Anda di halaman 1dari 33

REVIEW JURNAL

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM MERDEKA


DI SMA NEGERI 4 KOTA BIMA

Kelompok : 1. Afifah Usmawati


2. Siti Magfirotun Ni’mah
3. Husni Mubarok
4. Rofi’atul Hasanah
Judul Evaluasi Proses Pembelajaran PAI Dalam Kurikulum Merdeka
Di SMA Negeri 4 Kota Bima
Jurnal Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam
Volume 11
Nomor 1
Halaman 29-41
Link http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Tadarus

Tahun 2022
Penulis Muamar, Ruslan, Syarifuddin, Ahmad
Reviewer Afifah, Firoh, Barok, Rofia

Latar Belakang Peran guru dalam pembelajaran dan pengembangan dengan


menggunakan evaluasi. Evaluasi sebagai penyedia informasi
untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar.
Melalui kebijakan Merdeka Belajar siswa dapat melakukan
perubahan dalam melaksanakan pembelajaran disetiap materi
yang akan diajarkan, khususnya PAI karena memiliki ciri khas
dan karakteristik yakni masuknya nilai ilahiah sebagai core
volues dalam PBM.
Masalah Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan
yaitu:
1. Model pembelajaran di sekolah sejauh ini dinilai kurang
meningkat kreativitas siswa, terutama materi PAI
2. Pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Islam yang belum
ideal
Tujuan Untuk mengetahui:
1) pelaksanaan pembelajaran PAI dalam Kurikulum Merdeka
Belajar Kelas X di SMA Negeri 4 Kota Bima,
2) Evaluasi Pembelajaran PAI dalam Kurikulum Merdeka
Belajar Kelas X di SMA Negeri 4 Kota Bima,
3) Kelebihan dan kekurangan Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran PAI dalam Kurikulum Merdeka Belajar Kelas
X di SMA Negeri 4 Kota Bima.
Teori
Metode Penelitian Dalam penelitian ini Menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan jenis
penelitian deskriptif, yaitu mengetahui pelaksanaan evaluasi
pembelajaran PAI dalam Kurikulum Merdeka Belajar kelas X
di SMA Negeri 4 Kota Bima.
Hasil Penelitian Bahwa pelaksanaan Pembelajaran di SMA Negeri 4 Kota Bima
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif,
kreatif dan mandiri dalam proses belajar sesuai dengan profil
pelajar pancasila dengan cara siswa disuruh untuk belajar dan
memahami sendiri materi yang diberikan oleh guru., selain itu
juga guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan materi yang telah dibaca dan dipahami
sebelumnya, dan tugas guru hanya menjadi fasilitator saja.
Pembahasan Pada penelitian ini membahas:
1. Pelaksanaan Pembelajaran PAI Dalam Kurikulum Merdeka
Belajar Kelas X di SMA 4 Negeri Kota Bima
2. Evaluasi Pembelajaran PAI Dalam Kurikulum Merdeka
Belajar Kelas X di SMA Negeri 4 Kota Bima
3. Kelebihan Dan Kekurangan Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran PAI Dalam Kurikulum Merdeka Belajar Kelas
X di SMA 4 Kota Bima.
Simpulan Guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dikelas
menekankan pentingnya akan tujuan materi, kemandirian, dan
aplikasi pada kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran PAI dalam Kurikulum Merdeka Belajar Kelas X
di SMA Negeri 4 Kota Bima sebagian besarnya masih
menggunakan eavaluasi pada kurikulum sebelumnya, dilakukan
saat proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Ketiga aspek
penilaian di kelas X SMA Negeri 4 Kota Bima yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Kelebihan 1) Penulis dapat memaparkan materi yang dijadikan bahan
penelitian dengan baik setiap bab yang dituliskan dalam
pembahasannya.
2) Penulis memberikan solusi yang jelas dengan mengeluarkan
data dan analisa pada penelitiannya.
3) Setiap data dan informasi yang dipaparkan secara sistematis
dan informatif sehingga sangat membantu pembaca dalam
memahami isi dan tujuan dari jurnal yang diterbitkan.
Kekurangan 1) “Guru di titik gegiatan ini” Masih terdapat penulisan kata
yang salah pada halaman 35.
2) “Najelaa Shihab” terdapat kata yang masih kurang teliti
pada halaman 34
Saran 1) Perlu di tekankankan lagi kepada peserta didik dalam
melaksanakan pembelajraan di kelas, khususnya dalam aspek
kemandiriaanya yang mengaplikasikan pada kehidupan sehari-
hari.
Tanggapan/Pendapat Pada pembelajaran selanjutnya, pembelajran yang lebih
kualitatif dan studi kuantitatif sangat di perlukan.
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

4) Tujuan Pendidikan Menengah


Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam
kehidupan sehari-hari.

5) Visi
“Mewujudkan siswa yang berprestasi, religius, berakhlak mulia serta memiliki tekad menjadi generasi islami yang berwawasan global”

Indikator-indikator dari visi tersebut adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan amal ibadah yang didasari oleh hukum agama.
2. Memiliki sikap santun dalam berbicara, bersikap dan bertindak kepada sesama Murid, Guru, dan Orang Tua.
3. Siswa memiliki keterampilan, kemampuan dan sikap dalam kompetisi di era global.
4. dst

4
6) Misi
Untuk mewujudkan misi yang telah dirumuskan, maka langkah-langkah nyata yang harus dilakukan oleh Madrasah adalah :
1. Meningkatkan iman dan takwa kepada seluruh warga Mts. Falah
2. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan nilai-nilai luhur bangsa dengan mengaplikasikan baik di sekolah, rumah maupun masyarakat
3. Mewujudkan lulusan yang berkarakter, berakhlak mulia dan terampil serta peduli terhadap lingkungan hidup
4. Melaksanakan pembelajaran secara inovatif untuk menghasilkan peserta didik yang berprestasi di bidang akademik maupun non
akademik
5. Membudayakan hidup disiplin, berbudi pekerti luhur, sosial, dan bekerja keras menuju persaingan global
6. Menumbuh kembangkan karakter kebangsaan dan nilai-nilai kemanusiaan
7. dst

