Anda di halaman 1dari 1

Sudah terlalu lazim untuk mengetahui bahwa sudah tidak terhitung manusia telah

menghuni bumi atas hadiah tuhan untuk merasakan bernafas di riuhnya pusat kota maupun
pelosok desa. Seharusnya tidak ada kesepian disana, tidak ada larangan untuk bercanda tawa,
tidak ada batasan untuk keinginan berpesta ria, dan tidak ada jarak untuk saling bertatapmuka
dengan sanak keluarga maupun kerabat tercinta. Namun semua hal telah menjadi sebuah murka
tuhan, sang penguasa telah membalikkan keadaan yang tak pernah terfikirkan oleh satupun
makhluk yang menduduki dunia. Bahkan seorang profesor genius yang telah banyak berteori dan
meneliti tentang detailnya ciptaan tuhan tidak mampu memprediksi akan terjadi sebuah
fenomena timbulnya penyakit yang sebelumnya belum pernah ada terdengar di telinga manusia.
Sebuah penyakit menular yang muncul secara tiba-tiba dalam dunia yang mulanya lahir di
Wuhan China kini menjelajah keseluruh sudut bumi yang ada manusia. Penyakit ini dinamakan
covid 19. Penyakit yang mengharuskan mengatur jarak antar manusia, mengharuskan memakai
penutup hidung maupun mulut, mengharuskan menjaga kontak mata dengan penderitanya,
mengaharuskan memperketat kebersihan tempat maupun dirinya hamba, dan mengharuskan
menutup semua tempat sumber pencari rezeki maupun sumber ilmu yang ada. Tidak ada lagi
duduk bersama untuk bercanda tawa, tidak ada lagi pertemuan disaat rindu, tidak ada lagi jabat
tangan disaat berjumpa. Semua hal itu terjadi dalam dentingan waktu yang tiba-tiba akibat
munculnya penyakit wabah covid 19. Seluruh kementrian dan pakar kesehatan seluruh dunia
berlomba lomba mencari jalan keluar dan berupaya menciptakan obat untuk penderita dan
memberi solusi untuk menjauh dari penyakit covid ini.
Setelah beberapa upaya yang dijalankan dan belum ada hasil yang memuaskan, akhirnya
di tanah airku tercinta negara Republik Indonesia yang memiliki penduduk jutaan dan tingkat
penderita yang terus meningkat, memutuskan untuk memberlakukan sebuah aturan yang di
namakan pembatasan ……(PPKM). Dimana semua pencari ekonomi di dalam bidang usaha
mikro dilarang untuk membuka usaha secara langsung. Disinilah mentalku mulai di uji, aku yang
terlahir dan hidup dari keluarga pencari ekonomi melalui bisnis usaha restoran mulai merasakan
dampak begitu berat dari aturan tersebut. Kami sekeluarga merasakan mental yang naik turun
dari yang awalnya pemasukan menurun hingga mengalami kerugian yang sangat besar. Aku
seorang pelajar Sekolah Menengah Atas yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkam impian
untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada dan tepat pada tahun ini yang
seharusnya aku sudah mul

Anda mungkin juga menyukai