PENDAHULUAN
1
wilayah Provinsi Jawa Timur.
2
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medik.
27. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
7/PER/25/M.PAN/2/2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan
Publik.
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
29. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/I/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
31. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028 Tahun 2011
tentang Klinik.
32. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1018/MENKES/PER/V/2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan
Terhadap Dampak Perubahan Iklim.
33. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
34. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
35. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012
pasal 3 tentang Sistim Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
36. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
37. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2013 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
38. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076 Tahun 2003
tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.
39. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah
Sakit.
40. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
41. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia
Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
42. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1437 Tahun 2005
tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Ganggan Penglihatan dan
Kebutaan Untuk Mencapai Vision 2020.
3
43. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 428 Tahun 2006
tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran.
44. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Desa Siaga.
45. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
879/Menkes/SK/XI/2006 tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan
Gangguan Pendengaran dan Ketulian untuk mencapai tujuan Sound Hearing
2030.
46. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1428/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas.
47. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
48. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Puskesmas.
49. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/MENKES/SK/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
50. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
406/MENKES/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa
Komunitas.
51. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1529/MENKES/SK//2010 tentang - 1 -Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
52. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/MENKES/SK/I/2011 tentang Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar.
53. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2500/Menkes/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2011.
54. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia
Nomor KEP/25/M.PAN/2/2012 tentang Pelayanan Publik.
55. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun
2009–2014.
56. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur.
57. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 tahun 2001 tentang Pengambilan
Contoh Uji Air, Limbah Cair, Udara di Provinsi Jawa Timur.
1.3 Pengertian
1. Standar pelayanan kesehatan adalah ukuran baku dan tolok ukur yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan dan penilaian kualitas pelayanan
kesehatan.
2. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD) yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja.
3. Puskesmas rawat jalan adalah Puskesmas yang melaksanakan 6 (enam) upaya
wajib dan pengembangan serta tidak mempunyai fasilitas rawat inap.
4. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap
dengan tempat tidur minimal 6 (enam) dan maksimal 25 (dua puluh lima) buah,
4
untuk dapat memberikan layanan kesehatan rawat inap selama 24 (dua puluh
empat) jam kepada masyarakat dalam waktu tidak lebih dari 5 (lima) hari.
5. Puskesmas rawat inap dengan PONED adalah Puskesmas Rawat Inap yang
mempunyai kemampuan serta fasilitas dalam Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar. Puskesmas siap memberikan pelayanan 24 jam terhadap ibu
hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader masyarakat, bidan di desa, Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas.
6. Puskesmas rawat inap PLUS (Pemberi Layanan Unggulan Spesialis) adalah
Puskesmas rawat inap yang mempunyai unggulan minimal 1 (satu) orang
dokter spesialis, dengan kunjungan periodik maupun pelayanan tetap ke
Puskesmas.
7. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
8. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
9. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
10. Pelayanan medik dasar adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh maksimal
dokter dan dokter gigi di sarana pelayanan kesehatan dasar.
11. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan oleh dokter dan dokter gigi di Puskesmas, Puskesmas perawatan,
tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga
pelayanan kesehatan dan rumah sakit pratama.
12. Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan spesialistik
yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik di rumah sakit
kelas B,C,D serta RS khusus.
13. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan subspesialistik
yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi subspesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi subspesialistik di rumah sakit kelas A
dan RS kelas B yang mempunyai subspesialistik.
14. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (Surat Keputusan
Mendiknas Nomor 45/U/2002).
15. Sistem rujukan adalah suatu sistim penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah
kesehatan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal secara struktural
dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau
permasalahan kesehatan.
5
1.4 Tujuan
1. Tujuan umum
Tersedianya standar penyelenggaraan Puskesmas sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
2. Tujuan khusus
a. Tersedianya standar Puskesmas rawat jalan
b. Tersedianya standar Puskesmas rawat inap
c. Tersedianya standar Puskesmas rawat inap PONED
1.5 Manfaat
Dengan tersedianya standar Puskesmas maka dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut,
1. Bagi masyarakat
a. Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di
Puskesmas
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan
evaluasi pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
a. Sebagai acuan dalam mengukur standar pelayanan kesehatan di Puskesmas
b. Sebagai acuan dalam penentuan kebijakan di Puskesmas
c. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran
d. Sebagai acuan untuk pembinaan ke Puskesmas
3. Bagi Pemerintah Daerah
Sebagai acuan dalam perencanaan pengembangan, monitoring dan evaluasi
pelayanan Kesehatan.
6
BAB 2
STANDAR PUSKESMAS RAWAT JALAN
7
2.1. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen Puskesmas adalah proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematik di Puskesmas untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan
efisien untuk semua pekerjaan kegiatan.
Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja
secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan, pelaksanaan serta
pengendalian, pengawasan dan penilaian.
Administrasi Puskesmas adalah tata cara tulis menulis yang dilakukan secara
teratur, tertib, terarah dan seragam serta mempunyai peranan dalam mendukung
pelaksanaan tugas pokok guna mencapai tujuan organisasi.
Manajeman dan administrasi di Puskesmas terbagi menjadi:
1. Manajemen Operasional
2. Manajemen Mutu
8
2.1.1.2.5. 2.1.1.1 Input
2.1.1.1.1. Ijin Operasional
Ijin Operasional adalah ijin yang harus dimiliki oleh sarana yang
memberikan pelayanan kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 30
menyebutkan bahwa semua fasilitas pelayanan kesehatan harus mempunyai ijin
yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan harus
mempunyai ijin operasional
Pembakaran limbah B3 dengan insinerator harus mendapatkan izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup dengan persyaratan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 18/1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun.
Puskesmas rawat inap yang mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) wajib mempunyai ijin operasional IPAL ke kantor/badan lingkungan
hidup setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi, maka Puskesmas rawap inap yang mempunyai pelayanan
radiodiagnostik harus memproleh ijin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota dan memiliki ijin penggunaan alat dari BAPETEN.
9
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
beserta lingkungannya, selalu berupaya mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan
oleh Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
C. Motto Layanan
Motto adalah suatu acuan penuntun perilaku para pelaksana yang
diharapkan dapat memotivasi pegawai Puskesmas untuk memberikan
pelayanan terbaik. Motto pelayanan disosialisasikan oleh kepala Puskesmas
kepada seluruh karyawan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
D. Janji Layanan
Janji layanan adalah pedoman dan acuan dalam bertindak dan berperilaku
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Janji layanan
disosialisasikan kepada seluruh karyawan.
E. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat.
F. Fungsi
Fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping
itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat, memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan yang
bersifat public goods dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan,pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
10
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab Puskesmas adalah pelayanan yang
bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Ketentuan:
1. Ada kejelasan visi, misi, motto dan janji layanan serta tujuan dan fungsi
yang menjadi acuan penyelenggara layanan di Puskesmas.
2. Visi, misi, motto dan janji layanan serta tujuan dan fungsi, dipampang di
dinding Puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
3. Ada mekanisme untuk mengkomunikasikan ke pemegang program,
pelaksana dan Masyarakat.
4. Semua karyawan Puskesmas memahami visi, misi, motto dan janji layanan
serta tujuan dan fungsi Puskesmas
5. Ada peninjauan/evaluasi tentang visi, misi, motto dan janji layanan serta
tujuan dan fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan program dan layanan.
6. Ada evaluasi kesesuaian kinerja dengan visi, misi, motto dan janji layanan
serta tujuan dan fungsi Puskesmas.
11
c) UKS dan ARU
d) Perbaikan gizi
e) Kesehatan lingkungan
f) Kesehatan jiwa
g) Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
h) Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB
i) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
j) Kesehatan Indera
k) Battra
l) Kesehatan Keluarga
m) Poskestren
n) Pengawasan Makanan dan Minuman
o) Kesehatan Olahraga
p) Penggunaan Obat secara Rasional (POR)
2) UKM surveilans dan pengendalian penyakit
a) Imunisasi
b) P2 Demam Berdarah Dengue ( DBD)
c) P2 Diare
d) P2 Tuberculosis
e) P2 Morbus Hansen/Kusta
f) P2 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
g) Surveilans Penyakit
h) Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (Napza)
i) Kesehatan Jemaah Haji dan Matra
j) Penyakit Tidak Menular (PTM)
b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas yaitu UKP rawat
jalan yang terdiri dari penanggung jawab:
1) Poli Umum
2) Poli KIA/KB
3) Poli Gigi
4) Klinik Gizi
5) Ambulan
6) Unit Gawat Darurat
7) Radiologi
8) Laboratorium
9) Kamar Obat/Apotik dan Gudang Obat
10) Puskesmas Keliling
5. Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi:
a. Unit Puskesmas Pembantu, yang mengkoordinir beberapa bidan dan
perawat Ponkesdes yang mejadi wilayah binaannya
b. Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa)
c. Polindes (Pondok Bersalin Desa)
12
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Kepala Puskesmas
Poli Umum
Perkesmas Imunisasi
Poli KIA-KB
KIA-KB P2 DBD
Poli Gigi
UKS, UKGS dan P2 Diare
Klinik Gizi
ARU P2 TB
Perbaikan Gizi UGD
P2 Kusta
Kesehatan Jiwa Laboratorium
P2 ISPA
Kesehatan Kerja Kamar obat dan
Surveilans KLB
Gudang Obat
Promkes dan Bencana
Pemberdayaan Ambulan
Napza
Masyarakat Kes Jemaah Haji
Pusling
Kesling PTM
Kesehatan Indera
Battra
Kesehatan Usila
Kesehatan Olah
Raga
Poskestren Polindes Koordinator Puskesmas Koordinator
Pengawasan Pembantu Ponkesdes
makmin
POR Gambar 2.1. Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Jalan
Keterangan:
Garis pertanggung jawaban
Polindes sebagai UKBM tetapi bertanggung jawab
Polindes
langsung kepada Kepala Puskesmas
13
Ketentuan:
1. Struktur organisasi yang dipampang di dinding tergantung dari kegiatan dan
beban tugas masing-masing Puskesmas.
2. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Terdapat struktur organisasi Puskesmas yang ditandatangani oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Ada kajian terhadap struktur organisasi yang dilakukan secara periodik
untuk menyempurnakan struktur yang ada agar sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan Puskesmas.
5. Hasil kajian ditindaklanjuti dengan perubahan/penyempurnaan struktur
organisasi.
B. Uraian Tugas
Uraian tugas adalah pernyataan tertulis untuk setiap tingkat jabatan dalam unit
kerja yang mencerminkan fungsi, tanggung jawab dan kualitas yang dibutuhkan.
Uraian tugas merupakan dasar utama untuk dapat memahami dengan tepat tugas dan
tanggung jawab serta akuntabilitas setiap petugas di Puskesmas dalam melaksanakan
peran dan fungsinya.
Uraian tugas seluruh pegawai Puskesmas dibuat, ditetapkan dan dipantau
pelaksanaan tugasnya oleh Kepala Puskesmas. Uraian tugas dikaji ulang secara
regular dan jika perlu dapat dilakukan perubahan.
Setiap petugas di Puskesmas harus mempunyai uraian tugas yang memuat tugas
pokok dan tugas integrasi serta tanggung jawab, wewenang dan hubungan kerja
antar sesama petugas. Uraian tugas disosialisasikan kepada lintas program terkait
serta didistribusikan kepada pengemban tugas, merupakan pedoman dan pegangan
bagi setiap pegawai untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Ada Surat Keputusan,
uraian tugas dan tanggung jawab petugas pengelola keuangan serta petugas
inventaris.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai uraian tugas akan menjamin
pelaksanaan program sesuai dengan pedoman dan mencapai hasil kinerja yang
diharapkan serta memberi jaminan hukum bagi penanggung jawab serta pelaksana
program. Berikut antara lain uraian tugas pegawai di Puskesmas. Contoh format
terdapat pada lampiran 2.
14
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
realisasi program kerja dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku sebagai bahan dalam menyusun program kerja berikutnya.
7. Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin, mengawasi dan
mengkoordinir.
8. Kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan
jabatan fyngsional.
9. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis Puskesmas.
10.Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program/kegiatan
Puskesmas.
11.Memimpin pelaksanaan kegiatan di Puskesmas penyelenggaraan
pertemuan berkala (Mini Lokakarya bulanan dan tribulanan).
12.Bertanggung jawab atas penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
melalui analisis dan perumusan masalah berdasarkan prioritas.
13.Bertanggung jawab atas Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) secara
terinci dan lengkap.
14.Mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas.
15.Membina petugas Puskesmas.
16.Bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan
program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan
pelayanan sesuai kebutuhan.
17.Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan,
Lintas Sektor, penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama swasta,
perorangan serta masyarakat dalam pengembangan UKBM.
18.Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan program-program
di Puskesmas.
19.Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf Puskesmas.
20.Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.
21.Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.
22.Mengolah dan menganalisa data, untuk selanjutnya diinformasikan atau
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta pihak yang
berkepentingan lainnya.
23.Membuat Surat Keputusan tentang pengelola keuangan, penanggung
jawab barang inventaris, tim manajemen mutu Puskesmas, dll
24.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
15
5. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan administratif dan manajemen di
Puskesmas. Untuk mendukung Kepala Puskesmas menjalan tugas dan
fungsinya mengelola Puskesmas.
6. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.
7. Bertanggung jawab atas administrasi, membantu pengelolana
keuangan, dan pengelolaan sumberdaya lainnya.
a. Menyiapkan SK bendahara barang, SK penanggung jawab pengelola
barang, SK penanggung jawab kendaraan.
b. Membuat perencanaan kebutuhan dan Pemeliharaan Barang Unit.
c. Membuat data stok barang.
d. Menjaga kelengkapan alat-alat yang diperlukan.
e. Membuat data asset di masing-masing ruangan.
f. Melaksanakan up dating daftar inventaris sebagai bahan laporan.
g. Melakukan evaluasi perawatan alat kesehatan.
h. Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan.
i. Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan.
8. Melakukan evaluasi hasil kegiatan urusan Tata Usaha secara keseluruhan.
9. Menyediakan dan menyimpan data umum Puskesmas serta data
kesehatan yang diperlukan untuk kepentingan semua pihak yang
membutuhkan:
a. Data pencapaian cakupan kegiatan pokok tahun lalu dan visualisasi
datanya.
b. Data 10 penyakit terbanyak.
c. Data RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit) dan RPTBU
(Rencana Pengadaan Triwulan Barang Unit).
d. Data lain.
10.Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
11.Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat, hubungan masyarakat dan urusan umum,
perencanaan serta pencatatan dan pelaporan.
12.Mempunyai tugas pokok di bidang kepegawaian:
a. Membuat struktur organisasi UPTD.
b. Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas.
c. Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas.
d. Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab.
e. Membuat penilaian DP3 tepat waktu berdasarkan konsultasi dengan
Kepala Puskesmas.
f. Melakukan file kepegawaian.
13.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Bendahara, mempunyai tugas:
1. Bendahara Penerimaan, mempunyai tugas:
a. Membuat laporan harian penerimaan (DPD II 62).
b. Membuat catatan harian uang masuk dalam buku kas umum.
c. Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
2. Bendahara Pengeluaran, mempunyai tugas:
16
a. Menyusun rencana kegiatan bendahara berdasarkan data program
Puskesmas.
b. Membuat laporan harian pengeluaran.
c. Membuat catatan bulanan uang masuk dan uang keluar dalam buku
kas umum.
d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan keuangan.
e. Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
17
Petugas Kesehatan Lingkungan, mempunyai tugas:
1. Di dalam gedung
a. Menyusun rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan
data program Puskesmas.
b. Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengawasan dan pembinaan SAB, pengawasan dan pembinaan
JAGA, pegawasan dan pembinaan TTU (Tempat Tempat
Umum)/TPM (TempatPengolahan Makanan) Pestisida, pelayanan
klinik sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungan dan
koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur/SOP.
c. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
kesehatan lingkungan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkungan secara
keseluruhan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
f. Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
g. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas
poliklinik.
h. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya,
karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan alamat, serta diagnosis penyakitnya kedalam buku
register.
i. Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga
penderita, tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan
perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit.
j. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku
yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.
k. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
l. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan.
2. Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau
keluarganya dengan petugas, petugas kesehatan lingkungan melakukan
kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah - langkah
sebagai berikut:
a. Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung
(Puskesmas).
b. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan,
media penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
c. Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada
perangkat desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala
dusun atau ketua RW/RT) dan petugas kesehatan/ bidan di desa.
d. Melakukan pemeriksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan
perilaku, serta konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
e. Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
18
f. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita
dan keluarga sekitar).
g. Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok
keluarga atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas
kesehatan di desa/ kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RT/RW) , kader
kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat
Kecamatan untuk dapat ditindaklanjuti secara bersama.
19
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Petugas medis dan atau paramedis Gigi dan Mulut, mempunyai tugas:
20
1. Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan kesehatan
gigi.
2. Menentukan pola pelayanan dan tata kerja.
3. Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
pelayanan kesehatan gigi.
5. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan
kesehatan gigi.
6. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar
profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.
7. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan
preventif.
8. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap
serta dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa
menurut ICD X.
21
9. Membuat pencatatan dan pelaporan pemakaian dan permintaan obat
serta perbekalan kesehatan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas, pencatatan dan
pelaporan penggunaan obat secara rasional serta penggunaan obat
generik.
10.Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar obat.
11.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
22
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan barang inventaris.
4. Membuat perencanaan penyimpanan barang baru dan lama.
5. Perencana kebutuhan dan pemeliharaan barang unit.
6. Membuat program kerja pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas.
7. Melakukan pemeriksaan standar jumlah, jenis dan kondisi alat
8. Melakukan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai program kerja
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas
23
Ketentuan:
1. Jenis pelayanan yang terpampang di Puskesmas sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas serta telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Ada kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas.
3. Ada ketetapan Kepala Puskesmas tentang jenis pelayanan yang
disediakan oleh Puskesmas.
4. Tersedia informasi tentang jenis pelayanan sehingga pengguna mengetahui
dan memahami jenis pelayanan Puskesmas serta dapat memanfaatkannya.
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya tersebut
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
A. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya Kesehatan Wajib adalah upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global yang mempunyai daya
ungkit tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Ada enam (6) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas, yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan.
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
6. Upaya Pengobatan Dasar, terdiri dari:
a. Upaya Pengobatan.
b. Upaya Kegawatdaruratan.
c. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut.
d. Upaya pelayanan Laboratorium.
Pelayanan kesehatan di Puskesmas dititik beratkan pada kegiatan promotif dan
preventif daripada kuratif dan rehabilitatif.
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Pengembangan yang dimaksud adalah upaya kesehatan
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan di masyarakat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat desa/kelurahan dan kemampuan Puskesmas
setempat, meliputi:
1. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Sekolah.
3. Upaya Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran.
4. Upaya Kesehatan Kerja.
5. Upaya kesehatan Olahraga.
6. Upaya Kesehatan Jiwa.
7. Upaya Usia Lanjut.
8. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
24
Tabel 2.1. Jenis Pelayanan yang dilakukan Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
No Jenis Pelayanan
Rawat Jalan Rawat Inap/PONED
1. Pelayanan di dalam gedung
a. Pengobatan Umum ada ada
b. Pengobatan Gigi dan Mulut ada ada
c. Pelayanan Gawat Darurat Ada, tidak 24 jam Ada, 24 jam
d. Pelayanan KIA-KB ada ada
e. Imunisasi ada ada
f. Persalinan Ada, Jam Kerja Ada, 24 jam
g. Pelayanan Kefarmasian Ada, jam kerja Ada, 24 jam on call
h. Pelayanan Laboratorium Ada, jam kerja Ada, 24 jam on call
i. Konsultasi Gizi dan Laktasi ada ada
j. Klinik Sanitasi ada ada
k. Penyuluhan Kesehatan/Konsultasi ada ada
Kesehatan dan Konseling
l. Pelayanan Ambulan ada ada
m. Pelayanan Rawat Inap Tidak ada ada
2. Pelayanan diluar gedung
a. Pengobatan Umum ada ada
b. Pelayanan KIA-KB ada ada
c. Penyuluhan Kesehatan ada ada
d. Pembinaan Desa Siaga dan ada ada
Poskesdes
e. Pembinaan PHBS ada ada
f. Posyandu ada ada
g. Pembinaan UKBM ada ada
h. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut ada ada
25
2.1.1.1.7. Biaya (Tarif)
Biaya/tarif yang berlaku diumumkan kepada masyarakat,
terpampang di dinding dan sesuai dengan Perda atau aturan yang berlaku.
2.1.1.1.8. Alur Pelayanan
Alur pelayanan yaitu alur yang bertujuan memberi informasi kepada
masyarakat, tentang tahapan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas, sehingga
memudahkan masyarakat dalam mencapai tujuan pengobatan. Alur pelayanan
yang harus ada adalah:
1. Alur pelayanan Puskesmas.
2. Pendaftaran pasien.
3. Pelayanan loket.
4. Pelayanan UGD.
5. Pemeriksaan dan pengobatan pasien di ruang pengobatan.
6. Pemeriksaan ibu hamil, pelayanan ibu nifas, pelayanan kamar bersalin.
7. Pelayanan imunisasi.
8. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
9. Pelayanan kefarmasian/obat.
10. Pelayanan laboratorium.
11. Pelayanan klinik sanitasi.
12. Peningkatan gizi.
13. Pelayanan P2M dan PTM.
14. Pengaduan.
15. Pelayanan rujukan dan lain-lain.
Alur pelayanan dibuat dalam bentuk skema, dibingkai dan ditempel di
dinding agar mudah diketahui dan sebagai penunjuk jalan bagi pasien maupun
pengunjung unit pelayanan kesehatan (lihat lampiran 1).
Pembuatan alur pelayanan ini sekaligus dapat diikuti dengan identifikasi
berbagai hambatan/kendala yang membuat alur pelayanan ini tidak jalan atau
membutuhkan waktu yang lama. Alur disesuaikan dengan kasus agar segera
mendapat penanganan.
26
2.1.1.1.12. Hak dan Kewajiban Pasien
Hak dan kewajiban pasien ditetapkan dan di sosialisasikan kepada
masyarakat dan semua pihak yang terkait. Hal ini tercermin dalam kebijakan dan
prosedur penyelenggaraan Puskesmas
1. Hak pasien
Setiap pasien Puskesmas mempunyai hak:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan pelayanan yang
berlaku di Puskesmas.
b. Mendapatkan informasi atas:
1) Penyakit yang diderita.
2) Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit
sebagai akibat tindakan tersebut, cara mengatasinya dan alternatif
lainnya.
3) Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan
agar anggota keluarga/orang lain tidak menderita penyakit yang sama.
c. Meminta konsultasi medis.
d. Menyampaikan pengaduan, saran, kritik dan keluhan berkaitan dengan
pelayanan.
e. Memperoleh layanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur dan
manusiawi.
f. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan
tindakan, alternatif tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang mungkin
terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
g. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
kecuali untuk kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan
masyarakat.
h. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
2. Kewajiban pasien
a. Membawa kartu identitas (KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan
jelas untuk kunjungan pertama kali.
b. Membawa kartu berobat:
1) Pengguna layanan PT.ASKES membawa kartu ASKES.
2) Pengguna layanan GAKIN membawa kartu ASKESKIN atau
JAMKESDA.
3) Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung
membawa kartu kunjungan/berobat.
c. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas.
d. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk
pengobatan.
e. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah
kesehatannya kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.
27
b. Menolak permintaan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan standar profesi maupun hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Kewajiban Penyedia Layanan/Petugas.
a. Melakukan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan prosedur
tetap/SOP pelayanan.
b. Memberikan informasi pelayanan kepada pengguna layanan, baik
itu waktu, persyaratan, hasil dan biaya serta kompensasi pelayanan.
c. Memberikan teguran bagi pengunjung yang tidak mentaati ketentuan
pelayanan dan memberikan saran agar tidak terulang lagi.
d. Berusaha untuk memenuh kebutuhan pengguna layanan semaksimal
mungkin, sehingga tercapai kepuasan pengguna layanan.
e. Melakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan.
28
I. SOP Kesehatan Lingkungan 6 6
J. SOP KIA 12 12
K. SOP KB 7 7
L. SOP ARU 6 6
M. SOP Klinik Gizi 15 17
N. SOP Poli Umum 17 17
O. SOP UGD 27 27
P. SOP Ambulan 4 4
Q. SOP Poli Gigi 14 14
R. SOP Laboratorium 9 9
S. SOP Pelayanan Kefarmasian 11 12
T. SOP Gudang Obat 7 7
U. SOP Pencegahan Penyakit 10 10
V. SOP Pemberantasan Penyakit 21 21
W. SOP UKS dan UKGS 10 10
X. SOP Perkesmas 4 4
Y. SOP Kesehatan Jiwa 5 5
Z. SOP Mata dan Telinga 10 13
II SOP Rawat Inap 0 22
III SOP Rawat Inap PONED 0 17
29
C. Manajemen 11. Penatalaksanaan DM Pneumonia
Ketenagaan 12. Penanganan Kejang Deteksi Dini
1. Penyelenggaraan Demam Pneumonia
Administrasi 13. Penanganan
Kepegawaian Keracunan Makanan Diare
(Kenaikan Pangkat, 14. Cuci Tangan 1. Penatalaksanaan
Kenaikan Gaji 15. Pelayanan Rujukan Diare
Berkala, Daftar 16. Penyimpanan BHP 2. Pencatatan dan
Urutan Medis dan Non Pelaporan Program
Kepegawaian dll) Medis Poli Umum Diare
2. Susunan/Peta 17. Pencatatan dan
Jabatan Pelaporan Petugas DBD
(Struktural dan Poli Umum 1. Pemeriksaan
Fungsional) Penderita DBD
3. Pemeliharaan File O. UGD 2. Penatalaksanaan
Kepegawaian 1. Rekam Medik DBD
4. Menghitung 2. Pemeriksaan 3. Pencatatan dan
Kebutuhan Diklat Pelayanan Poli Pelaporan Program
5. Rekapitulasi Daftar Umum (Anamnesa, DBD
Hadir Pemeriksaan Fisik, 4. Pelaksanaan
Diagnosa dan Terapi) Penyelidikan
D. Manajemen Mutu 3. Pengukuran Tekanan Epidemiologi DBD
1. Pengelolaan Darah, Nadi, Suhu dan
Pengaduan dan Pernafasan. Penanggulangan
2. Pelaksanaan Survey 4. Pengukuran Tinggi Fokus DBD bila
Kepuasan Badan dan Berat memenuhi kriteria
Masyarakat dan Badan
Indek Kepuasan 5. Triase HIV-AIDS
Masyarakat 6. Managemen ABC 1. Penyuluhan
3. Penilaian Standar 7. Resusitasi 2. Rujukan/
Puskesmas 8. Pembersihan Jalan Penawaran Tes
4. Penilaian Kinerja Nafas dengan HIV bagi
Puskesmas Suction masyarakat yang
9. Pemberian Oksigen dicurigai HIV
E. Pencegahan dan dengan Nasal Kanul 3. Pendampingan
Pengendalian 10. Penilaian Kesadaran penderita
Infeksi (PPI) Dengan Pemeriksaan 4. Sosialisasi kondom
1. Kebersihan Tangan GCS
2. Penggunaan Alat 11. Observasi Pasien
Pelindung Diri Gawat W. UKS/UKGS
(APD) 12. Cuci Tangan UKS
3. Penggunaan 13. Penatalaksanaan 1. Penjaringan Siswa
Peralatan Perawatan Luka dan Luka Bakar Baru.
Pasien 14. Penatalaksanaan 2. Penyuluhan Siswa.
4. Pengendalian Hipoglikemi dan 3. Pembinaan Guru.
Lingkungan Hiperglikemi. 4. Pencatatan dan
5. Pemrosesan 15. Pemasangan Infus Pelaporan UKS.
Peralatan Pasien dan dan Pemberian 5. Pengelolaan BHP
Penatalaksanaan Cairan. UKS/UKGS
Linen 16. Pemberian Obat 6. Penjaringan Murid
30
6. Kesehatan Secara Parenteral kelas I s/d III.
Karyawan/ Termasuk Obat Anti 7. Promotif. Preventif
Perlindungan Diabetes. Siswa
Petugas Kesehatan. 17. Pemberian Obat 8. Pembinaan Guru.
7. Penempatan Pasien. Suppositoria. 9. Pengobatan Gigi
8. Higiene 18. Penatalaksanaan Siswa yang
Respirasi/Etika Syok Anafilaktik. Dirujuk.
Batuk. 19. Pemberian Injeksi 10.Pencatatan dan
9. Praktek Menyuntik Intra Muskular, Pelaporan UKGS.
yang aman. Subkutan, Intra Vena
10. Pengelolaan Limbah melalui Infus. X. Perkesmas
Medis dan Non 20. Pemasangan NGT 1. Pelayanan dalam
Medis. (Naso Gastric Tube). Gedung dan Luar
11. Dekontaminasi, 21. Pemasangan dan Gedung.
Pembersihan dan Pelepasan Kateter 2. Pencatatan dan
Sterilisasi Alat. Urine. Pelaporan
22. Informed Concent. 3. Kunjungan Rumah.
F. Peralatan 23. Dekontaminasi dan 4. Melaksanakan
1. Inventarisasi Bahan Sterilisasi Alat. Asuhan
Habis Pakai (BHP) 24. Rujukan. Keperawatan.
Non Medis Loket 25. Penggunaan Alat
Pendaftaran, Pelindung Diri. Y. Kesehatan Jiwa
Administrasi 26. Penggunaan 1. Penyuluhan
Rujukan, Kesehatan Nebulizer, 2. Deteksi Dini
Lingkungan, Sterilisator, Suction 3. Pengobatan
Surveilans, dan USG. Ganggguan Jiwa
Kesehatan Jiwa dan 27. Penanganan Tanggap 4. Konseling
Perkesmas Darurat Bencana. 5. Pencatatan dan
2. Inventaris Sarana Pelaporan
dan Media Promosi P. Ambulan Kesehatan Jiwa
Kesehatan. 1. Pelayanan Ambulan.
3. Inventarisasi BHP 2. Penanganan Korban. Z. Mata dan Telinga
Medis dan Non 3. Operasional 1. Pemberian Tetes
Medis P2 TB, P2 Ambulan (Tata Mata, Salep dan
Kusta, P2 ISPA, P2 Tertib). Bebat Mata.
Diare, Imunisasi. 4. Komunikasi dan 2. Irigasi/Mencuci
4. Inventarisasi BHP Informasi. Mata.
Medis dan Non 3. Pemeriksaan
Medis Poli Umum, Q. Poli Gigi Tajam Penglihatan.
Gawat Darurat, 1. Tumpatan Light 4. Kompres Es pada
Kamar Obat, Barang Curing. Mata.
Gizi, Gudang Obat 2. Pencabutan Gigi 5. Skreening katarak
dan Laboratorium. Sulung dan Tetap. 6. Pemeriksaan
5. Inventarisasi BHP 3. Insisi Abses. OMSK
Medis P2 DBD. 4. Open Boor. 7. Pemeriksaan
5. Penatalaksanaan Gigi serumen
G. Keuangan dengan Nekrose 8. Pemeriksaan
1. Perencanaan Pulpa. Tekanan Bola
(Persiapan, Analisa 6. Devitalisasi Pulpa. Mata.
Situasi, RUK dan 7. Informed Concent. 9. Memberikan
31
RPK). 8. Injeksi dengan Pertolongan
2. Bendahara Metode Infiltrasi. Pertama pada
BOK/Jampersal/Jam 9. Injeksi dengan Kedaruratan Mata
kesmas. Mandibular Anestesi. dan Telinga.
3. Bendahara 10. Pencatatan dan 10.Perawatan Pasca
Penerimaan. Pelaporan Petugas Bedah Katarak dan
4. Mekanisme Poli Gigi. Glaucoma.
Penggunaan 11. Penyimpanan Bhn 11.Pemeriksaan dan
Anggaran. Medis Poli Gigi. Tindakan Medik
5. Mekanisme Audit 12. Cuci Tangan. Gangguan
Penilaian Kinerja 13. Dekontaminasi, Pendengaran.
Keuanga. Pembersihan dan 12.Pancatatan dan
Sterilisasi Alat. Pelaporan.
H. Promosi Kesehatan 14. Pemakaian Alat Gigi. 13.Rujukan.
1. Pemberian
Penyuluhan R. Laboratorium II. SOP Rawat Inap
Kesehatan. 1. Penerimaan Pasien. 1. Rekam Medik.
2. Pengembangan Desa 2. Pengambilan 2. Informed Concent.
Siaga Aktif. Spesimen Darah, 3. Pengukuran
3. Pemberdayaan Urin, Tinja, Sputum, Tekanan Darah,
Masyarakat dalam Sampel Morbus Nadi, Suhu dan
PHBS. Hansen dan Cairan Pernafasan.
4. Pengembangan Tubuh. 4. Resusitasi.
UKBM. 3. Penerimaan, 5. Pembersihan Jalan
Penyimpanan dan Nafas dengan
I. Kesehatan Pemusnahan Suction.
Lingkungan Spesimen. 6. Pemberian Oksigen
1. Pemeriksaan 4. Pembuatan dan dengan Nasal
Kualitas Air. Pemeriksaan Slide Kanul.
2. Pengolahan Limbah Sediaan TB. 7. Penilaian
Medis. 5. Pemeriksaan dan Kesadaran dengan
3. Pelayanan Klinik Pemakaian Alat Pemeriksaan GCS.
Sanitasi. Hematologi dan atau 8. Observasi Pasien
4. Pemeriksaan TTU Kimia Klinik. Gawat.
dan TPM. 6. Kesehatan dan 9. Cuci Tangan.
5. Pemicuan STBM. Keselamatan Kerja 10.Penatalaksanaan
6. Pengolahan IPAL (K3.) Luka dan Luka
(untuk Rawat Inap). 7. Dekontaminasi, Bakar.
Pembersihan dan 11.Pemasangan Infus
J. KIA Sterilisasi Alat. dan Pemberian
1. Pelayanan ANC. 8. Pencatatan dan Cairan.
2. Persalinan Normal. Pelaporan Hasil 12.Pemberian Obat
3. Episiotomi. Pemeriksaan. Secara Parenteral
4. Pelayanan 9. Prosedur Termasuk Obat
Kesehatan Ibu Nifas. Pembuangan Anti Diabetes.
5. Perdarahan Ante Limbah. 13.Penatalaksanaan
Partum. Syok Anafilaktik.
6. Penanganan Gawat 14.Pemberian Injeksi
Janin. R. Pelayanan Intra Muskular,
7. Penanganan Gawat Kefarmasian Subkutan, Intra
32
Darurat Bayi Baru 1. Pelayanan Obat di Vena melalui
Lahir. Kamar Obat. Infus.
8. Pelayanan 2. Penerimaan dan 15.Pemberian Obat
Pemeriksaan Bayi , Pengkajian Resep. Suppositoria.
Balita dan Anak Pra 3. Pencatatan dan 16.Penatalaksanaan
Sekolah Sehat dan Penyimpanan Resep. Hipoglikemi dan
Sakit. 4. Peracikan dan Hiperglikemi.
9. Pencegahan Infeksi . Penyerahan Obat. 17.Pemasangan NGT
10. Pencatatan dan 5. Pelayanan Informasi (Naso Gastric
Pelaporan Pelayanan Obat. Tube).
KIA. 6. Konseling Obat. 18.Pemasangan dan
11. Pengelolaan BHP 7. Penerimaan dan Pelepasan Kateter
Medis Poli KIA. Penyimpanan Obat di Urine.
12. Pemakaian Kamar Obat. 19.Dekontaminasi,
Inkubator, Infant 8. Pengelolaan dan Pembersihan dan
Warmer. Pengendalian Sterilisasi Alat.
Penggunaan 20.Rujukan.
K. KB Psikotropika. 21.Penggunaan Alat
1. Pelayanan Pap 9. Penanganan Obat Pelindung Diri.
Smear. Rusak dan 22.Penggunaan
2. Pelayanan IVA. Kadaluarsa. Nebulizer,
3. Pelayanan PPIA 10. Pencatatan dan Sterilisator dan
( Pencegahan Pelaporan Petugas di Suction.
Penularan HIV dari Kamar Obat.
Ibu ke Anak). 11. Pengawasan III. SOP Rawat Inap
4. Pelayanan KB Makanan dan PONED
(Kondom, Pil, Minuman. 1. Tatalaksana
Suntik, Implant dan Untuk rawat inap Kegawatdarurata
IUD). ditambah: Visite n Medik Maternal
5. Pencatatan dan Farmasi. dan Neonatal
Pelaporan Pelayanan 2. Tatalaksana
KB. S. Gudang Obat Perdarahan pada
6. Pengelolaan BHP 1. Perencanaan Kehamilan Muda
Medis Poli KB. Kebutuhan Obat 3. Tatalaksana
7. Pelayanan KTP 2. Penerimaan dan Perdarahan Post
( Kekerasan Penyimpanan Obat di Partum
Terhadap Gudang Obat. 4. Tatalaksana
Perempuan). 3. Pendistribusian Obat. Hipertensi dalam
4. Pencatatan dan Kehamilan, Pre
L. ARU Pelaporan Petugas Eklampsi dan
1. Pelayanan Gudang Obat. Eklampsi.
Kesehatan Remaja 5. Pengendalian 5. Tatalaksana
Sekolah. Kebersihan Gudang. Persalinan Macet.
2. Pelayanan 6. Stok Opname 6. Tatalaksana
Kesehatan Remaja Gudang. Ketuban Pecah
Tidak Sekolah. 7. Pengawasan Sebelum
3. Pelayanan Makanan dan Waktunya.
Kesehatan Minuman. 7. Tatalaksana
Reproduksi Remaja. Infeksi Nifas.
4. Pelayanan KTA. 8. Tatalaksana
33
Asfiksia pada
5. Pelayanan Bayi Baru Lahir.
Kesehatan Usila. 9. Tatalaksana
6. Pengelolaan BHP Gangguan Nafas
ARU. T. Pencegahan pada Bayi Baru
M. Klinik Gizi Penyakit Lahir.
1. Penimbangan Balita. Surveilans 10. Tatalaksana Bayi
2. Pengukuran Tinggi 1. Pengamatan, Berat Lahir
Badan dan Panjang Pengumpulan, Rendah (BBLR).
Badan. Pengolahan, Análisa 11. Tatalaksana
3. Prosedur Tata serta Visualisasi Data Hipothermi.
Laksana Gizi Surveilans 12. Tatalaksana
Buruk.. Epidemiologi. Hipoglikemi pada
4. Penilaian Status Gizi 2. Penyelidikan Bayi Baru Lahir.
Balita. Epidemiologi KLB. 13. Tatalaksana
5. Penyuluhan Gizi. 3. Sistem Kewaspadaan Ikterus/
6. Pengelolaan PMT Dini dan Hiperbilirubinemi
Pemulihan. Penanggulangan a dan Neonatus.
7. Pengelolaan PMT KLB. 14. Tatalaksana
Penyuluhn. 4. Pencatatan dan Kejang dan
8. Pemberian Kapsul Pelaporan Kegiatan Infeksi pada
Vit. A. Surveilans. Neonatus.
9. Pemberian Tablet 15. Tatalaksana
Fe. Penyakit Tidak Stabilisasi,
10. Pelacakan Balita Menular Rujukan dan
Gizi Buruk 1. Penatalaksanaan Transportasi Bayi
11. Monitoring Garam Hipertensi. Baru Lahir.
Beryodium. 2. Penatalaksanaan DM. 16. Tatalaksana
12. Pemetaan Kadarzi. Persiapan Umum
13. Konseling Gizi dan Imunisasi sebelum
Laktasi. 1. Pemberian Imunisasi Tindakan
14. Pencatatan dan 2. Rantai Dingin Vaksin Kegawatdarurata
Pelaporan Program termasuk n Obstetri
Gizi. Penyimpanan Neonatal.
15. Evaluasi Program Vaksin, Tatalaksana
Gizi. Membawa Vaksin ke
Lapangan,
Pelayanan Gizi di Pemantauan Suhu
Puskesmas Rawat Inap, Setiap Hari, dan
ditambah: Logistik Lainnya
1. Asuhan Gizi di yang mendukung
Ruang Rawat Inap Vaksinasi.
untuk Pasien dngan 3. Pemeliharaan Lemari
Diet Biasa. Dingin.
2. Asuhan Gizi di 4. Pencatatan,
Ruang Rawat Inap Pelaporan dan
untuk Pasien dengan Visualisasi Data
Diet Khusus. Program Imunisasi.
34
2.1.1.1.15. Rekam Medik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2006 dalam buku
Manual Rekam Medis, ada 2 jenis rekam medis, yaitu:
1. Rekam medis konvensional.
2. Rekam medis elektronik.
Rekam medik merupakan data medik pasien tertulis, yang dapat
dipergunakan sebagai alat bukti yang sah menurut hukum, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.
2. Rekam medik harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas serta harus
sesuai standar yang ditetapkan menurut jenis pelayanan.
3. Harus ada sistem identifikasi, indeks, dan sistem dokumen yang
memudahkan pencarian rekam medik.
4. Isi rekam medik untuk pasien rawat jalan/inap sekurang-kurangnya memuat:
a. Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat dan
pekerjaan).
b. Tanggal dan waktu.
c. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat/perjalanan penyakit.
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik yang dilakukan.
e. Dokumentasi hasil pemeriksaan.
f. Diagnosis penyakit.
g. Rencana penatalaksanaan.
h. Pengobatan dan/atau tindakan medik.
i. Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani. Apabila dalam
pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan
nomor identitas pribadi/Personal Identification Number (PIN).
j. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
k. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
5. Rekam medik disebut lengkap bila telah berisi seluruh informasi tentang
pasien sesuai dengan formulir yang disediakan, isi rekam medik harus
lengkap dan benar
6. Dokter, perawat dan bidan bertanggung jawab akan kebenaran dan
ketepatan pengisian rekam medik. Bila terjadi kesalahan pencatatan rekam
medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara
apapun.Perubahan catatan atas kesalahan dapat dilakukan dengan pencoretan
dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan.
7. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan
dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis
semua pelayanan praktik kedokteran yang yang telah dilakukannya.
8. Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat
membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis
dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
35
9. Berkas rekam medis menjadi milik Puskesmas, sedangkan isi rekam medis
dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.
10.Batas waktu lama penyimpanan rekam medis menurut Peraturan Menteri
Kesehatan paling lama 5 (lima) tahun dan resume rekam medis paling sedikit
25 (dua puluh lima) tahun.
11.Khusus untuk Puskesmas rawat inap:
Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus lengkap dalam 24 (dua
puluh empat) jam setelah pasien dirawat dan ringkasan/resume ringkasan
riwayat keluar sudah harus dilengkapi paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah pasien pulang. Semua rekam medik diberi kode sesuai dengan ICD-X
dan indeks dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pasien pulang.
