Anda di halaman 1dari 29

BIOGRAFI HANDRY TM

Sastrawan Semarang 1973-2017

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata-1 dalam Ilmu Sejarah

Disusun oleh:
Oon Yudha Mahendra
NIM 13030112130040

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG
2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya, Oon Yudha Mahendra, menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi
ini adalah asli hasil karya saya sendiri dan karya ilmiah ini belum pernah diajukan
sebagai pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan baik Strata
Satu (S1), Strata Dua (S2), maupun Strata Tiga (S3) pada Universitas Diponegoro
maupun perguruan tinggi lain.
Semua informasi yang dimuat dalam karya ilmiah ini yang berasal dari
penulis lain baik yang dipublikasikan maupun tidak telah diberikan penghargaan
dengan mengutip nama sumber penulis secara benar dan semua isi dari karya
ilmiah/skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya pribadi sebagai
penulis.

Semarang, Agustus 2020


Penulis,

Oon Yudha Mahendra


NIM 13030112130040

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Ketika dunia jahat kepadamu, maka berusahalah untuk menghadapinya, karena


tidak ada orang yang membantumu jika kau tidak berusaha.”

Roronoa Zoro – One Piece

Dipersembahkan untuk:
Bapak Jajang Rubianto, Ibu Sumiati.

iii
Disetujui oleh:
Pembimbing,

Mahendra Pudji Utama, S.S., M.Hum.


NIP 197102241999031001

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Hanya atas kuasa dan kehendak-Nya, skripsi yang berjudul “Biografi
Handry TM: Sastrawan Semarang 1973-2017” dapat terselesaikan sebagai syarat
utama untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana Strata-1 Departemen
Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dan petunjuk, baik berupa material maupun spiritual kepada yang
terhormat: Dr. Nurhayati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro dan Dr. Dhanang Respati Puguh, M. Hum., selaku Ketua
Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, yang
berkenan memberikan izin dan kemudahan bagi penulis dalam penulisan skripsi
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Mahendra P.
Utama, S.S., M. Hum., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan
bekal keilmuan, pengarahan, dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih juga kepada selaku dosen wali Dra. Titiek Suliyati, M.T., yang
telah memberikan perhatian terhadap perkembangan akademik penulis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada segenap pengajar Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu atas bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan. Terima kasih juga
penulis ucapkan untuk segenap staf administrasi Departemen Sejarah Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang telah memberikan pelayanan yang
maksimal. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada para
informan: Handry TM, Timur Sinar Suprabana, Eko Tunas, dan Anto Galon yang
telah membantu dan memberikan sumber data, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua, Jajang
Rubianto dan Sumiati, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan
dorongan yang begitu besar kepada penulis.

vi
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-
teman Program Studi Sejarah angakatan 2012. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Parlente Sejarah 2012, antara lain
Syauqi Patria, Byan Seiga, Gifar Yuan Tahta, dan Debby Rizky yang senantiasa
memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai peneliti pemula, skripsi ini tentu tidak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, semua saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan akademik dan pembelajaran.

Semarang, 29 Agustus 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR SINGKATAN iix
DAFTAR ISTILAH x
DAFTAR GAMBAR xii
ABSTRAK xiii
ABSTRACT xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang dan Permasalahan 1
B. Ruang Lingkup 4
C. Tujuan Penelitian 6
D. Tinjauan Pustaka 6
E. Kerangka Pemikiran 9
F. Metode Penelitian 9
G. Sistematika Penulisan 14
BAB II HANDRY TM MENGENAL DUNIA KEPENULISAN 16
A. Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil Handry TM 16
B. Pendidikan Formal Handry TM 19
C. W.S. Rendra: Tokoh Inspirasi bagi Handry TM. Memasuki Dunia
Sastra 25
BAB III PERJALANAN HANDRY TM SEBAGAI SEORANG
SASTRAWAN 34
A. Aliran Sastra Handry TM. Ciri-ciri Kesastraan Handry TM 34
B. Lika-Liku Perjalanan sebagai Sastrawan 41
C. Sastrawan sebagai Profesi 45
D. Karya-karya Handry TM 47
BAB IV KIPRAH HANDRY TM DALAM LEMBAGA SASTRA 52
A. Handry TM dan Keluarga Penulis Semarang 52
B. Dewan Kesenian Jawa Tengah 57
C. Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe) 60
BAB V SIMPULAN 68
DAFTAR PUSTAKA 70
DAFTAR INFORMAN 72
DAFTAR LAMPIRAN 73

viii
DAFTAR SINGKATAN

DEKASE : Dewan Kesenian Semarang


Depdikbud: : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
DKJT : Dewan Kesenian Jawa Tengah
Disbudpar : Dinas Kebudayaan dan Parawisata
IKIP : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
KPS : Keluarga Penulis Semarang
KPS : Keluarga Penulis Surabaya
KPK : Keluarga Penulis Kudus
MOP : Media Pelajar
Musda : Musyawarah Daerah
PWI : Persatuan Wartawan Indonesia
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
Tabanas : Tabungan Nasional
TBRS : Taman Budaya Raden Saleh
THR : Taman Hiburan Rakyat
TVRI : Televisi Republik Indonesia
UNDIP : Universitas Diponegoro
UNIKA : Universitas Katolik Soegijapranata

ix
DAFTAR ISTILAH ∗

brand identity : identitas sebuah produk.


