Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN SINGKAT UP2D

OLEH : ABDUL RAHMAN MUBARAK


PERSIAPAN MENUJU RAMADHAN DAN PENENTUAN TANGGAL 1 BULAN BARU
Menjelang datangnya bulan Ramadhan tahun ini , kaum Muslimin memiliki keadaan
berbeda dalam menyambutnya.
- Ibu Ibu : Akan mempersiapkan segala jenis bahan masakan, mulai dari tepung, gula,
minyak, dll untuk persiapan satu bulan kedepan dan juga Hari Raya. Mulai mengeluarkan
Loyang Loyang untuk membuat kue, membersihkan oven yang sudah lama tidak terpakai dll.
Begitupula sudah mulai melirik pasar pasar yang menjual baju, baik untuk dirinya atau suaminya
atau anak nya.
- Bapak-Bapak: Akan mulai mempersiapkan sofa baru, atau karpet baru, atau cat baru
untuk rumah dan pagarnya.
- Pengurus Masjid: Sudah mulai mempersiapkan masjidnya untuk membeli karpet baru,
atau mic baru, atau Ac baru untuk persiapan bulan Ramadhan nanti.
Lantas bagaimana persiapan yang terbaik yang harusnya dilakukan oleh setiap muslim
dalam menyambut bulan Ramadhan? “ Seseorang yang memang bersungguh sungguh untuk
mendapatkan sesuatu, dia akan mempersiapkan dirinya jauh jauh hari, sedangkan yang tidak
serius hanya akan bersantai santai tanpa persiapan.”
Sebagai contoh: Jika seluruh pembaca atau yang hadir memiliki keinginan untuk masuk
PNS . Kemudian saya infokan bahwa bulan depan akan ada tes penerimaan PNS. Kemudian
yang hadir terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok A yang kemudian langsung ke took buku
untuk membeli bank bank soal tahun tahun yang lalu, kemudian mengerjakannya pagi, siang, dan
malam. Kemudian kelompok B yang mengatakan bahwa ujiannya masih lama, nanti saja
persiapannya sehari atau dua hari sebelum ujian, kemudian setelah itu kita tawakkal, jika Allah
meluluskan Alhamdulillah, jika tidak berarti belum rezeki. Pertanyaannya adalah mana
kelompok yang dianggap serius dalam menghadapi ujian tersebut?
Sehingga tidak dapat dipungkiri seseorang yang akan menghadapi bulan Ramadhan harus
memiliki persiapan yang matang. Untuk mengetahui apa saja persiapan terbaik yang harus
disiapkan adalah dengan melihat inti dari Bulan Ramadhan itu sendiri.
-BULAN RAMADHAN ADALAH BULAN TAUBAT DAN AMPUNAN
Dalam banyak dalil Allah dan Rasul-Nya menjelaskan bahwa akan banyak ampunan
yang Allah sediakan dalam bulan yang mulia ini.

‫هم ىم ْن‬ ‫ى‬ ‫اًن و ى‬ ‫ول هى‬


ْ َ ‫ضا َن إىميَ ا‬
َ ‫احت َس ااًب غُفَر لَهُ َما تَ َقد‬ َ ‫ص َام َرَم‬
َ ‫ « َم ْن‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫َع ْن أ ىَِب ُهَريْ َرةَ ق‬
َ َ‫ال ق‬
‫ذَنْبى ىه‬
Bersumber dari Abu Hurairah r.a dia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda
: Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab (hanya mengharap balasan dari
Allah) maka diampuni dosanya yang terdahulu1.
Bahkan Allah membanggangkan hamba-hamba-Nya, berbahagia karenanya, dan
mengelompokkan orang-orang yang bertaubat sebagai orang yang bertakwa.

‫ى‬ ‫ىى‬ ‫ىى‬ ‫صابى ىرين وال ه ى ى‬


ْ ‫ين ىًب ْْل‬
‫َس َحا ىر‬ َ ‫ني َوالْ ُم ْستَغْف ىر‬
َ ‫ني َوالْ ُمنْفق‬
َ ‫ني َوالْ َقانت‬
َ ‫صادق‬ َ َ ‫ال ه‬
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan
Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.2

‫احلَتُهُ ََتُُّر ىزَم َام َها‬‫اَّلل علَي ىه وسلهم َكيف تَ ُقولُو َن بىَفرىح رج ٍل انْ َفلَتَت ىمْنه ر ى‬
َ ْ َ َ َ ْ َ ُ‫صلهى ه‬
‫ول هى‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫ب ق‬ ٍ ‫َعن الََْب ىاء بْ ىن َعا ىز‬
َُ ْ َُ َ َ ْ
‫ت ىىِب ْذ ىل َش َجَرٍة فَتَ َعله َق‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ٍ ٍ ‫ى‬
ْ ‫اب فَطَلَبَ َها َح هَّت َش هق َعلَْيه ُثُه َمهر‬ ٌ ‫اب َو َعلَْي َها لَهُ طَ َع ٌام َو َشَر‬ ٌ ‫س ِبَا طَ َع ٌام َوََل َشَر‬ َ ‫ِب َْرض قَ ْفر لَْي‬
‫َش ُّد فَ َر احا بىتَ ْوبَىة‬َ ‫اَّللى َهَّللُ أ‬
‫اَّللُ َعلَْي ىه َو َسله َم أ ََما َو ه‬
‫صلهى ه‬ ‫ول هى‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ ‫اَّللى فَ َق‬
‫ول ه‬ َ ‫يدا ََي َر ُس‬ ‫ىزَم ُام َها فَ َو َج َد َها ُمتَ َعلى َقةا بىىه قُ ْلنَا َش ىد ا‬
‫اَّللى بْ ُن إى ََي ٍد َع ْن أَبى ىيه‬
‫ال َج ْع َفٌر َحدهثَنَا عُبَ ْي ُد ه‬ ‫عب ىدهى ىمن الهرج ىل بىر ى‬
َ َ‫احلَتى ىه ق‬ َ ُ ْ َْ
Bersumber dari Al Barra bin 'Azib dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda; "Bagaimana pendapat kalian tentang kegembiraan seseorang yang kehilangan hewan
tunggangannya ketika dia membawanya ke sebuah padang pasir yang tandus, tidak ada air minun
dan tidak ada pula makanan, padahal di atas unta tersebut ada air minum dan makanan.
Kemudian ia pun mencarinya hingga sangat kepayahan. Tatkala ia melewati sebatang pohon, dia
menemukan hewan tersebut terikat di sana?" Maka kami mengatakan; 'Tentu orang itu sangat
gembira sekali ya Rasulullah.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh
Allah lebih gembira dengan taubat hambanya dari seseorang yang menemukan hewan
tunggangannya kembali3

‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫َستَ ْغ ىف ُر ه‬ ‫ول و هى‬ ‫اَّللى صلهى ه ى‬ ‫ى‬
َ ‫وب إىلَْيه ىِف الْيَ ْوم أَ ْكثَ َر م ْن َسْبع‬
‫ني‬ ُ ُ‫اَّللَ َوأَت‬ ْ ‫اَّلل إىىّن َْل‬ َ ُ ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسله َم يَ ُق‬ َ ‫ول ه‬
َ ‫ت َر ُس‬
ُ ‫ال أَبُو ُهَريْ َرةَ ََس ْع‬
َ َ‫ق‬
‫َمهرةا‬
Bersumber dari sahabat Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan
bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali."4

Jika dikatakan, tenang saja saya nanti akan memperbanyak taubat ketika sudah sampai
bulan Ramadhan. Maka saya katakan yang seperti ini mustahil dipraktekkan. Karena sesuatu

1
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabul Iman bab 28 no 38
2
Q.S Al Imran : 7
3
HR Muslim dalam kitab shahihnya Kitabut Taubat no 4931
4
HR Bukhori dalam kitab shahihnya Kitabud Du’a no 5832
yang tidak pernah dilakukan di bulan bulan lain, tidak mungkin menjadi istiqomah dalam satu
bulan. Kalaupun memang dilakukan, kemungkinan dilakukan dalam hitungan jari saja. Sisanya
akan ditinggalkan dengan alasan tidak ingat, tidak sempat, dan tidak tidak yang lainnya.
Sehingga seorang muslim yang memang NIAT untuk menggapai ampunan Allah di bulan
Ramadhan sudah mulai melatih dirinya untuk banyak banyak bertaubat kepada Allah di hari hari
ini. Sehingga diharapkan ketika masuk bulan Ramadhan hal itu menjadi sesuatu yang mudah,
dan menjadi kebutuhan baginya.
- BULAN RAMADHAN ADALAH BULAN AMAL
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia, yang didalamnya terdapat amalan amalan
yang mulia. Mulai dari puasa itu sendiri, shalat tarawih, i`tikaf, berburu lailatul qadr, zakat dll.
Lantas pertanyaannya, mengapa seseorang menjadikan seluruh ibadah yang ada sebagai beban
dan tidak menikmatinya?
Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah ketika awal bulan Ramadhan kaum
muslimin akan berbondong bondong datang ke masjid, sehingga masjid penuh sesak. Akan tetapi
bandingkan dengan pertengahan bulannya. Bandingkan juga berapa banyak kaum muslimin yang
sengaja keluar dari rumahnya setelah shalat ashar untuk berjalan jalan tanpa tujuan yang jelas,
dengan alasan supaya puasanya tidak terasa. Ada juga yang menghabiskan waktunya untuk tidur
seharian, malah meyakini bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Ada juga yang
menghabiskan waktunya untuk berburu tempat berbuka puasa bersama, tetapi meninggalkan
shalat maghrib.
Begitupula dalam masalah membaca Al Qur’an, sering disebutkan bahwa Ramadhan
adalah bulan Al Qur’an, akankah kita akan bisa menghatamkan Al Qur’an selama bulan
Ramadhan? Jawabannya dikembalikan kepada apakah kita terbiasa membaca Al Qur’an atau
tidak. Maka saya mengajak mulai saat ini kita melatih diri, membiasakan diri. Jika yang bacaan
nya lancar maka setidaknya harus bisa membaca Al Qur’an dua halaman satu hari. Kemudian
hari esoknya meningkat dan meningkat. Bagi yang belum lancar, maka harus lancar. Harus
berusaha. Jangan hanya sibuk cari uang kemudian meninggalkan Al Qur’an. Jangan ketika sakit,
ketika sudah mau meninggal, baru mencari Al Qur’an. Jika tidak dibiasakan, saya menjamin
Sebagian kaum muslimin yang tidak serius menghadapi Ramadhan akan memegang Al Qur’an
satu atau dua hari kemudian setelah itu akan ditinggal dan Kembali ke HP nya. Sebagaimana
bulan bulan Ramadhan tahun tahun yang lain.
Mengapa hal ini selalu berulang setiap tahun? Karena kaum Muslimin tidak melakukan
persiapan dan tidak menjadikan ibadah ibadah yang tadi disebutkan sebagai kebiasaan. Akhirnya
badannya kaget dan hanya melakukannya sekali sekali saja.
Sebagai contoh: Apabila seseorang memiliki hoby berolahraga kemudian setelah 5 tahun
berhenti sama sekali dari olahraga tersebut. Kemudian setelah itu diajak untuk melakukan
olahraga tersebut. Sehingga bermainlah orang ini selama beberapa jam. Apa yang akan terjadi
dengan badannya? Kemudian apakah orang nya masih akan melaksanakan olahraga yang sama
jika diajak Kembali esok harinya? Seperti itulah keadaan seseorang yang tidak membiasakan
dirinya diluar bulan Ramadhan dengan amalan amalan bulan Ramadhan. Ini juga menjawab
mengapa masjid selalu sepi di pertengahan dan akhir bulan Ramadhan.
Kalau begitu yang sudah terbiasa puasa tidak akan merasa haus dan capek? Tentu tidak.
Hal ini sama dengan saudara saudara kita yang menjadi tentara. Apakah mereka bisa lari sejauuh
5 KM? setelah itu apakah mereka Lelah? Tentu saja, akantetapi hal itu mudah dilakukan oleh
mereka karena sudah terbiasa menjalani aktifitas tersebut.

