru diundangkan pada tanggal 24 November 2010.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas antara lain adalah:
1. Melakukan registrasi nasional cagar budaya secara on line
2. Pemberian penghargaan pelestarian dan insentif kepada pihak-pihak
yang melakukan cagar budaya.
3. Melakukan sosialisasi UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
dan implementasi serta penegakan hukum berdasarkan UU Cagar
Budaya.

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam


rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp. 9.740.000.000 digunakan sebesar Rp. 8.814.824.630 atau
sebesar 90,50 %. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar
100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan
anggaran.

5 Terwujudnya revitalisasi museum

Di tahun 2010 ini sasaran “Terwujudnya revitalisasi museum”


merupakan salah satu program Prioritas Nasional II. Pada tahun 2010
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mencanangkan Program Tahun
Kunjung Museum 2010, sebagai momentum awal untuk Gerakan Nasional
Cinta Museum (GNCM), gerakan ini dilaksanakan selama 5 tahun (2010 –
2014). Salah satu kegiatan dalam GNCM adalah kegiatan Revitalisasi
Museum. Revitalisasi museum merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
museum dalam melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya, sehingga
museum dapat menjadi tempat yang dirasakan sebagai kebutuhan untuk
dikunjungi. Indonesia memiliki 275 museum yang hingga kini keberadaannya
secara umum belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.
Museum memiliki peran strategis karena memiliki amanat untuk
mencerdaskan bangsa, kepribadian bangsa, ketahanan nacional dan wawasan.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 52


Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah
sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah museum yang memenuhi 4 museum 6 museum 120%


standar pelayanan dan pengelolaan

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan” mencapai
100%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Jumlah museum yang memenuhi standard pelayanan dan
pengelolaan” sebanyak 6 museum berupa museum Negeri Jatim (Surabaya),
Museum Negeri Provinsi Kalimantan Barat, Museum Negeri Provinsi Jambi,
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat (Mataram), Museum Negeri
Provinsi Sumatera Utara, dan Museum Batak, Balige, Kab. Toba Samosir,
Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini
adalah:
1. Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia di Hotel Grand Legi,
Mataram, Nusa Tenggara Barat
Kegiatan Pertemuan Nasional Museum
se-Indonesia di hotel Grand Legi,
Mataram, Nusa Tenggara Barat
dilaksanakan 29 Maret–1 April 2010.
Dengan tema “Revitalisasi Museum
Indonesia Tahun 2010”. Kegiatan
pertemuan ini merupakan ajang untuk
berdiskusi dan bertukar informasi bagi
para pejabat pemerintah daerah, para
kepala museum provinsi dan daerah, serta para pemerhati museum.
Pertemuan tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan pengelolaan
museum di Indonesia secara umum masih menghadapi masalah di bidang
organisasi, manajemen koleksi, pelayanan dan kebutuhan pengunjung
museum, sistem pemantauan museum, program penelitian, pemasaran,
dan hubungan masyarakat. Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Direktur
Jenderal Sejarah dan Purbakala Hari Untoro Dradjat pada 29 Maret 2010
malam yang diikuti pergelaran kesenian setempat.
Makalah dipaparkan oleh Direktur Museum Intan
Mardiana. Menurutnya, kebijakan daerah
terhadap pengelolaan museum sangat
bervariasi. Pada umumnya museum memiliki
kendala berupa keterbatasan SDM, anggaran,
kebijakan, dan belum mendapat dukungan nyata
dari Pemda.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 53


Makalah berikutnya disampaikan oleh Prof.
Azyumardi Azra berjudul “Museum:
Revitalisasi Wawasan Nusantara”.
Menurutnya, mulai 1990-an persepsi bahwa
museum sebagai tempat penyimpanan benda-
benda antik, kuno, bersejarah, dan arsip-arsip
tentang masa silam, sudah berubah. Sejak
saat itu mulai berkembang wacana tentang
‘museum sebagai agen perubahan sosial’ dan ‘peranan museum dalam
membangun jatidiri nasional’, ‘warisan budaya dan museum membentuk
jatidiri nasional’, dan beberapa tema senada. Selanjutnya adalah makalah
bertema “Pencitraan Museum”, disampaikan oleh Triesna Wacik. Dikatakan
bahwa museum adalah lembaga yang universal di dunia, bernaung di
bawah ICOM (International Council of Museums). Museum menjadi pranata
sosial, yaitu infrastruktur yang harus ada di suatu negara. Karena itu kini
semua negara boleh dikatakan memiliki museum. Perkembangan museum
pun sangat pesat dengan jenis museum yang sangat bervariasi. Ini karena
semua benda bisa menjadi koleksi museum. Menurut Triesna, esensi
museum adalah lembaga pelayanan publik. Sesi berikutnya menampilkan
dua pembicara, Faebuadodo Hia dan Naning Adiwoso (lihat boks). Dalam
makalahnya “NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) tentang
Permuseuman dalam Otonomi Daerah” Hia mengawali dengan tujuan
otonomi daerah, yakni menjadikan pemda sebagai instrumen untuk
menciptakan kesejahteraan. Sesi terakhir menampilkan Ade Garnandi,
praktisi desain interior dan M. Ridwan AK, seorang business development.
Menurut Ade, di Indonesia banyak museum yang membutuhkan revitalisasi
dalam menghadapi kemajuan zaman. Banyak cara untuk membuat
museum menarik, atraktif, dan menjadi sasaran pengunjung.

2. Sosialisasi Gerakan Nasional Cinta Museum di Jakarta, Medan, dan


Bandung
Dalam rangka mendukung kegiatan Tahun
Kunjung Museum (TKM) 2010 dan Gerakan
Nasional Cinta Museum 2010-2014,
Direktorat Museum dengan didukung oleh
Ibu Negara, bersama Solidaritas Istri
Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB),
menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi
Museum dengan mengusung tema “Ayo Ke
Museum Bersama Ibu Negara”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17
Juni 2010 dengan melibatkan 510 siswa dan 102 orang guru dari 102
sekolah di Propinsi DKI Jakarta dan Cikeas Bogor.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 54


Pada kegiatan ini para siswa dibagi untuk mengunjungi 7 museum, yaitu:

Nama Museum Jumlah Siswa

Museum Nasional 100 siswa


Museum Bank Indonesia 110 siswa
Museum POLRI 50 siswa
Museum Satria Mandala 100 siswa
Museum Indonesia 50 siswa
Museum Transportasi 50 siswa
PP IPTEK 50 siswa

Tujuan Kegiatan “Ayo Ke Museum


Bersama Ibu Negara” adalah untuk
menanamkan kecintaan siswa sekolah dan
apresiasinya kepada museum, serta
menyenangi nilai kesejarahan, IPTEK, dan
karya budaya bangsa sejak dini. Dengan
kegiatan ini diharapkan agar generasi
muda sebagai penerus bangsa lebih
mengenal dan peduli terhadap nilai luhur
budaya kita, serta mencintai dan bangga terhadap Bangsa Indonesia yang
multietnis dan multikultur. Selain itu juga untuk membangkitkan museum
sebagai sahabat keluarga dalam hal pewarisan nilai-nilai budaya, norma,
dan identitas Bangsa Indonesia. Dimana semangat para keluarga
Indonesia diperlukan untuk melestarikan nilai-nilai kebangsaan.

Penyelenggaraan kegiatan “Ayo Ke Museum Bersama Ibu Negara”


merupakan momentum yang strategis dalam meningkatkan citra museum
kita dan mengajak para siswa sekolah untuk senang berkunjung ke
museum. Museum sebagai media pendidikan dan sumber ilmu
pengetahuan akan terus dikembangkan dan dikelola dengan dinamis, agar
dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dan generasi muda dalam
berkarya di berbagai bidang dan aspek kehidupan.
Sosialisasi Gerakan Nasional Cinta Museum
di bulan Juli dilaksanakan di Medan dan
Bandung. Kegiatan di Medan dilaksanakan
pada tanggal 19-20 Juli 2010 di Museum
Negeri Propinsi Sumatera Utara. Sementara
kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Cinta
Museum dilaksanakan di Museum Negeri
Propinsi Jawa Barat “Sri Baduga” pada
tanggal 26-27 Juli 2010. Kegiatan ini berupa
pemilihan duta museum yang melibatkan siswa berprestasi atau aktif
dalam kegiatan OSIS di sekolah masing-masing.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 55


Tujuan dari pemilihan duta museum ini adalah untuk membangkitkan
kesadaran dan kebanggaan masyarakat pada umumnya dan anak sekolah
pada khususnya terhadap warisan budaya dan nilai luhur budaya bangsa
serta untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
terhadap pengembangan museum Indonesia. Dengan adanya program ini,
diharapkan siswa yang menjalani pelatihan dapat menyebarkan informasi
mengenai museum dan mengajak masyarakat di lingkungan mereka untuk
mengunjungi museum.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal adalah:
1. Dari 6 aspek (fisik, manajemen, kebijakan, jejaring, program, dan
pencitraan) yang harus direvitalisasi belum semua aspek dapat ditangani,
karena kurangnya anggaran di pusat.
2. Karena Revitalisasi museum masih merupakan kegiatan Pilot Project,
Pihak Pemda (Museum Propinsi) belum menyiapkan anggaran dan sarana
yang mendukung kegiatan tersebut.
3. Narasumber dan Tim Materi di masing-masing museum belum dapat
menyiapkan data/gambar/informasi yang berkaitan dengan tata pamer
secara tepat waktu, sehingga proses penataan ulang tata pamer agak
terlambat.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah:
1. Bekerja sama dengan daerah untuk melakukan revitalisasi museum yang
bersifat kedaerahan, misalnya promosi, jejaring, dan sosialisasi
2. Dilakukan koordinasi dan kerjasama lebih awal, agar daerah membantu
dan menyiapkan dukungan dalam kegiatan Revitalisasi Museum.
3. Dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan tim museum secara intensif
dan terus menerus, untuk selesainya penataan pameran dengan tepat
waktu.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 13.610.000.000 digunakan sebesar Rp 13.398.597.600 atau
sebesar 98,45%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebanyak
120%, dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan
anggaran.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 56


6 Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal
wisatawan

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal


wisatawan” merupakan sasaran dalam mendorong peran pariwisata sebagai
salah satu faktor pendorong ekonomi dengan multiplier effect yang dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

1. Lama tinggal wisatawan (hari)


a. Mancanegara 7,8 hari 8,4 hari 107,69%
b. Nusantara 2,10 hari 8,20 hari 400,69%

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Lama
tinggal wisatawan mancanegara” mencapai 107,69% dan “Lama tinggal
wisatawan nusantara” mencapai 400,69%, sehingga dapat dikatakan bahwa
sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Lama tinggal wisatawan Mancanegara dan Nusantara”
sebanyak rata-rata 8,4 hari untuk wisatawan mancanegara dan rata-rata 8,20
hari bagi wisatawan nusantara adalah jumlah hari yang dihabiskan oleh
wisatawan tersebut di Indonesia.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran tersebut
antara lain:
1. Program Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona

Program Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona terdiri dari kegiatan:
a. Gerakan Nasional Sadar Wisata di Bukittinggi
Tujuan dari Gerakan Nasional Sadar Wisata adalah:
1) Meningkatkan peran serta & menggalang sikap dan perilaku
masyarakat untuk:
- Menjadi tuan rumah yang baik;
- Meningkatkan citra, mutu produk dan pelayanan;
- Penerapan sapta pesona dalam kehidupan sehari-hari.
2) Memulihkan citra sumatera barat sebagai destinasi unggulan;
3) Upaya menumbuhkan pemahaman kepada masyarakat tentang
Sadar Wisata serta menggalang dukungan peran dan partisipasi

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 57


masyarakat dalam menciptakan iklim dan lingkungan yang
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisata di daerah.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah:


1) Kampanye Sadar Wisata
Tatap Muka Menbudpar dengan: Perwakilan Pokdarwis dari 33
Provinsi Pelaku Pariwisata se-Sumatera Barat.
Perwakilan Desa Wisata Penerima PNPM Mandiri Pariwisata se
Sumatera, Masyarakat Bukitinggi, Pembukaan, ditandai dengan
Penanaman Pohon dalam rangka keikutsertaan dalam penghijauan
“clean and green destination” progran berwawasan Lingkungan dan
Gerakan Aksi Sapta Pesona Gerakan kebersihan dan penghijauan
“clean and green destination”.

Pemberian Benih salah satu penghijauan dengan pemberian bibit


tanaman produksi bagi masyarakt di sekitar Bukit Tinggi dan Para
undangan se-Sumatera Barat.

2) Revitalisasi Icon Pariwisata daerah


Jam Gadang adalah sebuah menara yang merupakan ikon Kota
Wisata Bukittinggi yang dikelilingi oleh taman bunga dan pohon-
pohon pelindung, yang dapat memberikan kesejukan dan berfungsi
sebagai alun-alun kota. Didirikan oleh Controleur Rook Maker pada
tahun 1926 yang berlokasi di pusat kota, bangunan ini dirancang
oleh Putra Minangkabau Jazid dan Sutan Gigih Ameh. Perbaikan
pasca Gempa meliputi:
- Perbaikan bandul jam;
- Pengecatan dinding dan kubah;
- Fasilitasi tempat sampah;
- Penataan lansekap.

3) Bazar dan pameran produk wisata daerah


Menampilkan eksibisi dan promosi potensi kepariwisataan daerah
(perwakilan provinsi) serta produk seni kerajinan dan souvenir khas
lokal se-Sumatera Barat.

