Rumusan hukum tentang penganiayaan ringan sebagaimana diatur dalam pasal
352 (1) KUHP menyatakan bahwa “penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan”. Jadi bila luka pada seorang korban diharapkan dapat sembuh sempurna dan tidak menimbulkan penyakit atau komplikasinya, maka luka tersebut dimasukkan ke dalam kategori tersebut. Selanjutnya rumusan hukum tentang penganiayaan (sedang) sebagaimana diatur dalam pasal 351 (1) “Yang menimbulkan penyakit yang mengakibatkan halangan dalam melakukan pekerjaan, jabatan, atau pencahariannnya untuk sementara waktu..” Sehingga bila kita memeriksa seorang korban dan didapati “penyakit” akibat kekerasan tersebut, maka korban dimasukkan ke dalam kategori tersebut. Akhirnya, rumusan hukum tentang penganiayaan yang menimbulkan luka berat diatur dalam pasal 351 (2) KUHP yang menyatakan bahwa “Yang menimbulkan penyakit yang mengakibatkan halangan dalam melakukan pekerjaan, jabatan, atau pencahariannya dan menimbulkan luka berat sebagaimana yang sudah diatur dalam pasal 90 KUHP” Luka berat itu yang diatur dalam pasal 90 KUHP secara limitatif. Sehingga bila kita memeriksa seorang korban dan didapati salah satu luka sebagaimana dicantumkan dalam pasal 90 KUHP, maka korban tersebut dimasukkan dalam kategori tersebut. Luka berat menurut pasal 90 KUHP adalah : a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut b. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian c. Kehilangan salah satu panca indera d. Mendapat cacat berat e. Menderita sakit lumpuh f. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih g. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan Pada skenario didapatkan 1 luka tusuk pada bagian dada kiri atas dan berdasarkan patomekanisme yang sudah dijelaskan bahwa luka tusuk tersebut dapat menyebabkan kematian maka luka tusuk pada skenario masuk kedalam derajat luka berat.
Referensi : Afandi. Dedi. 2010. Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Riau