Kelas : X MIPA 1 / 21
Tugas:
RIVAL NULMURKI
Rivan Nurmulki lahir dari pasangan ayah Nasrin dan ibu Ika Nuryati pada 16 Juli 1995 di
Jambi, namun kedua orang tuanya telah berpisah. Rivan merupakan seorang pemain bola
voli Tim Nasional Indonesia dan dia bermain di klub voli Surabaya Bhayangkara Samator.
Awal karier Rivan di dunia voli ia mulai dari mengikuti turnamen-turnamen di daerahnya,
yakni Jambi.
Sebenarnya, pada awalnya Rivan tidak terlalu tertarik dengan voli, tetapi karena tingginya
mendukung untuk olahraga tersebut, akhirnya pada usia 17 tahun di tahun 2012, ia mulai
mencoba bermain voli. Dengan mengikuti turnamen-turnamen yang diadakan di
daerahnya, Bangka, Jambi. Dari sana kemampuannya makin berkembang, meski belum
menguasai teori dasar voli.
Hingga pada saat pemandu bakat dari klub Surabaya Samator melihat kemampuan Rivan
ketika bermain di ajang Kapolda Cup jambi. Mereka tertarik mengajak bergabung Rivan,
terlebih tinggi badannya, yakni 194 cm, sangat ideal untuk pemain voli. Sebagai klub besar
tingkat voli nasional, Surabaya Samator tentunya membuat Rivan tertarik untuk
bergabung, apalagi ia telah mengantongi izin dan restu dari orang tuanya.
Pada awal bergabung Rivan agak kesulitan mengikuti alur latihan Samator. Tetapi, lambat
laun ia dapat beradaptasi. Terlebih di sana dia bisa berlatih bersama idolanya, Ayip Rizal.
Tentunya hal ini menjadi penyemangat bagi Rivan. Kemampuan Rizal makin diasah di sana
hingga ia berhasil menorehkan kemenangan untuk klubnya dan penghargaan prestisius di
bidangnya.
Sukses menjadi juara Proliga 2016 untuk klubnya, hal ini membuat ia mendapat
penghargaan sebagai Most Valuabe Player (MVP). Ia berhasil mempertahankan emas di
PON 2016 untuk Jawa Timur. Pada 2017, Rivan memperoleh penghargaan the best
Opposite Spiker di kejuaraan Asia, penghargaan tersebut memposisikannya menjadi yang
terbaik di antara para spiker kelas atas Asia.
Usia Rivan masih tergolong muda, namun ia telah memberi kontribusi lebih dari usianya,
karenanya diyakini Rivan memiliki karier panjang. Ibarsjah Djanu sebagai pelatih Samator,
meminta pemain asal Jambi ini tak cepat puas dan terus mengembangkan serta mengasah
permainannya menjadi lebih baik lagi.
Dengan begitu, ia bisa menjadi tulang punggung untuk tim nasional voli putra di masa
depan menggantikan senior-seniornya di timnas. Besar harap kehadiran Rivan akan
mengembalikan kejayaan voli nasional saat di era Djoni Sugianto dan kawan-kawan.