SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
NURHIKMAH
105331104817
MOTO
ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
(Marwah Daud)
“Orang-orang yang bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dirinya benar-benar
tidak tahu”
(Socrales)
Kakak dan Adikku, yang tidak pernah berhenti berdoa dan saling mendoakan,
iii
ABSTRAK
Nurhikmah. 2021. Alih Kode dan Campur Kode dalam Interaksi Masyarakat
Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas akeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Siti Suwadah Rimang dan Pembimbing II Nur Khadijah
Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur
kode dalam interaksi masyarakat Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Subjek dari
penelitian ini adalah masyarakat Galesong Utara. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu, teknik
merekam, teknik mencatat, pengamatan dan teknik dokumentasi. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alih kode dalam interaksi
masyarakat Galesong Utara, Kabupaten Takalar dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: Alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Makassar dan alih kode dari bahasa
Makassar kebahasa Indonesia. Sementara bentuk campur kode dalam interaksi
masyarakat Galesong Utara, Kabupaten Takalar yaitu: campur kode berbentuk
penyisipan kata dan campur kode berbentuk penyisipan frasa.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
seluruh semesta, untaian rasa, gerak langkah, waktu, dan kesehatan dari-Mu, Sang
Salawat serta salam tak lupa peneliti kirimkan kepada baginda Nabiyullah
menegakkan panji-panji Islam. Menjadi suri tauladan bagi semua muslim dialah nabi
yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan penelitian pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ayah Muslimin dan Ibu Suriaty tercinta, untuk semua kasih sayang dan dukungan
yang selalu diberikan, nasihat serta doa yang tak pernah ada habisnya.
Tidak lupa pula ucapkan terima kasih kepada Dr. Siti Swadah Rimang, M.
Hum. Pembimbing I dan Nur Khadijah Razak, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang
arahan, kritikan, motivasi dan saran yang membangun hingga penyusunan akhir
skripsi ini.
v
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: Prof. Dr. H.
Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Angatan 2017 khususnya kelas B atas segala
cerita indah, bahagia, sedih yang telah terangkai selama perkuliahan. Segala hal yang
telah dilewati bersama menjadi kenangan yang paling penting yang tak akan pernah
terlupa.
kritikan dan saran dari berbagai pihak, penulis meyakini bahwa satu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini memberi
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KARTU KONTROL I ii
KARTU KONTROL II iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
SURAT PERNYATAAN v
SURAT PERJANJIAN vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Kajian Pustaka 8
1. Penelitian yang Relevan 8
2. Kajian Teori 11
a. Sosiolinguistik 11
b. Peristiwa Tutur 14
c. Dwibahasa 17
1) Kode 18
2) Alih Kode 22
3) Campur Kode 22
4) Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode 22
d. Keadaan Masyarakat Galesong Utara 23
vii
B. Kerangka Pikir 24
BAB III METODE PENELITIAN 27
A. Jenis Penelitian 27
B. Sumber Data 27
C. Teknik Pengumpulan Data 28
D. Teknik Analisis Data 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30
A. Hasil Penelitian 30
B. Pembahasan 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 54
A. Simpulan 54
B. Saran 54
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 58
RIWAYAT HIDUP 65
viii
1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Korpus Data 60
2. Data Informan 61
3. Dokumentasi Penelitian 63
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu masyarakat, hubungan antara masyarakat dan bahasa ini dijelaskan dalam
peristiwa tutur.
dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan
mitra tutur dengan satu pokok tuturan dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu
Chaer (2010). Peristiwa tutur merupakan sebuah gejala yang bersifat sosial dengan
konteks tuturan yang bersifat terkontrol oleh sejumlah norma maupun kaedah yang
digunakan pada saat berbicara. Jadi interaksi yang berlangsung antara pedagang
dan pembeli di pasar pada waktu tententu menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa juga kita dapati
dalam acara diskusi ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan dan
sebagainya. Dalam peristiwa tutur yang terjadi, tidak jarang seorang penutur
3
mungkin para penutur memakai lebih dari satu bahasa hal tersebut disebut
dwibahasa.
dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi yang dihadapi oleh penutur dalam
tindakan bertutur Mackey (Rian, 2013). Untuk dapat menggunakan dua bahasa
ibunya sendiri atau bahasa pertamanya (BI) yang kedua adalah bahasa lain yang
disingkat (B2). Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang
dua bahasa disebut bilingualitas atau kedwibahasawan. Apabila dua bahasa atau
lebih digunakan oleh seorang penutur maka dipastikan orang tersebut dalam
Alih kode adalah peralihan penggunaan kode satu ke kode bahasa lainnya,
sedangkan campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa
kebahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa Kridalaksana
(2008). Alih kode dan campur kode merupakan peristiwa yang sering terjadi pada
(B2). Penulis sering mendengar atau menyaksikan fenomena alih kode dan campur
telah menjadi bahasa pergaulan yang berdampingan dengan bahasa daerah. Hal
tersebut karena tidak adanya aturan yang mengikat dan melarang penggunaan dua
dan alih kode tersebut. Hal inilah yang mendasari penulis tertarik pada penelitian
ini, karena peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai alih kode dan campur kode
B. Rumusan Masalah
ini yaitu: “Bagaimanakah Bentuk Alih Kode dan Campur Kode dalam Interaksi
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Bentuk Alih Kode dan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
sosiolinguistik mengenai bentuk alih kode dan campur kode dalam interaksi
2. Manfaat Praktis
Makassar.
