DISUSUN OLEH:
Wahyu Adrianto 1611411008
Periode tahun 1969 merupakan masa yang penuh gejolak politik bagi pemerintahan
Orde Baru. Hal tersebut dikarenakan sedang melakukan penataan politik nasional.
Namun, pemerintah pada saat itu tetap memperhatikan sektor pariwisata. Menurut
Kodhyat (1996) dinyatakan bahwa pada tanggal 22 Maret 1969, telah dikeluarkan
Keputusan Presiden RI No. 30 Tahun 1969, tentang Pengembangan Kepariwisataan
Nasional. Selain itu, pada tanggal 6 Agustus 1969, berdasarkan Instruksi Presiden
(Inpres) No. 9 Tahun 1969 dibentuk Badan Pengembangan Pariwisata Nasional
(Bapparnas) untuk menjamin pembinaan pengembangan pariwisata secara efektif dan
kontinyu baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Badan yang
beranggotakan pemerintah dan swasta tersebut bertugas membantu Menteri
Perhubungan dengan tetap bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pariwisata.
2. Kebijakan pariwisata era reformasi sampai sekarang (Era reformasi.
Presiden B. J. Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putri,
Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo)
Pasca jatuhnya rezim Orde Baru, Indonesia memasuki masa yang disebut dengan
masa reformasi. Reformasi tersebut dipicu oleh gejolak ekonomi dan politik yang
menerpa Indonesia. Pada masa reformasi, situasi dalam negeri menjadi tidak kondusif.
Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap penurunan wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Indonesia. Empat tahun pertama masa Reformasi dikenal dengan masa
transisi. Dalam masa tersebut kebijakan perencaaan pembangunan kepariwisataan
mengacu pada Program Pembangunan Nasional Lima Tahun. Sesuai dengan amanah
GBHN 1999 – 2004, arah kebijakan pembangunan nasional dituangkan dalam
Program Pembangunan Nasional Lima Tahun (Propenas) yang ditetapkan oleh
Presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Undang-Undang Republik
Indonesia No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas)
tahun 2000 – 2004.