4) Gelar seni budaya


Menampilkan berbagai atraksi kesenian radisional Daerah sebagai
bentuk apresiasi dan bentuk pelestarian terhadap kekayaan karya
seni dan budaya lokal.

a) Peserta
- Perwakilan Dinas Pariwisata Propinsi se-Indonesia;
- Perwakilan Kelompok Sadar Wisata dari masing-masing
provinsi;
- Kelompok Seni di daerah;

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 58


- Pelaku usaha kepariwisataan (pengelola objek dan daya tarik
wisata, usaha akomodasi, kerajinan, dan sebagainya);
- Media nasional dan lokal.

b. Sadar Wisata di Kalangan Pramuka


Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam rangka kegiatan
Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Remaja dalam rangka sadar
wisata, maka dalam hal ini Pramuka sebagai generasi muda yang
dapat meneruskan estafet kepemimpinan dipandang perlu untuk
diiberikan wawasan yang lebih tidak hanya pada hal yang
berhubungan dengan kepramukaan akan tetapi untuk ditingkatkan
kemampuan dan wawasan yang berhubungan dengan kepariwisataan.
Sadar Wisata dan Sapta Pesona perlu terus dikembangkan sebagai
alat penggerak kepariwisataan oleh karena itu Sadar Wisata dan Sapta
Pesona perlu disosialisasikan di masyarakat. Sebagai salah satu
penggerak pariwisata saat ini di lingkungan destinasi pariwisata dikenal
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) walaupu di Jawa Barat lebih
dikenal dengan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) dimana
yang digerakan adalah masuyarakat sekitar destinasi pariwisata.
Tetapi karena pentingnya Program Sadar Wisata Dan Sapta Pesona,
maka perlu kalangan Pemuda khususnya Pramuka dapat menerapkan
nilai-nilai tersebut.
Dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memiliki
Program yang perlu disinergikan dan dikembangkan di lingkungan
Pramuka yaitu Sadar Wisata dengan Programnya yaitu Sapta Pesona,
tujuh unsur Pesona tersebut yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah,
Ramah dan Kenangan. Oleh karena itu perlu kiranya Program
tersebut disinergikan agar Pramuka sebagai Kepanduan Indonesia
perlu juga menerapkan dan mengimplementasikan dilingkungan
Kepramukaan Indonesia khususnya.
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Remaja di kalangan
Pramuka dalam rangka Sadar Wisata dilaksanakan di Provinsi Jawa
Barat dan Banten dengan harapan Program Sadar Wisata dan Sapta
Pesona dapat terimplementasikan dikalangan Remaja dan Pemuda.
Oleh karena dipandang perlu sinergi Program Sadar Wisata dan sapta
Pesona maka sebagai salah satu embrio untuk Pembentukan Saka
Wisata maka program di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata perlu untuk disosialisaikan agar program tersebut dapat
menjiwai Kepramukaan Indonesia yang lebih baik.
Diharapkan Duta Wisata Indonesia dapat dijadikan salah satu agen
Pelaksana Sadar Wisata dan Sapta Pesona di kalangan Pemuda
khususnya Pramuka di Seluruh Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan Sadar Wisata di Kalangan Pramuka


dilaksanakan di dua provinsi yaitu:

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 59


1) Kwartir Daerah Jawa Barat
Pramuka merupakan komunitas yang dekat sekali dengan alam,
masyarakat juga obyek wisata. Untuk terus menjaga dan oleh
karena itu perlu program Sadar Wisata dan Sapta Pesona tersebut
dimasyarakatkan di kalangan Pramuka.
Kegiatan diikuti Oleh beberapa Kwartir cabang yaitu: Kwarcab
Bandung Barat, Kwarcab Kabupaten Bandung, Kwarcab Kota
Bandung, Kwarcab Kota Cimahi, dan Kwarcab Sumedang.
Masing-masing Kwarcab mengirim 30 – 40 Anggota Penggalang
dan Penegak.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa
Barat dalam hal ini diketuai oleh Wakil Gubernur Jawa Barat di
halaman Gedung Sate Bandung.
Bentuk Kegiatan dilaksanakan melalui:
a) Hicking dari tempat Obyek wisata ke obyek lainnya;
b) Pengenalan tempat wisata agar Sapta Pesona dapat diterapkan
oleh adik-adik Pramuka.

2) Kwartir Daerah Banten


Pramuka akan digerakan dari Balai Kota dengan melakukan aksi
bersih di lingkungan Masjid Raya Banten Lama yang diikuti oleh
beberapa Kwarcab di Banten.

c. Pembinaan Sadar Wisata di 15 Provinsi


Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua.
Kegiatan Pembinaan Sadar Wisata di 15 Provinsi terdiri dari:
1) Revitalisasi Kelompok Sadar Wisata;
2) Pembuatan Rambu-rambu Pariwisata (atau Sapta Pesona);
3) Sosialisasi Sadar Wisata bagi penggerak pariwisata, front liner,
penjual cindera mata, dan pegawai di lingkungan kabupaten/kota di
propinsi masing-masing.

Tujuan dari kegiatan Pembinaan Sadar Wisata di 15 Provinsi adalah:


1) Pembentukan Kelompok Sadar Wisata;
2) Menghidupkan kembali Kelompok Sadar Wisata yang telah
terbentuk tapi hampir mati;
3) Pembuatan Rambu/Icon Sapta pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk,
Indah, Ramah dan Kenangan).

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 60


d. Penghargaan Sapta Pesona (Toilet Umum Bersih) di Museum
Tahun 2010
Kegiatan Penghargaan Sapta Pesona yang berupa Penghargaan
Toilet Umum Bersih ini dilaksanakan di 10 destinasi dengan fokus
kegiatan di 53 Museum di Indonesia yang dilaksanakan selama 8 bulan.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti
pentingnya Sapta Pesona dalam mengelola dan menggunakan toilet
umum demi terciptanya citra yang baik serta menjadikan Indonesia
sebagai negara yang berbudaya dimata dunia dengan memiliki sarana
toilet umum yang baik dan benar.

Peringkat Penerima Penghargaan Sapta Pesona (Toilet Umum Bersih)


di Museum Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1) Kategori Museum Pemerintah
No Museum Provinsi
1 Museum Gunung Api Batur Bali
Museum Seni Rupa dan
2 DKI Jakarta
Keramik
Museum Negeri Provinsi
3 Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan "La Galigo"
Museum Perangko Indonesia
4 DKI Jakarta
TMII
5 Museum Bahari DKI Jakarta
6 Museum 10 November Jawa Timur
7 Museum Geologi Bandung Jawa Barat
8 Museum Benteng Vredeburg D.I. Yogyakarta
9 Museum Joeang 1945 DKI Jakarta
Museum Negeri Provinsi DIY
10 D.I. Yogyakarta
"Sono Budoyo"

2) Kategori Museum Swasta/Yayasan

No Museum Provinsi
1 Museum Satwa Jawa Timur
Rahmat Int'l Wildlife Museum & Sumatera Utara
2
Gallery
3 Museum Rudana Bali
4 Museum Rumah Budaya Tembi D.I. Yogyakarta
5 Museum Ulen Sentalu D.I. Yogyakarta

e. Kegiatan Pendukungan Media Fotografi dalam Rangka


Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata
Dalam rangka mengapresiasi komunitas masyarakat pecinta dan
penggemar fotografi untuk mempublikasikan hasil karyanya yang

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 61


dikemas dalam tema Lomba Foto Sadar Wisata dan Sapta Pesona
2010.
Kegiatan Lomba Foto Sadar Wisata bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam menerapkan butir-butir Sapta Pesona
(Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan) melalui
seni fotografi dalam upaya membangkitkan dan memupuk rasa cinta
tanah air melalui “Kenali Negerimu Cintai Negerimu”.
Peserta Lomba Foto Sadar Wisata dan Sapta Pesona 2010 diikuti oleh:
367 orang peserta dengan jumlah yang masuk sebanyak 1.468 lembar
foto. Pemenang Lomba Foto Sadar Wisata dan Sapta Pesona 2010,
setelah dewan juri bekerja dengan cermat, dengan pertimbangan
sesuai dengan tema lomba maka dewan juri lomba foto memutuskan
dan menetapkan pemenang.
Dengan 65 nominasi pemenang Lomba Foto yang terseleksi dan
dikatagorikan layak untuk dipamerkan, maka karya Foto tersebut
dipamerkan di Ruang Pamer India Mall Artha Gading Lt. 1, Jakarta
Utara.

f. Kegiatan Pendukungan Media Tradisional dalam Rangka


Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata
Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan pembangunan
pariwisata sangat tergantung pada partisipasi semua pihak dan
pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dalam rangka sadar
wisata kepada masyarakat disekitar objek dan daya tarik wisata, agar
mampu menjadi tuan rumah yang baik dan siap mengimplementasikan
butir-butir Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah,
dan Kenangan) dalam bermasyarakat dan berorganisasi serta
menerima wisatawan maka media yang paling tepat untuk
mengkampanyekan Sadar Wisata dan Sapta Pesona adalah media
tradisional, mengingat media tradisional tumbuh dan berkembang dari
masyarakat untuk masyarakat setempat yang juga dapat dinikmati oleh
para wisatawan baik wisatawan nusantara dan wisatawan asing.
Berkenaan dengan pemberdayaan media tradisional sebagai media
Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona pada tahun 2010
dilaksanakan di beberapa Provinsi antara lain: Sumatera Barat, Jawa
Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali
dan Nusa Tenggara Barat.

g. Kegiatan Pendukungan Media Elektronik dalam Rangka


Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata
Sebagai tindak lanjut pencanangan kembali Kampanye Sadar Wisata
oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007 di
Bandung, tahun 2008 di Buleleng – Bali, tahun 2009 di Bantul –
Daerah Istimewa Yogyakarta dan tahun 2010 di Bukittinggi – Provinsi

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 62


Sumatera Barat, maka peranan media elektronik dan media cetak
sangatlah strategis untuk mengkampanyekan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan mensosialisasikan kegiatan Sadar Wisata dan Sapta
Pesona.
Berkenaan dengan hal tersebut kegiatan pemanfaatan media
elektronik adalah sebagai berikut:
1) Pembuatan dan Penayangan Public Sevice Announcement (PSA)
Sapta Pesona dengan tema: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah,
Ramah, dan Kenangan, ditayangkan di TVRI, Trans 7, SCTV dan
TV One.
2) Kegiatan lain yang memanfaatkan media elektronik sebagai media
Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona antara lain: tayangan
liputan berita dan features Pemberdayaan Masyarakat dan Sadar
Wisata.
h. Kegiatan Pendukungan Media Cetak dalam Rangka Pemberdayaan
Masyarakat Sadar Wisata
Dalam upaya mengkampanyekan Sadar Wisata dan Sapta Pesona
kepada masyarakat secara luas, maka media cetak mempunyai
peranan penting untuk pembentukan citra masyarakat di sekitar objek
dan daya tarik wisata. Pengkoordinasian atau sosialisasi melalui media
cetak dalam upaya menginfiltrasi paradigma masyarakat agar
mempunyai awarness yang tinggi kepada para wisatawan yang
berkunjung ke daerahnya baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara.
Berkenaan dengan pemanfaatan media cetak sebagai sarana
kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona, maka pada tahun 2010
telah dilaksanakan kampanye melalui media sebagai berikut: (tabloid
Bandara dan Majalah).

i. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Media Massa (Media


Cetak dan Media Elektronik)
Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui media massa (media
cetak dan media elektronik) dilaksanakan untuk menumbuhkan
kesadaran (awarness) media massa untuk bersikap proaktif dalam
mempublikasikan informasi yang dapat menciptakan atmosfer yang
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan,
khususnya yang terkait dengan faktor keamanan, ketertiban,
kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan (Sadar
Wisata). Kegiatan ini terlaksana dalam bentuk famtrip wartawan media
cetak dan elektronik ke objek-objek wisata khususnya desa-desa
wisata. Hasil daripada famtrip berupa tayangan features maupun news
di televisi dan advertorial di media tabloid, majalah dan surat kabar.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 63


j. Bimtek Pengamanan di Daya Tarik Wisata Sebagai Objek Vital
Nasional
Kegiatan Bimbingan Teknis Pengamanan di Daya Tarik Wisata
sebagai Objek Vital Nasional dimaksudkan untuk mewujudkan dan
mengoptimalkan pelaksanaan pengamanan di daya tarik wisata
sebagai objek vital nasional, dengan tujuan untuk:
1) Meningkatkan pengamanan baik internal maupun eksternal
terhadap segala bentuk gangguan terhadap daya tarik wisata
sebagai objek vital nasional.
2) Menjalin kemitraan dan keharmonisan hubungan antara
pengelola, POLRI instansi pemerintah terkait lainnya, serta
masyarakat untuk berperan aktif menjaga keselamatan dan
keamanan di daya tarik wisata sebagai objek vital nasional.
Pelaksanaan kegiatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Pembicara materi Bimtek Pengamanan di Daya Tarik Wisata sebagai
Objek Vital Nasional berasal dari Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata, POLRI, Pengelola Usaha Pariwisata (PT.Taman
Impian Jaya Ancol, PT. TWCBP & RB, PT.BTDC, Waterboom dan
Mataram Mall dan Hermes Palace Hotel).
Peserta Bimtek Pengamanan di Daya Tarik Wisata sebagai Objek Vital
Nasional di 5 kota terdiri dari dari para pengelola obvitnas yang
terdapat dalam Permen Budpar No. 34/HM.001/MKP/2008 dan No.
PM.19/UM.101/MKP/2009, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan
rekreasi, penyediaan akomodasi, daya tarik wisata, jasa makanan dan
minuman dan Dinas Budpar Provinsi, Kabupaten/Kota, serta Polda
Provinsi.

k. Kegiatan Pencetakan dan Informasi Bahan Pencegahan


Eksploitasi Seksual Anak (Pesa) di Lingkungan Pariwisata
Tercetaknya bahan informasi Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak
(PESA) di Lingkungan Pariwisata berupa VCD, DVD, pembuatan Roll
Banner dan penggandaan buku Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata No: PM.30/HK.201/MKP/2010 tentang Pedoman
Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak di Lingkungan Pariwisata, yang
kemudian didistribusikan kepada Dinas Budpar Propinsi,
Kabupaten/Kota dan usaha pariwisata seluruh Indonesia. Kegiatan ini
bertujuan untuk menyebarkan informasi dan mengoptimalkan upaya
Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak (PESA) di Lingkungan
Pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota
dan usaha pariwisata sesuai dengan UU No. 10/2009 tentang
Kepariwisataan dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat No: 25/KEP/MENKO/KESRA/VIII/2009 tentang
Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (PTPPO) dan Eksploitasi Seksual Anak (ESA) 2009 – 2014.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 64


PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal adalah:
1. Aksesibilitas menuju destinasi pariwisata baik melalui darat, laut maupun
udara yang belum memadai baik frekuensi maupun kualitas.
2. Kapasitas Destinasi Pariwisata yang terdiri dari layanan dan dan kualitas
SDM yang masih belum memadai.
3. Kurangnya Informasi tentang destinasi pariwisata, sehingga sering
menyulitkan wisatawan.
4. Kurangnya safety dan security di destinasi pariwisata sehingga membuat
wisatawan ragu ragu untuk memilih destinasi tersebut.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah:
1. Peningkatan frekuensi dan kualitas aksesibilitas menuju destinasi
pariwisata baik melalui darat, laut maupun udara.
2. Peningkatan kapasitas destinasi pariwisata dengan mengadakan pelatihan
dan program sertifikasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan SDM.
3. Pendayagunaan sarana informasi seperti brosur, rambu, tourist
information center dan website.
4. Penciptaan suasana kondusif di destinasi pariwisata.

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan


dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 34.850.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 33.889.126.051
atau hanya sebesar 97,24%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 107,69% dan 400,69% atau rata-rata 254,19%, dapat dikatakan
bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

2. Pengeluaran wisatawan
perkunjungan:
a. Mancanegara (USD) 1.000 1.085,70 108,57%
b. Nusantara (Rp. ribu) 600.000 1.175.900 195,98%

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja


“Pengeluaran wisatawan perkunjungan mancanegara” mencapai 108,57%
dan “Pengeluaran wisatawan perkunjungan nusantara” mencapai 195,98%,
sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 65


Indikator “Pengeluaran wisatawan perkunjungan mancanegara”
sebesar USD 1.085,70/hari dan “Pengeluaran wisatawan perkunjungan
nusantara” sebesar Rp 1.175.900/hari berupa jumlah uang yang dibelanjakan
oleh wisatawan baik mancanegara maupun nusantara selama melakukan
aktivitas wisata.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran tersebut
antara lain:
1. Pengembangan Wisata Ziarah
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kuantitas dan kualitas obyek wisata ziarah/religi, khususnya dalam
pengelolaan obyek wisata yang bernuansa religi dengan sasaran
meningkatnya kualitas SDM pengelolaan dan pelayanan wisata ziarah.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Rokan Hulu Riau pada tanggal 22 Juli
2010 dan Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 06 Agustus 2010.

2. Fasilitasi Pengembangan Pariwisata di Taman Nasional Kayan


Mentarang Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pariwisata berupa
pembangunan sarana dan prasarana pariwisata berupa menara
pengawas, shelter, jalur track wisata dan lop trail;
b. Mendorong penciptaan dan pengembangan daya tarik wisata yang
berkualitas dan memiliki daya saing;
c. Meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara.