7) Tujuan
Tujuan madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Secara lebih rinci tujuan MTs. Al-Falah adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan berkarakter yang kuat
2) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian luhur, cerdas, terampil, dan berprestasi dalam bidang akademik
maupun non akademik
3) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut dan etika moral sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak
4) Pembiasaan membaca asmaul husna dan sholat dhuha

5
5) Membentuk peserta didik yang mampu mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.
8) Target Madrasah

Target MTs. Al-Falah pada tahun pelajaran 2023 / 2024 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Target Madrasah Tahun Pelajaran 2023/2024

No TARGET MADRASAH UPAYA YANG DILAKUKAN


1. Mempersiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Selalu mengingatkan peserta didik yang bertakwa kepada Allah SWT,
Allah SWT, berakhlak mulia dan berkarakter yang berakhlak mulia dan berkarakter yang kuat.
kuat.

2. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia Dengan mengikutsertakan siswa dalam bimbel dan mengoptimalkan siswa.
yang berkepribadian luhur, cerdas, terampil, dan
berprestasi dalam bidang akademik maupun non
akademik

3. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran Selalu mengingatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang
dianut dan etika moral sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
agama yang dianut dan etika moral sehingga menjadi
sumber kearifan dalam bertindak

Siswa dapat menghafal asmaul khusna dan terbiasa melaksanakan sholat


Pembiasaan membaca asmaul khusna dan sholat
4. dhuha
dhuha berjamaah

Membentuk peserta didik yang mampu


5. Selalu mengingatkan peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai
mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan kemanusiaan.

6
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Kurikulum di MTs Al-Falah Tuban dikembangkan dengan memperhatikan empat ranah yaitu sosial-emosional, intelektual,
ketrampilan, dan perilaku dengan kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis tema
pada mata pelajaran PKN, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk
mata pelajaran Al-Quran Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, Seni Budaya, Matematika dan PJOK dilaksanakan
dalam bentuk parsial. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 6 hari masuk Madrasah. Pelaksanaan proses pembelajaran di
MTs Al- Falah Tuban dilaksanakan dalam dua macam bentuk kegiatan, yaitu pembelajaran regular. Pembelajaran regular adalah proses
pembelajaran yang dilaksanakan dikelas secara rutin.

B. Muatan Kurikulum MTs. Al-Falah


1. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Alokasi Waktu Per Minggu
NO. Mata Pelajaran
VII VIII IX
KELOMPOK A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2

7
d. SKI 2 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Bahasa Arab 3 3 3
5 Bahasa Inggris 4 4 4
6 Matematika 6 6 6
7 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6
8 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
KELOMPOK B
1 Seni Budaya 2 2 2
2 PJOK 2 2 2
3 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
4 Muatan Lokal
a. Bahasa Jawa 2 2 2
b. Ke-NU-an 2 2 2
c. Tajwid/BTA 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 52 52 52

Keterangan:
1. Mata Pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajarn yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat
2. Mata Pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan atau konten lokal

8
3. Mata Pelajaran Kelompok B berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri
4. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit
5. Muatan Lokal dapat memuat bahasa daerah kekhasan dan keunggulan madrasah itu sendiri dengan jumlah maksimal 6 jam

C. Kegiatan Pengembangan Diri


1. Kegiatan Ektrakurikuler
EKSTRA
NO KURIKULER HARI WAKTU TUJUAN KET
Meningkatkan kreativitas siswa/I di bidang seni hadroh serta melatih
1
Hadrah Rabu 13.00-15.00 1 kemandirian siswa.
Menggali keahlian,kefasihan siswa/I dalam melantunkan kalam
2
Qori’ Selasa 14.00-15.00 2 Allah SWT
Mengarahkan siswa/I agar melakukan kegiatan yang lebih positif.
3
Pencak Silat Kamis 14.00-17.00 3 Menyalurkan kemampuan dan meningkatkan prestasi.
Memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
4 Pramuka Jum’at 13.30-1700 berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai
4 luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani.
5 Futsal Minggu 08.00-10.00 5 mencetak generasi yang lebih bagus, siap, disiplin, serta berusaha
6 Pidato Senin 13.30-15.00 6 mengembangkan potensi, kecakapan, dan mental yang dimiliki siswa
7 Tenis Meja Sabtu 10.00-12.00 7 mencetak generasi yang lebih bagus, siap, disiplin, serta berusaha
8 Basket Sabtu 13.00-15.00 8 mencetak generasi yang lebih bagus, siap, disiplin, serta berusaha

9
2. Bimbingan Konseling
1. Bimbingan dan konseling bidang layanan sosial
Bimbingan dan konseling bidang layanan sosial, di lakukan untuk membantu peserta didik dalam menanggapi lingkungannya dan
dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara peserta didik dan
lingkungannya.
2. Bimbingan dan konseling bidang keagamaan
Layanan di lakukan untuk mrmbantu mengidentifikasi kecerdasan berfikir,ketaqwaan peserta didik dengan asesmen non kognitif
sebagai persiapan untuk masa mendatang.

3. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter


a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang baik kepada semua yang terlibat dan sebagai
warga sekolah sehingga memiliki pengetahuan, kesadaran dan tindakan dalam melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter menggambarkan kurikulum dan ciri organisasi sekolah dalam pengembangan nilai fundamental peserta
didik untuk diterapka secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku yang berkaitan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang bersal dari pikiran, sikap, perkataan dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, budaya dan adat istiadat.
Pendidikan agama Islam merupakan pondasi dari pendidikan karakter karena di bentuk dari materi akidah akhlak yang
terdapat mata pelajaran PAI. Akidah merupakan suatu pondasi untuk membentuk karakter yang religius. Untuk pelaksanaan
pendidikan karakter yang religius peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan menciptakan suasana kegiatan
pembelajaran yang efisien dan efektif serta penerapan lingkungan luar kelas. Selain menyampaikan materi PAI secara teoris, bisa
juga dengan melakukan berbagai kegiatan seperti shalat berjamaah, kegiatan amal, jum’at bersih, dan lainnya. jadi, pendidikan