36
g. Bagi pasien dibawah umur 21 (dua puluh satu) tahun yang tidak
mempunyai orang tua/wali dan atau orang tua/wali berhalangan,
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat.
h. Bagi pasien lanjut usia, persetujuan dapat diberikan oleh keluarga
terdekat.
i. Dalam hal pasien tidak sadar/pingsan, tidak didampingi oleh keluarga
terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau
darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk
kepentingannya maka tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.
2. Penolakan pemeriksaan/tindakan.
3. Pembatalan persetujuan.
a. Pada prinsipnya setiap pasien dapat membatalkan persetujuan mereka
dengan membuat surat atau pernyataan tertulis pembatalan
persetujuan tindakan kedokteran.
b. Pembatalan dilakukan sebelum tindkan dimulai.
c. Pasien harus diberitahu bahwa pasien bertanggung jawab atas akibat
dari pembatalan persetujuan tindakan, oleh karena itu pasien harus
kompeten untuk dapat membatalkan persetujuan dan dokter harus
menghormatinya dan membatalkan tindakan atau pengobatannya.
37
Pemegang program di Puskesmas harus mengetahui indikator kinerja
program serta mampu melakukan evaluasi kinerja program untuk mendapatkan
gambaran pencapaian hasil kegiatan dan mutu pelayanan Puskesmas. Indikator
kinerja bermanfaat dalam melaksanakan manajemen kontrol dan mendapatkan
bahan masukan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka
penyusunan rencana kegiatan bulanan dan rencana kegiatan tahun yang akan
datang.
2.1.1.2 Proses
2.1.3.2.
2.1.1.2.1. Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata
sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar
strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas, sehingga dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna Puskesmas melakukan rujukan secara rasional (tepat
indikasi, tepat waktu dan tepat sasaran).
Rujukan merupakan suatu rangkaian kegiatan sebagai respon terhadap
ketidak mampuan suatu pusat layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan dalam
melaksanakan tindakan medis terhadap pasien. Sistem rujukan merupakan suatu
mekanisme pengalihan atau pemindahan pasien yang terjadi dalam atau antar
fasilitas kesehatan yang berada dalam suatu jejaring.
Rujukan yang dilaksanakan di Puskesmas bisa merupakan rujukan
vertikal ke tingkat lebih rendah atau ke tingkat lebih tinggi maupun horizontal
antar fasilitas kesehatan yang sama pada wilayah yang berbeda. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3
tentang sistim rujukan pelayanan kesehatan perorangan, maka:
1. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis,
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
38
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
Penyebab rujukan, antara lain karena ketidak mampuan Puskesmas
dalam melakukan pemeriksaan spesimen/penunjang medik, keterbatasan
pengetahuan, membutuhkan konsultasi tenaga ahli/spesialis dan lain-lain. Pasien
rujukan harus disertai dengan informasi alasan rujukan.
Ketentuan rujukan:
1. Puskesmas mempunyai alur rujukan, prosedur merujuk pasien, prosedur
menerima rujukan, prosedur menerima balasan rujukan. Prosedur rujukan ini
dibuat dengan mengacu pada Buku Pedoman Sistem Rujukan Berbasis
Indikasi Medis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013.
2. Tersedia informasi mengenai fasilitas rujukan lain, ada kerjasama Puskesmas
dengan sarana kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan pelayanan
klinis (rujukan klinis, rujukan diagnostik dan rujukan konsultatif).
3. Puskesmas PONED wajib melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK untuk
kasus-kasus emergensi yang tidak dapat ditangani.
4. Persyaratan rujukan pasien: pasien distabilkan terlebih dahulu sesuai dengan
kemampuan Puskesmas, sebelum dirujuk ke pelayanan yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi.
5. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan atau dokter
gigi pada pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam
keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan, permasalahan kesehatan
pasien dan pertimbangan geografis.
6. Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila
keadaan penyakit atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali
pasien tidak dapat ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya atau
geografis dan tidak mendapat persetujuan pasien atau keluarganya.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah rujukan kasus
penyakit. Apabila Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus
penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana
pelayanan kesehatan yang lebih mampu, baik ke Puskesmas rawat inap,
Puskesmas rawat inap dengan PONED/PLUS maupun Rumah Sakit. Kriteria
pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dipastikan tidak mampu diatasi.
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata
tidak mampu diatasi.
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi
pemeriksa harus disertai dengan kehadiran pasien.
d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
Rujukan pada saat bencana:
Evakuasi korban dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan
korban dan ketersediaan sarana serta sumber daya manusia. Standar rujukan
39
pasien pada saat bencana dilakukan setelah dilakukan triase, dimana korban
dengan:
a. Label merah, dirujuk ke rumah sakit tipe A/B
b. Label kuning, dirujuk ke rumah sakit tipe B/C
c. Label hijau, dirujuk ke Puskesmas/rumah sakit lapangan
d. Label hitam, meninggal: tergantung dari kondisi korban, perlu diidentifikasi
atau tidak, apabila diperlukan maka dirujuk ke rumah sakit
2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah rujukan masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan
dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan apabila
Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan dan tidak mampu
menanggulangi upaya kesehatan masyarakat, maka Puskesmas wajib
merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
40
Tabel 2.4 Jumlah Pencatatan, Pelaporan dan Visualisasi Data Program
No. Jenis program Jumlah Jumlah Visualisasi
Pencatatan Pelaporan Data
I Manajemen dan administrasi
A. Manajemen operasional 4 5 6
B. Manajemen mutu 4 1 1
II Sumber daya
A. Ketenagaan 16 14 2
B. Keuangan 12 12 3
C. Peralatan 6 4 6
D. Pelayanan Kefarmasian 10 8 1
III Upaya Pelayanan Kesehatan
A. Upaya Promosi Kesehatan 5 2 4
B. Upaya Kesehatan Lingkungan 16 16 5
C. Upaya Pelayanan KIA_KB
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu 8 8 5
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak 11 6 8
3. Upaya Pelayanan KB 4 3 2
D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 8 11 7
E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit
1. Upaya Pencegahan Penyakit
a) Surveilans 2 4 2
b) Imunisasi 9 13 12
c) Penyakit Tidak Menular 3 3 2
2. Upaya Pemberantasan Penyakit
a) Tuberculosis 6 3 7
b) Kusta 3 3 2
c) ISPA 1 2 1
d) IVD 1 4 6
e) Malaria 3 3 1
f) Diare 1 2 3
g) Rabies 1 1 3
h) HIV/AIDS/IMS 1 3 2
F. Upaya Pengobatan Dasar
1. Poli umum 8 4 4
2. UGD 6 4 4
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut 4 5 4
4. Upaya Pelayanan Laboratorium 7 3 2
5. Upaya Rawat Inap 9 3 5
6. Upaya Rawat Inap PONED 3 3 3
IV Upaya Pengembangan
a. Upaya Keperawatan Kesehatan 4 3 2
Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah 0 1 1
c. Upaya Kesehatan Kerja 2 3 0
d. Upaya Kesehatan Usila 1 1 0
e. Upaya Kesehatan Mata dan Telinga
1) Upaya Kesehatan Mata 2 3 7
2) Upaya Kesehatan Telinga 2 3 2
f. Upaya Kesehatan Jiwa 5 3 5
g. Upaya Kesehatan Olahraga 1 1 0
h. Upaya Kesehatan Tradisional 4 2 0
41
Tabel 2.5 Jenis Pencatatan dan Visualisasi Data Pelaporan Puskesmas Berdasarkan Jenis Layanannya
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
I Manajemen dan Administrasi
A Manajemen Operasional
1. Notulen Rapat Lokakarya 1. Undangan Rapat 1. Data Pencapaian
Mini Bulanan. Lokakarya Mini. Cakupan Kegiatan
2. Notulen Rapat Lokakarya 2. Daftar Hadir Pokok Tahun Lalu.
Mini Tribulan. Lokakarya Mini. 2. Data Cakupan Kegiatan
3. Rencana Usulan Kegiatan. 3. Laporan Tahunan. Pokok Tahun Lalu dalam
4. Rencana Pelaksanaan 4. Analisa Data 10 Bentuk PWS, Grafik, dll.
Kegiatan. Penyakit Potensial 3. Data 10 Penyakit
KLB. Terbanyak.
5. POA 2 Tahun 4. Data Pencapaian
Terakhir. Cakupan Kegiatan
Pokok Tahun Lalu dan
Visualisasi Datanya.
5. Data 10 Penyakit
Potensial KLB.
6. Peta Daerah Rawan
Bencana.
B Manajemen Mutu
1. SK Tim Jaminan Mutu. Pengelolaan Pengaduan Indek Kepuasan Masyarakat.
2. Alur Pengaduan. dan Rencana Tindak
3. Dokumen Survey Kepuasan Lanjut.
Masyarakat.
4. Pencatatan/Pengelolaan
Pengaduan.
II Sumber Daya
A Ketenagaan
1. Daftar Hadir Pegawai 1. Laporan Retribusi 1. Struktur Organisasi
2. Data Bulanan Puskesmas. UPTD.
Karyawan/Karyawati 2. Laporan Realisasi 2. Rencana Kerja
Puskesmas. Penerimaan dan Pengembangan Pegawai.
3. Daftar atau Catatan Persediaan Benda
Kepegawaian Karyawan Berharga.
Puskesmas. 3. Laporan Pelayanan di
4. Penilaian DP3. Puskesmas.
5. File Kepegawaian: Bukti 4. Laporan Absensi
Kompetensi, Pendidikan, PNS Tingkat
Pelatihan, Ketrampilan Puskesmas.
dan Pengalaman. 5. Laporan Rekapitulasi
6. Simpeg dan DUK. Absen.
7. Buku Tunggu (KP, KGB, 6. Laporan
Pensiun). Kepesertaan,
8. Buku Register Cuti. Pelayanan Kesehatan
9. Arsip Surat. dan Pendanaan
10. Rencana Kebutuhan Peserta Jamkesmas di
Tenaga. Puskesmas.
11. Rencana Pendidikan. 7. Laporan Jumlah,
12. Pedoman Penilaian untuk Asal dan Jenis
Pejabat. Penanganan Keluhan
13. DP3 untuk setiap Peserta Jamkesmas di
Pegawai. Puskesmas.
14. Uraian Tugas dan 8. Laporan Keuangan
Tanggung Jawab Setiap Program Jamkesmas.
Petugas. 9. Laporan Data
15. Rencana Kerja Bulanan Kunjungan
bagi setiap Petugas Puskesmas.
sesuai dengan Tugas, 10. Laporan Realisasi
Wewenang dan Penerimaan dan
42
Tanggung Jawab. Persediaan Kwitansi
16. Rencana Kerja/Program Biaya Pelayanan
Kerja dan Rencana Puskesmas.
Pengembangan Program. 11. Laporan Askes.
12. Laporan Pelaksanaan
Kegiatan Program
Jamkesmas.
13. Laporan Kematian
Puskesmas.
14. Laporan Rekapitulasi
Absen.
B Keuangan
1 Bendahara Penerimaan
a. Perda/Perbup Tarif. a. Laporan Keadaan Kas Tidak ada
b. Buku Kas Umum. (LKK).
c. Surat Tanda Setor (STS). b. Laporan Persediaan
d. Buku Kas Bantu per Kode Benda Berharga (DPD
Rekening. II 74).
e. Buku Kas Bantu per Jenis c. Laporan Harian
Pelayanan. Penerimaan (DPD II
f. Bukti/Tanda Setoran 62).
Retribusi ke Kasda. d. Laporan Pelayanan
Kesehatan Program
Jamkesmas: Format
PPKIA, IB, IC.
e. Laporan Pertanggung
Jawaban Fungsional.
f. Buku Rekapitulasi
Harian.
g. Rincian per Obyek.
2 Bendahara Pengeluaran
a. Buku Kas Umum. a. Laporan Keadaan Kas a. Rekapitulasi Pengeluaran
b. Buku Kas Bantu per Kode (LKK). Harian.
Rekening. b. Laporan Pertanggung b. Rekapitulasi Pengeluaran
c. Buku Pajak. Jawaban Askes dan Bulanan.
d. Buku Panjar. Jamkesmas. c. Flow Chart Realisasi
e. Bukti/Tanda Setoran Pajak. c. Laporan Pemungutan Penyerapan Anggaran.
f. Bukti Setor Penyerapan Penyetoran Pemungut
Anggaran ke Kasda. Pajak.
d. Buku Rekap Harian.
e. Rincian per Obyek.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
C Peralatan (Pengelolaan Barang dan Asset (Alat, Obat))
a. Daftar/Kartu Inventaris a. Laporan Inventaris a. Data Asset di masing
Barang. Alat Kesehatan. masing Ruangan.
b. Usulan Petugas Pengelola b. Laporan Asset b. Data RKBU (Rencana
Barang/Asset. /Seluruh Inventaris Kebutuhan Barang Unit)
c. SK Bendahara Barang dan Alat Kesehatan Setiap dan RPTBU (Rencana
Pengurus Barang/Asset. Semester. Pengadaan Triwulan
d. Buku Kendali Data Stok c. Laporan Asset Arang Unit) .
Barang. /Seluruh Inventaris c. Data RPTBU.
e. Buku Data Terima Barang Alat Kesehatan Setiap d. Data Stok Barang.
dan Pengeluaran Barang. Akhir Tahun. e. KIR.
f. Penerimaan Barang dan d. Laporan Fungsi dan f. KIB.
Stok Barang. Kondisi Alat
Kesehatan.
43
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
D Upaya Pelayanan Kefarmasian dan Obat Obatan
1. Etiket. 1. Laporan Kompilasi Data Pelaksanaan Pelayanan
2. Buku Kunjungan Resep. Peresepan Kefarmasian.
3. Kartu Stok Obat. Puskesmas.
4. Penerimaan dan Pemakaian 2. Laporan Pemakaian
Sisa Obat Apotik. dan Lembar
5. Catatan Harian Pemakaian Permintaan Obat
Obat (Buku Lidi). (LPLPO).
6. Catatan Penerimaan dan 3. Laporan Pemakaian
Pemakaian Sisa Obat Vaksin.
Apotik. 4. Laporan Triwulan
7. Catatan Harian Pelayanan
Pendistribusian dan Kefarmasian di
Pemakaian Obat Pusling Puskesmas.
Obat Pustu, Polindes, 5. Laporan Obat Rusak,
Ponkesdes dan Puskesmas. Hilang dan
8. Rekapitulasi Jenis Resep Kadaluarsa.
Gratis/Bayar/Askes. 6. Laporan Kesalahan
9. Pemantauan Terapi Obat Pemberian Obat dan
di Rawat Inap. Kejadian Nyaris
10. Pencatatan Pelayanan Cedera.
Informasi Obat dan 7. Laporan Penggunaan
Konseling Obat dan Narkotika dan
Pelaksanaan Pelayanan Psikotropika.
Kefarmasian di Puskesmas 8. Pencatatan dan
Pelaporan
Penggunaan Obat
secara Rasional.
44
Higiene Sanitasi Tempat Higiene Sanitasi Target Kegiatan
Pengelolaan Makanan Tempat-Tempat 6. Pembinaan Perumahan.
(TPM). Umum (TTU).
5. Register Pemeriksaan 6. Laporan Hasil
Sanitasi Institusi. Pemeriksaan Sampel
6. Register TTU. Makanan.
7. Register Pemeriksaan 7. Laporan Akses Air
Sampel Makanan. Bersih.
8. Register Akses Air Bersih. 8. Laporan Hasil
9. Register Akeses Air Inspeksi Sanitasi
Minum Terlindung. Sarana Air Bersih.
10. Register Inspeksi Sanitasi 9. Laporan Hasil
Register Inspeksi. Inspeksi Sanitasi
11. Register Pemeriksaan Sarana Air Minum.
Sampel Air. 10. Laporan
12. Register Kepemilikan Pemeriksaan Sampel
Jamban. Air DAM/PDAM/
13. Formulir Program non Perpipaan.
Penyehatan Lingkungan. 11. Laporan
14. Rencana Kegiatan Pemeriksaan Sampel
Pemeriksaan Air.
TTU,TPM,TP2PEST,TPS/ 12. Laporan
TPA. Kepemilikan
15. Rencana Kerja Program Jamban.
Penyehatan Lingkungan. 13. Pemantauan
16. Form Data Cakupan Perkembangan
Kepemilikan Jamban. Jamban dan Akses.
14. Laporan 10 Penyakit
Berbasis
Lingkungan.
15. Laporan Monitoring
Pengelolaan Limbah
Cair dan Padat
Sarana Pelayanan
Kesehatan.
16. Persentase Keluarga
Menurut Jenis
Sarana Air Bersih
yang Digunakan.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
C Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana
1 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Kartu Ibu. a. PWS-KIA (Ibu). a. Cakupan K1.
b. Formulir Partograf. b. LB3 KIA(Lap. b. Cakupan Kunjungan Ibu
c. Buku KIA. Bulanan KIA). Hamil K4.
d. Kartu Skor Podji Rochjati c. Laporan Sarana Cakupan Ibu Hamil
(KSPR). Prasarana B1,B2,B3. dengan Komplikasi
e. Register Kohort Ibu. d. Laporan Kematian Ibu. Kebidanan yang
f. Form Pelacakan Kematian e. Laporan Penggunaan Ditangani.
Maternal (OVM). Buku KIA. c. Cakupan Pertolongan
g. Register Pelayanan Korban f. Laporan Pelaksanaan Persalinan oleh Tenaga
Tindak Kekerasan Kelas Ibu Hamil. Kesehatan yang Memiliki
Terhadap Perempuan dan g. Laporan P4K. Kompetensi Kebidanan.
KDRT. h. Laporan Pelayanan d. Cakupan Pelayanan Ibu
h. Formulir Asuhan Korban Tindak Nifas.
Kebidanan. Kekerasan terhadap
Perempuan Dan
KDRT.
45
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
2 Upaya Pelayanan Kesehatan Anak
a. Kartu Anak. a. Laporan Penggunaan a. Cakupan Kunjungan
b. Formulir MTBM dan Buku KIA. Neonatal KN-1.
MTBS. b. Laporan Kematian b. Cakupan Pelayanan
c. Buku KIA. Bayi dan Anak Balita. Neonatal (KN Lengkap).
d. Register Kohort Bayi. c. PWS-KIA (Anak). c. Cakupan Neonatal
e. Register Kohort Anak d. LB3KIA. dengan Komplikasi yang
Balita. e. Laporan Kegiatan Ditangani.
f. Register Kohort Anak Kesehatan Remaja. d. Cakupan Kunjungan
Prasekola. f. Laporan Bulanan Bayi.
g. Register Penyimpangan Program Kesehatan e. Cakupan Pelayanan
Tumbuh Kembang. Anak Usia Sekolah. Anak Balita.
h. Form Pelacakan Kematian f. Cakupan Pelayanan Anak
Perinatal (OVP). Pra Sekolah.
i. Register Anak Usia g. Cakupan Anak Usia
Sekolah. Sekolah.
j. Formulir Skrining Anak Cakupan Remaja yang
Usia Sekolah. Dilayani.
k. Register Pelayanan Korban
Tindak Kekerasan terhadap
Anak dan KDRT.
46
4) Laporan 2) Kejadian Penyakit
Kewaspadaan KLB Berpotensial KLB
(W1). /Wabah di Wilayah
Puskesmas.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
b. Imunisasi
1) Buku Stok Vaksin. 1) Laporan Imunisasi. 1) Cakupan
2) Buku Grafik Suhu. 2) Laporan Hasil Desa/Kelurahan
3) Register Kohort Ibu dan Pencapaian UCI. Univrsal Child
Bayi. 3) Laporan Cakupan Imunization (UCI).
4) Laporan Uniject Rusak. Imunisasi BIAS 2) Grafik Pencapaian Bias
5) Form Pelaporan Kejadian Puskesmas. Campak Anak Sekolah
Ikutan Pasca Imunisasi. 4) Laporan Cakupan SD/MI.
6) Hasil Pendataan Sasaran BIAS Campak. 3) Grafik Pencapaian HB
Bayi per Desa. 5) Laporan O(0-7) Hari.
7) Jadwal Pengambilan Penerimaan dan 4) Grafik Pencapaian Polio
Vaksin. Pengiriman Vaksin 1,2,3,4.
8) Jadwal Pertemuan Rutin HB Uniject. 5) Grafik Pencapaian
Program Imunisasi. 6) Laporan Imunisasi BCG.
9) Data Sasaran. HB Uniject 6) Grafik Pencapaian
7) Drop Out (DO) DPT/HB 1,2.3.
DPT/HB, Campak. 7) Grafik Drop Out
8) Laporan Hasil DPT/HB (1) –Campak.
Imunisasi Bayi. 8) Grafik Pencapaian
9) Laporan Hasil Campak.
Perhitungan Bayi 9) Grafik Pencapaian Hasil
yang Mendapat Imunisasi Bayi.
Imunisasi Dasar 10) Grafik Pencapaian Hasil
Lengkap. Imunisasi Dasar
10) PWS Cakupan Lengkap.
Imunisasi pada Bayi 11) Grafik Pencapaian
Dan Bumil. BIAS DT/Td Anak
11) PWS Campak. Sekolah SD/MI Kelas1
12) PWS Polio 4. 12) Pemetaan Desa UCI.
13) Hasil Kegiatan
Skrining dan
Imunisasi TT WUS
per Desa/Kelurahan.
c. Penyakit Tidak Menular
1) Register Posbindu PTM. 1) Laporan Faktor 1) Tren Kasus Baru PTM
2) Register Deteksi Dini Resiko PTM dan tiap Tahunnya.
Kanker Payudara dan Leher Laporan PTM. 2) Pemetaan Posbindu
Rahim. 2) Laporan Rekapitulasi (Pos Pembinaan
3) Register Rawat Jalan dan Deteksi Dini Kanker Terpadu) Aktif di
atau Rawat Inap. Payudara dan Leher Wilayah Puskesmas.
Rahim.
3) Laporan Surveilans
Kecelakaan Lalu
Lintas.
2 Upaya Pemberantasan Penyakit
a. Tuberkulosis
1) Kartu Pengobatan Pasien 1) Laporan Bulanan via 1) Angka Penjaringan
TB (TB01). Sms (INPRES NO Suspek TB
2) Kartu Penderita TB 3/2010). 2) Angka Keberhasilan
(TB02). 2) Laporan Tribulan ke Pengobatan (Sukses
3) Register Pasien TB di Dinkes Kab/Kota (TB Rate)
Fasyankes (TB 03 UPK). 03 UPK). 3) Jumlah Pasien BTA +
4) Daftar Suspek Diperiksa 3) Laporan Hasil Baru Diantara semua
Dahak SPS (Register Pengiriman Pasien TB Tercatat
TB06). Pemantapan Mutu dalam 1 (satu
5) Form Rujukan Pasien Eksternal tribulan/satu tahun).
47
Pindah (TB 09). (PME)/CrossCheck 4) Penemuan dan
6) Form Hasil Akhir (TB 12). Penanganan Pasien Baru
Pengobatan Pasien Pindah TB BTA Positif.
(TB 10). 5) Angka Penjaringan
Suspek Penderita TB
Paru.
Angka Keberhasilan
Pengobatan Pasien Baru
BTA Positif.
6) Penemuan Kasus
Filariasis.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
b. Kusta
1) Kartu Penderita. 1) Form POD. 1) Angka Kesembuhan
2) Register Kohort Penderita 2) Form Pengobatan Penderita Kusta PB.
Kusta Tipe PB/Tipe MB. Prednisone. 2) Angka Kesembuhan
3) Register Kohort Penderita 3) Register Kohort Penderita Kusta MB.
Kusta Tipe MB (Fotokopi Penderita Kusta Tipe
tiap 3 bulan). PB (Fotokopi tiap 3
bulan).
c. ISPA
Register ISPA, ILI. 1) Form MTBS atau Angka Cakupan Penemuan
Form Stempel Penderita Pneumoni Balita.
Pneumoni Balita.
2) Laporan Bulanan
ISPA.
d. IVD (Infeksi Virus Dengue)
1) Buku Catatan Pasien 1) Laporan Bulanan 1) Penemuan Kasus Suspek
Penderita IVD. Penemuan Penderita IVD (Infeksi
Pnemonia/ISPA Virus Dengue) yang
Puskesmas ( LB3). Dirujuk.
2) Penemuan Kasus 2) Cakupan Penanganan
ISPA/ILI (Influenza Penderita IVD.
Like Illness) 3) Angka Bebas Jentik
Puskesmas. Distribusi Penderita per
3) Laporan Bulanan Desa.
Hasil Kegiatan 4) Grafik rata rata jumlah
Puskesmas Program Pasien.
P2 ISPA. 5) Grafik Pola Penderita
4) Laporan Kasus IVD.
Pneumonia Balita 6) PWS vektor DBD.
Ditemukan dan
diobati/dirujuk
Stratifikasi Desa.
e. Malaria
1) Form Pengiriman SD 1) Laporan Bulanan API (Annual Paracite Index)
untuk Pemeriksaan Ulang Kegiatan P2 Malaria
di Laboratorium Malaria 2) LB Penemuan dan
Jatim. Pengobatan Penderita
2) Daftar Penyebaran 3) Malaria.
Penderita Malaria. 4) Laporan Bulanan
3) Register Penderita Laboratorium
Malaria. Lapangan.
f. Diare
Register Diare. 1) Laporan Bulanan 1) Angka Cakupan.
Kegiatan P2 Diare Pelayanan Penderita
(LB3 P2P). Diare
2) Laporan Kasus Diare 2) Angka Penggunaan
Ditemukan dan Oralit dan Zinc.
diobati/ Dirujuk. 3) Angka GFR pada Kasus
KLB Diare
48
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
g. Rabies
Register Kasus Gigitan Hewan Laporan Bulanan 1) Data Penemuan Kasus
Tersangka Rabies Kegiatan P2 Rabies Gigitan HPR
(Kasus Gigitan Hewan 2) Data Penatalaksanaan
Tersangka Rabies). Kasus Gigitan
( Pencucian Luka )
3) Pemberian VAR
h. HIV/AIDS/IMS
Register (Jika ada kasus) 1) Surveilans Penderita 1) Kasus IMS
AIDS (Form AIDS 1) 2) Kasus HIV/AIDS
2) Laporan Bulanan
Penderita yang
Berkunjung ke Klinik
Infeksi Menular
Seksual (IMS)
3) Laporan Bulanan
Penderita IMS yang
Diobati Berdasarkan
Diagnosis Program
Pengobatan Infeksi
Menular Seksual
F Upaya Pengobatan
1 Poli Umum
a. Rekam Medik. a. LB1 (Laporan Kasus a. Data 10 Penyakit
b. Resep. Penyakit ). Terbanyak Berdasarkan
c. Register Rawat Jalan b. LB-2 M (Laporan Kelompok Umur.
(Penyakit Menular dan Bulanan Data b. Grafik Kunjungan/Visite
Tidak Menular). Kematian). Rate.
d. Surat Rujukan. c. LB4. c. Grafik Kunjungan Kasus
e. Register Rujukan. d. Laporan Bulanan Baru, Kasus Lama dan
f. Surat Keterangan Sehat. Rujukan Puskesmas. Kunjungan Kasus Lama.
g. Surat Keterangan Sakit. d. Data rujukan Poli.
h. Formulir Permohonan
Pemeriksaan Laboratorium
(Form TB 05).
Untuk Puskesmas Rawat Inap
ditambahkan: Surat Rawat
Inap.
2 Upaya Pelayanan Kegawatdaruratan
a. Rekam Medik. a. Laporan Kunjungan a. Grafik Kunjungan UGD.
b. Register Kunjungan UGD. UGD. b. Data Kunjungan UGD.
c. Surat Rujukan. b. Laporan Rujukan c. Data 10 Kasus Terbanyak
d. Register Rujukan UGD. UGD. di UGD Berdasarkan
e. Informed Consent. c. Laporan 10 Kasus Kelompok Umur.
f. Formulir Permohonan Terbanyak di UGD d. Data Rujukan UGD.
Pemeriksaan Laboratorium Berdasarkan
Form TB 05). d. Kelompok Umur.
e. Laporan Kasus yang
ditangani.
3 Upaya Pengobatan Gigi Dan Mulut
a. Rekam Medik. a. Laporan Bulanan a. Grafik Kunjungan
b. Register Rawat Jalan Gilut. Penyakit Gigi dan Gilut Kasus Baru dan
c. Resep. Mulut (LB1). Lama.
d. Informed Consent. b. Laporan Bulanan b. Grafik Data
Kegiatan Perawatan/Tindakan
Puskesmas ( LB4). Gilut.
c. Laporan Tribulan c. Grafik Morbiditas
Kegiatan Penyakit.
Kesehatan Gilut. d. Diagram 10 Penyakit
49
d. Laporan Tahunan Gilut Terbanyak.
Data Dasar Gigi.
e. Laporan Bulanan
Rujukan
Puskesmas ke
Rumah Sakit.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
4 Upaya Pelayanan Laboratorium
a. Register Pencatatan Pasien. a. Laporan Kegiatan a. Grafik Jumlah
b. Register Pencatatan Hasil. diluar Gedung Pemeriksaan.
c. Blanko Hasil Pemeriksaan. (Pemeriksaan Hb, Tes b. Grafik Kunjungan
d. Daftar Ketersediaan Kehamilan, Laboratorium.
Reagen Laboratorium. Pemeriksaan Kualitas
e. Daftar Inventaris Alat Air).
Laboratorium. b. Laporan Rujukan
f. Register Laboratorim (TB Pemeriksaan
04). Laboratorium.
g. Formulir Permohonan c. Laporan Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Pemantapan Mutu
(Form TB 05). Eksternal.
5 Upaya Rawat Inap
a. Rekam Medik Rawat Inap. a. Laporan Bulanan a. Grafik 10 Penyakit
b. Register Pasien Rawat Rawat Inap. Terbanyak di Rawat Inap.
Inap. b. Laporan 10 Penyakit b. BOR (Bed Occupation
c. Catatan Medis Rawat Inap. Terbanyak. Rate).
d. Formulir Asuhan c. Laporan Tahunan. c. Grafik Kunjungan Pasien
Keperawatan Rawat Inap. Rawat Inap.
e. Resume Rawat Inap. d. Data Pasien Pulang
f. Surat Rujukan. Paksa
g. Informed Consent. e. Papan Data Identitas
h. Resep. Pasien Rawat Inap per
i. Formulir Permohonan Hari.
Pemeriksaan Laboratorium
(Form TB 05).
6 Upaya Rawat Inap PONED
a. Buku Kunjungan a. Laporan Kunjungan a. Data Kunjungan
Kegawatdaruratan Kegawatdaruratan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal. Maternal Neonatal. Maternal Neonatal.
b. Buku Rujukan ke RS b. Laporan Rujukan ke b. Data Kasus Rujukan ke
PONEK. RS PONEK. RS PONEK.
c. Buku Penanganan Kasus c. Rekapitulasi c. Data Tindakan PONED.
PONED. Tindakan PONED.
IV Upaya Pengembangan
A Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Family Folder (Form 2 1. Laporan Asuhan 1. Peta Keluarga Rawan.
Perkesmas). Keperawatan 2. Grafik Kunjungan
2. Register Kohort Pembinaan Individu, Keluarga, Rumah.
Keluarga Rawan (Form 3 Kelompok dan
3. Perkesmas). 2. Masyarakat.
4. Rekapitulasi Pembinaan 3. Laporan Pembinaan
Keluarga Rawan (R-1 Keluarga Rawan.
Perkesmas). 4. Laporan Tribulanan.
5. Formulir Asuhan
Keperawatan.
B Upaya Kesehatan Sekolah
Laporan Bulanan Grafik Kunjungan.
Program Kesehatan Anak
Usia Sekolah.
50
No Standar Pencatatan Standar Pelaporan Visualisasi Data
C Upaya Kesehatan Kerja
1. Register Bantu Kesehatan 1. Laporan Bulanan
Kerja. Kesehatan Pekerja
2. Formulir KK-1 s/d KK-7 (LBKP-1 Puskesmas).
SIM KK. 2. Laporan Semester
Kesehatan Pekerja
(LS-1 Puskesmas).
3. Laporan Kegiatan
Kesehatan Kerja.
D Upaya Kesehatan Usila
Register Kesehatan Pralansia Laporan Kegiatan
dan Lansia. Kesehatan Usia Lanjut.
E Upaya Kesehatan Mata dan Telinga
1 Upaya Kesehatan Mata
1. Register Rawat Jalan. 1. SP3/SP2TP. 1. Grafik 10 Penyakit
2. Register Bantu Kesehatan 2. Laporan Kegiatan Terbanyak Mata.
Mata. Kesehatan Mata. 2. Penyebaran Penyakit
3. Laporan Tribulan Mata Kelainan Refraksi.
Kesehatan Mata. 3. Tabel Kunjungan
Kesehatan
Indera/Gangguan,
Penglihatan, Kelainan
Refraksi dan Kasus
Katarak.
4. Gafik Kunjungan
Penderita Mata yang
Dilayani.
5. Grafik Kunjungan Upaya
Kesehatan Mata.
6. Grafik Empat Prioritas
Penyakit Gangguan
Penglihatan.
7. Peta Penyebaran
Penderita Katarak dan
Kelainan Refraksi.
2 Upaya Kesehatan Telinga
1. Register Rawat Jalan. 1. SP3/SP2TP. 1. Grafik Kunjungan
2. Register Bantu Kesehatan 2. Laporan Kegiatan Penderita dengan
Telinga. Kesehatan Telinga. Gangguan Pendengaran.
3. Laporan Tribulan 2. Grafik Empat Prioritas
Kesehatan Telinga. Penyakit Gangguan
Pendengaran.
F Upaya Kesehatan Jiwa
1. Data Kesakitan/Kasus Jiwa 1. Laporan Hasil 1. Grafik Pengobatan
(Form Laporan Kegiatan Kesehatan Kelainan Jiwa.
Tribulanan). Jiwa. 2. Grafik Penderita Baru.
2. Data Penderita Gangguan 2. Laporan Kegiatan 3. Grafik Penderita Psikotik
Mental Organik, Neurotik, Psikologi. Kronik dan Akut.
Retardasi Mental, 3. Laporan Penemuan 4. Diagram Pencapaian
Gangguan Kesehatan Jiwa dan Penanganan Penderita Jiwa Baru.
3. Anak dan Remaja, Pasung. 5. Peta Penyebaran Kasus
Epilepsi, Psikotik Akut, Psikosa.
Schizophrenia, Psikotik
Kronis dan Akut.
4. Data Penderita Baru Kasus
Jiwa.
5. Data Penemuan dan
Pennganan Pasung.
6. Data Penyuluhan
Kesehatan Jiwa Termasuk
51
Napza.
G Upaya Kesehatan Olahraga
Pendataan Kelompok/Klub Laporan Bulanan
Olahraga. Program Kesehatan
Olahraga.
H Upaya Kesehatan Tradisional
1. Data Praktisi Batra. 1. Laporan Semesteran
2. Data Sarana Form 1, 1a, 1b, 1c,
Yankestradkom. 1d, 1e.
3. Data Batra yang memiliki 2. Laporan Sasaran
STPT dan SIPT. Program (Puskesmas
4. Data Puskesmas dan RS dan melaksanakan
dengan Unggulan Yankestradkom).
Yankestradkom.
2.1.1.2.3. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
a. Perencanaan program disusun mengacu pada pedoman program ntuk
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
b. Puskesmas melakukan penilaian kebutuhan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan harapan masyarakat dengan
melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan sektor terkait
melalui kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) untuk kemudian dilakukan
analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis) yang menjadi
bahan untuk penyusunan Puskesmas/Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
c. Perencanaan program untuk tahun mendatang terintegrasi dalam RUK
Puskesmas. Penyusunan RUK perlu memperhatikan waktu pelaksanaan
musrenbang desa dan kecamatan. Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
bersumber dari APBN, APBD peran serta swasta dan swadaya masyarakat
serta ada kejelasan sumber pembiayaan program. Upaya-upaya di Puskesmas
lebih diarahkan pada kegiatan promotif, preventif dan deteksi dini.
d. Perencanaan kegiatan disampaikan pada mikroplanning di Puskesmas yang
kemudian menjadi Perencanaan Tingkat Puskesmas yang meliputi persiapan,
analisis situasi, Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) atau Plan Of Action (POA).
52
e. Rencana program untuk tahun berjalan terintegrasi dalam RPK Puskesmas.
Pelaksanaan kegiatan untuk Tahun Anggaran berjalan diuraikan lebih lanjut
dalam rencana kegiatan bulanan.
f. Rencana 5 (lima) tahunan Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas,
penanggung jawab dan pelaksana program berdasarkan kebutuhan dan
harapan masyarakat/sasaran program.
53
4. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan
RPK.
5. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.
54
2) Telaah eksternal, yaitu telaah triwulan terhadap hasil yang dicapai
dikaitkan dengan sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja
Puskesmas. Telaah triwulan ini dilakukan dalam lokakarya mini
triwulan Puskesmas secara lintas sektor. Sumber telaahan eksternal
bisa berasal dari hasil survey/Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang
ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.
55
penyusunan POA
No Uraian Lokakarya Mini Bulanan Lokakarya Mini Bulanan
Pertama Rutin
5 Proses a. Inventarisasi kegiatan a. Analisis hambatan dan
Puskesmas termasuk kegiatan masalah, antara lain
lapangan/daerah binaan. dengan mempergunakan
b. Analisis beban kerja tiap PWS.
petugas. b. Analisis sebab masalah,
c. Pembagian tugas baru khusus untuk mutu
termasuk tanggung jawab dikaitkan dengan
daerah binaan kepatuhan terhadap
d. Penyusunan rencana kegiatan standar pelayanan
(POA) tahunan berdasarkan c. Merumuskan alternatif
Rencana Pelaksanaan Kegiatan pemecahan masalah.
(RPK)
6 Keluaran a. POA tahunan Kesepakatan untuk
b. Kesepakatan bersama untuk melaksanakan kegiatan
pelaksanaan kegiatan sesuai Rencana kerja bulan yang
POA baru
c. Matriks pembagian tugas dan
daerah binaan
56
No Uraian Lokakarya Mini Tri bulanan Lokakarya Mini Tri bulanan
Pertama Rutin
6 Persiapan a. Membuat visualisasi hasil kegiatan yang mudah dipahami
Puskesmas lintas sektor, contoh: Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
b. Catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat yang
berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan sektor kesehatan.
c. Membuat undangan lokakarya, ditanda tangani Camat.
d. Membuat notulen lokakarya mini.
7 Masukan a. Penggalangan Tim dalam a. Laporan kegiatan
bentuk dinamika kelompok. pelaksanaan program
b. Informasi tentang program kesehatan dan dukungan
lintas sektor. sektor terkait.
c. Informasi tentang program b. Inventarisasi
kesehatan. masalah/hambatan dari
d. Informasi tentang masing masing sektor dalam
kebijakan, program dan pelaksanaan program
konsep baru. kesehatan.
c. Pemberian informasi baru.
8 Proses a. Inventarisasi peran bantu a. Analisis hambatan dan
masing-masing sektor. masalah program
b. Analisis masalah peran kesehatan.
bantu dari masing-masing b. Analisis hambatan dan
sector. masalah dukungan dari
c. Pembagian peran dan masing.
tugas masing-masing c. Merumuskan cara
sector. pemecahan masalah masing
sector.
d. Menyusun rencana kerja dan
menyepakati kegiatan untuk
tribulan baru.
9 Keluaran a. Kesepakatan tertulis lintas a. Rencana kerja tribulan yang
sektor terkait dalam baru.
mendukung program b. Kesepakatan bersama.
kesehatan.
b. Rencana kegiatan masing
masing sektor.
57
2.1.2.1. Pembentukan Tim Manajemen Mutu
Untuk pelaksanaan pemantauan dan penilaian mutu Puskesmas maka
dibentuk Tim Manajemen Mutu yang berkedudukan di Puskesmas yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Susunan Tim Manajemen Mutu:
1. Pembina : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Ketua : Kepala Puskesmas
3. Sekretaris : Kepala Tata Usaha Puskesmas
4. Anggota : Pemegang program di Puskesmas
Tugas dan fungsi Tim Manajemen Mutu Puskesmas:
1. Melakukan penilaian dan pemantauan/evaluasi mutu Puskesmas dengan :
a. Survey Indek Kepuasan Masyarakat dan menetapkan Indek Kepuasan
Masyarakat.
b. Mengelola pengaduan pengguna layanan Puskesmas, mulai dari pencatatan,
pelaporan, rencana tindak lanjut dan penanganan pengaduan.
c. Pemantauan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi.
d. Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap Standar Puskesmas dan
Kinerja Puskesmas minimal setahun 2 (dua) kali dan melaporkan kepada
Kepala Puskesmas serta melakukan upaya perbaikan apabila hasil penilaian
tidak mencapai target yang diharapkan.
e. Mendokumentasikan kegiatan perbaikan standar dan kinerja program mulai
dari monitoring, penilaian, analisis, penyusunan rencana perbaikan,
pelaksanaan perbaikan dan evaluasinya.
2. Menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
terwujudnya perencanaan mutu.
3. Melakukan supervisi, dukungan dan coaching dalam memberdayakan
Puskesmas dalam pemecahan masalah mutu dengan pendekatan tim.
58
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat, dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrasi yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (Nama, Jabatan serta Kewenangan dan Tanggung
Jawabnya).
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan
pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang
berlaku.
e. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang
dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya
biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima layanan.
n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat
merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang
diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
59
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, maka nilai rata rata indeks
kepuasan masyarakat adalah
1. Baik : bila mempunyai skor 80-100
2. Cukup : bila mempunyai skor 60-79
3. Kurang : bila mempunyai skor 1-59
60
Tugas Tim PPI:
1. Melakukan sosialisasi PPI agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
petugas Puskesmas.
2. Membuat SOP PPI.
3. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan PPI dan program diklatnya.
4. Memberikan konsultasi pada petugas Puskesmas.
5. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan
alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
6. Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur/monitoring surveilans proses.
7. Melakukan pengamatan PPI Puskesmas dengan menggunakan Daftar Tilik
Pemantauan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
61
2. Alat Pelindung Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
Diri (APD) : Gunakan APD yang sesuai, bila ada kemungkinan terkontaminasi darah,
a. Sarung tangan cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus
b. Masker membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial
c. Kaca mata terkontaminasi
pelindung Pakai sarung tangan sekali pakai, saat merawat pasien langsung.
d. Pelindung wajah Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan
e. Gaun lingkungan (bila daur ulang, harus ada tes fungsi sebelum digunakan).
f. Sepatu tertutup Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh
benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke
pasien lain.
Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda.
Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva, mukus
membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan prosedur dan
aktifitas perawatan pasien yang berisiko terjadi cipratan/semprotan dari
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi
Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah transmisi
melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<3 m) dari pasien
saat batuk/bersin. Pakailah selama tindakan yang menimbulkan aerosol
walaupun pada pasien tidak diduga infeksi
Kenakan gaun (bersih, tidak steril ) untuk melindungi kulit, mencegah
baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama prosedur/merawat
pasien yang memungkinkan terjadinya percikan/semprotan cairan tubuh
pasien
Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan mengantisipasi
semprotan/cipratan cairan infeksius.
Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan/semprotan
dari darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.
3.Peralatan Buat Standar Prosedur Operasional untuk menampung, transportasi,
perawatan pasien pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan
(kategori IB ) tubuh.
Lepaskan bahan organik dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau disterilkan.
Tangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi dengan benar sehingga kulit dan mukus membran terlindungi,
cegah baju terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain dan
lingkungan.
Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan sekali
pakai dibuang dan dimusnahkan dengan cara yang benar dan peralatan
pakai ulang, diproses dengan benar.
Peralatan yang terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai kebutuhan.
Permukaan peralatan yang besar (X ray), di lap dengan cairan
disinfektan, setelah keluar dari ruangan isolasi meskipun tidak tampak
kotor.
Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan
terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran napas, bila perlu
memakai sungkup disposable
Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan. Benda
disposable dibuang ketempat sampah
62
4.Pengendalian Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin
lingkungan untuk pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur,
peralatan disamping tempat tidur dan pinggirannya, permukaan yang
sering tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin
dan berkala).
Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak
dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organik (ekskresi,
sekresi pasien, kotoran).
Pembersihan ditujukan untuk mencegah aerosolisasi, sehingga
menurunkan pencemaran lingkungan.
Fasilitas kesehatan harus mempunyai desinfektan standar untuk
menghilangkan patogen secara signifikan, pada permukaan
terkontaminasi, sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
Desinfeksi adalah membunuh secara fisikal dan kimiawi
mikroorganisme, tidak termasuk spora.
Disinfektan yang biasa dipakai:
Na Hipoklorit (Pemutih), Alkohol, komponen Fenol, komponen Ammonium
Quarternary, komponen Peroksigen. Ikuti aturan pakai pabrik cairan
desinfektan, waktu kontak, dan cara pengencerannya.
Pembersihan area sekitar pasien:
Pembersihan permukaan horisontal sekitar pasien harus dilakukan secara
rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang.
Untuk mencegah aerosolisasi patogen infeksi saluran napas, hindari
sapu, tapi gunakan cara basah (kain basah).
Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai
(terkontaminasi)
Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali setelah
pakai. Mop dicuci, dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai
kembali.
Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatan yang tidak perlu.
Jangan lakukan fogging dengan disinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi, dan bisa berbahaya.
Pembersihan dapat dibantu dengan vacuum cleaner (pakai filter, HEPA).
Jangan memasang karpet.
5. Penatalaksana- Penanganan, transportasi dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh,
an Linen sekresi, ekskresi harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk
mencegah kulit, mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen, atau
terjadi transfer mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan.
Buang terlebih dahulu kotoran (misal: faeces), ke toilet dan letakkan linen
dalam kantong linen.
Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien. Jangan memanipulasi linen
terkontaminasi untuk hindari kontaminasi terhadap udara, permukaan dan
orang.
Cuci dan keringkan linen sesuai SOP. Dengan air panas 70oC, minimal 25
menit. Bila dipakai suhu < 70oC pilih zat kimia yang sesuai.
Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi. Kantong
tidak perlu ganda.
Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai.
63
6. Kesehatan Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk mencegah terjadinya
karyawan luka/cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum, scalpel dan
alat tajam lain, setelah melakukan prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum.
Jangan tutup/recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi jarum
dengan tangan, menekuk jarum, mematahkan, melepas jarum dari spuit.
Buang jarum, spuit, pisau scalpel, dan peralatan tajam habis pakai
kedalam wadah tahan tusukan/safety box sebelum dibuang ke
insinerator.
Pakai mouthpiece, resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metoda resusitasi mulut ke mulut.
Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh, selain akan
menyuntik.
7.Penempatan Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau
Pasien yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat
yang terpisah.
Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip
pemisahan tetap terjadi.
Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi
8.Hygiene respirasi Mengendalikan penyebaran patogen dari pasien yang terinfeksi untuk
/Etika batuk transmisi kepada kontak yang tidak terlindungi. Untuk penyakit yang
ditransmisikan melalui droplet besar dan atau droplet nuklei maka etika
batuk harus diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan pada
saluran napas.
Pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus:
Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau bersin.
Pakai tisu, saputangan, masker kain/medis bila tersedia, buang ke tempat
sampah (yang terlebih dahulu dilapisi kantong plastik) tertutup.
Lakukan cuci tangan sesuai standar.
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi higiene respirasi/etika batuk:
Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi saluran
napas dengan demam.
Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya
kandungan aerosol dan sekresi dari saluran napas dalam mencegah
transmisi penyakit saluran napas
Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alkohol handrub,
wastafel-antiseptik, tisu towel, terutama area tunggu harus diprioritaskan
9. Praktek Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah
menyuntik kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
yang aman Bila memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.
Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial
multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar
saat obat dipakai untuk pasien lain
64
4) Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mendapatkan informasi
bahan masukan dalam penyusunan rencana guna peningkatan mutu
Puskesmas.
65
2.2. STANDAR SUMBER DAYA
Pemilik sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
bertanggung jawab terhadap tersedianya sarana, prasarana, sumber daya manusia dan
obat dan perbekalan/alat kesehatan termasuk pelayanan kefarmasian sedemikan rupa
sehingga visi dan misi Puskesmas dapat tercapai.
Pengelolaan sumber daya Puskesmas:
1. Setiap sumber daya Puskesmas harus dikelola dan dicatat dengan benar serta
disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelaksanaan pengelolaan harus dievaluasi secara berkala.
3. Ada upaya pengendalian efisiensi terhadap sumber daya yang ada di Puskesmas.
Puskesmas memiliki sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, meliputi:
1. Bangunan dan Ruang
2. Sumber Daya Manusia
3. Peralatan
4. Pelayanan Kefarmasian dan Obat
2.2.1.1.Persyaratan Lingkungan
A. Lokasi
1. Aman dari ancaman bahaya aliran lahar, gelombang tsunami, longsor,
pencemar lingkungan. Bekas Tempat Pembuangan Akhir Sampah, bekas
pertambangan, dan dibawah SUTT dan SUTET.
2. Mudah dijangkau transportasi umum.
B. Halaman.
1. Batas yang jelas, dengan diberi pagar yang kuat dan bersih untuk menjaga
agar orang atau binatang peliharaan tidak keluar masuk dengan bebas.
2. Tersedia penerangan pada malam hari.
3. Bersih, tidak ada genangan air.
4. Tempat parkir memadai dan bersih.
5. Tersedia taman yang terpelihara dan rapi.
6. Tersedia Tempat penampungan sementara sampah.
7. Lingkungan Puskesmas harus merupakan kawasan bebas asap rokok.
C. Lahan.
1. Luas lahan untuk Puskesmas rawat jalan sebesar 500 m2, Puskesmas rawat
Inap/Rawat Inap PONED sebesar 1000 m2.
2. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1,5 kali luas bangunan.
Luas lahan untuk bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan lantai
dasar.
66
3. Kontur lahan dalam kondisi datar, tidak ada kemiringan yang ekstrim.
D. Area pelayanan.
Pelayanan gawat darurat letaknya harus menjamin kecepatan akses dan
mempunyai pintu masuk yang terpisah.
1. Pelayanan persalinan terletak dan dirancang untuk mencegah lalu lintas
aktivitas yang tidak berhubungan. Ruang persalinan hendaknya tidak bising
dan bersih. Ruang persalinan hendaknya terpisah, tetapi mempunyai akses
yang cepat dari ruang persalinan ke perawatan.
2. Pelayanan administrasi, kantor administrasi umum hendaknya berdekatan
dengan pintu utama Puskesmas.
3. Ruang perawat hendaknya terletak pada lokasi yang dapat mengamati
pasien.
67
Ventilasi harus memadai untuk menjamin peredaran udara di dalam ruangan
Puskesmas dengan baik.
a. Luas ventilasi alamiah permanen minimal 15% dari luas lantai dengan
menerapkan sistem ventilasi silang.
b. Semua jendela ruang tindakan diberi kawat kasa tidak permanen/penapis
untuk mencegah masuknya serangga dan agar mudah dibersihkan.
c. Bila ventilasi tidak menjamin adanya pergantian udara alamiah dengan baik
maka ruangan dilengkapi dengan penghawaan mekanis misal kipas
angin/exhauster fan/AC.
d. Ventilasi dapur menggunakan cerobong asap atau exhauster fan.
e. Ventilasi pada laboratorium menggunakan exhauster fan/AC dan dialirkan
pada udara luar.
f. Sistem ventilasi udara laboratorium/pemeriksaan harus diatur sedemikian
rupa sehingga udara mengalir masuk sesuai area bersih ke area tercemar dan
keluar ke udara bebas yang tidak dilalui lalu lintas manusia. Di ruang
pemeriksaan aliran udara seharusnya dari belakang petugas kesehatan atau
diantara petugas dan pasien.
g. Ruang pemrosesan dianjurkan selalu terpasang lampu ultraviolet bila dalam
keadaan tidak digunakan. Lampu harus selalu dalam keadaan bersih dan efek
germisidal lampu diperiksa secara rutin setiap bulan menggunakan alat
pengukur.
5. Atap
a. Ttidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus.
b. Tinggi atap lebih dari 10 meter harus dilengkapi dengan penangkal petir
6. Langit-langit
a. Mudah dibersihkan.
b. Dicat dengan warna terang.
c. Tinggi langit langit antara 2,70 meter sampai 3,30 meter dari lantai.
7. Pintu.
a. Kuat, tinggi minimal 2,10 meter, lebar minimal 1,20 meter dan dapat
mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lain.
b. Pintu ruang perawatan, ruang poli, dan lain-lain dapat menutup secara
otomatis.
c. Pintu yang selalu terkena air dilapisi dengan bahan kedap air
d. Pintu ruang radiologi, dilapisi dengan plat timbal sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
8. Jendela
a. Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang pengganggu lain.
b. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya
minimal 1/6 kali luas lantai.
c. Ambang bawah jendela minimal 1 meter dari lantai
Kondisi bangunan utama Puskesmas:
1. Baik, bila:
a. Tidak ada kerusakan pada struktur dan arsitektur bangunan.
68
b. Alur pelayanan ruang yang ada sudah sesuai standar.
c. Sirkulasi udara dan cahaya pada ruang sudah tercukupi.
d. Seluruh instalasi listrik dan sanitair berfungsi sebagai mana mestinya.
2. Rusak ringan, bila:
a. Saluran air kotor/tersumbat.
b. Cat dinding dan plafon kusam.
c. Plesteran pada dinding rusak.
d. Kran air dan atau saklar listrik tidak berfungsi.
3. Rusak sedang, bila :
a. Plafond rusak (ambrol terkena air/rangka lapuk).
b. Keramik lantai/dinding pecah.
c. Instalasi listrik/sanitair bermasalah.
d. Kusen pintu dan jendela rusak (lapuk/patah).
4. Rusak berat, bila :
a. Atap (rangka dan penutupnya) ambrol/rusak.
b. Struktur bangunan utama patah (kolom, alok, Sloof, dek, dll).
c. Terjadi kebocoran/tidak berfungsinya seluruh instalasi listrik dan sanitair.
Puskesmas dalam kondisi rusak sedang maupun rusak berat perlu dilakukan
rehabilitasi.
69
Tabel 2.9. Luas Ruangan di Puskesmas
Luas Ruangan Puskesmas (m2)
No Jenis Ruang Rawat Jalan Rawat Inap
Rawat Inap
PONED
1 Pendaftaran dan Rekam medik 9 9 9
2 Pertemuan 30 30 30
3 Gawat darurat 25 25 25
4 Poli umum 9 9 9
5 Poli gigi dan mulut 12 12 12
6 Poli KIA-KB 12 12 12
7 Bersalin 12 36 36
8 Imunisasi 12 12 12
9 Klinik gizi 9 9 9
10 Ruang Laktasi 6 9 9
11 Klinik sanitasi 9 9 9
12 Konsultasi/Promosi kesehatan 9 9 9
13 Kamar obat 9 9 9
14 Laboratorium 12 16 16
15 Kepala Puskesmas 9 9 9
16 Ruang tunggu 24 36 36
17 Gudang obat 9 12 12
18 Gudang umum 6 6 6
19 Administrasi/ kantor 16 20 20
20 Dapur 9 9 9
21 Genset 4 6 6
22 Perlengkapan kebersihan 2 2 2
23 Linen 2 3 3
24 Garasi 12 24 24
25 Parkir 80 80 80
26 KM/WC karyawan 8 8 8
27 KM/WC pasien 8 8 8
28 Laundry (Binatu) 6 6 6
29 Rawat gabung ibu dan bayi 0 12 12
30 KM/WC pasien rawat inap 0 8 8
31 Ruang rawat inap anak/bayi 0 6 6
32 Laki laki dewasa 0 6 6
33 Perempuan dewasa 0 6 6
34 Penyakit menular/ruang isolasi 0 6 6
35 Dokter jaga 0 9 9
36 Ruang jaga petugas 0 10 10
Jumlah 370 498 498
70
d. Pintu UGD harus dapat dilalui brankar dan mempunyai pintu
masuk serta pintu keluar yang berbeda.
e. Pintu dibuat dengan 2 (dua) daun pintu dan membuka kedalam
untuk mempermudah masuknya brankar.
f. Pertemuan dinding dalam ruang sebaiknya bersudut
tumpul/melengkung, untuk melakukan tindakan operatif
sederhana dan tindakan operatif kecil, seperti circumsisi,
pengangkatan aterom, lipom dan lain-lain bedah minor, infeksi
dan luka bakar.
g. Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan UGD.
h. Tempat tidur dengan tirai pemisah/isolasi.
i. Ruangan harus cukup untuk minimal 3 tempat tidur, lemari dan
meja instrumen.
j. Ambulan/kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai
di depan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan.
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
4 Poli umum Pemeriksaan pasien umum dan tidak gawat (1 tempat tidur)
Kriteria ruangan:
a. Arah angin harus dari belakang petugas
b. Mempunyai cross ventilation (ventilasi cukup dan terbuka)
c. Mempunyai fasilitas dengan air mengalir untuk cuci tangan
5 Poli gigi dan mulut Pemeriksaan serta tindakan gigi dan mulut
Kriteria ruangan:
a. Ruangan harus cukup untuk minimal 1 kursi gigi, lemari alat
dan sterilisator.
b. Mempunyai fasilitas dengan air mengalir untuk cuci tangan.
6 Poli KIA-KB Pelayanan KIA dan Keluarga Berencana.
Kriteria ruangan:
Mempunyai fasilitas dengan air mengalir untuk cuci tangan
7 Bersalin Pertolongan persalinan normal dan tindakan kebidanan lain bila ada
komplikasi (kuret, IUD, penjahitan dll), dengan kriteria:
a. Tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.
b. Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan kamar
bersalin
c. Tinggi pintu minimal 2,10 meter, lebar minimal 1,20 meter
d. Pintu dibuat dengan 2 (dua) daun pintu dan membuka kedalam
e. Plafon harus rata, dipasang tanpa nat dan terbuat dari bahan
keras
f. Mempunyai jendela, cahaya dan udara yang cukup
g. Tidak berjendela terbuka tetapi mempunyai jendela atas
h. Mempunyai fasilitas untuk cuci tangan
i. Tempat tidur dengan tirai pemisah/isolasi
j. Pertemuan antara dinding vertikal dan lantai tidak boleh patah
tegas
k. Dilengkapi minimal 3 (tiga)steker
l. Ibu bersalin terjaga privacynya, dimana keluarga dapat
menemani.
m. Untuk Puskesmas rawat inap/PONED maka:
1) Lokasi ruang persalinan harus berada di bagian depan
Puskesmas, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan
tanda-tanda yang jelas dari dalam dan luar Puskesmas.
2) Ruangan harus cukup untuk minimal 2 bed obgyn, lemari,
meja alat, meja resusitasi dan kamar mandi
8 Imunisasi Distribusi dan imunisasi
9 Klinik gizi Konsultasi
10 Ruang Laktasi Pemberian ASI eksklusif
11 Klinik sanitasi Pelayanan kesehatan lingkungan
12 Konsultasi/Promosi Konsultasi dan penyuluhan atau pemberian informasi ke
kesehatan masyarakat
13 Kamar obat Pemberian obat, pembuatan obat racik dan penyimpanan obat
71
harian
14 Ruang Konsultasi Pemberian konsultasi obat dan pemantauan pengobatan pasien
Obat
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
15 Laboratorium Pemeriksaan spesimen pasien
Kriteria ruangan:
a. Untuk ruangan ber AC harus mempunyai exhauster fan, bila
tidak ber AC maka ventilasi ruang harus cukup dan terbuka
b. Mempunyai tempat terbuka atau tempat khusus untuk
mengeluarkan dahak (sputum both)
16 Kepala Puskesmas Administratif
17 Ruang.tunggu Penyuluhan/promotif
18 Gudang obat Penyimpanan obat dengan persyaratan:
a. Luas gudang dan volume obat yang disimpan sudah sesuai
b. Tersendiri tidak boleh dicampur barang lain
c. Sirkulasi udara baik
d. Dapat menjamin keamanan obat baik secara fisik maupun
kimiawi
e. Melindungi obat dari cahaya matahari langsung
f. Tidak lembab (ada alat pengukur suhu/kelembaban)
g. Bersih
h. Penerangan cukup/ lampu untuk gudang obat
i. Bebas hewan pengerat
j. Teralis
k. Adanya cahaya yang masuk
l. Kunci rangkap 2 (dua) untuk dokter dan petugas gudang
19 Gudang umum Penyimpanan alat kesehatan
20 Administrasi/ kantor Administratif oleh staf Puskesmas
21 Dapur Mengolah makanan dari mentah menjadi masak
a. Ventilasi dan penerangan cukup
b. Sumber air bersih sesuai dengan persyaratan air bersih dan bak
cuci
c. Ada saluran pembuangan air limbah yang tertutup/ higienis.
d. Warna tembok dapur cerah
e. Ada alat pemadam kebakaran ukuran kecil
f. Perabot dan alat dapur sesuai kebutuhan
g. Lantai bersih dan tidak licin
Untuk Puskesmas rawat inap:
a. Diletakkan dekat dengan ruang perawatan
b. Sertifikat penjamah makanan bagi petugas dapur
22 Genset Pengganti listrik Puskesmas dalam keadaan darurat, ruang kedap
suara. Kapasitas generator yang disediakan minimal 40% dari daya
terpasang dan dilengkapi AMF dan ATS sistem (diperkirakan
minimal 2000-5000 Watt)
23 Perlengkapan Penyimpanan perlengkapan kebersihan
kebersihan
24 Linen Menyimpan kebutuhan linen/ kain tenun untuk kebutuhan merawat
pasien
25 Garasi Penyimpanan ambulans operasional/transport dan atau ambulans
gadar
26 Parkir Parkir kendaraan pengunjung dan karyawan Puskesmas
27 KM/WC karyawan Bagi karyawan disediakan sekurang–kurangnya 1 kamar mandi dan
WC untuk 15 orang. Dibedakan untuk pria dan wanita, minimal 1
buah @ 4 m2
28 KM/WC pasien Ratio jumlah kamar mandi/WC dibanding jumlah pengunjung
adalah 1: 40. Dibedakan untuk pria dan wanita, minimal 1 buah
untuk pria dan 1 buah untuk wanita @ 4 m2
29 Laundry Ruang untuk perlengkapan cuci linen kotor dan linen bersih
(Binatu) Kriteria:
a. Lantai dari beton atau plester yang kuat, rata dan tidak licin
72
dengan kemiringan memadai (2-3%)
b. Tersedia saluran pembuangan limbah system tertutup dengan
bahan dan kemiringan yang memadai (2-3%), dilengkapi
dengan pengolah awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke
instalasi pengolahan air limbah
c. Tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran
yang memadai, air panas (steam) untuk keperluan desinfeksi
dan tersedia desinfektanl
d. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan
saluran pembuangan air limbah
e. Ruangan ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dan
tidak berada pada jalan lintas, sehingga perjalanan linen kotor
menjadi linen bersih terhindar dari kontaminasi silang
f. Tersedia tempat cuci tangan petugas untuk mencegah
rekontaminasi linen bersih
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
Rawat Inap
30 Rawat gabung ibu dan Ruang rawat gabung ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan normal,
bayi @ 2 m2/TT, minimal 1 TT ibu dan 1 TT bayi
Ruangan cukup untuk bed ibu, bed anak, bed site cabinet, lemari
31 KM/WC pasien rawat Ratio kamar mandi/WC pasien dibanding jumlah tempat tidur = 1:5
inap TT, dibedakan untuk pria dan wanita, minimal 2 buah @ 4 m2
32 Ruang rawat inap Rawat inap anak/bayi, 6 m2/TT (1 TT)
anak/bayi
33 Laki laki dewasa Rawat inap laki laki dewasa, 6 m2/TT 1 TT)
34 Perempuan dewasa Rawat perempuan dewasa, 6 m2/TT(1 TT)
35 Penyakit Rawat penyakit menular, 6 m2/TT (1 TT)
menular/ruang isolasi Pertimbangan pada saat penempatan pasien :
a. Kamar terpisah bila mungkin terjadi kontaminasi luas terhadap
lingkungan, misal: luka lebar dengan cairan keluar, diare,
perdarahan tidak terkontrol.
b. Kamar terpisah dengan pintu tertutup bila ada risiko transmisi
melalui udara ke kontak, misal: luka dengan infeksi kuman gram
positif.
c. Kamar terpisah atau terkelompok dengan ventilasi dibuang keluar
dengan exhauster fan ke area tidak ada orang lalu lalang, misal:
TBC.
d. Kamar terpisah dengan udara terkunci bila risiko terjadi transmisi
airborne luas, misal: varicella
e. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan
(anak, gangguan mental)
36 Dokter jaga 1 (satu) kamar untuk istirahat
37 Ruang jaga petugas ruang untuk petugas yang bertugas jaga malam pada Puskesmas
rawat inap/PONED, cukup untuk 1 bed dan 1 rak serta 1 kamar
mandi
73
e. Intensitas cahaya di setiap ruang adalah 100-200 lux, kecuali ruang
laboratorium, persalinan, UGD adalah 300 lux, sedangkan dapur 100 lux.
f. Kualitas udara ruang Puskesmas tidak berbau, terutama bebas bau gas H2S dan
amoniak.
g. Intensitas kebisingan ekuivalent (leq) pada lokasi Puskesmas tidak lebih dari 55
dB (A).
74
2) Benda- benda tajam dan jarum ditampung pada wadah khusus seperti
botol.
3) Sampah domestik menggunakan kantorng plastik berwarna hitam,
terpisah antara sampah basah dan kering, dapat diolah sendiri atau pihak
ketiga untuk pemusnahannya.
c. Sampah infeksius dimusnahkan di dalam insinerator.
d. Sampah domestik dapat dikubur, dibakar ataupun diangkut ke Tempat
Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
5. Wastafel
a. Tersedia di ruang pelayanan yaitu ruang UGD, ruang poli gigi, ruang
kesehatan ibu dan anak (KIA), ruang pengobatan, ruang periksa, ruang
suntik, ruang laboratorium, ruang radiologi dan ruang lain yang memerlukan
air.
b. Berfungsi dengan baik dan dilengkapi cek valve atau kran air model siku.
c. Dilengkapi sabun dan zat antiseptik.
d. Tersedia pengering tangan (hand towel/hand tissue)
e. Terpelihara dan bersih.
6. Fasilitas sanitasi dan keamanan lainnya.
a. Ketersediaan dan distribusi air perlu tersedia water tower yang tertutup.
b. Tersedia tabung pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik.
c. Tersedia ruangan khusus untuk penyimpanan perlengkapan kebersihan.
d. Tersedia tempat khusus genset yang kedap suara.
7. Instalasi
a. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air limbah, gas, listrik/genset,
sistem penghawaan dan sarana komunikasi harus aman dan terlindung sesuai
ketentuan teknis yang berlaku.
b. Jika bangunan Puskesmas lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari
bangunan lain di sekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir.
c. Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya menggunakan kode
warna atau label.
d. Tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik antara jaringan distribusi air
limbah dengan air bersih.
e. Ditata agar memenuhi syarat estetika.
f. Tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus.
8. Tersedia listrik dengan daya sesuai kebutuhan. Aliran listrik berfungsi baik, kabel
dan steker terpasang aman dan kokoh dan semua lampu berfungsi baik.
9. Wastafel dengan air mengalir.
a. Harus tersedia pada setiap ruangan periksa, ruang UGD, poli gigi, ruang KIA,
ruang pengobatan, ruang laboratorium dan ruang lainnya yang memerlukan
air.
b. Dilengkapi dengan dispenser sabun cair atau zat anti septik, khusus untuk
ruang pengobatan, UGD, tindakan, KIA-KB, persalinan, gigi dan mulut
dianjurkan dalam dispenser dengan pompa siku dan kran air siku.
c. Terpelihara dan selalu bersih.
d. Tersedia pengering tangan (hand towel/hand tissue).
75
Tatalaksana
1. Tata cara pemeliharaan sarana
a. Lantai dibersihkan dengan bahan anti septik minimal satu kali sehari.
b. Air Conditioner :
1) Secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian
udara segar dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela setiap pagi
selama 1 jam.
2) Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik.
c. Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber :
1) Sumber genset dikendalikan dengan meredam dan membuat sekat yang
memadai.
2) Sumber dari lalu lintas dikurangi dengan menanam pohon/peninggian
tembok.
d. Pengambilan sampel air bak penampung dan pada kran terjauh yang dilakukan
minimal 2 kali/tahun, pada musin hujan dan kemarau.
e. Pembersihan baik air dan tempat perindukan lainnya dilakukan sekurang-
kurangnya 3 hari sekali untuk mencegah perkembanganbiakan nyamuk Aedes
Aegypti.
f. Penanganan limbah infeksius yang berasal dari UGD, laboratorium.dan ruang
bersalin harus direndam dalam larutan kaporit 3% selama satu malam, direbus
air mendidih selama 1 jam atau dipanaskan dengan autoclave selama 15 menit
dan kemudian dibakar atau ditanam di dalam tanah.
g. Pembersihan mebel dan sarana lainnya pada Puskesmas minimal dilakukan
satu kali sehari. Tempat duduk, slot pintu, wastafel yang berhubungan dengan
pasien dibersihkan/di lap dengan larutan alkohol 60%.
2. Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
a. Penyusunan rencana kerja tahunan penyehatan lingkungan Puskesmas yang
merupakan bagian dari rencana kerja program penyehatan sarana tempat
umum yaitu :
1) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pemeliharaan kebersihan
dan pemeriksaan sampel air.
2) Sasaran/target tiap jenis kegiatan.
3) Jadwal pelaksanaan kegiatan.
4) Tenaga yang akan melaksanakan kegiatan, peralatan, bahan atau sarana
yang diperlukan (jenis dan jumlah).
5) Pembiayaan untuk tiap jenis kegiatan.
6) Pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan.
7) Pencatatan pelaporan.
8) Evaluasi kegiatan.
2.3. Pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan Puskesmas melaksanakan
kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan.
76
a. Sampah infeksius menggunakan kantong plastik berwarna kuning.
Benda tajam dan jarum ditampung pada wadah khusus seperti safety
box. Sampah dimusnahkan di dalam insinerator atau dibawa ke
Puskesmas/RS terdekat yang memiliki insinerator.
b. Sampah domestik/umum menggunakan kantong plastik berwarna
hitam.Terpisah antara sampah basah dan kering, dapat diolah sendiri,
dikubur, dibakar atau diangkut/dibuang ke Tempat Pembuangan sampah
Akhir (TPA).
3. Jumlah tempat sampah minimum 1 (satu) buah tiap kamar atau setiap radius
10 meter dan radius 20 meter untuk ruang tunggu.Wadah sampah tertutup
dengan kantong plastik.
4. Tempat pengumpulan dan penampungan sampah sementara segera
didesinfeksi setelah dikosongkan.
b. Penanganan Limbah
1) Jenis dan definisi limbah Puskesmas
a) Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container bertekanan dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b) Limbah non medis padat adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
c) Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan Puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
d) Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di Puskesmas seperti insinerator, dapur, perlengkapan
generator, anestesi dan pembuatan obat sitotoksik.
77
(recapping), gunakanlah cara penutupan jarum dengan satu tangan (single
handed recapping method) untuk mencegah jari tertusuk jarum, dengan
cara:
(a) Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras.
(b) Pegang semprit dengan satu tangan, masukkan ujung jarum kedalam
tutup dan ungkit tutup jarum hingga terangkat, awas jangan sampai
jatuh.
(c) Bila tutup sudah menutup ujung jarum, gunakan tangan yang lain
untuk mengencangkannya.
(3) Jarum suntik bekas pakai sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir
atau tempat pemusnahan, maka diperlukan suatu wadah penampungan
sementara yang bersifat:
(a) Kedap air dan tidak mudah bocor serta kedap tusukan.
(b) Dapat dipergunakan dengan satu tangan, agar pada waktu
memasukkan jarum tidak usah memeganginya dengan tangan yang
lain.Wadah ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
dan setelah ditutup tidak dapat dibuka kembali, sehingga isi tidak
tumpah.
(c) Limbah tajam ditangani bersama limbah medis. Wadah benda tajam
merupakan limbah medis dan harus dimasukkan ke dalam kantong
medis/kantong plastik yang kuat dan anti bocor atau kontainer warna
sebelum di insinerasi.
(d) Tempat perwadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik
yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan
direndam selama 10 menit dengan larutan desinfektan dan dibilas
dengan air mengalir apabila akan digunakan kembali sedangkan
untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.
(e) Penanganan limbah infeksius yang berasal dari poli dan ruang
bersalin harus direndam dalam larutan kaporit 3% selama 10 menit,
direbus mendidih selama 1 jam 20 menit atau dipanaskan dalam
autoclave selama 15 menit dan kemudian dibakar atau ditanam dalam
tanah.
(f) Pengangkutan limbah.
(1) Pengangkutan internal.
Berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan
atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan
internal biasanya digunakan kereta dorong dan petugas pelaksana
dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
(2) Pengangkutan eksternal.
Yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar
(off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur
pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat.
Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal.
Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan
tidak bocor.
c) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas. Bagi Puskesmas yang tidak mempunyai
insinerator, maka limbah medis padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama
dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator selambat-
78
lambatnya dalam 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang. Syarat tempat
penyimpanan limbah medis antara lain:
(1) Lokasi penyimpanan bebas banjir.
(2) Tidak rawan bencana.
(3) Berada diluar kawasan lindung.
(4) Sesuai dengan rencana tata ruang.
79
Hidup Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Rumah Sakit atau Peraturan Daerah Setempat.
Pengolahan limbah cair hanya akan efisien jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
(a) Pengolahan primer : tempat penampungan air limbah pertama yang berasal
dari aktifitas harian (bekas cucian, makanan, bekas minuman dll)
(b) Purifikasi biologis sekunder: pengendapan sebagian besar mikroba (bakteri :
90-95 %), virus dan cacing. Pada tahap ini efluen masih mengandung bakteri
dan virus dalam konsentrasi efektif.
(c) Pengolahan tersier : teknik pengolahan dapat diterapkan jika lokasi
memungkinkan, apabila sebaliknya maka dilakukan teknik filtrasi pasir
cepat.
(d) Desinfeksi Klor : upaya penurunan konsentrasi bakteri patogen, efluen
tersier harus menjalani desinfeksi klor sampai kadar yang ditetapkan.
Desinfektan dimaksud yaitu Klordioksida (paling efisien), Natrium
Hipoklorit atau gas Klor atau desinfeksi dengan sinar ultraviolet.
Gambar 2.2 SPAL Puskesmas menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
dalam Materi Pelatihan Pengolahan Limbah Cair Tahun 1999-2010, Pusat Teknologi Lingkungan
80
c. Pengelolaan Linen
1. Linen kotor tidak ditempatkan di lantai.
2. Linen bersih disimpan dalam lemari tertutup.
3. Penyimpanan linen bersih dipisahkan dengan linen steril .
4. Trolley linen bersih dan linen kotor dipisahkan.
5. Linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dipisahkan dengan linen kotor
tidak ternoda.
81
4. Dilakukan evaluasi penerapan hasil pelatihan terhadap pengelola dan pelaksana
pelayanan
82
5 Penanggula- Sarjana/DIII a. Epidemiologi. 1 1 1
ngan Penyakit Kesehatan. b. Pengelola
(Fungsional program TB.
Epidemiolog) c. Petugas
program Kusta.
d. Entomologi
vektor Malaria.
e. Fogging untuk
petugas
Puskesmas
(IVD).
f. Entomologi
vektor IVD.
g. Pelatihan/
Praktek RHA
(Rapid Health
Assessment).
h. On The Job
Training
Pengelola
Program TB
Fasyankes.
i. Surveilans
PTM dan
faktor risiko
PTM.
Puskesmas
Kompetensi Puskesmas
Jenis Kompetensi Rawat Puskesmas
No Tambahan Rawat Inap
Ketenagaan (Ijazah) Jalan Rawat Inap
(Pelatihan) PONED
7 Kesehatan Sarjana/DIV/ Tehnis Kesehatan 1 1 1
Lingkungan DIII Bidang Lingkungan.
(Fungsional Kesehatan
Sanitarian) Lingkungan
atau Teknik
Kesehatan
Lingkungan
8 Gizi Sarjana/DIV/ a. Tatalaksana 1 2 2
(Fungsional DIII Gizi Gizi Buruk.
Nutrisionis) b. Pemantauan
Pertumbuhan.
c. Konselor ASI.
9 Bendahara SMEA/SMA/ Manajemen Tata 2 2 2
SMK Ekonomi/ Kelola Keuangan.
D III Akuntansi
10 Urusan SMEA/SMA/ Penyimpanan dan 1 1 1
Umum SMK Pengelolaan
Barang.
11 Kasir SMEA/SMA/ Pembukuan. 1 1 1
SMK
12 Loket SMEA/SMA/ Tidak ada 2 3 3
SMK
13 RR dan Kartu DIII Rekam Pengelolaan 1 1 1
Poli (Perekam Medik dan Rekam Medis.
Medis Informatika
Trampil) Kesehatan
14 Supir SMP/SMA a. PPGD Awam 1 2 2
Ambulans Umum.
b. Radiomedik.
c. Komunikasi.
83
15 Penjaga dan SMP/SMA Tidak ada 2 2 2
Petugas
Kebersihan.
16 UGD dan Poli Umum
Fungsional Dokter a. Pelatihan dan 1 2 2
Dokter. magang PPGD
untuk
dokter/GELS
(General
Emergency Life
Support)/ATLS
(Advance
Traumatic Life
Support)/ACLS
(Advance
Cardiac Life
Support).
b. Tatalaksana
Gizi Buruk.
c. Tatalaksana
Penyakit
Menular
Langsung.
d. Tatalaksana
Penyakit
Menular
Bersumber
Binatang.
e. Program TB
Strategi DOTS
(Directly
Observed
Treatment Of
Short Course)
f. Pemberian Obat
secara Rasional.
g. IMS, VCT dan
PITC(Provider
Inisiated
Testing and
Conseling) HIV.
h. Tatalaksana
Penyakit Tidak
Menular dan
Faktor Risiko
PTM.
i. Pelatihan dan 0 0 1
Magang
PONED.
Fungsional SI Kep.Ners a. Asuhan 1 1 1
perawat Ahli /DIV/DIII Keperawatan
(Koordinator). Keperawatan b. PPGD untuk
Fungsional DIII Perawat /BLS 2 3 3
Perawat Keperawatan (Basic Life
Trampil. Support)/BCLS
( Basic
Cardiac Life
Support).
84
Puskesmas
Kompetensi Puskesmas
Jenis Kompetensi Rawat Puskesmas
No Tambahan Rawat Inap
Ketenagaan (Ijazah) Jalan Rawat Inap
(Pelatihan) PONED
17 Poli Umum
Fungsional DIII a. Konseling. 2 2 2
Perawat Keperawatan b. Perkesmas.
Trampil c. Tata laksana
Gizi Buruk.
d. PPGD untuk
perawat /BLS/
BCLS.
e. MTBS.
f. IMS.
18 Ruang Rawat Inap
Fungsional DIII a. Asuhan 0 3 3
Perawat Keperawatan keperawatan
Trampil untuk Rasio jumlah b. PPGD untuk
total perawat Perawat/BLS
dengan jumlah /BCLS.
tempat tidur c. Manajemen
=1:2 d. Kinerja
Klinik.
19 Poli KIA-KB, Ruang Bersalin
Fungsional S1/DIV/DIII a. APN ( Asuhan 1 1 1
Bidan Ahli Kebidanan Persalinan
(Koordinator) Normal)
Fungsional DIII Kebidanan termasuk 1 4 8
Bidan Inisiasi
Trampil Menyusu Dini
(IMD).
b. SDIDTK
(Stimulasi
Deteksi dan
Intervensi Dini
Tumbuh
Kembang).
c. MTBS/MTBM
(Manajemen
Terpadu
Balita Sakit/
Manajemen
Terpadu Bayi
Muda).
Pemegang program KB
Fungsional DIII Kebidanan a. Konseling 1 1 1
Bidan Standarisasi
Trampil KB.
b. CTU
(Contraseptive
Technical
Update)
c. Konseling
PPIA
(Pencegahan
Penularan Ibu
Anak).
85
20 Ruang rawat gabung ibu dan anak (PONED)
Fungsional S1/DIV a. Pelatihan dan 0 0 1
Bidan Ahli Kebidanan magang
Bidan DIII Kebidanan PONED. 0 0 1
Fungsional b. APN ( Asuhan
Trampil Persalinan
Normal)
termasuk
Inisiasi
Menyusu Dini
(IMD).
c. MTBS/
MTBM
(Manajemen
Terpadu Balita
Sakit/Muda).
d. Penanganan
Bayi Berat
Badan Lahir
Rendah
(BBLR) dan
Asfiksi
Puskesmas
Kompetensi Puskesmas
Jenis Kompetensi Rawat Puskesmas
No Tambahan Rawat Inap
Ketenagaan (Ijazah) Jalan Rawat Inap
(Pelatihan) PONED
21 Poli Gigi Dan Mulut
Fungsional Dokter Gigi Pelayanan darurat 1 1 1
Dokter Gigi gigi /Basic
Emergency Care.
Fungsional Perawat Gigi Asuhan 1 1 1
Perawat Gigi Keperawatan Gigi
dan Mulut.
22 Kamar Obat
Tenaga Asisten Pelayanan 1 1 1
Teknis Apoteker /DIII Kefarmasian di
Kefarmasian Farmasi/Sarjana Puskesmas.
Farmasi
Fungsional Apoteker 1 1 1
Apoteker
23 Laboratorium DIII/DIVAnalis a. Pemantapan 1 2 2
(Fungsional kesehatan Mutu Internal.
Pranata b. Phleobotomi.
Laboratorium c. On The Job
Kesehatan) Training
Pemeriksaan
Mikroskopis
TB, HIV-AIDS
dan kusta,
malaria
(khusus
wilayah
endemis).
Keterangan:
1. Jumlah bidan di desa sesuai dengan jumlah desa di wilayah kerja Puskesmas
2. Tidak termasuk tenaga untuk Puskesmas Pembantu
3. Jenis dan jumlah tenaga di Puskesmas dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
4. Ratio jumlah total perawat dengan tempat tidur 1 perawat untuk 2 Tempat Tidur (TT)
Penambahan tenaga sesuai jumlah tempat tidur yang tersedia
86
5. Standar Ketenagaan Puskesmas Rawat Inap PLUS/PONED, sama dengan standar
minimal ketenagaan di Puskesmas rawat inap, dengan penambahan Fungsional Dokter
Spesialis Kebidanan dan Kandungan dengan tupoksi melakukan bimbingan tehnis
terhadap Puskesmas Rawat Inap PONED
2.2.3. Peralatan
Peralatan Puskesmas adalah peralatan medis dan non medis termasuk
mebelair dan bahan habis pakai yang dimiliki Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan program di Puskesmas, yang mencakup rincian informasi mengenai
peralatan.
Ketentuan mengenai peralatan di Puskesmas:
1. Setiap peralatan yang digunakan untuk kegiatan harus mempunyai penanggung
jawab dalam hal penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang menjadi
tanggung jawabnya. Kinerja setiap penanggung jawab alat dievaluasi.
2. Setiap ruangan di Puskesmas mempunyai daftar inventaris. Seluruh sarana dan
prasarana yang ada perlu diinventarisasi dan diperiksa ulang apakah dalam
kondisi yang memenuhi syarat dalam jumlah, jenis dan kondisinya.
3. Penilaian Peralatan:
a. Berfungsi : jika alat yang dimiliki dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
b. Tidak berfungsi adalah: jika peralatan Laboratorium peralatan yang dimiliki
tidak dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan.
4. Setiap Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan peralatan K3 (Keamanan dan Keselamatan
Kerja) untuk melindungi petugas dan orang di sekitarnya, yaitu:
a. Pemadam kebakaran.
b. Alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Set peralatan pencegahan infeksi/APD set, terdiri dari:
1) Sarung tangan.
2) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot.
3) Masker.
4) Kaca mata goggle/pengaman mata.
5) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52 inci.
5. Puskesmas mempunyai prosedur baku untuk mengatasi terjadinya kecelakaan
dalam Puskesmas. Prosedur tersebut harus disertai dengan instruksi kerja yang
menjelaskan secara rinci tata cara mengatasi kecelakaan akibat kebakaran,
sengatan listrik, ledakan, tumpahan bahan kimia dan bahan infeksius.
6. Peralatan yang digunakan harus memenuhi standar mutu, keamanan dan
keselamatan.
7. Peralatan harus terjamin kebersihan dan sterilitasnya terutama untuk peralatan
yang kontak dengan cairan tubuh harus dievaluasi. Instrumen yang siap
digunakan harus dalam keadaan steril.
8. Peralatan harus terlihat bersih sehabis dipakai, langsung dicuci, atau disetrika,
disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga tidak ada debu
yang menempel. Semua peralatan harus bersih dari debu, kotoran, bercak dan
cairan, dll.
