Anda di halaman 1dari 26

PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI

BAGI ANAK SEKOLAH DASAR

Oleh:
Yudik Prasetyo
HP WA: 081802744712

Pertemuan Koordinasi Kesehatan Olahraga Anak Sekolah


Tahun 2019
Kebugaran jasmani :
dapat meningkatkan

• fungsi organ tubuh,


• kondisi sosial emosional,
• sportivitas dan semangat
kompetisi,
• serta mendukung prestasi
belajar.
Aktivitas Fisik/Latihan
- Menurunkan angka kesakitan/tk absensi
Fisik/Olahraga, - Mendukung pendidikan karakter peserta didik
Baik, Benar, Terukur, Teratur

Aktivitas Fisik Kurang


- Tingkat kebugaran jasmani rendah
Kurang penerapan - Timbul berbagai masalah penyakit
PHBS
Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Kemendiknas
tahun 2010
• Pada 12.240 siswa
SD, SMP, SMA/SMK
di 17 provinsi
• tingkat kebugaran
jasmani yang baik
hanya 17%,
• sedang 38%,
• kurang 45%.
• Catatan: Baterai Test TKJI
Masalah kegemukan dan obesitas
di Indonesia
Anak kurang OBESITAS
aktivitas fisik

• Hasil riskesdas tahun 2010:


Obesitas
• pada anak usia sekolah (6-12
tahun) sebesar 9,2%.
• Prevalensi anak gemuk di
keluarga miskin13,7% dan di
keluarga kaya 14%,
• tingkat obesitas penduduk usia
lebih dari 15 tahun sebesar
15%.
Penjasorkes
Dasar Pembinaan
Olahraga
adalah menata gerak,
tumbuh kembang,
kebugaran serta
pengembangan
karakter
Permasalahan:
Aktivitas Fisik Anak melalui Penjas
hanya 3 JPL=135 menit /minggu
Perlu ditambah aktivitas fisik lain di
antara waktu luang di sekolah dan
diluar sekolah serta kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler
Studi cross-sectional dari 1.158 anak sekolah, 8-11 tahun, dari 20 sekolah di
provinsi Cuenca, Spanyol. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan
kebugaran fisik, diukur dengan Cardiorespiratory Fitness dan indeks
Musculoskeletal Fitness. HRQoL yang dilaporkan sendiri diukur dengan
kuesioner KIDSCREEN-52.

Hasil
• Anak laki-laki dengan berat badan normal memiliki skor yang lebih baik
dalam kesejahteraan fisik, suasana hati dan emosi, otonomi, dan dukungan
sosial dan dimensi teman sebaya daripada anak laki-laki kelebihan berat
badan/ obesitas.

• Rata-rata dalam dimensi persepsi diri lebih rendah pada anak perempuan
obesitas dibandingkan dengan anak perempuan dengan berat badan normal
atau kelebihan berat badan.

• Tingkat CRF dan MF yang lebih tinggi dikaitkan dengan kesejahteraan fisik
yang lebih baik pada kedua jenis kelamin. Model regresi linier berganda
menunjukkan bahwa pengaruh MF pada anak laki-laki dan CRF pada anak
perempuan pada HRQoL lebih besar dari pada kelebihan berat badan.
Data dikumpulkan dari 1152 siswa kelas dua hingga lima yang terdaftar
di 10 sekolah Midwestern. Model efek sekolah-tetap digunakan untuk
memperkirakan dampak peningkatan kebugaran aerobik dari musim
gugur ke semester musim semi pada peringkat persentil musim semi
siswa dalam matematika dan membaca.

HASIL
Siswa yang progresivitas kardiovaskular aerobiknya berjalan
meningkat dari musim gugur ke semester musim semi naik peringkat
persentasi matematika musim semi nasional sebesar 2,71 persen (p
<0,001) untuk semua siswa.
Kegiatan latihan fisik/olahraga
Usia SD
• Latihan pola gerak
dasar (lari, lompat,
loncat dan lempar)

• Senam kebugaran
jasmani secara BBTT
untuk meningkatkan kebugaran
jasmani serta mencegah
terjadinya gangguan tumbuh
kembang anak akibat latihan
fisik/latihan beban yang
berlebihan
KEGIATAN
• Pembiasaan anak untuk mau beraktivitas fisik
• Latihan fisik terprogram untuk anak sekolah
• Pengukuran kebugaran jasmani – single test
1000 meter – SD umur 10-12 th
1600 meter – SMP dan SMA

