Anda di halaman 1dari 12

Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam

ISSN : 2407-4462 (Cetak), 2614-5812 (Elektronik) 
Vol.x, No.x, 201x, Hal. xx-xx
DOI: https://doi.org/??????

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an pada
Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali

Duwi Aisyah1
1
IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Info Artikel : ABSTRAK

Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang


penting bagi siswa baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam khususnya kelas VII di SMPN 4
Toboali terbagi menjadi 4 bagian salah satunya alQur’an. Mengingat
peserta didik yang baru menduduki bangku sekolah menengah pertama
dari berbagai sekolah dasar sebelumnya, sering penulis temukan masih
Kata Kunci:
banyak peserta didik yang kurang fasih membaca al-Qur’an dan
Strategi Guru Pendidikan dibutuhkan strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Agama Islam, Kemampuan Qur’an serta perlu diketahui faktor pendukung maupun penghambatnya
Membaca Al-Qur’an terkhusus di SMPN 4 Toboali. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian adalah guru pendidikan agama Islam, kepala sekolah,
dan peserta didik. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi,
wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data model Miles dan
Huberman yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), penarikan kesimpulan (verification). Penelitian bertujuan untuk:
1. Menjelaskan strategi guru pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta didik kelas
VII di SMPN Toboali. 2. Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat
strategi guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an pada peserta didik kelas VII di SMPN 4 Toboali.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan guru
adalah: Pertama, guru mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan
baca al-Qur’an, dengan menggunakan strategi sorogan, klasikal Individu,
klasikal baca simak. Metode yang digunakan metode Iqro’ dan Qiro’ati.
Kedua, guru membiasakan peserta didik untuk membaca al-Qur’an
sebelum belajar memulai pelajaran. Ketiga, guru memberikan latihan
hafalan untuk peserta didik yang lancar membaca Al-Qur’an dan belajar
khusus Iqro’ untuk peserta didik yang masih belajar huruf hijaiyyah.
Sementara faktor pendukung strategi guru adalah orang tua, peranan dan
perhatian kepala sekolah serta minat dan motivasi peserta didik untuk
terus belajar al-Qur’an dan faktor penghambat strategi guru adalah
keterbatasan waktu dan keterbatasan sarana dan prasarana.

ABSTRACT

Islamic religious education is an important subject for students


both in the life of the world and the hereafter. In Islamic religious
education subjects, especially class VII at SMPN 4 Toboali, it is divided
into 4 parts, one of which is the Qur'an. Considering that students are
new to junior high school from various elementary schools before, the
authors often find that there are still many students who are not fluent in
reading the Koran and a teacher strategy is needed to improve their
ability to read the Koran and it is necessary to know the supporting
factors and the obstacles, especially at SMPN 4 Toboali. This type of
research is descriptive qualitative. The research subjects were Islamic
religious education teachers, school principals, and students. Data were
collected using the method of observation, interviews, documentation.
Keywords: Miles and Huberman model data analysis techniques are data reduction
(data reduction), data presentation (data display), drawing conclusions
Strategy of Islamic Religious (verification). The research aims to: 1. Explain the strategy of Islamic

1
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

Education Teachers, Ability to religious education teachers in improving the ability to read the Qur'an
Read Al-Qur'an in class VII students at SMPN Toboali. 2. Explain the factors supporting
and inhibiting the strategy of Islamic religious education teachers in
improving the ability to read the Qur'an in class VII students at SMPN 4
Toboali. From this study, it can be concluded that the strategies used by
the teacher are: First, the teacher groups students based on the ability to
read the Qur'an, using the sorogan strategy, individual classical,
classical reading read. The method used is the Iqro' and Qiro'ati
methods. Second, the teacher familiarizes students with reading the
Qur'an before starting the lesson. Third, the teacher provides
memorization exercises for students who are fluent in reading the Qur'an
and special learning Iqro' for students who are still learning the hijaiyyah
letters. While the supporting factors for the teacher's strategy are
parents, the role and attention of the principal as well as the interests and
motivation of students to continue learning the Qur'an and the inhibiting
factors for the teacher's strategy are limited time and limited facilities
and infrastructure.

This is an open access article distributed under the Creative


Commons Attribution License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any
medium, provided the original work is properly cited. ©2019
by author.