9. Penyimpanan alat kesehatan:
a. Alat yang dibungkus: Bungkusan steril disimpan dalam lemari tertutup di
bagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara sejuk dan kering atau
87
kelembaban rendah. Jika ragu-ragu akan sterilitas paket, maka alat itu
dianggap tercemar dan harus disterilkan kembali sebelum pemakaian.
b. Alat yang tidak dibungkus harus segera digunakan setelah dikeluarkan. Alat
yang tersimpan dalam wadah steril dan tertutup apabila yakin tetap steril
paling lama untuk 1 (satu) minggu, tetapi bila ragu-ragu harus disterilkan
kembali.
c. Jangan menyimpan alat dalam larutan. Simpan alat dalam keadaan kering.
Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak pada larutan antiseptik
maupun desinfektan, sehingga dapat mengkontaminasi dan menyebabkan
infeksi.
10. Permukaan alat.
a. Permukaan instrumen metal harus bebas karat/cacat/terkelupas.
b. Permukaan peralatan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan/cacat.
c. Peralatan dari plastik atau kain pelapis harus utuh (tidak bocor/robek).
11. Roda peralatan jika ada harus lengkap dan berfungsi baik.
12. Pasokan oksigen harus dievaluasi secara berkala, dengan ketentuan:
a. Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengukur aliran
untuk mengatur kadar oksigen.
b. Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh.
13. Pemeliharaan alat kesehatan di Puskesmas.
Pemeliharaan peralatan mempunyai tujuan mencegah resiko kerusakan
peralatan yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, pemantauan dan
perawatan pasien. Ketentuan pemeliharaan:
a. Peralatan harus dirawat/dipelihara dengan baik lengkap agar fungsinya tetap
terjaga serta dapat digunakan sesuai kebutuhan dan peraturan yang berlaku
sesuai dengan spesifikasi.
b. Setiap Puskesmas harus mempunyai prosedur baku disertai dengan instruksi
kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara penggunaan alat.
c. Peralatan berfungsi bila dapat digunakan untuk kegiatan.
d. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan, kalibrasi dan
perbaikan peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi
kerja yang ada. Prosedur dan instruksi kerja tersebut harus dievaluasi secara
berkala.
e. Peralatan medis yang digunakan di Puskesmas harus diuji dan dikalibrasi
secara berkala oleh pengkalibrasi yang berwenang.
f. Program pemeliharaan sarana dan peralatan perlu disusun dan dilaksanakan
secara konsisten agar pelayanan dan penyelenggaraan program kegiatan
Puskesmas berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hambatan akibat ketidak
tersedianya sarana dan alat.
g. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan berkala dan menjadi tanggung jawab
Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
h. Dalam mempergunakan alat khusus seperti EKG, radiologi, inkubator, dll
sebelumnya harus dilakukan uji fungsi dan uji coba serta program pelatihan
untuk mempergunakannya.
14. Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
88
Peralatan non medis di Puskesmas terdiri dari:
a. Kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan pelayanan Puskesmas.
b. Perahu bermotor untuk Puskesmas keliling daerah tertinggal dan terpencil.
c. Alat-alat komunikasi :
1) Mampu mengadakan komunikasi keluar Puskesmas.
2) Berupa alat komunikasi internal dan eksternal baik berupa radio
komunikasi jarak sedang HF/VHF/UHF, telepon seluler, telepon dan
fax.
d. Mebelair.
1) Bersih dari debu, kotoran, cemaran, cairan dan lain-lain.
2) Jumlah dan jenis sesuai kebutuhan.
15. Ambulan
Sebagai sarana untuk melakukan evakuasi medik. Persiapan korban:
Stabilisasi fungsi vital korban sebelum evakuasi.
Jenis transportasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan
Evakuasi Medik dipilih berdasarkan kondisi korban serta jenis alat transportasi
yang tersedia.Ada 3 jenis ambulan di Puskesmas berdasarkan tujuan
penggunaannya, yaitu:
a) Ambulan operasional/transportasi, bertujuan mengangkut korban dari lokasi
kejadian ke sarana pelayanan kesehatan dengan pengawasan medik dan
dapat digunakan untuk operasional Puskesmas (pusling).
b) Ambulan gawat darurat (gadar), bertujuan mengangkut korban dari lokasi
kejadian ke sarana pelayanan kesehatan dengan pengawasan medik khusus.
c) Ambulan sepeda motor, yaitu sepeda motor yang digunakan seorang petugas
medis/perawat dengan membawa peralatan bantuan hidup dasar dengan
tujuan untuk mempercepat respon time dengan memberikan pertolongan
terlebih dahulu sambil menunggu ambulan datang.
Aturan mengemudi ambulan:
b) Sirene hanya boleh digunakan pada waktu bergerak dalam iringan
jenazah (konvoi) dengan mentaati peraturan lalu lintas tentang konvoi.
Bila tidak membentuk iringan hanya boleh mempergunakan lampu
rotator.
c) Kecepatan maksimum di jalan biasa 40 km/jam dan di jalan bebas
hambatan 80 km/jam.
d) Semua peraturan lalu lintas harus ditaati.
89
disamping belakang kiri dan kanan terdiri dari: nama Puskesmas serta lambang emergency
internasional (untuk ambulan gawat darurat)
(3) Palang berwarna hijau di pintu kanan dan kiri
(4) Tulisan Institusi/Layanan hanya boleh diletakkan di samping belakang kiri dan kanan dengan
ukuran maksimal 10 x 50 cm
4 Persyaratan umum ambulan:
a. Sirine 1( satu) atau 2 (dua) nada
b. Lampu rotator warna biru terletak di tengah depan atap kendaraan
c. Dilengkapi AC, alat pengatur di ruangan pengemudi
d. Ruang dalam ambulan cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan baik
e. Ruangan penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi.
f. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 2 (dua) tandu.Tandu yang dimaksud
dapat dilipat
g. Pintu belakang tidak mengganggu keluar masuknya stretcher, dapat dibuka ke kiri dan ke kanan
(dua daun pintu, kupu tarung)
h. Buku petunjuk operasional dan buku petunjuk pemeliharaan kendaraan
i. Terdapat peta setempat di setiap jenis ambulan
5 Alat komunikasi Radiomedik di ruang pengemudi Radiomedik dan mobile phone di
ruang pengemudi
6 Sumber listrik 0 12 volt DC dengan stop kontak
7 Lampu ruangan Lampu ruangan cukup terang Lampu cukup terang, dapat
dan bukan lampu neon bergerak dan dilipat untuk
menerangi penderita
Mempunyai spot light untuk
korban
8 Luas ruang kendaraan 1 stretcher dan 1 petugas duduk Petugas dapat berdiri
9 Kualifikasi Petugas
a. Pengemudi 1 (satu) orang pengemudi/ non 1 (satu) orang pengemudi dengan
medik dengan kemampuan BLS, kemampuan BLS, mengemudi dan
mengemudi dan komunikasi pelatihan komunikasi medik/
radiomedik
b. Perawat 0 1 (satu) orang perawat dengan
kemampuan PPGD, pelatihan
komunikasi dan transportasi bayi
c. Dokter 0 1 (satu) orang dokter dengan
pelatihan GELS/PPGD dokter atau
tenaga lain dengan surat pelimpahan
tugas dan wewenang dari dokter
10 Isi kendaraan
a. Gantungan infus 2 (dua) buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita
b. Air bersih dan penampungan limbah
c. Kotak/almari untuk obat dan peralatan.
d. Tempat duduk bagi petugas/pendamping di ruang penderita dapat dibuka/dilipat (captains seat).
e. Sabuk pengaman pasien, pengemudi maupun petugas.
f. Rescue tools (pelampung)
g. Kantong jenazah.
11 Perlengkapan medik
a Umum:
1) Set Pemeriksaan + +
umum:
(a) Tensimeter
(b) Stetoskop
(c) Senter
(d) Reflek
Hammer
2) Emergency kit 1 1
3) APD: 2 set + +
90
b Peralatan life saving + +
1) Airway and Breathing Set/ Peralatan resusitasi secara manual/otomatik lengkap bagi dewasa, anak
dan bayi
Tabung Oksigen 1 1
portable dan
peralatannya
( masker oksigen
dewasa dan anak,
regulator dan
flowmeter, nasal
canule oksigen)
Selang oksigen 1 1
dengan masker atau
kateter nasal
Suction unit 0 1
Bag valve mask 0 1
(ambubag dewasa
dan anak)
Pipa Endotrakheal 0 1
/ETT ( Endotracheal
Tube) bayi, anak,
dewasa
Pipa orofaring dan 0 +
nasofaring
Nasopharyngeal 0 +
tube/Mayo tube
2) Trauma set
a. Neck splint/collar 1 1
splint
b. Long spine board 1 1
c. Wound toilet set + +
(1) Bidai dan mitella
verband 5 cm
dan 10 cm
(2) Elastic verband
(3) Gunting verband
(4) Manset pengikat
(5) Plester
(6) Gurita
(7) Balut cepat
(8) Tongue spatel
(9) Pinset
(10) Arteri klem
(11) Pack luka bakar
(12) Kapas alkohol
(13) Syringe 2,5cc
s/d 20 cc
(14) Urine cathether
d. Minor surgery set 0 1
4 Transport evakuasi Stretcher Stretcher dan Scoop stretcher
5 Inkubator transport 0 1
6 Perlengkapan obat-obatan
1) Obat gawat darurat 0 +
Adrenalin, Lidokain,
Sulfas Atropin,
Ephedrin,
Dexamethason,
Aminofilin,
Dopamin
2) Infus set 0 +
91
3) Cairan infus normal 0 +
saline
7 Bidan kit 0 +
92
5. Komputer 1
Jumlah 5 jenis
2.2.3.1.
2.2.3.2. Sarana Penyuluhan Kesehatan
A. Peralatan penyuluhan kesehatan
Adalah peralatan yang dipergunakan untuk membantu kelancaran kegiatan
penyuluhan kesehatan. Berfungsi, bila peralatan penyuluhan dapat dipergunakan
untuk kegiatan penyuluhan. Peralatan penyuluhan terdiri dari 17 jenis alat yang
berfungsi.
B. Media penyuluhan
Adalah media yang dipergunakan untuk memudahkan penyuluh menyampaikan
pesan kepada sasaran. Dimanfaatkan, bila media yang ada dimanfaatkan untuk
menyampaikan pesan kepada sasaran.Media penyuluhan terdiri dari 5 jenis.
Topik media penyuluhan terdiri dari program KIA/KB, Kesling, P2, Gizi, Gigi,
Pengobatan, Gawat Darurat (7 topik).
93
Tabel 2.17. Peralatan Klinik Sanitasi
94
4 Peralatan umum 20
5 Bahan habis pakai ruang bersalin 26
6 Bidan kit mobile
Partus set 5
Hechting set 5
Resusitasi set 2
Peralatan umum 25
Jumlah 152 jenis
95
2 Alat Non Medis:
a. Timbangan berat badan bayi (Baby scale) 1
b. Microtoize 1
c. Pita pengukur LILA 1
d. Meteran 1
e. Skrining kit 1
f. Infantometer 1
Jumlah 6 jenis
4 Peralatan umum:
a. Partus bed/Bed persalinan yang bisa dilepas 1
b. Meja resusitasi dengan lampu (Dop) 60 watt 1
c. Tromol untuk alat steril 1
d. Tromol kasa diameter 20 cm 1
e. Standar infus 2
f. Jam/ARI sound timer 1
g. Langseng dengan sarangan berlubang besar 1
h. Sterilisator listrik 2 pintu/table autoclave 1
i. Bak plastik tempat plasenta 2
j. Bowel metal dengan tutup 2
96
k. Bengkok 2
l. Nelaton kateter 14 cm 5
m. Kateter karet no. 10,12,14,16 (nelaton) Sesuai kebutuhan
n. Bengkok stainless steel 2
o. Gelas Ukur 2
p. Lampu sorot/lampu periksa halogen 1
q. Senter 1
r. Pispot sodok stainless steel 2
s. Meja trolley stainless steel 1
t. Tempat sampah injak dan bertutup 2
Jumlah 20 jenis
97
3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/Bola karet 1
b. Resusitator (balon dan sungkup) 1
Jumlah 2 jenis
98
2. Bivalve speculum sedang 2
3. Bivalve speculum besar 2
4. Tenaculum 1
5. Sonde Uterus 1
6. Forcep/korentang 1
7. Gunting 1
8. Mangkok untuk larutan antiseptik 1
9. Lampu senter (sumber cahaya yang cukup untuk menerangi cervix) 1
10. Stetoskop 1
11. Tensimeter 1
12. Meja instrumen 1
13. Baki instrumen tertutup 1
14. Baki logam tempat alat steril 1
15. Meja ginekologi 1
16. Waskom bengkok 1
17. Sterilisator tekanan tinggi 1
18. Gunting lurus ujung tumpul 1
19. Meja periksa 1
20. Alat penyangga lengan 1
21. Pinset anatomi 1
22. Skalpel 1
23. Klem arteri, klem U 1
24. Mess bedah 1
Jumlah 24 jenis
B Mebelair:
1. Kursi 1
2. Meja ½ biro 1
Jumlah 2 jenis
C Penunjang:
1. Ember untuk dekontaminasi 1
2. Penyekat ruangan 1
3. Tempat sampah medis 1
4. Tempat sampah non medis 1
Jumlah 4 jenis
99
Tabel 2.22 Peralatan Pelayanan Imunisasi
Jumlah Alat
No Jenis peralatan
(Jenis)
1 Kit Imunisasi 11
2 Peralatan Surveilans 2
3 Mebelair 3
4 Penunjang 3
5 Bahan Habis Pakai 13
Jumlah 32
B Peralatan Surveillans
1. Komputer 1
2. Printer 1
Jumlah 2 jenis
No Peralatan Imunisasi Standar
C Mebelair
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
Jumlah 3 jenis
D Penunjang
1. Tas lapangan 1
2. Tempat sampah basah 1
3. Tempat sampah kering,bertutup 1
Jumlah 3 jenis
100
9. Pelarut campak
10. DT
11. Td
12. TT (Tetanus Toxoid)
13. Safety box volume 5 liter
Jumlah 13 jenis
D Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari gantung (locker tempat leaflet) 1
5. Lemari kaca 1
6. Komputer set 1
101
Jumlah 6 jenis
102
4. Lensa uji coba (trial lens set), untuk pemeriksaan 1
visus
5. Tes buta warna (Buku Ishihara-Kanehara) 1
6. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri 1
7. Kartu tes penglihatan dekat 1
Jumlah 7 jenis
D Mebelair
1. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya (matras, 1
bantal, sprei, perlak dan sarung bantal)
2. Meja kerja ½ biro 1
3. Kursi kerja pemeriksa 1
4. Kursi hadap pasien 1
5. Lemari simpan alat 1
6. Meja instrumen/alat 1
7. Komputer 1
Jumlah 7 jenis
103
2.2.3.9. Peralatan UGD
Peralatan UGD adalah sejumlah alat yang dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan gawat darurat di UGD
104
B Set Resusitasi Dewasa, adalah alat bantu pernapasan untuk 1 set 1 set
orang dewasa
1. Balon respirasi (mengembang sendiri)/Self inflating 1 1
bag/ambubag
2. Selang reservoar oksigen 1 1
3. Non rebreathing face mask 1 1
4. Aspirator 1 1
5. Slang penghisap lendir. 1 1
6. Pipa minum 1 1
Jumlah 6 jenis 6 jenis
C Resusitator Infant Set, adalah alat bantu pernapasan untuk bayi 1 set 1 set
baru lahir:
1. Sungkup untuk bayi cukup bulan dan kurang bulan/prematur 2 2
@1
2. Balon udara (neonatus) dengan katup penurun tekanan 1 1
Jumlah 2 jenis 2 jenis
D Peralatan intubasi endotrakheal , untuk membuka jalan nafas: 1 1
1. Nasopharyngeal tube 1 1
2. Oropharyngeal tube 1 1
3. Nasotrakheal tube 1 1
4. Orotracheal tube 1 1
5. Kanula dan masker oksigen untuk dewasa dan anak 1 1
6. Ambubag dewasa, anak dan bayi @1 3 3
7. Pipa endotrakeal (ETT) no 2,5; 3,0; 3,5; 4,0 mm @1 4 4
8. Stylet no 1 untuk pemasangan ETT 1 1
9. Pelumas ( jelly) 1 1
10. Forceps magil 1 1
11. Laringoscope blade lurus dan blade bengkok untuk anak 10 10
dan dewasa minimal 1 untuk bermacam ukuran
Jumlah 11 jenis 11 jenis
F Oksigen set, adalah sejumlah peralatan yang digunakan untuk 1 set 1 set
terapi oksigen
1. Nasal kanula 1 1
2. Sungkup berbalon 1 1
3. Masker oksigen dewasa 1 1
4. Masker oksigen untuk anak 1 1
5. Partial rebreather mask 1 1
6. Venturi mask 1 1
7. Bag valve mask/sungkup katup berbalon anak 1 1
8. Bag valve mask/sungkup katup berbalon dewasa 1 1
9. Selang oksigen 1 1
10. Jackson Rees 1 1
11. Flowmeter/regulator/pengukur aliran oksigen (klep 1 1
pengatur oksigen dengan humidifier)
12. Tabung oksigen besar 1 1
13. Tabung oksigen kecil . 1 1
105
14. Trolley/dorongan tabung oksigen dengan tali pengaman 1 1
Jumlah 14 jenis 14 jenis
H Set tindakan
1. Stand lamp 1 1
2. Standar infus 1 1
3. Infusion pump 0 1
4. Syringe pump 0 1
5. Jet nebulizer 1 1
6. Suction pump /mesin penghisap lendir 1 1
7. Semprit, gliserin 1 1
8. Waskom cekung 1 1
9. Waskom bengkok 1 1
10. Paratus bertutup untuk spuit 1 1
11. Irigator dengan konektor nilon,lurus 1 1
12. Kateter, logam untuk wanita, no.12 1 1
13. Buli-buli dingin 1 1
14. Buli-buli panas 1 1
15. Inkubator bayi 0 1
16. Ember penampung cairan kotor 1 1
17. Pispot wanita, pria dan anak @1 3 3
Jumlah 14 jenis 17 jenis
106
19. Silinder korentang steril
20. Klem agrave, 14 mm (isi 100) 1 1
21. Klem arteri, lurus (Kelly) 1 1
22. Klem arteri, 12 cm, lengkung dengan gigi 1 x 2 (Halstead- 1 1
Mosquito)
23. Klem arteri, 12 cm, lengkung tanpa gigi 1 x 2 (Halstead- 1 1
Mosquito)
24. Klem arteri, 12 cm, lurus dengan gigi 1 x 2 (Halstead- 1 1
Mosquito)
25. Klem arteri, 12 cm, lurus tanpa gigi 1 x 2 (Halstead- 1 1
Mosquito)
26. Klem/pemegang jarum jahit, 18 cm (Mayo-Hegar) 1 1
27. Klem pemegang jarum jahit (Matheu Standar) 1 1
28. Klem pemegang silet (Baraquer) 1 1
29. Pinset anatomis 14,5 cm 1 1
30. Pinset anatomis 18 cm 1 1
31. Pinset bedah 14,5 cm 1 1
32. Pinset bedah 18 cm 1 1
33. Bengkok besar 1 1
34. Bengkok kecil (nier-bekken) 1 1
35. Bak instrumen tertutup 30X30 cm 1 1
36. Sonde pengukur dalam luka 1 1
37. Skalpel, tangkai pisau operasi 1 1
38. Toples kapas/kasa steril 1 1
39. Tromol kasa/kain steril ukuran 125 X 120 mm 1 1
40. Tromol kasa/kain steril ukuran 150 X 140 mm. 1 1
41. Baki logam tempat alat steril 1 1
42. Mangkok untuk larutan 10 cc 1 1
Jumlah 42 jenis 42 jenis
107
16. Spatula, alat untuk reposisi, SS (Wecker) 0 1
17. Tang pemasang dan pencabut agrave (Michel) 0 1
Jumlah Peralatan Bedah Kecil Mata 7 jenis 7 jenis
L Mebelair UGD
1. Meja kerja ½ biro 1 1
2. Kursi kerja 1 1
3. Kursi hadap 1 1
4. Kursi tunggu 1 1
5. Lemari simpan alat/obat 1 1
6. Penyekat ruangan 1 1
7. White board 1 1
8. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya (matras, bantal, 2 3
sprei, perlak dan sarung bantal)
Jumlah 8 jenis 8 jenis
108
b. Infus set anak
c. Jarum infus
d. Wing needle (jarum berkateter) no 16, 18
e. Surflow, Abbocath no 16,18, 20
14. Bahan habis pakai untuk hechting:
a. Jarum jahit lengkung 1/2 lingkaran, penampang bulat
(bedah) no 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16
b. Jarum jahit lengkung 1/2 lingkaran, penampang
segitiga
c. Jarum jahit lengkung ⅜ lingkaran
d. Jarum otot besar dan jarum otot kecil
e. Benang cat gut rol/karet ( 15 m) no 3.0, nilon no 3,0
dan silk no 3,0
f. Kapas pembalut 25 gr dan perban
g. Kasa hidrofil steril
h. Duk biasa, besar (274 x 183 cm), sedang (274 x 135
cm), kecil (114 x 91 cm)
i. Duk bolong besar, sedang dan kecil
j. Skalpel, mata pisau bedah no 10, 11, 15, 20
k. Plester
l. Kain balut segitiga (mitella) dan peniti
m. Pembalut
15. Kain penutup meja mayo
16. Bahan habis pakai untuk pemasangan kateter:
a. Folley catheter no 10, 12, 14, 16, 18
b. Kateter karet (Nelaton) no 10,12,14
c. Urine bag
d. Selang karet untuk anus
e. Jelly/cairan pelicin/minyak
17. Obat anestesi:
a. Lidokain injeksi infiltrasi 1 % atau Pehacain 2 %
b. Chloretil spray
18. Obat emergensi
a. Adrenalin 1:1000
b. Noradrenalin
c. Norepinefrin
d. Ephedrine
e. Sulfas atropine
f. Antihistamin
g. Hidrokortison vial
h. Aminophilin 240 mg/10 ml
i. Transamin
j. Dopamin
k. Diphenhidramin
l. Diazepam ampul
m. Antipiretika
n. Koagulantia
o. Anti kejang
p. Papaverin
q. Cairan infus Ringer Lactat, Na Cl 0,9 %, Glucose 5%,
40%
r. Infus set
s. Uterotonika
t. Mg SO4
19. Bahan habis pakai UGD
a. Endotracheal tube ( ETT ) 2.5, 3, 4
b. Sungkup/masker sederhana
c. Sungkup berbalon
d. NGT (selang lambung berbagai ukuran)
e. Selang penghisap lendir
109
f. Pipa minum
g. Kateter, selang penghisap lendir bayi
h. Cotton bud
i. Strip glukotest
j. Oksigen
k. Penjepit formulir askep/set formulir askep
Jumlah 8 jenis 8 jenis
110
b. Tang klammer 1
c. Tang potong 1
11 Tempat kapas 1
12 Sterilisator tekanan tinggi 1
13 Baki logam tempat alat steril 1
14 Korentang, penjepit spoge ( Forester) 1
15 Toples kapas/kasa steril 1
Jumlah 20 jenis
B Mebelair
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari simpan alat/obat 1
Jumlah 4 jenis
C Penunjang
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup rapat 1
2. Tempat sampah tertutup 1
3. Jam/ARI sound timer 1
4. Jas dokter gigi 1
5. Waskom stainless 1
Jumlah 4 jenis
E Bahan habis pakai untuk Pengobatan Gigi dan Mulut Sesuai kebutuhan
1. Larutan klorin
2. APD: masker, Sarung tangan no 6 ½, 7, 7 ½
3. Kapas, kasa, cotton roll, cotton pellet
4. Spuit 2.5 cc atau 3 cc
5. Mata Bor (Round, inverted, Fissure)
6. Obat anestesi untuk gilut : Lidokain injeksi infiltrasi 1 % atau Pehacain
2 %, Chloretil spray
7. Obat emergensi gilut: Adrenalin
1:1000/Noradrenalin/Epinefrin/Norepinefrin
8. Obat untuk Pengobatan Gigi dan Mulut
a. Alkohol 70%
b. Povidon Iodine 10%
111
c. Na O Cl
d. Larutan Chlorin 3%
e. Aquadest
f. H2O2 liquid 3%
g. Yod Gliserin
h. Celluloid strip
i. Vaseline
j. Kertas Artikulasi
k. Matriks band dan retainer
l. Bahan cetak
m. Gibsum
n. Reamers file
9. Bahan tambal gigi:
a. Glassionomer
b. Composite resin
c. Fletzer
d. Temporary filling
e. Eugenol
f. TKF
g. ChKM
h. Cresophene/Rockle’s
i. Zinc Phosphat cement
j. Calxinol/Dycal
k. Root Canal Filling
l. Mummyfication paste
m. Arsen
n. Spongostan
o. Papper point
p. Guttap percha
Jumlah 9 jenis
112
Tabel 2.32 Rincian Peralatan Laboratorium Puskesmas
No Jenis Peralatan Laboratorium Puskesmas Puskemas Puskesmas
Rawat Jalan Rawat Inap/ RI
PONED
A Peralatan utama
1. Fotometer /Chemistry analyzer 1 1
2. Hematologi analyzer 0 1
3. Urine analyzer 1 1
4. Mikroskop binokuler dengan kotak penyimpanan yang 1 1
berlampu
5. Mikropipet 5 ul,10 ul, 25 ul, 50 ul, 100 ul, 200 ul, 1 set 1 set
1000 ul, 5-50 ul, 100-500ul @1
6. Penangas air 1 1
7. Tabung reaksi (12 mm) secukupnya secukupnya
8. Sentrifus listrik dan tabung 1 1
9. Tabung Laju Endap Darah (LED) 1 1
10. Tell Kamer 1 1
11. Counter 1 1
12. Carik celup 1 set 1 set
Jumlah 12 jenis 13 jenis
B. Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk 3 3
2. Beker glass 3 3
3. Botol pencuci 1 1
4. Sentrifuge mikrohematokrit 1 1
5. Urinometer (alat pengukur berat jenis urin) 1 1
6. Corong kaca 1 1
7. Erlenmeyer 2 2
8. Gelas pengukur (100ml) 2 2
9. Objek glass dan cover glass secukupnya secukupnya
10. Pipet berskala 1 ml, 10ml 1 1
11. Termometer 1 1
12. Table autoclave 1 1
13. Jam/ARI sound timer 1 1
14. Autoclik 1 1
15. Kaki tiga 1 1
16. Lemari es/refrigerator 1 1
17. Lampu spiritus isi 120 cc 1 1
18. Torniket karet 1 1
19. Rak pengering 1 1
20. Rak tabung reaksi 1 1
21. Ose 1 1
22. Spuit dispossible 3ml, 5 ml secukupnya secukupnya
23. Tips pipet/yellow tip secukupnya secukupnya
Jumlah 23 Jenis 23 Jenis
C Mebelair
1. Meja ½ biro 1 1
2. Kursi hadap 1 1
3. Kursi kerja 1 1
4. Kursi untuk ambil darah 1 1
5. Meja kerja lapis formica 1 1
6. Rak tempat simpan alkes 1 1
Jumlah 6 jenis 6 jenis
D Peralatan K3
1. Pemadam kebakaran 1 1
2. Peralatan P3K 1 1
113
3. APD set/Set peralatan pencegahan infeksi, terdiri secukupnya secukupnya
dari:
a) Sarung tangan
b) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot
c) Masker
d) Kaca mata goggle/pengaman mata
e) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52
inci
4. Safety box Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
Jumlah 3 jenis 3 jenis
`
2.2.3.12. Peralatan Dapur
Peralatan Dapur adalah peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan di dapur.
B Peralatan Kecil
1. Pisau dapur 3 3
2. Sendok sayur 6 6
3. Sodet 2 2
4. Pembuka botol / kaleng 1 1
5. Cobek /ulekan 1 1
6. Serokan 2 2
7. Talenan 2 2
8. Saringan kelapa 1 1
9. Saringan teh 1 1
114
10. Wajan datar diameter 18 cm 1 1
Jumlah 10 jenis 10 jenis
C Alat – Alat Makan :
(Sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan / plastik, stainles steel, keramik )
1. Sendok dan garpu ( lusin ) 2 2
2. Piring makanan ( lusin ) 2 2
3. Gelas minum (lusin ) 2 2
4. Mangkuk sayur (lusin ) 2 2
5. Piring buah (lusin) 1 1
6. Piring kue cekung (lusin) 1 1
7. Cangkir bertutup (lusin) 1 1
8. Tutup gelas (lusin) 1 1
9. Tatanan gelas (lusin) 1 1
10. Nampan ( lusin) 1 1
Jumlah 10 jenis 10 jenis
115
Jumlah 11 jenis
No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah
B Perlengkapan perawatan Bayi (1 TT)
1. Sprei 2
2. Gurita 4
3. Popok bayi 4
4. Baju bayi 4
5. Selimut bayi 3
6. Handuk kecil 12
7. Lap mandi untuk pasien 12
Jumlah 7 jenis
C Mebelair
1. Lemari tempat penyimpanan linen bersih yang tertutup 1
2. Tempat tidur 6
3. Lemari kecil/bed side cabinet 6
4. Kursi 6
Jumlah 4 jenis
E Penunjang
1. Tempat sampah plastik untuk pasien 6
2. Pispot sodok stainless steel 3
3. Trolley stainless steel 1
4. Sikat kuku 6
Jumlah 4 jenis
116
1. Komplikasi Neonatal:set resusitasi bayi baru lahir 13
2. Komplikasi Maternal 4
3. Set Penanganan Perdarahan 6
4. Set Kondom kateter 5
Jumlah 194
2 Peralatan Umum
a. Tempat tidur periksa/examination bed 1
b. Timbangan dewasa dengan pengukur tinggi badan (detecto) 1
c. Pita pengukur lengan atas (LILA) 1
d. Meteran/metline 1
e. Senter 1
f. Selimut 1
g. Lemari kaca (untuk menyimpan alat/obat) 1
h. Trolley 1
i. Meja (untuk petugas) 1
1 j. Kursi 2
k. Lampu Halogen 1
l. Bengkok 2
m. Bowel metal 2
n. Gunting pembalut (Lister) 1
o. Baki logam tempat alat steril 1
p. Toples kapas/kasa steril 1
q. Torniket karet 1
r. Ambubag/resusitator 1
s. Tabung oksigen besar/kecil 1
t. Tromol diameter 20 cm 1
u. Standar Infus 1
v. Baju kanguru 2
Jumlah 22 jenis
117
3 Bahan Habis Pakai Sesuai kebutuhan
a. Sarung tangan steril/ DTT 5 psg
b. Sabun antiseptik
c. Alkohol 70%
d. Spuit disposible 1 ml,3 ml, 5 ml
e. Kassa steril/ DTT
f. Kapas steril/ DTT
g. Jelly
h. Bayclin/ Chlorin
i. Safety Box
j. Tempat Sampah
k. Infus set
l. Abbocath no 18
Jumlah 12 jenis
3 Peralatan Umum:
a. Partus bed/ Bed persalinan yang bisa dilepas 2
b. Meja resusitasi dengan lampu (Dop) 60 watt 1
c. Tromol untuk alat steril 1
d. Tromol kasa diameter 27 cm 1
e. Standar infus 2
f. Jam/ARI sound timer 1
g. Langseng dengan sarangan berlubang besar 1
h. Bak plastik tempat plasenta 2
i. Bowel metal dengan tutup 2
j. Bengkok 2
k. Nelaton kateter 14 cm 5
l. Kateter karet no. 10,12,14,16 (nelaton) @1
m. Bengkok stainless steel 2
n. Gelas Ukur 2
o. Lampu sorot/lampu periksa halogen 1
p. Senter 1
q. Pispot sodok stainless steel 2
r. Meja trolley stainless steel 1
s. Tempat sampah injak dan bertutup 2
t. Almari untuk menyimpan instrumen 1
u. Bed side cabinet 1
v. Oxygen tabung besar/ kecil 1
Jumlah 21 jenis
118
4 Bahan Habis Pakai Persalinan Normal Sesuai kebutuhan
1. Jarum jahit tajam dengan penampang bulat (ukuran 9 dan 11) 1 amplop
2. Benang Catgut Chromic 2.0/3.0 1
3. Sarung tangan DTT/steril no 7,7 ½
4. Sikat alat 1
5. APD (Apron panjang dan tebal, tutup kepala, kaca mata goggle dan 2
sepatu boot)
6. Perlak, tebal, lunak (200X90 cm) 1
7. Tabung suntik 2,5 atau 3 cc dengan jarum steril (sekali pakai)
8. Tabung suntik 10 ml dan jarum steril (sekali pakai), diameter 22 dan 1
14 cm
9. IV kateter (Abbocath no.18)/infus set 1
10. Benang/pita tali pusat 1
11. Jarum jahit tajam dengan penampang segi tiga (ukuran 9 dan 11) 1 amplop
12. Hand towel 6
13. Larutan Chlorin/Bayclin 2 lt
14. Safety box 1
15. Plastik penutup instrumen steril 2
16. Perlak alas tidur 2
17. Sprei 2
18. Sarung bantal dan bantal 2
19. Selimut 2
20. Sarung tangan bedah (panjang) 2 set
21. Duk 6
Jumlah 21 jenis
119
2 Hechting Set 1 set
a. Bak Instrumen kecil dengan tutup 1
b. Needle holder 14 cm 1
c. Gunting benang 14 cm 1
d. Pinset anatomis 14 cm 1
e. Pinset chirurgis 14 cm 1
Jumlah 5 jenis
3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/Bola karet 1
b. Resusitator (balon dan sungkup) 1
Jumlah 2 jenis
5 Lab sederhana:
1. Hemoblobin meter elektronik 1
2. Autoclick Device 1
3. Tes celup hCG ( tes kehamilan) 1
4. Tes celup urinalisis glucose dan protein 1
5. Sarung tangan rumah tangga 1 set
6. Baju/Kantong metode kangguru 1
7. Handuk kecil/hand towel 2
8. Sonde lambung 1
Jumlah 8 jenis
120
F Persalinan Dengan Komplikasi ( Puskesmas Rawat Inap PONED) Jumlah
1 Komplikasi Neonatal: Set resusitasi /Infant Resuscitation Set/alat 1set
bantu pernapasan untuk bayi baru lahir, terdiri dari
a. Selang reservoir oksigen 1
b. Sungkup resusitasi/masker oksigen untuk bayi cukup bulan ( neonatus, 3
anak dan bayi kurang bulan/premature @1
c. Balon udara/respirasi (neonatus) dengan katup penurun tekanan, 1
mengembang sendiri
d. Laringoskop pediatri 1
e. Pipa endotrakeal ukuran 2 ½, 3, 31/2, 4 @1 4
f. Nasogastric tube neonatus ukuran 3, 5, 8 3
g. Tabung oksigen kecil dengan regulator 1
h. Aspirator/kateter penghisap lendir 1
i. Pulse oksimeter neonatus 1
j. Inkubator 1
k. Meja tindakan resusitasi: meja datar dengan matras set dan lampu 60 1
watt (Boh lamp))
l. Infant Radiant/Infant Warmer 1
m. Phototherapy 1
Jumlah 13 jenis
2 Komplikasi Maternal
a. Ekstaktor vakum Manual untuk persalinan patologis per vaginam 1
b. Infus pump 1
c. Syringe pump 1
d. Tabung oksigen besar 1
Jumlah 4 jenis
4 Set Kondom Kateter (kondom, nelaton kateter, benang, kasa gulung, 5 jenis
cairan infus)
Peralatan lain:
Lain-lain Pemadam kebakaran 1 1
Obat P3K 1 1
Generator listrik 200-500W 2000-5000W
portable dengan
kapasitas sekitar
121
Loket 1. Set ATK 1 1
2. Sound system 1 1
3. Rak arsip 2 2
4. Komputer set 1 1
Laundry 1. Kereta dorong 1 1
2. Meja setrika 1 1
3. Lemari 1 1
penyimpanan
4. Perlengkapan
kebersihan
2. Kegiatan Kefarmasian
Obat dan bahan habis pakai harus terjamin ketersediaannya dan distribusinya
untuk mendukung pelayanan di Puskesmas
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Pelayanan farmasi yang sesuai standar baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
a) Pengkajian dan pelayanan resep (pelayanan farmasi klinis)
b) Pelayanan informasi obat
c) Konseling penggunaan obat
d) Visite petugas farmasi terkait dengan penggunaan obat (terutama di
Puskesmas rawat inap)
2) Perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penyerahan
perbekalan farmasi
3) Penyelenggaraan pelayanan farmasi yang meliputi penyiapan,
pencampuran, penyampaian obat, pemantauan obat dalam hal dosis,
indikasi efek samping, perhitungan kadar dan harga
4) Penyediaan informasi dan edukasi terkait dengan kefarmasian bagi tenaga
kesehatan dan pasien
5) Penyediaan bahan/alat steril untuk keperluan kegiatan medis dan
perawatan tertentu,dalam Puskesmas perawatan (jika diperlukan)
b. Kegiatan di luar gedung
1) Pelayanan kefarmasian pada kegiatan bakti sosial/pengobatan massal
2) Pelayanan kefarmasian pada kegiatan Puskesmas keliling
3) Pelayanan kefarmasian yang bersifat insidentil (pada kegiatan
penanggulangan bencana)
122
2.2.4.2. Obat-obatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada manajemen/pengelolaan obat
a. Mempunyai alur pelayanan obat
Ada tulisan kamar obat pada ruang pelayanan kefarmasian
Resep:
1. Setiap penerimaan resep harus diteliti terlebih dahulu dan setelah diterima
diberi nomor urut.
2. Resep harus lengkap, terdiri dari:
a) Nomor urut resep.
b) Kop Puskesmas: nama, alamat dan no telp Puskesmas.
c) Dokter penulis resep: Nama dokter, Nomor NIP/SIP
d) Tanggal penulisan resep.
e) Nama pasien.
f) Umur.
g) Alamat pasien.
h) Nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat dan umur serta cara
pemakaiannya.
3. Resep narkotik dan psikotropik dipisah, diberi garis dan direkap untuk
dilaporkan.
4. Resep racikan dikerjakan dalam mortir dan stamfer yang selalu
dibersihkan/dicuci dan dikeringkan sehabis dipakai.
b.Penyerahan obat:
1. Sebelum obat diserahkan maka harus dilakukan pengecekan terakhir tentang
nama pasien, jenis obat serta kemasannya
2. Penyerahan obat harus disertai dengan pemberian informasi kepada pasien
maupun keluarga pasien dalam hal penggunaan dan penyimpanan obat serta
berbagai aspek pengetahuan tentang obat (seperti bila obat tersisa dan lupa
minum obat) demi meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan obat.
Pemberian obat
3. Informasi obat yang diberikan kepada pasien (Buku Pedoman Pemberian
Informasi Obat), meliputi:
a) Dosis obat.
b) Frekuensi pemakaian obat
c) Lama pengobatan.
d) Cara pemakaian.
e) Efek samping.
f) Kontra indikasi.
g) Cara penyimpanan obat sesuai aturan.
4. Etiket obat:
a) Etiket berisi informasi sesuai dengan resep dokter.
b) Tulisan pada etiket jelas dan mudah terbaca.
c) Etiket warna putih untuk obat dalam dan warna biru untuk obat luar.
d) Etiket harus mencantumkan nama pasien, tanggal dan cara pemakaian
serta aturan pemakaian obat.
123
Puskesmas………………
Puskesmas………………
Jl…………………………………………….
Jl…………………………………………….
Kab/Kota………………..Telp…………….
Kab/Kota………………..Telp……………..
Tanggal ……..……
Tanggal ……..……
Nama:………………………..
Nama:………………………..
Aturan pakai:
Aturan pakai:
……x……..tab/caps/sendok takar
Obat luar
Sebelum/sesudah makan
c. Pencatatan dalam rekam medis pasien beserta dosis obat yang diberikan.
d. Pengelolaan meliputi perencanaan, penyimpanan dan penyerahan serta distribusi
obat ke unit pelayanan.
e. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek
samping obat.
f. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat.
g. Pengaturan persediaan dan perencanaan obat.
h. Obat kadaluarsa dan rusak disimpan secara terpisah/diserahkan ke Gudang
Farmasi Kabupaten/Kota (GFK) dengan Berita Acara Penyerahan.
i. Penataan obat:
1. Ruang dalam kondisi bersih, tidak lembab, cukup ventilasi dan penerangan.
2. Mempunyai meja untuk peracikan, plastik obat yang ada tulisannya, kertas
puyer, etiket dan tempat sampah tertutup.
3. Etiket/label pada tempat penyimpanan obat harus lengkap dan tertib, untuk
mempermudah pengambilan obat dan mencegah kesalahan pengambilan obat.
4. Penyimpanan obat:
a) Obat disimpan di dalam wadah asli atau wadah yang sesuai
b) Obat golongan narkotika disimpan dalam lemari obat yang ter kunci
c) Obat disusun teratur rapi dalam rak/lemari obat dengan sistimatika
penyimpanan obat sesuai dengan abjad (alfabetis) dengan sistim FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out). Hal ini berguna
untuk mengetahui dengan cepat obat yang rusak dan kadaluarsa
d) Gudang obat memiliki palet dan rak untuk mencegah agar obat tidak
lembab dan rusak
e) Puskesmas rawat jalan dan rawat inap harus memiliki lemari narkotika
berkunci dan terkunci sebagai tempat penyimpanan obat-obatan narkotika
dan psikotropika
f) Terdapat lemari pendingin yang berfungsi dengan baik untuk
penyimpanan obatsuppositoria, vaksin atau sera
g) Tidak dijumpai binatang pengerat, rayap dan kecoa
124
2.3. Obat untuk prosedur pre operatif
3. Anti alergi dan obat untuk anafilaksis
4. Anti dotum dan obat lain untuk keracunan umum dan khusus
5. Antiepilepsi-antikonvulsi
6. Antiinfeksi :
2.1. Antelmintik
2.2. Antibakteri
1) Beta laktam
2) Antibakteri lain (Tetrasiklin, Kloramfenikol, Sulfa Trimetoprim,
Makrolid)
3) Anti infeksi khusus (Anti lepra, anti tuberculosis, antiseptik
saluran kemih)
4) Antifungi (sistemik dan topikal)
5) Antiprotozoa (antiamoeba, antimalaria).
7. Anti Migren (profilaksis dan serangan akut)
8. Anti Parkinson
9. Obat yang mempengaruhi darah (antianemia, obat yang mempengaruhi
koagulasi).
