Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI PROJEK SUARA DEMOKRSI

DEMOKRASI UNTUK KITA DI SMA TUNAS MARKATIN

Disusun Oleh:
• Rangga Saputra
• Zahra Thusyifa
• Deva Anjani
• Azar Iksan
• M. Ali R
• Nopia Ningsih

Kelas: XB

Guru Pembimbing : Miftahul Jannah S.Pd

SMA TUNAS MARKATIN TAHUN PELAJARAN 2022/2023


DKI JAKARTA
LAPORAN PENGESAHAN

Laporan hasil observasi lapangan tentang “SUARA DEMOKRASI DI LINGKUNGAN


SEKOLAH” pada SMA TUNAS MARKATIN yang dilaksanakan pada tanggal 1 November 2022
telah disetujui dan di sahkan di Jakarta pada tanggal 12 Desember 2022.

Yang mengesahkan,

Koordinator Projek Guru Pembimbing

Mujahidin, S.Pd Miftahul Jannah, S.Pd


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Salam Sejahtera.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dengan tema Suara Demokrasi dengan baik. Modul ini berisi informasi umum.

Komponen inti, serta lampiran yang diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu acuan
atau pedoman bagi pembingbing maupun siswa dalam melaksanakan tugas projek. Agar
pelaksanaan projek dapat di realisasikan dengan baik, maka perlu pemahaman yang sama antara
berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk itu di perlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi
acuan bagi guru pembingbing dan siswa.

Modul ini di susun sebagai acuan dalam pelaksanaan pemenuhan tugas projek dalam
kurikulum merdeka. Dalam modul ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan upaya guru
pembingbing dan siswa dalam kegiatan projek mulai dari kegiatan perancanaan, pelaksanaan, dan
asesmen. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalama penyusunan modul ini.

Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih
baik lagi. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, supaya kelak menjadi pribadi yang berdemokrasi pancasila, karena kita adalah
penerus bangsa Indonesia.

Tertanda,
Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................................................... 1
B. TUJUAN ................................................................................................................... 2
C. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 2
D. WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN .......................................................... 3

BAB II DEMOKRASI DI LINGKUNGANKU

A. DEMOKRASI DI SEKOLAHKU ........................................................................... 4


B. PEMILIHAN KETUA OSIS ................................................................................... 4

BAB III DEMOKRASI UNTUK KITA

A. DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT ........................................... 5


B. PEMILIHAN RT/RW MASYARAKAT MELALUI PEMILU UMUM ................ 6
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 9
B. SARAN .................................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah
sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan
disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem demokrasi di
Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga
setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing. Demokrasi
merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga
negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik
secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi
bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia.
Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia,
selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, semuanya merupakan karunia Tuhan yang patut
kita syukuri.
Demokrasi pendidikan adalah suatu pandangan yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan tenaga pendidik yang sama dan adil kepada semua siswanya tanpa
membeda-bedakan dalam segala aspek dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Demokrasi pendidikan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
individu dalam bidang pendidikan tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan juga status
sosial sehingga individu memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya,
mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pendidikan. Namun pada kenyataannya,
metode pendidikan dalam pembelajaran masih banyak disparitas atau jarak dalam pendidikan.
Yang mana antara si kaya dan si miskin mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran,
si pintar serta yang kurang pintar masih ada perlakuan yang berbeda ketika di dalam kelas. Tak
terkecuali dalam pembelajaran siswa sekolah dasar, di mana masih banyak pembedaan
perlakuan tenaga pendidik terhadap siswa yang pintar dan kurang pintar dan siswa kaya dengan

1
yang kurang mampu, sehingga masih banyak siswa yang keberadaanya seakan tidak terlalu
mencolok dalam kelas (Zahrawati & Faraz, 2017).
Selain itu, demokrasi pendidikan juga mengharapkan siswa aktif dan bisa dengan bebas
menyampaikan pendapatnya dalam pembelajaran dan tidak hanya sebagai objek pembelajaran
dari guru yang hanya pasif menerima ilmu tanpa ada tukar pendapat atau diskusi dalam
pembelajaran. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengetahui penerapan demokrasi pendidikan
dalam pembelajaran siswa sekolah dasar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi penerapan demokrasi pendidkan dalam pembelajaran siswa sekolah dasar.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai penambah pengetahuan tentang
penerapan demokrasi pendidikan dalam pembelajaran siswa sekolah.

