Menulis sebuah karya tulis ilmiah bisa dibilang susah-susah gampang. Karya tulis ilmiah
terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup. Menulis sebuah karya ilmiah haruslah sistematis, yang
paling penting kamu harus mengetahui masalah apa yang ingin kamu tulis dan bagaimana cara
menyelesaikan masalah tersebut.
Dengan begitu, kamu tidak akan bingung selama penulisan karya ilmiah. Ketika menulis
karya ilmiah, kamu juga harus seobjektif mungkin, karena karya ilmiah dibuat bukan
berdasarkan emosi sang penulis.
Ketika menulis karya ilmiah, latar belakang merupakan komponen yang penting. Latar
belakang diperlukan ketika kamu ingin menulis makalah, jurnal, skripsi, bahkan proposal.
Dengan menuliskan latar belakang yang kuat, karya tulis ilmiah mu akan lebih kompeten dan
tidak mudah terbantahkan. Lalu, apa yang dimaksud dengan latar belakang? Bagaimana cara
menulis latar belakang yang baik? Simak tulisan berikut ya!
Latar belakang masalah adalah bagian yang menjelaskan topik penelitian yang ingin kamu bahas
dan mengapa kamu memilih topik itu. Contohnya, dalam membuat makalah kamu harus
menjelaskan mengapa kamu harus membuat karya ilmiah itu.
Secara garis besar, isi dari latar belakang dalam karya tulis ilmiah adalah :
Hal ini akan menjadi acuan dalam penulisan latar belakang. Dengan data atau fakta yang kamu
peroleh, kamu harus menjabarkan masalah apa yang akan kamu bahas. Tentu saja data ini
nantinya akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada atau standar keilmuan. Jika berbeda,
disitulah letak permasalahannya.
2. Analisis
isi latar belakang masalah adalah sebuah informasi tentang suatu masalah dan atau peluang yang
dapat dipermasalahkan agar ditindaklanjuti lewat penelitian, termasuk hal-hal yang
melatarbelakanginya
Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi oleh penulis.
Berikut adalah beberapa komponen dari latar belakang yaitu:
Perkembangan teknologi dan internet sudah semakin canggih. Dengan adanya internet,
hampir semua aktivitas bisa dilakukan, seperti bercengkrama dengan teman yang ada di benua
lain, memesan taksi, hingga melakukan jual beli. Tidak hanya jual beli antar kota saja, namun
bisa sampai mencakup antar negara dengan cara yang mudah dan biaya yang murah.
Dalam melakukan transaksi jual beli ini, sudah ada platform yang bernama E-Commerce.
Di Indonesia sendiri, E-Commerce sudah merebak sejak tahun 2010. Bahkan, Indonesia telah
dinobatkan sebagai negara dengan adopsi E-Commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019.
Pengguna internet mulai dari usia 16-65 tahun pernah bertransaksi melalui E-Commerce.
Hingga saat ini, sudah banyak sekali pilihan E-Commerce di Indonesia, mulai dari Bukalapak,
Shopee, Tokopedia, Lazada. Dsb. Bertransaksi melalui E-Commerce jadi lebih mudah bagi
kedua belah pihak, pihak pembeli maupun penjual.
Dengan adanya E-Commerce, para penjual tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak
seperti yang biaya sewa toko, pegawai, dll. Dari sisi pembeli, pembeli tidak perlu repot-repot
datang ke toko untuk berbelanja. Melalui E-Commerce, transaksi jual beli menjadi lebih mudah
dan cepat untuk para pengguna internet di seluruh dunia.
Secara umum, batasan masalah adalah ruang lingkup masalah yang ingin dibatasi oleh
peneliti yang disebabkan masalah yang terlalu luas atau lebar yang bisa mengakibatkan
penelitian itu tidak bisa fokus. Oleh karena itu, batasan diperlukan supaya penelitian bisa
memberikan hasil yang tepat.
