Anda di halaman 1dari 1

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Filsafat Modern Fatrawati Kumari, M. Hum

Raden Ajeng Kartini: Gerakan Feminisme Indonesia

Oleh: Ahmad Hadi Irpana (210103030011)

Raden Ajeng Kartini, seorang keturunan bangsawan yang dilahirkan di Jepara


pada tanggal 21 bulan April tahun 1879. Kemudian hari kelahirannya itu di peringati
sebagai hari Kartini, dengan tujuan mengenang jasa-jasa yang telah beliau ukir untuk
negeri. Karna sejarah mencatat bahwa beliau dikenal sebagai pahlawan nasional yang
gigih dalam memperjuangkan hak-hak kewanitaan (emansipasi atau feminisme). Namun
perjuangan beliau bukan seperti pemikiran-pemikiran feminisme di Barat yang ingin
menyetarakan antara perempuan dan laki-laki secara bebas. Pemikiran beliau yakni
feminisme berdasarkan pandangan islam. Kartini ingin menyetarakan antara pendidikan
perempuan dengan pendidikan laki-laki. Yang mana dalam islam, Allah menyeru
umatnya untuk menuntut ilmu baik perempuan ataupun laki-laki.
Awal mula Kartini memiliki keinginan tersebut dikarenakan situasi dan kondisi
perempuan Indonesia kala itu harus menurut dengan adat istiadat yang mengurung dan
membatasi pemikiran mereka. Di tambah kaum penjajah kala itu tidak memperbolehkan
masyarakat pribumi untuk bersekolah. Begitu hal nya dengan yang beliau alami, yakni
pada saat beliau di larang oleh ayahnya untuk terus bersekolah mengenyam pendidikan
di Belanda. Waktu itu Kartini berusia 12 tahun dan harus menurut dengan adat istiadat
orang Jawa, yakni perempuan tak mesti memiliki pengetahuan atau pendidikan, cukup
berdiam di rumah menunggu lelaki melamarnya.
Namun semangat dan kegigihan seorang Kartini mampu mendobrak apa yang
menghalangi keinginannya. Kartini memberikan motivasi kepada kaum perempuan
Indonesia, agar tak lagi tertinggal dan di nomor dua kan oleh kaum laki-laki. Akhirnya
kaum perempuan kala itu semakin teperhatikan dan tak lagi dinomor dua kan. Tempat-
tempat pendidikan bagi kaum perempuan pun semakin menyebar.

Anda mungkin juga menyukai