3. Fasilitasi Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Sentarum


Kalimantan Barat
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata berupa informasi serta
sarana dan prasarana wisata;
b. Mendorong penciptaan dan pengembangan daya tarik wisata yang
berkualitas dan memiliki daya saing global;
c. Meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara;
d. Meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat sekitar danau.

4. Kegiatan Darwin-Ambon Yacht Race


Kegiatan ini bertujuan:
a. Mendukung mensukseskan terlaksananya event-event bahari di
daerah
b. Mempromosikan potensi dan kekayaan kelautan yang dimiliki
Indonesia, khususnya Maluku dan sekitarnya sebagai ajang untuk
pengenalan sestinasi wisata bahari bagi wisatawan dan dunia;

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 66


c. Mendukung kegiatan pariwisata khususnya wisata bahari dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan;
d. Mendorong serta memfasilitasi daerah dan instansi yang terkait untuk
meningkatkan pengembangan kegiatan wisata kapal layar (yacht);
e. Mempercepat pengembangan kawasan Timur Indonesia yang akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya
bagi masyarakat dikawasan destinasi yang dikunjungi.
f. Dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2010 serta diikuti oleh 18 kapal
layar (yacht) dari berbagai negara yang dihadiri oleh Direktur Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Walikota Ambon dan Walikota
Darwin di Gedung Baeleo Ouikumene Ambon.

5. Kegiatan Sail Banda 2010


Kegiatan ini bertujuan :
a. Menjadikan Maluku sebagai Pintu Gerbang bagi rally wisata kapal layar
dunia (yacht rally);
b. Mendukung mensukseskan terlaksananya event-event bahari di
daerah
c. Mempromosikan potensi dan kekayaan kelautan yang dimiliki
Indonesia, Sulawesi Utara dan sekitarnya sebagai ajang untuk
pengenalan destinasi wisata bahari bagi wisatawan dan dunia;
d. Mendukung kegiatan pariwisata khususnya wisata bahari dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan;
e. Mendorong serta memfasilitasi daerah dan instansi yang terkait untuk
meningkatkan pengembangan kegiatan wisata kapal layar (yacht);
f. Mempercepat pengembangan kawasan Timur Indonesia yang akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya
bagi masyarakat dikawasan destinasi yang dikunjungi;
g. Menjadikan Rally Sail Banda sebagai ajang lomba rally wisata kapal
layar dunia.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2010 di
pelabuhan Yos Sudarso Ambon yang diikuti oleh seluruh peserta (yachter)
Sail Banda dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Maluku dan Sekjen
Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Putri Pariwisata 2009.

6. Pembangunan Rest Area dan Menara Pandang di Taman Nasional


Tanjung Puting, Kalimantan Tengah
a. Mengembangkan kawasan Taman Nasional Tanjung Putting sebagai
destinasi ekowisata yang atraktif, aman dan nyaman;
b. Meningkatkan daya saing kawasan ekowisata Tanjung Putting sebagai
destinasi unggulan Kalimantan Tengah.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal:

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 67


1. Rendahnya daya saing produk pariwisata Indonesia sehingga
mengakibatkan rendahnya harga yang harus dibayar.
2. Masih rendahnya kualitas produk pariwisata Indonesia yang
mengakibatkan rendahnya nilai yang harus dibayar wisatawan.
3. Minimnya variasi aktivitas wisata di destinasi – destinasi pariwisata
indonesia.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah:
1. Peningkatan kualitas produk pariwisata
2. Peningkatan pengemasan produk pariwisata
3. Menambah variasi produk dan jumlah destinasi

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan


dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 8.850.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 8.058.767.600 atau
hanya sebesar 91,01%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 108,57% dan 195,98% atau rata-rata 152,28%, dapat dikatakan
bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.

7 Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya


saing internasional

Di tahun 2010 ini sasaran “Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya


saing internasional” merupakan sasaran dalam usaha menarik dan memenuhi
kebutuhan calon wisatawan melalui peningkatan jumlah tenaga kerja di
bidang pariwisata yang disertifikasi sebanyak 5.000 orang dan penambahan
jumlah dan keragaman daya tarik wisata di 29 daya tarik wisata.
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang 5.000 5.000 100%


pariwisata orang orang

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata” mencapai 100,00%, sehingga
dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 68


Indikator “Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata”
sebanyak 5000 orang, dengan rincian: Bidang Hotel dan Restoran (3100
orang), Spa (800 orang), BPW (300 orang), Kepemanduan Wisata (250
orang), Kepemanduan Wisata Selam (150 orang), Kepemanduan Museum
(150 orang) dan Tour Leader (250 orang).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran tersebut
antara lain:
1. Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Kerja Sektor Pariwisata
Untuk Tahun Anggaran 2010, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
menargetkan sertifikasi tenaga kerja pariwisata sebanyak 5000 orang.
Bidang yang disertifikasi meliputi Hotel dan Restoran, Spa, BPW,
Kepemanduan Wisata, Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan
Museum dan Tour Leader . Kegiatan ini dilaksanakan di 12 Propinsi di
Indonesia yaitu Sumut, Kep.Riau, Sumsel, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, DI
Yogyakarta, Bali, Sumbar, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan NTB.
Tenaga kerja sektor pariwisata yang sudah disertifikasi sebanyak 5.000
orang atau 100 % dari target 5000 orang, dengan rincian : Bidang Hotel
dan Restoran (3100 orang), Spa (800 orang), BPW (300 orang),
Kepemanduan Wisata (250 orang), Kepemanduan Wisata Selam (150
orang), Kepemanduan Museum (150 orang) dan Tour Leader (250 orang).

2. Penyusunan SKKNI Pemandu Taman Satwa


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Pemandu Taman Satwa
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Kepemanduan di
kawasan Taman Satwa secara professional. Keluaran dari kegiatan ini
diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Kepemanduan
Wisata Taman Satwa. Kegiatan ujicoba dilaksanakan antara bulan Maret –
Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, Jawa Timur dan Jawa Barat.
3. Penyusunan SKKNI Jasa Konsultan Pariwisata
Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Jasa Konsultan
Pariwisata sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Jasa
Konsultan Pariwisata secara professional. Keluaran dari kegiatan ini
diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Jasa Konsultan
Pariwisata. Kegiatan ujicoba dilaksanakan antara bulan Maret – November
2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat.

4. Penyusunan SKKNI Pemandu Panjat Tebing


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Pemandu Panjat Tebing
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Kepemanduan
Wisata Panjat Tebing secara professional di lokasi wisata panjat Tebing.
Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri
tentang SKKNI Kepemanduan Wisata Panjat Tebing. Kegiatan
dilaksanakan antara bulan Maret – November 2010. Kegiatan ujicoba
dilaksanakan di Sulawesi Selatan, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 69


5. Penyusunan SKKNI Pemandu Wisata Agro
Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Pemandu Wisata Agro
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Kepemanduan
Wisata Agro secara professional di lokasi wisata Agro. Keluaran dari
kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI
Kepemanduan Wisata Agro. Kegiatan ujicoba dilaksanakan antara bulan
Februari – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Jawa Timur,
Sumatera Selatan dan Jawa Barat.

6. Penyusunan SKKNI Bidang Impresariat


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI Bidang Impresariat sebagai
acuan dalam melaksanakan kegiatan Jasa Impresariat secara
professional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan
Menteri tentang SKKNI Bidang Impresariat. Kegiatan dilaksanakan antara
bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Jawa
Timur, Bali, dan D.I. Yogyakarta.

7. Penyusunan Standar Usaha Jasa Impresariat


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya Standar Usaha Jasa Impresariat
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan usaha Jasa Impresariat
secara professional yang memenuhi standar dari aspek produk,
pelayanan,dan pengelolaan usaha pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini
diharapkan tersedianya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
tentang Standar Usaha Jasa Impresariat. Kegiatan dilaksanakan antara
bulan Februari – November 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di
Sumut, Jatim, Jateng, Kalbar, Sulut, Jabar, Sumsel, Kep. Riau, dan Bali.

8. Penyusunan Standar Usaha Hotel


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya Standar Usaha Hotel sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan usaha Hotel secara professional yang
memenuhi standar dari aspek produk, pelayanan,dan pengelolaan usaha
pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Standar Usaha Hotel.
Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan
ujicoba dilaksanakan di Medan, Palangkaraya, Makasar, dan Denpasar.

9. Penyusunan Standar Usaha Jasa Boga


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya Standar Usaha Jasa Boga sebagai
acuan dalam melaksanakan kegiatan usaha Jasa Boga secara
professional yang memenuhi standar dari aspek produk, pelayanan,dan
pengelolaan usaha pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan
tersedianya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang
Standar Usaha Jasa Boga. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari
– November 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Padang,Yogyakarta,
Manado, Bandung, dan D.I. Aceh.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 70


10. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Standardisasi
Pariwisata
Kegiatan bertujuan agar perencanaan kegiatan dan anggaran
pengembangan standardisasi pariwisata diarahkan untuk mendukung
pencapaian sasaran Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dari
aspek Pengembangan Standardisasi Pariwisata serta mendukung Renstra
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini
diharapkan tersedianya Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Standardisasi Pariwisata tahun 2010 - 2014. Kegiatan dilaksanakan antara
bulan Juni – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Denpasar,
Bandung, Kupang, dan Padang.

11. Diseminasi Standar Usaha Pariwisata


Bertujuan untuk penyebarluasan informasi tentang standar usaha
pariwisata untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya standar
usaha kepada para stakeholder dan pelaku usaha pariwisata sehingga
memudahkan penerapan standar usaha bagi setiap usaha pariwisata.
Diseminasi standar usaha dilakukan di 5 Daerah yaitu Denpasar, Sulawesi
Utara, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan DKI Jakarta.Diseminasi Standar
Usaha meliputi Standar Usaha bidang Restoran, Selam, Arung Jeram, dan
MICE. Kegiatan berlangsung antara Maret – Agustus 2010.
12. Diseminasi SKKNI bidang Pariwisata
Bertujuan untuk penyebarluasan informasi tentang SKKNI bidang
Pariwisata untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya SKKNI
bidang Pariwisata kepada para stakeholder dan pelaku usaha pariwisata
serta tenaga kerja sektor pariwisata sehingga memudahkan penerapan
SKKNI bidang Pariwisata bagi tenaga kerja sektor pariwisata dan
memudahkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi. Diseminasi SKKNI
bidang Pariwisata dilakukan di 5 Daerah yaitu Denpasar,Sulawesi Utara,
Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Diseminasi
SKKNI bidang Pariwisata meliputi SKKNI bidang Pariwisata bidang
Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan Ekowisata, Kepemanduan
Museum, Kepemanduan Arung Jeram, Pimpinan Perjalanan Wisata
(Tour Leader), dan Kepemanduan Wisata. Kegiatan berlangsung antara
Maret – Oktober 2010.

13. Review SKKNI Jasa Boga


Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI Jasa Boga sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan Jasa Boga secara professional. Review
SKKNI Jasa Boga dilakukan mengingat SKKNI Jasa Boga sebelumnya
tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Keluaran dari kegiatan
ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Jasa Boga .
Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan
ujicoba dilaksanakan di Sumatera Barat , Bali dan D.I. Yogyakarta.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 71


14. Pengembangan Kerjasama Standardisasi Pariwisata Regional
ASEAN Tahun 2010
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan pengembangan
standardisasi pariwisata yang berlangsung di tataran regional
ASEAN.Tujuan kegiatan ini untuk mendayagunakan partisipasi aktif
Indonesia dalam forum kerjasama untuk mengembangkan standar
pariwisata Indonesia dengan perkembangan terkini standar regional.
Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya dokumen hasil
pertemuan regional ASEAN bidang standardisasi pariwisata. Kegiatan
dilaksanakan antara bulan Februari – Oktober 2010. Kegiatan
dilaksanakan di Malaysia, Thailand, Singapura, NTB, Yogyakarta dan Bali.

15. Pengembangan Kerjasama Standardisasi Pariwisata Sub-Regional


BIMB-EAGA Tahun 2010
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan pengembangan
standardisasi pariwisata yang berlangsung di tataran Sub-regional BIMB-
EAGA. Adapun tujuan kegiatan ini untuk melanjutkan partisipasi aktif
Indonesia dalam forum kerjasama untuk mengembangkan standar
pariwisata regional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya
dokumen hasil pertemuan Sub-Regional BIMB-EAGA bidang standardisasi
pariwisata . Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – Oktober 2010.
Kegiatan dilaksanakan di Philipina dan Balikpapan.
16. Fasilitasi Pembentukan ATPMC (ASEAN Tourism Professional
Monitoring Commitee) Tahun 2010
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi stakeholders pariwisata
untuk bertemu dan membahas pembentukan ATPMC. Adapun tujuan
kegiatan ini untuk membentuk institusi yang memonitor kinerja pekerja
pariwisata sesuai dengan standar yang disepakati di tingkat ASEAN.
Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersusunnya dokumen yang dapat
dijadikan bahan – bahan persiapan pembentukan ATPMC . Kegiatan
dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan
di Denpasar dan Surabaya.
17. Pengembangan NTPB (National Tourism Professional Board) di
Daerah Tahun 2010
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi stakeholders pariwisata
untuk bertemu dan membahas pembentukan NTPB. Adapun tujuan
kegiatan ini untuk membentuk badan yang mengelola kepentingan pekerja
pariwisata sesuai dengan ketentuan yang disepakati di tingkat ASEAN.
Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersusunnya dokumen yang dapat
dijadikan bahan-bahan persiapan pendirian NTPB. Kegiatan dilaksanakan
antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di
Palangkaraya, Palembang, Pontianak, Yogyakarta, dan Bangka Belitung .

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 72


18. Pengembangan NTPB (National Tourism Professional Board) di
Daerah Tahun 2010
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi stakeholders pariwisata
untuk bertemu dan membahas pembentukan NTPB. Adapun tujuan
kegiatan ini untuk membentuk badan yang mengelola kepentingan pekerja
pariwisata sesuai dengan ketentuan yang disepakati di tingkat ASEAN.
Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersusunnya dokumen yang dapat
dijadikan bahan-bahan persiapan pendirian NTPB. Kegiatan dilaksanakan
antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di
Palangkaraya, Palembang, Pontianak, Yogyakarta, dan Bangka Belitung .

19. Fasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang


Pariwisata
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi Pendirian Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP ) bidang Pariwisata yang masih kurang jumlahnya
untuk melakukan sertifikasi kompetensi. Adapun tujuan kegiatan ini untuk
mempercepat Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang
Pariwisata di seluruh Indonesia yang dapat menjangkau seluruh proses
sertifikasi kompetensi tenaga kerja. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan
berdirinya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP ) bidang Pariwisata. Kegiatan
dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan
di Palembang, Padang, dan Balikpapan .
Dari kegiatan ini telah berhasil terbentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
Pariwisata di Jakarta dan LSP MICE di Surabaya.
20. Fasilitasi Work Place Asement (WPA) bidang Pariwisata
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi Work Place Asement (WPA)
bidang Pariwisata yang akan menghasilkan asesor dalam mendukung
proses uji kompetensi tenaga kerja pariwisata di Indonesia. Keluaran dari
kegiatan ini adalah adanya 140 orang asesor bidang Pariwisata. WPA
yang dilakasanakan meliputi sub sektor Hotel dan Restoran, SPA, BPW,
Jasa Boga,Tour Leader, Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan
Wisata, Kepemanduan Museum, Kepemanduan Ekowisata,
Kepemanduan Arung Jeram. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret –
Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, Bandung, Surabaya,
Batam, Medan, Manado, Makasar, Yogyakarta, dan Jakarta. Dari kegiatan
ini telah berhasil diasesmen 140 asesor di 9 daerah.