c. Bagi peneliti lain, dapat menjadi sumber referensi terhadap penelitian yang
masukan yang berkenaan dengan bentuk alih kode dan campur kode dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Aris Munandar, 2018. Skripsi Bahasa dan Sastra dengan judul “Alih Kode
Makassar”. Hasil Penelitian ini menunjukkan Alih kode dalam wacana interaksi
masyarakat terminal Mallengkeri kota Makassar yaitu alih kode yang berwujud
alih bahasa meliputi alih kode dari bahasa Makassar ke bahasa Indonesia dan
alih kode dari bahasa Indonesia kebahasa Makassar. Sementara campur kode
campur kode penyisipan bentuk kata dan bentuk frasa bahasa Makassar dan
diterminal.
Language and Literature. Dengan judul “Alih Kode dan Campur Kode di
diketahui bahwa terdapat dua jenis alih kode yang terdapat di PPMD, yaitu alih
7
kode internal dan alih kode eksternal. Faktor yang menyebabkan terjadimya
alih kode dan campur kode yakni: (1) kebiasaan berinteraksi menggunakan
bicara atau penutur, (4) topic atau pokok pembicaraan yang disebabkan oleh
faktor bahasa itu sendiri, (5) situasi, (6) sosial kebahasaan. Hal ini
tersebut dapat dilihat dari beragamnya bahasa yang digunakan, baik dari segi
sebagai bahasa kedua dan bahasa Melayu Makassar yang berperan sebagai
Adapun faktor penentu yang dimaksud adalah (a) kemampuan bahasa penutur
dan BM, sedangkan tempat situasi tak dinas menggunakan BM dan BMM,
(c) Partisipan dalam interaksi apabila yang diajak berbicara adalah teman dekat
atau keluarga maka ia mengguanakan BM, tetapi jika tidak saling kenal maka
menggunakan BI atau BMM, (d) Fungsi maksud dan kehendak tutur adalah
2. Kajian Teori
a. Sosiolinguistik
Pengertian Sosiolinguistik
(2010) bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin yang meneliti
b. Peristiwa Tutur
linguistik berbentuk ujaran yang melibatkan penutur dan lawan tutur dengan
satu pokok tuturan terjadi pada waktu, tempat, dan situasi tertentu, Chaer
tutur terjadi, hal ini sejalan dengan Rustono (Susanto, 2016) bahwa situasi
tutur melahirkan tuturan hal tersebut berkaitan dengan adanya pendapat yang
bertutur. Antara penutur dan dan petutur tentu saling berinteraksi dan
bertukar peran. Dalam waktu dan situasi tertentu dapat pula terjadi
bahwa jumlah peserta tutur lebih dari dua, yakni dengan hadirnya pihak
ketiga.
untuk bertutur sejalan dengan tujuan dari anggota masyarakat tutur itu.
pernah tetap, artinya bahwa pokok pikiran itu akan selalu berubah dalam
verbal dan non verbal. Nada tutur verbal dapat berupa nada, cara, dan
12
motivasi yang menunjuk pada warna santai, serius, tegang, cepat yang
telah disebutkan. Adapan nada tutur non verbal dapat berupa tindakan
tubuh (body language), kial (gesture), dan juga jarak selama bertutur
(proximis).
Sarana tutur menunjuk kepada saluran tutur yaitu bahasa apa yang
bertutur.
Berbeda jenis tuturnya akan berbeda pula kode yang dipakai dalam
c. Dwibahasa
atau daerah yang menggunakan dua bahasa, maka masyarakat atau daerah
peristiwa bilingualisme.
1) Kode
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kode adalah kata dan tulisan
bahasa yang digunakan untuk saling berkomunikasi antara satu sama lain.
2) Alih Kode
alih kode (bahasa atau dialek) dapat dilakukan oleh dua pihak yang
perubahan bahasa yang terjadi, alih kode terbagi menjadi alih kode
juga membedakan adanya dua macam alih kode, yaitu alih kode intern
dan alih kode ekstern. Alih kode intern terjadi antara bahasa bahasa
daerah atau beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam suatu
apabila terjadi adalah antara bahasa asing dengan bahasa asing. Alih
alih kode (1) penutur, (2) lawan tutur, (3) perubahan situasi, (4)
kode terjadi karena (1) orang ketiga, (2) perpindahan topik, (3)
berbicaranya lebih mudah, dan (12) beralih media atau sarana bicara.
