PER-05/PJ/2021
LATAR BELAKANG
PERDIRJEN 05/PJ/2021
Terdapat perubahan wilayah kerja unit vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak (PMK-184)
1
Perbaikan penyampaian materi dalam Pasal 5 dan Pasal 6
2
Penambahan Satu Pasal Ketentuan Peralihan (Pasal 20A) terkait masa transisi
penggunaan SPT Masa PPh Pasal 21/26 secara terpusat di KPP BKM
3
Perubahan Lampiran B mengenai Wilayah Administrasi Pemotongan atau
Pemungutan dan Pembayaran atau Penyetoran Pajak menyesuaikan dengan
Wilayah Kerja KPP BKM dalam PMK-184
SMT
WP Real Estate
Pusat-KPP BKM Cabang 3- di FTZ
PKP di KPP
lokasi Cabang
_Permohonan
pengembalian kelebihan
NPWP Cabang pembayaran pajak;
NPWP Cabang
Pusat _Pengawasan kepatuhan
PKP, pemeriksaan dan
penagihan, serta tindak
lanjut keputusan atas
upaya hukum;
_Permohonan layanan
administrasi perpajakan
Cabang 1 Cabang 2 Cabang 3 lainnya;
bagi pegawai yang terdaftar sebagai pegawai Cabang, terutang di Cabang Wajib Pajak
KARYAWAN kepada bukan pegawai termasuk yang terutang PPh Pasal 21/26, terutang di Pusat
atau Cabang yang melakukan pembayaran imbalan
DILAKSANAKAN DILAKSANAKAN
pada KPP BKM pada KPP lokasi
usaha
KPP MADYA
Pelaporan PPh
21/26 dilakukan
dengan NPWP TANGERANG
Pusat apabila
aplikasi sudah KOTA TANGERANG
tersedia
PROVINSI BANTEN
(WILAYAH LAMP B)
Apabila aplikasi
belum tersedia,
Seluruh
maka pemotongan PKP di
& pelaporan
menggunakan Cabang
NPWP masing- dicabut,
masing
dan
dipusatkan
di KPP
CAB. di CAB. di Kab. CAB. di CAB. di
Madya
Tangsel Tangerang Pandeglang Serang
Tangerang
SMT
Wilayah Administrasi Pemotongan atau Pemungutan dan
Pembayaran atau Penyetoran Pajak
CONTOH PENERAPAN
PER-05
KETENTUAN PERALIHAN
PPh Pasal 21/26
Pelaksanaan Hak dan/atau Pemenuhan Kewajiban
SENTRALISASI PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21/26
Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP Madya dapat menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21/26
dengan menggunakan NPWP Pusat untuk melaporkan pemenuhan kewajiban PPh Pasal 21/26
yang terutang di Pusat dan seluruh Cabang Wajib Pajak dengan Wilayah Administrasi
Pemotongan atau Pemungutan dan Pembayaran atau Penyetoran Pajak selain Provinsi DKI Jakarta
SENTRALISASI PELAPORAN
Dilakukan dengan menggunakan
aplikasi pelaporan SPT Masa Dalam hal aplikasi pelaporan belum tersedia, maka
PPh Pasal 21/26 penyetoran dan pelaporan atas kewajiban pemotongan
PPh Pasal 21/26 tersebut dilakukan dengan
menggunakan NPWP Pusat dan NPWP Cabang masing-
masing.
LAMPIRAN
No Tempat Wajib Pajak Terdaftar PER-07/PJ/2020 PER-05/PJ/2021
POKOK-POKOK
8. KPP Madya Makassar Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
9. dst
Wilayah Administrasi Pemotongan atau Pemungutan dan
PERUBAHAN
Pembayaran atau Penyetoran Pajak (LAMPIRAN B)
DIKTUM PER-07/PJ/2021 PER-05/PJ/2021 Keterangan
Kedua Termasuk Wajib Pajak yang terdaftar pada Termasuk Wajib Pajak yang terdaftar pada Menyesuaikan
Diktum KESATU adalah Cabang Wajib Pajak Diktum PERTAMA adalah Cabang Wajib dengan bunyi Pasal 2
yang didirikan setelah Keputusan Direktur Pajak yang didirikan sebelum dan setelah ayat (3)
Jenderal ini berlaku ……. Keputusan Direktur Jenderal ini
Ketiga - Keputusan Direktur Jenderal ini sekaligus Menegaskan kembali
berfungsi sebagai surat keputusan bahwa SK Dirjen ini
mengenai pemusatan tempat Pajak berfungsi sebagai
Pertambahan Nilai atau Pajak KEP Pemusatan
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah terutang.
Keempat Surat Keputusan Pengukuhan Pengusaha Menegaskan tanggal
Pada saat Keputusan Direktur Jenderal ini Kena Pajak sebelumnya yang pencabutan SK
(PER-07) berlaku, Surat Keputusan Pengukuhan menetapkan tentang tempat pelaporan Pengukuhan PKP di
Pengusaha Kena Pajak sebelumnya yang usaha bagi Wajib Pajak pada Kantor KPP lama adalah
Kelima
menetapkan tentang tempat pelaporan Pelayanan Pajak Lama, dinyatakan sejak tanggal SMT
(PER-05) usaha bagi Wajib Pajak pada KPP Lama,
dicabut sejak Saat Mulai Terdaftar (SMT)
dinyatakan dicabut.
sebagaimana dalam Diktum Keenam.