21. Fasilitasi Penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) bidang


Pariwisata
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun Materi Uji Kompetensi (MUK)
bidang Pariwisata dalam rangka mendukung proses uji kompetensi
tenaga kerja pariwisata di Indonesia yang akan menjadi bahan uji
kompetensi. Keluaran dari kegiatan ini adalah adanya 8 (delapan) Materi
Uji Kompetensi (MUK) bidang Pariwisata yang meliputi sub sektor BPW,
Jasa Boga,Tour Leader, Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 73


Wisata, Kepemanduan Museum, Kepemanduan Ekowisata, dan
Kepemanduan Arung Jeram. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret –
Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, Manado, Bandung,
Pontianak, dan Jakarta

22. Fasilitasi Pendirian LSP Bidang Pariwisata


Fasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Pariwisata
dilakukan untuk mendukung percepatan sistem sertifikasi tenaga kerja
pariwisata di Indonesia. Keluaran dari kegiatan Fasilitasi Pendirian
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Pariwisata yaitu berdirinya 3
(tiga ) LSP Bidang Pariwisata. Pelaksanaan Fasilitasi Pendirian Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Pariwisata dilaksanakan antara Maret –
Oktober 2010 dengan lokasi pelaksanaan workshop di Palembang,
Padang, dan Balikpapan.

23. Penyusunan RPP Sertifikasi Kompetensi


Kegiatan ini dimaksudkan untuk merumuskan kebijakan nasional sertifikasi
kompetensi kerja di bidang pariwisata secara nasional sesuai dengan
amanat Undang Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
bahwa ketentuan mengenai sertifikasi kompetensi akan diatur melalui
Peraturan Pemerintah. Keluaran dari kegiatan ini adalah adanya naskah
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Sertifikasi Kompetensi kerja
bidang pariwisata dengan hasil bahwa RPP ini dapat dijadikan sebagai
landasan dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga kerja sektor
pariwisata. Kegiatan ini dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal:
1. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama standardisasi.
2. Belum meratanya pendirian lembaga sertifikasi profesi bidang pariwisata.
3. Belum dibentuknya lembaga sertifikasi usaha bidang pariwisata.
4. Tingkat partisipasi industri pariwisata masih rendah, dan
5. Belum optimalnya dampak sertifikasi tenaga kerja terhadap kualitas
pelayanan.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah:
1. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama standardisasi antara pemerintah
pusat dengan pemerintah provinsi dan kabupaten kota.
2. Menfasilitasi pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi Bidang Pariwisata.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 74


3. Menfasilitasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata.
4. Perlu dilaksanakan konferensi nasional dengan seluruh stakeholders yang
bergerak di bidang kepariwisataan dengan focus standardisasi di bidang
kepariwisataan.
5. Perlu dukungan industri pariwisata untuk memberikan kesempatan kepada
tenaga kerjanya mengikuti sertfikasi tenaga kerja.

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan


dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 5.220.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 4.913.586.000 atau
hanya sebesar 94,13%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,


berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

2 Jumlah daerah tujuan wisata baru 7 daerah 7 daerah 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
daerah tujuan wisata baru” mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa
sasaran ini berhasil.
Indikator “Jumlah daerah tujuan wisata baru” sebanyak 7 lokasi terdiri
dari 3 tujuan wisata alam dan bahari berstandar internasional yang terdiri dari
Geopark Gunung Batur di Bali, Geopark Pacitan di Jawa Timur dan Wakatobi
di Sulawesi Tenggara. Sedangkan 4 tujuan wisata budaya adalah Kota
Pariaman di Sumatera Barat, Pulau Penyengat di Kepulauan Riau, Sungai
Musi di Sumatera Selatan dan Muaro Jambi di Jambi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini


adalah:

1. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Geopark Pacitan-Batur


Kegiatan fasilitasi Pengembangan Kawasan Geopark Pacitan-Batur ini
bertujuan untuk mengembangkan Kawasan Geopark Pacitan-Batur
sebagai kawasan Taman Bumi (Geopark). Kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Maret – November 2010. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
• Workshop Pengembangan Geopark di Gn. Batur, Bali dan Jelajah
Situs Prasejarah Pacitan.
• Kajian di 2 (dua) lokasi studi yaitu Karst Pacitan dan Gn. Batur.
• Mendatangkan Tim Penilai dari UNESCO Malaysia ke Indonesia.
• Studi Banding ke Geopark Langkawi, Malaysia dan Geopark Haiko,
China.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 75


• Menyusun dossier (dokumen) pengusulan 2 Kawasan Batur & Pacitan
untuk diusulkan ke UNESCO Paris.

Kegiatan ini telah selesai dilaksanakan pada akhir bulan november 2010,
dengan hasil berupa tersusunnya Dokumen Pengusulan (dossier)
Geopark Pacitan-Batur yang saat ini sedang diteliti/diperiksa oleh
UNESCO di Paris. Dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan dua
lokasi Geopark yang diusulkan tersebut dapat diterima UNESCO sebagai
Geopark, serta dapat meningkatkan daya Tarik wisata tematik dan
keragaman produk wisata di Indonesia.

2. Fam Trip Dalam Negeri Bagi Biro Perjalanan Wisata di Kendari,


Sulawesi Tenggara.
Kegiatan Fam Trip Dalam Negeri Bagi Biro Perjalanan Wisata Tahun
2010 bertujuan untuk memperkenalkan potensi obyek dan daya tarik
wisata di Kendari Sulawesi Tenggara kepada para pelaku usaha dalam
hal ini Biro Perjalanan Wisata untuk disusun, dikemas dan dijadikan
paket-paket wisata sehingga siap jual kepada para wisatawan baik
domestik maupun manca negara.
Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya perkembangan pariwisata
daerah Sulawesi Tenggara sekaligus meningkatnya kunjungan wisatawan
baik nusantara maupun mancanegara. Pekerjaan ini dilaksanakan pada
tanggal 7 sampai dengan 10 Agustus 2010.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang
dicapai belum maksimal adalah:
1. Sinkronisasi dan dukungan dari pemerintah daerah dalam pengembangan
daya tarik belum optimal.
2. Belum terpadunya dukungan lintas sektor.
3. Belum tersedianya rencana terpadu (dalam bentuk Detail Engineering
Design, Rencana Tata Bangunan Lingkungan).
4. Penentuan lokasi pembangunan daya tarik pariwisata yang berubah-ubah.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan
masalah tersebut di atas adalah:
1. Perlunya peningkatan sinkronisasi dan dukungan dari pemerintah daerah
dalam pengembangan daya tarik wisata.
2. Koordinasi seluruh stakeholders dan lintas sektor melalui Koordinasi
Regional, Rakernis, Forum Komunikasi ,Koordinasi Lintas Sektor,
Musrenbangnas.
3. Perlunya penyusunan Detail Engineering Design, Rencana Tata
Bangunan Lingkungan dan Masterplan.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 76


Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 1.450.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 1.353.224.250 atau
hanya sebesar 93,33%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

Indikator keberhasilan yang ketiga dari sasaran tersebut di atas, berikut


target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

3 Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran 200 desa 200 desa 100%
PNPM Bidang Pariwisata

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata” mencapai
100%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini berhasil.
Indikator “Jumlah desa wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang
Pariwisata” sebanyak 200 desa berupa pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa
Wisata melalui kegiatan pengembangan dan peningkatan partisipasi dan
kapasitas masyarakat dan sarana prasarana pendukung untuk
menumbuhkembangkan usaha ekonomi masyarakat yang terkait langsung
dan tak langsung dengan kegiatan pariwisata yang akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan rakyat.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini


adalah:
• PNPM MANDIRI PARIWISATA
PNPM Mandiri Pariwisata merupakan program Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata untuk mendorong percepatan penanggulangan
kemiskinan dan pemerataan dampak pembangunan kepariwisataan di
Indonesia. Disamping itu, program ini juga didorong untuk membangun
koordinasi dan sinergitas antar program sejenis dengan sektor lain.
Kegiatan Program PNPM Mandiri Bidang Pariwisata difokuskan pada
pengembangan wilayah sasaran yang akan memiliki keterkaitan fungsi dan
pengaruh dengan unsur objek dan daya tarik wisata (alam, budaya, khusus)
maupun fasilitas usaha pariwisata maupun industri kreatif budaya yang
menjadi penggerak aktivitas ekonomi masyarakat di suatu daerah/destinasi
pariwisata yang dituangkan dalam 3 model yaitu Model klaster Daya Tarik
Wisata (DTW), Model klaster Desa Wisata dan Model klaster Usaha
Pariwisata.
Kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata tahun anggaran 2010 telah
dilaunching oleh Menbudpar pada tanggal 4 dan 5 Januari 2010 di
Yogyakarta dan Pacitan. Tahun anggaran 2010 PNPM Mandiri Pariwisata

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 77


dilaksanakan di 200 Desa, 131 Kecamatan, 82 Kabupaten, 29 Provinsi
dengan pagu anggaran sebesar Rp.19.575.000.000, peruntukan Bantuan
Desa Wisata/Bantuan Langsung Masyarakat Rp.14.160.000.000,- dan
pendampingan serta operasional sebesar Rp.5.415.000.000,-.
Sebelum pelaksanaan Siklus PNPM Mandiri Pariwisata terlebih dahulu
dilaksanakan Pelatihan Fasilitator di Yogyakarta dan Denpasar yang
memberikan materi-materi tentang paradigma kepariwisataan, penanggulang-
an kemiskinan melalui sektor pariwisata, rantai nilai kegiatan industri
pariwisata, pengintegrasian program pariwisata dengan sektor lain serta
siklus kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata.
Pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata 2010 diperkuat dengan
integrasi PNPM Mandiri sebagai tindak lanjut dari Inpres 3 tahun 2010 tentang
Program pembangunan yang berkeadilan dimana program pemberdayaan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di semua sektor harus
diintegrasikan dalam PNPM Mandiri. Kemenbudpar bersama Kemenko Kesra
telah menetapkan “pilot project” di 11 desa wisata percontohan integrasi
PNPM Mandiri yang akan dikerjakan secara sinergi dengan PNPM Mandiri
sektor lainnya maupun dengan Kementerian/Lembaga yang mempunyai
Program Penanggulangan Kemiskinan sehingga akan memberikan efek
pengganda terutama pada penduduk lokal di desa wisata.
Sebagai apresiasi kepada penerima program PNPM Mandiri di desa
wisata telah dilaksanakan pameran melalui Gelar Karya Pemberdayaan
Masyarakat pada tanggal 21 – 24 Oktober 2010 di Jakarta Convention
Centre yang diwakili kelompok penerima PNPM Mandiri Pariwisata sebanyak
14 desa meliputi 4 provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa
Tenggara Barat dan Kalimantan Selatan.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah:
• Mekanisme usulan untuk dukungan desa wisata belum sesuai kriteria dan
ketentuan yang berlaku;
• Lambannya proses rembug desa, belum memadainya jumlah tenaga
pendamping PNPM Mandiri Bidang Pariwisata;
• Belum optimalnya dukungan lintas sektor dan belum optimalnya
dukungan media massa.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah:
• Perlunya peningkatan kapasitas lebih lanjut agar fasilitator dapat
membantu mendampingi masyarakat bukan hanya dalam pelaksanaan
PNPM Mandiri Pariwisata tetapi juga mampu membentuk networking
dengan pelaku usaha;
• Bimtek bagi tenaga pendamping PNPM Mandiri Bidang Pariwisata;

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 78


• Koordinasi antar lintas sektor dan optimalisasi dukungan media massa
melalui partisipasi dalam setiap kegiatan PNPM Mandiri Bidang
Pariwisata.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 19.575.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 19.444.802.100
atau hanya sebesar 99,33%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

8 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan


mancanegara ke Indonesia dan pergerakan
wisatawan nusantara

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan


mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara” merupakan
sasaran utama untuk memantapkan citra positif pariwisata Indonesia.
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah kunjungan wisman (juta orang) 6,75 7,00 103,70%

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran
“Jumlah kunjungan wisman” berada di atas 100%, sehingga dapat dikatakan
bahwa indikator kinerja sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Jumlah kunjungan wisman” sebanyak 7,00, dapat dilihat
bahwa realisasi di tahun 2010 meningkat jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2009, khususnya jumlah wisman yang pada tahun 2009 berjumlah
6.323.730 (tidak termasuk wisatawan transit) dan pada tahun 2010 berjumlah
7.002.944 (uraian dalam tabel 1 di bawah ini) mengalami kenaikan sebesar
10,74% demikian juga capaian (perbandingan realisasi dengan target)
indikator kinerja lainnya di tahun 2010 sebagian besar mencapai target. Data
wisman yang dapat diinventarisasi serta didokumentasikan terus meningkat
sejalan dengan peningkatan aktivitas-aktivitas di bidang peningkatan promosi
pariwisata ke luar negeri yang telah dilaksanakan. Hal ini menunjukan suatu
kemajuan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan khususnya pada program
peningkatan promosi pariwisata ke luar negeri.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 79


Tabel 1 Capaian Kunjungan Wisatawan Mancanegara
BULAN 2010 2009 (+/-) %
JANUARI 493.799 473.165 4,36
FEBRUARI 523.135 421.555 24,10
MARET 594.242 511.314 16,22
APRIL 555.915 487.121 14,12
MEI 600.031 521.735 15,01
JUNI 613.422 550.582 11,41
JULI 658.476 593.415 10,96
AGUSTUS 586.530 566.797 3,48
SEPTEMBER 560.367 493.799 13,48
OKTOBER 594.654 547.159 8,68
NOVEMBER 578.152 531.669 8,74
DESEMBER 644.221 625.419 3,01
TOTAL 7.002.944 6.323.730 10,74
TRANSIT INT'L 128.529
GRAND TOTAL 7.002.944 6.452.259 *) 8,53

Sumber : BPS
Ket. *) Termasuk 128.529 penumpang transit internasional.