‫ َويُ ْف ىط ُر‬، ‫ول َلَ يُ ْف ىط ُر‬


َ ‫وم َح هَّت نَ ُق‬ ‫ول هى‬ ‫ى‬
ُ‫ص‬ ُ َ‫ ي‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬ ُ ‫ت َكا َن َر ُس‬ْ َ‫ قَال‬- ‫ رضى هللا عنها‬- َ‫َع ْن َعائ َشة‬
‫ول هى‬
ُ‫ َوَما َرأَيْتُه‬، ‫ضا َن‬ َ ‫ْم َل ىصيَ َام َش ْه ٍر إىَله َرَم‬
َ ‫استَك‬
ْ - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬ َ ‫ت َر ُس‬ُ ْ‫ فَ َما َرأَي‬. ‫وم‬ ُ‫ص‬ ُ َ‫ول َلَ ي‬ َ ‫َح هَّت نَ ُق‬
‫أَ ْكثَ َر ىصيَ ااما ىمنْهُ ىِف َش ْعبَا َن‬
Bersumber dari Aisyah r.a dia berkata : Bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
sering berpuasa sehingga kami mengatakan bahwa beliau Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam (seakan)
tidak pernah berbuka. Dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam sering berbuka sehingga kami
mengatakan bahwa beliau Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam (seakan) tidak berpuasa. Aku tidak
pernah melihat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyempurnakan puasa sebulan penuh
kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa
Sallam lebih banyak berpuasa di luar bulan Ramadhan melebihi puasa beliau Shalallahu ‘Alaihi
Wa Sallam di dalam bulan Sya’ban.5
Sehingga seorang muslim yang baik adalah yang mempersiapkan ibadah ibadah yang
akan dia kerjakan nanti di bulan Ramadhan. Jika memang dia adalah orang yang serius ingin
menggapai keutamaannya, merindukan ampunan Tuhannya, dan bertambahnya ketakwaan diri.
Maka ketika keluar dari bulan Ramadhan, dia menjadi pribadi yang lebih baik, apakah dari
akhlak, amalan, dll. Tetapi jika dia memang tidak serius, jangan salahkan jika sebelum masuk
bulan Ramadhan menjadi pegiat maksiat, kemudian keluar dari bulan Ramadhan masih
melaksanakan kemaksiatan yang sama bahkan lebih dahsyat.
PENENTUAN TANGGAL 1 BULAN QAMARIYYAH
Dalam menentukan bulan baru, ,maka kita akan merujuk kepada dalil dalil yang ada.

‫ى‬ ‫ى‬ ‫اَّلل علَي ىه وسلهم ص ى ى ى ى ى ى ى‬ ‫ول هى‬


َ ‫وموا ل ُرْؤيَته َوأَفْط ُروا ل ُرْؤيَته فَإى ْن غُ هم َعلَْي ُك ْم فَاقْد ُروا ثَََلث‬
‫ني‬ ُ ُ َ َ َ ْ َ ُ‫صلهى ه‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫َع ْن أىَِب ُهَريْ َرةَ ق‬
َ َ‫ال ق‬

Bersumber dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Berpuasalah kalian karena melihat (hilal) dan berbukalah kalian karena melihatnya pula. Jika -
hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, maka genapkanlah menjadi tiga puluh hari."6

-LANTAS BAGAIMANA DENGAN PENENTUANNYA DI INDONESIA?

5
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabush Shaum bab 52 no 1969
6
HR Nasa’I dalam kitab sunannya dengan derajat yang shahih kitabus Shiyam no 2089
Di Indonesia penentuan tanggal 1 terbagi menjadi dua:
1. Hisab Hakiki Wujudul Hilal: Adalah metode yang digunakan saudara kita dari
Muhammadiyyah. Dengan menghitung pergerakan bulan dan matahari kemudian melihat apakah
tinggi bulan diatas ufuk atau tidak, dengan mengambil patokan dari ijtimak7 bulan dan matahari.
Maka jika melalui perhitungan ternyata hilal sudah duatas ufuk walaupun setengah derajat maka
dianggap bahwa bulannya Wujud ( ada ) terlepas apakah bisa dilihat atau tidak. Sehingga
saudara saudara kita dari Muhammadiyyah sudah bisa menentukan awal bulan Ramadhan, awal
Syawwal, awal Dzulhijjah dll.
2. Hisab Imkanur Ru’yah: Adalah metode yang digunakan oleh pemerintah, dan ormas
ormas lain, yakni dengan sama sama menghitung kemudian dibuktikan dengan hasil penglihatan
di lapangan. Kemudian pemerintah menetapkan tinggi minimal bulan bisa dilihat adalah 2
derajat sesuai dengan yang digunakan tahun 1442. Jika ternyata setelah dihitung tinggi bulan 2
derajat, lalu ketika dilihat tidak Nampak, maka dianggap bahwa bulan tidak kelihatan dan bulan
tersebut digenapkan 30 hari.
-MENGAPA ARAB SAUDI BISA LEBARAN ATAU PUASA DULUAN
PADAHAL KITA LEBIH CEPAT 4 JAM DARI MEREKA?
Menentukan bulan baru tidak sama seperti menentukan jadwal shalat. Panduan dalam
menentukan bulan baru merujuk kepada istilah ijtimak antara bulan dan matahari. Yang mana
setelah terjadi ijtimak bulan dan matahari akan “berlomba” untuk mencapai garis finish yaitu
tempat terbenam. Akantetapi matahari selalu menjadi pemenang. Jika ijtimak terjadi jauh dari
waktu terbenam matahari, maka kemungkinan besar bulan akan terlihat tinggi diatas ufuk.
Sebagai contoh: Jika Ijtimak terjadi jam 15.00 WIB maka kemungkinan besar bulan tidak akan
bisa nampak diatas ufuk, karena jarak yang terlalu dekat dengan waktu terbenam. Sedangkan di
Arab Saudi, ijtimak nya terjadi di jam 11.00 siang. Jarak yang jauh dari terbenamnya matahari.
Sehingga besar kemungkinan hilal bisa nampak di Arab Saudi sedangkan di Indonesia tidak
nampak.
- MENGAPA KAUM MUSLIMIN TIDAK MENGIKUTI SAJA KEPUTUSAN
PEMERINTAH DALAM PENENTUAN TANGGAL 1 BULAN BARU? BUKANKAH
KITA DIHARUSKAN MENTAATI PEMIMPIN?
Benar kita harus mentaati pemimpin dalam hal yang tidak bertentangan terhadap syariat.
Siapa saja yang membangkang dari pemimpin yang sah terhadap perintah yang tidak
bertentangan dengan syariat, maka dia berdosa dan dianggap tidak menjalankan perintah Allah
dalam Al Qur’an.