B. TUJUAN
Tujuan pembuatan projek ini adalah meningkatkan pengetahuan demokrasi dalam negara
dan sekolah. Antara lain mengembangkan kecakapanintelektual dalam kehidupan bersosialisasi
atau bermasyarakat. Contoh intelektual yang di dapatkan:
1. Kesadaran bermasyarakat dalam memilih pemimpin yang berkualitas;
2. Kemampuan menyelesaikan masalah;
3. Kemampuan bernalar akan seperti apa tempat dengan pemimpin yang cerdas;
4. Memahami proses demokrasi di Indonesia, memahami pentingnya demokrasi;
5. Bisa memilih pemimpin yang akan membawa kita ke masa depan yang lebih baik;
6. Dapat mengetahui penerapan demokrsasi di lingkungan sekolah;
7. Dapat mengetahui penerapan demokrsasi di lingkungan masyarakat.

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, pengamatan langsung, dan studi
kepustakaan. Kemudian data yang sudah dikumpulkan dipilah dan disusun sesuai dengan topik
yang dibahas dan data dianalisis secara kualitatif. Data dianalisis melalui empat tahap yaitu:
1. Pengumpulan data melalui studi wawancara, pengamatan langsung dan studi
kepustakaan.
2. Reduksi data yaitu menyederhanakan data-data yang telah didapatkan dan diambil yang
sesuai dengan judul penelitian
3. Penyajian data yaitu data yang telah disederhanakan kemudian dipaparkan dalam
bentuk informasi dan bukan dalam bentuk data mentah lagi
4. Penarikan kesimpulan dari data yang telah disjaikan yang terdapat pada bagian penutup.

2
D. WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN
Waktu dan tempat pelaksanaan projek dengan materi Demokrasi di lingkungan sekolah
yaitu di SMAS Tunas Markatin, Jakarta Timur. Dilaksanakan pada 1 November 2022.

3
BAB II
DEMOKRASI DI LINGKUNGANKU

A. DEMOKRASI DI SEKOLAHKU

Kebanyakan negara demokrasi termasuk sekolah SMA Tunas Markatin, pemilihan umum
dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang
diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan
berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat
sekolah. Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum tidak merupakan satu-satunya tolak
ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat
berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan ekskul, kerja kelompok bahkan LDKS,
LDKO dan sebagainya.

Menurut buku Budiardjo, (2008:461-462) menyatakan bermacam-macam sistem pemilihan


umum dengan berbagai variasinya, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu :

1) Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut
Sistem Distrik).
2) Multi-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proporsional)

Sejak berdirinya SMA Tunas Markatin hingga tahun 2022 ini, sekolah telah
menyelenggarakan puluhan pemilihan umum setiap tahun ajarannya. Dari pengalaman sebanyak
itu, pemilihan umum tahun 2022 ini mempunyai kekhususan atau keistimewaan dibanding
denggan yang lain. Semua pemilihan umum tersebut tidak diselenggarakan dalam situasi yang
vacum, melainkan berlangsung di dalam lingkungan yang turut menentukan hasil pemilihan umum
itu sendiri. Dari pemilihan umum-pemilihan umum tersebut jga dapat diketahui adanya upaya
untuk mencari sistem pemilihan umum yang cocok untuk diterapkan di sekolah.