10
karakter dalam pendidikan agama Islam sangat diperlukan karena dapat membentuk pribadi siswa agar menjadi manusia yang
baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik dan menerapkan nilai akhlak kemudian diimplementasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Implementasi Moderasi Beragama


a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Moderasi Beragama adalah cara memandang dan bertindak di tengah, dalam arti kita menyikapi sebuah kejadian atau mengamati
sebuah kenyataan yang terjadi secara seimbang sesuai dengan ajaran agama, dan menyikapi berbagai hal keragamaan yang ada di
masyarakat dengan membudayakan sikap saling menolong, menghormati, toleransi, baik dengan seagama ataupun tidak seagama,
beda budaya, suku dan lain sebagainya hal itu tidak menjadikan goyah dalam memiliki rasa menghargai dengan sesama dalam rangka
mewujudkan kedamaian serta keutuhan Negara Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan pelaksanaan moderasi beragama dapat dilakukan dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan seluruh
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam. Sikap moderasi beragama ditunjukkan dengan penerimaan terhadap ajaran agama yang
inklusif, menghormati perbedaan, sikap toleran, dan siap bekerja sama dengan berbagai pihak. Moderasi juga dapat mewujud dalam
perilaku seseorang baik dalam ucapan, tindakan ataupun perbuatan yang sesuai dengan sikap moderat. Perilaku tersebut dapat diukur
dalam keterampilan yang mencerminkan moderasi seperti mampu berdialog dengan berbagai latar belakang orang, orang lain merasa
nyaman selama berada disekitarnya, adil dalam berbuat dan berucap, serta mengedepankan kemaslahatan umat. Moderasi beragama
dalam Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan melalui beberapa strategi yaitu, penguatan paradigma moderasi, kurikulum, dan
pembelajaran. Ketiga strategi ini berkaitan satu sama lain dalam pengembangan kebijakan penerapan penguatan moderasi dalam
konteks Pendidikan Agama Islam. Kebijakan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI dalam perwujudan
moderasi ini dipandang penting mengarah pada mainstreaming pembentukan sikap dan perilaku moderat yang didukung oleh

11
pemahaman keagamaan yang moderat. Moderasi beragama selain diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran PAI juga dapat
diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

5. Implementasi Pendidikan Anti Korupsi


a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendidikan anti korupsi adalah tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya untuk
mendorong generasi mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap segala bentuk korupsi. Implementasi
Pendidikan anti korupsi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah memiliki peran besar dalam upaya preventif
pemberantasan tindak koruptif di kalangan siswa sejak dini melalui penanaman nilai-nilai anti korupsi seperti; kejujuran,
keterbukaan, kesederhanaan, dan tanggung jawab selama mengikuti pendidikan dimadrasah. Strategi implementasinya dilakukan
dengan sosialisasi tindak koruptif melalui materi PAI, memberikan keteladanan perilaku anti koruptif oleh guru dalam proses
pembelajaran dan interaksi sosial, dan penanaman nilai anti korupsi pada siswa melalui kegiatan keagamaan di organisasi yang
diadakan oleh madrasah. Karena itu, siswa harus menunjukkan perlawanannya terhadap segala bentuk perilaku koruptif dalam
pembelajaran dan konteks nyata kehidupan di madrasah.
Pendidikan Antikorupsi dalam Pendidikan Agama Islam harus diberikan kepada anak didik melalui pembelajaran sikap mental
dan nilai-nilai moral bebas korupsi di sekolah, sehingga generasi baru Indonesia diharapkan dapat memiliki pandangan dan sikap
yang keras terhadap segala bentuk praktik korupsi. Nilai antikorupsi yang ditranformasikan dalam Pendidikan Agama Islam di
sekolah diharapkan dapat menyelamatkan generasi muda agar tidak menjadi penerus tindakan koruptif generasi sebelumnya.
Penanaman pendidikan antikorupsi dapat dilakukan melalui: (1) Curriculum, (2) The Ritual Life (3) Teachers. Curriculum
berarti materi antikorupsi diajarkan lewat jalur pendidikan dengan memasukkan dalam materi mata pelajaran. The Ritual Life berarti
nilai-nilai antikorupsi harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan teachers berarti guru tidak hanya memberikan teori
saja, tetapi juga contoh kepada siswanya. Dengan demikian, implemenetasi Pendidikan Antikorupsi dalam Pendidikan Agama Islam

12
yang dipandu oleh guru agama harus senatiasa dikorelasi dengan lingkup materi Pendidikan Agama Islam, baik secara teoritik
maupun aplikatif beragama anak didik di sekolah. Pada setiap kegiatan pembelajaran topik-topik materi Pendidikan Agama Islam,
guru harus mampu menyampaikan pesan kognitif mencegah prilaku koruptif kepada anak didik, baik ketika mengikuti proses
pembelajaran di sekolah maupun ketika berada di rumah dalam berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.

6. Implementasi Pendidikan Anti Narkoba


a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendidikan anti narkoba adalah upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba untuk melawan maraknya penyebaran dan
penyalahgunaan melalui jalur pendidikan. Sebab, penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku sosial yang sangat
konmpleks sehingga tidak mungkin mencegah penyalahgunaannya hanya dengan memberi pengetahuan atau informasi tentang
bahayanya. Pendidikan anti narkoba adalah suatu proses dua arah yang diberikan dalam suatu lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar yang terstruktur, dimana pengembangan kemampuan belajar dan pendewasaan lebih penting dari pada
penyampaian informasi atau fakta. Tujuannya meningkatkan kemampuan seseorang dalam hal mengambil keputusan, perjernihan
nilai-nilai dan pengembangan diri pada kemampuan untuk mengatasi tekanan batin untuk mencapai kesadaran diri.
Untuk pendidikan anti narkoba dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti yakni terdapat dalam materi:
a) bentuk pendidikan informatif tepatnya dampak negatif pemakaian narkoba dan larangan hukum penyalahgunaan narkoba
b) penanaman budi pekerti luhur dengan fokus sederhana
c) bentuk pendidikan pengembangan sosial individu, peningkatan keterampilan mengatasi masalah dengan fokus berusaha
perpikir positif
d) penanaman kebiasaan untuk melakukan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, dengan fokus kebiasaan memakan
makanan sehat, bergizi, dan halal, menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan penyalahgunaan obat.