clan : klan.
dharma : darma atau kebajikan.
emotion : emosi, emosional seseorang.
estetis : menyangkut apresiasi keindahan.
intens : hebat atau sangat kuat.
keteteran : tertinggal dan mengejar dalam melakukan suatu hal.
langut : melangut, merasa kesepian.
literatura : literatur dalam bahasa jerman.
modernisme : gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali doktrin
tradisonal, menyesuaikan dengan aliran modern dalam
filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan.
ndeso : kampungan
novelete : novel
otentisitas : filsafat dari eksistensi dan estetika yang berhubungan
dengan seni.
passsion : gairah.
peer group : sebaya.
penjebar : penyebar.
person : seorang.
realis : cara seseorang berpikir.
realisme : paham atau ajaran yang bertolak belakang dengan
keyataan.


Pengertian dalam daftar istilah ini disusun berdasar pada pendapat
para ahli dalam kamus, referensi, dan pendapat pribadi.
x
sastra pop : sastra yang unsurnya memberikan rasa senang serta
menghibur pembaca, dengan penyampaian yang
sederhana.
sewoe : seribu, nominal, hitungan jumlah dalam bahasa jawa.
setting : latar.
support : pendukung.
vocal : vokal.
walk out : meniggalkan. keluar

xi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Foto Handry TM sewaktu SMA 22


2.2 Foto Handry TM dengan istri 23
2.3 Foto Handry TM bersama anak pertamanya 23
2.4 Foto Handry TM bersama anak keduanya 24
3.1 Gambar ilustrasi cerpen “Kudengar Adzan Subuh di Pagi Buta” 34
3.2 Foto Handry TM dengan Rosa Widyawan di acara KPS 35
3.3 Foto Handry TM membacakan puisi Eventide 39
4.1 Gambar logo Dewan Kesenian Jawa Tengah 55
4.2 Gambar logo Dewan Kesenian Semarang 58
4.3 Foto Pelantikan pengrurus Dekase per-2017/2021 59
4.4 Gambar undangan Pazaar Seni 2017 60
4.5 Gambar susunan panitia Pazaar Seni 2017 61
4.6 Gambar Surat pegantar event Pazaar Seni 64

xii
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Biografi Handry TM: Sastrawan Semarang 1973-


2017”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan ketertarikan dan
keterlibatan Handry TM dalam dunia sastra, kiprah Handry TM dalam dunia
sastra, serta keterlibatan Handry TM dalam mengembangkan wadah sastra di
Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
sejarah yang terdiri atas empat kegiatan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi
fakta, dan historiografi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Handry TM mulai mengenal dunia
menulis saat kelas empat sekolah dasar dan mulai mengikuti lomba menulis atas
saran dari gurunya. Saat menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA), Handry
menjadi salah satu jurnalis magang di surat kabar Suara Merdeka Semarang. Saat
masih duduk di bangku perkuliahan, Handry bergabung dengan Komunitas
Penulis Semarang (KPS) sebagai anggota. Dua tahun setelah berrgabung bersama
Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT) dan di akhir kariernya di DKJT, ia dipilih
untuk menjadi ketua. Setelah itu ia bergabung bersama Dewan Kesenian
Semarang (DEKASE) hingga sekarang. Beberapa tulisannya sudah dibukukan,
antara lain Kancing yang Terlepas dan Eventide.
Sebagai salah satu sastrawan di Semarang, ia memberikan sumbangsih di
bidang sastra dengan menghasilkan beberapa buku sastra serta menjadi ketua
untuk lembaga kesenian dan menjalankan beberapa kali acara kesenian seperti
Pazaar Seni.

xiii
ABSTRACT

This research is titled "Biography of Handry TM: Semarang Writer 1973-


2017". The purpose of this study is to explain the interest and involvement of
Handry TM in the world of literature, explain the progress of Handry TM in the
world of literature, as well as explain the involvement of Handry TM in
developing literature in Semarang. This research was conducted using historical
research methods consisting of four activities, namely heuristics, source criticism,
interpretation of facts, and historiography.
From the research results it is known that Handry TM began to recognize
the world of writing during the fourth grade of elementary school and began to
take part in writing competitions on the advice of her teacher. When stepping on
the High School (SMA), Handry became one of the apprentice journalists in the
Suara Merdeka newspaper Semarang. While still on the lecture bench, Handry
joined the Semarang Writers Community (KPS) as a member. Two years after
joining the Central Java Arts Council (DKJT) and at the end of his career at
DKJT, he was elected to be chairman. After that he joined the Semarang Arts
Council (DEKASE) until now. Some of his writings have been recorded, including
the Button Release and Eventide.
As one of the writers in Semarang, he made a contribution in the field of
literature by producing several literary books as well as being the chairperson for
art institutions and running several art events such as the Art Pazaar.

