Anda di halaman 1dari 3

XII.

PENUTUP

Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, juga


menyimpan potensi bahaya yang besar pula. Membangun bendungan disamping
akan memperoleh manfaat juga berarti dengan sengaja akan mengundang
datangnya potensi bahaya yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas.
Bendungan yang runtuh akan menimbulkan banjir besar yang akan
mengakibatkan bencana dahsyat di daerah hilir bendungan.

Perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan pengelolaan bendungan harus


dilaksanakan tahap demi tahap sesuai dengan konsepsi dan kaidah-kaidah
keamanan bendungan yang tertuang dalam berbagai peraturan atau norma,
standar, pedoman dan manual (NSPM). Setiap desain bendungan harus
didahului dengan studi kelayakan untuk menilai kelayakan pembangunan
bendungan dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.

Untuk memastikan bahwa perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan


pengelolaan bendungan telah memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan,
Pemerintah mengeluarkan aturan bahwa tahap-tahap kegiatan tersebut diatas
harus mendapat persetujuan dari Menteri PU yang biasa disebut “Sertifikat
Persetujuan”. Persetujuan Menteri PU dikeluarkan setelah desain, pelaksanaan
konstruksi dan pelaksanaan pengisian waduk dinilai telah memenuhi konsepsi
dan kaidah-kaidah keamanan bendungan, berdasarkan atas hasil kajian yang
dilakukan oleh Balai Bendungan dan evaluasi oleh Komisi Keamanan
Bendungan.

Sesuai konsepsi keamanan bendungan, bendungan harus kokoh dan aman


ditinjau dari fisik bangunannya, teradap bendungan yang telah dibangun harus
selalu di pantau dan dipelihara dan pemilik bendungan harus selalu siap
menghadapi kondisi darurat yang terburuk.

Agar bendungan kokoh dan aman, desain bendungan harus memenuhi tiga
kreteria pokok, berikut:
- aman terhadap kegagalan struktural dan operasional
- aman terhadap kegagalan hidrolik
- aman terhadap kegagalan rembesan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Balai Keamanan Bendungan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2006


Pedoman Pembangunan Bendungan Urugan Pada Fondasi Tanah Lunak
2. Departemen Pekerjaan Umum, RSNI M-2002, Metode Analisisi Stabilitas
lereng Statik Bendungan Urugan.
3. Departemen Pekerjaan Umum, 2004, PD-T-14-2004-A, Pedoman Analisis
Stabilitas Bendungan Tipe Urugan Akibat Beban Gempa.
4. Departemen Pekerjaan Umum, 2004, Pedoman Geoteknik volume I, II dan III.
5. Direktorat Jenderal Pengairan, 1985, Pedoman Banjir Untuk Perencanaan,
PSA 005.
6. Direktorat Jenderal Pengairan, 1985, Pedoman Bendungan Pengaman Banjir,
PSA 007.
7. Direktorat Bina Teknik, Direktoran Jenderal Pengairan, 1998, Pedoman Studi
Kelayakan Pengembangan Irigasi.
8. Direktorat Jenderal Pengairan, 1999, Panduan Perencanaan Bendungan
Urugan, Volume II, Survai dan Investigasi.
9. Direktorat Jenderal Pengairan, 1986, Standar Perencanaan Irigasi, PT 02
Bagian Pengukuran.
10.Direktorat Jenderal Pengairan Standar Perencanaan Irigasi, PT 03 Bagian
Penyelidikan Geoteknik.
11.Departement of The Interior Bureau of Reclamation, United States, March 20,
1987, Design Standars, Embankment Dams, No.13, chapter 8, Seepage
Analysis and Control.
12.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 29 th 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
13.Peraturan Menteri PU no.72/KPTS/1977, tentang Keamanan Bendungan
14.Robin Fell, Patrick MacGregor & David Stapledon, 1992, A.A. Balkema,
Rotterdam, Netherlands, Geotechnical Engineering of Embankment Dams.
15.Suyono Sosrodarsono Ir, Kensaku Takeda, Pradnya Paramita 1976,
Bendungan type urugan.
16.The Japanese Institute of Irrigation and Drainage, March 1988, Fill Dam.
17.Undang-undang Republik Indonesia no.7 th 2004 tentang Sumber Daya Air.
18. Peraturan Pemerintah RI no37 tahun 2010 tentang Bendungan.

Prinsip Perencanaan Bendungan Urugan 2


Prinsip Perencanaan Bendungan Urugan 3

Anda mungkin juga menyukai