B. PEMILIHAN KETUA OSIS

Dalam hal berdemokrasi salah satu yang paling terlihat di lingkungan sekolah adalah pada
kegiatan pemilihan ketua OSIS. Pemilihan Ketua OSIS mampu mengembangkan nilai-nilai
demokrasi yang dimiliki oleh siswa karena masing-masing siswa dapat menyalurkan suaranya dan
ikut berpartisipasi secara langsung untuk memilih pemimpinnya.

4
Dengan adanya pemilihan ketua OSIS di sekolah tersebut dapat diartikan sebagai pelaksanaan
praktik berdemokrasi yang sesuai dengan nilainilai demokrasi yang ditanamkan pada siswa yang
jiwa apatisme dan pendidikan demokrasi kurang mengerti bagaimana di negara ini yang
menjunjung tinggi nilai demokrasi.

Dalam proses pemilihan ketua OSIS tersebut sebagai wadah siswa untuk
mengimplementasikan hasil belajar kewarganegaraan para siswa yang sudah didapatkan saat
kegiatan belajar di sekolah, serta siswa dapat menggunakan hak suara masing-masing peserta didik
untuk memilih salah satu ketua OSIS di sekolah.

Pemilihan Ketua OSIS merupakan sarana pembelajaran demokrasi. Hal ini tentunya menjadi
wadah bagi siswa untuk ikut serta dalam pelaksanaan demokrasi. Pembelajaran demokrasi secara
praktek langsung tentunya sangat bagus bagi siswa. Terutama memberikan pengalaman siswa
dalam proses pemilihan-pemilihan yang nantinya diperoleh siswa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Melalui pemilihan langsung dapat memberikan pelajaran kepada siswa tentang proses
demokrasi secara terbuka

Seperti yang diuraikan pada kajian di atas, nilai-nilai demokrasi tentunya akan dapat tumbuh
dan berkembang dalam diri manusia apabila diimplementasi dalam sebuah kehidupan, begitu pula
pada siswa SMA Tunas Markatin, tentunya materi tentang demokrasi telah mereka dapatkan dari
pembelajaran di kelas, sehingga sebuah wadah untuk mempraktikkan kegiatan tersebut, salah
satunya adalah melalui kegiatan pemilihan ketua OSIS yang ada di sekolah. Dalam
pelaksanaannya tentunya terdapat beberapa kendala seperti halnya siswa tidak mengerti cara
berdemokrasi dengan benar, antusias siswa yang kurang karena tidak adanya sosialisasi dalam
pemilihan ketua OSIS tersebut.

Oleh karena itu di SMA Tunas Markatin memberikan solusi yang bisa membuat kualitas
sekolah lebih maju dengan melaksanakan pemilihan ketua OSIS secara demokratis melalui tata
cara pemilihan umum seperti pada aturan pemilihan umum di tingkat pemerintahan, dengan
adanya cara tersebut siswa bisa langsung mempraktekkan lansung sistem demokrasi secara terbuka
dan bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya serta dapat menumbuhkan nilai-
nilai demokrasi bagi siswa yang nantinya dapat mewujudkan masyarakat yang demokratis sesuai
dengan tujuan Pendidikan Nasional.

4
BAB III
DEMOKRASI UNTUK KITA

A. DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT


Masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu Musyarak yang artinya bersama-sama, kemudian
berubah menjadi berkumpul bersama, hidup bersama saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Selanjutnya, menurut Ralf Linton dalam Abdul syani, 2002 :31), masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka
dapat mengorganisasikan dirinya dengan berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu. Sedangkan ciri-ciri masyarakat yang hidup bersama adalah sebagai
berikut:

1) Bercampur untuk waktu yang lama.


2) Mereka sadar bahwa mereka satu kesatuan.
3) Mereka merupakan satu sistem hidup bersama.