10. Diagnostik (test fungsi dan test kulit)
11. Desinfektan dan antiseptik
12. Obat dan bahan untuk gigi dan mulut
13. Diuretik.
14. Hormon, obat endokrin lain dan kontraseptik (anti diabetes oral dan
parenteral, kontraseptik, hormon tiroid dan antitiroid, kortikosteroid )
15. Kardiovaskuler (anti angina, anti aritmia, anti hipertensi, anti agregasi
platelet, gagal jantung, obat untuk syok, anti hiperlipidemia)
16. Obat topikal untuk kulit (anti bakteri, anti fungi, anti inflamasi dan anti
pruritik, anti scabies dan anti pedikulosis, kaustik, keratolitik dan
keratoplastik)
17. Larutan elektrolit, nutrisi dan lain-lain (oral, parenteral dll )
18. Obat untuk mata (anestetik lokal, anti mikroba, midriatik, miotik dan anti
glaukoma)
19. Oksitosik dan relaksan uterus
20. Psikofarmaka (anti ansietas dan anti insomnia, anti depresi dan anti mania,
anti obsesi kompulsi, anti psikosis)
21. Obat untuk saluran cerna (antasida dan anti ulkus, anti emetik, anti
hemoroid, anti spasmodik, obat untuk diare, katartik)
22. Obat untuk saluran nafas (anti asma, antitusif, ekspektoran)
23. Obat yang mempengaruhi sistem imun (serum dan immunoglobulin, vaksin)
24. Obat untuk Telinga, Hidung dan Tenggorokan
25. Vitamin dan mineral
125
II. Obat emergensi dan bahan habis pakai yang harus tersedia dalam
jumlah cukup pada ruang Unit Gawat Darurat adalah:
1. Adrenalin 1:1000
2. Noradrenalin
3. Norepinefrin
4. Ephedrine
5. Sulfas atropine
6. Antihistamin
7. Hidrokortison vial
8. Aminophilin 240mg/10 ml
9. Transamin
10. Dopamin
11. Diphenhidramin
12. Diazepam ampul
13. Antipiretika
14. Koagulantia
15. Anti kejang
16. Papaverin
17. Cairan infus Ringer Lactat, Na Cl 0,9 %, Glucose 5%, 40%
18. Infus set
19. Uterotonika
20. MgSo4
III. Obat yang tersedia untuk Bidan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002
tanggal 25 Juli 2002, adalah:
1. Roborantia
2. Vaksin
3. Syok anafilaktik
a) Adrenalin 1:1000
b) Antihistamin Hidrokortison
c) Aminophilin 240 mg/10 ml
4. Sedativa
5. Antibiotika
6. Cairan infus
7. Uterotonika
8. Antipiretika
9. Koagulantia
10. Anti kejang
11. Glycerin
12. Obat luka
13. Dopamin
14. Obat penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
15. Cairan desinfektan (termasuk Chorine)
126
2.2.4.3 Alat Habis Pakai Laboratorium
A. Persyaratan Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di laboratorium Puskesmas. Penanganan dan penyimpanan reagen harus
sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First Expired First out sesuai urutan penerimaan.
c. Sisa pemakaian reagens tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan
reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak terkena
cahaya matahari secara langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementrian Kesehatan.
i. Reagen ditentukan berdasarkan jens peralatan dan jenis pemerikasaan serta metodenya
(lihat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat).
127
daerah serta dalam melaksanakan program prioritas pemerintah. Lingkup upaya
kesehatan Puskesmas meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP). yang saling berkaitan
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak
menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pengamanan sediaan farmasi termasuk obat tradisional dan alat kesehatan,
pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan
minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta
penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan perorangan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga termasuk
pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan berbagai upaya
kesehatan penunjang.
Berdasarkan program, upaya kesehatan dikelompokkan menjadi:
1.Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib merupakan kegiatan yang harus ada dalam pelayanan di
Puskesmas, meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana serta Anak Remaja
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
f. Upaya Pengobatan, terdiri dari:
1) Upaya Pengobatan Dasar
2) Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
3) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Pelayanan Laboratorium
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Pengembangan dapat bervariasi sesuai dengan kekhususan atau
permasalahan kesehatan di wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas, meliputi:
a. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah.
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Tradisional
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
g. Upaya Kesehatan Indera (mata dan telinga)
h. Upaya Kesehatan Jiwa
128
Promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Tujuan promosi kesehatan di Puskesmas adalah agar masyarakat mau dan
mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk
pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah kesehatan
yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Disamping itu,
petugas kesehatan Puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien,
keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat.
Antara promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Promosi kesehatan selalu bertujuan akan adanya
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk bertindak yaitu yang disebut sebagai
masyarakat yang berdaya, sedangkan pemberdayaan masyarakat selalu harus diawali
dengan pemberian informasi yang terus menerus.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat
berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu bentuk proses
pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya kegiatan Desa Siaga.
Keberhasilan Proses pemberdayaan dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di masyarakat.
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk
dari, oleh , untuk dan bersama masyarakat. Jenis-jenis UKBM antara lain Posyandu,
Poskesdes, Poskestren, Pos UKK, Posbindu PTM dan lain-lain.
129
KIA & KB khusus
b) Memasang poster atau disediakan leaflet tentang berbagai penyakit
yang menyerang bayi dan balita, (resiko tinggi ibu hamil bayi dan
balita) pentingnya memeriksakan kehamilan teratur, pentingnya
tablet Fe bagi bumil, pentingnya imunisasi lengkap pada bayi, dll
5 Ruang rawat a. Menggunakan lembar balik, gambar atau foto
inap b. Penggunaan bahan bacaan (Biblioterapi) dengan cara dipinjamkan ke
pasien
c. Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan metode yang
bersifat menghibur seperti permainan, simulasi dan menggunakan
media flipchart, poster atau standing banner. Penyuluhan kelompok
di dalam ruangan bisa digunakan laptop, LCD dan layar untuk
menayangkan gambar atau film
d. Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster, penyediaan
boks leaflet
e. Pendekatan keagamaan dengan mengajak pasien untuk berdoa
6 Laboratorium Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para pengantarnya
akan pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium melalui
pemasangan poster dan penyediaan leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat Meningkatkan kesadaran tentang manfaat obat generik, kedisiplinan
dan kesabaran dalam penggunaan obat sesuai petunjuk dokter
Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang informasi
kesehatan serta pemutaran tape recorder
8 Tempat Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga cepat
pembayaran sembuh dan bertambah sehat
9 Klinik Layanan konseling, misalnya klinik gizi, klinik sanitasi, klinik
khusus konsultasi remaja,dll
10 Tempat parkir Promosi kesehatan dapat berupa pemasangan baliho/billboard di area
lapangan parkir
11 Taman Jika memungkinkan mempromosikan taman obat keluarga dan
karangkitri (jenis tanaman dengan kandungan gizinya), dll
12 Dinding Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak merusak keindahan
gedung
13 Pagar Dipasang spanduk pada momen tertentu misalnya kampanye hari-hari
pembatas kesehatan, namun harus diperhitungkan agar tidak merusak keindahan
kawasan pagar Puskesmas
Puskesmas
14 Kantin/kios Ditampilkan pesan terkait konsumsi gizi seimbang, dll bisa dalam
di kawasan bentuk poster
Puskesmas
15 Tempat Pemasangan poster dan penyediaan leaflet. Pesan yang disampaikan
Ibadah sebaiknya pesan untuk kesehatan jiwa, pentingnya menjaga kebersihan /
kesehatan lingkungan
c. Kegiatan di luar gedung
1. Kunjungan rumah
2. Penyuluhan kesehatan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
4. Pembinaan Desa Siaga Aktif (Pengenalan kondisi desa, Survey Mawas Diri,
Musyawarah Masyarakat Desa, perencanaan partisipatif, Intervensi ,dll)
5. Pembinaan UKBM (Poskesdes, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Posbindu
PTM, Poskestren, Pos UKK, dll)
130
2.3.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Deskripsi
Upaya kesehatan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan lingkungan pada obyek atau sasaran yang diawasi, agar
terwujud kualitas lingkungan yang lebih sehat sehingga dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan/atau bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik.
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif,
penyelidikan, pemantauan, terhadap tempat-tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya. terhadap subtansi yaitu air,
udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan/getaran pencahayaan, habitat vektor
penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan/ minuman, dan bahan - bahan berbahaya.
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan
masyarakat dalam suatu wilayah, melalui upaya pengawasan dampak kualitas lingkungan
yang merupakan proses pengamatan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara
verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen
lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolok ukur yang
dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu, yang
menekankan kegiatannya pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan, dan dampak pada
manusia.
Tabel 2.40. Kegiatan upaya Kesehatan Lingkungan di dalam dan di luar Gedung Puskesmas
Jenis Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Pemetaan dan pemantauan sasaran 1. Membantu mekanisme
Kesehatan program penyehatan lingkungan, penyediaan dan pengelolaan air
Lingkungan sehingga tersedianya data program bersih dan sanitasi lingkungan
penyehatan lingkungan dan berbasis komunitas masyarakat
terpetakannya penyebaran hasil 2. Melakukan inspeksi sanitasi
kegiatan program terhadap Tempat Pengelolaan
2. Membuat laporan dan feed back Sementara (TPS) sampah dan
terhadap stakeholder, sehingga Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
tersusunnya pelaporan dokumen sampah. perumahan, sarana air
penting lainnya serta gambaran di bersih, Tempat Tempat Umum,
daerah prioritas, tempat pengelolaan
3. Melakukan pelayanan konseling makanan, tempat pengelolaan
bidang penyehatan lingkungan melalui pestisida, sarana sanitasi dasar,
program kilinik sanitasi Puskesmas. termasuk pembinaan pekerja
4. Melaksanakan pemicuan sekaligus tempat umum dan industri kecil
melakukan pendampingan pasca dalam mendukung Kesehatan
pemicuan dalam rangka program Keselamatan Kerja (K3),
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sehingga termonitornya kondisi
(STBM), agar adanya perubahan higiene sanitasi sasaran kegiatan,
perilaku masyarakat dan peningkatan keluarnya rekomendasi teknis,
akses terhadap air minum dan sanitasi meningkatkan kualitas sanitasi
dasar oleh masyarakat dengan dan terciptanya kewaspadaan dini
terlaksananya sanitasi secara total 3. Melakukan koordinasi lintas
5. Melakukan penatalaksanaan program dan lintas sektor di
manajemen KLB/bencana berbasis tingkat kecamatan sehingga
lingkungan di tingkat Kecamatan. terbentuknya jejaring dan
131
6. Penatalaksanaan strategi adaptasi kerjasama antara sektor terkait
sektor kesehatan terhadap dampak dalam menangani masalah
perubahan iklim. kesehatan lingkungan.
7. Penatalaksanaan ijin operasional 4. Melakukan strategi adaptasi
pemberantasan hama (pes control). sektor kesehatan terhadap dampak
perubahan iklim.
5. Melakukan pembinaan dan
monitoring terhadap Puskesmas
dan jaringannya, sehingga
terlaksananya fungsi Puskesmas
Pembantu dan Ponkesdes sesuai
dengan tupoksinya
6. Melakukan pembinaan dalam
upaya menurunkan risiko
terjadinya angka kesakitan akibat
kondisi lingkungan dengan
melakukan intervensi yang tepat
antara lain dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), sehingga
hilang atau berkurangnya
breading place yang menjadi
sumber berkembang biaknya
binatang penular penyakit.
132
pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) dengan menggunakan
kontrasepsi, termasuk penanganan komplikasi, efek samping dan kegagalan.
Tabel 2.41. Kegiatan KIA-KB di dalam dan di luar Gedung Puskesmas Rawat Jalan
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pelayanan 1. Pemeriksaan antenatal (ANC terpadu), natal 1. Pelayanan ante natal pada
Kesehatan dan post natal kehamilan normal
Ibu 2. Pelaksanaan kelas ibu (ibu hamil dan ibu 2. Pelayanan ibu nifas normal
balita) 3. Pelayanan ibu menyusui
3. Pertolongan persalinan normal 4. Melaksanakan deteksi dini
4. Perawatan nifas kanker leher rahim dan
5. Penyuluhan payudara (sarari)
6. Rujukan 5. Pelaksanaan kelas ibu (ibu
7. Bimbingan (konseling)gizi hamil dan ibu balita)
8. Pelayanan penanganan vaginitis, servisitis,
adneksitis dan ekstirpasi kista kelenjar
Bartholini
9. Melaksanakan deteksi dini kanker leher
rahim (IVA) dan payudara (sararí)
10. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
kematian
Pelayanan 1.Pemeriksaan kesehatan neonatal, bayi, anak 1. Kunjungan rumah (KN)
Kesehatan balita dan anak prasekolah 2. Imunisasi rutin sesuai program
Anak 2.Pemantauan tumbuh kembang anak (SDIDTK) pemerintah (Posyandu)
3.Imunisasi 3. Pemantauan tumbuh kembang
4.MTBM dan MTBS bayi, anak balita dan anak pra
5.Konseling kesehatan anak sekolah/SDIDTK (Posyandu,
6.Rujukan TK, PAUD)
4. Konseling dan penyuluhan
(Posyandu, kunjungan rumah)
Pelayanan 1. KIE 1. Skreening remaja yang sekolah
Kesehatan 2. Pelayanan medis dan yang tidak sekolah
Remaja 3. Konseling 2. KIE untuk remaja yang
4. Rujukan sekolah dan yang tidak sekolah
3. Konseling untuk remaja yang
sekolah dan yang tidak
sekolah.
Pelayanan 1. Pelayanan dan konseling KB 1. Konseling dan penyuluhan
Keluarga 2. Pelayanan KB kafetaria (IUD, implant, (Posyandu, kunjungan rumah)
Berencana suntik, pil, kondom) 2. Pelayanan KB dengan Tim KB
(KB) 3. Pelayanan efek samping dan komplikasi Keliling (TKBK)
4. Penyuluhan 3. Pelayanan dengan momen
5. Pelayanan dan konseling pada calon khusus (contoh Safar TNI KB
pengantin wanita, masa pra hamil dan masa Kes)
antara dua kehamilan 4. Pendataan sasaran KB ( 4 T,
6. Pelayanan PPIA Unmetneed, keluarga miskin)
7. Pelayanan IVA dan Pap Smear 5. Pelayanan dan konseling pada
8. Rujukan calon pengantin wanita, masa
pra hamil dan masa antara dua
kehamilan
Keterangan:
4T : Terlau Tua, Terlalu Muda, Terlalu Sering, Terlalu dekat
133
Unmetneed : Calon akseptor yang menjadi sasaran KB tetapi belum mengikuti KB
Tabel 2.42. Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat di dalam dan di luar Gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Kegiatan di luar Gedung
Gedung
Perbaikan Gizi 1. Klinik gizi (pojok gizi) 1. Pemberian kapsul vitamin A
Masyarakat 2. Konsultasi gizi 2. Memotivasi ibu post partum untuk segera
3. Melaksanakan program memberikan ASI eksklusif
kesehatan gizi Masyarakat 3. Penimbangan setiap bulan dan
dengan sasaran ibu hamil, ibu pemantauan pertumbuhan bayi, anak
nifas, bayi dan balita balita di Posyandu
4. Bayi baru lahir mendapatkan 4. Pengukuran tinggi badan/panjang badan
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) bayi dan balita
dan dilanjutkan dengan 5. Penyuluhan, pemantauan status gizi dan
memfasilitasi dan motivasi konsultasi gizi di meja IV (empat)
ASI eksklusif 6. Pemetaan kadarzi
5. Pemberian tablet tambah 7. Monitoring garam beryodium
darah untuk ibu hamil 8. Penyuluhan kelompok di Posyandu
6. Pengukuran Lingkar Lengan 9. Pemberian makanan pendamping ASI
Atas (LILA) ibu hamil pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
7. Pemberian kapsul vitamin A Merah (BGM) dari GAKIN
untuk bayi, balita dan bufas 10. Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
8. Perawatan gizi buruk yang 11. Pemberian PMT penyuluhan di
ditemukan Posyandu
9. Pencatatan monev gizi buruk 12. Balita gizi buruk mendapat perawatan
10. Penyuluhan kelompok di 13. Pemberian tablet tambah darah pada
ruang tunggu Bumil
14. Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) mendapat PMT
Pemulihan.
134
2.3.1.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
2.3.1.5.1. Upaya Pencegahan Penyakit
a. Deskripsi
Jawa Timur sebagai wilayah rawan wabah dan bencana, sehingga
diperlukan kegiatan surveilans epidemiologi. Pengertian surveilans epidemiologi
adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus terhadap suatu kasus pada suatu
wilayah, yang kegiatannya meliputi: pengumpulan, penyajian, analisis data kesakitan
dan kematian penyakit menular dan tidak menular termasuk dalam keadaan khusus
misalnya terjadi bencana
Setiap kejadian bencana baik bencana alam maupun karena ulah manusia
atau kedaruratan komplek akan menimbulkan krisis kesehatan. Mengingat hal
tersebut perlu kesiapsiagaan baik di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa
untuk penanggulangan bencana dan masalah kesehatan. Meliputi upaya surveilans,
pencegahan serta masalah kesehatan (wabah dan bencana).
Tabel 2.43. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit di dalam dan di luar Gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Pengamatan perkembangan 1. Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB
pencegahan penyakit (data kesakitan dan 2. Melakukan pelacakan dan menentukan daerah
penyakit kematian), baik menular maupun fokus penyakit potensi KLB (kolera, pes Bubo,
menular penyakit tidak menular menurut IVD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies,
dan tidak karakteristik epidemiologi (waktu, Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit
menular. tempat dan orang) dalam rangka Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A
kewaspadaan dini serta respon baru (H1N1), Meningitis, Demam kuning
Kejadian Luar Biasa (KLB) Cikungunya dengan membuat pemetaan
2. Membuat pemetaan, daerah 3. Melakukan screening TT WUS dan atau
kantong, rawan PD3I dengan memberikan imunisasi di Posyandu
indikator cakupan imunisasi 4. Melakukan pencarian kasus penderita secara
(kurang dari target yang aktif (pelacakan kasus, kunjungan rumah,
ditentukan). Dengan disertai pelacakan kontak sweeping)
analisis faktor penyebabnya 5. Melakukan pelacakan dalam upaya
3. Melakukan screening TT WUS penanggulangan KLB
dan atau memberikan imunisasi 6. Pelayanan imunisasi di Posyandu, Ponkesdes
4. Pelayanan konseling dan Pustu
5. Membuat pencatatan dan 9. Penyuluhan kepada masyarakat melalui
pelaporan kegiatan kegiatan yang ada di desa / kelurahan setempat
6. Membuat pemetaan daerah rawan 10. Melaksanakan surveilans faktor risiko PTM
bencana dan jalur evakuasi melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)
7. Melakukan Sistem Kewaspadaan atau UKBM yang ada di masyarakat
Dini KLB 11. Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh
8. Melakukan deteksi dini dan masyarakat dalam rangka pencegahan dan
diagnosa dini PTM (Penyakit pengendalian penyakit menular dan tidak
Tidak Menular) menular
12. Membuat Rapid Health Assesment
135
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Jawa
Timur. Hal ini diperlukan upaya penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan
secara cepat dan tepat. Beberapa penyakit menular tersebut antara lain :
1) Penyakit Kusta, masih merupakan masalah kesehatan karena 30% penderita Kusta
yang ada di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Saat ini penderita terdaftar per 31
Desember 2012 sejumlah 5570 orang. Salah satu upaya kita untuk menurunkan
angka kesakitan kusta dengan meningkatkan advokasi, kerjasama Lintas Sektor/
Lintas Program dan penyuluhan pada masyarakat melalui media cetak/ elektronik.
Dengan kegiatan tersebut diatas diharapkan dapat menurunkan stigma di masyarakat
serta angka kecacatan pada penderita baru.
2) Tuberculosis (TB), di Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa
Barat sebagai penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2009 jumlah kasus
TB yang berhasil ditemukan di Jawa Timur sebanyak 36.999 kasus. Permasalahan
secara umum pada program TB adalah angka penemuan kasus baru masih dibawah
target, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak penderita TB yang berobat ke
unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi DOTS maka
dampaknya akan muncul kasus Multi Drug Resisten (MDR). Bagi pasien dengan
pemeriksaan dahak positif maka dapat diberikan obat TB dalam bentuk lepas
(Puskesmas rawat inap) dan dipantau oleh petugas TB sampai pasien melanjutkan
pengobatan TB di Puskesmas terdekat alamat pasien.
3) Pneumonia, kejadian Pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% -
20% per tahun.Tahun 2013 P2 ISPA menetapkan target penemuan penderita
Pneumonia balita per tahun pada suatu wilayah kerja sebesar 90% dari 10% jumlah
balita yang ada di wilayah kerja
4) Diare, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden
(kesakitan) Diare di Indonesia pada tahun 2006 (survei P2 Diare) 423 per 1000
penduduk, sedangkan episode Diare balita adalah 1,0 - 1,5 kali pertahun. Program
P2 Diare menetapkan angka 10% dari perkiraan jumlah penderita sebagai target
penemuan penderita Diare per tahun pada suatu wilayah kerja.
5) Infeksi Virus Dengue (IVD)
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia dengan angka
kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering menimbulkan
KLB di berbagai Kabupaten/Kota. Strategi utama adalah melakukan upaya preventif
dengan pemutusan mata rantai penularan melalui gerakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) Plus tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan
penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita.
6) Filariasis (Penyakit Kaki Gajah, Elephantiasis)
Penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang
saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat merusak sistem limfe,
menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki, glandula mammae dan skrotum,
menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial bagi penderita dan
keluarganya.
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, Prevalensi
penyakit tidak menular yang juga mengalami peningkatan, yaitu penyakit jantung dan
pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit diabetes melitus, penyakit degeneratif serta
gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Kecenderungan ini dipacu oleh berubahnya
gaya hidup masyarakat modernisasi, urbanisasi penduduk antar kawasan atau negara
yang tidak mengenal batas, sehingga gobalisasi hampir di semua aspek kehidupan baik
sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
136
b. Kegiatan Pemberantasan Penyakit
Tabel 2.44. Kegiatan Pemberantasan Penyakit di dalam dan di luar gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1.Melakukan pemeriksaan dan 1. Melakukan pencarian kasus penderita
pemberan tatalaksana penderita Pneumonia secara aktif (pelacakan kasus,
tasan Balita, Diare, TB , Kusta dan IVD. kunjungan rumah dan pelacakan
penyakit Melakukan penjaringan suspek TB, kontak)
menular dan IVD, Kusta, IMS, HIV dan 2. Melakukan pelacakan kasus mangkir
tidak Malaria. (TB, Kusta)
menular 2.Melakukan pemeriksaan dan 3. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) di
tatalaksana penderita penyakit rumah-rumah atau tempat-tempat
Tidak menular umum
3.Melakukan pemeriksaan dan 4. Penyuluhan kepada masyarakat
tatalaksana penderita Pes, melalui kegiatan yang ada di
leptospirosis, Frambusia, Malaria desa/kelurahan setempat
(Bagi daerah khusus/ endemis). 5. Melakukan koordinasi lintas sektor
4.Melakukan rujukan diagnosis dan tokoh masyarakat dalam rangka
(pada TB) dan rujukan kasus pencegahan dan pengendalian
(Pneumonia Balita, Diare, TB , penyakit menular dan tidak menular
Kusta dan IVD) yang tidak bisa 6. Melaksanakan fogging
ditangani di Puskesmas 7. Melakukan pelacakan dalam upaya
5.Pengambilan obat dan pengawasan penanggulangan KLB.
menelan obat (TB dan Kusta)
6.Pelayanan konseling
7.Membuat pencatatan dan pelaporan
kegiatan
8.Melakukan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
137
b. Kegiatan Upaya Pengobatan
138
9) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang jelas
mengenai penyakit dan pengobatan selanjutnya.
10) Pelayanan evakuasi medik dapat dilakukan pada kejadian sehari-hari dan pada saat
terjadi bencana dengan memperhatikan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT).
11) Pelayanan evakuasi medik saat bencana/evakuasi korban massal harus berdasarkan
hasil triase (seleksi korban berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya untuk
memberikan prioritas pelayanan), dimana:
a) Korban label merah, dievakuasi ke rumah sakit kelas A/B
b) Korban label kuning, dievakuasi ke rumah sakit kelas B/C
c) Korban label hijau, dievakuasi ke Puskesmas
d) Korban label hitam, perlu diidentifikasi, dievakuasi ke rumah sakit A/B yang
memiliki bagian forensik (sesuai dengan ketentuan Keputusan Bersama
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SKB/IX/2001dan Nomor Pol.KEP/40/IX/2004 tentang
Pedoman Penatalaksanaan Identifikasi Korban Mati pada Bencana Massal)
12) Pelayanan evakuasi medik untuk korban gawat darurat harus selalu disertai petugas
pendamping yang terampil ( dokter/tenaga keperawatan).
Tabel 2.46. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan di dalam dan d iluar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Penanganan 1) Pemeriksaan awal kasus- 1) Melakukan pelatihan Bantuan Hidup
Kegawatdaruratan kasus gawat darurat untuk Dasar kepada masyarakat awam
menilai tingkat kegawatan umum dan awam khusus
dan memberi tindakan 2) Membantu pasien mengatasi
prioritas berdasarkan SOP kegawatan sirkulasi pembuluh darah
2) Diagnosis dan penanganan dan kesadaran, pernafasan serta jalan
permasalahan dalam upaya nafas.
penyelamatan jiwa, 3) Melaksanakan simulasi evakuasi
mengurangi kecacatan dan bencana
kesakitan penderita 4) Pelayanan gawat darurat pada situasi
a) Melakukan pembalutan, bencana
pembidaian dan
resusitasi
b) Mengatasi renjatan/syok
hipovolemik
c) Melakukan observasi
penderita
d) Memberikan antidotum
apabila diperlukan
e) Pelayanan gawat darurat
oleh petugas segera
setelah pasien sampai di
UGD
3) Memberikan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjut tertentu
4) Membantu pasien mengatasi
kegawatan sirkulasi
pembuluh darah dan
kesadaran, pernafasan serta
139
jalan nafas
5) Melakukan resusitasi dan
stabilisasi serta pertolongan
sementara/tindakan darurat
sebelum korban di evakuasi/
transportasi ke Rumah Sakit
rujukan
6) Mampu melakukan
penanganan KLB
7) Pemberian terapi anti diabetes
parenteral (insulin)
8) Mampu melakukan bedah
minor/ tindakan operatif
terbatas sesuai kompetensi
9) Memberikan penyuluhan
penanganan gawat darurat
awam umum
Tabel 2.47. Kegiatan Upaya Pengobatan Gigi Dan Mulut di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pengobatan 1) Promotif preventif: Dental Health 1) Pelayanan Upaya Kesehatan Gigi
Gigi dan Education (DHE), kontrol plak, Sekolah (UKGS)
Mulut aplikasi topikal dan penumpatan 2) Pelayanan Kesehatan Gigi
pit fissure Masyarakat (UKGM), salah bentuk
2) Kuratif UKBM (posyandu balita, Bina
Pencabutan tanpa komplikasi, Keluarga Balita, Poskestren, Saka
penumpatan gigi, perawatan Bakti Husada dll)
saluran akar untuk gigi yang
berakar satu, terapi periodontal,
pembuangan karang gigi,
penyakit mulut dan rujukan
3) Pelayanan darurat dasar
a) Mengurangi rasa sakit
b) Pembersihkan karang gigi
c) Penambalan sementara
d) Ekstraksi gigi
e) Fissure sealant
f) Restorasi tumpatan
g) Perawatan saluran akar
h) Perawatan penyakit/ kelainan
jaringan mulut
i) Menghilangkan traumatik
oklusi
140
2.3.1.6.4. Upaya Pelayanan Laboratorium
a. Deskriptif
Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012).
Tabel 2.48. Kegiatan Upaya Pelayanan Laboratorium di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pelayanan 1) Menyelenggarakan pemeriksaan 1) Pemeriksaan Hemoglobin terhadap
Laboratori laboratorium yang bermutu ibu hamil.
um berdasarkan etika profesi. 2) Pengambilan sampel air untuk
2) Melaksanakan rujukan spesimen pemantauan kualitas air minum di
secara horisontal antar Puskesmas di lingkungan.
wilayahnya.
3) Melaksanakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Laboratorium Puskesmas untuk
menghindari bahaya/resiko terhadap
petugas laboratorium
4) Melaksanakan kegiatan pemantapan
mutu, baik eksternal maupun
internal untuk menjamin ketepatan
hasil pemeriksaan
5) Melaksanakan pencatatan dan
pelaporan hasil pemeriksaan
6) Menyelenggarakan pelayanan di
bidang diagnostik dengan cara
memberikan dan melakukan
interpretasi hasil laboratorium yang
bermanfaat untuk pengelolaan
pasien,
141
2.
2.3.1.
2.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan
b.3.2.1. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
a. Deskripsi
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang berpenghasilan
rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan
(Vulnerable group), terutama keluarga yang mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui
(termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak
menular. Kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun
di luar gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan atau Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
b. Kegiatan Perkemas
Tabel 2.49. Kegiatan Perkesmas di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Perkesmas 1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) Melakukan kunjungan ke
pada pasien rawat jalan keluarga/kelompok/masyarakat untuk
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan melakukan asuhan keperawatan di
tertentu keluarga/kelompok/masyarakat
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan 1) Asuhan keperawatan kasus yang
4) Pemantauan keteraturan berobat memerlukan tindak lanjut di rumah
5) Rujukan kasus/masalah kesehatan (individu dalam konteks keluarga).
kepada tenaga kesehatan lain Merupakan asuhan keperawatan
6) Pemberian nasehat (konseling) individu di rumah dengan melibatkan
keperawatan peran serta aktif keluarga. Kegiatan
7) Kegiatan yang merupakan tugas yang dilakukan antara lain :
limpah sesuai pelimpahan kewenangan a) Penemuan suspek/ kasus kontak
yang diberikan dan atau prosedur yang serumah
telah ditetapkan (contoh: pengobatan, b) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
penanggulangan kasus gawat darurat, pada individu dan keluarganya
dll) c) Pemantauan keteraturan berobat
8) Menciptakan lingkungan terapeutik sesuai program pengobatan
dalam pelayanan kesehatan di gedung d) Kunjungan rumah (home
9) Pertemuan berkala staf keperawatan visit/home health nursing) sesuai
setiap bulan untuk mendiskusikan hal- rencana
hal yang berkaitan dengan penyediaan e) Pelayanan keperawatan dasar
pelayanan keperawatan. Hasil langsung (direct care) maupun
pertemuan dicatat dan disimpan tidak langsung (indirect care)
dengan baik f) Pemberian nasehat (konseling)
10)Pemeriksaan kelengkapan peralatan kesehatan/keperawatan
yang akan digunakan, obat-obatan, g) Pencatatan dan pelaporan seperti
kartu kunjungan dan buku register kartu keluarga dan pencatatan
posyandu
2) Asuhan keperawatan keluarga rawan
142
dan miskin.
Merupakan asuhan keperawatan yang
ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang
mempunyai masalah kesehatan yang di
temukan di masyarakat dan dilakukan di
rumah keluarga.
Kegiatannya meliputi,
a) Identifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan
masalah kesehatan di masyarakat
b) Penemuan dini suspek/kasus kontak
serumah
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan
terhadap keluarga (lingkup keluarga)
d) Kunjungan rumah (home visit/home
health nursing) sesuai rencana
e) Pelayanan keperawatan dasar
langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana,
misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan
jangka panjang
g) Pemberian nasehat (konseling)
kesehatan/keperawatan di rumah
h) Pencatatan dan pelaporan
b. Kegiatan UKS
143
2) Penyuluhan dan konseling (SD/MI/SDLB) dan tingkat lanjutan
kesehatan (SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan SLLB)
3) Penyuluhan dan konseling kesehatan
b.3.2.3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
a. Deskripsi
Upaya pemerintah dalam rangka mengusahakan masa tua yang berbahagia dan
masa tua yang berguna, sehingga para usia lanjut tidak menjadi beban bagi
masyarakat yang mencakup upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Dalam penanganan masalah usia lanjut, perlu dilakukan pendekatan yang tepat, team
work (koordinasi) dan keterpaduan (diagnosa dan pengobatan).
Tabel 2.51. Kegiatan Upaya Kesehatan Usia Lanjut di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pelayanan 1) Pelayanan kesehatan usia lanjut 1) Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
kesehatan secara holistik, meliputi: oleh Puskesmas melalui Posyandu
usia lanjut a) Kesehatan umum lansia
b) Kesehatan jiwa 2) Olah raga/kesegaran jasmani bagi
c) Gizi pada usia lanjut lansia
d) Kesehatan indera (mata dan 3) Keperawatan kesehatan dasar
telinga) (bantuan, bimbingan, penyuluhan dan
e) Keperawatan kesehatan pengawasan)
dasar 4) Penyuluhan yang berkaitan dengan
2) Penyuluhan kesehatan masalah kesehatan usia
masyarakat berusia lanjut lanjut,misalnya penyakit jiwa, jantung,
syaraf, mata, telinga dll
144
kerja
7) Tindakan preventif bagi
manajemen dan kendali bahaya
dari risiko kesehatan dan
keselamatan kerja.
8) Pencegahan kecelakaan
9) Surveilans kesehatan kerja dan
lingkungan kerja
10) Pencatatan, pelaporan serta
dokumentasi
145
2) Menginventarisasi tradisional.
pengobat tradisional yang 4) Pemantauan praktek pengobat tradisional.
ada di wilayah kerjanya. 5) Menggerakkan dan membina TOGA
bersama tim Penggerak PKK Kecamatan.
b.3.2.7. Upaya Kesehatan Indera
b.3.2.7.1. Upaya Kesehatan Mata
a. Deskripsi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan mata di Puskesmas dibatasi pada
pelayanan kesehatan mata dasar, yang bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan
merujuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani ke Rumah Sakit.
146
inap
147
Konsep pelayanan mengutamakan peran tenaga perawat yang terlatih dalam bidang
kesehatan jiwa dan tenaga kesehatan yang ada lainnya sebagai pelaksana dalam hal
deteksi dini, promosi dan prevensi dengan terapi terbatas atas supervisi dari dokter yang
telah terlatih. Pendelegasian kewenangan ini tetap mengikuti ketentuan yang berlaku.
Supervisi yang dilakukan oleh dokter meliputi koreksi diagnosis dan terapi dan
perawatan lanjutan dilakukan secara terjadwal setiap 1 (satu) minggu sekali.
148
BAB 3
STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP
Puskesmas rawat inap di Jawa Timur terdiri dari Puskesmas rawat inap dan
Puskesmas rawat inap PONED.
149
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS RAWAT INAP
Kepala Puskesmas
rawat inap
Kepala Tata
Koordinator Tim Mutu Usaha
3. Uraian tugas, sama dengan Puskesmas rawat jalan dengan penambahan: uraian tugas
koordinator upaya rawat inap (hal 25)
4. Jenis Pelayanan, sama dengan jenis pelayanan Puskesmas rawat jalan dengan
penambahan:
a. Pelayanan kegawatdaruratan 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari dalam
seminggu.
b. Pelayanan rawat inap.
150
c. Pelayanan penunjang klinik
1) Pelayanan laboratorium : kimia klinik.
2) Pelayanan radiologi : bila ada sumber daya pendukung.
3) Pelayanan EKG : bila ada sumber daya pendukung.
5. Jam Kerja, sama dengan jam kerja Puskesmas rawat jalan dengan perkecualian, untuk
pelayanan kegawatdaruratan, rawat inap berlangsung 24 jam dan laboratorium 24 jam
(on call).
6. Rekam Medik, sama dengan rekam medik Puskesmas rawat jalan dengan
penambahan:
a. Asuhan keperawatan rawat inap.
b. Resume keperawatan rawat inap.
7. SOP, sama dengan SOP Puskesmas rawat jalan dengan penambahan pada halaman 28.
8. Pencatatan, pelaporan dan visualisasi data, sama dengan Puskesmas rawat jalan
dengan penambahan pada halaman 40.
151
g. Tidak bising
Ruang pelayanan Puskesmas rawat inap sama dengan Puskesmas rawat jalan
dengan tambahan pada halaman 69.
2. Penanganan Limbah
Penanganan limbah Puskesmas rawat inap sama dengan penanganan limbah
Puskesmas rawat jalan dengan penambahan:
a. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yaitu suatu bangunan instalasi yang mampu
mengolah limbah cair klinis yang berbahaya menjadi aman untuk dibuang di alam
atau badan air.
Pengolahan limbah cair hanya akan efisien jika memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Pengolahan primer : tempat penampungan air limbah pertama yang berasal dari
aktifitas harian (bekas cucian, makanan, bekas minuman dll)
2) Purifikasi biologis sekunder:pengendapan sebagian besar mikroba bakteri : 90-
95%, virus dan cacing. Pada tahap ini efluen masih mengandung bakteri dan
virus dalam konsentrasi efektif.
3) Pengolahan tersier: teknik pengolaman dapat diterapkan jika lokasi
memungkinkan, apabila sebaliknya maka dilakukan teknik filtrasi pasir cepat.
4) Desinfeksi Klor: upaya penurunan konsentrasi bakteri pathogen, efluen tersier
harus menjalani desinfeksi klor sampai kadar yang ditetapkan. Desinfentant
dimaksud yaitu : Klor dioksida (paling efisien), natrium hipoklorit atau gas klor.
Atau desinfeksi dengan sinar ultraviolet.
b. Air limbah yang berasal dari Puskesmas rawat inap harus diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai
ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang
berwenang.
c. Disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar.
d. Limbah cair bekas cucian film harus ditampung dan tidak boleh dibuang ke
lingkungan serta dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan.
3. Sumber Daya Manusia (SDM), sama dengan sumber daya manusia Puskesmas
rawat jalan dengan penambahan pada lampiran 13.
4. Peralatan, sama dengan peralatan Puskesmas rawat jalan, dengan tambahan pada
lampiran 16.
152
Perawatan bayi baru lahir dengan kondisi sehat (berat badan normal, partus tanpa
penyakit/komplikasi) harus rawat gabung (rooming in) dengan ibunya.
2. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan
Upaya pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan pada Puskesmas rawat inap
sama dengan upaya pengobatan dan penanganan kegawat daruratan Puskesmas rawat
jalan, ditambah dengan:
a. Pelayanan rawat inap
1) Pelayanan, penilaian disability, penggunaan obat, EKG dan defibrilator
2) Pelayanan medis dan pelayanan penunjang untuk observasi dan diagnosa
penyakit
3) Melakukan rujukan jika tidak mampu menangani pasien
4) Pemulangan
b. Penanganan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar
3. Upaya Pelayanan Laboratorium
Pelayanan dilakukan 24 jam (dua puluh empat) on call. Kemampuan pemeriksaan,
sama dengan laboratorium Puskesmas, ditambah pemeriksaan:
a. Kimia klinik : gula darah puasa, 2 jam post prandial, gula darah sewaktu, bilirubin,
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, asam urat, trigliserida, kolesterol total, HDL, LDL,
protein dan total albumin globulin. Minimal gula darah puasa dan 2 (dua) jam post
prandial, kolesterol, trigliserida dan asam urat
b. EKG, bila sumber daya memungkinkan
c. Radiologi, bila sumber daya memungkinkan. Pelayanan yang dilakukan wajib
menjamin keamanan bagi pasien, petugas dan lingkungan, harus memenuhi
persyaratan ruangan, bangunan, peralatan serta sumberdaya manusia sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XII/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di
Sarana Pelayanan Kesehatan
4. Upaya Rawat Inap
Upaya keperawatan Puskesmas rawat inap sama dengan Puskesmas rawat jalan,
dengan penambahan kegiatan di dalam gedung:
1. Perawat jaga siap 24 jam sehari di Unit Gawat Darurat serta di ruang rawat
inap
a. Mampu asuhan keperawatan mengacu kepada standar praktek
keperawatan yang berlaku dan ditujukan pada pasien dan atau keluarganya
b. Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek pemberian asuhan
keperawatan
c. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
2. Catatan asuhan keperawatan meliputi merawat dan memberikan asuhan
keperawatan untuk pasien dengan penyakit yang dapat dilayani oleh dokter
umum di unit rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
3. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
c. Rencana keperawatan, termasuk mengatur jadwal harian dan mingguan,
mengawasi pemeliharaan kartu-kartu, buku catatan dan laporan kegiatan
d. Rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan
e. Evaluasi
f. Rencana kepulangan pasien (resume keperawatan)
153
4. Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien
serta kode etik keperawatan
5. Tindakan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan dan
etika profesi, didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas
tenaga keperawatan.
6. Pertemuan berkala staf keperawatan setiap bulan untuk mendiskusikan
hal-hal yang berkaitan dengan penyediaan pelayanan keperawatan.
Hasil pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.
7. Membimbing dan mengawasi petugas penunjang pelayanan/tenaga non
perawatan.
154
Kriteria Puskesmas PONED :
1. Puskesmas PONED Aktif
a. Puskesmas rawat inap mempunyai Tim PONED yang lengkap (dokter, bidan dan
atau perawat),
b. Minimal 1 orang dokter dan 1 orang bidan terlatih PONED yang bertempat tinggal
di sekitar lokasi Puskesmas PONED.
c. Mempunyai PONED kit siap pakai, suasana aseptik dan tersedia air bersih
mengalir.
d. Mampu menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
e. Mempunyai obat dan bahan habis pakai cukup
f. Mempunyai biaya operasional
g. Ada SK tentang penunjukan menjadi Puskesmas Rawat Inap dengan PONED dari
Bupati/Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Puskesmas PONED Tidak Aktif
Tidak memenuhi kriteria Puskesmas PONED Aktif.
Standar yang berlaku pada Puskesmas rawat inap juga berlaku pada Puskesmas rawat
inap dengan PONED dengan penambahan.
155
4. Jenis Pelayanan, sama dengan jenis pelayanan Puskesmas rawat inap dengan
penambahan: Pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal, dengan ruang lingkup
meliputi :
a. Pemantauan kemajuan persalinan
b. Pengendalian infeksi
c. Tatalaksana kegawatdaruratan medik Maternal Neonatal
d. Tatalaksana perdarahan pada kehamilan muda
e. Tatalaksana perdarahan post partum
f. Tatalaksana hipertensi dalam kehamilan dan pre eklampsi/eklampsi
g. Tatalaksana persalinan macet
h. Tatalaksana ketuban pecah sebelum waktunya dan sepsis
i. Tatalaksana infeksi nifas
j. Tatalaksana asfiksia pada bayi baru lahir
k. Tatalaksana gangguan nafas pada bayi baru lahir
l. Tatalaksana Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
m. Tatalaksana hipotermi
n. Tatalaksana hipoglikemi pada bayi baru lahir
o. Tatalaksana ikterus/hiperbilirubinemia neonatus
p. Tatalaksana kejang pada neonatus
q. Tatalaksana infeksi neonatus
r. Tatalaksana stabilisasi, rujukan dan transportasi bayi baru lahir
s. Tatalaksana persiapan umum sebelum tindakan kegawatdaruratan obstetri
neonatal
5. Rujukan
Puskesmas PONED wajib melakukan rujukan dengan prosedur rujukan yang aman ke
rumah sakit PONEK untuk kasus emergensi yang tidak dapat ditangani di Puskesmas.
