INDONESIA (1959–1966)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penguji
3. Arief Hidayat, M. Pd
Anggota :
ii
LEMBAR PERYATAAN
Aghniannisa Wulandari
iii
ABSTRAK
iv
MOTO
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas segala berkat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang
Maha Kuasa peneliti ucapkan, dimana atas limpahan-Nya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
4. Bapak Dr. H. Taufik, S. Pd, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
5. Bapak Arief Hidayat, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
kepada penulis.
vi
7. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi yang telah
tak tertandingi.
Indraprasta PGRI.
Hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis berserah diri dan memohon.
Kiranya, nama-nama tersebut di atas dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Aamiin.
Harus diakui bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharap adanya kritik dan saran dari para pembaca untuk
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
Aghniannisa Wulandari
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
MOTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Ruang Lingkup Masalah 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5
E. Metode Sejarah 7
F. Kajian Pustaka dan Pendekatan Penelitian 13
G. Historiografi yang Relevan 15
H. Sistematika Penulisan 18
BAB II GAMBARAN UMUM MARHAENISME 21
BAB III KONSEP EKONOMI TERPIMPIN 31
BAB IV KONTEKS EKONOMI TERPIMPIN DALAM
PERCATURAN LUAR NEGERI 42
BAB V PENUTUP 55
DAFTAR PUSTAKA 58
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Soal jajahan adalah soal rugi atau untung; soal mencari hidup; soal
bisnis. Semua teori tentang soal jajahan tidak dapat bertahan terhadap
kebenaran bahwa soal jajahan adalah soal rezeki, soal yang berdasar ekonomi,
sudah berkembang, timbulah pula suatu pergerakan kaum buruh yang sosialis
dan komunis. Di Indonesia pun tidak akan bisa menghindari hal tersebut.
Masuk ke dalam zaman kapitalis dan juga tidak luput mengenali pengikut
kerasnya, selama kapitalisme masih ada di Indonesia, pasti reaksi itu akan
datang.
1
Belanda besarnya dua kali lipat dari yang ia masukkan ke Indonesia. Barang-
barang yang diekspor antara lain gula, karet, tembakau, teh, petroleum, bensin,
2
3
dan lain sebagainya. Menurut Prof. Van Gelderen (1963: 150), “Imperialisme
rendahnya upah dan harga sewa tanah ditentukan dari tinggi rendahnya
produktifitas masyarakat”.
modal asing; yang barang hasilnya nanti akan dibawa keluar. Indonesia
sangat menderita dan celaka. Dalam tahun 1924, angka perbandingan antara
200,4/100. Bagi kaum Marhaen yang membanting tulang, berkeluh kesah, dan
tidak adil karena mereka hanya mendapat upah yang sangat sedikit tiap
harinya.
saat itu dinilai mampu mencapai Indonesia merdeka adalah pada saat
munculnya organisasi yang di dalamnya ada suatu politik massa aksi yang
Marhaen makin luas, musuh makin mengamuk dan merajalela, yang paling
Marhaen, agar tidak hancur tergilas oleh roda zaman yang begitu kejam.
banyak peran penting. Peranan ini ditunjukkan dengan adanya ideologi ini
4
Soekarno dalam pidatonya sebagai ketua PNI pada Juli 1927. Kaum Marhaen
mengacu kepada pergaulan hidup dengan latar belakang petani kecil, buruh
kecil, pelayar kecil, dan semua yang merupakan rakyat kecil yang
Dengan asas itu, PNI berhasil menggerakkan kaum marhaen, yang meliputi
kolonial.
Melalui dua corong utamanya, Fikiran Ra’jat dan Suluh Indonesia Muda, PNI
sistim itu telah menghisap dan menindas rakyat jelata. Ditegaskan juga, untuk
revolusioner.
5
syarat utama untuk bisa terlepas dari kapitalisme dan imperialisme, syarat
penting untuk mendirikan masyarakat yang sempurna. Oleh karena itu, kaum
transformasi ekonomi itu. Proses transformasi ini tidak akan bisa dilakukan
apabila beberapa butir perintang tidak terlebih dulu kita atasi, antara lain: (1)
pada the invisible hand yang dalam kenyataan telah kembali menjadi the
6
incapable hand atau the dirty hand); (4) mewaspadai globalisasi dengan ide
Indonesia (1959–1966)”.