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni dapat diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan
dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Beberapa
jenis kesenian antara lain seni suara (vocal), seni lukis, seni tari, seni peran, dan
seni patung. 1 Seni dapat dilihat dari cara penyampaiannya, yaitu dapat dilihat,
didengar, diraba, dan dirasakan, karena seni merupakan simbol dari perasaan yang
ada pada diri manusia apa pun bentuknya. Melihat seni bisa diibaratkan dengan
seseorang yang sedang berkomunikasi, dalam artian seorang seniman akan
menuangkan apa yang ia ingin sampaikan melalui media karya seninya, dengan
harapan makna yang ingin disampaikan oleh seniman tersebut dapat diterima oleh
penikmat seni.
Salah satu bentuk dari hasil karya seni adalah karya sastra. Dalam bahasa-
bahasa Barat, istilah sastra secara etimologis diturunkan dari bahasa Latin
literatura (Iittera: huruf atau karya tulis). Istilah itu dipakai untuk menyebut tata
bahasa dan puisi. Terdapat istilah-istilah lain yaitu istilah Inggris adalah
Literature, istilah di Jerman adalah literatur, dan istilah di Perancis adalah
litterature yang memiliki arti sama yaitu segala macam pemakaian bahasa dalam
bentuk tertulis. Dalam bahasa Indonesia, kata sastra diturunkan dari bahasa
Sansekerta (Sas- artinya mengajar, memberi petunjuk atau instruksi,
mengarahkan; sedangkan akhiran –tra biasanya menunjukkan instruksi atau
pengajaran. 2
Jika membahas mengenai sastra, Semarang memiliki beberapa nama
sastrawan yang karyanya sudah dikenal secara luas, salah satunya adalah Handry

1
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), hlm 45.
2
Yoseph Yapi Taum, Pengantar Teori Sastra, (Bogor: Mardiyuana, 1997),
hlm. 11.
1
2

TM. Handry TM merupakan sastrawan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, pada


tanggal 23 September 1963. Ia lahir dari keluarga yang suka membaca, Handry
TM pun mengikuti jejaknya. Karena sudah terbiasa membaca sejak kecil, Handry
TM perlahan mulai menunjukkan minatnya pada kegiatan menulis. 3 Handry TM
sudah mulai menulis sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Muhammadiah Semarang. Sejak SMP, ia sudah aktif menulis cerita yang
pada akhirnya dimuat di Suara Merdeka di Semarang. Selanjutnya saat duduk di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Semarang ia melanjutkan hobi
menulisnya dan akhirnya tulisannya dimuat di surat kabar Suara Merdeka. Handry
TM merupakan penulis yang memandang sastra sebagai hobi yang seharusnya
sekaligus dapat menjadi lahan untuknya mendapatkan uang. Buku pertamanya Es
Krim Kasih Sayang, menjadi pembuka ia menerbitkan buku-buku selanjutnya
antara lain Segalanya Buat Lila, Tali Masa Lalu, dan Bintang Stamboel. Dari
judul-judul tersebut Handry TM mampu mendapatkan uang sebelum buku-buku
tersebut terjual. Handry TM menerbitkan bukunya dengan cara mencari sponsor 4
sehingga ia tidak mengeluarkan uang dan justru mendapatkan uang atas iklan dari
perusahaan yang menjadi sponsor yang ditampilkan dalam bukunya. Beberapa
perusahaan yang mensponsorinya saat itu adalah PT Djarum dan Jamu Jago. 5
Sejak masih duduk di bangku SMP, dia sudah menggeluti dunia sastra, yang
paling banyak ia tulis adalah prosa. Beberapa karyanya saat SMP berhasil dimuat
setiap bulan di majalah sekolah Media Pelajar MOP. Saat memasuki masa SMA,
ia sudah diperbolehkan magang di harian umum Suara Merdeka yang pada
akhirnya secara resmi pada tahun 1980an bergabung ke surat kabar harian itu.
Hampir separuh hidupnya dihabiskan untuk menulis, baik untuk karya sastra
maupun dalam tugasnya sebagai wartawan. Handry TM juga pernah bergabung
sebagai jurnalis dan redaktur di harian umum Suara Merdeka, tabloid Tren Cek &

3
Wawancara dengan Handry TM pada 21 Agustus 2019.
4
Dalam KBBI, sponsor adalah orang atau perusahaan yang
mengusahakan (memelopori, memprakarsai, mengusulkan,
menyelenggarakan) suatu kegiatan (siaran, pertunjukan, dan sebagainya).
5
Wawancara dengan Handry TM pada 21 Agustus 2019.
3