13
Dari sinilah siswa dapat menerapkan pendidikan anti narkoba dalam pelajaran pendidikan agama Islam sebagai sarana untuk
perbaikan dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup


a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendidikan kecakapan hidup adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya dan mampu serta memiliki kecakapan untuk berani menghadapi problematika hidup dan menjalani
kehidupan dengan wajar tanpa adanya tekanan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
akhirnya mampu mengatasinya. Untuk pendidikan kecakapan hidup (life skill) ada 4 yaitu:
1) Kecakapan personal (personal skill) yang mencakup kecakapan mengenal diri dan kecakapan berpikir rasional.
2) Kecakapan sosial (social skill)
3) Kecakapan akademik (academic skill)
4) Kecakapan vokasional (vocational skill)
Dari keempat jenis kecakapan tersebut, kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu; kecakapan hidup yang bersifat umum yang
terdiri dari kecakapan personal dan sosial, dan kecakapan hidup yang bersifat spesifik terdiri dari kecakapan akademik dan
vokasional.
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang diarahkan dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam, merupakan mata pelajaran yang diarahkan untuk membekali dan
membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecakapan dalam hidupnya dengan mengembangkan potensi yang ada. Karena pada
dasarnya agama Islam merupakan pondasi dalam menjalani kehidupan, dengan memberi bimbingan dan pedoman dalam menjalani
kehidupan, serta membawa manusia kepada kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.

14
PAI merupakan salah satu mata pelajaran yang dijadikan jalan keluar dalam mengembangkan potensi manusia agar menjadi
sumber daya yang cakap dalam kehidupan, yaitu manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur,
berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berupaya mencapai kesejahteraan didunia dan akhirat.
Hubungan kecakapan hidup dengan pendidikan adalah dari proses belajar yang nantinya didapatkan pengalaman belajar yang
mengarahkan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini mata pelajaran yang diberikan berfungsi menjelaskan
fenomena kehidupan sehingga nantinya lebih mudah dipahami dan lebih mudah untuk mencari solusi.

8. Program Prioritas Madrasah


1. Bahtsul masa’il
- Kegiatan tersebut di selenggarakan di madrasah dalam waktu satu semester dua kali, yaitu setelah UTS dan sestelah UAS,
setelah UTS Bahtsul Masa’il Sughro ( BMS ), sedangkan setelah UAS Bahtsul Masa’il Kubro ( BMK ).
- Sasaran dari BMS yakni, seluruh siswa/I dengan catatan perumusnya di ambil dari kalngan madrsah sendiri, sedangkan BMK
perumusnya di ambil dari kalngan luar madrasah.
- Tujuannya yaitu, untuk meningkatkan bakat siswa/I dalam hal soft skill, serta memeperdalam pengetahuan agama khususnya
dalam Fiqih.
2. Khitobiyah
- Kegiatan ini di selenggarakan di madrasah dalam waktu satu kali di setiap semester.
- Sasaran dari kegiatannya meliputi seluruh siswa/I MTS. AL FALAH dan Sebagian guru sebagai pendamping acara, supaya
acara berjalanan dengan terorganisir.
- Tujuannya, untuk melatih siswa dalam hal soft skill maupun hard skillnya, juga melatih hidup bertanggung jawab.
3. Class Meeting
- Kegiatan ini di selenggarakan tiap setahun sekali selesai ujian kenaikan kelas.

15
- Sasaran kegiatan meliputi seluruh peserta didik di MTS. AL FALAH.
- Tujuan di adakannya, untuk melatih peserta didik dalam hidup mandiri, bertanggung jawab, serta menggali bakat maupun
keahlian siswa yang masih terpendam.
4. Study Tour
- Kegiatan ini di selenggarakan tiap setahun sekali.
- Sasarannya seluruh peserta didik kelas 12 dan Sebagian guru sebagai pendamping dan juga pengarah.
- Tujuan di adakannya, melatih kemandirian peserta didik, tanggung jawab akan diri sendiri atas pribadi masing-masing peserta
didk, melatih kekuatan mental peserta didik dan juga meng refresh otak peserta didik.

16
PROGRAM TAHUNAN

Satuan Pendidikan : MTS. AL- FALAH


Mata Pelajaran : FIKIH
Kelas : IX
Tahun Pelajaran : 2023/2024

A. Capaian Pembelajaran
Fase D FIKIH

Pada akhir fase D, pada elemen fikih ibadah, peserta didik terbiasa bersuci dan menjalankan shalat fardlu maupun sunah, terbiasa puasa fardlu maupun sunah
dengan baik dan benar, serta memahami ketentuan haji dan umrah untuk menumbuhkan kesadaran menjalankan 5 (lima) rukun Islam secara lengkap. Di
samping itu, peserta didik terbiasa melakukan ibadah lain yang memiliki dimensi sosial, antara lain: zakat, infak, sedekah, kurban, akikah, dan lain-lain sesuai
syarat dan rukunnya dengan baik dan benar, sehingga amaliah ibadahnya dapat membentuk kepedulian sosial dan mempengaruhi cara berfikir, bersikap, dan
bertindak dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks beragama, berbangsa, dan bernegara.
Pada akhir fase D, peserta didik juga memahami ketentuan halal-haramnya makanan dan minuman, serta ketentuan penyembelihan binatang agar peserta
didik selektif memilih makanan dan minuman di era global dan terbiasa mengonsumsi yang halal dan baik (halal-thayyib) agar kesucian hati bisa dijaga,
sehingga akan mempengaruhi dalam sikap dan perilaku sehari-hari menjadi baik.
Peserta didik juga akan mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah sehingga dapat menjalankan kewajiban sosialnya (fardlu kifayah) dalam kehidupan
masyarakat yang beragam.
Pada akhir fase D, peserta didik juga menerapkan ketentuan pembagian warisan dan muamalah. Dalam muamalah, peserta didik akan mampu menganalisis
dan mengimplementasikan ketentuan fikih muamalah sehingga aktifitas sosial-ekonomi pada era digital dan global dijalankan secara jujur, amanah dan tanggung
jawab sesuai aturan fikih, yang dapat bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi dalam konteks beragama, berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat global.
B. Elemen Capaian Pembelajaran Fase D