B. Rumusan Masalah
Indonesia?
Perekonomian Indonesia?
luar negeri?
waktu pada tahun 1959 sampai dengan 1966. Kurun waktu tersebut diambil
Ruang lingkup spasial atau tempat adalah hal-hal yang berkaitan dengan
Ruang lingkup spasial atau tempat yang saya ambil dalam penulisan ini adalah
atau tempat di Indonesia karena saya ingin meneliti hal-hal yang terjadi secara
Ruang lingkup tematik adalah hal-hal yang berkaitan dengan tema atau
aspek yang akan diangkat dalam suatu tulisan. Ruang lingkup tematik yang
saya ambil dalam penulisan ini adalah tema atau aspek perekonomian. Saya
sejarah lebih sering mengambil aspek sosial atau politik. Jadi saya berupaya
untuk menambahkan daftar penulisan sejarah yang berkaitan dengan tema atau
aspek perekonomian.
Indonesia.
1. Penulis
serupa.
3. Masyarakat Umum
hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bacaan bagi masyarakat
luas.
9
E. Metode Sejarah
secara kritis, dan kemudian menyajikan suatu sintesa dari pada hasil-hasilnya
sebagai berikut:
1. Heuristik
masa lalu, berupa sumber lisan, sumber tertulis, dan sumber kebendaan,
yang dapat dijadikan bukti sejarah dari zaman purba hingga sekarang baik
a. Sumber Primer
Soekarno.
11
b. Sumber Sekunder
tidak adil. Seluruh pemikiran Soekarno berangkat dari satu titik pusat
imperialisme.
dibuku ini.
jilid V. Buku ini memuat sejarah dalam satu periode sejak zaman
1900-1942.
Indonesia yang lainnya yang ada pada awal sampai pertengahan abad
ke-20.
2. Kritik Sumber
Kuntowijoyo (1995: 101) menjelaskan bahwa tahap ini terdiri dari kritik
ekstern dan kritik intern, dimana kritik ekstern adalah proses verifikasi
terntang otentisitas dan keaslian sumber dan kritik intern adalah verifikasi
Sedangkan kritik intern yang dilakukan pada sumber adalah menelaah isi
digunakan.
3. Interpretasi
4. Historiografi
15
1. Kajian Pustaka
a. Marhaen adalah kaum melarat Indonesia yang terdiri dari buruh, petani,
oleh imperialisme.
dataran rendah, di kota, di desa, dan di mana saja. Marhaen itu ada yang
beragama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan ada juga yang menganut
animisme.
demokrasi ekonomi.
emas itu terbuka dua jalan. Satu jalan menuju masyarakat yang adil
dan makmur, dan satu jalan lagi menuju masyarakat celaka dan
(Al-Rahab, 2014).
berdiri di atas kaki sendiri dalam perekonomian, bebas dalam politik, dan
2. Pendekatan Penelitian
oleh disiplin atau pendekatan tertentu, yakni dari segi mana sejarawan
17
dimana sejak awal abad ini sejarah ekonomi dalam pelbagai aspeknya
yang adil dan makmur, yaitu Marhaenisme. Marhaenisme seperti apa yang
sosio-demokrasi.
pergerakannya.
19
nasional.
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan
sendiri menjadi ide baru yang dianggapnya bisa diterima oleh semua pihak.
landasan yang sama, Soekarno di satu pihak mengemukakan segi-segi dari suatu
ide atau aliran politik yang memungkinkan untuk diterima oleh ide-ide lain,
sedangkan di pihak lain, Soekarno membuka segi-segi tertentu dari ide-ide itu
menggarap sendiri dengan alat-alat yang dimilikinya, dan hasilnya cukup untuk
bahwa petani tersebut bukan proletar karena ia tidak menjual tenaganya, sekalipun
hidupnya berada dalam kemiskinan (Kusnowo, 2016: 124). Peristiwa ini memberi
21
22
adalah ideologi. Di samping itu, Marhaenisme yang lahir dan ditempa dalam
mendedikasikan diri sebagai sebuah ideologi yang juga sarat dengan pemahaman
Dalam konteks inilah, sejatinya Marhaenisme adalah sebuah ideologi yang klop
sebagai wadah pergerakan, merupakan kesatuan jiwa dan badan, batin dan lahir,
semangat dan kekuatan yang sepenuhnya diramu Bung Karno dari Indonesia.