Koresponden:

Duwi Aisyah

Email: duwiaisyah640@gmail.com

Pendahuluan
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI, 2003). Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah
ialah peserta didik dapat memahami, terampil, dan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Ahmad Susanto, 2020).
Dalam sebuah kegiatan belajar mengajar ternyata tidak semua pendidik memiliki peserta didik yang
optimal, maka perlu strategi mengajar yang tepat. Metode merupakan salah satu peranan pentingnya. Menurut
Dr. Roestiyah sebagaimana dikutip Anissatul Mufarrokah, menyebutkan kegiatan belajar mengajar guru harus
memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar aktif dan efisien serta mengena dengan tujuan yang diharapkan.
Untuk memiliki strategi ini adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar. (Mufarrokah
Anissatul, 2009). Kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar merupakan salah satu persyaratan
utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan. Kemampuan
ini memerlukan suatu landasan konseptual dan pengalaman praktik. (H. Muhammad Ali, 2000).
Jadi, mengajar pada hakikatnya bermaksud mengantarkan peserta didik mencapai tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dalam praktik perilaku mengajar yang dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam,
walaupun maksud dan tujuannya adalah sama. Dunia pendidikan dituntut mampu memberikan kontribusi nyata,
berupa peningkatan kualitas hasil dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Inovasi dan kreativitas para
pendidik sebagai ujung tombak dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam masyarakat.
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kamampuan baru kepada pelajar.
Pembelajaran itu adalah sebuah proses sebagaimana di dalamnya ada strategi yang harus dilakukan agar
penambahan informasi dan kemampuan baru itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kemampuan ini
berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka
memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Kemampuan yang tercantum dalam komponen
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di sekolah salah

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 2
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

satunya yaitu mampu membaca al-Qur’an dan surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, mengartikan, dan
menyalinnya, serta mampu membaca, mengartikan dan menyalin hadits-hadits pilihan.

Metode
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif,
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang dirancang untuk menggali lebih dalam informasi yang
tersedia untuk umum tentang berbagai tanggapan. (Perreault dan Mcarthy, 2020). Metode penelitian
dalam penelitian ini menggunkan metode deskriptif. Metode deskriptif ialah bentuk metode yang
mendasar, digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang sifatnya
alamiah ataupun rekayasa manusia. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2006). Penelitian kualitatif yang
digunakan bertujuan untuk menghasilkan data yang menggambarkan bagaimana strategi guru pendidikan
agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pasa peserta didik kelas VII di
SMPN 4 Toboali. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana strategi guru pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pasa peserta didik kelas VII di SMPN 4 Toboali.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMPN 4 Toboali, Guru Mata Pelajaran
pendidikan agama Islam, dan peserta didik kelas VII A yang bersangkutan dalam penelitian ini serta
berperan penting dalam penyelesaian penelitian ini.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya penelitian, untuk menentukan lokasi
penelitian tersebut dimulai dengan melakukan observasi di lapangan terlebih dahulu. Peneliti memilih
tempat penelitian di SMPN 4 Toboali yang berletak di desa jeriji, kecamatan roboali, kabupaten Bangka
selatan dengan berbagai pertimbangan dan disesuaikan dengan permasalahan penelitian. Penelitian di
lakukan mulai tanggal 15 Maret 2022 sampai dengan selesai.
D. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu data yang
primer dan data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer dari penelitian ini adalah hasil dari wawancara dengan key informan atau
informan utama dan informan tambahan sebanyak 35 informan. Adapaun key informan atau informan
utama dalam penelitian ini yaitu Bapak Arman, A. Ma selaku guru mata pelajaran pendidikan agama
Islam di SMPN 4 Toboali dan Bapak Rusli, MM selaku kepala SMPN 4 Toboali. Sumber data primer
yang diperoleh dari informan tambahan yaitu peserta didik kelas VII di SMPN 4 Toboali dan peneliti
fokus ke 1 kelas yaitu kelas VII A yang berjumlah sebanyak 33 peserta didik.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai
sumber yang ada. (Suharsimi Arikunto, 2010). Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data
yang bersifat menunjang dalam penelitian ini, seperti data guru, peserta didik, data yang diperoleh dari
literatur yang terdapat dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini, jurnal penulisan, arsip
tertulis, dan dokumentasi yang diperoleh di SMPN 4 Toboali.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih dimana
pewawancara ingin menggali informasi penting dari yang diwawancarai dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terkait informasi yang diinginkan. (Hasyim Hasanah, 2017). Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengan Bapak Arman, A. Ma selaku guru pendidikan agama Islam di SMPN 4
Toboali, Bapak Rusli, MM selaku kepala SMPN 4 Toboali, dan peserta didik kelas VII A SMPN 4
Toboali sebanyak 33 peserta didik.
2. Observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan memantau kegiatan yang
sedang berlangsung dengan cermat (Anggito and Setiawan, 2018). Dalam penelitian ini observan yang
akan peneliti amati adalah guru pendidikan agama Islam dan peserta didik kelas VII A. Tujuan peneliti
melakukan observasi dengan guru pendidikan agama Islam adalah agar peneliti dapat mengamati secara
langsung dan memahami bagaimana strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta didik kelas VII di SMPN 4 toboali. Observasi terhadap