6-9 th?
Kemendiknas (2010)
600 meter
Pembiasaan anak untuk mau
beraktivitas fisik
• Gerak Baris sebelum mulai jam pelajaran
• Gerakan Kapiten antara jam pelajaran
• Optimalisasi waktu turun main dengan
memperkenalkan permainan daerah setempat
Latihan fisik terprogram
untuk anak sekolah
• Senam Anak Bangsa (SAB)
• Latihan fisik terprogram dengan target latihan fisik 3 kali
dalam seminggu
• Guru diharapkan dapat mendorong setiap anak untuk
memilih minimal 1 kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan
membiasakan anak untuk bergerak pada jam istirahat.
Pengukuran kebugaran jasmani
• Rekomendasi: single test
• Sebaiknya dilakukan 3 kali setahun
• Awal semester gasal sebagai data awal
• Akhir semester gasal dan genap sebagai nilai rapor
Alur Pelaksanaan
• Pertemuan konsultasi kegiatan
• Kebijakan: Surat Keputusan Bersama (SKB)
• Bentuk Kegiatan di sekolah
• Pemantauan
• Evaluasi
Pertemuan Konsultasi Kegiatan
• Dinas kesehatan atau Puskesmas menyelenggarakan
pertemuan dengan sekolah (kepala sekolah, guru, komite
sekolah), dinas pendidikan, kantor wilayah agama, dan
pihak terkait untuk
• Melakukan sosialisasi rencana kegiatan
• Menyusun tim pelaksana
• Menyusun rencana kegiatan dan pelaksanaan
• Membahas kebutuhan fasilitas dan anggaran bila diperlukan
Surat Keputusan Bersama (SKB)
• Surat keputusan bersama antara pihak dinas
kesehatan/Puskesmas, sekolah, dinas pendidikan, kantor
wilayah agama perlu disusun untuk kesepakatan bersama
melakukan kegiatan.
Bentuk Kegiatan di sekolah
Contoh
• Gerak barisan
• Gerak kapiten
• Bermain waktu istirahat
• Senam anak bangsa
• Pengukuran kebugaran jasmani
• Ekstra kurikuler olahraga
• Aktivitas fisik lain: berkebun, membersihkan kelas, dll
Pemantauan dan evaluasi
▪ Disesuaikan dengan pilihan kegiatan dan target
capaian kurikulum penjasor
▪ Idealnya terintegrasi dengan Puskesmas & dinas
pendidikan
Monitoring pembinaan kebugaran
jasmani
• Partisipasi aktif peserta didik selama melakukan aktivitas
fisik / latihan fisik terprogram di sekolah yang disusun
oleh guru olahraga.
• Memantau latihan fisik dengan tes bicara.
• Melakukan pemeriksaan kondisi tubuh, denyut nadi
istirahat dan tekanan darah sebelum melakukan
pengukuran kebugaran jasmani (bekerja sama dengan
dokter Puskesmas).
• Mencatat keluhan yang dirasakan peserta didik selama
melakukan kegiatan..
• Alat pemantauan dapat berupa kartu absensi yang diisi
oleh guru pendidikan jasmani atau guru kelas dan kartu
individu untuk mencatat pencapaian dan perkembangan
hasil kegiatan peserta didik.
Evaluasi pembinaan kebugaran jasmani

• Evaluasi kegiatan aktivitas fisik dan latihan


fisik di sekolah dikaitkan dengan kebugaran
jasmani anak sekolah sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar.
• Evaluasi :
• Partisipasi peserta didik melakukan aktivitas fisik dan
latihan fisik
• Menurunnya angka kesakitan atau ketidakhadiran
peserta didik
• Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Direktorat Kesehatan
Kerja dan Olahraga. (2019). Pembinaan Kebugaran Jasmani Anak
Sekolah; Pelatihan bagi Pelatih Pembinaan Kebugaran Jasmani
Tahun 2019.

• Centers for Disease Control and Prevention. (2018). Strategies for


Classroom Physical Activity in Schools. Atlanta, GA.

• Morales Pablo Franquelo, et al. (2013). Health-related quality of life,


obesity, and fitness in schoolchildren: the Cuenca study. Quality of
Life Research September 2013, Volume 22, Issue 7, pp 1515–1523.

• Bartee Roderick T., et al. (2018). Longitudinal Evaluation of Aerobic


Fitness and Academic Achievement Among Schoolchildren.
https://doi.org/10.1111/josh.12666
Kesorga 2019 25

Pertanyaan
• Anjuran kemenkes utk pengukuran kebugaran dg single
test. Krn kebingungan mencari lokasi utk tes. Kemudian
diusahakan dg multites. Apakah bisa menjadi acuan tes
kebugaran anak sekolah?
• Apakah dg tes awal di semester 1 dan 2
mempresentasikan kebugaran anak? Faktor bias krn ada
kecenderungan tertentu?
Kesorga 2019 26

Jawaban
• Kemenkes 2019 mngarah ke single tes. Seandainya
klarifikasi kemenkes dan kemendiknas sudah klik, mohon
bantuan Dinkes utk mendukung.
• Yang tidak bisa dilakukan adalah TKJ tapi lari tidak
dilaksanakan maka dinyatakan gugur
• Pengukuran sebaiknya sesering mungkin. Dinyatakan 3
kali adalah minimal. Joging 1 minggu sekali hanya
mempertahaknkan kebugaran, tidak meningkatkan.
Pengukuran 3 kali setahun memungkinkan bias.
• Lapngan standar tidak berpasir, krn lapangan pasir berat

Anda mungkin juga menyukai