Sosialisme ala Indonesia. Jadi, Marhaenisme tidak lain adalah sosialisme ala
tuntutan hati nurani rakyat dan oleh karena itu, ideologi ini pun cocok bagi
dalam berbagai wujud masih bercokol di bumi. Dalam konteks ini, Marxisme
telah memberikan kepada Soekarno alat yang paling sistematis dalam analisis
sangat berpengaruh dalam benak Soekarno, dan banyak inspirasi dari pemikiran
dan tingkah laku politik Soekarno sejak tahun 1920-an akhir dipengaruhi Marx,
Marx dan buah karya Marx, yaitu Marxisme. Bahkan secara jujur Soekarno
masyarakat Indonesia.
luas dan disamakan seperti “massaisme” atau kekuatan massa, dimana meskipun
ternilai kecil dalam status dan kepemilikan, namun kuantitas yang besar apabila
disatukan bisa menjadi satu kekuatan yang besar yang mampu melawan
dalam praktek politik tidak menggunakan asas Marhaenisme, maka mereka adalah
1. Marhaen adalah kaum melarat Indonesia yang terdiri dari buruh, petani,
pengusaha kecil, tukang, kusir, dan kaum kecil lainnya. Soekarno sering
imperialisme.
rendah, di kota, di desa, dan di mana saja. Marhaen itu ada yang beragama
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan ada juga yang menganut animisme.
jembatan emas. Di seberang jembatan emas itu terbuka dua jalan. Satu jalan
menuju masyarakat yang adil dan makmur, dan satu jalan lagi menuju
2. Marhaen yaitu kaum protelar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan
proletar sudah termaktub dalam perkataan Marhaen, dan karena kata proletar
bisa juga diartikan bahwa kaum tani dan lain-lain kaum yang melarat tidak
termaktub didalamnya.
masyarakat dan susunan negeri yang demikian itu, yang oleh karenanya, harus
kapitalisme, dan feodalisme, baik yang tradisional maupun modern, disebut rakyat
menderita, dan terbelakang karena sistem penjajahan dan sistem kapitalisme yang
semua sistem kapitalisme dan tiap jenis feodalisme; dan untuk adanya tata-hidup
dari musuh-musuh keadilan, bersih dari segala jenis dan bentuk kejahatan.
Marhaenis dilihat dari faktor karakter dan moral, sebab tanpa karakter dan moral
orang dapat dengan mudah menyimpang dari jalan dan cita-cita yang dijunjung
27
masyarakat Indonesia.
nasionalisme yang bergetar hatinya untuk membela apabila masih ada bangsa
didalamnya tidak ada lagi penindasan dan eksploitasi oleh suatu kelas terhadap
menghendaki masyarakat tanpa kelas atau masyarakat yang adil dan makmur.
‘jembatan emas’ untuk mencapai cita-cita perjuangan yang lebih tinggi, yakni
pengutamaan kepentingan rakyat dan hajat hidup orang banyak, yang bersumber
pada kedaulatan rakyat atau demokrasi. Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi
yang jelas.
2. Peranan dan campur tangan negara di bidang ekonomi besar dan penting.
7. Tenaga manusia dan kekayaan alam adalah pokok utama bagi usaha
kemakmuran.
demokrasi borjuis atau demokrasi liberal yang hanya berlaku didalam politik,
tetapi tidak berlaku di ekonomi, yakni saat kaum Marhaen tidak hanya mengatur
ekonomi, sama halnya dengan ide sentral yang terkandung dalam tema demokrasi,
kemakmuran.
merapikan barisannya.
dengan masyarakat baru sama sekali, yaiu masyarakat adil dan makmur.
bahagia.
