Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

“Menaksir Kepadatan Populasi Cacing dengan Metode Cuplikan


Kuadrat di Permandian Boro - boro”

Dosen Pengampu :

Dr. H. Kasman Arifin , M.Si

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARNAYANTI
NIM : A1J120042
KELAS :A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. JUDUL
“Menaksir Kepadatan Populasi Cacing dengan Metode Cuplikan Kuadrat
pada Daerah Ternaung dan Terdedah di Permandian Boro - boro”

II. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana kepadatan
populasi cacing dengan metode cuplikan kuadrat di Permandian Boro -
boro?

III. TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui kepadatan populasi
cacing dengan metode cuplikan kuadrat di Permandian Boro - boro.

IV. MANFAAT PRAKTIKUM


Manfaat praktikum ini yaitu dapat melatih diri praktikan dalam
menyusun karya tulis ilmiah/naskah berdasarkan metode ilmiah. Selain itu,
praktikan dapat mengembangkan atau mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang diperoleh sehingga mendapat pengetahuan baru. Praktikum ini juga
menciptakan kebersamaan dan meningkatkan rasa gotong royong diantara
sesama praktikan sehingga terbentuk hubungan yang semakin solid.

V. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL


A. Variabel Bebas : Kepadatan Populasi Cacing
Kepadatan populasi cacing yaitu jumlah individu cacing yang
terdapat di permukaan tanah di permandian Boro – boro setiap kali
pencuplikan seluas 30x30 cm dan sedalam 20 cm.
B. Variabel Terikat
1. Daerah ternaung adalah daerah pengamatan yang tidak terkena sinar
cahaya matahari.
2. Daerah terdedah adalah daerah pengamatan yang terkena sinar
cahaya matahari.
C. Variabel Kontrol :
Waktu pengamatan adalah waktu dilakukannya pengamatan pada
jumlah populasi cacing di daerah ternaung dan daerah terdedah di
Permandian Boro-boro.

VI. HASIL PENGAMATAN


30
Jumlah Kepadatan Cacing Tanah

25

20

15
Daerah Ternaung
10
Daerah Terdedah
5

0
Plot I Plot II Plot III Plot IV Plot V
Grafik 1. Perbandingan Kepadatan Cacing Tanah di Daerah
Ternaung dan Terdedah
30

Jumlah Kepadatan Cacing Tanah


25

20

15
Daerah Ternaung
10
Daerah Terdedah
5

0
Plot I Plot II Plot III Plot IV Plot V
Grafik 2. Perbandingan Kepadatan Relatif Cacing Tanah di Daerah
Ternaung dan Daerah Terdedah

VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa cacing
lebih banyak ditemukan pada daerah ternaung dibanding dengan daerah
terdedah, hal ini dikarenakn habitat cacing adalah pada tanah lembab.
Jumlah individu mempengaruhi kelimpahan cacing sehingga kelimpahan
cacing di daerah ternaung lebih tinggi juga dari daerah terdedah, namum
tidak berbeda jauh. Meskipun kelimpahan cacing di daerah ternaung lebih
tinggi dibanding daerah terdedah namun kelimpahan cacing di tenpat
keduanya termasuk kurang, hal ini diakrenakan tanah di daera tersebut
berpasir dan banyak bebatuan besar.

VIII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diakukan diperoleh
simpulan bahwa kelimpahan cacing di daerah ternaung lebih tinggi dari
daerah terdedah
IX. SARAN
Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya cara olah data
praktikum dijelaskan lebih detail lagi agar praktikan tidak merasa kesulitan
ketika melakukan olah data.
LAMPIRAN
1. Perbandingan Kepadatan Cacing Tanah di Daerah Ternaung dan Terdedah
Jumlah Bobot Tubuh Kepadatan
Plot Lokasi Kepadatan
Spesies (Gr) Realtif
Pinggir
Plot I 2 0,4281
Sungai 0.16 16
Pinggir
Plot II 3 0,1615
Sungai 0.25 25
Pinggir
Plot III 2 0,1615
Sungai 0.16 16
Pinggir
Plot IV 3 0,1659
Sungai 0.25 25
Pinggir
Plot V 2 0,313
Sungai 0.16 16
Total 12

2. Perbandingan Kepadatan Relatif Cacing Tanah di Daerah Ternaung dan


Daerah Terdedah
Jumlah Bobot Tubuh Kepadatan
Plot Lokasi Kepadatan
Spesies (Gr) Realtif
Pinggir
Plot I 0 0
Sungai 0 0
Pinggir
Plot II 0 0
Sungai 0 0
Dekat
Plot III 1
Gazebo 0,5315 0.5 5
Dekat
Plot IV 0 0
Gazebo 0 0
Dekat
Plot V 1
Gazebo 4,639 0.5 5
Total 2

Anda mungkin juga menyukai