َ ‫سو َل َوأُو ِلي أاْل َ أم ِر ِم أن ُك أم ۖ فَإِ أن تَنَازَ أعت ُ أم فِي‬


ُ‫ش أيءٍ فَ ُردُّوه‬ َّ ‫َّللا َوأ َ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َ َّ ‫َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬
‫يل‬ َ ‫اَّلل َو أال َي أو ِم أاْل ِخ ِر ۚ َٰذَلِكَ َخي ٌأر َوأَحأ‬
ً ‫س ُن تَأ أ ِو‬ ِ َّ ‫سو ِل ِإ أن ُك أنت ُ أم تُؤأ ِمنُونَ ِب‬
ُ ‫الر‬ ِ َّ ‫ِإلَى‬
َّ ‫َّللا َو‬

7
Adalah kejadian dimana bulan dan matahari mengalami konjungsi atau berada di bidang ekliptika yang sama atau
berada di posisi bujur yang sama, hal ini akan terjadi 29,531 hari sekali di seluruh dunia.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Hanya saja yang menjadi soal dalam masalah ini adalah pemerintah tidak pernah
memerintahkan, atau menetapkan tanggal 1 bulan baru dengan kalimat pasti. Misalkan :
Pemerintah Indonesia menetapkan, Kementrian Agama menetapkan, Keputusan Presiden dll.
Lantas bagaimana dengan pengumuman yang ada? Yang di lakukan pemerintah dari
tahun ke tahun adalah MENETAPKAN HASIL SIDANG ITSBAT. Maka yang dilakukan oleh
kementrian Agama adalah menetapkan hasil rapat yang dilakukan bersama dengan ormas ormas
yang telah melihat hilal. Kemudian disitu diputuskan apakah penglihatannya diterima atau tidak.
Maka kalimat yang disampaikan oleh pemerintah dari tahun ke tahun hampir sama.
Menteri Agama 2019: Maka bulan Ramadhan tahun ini digenapkan menjadi 30 hari.
Itulah HASIL SIDANG ITSBAT KALI INI.8
Menteri Agama 2021 : Sehingga KEPUTUSAN SIDANG ITSBAT Tadi tanpa ada
perbedaan…..9
Maka Pemerintah Indonesia tidak pernah menetapkan apakah dengan surat resmi,
keputusan presiden dan yang lainnya mengennai masalah ini maka yang berbeda dengan
pemerintah tidak dianggap membangkang dari pemerintah karena tidak adanya perintah. Yang
saya dapati hanya himbauan untuk persatuan dll.
Mengapa Indonesia tidak menetapkan saja tanggal pastinya. Karena ini adalah urusan
yang sangat penting. Sebagai gambaran biaya terkait haji saja ada keputusan presidennya. Lantas
mengapa hal ini tidak.
Dugaan pribadi saya adalah dikarenakan adanya pasal 29 UUD 1945 terdiri atas 2 ayat yang
berbunyi:
-Ayat (1) "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa"
-Ayat (2) "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu."

Sehingga jika ada yang lebaran duluan seperti yang ada di Sumatera atau di Sulawesi, tetap di
berikan hak oleh negara.
DARI SAYA:

8
https://www.youtube.com/watch?v=jWxE09mQstM
9
https://www.youtube.com/watch?v=c43FMvN8FJs
Secara pribadi dari dua metode menentukan hilal tadi saya lebih memilih metode yang kedua
karena hal ini sesuai dengan ketentuan dalil dalil yang ada. Perintah dari Nabi jelas, jika
terhalangan oleh mu maka sempurnakan bilangan bulan 30 hari.

ADAB SAHUR DAN BERBUKA


-PENGERTIAN MAKAN SAHUR
Makan sahur merupakan kegiatan makan dan minum yang dilakukan di waktu sahur
sebagai bagian dari ritual kegiatan ibadah puasa.
-KEUTAMAAN DAN HUKUM MAKAN SAHUR
Hukum makan sahur adalah sunnah, sehingga jika seseorang berpuasa tanpa makan
sahur, puasa nya dianggap sah. Hanya saja dia akan kehilangan keutamaan yang banyak.