BAB III
KONSEP EKONOMI TERPIMPIN
suatu kegiatan manusia yang berkaitan langsung dengan konsumsi, distribusi, dan
merupakan bagian dari masa Orde Lama dimana Indonesia dipimpin oleh sang
terlalu lama merdeka, sehingga berbagai permasalahan pun masih sangat banyak
terjadi meliputi kenaikan volume uang yang tidak sebanding dengan jumlah
barang yang beredar karena produktifitas yang lemah, produktifitas yang lemah
penduduk karena tingkat kenaikan penduduk yang lebih tinggi dari pada jumlah
31
harga bahan pangan maupun sandang yang beredar di masyarakat. Harga dapat
naik secara
32
33
drastis dalam waktu singkat di berbagai daerah, baik itu wilayah Jawa, Sumatra,
Terpimpin.
officer. Oleh sebagian pengamat, langkah ini dipandang sebagai salah satu strategi
perubahan dari yang awalnya ekonomi liberal berubah menjadi sistem ekonomi
etatisme, dimana seluruh sistem ekonomi ini diatur dan dikuasai oleh pihak
negara, baik itu dalam aspek sosial, ekonomi, ataupun politik. Sistem ekonomi ini
dicetuskan oleh Presiden Ir. Soekarno di tahun 1959. Sistem ekonomi ini
dilakukan karena sistem ekonomi liberal membuat setiap pengusaha dalam negeri
Perancang Nasional atau Depernas di tahun yang sama yang dipimpin oleh Moh.
bukan hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang ekonomi, sosial, dan
34
mencapai hasil-hasil yang sifatnya ekonomi. Tetapi tidak dapat disangkal juga
atau tidak akan mempunyai pengaruh dan hasil yang bersifat sosial. Pembangunan
sebagian besar hidup di pedesaan, mungkin saja secara khusus mencari kepastian
hukum, tetapi tidak semata-mata memusatkan diri pada usaha jaminan material di
masa depan.
Maret 1963. Dalam pidato yang berjudul “Banting Stir untuk Berdikari” di depan
convey his political ambition in the name of the on-going Revolution. Next to his
(USDEK). They were all part of his Konsepsi Presiden of 27 February 1957 and
varying interpretations of the state idiology Pancasila, the President and the
political elite always depicted Indonesia as perfect and democratic, serving the
people and sharply contrasting with the exploitative and intolerant colonial state
(Soekarno, 1964).
kondisi politik di dalam negeri yang sangat tidak menentu dan sifat bermusuhan
Berdikari, yang sanggup mengolah segala bahan mentah – baik hasil tambang
2015: 67). sistem ekonomi terpimpin mendalilkan bahwa negara harus berperan
36
dan komando yang tegas terhadap sektor-sektor utama. Dan, semuanya itu
yang digagas pada masa demokrasi terpimpin. Hal ini jelas membuktikan bahwa
konsep ekonomi berdikari tidak dapat terlepas dari konsep dan sistem Ekonomi
sebagian besar seluk-beluk kegiatan ekonomi rakyat dan negara, hingga dengan
Ekonomi Terpimpin sebagai cita-cita ke arah adil dan makmur akan menjadi
bahwa “keharusan kepada setiap negara Asia-Afrika, untuk berdiri di atas kaki
bukan kerja sama yang sama derajat dan saling menguntungkan. Berdikari dalam
ekonomi merupakan bagian tak terpisahkan dari berdaulat dalam politik dan
The changing world political order in the wake of the Cold War
affected Indonesia deeply, and for worse. This all seems to account for a history
‘did not seems quite as disastrous and gloomy at the time despite the
nationalization of Dutch assets and the disruption that inevitably followed, which
Semesta Delapan Tahun pada tahun 1961 dan Deklarasi Ekonomi pada tahun
1963. Soekarno mengingatkan betapa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya
akan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Oleh
sebab itu sangatlah penting bagi bangsa Indonesia berdiri di atas kaki sendiri
perusahaan negara yang terbagi dalam 4 (empat) jenis. Pertama, perusahaan yang
mengolah kekayaan bumi dan air. Kedua, perusahaan yang meliputi produksi
38
penting bagi negara dan meliputi hajat hidup orang banyak. Ketiga, perusahaan
bersama antara pimpinan perusahaan dan pimpinan buruh (Castels, 1965: 20-22).
tingkat inflasi yang tinggi, yang pada umumnya di atas 2 atau 3 digit atau lebih.
revolusi, dan akibat manajemen ekonomi makro yang sangat jelek pada saat itu.