Elemen Capaian Pembelajaran

1) Peserta didik menganalisis tata cara bersuci dari hadas dan najis.
2) Peserta didik mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah
Fikih Ibadah 3) Peserta didik memahami ibadah yang memiliki dimensi sosial berupa zakat.
4) Peserta didik memahami dan mempraktikkan ketentuan ibadah haji dan umrah.

1) Peserta didik menganalisis dan memahami ketentuan pembagian waris dan muamalah yang meliputi: jual beli, khiyaar,
qiraadl, larangan ribba, ‘aariyah, wadii’ah, hutang-piutang, gadai, hiwaalah, ijarah.
Fikih Muamalah

No Tujuan Pembelajaran Materi Alokasi Waktu

Semester Ganjil
1 Peserta didik mampu menganalisis tata cara bersuci dari hadas dan najis. Bersuci dari hadas dan najis 6JP
2 Peserta didik mampu mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah. Ketentuan pemulasaraan 8JP
jenazah
3 Peserta didik mampu memahami ibadah yang memiliki dimensi sosial berupa zakat. 6JP
Zakat

4 Peserta didik mampu memahami dan mempraktikkan ketentuan ibadah haji dan umrah. Ketentuan ibadah haji dan 2JP
umrah

5 Ulangan Harian 1 dan 2


No Tujuan Pembelajaran Materi Alokasi Waktu
6 UTS dan UAS
7 Cadangan 4JP

Semester Genap

8 Peserta didik mampu menganalisis ketentuan pembagian waris Pembagian waris 6JP
9 Peserta didik mampu menganalisis ketentuan mualamah meliputi jual beli, khiyar, dan 6JP
Jual beli, khiyar, qiraadl
qiraaadl.
10 Peserta didik mampu memahami larangan ribba, ‘aariyah, dan hutang piutang. Larangan riba’, ‘aariyah, dan 4JP
hutang piutang.
11 Peserta didik mampu memahami gadai, hiwaalah, dan ijarah 4JP
Gadai, hiwaalah, dan ijarah.

12 Ulangan Harian 1 dan 2


13 UTS dan UAS
Cadangan 2 JP
Jumlah Jam Pelajaran 48 JP

Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran
PAI

SUPARTO S.Pd. M.Pd. I SUSILOWATI S.Pd


NIP.19850723 200502 2 001 NIP. 19850325201921 1 123
PROGRAM SEMESTER
Mata Pelajaran : Fikih Kelas/Semester : IX / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 jam / minggu Tahun Pelajaran : 2023/ 2024

Alokasi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Ket


Materi
Waktu 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Bersuci dari hadas dan najis 6JP 2 2 2

Ketentuan pemulasaraan jenazah 8JP 2 X2 2 2

Zakat 6JP 2 2 2

SEMESTER
2JP P P

LIBUR
Ketentuan ibadah haji dan T A
S 2 S
umrah

Cadangan 4JP 2 2

Jumlah 26JP

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Madrasah PAI

SUPARTO S.Pd. M.Pd. I SUSILOWATI S.Pd


NIP. 19850723 200502 2 001 NIP. 19850325201921 1 123
PROGRAM SEMESTER
Mata Pelajaran : Fikih Kelas/Semester : IX /Genap
Alokasi Waktu : 2 jam / Minggu Tahun Pelajaran : 2023/2024

Alokasi Januari Februari Maret April Mei Juni Ket


Materi
Waktu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Pembagian waris 6JP 2 2 2

Jual beli, khiyar dan qiraadl 6JP 2 2 2

LIBUR SEMESTER
Larangan riba, ‘aariyah, dan 4JP
2 2 X P P
hutang piutang T A
Gadai, hiwaalah, dan ijarah 4JP S 2 2 S

Cadangan 2JP 2

Jumlah 22JP

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Madrasah PAI

SUPARTO S.Pd. M.Pd. I SUSILOWATI S.Pd


NIP . 19850723 200502 2 001 NIP. 19850325201921 1 123
CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
Institusi : Mts. Al- Falah
Mata Pelajaran : FIKIH
Kelas : FASE D (IX)
Tahun Pelajaran : 2023/2024

A. Rasional Mata Pelajaran Fikih


Pembelajaran Fikih merupakan proses pembentukan pengetahuan,
sikap dan keterampilan oleh peserta didik melalui kinerja kognitifnya yang
berbasis fakta dan fenomena sosial keagamaan yang kontekstual.
Pembelajaran mengandung tiga karateristik utama yaitu: (a) proses
pembelajaran melibatkan proses mental secara maksimal yang
menghendaki aktivitas peserta didik untuk berpikir, (b) pembelajaran
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang pada gilirannya kegiatan berpikir itu dapat membantu
peserta didik untuk memeroleh pengetahuan yang mereka konstruksi
sendiri, dan (c) pembelajaran Fikih yang berupa ajaran ajaran, prinsip-prinsip
dan dogma-dogma agama Islam itu diupayakan sekontekstual mungkin
disesuaikan dengan fakta, fenomena sosial keagamaan dan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga pemahaman agama
tidak tekstualis/kaku namun fleksibel dan tetap dalam koridor metodologi
yang valid. Dengan demikian Fikih memiliki makna bagi kehidupan peserta
didik karena mewarnai cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam
kehidupannya.
Oleh karena itu, pembelajaran Fikih mengarusutamakan pada
pembentukan sikap dan perilaku beragama melalui kontekstualisasi ajaran
agama, pembiasaan, pembudayaan, dan keteladanan semua warga
madrasah. Iklim akademis-religius perlu diciptakan sedemikian rupa
sehingga budaya madrasah menjadi wahana bagi persemaian paham
keagamaan yang moderat, internalisasi akhlak mulia, budaya anti korupsi
dan model kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara yang baik bagi
masyarakat. Hubungan guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran dibangun dengan ikatan kasih sayang dan saling membantu,
bekerja sama untuk menggapai rida Allah Swt.
Adapun capa1an pembelajaran bagi peserta didik penyandang
disabilitas ditetapkan secara fleksibel dan disesuaikan dengan
karakteristik dan kondisi peserta didik sesuai hasil asesmen yang tertuang
dalam profil peserta didik.

