Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS


IV MI ASY-SYAFIIYAH KECAMATAN COMAL KABUPATEN
PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Disusun guna memenuhi tugas UAS


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Dasar
Dosen Pengampu :

Disusun oleh
1. Amilatul Izah 2023214414
Kelas M

PROGRAM STUDI PGMI


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fiqih, menurut bahasa artinya faham, sedang menurut syara’
artinya” mengetahui hokum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amal
perbuatan anggota maupun batin, seperti hukum: wajib, haram, mubah,
sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu”.1
Mata pelajaran fiqih menjadi salah satu pelajaran wajib diajarkan
pada tingkat Madrasah Ibtidaiyaah (MI).
Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan, masih ada siswa
kelas IV MI Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal Kabupaten Pemalang yang
menganggap bahwa pelajaran Fiqih sebagai pelajaran yang membosankan.
Kondisi tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa siswa kelas IV MI
Kebagusan yang nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM)
yaitu 7,0. Secara klasifikasi nilai rata-rata siswa kelas IV MI Asy-
Syafiiyah Pecangakan Comal untuk mata pelajaran Fiqih masih perlu
ditingkatkan lagi.
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya adalah siswa
yang masuk ke MI Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal bukan siswa
unggulan tetapi siswa yang memiliki kemampuan heterogen. Guru belum
memperoleh cara mengajar yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pelajaran Fiqih. Hal-hal yang perlu direkomendasikan adalah
agar guru-guru menerapkan metode pembelajaran jigsaw pada
pembelajaran Fiqih, sehingga kompetensi dasar yang diharapkan dapat
dicapai dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Metode jigsaw
merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang dipakai secara
luas yang memiliki kesamaan dengan teknik :”pertukaran dari kelompok
ke kelompok” denagn suatu perdebatan penting. Ini adalah alternative
1
Moh Riva’i, Ushul Fiqih, (Bandung: PT Alma’arif,1983), hlm. 9.

2
menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
dalam penyampaiannya.
B. Perumusan Masalah
Bermula dari judul dan uraian di atas, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
Adakah pengaruh metode jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar Fiqih
siswa kelas IV MI Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal?
Untuk lebih memahami judul yang dibuat, penulis memberikan
penegasan istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu.
2. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai yang di kehendaki.
3. Metode pembelajaran jigsaw adalah strategi yang menarik untuk
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi
beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
penyampaian.
4. Meningkatkan berarti menaikkan, mempertinggi.
5. Prestasi belajar adalah suatu perubahan individu belajar, perubahan
tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan,
kebiasaandiri pribadi individu yang belajar.2
6. Fiqih adalah salah satu pelajaran agama islam yang membahas dan
menerangkan hukum-hukum syara’ yang tertentu bagi perbuatan-
perbuatan mukallaf, seperti wajib, haram, mubah, sunat, makruh,
shahih, fasid, bathil, qadha, ada’, dan sepertinya.3
7. MI Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal, Kabupaten Pemalang

2
S. Nasution, Didaktif asas-asas mengajari,cet II, (Bandung:Jammars,1986), hlm.25.
3
Abu Hamid al-Ghazali, Mauizatul Mukminun Min Ihya ulumuddin (Bimbingan Untuk
Mencapai Tingkat Mukmin), penerjemah Moh.Abdai Rathomy, (Bandung: CV.Diponegoro),
hlm.11.

3
MI Asy-Syafiiyah merupakan sebuah lembaga pendidikan swasta
yang berada di bawah naungan Kementrian Agama yang terletak di
desa Pecangakan,Comal.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
judul dalam skipsi ini adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam
meningkatkan hasil belajar Fiqih melalui metode jigsaw.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar
fiqih kelas IV MI Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal.

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
pendidikan.
b. Bahan pertimbangan atau referensi dalam pengembangan metode
pembelajaran.
2. Kegunaan Praktis
1) Bagi Guru
a. Adanya inovasi metode pembelajaran fiqih dari dan oleh
guru yang menitik beratkan pada penerapan metode
pembelajaran jigsaw.
b. Meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan proses
pembelajaran untuk menjadi guru yang profesional.
2) Bagi Siswa
a. Prestasi belajar siswa kelas IV MI Asy-Syafiiyah dalam
mata pelajarn fiqih dapat meningkat.
b. Penerapan metode pembelajarn jigsaw dapat dikembangkan
atau diterapkan pada siswa di kelas-kelas lain.
3) Bagi Sekolah

4
a. Dengan adanya penelitian tindakan kelas dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran serta proses
pendidikan bagi MI Asy- Syafiiyah
b. Hasil akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar di MI
Asy- Syafiiyah.