3. Campur kode
mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam dalam suatu tindak
kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan
pada tataran klausa, campur kode pada tataran frasa, dan campur kode
topik, fungsi dan tujuan, ragam dan tingkat tutur bahasa, hadirnya
membedakan campur kode dan alih kode, apabila dalam sebuah peristiwa
tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain
19
disebut sebagai alih kode. Akan tetapi apabila dalam suatu peristiwa tutur
klausa atau frasa yang digunakan terdiri atas klausa atau frasa campuran
dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungasinya
sebab tertentu, sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau
Galesong Utara.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan suatu proses tentang sumber analisis alur pikir
yang akan dihadapi, serta proses pikir dari masalah yang diajukan dirumusan
masalah.
bentuk campur kode dan alih kode dalam interaksi masyarakat Galesong Utara.
Sosiolinguistik
Dwibahasa
Analisis
Hasil
Hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dirancang untuk penelitian yang bersifat deskriptif. Pada prinsip metode deskriptif
secara objektif dan sesuai dengan kenyataan. Metode penelitian ini dipilih oleh
peneliti untuk mengetahui bentuk alih kode dan campur kode dalam interaksi
masyarakat Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Dalam hal ini menggunakan teori
B. Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah bentuk alih kode dan campur kode dalam
sebagai berikut.
2. Sumber Data
Adapun teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Teknik Rekam
akurat.
2. Teknik Catat
Dalam hal ini, mencatat data-data bentuk alih kode dan campur kode dalam
dikumpulkan sebelumnya.
3. Pengamatan
4. Teknik Dokumentasi
kajian sosiolinguistik.
25
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah teknik analisis data dengan merangkum, memilah hal-
hal yang bersifat pokok, reduksi data dilakukan dengan tujuan agar dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai data yang diperoleh dari
2. Penyajian Data
3. Menarik Kesimpulan
Teknik analisis data yang terakhir ialah penarikan kesimpulan. Semua data
yang direduksi, digambarkan secara rinci sehingga lebih mudah dipahami oleh
peneliti ataupun orang lain. Data yang dirincikan tersebut diperoleh dari hasil
BAB IV
A. Hasil Penelitian
dan berjarak kurang lebih 27 kilometer dari ibu kota Kabupaten Takalar. Ibu kota
dengan:
bahasa daerah Makassar, meskipun demikian tidak sedikit pula yang mulai
orang dengan daerah yang berbeda-beda baik secara langsung maupun dari
Takalar. Seiring berjalannya waktu pengetahuan akan bahasa saat ini sudah tidak
27
hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, akan tetapi juga dipengaruhi oleh
dunia termasuk bahasa itu sendiri. Hal inilah yang akan penulis analisis yaitu
bentuk alih kode dan campur kode dalam interaksi masyarakat Galesong Utara,
Kabupaten Takalar.
yaitu memindahkan data rekaman percakapan ke data tulis. (2) Klasifikasi data
yaitu mengumpulkan data sesuai dengan bentuknya. (3) Analisis data, pada tahap
ini peneliti berusaha untuk menganalisis semua data yang terkumpul. (4)
Deskripsi data, pada tahap ini peneliti memaparkan data yang ditemukan
ini.
Data 1
Penutur : Penjual Ibu Fitriani (42 tahun) dan Pembeli Tayu’ (47 tahun)
‘Turunkan harganya’
Fitriani : “Patang pulo ballinna, kusare maki tallung pulo lima”
‘Harganya empet puluh, kukasih tiga puluh lima”
Tayu’ : “Edede, nia’ pode limang-limang na”
‘Eh, ada lagi limanya’
kode. Misalnya pada saat Tayu’ bertanya mengenai harga tas kepada
Data 2
Topik : Fotokopi
kode. Alih kode yang terjadi yaitu alih kode dari bahasa Indonesia
Data 3
terjadi alih kode yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa
Makassar.
Data 4
Data 5
Penutur : Aris (23 tahun), Rama (23 tahun) dan Dandi (23 tahun)
dalam percakapan tersebut terjadi alih kode yaitu alih kode dari bahasa
Data 6
tersebut terjadi alih kode yaitu alih kode dari bahasa Makassar ke
bahasa Indonesia.
Data 7
tersebut terjadi alih kode yaitu alih kode dari bahasa Makassar ke
bahasa Indonesia.
