Anda di halaman 1dari 136

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI DI DESA LEBAK


KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARI’AH
(Studi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar dalam Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:
ABDUL NGGOFUR
NIM : 33020170039

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2021
ii
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI DI DESA LEBAK
KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARI’AH
(Studi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar dalam Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:
ABDUL NGGOFUR
NIM : 33020170039

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2021

iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Abdul Nggofur

NIM : 33020170039

Jurusan : Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Syari’ah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan oleh perpustakaan IAIN Salatiga.

Salatiga, 20 September 2021


Yang menyatakan,

Abdul Nggofur
NIM. 33020170039

vi
MOTTO

“Ingatlah Allah Saat Hidup Tak Berjalan Sesuai

Keinginanmu, Allah Pasti Punya Jalan Yang

Lebih Baik Untukmu”

vii
PERSEMBAHAN

Sujud Syukur kusembahkan kepada-Mu Ya Allah, Tuhan Semesta Alam,

Tuhan yang Maha Agung. Atas Rahmat dan Hidayah-Mu, penulis menjadi pribadi

yang berfikir, berilmu, beriman dan sabar. Semoga keberhasilan ini menjadi

langkah awal bagi penulis untuk meraih cita-cita yang mulia. Dalam skripsi saya

ini saya persembahkan untuk:

1. Allh SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya di dunia ini.

2. Kedua orang tuaku yang saya sayangi dan cintai, yang telah mendo’akan

dan selalu menyayangi serta mengorbankan segala-galanya demi

tercapainya cita-cita anak-anaknya.

3. Kakak, mbak dan adek-adekku yang selalu mensuport dan menyemangati

dan memberikan motivasi.

4. Keluarga besar yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan do’a

kepadakku.

5. Teman-teman Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2017 terimakasih untuk

semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.

6. Teman-teman Ponpes Al Ihsan Al Amin yang selalu mensuport dan

menyemangati saya.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah serta Karunia-Nya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan sesuai
dengan apa yang di harapkan.

Sholawat serta Salam selalu penulis panjatkan kehadirat Nabi Muhammad


SAW yang telah membawa umat dari zaman kebodohan ke zaman tahu akan ilmu
atau zaman yang terang benderang ini. Semoga kita selalu mendapat Syafaat-Nya
di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin Ya Robbal Alamiin.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Program Studi
S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul “Peran Pemerintah Desa dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Organisasi di Desa Lebak
Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi
Syari’ah”. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhowy.M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.


2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Salatiga.
3. Ibu Dr. Heni Satar Nurhaida, S.H, M.Si. selaku Ketua Prodi Hukum
Ekonomi Syari’ah dan sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya, memberi arahan, masukan sehingga Skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
4. Bapak ibu Dosen Fakultas Syari’ah yang telah memberikan ilmunya selama
menempuh pendidikan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah.
5. Pengasuh Pondok Pesantren Al Ihsan Al Amin yaitu Bapak Fauzi Al
Hidayat dan Mas Gus Imam Hanif yang selalu memberikan arahan,
motivasi, do’a demi lancarnya pendidikan di IAIN Salatiga.
6. Teman-teman Pondok Pesantren Al Ihsan Al Amin yang selalu
menyemangati saya di kala sedih maupun bahagia.

ix
7. Teman-teman Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2017 yang selalu
memberikan motivasi dan semangatnya untuk saya.
8. Perangkat Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara yang telah
melonggarkan waktunya untuk saya wawancarai dan menggali data yang
saya butuhkan.
9. Ketua Organisasi masyarakat di Desa Lebak yang telah meluangkan
waktunya untuk saya wawancarai dan saya gali informasi demi
mendapatkan data untuk menyelesaikan skripsi saya ini.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan


balasan yang lebih baik dari apa yang mereka berikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun
bagi pembaca pada umumnya. Aamiin Aamiin Ya Robbal Alamiin…