E. Tinjauan Pustaka/ Teori yang Digunakan


1. Analisis Teoritis
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi antara guru dengan
siswa, serta siswa dengan siswa. Di sekolah, strategi pembelajaran
yang utama dilakukan oleh narasumber (guru) dengan siswa, tetapi ada
kalanya antar siswa di dalam lingkungan sekolah.4
Di dalam tiap-tiap metode pembelajaran membutuhkan sistem
pengolahan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda, misalnya
dalam metode pembelajaran jigsaw diperlukan lingkungan bekerja
yang fleksibel. Seperti tersedianya meja dan kursi yang mudah
dipindahkan. Karena pada model ini adalah diskusi siswa (secara
berkelompok) memerlukan meja dan kursi yang dapat diatur agar
peserta yang satu dapat saling berhadapan dengan siswa yang lain.
Metode jigsaw digunakan olh guru dengan maksud agar
pemahaman konsep kademik yang diterima oleh peserta didik bukan
sesuatu yang abstrak dan belum menyentuh kebutuhan praktis
kehidupan mereka, baik dilingkungan kerja maupun dilikgkungan
masyarakat.
Keunggulan metode jigsaw dalam pembelajarn fiqih adalah
memanfaatkan salah satu sumber belajar selain guru yang sekaligus
menjadi teman bermain, yang memiliki prestasi lebih baik yang dapat

4
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm.100.

5
memberikan bantuan kepada teman-teman sekelasnya. Bantuan yang
diberikannya akan membuat temannya tidak canggung dan bahasa
mereka akan lebih mudah dipahami. Keunggulan lainnya adalah
sebagai berikut:
- Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggung jawab
terhadap proses belajarnya.
- Mendorong siswa untuk berpikir kritis.
- Memberi kesempatan siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki
untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam
kelompok tersebut.
- Diskusi tidak didominasi oleh siswa saja tetapi semua siswa
dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.5
2. Kerangka Berpikir
Sejauh ini dalam proses belajar mengajar masih didominasi oleh
pendangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang
harus dihafalkan. Belajar masih mengandalkan guru sebagai sumber
utama pengetahuan, untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang
lebih memberdayakan siswa.
Dengan penerapan konsep belajar yang tepat, siswa akan mampu
mengubah cara belajarya dalam mengikuti materi pelajaran. Salah
satunya dengan penerapan metode jigsaw. Metode jigsaw dalam proses
belajar mengajar bertujuan untuk mendorong daya tarik siswa untuk
belajar, sehingga melalui metode jigsaw diharapkan siswa belajar fiqih
lebih bermakna. Secara teoritis metode jigsaw dalam kegiatan belajar
mengajar akan dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar.
Sebagai salah satu metode pembelajaran jigsaw dilandasi oleh
pemikiran bahwa kegiatan sekolah hendaknya mendorong dan
membantu siswa untuk terlibat secara aktif membangun pengetahuan
sehingga mencapai pemahaman yang mendalam. Dalam pendekatan

5
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif , (Yogyakarta: Pustaka Insan
Mandari,2008), hlm.41.

6
ini, siswa dipandang sebagai pusat dari kegiatan belajar. Dalam
merancang kegiatan belajar di kelas, guru tidak hanya memperhatikan
tuntutan kurikulum yang harus diselesaikan melainkan juga
memperhatikan kondisi dan karakteristik siswa serta memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menentukan sendiri beberapa hal
dalam proses belajar sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dalam
proses belajarnya.
Hal ini bukan berarti bahwa guru menyerahkan sepenuhnya pada
siswa untuk membuat keputusan mengenai materi-materi yang penting
dipelajari, melainkan memberikan sebagian tanggung jawab pada
siswa untuk mengarahkan sendiri proses belajarnya. Penerapan metode
jigsaw dalam pembelajaran fiqih pada siswa MI atau yang sederajat
diduga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan
demikian prestasi belajar siswa mata pelajarn fiqih lebih meningkat,
lebih mendalam, lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang memungkinkan benar dan
memungkinkan salah, dia ditolak jika salah dan diterima jika faktanya
membenarkan.6
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan
kebenarannya atau dapat dikatakan proposisi tentatif tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.7
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut: “ Metode pembelajaran jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar fiqih siswa kelas IV MI Asy-Syafiiyah
tahun pelajaran 2015/2016.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
6
Sutrisno Hadi, Metode Research, jlid II, (Yogyakarta: Andi Offset,1989), hlm.83.
7
Masyuri & M.Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2008), hlm.136.