B. Tujuan Mata Pelajaran Fikih

Pembelajaran Fikih di madrasah secara bertahap dan holistik diarahkan


untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kompetensi memahami hukum-
hukum Islam sehingga memungkinkan peserta didik menjalankan kewajiban
beragama dengan baik terkait hubungan dengan Allah Swt., maupun sesama
manusia dan alam semesta. Pemahaman keagamaan tersebut terinternalisasi
dalam diri peserta didik, sehingga nilai-nilai agama menjadi pertimbangan
dalam cara berpikir, bersikap dan bertindak untuk menyikapi fenomena
kehidupan. Selain itu, peserta didik diharapkan mampu mengekspresikan
pemahaman agamanya dalam hidup bersama yang multikultural, multietnis,
multipaham keagamaan dan kompleksitas kehidupan lainnya. secara
bertanggung jawab, toleran, dan moderat dalam kerangka berbangsa dan
bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Fikih
Fikih merupakan sistem atau seperangkat aturan syariat yang
berkaitan dengan perbuatan manusia (mukallajJ. Aturan tersebut terkait
hubungan manusia dengan Allah Swt. (hablum minallaah), sesama
manusia (hablum minannaas) dan dengan makhluk lainnya (hablum
ma'al ghain) dalam kehidupan sehari hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai
ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan
muamalah dalam konteks keindonesiaan sehingga semua perilaku sehari-
hari sesuai aturan dan bernilai ibadah serta memiliki dimensi ukhrawi.
Alur Dan Tujuan Pembelajaran Dalam Rangka Pengembangan Perangkat Ajar
Mts. Al-Falah

Capaian Pembelajaran Fase D

Fase D FIKIH
Pada akhir fase D, pada elemen fikih ibadah, peserta didik terbiasa bersuci dan menjalankan shalat fardlu maupun sunah, terbiasa puasa fardlu
maupun sunah dengan baik dan benar, serta memahami ketentuan haji dan umrah untuk menumbuhkan kesadaran menjalankan 5 (lima) rukun
Islam secara lengkap. Di samping itu, peserta didik terbiasa melakukan ibadah lain yang memiliki dimensi sosial, antara lain: zakat, infak,
sedekah, kurban, akikah, dan lain-lain sesuai syarat dan rukunnya dengan baik dan benar, sehingga amaliah ibadahnya dapat membentuk
kepedulian sosial dan mempengaruhi cara berfikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks beragama, berbangsa,
dan bernegara.
Pada akhir fase D, peserta didik juga memahami ketentuan halal-haramnya makanan dan minuman, serta ketentuan penyembelihan binatang
agar peserta didik selektif memilih makanan dan minuman di era global dan terbiasa mengonsumsi yang halal dan baik (halal-thayyib) agar
kesucian hati bisa dijaga, sehingga akan mempengaruhi dalam sikap dan perilaku sehari-hari menjadi baik.
Peserta didik juga akan mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah sehingga dapat menjalankan kewajiban sosialnya (fardlu kifayah)
dalam kehidupan masyarakat yang beragam.
Pada akhir fase D, peserta didik juga menerapkan ketentuan pembagian warisan dan muamalah. Dalam muamalah, peserta didik akan mampu
menganalisis dan mengimplementasikan ketentuan fikih muamalah sehingga aktifitas sosial-ekonomi pada era digital dan global dijalankan
secara jujur, amanah dan tanggung jawab sesuai aturan fikih, yang dapat bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi dalam konteks beragama,
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat global.
Fase D Berdasarkan Elemen.
Elemen Capaian Pembelajaran
1) Peserta didik menganalisis tata cara bersuci dari hadas sehingga dapat mengamalkannya dengan baik dan benar di
lingkungan sekitar terutama pada masyarakat global pada kondisi apapun dan dimanapun.
2) Peserta didik mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah mencakup: memandikan, mengkafani,
menyalatkan dan menguburkan janazah, sehingga dapat menjalankan fardlu kifayah sebagai konsekwensi
beragama dalam konteks hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3) Peserta didik memahami ibadah yang memiliki dimensi sosial berupa zakat sesuai syarat dan rukunnya dengan
Fikih Ibadah
baik sebagai ekspresi rasa syukur kepada Allah Swt, sehingga amaliah ibadahnya dapat membentuk kepedulian
sosial dan mempengaruhi cara berfikir bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks
beragama, berbangsa dan bernegara.
4) Peserta didik memahami dan mempraktikkan ketentuan ibadah haji dan umrah sehingga memiliki kesadaran
penghambaan dan ketaatan kepada Allah Swt secara mutlak dalam mengikuti aturan syari'at dalam kehidupan
sehari-hari dalam konteks berbangsa dan bernegara untuk menggapai ridha Allah Swt.
Peserta didik mampu menganalisis ketentuan pembagian waris dan muamalah yang meliputi: jual beli, khiyaar,
qiraadl, larangan riba, 'aariyah, wadii'ah, hutang-piutang, gadai, hiwaalah, ijarah sehingga aktifitas sosial-ekonomi
Fikih Muamalah
pada era digital dan global dijalankan secara jujur, amanah dan tanggung jawab sesuai aturan fikih, yang dapat
bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi dalam konteks beragama, berbangsa, bernegara dan bermasyarakat global.