Pelaksanaan demokrasi yang dikatakan harus didukung oleh semua bagian masyarakat, tak
terkecuali di Indonesia. Indonesia yang menganut demokrasi Pancasila. Demokrasi menjadi bagian
dari pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan di perguruan tinggi. Sedangkan
di lingkungan masyarakat, pendidikan demokrasi langsung dalam bentuk praktek dan bentuk
nyata. Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:

1) Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;


2) Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
3) Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
4) Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain
5) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat
6) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
7) Mengikuti kegiatan rembug desa.
8) Mengikuti kegiatan kerja bakti.
9) Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat.

Adapun ciri – ciri demokrasi dilingkungan masyarakat sebagai berikut:

1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.


2) Pemilihan organisasi masyarakat melalui musyawarah

5
3) Mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
4) Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa
5) Mengikuti kegiatan kerja bakti
6) Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.
7) Saling tenggang rasa sesama warga
8) Menghargai pendapat orang lain
9) Memberi usul, kritik, dan saran untuk kesejahteraan desa
10) Mengimplikasikan dana untuk desa dengan benar
11) Ikut berpartisipasi dalam iuran desa
12) Memecahkan masalah dengan musyawarah mufakat

Demokrasi di Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal Semakin bertambah usia seorang


individu, maka interaksinya dengan dunia luar semakin besar. Ketika memasuki usia produktif, di
mana seseorang sudah menyelesaikan pendidikannya maka perannya berubah dari masyarakat
sekolah menjadi masyarakat tempat tinggal. Baik itu tempat tinggal dalam arti rumah tinggal
maupun lingkungan tempat bekerja.

B. PEMILIHAN RT/RW MASYARAKAT MELALUI PEMILU UMUM


Dengan cara mencoblos, dan diadakan dengan rapat musyawarah atar warga RT/RW, setelah
rapat mendapatkan hasil akhir dan mendapat persetujuan dari kecamatan dan kelurahan sepakat,
maka dilanjutkan dengan tahap mencari kandidat. Mencari kandidat dapat dilakukan dengan 4 cara
yaitu usulan masyarakat, rekomendasi, kecamatan kelurahan, dan rekomendasi dari mantan
RT/RW.

Setelah kandidat terpilih maka berlanjut ke tahap kampanye. Mantan ketua RT/RW biasa
bertanggung jawab atas kegiatan tersebut. Berjalannya pemilihan RT/RW dihitung berapa banyak
warga yang datang, dan melangsungkan untuk coblos-menyoblos, biasanya sudah di siapkan
beberapa kotak suara. Namun sebelum memilih pastikan dahulu nama warga sudah terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap [DPT] serta pastikan telah mendapatkan formulir C6-KWK atau formulir
yang berisi surat pemberitahukan waktu dan tempat pemungutan suara.

Selanjutnya, warga dimina menyerahkan KTP dan surat C6 kemudian, menunggu hingga
panitia memanggil nama salah satu warga. Usai di panggil, hal yang perlu dilakukan yakni
mengambil surat dan pergi ke balik kotak suara untuk melakukan pencoblosan. Terakhir, setelah
mencoblos, kemudian lipatlah surat suara ke daalam dan masukan ke kotak yang tersedia. Sebelum
meninggalkan TPS, wajib mencelupkan jari ke dalam tinta agar ada tanda bahwa sudah mencoblos.

6
Proses penghitungan suara dapat di lakukan dengan di hitung bersama di tempat, namun
seiring berjalanya perkembangan teknologi, maka perhitungan. Perhitungannya dapat di lakukan
dengan dua cara yaitu dengan, offline dan online. Metode offline di lakukan dengan perhitungan
di tempat, berbeda dengan metode online yang dilakukan perhitungannya dari jauh/digital, atau
pun dihitung dengan komputer.

Setelah didapatkan hasil dari perhitungan suara, maka akan diadakan sidang singkat yang
berisi tentang kesepakatan para peserta pemilu, untuk menerima hasil pemilihan suara, hal ini di
lakukan untuk melapangkan dada para peserta sehingga tidak terjadi kerusuhan. Setelah di
sepakati, maka secara resmi kandidat yang menang dapat melakukan tugasnya sebagai RT/RW,
namun RT/RW juga perlu mengurus keperluan administrasi di kantor kelurahan dan kecamatan.