Ricek, Planet Badminton, Autobiz, dan Soccer Style, sebelum akhirnya mendirikan
Ezzpro Media tempatnya sampai sekarang. 6
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan mencoba untuk menggali
kehidupan Handry TM secara lebih mendalam. Pembahasan dilakukan dengan
mengungkap apa saja kegiatan dan bagaimana perjalanan hidup Handry TM.
Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk membuat sebuah kajian ilmiah dalam
bentuk biografi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), biografi adalah
riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain. Biografi atau catatan
tentang hidup seseorang itu, meskipun sangat mikro, menjadi bagian dalam
mosaik sejarah yang lebih besar. 7
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk melihat sudut pandang
Handry TM dalam memandang sastra itu sendiri. Sastra dalam kehidupan Handry
TM dipandang sebagai suatu kegemaran yang dapat dijadikan sebagai lahan
pekerjaan. Sejak SMA pun ketika ia masih magang di Suara Merdeka, hingga
akhirnya ia kuliah di Universitas Katolik Soegijapranata (UNIKA), ia selalu
mengambil keuntungan ketika mendapatkan tawaran. Namun hal itu juga yang
membuatnya tidak dapat menyelesaikan kuliahnya. Beberapa kali setiap ujian
berlangsung, Handry TM juga mendapatkan tawaran tugas dari kantornya di
Suara Merdeka untuk melakukan liputan ke luar negeri. Salah satu negara yang ia
ingat sekali saat itu mendapat tawaran adalah ke London dan Handry pun lebih
memilih untuk mengambil tugas tersebut dan tidak mengikuti ujiannya. 8 Selain
itu, ketika ingin menikahi pacarnya saat itu yang sekarang sudah menjadi istrinya,
ia memanfaatkan lomba cerpen yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta.
Harapan Handry adalah jika berhasil menang, ia akan menggunakan uang tersebut
untuk menikahi pacarnya. Pada akhirnya, Handry berhasil menang saat itu dan
langsung menggunakan uang tersebut untuk melamar pacarnya. Menurut Handry,
hobi dan kegiatannya sebagai penulis selain untuk menyalurkan kegemarannya

6
Wawancara dengan Handry TM pada 21 Agustus 2019.
7
kbbi.kemdikbud.go.id/, di unduh pada 11 September 2019.
8
Wawancara dengan Handry TM pada 21 Agustus 2019
4

juga sebagai lahan untuk mencari pendapatan karena kewajibannya untuk


menghidupi anak dan istrinya. 9
Sampai tahun 2019, Handry masih aktif dalam kepengurusan Dewan
Kesenian Semarang yang kantornya terdapat di Taman Budaya Raden Saleh
(TBRS). Bahkan pada tanggal 11 November 2018, Handry TM menjadi salah satu
pembicara bersama wakil Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
Singapura. Acara tersebut diadakan di Semporna, Sabah, Malaysia. Pada acara
tersebut, ia memenuhi undangan Panitia Pertemuan Sastrawan Nusantara ke-19.
Keikutsertaannya di forum Pertemuan Sastra Asia Tenggara di Malaysia tersebut
adalah untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya pada tahun 2017, ia bersama
penyair Fatin Hamama, Fanny J Poyk, Bambang Widyatmoko dan beberapa
penyair Indonesia lainnya hadir pula di forum yang berlangsung di Kota Kinabalu,
Sabah. 10
Berdasarkan latar belakang tersebut, skripsi ini yang berjudul “Biografi
Handry TM: Sastrawan Semarang 1973-2017” membahas tentang kiprah Handry
TM dengan menggunakan pendekatan historis. Untuk memfokuskan kajian,
pembahasan dalam skripsi ini akan dipandu dengan empat pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana awal Handry TM mengenal sastra?
2. Bagaimana kiprah Handry TM sebagai sastrawan?
3. Bagaimana keterlibatan Handry TM dalam dunia sastra?

B. Ruang Lingkup
Sebagai studi sejarah skripsi ini perlu pembatasan ruang lingkup baik spasial,
maupun keilmuan. Dengan melakukan pembatasan ruang lingkup pembahasan
dalam skripsi ini akan terhindar dari hal-hal yang tidak relevan dengan

9
Wawancara dengan Handry TM pada 21 Agustus 2019.
10
https://jatengtoday.com/handry-tm-wakili-pertemuan-sastrawan-se-
asia-tenggara-di-malaysia-14326 di unduh pada 25 Agustus 2019.
5

permasalahan yang ditulis. 11 Jika piranti ini tidak digunakan, pembahasan yang
dihasilkan tidak terfokus dan analisisnya bersifat lemah.12 Hal ini diperlukan oleh
peneliti untuk menemukan langkah-langkah penelitian agar memiliki arah yang
jelas. Dengan pembatasan ruang lingkup ini dimaksud agar pembahasan lebih
praktis dan mempunyai kemungkinan untuk dikaji secara empiris serta dapat
dipertanggung jawabkan secara metodologis. 13
1. Ruang Lingkup Temporal.
Ruang temporal skripsi adalah tahun 1973-2017. Tahun 1973 dipilih
karena pada tahun tersebut tepatnya saat Handry TM berusia 11 tahun, ia sudah
menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia sastra. Hal ini ditunjukkan dengan
keikutsertaan Handry TM dalam mengikuti lomba-lomba menulis puisi. Tahun
2017 dipilih sebagai batas akhir pembahasan karena pada tahun tersebut
merupakan tahun puncak karier dari Handry TM, beliau dipercaya untuk menjadi
ketua panitia event Pazaar Seni 2017 “Im Creativity”.
2. Ruang Lingkup Spasial
Lingkup spasial adalah batasan yang didasarkan pada kesatuan wilayah
geografis atau wilayah administratif tertentu, misalnya desa, kecamatan,
kabupaten atau provinsi. 14 Pembatasan ruang lingkup dalam sebuah penelitian
merupakan hal yang sangat penting. Pembatasan ini guna menghindari terjadinya
pembahasan yang terlalu luas. Namun dalam penelitian ini tidak digunakan ruang
lingkup spasial atau batasan wilayah penelitian yang dikaji penulis. Oleh karena
biografi merupakan suatu unit sejarah, maka studi ini tidak menetapkan ruang