Sumber
Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran Materi pokok Aktivitas
Belajar
Peserta didik mampu Menganalisis tata cara Bersuci Dari Hadas  Peserta didik dapat mengenal arti - Buku
menganalisis tata cara bersuci bersuci dari hadas untuk hadas kecil dan hadas besar dengan - Kitab
dari hadas besar dan kecil membangun pola hidup melihat buku teks dan gambar yang - Jurnal
untuk membangun pola hidup bersih dan sehat dalam telah ditampilkan dalam proyektor. - Sumber
bersih dan sehat dalam konteks kehidupan sehari-  Peserta didik dapat diminta membaca referensi
kehidupan sehari. hari. tentang tata cara, macam-macam dari buku
bersuci dari hadas dan hal-hal yang lain
berkaitan dengan bersuci dari hadas
 Peserta didik dapat mengamati dan
mempraktekkan kegiatan bersuci dari
hadas seperti, berwudhu, tayammum,
mandi.
 Peserta didik dapat membedakan
benda yang akan dibuat bersuci
seperti, air, dinding tembok, dan
batu.
 Peserta didik agar lebih paham dapat
mempresentasikan materi yang telah
diajarkan.
 Peserta didik dapat menerapkan apa
yang telah diajarkan guru mengenai
materi bersuci dari hadas di
kehidupan sehari-hari untuk
membangun pola hidup sehat dan
bersih.
Peserta didik mampu Menganalisis tata cara Bersuci Dari Najis  Peserta didik dapat mengenali arti, -
membedakan antara najis bersuci dari najis untuk pembagian, syarat, macam-macam
mukhoffafah, mutawassithoh, membangun pola hidup bersuci dari najis.
dan mugholadhoh dilingkungan bersih dan sehat di  Peserta didik dapat melihat langkah-
sekitar. lingkungan sehari-hari. langkah bersuci dari najis pada buku
dan gambar di layar proyektor.
 Peserta didik dapat mengamati
perbedaan cara mensucikan najis
munghalladzoh, mutawassithoh dan
mukhaffafah.
 Peserta didik dapat menjelaskan
didepan kelas mengenai materi yang
telah diajarkan.
 Peserta didik dapat mendiskusikan
tentang materi yang telah dibahas.
 Peserta didik dapat mempraktekkan
dan menerapkan kegiatan tersebut
ketika dilingkungan sekitar.
Peserta didik mampu Mempraktekkan ketentuan  Peserta didik dapat mendiskusikan - Buku
mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah dengan teman kelompok yang telah LKS
pemulasaraan jenazah dengan dengan baik dan benar agar ditentukan mengenai materi yang - Kitab
baik dan benar agar dapat dapat membentuk kepedulian akan dibahas. - Jurnal
membentuk kepedulian sosial sosial dan gotong royong  Peserta didik dapat memahami - Buku
dan gotong royong dalam dalam kehidupan beragama pengertian, syarat wajib, perawatan paket
kehidupan beragama dan dan bermasyarakat. dan tata cara bagaimana mengkafani - Referensi
bermasyarakat. Ketentuan jenazah yang baik dan benar melalui buku lain
Pemulasaraan buku paket. - Youtube
Jenazah.  Peserta didik dapat melihat gambar
dari materi yang dijelaskan melalui
layar proyektor untuk
mempermudah pemahaman.
 peserta didik dapat mempraktekkan
pemulasaraan jenazah jika sudah
memahami tata caranya sehingga
ilmu yang didapat kelak berguna di
kehidupan masyarakat.
Peserta didik mampu Menerapkan ketentuan zakat, Ketentuan Zakat.  Peserta didik dapat mengidentifikasi - Buku
memahami ibadah yang sehingga dapat membentuk pengertian dan macam-macam dari paket
memiliki dimensi sosial berupa kesadaran dan ketaatan zakat. - Buku
zakat sehingga dapat dalam mewujudkan  Peserta didik dapat menganalisis LKS
membentuk kesadaran dan kehidupan bermasyarakat syarat-syarat zakat, orang yang - Kitab
ketaatan dalam mewujudkan yang harmonis dalam berhak menerima zakat, takaran - Jurnal
kehidupan bermasyarakat yang kerangka hablum minallah yang wajib dizakatkan melalui buku - Google
harmonis dalam kerangka dan hablum minannas. paket referensi dari buku lain - Buku
hablum minallah dan hablum mengenai materi tersebut. online
minannas.  Peserta didik dapat mempraktekkan - Sumber
pembagian zakat sesuai ketentuan
referensi
yang berlaku dalam syariat islam.
yang
 Peserta didik dapat mengeksplore relevan
pengetahuannya melalu sumber
referensi selain dari buku.
 Peserta didik dapat berperilaku taat
dan prduli sebagai hikmah dari
ketentuan zakat.
Peserta didik mampu Memahami ketentuan ibadah  Peserta didik berkumpul dengan - Buku
memahami dan mempraktikkan haji dan umrah sehingga teman sekelompok untuk membahas paket
ketentuan terbentuk pribadi yang materi yang diajarkan. - Buku
ibadah haji dan umrah sehingga religius dan memiliki  Peserta didik dapat mengamati LKS
terbentuk pribadi yang religius ketaatan dan kesetaraan di mengenai pengertian, syarat, - Kitab
dan memiliki ketaatan dan hadapan Allah Swt. kewajiban, hukum, perbedaan haji tafsir
kesetaraan di hadapan Allah dan umroh, rukun dan waktu alqur’an
Swt. pelaksanaannya yang benar. - Jurnal
Ketentuan
 Peserta didik dapat mengamati - Sumber
Ibadah Haji dan
langkah-langkah ketentuan ibada referensi
Umrah.
haji dan umroh melalui buku dan yang
layar proyektor. relevan
 Peserta didik dapat - buku
mempresentasikan mengenai materi online.
tersebut di depan kelas.
 Agar lebih paham peserta didik
dapat mempraktekkan kegiatan
tersebut seperti manasik haji dan
umroh, kemudian guru dapat