Salatiga, 20 September 2021

Penulis

Abdul Nggofur

NIM. 33020170039

x
ABSTRAK
Nggofur, Abdul. 2021. Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji
Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah. Skripsi,
Hukum Ekonomi Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing : Dr. Heni Satar Nurhaida. S.H.,M.Si.
Kata Kunci : Pemerintah Desa, Pemberdayaan Ekonomi, Organisasi, Hukum
Ekonomi Syari’ah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang Optimalnya Pemberdayaan
Ekonomi melalui Organisasi Masyarakat di Desa Lebak. Pemberdayaan merupakan
sebuah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan kemampuan, sikap terampil, perilaku, kemampuan, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program-program dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan kebutuhan masyarakat Desa
dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah. Fokus penelitian dalam skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui mengapa Pemerintah Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji
Kabupaten Jepara kurang optimal dalam pemberdayaan ekonomi melalui
Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara untuk
pengembangan ekonomi masyarakat Desa dan untuk mengetahui bagaimana
strategi pemerintah Desa dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara untuk
Pengembangan Ekonomi dan untuk mengetahui bagaimana peran Pemerintah Desa
dalam pemberdayaan ekonomi melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis
Aji Kabupaten Jepara untuk pengembangan ekonomi masyarakat Desa dalam
Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field research) dengan pendekatan Yuridis Sosiologis yang bersifat
deskriptif, dimana penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata pada
masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk
menemukan fakta yang kemudian menuju pada identifikasi yang pada akhirnya
menuju ke penyelesaian masalah. Dan dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua)
sumber data, yaitu data primer dan data sekunder yang mana data primer di peroleh
dari Pemerintah Desa dan Organisasi Masyarakat dan data sekunder diperoleh dari
jurnal-jurnal, buku, majalah dll.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, faktor yang menyebabkan
kurang optimalnya pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak yaitu
1). Anggaran atau dana dalam proses pemberdayaan yang kurang. 2). Kurangnya
edukasi dari Pemerintah Desa kepada organisasi masyarakat. 3). Konsep
pemerintah desa dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang kurang
diterima. 4). Budaya malas dari anggota organisasi. 5). Respon organisasi yang
kurang dan susah diatur. 6). Pendidikan anggota organisasi yang rendah. Dan
Strategi yang di gunakan dalam upaya pemberdayaan ekonomi melalui organisasi
di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara yaitu upaya yang dilakukan

xi
oleh pemerintah Desa Lebak dalam pemberayaan ekonomi melalui organisasi
adalah tahap awal dengan pembinaan, pengontrolan, penyuluhan yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa Lebak 2 (dua) minggu sekali.

xii
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv

PENGESAHAN .............................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ............. vi

MOTO ............................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 8
E. Penegasan Istilah .................................................................................. 8
F. Telaah Pustaka ..................................................................................... 11
G. Metode Penelitian................................................................................. 16
1. Jenis Penelitian ............................................................................... 16
2. Pendekatan Penelitian .................................................................... 16
3. Sumber Data ................................................................................... 17
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 18

xiii
5. Analisis Data .................................................................................. 19
6. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................... 20
H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 20

BAB II : PEMERINTAH DESA, PEMBERDAYAAN EKONOMI


MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI, PENGEMBANGAN
EKONOMI DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARI’AH 22
A. Pemerintah Desa................................................................................... 22
1. Pengertian Desa .............................................................................. 22
2. Pengertian Pemerintah Desa .......................................................... 23
3. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa ............................................... 25
B. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi .................... 30
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi .............................................. 30
2. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan ....................................................... 34
3. Tujuan Pemberdayaan .................................................................... 36
4. Proses Pemberdayaan ..................................................................... 37
5. Tahap Pemberdayaan ..................................................................... 38
6. Dasar Hukum Pemberdayaan Ekonomi ......................................... 41
a. Al-Qur’an ................................................................................. 41
b. Hadits ....................................................................................... 45
7. Konsep Pemberdayaan Ekonomi ................................................... 47
8. Pengertian Organisasi..................................................................... 52
9. Tujuan dan Fungsi Organisasi........................................................ 53
10. Peran Organisasi dalam Masyarakat .............................................. 55
C. Pengembangan Ekonomi dalam Hukum Ekonomi Syari’ah ................ 57

BAB III : PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN


EKONOMI MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI DI DESA LEBAK
KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA ............................... 60
A. Profil Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara ................ 60
1. Kondisi Geografis .......................................................................... 60
2. Kondisi Sosial Budaya, Agama dan Ekonomi ............................... 63
3. Macam-Macam Organisasi di Desa Lebak .................................... 67
4. Program-Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui
Organisasi di Desa Lebak............................................................... 69
B. Faktor yang Menyebabkan Kurang Optimalnya dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis
Aji Kabupaten Jepara ........................................................................... 76

xiv
C. Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara
.............................................................................................................. 81
D. Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui
Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara .... 83

BAB IV : ANALISI PERAN PEMERINTAH DESA DALAM


PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI
DI DESA LEBAK KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA
DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARI’AH ...................... 87
A. Analisis Faktor yang Menyebabkan Kurang Optimalnya dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak
Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara .............................................. 87
B. Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara
.............................................................................................................. 93
C. Analisis Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji
Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah .......... 96

BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 102


A. Kesimpulan .......................................................................................... 102
B. Saran ..................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 107

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Pelatihan Kewirausahaan Karang Taruna Desa Lebak

Gambar 3.2. Produksi Makanan Ringan Ibu-Ibu PKK Desa Lebak

Gambar 3.3. Kumpulan Kelompok Tani Desa Lebak

Gambar 3.4. Penyemprotan Hama Kelompok Tani Desa Lebak

Gambar 3.5. Kumpulan Organisasi Keagamaan IPNU IPPNU dan Monitoring

Gambar 3.6. Daur Ulang Bungkus Kopi Organisasi Keagamaan IPNU IPPNU

Desa Lebak

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Nama-Nama Dukuh di Desa Lebak

Tabel 3.2. Sebaran Jumlah Penduduk di Desa Lebak

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3.4. Klarifikasi Pekerjaan

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

2. Lampiran 2. Surat Pembimbing Skripsi

3. Lampiran 3. Surat balasan ijin Penelitian di Desa Lebak

4. Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi

5. Lampiran 5. Lembar Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

6. Lampiran 6. Foto Setelah Melakukan Penelitian

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 12

Pemberdayaan adalah sebuah upaya mengembangkan kemandirian dan

kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,

keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan

sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan

pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan kebutuhan

masyarakat desa.