‫ « تَ َس هح ُروا فَىإ هن ىِف‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫هب‬


ُّ ‫ال النى‬
َ َ‫ال ق‬ ٍ ‫عن أَنَس بن مالى‬
َ َ‫ ق‬- ‫ رضى هللا عنه‬- ‫ك‬ َ ْ
‫ال هس ُحوىر بََرَكةا‬

Bersumber dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Makan sahurlah kalian, karena didalam makan sahur itu ada keberkahannya.10
Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al ‘Asqalaani berkata :
Dikatakan bahwa keberkahan yang diperoleh adalah dikarenakan seseorang dapat bangun malam
dan berdo’a pada waktu sahur (yaitu pada waktu akhir malam).
Akan tetapi yang lebih tepat adalah : keberkahan makan sahur dapat diperoleh dari berbagai jalan
yaitu :

10
- Menjalankan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
- Menyelisihi orang kafir ahli kitab
- Menambah kekuatan untuk beribadah
- Menambahkan sifat rajin (bangun malam)
- Terhindar dari tabi’at buruk ketika lapar
- Menjadi sebab untuk bershadaqah kepada orang yang meminta makan bersamanya.
- Menjadi sebab untuk berdzikir dan berdo’a di dalam waktu yang mustajab
- Memberi kesempatan untuk berniat kepada orang yang lalai dalam berniat sebelum tidur.11
-KAPAN WAKTU YANG IDEAL DALAM MELAKSANAKAN SAHUR
Melaksanakan sahur adalah dilakukan di waktu sahur. Yakni waktu menjelang subuh. Ini
juga merupakan bagian dari sunnah makan sahur adalah mengakhirkan waktu sahur. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits

ٍ ‫س عن َزي ىد ب ىن ََثبى‬
‫ ُثُه قَ َام‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫هب‬‫ال تَ َس هح ْرًَن َم َع النى ى‬
َ َ‫ ق‬- ‫ رضى هللا عنه‬- ‫ت‬ ْ ْ ْ َ ٍ َ‫َع ْن أَن‬
‫ني آيَةا‬ ‫ى‬ َ َ‫ني اْلَ َذ ىان َوال هس ُحوىر ق‬ ‫إى َل ال ه ى‬
َ ‫ال قَ ْد ُر َخَْس‬ َ َْ‫ت َك ْم َكا َن ب‬ُ ‫ قُ ْل‬. ‫صَلَة‬
Bersumber dari Anas dari Zaid bin Tsabit r.a, dia berkata : Kami makan sahur bersama dengan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri untuk
mengerjakan shalat. Aku bertanya : Berapa lama jarak antara makan sahur dengan adzan ? Dia
menjawab : sekitar (membaca) 50 ayat12.
Dari hadits ini bisa kita ambil pelajaran bahwa jarak antara sahurnya Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dengan adzan adalah sebanyak 50 ayat yang tidak terlalu Panjang atau pendek.
-APA YANG HARUS DIBACA ATAU DIMAKAN KETIKA SAHUR
Makan sahur adalah kegiatan makan yang sama pada umumnya tidak didapati adanya
ketentuan khusus dari cara makan, bacaan bacaan tertentu, atau harus memakan makanan
makanan tertentu ketika sahur. Sehingga seseorang bisa saja makan apapun yang dia mau ketika
sahur. Seseorang yang tidak terbiasa makan di waktu sahur, yang jika dia makan makanan akan
membuatnya muntah dll, maka setidaknya dia meminum minuman, apakah itu teh atau kopi dll.
Adapun kalimat yang biasa dibaca ketika sahur: “nawaitu shauma ghadin ‘an adaai” dst
adalah adat , bukan berasal dari ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

11
Kitab Fat-hul Baari , Syarah terhadap Kitab Shahih Al Bukhari jilid 5 halaman 175 Kitabus Shaum bab 20 no 1923.
12
Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabush Shaum bab 19 no 1921
Lantas bagaimana dengan niat puasa? Syaikh Abu Malik Kamal bin As Sayyid Salim berkata
:Niat sudah dapat diwujudkan dengan bangun malam pada waktu makan sahur, apalagi makan
dan minum ini dilakukan oleh orang yang tidak terbiasa untuk melakukannya di luar bulan
Ramadhan, karena niat adalah maksud atau kehendak untuk melakukan sesuatu. Maka dengan
bangun untuk makan sahur berarti telah tercapai maksud tersebut. (yaitu sudah dapat dianggap
telah berniat puasa)13
-BAGAIMANA CARA YANG BAIK UNTUK MEMBANGUNKAN ORANG
SAHUR
Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian, islam tidak mengajarkan
pemeluknya untuk mengganggu orang lain dengan cara yang tidak benar, apakah kepada sesama
Muslim atau kepada orang kafir. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan cara
terbaik dalam membangunkan seseorang untuk sahur, yakni dengan adzan.

‫ « َلَ ميَْنَ َعنه ُك ْم ىم ْن ُس ُحوىرُك ْم أَذَا ُن بىَلٍَل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اَّللى‬ ‫ول ه‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬َ َ‫َع ْن ََسَُرةَ بْ ىن ُجْن َد ٍب ق‬
‫يل َولَ ىك ىن الْ َف ْج ُر الْ ُم ْستَ ىطريُ ىِف اْلُفُ ىق‬ ‫ى‬
ُ ‫َوَلَ الْ َف ْج ُر الْ ُم ْستَط‬
Bersumber dari Samurah bin Jundab r.a dia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda : Janganlah adzan Bilal dan fajar yang memanjang menghalangi kalian dari makan
sahur kalian, tetapi fajar yang melintang di ufuq (sudah tidak boleh makan minum lagi)14
Adapun cara lain dalam membangunkan orang untuk sahur hendaknya ditinggalkan
apalagi terkadang sudah masuk kedalam ranah bercanda dan mengganggu orang lain dengan
nyanyian tertentu atau alat alat yang menimbulkan suara bising. Jangan sampai kita di cap
sebagai orang yang tidak memahami keadaan orang lain yang bisa saja sedang dalam keadaan
sakit, sakaratul maut, orang orang kafir dll.
-IDE MENGAKHIRKAN WAKTU ADZAN KARENA PERMASALAHAN
PERBEDAAN WAKTU FAJAR.
Penting untuk diketahui bahwa waktu memulai ibadah puasa adalah ketika datangnya
fajar, dan bukan adzan. Jika waktu subuh masuk jam 4.15 misalkan kemudian adzan baru
dilaksanakan jam 4.20, maka yang menjadi patokan adalah waktu subuhnya dan bukan
adzannya.
Masalah ini saya dapati dari perbedaan terkait memahami ketinggian derajat matahari
yang dianggap bisa melihat fajar. Dari penelusuran saya secara garis besar di Indonesia
penetapannya terbagi menjadi 3:

13
Kitab Shahih Fiqih Sunnah jilid 2 halaman 99

14
Tirmidzi Kitabush Shaum bab 15 no 706
- Pemerintah menetapkan bahwa fajar sudah dianggap ada ketika matahari memiliki
ketinggian -20 derajat.
- Muhammadiyyah menetapkan bahwa ketinggian matahari yang bisa memunculkan fajar
adalah -18 derajat. Maka Muhammadiyah dengan pemerintah berbeda sekitar 8 menit.
- Adapun dari ISRN Universitas Hamka Jakarta menetapkan -13 derajat. Setiap derajat
ditempuh 4 menit.
Sehingga jika kita melihat masjid yang pengurusnya Muhammadiyah biasanya akan
melambatkan adzan nya sampai 8 menit dari masjid yang lain. Ada juga yang tetap adzan sesuai
dengan waktu pemerintah tetapi shalatnya dilambatkan hingga 20 menit setelah adzan.
DARI SAYA: Menetapkan waktu shalat adalah dengan melihat pergerakan matahari.
Bukan dengan hitungan matematika dll. Sehingga yang paling baik adalah seseorang
memperhatikan waktu shalat dengan melihat matahari. Hanya saja saat ini jika seseorang tinggal
di kota, maka melihat fajar sangat mustahil dilakukan, sehingga hal ini hanya bisa dilakukan oleh
ahlinya yang memang melihat di tempat yang tepat. Hingga saat ini saya masih berpegang
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Sehingga jika ada yang
menganggap bahwa ketentuan jadwal shalat yang ditetapkan pemerintah ini salah, harus
dibuktikan dengan pembuktian dan penelitian yang sifatnya pasti. Saya memiliki keyakinan
bahwa pemerintah Indonesia tidak mungkin lalai dalam masalah sepenting ini. Jika dalam
masalah Hilal saja yang sebulan sekali perhatiannya besar, maka waktu shalat juga akan lebih
diseriusi. Begitupula yang dimaksud dengan fajar adalah sebuah cahaya putih yang memisahkan
antara langit dengan laut di ufuk. Cahaya ini tidak perlu ditunggu sampai terang apalagi sampai
harus menerangi jalan jalan dll.

‫ال َح هدثَىِن أَبُو َحا ىزٍم َع ْن َس ْه ىل‬ َ َ‫ف ق‬ ٍ ‫يد بن أىَِب مرََي حدهثَنَا أَبو غَ هسا َن ُُم هم ُد بن مطَ ىر‬
ُ ُْ َ ُ
‫ى‬
َ َ ْ َ ُ ْ ُ ‫َع ْن َس ْه ىل بْ ىن َس ْعد ح َح هدثَىِن َسع‬
ٍ
} ‫َس َوىد } َوََلْ يَْن ىزْل { ىم ْن الْ َف ْج ىر‬ ‫ى‬
ْ ‫ض م ْن ا ْْلَْيط ْاْل‬
‫ط ْاْلَب ي ى‬
ُ َْ ُ ‫ني لَ ُك ْم ا ْْلَْي‬ َ ‫ت { َوُكلُوا َوا ْشَربُوا َح هَّت يَتَ بَ ه‬ َ َ‫بْ ىن َس ْع ٍد ق‬
ْ َ‫ال أُنْ ىزل‬
َ ‫َس َوَد َوََلْ يََزْل ََيْ ُك ُل َح هَّت يَتَ بَ ه‬
‫ني لَهُ ُرْؤيَتُ ُه َما‬ ْ ‫ط ْاْل‬
َ ‫ض َوا ْْلَْي‬
َ َ‫ط ْاْلَبْي‬َ ‫َح ُد ُه ْم ىِف ىر ْجلى ىه ا ْْلَْي‬ َ‫طأ‬ ‫ال إىذَا أ ََر ُادوا ال ه‬
َ َ‫ص ْوَم َرب‬ ٌ ‫فَ َكا َن ىر َج‬
‫ى‬ ‫ى‬
َ ‫اَّللُ بَ ْع ُد {م ْن الْ َف ْج ىر } فَ َعل ُموا أَنههُ إىهَّنَا يَ ْع ىِن اللهْي َل َوالن‬
‫هه َار‬ ‫فَأَنْ َزَل ه‬
Bersumber dari sahabat Sahal bin Sa'ad berkata: Ketika turun ayat ("Dan makan minumlah
kalian hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam") dan belum diturunkan ayat
lanjutannya yaitu ("dari fajar"), ada diantara orang-orang apabila hendak shaum seseorang yang
mengikat seutas benang putih dan benang hitam pada kakinya yang dia senantiasa meneruskan
makannya hingga jelas terlihat perbedaan benang-benang itu. Maka Allah Ta'ala kemudian
menurunkan ayat lanjutannya ("dari fajar"). Dari situ mereka mengetahui bahwa yang dimaksud
(dengan benang hitam dan putih) adalah malam dan siang". 15

BERBUKA PUASA

15
Hadits Riwayat Bukhari kitabus shaum no 1784
-KAPAN WAKTU BERBUKA PUASA?
Harus diingat bahwa waktu berbuka puasa bukan dengan suara adzan, melainkan dengan
terbenamnya matahari.