menurunkan nilai uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas
1.000 menjadi Rp 1, sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali
lipat uang rupiah lama. Tetapi di masyarakat, uang baru hanya dihargai 10 kali
Rp 2.514 miliar atau meningkat 40 kali. Sementara itu, penerimaan atau kas
masuk hanya naik 17 kali dari Rp 53 miliar menjadi Rp 923,4 miliar. Defisit ini
sebagian besar ditutup dengan mencetak uang baru yang mendorong melonjaknya
laju inflasi. Antara bulan Januari sampai Agustus 1965 defisit mencapai Rp 7,5
miliar. Sedangkan inflasi pada tahun 1966 mencapai 600% (Notosusanto, 1976:
233-238).
negara, krisis pangan pada tahun 1961 sebagai akibat gagal panen dan tidak
95%. Berbagai kebijakan yang ada pada saat itu jelas sangat merugikan
Namun, masterplan ini ditinggalkan pada tahun 1964 karena ekonomi yang
40
menurun dan target-target yang tidak bisa tercapai. Faktanya, perekonomian jatuh
bebas karena hiperinflasi, pengurangan sumber pajak, dan juga larinya dari aset
keuangan menjadi aset real. Politik Konfrontasi yang mahal terhadap Malaysia
Tahun 1965 adalah tahun yang penuh keguncangan. Dalam politik kita
Hal tersebut disebabkan oleh: (1) dalam tahun 1965, arus uang pada
awal Desember 1965 tahun yang lalu sekotar 260% dari volume uang pada
permulaan tahun 1965; (2) kecepatan arus uang tersebut, akselerasinya hampir dua
kali dari kecepatan pertambahan uang pada tahun 1964; (3) dengan kenaikan
indeks masing-masing untuk satu tahun, tahun 1965 sepuluh kali tahun 1964
untuk beras, tiga kali dari 1964 untuk bahan bakar, dan dua kali kenaikan indeks
dari daging untuk tahun 1964; (4) output yang diambil hasil bidang ekspor maka
keuangan. Pada awal dekade itu, krisis serupa juga pernah menyerang. Tapi kali
41
tukar) diterapkan. Namun, kian rumit dan panasnya situasi politik membuat upaya
ekonomi sebelumnya. Kala itu, strategi gunting uang yang diterapkan pemerintah
ternyata sama sekali tidak melibatkan pihak Bank Indonesia (BI). Merasa
cukup kuat untuk membatasi kewenangan BI sebagai bank sirkulasi dan penjaga
stabilitas moneter.
daerah sangat lambat. Beredarnya dua jenis uang pada saat yang bersamaan, uang
lama dan uang baru, memicu munculnya masalah baru. Situasi bertambah pelik
karena saat itu Indonesia sedang dilanda keguncangan setelah peristiwa G30S
42
tahun 1965. Kecemasan masyarakat atas gejolak politik dan situasi ekonomi yang
In the second half of 1965, shortly before the G30S attempted coup,
substantially different from the previous ones, but linguistically it includes more
direct confrontation between the new emerging forces (NEFO), breaking the
LUAR NEGERI
Trisakti, yakni: berdaulat dalam bidang politik, berdikari (berdiri di atas kaki
Menurutnya, sebuah negara tidak akan mampu berdikari dalam ekonomi dan
2014). Satu tahun setelahnya, Bung Karno membuka pidato dengan memaparkan
situasi politik saat itu, mulai dari pemberontakan yang terjadi di berbagai daerah,
di Indonesia.