membimbing ketika kegiatan
tersebut berlangsung.
Peserta didik mampu Menganalisis pembagian Ketentuan  Peserta didik dapat dibagi kelompok - Buku
menganalisis ketentuan waris sehingga dapat Pembagian Waris untuk membahas materi tentang paket
pembagian waris sehingga memiliki sikap amanah dan ketentuan pembagian waris. - Buku
dapat memiliki sikap amanah adil dalam menjalankan  Peserta didik dapat memahami LKS
dan adil dalam menjalankan ketentuan syariat. tentang pengertian, rukun dan syarat - Kitab
ketentuan syariat. dalam materi yang telah dijeaskan. tafsir
 Peserta didik dapat mengamati alqur’an
dengan baik mengenai pembagian - Jurnal
keluarga/kerabat yang berhak - Sumber
menerima harta warisan. referensi
 Peserta didik dapat mendiskusikan yang
tugas yang diberikan dengan relevan
kelompok masing-masing. buku
 Peserta didik dapat online.
mempresentasikan didepan kelas
bergantian, sesuai dengan urutan
kelompok.
 Peserta didik dapat mengambil
hikmah dari pembagian waris
sehingga dapat memiliki sikap
amanah dan adil dalam menjalankan
ketentuan syariat.
Peserta didik mampu Menganalisis ketentuan Jual beli, Khiyar,  Peserta didik dapat dibagi kelompok - Buku
menganalisis ketentuan muamalah: jual beli, dan Qiraaadl. menjadi 3 bagian kemudian setiap - Kitab
mualamah meliputi jual beli, khiyaar, qiraadl, dan kelompok dapat membahas tema - Jurnal
khiyar, dan qiraaadl sehingga larangan riba sehingga materi yang telah ditentukan. - Google
sehingga menumbuhkan sikap menumbuhkan sikap tolong  Peserta didik dapat memahami - Youtube
tolong menolong, jujur, menolong, jujur, amanah setiap pembahasan yang dijelaskan, - Referensi
amanah dan tanggung jawab dan tanggung jawab dalam meliputi: jual beli, khiyar, dan buku
dalam aktifitas sosial- aktifitas sosial- ekonomi qiraaadl. selain
ekonomi pada era digital dan pada era digital dan global.  Peserta didik dapat mengamati buku dari
global. dengan seksama melalui gambar dari sekolah.
layar proyektor, langkah-langkah
dalam materi tersebut.
 Peserta didik dapat
mempresentasikan kegiatan tersebut
sesuai tema yang diberikan dengan
teman kelompoknya.
 Peserta didik dapat mempraktekkan
dengan teman sekelompok mengenai
kegiatan jual beli, khiyar, dan
qiraaadl
 Peserta didik dapat mengambil
hikmah dari kegiatan yang telah di
praktekkan sehingga terwujudnya
sikap tolong menolong, jujur,
amanah dan tanggung jawab dalam
aktifitas sosial- ekonomi pada era
digital dan global.
Peserta didik mampu Menganalisis ketentuan Larangan Ribba,  Peserta didik dapat memperhatikan - Buku
memahami larangan riba, muamalah 'aariyah, riba, ‘Aariyah, dan guru yang menjelaskan mengenai - Kitab
‘aariyah, dan hutang piutang hutang-piutang sehingga Hutang Piutang. larangan riba, ‘aariyah, dan hutang - Jurnal
sehingga menumbuhkan sikap menumbuhkan sikap tolong piutang. - Referensi
tolong menolong, jujur, menolong, jujur, amanah dan  Peserta didik dibagi menjadi buku
amanah dan tanggung jawab tanggung jawab dalam beberapa kelompok untuk selain
dalam aktifitas sosial-ekonomi aktifitas sosial-ekonomi pada mempresentasikan materi yang buku dari
pada era digital dan global. era digital dan global. dijelaskan. sekolah.
 Peserta didik dapat mengerti dan - Google
memahami setiap materi yang
dijelaskan.
 Peserta didik dapat membuka buku
pelajaran sambil mengamati
mengenai larangan riba, ‘aariyah,
dan hutang piutang dipapan
proyektor.
 Peserta didik dapat
mempresentasikan mengenai materi
tersebut dengan baik dan benar.
 Peserta didik dapat mengambil
hikmah dari larangan riba, ‘aariyah,
dan hutang piutang sehingga
menumbuhkan sikap tolong
menolong, jujur, amanah dan
tanggung jawab dalam aktifitas
sosial- ekonomi pada era digital dan
global.
Peserta didik mampu Menganalisis ketentuan  Peserta didik dapat memperhatikan - Buku
memahami gadai, hiwaalah, gadai, hiwaalah, dan ijarah guru yang menjelaskan mengenai LKS
dan ijarah sehingga sehingga menumbuhkan gadai, hiwaalah, dan ijarah - Kitab
menumbuhkan sikap tolong sikap tolong menolong, jujur,  Peserta didik dibagi menjadi - Jurnal
menolong, jujur, amanah dan amanah dan tanggung jawab beberapa kelompok untuk - Referensi
tanggung jawab dalam dalam aktifitas sosial- mempresentasikan materi yang buku
aktifitas sosial-ekonomi pada ekonomi pada era digital dan dijelaskan. selain
era digital dan global. global.  Peserta didik dapat mengerti dan buku dari
memahami pengertian, dasar hukum, sekolah.
jenis, dan contoh dari gadai,
hiwaalah, dan ijarah.
Gadai, Hiwaalah,  Peserta didik dapat membuka buku
Dan Ijarah pelajaran sambil mengamati
mengenai gadai, hiwaalah, dan
ijarah dipapan proyektor.
 Peserta didik dapat
mempresentasikan mengenai materi
tersebut dengan baik dan benar.
 Peserta didik dapat mengambil
hikmah dari gadai, hiwaalah, dan
ijarah sehingga menumbuhkan sikap
tolong menolong, jujur, amanah dan
tanggung jawab dalam aktifitas
sosial- ekonomi pada era digital dan
global.
Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran
PAI

SUPARTO S.Pd. M.Pd. I SUSILOWATI S.Pd


NIP . 19850723 200502 2 001 NIP. 19850325201921 1 123

Anda mungkin juga menyukai