11
G. Tan Melly, “Masalah Perencanaan Penelitian”, dalam Koentjaraningrat,
editor, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1977), hlm.
17-18.
12
Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif
(Jakarta: Gramedia, 1985), hlm. xii.
13
Taufik Abdullah, Sejarah Lokal Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1985), hlm. 10.
14
Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Semarang, Pedoman Penulisan Skripsi Sejarah (Semarang: Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang, 2018), hlm. 19.
6

lingkup spasial secara definitif, karena aktivitas tokoh akan melampaui batas-
batas geografis dan wilayah administratif.15
3. Ruang Lingkup Keilmuan.
Dalam kajian ini merupakan studi biografi sastrawan. Pembahasan dalam
tulisan ini difokuskan pada kajian tentang karya- karya Handry TM dan kegiatan -
kegiatannya dalam bidang seni, serta hasil tulisan-tulisannya seperti cerpen, novel
dan, puisi. Penulisan tentang kiprah Handry TM dalam menekuni dunia seni
merupakan sejarah yang membahas tokoh Handry TM dengan karya-karya
Handry TM.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan dan batasan ruang lingkup di atas,
di dalam penelitian ini dikembangkan beberapa tujuan penelitian untuk
memperjelas fokus analisis sebagai berikut.
1. Menjelaskan ketertarikan dan keterlibatan Handry TM dalam dunia sastra.
2. Menjelaskan kiprah Handry TM dalam dunia sastra.
3. Menjelaskan keterlibatan Handry TM dalam mengembangkan wadah
sastra di Semarang.

D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka sangat penting dalam penelitian, karena berguna untuk
membantu peneliti dalam memperdalam pemahaman dan pengetahuan tentang
masalah yang akan diteliti, mempermudah penelusuran masalah, melengkapi
kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan dalam setiap pembahasan, mengetahui
perkembangan historiografi tentang topik yang dipilih serta menghindari
pengulangan-pengulangan dari suatu penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya.

15
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi
Sejarah (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm.77.
7

Pustaka pertama adalah buku karya Muhammad Rifai yang berjudul


Pramoedya Ananta Toer: Biografi Singkat (1925-2006). Buku ini membahas
kehidupan Pramoedya Ananta Toer secara detail, mulai dari silsilah keluarga,
perjuangan Pramoedya Ananta Toer sebagai seorang penulis melawan penjajah
serta perjuangan dalam pemerintahan yang berkuasa pada masa waktu itu yaitu
dari masa Orde Baru hingga Reformasi, dan semua pemikiran Pramoedya Ananta
Toer hingga dirinya menjadi seorang sastrawan yang besar.
Buku ini juga menjelaskan bahwa dalam sejarahnya, dunia sastra Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari revolusi bangsa Indonesia. Karya-karya sastra yang
muncul menjadi bagian dari perjuangan bangsa merebut kemerdekaan dan belajar
berdemokrasi. Sebuah perjuangan tidak selalu berurusan dengan senjata fisik,
tetapi juga kata-kata. Di sinilah sastra memainkan perannya dalam revolusi
bangsa. Pram pernah menjadi aktivis militer melawan penjajah sekaligus aktif
menuliskan karya sastra. Pram adalah satu-satunya sastrawan Indonesia yang
karyanya paling banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. Namun
kebesaran nama Pram tidak lantas menjadikan kehidupannya lancar dan mulus.
Namanya selalu dihitamkan oleh rezim yang berkuasa, dari rezim penjajahan,
Orde Lama sampai Orde Baru. Sementara hasil karyanya yang melambungkan
nama Indonesia, dilarang beredar bahkan beberapa di antaranya tidak berhasil
diselamatkan. Relevansi buku ini dengan skripsi ini yaitu sebagai acuan berfikir
penulis dalam memahami pemikiran Handry TM karena Pram merupakan salah
satu tokoh yang ia kagumi mengenai cara berfikirnya.
Pustaka kedua adalah buku yang ditulis oleh Bakdi Soemanto berjudul
Biografi Pengarang Rendra dan Karyanya. Buku ini berisi tentang biografi
Rendra sendiri sebagai seorang penyair dan karya-karya sastranya seperti sajak,
cerpen, novel, puisi dan naskah drama. Dalam buku ini sang penulis membahas
karya Rendra secara menyeluruh. Mulai dari drama/teater, sajak, dan cerpennya.
Di samping itu, ia juga membicarakan latar kehidupan dan jagat kreativitas
Rendra. Relevansi buku ini dengan skripsi ini adalah karena Rendra dan Handry
8