7
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan sati kelompok
subyek, pertama-tama dilakukan pengukuran (pretest), lalu dikenakan
perlakuan akhir (postest) tentang penerapan metode jigsaw. 8
Desain penelitian dapat digambarkan dalam tabel berikut:

pretest treatment postest


T1 X T2
Keterangan:
T1 : Pretest untuk mengetahui kondisi awal siswa, yaitu prestasi
belajar fiqih sebelum penerapan metode jigsaw.
X : Treatment/ perlakuan terhadap subyek, yaitu penggunaan metode
jigsaw dalam pembelajaran fiqih.
T2 : Postest untuk mengukur seberapa kemajuan setelah diberikan
treatment penerapan metode jigsaw.
2. Setting Penelitian
a. Waktu Penelitian
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Asy-Syafiiyah dengan alamat di
desaPecangakan Comal Kabupaten Pemalang. Peneliti mengambil
lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan karena lokasi tersebut
strategis.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitiann ini adalah siswa kelas IV MI
Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal yang berjumlah 38 orang.
4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit memiliki sifat yang sama. 9 pada penelitian ini yang

8
Herman J. Waluyo, Metodologi Penelitian, (Surakarta: FKIP Universitas Negeri Sebelas
Maret,2001), hlm.67.
9
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM,1987), hlm.112.

8
menjadi populasi penelitian adalah semua siswa kelas IV MI Asy-
Syafiiyah tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 38 siswa.
Selanjutnya untuk memperoleh sampel yang representative, penulis
menggunakan pedoman yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
yaitu: “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 15-30%
atau lebih”.10 Berdasarkan pedoman tersebut, sampel penelitian ini
diambil secara keseluruhan dari jumlah populasi, yaitu sampel total.
Dengan demikian, sampel penelitian ini adalah semua siswa kelas IV
MI Asy-Syafiiyah Pecangakan Comal sebanyak 38 siswa. Atau dengan
kata lain penelitian ini adalah penelitian populasi.
5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.11 Variabel penelitian ini terdiri atas
variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas penelitian ini adalah metode pengajaran dengan
menggunakan metode jigsaw, dengan indikator:
- Perencanaan pembelajaran
- Pelaksanaan pembelajaran
- Evaluasi pembelajaran
Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar fiqih dengan
indikator:
- Perubahan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
- Dorongan ingin tahunya tinggi
- Senang mencoba hal-hal baru
- Tidak mudah terpengaruh dengan orang lain
6. Pembelajaran Fiqih Menggunakan Metode Jigsaw

10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm.120.
11
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta,2004), hlm.39.

9
1) Aktifitas Belajar Siswa rendah, kondisi tersebut dapat dilihat dari
data awal sebagai berikut:
a. Kurangnya tanggung jawab siswa di dalam mengumpulkan/
menyerahkan tugas berarti siswa yang mempunyai
tanggung jawab kategorinya sedang.
b. Tidak tertib mengikuti, berarti siswa yang tertib
kategorinya sedang.
c. Keberanian bertanya dan menjawab masih rendah, berarti
siswa yang tidak aktif Tanya jawab kategorinya kurang.
d. Kehadiran siswa masuk kelas lebih rendah dibandingkan
dengan angka rata-rata klasikal sedangkan pada mata
pelaksanaan Fiqih kehadiran masuk kategorinya sedang.
c. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa rendah, hal tersebut dapat dilihat dari
hasil penilaian ulangan tes harian dimana siswa yang mendapat
nilai 7,0 keatas baru mencapai 60%.
d. Pelaksanaan Pembelajaran
a) Perencanaan
- Guru menyiapkan tugas kelompok, tugas tim inti.
- Peneliti dan guru secara kolaboratif menyusun lembar
observasi,merancang pembentukan kelompok kecil, kelompok
inti yang heterogen, menyusun pekerjaan rumah (PR)
- Peneliti menyiapkan lembar observasi, pendokumentasian,
lembar refleksi, dan evaluasi.
b) Tindakan
Pada tahap tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