Pada kasus PONED yang tidak mampu ditangani, penderita mendapat penanganan awal
dan kondisi penderita distabilkan, selanjutnya akan dirujuk ke Rumah Sakit PONEK
(Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif) Kabupaten/ Kota dan setelah
sembuh dikembalikan ke Puskesmas dengan surat rujukan balik.
6. SOP, sama dengan SOP Puskesmas rawat Jalan, dengan penambahan SOP Puskesmas
rawat inap dan SOP Rawat Inap PONED
156
3. Obat-obatan
Obat-obatan Puskesmas rawat inap dengan PONED sama dengan Puskesmas rawat inap,
dengan penambahan:
a. Untuk perdarahan post partum : Oksitosin parenteral/injeksi(disimpan di pada suhu
3-5 derajat C),ergometrin injeksi, misoprostol tablet
b. Untuk pre eklampsia berat / eklampsia : MgSO4 injeksi (20%-40%), nifedipin,
atenolol/labetalol
c. Antibiotika: Ampicilin ( kaplet 500 mg, kaplet 1000 mg, injeksi), Gentamycin 80
mg injeksi, Metronidazole injeksi
d. Calsium glukonas injeksi
e. Cairan infus : Ringer Lactat/ NaCl 0.9%/ Dextrose 5%/ Dextran 40%/ D1/2 Salin,
HES
f. Infus set dan transfusi set
g. Kateter urin dan kantong urin, kondom
h. Alat suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, 20cc
i. Tabung Oksigen minimal 2
j. Sodium bikarbonat 8,4%
k. Neonatal: Vitamin K1, Salep mata Tetrasiklin, Dexametason injeksi
l. Lidocain
m. Adrenalin/Nor‐epinephrine injeksi
b. Ketamine HCl
c. Diazepam injeksi
d. Dopamin/Dobutamin
e. Naloxone dan Sulfas Atropin
f. Furosemide injeksi, Nifedipin tablet
Tabel 3.2. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Penanganan 1) Penatalaksanaan perdarahan pada 1) Rujukan kasus. Puskesmas PONED
Gawat kehamilan muda (abortus) wajib melakukan rujukan ke RS
Darurat 2) Persalinan PONEK untuk kasus-kasus
Obstetri 3) Penatalaksanaan perdarahan post emergensi yang tidak dapat
Neonatologi partum termasuk plasenta manual ditangani di Puskesmas dengan
157
4) Penatalaksanaan hipertensi dalam prosedur rujukan yang aman
kehamilan dan pre eklampsi 2) Kunjungan rumah bila pasien sudah
5) Pertolongan persalinan dengan kembali dari Puskesmas rawat inap
faktor penyulit (ekstraksi vacum) dengan PONED atau Rumah Sakit.
6) Penatalaksanaan ketuban pecah
sebelum waktunya
7) Penatalaksanaan infeksi nifas
8) Penatalaksanaan asfiksia pada
9) Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
10) Penatalaksanaan hipotermi
11) Penatalaksanaan hipoglikemi
pada bayi baru lahir
12) Penatalaksanaan
ikterus/hiperbilirubinemia
neonatus
13) Penatalaksanaan kejang pada
neonatus
14) Penatalaksanaan infeksi neonatus
15) Melakukan stabilisasi dan rujukan
kasus gawat darurat maternal
neonatal bayi baru lahir ke
Rumah Sakit
Sumber: Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
3.2.4. Pencatatan, Pelaporan dan Visualisasi Data, sama dengan Puskesmas rawat
inap ditambah dengan tabel hal 48.
158
BAB 4
PENUTUP
Standar Puskesmas ini merupakan revisi terhadap buku Standar Puskesmas Rawat
Inap, diharapkan dapat membantu penyelenggaraan Puskesmas rawat jalan dan rawat inap
agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal melalui pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
berkualitas.
Standar Puskesmas merupakan acuan Kabupaten/Kota dalam mengembangkan
kebijakan operasional setempat sesuai dengan kondisi dan situasi daerah masing-masing.
Diharapkan standar ini bermanfaat dan dapat membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskesmas rawat jalan, Puskesmas rawat inap, Puskesmas rawat
inap PONED. Pada akhirnya, diharapkan agar kualitas dan efektivitas pelayanan kesehatan
di Puskesmas meningkat.
Penyusunan buku Standar Puskesmas ini telah diusahakan dengan sebaik-baiknya
dengan melibatkan beberapa unsur terkait. Namun demikian tentu masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan buku ini, untuk itu saran perbaikan dan
penyempurnaan Standar Puskesmas ini kami harapkan dari berbagai pihak yang terkait
dengan pelayanan dan pendidikan kesehatan demi kesempurnaan buku ini.
159
DAFTAR PUSTAKA
160
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
51/MENKES/PER/X/I/2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta
161
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia no
KEP/25/M.PAN/2/2004, Tentang Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.Jakarta
Hanafiah, Jusuf, Amir, Amri, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
EGC.Jakarta
162
Depkes Republik Indonesia , (2002). Standar Pelayanan Kesehatan Indera
Penglihatan dan Pendengaran. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2005). Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Jakarta
163
Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2007). Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Pelayanan Medik Dasar Pada Anak di
Sarana Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar.Jakarta
IBI, (2008). Buku Instrumen Bidan Delima (3) Revisi 1 Feb 2008. Jakarta
164
Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dengan Pemerintah
Kabupaten /Kota di Jawa Timur Tentang Kerjasama Pembangunan Daerah.
Surabaya
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pondok Kesehatan
Desa (Puskesmas Rawat Inap). Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012).Standar Puskesmas rawat inap. Bidang Bina Pelayanan
Kesehatan. Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012). Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis
Provinsi Jawa Timur. Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012). Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Bidang Bina
Pelayanan Kesehatan. Surabaya
165
Lampiran 1
KARTU RAWAT JALAN
NAMA :...................................................................................
......
JENIS KELAMIN : L/P UMUR:………..TAHUN
ALAMAT :...................................................................................
.......
NAMA KK
:..........................................................................................
NO INDEKS/REGISTER
KK :..........................................................................................
Tanggal Pemeriksaan Diagnosa No Kode Pengobatan Anjuran B/ Ket/
Penyakit L/ Paraf
( ICD X) KKL
166
Lampiran 2
Kop Dinas Kesehatan
167
b. Bertanggung jawab atas keberhasilan upaya kesehatan di wilayahnya
c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana kesehatan di Puskesmas
d. Bertanggung jawab atas tertib administrasi (keuangan, kepegawaian,
pencatatan dan pelaporan, obat-obatan dll)
e. Bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas secara teknik medik dan
administratif
3. Wewenang :
a. Menggunakan alat atau inventaris kebidanan untuk kepentingan pelayanan
b. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kompetensi
c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan, kewenangan atas
perintah Kepala Puskesmas dan dibawah pengawasan dokter Puskesmas baik dalam
maupun luar gedung
d. Melaksanakan upaya rujukan medik dan kesehatan baik horizontal maupun vertikal
ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu
e. Menyelenggarakan administrasi: keuangan, sarana prasarana, obat-obatan,
kepegawaian, ketatausahaan yang sederhana
f. Melaksanakan fungsi manajemen (perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian dan penilaian
g. Membina & menggerakkkan peran serta masyarakat (posyandu, kader, tokoh
masyarakat dan dukun) di wilayah kerjanya
1. Hubungan kerja/kemitraan :
a. Bidan Desa
b. Penanggung Jawab Program Imunisasi
c. Penanggung Jawab Perbaikan Gizi
d. Penanggung Jawab Program Kesehatan Lingkungan
e. Koordinator Program Pengendalian Penyakit dan Surveilans
f. Koordinator UKP (Dokter Puskesmas)
g. Penanggung Jawab Program Gigi dan Mulut
h. Penanggung Jawab Program Promkes dan PKM
i. Penanggung Jawab Program UKBM
Uraian tugas ini berlaku selama yang bersangkutan masih menduduki jabatan tersebut
diatas.
(………………...........……) (…………......……………)
NIP NIP
Mengesahkan
Kepala Puskesmas………………
(……...……….......………)
NIP………….........……
168
Lampiran 3
ALUR PELAYANAN
Puskesmas ………………………………….
Jl……………………………………no……..Kab/Kota…….
Periksa:
1. Poli Umum
Daftar Ruang 2. Poli Gigi
Tunggu 3. Poli KIA-KB
4. Poli Gizi
5. Promotif/
preventif
Rujuk /
6.
Pasien pulang/
…………….
Rawat
Inap
Laboratorium
Unit
Gawat
Darurat
1. Kamar Obat
2. Administrasi
JAM PELAYANAN
Senin - Kamis : 07.00 – 14.00 WIB
Jum’at : 07.00 – 11.00 WIB
Sabtu : 07.00 – 12.00 WIB
Minggu : tutup
169
Lampiran 4
SOP NON MEDIS
PENDAFTARAN PASIEN, PENERIMAAN PASIEN DAN ATAU SPESIMEN
: Pendaftaran pasien,
Judul SOP penerimaan pasien dan atau Penanggung Jawab
Logo spesimen
Puskesmas No. : .... / PK-KIA / PKM...... /
Disusun Diperiksa Disahkan
................ Dokumen 2011
Kabupaten No. Revisi : 00
....................
Tgl. mulai
: ...........................
berlaku
Halaman : 170 - 266 ........................ ....................... ...........................
I. Pengertian:
Mendaftar dan menerima semua pasien dan atau specimen dan pengambilan
spesimen yang mau periksa ke laboratorium Puskesmas
II. Tujuan:
Peningkatan mutu pelayanan laboratorium Puskesmas dan penatalaksanaan
pelayanan secara cepat terhadap pasien
III. Kebijakan
1. Prosedur
a. Pendaftaran pasien dan atau spesimen
1) Pendaftaran pasien atau specimen dilakukan di meja pendaftaran yang
dibuka setiap hari kerja (Senin-Sabtu) pada jam 07.00 – 14.00 WIB
dan hari Minggu jam 07.00 – 11.00 WIB.
2) Pendaftaran dan pengambilan spesimen diluar gedung dibatasi
3) Petugas pendaftaran melakukan pencatatan:
a) Tanggal pendaftaran
b) Identitas pasien,meliputi: nama,umur, jenis kelamin dan alamat
c) Identitas pengirim
d) Pemeriksaan yang diminta
4) Setelah pasien menyelesaikan administrasi pendaftaran, pasien
menuju ruang sampling
b. Penerimaan pasien:
Spesimen yang dapat diperiksa di Laboratorium Puskesmas :
1) Darah
2) Urin
3) Tinja
4) Sputum
2. Instruksi Kerja
a. Menyapa pasien yang datang
b. Menanyakan tujuan pasien datang ke laboratorium Puskesmas
c. Menanyakan pasien apakah ada surat pengantar dari dokter/perawat/bidan
d. Menanyakan jenis pemeriksaan yang dikehendaki bagi pasien yang tidak
membawa surat pengantar dari dokte/perawat/bidan (atas permintaan
sendiri),bila kesulitan dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan
dokter Puskesmas
170
e. Bagi pasien rawat inap di Puskesmas atau pasien yang menghendaki
pelayanan home service (pengambilan spesimen di rumah) dapat
menghubungi laboratorium Puskesmas terlebih dahulu,kemudian petugas
laboratorium melakukan pengambilan di rumah atau Puskesmas yang
bersangkutan
f. Petugas pendaftaran melakukan pencatatan:
1) Tanggal pendaftaran
2) Identitas pasien, meliputi: nama,umur, jenis kelamin dan alamat
3) Identitas pengirim
4) Pemeriksaan yang diminta
g. Setelah pasien menyelesaikan administrasi, pasien menuju ruang
sampling untuk dilakukan pengambilan spesimen
h. Untuk pendaftaran spesimen rujukan dilakukan pencocokan antara
specimen yang datang dengan jenis pemeriksaan yang diminta
171
Lampiran 5
SOP MEDIS
SOP PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
: Penanganan Syok
Judul SOP Penanggung Jawab
Anafilaktik
Logo No. : .... / PK-Poli / PKM...... /
Disusun Diperiksa Disahkan
Puskesmas Dokumen 2011
................ No. Revisi : 00
Kabupaten
.................... Tgl. mulai
: ...........................
berlaku
Halaman : 172 - 266 ........................ ....................... ...........................
1. Tujuan:
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas...............
2. Ruang lingkup
Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di semua unit layanan yang
melakukan tindakan medis,yaitu:
1.1. Unit layanan UGD
1.2. Unit layanan poli umum
1.3. Unit layanan poli KIA/KB
1.4. Unit layanan ruang persalinan
1.5. Unit layanan poli gigi
1.6. Unit layanan ruang tindakan
1.7. Unit layanan rawat inap
2. Kriteria pencapaian:
Semua tenaga medis dan paramedis mampu dan terampil dalam menangani
pelanggan yang mengalami shock anafilaktik
3. Definisi
Penanganan shock anafilaktik merupakan serangkaian tindakan deteksi cepat dan
koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa akibat terjadinya syok
anafilaktik yang disebabkan oleh pemberian obat – obatan / alergi berat.
5. Uraian umum
5.1. Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi
darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolism sel
5.2. Syok anafilaktik adalah syok yang biasanya terjadi segera setelah
penyuntikan/pemberian serum atau obat-obatan terhadap penderita yag
sensitif.
Tanda-tanda syok anafilaktik yaitu:
1.2.1. Tanda subyektif : Hal ini sering didahului dengan gejala mual,
pusing, nyeri kepala, gangguan penglihatan, urtikaria, edema wajah,
lemas, berdebar dan telinga berdenging.
172
1.2.2. Tanda obyektif : keringat dingin, tekanan darah menurun denyut
nadi meningkat, rekuensi napas meningkat.
Selain tanda-tanda syok juga terdapat spasme bronkioli yang menyebabkan
asfiksia dan sianosis.
6. Peralatan
6.1. Tabung oksigen
6.2. Tensimeter
6.3. Ambulans (bila dirujuk)
6.4. Adrenalin ampul
6.5. Difenhidramin 60 – 80mg
6.6. Deksametason vial
6.7. Aminophilin 1 ampul
6.8. Jarum suntik disposIble 2,5 atau 3 ml
6.9. Infus set dengan menggunakan jarum besar (no. 16 – 18)
6.10. Cairan ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9%
7. Instruksi kerja
No Instruksi kerja Petugas
1 Bebaskan jalan nafas pasien Dokter/
perawat/bidan
2 Berikan oksigen 6-8 liter per menit Dokter/
perawat/bidan
3 Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala Dokter/
(posisi trendelenburg) perawat/bidan
4 Berikan suntikan adrenalin 1:1000 sejumlah 0,2 - 0,5 cc (4-5 Dokter/
strip) secara subkutan pada bagian tubuh yang mudah dicapai, perawat/bidan
untuk pasien anak 0,01 cc per kilogram berat badan
5 Pasang segera infus ringer laktat atau NaCl 0,9% dengan Dokter/
menggunakan jarum besar (no. 16 – 18), teteskan 12 tetes/menit perawat/bidan
untuk memudahkan tindakan selanjutnya.
6 Amati kesadaran, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi Dokter/
pernapasan untuk memantau apakah ada tanda-tanda kemajuan perawat/bidan
7 Apabila tensi tidak terukur atau kurang dari 100 mmHg ulangi Dokter/
pemberian adrenalin 1 : 10.000 (adrenalin 1 cc ditambah NaCl 9 perawat/bidan
cc) diberikan IV sebanyak 2 – 3 cc, untuk pelanggan anak 0,1 cc
per kilogram berat badan. Dosis dapat diulang setiap 10 menit
8 Setelah infus terpasang dapat diberikan difenhidramin 60 – Dokter/
80mg intra vena (IV) bolus perawat/bidan
9 Bila ada wheezing berikan aminophilin 1 ampul IV pelan – Dokter/
pelan perawat/bidan
10 Sementara itu segera siapkan transportasi untuk merujuk ke Dokter/
rumah sakit terdekat bila tidak terdapat kemajuan. perawat/bidan
173
8. Diagram alir
Pasang infus RL dg
jarum besar
Bila ada wheezing Setelah infus Dosis dapat Apabila tensi tidak
Selesai
berikan terpasang dapat diulang terukur, berikan
aminophilin 1 diberikan setiap 10 injeksi adrenalin
ampul IV pelan2 difenhidramin menit 1:10.000
9. Referensi
a. Materi Pelatihan General Emergency Life Support dan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat, Seri Medis Teknik Standard. RSU dr. Soetomo – FK
UNAIR, Surabaya, 2007
b. Primary Trauma Care, buku kerja Versi Januari 2008. Ikatan Dokter Spesialis
Anestesi Indonesia, 2008
c. Simposium Penanganan Penderita Shock. Ikatan Dokter Spesialis Anestesi
Indonesia, Surabaya
c. Dokumen terkait
a. Kartu rekam medik non rawat inap/rawat inap pasien
b. Buku register unit layanan terkait
c. Buku rujukan pasien
d. Form rujukan eksternal (Askes/Jamkesmas/umum)
174
Lampiran 6
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
175
Gambar 3. Cara Menggunakan Alcohol Rub
176
Lampiran 7
KOP PUSKESMAS
Menimbang : dst,
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes no . 512/Menkes/Per/IV/2009 tentang Ijin Praktik
Dokter dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran
Memperhatikan: Untuk meningkatkan tanggung jawab dan akuntabilitas pelayanan
Kesehatan bagi petugas maupun masyarakat di UPT Puskesmas..........
Dan keterbatasan tenaga medis di UPT Puskesmas .................... maka perlu
diberikan kewenangan dalam hal pelayanan kesehatan dasar kepada perawat
di Puskesmas
4 dst
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Daftar nama perawat di UPT Puskesmas ............................ tersebut diatas
dinilai mampu untuk melaksanakan pendelegasian tugas pelayanan
kesehatan tingkat dasar (Pemeriksaan dan pengobatan) berdasarkan
prosedur tetap yang telah dibuat sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki.
177
KEEMPAT : Segala sesuatu akan diubah dan ditetapkan kembali apabila ternyata
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini
Ditetapkan di ...........................
Pada tanggal : ........................
Kepala UPT Puskesmas Dokter yang memberi wewenang
................................................. ....................................................
NIP : ........................................ NIP : ...........................................
Tembusan:
1. Koordinator Pengobatan Dasar
2. Koordinator Tata Usaha
3. Yang bersangkutan
178
Lampiran 8
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
(…………....…....) (………………....…)
(…………………….)
Nama jelas Nama jelas Nama jelas
2…………..........….
(…………....……..)
Nama jelas
** Isi dengan jenis tindakan medis yang akan dilakukan
* Lingkari dan coret yang lain
179
Lampiran 9
PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS
(…………….) (………………)
(………………….)
Nama jelas Nama jelas Nama jelas
2…………….
(………………..)
Nama jelas
** Isi dengan jenis tindakan medis yang akan dilakukan
* Lingkari dan coret yang lain
180
Lampiran 10
KUESIONER PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
INSTANSI PENYELENGGARA PELAYANAN PEMERINTAH
DEP/LPN/PROV/KAB/KOTA/BUMN/BUMD*):
………………………………………
Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan insformasi unit pelayanan instansi
pemerintah secara rutin . Untuk itu pemerintah berupaya menyajikan INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai kualitas pelayanan di instansi pemerintah pada masyarakat. Indeks
tersebut diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat, yang di kumpulkan melalusi
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP UNIT PELAYANAN PUBLIK.
BIDANG :
…………………………………………………………………………………
UNIT PELAYAN :
……………………………………………………………………………………
AlAMAT :
……………………………………………………………………………………
TELPON/FAX :
……………………………………………………………………………………
(………………………….,………………………2013)
PERHATIAN.
1. Tujuan survey ini adalah untuk memperoleh gambaran secara obyektif mengenai
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public
2 Nilai yang diberikan oleh masyarakat diharapkan sebagai nilai yang dapat
dipertanggung jawabkan
3 Hasil survey ini akan digunakan untuk bahan penyusunan indeks kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan public yang sangat bermanfaat bagi pemerintah
181
maupun masyarakat
4 Keterangan ini yang diberikan bersifat terbuka dan tidak dirahasiakan
5 Survei ini tidak ada hubungannya dengan pajak ataupun politik
182
tagung jawab petugas dalam ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal
memberikan pelayanan. waktu pelayanan
a.tidak bertanggung jawab 1 a.Selalu tidak tepat 1
b.Kurang bertanggung jawab 2 b.Kadang-kadang tepat 2
c.Bertanggung jawab 3 c.Banyak tepanya 3
d.Sangat bertanggung jawab 4 d.Selalu tepat 4
6. Bagaimana pendapat saudara tentang 13 Bagaimana pendapat Saudara tentang
kemampuan petugas dalam . kenyamanan di lingkungan unit
memberikan pelayanan. pelayanan
a.Tidak mampu 1 a.Tidak nyaman 1
b.Kurang mampu 2 b.kurang nyaman 2
c.mampu 3 c.Nyaman 3
d.sangat mampu 4 d.Sangat nyaman 4
7. Bagaimana pendapat saudara tentang 14 Bagaimana pendapat saudara tentang
kecepatan pelayanan di unit ini. keamanan pelayanan di unit ini.
a.Tidak cepat 1 a.tidak aman 1
b.Kurang cepat 2 b.Kurang aman 2
c.Cepat 3 c.Aman 3
d.Sangat cepat 4 d.sangat aman 4
183
Lampiran 11
Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi Kesepuluh (ICD-X)
N Kode
Kelompok Penyakit
o Awal
I Penyakit infeksi dan parasit A00-B99
I.1. Penyakit infeksi virus A80-B30
I.2. Penyakit Jamur Kulit B31-B37
I.3.Penyakit Parasitik B38-B58
184
A09.c Diare and gastroenteritis A37 Batuk rejan/Whooping cough A63.0 Condiloma /Anogenital
dehidrasi berat (venereal) warts
A15.0 TBC paru BTA (+) A39 Infeksi meningitis A64 IMS lain yang tidak
spesifik(keputihan)
A16.0 TBC Klinis BTA negatif A41 Sepsis A66 Frambusia
A16.2 TBC Klinis tanpa periksa A46 Erysipelas A71 Trachoma
BTA
A18.2 TBC kelenjar A48.0 Gas gangrene
A18.8 TBC extra paru pada organ A49.9 Infeksi bakteri tidak spesifik
+ lainya
A19.9 TB Milier
185
186
II. D 50- D89 Penyakit Darah Dan Organ Pembentuk Darah Dan Gangguan Mekanisme Immune
D50.8 Anemia Defisiensi Besi (Fe) D53.9 Anemia kurang gizi D64.9
Anemia, unspecified (Anemia
Aplastik)
D52 Anemia Defisiensi Asam D56 Thalassaemia D66 Haemofili A( factor VIII
Folat deficiency)
IV.E00 - E90 kelompok endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik
E01.0 Gondok endemis (Iodine- E34.9 Gangguan endokrin, tidak E50.3 Xeropthalmia /Vit A defi.
deficiency-related diffuse ) ditentukan dengan kekeruhan
kornea(X2A)
E01.1 Gondok endemis multi E40 Kwashiorkor E50.4 Xeropthalmia /Vit A def.
nodular dengan keratomalacia(X3A)
187
VI. G00-G99 Penyakit Susunan Syaraf
G20 Parkinsons disease G45 TIA (Transient cerebral G56.0 Carpal Tunnel Syndrome
Ischaemic Attack)
G 40 Epilepsi G46* CVA G61.0 Guilain Barre sindrom
G40.1 Epilepsi parsial (kejang G47.0 Insomnia(Ggg memulai dan G62.9 Polineuropathi, unspecified
sederhana ) mempertahankan tidur )
G40.6 Epilepsi Grand mall G51.0 Bell’s palsy G81 Hemiplegia
G43.9 Migrain G51.3 TIK/Clonic hemifacial spasm G82 Paraplegia and tetraplegia
G44.8 Tension Head Ache (THA) G54 Gangguan ujung syaraf dan G91 Hydrocephalus
plexus
VII. H00 - H59 Penyakit Mata Dan Adnexa Mata
H00.0 Hordeolum dan radang H16.0 Ulkus kornea (konjungtivitis H40.1 Glaukoma primer sudut
kelopak mata lain purulenta kornea rusak) terbuka
H00.1 Kalazion H17 Luka dan kekeruhan kornea H40.2 Glaukoma primer sudut
tertutup
H01.0 Blepharitis 19.1* Keratitis herpes viral dan H49.9 Strabismus / Mata juling
keratoconjunctivitis (B00.5+)
H60 Otitis externa / infeksi telinga H66.3 Otitis media supuratif kronik H81.4 Vertigo
luar (OMPK)
H61 Kelainan telinga luar H70.0 Mastoiditis akut H83.3 Efek kebisingan pada telinga
(Nihl)
H65 Otitis Media Nonsuppurative H70.1 Mastoiditis kronis H91.1 Presbycusis
(OMA)
H66 Otitis Media Suppurative H71 Cholesteatoma (cerumen H90.2 Gangguan pendengaran
(OMP) dan lainya obsturans) konduktif
H66.0 Otitis Media Supuratif Akut H72 Membran timpani berlubang H90.5 Gangguan pendengaran
(OMPA) sensorineural
H93.1 Tinitus
IX. I 00 – I 99 Penyakit Kardiovaskuler
I 08 Penyakit katup Jantung I21 Acute Myocardial I 51.7 Cardiomegali
Infarction (AMI)
I 09.0 Jantung rematik ( Rheumatic I24 Penyakit iskemik jantung I61.9 CVA (Intracerebral
myocarditis) haemorrhage)
I 10a Hipertensi esensial I 25.1 Atherosclerotic Heart Disease I64 Stroke
ringan(T140/90-159/99)
I 10b Hipertensi esensial I 46 Cardiac arrest I69.4 Gejala sisa stroke
lsedang(T160/100-179/109)
I 10c Hipertensi esensial I48 Atrial fibrillation and flutter I73.0 Sindrom Raynaud
berat(T180/110-209/119)
I 10d Hipertensi esensial sangat I49 Aritmia jantung I80 Phlebitis and thrombophlebitis
berat(T>209/>119)
I 11.0 Hipertensi dengan penyakit I50 Gagal Jantung (Heart failure) I84 Haemorrhoid
jantung (kongestif)
I20 Angina pectoris I50.9 Decompensasio Cordis I95 Hipotensi
(Payah Jantung)
188
X. J00-J99 Penyakit Pada Sistem Pernafasan
J00 Nasofaringitis akut [common J18.0 Bronchopneumonia, J39.0 Abses retropharyngeal dan
cold] unspecified parapharyngeal
J01 Sinusitis akut J18.9 Pneumonia, tidak spesifik J41 Bronchitis kronis
J02 Faringitis akut 18.9a Pneumonia berat J44 Penyakit paru obstruktif
kronik
J03 Tonsillitis akut J20.9 Bronchitis akut tidak spesifik J45 Asthma bronchiale
J04.0 Laryngitis akut J22 Infeksi saluran pernafasan J46 Status asthmaticus
bawah akut lainnya
J04.1 Tracheitis akut J30 Rhinitis Alergi / vasomotor J47 Bronchiectasis
J10 Influenza, virus teridentifikasi J35.9 Tonsil dan adenoid J66 Penyakit saluran napas karena
(avian, babi dll) (penyakit) tidak spesifik debu organik tertentu
J11 Influenza, virus tidak J33 Polip hidung J84.9 Penyakit jaringan paru tidak
teridentifikasi spesifik
J12 Viral pneumonia, not J39 Penyakit saluran pernapasan J90 Efusi pleura
elsewhere classified bagian atas,lainnya
Xi. K00-K99 Penyakit Gigi Dan Mulut
K00 Gangguan pertumbuhan dan K04.2 Degenerasi pulpa K07.6 Kelainan sendi
erupsi gigi Temporomandibular
K00.0 Anodontia K04.3 Abnormal pembentukan K08.2 Atrofi dari edentulous alveolar
jaringan keras di pulpa ridge
K00.3 Mottled teeth K04.4 Periodontitis apikal akut K09 Kista daerah mulut (tmsk
odontogenic cysts)
K00.6 Persistensi K04.5 Periodontitis apikal kronis K10 Penyakit rahang lain
K01 Embedded and impacted teeth K04.6 Periapikal abses dengan K10.3 Alveolitis dari rahang
sinus
K02 Karies gigi K04.7 Periapikal abses tanpa sinus K11 Penyakit kelenjar liur
K02.0 Caries limited to enamel K04.8 Kista radicular K11.2 Sialoadenitis
K02.1 Karies dentin K05.0 Gingivitis akut K11.6 Mukokel
K02.2 Karies sementum K05.1 Gingivitis kronis K12 Stomatitis and related lesions
(sariawan)
K03.0 Excessive attrition of teeth K05.2 Periodontitis akut (termasuk K12.0 Recurrent oral aphthae
abses periodontal)
K03.1 Abrasi gigi K05.3 Periodontitis kronis K12.2 Selulitis dan abses mulut
(termasuk buccal abses)
K03.2 Erosi gigi K05.4 Periodontosis K13 Penyakit lain bibir,
submukosa, mukosa oral
K03.3 Resorpsi patologis gigi K05.6 Periodontal disease, K13.0 Penyakit bibir
unspecified
K03.5 Ankylosis gigi K06.0 Resesi gingival (termasuk K13.1 Cheek and lip biting
epulis)
K03.6 Karang gigi
K03.7 Perubahan warna post K06.1 Pembesaran gingiva K13.2 Leukoplakia dan gangguan
eruptive jaringan keras gigi lain epitel lidah
K03.8 Ditentukan lain penyakit K06.2 Gingiva dan alveolar ridge K13.4 Granuloma dan Granuloma-
jaringan keras gigi edentulous lesi terkait trauma seperti lesi mukosa oral
K04 Penyakit pulpa dan jaringan/ K06.9 Gangguan edentulous K14 Penyakit lidah
pulpitis gingiva dan alveolar ridge,
tidak ditentukan
K04.0 Pulpitis K07 Dentofacial anomali K14.0 Glossitis
[termasuk maloklusi]
K04.1 Nekrosis pulpa K07.4 Maloklusi, unspecified K14.1 Geografis lidah
XII. K15-K99 Penyakit Infeksi Saluran Cerna
K25 Gastric ulcer (tukak lambung) K36 Appendicitis lain (Peri K59.0 Konstipasi
apendicular infiltrat)
K29.7 Gastritis, tidak spesifik K40 Hernia Inguinal K74 Cirrosis Hepatis
K29.9 Gastroduodenitis, tidak K41 Hernia Femoral K80 Cholelithiasis/Batu empedu
spesifik
K30 Dispepsia K42 Hernia Umbilical (hernia K92 Penyakit sal cerna lainya
pusar)
K35 Appendicitis Akut K56.7 Ileus, unspecified K92.0 Haematemesis
K92.1 Melena
189
XIII. L00-L99 Infeksi Kulit
L01 Impetigo L21 Dermatitis Seborrhoeic L60.0 Paranochia/ Ingrowing nail
L02 Abses (Cutaneous abses, L23 Dermatitis kontak alergika L70 Acne/ Jerawat
furunkel and karbunkel)
L03 Cellulitis L24 Dermatitis kontak iritasi L72 Kista folikel kulit
L08.0 Pyoderma L30.0 Dermatitis Nummular L72.0 Kista Epidermal
L10 Pemphigus L40 Psoriasis L72.9 Kista Folikel kulit dan
jaringan subcutaneous
(Atheroma,dll)
L20 Dermatitis Atopic L50 Urticaria L74.3 Miliaria (biang keringat)
L60 Kelainan pada kuku (Nail L91.0 Keloid bekas luka
disorders)
O14.1 Pre Eklampsia berat O46.9 Perdarahan antepartum , tidak 072 HPP / Perdarahan post partum
190
diklasifikasikan di tempat lain
O15 Eklampsia O48 Hamil lebih bulan (serotinus) O73 Retensio plasenta
O20.0 Aborsi mengancam O63.0 Persalinan lama kala satu O92 Gangguan payudara dan laktasi
masa melahirkan
O20.9 Perdarahan , hamil muda O63.1 Persalinan lama kala dua O99.8 Komplikasi kehamilan,
unspecified persalinan dan puerperium
XVI. P00-Q99 Keadaan Yang Berasal Dari Periode Perinatal
P05.1 Kecil untuk usia kehamilan P07.0 Berat lahir sangat rendah P22.0 Sindrom distress pernafasan
bayi baru lahir
P05.1 Kecil untuk usia kehamilan P21 Asfiksia BBL P59.0 Penyakit kuning neonatal
berhubungan dengan prematur
Q00-Q99 Malformasi
Q02 Microcephali Q37 Sumbing langit-langit dengan Q54 Hipospadia
bibir sumbing
Q03 Hidrocephalus Q42.2 Atresia dan stenosis dari anus Q56.0 Talipes equinovarus
kongenital
Q36 Bibir sumbing Q43.1 Penyakit Hirschsprung Q69 Polidactili
Q90.9 Down syndrome, unspecified
XVII. R00-R99 Gejala Dan Tanda Penyakit
R00 Kelainan detak jantung R13 Disphagia / nyeri menelan R54 Lansia (diatas 60 tahun)
R01 Bising jantung/murmur R18 Ascites R56 Kejang / Konvulsi tidak ada
klasifikasi lain
R04.0 Epistaksis / mimisan R20 Gangguan sensasi kulit R56.0 Kejang demam / Febrile
convulsion
R04.2 Hemoptisis / batuk darah R32 Inkontinensia R57 Syok hipovolemik
R07 Nyeri di tenggorokan dan dada R33 Retensio urin R60.9 Oedema, unspecified
R10.0 Akut abdomen R50 Febris tanpa sebab yang jelas R63 Anoreksia
R11 Mual muntah/Nausea R51 Cephalgia /sakit kepala R73.0 Tes toleransi glukosa abnormal
danVomitus
S40 Cedera dangkal bahu dan T14.6 Cedera otot dan tendon tidak X50 Trauma karena gerakan
191
lengan atas spesifik berulang
T14.7 Crushing cedera dan
traumatik amputasi tidak
dirinci
Z00-Z99 Faktor yang berhubungan dengan status kesehatan
Z00 Sehat Z08.0 Pemeriksaan setelah Z41.2 Sirkumsisi (sunat)
pembedahan untuk neoplasma
Z00.0 Pemeriksaan kesehatan umum Z08.1 Pemeriksaansetelah Z58.0 Paparan kebisingan
radioterapi untuk neoplasma
Z00.1 Pemeriksaan kesehatan rutin Z08.2 Pemeriksaan setelah Z58.1 Paparan kebisingan
anak kemoterapi untuk neoplasma
Z01.0 Pemeriksaan m,ata dan telinga Z10.0 Pemeriksaan kesehatan Z58.2 Paparan terhadap pencemaran
pekerja air
Z01.1 Pemeriksaan telinga dan Z30 Kontrasepsi Z58.3 Paparan polusi tanah
pendengaran
Z02.1 Pemeriksaan kerja Z30.2 Sterilisasi Z58.4 Paparan radiasi
Z02.5 Periksa kesehatan untuk Z32.1 Kehamilan dikonfirmasi Z58.5 Paparan polusi lain
partisipasi dalam olahraga
Z02.8 Pemeriksaan lain untuk Z38 Bayi lahir hidup Z70.9 Sex konseling, tidak ditentukan
keperluan administrasi
Z39 Perawatan, pemeriksaan
pasca-melahirkan
192
Lampiran 12
Penilaian Standar Puskesmas Rawat Jalan
193
7 Jenis Pelayanan Terpampang 9- Terpampang 5 - 8 Terpampang … Hal 23
12 jenis layanan jenis layanan 0-4 jenis
layanan/tida
k
terpampang
8 Persyaratan Terpampang Tidak Tidak ada … Hal 25
pelayanan terpampang,tapi
didokumentasikan
9 Biaya/tarif Ada di dinding, Ada di dinding, Tidak ada … Hal 25
sesuai Perda atau tidak sesuai
aturan
10 Alur Pelayanan Ada,terpampang, Ada, terpampang, Tidak ada … Hal 26
jelas tidak sesuai
dengan
pelaksanaan
11 Peta wilayah Terpampang Tidak Tidak ada … Hal 26
kerja terpampang,tapi
didokumentasikan
12 Denah Ada dan Ada, tidak Tidak ada … Hal 26
bangunan/ruang terpampang terpampang
an/lokasi
13 Kawasan bebas Benar benar Masih ada tempat Tidak ada … Hal 26
rokok bebas rokok untuk merokok kawasan
bebas rokok
14 Papan nama Ada dan sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada … Hal 26
ruangan sesuai
jenis
layanannya
15 Hak dan Terpampang Tidak Tidak ada … Hal 27
kewajiban terpampang,tapi
pasien didokumentasikan
16 Hak dan Tertulis dan bisa Tidak Tidak ada … Hal 27
kewajiban diketahui oleh terpampang,tapi
penyedia penyedia layanan didokumentasikan
layanan dan pengunjung dan diketahui
penyedia layanan
17 SOP loket dan >80% SOP ada 40-80% SOP ada <40% SOP … Hal 28
Tata Usaha ada
18 Data dasar Ada, sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada … Hal 38
Puskesmas
19 Surat Ada dokumen Ada Tidak ada … Hal 37
Pendelegasian dan benar dokumen,tetapi
Pengobatan salah
Dasar
20 Penyimpanan Disimpan Disimpan, tidak Tidak … Hal 36
informed bersama rekam bersama rekam disimpan
consent medik pasien medik pasien
21 Indikator Seluruh indikator Sebagian Tidak ada … Hal 37
Kinerja kinerja program indikator kinerja perencanaan
Program ada perencanaan program ada pencapaian
pencapaian perencanaan
pencapaian
Proses …
22 Pencatatan >80% pencatatan 40- 80% <40% … Hal 40
manajemen ada pencatatan ada pencatatan
ada
23 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
manajemen ada pelaporan ada pelaporan
ada
24 Evaluasi kinerja Dilakukan setiap Tiap 3 bulan Tidak tentu … Hal 54
program bulan
194
25 Rencana Usulan Ada RUK 2 Ada, RUK 1 Tidak ada … Hal 53
Kegiatan tahun terakhir tahun terakhir
(RUK)
26 Rencana Ada RPK/POA 2 Ada, RPK/POA 1 Tidak ada … Hal 54
Pelaksanaan tahun terakhir tahun terakhir
Kegiatan
(RPK/POA)
27 Lokakarya mini 10-12 kali/tahun, 5-9 kali/tahun, 1-4 … Hal 55
bulanan ada dokumen ada dokumen kali/tahun
ada
dokumen
28 Lokakarya mini 4 kali/tahun ada 2-3 kali/tahun 1 kali/tahun … Hal 56
tribulanan dokumen
(lintas sektor)
29 Dokumen Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 40
undangan lengkap
Lokmin, daftar
hadir dan
notulen Lokmin
30 Visualisasi data 6 Upaya Wajib 4-5 Upaya Wajib 0-3 Upaya … Hal 40
cakupan Puskesmas Puskesmas Wajib
kegiatan pokok Puskesmas
tahun lalu
31 Laporan Ada selama 2 Ada, hanya Tidak ada … Hal 40
tahunan tahun terakhir setahun terakhir
Total Skor Pencapaian Manajemen Operasional (A1) ….