TM sama-sama seorang sastrawan yang dikenal dari tulisan-tulisan sastranya. 16


Buku ini dapat digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam menyusun biografi
seorang sastrawan.
Pustaka ketiga adalah buku yang berjudul Pengantar Teori Sastra yang
ditulis oleh Drs. Yoseph Yossi Taum. Dalam buku tersebut, penulis dapat lebih
memahami mengenai sastra sehingga penulis dapat lebih memahami bagaimana
Handry TM memandang ataupun menghasilkan sebuah karya sastra. Dalam buku
tersebut juga membahas mengenai sejarah perkembangan teori-teori sastra serta
lengkap dengan aliran-aliran sastra yang pernah ada. Pembahasan dalam buku
tersebut dimulai dari awal mula kesusastraan hingga di tutup oleh strategi
pengembangan teori sastra. 17 Relevansi buku ini dengan skripsi ini adalah dapat
digunakan sebagai acuan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai teori-teori
sastra.
Pustaka keempat adalah buku yang di tulis oleh Prih Suharto berjudul H.B.
Jassin Perawat Sastra Indonesia. Buku tersebut merupakan tuisan biografi atau
riwayat hidup H.B. Jassin. H.B. Jassin adalah seorang tokoh penting dalam dunia
sastra Indonesia. H.B. Jassin adalah seorang pemerhati dan perawat sastra
Indonesia yang gigih dan sederhana. Beliau merawat sastra Indonesia dengan cara
mengumpulkan karya yang semula berserakan di koran dan majalah, kemudian
mengguntingnya, menyatukannya dalam kliping, dan menyimpannya dengan rapi
di perpustakaan pribadinya. 18 Perjalanan H.B. Jassin dibahas dengan lengkap
dalam buku ini. Buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menulis biografi
sastrawan.

16
“Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan “Biografi Pengarang
Rendra Dan Karyanya” (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
1996).
17
Yoseph Yossi Taum, Pengantar Teori Sastra (NTT: Nusa Indah,
1997).
18
Prih Suharto, H.B. Jassin Perawat Sastra Indonesia (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018).
9

Pustaka kelima adalah buku yang di tulis oleh Handry TM berjudul Kancing
yang Terlepas. Buku yang bergenre novel tersebut Novel ini tidak menyajikan
romansa picisan yang dibungkus dengan kata-kata penghanyut, tetapi nuansa
romantis yang berbumbu isu politik pada masa Orde Lama juga turut
ditambahkan. Novel tersebut menceritakan kedudukan masyarakat keturunan
totok di Gang Pinggir, daerah Pecinan Semarang diguncang dengan isu-isu
politik “Ganjang Moesoeh dalam Selimoet Boeng Karno”. Halauan kiri terus
didegung-degungkan dan masyarakat Gang Pinggir dituduh sebagai antek
komunis Bung Karno. Kerancuan situasi politik yang dirasakan masyarakat
minoritas diolah sedemikian rupa sehingga pembaca merasakan ketakutan dan
tekanan batin atas ketidakpastian situasi politik. 19 Buku ini dapat dijadikan
penulis sebagai acuan penunjang untuk memahami cara berfikir Handry TM
dalam menulis sastra.
Dengan lima pustaka yang dijadikan tinjauan pustaka tersebut, penulis
berharap dapat menjadikannya suatu acuan dasar dalam meneliti Handry TM
secara lebih detail serta dapat memahami lebih baik mengenai seperti apa biografi
sehingga dapat menyusun hasil penelitian mengenai kesastrawanan Handry TM
dengan baik.
E. Kerangka Pemikiran
Penulisan ini memerlukan pengkajian dan penelitian yang sangat mendalam.
Dalam melakukan kajiannya penulis menentukan kerangka pemikiran untuk
membantu menganalisa objek.
Pendekatan yang relevan diperlukan untuk membantu mempermudah usaha
dalam mendekati realitas masa lampau dalam penelitian sejarah. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan multidimensional.20 Dalam
penelitian ini digunakan konsep-konsep dari disiplin ilmu lain, yaitu ilmu
sosiologi dan ilmu sosial untuk menganalisis peristiwa yang diteliti. Bantuan dari

19
Handry TM, Kancing yang Terlepas (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2013).
20
Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi: Suatu
Alternatif (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 40.
10