Tabel di atas merupakan hasil capaian wisatawan mancanegara yang datang


ke Indonesia selama periode tahun 2010. Dari data di atas terlihat bahwa
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia
mengalami peningkatan di bandingkan dengan periode akhir tahun
sebelumnya (2009). Dengan demikian, target wisatawan mancanegara
sejumlah 7.000.000 (tujuh juta) wisatawan dapat terlampaui (lihat tabel). Dan
untuk lebih mendukung data tersebut, dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Grafik Kunjungan Wisatawan


Mancanegara (Posisi
Desember 2010)

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini


adalah:
Vakantibeurs Belanda, Fitur Madrid Spanyol, ASEAN Tourism, Brunei
Darussalam, Outbound Travel Mart India, Promosi dengan Fashion Show, LA
Times Travel and Adventure Show Amerika Serikat, Perth Holiday and Travel
and Travel Expo Australia, NATAS Travel Fair Singapura, VITO Jerman, VITO

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 80


Prancis, CO Promotion Indonesia-China, Sydney Travel Expo Australia, ITB
Berlin Jerman, Intourmarket, Moscow, Rusia, MATTA Travel Fair Malaysia,
Seatrade Cruise Shipping Miami Amerika Serikat, Moscow International
Travel and Tourism Rusia, Asia-Pasific Incentives & Meeting Expo
Melbournem, Expat Expo, Pasar Malam di Belanda, Indonesia Festival
INDOFEST, Melbourne Travel Xpo, Et Cetera 2010, Best Overall Stand di
Afrika, Consumer Selling Selangor, Sales Mission ke Jeddah Arab Saudi,
China Outbound Travel & Tourism Market, Indonesian Sales Mission ke
Australia, Tong-Tong Fair 2010 Den Haag, Belanda, Mediterannean Travel
and Tourism Fair 2010, Tour Expo Osaka 2010, Arabian Travel Market 2010,
Indonesia Expo Dhaka, Oman Travel Mart (OTM), Inaugurasi Penerbangan
Garuda Indonesia ke Amsterdam, Bali Life Style Jepang, Korea World Travel
Fair Seoul Korea Selatan, Sales Mission Manila Kuala Lumpur & Singapura,
ITE Hongkong 2010, Riyadh Travel Fair 2010, Peluncuran Buku Marketing 3,0
Chicago, Pameran Indonesia di Istanbul Turki, Encahanting Indonesia
Singapura, MATTA Fair Johor Bahru 2010. Sales Mission ke Korea,
Pagelaran Seni Budaya “Welcome to Indonesia” Manila, Festival Indonesia
ASEAN, Natas Fair Singapura, Misi Kesenian pada Resepsi Diplomatik KBRI,
Misi Penjualan ke India, Gala Premiere Eat Pray Love New York, Misi
Kebudayaan ke 4 Kota Australia, IFTM Top Resa 2010 Paris, Sales Mission
ke Tokyo Nagoya dan Osaka, MATTA Fair Kuala Lumpur, Consumer Selling,
Selangor Darus Ehsan Malaysia, Busan International Travel Fair 2010 Korea
Selatan, Road Show ke Iran dan Qatar, Japan Association Travel Agents,
World Travel Fair 2010, PATA Travel Mart 2010, Bursa Pariwisata Otdykh
Leisure Moskow, Menuju ATF 2012, ITB Asia Singapura, Festival Indonesia
Melbourne, Kampanye Eat, Pray and Love, Penutupan Paviliun Indonesia
pada Shanghai World Expo 2010, “Pesta Rakyat” di Brisbane Australia,
Pameran Tour and Travel Bangladesh, International Travel & Convention
Meeting Asia Bangkok, Sales Mission China, DEMA Show Nevada, China
International Travel Mart Shanghai, Sales Mission ke Empat Kota di Malaysia,
World Travel Market (WTM) 2010 London, Indonesia Food Festival, Perth,
Taiwan International Travel Fair 2010, Sales Mission Bahrain.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah:
1. Promosi pariwisata yang dilaksanakan negara-negara tetangga semakin
gencar, bervariasi dan cerdas.
2. Masih terbatasnya national flight carrier ke negara-negara utama (fokus
pasar).
3. Masih kurangnya seat capacity dan direct flight ke destinasi di Indonesia.
4. Masih kurangnya awareness campaign destinasi di luar Bali.
5. Pelayanan yang masih rendah di pintu masuk Indonesia (CIQ) masih
rendah.
6. Kurangnya SDM handal di bidang promosi, khususnya mancanegara.
7. Isu cuaca yang kurang baik seperti badai salju di negara-negara Eropa
yang menghambat wisatawan untuk melakukan perjalanan.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 81


8. Serta masih adanya isu-isu kemananan maupun lingkungan yang terjadi
di Indonesia.

PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas antara lain adalah :
1. Terus melaksanakan kegiatan atau berpartisipasi pada Bursa Pariwisata
Internasional, sales mission terutama ke negara-negara utama target
promosi pariwisata, Festival Indonesia di luar negeri, dan dengan melalui
kantor perwakilan pariwisata Indonesia di luar negeri (VITO).
2. Melaksanakan kegiatan melalui program Triple P yaitu Public Private
Partnership serta dengan terus meningkatan pelaksanaan Co-Marketing.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata terutama di bidang
promosi pariwisata.

Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,


berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

2 Jumlah pergerakan wisnus (juta 233 juta 234,38 juta 100,59%


perjalanan)

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran
“Jumlah pergerakan wisnus” berada di atas 100%, sehingga dapat dikatakan
bahwa indikator kinerja sasaran ini telah berhasil.

Tampak bahwa realisasi di tahun 2010 meningkat jika dibandingkan


dengan realisasi tahun 2009, khususnya jumlah perjalanan wisatawan
nusantara yang pada tahun 2009 berjumlah 229,73 juta perjalanan dan pada
tahun 2010 berjumlah 234,38 juta perjalanan mengalami kenaikan sebesar
2,027% demikian juga capaian (perbandingan realisasi dengan target)
indikator kinerja lainnya di tahun 2010 sebagian besar mencapai target.
Jumlah kunjungan wisnus terus mengalami peningkatan sejalan dengan
peningkatan aktivitas-aktivitas di bidang peningkatan promosi pariwisata
dalam negeri yang telah dilaksanakan.
Indikator “Jumlah pergerakan wisnus”, sebanyak 234,38 juta dapat dilihat
dari tabel berikut ini, berdasarkan provinsi dengan jumlah pergerakan terbesar.

No Provinsi Asal 2010


1 Jawa Timur 48.261.888
2 Jawa Barat 41.540.578
3 Jawa Tengah 34.431.991
4 DKI Jakarta 15.152.208
5 Sumatera Utara 12.021.676
6 Sulewesi Selatan 9.897.943

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 82


No Provinsi Asal 2010
7 Lampung 7.238.758
8 Banten 7.058.796
9 Sumatera Selatan 6.414.575
10 Sumatera Barat 6.291.273
11 Riau 5.773.474
12 DI Yogyakarta 5.243.469
13 Bali 4.216.392
14 Nusa Tenggara Barat 4.097.251
15 Kalimantan Selatan 2.761.376
16 Kalimantan Barat 2.680.708
17 Kalimantan Timur 2.527.359
18 Nusa Tenggara Timur 2.126.292
19 Sulawesi Tengah 2.001.577
20 Sulawesi Utara 1.904.408
21 Nanggroe Aceh Darussalam 1.838.119
22 Jambi 1.837.621
23 Bangka Belitung 1.610.008
24 Sulawesi Tenggara 1.547.144
25 Kalimantan Tengah 1.111.063
26 Sulawesi Barat 1.025.073
27 Maluku 899.280
28 Bengkulu 876.043
29 Gorontalo 605.176
30 Maluku Utara 386.295
31 Kepulauan Riau 365.947
32 Papua 331.749
33 Papua Barat 301.624
TOTAL 234.377.133
Grafik 1 Pergerakan Wisnus
dan Pengeluarannya Tahun
2010

Dari grafik di atas terlihat bahwa perjalanan wisatawan nusantara


mengalami peningkatan, sama seperti jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Indonesia. Bahkan target perjalanan wisatawan nusantara di
tahun 2010 yaitu 233 juta pergerakan sudah dapat terlampaui dengan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 83


menghasilkan 234,38 juta perjalanan wisatawan nusantara. Hal ini
menunjukkan suksesnya program pemasaran pariwisata khususnya di dalam
negeri selama tahun 2010.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini
adalah:
Festival Cap Gomeh, Bali Spirit Festival, Festival titik Kulminasi Pesona
Khatulistiwa, Festival Pasola Sumbawa Barat, “Direct Promotion” Paket
Wisata Nusantara, Festival Legu Gam 2010, Peringatan Kembalinya Irian
Barat, Kongres Kebudayaan Banjar ke-2, Festival Bau Nyale, Festival Raja
Ampat, Promosi Produk Ternate di Batam, Majapahit Travel Fair Surabaya,
Direct Promotion di Pantai Legian Kuta Bali, Direct Promotion di Yogyakarta,
Lombok Sumbawa Pearl Festival 2010, Festival Danau Sentani 2010
Jayapura, Papua, Tour De Singkarak 2010 Sumatera Barat, Pekanbaru
EXPO 2010, Indonesia Dance Festival ke-10, Festival Layang-Layang
Internasional Muna, “Kemilau Sumatera” di Provinsi Babel, Expo Industri
Bahari Surabaya, Festival Teluk Palu 2010, Festival Lomba Perahu Sandeq
Mamuju, Tournament of Flower 2010 Tomohon, Lampung Fair 2010, Jazz
Fort Rotterdam (JFR) di Makassar, Festival Pulau Makassar, Direct Promotion
Solo, Festival Seni Budaya Maluku Utara, Pemilihan Nyong Dan Nona
Manado 2010, Pesta Teluk Ambon, Pesta Teluk Ambon, Promosi Wisata
Kawasan Gunung Bromo, Festival Budaya Teluk Humboldt, Maluku Expo,
Festival Budaya Lembah Baliem 2010 Jaya Wijaya, Visit Makassar & Beyond
2011-2014, Festival Kuta Karnaval, Pesta Kesenian Rakyat Pacitan, Triathlon
Bintan, Asean Jazz Festival Batam, Direct Promotion Makassar, Promosi
Wisata Sejarah Kesunanan Solo Surakarta, Festival Musik Bambu Nusantara
IV Bandung, Borneo Extravaganza 2010 Bali, Festival Kapuas I Pontianak,
Festival Budaya Marunting Batu Aji Kota Waringin Barat, Direct Promotion
Banten, Visit Makassar & Beyond 2010-2014, Direct Promotion Bandung,
Direct Promotion Produk Papua, Bali, Festival Budaya Asmat, Direct
Promotion Surabaya, Vegetarian Food Fiesta, Bandung Great Sale, Blue
Water Rally di KEPRI, Turnamen Golf Khusus di Batam dan Bintan, Holiday
Night in Batam, Konser Musik di Batam dan Karimun, Tabligh Akbar di Batam,
Apresiasi Pemasaran Pariwisata, Karnaval Budaya Tarakan, Lovely
Desember 2010 Toraja.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010, adalah Investasi baru industri
pariwisata dan daya saing produk pariwisata yang ditawarkan masih rendah,
kemitraan antar stakeholders dan aksesibilitas ke pasar utama masih terbatas
atau belum memadai serta paket wisata yang ditawarkan masih minim dan
untuk daerah tertentu seperti wilayah timur Indonesia, masih sangat mahal,
sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 84


PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah Pemerintah harus lebih menggalakkan investasi baru
industri pariwisata misalnya dengan memberikan kemudahan dalam
pemberian izin investasi di Indonesia, meningkatkan daya saing produk
pariwisata yang ditawarkan, perlu penambahan aksesibilitas terutama ke
pasar-pasar utama serta paket wisata yang ditawarkan dibuat lebih bervariasi,
terutama dengan memanfaatkan ketersediaan frekuensi penerbangan dalam
negeri yang murah (low cost carrier). Juga dengan terus melakukan
terobosan event pariwisata di wilayah perbatasan (cross border) sperti di
Batam, Atambua, dan Entikong, dan dengan memanfaatkan moment-moment
“Visit” di daerah, seperti Visit Lombok Sumbawa 2012, Visit Banda Aceh, Visit
Makassar dan lain-lain.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran di atas dapat dilihat bahwa dari
pagu anggaran sebesar Rp 390.000.000.000 dan yang terserap sebesar
Rp 375.527.916.771 atau hanya sebesar 96,29%. Dengan tingkat capaian
output maupun outcome rata-rata sebesar 100% dapat dikatakan bahwa
sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.

9 Mendukung Peningkatan Kontribusi Pariwisata


bagi Perekonomian Nasional terhadap PDB,
Lapangan Kerja, dan Investasi

Di tahun 2010 ini sasaran “Mendukung Peningkatan Kontribusi


Pariwisata bagi Perekonomian Nasinal terhadap PDB, Lapangan Kerja, dan
Investasi” merupakan sasaran yang menunjukkan kontribusi pariwisata
terhadap perekonomian di Indonesia.
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Penerimaan devisa dari wisatawan


mancanegara ke Indonesia dan
penerimaan dari pengeluaran wisatawan
nusantara:
a. Meningkatnya perolehan penerimaan 6,75 7,60 milyar 103,85%
devisa USD
b. Meningkatnya penerimaan dari
138 150,49 109,05%
pengeluaran wisatawan nusantara

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 85


Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran
“Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan
penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara” berada di atas 100%,
sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kinerja sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Meningkatnya perolehan penerimaan devisa” sebesar 7,60
milyard USD, dapat dilihat dari rincian tabel di bawah ini (rincian berdasarkan
negara penyumbang wisatawan terbesar selama 2010):
JANUARI - DESEMBER
FOKUS PASAR SELISIH (+/-) %
2010 2009
SINGAPURA 1.128.906 1.050.202 78.704 7,49
MALAYSIA 1.034.642 897.881 136.761 15,23
AUSTRALIA 730.941 538.849 192.092 35,65
CHINA 421.518 372.748 48.770 13,08
JEPANG 406.011 469.796 -63.785 -13,58
KOREA SELATAN 281.785 238.937 42.848 17,93
TAIWAN 191.133 185.992 5.141 2,76
INGGRIS 186.960 178.337 8.623 4,84
AMERIKA SERIKAT 171.528 162.302 9.226 5,68
PERANCIS 158.280 163.364 -5.084 -3,11
BELANDA 153.284 148.828 4.456 2,99
INDIA 145.179 132.620 12.559 9,47
JERMAN 138.707 126.272 12.435 9,85
RUSSIA 79.100 68.930 10.170 14,75
ARAB SAUDI 68.878 51.660 17.218 33,33
UAE 4.906 3.760 1.146 30,48
LAINNYA *) 1.701.186 1.661.781 39.405 2,37
GRAND TOTAL 7.002.944 6.452.259 *) 550.685 8,53

*) Termasuk 128.529 penumpang transit internasional.


Perolehan devisa = 7.002.944 x pengeluaran perkunjungan wisman (1.085,75 USD)
= 7.603.446.448 atau 7,60 milyar USD

Indikator “Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan


nusantara” sebesar 150,49, dapat dilihat dari rincian tabel di bawah ini (rincian
berdasarkan provinsi dengan jumlah pergerakan wisatawan terbesar).