‫ال « إى َذا أَقْ بل اللهيل وأ َْدب ر النههار و َغرب ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬


‫ت‬ َ َ َ ُ َ ََ َ ُ ْ َ َ ‫َع ْن َعاص ىم بْ ىن عُ َمَر َع ْن أَبىيه أَ هن النى ه‬
َ َ‫ ق‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫هب‬
‫صائى ُم‬
‫س فَ َق ْد أَفْطََر ال ه‬ُ ‫هم‬
ْ ‫الش‬
Bersumber dari ‘Ashim bin Umar dari bapaknya ( Umar r.a ), sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda : Apabila malam telah datang dan siang telah pergi, dan matahari telah
terbenam, maka orang yang berpuasa hendaknya berbuka16
PENTING!! : Muadzin hendaknya Amanah dalam masalah ini. Sering saya dapati
adanya muadzin yang tidak amanah. Dengan sengaja berbuka dahulu ketika sudah terbenam
matahari, lalu setelah 5 menit kemudian baru mengumandangkan adzan. Ini merupakan sikap
tidak amanah dengan tugasnya, dan manusia seperti ini jangan menjadi muadzin. Hal ini akan
sangat menzholimi kaum muslimin yang menunggu dikumandangkannya adzan untuk berbuka.
Ketika hal ini saya sampaikan, Sebagian muadzin mengeluh karena jika mereka adzan tepat
waktu maka makanan berbuka akan habis. Ini adalah alasan yang konyol, karena jika memang
demikian, dia bisa mengambil beberapa makanan dan minuman yang dia inginkan, kemudian
ketika matahari terbenam dia minum beberapa teguk air setelah itu adzan. Setelah selesai dia bisa
makan makanan yang sudah dia siapkan.
-APA YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM BERBUKA PUASA
Sebagian kaum muslimin melaksanakan berbagai macam kegiatan ketika akan
melaksanakan buka puasa. Ada yang sibuk mencari tempat berbuka puasa bersama, ada yang
mengobrol, ada yang berjalan jalan tanpa tujuan. Lantas apa yang terbaik yang harus dilakukan?

،‫ َوَد ْع َوةُ الصَائىىم‬،‫ َد ْع َوةُ الْ َوالى ىد‬،‫ات ََل تَُرد‬


ٍ ‫ث دعو‬ ‫ى ه‬
َ َ َ ُ ‫ثَََل‬: ” ‫صلى هللاُ َعلَْيه َو َسل َم‬
‫ال رس ُ ى‬
َ ‫ول هللا‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
ٍ ‫س ب ىن مالى‬
َ َ‫ك ق‬ َ ْ ‫َع ْن أَنَ ى‬
‫َوَد ْع َوةُ الْ ُم َسافى ىر‬
“Bersumber dari Anas bin Malik Radhiyallahu’ anhu dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : Doa orang tua kepada anaknya,
Orang yang berpuasa ketika berbuka, Do’a orang yang sedang safar (musafir).”17

Maka dari hadits diatas hendaknya kaum muslimin yang akan berbuka memperbanyak doa dan
tidak melakukan kegiatan lain yang tidak bermanfaat.

-APA YANG YANG HARUS DIBACA SEBELUM BERBUKA PUASA

16
Hadits riwayat Ahmad 1/48 no 340 dengan sanad yang shahih
17
Hadits riwayat Baihaqi jilid 3 halaman 345, dan di shahihkan oleh syekh Albani
Berbuka puasa selayaknya sama dengan kegiatan makan yang lain. Sehingga kegiatan
makan tersebut dimulai dengan membaca “Bismillah”.

‫اَّللى تَ َعا َل فَإى ْن نَ ىس َي‬


‫اس َم ه‬
ْ ‫َح ُد ُك ْم فَ ْليَ ْذ ُك ْر‬ َ َ‫اَّللُ َعلَْي ىه َو َسله َم ق‬
َ ‫ال إىذَا أَ َك َل أ‬ ‫صلهى ه‬ ‫ول هى‬
َ ‫اَّلل‬ ‫َع ْن َعائى َشةَ َر ىض َي ه‬
َ ‫اَّللُ َعْن َها أَ هن َر ُس‬
‫ى‬ ‫ال ىِف أ هَولىىه فَ ْلي ُقل بىس ىم هى‬
َ ‫اَّللى تَ َع‬
ُ‫اَّلل أ هَولَهُ َوآخَره‬ ْ ْ َ ‫اس َم ه‬
ْ ‫أَ ْن يَ ْذ ُكَر‬
Bersumber dari Aisyah radliallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebutkan nama
Allah Ta'ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta'ala di awal, hendaklah ia
mengucapkan: BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKHIRAHU (dengan nama Allah pada
awal dan akhirnya) '.18

Dari hadits ini difahami bahwa kalimat Bismillah hendaknya diucapkan di awal ketika
akan makan. Dalam hal ini juga sama ketika akan berbuka. Maka sebelum berbuka hendaknya
dia mengucapkan BISMILLAH.

-TENTANG DOA BERBUKA PUASA

َ ‫بَالظَّ َمأََ َوابْ تَ لَّتََالْعر‬


َ‫وق‬ َ َ‫ إىذَا أَفْطََر ق‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اَّللى‬
ََ ‫ال « ذَ َه‬ ‫ول ه‬ ُ ‫ال َكا َن َر ُس‬
َ َ‫عن ابن عُ َمر ق‬
ََّ ََ‫اء‬
‫اّلل‬ َ ‫َج َرَإ َْنَ َش‬
ْ ‫تَاأل‬
ََ َ‫َوثَب‬
Bersumber dari Ibnu Umar r.a, dia berkata : Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
apabila telah berbuka puasa, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan : dzahabadz
dzama-u wabtallatil ‘uruuqu watsabatal ajru insyaa Allah ( telah hilang dahaga, telah basah
urat leher, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah )19
Kapan membaca doa tersebut?
Para ulama menjelaskan bahwa dia ini dibaca ketika sudah selesai dari berbuka. Bukan di
awal, atau di tengah tengah makan. Dikarenakan dari redaksi kalimat yang ada. Seperti kalimat
‫ أفطر‬adalah kalimat lampau. Sehingga jika diartikan: apabila beliau telah berbuka puasa….
Adapun bacaan doa lain maka keseluruhan riwayatnya dhoif dan saya lebih memilih
untuk tidak melaksanakannya.