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 3
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

penelitian juga dilakukan agar peneliti dapat memberikan gambaran penelitian terhadap guru
pendidikan agama Islam. Tujuan peneliti melakukan observasi terhadap peserta didik di kelas VII A
adalah agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan memahami apakah strategi mengajar yang
digunakan guru pendidikan agama Islam berhasil meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada
peserta didik.
3. Dokumentasi. Dalam metode ini yang dimaksud untuk memperoleh data atau informasi yang tidak
ditemukan dalam wawancara ataupun observasi meliputi, sejarah sekolah, kurikulum sekolah, struktur
organisasi, RPP, SOP, sarana dan prasarana, kegiatan anak pada saat belajar di sekolah, dll.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data selama di lapangan menggunakan model Miles dan Huberman. Model analisis data ini
menawarkan proses analisis secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas atau sampai
dengan data yang diperoleh mencapai titik jenuh. (Burhan Bungin, 2007). Dengan demikian analisis data
adalah menyeleksi data yang telah terkumpul, kemudian ditentukan dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data, Peneliti melakukan kontak langsung dengan nara sumber dan informan di lokasi
penelitian, kemudian mendokumentasikan, mengklarifikasi, dan mengedit data yang diperoleh
berdasarkan fakta objektif di lapangan.
2. Penyajian data, Penyajian data digunakan untuk menata data yang telah direduksi sehingga mudah
untuk memahami dan merencanakan penelitian lebih lanjut. Data yang diperoleh melalui reduksi data,
berupa jawaban dari sumber dan informan.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi, Kesimpulan berdasarkan temuan awal yang disajikan masih
bersifat sementara dan dapat berubah jika ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung tahap
pengumpulan data. Verifikasi sebagai proses dalam memperoleh bukti yang kuat. Jika kesimpulan yang
disajikan pada tahap awal didukung oleh bukti yang kuat dan kondisi yang ditemukan peneliti saat
kembali ke lapangan, maka kesimpulannya adalah hasil kesimpulan yang kredibel (yang bisa
dipercaya).

Hasil dan Pembahasan


Peneliti akan membahas terkait hasil penelitian yang telah dilakukan di SMPN 4 Toboali yang telah di
kumpulkan sebelumnya menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara yang telah dilakukan
terhadap informan. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara akan diperoleh hasil penelitian dengan judul
Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an pada Peserta
Didik di SMPN 4 Toboali.
A. Temuan Umum
1. Data Peserta Didik Kelas VII A di SMPN 4 Toboali
Adapun berdasarkan observasi yang peneliti lakukan fokus epada peserta didik kelas VII A yaitu
sebanyak 33 peserta didik. Berikut data dari nama-nama peserta didik kelas VII A:

Data Peserta Didik Kelas VII A SMPN 4 Toboali


No Nama No Nama No Nama
1 Aditya 12 Kiki Arwindi 23 Randy Afriansyah
2 Amanda 13 Landira 24 Rosmala Dewi
3 Andra 14 Lathifah Nur Faizah 25 Revan
4 Arbiansyah 15 Marchel Candra Winata 26 Ringga Pratama
5 Aris 16 Meylisa 27 Ruji Pardinata
6 Dian 17 Nadin Almira 28 Sapitri Yanti
7 Dwi Afriyani Kasyafa 18 Nandri 29 Tassiya
8 Fatan Abdilah 19 Puja Nistari 30 Viola Agustin
9 Galang Saputra 20 Niko Saputra 31 Yopinda
10 Jiki 21 Puja Nistari 32 Zaza Safitri
11 Keyza 22 Raffi Andika 33 Zeki

Dari data nama-nama peserta didik diatas, terdapat 33 peserta didik yang brasal dari sekolah umum
serta dari desa-desa berbda. Jadi setiap peserta didik pun memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali


Kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik kelas VII A masih terbilang rendah, karena
kurangnya pembiasaan membaca Al-Qur’an dirumah serta peserta didik yang berasal dari sekolah umum
yang waktu untuk belajar pendidikan agama Islamnya hanya sedikit. Waktu berperan sangat penting

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 4
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

dalam suatu pembelajaran supaya tercapai tujuan yang diharapkan, disekolah Negeri sangat singkat durasi
waktunya untuk belajar keagamaan, pelajaran agama diberikan waktu kisaran 3 hingga 4 jam per
minggunya.

B. Temuan Khusus
1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali
Setiap guru memiliki strategi masing-masing dalam pencapaian tujuan pembelajarannya, sama
halnya dalam pelajaran Pendidikan agama Islam yang terdapat didalamnya pelajaran al-Qur'an. Belajar
al-Qur’an tidak bisa dipelajari sebatasnya saja, pelajaran ini sudah ada patokan tersendiri yang tidak bisa
diubah oleh kita manusia, belajar membaca al-Qur’an harus sesuai dengan kaidah yang sudah ditetapkan.
Mempelajari al-Qur’an harus dimulai dari tingkat dasarnya seperti pengenalan huruf hijaiyyah, ketepatan
makhrijul huruf serta berkenaan dengan tajwidnya. Guru pendidikan agama Islam berperan penting
disekolah dalam memperhatikan kegiatan belajar al-Qur’an. Penggunaan Strategi dan metode yang tepat
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam belajar baca al-Qur’an.
Berdasarkan hasil penelitian tahap awal, peneliti melakukan penelitian awal mengenai bagaimana
strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemamapuan membaca al-Qur’an peseta didik
pada umumnya dan terkhusus kelas VII di SMPN 4 Toboali. Peneliti melanjutkan wawancara dengan
mewawancarai guru pendidikan agama Islam mengenai bagaimana kebijakan guru pendidikan agama
Islam dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut hasil wawancara dengan informan yaitu bapak Arman
selaku guru Pendidikan agama Islam SMPN 4 Toboali. Beliau mengatakan bahwa:
Dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar saya mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Program Tahunan (PROTA).