No Provinsi Asal 2010


1 Jawa Timur 48.261.888
2 Jawa Barat 41.540.578
3 Jawa Tengah 34.431.991
4 DKI Jakarta 15.152.208
5 Sumatera Utara 12.021.676
6 Sulewesi Selatan 9.897.943
7 Lampung 7.238.758
8 Banten 7.058.796
9 Sumatera Selatan 6.414.575

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 86


No Provinsi Asal 2010
10 Sumatera Barat 6.291.273
11 Riau 5.773.474
12 DI Yogyakarta 5.243.469
13 Bali 4.216.392
14 Nusa Tenggara Barat 4.097.251
15 Kalimantan Selatan 2.761.376
16 Kalimantan Barat 2.680.708
17 Kalimantan Timur 2.527.359
18 Nusa Tenggara Timur 2.126.292
19 Sulawesi Tengah 2.001.577
20 Sulawesi Utara 1.904.408
21 Nanggroe Aceh Darussalam 1.838.119
22 Jambi 1.837.621
23 Bangka Belitung 1.610.008
24 Sulawesi Tenggara 1.547.144
25 Kalimantan Tengah 1.111.063
26 Sulawesi Barat 1.025.073
27 Maluku 899.280
28 Bengkulu 876.043
29 Gorontalo 605.176
30 Maluku Utara 386.295
31 Kepulauan Riau 365.947
32 Papua 331.749
33 Papua Barat 301.624
TOTAL 234.377.133
Penerimaan pengeluaran wisnus
= 234.377.133 x pengeluaran per perjalanan (Rp 642.082)
= 150,49 trilyun Rp

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini


adalah:
Kegiatan yang berkaitan dengan MICE, antara lain: South Asia
Travel and Tourism Expo India, GC-UNIP Forum Bali, IPRA Indonesia Awards
Gala Dinner, Deep Indonesia 2010, Expat Expo, Food Hotel & Tourism
Exhibition Bali, Gulf Incentive Business Travel and Meeting, The 4th
Southeast Asian Vegetarian Congress & Expo, International Women’s
Conference, Meditasi Guru Ji 2010, Java Jazz Festival 2010, Indonesia Hotel
Travel Distribution Summit, Seminar Eco Culture Heritage, MICE Mini
Workshop, Trail of Civilization 2010 Siem Reap Cambodia, Australasian
Rafting Championship Jawa Tengah, Asia Africa Children Festival Bandung,
World Geothermal Congress 2010, Dumai Expo 2010, Bidding World Rally
Championship 2010, World Movement for Democracy, Indonesia-Rusia 60
Tahun, Indonesia MICE & Corporate Travel Mart 2010, ISO-COPOLCO
Plenary Meeting Bali, FIABCI WORLD Congress Bali, IMEX di Franfurt

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 87


Jerman, Seminar ICCA di Lithuania, Sosialisasi Pengembangan Promosi
MICE di Medan, Bidding untuk Event 10.000 Peserta, Lokakarya Niche
Market di Tokyo, Kongres ke-28 IIAS-IASIA Bali, Konferensi dan pameran
Ortodontik Bali, Perayaan RI-Tunisia 50 Tahun, APT Policy & Regulatory
Forum Yogyakarta, International Halal & Business Food Expo 2010 Jakarta,
Association of Tropical Biology Conservation Meeting Bali, IFMSA
(International Federation of Medical Student Association), Gala Dinner “Asean
Karting Open Championship”, Buku “Keroncong” Gesang, Promosi MICE
Manado, Lokakarya Niche Market China, Dukungan Incentives Japan Tourists
Bearau (JTB), Kongres “The Appraisers Valuers and Counselor” Bali, Ajang
MICE Terbesar di China, Seminar Peluang Bisnis Internasional Jakarta,
Festival Film “International Balinale” Bali, Sosialisasi Pengembangan Promosi
MICE Batam, The 4th ASEAN + Chines Clan Association Conference Jakarta,
Sosialisasi Pengembangan Promosi MICE Banjarmasin, Reffles Cup
Singapore, Kongres Vegetarian Dunia Jakarta dan Bali, Pameran “Travel &
Holiday” Makassar, Kunjungan Thai Thic Nhat Hanh, Yogyakarta, Pest
Summit 2010 Bali, TIME 2010 Lombok, Konferensi Internasional tentang
Irigasi dan Drainase Yogyakarta, ICCA Congres 2010, Forum Bisnis
Ecotourism Internasional Banjarmasin, “Delegate Boosting” pada Kongres
FAPA Taiwan, Konvensi Professional bidang Kesehatan Jakarta, Jakarta
CMO Club Power Dinner, Kunjungan Bhiksu Master Van Hai Dao Fa She,
Forum Komunikasi Keluarga Besar Huang Indonesia, Hari Nusantara
Balikpapan, Dinner Forum Komunikasi Keluarga Besar Huang Indonesia,
Indonesian MICE Outlook.

Java Jazz Festival International Woman Conference

Kongres Vegetarian se-Dunia


Pasar Wisata Indonesia

Kegiatan promosi luar negeri, antara lain: Vakantibeurs Belanda, Fitur


Madrid Spanyol, ASEAN Tourism, Brunei Darussalam, Outbound Travel Mart
India, Promosi dengan Fashion Show, LA Times Travel and Adventure Show

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 88


Amerika Serikat, Perth Holiday and Travel and Travel Expo Australia, NATAS
Travel Fair Singapura, VITO Jerman, VITO Prancis, CO Promotion Indonesia-
China, Sydney Travel Expo Australia, ITB Berlin Jerman, Intourmarket,
Moscow, Rusia, MATTA Travel Fair Malaysia, Seatrade Cruise Shipping
Miami Amerika Serikat, Moscow International Travel and Tourism Rusia, Asia-
Pasific Incentives & Meeting Expo Melbournem, Expat Expo, Pasar Malam di
Belanda, Indonesia Festival INDOFEST, Melbourne Travel Xpo, Et Cetera
2010, Best Overall Stand di Afrika, Consumer Selling Selangor, Sales Mission
ke Jeddah Arab Saudi, China Outbound Travel & Tourism Market, Indonesian
Sales Mission ke Australia, Tong-Tong Fair 2010 Den Haag, Belanda,
Mediterannean Travel and Tourism Fair 2010, Tour Expo Osaka 2010,
Arabian Travel Market 2010, Indonesia Expo Dhaka, Oman Travel Mart
(OTM), Inaugurasi Penerbangan Garuda Indonesia ke Amsterdam, Bali Life
Style Jepang, Korea World Travel Fair Seoul Korea Selatan, Sales Mission
Manila Kuala Lumpur & Singapura, ITE Hongkong 2010, Riyadh Travel Fair
2010, Peluncuran Buku Marketing 3,0 Chicago, Pameran Indonesia di
Istanbul Turki, Encahanting Indonesia Singapura, MATTA Fair Johor Bahru
2010. Sales Mission ke Korea, Pagelaran Seni Budaya “Welcome to
Indonesia” Manila, Festival Indonesia ASEAN, Natas Fair Singapura, Misi
Kesenian pada Resepsi Diplomatik KBRI, Misi Penjualan ke India, Gala
Premiere Eat Pray Love New York, Misi Kebudayaan ke 4 Kota Australia,
IFTM Top Resa 2010 Paris, Sales Mission ke Tokyo Nagoya dan Osaka,
MATTA Fair Kuala Lumpur, Consumer Selling, Selangor Darus Ehsan
Malaysia, Busan International Travel Fair 2010 Korea Selatan, Road Show ke
Iran dan Qatar, Japan Association Travel Agents, World Travel Fair 2010,
PATA Travel Mart 2010, Bursa Pariwisata Otdykh Leisure Moskow, Menuju
ATF 2012, ITB Asia Singapura, Festival Indonesia Melbourne, Kampanye Eat,
Pray and Love, Penutupan Paviliun Indonesia pada Shanghai World Expo
2010, “Pesta Rakyat” di Brisbane Australia, Pameran Tour and Travel
Bangladesh, International Travel & Convention Meeting Asia Bangkok, Sales
Mission China, DEMA Show Nevada, China International Travel Mart
Shanghai, Sales Mission ke Empat Kota di Malaysia, World Travel Market
(WTM) 2010 London, Indonesia Food Festival, Perth, Taiwan International
Travel Fair 2010, Sales Mission Bahrain.

Kemenbudpar di Moscow dalam Rangka Kemenbudpar di Moscow dalam Rangka


Road Show (Peringatan 60 tahun Diplomatik Road Show (Peringatan 60 tahun Diplomatik
Indonesia – Rusia) Indonesia – Rusia)

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 89


JATA, Jepang World Travel Mart, London

Kegiatan Promosi Dalam Negeri, antara lain: Festival Cap Gomeh, Bali
Spirit Festival, Festival titik Kulminasi Pesona Khatulistiwa, Festival Pasola
Sumbawa Barat, “Direct Promotion” Paket Wisata Nusantara, Festival Legu
Gam 2010, Peringatan Kembalinya Irian Barat, Kongres Kebudayaan Banjar
ke-2, Festival Bau Nyale, Festival Raja Ampat, Promosi Produk Ternate di
Batam, Majapahit Travel Fair Surabaya, Direct Promotion di Pantai Legian
Kuta Bali, Direct Promotion di Yogyakarta, Lombok Sumbawa Pearl Festival
2010, Festival Danau Sentani 2010 Jayapura, Papua, Tour De Singkarak
2010 Sumatera Barat, Pekanbaru EXPO 2010, Indonesia Dance Festival ke-
10, Festival Layang-Layang Internasional Muna, “Kemilau Sumatera” di
Provinsi Babel, Expo Industri Bahari Surabaya, Festival Teluk Palu 2010,
Festival Lomba Perahu Sandeq Mamuju, Tournament of Flower 2010
Tomohon, Lampung Fair 2010, Jazz Fort Rotterdam (JFR) di Makassar,
Festival Pulau Makassar, Direct Promotion Solo, Festival Seni Budaya Maluku
Utara, Pemilihan Nyong Dan Nona Manado 2010, Pesta Teluk Ambon, Pesta
Teluk Ambon, Promosi Wisata Kawasan Gunung Bromo, Festival Budaya
Teluk Humboldt, Maluku Expo, Festival Budaya Lembah Baliem 2010 Jaya
Wijaya, Visit Makassar & Beyond 2011-2014, Festival Kuta Karnaval, Pesta
Kesenian Rakyat Pacitan, Triathlon Bintan, Asean Jazz Festival Batam, Direct
Promotion Makassar, Promosi Wisata Sejarah Kesunanan Solo Surakarta,
Festival Musik Bambu Nusantara IV Bandung, Borneo Extravaganza 2010
Bali, Festival Kapuas I Pontianak, Festival Budaya Marunting Batu Aji Kota
Waringin Barat, Direct Promotion Banten, Visit Makassar & Beyond 2010-
2014, Direct Promotion Bandung, Direct Promotion Produk Papua, Bali,
Festival Budaya Asmat, Direct Promotion Surabaya, Vegetarian Food Fiesta,
Bandung Great Sale, Blue Water Rally di KEPRI, Turnamen Golf Khusus di
Batam dan Bintan, Holiday Night in Batam, Konser Musik di Batam dan
Karimun, Tabligh Akbar di Batam, Apresiasi Pemasaran Pariwisata, Karnaval
Budaya Tarakan, Lovely Desember 2010 Toraja.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 90


Lombok Sumbawa Pearl Festival Gebyar Wisata Nusantara

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian pada


Pengembangan Informasi Pasar Wisata, antara lain: Co-Marketing
Singapura, Forum Wartawan Budpar, Familiarization Trips, Pelaksanaan
FamTrip 2010, Round Table Discussion tentang Keimigrasian, Pelaksanaan
Familiarization Trip 2010, Pelaksanaan Fam Trip 2010, Bench Marketing ke
Jepang, Rangkain FamTrip dari Australia, Top Agent dari Jepang, Travel
Writer, FamTrip SQ Jerman, Newsletter Pariwisata Indonesia, Media Trip
fotografer ke Taman Nasional Komodo, Media Trip Khusus jurnalis asing dan
lokal, Media Trip khusus public figure dan infotainment.

Fam Trip Rusia

Fam Trip Komodo

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian pada


Pengembangan Sarana dan Prasarana Promosi Pariwisata, antara lain:
TV Jerman, Promosi Komodo di Shanghai World-Expo, Distribusi Materi
Promosi, Dokumentasi Promosi, Media Dalam Negeri, Media Cina bagian
Utara, Pendokumentasian Potensi Wisata, Vote Komodo di Mal Ciputra
Jakarta, Kampanye Taman Nasional Komodo sebagai Finalis New 7 Wonders
of Nature, Vote Komodo pada acara MATTA Malaysia, Vote Komodo pada
acara Promosi Wisata Sejarah Kesunanan Solo, Kampanye Taman Nasional
Komodo sebagai Finalis New 7 Wonders of Nature, Rapat Koordinasi Teknis
“Vote for Komodo” di Menko Perekonomian, Vote Komodo pada acara Asian

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 91


Australian Oceanian (AAO) Waterski, Wakeboard and Barefoot 2010, Vote
Komodo pada acara Panca Tan Matra, Vote Komodo pada acara ASEAN
Jazz Festival 2010 di Batam, Vote Komodo pada acara Launching Visit Banda
Aceh 2011, Sosialisasi Vote Komodo pada Finalis Putri Pariwisata 2010 di
Jakarta, Peliputan Pelebon Jenajah Ida Dwagung Raja Peliatan IX,
Advertorial di Majalah dan Koran TEMPO, Vote Komodo pada acara Centro
7th Anniversary, Vote Komodo pada acara Direct Promotion, Iklan Media Luar
Ruang, Vote Komodo pada acara Indonesia Tourism Award 2010, Vote
Komodo pada acara The 3rd Indonesia Mice Outlook.

Promosi pariwisata melalui Direktorat Sarana Promosi

PERMASALAHAN
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa permasalah-permasalahan
yang dihadapi upaya pencapaian 4 (empat) sasaran yang telah ditetapkan
pada tahun 2010 antara lain:
- Aksesibilitas
International Routes and Seat Capacity, Domestic Links, Airline Hubs di
Destinasi
- Pelayanan
Debottlenecking : CIQ, Ports, Transport Services
- Destinasi Baru,
Investasi Baru, Peningkatan Kualitas
- MICE :
Incentive Scheme, Integration among Elements, Re-exportation
Procedure, SBY as Chairman of ASEAN
- Dana Promosi

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 92


PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah pemerintah (Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata) beserta seluruh mitra pembangunan kepariwisataan telah
melakukan upaya-upaya antara lain:
1. Online Interactive; Community Event; VITO – Visit Indonesia Tourism
Officers; Co-Marketing; PR-ing; Fasilitas Consumer Show; Familiarization
Trip; Pengembangan Produk Tematik (Spa, Kuliner, Religius); Incentive
System; Penambahan Akses (Flight); Meningkatkan Kualitas Pelayanan
(Airport, Taxi, VoA).
2. Upaya-upaya pemasaran difokuskan pada pasar-pasar Singapura,
Malaysia, Jepang, Jerman, Russia, Korea Selatan, Australia, China &
HongKong, Taiwan, India dan Arab Saudi.
3. Upaya-upaya kerjasama pemasaran dengan pihak-pihak berikut ini :
a. Maskapai penerbangan (airlines): Garuda Indonesia, Singapore
Airlines, Air Asia, dan Silk Air.
b. Bank/Lembaga Keuangan: American Express (Amex)-Bank Danamon
dan Bank ICBC China.
c. Usaha pariwisata : hotel, restoran, dan biro perjalanan.
4. Upaya-upaya pemasaran dikonsentrasikan pada citra pemasaran
(marketing image) untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan promosi yang
ditujukan pada ceruk pasar (niche market) khusus seperti golf, musik,
kelompok-kelompok etnis, spa, kuliner.
5. Upaya-upaya pemasaran juga dilakukan dengan memberikan fasilitasi
pada upaya-upaya penyelenggaraan MICE dan peningkatan kegiatan
antar batas negara (border crossing).
6. Upaya-upaya pemasaran yang terintegrasi dilakukan bersama-sama
dengan pihak swasta.

Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,


berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

2 Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap *) n/a n/a


4,80 %
PDB Nasional **)
- 4,17 % -
Sumber : NESPARNAS 2000 - 2010
Ket : - Lag data 1 tahun, sehingga data tahun 2010 akan tersedia pada publikasi
Nesparnas 2011 yang baru akan terbit pada sekitar akhir tahun 2011.
*)
- = tahun 2010
**)
- = tahun 2009

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa realisasi kontribusi sektor


pariwisata terhadap PDB Nasional tahun 2010 belum tersedia. Sebagai acuan,
pada tahun 2009 kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional mencapai
4,17% atau 233,89 Triliun dari total PDB Nasional sebesar 5.613,44 Triliun.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 93


Angka tersebut menurun sekitar 0,53% dari tahun 2008 dimana pariwisata
berkontribusi sebesar 232,89 T dari total PDB Nasional (4.954,03 Triliun).