A2 Manajemen Mutu
1 SK Tim Ada, dan Ada, tidak Tidak ada … Hal 58
Manajemen dilaksanakan dilaksanakan
Mutu
2 Survei Dilakukan tiap 6 Dilakukan setiap Tidak … Hal 58
Kepuasan bulan tahun dlakukan
Masyarakat
3 Rata- rata 80-100 40-79 1-39 … Hal 58
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
(IKM)
4 Dokumen Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 58
Survei dan lengkap
Pengolahan
Data
5 Tindak lanjut Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 58
hasil survey lengkap
IKM
6 Sarana Ada, lengkap Ada, tidak ada Tidak ada … Hal 60
pengaduan dengan SOP dan SOP dan kotak
(Kotak penanggungjawa penanggungjawab pengaduan
pengaduan, unit b dan ATK
pengaduan, nya
telpon, email
dll)
7 SOP PPI >80% SOP ada 40-80% SOP ada <40% SOP … Hal 28
ada
Proses …
8 Dokumen Lengkap dan ada Tidak lengkap Tidak ada … Hal 60
Pengelolaan tindak lanjut dan tidak ada
Pengaduan tindak lanjut
9 Dokumen Dokumen Dokumen tidak Tidak ada … Hal 64
195
Pemantauan/pe lengkap lengkap dan tidak
nilaian standar melakukan
Puskesmas
10 Dokumenn Dokumen Dokumen tidak Tidak ada … Hal 65
pemantauan/pe lengkap lengkap dan tidak
nilaian kinerja melakukan
Puskesmas
11 Dokumen Dokumen Dokumen tidak Tidak ada … Hal 61
Pemantauan lengkap lengkap dan tidak
PPI melakukan
12 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
13 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
14 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
B SUMBER DAYA
B1 Bangunan Dan Ruang
Input
1 Luas lahan 400-500 m2, 250-399 m2, <250 m2, … Hal 66
2 Luas bangunan 244-305 m2 153-243 m2 <153 m2 … Hal 67
3 Air mengalir 5-6 ruang ada air 3-4 ruang 1-2 ruang … Hal 81
pada ruang mengalir ada air mengalir ada air
UGD, tindakan, mengalir
persalinan, poli
umum, poli
gigi, poli KIA-
KB
4 Jumlah dan … Hal 66
ada, kurang ada, tidak
fungsi kamar ada, fungsi baik
berfungsi baik berfungsi
mandi/ WC
5 Kondisi Baik Rusak ringan Rusak … Hal 66
bangunan sedang /berat
6 Luas ruangan >80% ruang 40-80% ruang <40% ruang … Hal 66
memenuhi memenuhi memenuhi
standar standar standar
7 Kondisi ruang >80% ruang tidak 40- 80% ruang <40% ruang … Hal 66
memenuhi tidak memenuhi tidak
standar/rusak standar/rusak memenuhi
standar/rusa
k
8 Kebersihan Bersih Kurang bersih Kotor … Hal 66
ruangan
9 Ventilasi >20% luas lantai <20% luas lantai Tidak ada … Hal 66
ruangan
10 Sarana ada, berfungsi ada, berfungsi ada, tidak … Hal 81
Pengolahan baik tidak baik berfungsi
Limbah Padat
11 Sarana ada, berfungsi ada, berfungsi ada, tidak … Hal 81
Pengolahan baik tidak baik berfungsi
Limbah Cair
Proses
12 Pengelolaan ada, dikelola ada, dikelola Tidak … Hal 81
limbah padat dengan baik kurang baik dikelola
13 Pengelolaan ada, berfungsi ada, berfungsi ada, tidak … Hal 81
limbah cair baik tidak baik berfungsi
Total Skor Pencapaian Bangunan dan Ruang (B1) …
196
B2 Ketenagaan
Input
1 Standar tenaga Ada, Kepala TU Ada, Kepala TU Tidak ada … Hal 81
Puskesmas melakukan tidak melakukan standar
analisa analisa
2 Jumlah tenaga 36-46 orang 18-35 orang <18 orang … Hal 81
3 Standar 13-20 orang 7-12 orang 0-6 orang … Hal 81
kompetensi memenuhi memenuhi memenuhi
tambahan standar standar standar
(pelatihan)
4 SOP 5-16 SOP 3-4 SOP 0-2 SOP … Hal 28
Ketenagaan
5 Data Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
ketenagaan lengkap
6 File Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
Kepegawaian lengkap
7 Dokumen Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
rencana lengkap
kerja/program
kerja
8 Dokumen Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
rencana lengkap
pengembangan
pegawai
9 Data STR dan Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
SIP tenaga lengkap
medis
10 Data SIP/STR, Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
SIB/STR lengkap
paramedis
11 Data pelatihan Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada … Hal 40
yang pernah lengkap
diikuti pegawai
Proses …
12 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
13 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
14 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
15 Perencanaan Ada, file lengkapAda, file tidak Tidak ada … Hal 52
lengkap
16 Evaluasi kinerja Ada, setiap Ada, setiap Tidak ada/ … Hal 54
tribulan, ada 6 bulan – 1th, Tidak ada
bukti ada bukti bukti
Total Skor Pencapaian Ketenagaan (B2) …
B3 Peralatan
Input
1 Daftar Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 40
inventaris alat lengkap
2 Data alkes Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 40
Puskesmas lengkap
197
3 Daftar Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 40
inventaris lengkap
kendaraan
dinas
4 Standar alat Ada, koordinator Ada, tapi Tidak ada … Hal 86
Puskesmas alat mengetahui koordinator alat
tidak mengetahui
5 Penanggung Ada SK dan Ada SK dan Tidak ada … Hal 81
jawab alkes uraian tugas tidak ada uraian SK dan
tugas uriaan tugas
6 Pemenuhan >80% memenuhi 40-80% <40% … Hal 86
standar alkes standar memenuhi memenuhi
standar standar
7 Fungsi alat >80% berfungsi 40-80% <40% tidak … Hal 81
kesehatan baik berfungsi baik berfungsi
baik
8 Kebersihan >80% bersih 40-80% bersih <40% bersih … Hal 81
peralatan
9 SOP peralatan >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
10 Prosedur Ada, sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada … Hal 28
Pemakaian prosedur prosedur
Alat
Proses
11 Pemantauan Dilakukan, Dilakukan, l tiap Tidak ada … Hal 81
alkes dan minimal tiap 3 6 bulan
kondisi alkes bulan
Puskesmas
12 Pemeliharaan terjadwal dan Tidak terjadwal Tidak ada … Hal 81
peralatan/ dilakukan dan dilakukan
kalibrasi minimal 1 minimal 1 kali
kali setahun setahun
Total Skor Pencapaian Peralatan ….
(B3)
198
199
9 Lemari Ada, berkunci Ada, tidak Tidak ada … Hal 92
narkotika berkunci
berkunci
10 Resep Ada ,lengkap Ada,, tidak Tidak ada … Hal 81
lengkap
11 Label obat cair, Ada , lengkap Ada, benar, tetapi Tidak … Hal 81
padat dan obat dan benar tidak lengkap ada/ada
luar tetapi salah
12 Ketersediaan >80% ada 40-80% ada <40% ada …
obat
13 SOP Pelayanan >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
kefarmasian
14 SOP Gudang >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
Obat
15 Indikator Pemegang Sebagian petugas Tidak tahu … Hal 38
kinerja program program dan kamar obat tidak
semua petugas tahu
kamar obat tahu
Proses
16 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% … Hal 122
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
17 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% … Hal 122
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
18 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
19 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
20 Data >80% ada 40-80% ada <40% ada … Hal 40
pelaksanaan
pelayanan
kefarmasian
21 Evaluasi Dilaksanakan tiap Dilaksanakan
Dilaksanaka … Hal 54
pelayanan bulan dan tidak tiap bulann tiap 6
kefarmasian terdokumentasi dan bulan dan
dengan jadwal terdokumentasi
terdokument
tertentu dan ada dengan jadwalasi dengan
tindak lanjut tertentu dan ada jadwal
tindak lanjut
tertentu dan
ada tindak
lanjut
Total skor pencapaian Pelayanan Kefarmasian dan Obat (B4) …
B5 Keuangan
Input
1 SOP Keuangan >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
Proses …
2 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
Bendahara ada pencatatan ada pencatatan
penerimaan ada
3 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
Bendahara ada pelaporan ada pelaporan
Penerimaan ada
4 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
Bendahara ada
Penerimaan
200
5 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
Bendahara ada pencatatan ada pencatatan
pengeluaran ada
6 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
Bendahara ada pelaporan ada pelaporan
pengeluaran ada
7 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
Bendahara ada
Pengeluaran
8 Pemantauan Ada, setiap bulan ada, setiap 3 Tidak teratur … Hal 11
keuangan oleh bulan dipantau
Kepala
Puskesmas
9 Rencana Ada, selama 2 Ada, selama 1 Tidak ada … Hal 52
Anggaran tahun tahun
tahunan,
bulanan
Total skor Keuangan (B5) …
C PELAYANAN KESEHATAN
C1 Upaya Promosi Kesehatan
Input
1 Uraian tugas Ada, ada Ada, tidak ada Tidak ada … Hal 11
dokumen dokumen
2 Ruangan Ada ruang Ada ruang , Ada ruang , … Hal 66
Promkes khusus,luas > 9 bergabung dgn bergabung
m2 ruang lain ,luas dgn ruang
>9 m2 lain , luas <
9 m2
3 Sarana 10 - 15 jenis alat 5-9 jenis alat ada < 5 jenis alat … Hal 93
Penyuluhan ada dan dan berfungsi ada dan
berfungsi berfungsi
201
12 Pembinaan > 4 x jumlah 2 - 3 x jumlah 1 x jumlah … Hal 128
Desa/ Desa Siaga & Desa Siaga & Desa
Kelurahan Poskesdesnya , Poskesdesnya , Siaga/Poskes
Siaga Aktif & ada bukti ada bukti des atau
Poskesdesnya tidak ada
bukti
13 Pengukuran Dilakukan Dilakukan Tidak … Hal 128
Pentahapan setahun sekali, setahun sekali, dilakukan
Desa/ 100 % Desa, ada 80% - <100 % setiap tahun
Kelurahan bukti, direkap/ Desa, ada atau tidak
Siaga Aktif dianalisa bukti,belum ada bukti
direkap/dianalisa
14 Pengkajian Dilakukan Dilakukan Pengkajian … Hal 128
PHBS rumah setahun sekali pd setahun sekali pd tidak
tangga 20 % KK, ada < 20% KK , Ada dilakukan
bukti survey , bukti setiap tahun
dianalisa survey,belum atau tidak
dianalisa ada bukti
15 Intervensi dan >6 x Total >2 - <6 x Total <2 x Total … Hal 128
Penyuluhan Posyandu, ada Posyandu, Posyandu
PHBS pada bukti ada bukti atau tidak
Kelompok ada bukti
Rumah Tangga
202
23 Pengukuran Dilakukan Dilakukan Tidak … Hal 128
Tingkat setahun sekali, setahun sekali, 80 dilakukan
Perkembangan 100 % Poskesdes, - 99 % Poskesdes setiap tahun
Poskesdes ada bukti, ada bukti, atau tidak
direkap/ Belum direkap/ ada bukti
dianalisa dianalisa
24 Pengembangan Ada 3-6 UKBM Ada 1-2 UKBM Tidak ada … Hal 128
UKBM lain lain yang lain yang UKBM lain
sesuai kondisi dikembangkan, dikembangkan, yang
lokal (Posyandu ada bukti ada bukti dikembangk
Lansia , an atau tidak
Poskestren, ada bukti
SBH, Pos
UKK,Polindes,
Posbindu PTM,
dll)
25 Penyuluhan >20% dari jml 17,5%-<20 %, < 17,5 %, … Hal 128
Napza seluruh ada bukti atau tidak
penyuluhan ada bukti
kesehatan, ada
bukti
26 Frekuensi >12 x jml 5 - 11 x jml 1 - 4 x jml … Hal 128
Penyuluhan Petugas penyuluh petugas penyuluh petugas
kelompok/radio penyuluh
sentral tentang
Kesehatan di
dalam gedung
Puskesmas
27 Rencana/jadwal Ada, Ada, tidak Tidak ada …
kegiatan dilaksanakan dilaksanakan atau tidak
sesuai rencana sesuai rencana ada bukti
29 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
30 Pelaporan 80-100% 40-80% <40% … Hal 40
pelaporan ada pelaporan ada pelaporan
ada
31 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
32 Evaluasi kinerja Ada,,setiap Ada, setiap Tidak ada/ … Hal 54
program tribulan, ada 6 bulan – 1th, Tidak ada
bukti ada bukti bukti
Total skor pencapaian Upaya Promosi Kesehatan (C1) …
203
5 Kompetensi minimal DIII minimal tidak … Hal 81
tenaga kesling Kesehatan D1 Kesehatan mempunyai
Lingkungan Lingkungan/SPP ijazah
H sarjana/
DIII
Kesling, D-1
Kesling
6 Indikator Seluruh Sebagian Tidak ada … Hal 37
Kinerja pemegang pemegang yang
Program program program tidak mengetahui
mengetahui mengetahui indikator
indikator kinerja kinerja
7 SOP Kesling 4 -5 SOP 2 -3 SOP 0 -1 SOP … Hal 28
Proses
8 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% <40% … Hal 131
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
9 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% <40% … Hal 131
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
10 Rencana Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada … Hal 52
kegiatan lengkap tidak lengkap
11 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
12 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
13 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
14 Evaluasi kinerja Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada … Hal 54
program lengkap,tiap tidak
bulan lengkap ,tidak
tiap bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Kesehatan Lingkungan (C2) ….
204
9 Indikator Seluruh Sebagian Tidak ada … Hal 37
Kinerja pemegang pemegang yang
Program program program tidak mengetahui
mengetahui mengetahui indikator
indikator kinerja kinerja
10 SOP KIA-KB >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
Proses
11 Kegiatan dalam >80% kegiatan 80-100% <40% … Hal 132
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
12 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% … Hal 132
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
13 Informed Dilakukan dan Dilakukan, tidak Tidak … Hal 36
consent disimpan dengan disimpan dengan dilakukan
benar benar
14 Pemetaan Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …
Hal 132
sasaran KIA lengkap
15 Rencana Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …
Hal 52
kegiatan lengkap tidak lengkap
16 Pencatatan 80-100% 40-80% <40% …
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan Hal 40
ada
17 Pelaporan 80-100% 40-80% <40% …
pelaporan ada pelaporan ada pelaporan Hal 40
ada
18 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …
Hal 40
ada
19 Evaluasi kinerja Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …
program lengkap,tiap bulan tidak
Hal 54
lengkap ,tidak
tiap bulan
Total skor pencapaian Upaya KIA-KB (C3.1) …
205
Masyarakat
Proses
8 Kegiatan dalam 8-10 kegiatan 4-7 kegiatan 0-3 kegiatan … Hal 134
gedung yang
dilaksanakan
9 Kegiatan luar 11-14 kegiatan 6-10 kegiatan 0-5 kegiatan … Hal 134
gedung yang
dilaksanakan
10 Pemetaan Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak Ada … Hal 134
Kadarzi lengkap tidak lengkap
11 Rencana Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak Ada … Hal 52
kegiatan Gizi lengkap tidak lengkap dokumen,
12 Pencatatan Gizi >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
13 Pelaporan Gizi >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
14 Visualisasi Data >80% data ada 40-80% data <40% data … Hal 40
ada ada
15 Evaluasi kinerja Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak ada … Hal 54
program gizi lengkap,tiap bulan tidak lengkap dokumen,
dan atau tidak
tiap bulan
Total skor pencapaian Upaya Gizi Masyarakat (C4) …
206
kinerja
207
dilaksanakan
C6 Upaya Pengobatan
C6 Upaya Pengobatan di Poli Umum
a
Input
1 Alur pelayanan Ada, jelas Ada, tidak jelas Tidak ada … Hal 26
2 Kompetensi dokter Dokter dan atau Hanya …
pemeriksa perawat dengan Perawat,
surat dengan atau
pelimpahan tanpa surat Hal 80
tugas dan pelimpahan
wewenang tugas dan
wewenang
3 Luas poli >12 m2 9 -12 m2, < 9 m2, … Hal 66
4 Kebersihan , bersih dan kurang bersih kondisi … Hal 66
ruang terawat dan cukup kotor
terawat
5 Tempat sampah Ada ketiganya Hanya 1 atau 2 Tidak ada …
medis, non dan bertulisan yang bertulisan
Hal 101
medis dan
safety box
6 Tempat cuci Ada 3-4 lengkap Ada 2 lengkap Ada 2 …
tangan/wastafel lengkap
(dalam poli, air
mengalir, kran Hal 66
siku, SOP
ditempel di
dinding)
7 Peralatan poli >80% jenis alat 40-80% jenis <40% jenis … Hal 101
umum tersedia dan alat tersedia dan alat tersedia
berfungsi berfungsi dan
berfungsi i
8 Daftar obat >80% ada 40 -80% ada <40% ada … Hal 80
yang dipakai
9 Indikator Seluruh pemegang Sebagian Tidak ada … Hal 38
Kinerja Program program pemegang yang
Pengobatan mengetahui program tidak mengetahui
mengetahui
10 SOP Pengobatan >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
Proses
11 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% <40% … Hal 135
gedung yang kegiatan kegiatan
208
dilaksanakan
209
Dokter PPGD dokter PPGD dokter
210
dan sterilisasi)
Proses
11 Proses Sesuai SOP Sebagian tidak Tidak sesuai … Hal 61
pembersihan, sesuai SOP SOP
dekontaminasi
dan sterilisasi
alat gigi
12 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% <40% … Hal 140
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
13 Kegiatan luar 2 kegiatan 1 kegiatan 0 kegiatan … Hal 140
gedung yang
dilaksanakan
14 Pengisian Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada … Hal 35
Rekam medis lengkap
211
15 Rencana Ada, sesuai Ada, tidak Tidak ada … Hal 52
kegiatan sesuai
16 Pencatatan gilut >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
17 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
18 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
19 Evaluasi kinerja Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan Ada, tiap 6 … Hal 54
program bulan
Total skor pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut …
(C6c)
C6 Upaya Laboratorium
d
Input
1 Luas ruang >12m2 6-11 m2 0-5 m2 … Hal 66
laboratorium
2 Kebersihan Bersih Kurang bersih Kotor … Hal 66
ruang
laboratorium
3 Pengelolaan Ada SPAL tidak Tidak ada … Hal 81
limbah cair SPALberfungsi berfungsi baik
ruang baik dan atau dan atau MOU
laboratorium MOU pembuangan
pembuangan limbah medis
limbah medis
4 Tempat sampah Semua ada dan Hanya 1-2 yang Tidak ada … Hal 111
medis dan non bertulisan ada dan
medis serta lengkap bertulisan
safety box lengkap
5 Tenaga laborat 1 orang Analis 1 orang Analis Tidak … Hal 81
kesehatan dengan kesehatan, belum ada/bukan
pelatihan pernah pelatihan analis
6 Jumlah >80% 40-80% <40% … Hal 141
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
laboratorium
yang
dilaksanakan
7 Peralatan >80% jenis 40 - 80% <40% … Hal 112
laboratorium berfungsi Memenuhi Memenuhi
standar standar
8 Alat Memenuhi Kurang Tidak … Hal 112
Perlindungan standar memenuhi memenuhi
Diri /jas lab standar standar
lengan panjang
9 Ketersediaan Ada, lengkap Ada ,sebagian Tidak ada … Hal 112
reagen
10 Indikator pemegang Sebagian Tidak ada … Hal 37
kinerja program program pemegang yang
laboratorium laboratorium program program mengetahui
mengetahui laboratorium ndikator
tidak mengetahui kinerja
indikator kinerja program
laboratorium
11 SOP >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP … Hal 28
laboratorium
Proses
12 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% … Hal 141
212
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
13 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% … Hal 140
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
14 Rencana Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada … Hal 52
kegiatan lengkap tidak lengkap
15 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
16 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
17 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
18 Evaluasi Ada dokumen, Ada dokumen, Ada … Hal 54
program lengkap,tiap lengkap,tidak dokumen,
laboratorium bulan tiap bulan tidak
berkala lengkap
Total Skor Pencapaian Upaya Pelayanan Laboratorium (C6d) ….
213
REKAPITULASI DAN PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR PUSKESMAS RAWAT
JALAN
Sub total
(d)=Skor
Skor Skor Pencapaian
No Uraian Pencapaian tertinggi Bobot dibagi skor
(a) (b) (c) tertinggi di kali
Bobot
d =(a : b) X c
A Manajemen
1. Manajemen operasional ............ 62 10 .............
2. Manajemen mutu ........... 28 10 ...........
B Sumber daya
1. Bangunan ………. 26 6 ……….
2. Ketenagaan ............. 32 6 .............
3. Peralatan ............. 24 6 .............
4. Pelayanan Kefarmasian ............. 42 6 .............
5. Keuangan ............. 18 6 .............
C Upaya Pelayanan Kesehatan
1. Upaya Promosi Kesehatan ............. 64 8 .............
2. Upaya Kesehatan Lingkungan ............. 28 8 .............
3. Upaya KIA-KB 38 8 ……….
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat ............. 30 8 .............
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan .............
Penyakit
a) Upaya Pencegahan Penyakit ............. 34 4
b) Upaya Pemberantasan Penyakit ............. 20 4 .............
6. Upaya Pelayanan Medik Dasar
a) Upaya Pengobatan ............. 38 4 .............
b) Upaya Penanganan Kegawatdaruratan ............. 52 3 .............
c) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut ............. 38 2 .............
d) Upaya Laboratorium ............. 36 1 .............
Total Skor Penilaian Standar Puskesmas Rawat Jalan 100 .............
Tim Penilai
1............................................. 3.............................................
2............................................. 4.............................................
214
Keterangan Rekapitulasi Penilaian Standar Puskesmas Rawat Jalan:
1. Kolom skor Pencapaian diisi oleh Puskesmas (self assesment)
2. Kolom verifikasi dapat diisi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur
3. Subtotal A1 (Manajemen Operasional) adalah skor pencapaian manajemen
operasional dibagi dengan skor tertinggi (62) kemudian dikalikan bobot 10
(sepuluh)
4. Subtotal A2 (Manajemen Mutu) adalah skor pencapaian Manajemen Mutu dibagi
dengan skor tertinggi (28) dan dikalikan bobot 10 (sepuluh)
5. Subtotal B1 (Bangunan dan Ruang) adalah skor pencapaian Bangunan dan ruang
dibagi dengan skor tertinggi (26) dan dikalikan bobot 6 (enam).
6. Subtotal B2 (Ketenagaan) adalah skor pencapaian Ketenagaan dibagi dengan skor
tertinggi (32) dan dikalikan bobot 6 (enam).
7. Subtotal B3 (Peralatan) adalah skor pencapaian Peralatan dibagi dengan skor
tertinggi (24) dan dikalikan bobot 6 (enam).
8. Subtotal B4 (Pelayanan Kefarmasian dan Obat) adalah skor pencapaian Obat dan
Pelayanan Kefarmasian dibagi dengan skor tertinggi (42) dan dikalikan bobot 6
(enam).
9. Subtotal B5 (Keuangan) adalah skor pencapaian Keuangan dibagi dengan skor
tertinggi (18) dan dikalikan bobot 6 (enam).
10. Subtotal C1 (Upaya Promosi Kesehatan) adalah skor pencapaian Upaya Promosi
Kesehatan dibagi dengan skor tertinggi (64) dan dikalikan bobot 7 (tujuh).
11. Subtotal C2 (Upaya Kesehatan Lingkungan) adalah skor pencapaian Upaya
Kesehatan Lingkungan dibagi dengan skor tertinggi (28) dan dikalikan bobot 7
(tujuh).
12. Subtotal C3 (Upaya Kesehatan KIA-KB) adalah skor pencapaian Upaya Kesehatan
KIA-KB dibagi dengan skor tertinggi (38) dan dikalikan bobot 7 (tujuh).
13. Subtotal C4 (Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat) adalah skor pencapaian Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat dibagi dengan skor tertinggi (30) dan dikalikan bobot 7
(tujuh).
14. Subtotal C5a (Upaya Pencegahan Penyakit) adalah skor pencapaian Upaya
Pencegahan Penyakit dibagi dengan skor tertinggi (34) dan dikalikan bobot 4
(empat).
15. Subtotal C5b (Upaya Pemberantasan Penyakit) adalah skor pencapaian Upaya
Pemberantasan Penyakit dibagi dengan skor tertinggi (20) dan dikalikan bobot 4
(empat).
16. Subtotal C6a (Upaya Pengobatan) adalah skor pencapaian Upaya Pengobatan
dibagi dengan skor tertinggi (38) dan dikalikan bobot 4 (empat).
17. Subtotal C6b (Upaya Penanganan Kegawatdaruratan) adalah skor pencapaian
Upaya Penanganan Kegawatdaruratan dibagi dengan skor tertinggi (52) dan
dikalikan bobot 3 (tiga).
18. Subtotal C6c (Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut) adalah skor pencapaian Upaya
Pengobatan Gigi dan Mulut dibagi dengan skor tertinggi (38) dan dikalikan bobot 2
(dua).
19. Subtotal C6d (Upaya Pelayanan Laboratorium) adalah skor pencapaian Upaya
Pelayanan Laboratorium dibagi dengan skor tertinggi (36) dan dikalikan bobot 1
(satu).
Standar Nilai Capaian Tiap Program Untuk Penilaian Standar Puskesmas Rawat Jalan Tahun 20..
215
P2 Pelayanan Medik Dasar
Manajemen Sumber Daya
M. KIA
M. Obat & Promkes Kesling Gizi Pencegahan Pemberantasan
operasion Bangunan Tenaga Alat Keuangan KB Pengob Gadar Gilut Lab
mutu Kefarmasian Peny Peny
al
Nilai
10 10 6 6 6 6 6 7 7 7 7 4 4 4 3 2 1
tertinggi(B)
Nilai baik 4.8 -
8-10 8-10 4.8 -6 4.8 -6 4.8 -6 4.8 -6 5.6-7 5.6-7 5.6-7 5.6-7 3.2-4 3.2-4 3.2-4 2.4-3 1.6-2 0.8-1
bila >80% 6
216
Lampiran 13
Penilaian Standar Puskesmas Rawat Inap
Instrumen penilaian standar Puskesmas untuk Puskesmas terdiri dari unsur manajemen
dan administrasi, sumber daya, 6 (enam) Upaya Wajib Puskesmas serta Penilaian Standar
Rawat Inap. Instrumen Penilaian ini dapat dipergunakan oleh pihak yang terkait dengan
pelayanan medik dasar seperti Dinas Kesehatan dan organisasi profesi. Bila dari hasil
penilaian tersebut ditemukan adanya ketidaksesuaian antara apa yang dilaksanakan oleh
sarana kesehatan dan faktor penyebabnya,maka penilai dapat memberikan intervensi guna
peningkatan pengelolaan maupun pengetahuan dan ketrampilan pelaksana sehingga mutu
pelayanannya dapat ditingkatkan.
217
dengan
pelaksanaan
11 Peta wilayah kerja Ada dan Ada, tidak Tidak ada …. Hal 26
terpampang terpampang
12 Denah Ada dan Ada, tidak Tidak ada …. Hal 26
bangunan/ruangan/lo terpampang terpampang
kasi
13 Kawasan bebas Benar benar bebas Masih ada Tidak ada …. Hal 26
rokok rokok tempat untuk kawasan
merokok bebas
rokok
14 Papan nama ruangan Ada dan sesuai Ada, tidak Tidak ada …. Hal 26
sesuai jenis sesuai
layanannya
15 Hak dan kewajiban Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa Tidak ada …. Hal 27
pasien diketahui oleh diketahui oleh
pengunjung pengunjung
16 Hak dan kewajiban Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa Tidak ada …. Hal 27
penyedia layanan diketahui oleh diketahui oleh
pengunjung pengunjung
17 SOP loket dan Tata >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP …. Hal 28
Usaha
18 Data dasar Ada, sesuai Ada, tidak Tidak ada …. Hal 38
Puskesmas sesuai
Proses
19 Surat Pendelegasian Ada dokumen dan Ada Tidak ada …. Hal 37
Pengobatan Dasar benar dokumen,tetapi
salah
20 Penyimpanan Disimpan Disimpan, tidak Tidak …. Hal 36
informed consent bersama rekam bersama rekam disimpan
medik pasien medik pasien
21 Indikator Kinerja Seluruh indikator Sebagian Tidak ada …. Hal 37
Program kinerja program indikator kinerja perencanaa
ada perencanaan program ada n
pencapaian perencanaan pencapaian
pencapaian
22 Pencatatan 3-4 pencatatan 1-2 pencatatan Tidak ada …. Hal 40
manajemen
23 Pelaporan >80 % ada 40 – 80 % ada 1-39 % ada …. Hal 40
manajemen
24 Rencana Usulan Ada RUK 2 tahun Ada, RUK 1 Tidak ada …. Hal 53
Kegiatan (RUK) terakhir tahun terakhir
25 Rencana Ada RPK/POA 2 Ada, RPK/POA Tidak ada …. Hal 54
Pelaksanaan tahun terakhir 1 tahun terakhir
Kegiatan
(RPK/POA)
26 Lokakarya mini 10-12 kali/tahun, 7-9 kali/tahun 1-6 …. Hal 55
bulanan kali/tahun
27 Lokakarya mini 4 kali/tahun 2-3 kali/tahun 1 kali/tahun …. Hal 56
tribulanan (lintas
sektor)
28 Dokumen undangan Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
Lokmin, daftar hadir lengkap
dan notulen Lokmin
29 Visualisasi data 6 Upaya wajib 4-5 Upaya wajib 1-3 Upaya …. Hal 40
cakupan kegiatan wajib
pokok tahun lalu
218
31 Laporan tahunan Ada, selama 2 Ada, hanya Tidak ada …. Hal 40
tahun terakhir setahun terakhir
Total Skor Pencapaian Manajemen Operasional (A1) ….
A2 Manajemen Mutu
1 SK Tim Manajemen Ada, dan Ada, tidak Tidak ada …. Hal 58
Mutu dilaksanakan dilaksanakan
2 Survei Kepuasan Dilakukan tiap Dilakukan setiap Tidak …. Hal 36
Masyarakat 6 bulan tahun dlakukan
3 Rata- rata Indeks 80-100 40-79 1-39 …. Hal 58
Kepuasan
Masyarakat (IKM)
4 Dokumen Survei dan Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 58
Pengolahan Data lengkap
5 Tindak lanjut hasil Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 58
survey IKM lengkap
6 Sarana pengaduan Ada, lengkap Ada, tidak ada Tidak ada …. Hal 37
(Kotak pengaduan, dengan SOP dan SOP dan kotak
unit pengaduan, penanggungjawa penanggungjawab pengaduan
telpon, email dll) b dan ATK
nya
7 SOP PPI >80% SOP 40-80 % SOP <40% SOP …. Hal 28
Proses ….
8 Dokumen Lengkap dan Tidak lengkap dan Tidak ada …. Hal 40
Pengelolaan ada tindak lanjut tidak ada tindak
Pengaduan lanjut
9 Dokumen Dokumen Dokumen tidak Tidak ada …. Hal 40
Pemantauan/penilaia lengkap lengkap dan tidak
n standar Puskesmas melakukan
10 DokumennPemantau Dokumen Dokumen tidak Tidak ada …. Hal 40
an/penilaian kinerja lengkap lengkap dan tidak
Puskesmas melakukan
11 Dokumen Dokumen Dokumen tidak Tidak ada …. Hal 40
Pemantauan PPI lengkap lengkap dan tidak
melakukan
12 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
13 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% …. Hal 40
ada ada pelaporan
ada
14 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
ada
Total Skor Pencapaian Manajemen Mutu (A2) ….
B Sumber Daya
B1 Bangunan Dan Ruang
Input
1 Luas lahan >1000 m2, 500 - 999 m2, <499 m2, …. Hal 66
2 Luas bangunan >437 m2 350 – 437 m2 <350 m2 …. Hal 67
3 Air mengalir pada 5-6 ruang ada 3-4 ruang 1-2 ruang …. Hal 81
ruang UGD, air mengalir ada air mengalir ada air
tindakan, persalinan, mengalir
poli umum, poli gigi,
poli KIA-KB
4 Jumlah dan fungsi 90% > 89% ada, tidak …. Hal 66
kamar mandi/ WC ada, fungsi baik ada, kurang berfungsi
219
berfungsi baik
5 Kondisi bangunan Baik Rusak ringan Rusak …. Hal 66
sedang
/berat
6 Luas ruangan 30-38 ruang 19-29 ruang <19 ruang …. Hal 66
memenuhi memenuhi standar memenuhi
standar standar
7 Kondisi ruang 0-8 ruang tidak 9-19 ruang tidak >19 ruang …. Hal 66
memenuhi memenuhi tidak
standar/rusak standar/rusak memenuhi
standar/rusa
k
8 Kebersihan ruangan Bersih Kurang bersih Kotor …. Hal 66
9 Ventilasi ruangan >20% luas <20% luas lantai Tidak ada …. Hal 66
lantai
10 Sarana Pengolahan 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada, …. Hal 81
Limbah Padat baik fungsi baik fungsi baik
11 Sarana Pengolahan 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada, …. Hal 81
Limbah Cair baik fungsi baik fungsi baik
Proses
12 Pengelolaan limbah 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 81
padat memenuhi memenuhi standar
standar
13 Pengelolaan limbah 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 81
cair memenuhi memenuhi standar
standar
Total Skor Pencapaian Bangunan dan Ruang (B1) ….
B2 Ketenagaan
Input
1 Standar tenaga Ada, Kepala TU Ada, Kepala TU Tidak ada …. Hal 81
Puskesmas melakukan tidak melakukan standar
analisa analisa
2 Jumlah tenaga yang 36 - 46 18-35 <18 …. Hal 81
memenuhi standar
3 Kriteria tenaga >80% 40 - 80% <40% …. Hal 81
memenuhi memenuhi standar memenuhi
standar standar
4 SOP Ketenagaan 4-6 SOP 2-3 SOP 0-1 SOP …. Hal 28
Proses
5 Data ketenagaan Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 81
6 File Kepegawaian Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 40
7 Dokumen rencana Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 40
kerja/program kerja
8 Dokumen rencana Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 40
pengembangan
pegawai
9 Data STR dan SIP Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 40
tenaga medis
10 Data SIP/STR, Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 40
SIB/STR paramedis
11 Data pelatihan yang Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada …. Hal 40
pernah diikuti
pegawai
12 Pencatatan >80% 40-80% <40% … Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
13 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% … Hal 40
ada ada pelaporan
220
ada
Total Skor Pencapaian Ketenagaan (B2) ….
B3 Peralatan
1 Daftar inventaris Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
alat lengkap
2 Data alkes Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
Puskesmas lengkap
3 Daftar inventaris Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
kendaraan dinas lengkap
4 Standar alat Ada, Ada, tapi Tidak ada …. Hal 86
Puskesmas koordinator alat koordinator alat
mengetahui tidak mengetahui
5 Penanggung jawab Ada SK dan Ada SK dan tidak Tidak ada …. Hal 81
alkes uraian tugas ada uraian tugas SK dan
uriaan
tugas
6 Pemenuhan standar >80% 40 - 80% <40% …. Hal 86
alat memenuhi memenuhi standar memenuhi
standar standar
7 Fungsi alat >80% berfungsi 40-80% berfungsi <40% tidak …… Hal 81
kesehatan baik baik berfungsi
baik
8 Kebersihan >80% bersih 40-80% bersih <40% …. Hal 81
peralatan bersih
9 SOP peralatan 5-7 SOP 2-4 SOP 0-1 SOP …. Hal 28
Proses
10 Pemantauan alkes Dilakukan, Dilakukan, l tiap 6 Tidak ada …. Hal 81
dan kondisi alkes minimal tiap 3 bulan
Puskesmas bulan
11 Pemeliharaan terjadwal dan Tidak terjadwal Tidak ada …. Hal 81
peralatan/ kalibrasi dilakukan dan dilakukan
minimal 1 kali minimal 1 kali
setahun setahun
Total Skor Pencapaian Peralatan (B3) ….
221
berkunci berkunci
10 Resep Ada ,lengkap Ada,, tidak Tidak ada …. Hal 122
lengkap
11 Label obat cair, Ada , lengkap Ada, benar, tetapi Tidak …. Hal 122
padat dan obat luar dan benar tidak lengkap ada/ada
tetapi salah
12 Ketersediaan obat >80% ada 40 - 80% ada <40% ada …. Hal 122
13 SOP kefarmasian >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP …. Hal 28
14 SOP Gudang Obat >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP …. Hal 28
Proses
15 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 122
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
16 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 122
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
17 Data kefarmasian >80% ada 40 - 80% ada <40% ada ….
18 Evaluasi pelayanan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanak …. Hal 54
kefarmasian tiap bulan dan tidak tiap bulan an tiap 6
terdokumentasi dan bulan dan
dengan jadwal terdokumentasiterdokumen
tertentu dan ada dengan jadwaltasi dengan
tindak lanjut tertentu dan ada jadwal
tindak lanjut
tertentu dan
ada tindak
lanjut
19 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% … Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
20 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% … Hal 40
ada ada pelaporan
ada
Total skor pencapaian Pelayanan Kefarmasian dan Obat (B4) ……
B5 KEUANGAN
Input
1 SOP Keuangan >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP …. Hal 28
Proses
2 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
Bendahara pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
penerimaan ada
222
Kepala Puskesmas dipantau
9 Rencana Anggaran Ada, selama 2 Ada, selama 1 Tidak ada …. Hal 52
tahunan, bulanan tahun tahun
C PELAYANAN KESEHATAN
C1 Upaya Promosi Kesehatan
Input
1 Uraian tugas Ada, ada Ada, tidak ada Tidak ada …. Hal 11
dokumen dokumen
2 Ruangan Promkes Ada ruang Ada ruang , Ada ruang , …. Hal 66
khusus,luas > 9 bergabung dgn bergabung
m2 ruang lain ,luas dgn ruang
>9 m2 lain , luas <
9 m2
3 Sarana Penyuluhan 10 - 15 jenis alat 5-9 jenis alat ada < 5 jenis …. Hal 93
Kesehatan ada dan dan berfungsi alat ada
berfungsi dan
berfungsi
Proses
10 Kegiatan dalam 7-15 kegiatan 3 - 6 kegiatan 0-2 …. Hal 128
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
223
14 Pengkajian PHBS Dilakukan Dilakukan Pengkajian …. Hal 128
rumah tangga setahun sekali setahun sekali pd tidak
pd 20 % KK, < 20% KK , Ada dilakukan
ada bukti survey bukti setiap tahun
, dianalisa survey,belum atau tidak
dianalisa ada bukti
15 Intervensi dan >6 x Total >2 - <6 x Total <2 x Total …. Hal 128
Penyuluhan PHBS Posyandu, ada Posyandu, Posyandu
pada Kelompok bukti ada bukti atau tidak
Rumah Tangga ada bukti
18 Intervensi dan > 2 x Total ada < 2 x Total Tidak … Hal 128
Penyuluhan PHBS bukti Tempat Umum, melakukan,
pada Tempat Umum ada bukti atau tidak
ada bukti
19 Intervensi dan > 2 x Total < 2 x Total Tidak … Hal 128
Penyuluhan PHBS Tempat Kerja Tempat Kerja, melakukan,
pada ada bukti, ada bukti atau tidak
Tempat Kerja ada bukti
20 Intervensi dan 40 % Ponpes yg 25 – < 40 % < 25 % … Hal 128
Penyuluhan PHBS ada, Ponpes yang ada, Ponpes
pada Pondok Pesantren ada bukti ada bukti yang ada
atau tidak
ada bukti
21 Pembinaan Posyandu 100 % Posyandu 80 - <100% < 80 % … Hal 128
, ada bukti Posyandu , ada Posyandu ,
bukti atau tidak
ada bukti
224
penyuluhan ada bukti
kesehatan, ada
bukti
26 Frekuensi >12 x jml 5 - 11 x jml 1 - 4 x jml … Hal 128
Penyuluhan Petugas petugas penyuluh petugas
kelompok/radio penyuluh penyuluh
sentral tentang
Kesehatan di dalam
gedung Puskesmas
27 Rencana/jadwal Ada, Ada, tidak Tidak ada … Hal 128
kegiatan dilaksanakan dilaksanakan atau tidak
sesuai rencana sesuai rencana ada bukti
28 Pencatatan >80% 40-80% <40% … Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
29 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% … Hal 40
ada ada pelaporan
ada
30 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
31 Evaluasi program Ada, setiap Ada, setiap Tidak ada/ … Hal 54
berkala tribulan, ada 6 bulan – 1th, Tidak ada
bukti ada bukti bukti
Total skor pencapaian Upaya Promosi Kesehatan (C1) ….
4 Jumlah tenaga Ada 1 orang dan Ada, merangkap Tidak ada …. Hal 81
kesling tidak merangkap Tugas
225
10 Rencana kegiatan Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …. Hal 52
lengkap tidak lengkap
11 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
12 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
13 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
ada
14 Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …. Hal 54
berkala lengkap,tiap tidak
bulan lengkap ,tidak
tiap bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Kesehatan Lingkungan (C2) …. ….
226
17 Informed consent Dilakukan dan Dilakukan, tidak Tidak …. Hal 36
KIA-KB disimpan dengan disimpan dengan dilakukan
benar benar
18 Pemetaan sasaran Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 130
KIA-KB lengkap
19 Rencana kegiatan Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …. Hal 52
lengkap tidak lengkap
20 Pencatatan KIA-KB >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
21 Pelaporan KIA- KB >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
22 Visualisasi data KIA- >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
KB ada
23 Evaluasi kinerja Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …. Hal 54
program lengkap,tiap tidak lengkap,
bulan tidak tiap bulan
Total skor pencapaian Upaya KIA-KB (C3.1) ….
227
13 Pelaporan Gizi >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% …. Hal 40
ada ada pelaporan
ada
14 Visualisasi Data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
ada
15 Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak ada …. Hal 54
gizi berkala lengkap,tiap tidak lengkap dan dokumen,
bulan atau tidak tiap
>bulan
Total skor pencapaian Upaya Gizi Masyarakat (C4) ….
228
peningkatan kasus KLB atau tindak
peningkatan lanjut saat
kasus terjadi KLB
atau
peningkata
n kasus
14 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pencatatan ada pencatatan
ada
15 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
16 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
ada
17 Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen, Ada …. Hal 54
berkala mingguan lengkap,tiap lengkap,tidak tiap dokumen,
dan bulanan minggu/bulan minggu//bulan tidak
lengkap
Total skor pencapaian Upaya Pencegahan Penyakit (C5a) ….
229
C6 Upaya Pengobatan
a
Input
1 Luas ruangan poli >12 m2 9 -12 m2 < 9 m2 …. Hal 66
umum
2 Kebersihan ruang Bersih dan Kurang bersih dan Kotor …. Hal 66
poli umum terawat cukup terawat
3 Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis, Tidak ada …. Hal 101
medis sesuai standar tidak sesuai standar
4 Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis, Tidak ada …. Hal 101
non medis sesuai standar tidak sesuai standar
5 Tenaga dokter 2,mempunyai 1,mempunyai Tidak ada …. Hal 81
sertifikat sertifikat
GELS/PPGD/AT GELS/PPGD
LS/BTCLS ATLS/BTCLS
6 Tenaga perawat 2, mempunyai 1,mempu 1, tidak …. Hal 81
sertifikat PPGD yai 1 serti mempunya
& GELS/ATCLS/ fikat PPGD i sertifikat
BTCLS GELS/ATLS/BCL GELS/PPG
S D
7 Jumlah Peralatan Memenuhi Cukup memenuhi Kurang …. Hal 102
standar standar memenuhi
standar
8 Kondisi Peralatan >80% berfungsi 40-80% berfungsi <40% …. Hal 102
baik baik berfungsi
baik
9 Bahan Habis Pakai >80% ada 40 80-% ada <40% ada …. Hal 102
10 Daftar obat yang >80% ada 40-80% ada <40% ada …. Hal 81
dipakai
11 Kode Diagnosa Ada, sesuai ICD Ada, tidak sesuai Tidak ada …. Hal 184
Penyakit X ICD X
12 Indikator Kinerja Seluruh Sebagian Tidak ada …. Hal 37
Program pemegang pemegang program yang
Pengobatan program tidak mengetahui mengetahu
mengetahui i
13 SOP Pengobatan >80% SOP 40-80% SOP <40% …. Hal 28
SOP
Proses
14 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 137
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
15 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 137
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
16 Rekam medis >80% lengkap 40-80 % lengkap <40% …. Hal 35
lengkap
17 Rencana kegiatan Ada dokumen, Ada dokumen, tidak ada …. Hal 52
lengkap tidak lengkap
18 Pencatatan 2 pencatatan 1 pencatatan Tidak ada …. Hal 40
Pengobatan
19 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% …. Hal 40
Pengobatan pelaporan
20 Visualisasi data 4-5 data 2-3 data 1 data …. Hal 40
21 Evaluasi kinerja Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak ada …. Hal 54
program lengkap,tiap lengkap, tiap 3
bulan bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Pengobatan (C6a) ….