TABEL III

KEGIATAN GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH DENGAN


METODE JIGSAW

10
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Membagi siswa dalam 10 Berkumpul sesuai dengan
kelompok yang disebut tim inti kelompok yang telah
ditentuka oleh guru
2 Menyuruh kelompok inti Ketua kelompok inti
mengirimkan anggotanya ke membagi anggotanya untuk
kelompok lain untuk begabung dengan kelompok
menyampaikan apa yang telah lain
mereka pelajari di kelompok
3 Memberikan tugas kepada Berdiskusi dengan teman
setiap kelompok dengan materi sekelompoknya untuk
pelajaran yang berbeda-beda mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
4 Menyuruh tiap anggota Tiap anggota kelompok
kelompok untuk kembali ke kembali kelompok inti
kelompok inti
5 Memberi beberapa pertanyaan Menjawab pertanyaan guru.
untuk mengecek pemahaman
siswa terhadap materi.
c) Pengamatan
- Guru berkolaborasi mengamati kegiatan kelompok serta kerjasama
antar kelompok.
- Dengan pendekatan yang partisipasif mengamati jalannya proses
pembelajaran.
- Mengamati aktivitas siswa pada saat tim inti memberikan
penjelasan kepada temannya yang memerlukan bantuan.
- Mengamati dan mencatat siswa yang aktif di dalam kerja sama
kelompok.
Hasil observasi dilihat dari hasil analisis data yaitu lembar data
observasi dan data tes.
7. Teknik Pengumpulan Data

11
Dalam suatu penelitian teknik pengumpulan data merupakan
bagian yang sangat penting, sebab dapat dijadikan jembatan yang
dapat menghubungkan antara kajian teoritik dan kenyataan objektif.
Sebab dengan teknik yang tepat juga akan menghasilkan data yang
valid, yang dapat memberikan gambaran tentang penelitian itu sendiri.
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Tes
Teknik tes pada penelitian ini untuk memperoleh data
tentang hasil belajar siswa. Tes dilakukan dua kali, yaitu
sebelum penerapan dan sesudah penerapan metode jigsaw.
2. Metode Observsi
Metode observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data
yang benar-benar dipercaya dan lebih menghendaki
kebenarannya, sehingga perlunya penulis melaksanakan
observasi di lapangan.
3. Metode Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi yaitu
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, dan sebagainya.
8. Teknik Analisis Data
Untuk mengukur efektivitas penggunaan metode jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar fiqih, perlu diadakan uji hipotesis.
Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
D
t=
√❑
Dimana:

S D=

Keterangan :
∑ ( D−D )2
n−1

12
D = mean prestasi belajar.
S D = Standar deviasi prestasi belajar
n = banyaknya pasangan12
Langkah-langkah untuk menganalisis data dengan menggunakan
uji r sebagai berikut:
1. Membuat table persiapan analisis uji t

Tabel IV

Format Tabel Peesiapan Analisis Uji t

Pasanga Prestasi Belajar


D (D-D) (D-D)
n Postest Pretest

Keterangan:

D = Perbedaan prestasi belajar fiqih hasil pretest dan posttest.

MD =

(D-D) = D-MD

(D-D) =0,0

2. Kemudian dihitung dengan uji t


Membandingkan hasil pertihungan dengan harga t table
Untuk mengetahui hipotesis kerja diterima atau ditolak,
maka hasil perhitungan uji t tersebut dikonsultasikan dengan nilai
t t taraf signifikan 5% (dk=n-1), jika hasilnya t h> t t maka
hipotesisnya diterima.
G. Sistematika Pembahasan
12
Djarwanto dan pangestu Subagyo, Statistik Induktif, (Yogyakarta: BPFE,2000),
hlm.212.

13
1.

14

Anda mungkin juga menyukai