‫ َكا َن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫هب‬ ٍ ْ‫ص‬


‫ني َع ْنَم َعاذَبْنَزْه َرةََأَنههُ بَلَغَهُ أَ هن النى ه‬ َ ‫هد َحدهثَنَا ُه َشْي ٌم َع ْن ُح‬
ٌ ‫َحدهثَنَا ُم َسد‬
‫ى‬ َ َ‫إى َذا أَفْطََر ق‬
‫ت‬ َ ‫ت َو َعلَى ىرْزق‬
ُ ‫ك أَفْطَْر‬ ُ ‫ص ْم‬
ُ ‫ك‬ َ َ‫ال « الله ُه هم ل‬

18
Hadits riwayat Abu Dawud dalam kitab sunan nya kitabus shaum no 3275
19
Hadits riwayat Abu Dawud Kitabush Shaum bab 23 no 2357 Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani
Bersumber dari Mu’aadz bin Zuhrah , bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila
berbuka puasa, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan : Allahumma laka shumtu wa
‘alaa rizqika afthartu20.
-APA YANG HARUS DIMAKAN KETIKA BERBUKA
ٍ ‫ ي ْف ىطر قَبل أَ ْن يصلىى علَى رطَب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ال « َكا َن النىهب‬ ٍ ‫س ب ىن مالى‬
‫ات‬َ ُ َ َ َُ َْ ُ ُ ُّ َ َ‫ك ق‬ َ ْ ‫َع ْن أَنَ ى‬
‫ات ىم ْن َم ٍاء‬
ٍ ‫ات فَىإ ْن ََل تَ ُكن ُتَُريات حسا حسو‬
َ َ َ َ َ ٌ َْ ْ ْ
ٍ ‫فَىإ ْن ََل تَ ُكن رطَبات فَتُمري‬
َْ َ ٌ َ ُ ْ ْ
Bersumber dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
biasa berbuka dengan beberapa korma ruthab ( korma basah) sebelum melaksanakan shalat, jika
tidak ada korma ruthab, maka dengan tamr (korma kering), jika tidak ada tamr maka dengan
beberapa teguk air21
Kemudian benarkah ketika memakan kurma jumlahnya harus 3 buah? Dikarenakan
adanya dalil yang mengatakan demikian? Inilah diantara contoh kekeliruan Sebagian kaum
muslimin dalam membaca hadits. Yakni dengan membaca Sebagian nya saja dan tidak membaca
haditsnya secara utuh. Hadits yang secara lengkap bunyinya adalah:

ُّ ‫اَّللَ ىوتْ ٌر ُىُي‬ َ َ‫اَّللُ َعلَْي ىه َو َسله َم َوق‬


‫ال إى هن ه‬ ‫صلهى ه‬ ‫ول هى‬ُ ‫ص ََلتى ُك ْم الْ َمكْتُوبَىة َولَكى ْن َس هن َر ُس‬ ‫ال الْ ىوتْ ر لَي ى‬ ‫ى‬
‫ب‬ َ ‫اَّلل‬ َ ‫س ِبَْت ٍم َك‬
َ ْ ُ َ َ‫َع ْن َعل ٍي ق‬
ٌ ‫يث َعلى ٍي َح ىد‬
‫يث‬ ‫ى‬
ُ ‫يسى َحد‬ ‫ى‬
َ ‫ال أَبُو ع‬ َ َ‫اس ق‬ ٍ ‫ال وىِف الْباب عن اب ىن عمر واب ىن مسع‬
ٍ ‫ود َوابْ ىن َعبه‬ ‫ى‬
ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ‫الْ ىوتْ َر فَأ َْوت ُروا ََي أ َْه َل الْ ُق ْرآن ق‬
‫ى‬
‫َح َس ٌن‬

Bersumber dari Ali dia berkata, shalat witir tidaklah wajib sebagaimana shalat wajib kalian, akan
tetapi ia merupakan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dia juga berkata,
sesungguhnya Allah adalah witir (ganjil) dan menyukai dengan sesuatu yang ganjil, maka
berwitirlah kalian wahai para ahli Qur'an.22

Sehingga hadits tadi sama sekali tidak membahas masalah makan kurma dengan 3 buah
atau dengan bilangan ganjil. Bahkan hadits ini tidak dimasukkan oleh Imam Abu Dawud didalam
kitab puasa melainkan kitab shalat.
-BERAPA BANYAK MAKANAN YANG HARUS DIMAKAN KETIKA
BERBUKA.
Saya mengingatkakn kepada kaum Muslimin bahwa berbuka puasa bukan aksi balas
dendam setelah tidak makan seharian. Melainkan menjalankan perintah agama. Maka niatkan

20
Hadits riwayat Abu Dawud Kitabush Shaum bab 23 no 2360, Hadits ini mursal karena Mu’adz bin Zuhrah bukan
shahabat. Selain itu rawi Mu’adz bin Zuhrah juga majhul ( tidak dikenal ). Tidak ada yang meriwayatkan hadits dari
Mu’adz ini kecuali Hushain. Syaikh Al Albani menilainya sebagai hadits dha’if
21
Hadits shahih riwayat Ahmad 3/164 no 12265
22
Hadits Hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab sunannya kitabu shalat no 415
berbuka adalah untuk beribadah bukan semata mata makan dengan rakus. Seseorang hendaknya
makan beberapa kurma dan beberapa teguk air setelah itu dia bersiap melaksanakan shalat. Jika
seseorang makan terlalu lahap maka hal ini hanya akan menyakiti dirinya sendiri. Kemudian
akan membuatnya mengantuk ketika melaksanakan shalat. Jika memang ingin makan, maka
silahkan makan setelah shalat maghrib, atau setelah shalat tarawih.
Kemudian saya dapati beberapa tulisan tentang bahayanya berbuka dengan langsung
makan makanan yang berminyak, atau makanan yang dingin. Sehingga sebaiknya sebisa
mungkin kaum muslimin menghindari berbuka dengan hal hal ini. Akantetapi jika dia tidak mau
dan tetap makan makanan tersebut, hal ini tidak mengurangi pahala puasanya.

Anda mungkin juga menyukai