230
C6 Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
b
Input
1 Jam buka UGD 24 jam Jam kerja tidak ada …. Hal 23
Puskesmas pelayanan
UGD
2 SOP gawat darurat 11-14 SOP 7-10 SOP 0 - 6 SOP …. Hal 28
3 Luas ruang gawat >20m2 12-19 m2 <12 m2 …. Hal 66
darurat
4 Kebersihan Ruang bersih Kurang bersih Kotor …. Hal 66
Gawat darurat
5 Ambulans gawat 1, perlengkapan 1, perlengkapan Tidak ada …. Hal 81
darurat memenuhi tidak memenuhi
standar standar
6 Ambulans 1, perlengkapan 1, perlengkapan Tidak ada …. Hal 81
operasional memenuhi tidak memenuhi
standar standar
7 Tempat sampah Ada, Ada,tidak tertulis, Tidak ada …. Hal 103
medis tertulis,memenuhi tidak memenuhi
standar standar
8 Tempat sampah Ada, Ada,tidak tertulis, Tidak ada …. Hal `103
non medis tertulis,memenuhi tidak memenuhi
standar standar
9 Pengelolaan Ada, memenuhi Ada, tidak Tidak ada …. Hal 81
limbah UGD standar memenuhi standar
10 Tenaga Dokter >1 1 0 …. Hal 81
11 Kompetensi sertifikat GELS/ Hanya sebagian tidak …. Hal 81
Dokter PPGD dokter mempunyai mempunyai
sertifikat GELS/ sertifikat
PPGD dokter GELS/
PPGD
dokter
12 Tenaga Perawat >4, mempunyai 2-3, tidak semua 1, tidak …. Hal 81
sertifikat PPGD mempunyai mempunyai
perawat /BCLS sertifikat PPGD sertifikat
perawat PPGD
perawat
13 Peralatan medis >80% memenuhi 40-80% memenuhi <40% …. Hal 81
standar standar memenuhi
standar
14 Kondisi peralatan >80% berfungsi 40-80% berfungsi <40% …. Hal 81
baik baik berfungsi
baik
15 Bahan Habis Pakai >80% memenuhi 40-80% memenuhi <40% …. Hal 104
standar standar memenuhi
standar
16 Obat emergensi 14-18 obat 7-13 obat 1-6 obat …. Hal 81
17 Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada …. Hal 37
program kegawat program pemegang program yang
daruratan mengetahui mengetahui mengetahui
Proses
18 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 138
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
19 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 138
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
20 Informed consent Dilakukan dan Dilakukan, tidak Tidak …. Hal 36
disimpan dengan disimpan dengan dilakukan
231
benar benar
21 Rekam medis Ada, diisi Ada, tidak lengkap Sama …. Hal 35
lengkap sekali tidak
lengkap
232
Proses :
11 Proses Sesuai SOP Sebagian tidak Tidak …. Hal 61
pembersihan, sesuai SOP sesuai SOP
dekontaminasi dan
sterilisasi alat gigi
12 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 140
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
13 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 140
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
14 Pengisian Rekam Ada, lengkap Ada, tidak lengkap Tidak ada …. Hal 35
medis
15 Rencana kegiatan Ada, sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada …. Hal 52
16 Pencatatan gilut >80% pencatatan 40-80% pencatatan <40% …. Hal 40
ada ada pencatatan
ada
17 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% …. Hal 40
ada ada pelaporan
ada
18 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
ada
19 Evaluasi kinerja Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan Ada, tiap 6 …. Hal 54
program bulan
Total skor pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi ….
dan Mulut (C6c)
C6 Upaya Laboratorium
d
Input
1 Luas ruang >9 m2 6-8 m2 0-5 m2 …. Hal 66
laboratorium
2 Kebersihan ruang Bersih, Kurang bersih Kotor ….
laboratorium
3 Pengelolaan limbah Ada, memenuhi Ada, tidak Tidak ada …. Hal 81
cair ruang standar memenuhi standar
laboratorium
dengan bukti
IPAL /MOU
Limbah Cair
4 Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis, Tidak ada …. Hal 111
medis dan non lengkap tidak lengkap
medis
5 Tenaga laborat 2 orang, Analis 1 orang Analis Tidak ada …. Hal 81
kesehatan kesehatan
6 Jenis pemeriksaan Memenuhi Kurang memenuhi Tidak …. Hal 141
(hematologi, standar standar memenuhi
urin,faeces, BTA, standar
serologi, kimia
klinik)
233
reagen
234
perawat mempunyai mempunyai yang
sertifikat PPGD sertifikat PPGD mempunya
perawat/BCLS i sertifikat
PPGD
10 Peralatan medis 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 115
Memenuhi memenuhi standar memenuhi
standar standar
11 Bahan Habis Pakai >80% ada 40-80% ada <40% ada …. Hal 115
12 Kecukupan jumlah >80% ada 40-80% ada <40% ada …. Hal 81
Obat
13 Obat emergensi >80% ada 40-80% ada <40% ada …. Hal 81
14 Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada …. Hal 37
rawat inap program pemegang program yang
laboratorium program mengetahu
mengetahui laboratorium tidak i indikator
mengetahui kinerja
indikator kinerja program
laboratoriu
m
15 SOP ruang rawat 3 SOP 2 SOP 0-1 SOP …. Hal 28
inap
16 Proses
17 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 152
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
18 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 152
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
19 Rekam Medis >80% lengkap 40-80% lengkap <40% …. Hal 35
lengkap
20 Jadwal jaga dokter Terpampang, Ada, tidak Tidak ….
dokumen lengkap terpampang, ada,tidak
dokumen lengkap terpampan
g,
dokumen
tidak
lengkap
21 Jadwal jaga Terpampang, Ada, tidak Tidak …. Hal 40
perawat dokumen lengkap terpampang, ada,tidak
dokumen lengkap terpampan
g,
dokumen
tidak
lengkap
22 Rencana kegiatan Ada, sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada …. Hal 52
235
REKAPITULASI DAN PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP
Tim Penilai
1............................................. 3.............................................
2............................................. 4.............................................
236
Keterangan Rekapitulasi Penilaian Standar Puskesmas Rawat Inap:
1. Kolom skor Pencapaian diisi oleh Puskesmas (self assesment)
2. Kolom verifikasi dapat diisi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
3. Subtotal A1 (Manajemen Operasional) adalah skor pencapaian Manajemen
Operasional dibagi dengan skor tertinggi (62) kemudian dikalikan bobot 10
(sepuluh).
4. Subtotal A2 (Manajemen Mutu) adalah skor pencapaian Manajemen Mutu dibagi
dengan skor tertinggi (28) dan dikalikan bobot 10 (sepuluh).
5. Subtotal B1 (Bangunan dan Ruang) adalah skor pencapaian Bangunan dan Ruang
6. dibagi dengan skor tertinggi (26) dan dikalikan bobot 6 (enam).
7. Subtotal B2 (Ketenagaan) adalah skor pencapaian Ketenagaan dibagi dengan skor
tertinggi (26) dan dikalikan bobot 6 (enam).
8. Subtotal B3 (Peralatan) adalah skor pencapaian Peralatan dibagi dengan skor
tertinggi (22) dan dikalikan bobot 6 (enam).
9. Subtotal B4 (Pelayanan Kefarmasian dan Obat) adalah skor pencapaian Obat dan
Pelayanan Kefarmasian dibagi dengan skor tertinggi (40) dan dikalikan bobot 6
(enam).
10. Subtotal B5 (Keuangan) adalah skor pencapaian Keuangan dibagi dengan skor
tertinggi (18) dan dikalikan bobot 6 (enam).
11. Subtotal C1 (Upaya Promosi Kesehatan) adalah skor pencapaian Upaya Promosi
Kesehatan dibagi dengan skor tertinggi (62) dan dikalikan bobot 8 (delapan).
12. Subtotal C2 (Upaya Kesehatan Lingkungan) adalah skor pencapaian Upaya
Kesehatan Lingkungan dibagi dengan skor tertinggi (28) dan dikalikan bobot 8
(delapan).
13. Subtotal C3 (Upaya Kesehatan KIA-KB) adalah skor pencapaian Upaya Kesehatan
KIA-KB dibagi dengan skor tertinggi (48) dan dikalikan bobot 8 (delapan).
14. Subtotal C4 (Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat) adalah skor pencapaian Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat dibagi dengan skor tertinggi (30) dan dikalikan bobot 8
(delapan).
15. Subtotal C5a (Upaya Pencegahan Penyakit) adalah skor pencapaian Upaya
Pencegahan Penyakit dibagi dengan skor tertinggi (34) dan dikalikan bobot 4
(empat).
16. Subtotal C5b (Upaya Pemberantasan Penyakit) adalah skor pencapaian Upaya
Pemberantasan Penyakit dibagi dengan skor tertinggi (20) dan dikalikan bobot 3
(empat).
17. Subtotal C6a (Upaya Pengobatan) adalah skor pencapaian Upaya Pengobatan
dibagi dengan skor tertinggi (42) dan dikalikan bobot 4 (empat).
18. Subtotal C6b (Upaya Penanganan Kegawatdaruratan) adalah skor pencapaian
Upaya Penanganan Kegawatdaruratan dibagi dengan skor tertinggi (58) dan
dikalikan bobot 2 (dua).
19. Subtotal C6c (Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut) adalah skor pencapaian Upaya
Pengobatan Gigi dan Mulut dibagi dengan skor tertinggi (38) dan dikalikan bobot 2
(dua).
20. Subtotal C6d (Upaya Pelayanan Laboratorium) adalah skor pencapaian Upaya
Pelayanan Laboratorium dibagi dengan skor tertinggi (36) dan dikalikan bobot 1
(satu).
21. Subtotal C6e (Upaya Rawat Inap) adalah skor pencapaian Upaya Rawat Inap dibagi
dengan skor tertinggi (52) dan dikalikan bobot 2 (dua).
237
Standar Nilai Capaian Tiap Program Untuk Penilaian Standar Puskesmas Rawat
Inap Tahun 20..
M. KIA
M. Ba- Kefarmasian Promkes Kesling Gizi Pencegah
opera- Tenaga Alat Keuangan KB
mutu ngunan Obat Peny
sional
Nilai
terting- 10 10 6 6 6 6 6 8 8 8 8 4
gi (B)
Nilai
baik bila 4.8 - 6.4-
>80% 8-10 8-10 4.8 -6 4.8 -6 6 4.8 -6 4.8 -6 6.4-8 6.4-8 6.4-8 8 3.2-4
Nilai
cukup
bila
60%- 3.6- 4.8- 4.8-
79% 6-7.99 6-7.99 3.6-4.79 3.6-4.79 4.79 3.6-4.79 3.6-4.79 4.8-6.39 4.8-6.39 6.39 6.39 2.4-3.1
Nilai
kurang
bila < < <
<59% <5.99 <5.99 < 3.59 < 3.59 3.59 < 3.59 < 3.59 < 4,79 < 4,79 4,79 4,79 <2.39
238
Lampiran 14
Penilaian Standar Puskesmas Rawat Inap PONED
Instrumen penilaian standar Puskesmas untuk Puskesmas Rawat Inap terdiri dari unsur
manajemen dan administrasi, sumber daya, 6 (enam) Upaya Wajib Puskesmas, Upaya
Rawat Inap dan upaya Kegawatdaruratan Obstetri Neonatologi. Instrumen Penilaian ini
dapat dipergunakan oleh pihak yang terkait dengan pelayanan medik dasar seperti Dinas
Kesehatan dan organisasi profesi. Bila dari hasil penilaian tersebut ditemukan adanya
ketidaksesuaian antara apa yang dilaksanakan oleh sarana kesehatan dan faktor
penyebabnya, maka penilai dapat memberikan intervensi guna peningkatan pengelolaan
maupun pengetahuan dan ketrampilan pelaksana sehingga mutu pelayanannya dapat
ditingkatkan.
239
dengan
pelaksanaan
11 Peta wilayah Ada dan Ada, tidak Tidak ada …. Hal 26
kerja terpampang terpampang
12 Denah Ada dan Ada, tidak Tidak ada …. Hal 26
bangunan/ruanga terpampang terpampang
n/lokasi
13 Kawasan bebas Benar benar Masih ada Tidak ada …. Hal 26
rokok bebas rokok tempat untuk kawasan
merokok bebas
rokok
14 Papan nama Ada dan sesuai Ada, tidak Tidak ada …. Hal 26
ruangan sesuai sesuai
jenis layanannya
15 Hak dan Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa Tidak ada …. Hal 27
kewajiban pasien diketahui oleh diketahui oleh
pengunjung pengunjung
16 Hak dan Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa Tidak ada …. Hal 27
kewajiban diketahui oleh diketahui oleh
penyedia pengunjung pengunjung
layanan
17 SOP loket dan >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP …. Hal 28
Tata Usaha
18 Data dasar Ada, sesuai Ada, tidak Tidak ada …. Hal 38
Puskesmas sesuai
Proses
19 Surat Ada dokumen dan Ada Tidak ada …. Hal 37
Pendelegasian benar dokumen,tetapi
Pengobatan salah
Dasar
20 Penyimpanan Disimpan Disimpan, tidak Tidak …. Hal 36
informed bersama rekam bersama rekam disimpan
consent medik pasien medik pasien
21 Indikator Kinerja Seluruh indikator Sebagian Tidak ada …. Hal 37
Program kinerja program indikator perencanaa
ada perencanaan kinerja n
pencapaian program ada pencapaian
perencanaan
pencapaian
22 Pencatatan 3-4 pencatatan 1-2 pencatatan Tidak ada …. Hal 40
manajemen
23 Pelaporan >80 % ada 40- 80 % ada <40 % ada …. Hal 40
manajemen
24 Rencana Usulan Ada RUK 2 tahun Ada, RUK 1 Tidak ada …. Hal 53
Kegiatan (RUK) terakhir tahun terakhir
25 Rencana Ada RPK/POA 2 Ada, RPK/POA Tidak ada …. Hal 53
Pelaksanaan tahun terakhir 1 tahun terakhir
Kegiatan
(RPK/POA)
26 Lokakarya mini 10-12 kali/tahun, 7-9 kali/tahun 1-6 …. Hal 55
bulanan kali/tahun
27 Lokakarya mini 4 kali/tahun 2-3 kali/tahun 1 …. Hal 56
tribulanan (lintas kali/tahun
sektor)
28 Dokumen Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
undangan lengkap
Lokmin, daftar
hadir dan
notulen Lokmin
29 Visualisasi data 6 Upaya wajib 4-5 Upaya 1-3 Upaya …. Hal 40
cakupan wajib wajib
240
kegiatan pokok
tahun lalu
A2 Manajemen Mutu
1 SK Tim Ada, dan Ada, tidak Tidak ada … Hal 58
Manajemen dilaksanakan dilaksanakan
Mutu
2 Survei Kepuasan Dilakukan tiap Dilakukan setiap Tidak …. Hal 58
Masyarakat 6 bulan tahun dlakukan
3 Rata- rata Indeks 80-100 40-79 1-39 …. Hal 58
Kepuasan
Masyarakat
(IKM)
4 Dokumen Survei Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 58
dan Pengolahan lengkap
Data
5 Tindak lanjut Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 58
hasil survey lengkap
IKM
6 Sarana Ada, lengkap Ada, tidak ada Tidak ada …. Hal 60
pengaduan dengan SOP SOP dan kotak
(Kotak dan penanggungjawa pengaduan
pengaduan, unit penanggungjaw b dan ATK
pengaduan, ab nya
telpon, email dll)
7 SOP PPI >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP …. Hal 28
Proses
8 Dokumen Lengkap dan Tidak lengkap Tidak ada …. Hal 40
Pengelolaan ada tindak dan tidak ada
Pengaduan lanjut tindak lanjut
9 Dokumen Dokumen Dokumen tidak Tidak ada …. Hal 40
Pemantauan/peni lengkap lengkap dan tidak
laian standar melakukan
Puskesmas
10 DokumennPema Dokumen Dokumen tidak Tidak ada …. Hal 40
ntauan/penilaian lengkap lengkap dan tidak
kinerja melakukan
Puskesmas
11 Dokumen Dokumen Dokumen tidak Tidak ada …. Hal 40
Pemantauan PPI lengkap lengkap dan tidak
melakukan
12 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
13 Pelaporan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pelaporan ada pelaporan ada pelaporan
ada
14 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data …. Hal 40
ada
Total Skor Pencapaian Manajemen Mutu (A2) …
B Sumber Daya
241
B1 Bangunan Dan Ruang
Input
1 Luas lahan >1000 m2, 500 - 999 m2, <499 m2, …… Hal 66
2 Luas bangunan >437 m2 350 – 437 m2 <350 m2 …… Hal 66
3 Air mengalir 5-6 ruang ada 3-4 ruang 1-2 ruang …… Hal 66
pada ruang air mengalir ada air mengalir ada air
UGD, tindakan, mengalir
persalinan, poli
umum, poli gigi,
poli KIA-KB
4 Jumlah dan …… Hal 66
> 89%
fungsi kamar 90% ada, tidak
ada, kurang
mandi/ WC ada,fungsi baik berfungsi
berfungsi baik
5 Kondisi Baik Rusak ringan Rusak …… Hal 66
bangunan sedang
/berat
6 Luas ruangan 30-38 ruang 19-29 ruang <19 ruang …… Hal 66
memenuhi memenuhi memenuhi
standar standar standar
7 Kondisi ruang 0-8 ruang tidak 9-19 ruang tidak >19 ruang …… Hal 66
memenuhi memenuhi tidak
standar/rusak standar/rusak memenuhi
standar/rus
ak
8 Kebersihan Bersih Kurang bersih Kotor …… Hal 66
ruangan
9 Ventilasi >20% luas <20% luas lantai Tidak ada …… Hal 66
ruangan lantai
10 Sarana 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada, ……… Hal 81
Pengolahan baik fungsi baik fungsi baik
Limbah Padat
11 Sarana 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada, ……… Hal 81
Pengolahan baik fungsi baik fungsi baik
Limbah Cair
Proses
12 Pengelolaan 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 81
limbah padat memenuhi memenuhi
standar standar
13 Pengelolaan 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 81
limbah cair memenuhi memenuhi
standar standar
Total Skor Pencapaian Bangunan dan Ruang (B1) ….
B2 Ketenagaan
Input
1 Standar tenaga Ada, Kepala TU Ada, Kepala TU Tidak ada …. Hal 81
Puskesmas melakukan tidak melakukan standar
analisa analisa
2 Jumlah tenaga 36 - 46 18-35 <18 …. Hal 81
yang memenuhi
standar
3 Jumlah tenaga 13-20 7-12 memenuhi 0-6 …. Hal 81
yang memenuhi memenuhi standar memenuhi
standar standar standar
kompetensi
tambahan
(pelatihan)
4 SOP Ketenagaan 5-16 SOP 3-4 SOP 0-2 SOP …. Hal 28
5 Data ketenagaan Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada …. Hal 81
242
lengkap
6 File Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada …. Hal 40
Kepegawaian lengkap
7 Dokumen Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada …. Hal 40
rencana lengkap
kerja/program
kerja
8 Dokumen Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada …. Hal 40
rencana lengkap
pengembangan
pegawai
9 Data STR dan Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada …. Hal 40
SIP tenaga lengkap
medis
10 Data SIP/STR, Ada, lengkap Ada, tdak Tidak ada …. Hal 40
SIB/STR lengkap
paramedis
12 Pencatatan 13-16 7-12 pencatatan 0-11 …. Hal 40
pencatatan pencatatan
13 Pelaporan 10-14 pelaporan 6-9 pelaporan 0-5 …. Hal 40
pelaporan
14 Visualisasi data 2 data 1 data Tidak ada …. Hal 40
15 Perencanaan Ada, file Ada, file tidak Tidak ada …. Hal 52
lengkap lengkap
16 Evaluasi Ada,,setiap Ada, setiap Tidak ada/ …. Hal 54
tribulan, ada 6 bulan – 1th, Tidak ada
bukti ada bukti bukti
Total Skor Pencapaian Ketenagaan (B2) ….
B3 Peralatan
1 Daftar Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
inventaris alat lengkap
2 Data alkes Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
Puskesmas lengkap
3 Daftar Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 40
inventaris lengkap
kendaraan dinas
4 Standar alat Ada, Ada, tapi Tidak ada …. Hal 87
Puskesmas koordinator alat koordinator alat
mengetahui tidak mengetahui
5 Penanggung Ada SK dan Ada SK dan Tidak ada …. Hal 80
jawab alkes uraian tugas tidak ada uraian SK dan
tugas uriaan
tugas
6 Pemenuhan >80% 40-80% <40% …. Hal 86
standar alat memenuhi memenuhi memenuhi
standar standar standar
7 Fungsi alat >80% berfungsi 40-80% <40% tidak …… Hal 81
kesehatan baik berfungsi baik berfungsi
baik
8 Kebersihan >80% bersih 40-80% bersih <40% …. Hal 81
peralatan bersih
9 SOP peralatan >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP …. Hal 28
Proses
10 Pemantauan Dilakukan, Dilakukan, l tiap Tidak ada …. Hal 81
alkes dan minimal tiap 3 6 bulan
kondisi alkes bulan
Puskesmas
11 Pemeliharaan terjadwal dan Tidak terjadwal Tidak ada …. Hal 81
peralatan/ dilakukan dan dilakukan
243
kalibrasi minimal 1 kali minimal 1 kali
setahun setahun
Total Skor Pencapaian Peralatan (B3) ….
244
lanjut
19 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada
pencatatan
ada
20 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
ada
Total skor pencapaian Pelayanan Kefarmasian dan Obat (B4) ……
B5 KEUANGAN
Input
1 SOP Keuangan 4-5 SOP 1-3 SOP Tidak ada …. Hal 28
Proses
2 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
Bendahara pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
penerimaan ada
3 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% ….. Hal 40
Bendahara ada pelaporan ada pelaporan
Penerimaan ada
4 Visualisasi data >80% data 40-80% data <40% data ….. Hal 40
Bendahara
Penerimaan
5 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
Bendahara pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
pengeluaran ada
6 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% ….. Hal 40
Bendahara ada pelaporan ada pelaporan
pengeluaran ada
7 Visualisasi data >80% data 40-80% data <40% data ….. Hal 40
Bendahara
Penerimaan
8 Pemantauan Ada, setiap ada, setiap 3 Tidak …. Hal 40
keuangan oleh bulan bulan teratur
Kepala dipantau
Puskesmas
9 Rencana Ada, selama 2 Ada, selama 1 Tidak ada …. Hal 40
Anggaran tahun tahun
tahunan, bulanan
Total skor pencapaian Keuangan ….
(B5)
C PELAYANAN KESEHATAN
C1 Upaya Promosi Kesehatan
Input
1 Uraian tugas Ada, ada Ada, tidak ada Tidak ada …. Hal 11
dokumen dokumen
2 Ruangan Ada ruang Ada ruang , Ada ruang , …. Hal 66
Promkes khusus,luas > 9 bergabung dgn bergabung
m2 ruang lain ,luas dgn ruang
>9 m2 lain , luas <
9 m2
3 Peralatan 10 - 15 jenis alat 5-9 jenis alat ada < 5 jenis …. Hal 93
Penyuluhan: ada dan dan berfungsi alat ada
berfungsi dan
berfungsi
245
Puskesmas
5 Jumlah topik 6 - 7 topik 3– 5 topik 0 - 2 topik …. Hal 93
media
penyuluhan
6 Jumlah tenaga > 12 orang 4 - 11 orang < 3 orang …. Hal 81
penyuluh
246
Penyuluhan PHBS bukti Tempat Umum, melakukan,
pada Tempat ada bukti atau tidak
Umum ada bukti
19 Intervensi dan > 2 x Total < 2 x Total Tidak …. Hal 128
Penyuluhan PHBS Tempat Kerja Tempat Kerja, melakukan,
pada ada bukti, ada bukti atau tidak
Tempat Kerja ada bukti
20 Intervensi dan 40 % Ponpes yg 25 – < 40 % < 25 % …. Hal 128
Penyuluhan PHBS ada, Ponpes yang ada, Ponpes
pada Pondok ada bukti ada bukti yang ada
Pesantren atau tidak
ada bukti
21 Pembinaan 100 % 80 - <100% < 80 % …. Hal 128
Posyandu Posyandu , ada Posyandu , ada Posyandu ,
bukti bukti atau tidak
ada bukti
22 Pengukuran Dilakukan Dilakukan Tidak …. Hal 128
Tingkat setahun sekali, setahun sekali, 80 dilakukan
Perkembangan 100 % % -<100 % setiap
Posyandu Posyandu, ada Posyandu, ada tahun atau
bukti, bukti, tidak ada
direkap/ Belum direkap/ bukti
dianalisa dianalisa
23 Pengukuran Dilakukan Dilakukan Tidak …. Hal 128
Tingkat setahun sekali, setahun sekali, 80 dilakukan
Perkembangan 100 % - 99 % Poskesdes setiap
Poskesdes Poskesdes, ada ada bukti, tahun atau
bukti, Belum direkap/ tidak ada
direkap/ dianalisa bukti
dianalisa
24 Pengembangan Ada 3-6 UKBM Ada 1-2 UKBM Tidak ada …. Hal 128
UKBM lain lain yang lain yang UKBM lain
sesuai kondisi dikembangkan, dikembangkan, yang
lokal (Posyandu ada bukti ada bukti dikembang
Lansia , kan atau
Poskestren, tidak ada
SBH, bukti
Pos UKK,
Polindes,
Posbindu
PTM,dll)
25 Penyuluhan >20% dari jml 17,5%-<20 %, < 17,5 %, …. Hal 128
Napza seluruh ada bukti atau tidak
penyuluhan ada bukti
kesehatan, ada
bukti
26 Frekuensi >12 x jml 5 - 11 x jml 1 - 4 x jml …. Hal 128
Penyuluhan Petugas petugas penyuluh petugas
kelompok/radio penyuluh penyuluh
sentral tentang
Kesehatan di
dalam gedung
Puskesmas
27 Rencana/jadwal Ada, Ada, tidak Tidak ada …. Hal 128
kegiatan dilaksanakan dilaksanakan atau tidak
sesuai rencana sesuai rencana ada bukti
29 Pencatatan >80% 40-80% <40% …. Hal 40
pencatatan ada pencatatan ada pencatatan
ada
30 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% … Hal 40
ada pelaporan ada pelaporan
247
ada
31 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada <40% data … Hal 40
ada
32 Evaluasi Ada,,setiap Ada, setiap Tidak ada/ … Hal 54
program berkala tribulan, ada 6 bulan – 1th, Tidak ada
bukti ada bukti bukti
Total skor pencapaian Upaya Promosi Kesehatan ….
(C1)
248
Total Skor Pencapaian Upaya Kesehatan Lingkungan (C2) ….
249
program lengkap,tiap tidak lengkap,
bulan tidak tiap bulan
Total skor pencapaian Upaya KIA-KB (C3.1) ….
250
2 Kebersihan Bersih Kurang bersih Kotor …. Hal 66
3 Peralatan 25-32 jenis alat 13-24 jenis alat 0-12 jenis …. Hal 99
ada dan ada dan alat ada
berfungsi berfungsi dan
berfungsi
4 Lemari es buka Ada, suhu Ada, suhu sesuai Sebagian …. Hal 99
atas,thermometer sesuai standar standar tidak ada, suhu
,alat pemantau selama 1 bulan selama 1 bulan tidak
suhu beku 2-8C sesuai
standar
selama 1
bulan
5 Tenaga 1 orang, dengan 1orang, tidak Tidak ada …. Hal 81
Surveillance sertifikasi dengan sertifikasi
(termasuk PTM) pelatihan pelatihan
epidemiologi epidemiologi
6 Tenaga >1 orang, 1orang, tidak Tidak ada …. Hal 81
Imunisasi dengan dengan sertifikat
sertifikat imunisasi
imunisasi
7 Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada …. Hal 37
program program pemegang yang
pencegahan pencegahan program mengetahu
penyakit penyakit pencegahan i ndikator
mengetahui penyakit tidak kinerja
indikator mengetahui program
kinerja program indikator kinerja
251
16 Visualisasi data 80-100% data 40-80% data ada
<40% data …. Hal 40
ada ada
17 Evaluasi Ada dokumen, Ada dokumen, Ada …. Hal 54
program berkala lengkap,tiap lengkap,tidak dokumen,
mingguan dan minggu/bulan tiap tidak
bulanan minggu//bulan lengkap
Total skor pencapaian Upaya Pencegahan Penyakit (C5a) ….
C6 Upaya Pengobatan
a
Input
1 Luas ruangan >12 m2 9 -12 m2 < 9 m2 …. Hal 66
poli umum
2 Kebersihan Bersih dan Kurang bersih Kotor …. Hal 66
ruang poli umum terawat dan cukup
terawat
3 Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak Tidak ada …. Hal 101
medis sesuai standar tertulis, tidak
sesuai standar
4 Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak Tidak ada …. Hal 101
252
non medis sesuai standar tertulis, tidak
sesuai standar
5 Tenaga dokter 2,mempunyai 1,mempunyai Tidak ada …. Hal 80
sertifikat sertifikat
GELS/PPGD/A GELS/PPGD
TLS/BTCLS ATLS/BTCLS
6 Tenaga perawat 2, mempunyai 1,mempu 1, tidak …. Hal 80
sertifikat PPGD yai 1 serti mempunya
& fikat PPGD i sertifikat
GELS/ATCLS/ GELS/ATLS/BC GELS/PPG
BTCLS LS D
7 Jumlah Peralatan Memenuhi Cukup Kurang …. Hal 101
standar memenuhi memenuhi
standar standar
8 Kondisi >80% berfungsi 40-80% <40% …. Hal 101
Peralatan baik berfungsi baik berfungsi
baik
9 Bahan Habis >80% ada 40-80% ada <40% ada …. Hal 101
Pakai
10 Daftar obat yang >80% ada 40-80% ada <40% ada …. Hal 80
dipakai
11 Kode Diagnosa Ada, sesuai ICD Ada, tidak sesuai Tidak ada ….
Penyakit X ICD X
12 Indikator Kinerja Seluruh Sebagian Tidak ada …. Hal 38
Program pemegang pemegang yang
Pengobatan program program tidak mengetahu
mengetahui mengetahui i
253
2 SOP gawat 11-14 SOP 7-10 SOP 0 - 6 SOP …. Hal 28
darurat
3 Luas ruang >20m2 12-19 m2 <12 m2 …. Hal 66
gawat darurat
4 Kebersihan bersih Kurang bersih Kotor …. Hal 66
Ruang Gawat
darurat
5 Ambulans gawat 1, perlengkapan 1, perlengkapan Tidak ada …. Hal 81
darurat memenuhi tidak memenuhi
standar standar
6 Ambulans 1, perlengkapan 1, perlengkapan Tidak ada …. Hal 81
operasional memenuhi tidak memenuhi
standar standar
7 Tempat sampah Ada, Ada,tidak Tidak ada …. Hal 103
medis tertulis,memenu tertulis, tidak
hi standar memenuhi
standar
8 Tempat sampah Ada, Ada,tidak Tidak ada …. Hal 103
non medis tertulis,memenu tertulis, tidak
hi standar memenuhi
standar
9 Pengelolaan Ada, memenuhi Ada, tidak Tidak ada …. Hal 81
limbah UGD standar memenuhi
standar
10 Tenaga Dokter >1 1 0 …. Hal 81
11 Kompetensi sertifikat GELS/ Hanya sebagian tidak …. Hal 81
Dokter PPGD dokter mempunyai mempunya
sertifikat GELS/ i sertifikat
PPGD dokter GELS/
PPGD
dokter
12 Tenaga Perawat >4, mempunyai 2-3, tidak semua 1, tidak …. Hal 81
sertifikat PPGD mempunyai mempunya
perawat /BCLS sertifikat PPGD i sertifikat
perawat PPGD
perawat
13 Peralatan medis 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 81
memenuhi memenuhi memenuhi
standar standar standar
14 Kondisi 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 81
peralatan berfungsi baik berfungsi baik berfungsi
baik
15 Bahan Habis 80-100% 40 - 79% <40% …. Hal 104
Pakai memenuhi memenuhi memenuhi
standar standar standar
16 Obat emergensi 14-18 obat 7-13 obat 1-6 obat …. Hal 81
17 Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada …. Hal 37
program program pemegang yang
kegawat mengetahui program mengetahu
daruratan mengetahui i
Proses
18 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 138
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
19 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% kegiatan <40% …. Hal 138
gedung yang kegiatan
dilaksanakan
20 Informed Dilakukan dan Dilakukan, tidak Tidak …. Hal 36
consent disimpan disimpan dengan dilakukan
dengan benar benar
254
21 Rekam medis Ada, diisi Ada, tidak Sama …. Hal 35
lengkap lengkap sekali
tidak
lengkap
22 Prosedur Ada,sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada …. Hal 61
dekontaminasi
dan sterilisasi
23 Respon 5 menit 5-9 menit >10 …. Hal 136
time/waktu menit
tanggap
pelayanan dokter
di gawat darurat
255
11 Pembersihan, Sesuai SOP Sebagian Tidak sesuai …. Hal 61
dekontaminasi tidak sesuai SOP
dan sterilisasi SOP
alat gigi
12 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-80% <40% …. Hal 140
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
13 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% <40% …. Hal 140
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
14 Pengisian Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada …. Hal 35
Rekam medis lengkap
15 Rencana Ada, sesuai Ada, tidak Tidak ada …. Hal 52
kegiatan sesuai
16 Pencatatan gilut >80% pencatatan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pencatatan pencatatan
ada ada
17 Pelaporan 80-100% 40-80% <40% …. Hal 40
pelaporan ada pelaporan ada pelaporan
ada
18 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data <40% data …. Hal 40
ada ada
19 Evaluasi kinerja Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 Ada, tiap 6 …. Hal 54
program bulan bulan
Total skor pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (C6c) …..
256
257
C6 Upaya Laboratorium
d
Input
1 Luas ruang >9 m2 6-8 m2 0-5 m2 …. Hal 66
laboratorium
2 Kebersihan Bersih, Kurang Kotor …. Hal 66
ruang bersih
laboratorium
3 Pengelolaan Ada, memenuhi Ada, tidak Tidak ada …. Hal 81
limbah cair standar memenuhi
ruang standar
laboratorium
dengan bukti
IPAL /MOU
Limbah Cair
4 Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak Tidak ada …. Hal 111
medis dan non lengkap tertulis, tidak
medis lengkap
5 Tenaga laborat 2 orang, Analis 1 orang Tidak ada …. Hal 81
kesehatan Analis
kesehatan
6 Jenis Memenuhi Kurang Tidak …. Hal 141
pemeriksaan standar memenuhi memenuhi
(hematologi, standar standar
urin,faeces,
BTA, serologi,
kimia klinik)
7 Peralatan >80% Memenuhi 40 - 80% <40% …. Hal 112
laboratorium standar Memenuhi Memenuhi
standar standar
8 Alat Memenuhi Kurang Tidak …. Hal 112
Perlindungan standar memenuhi memenuhi
Diri /jas lab standar standar
lengan panjang
9 Ketersediaan Ada, lengkap Ada ,sebagian Tidak ada …. Hal 112
reagen
10 Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada …. Hal 37
program program pemegang yang
laboratorium laboratorium program mengetahui
mengetahui program ndikator
laboratorium kinerja
tidak program
mengetahui laboratoriu
indikator m
kinerja
11 SOP 10 - 13 SOP 7-9 SOP 0-6 SOP …. Hal 28
laboratorium
Proses ….
12 Kegiatan dalam >80% kegiatan 40-79% <40% …. Hal 141
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
13 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-79% <40% …. Hal 141
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
14 Rencana Ada dokumen, Ada tidak ada …. Hal 52
kegiatan lengkap dokumen,
tidak lengkap
15 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pencatatan pencatatan
ada ada
16 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
258
ada pelaporan ada
pelaporan
ada
17 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data <40% data …. Hal 40
ada ada
18 Evaluasi Ada dokumen, Ada Ada …. Hal 54
program lengkap,tiap dokumen, dokumen,
laboratorium bulan lengkap,tidak tidak
berkala tiap bulan lengkap
Total Skor Pencapaian Upaya Pelayanan Laboratorium (C6d) ….
259
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
16 Kegiatan luar >80% kegiatan 40-80% <40% …. Hal 152
gedung yang kegiatan kegiatan
dilaksanakan
260
17 Rekam Medis Ada, lengkap 40-80% <40% ada, …. Hal 35
ada,lengkap lengkap
18 Jadwal jaga Ada dan Ada dan tidak Tidak ada ….
dokter terpampang/doku terpampang
men lengkap /dokumen
tidak lengkap
19 Jadwal jaga Ada dan Ada dan tidak Tidak ada ….
perawat terpampang/doku terpampang
men lengkap /dokumen
tidak lengkap
20 Rencana Ada, sesuai Ada, tidak Tidak ada …. Hal 52
kegiatan sesuai
21 Pencatatan >80% pencatatan 40-80% <40% …. Hal 40
rawat inap ada pencatatan pencatatan
ada ada
22 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
ada pelaporan adapelaporan
ada
23 Evaluasi kinerja Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 Ada, tiap 6 …. Hal 54
program bulan bulan
24 Data penderita Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 Ada, tiap 6 …. Hal 40
rawat inap bulan bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Pelayanan Rawat Inap (C6e) ….
261
262
8 Tempat tinggal Tinggal di lokasi Sebagian tim Tidak ada …. Hal 156
dokter/bidan/per Puskesmas tinggal di yang
awat PONED lokasi tinggaldi
Puskesmas lokasi
PONED Puskesmas
PONED
9 Peralatan >80% jenis alat 40-80% jenis <40% jenis …. Hal 116
PONED berfungsi baik alat berfungsi alat
baik berfungsi
baik
10 Obat emergency >80% tersedia 40-80% <40% …. Hal 156
PONED tersedia tersedia
11 Air bersih Ada kran dan air Ada kran, air Tidak ada …. Hal 154
bersih mengalir tidak kran dan air
mengalir bersih
Proses
12 Kemampuan >80% kasus 40-80% <40% kasus …. Hal 155
penanganan mampu ditangani kasus mampu mampu
kasus ditangani ditangani
13 SOP PONED Ada 12-16 SOP Ada 6-11 Ada 0-5 …… Hal 28
SOP SOP
14 Informed Disimpan Disimpan, Tidak …… Hal 36
consent bersama rekam tidak bersama disimpan
medik pasien rekam medik
pasien
15 Pencatatan yang >80% pencatatan 40-80% <40% …. Hal 40
terkait PONED ada pencatatan pencatatan
ada ada
16 Pelaporan terkait >80% pelaporan 40-80% <40% …. Hal 40
PONED ada pelaporan ada pelaporan
ada
17 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data <40% data …. Hal 40
ada ada
18 Evaluasi kinerja Dilakukan setiap Tiap 3 bulan Tidak tentu …. Hal 54
PONED bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Kegawatdaruratan Obstetri ….
Neonatologi (A1)
263
REKAPITULASI DAN PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP
PONED……………………………..KAB/KOTA……………..TAHUN……………..
Tim Penilai
1............................................. 3.............................................
2............................................. 4.............................................
264
5. Subtotal B1 (Bangunan dan Ruang) adalah skor pencapaian Bangunan dan ruang
dibagi dengan skor tertinggi (26) dan dikalikan bobot 6 (enam).
6. Subtotal B2 (Ketenagaan) adalah skor pencapaian Ketenagaan dibagi dengan skor
tertinggi (32) dan dikalikan bobot 6 (enam).
7. Subtotal B3 (Peralatan) adalah skor pencapaian Peralatan dibagi dengan skor
tertinggi (22) dan dikalikan bobot 6 (enam).
8. Subtotal B4 (Pelayanan Kefarmasian dan Obat) adalah skor pencapaian Pelayanan
Kefarmasian dan Obat dan dibagi dengan skor tertinggi (40) dan dikalikan bobot 6
(enam).
9. Subtotal B5 (Keuangan) adalah skor pencapaian Keuangan dibagi dengan skor
tertinggi (18) dan dikalikan bobot 6 (enam).
10. Subtotal C1 (Upaya Promosi Kesehatan) adalah skor pencapaian Upaya Promosi
Kesehatan dibagi dengan skor tertinggi (64) dan dikalikan bobot 8 (delapan).
11. Subtotal C2 (Upaya Kesehatan Lingkungan) adalah skor pencapaian Upaya
Kesehatan Lingkungan dibagi dengan skor tertinggi (28) dan dikalikan bobot 7
(tujuh).
12. Subtotal C3 (Upaya Kesehatan KIA-KB) adalah skor pencapaian Upaya Kesehatan
KIA-KB dibagi dengan skor tertinggi (42) dan dikalikan bobot 7 (tujuh).
13. Subtotal C4 (Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat) adalah skor pencapaian Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat dibagi dengan skor tertinggi (20) dan dikalikan bobot 7
(tujuh).
14. Subtotal C5a (Upaya Pencegahan Penyakit) adalah skor pencapaian Upaya
Pencegahan Penyakit dibagi dengan skor tertinggi (34) dan dikalikan bobot 4
(empat).
15. Subtotal C5b (Upaya Pemberantasan Penyakit) adalah skor pencapaian Upaya
Pemberantasan Penyakit dibagi dengan skor tertinggi (20) dan dikalikan bobot 3
(tiga).
16. Subtotal C6a (Upaya Pengobatan) adalah skor pencapaian Upaya Pengobatan dibagi
dengan skor tertinggi (38) dan dikalikan bobot 4 (empat).
17. Subtotal C6b (Upaya Penanganan Kegawatdaruratan) adalah skor pencapaian Upaya
Penanganan Kegawat daruratan dibagi dengan skor tertinggi (58) dan dikalikan
bobot 3 (tiga).
18. Subtotal C6c (Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut) adalah skor pencapaian Upaya
Pengobatan Gigi dan Mulut dibagi dengan skor tertinggi (38) dan dikalikan bobot 2
(dua).
19. Subtotal C6d (Upaya Pelayanan Laboratorium) adalah skor pencapaian Upaya
Pelayanan Laboratorium dibagi dengan skor tertinggi (36) dan dikalikan bobot 1
(satu).
20. Subtotal C6e (Upaya Rawat Inap) adalah skor pencapaian Upaya Rawat Inap dibagi
dengan skor tertinggi (48) dan dikalikan bobot 2 (dua).
21. Subtotal C6f (Upaya Kegawatdaruratan Obstetri Neonatologi) adalah skor
pencapaian Upaya Kegawatdaruratan Obstetri Neonatologi dibagi dengan skor
tertinggi (36) dan dikalikan bobot 2 (dua).
265
Tabel 2. Nilai Capaian tiap program untuk Penilaian Standar Puskesmas Rawat Inap PONED Tahun
2013
Manajemen Sumber Daya
KIA-
M. M. Kefarmasian Promkes Kesling Gizi Pencega
Bangunan Tenaga Alat Keuangan KB
operasional mutu dan Obat an Peny
Nilai
tertinggi(B)
10 10 6 6 6 6 6 8 7 7 7 4
266