pendiri bangsa. Mereka merasa diawasi oleh pelaku ekonomi asing di wilayah
negeri masa itu mengarah ke situasi dimana politik menjadi panglima dan
ekonomi berdikari nampak pada Tap MPRS No. VI/MPR/1965 yang diwujudkan
dalam kebijakan promosi dan proteksi produksi dalam negeri. Selebihnya tidak
secara tersurat menolak bantuan luar negeri walaupun dalam suasana konfrontasi
pada pidato 17 Agustus 1964 Presiden Sukarno sempat menyatakan “go to hell
negeri tetap ditempatkan sebagai bagian dari kebijakan pembiayaan meski dengan
seperti tertuang dalam ketetapan tahun 1960 dan tahun 1963 menunjukkan
pula adanya kesadaran bahwa beban rakyat sudah cukup berat. Tercermin pula
Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961 – 1969. Dalam dokumen ini kembali
ditegaskan bahwa jumlah kredit luar negeri untuk pembangunan harus dibatasi
dan tiap-tiap kredit harus melalui peraturan perundangan yaitu cara dan
proyeknya. Bukan itu saja dalam dokumen ini pemerintah telah “berani”
mengambil kebijakan kuantitatif dalam pinjaman luar negeri yaitu tidak melebihi
Secara implisit hal ini menunjukkan bahwa kondisi politik nasional dan
internasional saat itu memberikan tekanan yang sangat kuat terhadap ekonomi
Indonesia yang masih berusia sangat muda. Tentu saja hal ini akan mengancam
45
ekonominya. Sejak 1957 – 1965, oleh sebagian sarjana disebut sebagai era
pada saat itu. Bidang ekonomi adalah sendi dari kehidupan dan kesejahteraan
nasional. Oleh karena itu, perbaikan bidang ekonomi adalah dasar dari
Kerja sama ini akan berjalan lancar ketika negara bisa menjamin keamanan dan
nasional. Hal ini memaknai bahwa adanya satu tahap peralihan yang terjadi dari
negara-negara Barat baik dalam bentuk pinjaman maupun penanaman modal asing
dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing
selanjutnya, Indonesia sangat membutuhkan dana yang sangat besar; dan ini
Bantuan luar negeri adalah berbagai pinjaman dan hibah luar negeri
dalam berbagai bentuk, skema dan persyaratannya yang diupayakan dan diterima
diterima oleh organisasi non pemerintah Indonesia dari pemerintah negara lain
pemerintah. Persoalan modal asing akan bisa diterima pemerintah asal tidak
membebani rakyat. Modal asing tersebut akan diterima dalam bentuk pinjaman
perdagangan yang juga mendatangkan modal devisa, maka penting sekali bagi
negara untuk menguasai kegiatan ekspor dan impor dari bahan-bahan baku yang
penting. Demikian halnya dengan distribusi barang di dalam negeri juga dikuasai
untuk menciptakan dasar modal nasional. Di bidang ekspor impor serta devisa dan
kredit, dijalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk melepaskan
Indonesia dengan cepat hancur karena hutang dan inflasi, sementara ekspor
menurun. Pendapatan devisa dari sektor perkebunan jatuh dari 442 juta dollar
Amerika Serikat (AS) pada tahun 1958 ke 330 juta dollar AS di tahun 1966.
Puncak inflasi berada di atas 100% (year-on-year) pada tahun 1962-1965 karena
Sementara itu, bantuan asing yang sangat dibutuhkan berhenti mengalir setelah
dimana terjadi ketidak stabilan baik di bidang politik maupun ekonomi. Masa–
nasional antara tahun 1953- 1959 naik hanya 20%, dimana jumlah penduduk pada
tahun 1950 adalah 77, 2 juta jiwa, pada 1955 berjumlah 85, 4 juta jiwa, dan
menurut sensus pada tahun 1961 adalah 97 juta jiwa.4 Dalam tahun 1960-1968,
sebelum Repelita dimulai produksi beras sebagai bahan makanan utama hanya
naik 1,3 per tahun padahal penduduk naik lebih dari 2% per tahun.5 Memang
cepat. Melihat fakta tersebut Indonesia melakukan upaya untuk mencari bantuan
49
dari negara lain karena jumlah penduduk yang meningkat tajam tidak dapat
dicukupi dengan hasil pangan dari negara sendiri walaupun Indonesia dikenal
melakukan kerja sama dengan beberapa negara Eropa Timur. Perjanjian dagang
dengan negara Eropa Timur ini di tanda tangani pada tahun 1958 dan 1959, dan
terus berlanjut sampai tahun 60-an (Majahani, 1970: 12 – 13). Lebih jauh dalam
nilai ekspor adalah meningkatnya harga dalam negeri sehingga biaya produksi
melanjutkan produksi.