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa kebijakan guru
pendidikan agama Islam dalam pembelajaran mengacu pada RPP dan PROTA. Pentingnya suatu strategi
guru dalam setiap pembelajaran pemicu utama keberhasilan siswa dalam belajar. Hal tersebut juga
diungkapkan kepala sekolah SMPN 4 Toboali, bapak Rusli mengatakan bahwa:

Setiap guru harus memiliki strategi agar pembelajaran yang disampaikan dapat tercapai sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Disini guru sangat dituntut untuk menggunakan berbagai macam
strategi, baik itu strategi lama maupun strategi baru yang sesuai dengan perkembangan zaman saat
ini.

Berdasarkan jawaban di atas, ada 3 temuan peneliti yang berkenaan dengan strategi guru
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta didik kelas
VII di SMPN 4 Toboali yaitu:
a. Pengelompokkan Peserta Didik Berdasarkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an.
Setiap peserta didik memiliki kemampuan berbeda-beda dalam setiap pelajaran, sama halnya
pada pelajaran agama, siswa sangat dituntut untuk dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar,
namun pada kenyataannya tidak semua siswa fasih membaca al-Qur’an. Hal tersebut diungkapkan
oleh bapak Arman selaku guru pendidikan agama Islam, beliau mengatakan bahwa:

Setiap peserta pasti memiliki kemampuan baca al-Qur’an yang berbedabeda, ada yang sudah
lancar, ada yang sedang dan bahkan ada juga sebagian peserta didik yang tidak hapal huruf
hijaiyyah. Hal demikian sudah tidak asing lagi mengingat peserta didik baru mengenjak
Pendidikan SMP yang berasal dari sekolah sebelumnya yang berbeda-beda serta latar belakang
yang berbeda pula. Setiap peserta didik ditest untuk diketahui kemampuan membaca al-Qur’an
kemudian peserta didik dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu lancar, sedang dan masih
belajar huruf. Dengan berlangsungnya pembelajaran peserta didik diajak untuk membaca
alQur’an secara bersamaan kemudian nanti dites satu persatu (klasikal individu).

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil observasi yang peneliti lakukan ketika berlangsungnya
pelajaran, bapak Arman selaku guru pendidikan agama Islam, sedang mengetes bacaan siswa satu
persatu dikelas VII A. Berikut hasil tes membaca Al-Qur’an peserta didik kelas VII A:

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 5
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

Hasil Tes Membaca Al-Qur’an Peserta Didik Kelas VII A


No Nama Lancar Sedang Masih belajar
1 Aditya ✓
2 Amanda ✓
3 Andra ✓
4 Anisa ✓
5 Arbiansyah ✓
6 Aris ✓
7 Dian ✓
8 Dwi Afriyani Kasyafa ✓
9 Fatan Abdillah ✓
10 Galang Saputra ✓
11 Jiki ✓
12 Keyza ✓
13 Kiki Arwindy ✓
14 Landira ✓
15 Latifhah Nur Faizah ✓
16 Marchel Candra Winata ✓
17 Meylisa ✓
18 Nadin Almira ✓
19 Nandri ✓
20 Niko Saputra ✓
21 Puja Nistari ✓
22 Raffi Andika ✓
23 Randy Afriansyah ✓
24 Rasmala Dewi ✓
25 Revan ✓
26 Ringga Pratama ✓
27 Ruji Pardinata ✓
28 Safitri Yanti ✓
29 Tassiya ✓
30 Viola Agustin ✓
31 Yopinda ✓
32 Zaza Saputri ✓
33 Zeki ✓
Jumlah 7 19 7

Total 33

Dari tabel hasil test diatas, guru dapat menentukan bagaimana strategi serta penggunaan
metode yang tepat sesuai kemampuan peserta didik. Dari ketiga kategori diatas penggunaan strategi
yang digunakan guru berbeda-beda, diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama, untuk peserta didik
yang lancar membaca al-Qur’an strategi yang digunakan guru adalah dengan memberikan hafalan
dirumah ayat-ayat pendek kemudian dites oleh guru disekolah agar peserta didik tetap belajar dan
dapat meningkatkan bacaannya. Kedua, peserta didik yang membaca al-Qur’annya kategori sedang
strategi yang digunakan guru adalah dengan mengelompokkan anak yang bacaannya sedang ketika
pembelajaran berlangsung, kemudian peserta didik yang lancar bacaannya dapat membimbing anak
yang masih kurang lancar baik itu tajwidnya, mahkrajnya dan lain sebagainya serta sangat ditekankan
untuk belajar lebih giat lagi dirumah. Ketiga, khusus anak yang masih belajar huruf hijaiyyah
diberikan 1 jam pelajaran khusus Iqro’ pada hari jum’at setelah kegiatan kultum. Pada umumnya
untuk semua peserta didik disaran untuk belajar dirumah ataupun di TPQ setempat.
Peneliti melanjutkan penelitian dengan melakukan wawancara dengan Aditya salah satu
peserta didik kelas VII A. Aditya mengatakan bahwa:

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 6
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

Setiap pelajaran kami ditest membaca al-Qur’an satu persatu kedepan sama bapak kemudian
dimasukkan sesuai kategori lancar, sedang dan masih belajar huruf, alhamdulillah saya sudah
lancar membaca al-Qur’annya karena saya dirumah dari SD belajar mengaji di TPQ dan
dirumah.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Nandri peserta didik kelas VII A. Nandri
mengatakan bahwa:

Pada awal pelajaran ini kami ditest bapak Arman untuk membaca al-Qur’an kedepan satu-satu
agar mengetahui kemampuan bacaan kami, saya masuk kategori membaca sedang dan perlu
banyak belajar lagi dirumah, karena terlalu banyak meluangkan waktu bermain sehingga jarang
untuk belajar mengaji.

Peneliti juga mewawancarai Galang Saputra peserta didik kelas VII A. Galang mengatakan
bahwa:

Pada pelajaran agama ini diawali dengan test membaca al-Qur’an satu-satu kedepan supaya
bapak guru mengetahui tingkat bacaan kami, dan saya benar mengakui kalau saya masih
belajar dari huruf hijaiyyah, saya sangat malu dengan diri saya sendiri tetapi saya akan terus
belajar agar saya bisa seperti kawan lainnya.

Dari hasil wawancara dengan beberapa peserta didik diatas, Penulis mengajukan pertanyaan
mengenai cara atau langkah yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta didik, bapak Arman memberikan respon yang baik
dengan mengatakan bahwa:

Dalam pembelajaran agama Islam terkhusus belajar al-Qur’an, bapak selalu memperhatikan
keadaan peserta didik terlebih dahulu, kemudian bapak menggunakan berbagai metode
diantaranya metode Iqro’ dan metode Qiro’ati, penggunaan metode disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik.

Dari beberapa pernyataan informan diatas dapat dipahami bahwa setiap peserta didik memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam membaca al-Qur’an dan sebagai seorang guru harus
mempunyai berbagai macam strategi dalam memecahkan setiap permasalahan, dengan
mengelompokkan speserta didik sesuai kemampuan bacaannya guru lebih mudah untuk memberikan
pelajaran serta menggunakan metode sesuai dengan kemampuan peserta didik. Ketika berlangsungnya
pengelompokkan peserta didik guru selalu memotivasi semua peserta didik untuk terus belajar
membaca al-Qur’an baik yang sudah lancar, sedang dan lebihnya lagi dengan peserta didik yang
masih belajar ditahap pengenalan huruf hijaiyyah agar tetap semangat untuk mempelajarinya dan tidak
putus asa dan merasa malu mengingat banyak temannya yang sudah bisa.

b. Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Sebelum Pelajaran


Membaca al-Qur’an sesungguhnya merupakan jalan dalam membuka ilmu pengetahuan serta
membaca al-Qur’an akan senantiasa menambah penafsiran baru, pengembangan, gagasan, dan
sebagainya. Sehingga memang penting kiranya kita membiasakan diri membaca Al-Qur an. Hal
tersebut pun di ungkapkan bapak Rusli selaku kepala sekolah SMPN 4 Toboali. Beliau mengatakan:

Setiap guru terkhususnya guru pendidikan agama Islam dituntut untuk mampu mencapai tujuan
pembelajaran agama Islam ditingkat SMP yaitu dengan peserta didik mampu membaca al-
Qur’an sesuai tajwid, guru dianjurkan untuk membiasakan setiap peserta didik membaca al-
Qur’an setiap hari sebelum belajar tidak hanya mata pelajaran agama namun di pelajaran
lainnya juga, meski sebatas do’a sebelum belajar dan beberapa surat-surat pendek, terlebih
ketika pelajaran agama berlangsung peserta didik sangat dianjurkan untuk membaca ayat al-
Qur’an bersama-sama.

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 7
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

Kemudian penelitian melakukan wawancara dengan bapak Arman selaku guru pendidikan
agama Islam di SMPN 4 Toboali mengenai pembiasaan membaca Al-Qur’an sebelum memulai
pelajaran. Beliau mengatakan bahwa:

Belajar membaca al-Qur’an bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan jika tidak
dibiasakan, jadi belajar membaca al-Qur’an itu harus dibiasakan agar dapat memberikan
dampak yang positif pada peserta didik agar terus belajar membaca al-Qur’an.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Meylisa peserta didik kelas VII A. Meylisa
mengatakan bahwa:

Sebelum pelajaran berlangsung, kami biasanya membaca ayat-ayat alQur’an terlebih dahulu,
dengan membaca al-Qur’an membuat belajar lebih mudah dan menyenangkan.

Dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa dalam pembiasaan membaca al-Qur’an,
guru memiliki peran yang penting sebagai pembimbing di lembaga pendidikan. Guru selaku orang tua
dan pendidik selama jam pelajaran selalu mengawasi perkembangan peserta didik serta selalu
memotivasi agar dalam melaksanakan pembiasaan peserta didik merasa senang. Pembiasaan
merupakan cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai yang positif ke dalam diri peserta didik,
baik aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif, selain itu pembiasaan juga dinilai sebagai cara yang
efisien dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi kebiasaan positif.

c. Latihan Menghafal Al-Qur’an dan Belajar Khusus Iqro’


Dalam melakukan hafalan al-Qur’an sebaiknya dimulai dari surat An-Nas lalu Al-Falaq, yakni
kebalikan dari urutan surat-surat al-Qur’an. Cara seperti ini akan memudahkan tahapan dalam
perjalanan menghafal al-Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya dalam shalat baik bagi
peserta didik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa. Metode pengelompokkan berdasarkan
surat lebih mudah dibandingkan dengan pengelompokkan berdasarkan juz. Pengelompokan kategori
seperti lancar, sedang dan belajar huruf hijaiyyah dapat ditentukan metode maupun strategi belajar al-
Qur’an yang digunakan guru. Selain latihan menghafal ayat al-Qur’an juga ada pelajaran khusus
untuk peserta didik yang masih belajar Iqro’ selama satu jam pelajaran. Dari semua ini terlihat upaya
guru untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an dengan berbagai strateginya. Hal tersebut
berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Arman selaku guru Pendidikan agama Islam di SMPN 4
Toboali. Beliau mengatakan bahwa:

Sekolah mengadakan latihan hafalan al-Qur’an dan belajar Iqro’ dan diberlakukan untuk setiap
peserta didik, namun sangat ditekankan untuk peserta didik yang baru kelas VII, digunakan
beberapa metode dan strategi dalam belajar al-Qur’an seperti halnya yaitu metode Iqro’ untuk
peserta didik yang masih belajar huruf, dan metode Qiro’ati untuk peserta didik yang sudah
bisa membaca al-Qur’an. Untuk peserta didik yang dikategorikan kedalam tahap masih belajar
hijaiyyah diadakan satu jam pelajaran khusus Iqro’.

Dari hasil wawancara diatas, peneliti melakukan wawancara dengan Keyza peserta didik kelas
VII A. Keyza mengatakan bahwa:

Kami ditugaskan ibu untuk latihan menghapal ayat Al-Qur’an apabila sudah lancar bacaannya,
namun ada juga teman-teman yang masih belajar iqro’ belajar satu jam pelajaran khusus
dimushollah pada hari jum’at setelah kegiatan kultum.

Dari ketiga strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemampuan baca al-
Qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa strategi dapat berjalan berjalan karena adanya aspek-aspek
yang berkenaan dengan adanya peranan dorongan dari komponen strategi pembelajaran meliputi:
penetapan perubahan yang diharapkan, penetapan pendekatan, serta penetapan metode.

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 8
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an


Saat menjalankan strategi, pasti terdapat faktor pendukung serta faktor penghambat. Berikut
penjelasan faktor pendukung dan faktor penghambat strategi guru dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an.
a. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan baca al-Qur’an diantaranya:
1) Orang Tua
Peranan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, semua pekerjaan
ataupun kegiatan yang diridhoi orang tua akan menghasilkan sesuatu sesuai harapan. Setiap orang
tua menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Dari pernyataan tersebut, peneliti
melakukan wawancara dengan bapak Arman selaku guru Pendidikan agama Islam di SMPN 4
Toboali. Beliau mengatakan bahwa:
Dukungan dari orang tua sangat penting, apa lagi mengenai proses belajarnya terutama belajar
keagamaan yang erat kaitannya dengan belajar al-Qur’an, peserta didik sangat di anjurkan
untuk belajar membaca alQur’an dirumah, bahkan jika orang tua ataupun anggota keluarga
dirumah kemampuan membaca al-Qur’annya kurang baik, peserta didik dianjurkan untuk
belajar di TPQ atau dengan guru ngaji yang berpengalaman.

Peneliti melakukan wawancara dengan Andra peserta didik kelas VII A. Andra mengatakan
bahwa:

Orang tua saya ingin yang terbaik untuk saya dalam hal belajar, apalagi belajar Al-Qur’an.
Ketika saya mulai terlihat lengah untuk belajar, maka orang tua selalu mengingatkan maupun
menasehati saya bahwa belajar al-Qur’an berguna dari dunia sampai akhirat.

Dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa pendukung utama bagi setiap anak dalam
mengerjakan segala hal, termasuk belajar terutama mempelajari al-Qur’an. Memberikan
kesempatan dan waktu anak untuk belajar al-Qur’an.