Berikut adalah tabel kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional


tahun 2000 – 2009.
DAMPAK TERHADAP PDB
TAHUN SHARE
PARIWISATA NASIONAL
(%)
2000 128,31 1.368,09 9,38
2001 115,17 1.490,97 7,72
2002 98,81 1.610,01 6,14
2003 99,24 1.786,69 5,55
2004 113,78 2.273,14 5,01
2005 146,80 2.784,96 5,27
2006 143,62 3.339,48 4,30
2007 169,67 3.957,40 4,29
2008 232,93 4.954,03 4,70
2009 233,89 5.613,44 4,17
Sumber : Nesparnas 2000-2010

Indikator keberhasilan yang ketiga dari sasaran tersebut di atas, berikut


target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

3 Kontribusi pariwisata terhadap *) n/a n/a


7,70 %
penyediaan lapangan kerja nasional **)
- 6,68 % -

Sumber : NESPARNAS 2000 - 2010


Ket : - Lag data 1 tahun, sehingga data tahun 2010 akan tersedia pada publikasi
Nesparnas 2011 yang baru akan terbit pada sekitar akhir tahun 2011.
*)
- = tahun 2010
- **) = tahun 2009
Data mengenai kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan
kerja nasional untuk tahun 2010 saat ini belum tersedia. Tetapi, sebagai
perbandingan, dapat dilihat dari tabel di atas (tahun 2009) bahwa pariwisata
berkontribusi sebesar 6,68% atau 6,98 juta dari total PDB Nasional sebesar
104,49 juta. Dibandingkan dengan hasil di tahun sebelumnya (2008), angka
ini menunjukkan penurunan sebesar 16% atau 7.02 juta dari total 2008 yaitu
102,55 juta.
Terlampir data mengenai kontribusi pariwisata terhadap penyediaan
lapangan kerja nasional tahun 2000 – 2009.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 94


DAMPAK TERHADAP TENAGA KERJA
TAHUN
PARIWISATA NASIONAL SHARE (%)
2000 7,36 89,84 8,11
2001 7,78 90,81 8,57
2002 7,77 91,65 8,48
2003 7,52 90,79 8,28
2004 8,49 93,72 9,06
2005 6,55 93,96 6,97
2006 4,44 95,46 4,65
2007 5,22 99,93 5,22
2008 7,02 102,55 6,84
2009 6,98 104,49 6,68

Sumber : Nesparnas 2000-2010

Indikator keberhasilan yang keempat dari sasaran tersebut di atas,


berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Realisasi Capaian
No Target
(IKU) *) (%) *)

4 Nilai investasi bidang pariwisata dengan 5,19 1,93% 1,8%


prosentase investasi bidang pariwisata (PMA) (PMA)
dalam investasi nasional
0,65% 9,26%
(PMDN) (PMDN)

*) Sumber BKPM
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Nilai
investaris bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata
dalam investasi nasional” mencapai 1,93%, sehingga dapat dikatakan bahwa
sasaran ini belum berhasil mencapai sasaran.
Indikator “Nilai Investasi Bidang Pariwisata Dengan Prosentase
Investasi Bidang Pariwisata Dalam Investasi Nasional” sebanyak 1,93%
(Penanaman Modal Asing) dan 0,65% (Penanaman Modal Dalam Negeri)
yang terdiri dari investasi di bidang hotel dan restoran.
Investasi di Indonesia merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan
ekonomi, dibandingkan dengan belanja pemerintah. Hal ini juga ditunjang
dengan beberapa kebijakan moneter, fiskal juga struktural yang lebih baik,
sehingga memberikan dampak yang lebih kuat pada swasta untuk
berinvestasi. Salah satu sektor yang juga berpengaruh ialah sektor hotel dan
restoran, yang merupakan salah satu faktor yang mendukung pariwisata
Indonesia. Dengan meningkatnya nilai investasi, memberikan beberapa
keuntungan bagi negara Indonesia, antara lain:
• Pengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan
ekonomi pada khususnya.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 95


• Meningkatnya kesempatan kerja.
• Sebagai sumber penting dalam peralihan teknologi dan knowledge
lainnya.

Akan tetapi, untuk menarik investor baik lokal maupun asing untuk
menanamkan modal nya di Indonesia tidaklah mudah, hal tersebut
dikarenakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat investor,
antara lain:
• Infrastruktur yang buruk (kuantitas terbatas dan kualitas buruk).
• Birokrasi pemerintah yang tidah efisien.
• Keterbatasan akses keuangan.
• Kendala perijinan investasi (penanaman modal) yang tidak bisa dilihat
sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi harus menjadi satu paket
dengan ijin-ijin lain secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kegiatan usaha atau menentukan untung ruginya suatu
usaha.
• Ancaman terhadap keamanan dan ketertiban umum, menyusul belum
tuntasnya upaya mengeliminasi gerakan dan ancaman terorisme di dalam
negeri.
• Kegagalan Bank Indonesia sebagai regulator dalam menurunkan suku
bunga perbankan.

Perkembangan Realisasi Investasi

Pertumbuhan investasi di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2010 baik
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal
Asing) dapat dikatakan terus meningkat setiap tahunnya, hal ini juga ditunjang
dengan meningkatnya investasi dibidang pariwisata, yaitu sektor hotel dan
restoran. Berdasarkan Gambar 1, nilai realisasi investasi terus meningkat,
akan tetapi terjadi penurunan pada tahun 2009, dari Rp 154,21 Triliun,
menjadi Rp 135,13 Triliun, atau sebesar 12,3 dari tahun 2008. Akan tetapi
pada saat penurunun nilai investasi ini, sektor pariwisata tidak mengalami
penurunan, malah menunjukkan peningkatan, baik PMDN maupun PMA.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 96


PMDN (dalam Rp. Milyar) PMA (dalam US$ Juta)

Gambar 2 Realisasi Investasi Pariwisata

Berdasarkan gambar 2, pertumbuhan nilai investasi bidang pariwisata dapat


dikatakan meningkat dari tahun ke tahunnya, peningkatan terjadi secara
setiap tahunnya pada PMA, dari tahun 2006 hingga 2009, realisasi investasi
bidang pariwisata PMA meningkat perlahan tetapi pasti, hingga peningkatan
hampir 2 kali lipatnya terjadi pada tahun 2008 ke 2009. Peningkatan jumlah
realisasi investasi pariwisata PMA pada tahun 2010 dari US$ 306,50 juta
menjadi US$ 312,10 juta dan juga peningkatan jumlah PDMN pada tahun
2010 dari Rp 357,20 miliar menjadi Rp 390,30 miliar. Hal ini menunjukkan
bahwa sektor pariwisata mulai menunjukkan trend positif dengan peningkatan
di tiap tahunnya kecuali PMDN tahun 2007. Hal ini tentu saja memberikan
dampak yang positif juga bagi pertubuhan perekonomian di Indonesia. Selain
itu, pertumbuhan nilai investasi bidang pariwisata ini diharapkan dapat
mengakomodir kunjungan baik Wisatawan Nusantara (Wisnus) maupun
Wisatawan Mancanegara (Wisman), dimana pada tahun 2010, jumlah
kunjungan Wisman ke Indonesia telah mencapai angka 7 juta orang.

Gambar 3: REALISASI INVESTASI PMA MENURUT SEKTOR TAHUN 2010

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 97


Pertumbuhan dan peningkatan PMA pada tahun 2010 membuat PMA pada
sektor pariwisata menduduki peringkat ke 13 atau sebesar 1,93% diatas
industri tekstil (0.96%). Dan diharapkan akan terus meningkat setiap
tahunnya. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4: REALISASI INVESTASI PMDN MENURUT SEKTOR TAHUN 2010

Sementara dari PMDN sektor pariwisata bila dibandingkan dengan sektor


lainnya, yaitu pada peringkat ke-14 (empat belas), dengan realisasi investasi
sebesar 0,65 %. Hal ini menunjukkan bahwa, minat investor asing di bidang
pariwisata memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan investor lokal.

Dengan nilai investasi bidang pariwisata sebesar Rp 306,90 Milyar pada


PMDN tahun 2010, jumlah ijin usaha tetap yang dikeluarkan ialah sebanyak
23 proyek. Dan PMA sebesar US$ 312,1 Juta dengan jumlah ijin usaha
sebanyak 122 proyek. Dengan demikian, jumlah investasi hotel dan restoran
di Indonesia yang berasal dari investor asing lebih banyak dibandingkan
dengan yang berasal dari investor lokal (Gambar 5).

PMDN PMA

Gambar 5: Realisasi Investasi Jumlah Proyek Bidang Pariwisata


Tahun 2006 – September 2010

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 98


Hal ini, sangat menguntungkan Indonesia, terutama dalam segi manfaat
dalam peralihan teknologi dan knowledge lainnya, dimana melalui pekerja-
pekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan PMA, pada sat pekerja
tersebut pindah ke perusahaan domestik, maka mereka akan membawa
pengetahuan atau keahlian baru dari perusahaan PMA ke perusahaan
domestik.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini


adalah:
1. Penyusunan Renstra Usaha dan Investasi Pariwisata
Kegiatan bertujuan agar perencanaan kegiatan dan anggaran
pengembangan usaha pariwisata diarahkan untuk mendukung
pencapaian sasaran Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dari
aspek Pengembangan Usaha Pariwisata serta mendukung Renstra
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini
diharapkan tersedianya Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Usaha
Pariwisata tahun 2010 - 2014. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Juni –
Nopember 2010. Kegiatan dilaksanakan di Jakarta.

2. Klinik Investasi
Dilaksanakan di 5 daerah yaitu Bandung, Balikpapan, Kupang, Lombok
dan Sorong. Tujuannya memberikan pemahaman kepada aparat daerah
untuk menemukali potensi peluang investasi di bidang pariwisata dan
bagaimana cara menyusun pra study kelayakan proposal investasi yang
dapat disajikan kepada calon investor.

3. Study Kelayakan Proposal Investasi dan Profil Peluang Investasi


Pariwisata
Kegiatan tersebut bertujuan menyajikan informasi, data dan potensi
peluang yang siap jual kepada calon investor. Pada tahun 2010, data
profil peluang investasi meliputi Pangandaran (Ciamis), Pantai Amal
(Tarakan), Alor (NTT), Lombok Tengah (NTB) dan Raja Ampat (Papua
Barat).

4. Business Meeting I
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 September 2010.
Pada kegiatan tersebut hadir 16 calon investor dari Vietnam. Business
Meeting I menawarkan 18 proyek pengembangan di 5 provinsi. 3 calon
investor berkeinginan untuk menindaklanjuti pertemuan ini dengan
merencanakan kunjungan ke lokasi penanaman modal.

5. Business Meeting II
Business Meeting II dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2010 di
Arzanah A, Sheraton Hotel & Spa, Abu Dhabi. Pada pertemuan tersebut

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 99


hadir 20 calon investor dari Abu Dhabi. 7 calon investor berkeinginan
menindaklanjuti pertemuan ini.
6. Site Inspection I & II
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 8 – 11 November 2010
di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat dan pada tanggal 23 – 24
November 2010 di Lombok Tengah.
Samsung C & T dan PT. Kwanshing Indonesia Korea merencanakan
pengembangan di Kepulauan Raja Ampat, berupa:
• Prasarana pendukung kepariwisataan berupa sarana aksesibilitas yaitu
pembangunan bandara (akan menjadi 2500 meter) di Pulau Waisai;
• Pengembangan pusat listrik tenaga arus laut atau pengembangan
tenaga listrik geothermal/sumur gas bumi;
• Sarana kepariwisataan berupa resort atau hotel di lokasi
kepariwisataan.
Pihak Samsung C & T dan PT. Kwanshing Indonesia Korea akan
melaksanakan koordinasi lebih lanjut dengan Pemerintah Kotamadya
Sorong dan Kabupaten Raja Ampat dalam rangka penyusunan
Masterplan dan Business Plan.
El-John Indonesia membawa hasil site inspection kepada pembahasan
di tingkat manajemen El-Jhom Indonesia guna merencanakan bentuk
pengembangan sarana kepariwisataan di salah satu pulau di
Kepulauan Raja Ampat.
PT. Billy and Moon Housing Development merencanakan untuk
pengembangan dive resort di salah satu pulau di Kepulauan Raja
Ampat. Investor perorangan dari Perancis juga merencanakan untuk
pengembangan dive operator di salah satu resort di Kepulauan Raja
Ampat.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah:
1. Masih terbatasnya data dan profil investasi di daerah pariwisata;
2. Infrastruktur yang buruk (kuitansi terbatas dan kualitas buruk);
3. Birokrasi pemerintah yang tidak efisien;
4. Keterbatasan akses keuangan;
5. Kendala perijinan investasi (penanaman modal);
6. Ancaman terhadap keamanan dan ketertiban umum, menyusul belum
tuntasnya upaya mengeliminasi gerakan dan ancaman terorisme di dalam
negeri;
7. Kegagalan Bank Indonesia sebagai regulator dalam menurunkan suku
bunga perbankan.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 100


PEMECAHAN MASALAH
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah
tersebut di atas adalah perlu penyebaran serta penyusunan data dan profil
investasi di daerah pariwisata, sehingga dengan adanya data dan profil
investasi di seluruh daerah, maka diharapkan mampu menarik minat investor
untuk menanamkan modal.

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan


dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp. 4.220.000.00,- hanya digunakan sebesar Rp. 3.970.269.020,-
atau hanya sebesar 94,08%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 1,8% (PMA) dan 9,26% (PMDN) dapat dikatakan bahwa sudah
terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.

10 Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/


industri/masyarakat bidang budpar yang
berdaya saing internasional

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/


industri/masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional”
merupakan sasaran kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya
Kebudayaan dan Pariwisata untuk pengembangan SDM.
Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi 1.241 1.249 100,64%


kepariwisataan yang terserap di pasar
kerja di dalam maupun di luar negeri
(orang)

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di
dalam maupun di luar negeri” mencapai 100,64%, sehingga dapat dikatakan
bahwa sasaran ini telah berhasil.
Indikator “Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang
terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri” sebanyak 1.249 orang
berupa jumlah lulusan dari masing-masing UPT pendidikan tinggi
kepariwisataan dengan rincian sebagai berikut:

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 101


1. STP Bandung 563 lulusan
2. STP Bali 345 lulusan
3. Akpar Medan 218 lulusan
4. Akpar Makassar 123 lulusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini


adalah:
1. Pendidikan/perkuliahan/pengajaran/praktikum
2. Melakukan kerjasama dengan hotel-hotel dalam dan luar negeri dan
pemangku kepentingan lainnya.
3. Pelaksanaan kegiatan job fair.

PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target
kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010, tidak ada permasalahan dalam
penyelesaian target capaian dimaksud.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu
anggaran sebesar Rp 317.945.300.000,- hanya digunakan sebesar
Rp 296.706.071.000,- atau hanya sebesar 93,32%. Dengan tingkat capaian
output maupun outcome yang rata-rata 100% dapat dikatakan bahwa sudah
terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas,
berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Capaian


No Target Realisasi
(IKU) (%)

2 Jumlah anggota masyarakat Budpar 1.150 1.150 100%


yang meningkat kapasitasnya untuk
mendukung pembangunan kebudayaan
dan pariwisata (orang)

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
anggota masyarakat yang menjadi mitra di bidang kebudayaan dan
pariwisata” mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini
telah berhasil.
Indikator “Jumlah anggota masyarakat yang menjadi mitra di bidang
kebudayaan dan pariwisata” sebanyak 1.150 orang berupa pelaksanaan
kegiatan pembekalan dan sosialisasi pengembangan SDM Kebudayaan dan
Pariwisata.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini
adalah:
1. Kerjasama Budpar antar instansi pemerintah

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 102


2. Pembekalan kepariwisataan bagi pengelola Desa Wisata
3. Pembekalan pelayanan prima para pengelola pariwisata
4. Pembekalan Budpar bagi lulusan SMA
5. Pembekalan MICE
6. Lokakarya Peningkatan Kompetensi Dosen pariwisata Bahasa Jepang
7. Peningkatan kerjasama pengembangan SDM dalam dan luar negeri

PERMASALAHAN
Tidak diketemukan permasalahan dan kendala yang ditemui dalam
pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010.