Biasanya Batasan masalah berbentuk pertanyaan sebagai acuan dasar dalam pembuatan sebuah
karya tulis
Batasan Masalahnya :
1. Bagaimana cara guru dalam menggunakan teknologi sebagai alat bantu Pendidikan ?
2. Bagaimana cara belajar siswa menggunakan teknologi dalam pembelajaran ?
Adapun fungsi batasan masalah, selain berperan untuk membuat fokus pada satu
persoalan, juga membantu dalam mengidentifikasi masalah yang akan dibahas, membatasi
jangkauan proses yang dibahas, menjadi gambaran terkait hal yang hendak diteliti, diuji dan di
temukan problem solvingnya. Sekaligus sebagai bentuk dari memfokuskan pembahasan.
Tujuan Pembahsan
Secara global tujuan pembahasan merupakan jawaban sekaligus kunci inti dari sebuah karya tulis
yang akan dibuat. Tujuan pembahasan adalah jawaban dari Batasan masalah yang dibuat
DAFTAR ISI
Daftar isi (bahasa Inggris: table of contents, disingkat TOC) adalah suatu daftar, biasanya
ditemukan pada halaman sebelum dimulainya sebuah karya tulis, yang berisi judul bab atau
bagian karya tersebut beserta deskripsi singkatnya, yang dilengkapi dengan nomor halaman awal
bab terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka adalah daftar rujukan dari semua kutipan yang digunakan di dalam karya ilmiah.
Rujukan yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka bersumber dari buku, makalah, artikel di
majalah atau koran. Dalam karya ilmiah, daftar pustaka terletak setelah bagian penutup.
Tujuan penulisan daftar pustaka yaitu sebagai bentuk pertanggung jawaban ilmiah penulis
terhadap pengutipan pernyataan atau pendapat orang lain di dalam karya ilmiah yang dibuatnya.
Penulisan daftar pustaka memiliki aturan-aturan tertentu.[1] Permasalahan yang umum terjadi di
dalam penulisan daftar pustaka ialah kesalahan dalam cara menulis nama penulis karya ilmiah.
Daftar pustaka memuat keterangan dari sumber rujukan yang meliputi nama penulis, tahun
terbitan, judul karya ilmiah, kota penerbit, dan nama penerbit. Penulisan daftar pustaka tidak
mencantumkan gelar yang dimiliki penulis. Daftar pustaka disusun sesuai urutan alfabet dari
nama belakang masing-masing penulis. Penulisan daftar pustaka tidak memakai penomoran.
Berikut ini beberapa fungsi penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah:
1. Nama penulis
Nama penulis dicantumkan paling awal. Penulisannya dimulai dari nama belakang/nama
keluarga, lalu diikuti tanda koma (,). Setelah itu, cantumkan nama tengah (jika ada) dan nama
belakang penulis.
2. Tahun terbit
Setelah nama penulis, hal selanjutnya yang perlu dicantumkan adalah tahun terbit tulisan. Tahun
terbit buku dapat dilihat di halaman awal setelah halaman judul. Sementara itu, tahun terbit
artikel jurnal dan makalah biasanya tercantum pada header di bagian atas.
Unsur selanjutnya yaitu judul tulisan. Tuliskan judul secara lengkap sesuai dengan yang tertera
pada sumber, baik berupa buku, artikel jurnal, makalah, atau sumber-sumber lainnya.
4. Nama penerbit
Setelah mencantumkan judul tulisan, cantumkan juga pihak yang menerbitkan tulisan tersebut.
Nama penerbit buku biasanya tertulis di sampul depan, belakang, atau di halaman yang sama
dengan informasi tahun terbit. Jika sumber yang digunakan adalah artikel jurnal, tuliskan nama
jurnal yang memuat artikel tersebut.
Bagian terakhir dari penulisan daftar pustaka adalah keterangan penerbitan. Keterangan ini dapat
berupa tempat terbit maupun keterangan lainnya.