DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GIRIMARTO
Tambakkulon,TambakMerang,Girimarto,Wonogiri 57683
Telp.(0273)4131079 Email: girimartopuskesmas@gmail.com
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pada Bab
VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Dalam
rangka mencapai tujuan program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam
upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Sumber Daya Manusia adalah aset yang besar
bagi bangsa Indonesia jika seluruh warganya telah menjadi Manusia Indonesia Prima antara
lain ditandai dengan warganya yang sehat, cerdas dan produktif. Untuk mewujudkan warga
yang sehat cerdas dan produktif diperlukan statusgizi yang optimal dengan cara melakukan
perbaikan gizi secara terus menerus melalui berbagai pendekatan yang semakin inovatif.
Oleh karena itu pemerintah melalui sektor terkait lebih serius memberikan perhatian pada
peningkatan status gizi masyarakat secara menyeluruh.
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah yang
penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai sektor, bukan hanya
dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan
dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat
meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Girimarto berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita pada tahun 2019 dengan indikator BB/U diperoleh
data balita status gizi buruk 0,41 %, kurang 1,6%, baik 93,9% dan lebih 4,1%. Dengan
indikator TB/U terdapat balita dengan status gizi sangat pendek 0,26%, pendek 1,44% dan
normal 98,3%. Sedangkan dengan indikator BB/TB terdapat balita dengan status gizi kurus
0,82% normal 95,98% dan gemuk 3,19%. Prevalensi ibu hamil KEK 15.72 % dan anemia
gizi besi 28,06 %. Dampak yang timbul dari masalah Anemia dan KEK tersebut adalah
adanya kasus kematian bayi selama tahun 2014 sebanyak 7 balita dengan penyebab
kematian adanya penyakit penyerta dan kelahiran BBLR selama tahun 2014 sebesar 0,7%.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari strkutur jajaran
kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan
masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan
penganggulangan masalah gizi.
1 Koordinasi kader
2 Pelatihan kader Posyandu
PROMOTIF 3 Penyuluhan ibu balita