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan


dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 5.400.000.000,- hanya digunakan sebesar Rp 5.261.856.000,-
atau hanya sebesar 97,44%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

11 Meningkatnya kapasitas nasional untuk


penelitian dan pengembangan di bidang
kebudayaan dan pariwisata yang mudah
diakses dan digunakan oleh masyarakat luas

Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya kapasitas nasional untuk


penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang
meudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas” merupakan
pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi Nasional dan 10 (sepuluh) Balai Arkeologi yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Capaian
No Target Realisasi
(IKU) (%)

1 Jumlah penelitian bidang kebudayaan, 165 165 100%


pariwisata dan arkeologi yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung
pembangunan kebudayaan dan
pariwisata

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 103


Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah
penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata”
mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah
berhasil.
Indikator “Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan
arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan
kebudayaan dan pariwisata” sebanyak 165 berupa kegiatan penelitian bidang
kebudayaan dan pariwisata.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini
adalah:
1. Penelitian dan Pengembangan bidang Kebudayaan
2. Penelitian dan Pengembangan bidang Kepariwisataan
3. Penelitian dan Pengembangan bidang Arkeologi

PERMASALAHAN
Tidak diketemukan permasalahan dan kendala yang ditemui dalam
pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran
sebesar Rp 40.652.524.000,- hanya digunakan sebesar Rp 40.468.623.000,-
atau hanya sebesar 99,55%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome
sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam
penggunaan anggaran.

Realisasi Keuangan 2010


Rincian Pagu berdasarkan program yang telah dilaksanakan oleh
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2010, sebagai berikut:
PAGU REALISASI CAPAIAN
NO. URAIAN
(Rp) (Rp) (%)

1. Program Penerapan 343.408.357.000 332.891.517.614 96,94


Kepemerintahan Yang Baik

2. Program Peningkatan 18.020.000.000 17.401.285.955 96,57


Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Negara

3. Program Penataan Kelembagaan 81.229.303.000 75.183.299.507 92,56


dan Ketatalaksanaan

a. Kemenbudpar 78.589.303.000 73.466.902.757 93,48

b. SKPD (Dekonsentrasi/ 2.640.000.000 1.716.396.750 65,02


Tugas Pembantuan)

4. Program Pengembangan Nilai 54.000.000.000 52.553.838.250 97,32


Budaya
a. Kemenbudpar 44.000.000.000 43.195.422.700 98,17

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 104


PAGU REALISASI CAPAIAN
NO. URAIAN
(Rp) (Rp) (%)
b. SKPD (Dekonsentrasi/ 10.000.000.000 9.358.415.550 93,58
Tugas Pembantuan)

5. Program Pengelolaan Kekayaan 191.702.700.000 176.995.935.199 92,33


Budaya
a. Kemenbudpar 173.402.700.000 159.599.622.699 92,04
b. SKPD (Dekonsentrasi/ 18.300.000.000 17.396.312.500 95,06
Tugas Pembantuan)

6. Program Pengelolaan 90.419.419.000 84.777.415.331 93,76


Keragaman Budaya

7. Program Pengembangan 426.339.500.000 407.822.371.094 95,66


Pemasaran Pariwisata
a. Kemenbudpar 390.000.000.000 375.263.216.951 96,22
b. SKPD (Dekonsentrasi/ 36.339.500.000 32.559.154.143 89,60
Tugas Pembantuan)

8. Program Pengembangan 130.500.000.000 120.399.578.937 92,26


Destinasi Pariwisata
a. Kemenbudpar 106.627.000.000 98.736.068.021 92,60
b. SKPD (Dekonsentrasi/ 23.873.000.000 21.663.510.916 90,74
Tugas Pembantuan)

9. Program Pengembangan 26.000.000.000 24.988.622.605 96,11


Kemitraan
a. Kemenbudpar 22.600.000.000 22.172.135.305 98,11
b. SKPD (Dekonsentrasi/ 3.400.000.000 2.816.487.300 82,84
Tugas Pembantuan)

10. Program Pendidikan Tinggi 320.785.746.000 296.954.342.366 92,57

Total 1.682.405.025.000 1.589.968.206.858 94,51

Rincian Pagu berdasarkan unit kerja eselon I di lingkungan


Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata termasuk Dana Dekonsentrasi dan
atau Tugas Pembantuan untuk Satuan Kerja Perangkat Daeah (SKPD) Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 adalah
sebagai berikut:

PAGU REALISASI CAPAIAN


NO. URAIAN
(Rp) (Rp) (%)

1. Sekretariat Jenderal 165.337.598.000 152.407.833.048 92,18

2. Direktorat Jenderal Nilai 189.819.655.000 182.502.384.005 96,15


Budaya, Seni dan Film

3. Direktorat Jenderal Sejarah 290.634.179.000 277.490.740.226 95,48


dan Purbakala

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 105


PAGU REALISASI CAPAIAN
NO. URAIAN
(Rp) (Rp) (%)

4. Direktorat Jenderal 117.572.087.000 108.047.122.702 91,90


Pengembangan Destinasi
Pariwisata

5. Direktorat Jenderal 409.838.327.000 394.665.250.270 96,30


Pemasaran Pariwisata

6. Badan Pengembangan 392.690.257.000 368.272.591.977 93,78


Sumber Daya Kebudayaan
dan Pariwisata

7. Inspektorat Jenderal 21.960.422.000 21.072.007.471 95,95

8. Dekonsentrasi/Tugas 94.552.500.000 85.510.277.159 90,44


Pembantuan

Total 1.682.405.025.000 1.589.968.206.858 94,51

DAYA SERAP ANGGARAN DIPA


KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TA 2010
100
100 90 94,51
80 99,61
90 75
80 69 72,67
70 56
PERSENTASE

57,14 67,57
60 50 48,43
50 40 41,45 52,04
35 34,63
40 43,33
25 27,66 36,35
30 20 20,03 29,53
10 15,48 22,56
20 12,11
7,73 14,93
10 7,01 10,38
6,5
0 1,4 2,63
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

RENCANA 10 20 25 35 40 50 56 69 75 80 90 100
REALISASI UANG 1,4 2,63 7,01 10,38 14,93 22,56 29,53 36,35 43,33 52,04 67,57 94,51
REALISASI FISIK 6,5 7,73 12,11 15,48 20,03 27,66 34,63 41,45 48,43 57,14 72,67 99,61
BULAN

Opini Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)


Dalam setiap pemeriksaan keuangan yang dilakukan, BPK
mengeluarkan pernyataan atau kesimpulan yang disebut “opini”. Opini
merupakan pernyataan atau pendapat profesional yang merupakan
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan. Opini ini didasarkan pada kriteria (1) kesesuaian
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, (2) kecukupan pengungkapan

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 106


(adequate disclosures), (3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dan (4) efektivitas Sistem Pengendalian Interen.
Pada Tahun 2010 BPK RI telah melakukan pemeriksaan terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2009. Berdasarkan hasil
pemeriksanaan tersebut, perbaikan opini pemeriksaan atas LKKL terjadi di
Kepolisian, Kejaksaan Agung, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Kementerian Kehutanan,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
serta Badan Pusat Statistik.
PENCAPAIAN DAN EKSPEKTASI OPINI AUDIT BPK
ATAS LKPP DAN LKKL
CAPAIAN OPINI EKSPEKTASI
OPINI BPK
2006 2007 2008 2009 2010 2011
WTP (Unqualified) 7 16 35 45 55 83
WDP (Qualified) 38 31 30 26 25 -
TMP (Disclaimer) 36 33 18 8 3 -
Tidak Wajar (Adversed) - 1 - - - -
Jumlah 81 81 83 79 83 83
Sumber: Kemenkeu
Opini BPK-RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata tahun 2005 sampai dengan 2008 adalah Tidak Menyatakan
Pendapat (TMP) atau disclaimer, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion, selanjutnya pada
tahun 2010 diharapkan dapat mencapai target opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atau unqualified opinion.
Peningkatan opini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam
meningkatkan penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL)
dengan memperbaiki sistem pembukuan dan sistem teknologi informasi,
meningkatkan kualitas SDM, serta mematuhi peraturan yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata telah mengambil langkah-langkah perbaikan, antara lain:
1. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata telah menerbitkan Instruksi Menteri
Nomor IM.53/FV.208/MKP/2010 tentang Upaya Peningkatan Opini atas
Laporan Keuangan di Lingkungan Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Tahun Anggaran 2010.
2. Pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan oleh BPKP.
3. Peningkatan kemampuan SDM pengelola keuangan dan barang.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 107


BAB IV
PENUTUP
Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata menempati posisi strategis
dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, serta untuk
memberdayakan ekonomi rakyat. Mengingat posisi strategis tersebut
diharapkan pembangunan kebudayaan dan pariwisata dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan dan dapat dilaksanakan. Di samping itu melalui
pembangunan kebudayaan dan pariwisata diharapkan dapat mengurangi
gejolak sosial di masyarakat sebagai akibat menurunnya kekuatan mental dan
lunturnya karakter bangsa serta dapat mengurangi krisis ekonomi yang
berkepanjangan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Disadari bahwa pembangunan kebudayaan dan pariwisata saat ini
masih dihadapkan pada berbagai situasi antara lain:
1. Persoalan yang kompleks dan bersifat multidimensional yang masih
berlanjut sebagai akibat dari perubahan struktur kehidupan berbangsa
setelah terjadinya krisis yang berkepanjangan serta meningkatnya
ancaman keamanan global;
2. Meningkatnya persaingan dari negara-negara tetangga yang sama-sama
menjual keindahan alam dan budayanya sebagai produk wisata.
Walaupun demikian, Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata optimis, sebagai salah satu langkah yang nyata
dalam membangun sekaligus meningkatkan sektor kebudayaan dan
pariwisata di Indonesia pada tahun 2010 diantaranya melalui branding baru
“Wonderful Indonesia”, yang mengacu pada lima kriteria, yaitu:
1. Wonderful nature, Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan
terkenal seperti Bali, Candi Borobudur, Bromo, Komodo, Raja Ampat
dengan daya tarik pantai, laut, gunung, hutan, savana, serta keaneka-
ragaman flora dan fauna.
2. Wonderful culture, Indonesia memiliki daya tarik budaya yang beraneka
ragam dari Sabang hingga Merauke sehingga menjadi aset dalam
mengembangkan pariwisata.
3. Wonderful people, masyarakat Indonesia sejak dulu di kenal ramah dan
murah senyum sehingga menarik bagi wisatawan.
4. Wonderful food, makanan atau kuliner Indonesia terkenal di dunia. Aneka
macam makanan merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat
Indonesia.
5. Wonderful value money, nilai uang yang dikeluarkan setiap wisman,
dalam soal harga menjadikan pariwisata Indonesia memiliki daya saing
tinggi. Misalnya dalam hal tarif dan pelayanan hotel di Indonesia jauh lebih
menarik dibandingkan negara lain.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 108


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata pada tahun anggaran 2010 telah menunjukkan kinerja yang
baik melalui pelaksanaan serangkaian program-program yang diembannya
yaitu:
1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik
2. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara
3. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
4. Program Pengembangan Nilai Budaya
5. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
6. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
7. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
8. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
9. Program Pengembangan Kemitraan
10. Program Pendidikan Tinggi
Secara umum kinerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada
tahun 2010 dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari tercapainya
sasaran-sasaran sebagaimana telah ditetapkan. Berdasarkan realisasi
sasaran tahunan 2010 diketahui bahwa secara rata-rata sasaran telah
tercapai dan telah berhasil dilaksanakan dari target yang telah ditetapkan di
tahun 2010, sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan di tahun
anggaran berikutnya.

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 109


LAMPIRAN

Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (Form PPS).

LAKIP KEMENBUDPAR 2010 110


LAMPIRAN
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS)

Kementerian/Lembaga : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata


Tahun Anggaran : 2010

No Sasaran Indikator Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6

1. Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi 220 karya budaya 247 karya budaya 112,27%

2. Meningkatnya kreativitas dan produktivitas 1. Jumlah produksi film nasional yang berkualitas 75 film 77 film 102,67%
para pelaku budaya
2. Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan 400 karya 600 karya 150%
hak kekayaan intelektual

3. Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana 25 daerah 20 daerah 80%
budaya seni budaya

4. Terwujudnya penetapan dan pengelolaan 1. Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional 1 CB 1 CB 100%
terpadu cagar budaya yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu

2. Jumlah cagar budaya yang dilestarikan 2.100 CB 3.752 CB 178,67%

5. Terwujudnya revitalisasi museum Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan 4 museum 6 museum 120%
pengelolaan

6. Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal 1. Lama tinggal wisatawan (hari)


wisatawan
a. Mancanegara
7,8 hari 8,4 hari 107,69%
b. Nusantara
2,10 8,20 hari 400,69%
No Sasaran Indikator Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6

2. Pengeluaran wisatawan perkunjungan:


a. Mancanegara (USD)
1.000 1.085,70 108,57%
b. Nusantara (Rp. ribu)
600 1.175.900 195,98%

7. Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya 1. Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata 5.000 5.000 100%
saing internasional
2. Jumlah daerah tujuan wisata baru 7 7 100%

3. Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM 200 desa 200 desa 100%
Bidang Pariwisata

8. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 1. Jumlah kunjungan wisman (juta orang) 6,75 7,00 103,70%
mancanegara ke Indonesia dan pergerakan
wisatawan nusantara
2. Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan) 233 234,38 100,59%

9. Mendukung peningkatan kontribusi 1. Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke


pariwisata bagi perekonomian nasional Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan
terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi nusantara:
a. Meningkatnya perolehan penerimaan devisa
6,75 7,60 milyar USD 103,85%
b. Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran
wisatawan nusantara 138 150,49 109,05%

2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional 4,80 n/a n/a

3. Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan 7,70 n/a n/a


kerja nasional
No Sasaran Indikator Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6

4. Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase 5,19 1,93% (PMA) 1,8%
investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional (PMA)
0,65% (PMDN) 9,26%
(PMDN)

10. Meningkatnya kapasitas SDM 1. Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan 1.241 1.249 100,64%
aparatur/industri/ masyarakat bidang budpar yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar
yang berdaya saing internasional negeri (orang)

2. Jumlah anggota masyarakat yang menjadi mitra di 1.150 1.150 100%


bidang kebudayaan dan pariwisata (orang)

11. Meningkatnya kapasitas nasional untuk Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan 165 165 100%
penelitian dan pengembangan di bidang arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
kebudayaan dan pariwisata yang mudah pembangunan kebudayaan dan pariwisata
diakses dan digunakan oleh masyarakat luas

Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2010 ................................ Rp 1.682.405.025.000,- Jakarta, 9 Maret 2010

Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2010 ................ Rp 1.589.968.206.858,- Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

ttd.

Ir. Jero Wacik, S.E.

Anda mungkin juga menyukai