Oleh:
Yudik Prasetyo
HP WA: 081802744712
Hasil
• Anak laki-laki dengan berat badan normal memiliki skor yang lebih baik
dalam kesejahteraan fisik, suasana hati dan emosi, otonomi, dan dukungan
sosial dan dimensi teman sebaya daripada anak laki-laki kelebihan berat
badan/ obesitas.
• Rata-rata dalam dimensi persepsi diri lebih rendah pada anak perempuan
obesitas dibandingkan dengan anak perempuan dengan berat badan normal
atau kelebihan berat badan.
• Tingkat CRF dan MF yang lebih tinggi dikaitkan dengan kesejahteraan fisik
yang lebih baik pada kedua jenis kelamin. Model regresi linier berganda
menunjukkan bahwa pengaruh MF pada anak laki-laki dan CRF pada anak
perempuan pada HRQoL lebih besar dari pada kelebihan berat badan.
Data dikumpulkan dari 1152 siswa kelas dua hingga lima yang terdaftar
di 10 sekolah Midwestern. Model efek sekolah-tetap digunakan untuk
memperkirakan dampak peningkatan kebugaran aerobik dari musim
gugur ke semester musim semi pada peringkat persentil musim semi
siswa dalam matematika dan membaca.
HASIL
Siswa yang progresivitas kardiovaskular aerobiknya berjalan
meningkat dari musim gugur ke semester musim semi naik peringkat
persentasi matematika musim semi nasional sebesar 2,71 persen (p
<0,001) untuk semua siswa.
Kegiatan latihan fisik/olahraga
Usia SD
• Latihan pola gerak
dasar (lari, lompat,
loncat dan lempar)
• Senam kebugaran
jasmani secara BBTT
untuk meningkatkan kebugaran
jasmani serta mencegah
terjadinya gangguan tumbuh
kembang anak akibat latihan
fisik/latihan beban yang
berlebihan
KEGIATAN
• Pembiasaan anak untuk mau beraktivitas fisik
• Latihan fisik terprogram untuk anak sekolah
• Pengukuran kebugaran jasmani – single test
1000 meter – SD umur 10-12 th
1600 meter – SMP dan SMA
6-9 th?
Kemendiknas (2010)
600 meter
Pembiasaan anak untuk mau
beraktivitas fisik
• Gerak Baris sebelum mulai jam pelajaran
• Gerakan Kapiten antara jam pelajaran
• Optimalisasi waktu turun main dengan
memperkenalkan permainan daerah setempat
Latihan fisik terprogram
untuk anak sekolah
• Senam Anak Bangsa (SAB)
• Latihan fisik terprogram dengan target latihan fisik 3 kali
dalam seminggu
• Guru diharapkan dapat mendorong setiap anak untuk
memilih minimal 1 kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan
membiasakan anak untuk bergerak pada jam istirahat.
Pengukuran kebugaran jasmani
• Rekomendasi: single test
• Sebaiknya dilakukan 3 kali setahun
• Awal semester gasal sebagai data awal
• Akhir semester gasal dan genap sebagai nilai rapor
Alur Pelaksanaan
• Pertemuan konsultasi kegiatan
• Kebijakan: Surat Keputusan Bersama (SKB)
• Bentuk Kegiatan di sekolah
• Pemantauan
• Evaluasi
Pertemuan Konsultasi Kegiatan
• Dinas kesehatan atau Puskesmas menyelenggarakan
pertemuan dengan sekolah (kepala sekolah, guru, komite
sekolah), dinas pendidikan, kantor wilayah agama, dan
pihak terkait untuk
• Melakukan sosialisasi rencana kegiatan
• Menyusun tim pelaksana
• Menyusun rencana kegiatan dan pelaksanaan
• Membahas kebutuhan fasilitas dan anggaran bila diperlukan
Surat Keputusan Bersama (SKB)
• Surat keputusan bersama antara pihak dinas
kesehatan/Puskesmas, sekolah, dinas pendidikan, kantor
wilayah agama perlu disusun untuk kesepakatan bersama
melakukan kegiatan.
Bentuk Kegiatan di sekolah
Contoh
• Gerak barisan
• Gerak kapiten
• Bermain waktu istirahat
• Senam anak bangsa
• Pengukuran kebugaran jasmani
• Ekstra kurikuler olahraga
• Aktivitas fisik lain: berkebun, membersihkan kelas, dll
Pemantauan dan evaluasi
▪ Disesuaikan dengan pilihan kegiatan dan target
capaian kurikulum penjasor
▪ Idealnya terintegrasi dengan Puskesmas & dinas
pendidikan
Monitoring pembinaan kebugaran
jasmani
• Partisipasi aktif peserta didik selama melakukan aktivitas
fisik / latihan fisik terprogram di sekolah yang disusun
oleh guru olahraga.
• Memantau latihan fisik dengan tes bicara.
• Melakukan pemeriksaan kondisi tubuh, denyut nadi
istirahat dan tekanan darah sebelum melakukan
pengukuran kebugaran jasmani (bekerja sama dengan
dokter Puskesmas).
• Mencatat keluhan yang dirasakan peserta didik selama
melakukan kegiatan..
• Alat pemantauan dapat berupa kartu absensi yang diisi
oleh guru pendidikan jasmani atau guru kelas dan kartu
individu untuk mencatat pencapaian dan perkembangan
hasil kegiatan peserta didik.
Evaluasi pembinaan kebugaran jasmani
Pertanyaan
• Anjuran kemenkes utk pengukuran kebugaran dg single
test. Krn kebingungan mencari lokasi utk tes. Kemudian
diusahakan dg multites. Apakah bisa menjadi acuan tes
kebugaran anak sekolah?
• Apakah dg tes awal di semester 1 dan 2
mempresentasikan kebugaran anak? Faktor bias krn ada
kecenderungan tertentu?
Kesorga 2019 26
Jawaban
• Kemenkes 2019 mngarah ke single tes. Seandainya
klarifikasi kemenkes dan kemendiknas sudah klik, mohon
bantuan Dinkes utk mendukung.
• Yang tidak bisa dilakukan adalah TKJ tapi lari tidak
dilaksanakan maka dinyatakan gugur
• Pengukuran sebaiknya sesering mungkin. Dinyatakan 3
kali adalah minimal. Joging 1 minggu sekali hanya
mempertahaknkan kebugaran, tidak meningkatkan.
Pengukuran 3 kali setahun memungkinkan bias.
• Lapngan standar tidak berpasir, krn lapangan pasir berat