2) Peranan Serta Perhatian Kepala Sekolah


Peranan serta perhatian kepala sekolah terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
keagamaan, baik hari besar Islam maupun kegiatan lainnya seperti perlombaan-perlombaan yang
diadakan sekolah. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan bapak Rusli selaku kepala sekolah
SMPN 4 Toboali. Beliau mengatakan:

Saya sangat mengedepankan kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan, mulai dari
kegiatan guru Pendidikan agama Islam dalam proses pengajarannya dikelas, mencari solusi
ketika terdapat peserta didik yang mempunyai masalah mengenai belajar al-Qur’an,
mendukung setiap kegiatan guru disekolah seperti mengadakan perlombaan baca al-Qur’an
antar peserta didik.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak Arman selaku guru pendidikan agama
Islam. Beliau mengatakan:

Kepedulian serta perhatian kepala sekolah menjadi pendukung saya dalam berusaha mencapai
tujuan pembelajaran agama dikelas VII ini mengingat banyak sekali rintangan yang harus
dihadapi mulai dari beragamnya karakter peserta didik hingga memotivasi mereka untuk giat
belajar terutama belajar al-Qur’an.

Dari pernyataan diatas, dapat dipahami bahwa peranan seorang pemimpin sangat berdampak
positif terhadap semua kegiatan di suatu lembaga. Dari pengamatan peneliti ketika observasi,
kepala sekolah terjun langsung setiap kelas ketika test baca al-Qur’an berlangsung, serta banyak
agenda kegiatan yang diperlihatkan yang berhubungan dengan keagamaan.

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 9
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

3) Minat dan Motivasi Peserta Didik untuk Terus Belajar Al-Qur’an


Minat dan motivasi peserta didik untuk terus belajar Al-Qur’an menjadi salah satu faktor
pendukung guru dalam menjalankan strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an
pada peserta didik. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan Tassiya peserta didik kelas
VII A. Seperti yang dikatakan Tassiya:

Saya dan teman-teman senang belajar Al-Qur’an, tiada hentinya kami untuk tetap belajar,
walau terkadang muncul rasa bosan namun kami selalu mengingat pesan-pesan yang
disampaikan ibu, belajar Al-Qur’an tidak hanya berguna untuk kita didunia ini tetapi sangat
berguna untuk kita di akhirat nanti.

Selanjutnya peneliti mewawancarai bapak Arman selaku guru pendidikan agama Islam
mengenai hal tersebut. Beliau mengatakan bahwa:

Dari pengamatan saya peserta didik itu sangat antusias ketika diajak untuk belajar al-Qur’an
walau sebagian masih ada peserta didik yang kelihatannya belum serius betul dalam
mengikuti pembelajaran ini, namun kebanyakan peserta didik tampak lebih serius untuk
belajar.

Hal tersebut pun diperkuat oleh hasil observasi saat peneliti mengamati bahwa ketika
berlangsungnya pembelajaran al-Qur’an, terlihat jelas bahwa keinginan belajar sungguh-sungguh
peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan guru, mereka mengikuti dengan tertib ketika
berlangsungnya pembelajaran. Berdasarkan beberapa hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor pendukung strategi guru dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an peserta
didik meliputi orang tua, peranan serta perhatian kepala sekolah selaku pemimpin serta minat dan
motivasi yang tumbuh dari peserta didik itu sendiri.

b. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dari strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan baca Al-Qur’an diantaranya:
1) Keterbatasan Waktu
Cepat atau lambatnya suatu tujuan pembelajaran berkaitan dengan banyaknya waktu yang
digunakan, agar tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal dibutuhkan banyak waktu untuk
menuntaskannya, pada pelajaran agama disekolah umum, sangat terbatas waktu untuk
pembelajaran keagamaan secara khusus karena mengingat banyaknya mata pelajaran lain. Seperti
yang dikatakan bapak Rusli selaku kepala sekolah SMPN 4 Toboali dalam wawancara. Beliau
mengatakan bahwa:

Waktu berperan sangat penting dalam suatu pembelajaran supaya tercapai tujuan yang
diharapkan, disekolah Negeri sangat singkat durasi waktunya untuk belajar keagamaan,
pelajaran agama diberikan waktu kisaran 3 hingga 4 jam per minggunya. Untuk
memaksimalkan pelajaran keagamaan sangat ditekankan kerjasama untuk seluruh dewan guru
untuk memberikan pengarahan sebelum memulai setiap pelajaran yang berkaitan dengan
moral, akhlak peserta didik.