bantuan asing baik yang datang dari Uni Soviet maupun yang datang dari Blok
Barat. Sebagai contoh adalah kerja sama Indonesia dengan perusahaan minyak
ladang minyak ini, Amerika Serikat dan Inggris memberikan pinjaman terhadap
Indonesia untuk mengelola perusahaan minyak bumi di Sumatera Utara. Dari Uni
Soviet, Indonesia menerima bantuan dalam bidang kemiliteran dan proyek sosial
50
lainnya. Selain itu, Indonesia juga bekerja sama dengan Jepang dalam
akibat konfrontasi terhadap Malaysia dan sikap Amerika dan Inggris terhadap
menarik diri dari keanggotaan IMF dan IBRD. Sementara itu, sebagai anggota
melakukan boikot ekonomi terhadap Indonesia yang juga dilakukan oleh beberapa
negara Eropa Barat lainnya. Tindakan boikot oleh sebagian negara barat ini
Uni Soviet.
terjadi di Indonesia pada masa tersebut. Kestabilan moneter ini tergantung pada 4
sektor, yaitu anggaran belanja, neraca perdagangan luar negeri (termasuk ekspor
dan impor), penanaman modal, dan penabungan. Jadi perdagangan luar negeri
termasuk salah satu sektor yang harus dijaga, selain untuk eksistensi Indonesia di
mata dunia juga untuk menjaga kestabilan moneter melalui kegiatan perdagangan
yang dilakukan dengan berbagai negara. Bagi Indonesia titik tolak formalideal
rumusan mengenai dasar dan tujuan politik luar negeri Indonesia adalah yang
Pancasila, sedangkan prinsip dasar Politik Luar Negeri Indonesia adalah Politik
51
Bebas Aktif yang pertama kali dicetuskan oleh Soetan Sjahrir pada Asia
politik luar negeri yang ditentukan oleh kesejahteraan, dan keadilan di dunia ini.
Melihat adanya dua blok besar, yaitu blok kapitalis dan blok komunis, kita bebas
ideologi Pancasila kita tidak memihak antara kapitalisme maupun komunisme itu,
arti kata “bebas” adalah tidak memihak dalam pertentangan antara blok Barat
maupun blok Timur. Apabila kita mengambil tindakan yang kebetulan sejalan
dengan salah satu blok, maka hal tersebut karena sikap yang kita ambil berkaitan
dengan kepentingan nasional dalam kurun waktu dan keadaan tertentu yang
asing. Sedangkan makna ―aktif ―dari politik luar negeri Indonesia adalah sesuai
dengan tujuan nasional kita yang berpacu pada Undang-Undang Dasar 1945
dimana kita tidak boleh diam saja, tapi secara aktif memperjuangkan
kemerdekaan, agar bebas dari penjajahan dan berperan aktif dalam menjaga
keamanan dunia.
52
Indonesia merupakan politik yang tetap menjungjung tinggi wibawa dan harta
lain. Penerapan politik bebas aktif dianggap merupakan kebijakan yang tepat
dimana dunia sedang berada dalam dua kekuasaan besar. Dengan politik bebas
dengan kepentingan negara. Politik bebas aktif membuat Indonesia diterima baik
berdiplomasi juga menjadi salah satu modal utama Indonesia dalam menjalin
ekonomi Indonesia yang disebabkan karena merupakan negara yang belum lama
terdaftar sebagai negara yang ikut dalam perjanjian SAC (Surplus Agricultur
menyambut dengan baik, sebab hal tersebut akan menimbulkan kerjasama yang
saling menguntungkan antara kedua negara, bukan saja di bidang ekonomi dan
erat. Hubungan yang terjalin antara Indonesia dan Amerika Serikat ini juga
merupakan cerminan dari tindakan penerapan politik bebas aktif yang dilakukan
masa Demokrasi Liberal yaitu sejak tahun 1956 antara kedua belah pihak
yang berisi tentang deposito Indonesia berkaitan dengan perjanjian yang telah
54
Ada pandangan yang mengatakan bahwa bantuan dari luar negeri, baik
dalam negeri untuk pembangunan. Bantuan luar negeri hanya dapat bersifat
tambahan saja. Meskipun bantuan luar negeri baik barang ataupun tenaga ahli,
seringkali merupakan unsur yang tak dapat dielakkan dan bahkan kadang-kadang
bersifat strategis.
(Ganefo) pada tahun 1962 dan Asian Games pertama kali di Jakarta tahun 1964.