Data 8
Penutur : Ciya (21 tahun), Mita (22 Tahun) dan Rina (22 tahun)
kode. Misalnya pada saat Ciya bertanya kepada Mita apakah Rina
Data 9
Penutur : Hilda (22 tahun), Ana (20 Tahun) dan Rahma (22 tahun)
Data 10
Data 11
kode. Dalam tuturan terdapat dua peristiwa campur kode yaitu campur
kode intern dan campur kode ekstern. Campur kode intern terjadi
Data 12
kode intern terjadi dengan penyisipan kata. Campur kode intern yang
terjadi yaitu dengan penyisipan bahasa Indonesia pada kata “apa, lama
Data 13
kode intern terjadi dengan penyisipan kata. Campur kode intern yang
terjadi dengan penyisipan bahasa Makassar pada kata “iye dan maki”
Data 14
kode intern terjadi dengan penyisipan kata. Campur kode intern yang
Data 15
Inna : “Mallia…”
‘Beli’
Dani : “Iyee”
‘Iyaa’
Inna : “Ada mie sedap goreng?”
Dani : “Ada, berapa?”
Inna : “Hmm satu, sigang telur satu”
Dani : “Oke”
kode intern terjadi dengan penyisipan kata. Campur kode intern yang
Data 16
kode intern terjadi dengan penyisipan frasa. Campur kode intern yang
Data 17
kode intern terjadi dengan penyisipan frasa. Campur kode intern yang
Data 18
kode intern terjadi dengan penyisipan frasa. Campur kode intern yang
Data 19
kode intern terjadi dengan penyisipan frasa. Campur kode intern yang
Data 20
kode intern terjadi dengan penyisipan frasa. Campur kode intern yang
B. PEMBAHASAN
fakta bahwa masyarakat di Galesong Utara Kab. Takalar yang menjadi fokus
bahasa Indonesia dan bahasa Makassar yang merupakan bagian dari campur kode
(2018), kesamaan yang yang terdapat pada penelitian arismunandar (2018) dengan
penelitian ini, sama-sama menemukan alih kode yang berbentuk alih kode dari
bahasa Makassar ke bahasa Indonesia dan alih kode dari bahasa Indonesia ke
bahasa Makassar . begitupun dengan bentuk campur kode seperti campur kode
fungsi alih kode dan campur kode sementara pada penelitian ini tidak meneliti
fungsi campur kode dan alih kode. Peneliti sebelumnya meneliti Interaksi
hasil penelitian, dapat dibandingkan penelitian ini dan penelitian sebelumnya yaitu
sama-sama meneliti campur kode dan alih kode sementara yang membedakan
Galesong Utara.
meneliti penggunaan bahasa pada masyarakat tutur Makassar yang ada di Gowa,
Takalar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (1) Alih kode dari bahasa
Indonesia kebahasa Makassar, dan (2) alih kode dari bahasa Makassar kebahasa
Indonesia.
Takalar yaitu: (1) campur kode berbentuk penyisipan kata dan (2) campur kode
kebiasaan atau perilaku untuk menggunakan dua bahasa dalam suatu masyarakat
yaitu masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau lebih mengacu kepada
berbeda.
dengan apa yang telah ditemukan dilapangan dengan melibatkan beberapa subjek
mengidentifikasi bentuk alih kode dan campur kode dalam interaksi masyarakat
BAB V
A. Simpulan
Takalar yaitu:
B. Saran
3. Bagi peneliti lain, hendaknya hasil penelitian ini bisa menjadi referensi
54
48
56
DAFTAR PUSTAKA
Susumita, Nelvia. 2015. “Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Negeri 12 Kerinci”. Jurnal Penelitian Universitas Jambi
Seri Humoniora. Vol.17, No.2.
50
Lampiran 1
Korpus Data
angnganre”
Dandi : “Rua tojeng anne kupesan”
Rama : “Iyo sodara”
6 Sepak bola, Muntu : “Accinik-cinikko pagolo ri Data 6
bangngia?”
Indonesia vs Daya : “E iye e dede paccena”
Muntu : “Tidak ada harapan”
Vietnam Daya : “Bayangkan empat kosong”
Muntu : “Padahal Egi hampir cetak gol”
Lampiran 2
Data Informan
55
Lampiran 3
Surat
57
Lampiran 4
Dokumentasi Gambar
Gambar 3
58
Gambar 4
Gambar 5
59
Gambar 6
Gambar 7
60
Gambar 8
61
RIWAYAT HIDUP
dan lulus pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama pada
tahun yang sama di MTS Nurul Rahmat Bontolanra dan lulus tiga tahun kemudian
pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Galesong Utara
yang kini berganti nama menjadi SMA Negeri 3 Takalar Pada tahun 2014 dan
akhirnya lulus pada tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis terdaftar menjadi
Kode dan Campur Kode dalam Interaksi Masyarakat Galesong Utara Kabupaten
Takalar”.