7
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut;
1) Mekanisme penerapan pemilihan ketua OSIS di SMA Tunas Markatin tahun 2022 secara
demokratis ini menerangkan mengenai tahapantahapan pelaksanaan pemilihan ketua OSIS
yang dilakukan secara demokratis yaitu melakukan musyawarah bersama memilih/seleksi
calon ketua OSIS yang akan diajukan, memberikan waktu untuk setiap calon kandidat yang
terpilih tersebut melakukan sosialisasi/kampanye memperkenalkan diri serta menjelaskan
visi dan misinya, melakukan debat dengan saling menjelaskan maksud dari visi misi yang
mereka buat dan menjawab beberapa pertanyaan yang di berikan kepada panelis,
pemungutan surat suara yang dilakukan secara urut dan sistematis, perhitungan surat suara
yang dilakukan secara terbuka, dan pengumuman hasil ketua terpilih juga dengan terbuka
saat itu juga. Hal tersebut mendapatkan respon yang sangat baik kepada pihak sekolah dan
akan dilakukan sistem tersebut di tahun periode berikutnya.
2) Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 38
Semarang Tahun 2016. Dengan hal tersebut untuk hasil dari suatu implementasi nilai-nilai
demokrasi akan juga menghasilkan salah satu dengan kesadaran demokrasi pada siswa
tentunya, diadakannya salah satu kegiatan pemilihan ketua OSIS tersebut dan dengan
menggunakan sistem pemilihan yang baru siswa dapat memiliki kesadaran memilih yang
semakin maju dari tahun sebelumnya. Karena pada tahapan ini siswa lebih memberikan
efek positif karena cara yang berbeda dari sebelumnya dan siswa lebih memiliki rasa
tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Kesadaran tersebut dapat dilihat
dari sedikitnya tingkat golput yang dilakukan pada saat pemilihan terjadi dan kurangnya
berbuat curang saat kegiatan tersebut berlangsung.

B. SARAN
1) Kepada Kepala Sekolah
Untuk kepala sekolah selaku supervisi dan pemegang kekuasaan di sekolah haruslah lebih
memberikan waktu persiapan yang panjang dalam pelaksanaannya biar tidak terkesan
mendadak dan juga dapat berjalan dengan matang.

9
2) Kepada Siswa
Siswa hendaknya menyadari akan haknya dan juga bagaimana bersikap menjadi warga
sekolah yang baik dengan peduli dan ikut berperan aktif dalam kegiatan tersebut, serta
memiliki komitmen yang besar dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan
tersebut, yaitu bertanggung jawab sebagai pemilik hak dan kewajiban sehingga akan
terciptanya kehidupan yang demokratis.
3) Kepada Masyarakat
Pelaksanaan pemilu yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi, harus berjalan sesuai
konsep-konsep demokrasi itu sendiri. Konsep-konsep demokrasi harus benar-benar
dilaksanakan dengan baik. Agar tidak adanya masyarakat yang protes dan melakukan hal-
hal yang tidak benar seperti unjuk rasa, pembakaran alat-alat peraga kampanye, ancaman-
ancaman bagi diri mereka sendiri.
4) Bagi Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat dan daerah harus tegas dalam menjalankan sistem demokrasi di
Indonesia. Harus tegas mengambil sikap dan menjadi penengah saat berlangsungnya pesta
demokrasi yaitu pemilu legislatif bahkan pemilu presiden harus juga menjadi sikap
independen tidak memihak kepada salah satu calon atau partai politik. Baik lembaga-
lembaga pemerintahan baik dari derah maupun pusat harus bersikap netral. Bahkan
penyelenggara pemilu, pemantau pemilu dan komite pengawas pemilu yang notabenenya
harus bersikap netral tetap harus berjalan sesuai prosedur yang berlaku jangan melakukan
hal kecurangan.

10

Anda mungkin juga menyukai