ilmu-ilmu tersebut berguna untuk menjelaskan keterkaitan antar factor - faktor


sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lainnya dengan peristiwa yang
melatarbelakangi terjadinya peristiwa yang di sedang dikaji penulis.
Unsur-unsur biografi Handry TM dapat ditelaah dengan menggambarkan
terbentuknya kepribadian Handry TM yang dapat dilihat dari latar belakang
proses perjalanan hidupnya. Perilaku manusia dapat terkait dengan
kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada
dalam diri seorang individu. 21 Perilaku Handry TM bersumber pada
kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil. Kepribadiannya yang telah terbentuk
dipengaruhi oleh peranan orang tua, kebudayaan yang diinternalisasi, dan
masyarakat di sekitarnya. Ketiga aspek itu adalah kepribadian, budaya, dan
masyarakat saling mempengaruhi sehingga dengan sendirinya diwujudkan oleh
Handry TM melalui perilakunya.
Sartono Kartodirjo mengatakan bahwa bidang-bidang kesenian seperti: seni
suara, seni tari, seni bangunan, dan seni sastra dapat menjadi monumen estetis dari
masa lampau, ketika kesenian tersebut berfungsi sebagai sarana
mengkomunikasikan kegiatan yang bersifat seremonial dalam membentuk ikatan-
ikatan kehidupan sosial manusia.22 Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam ekspresi
dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang diciptakan
manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan
dan juga sulit dinilai.Setiap individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter
yang menuntun kerjanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastra adalah bahasa (kata-kata,
gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).
Sedangkan sastrawan menurut KBBI adalah seseorang yang ahli sastra. Selain
pengertian tersebut, sastra merupakan karya literasi yang menganung estetika,

21
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm.202.
22
Sartono Kartodirjo, Kebudayaan Pembangunan Dalam Perspektif
Sejarah (Yogyakarta :Gadjah Mada University Press, 1987), hlm. 171.
11

kandungan filosofi dan jika dibaca dapat bermanfaat bagi pembacanya. 23 Sastra
sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang artinya adalah
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang
berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam penggunaan bahasa Indonesia kata ini
bisa digunakan untuk merujuk kepada “kesusasteraan” atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu. 24 Tujuan karya sastra diciptakan
adalah untuk dinikmati, di apresiasi, bahkan di kritik. Setiap sastrawan memiliki
cara dalam mengemukakkan gagasan dan idenya untuk menghasilkan kesan-kesan
tertentu bagi pembacanya.
Dalam penelitian skrispsi ini, penulis akan membahas mengenai Handry TM
sebagai salah satu sastrawan terkemuka khususnya di Semarang, Jawa Tengah.
Pergolakan kehidupan seorang Eko Tunas selama menekuni bidang sastra hingga
akhirnya disebut sebagai sastrawan akan penulis coba untuk ungkapkan lebih
mendalam menjadi sebuah penulisan biografi.

F. Metode Penelitian
Dalam mengasilkan karya sejarah harus menggunakan metode sejarah. Metode
sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik dan
penyajian sejarah. 25 Metode sejarah terdiri dari empat langkah, yaitu heuristic,
kritik, interpretasi, dan historiografi atau penulisan sejarah.
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode sejarah
yang merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan
peninggalan masa lampau.26 Metode sejarah kritis merupakan sekumpulan
prinsip dan aturan yang sistematis untuk memberikan bantuan secara efektif

23
Wawancara dengan Handry TM, pada 14 Februari 2019.
24
Ratih Mihardja, Buku Pintar Sastra Indonesia (Jakarta: Laskar Aksara,
2012), hlm. 2.
25
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003),
hlm. 2.
26
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto
(Jakarta: UI Press, 1975),hlm.32.
12

dalam usaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilai secara kritis dan


kemudian menyajikan suatu sintesis dari hasil-hasilnya dalam bentuk tulisan
sejarah ilmiah.27 Menurut Gottschalk, metode penelitian sejarah kritis terdiri atas
empat tahapan pokok yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Heuristik adalah pengumpulan dan pemilihan sumber yang relevan dengan topik
penelitian. Kritik adalah menguji sumber secara kritis dengan menyingkirkan
bahan-bahan yang tidak otentik dan untuk mendapatkan fakta yang dapat
dipercaya. Interpretasi adalah penyimpulan kesaksian dan penafsiran hubungan
antarfakta dan yang terakhir adalah historiografi yaitu penyusunan fakta-fakta
menjadi tulisan sejarah. 28
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah heuristik atau pengumpulan
sumber, atau kegiatan dalam mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah.
Heuristik ini merupakan kegiatan yang paling awal dan utama karena tanpa
sumber-sumber sejarah atau jejak-jejak masa lampau sejarawan tidak mungkin
bisa menyusun kisah sejarah. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian
sejarah ini dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer dalam penelitian ini didapat melalui penelusuran terhadap
dokumen yang berisi tentang Handry TM. Sumber-sumber tersebut berasal dari
surat kabar seperti Suara Merdeka, Kompas dan lain-lain. Wawancara yang
dilakukan dengan Handry TM juga akan sangat membantu dalam penelitian.
Selain itu, foto-foto dokumen pribadi yang berasal dari Handry TM juga dapat
digunakan sebagai sumber primer. Foto-foto ini dipergunakan untuk mendukung
berita-berita yang terdapat pada media masa.
Sumber lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber sekunder.
Sumber sekunder ini diperoleh melalui riset kepustakaan yang berupa buku-buku
dan majalah yang mempunyai hubungan dengan permasalahan. Riset kepustakaan