Dari wawancara diatas peneliti mengamati bahwa ketika berlangsungnya pembelajaran, waktu
sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran, terlihat ketika asyiknya dengan
materi pembelajaran, sebagian siswa ada yang tidak kebagian waktu untuk mendapatkan
bimbingan belajar baca Al-Qur’an namun jam belajar sudah selesai

2) Keterbatasan Sarana dan Prasarana


Rendahnya dukungan sarana dan prasarana memicu terhambatnya strategi yang digunakan
guru dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an peserta didik, sehingga untuk
merealisasikan strategi modern yang mengikuti perkembangan zaman itu pun sulit untuk

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 10
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

diterapkan, layaknya guru memberikan pelajaran dengan menggunakan media elektronik seperti
tersedianya layar monitor serta infokus atau media audio visual yang memicu ketertarikan peserta
didik untuk lebih giat belajar. Hal tersebut berdasarkan ungkapan wawancara dengan bapak
Arman selaku guru pendidikan agama Islam. Beliau mengatakan:

Sarana dan prasarana yang terbatas menjadikan strategi yang digunakan guru juga terbatas,
banyak inisiatif yang ingin saya gunakan untuk memudahkan peserta didik untuk belajar
membaca al-Qur’an misalnya dengan audio visual, disini nanti peserta didik dapat
memperhatikan secara langsung bacaan, tajwid serta makhrajnya, namun karena keterbatasan
tersebut kita hanya bisa memaksimalkan pembelajaran dengan strategi lama seperti yang biasa
digunakan.

Dari wawancara tersebut, bapak Rusli selaku kepala sekolah pun mengungkapkan mengenai
sarana dan prasarana sekolah. Beliau mengatakan:

Sarana dan prasarana yang terbatas memicu terhambatnya strategi yang terus di kembangkan
guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemapuan baca al-Qur’an anak, dan juga
prasarana khusus untuk belajar al-Qur’an belum terealisasi, benar ada mushollah untuk
digunakan belajar keagamaan namun masih dalam proses pembangunan.

Hal tersebut pun diperkuat oleh hasil observasi bahwa peserta didik seusia ini mudah untuk
merasakan kejenuhan, terlebih lagi pembelajaran yang diterima selalu monoton, ada baiknya guru
memberikan pelajaran dengan menggunakan media elektronik seperti tersedianya layar monitor
serta infokus atau media audio visual yang memicu ketertarikan siswa untuk lebih giat belajar.
Dari beberapa hasil wawancara dengan guru pendidikan agama Islam dan kepala sekolah diatas
dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat strategi guru pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an peserta didik diantaranya adalah keterbatasan
waktu, keterbatasan sarana dan prasarana yang menjadi pemicu terhambat strateginya.

Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan “Strategi
Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Kelas VII di SMPN 4
Toboali”. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokmentasi langsung kepada berbagai pihak
sekolah yakni kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, serta peserta didik kelas VII A. Berdasarkan hasil
observasi langsung, wawancara dan analisa dalam penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta
didik kelas VII di SMPN 4 Toboali ada 3 diantranya:
a. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan membaca Al-Qur’an, dengan menggunakan
strategi penyampaian, individu dan kelompok. Metode yang digunakan metode Iqro’ dan Qiro’ati.
b. Guru membiasakan membaca Al-Qur’an sebelum belajar memulai pelajaran.
c. Guru memberikan latihan hafalan untuk peserta didik yang lancar membaca al-Qur’an dan belajar khusus
Iqro’ untuk peserta didik yang masih belajar huruf hijaiyyah.

Dari strategi guru yang dirancang dan digunakan tersebut tidak terlepas dari ketepatan komponen serta
jenis strategi pembelajaran sesuai dengan karakter siswa masing-masing.

2. Faktor pendukung dan penghambat strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an pada peserta didik diantaranya:
a. Faktor pendukung meliputi orang Tua, peranan serta perhatian kepala sekolah terhadap kegiatan yang
berhubungan dengan keagamaan, baik hari besar Islam maupun kegiatan lainnya seperti perlombaan-
perlombaan yang diadakan sekolah, serta minat dan motivasi peserta didik untuk terus belajar al-Qur’an.
b. Faktor penghambat meliputi keterbatasan waktu serta keterbatasan sarana dan prasarana.

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 11
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Duwi Aisyah
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

Daftar Pustaka
Ali, H. Muhammad, 2000, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, PT Sinar Baru Algensindo.

Anggito, Albi And Johan Setiawan, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, CV Jejak (Jejak Publisher).

Anissatul, Mufarrokah, 2009, ‘Strategi Belajar Mengajar’, Yogyakarta: Penerbit Teras.

Arikunto, Suharsimi, 2010, ‘Metode Peneltian’, Jakarta: Rineka Cipta.

Hasanah, Hasyim, 2017, ‘Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Ilmu-Ilmu Sosial)’, At-Taqaddum, Vol. 8, No. 1, Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic
University Walisongo Semarang.

Nugroho, Irfan Adi, 2020, ‘Implementasi Pendidikan Karakter Kedisiplinan Siswa Di SD Negeri Kliteran
Yogyakarta’, Sosiohumaniora: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, Vol. 6, No. 1.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Susanto, Ahmad, 2020, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah, Kencana.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, 2006, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung, :
Fokus Media)

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Al-Qur’an pada Peserta Didik Kelas VII di SMPN 4 Toboali 12

Anda mungkin juga menyukai