Kompleks olahraga mewah Gelora Bung Karno menjadi saksi bisu dua peristiwa
olahraga berskala dunia itu. Selama 32 tahun Orde Baru dan 12 tahun Era
reaksi atas struktur kepemilikan tanah yang terpusat pada pemilik modal seperti
orang Belanda, Cina, Arab, dan pengusaha pribumi yang dekat dengan pengusaha-
khususnya para petani yang tidak memiliki tanah dan menjadi petani penggarap.
Pada 1960, komponen ini memiliki peranan 80% dari PDB dan meningkat
hingga 90% pada 1966. Sementara investasi hanya tercatat sebesar 5% dari PDB.
Pada periode tersebut, investasi tidak banyak dilakukan karena rendahnya tingkat
mereka pada aset yang tidak produktif, seperti perhiasan, emas, dan batik. Dari
komoditas utama Indonesia seperti karet. Selain itu, akibat ditetapkannya kurs
Singapura dan beberapa negara lain. Selama era Orde Lama, sistem perpajakan
dalam negeri masih mengikuti hukum pajak pada masa kolonial, mulai dari Pajak
Perseroan 1925, Pajak Pendapatan 1944, Pajak Upah 1935, dan sebagainya.
parlemen hingga sempat menciptakan mosi tidak percaya atas Kabinet Natsir.
Dividen 1959 yang mengatur penghasilan bruto atas dividen akan dikenakan tarif
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang mencakup demokrasi politik dan ekonomi, sama halnya dengan ide
kemakmuran.
yang digagas pada masa demokrasi terpimpin. Hal ini jelas membuktikan
bahwa konsep ekonomi berdikari tidak dapat terlepas dari konsep dan sistem
negara.
55
56
bantuan asing baik yang datang dari Uni Soviet maupun yang datang dari
Blok Barat. Sebagai contoh adalah kerja sama Indonesia dengan perusahaan
bantuan dalam bidang kemiliteran dan proyek sosial lainnya. Selain itu,
akibat konfrontasi terhadap Malaysia dan sikap Amerika dan Inggris terhadap
Indonesia menarik diri dari keanggotaan IMF dan IBRD. Sementara itu,
dilakukan oleh beberapa negara Eropa Barat lainnya. Tindakan boikot oleh
sebagian negara barat ini membuat Indonesia berpaling pada beberapa negara
di Eropa Timur, khususnya Uni Soviet. penjajahan dan berperan aktif dalam
menjaga keamanan dunia. Jadi dapat dikatakan bahwa politik bebas aktif yang
wibawa dan harta martabat bangsa dalam mengambil sikap dan berhubungan
56
57
kebijakan yang tepat dimana dunia sedang berada dalam dua kekuasaan besar.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan yang masih jauh dari kata
1966).
57
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Cindy. (2018). Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (edisi revisi).
Volume 17 No. 1.
Bambu.
Bagin. (2004). Pemahaman Saya tentang Ajaran Bung Karno I. Jakarta: KKJ
BerdikaRI.
Penerbit LP3ES.
PT Sastra Hudaya.
58
Ismalina, Poppy. (2013). Pemikiran Ekonomi Soekarno: Anti-Kapitalisme,
Galangpress.
Laksono, Anton Dwi. (2018). Apa Itu Sejarah: Pengertian, Ruang Lingkup,
Madjid, M. Dien dan Johan Wayudhi. (2014). Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar.
Rosdakarya.
3.
59
Pranoto, Suhartono W. (2010). Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Rahardjo, Iman Toto dan Herdianto WK. (2001). Bung Karno dan Tata Dunia
Ranuwihardja, et. al. (2001). Bung Karno dan Ekonomi Berdikari: Kenangan 100
Seda, Frans. (1984). Ceramah Menteri Perkebunan dalam buku Jalur Baru
Harapan.
----------. (1965). Dibawah Bendera Revolusi jilid II. Jakarta: Panitia Penerbit
Suroso, Suar. (2008). Bung Karno: Korban Perang Dingin. Jakarta: Hasta Mitra.
60
Susilo, Taufik Adi. (2017). Soekarno: Biografi Singkat (1901-1970). Yogyakarta:
Garasi.
Gunung Agung.
61
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan serta dipergunakan sebagaimana mestinya.
62