27
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer
(Jakarta: Idayu, 1978), hlm. 11.
28
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian, hlm. 36.
13

ini penting karena dengan melalui penelusuran kepustakaan dapat dipelajari


berbagai aspek yang berkaitan dalam penelitian.29 Sumber sekunder ini diperoleh
dari beberapa perpustakaan antara lain Perpustakaan Jurusan Ilmu Sejarah,
Perpustakaan Ilmu Budaya, Perpustakaan Widya Puraya UNDIP, Perpustakaan
Daerah Kota Semarang. Selain itu sumber sekunder yang berasal dari internet juga
digunakan dalam melengkapi data.
Kajian ini tidak hanya menggunakan sumber tertulis. Mengingat tokoh yang
dikaji masih hidup, maka digunakan metode sejarah lisan, yaitu mengumpulkan
sejarah lisan dengan melakukan wawancara sesuai kapasitas peneliti sejarah.
Wawancara ini dilakukan oleh Handry TM yang menghasilkan sejarah lisan
tentang pengalaman hidupnya. Setelah itu dilakukan wawancara dengan orang-
orang yang memiliki hubungan dengan Handry TM.
Tahap kedua setelah sumber-sumber tersebut dikumpulkan adalah
melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik sumber ini dibedakan
menjadi dua, yakni kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal ingin
menguji ontentisitas (keaslian) suatu sumber, agar diperoleh sumber yang
sungguh-sungguh asli dan bukannya tiruan atau palsu. Sedangkan kritik internal
bertujuan untuk memastikan bahwa informasi dalam dokumen itu dapat
dipercaya. Dalam hal ini membandingkan informasi satu dengan yang lain
dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah yang dapat dipercaya.
Tahap berikutnya adalah interpretasi. Tahap ini disebut juga dengan analisis
sejarah. Analisis sejarah berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda
dengan sintesis yang berarti menyatukan. Keduanya yakni analisis dan sintesis,
dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi.30 Interpretasi
dilakukan dengan cara memperbandingkan fakta guna menyingkap peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Dalam interpretasi, imajinasi diperlukan untuk menetapkan

29
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta:
Gramedia, 1983), hlm. 29.
30
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013
), hlm. 100.
14

makna dan hubungan antar fakta, dan menyusun fakta itu dalam uraian yang
rerlevan dan utuh.
Tahap terakhir dari metode sejarah adalah penyusunan hasil penelitian
menjadi suatu tulisan sejarah yang dikenal dengan istilah historiografi.
Historiografi ini berupa penyusunan kembali peristiwa sejarah dalam bentuk
tulisan ilmiah berdasarkan fakta-fakta. Rekonstruksi dilakukan dengan menulis
sebuah kisah yang mendekati kebenaran sejarah. Kisah ini ditulis dengan
mengedepankan kondisi yang sezaman sesuai fakta sehingga pembaca dapat
memahami kondisi ketika peristiwa itu terjadi.

G. Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan penulisan skripsi yang berjudul “Biografi Handry TM:
Sastrawan Tahun 1973-2017” ini mengacu pada sistematika penulisan.
Sistematika penulisan ini dibagi menjadi lima bab dan beberapa sub bab yang
tersusun sebagai berikut:
Bab I adalah bab pendahuluan, terdiri dari latar belakang dan permasalahan,
ruang lingkup, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, pendekatan, kerangka teori,
metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II merupakan bagian yang berisi tentang genealogi Handry TM dimulai
dari latar belakang keluarga, lingkungan, pendidikan, dan pernikahannya. Dalam
Bab II, penulis akan menyusun sub bab yaitu, A. Latar Belakang Keluarga dan
Masa Kecil Handry TM, membahas genealogi keluarga Handry TM sejak ia kecil,
B. Pendidikan Formal Handry TM, membahas mengenai pendidikan Handry TM.
baik formal maupun non formal hingga ia memutuskan untuk menikah, C. W.S.
Rendra: Tokoh Inspirasi bagi Handry TM. Memasuki Dunia Sastra, membahas
awal mula Handry TM. mengenal sastra.
Bab III berisi pembahasan tentang Handry TM. Dalam Bab ini mengupas
tentang karya-karya Handry TM, Pemikiran Handry TM, Penghargaan yang
diperoleh dalam dunia sastra. Dalam Bab III, penulis akan menyusun empat sub
bab yaitu, A. Aliran Sastra Handry TM. Ciri-ciri Kesastraan Handry TM, B. Lika-
Liku Perjalanan sebagai Sastrawan, C. Sastrawan sebagai Profesi, membahas
15

mengenai alasan Handry TM memilih sastra sebagai profesi, D. Karya-karya


Handry TM.
Bab IV berisi tentang kiprah Handry TM, dalam bidang sastra. Dalam Bab
IV, penulis akan menyusun sub bab yaitu, A. Handry TM dan Keluarga Penulis
Semarang, membahas mengenai kiprah Handry TM bersama KPS, B. Dewan
Kesenian Jawa Tengah, membahas mengenai kiprah Handry TM bersama DKJT,
C. Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe), membahas mengenai kiprah Handry
TM bersama Dewan Kesenian Semarang.
Bab V merupakan simpulan dari uraian dan pembahasan dari bab I sampai
bab IV sebagai jawaban dari perumusan permasalahan dalam skripsi ini.

Anda mungkin juga menyukai