Landasan tugas pemerintah Desa diatur dalam peraturan

Permendagri Nomor 48 Tahun 2015 tentang kerja pemerintah desa

sebagaimana di maksud dalam pasal 6 yang mempunyai tugas dan fungsi

antara lain menyelenggarakan Pemerintah Desa, pembinaan

kemasyarakatan seperti melaksanakan hak dan kewajiban masyarakat

partisipasi, sosial budaya masyarakat, keagamaan dan ketenagakerjaan,

pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat dibidang budaya ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda olahraga, dan karangtaruna.

Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, memberikan

pedoman bagi kehidupan manusia baik spiritual maupun materialisme,

individu-sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrowi muaranya hidup dalam

keseimbangan dan kesebandingan. Di dalam Hukum ekonomi syari’ah

1
memberikan pedoman-pedoman atau aturan-aturan hukum, yang pada

umumnya dalam garis besar. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi

peluang bagi perkembangan perekonomian dikemudian hari yang sebab

syari’ah islam tidak terbatas pada ruang dan waktu.

Pedesaan yang identik dengan masyarakat yang berada pada garis

kemiskinan dengan ekonomi lemah, padahal Allah telah menyediakan

sumber daya-Nya di dalam alam raya ini untuk mewujudkan kehidupan

ekonomi manusia dan agar dimanfaatkan oleh manusia. Sebagaimna

dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 29:

‫س ٰ َم ٰ َو ٖۚت‬
َ ‫س أب َع‬ َ َ‫س َما ِٰٓء ف‬
َ َّ‫س َّو ٰى ُهن‬ ‫يعا ث ُ َّم أ‬
َّ ‫ٱست َ َو ٰ ٰٓى ِإلَى ٱل‬ ِ ‫ُه َو ٱلَّذِي َخلَقَ لَكُم َّما فِي أٱۡل َ أر‬
ٗ ‫ض َج ِم‬

َ ٍ‫َو ُه َو ِبك ُِل ش أَيء‬


)٩٢( ‫يم‬ٞ ‫ع ِل‬

Artinya: “Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi


untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu”. QS. Al-Baqarah (2): 29.

Pembangunan pedesaan harus mengarah pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat Desa khususnya pada pengembangan

perekonomian Desa. disisi lain pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

terutama dalam membentuk dan mengubah perilaku masyarakat untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih tinggi

2
dan diharapkan juga dapat ikut andil dalam meningkatkanya perekonomian

di desa.1

Pemberdayaan (Tamkin) ekonomi melalui organisasi Pada

hakikatnya pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak hanya ditujukan

kepada individu, tetapi secara keseluruhan sebagai bagian dari perwujudan

kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, manusia atau masyarakat

dapat dijadikan sebagai tolak ukur normatif, dan konsep pemberdayaan

ekonomi melalui organisasi dapat digunakan sebagai bagian dari upaya

pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat khususnya

masyarakat desa.2

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 10 bahwa telah

menempatkan manusia di muka bumi dan telah menjadikan penghidupanya

di dunia. Ayat ini berkaitan dengan Tamkin (pemberdayaan) yaitu manusia

telah diciptakan oleh Allah di bumi agar manusia berusaha.

ٰ
َ َۗ ِ‫ض َو َجعَ ألنَا لَكُمأ فِي َها َم ٰعَي‬
)٠١( َ‫ش قَ ِل ٗيٗل َّما ت َ أشك ُُرون‬ ِ ‫َولَقَ أد َم َّكنَّكُمأ فِي أٱۡل َ أر‬

Artinya: “Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka


bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan.
Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS.Al-A’raf (7): 10).3
Pemberdayaan ekonomi melalui organisasi merupakan salah satu

cara alternatif untuk mengatasi permasalahan dibidang ekonomi, sosial dan

1
Ita Ulumiyah, Peran Pemerintah Desa dalam Memberdayakan Masyarakat Desa studi
pada desa sumber pasir kecamatan pakis kabupaten malang, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.
1, No. 5, hlm. 890.
2
Ir, Hendrawati Hamid, M.Si, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat, (Makasar: De La
Macca, 2018, hlm. 10-11.
3
Qur’an Surat Al-A’raf ayat 10.

3
lingkungan masyarakat. Pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

merupakan salah satu cara alternatif peningkatan sumber daya manusia

untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan perekonomian

masyarakat.4

Salah satu permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam penelitian

ini adalah di Desa Lebak Kecamatan Pakis aji Kabupaten Jepara,

bahwasanya Pada Tahun 2020 sampai Tahun 2021 Peran Pemerintah Desa

dalam Pemberdayaan ekonomi melalui Organisasi yang ada di Desa Lebak

yang sangat kurang memberikan keluh kesah pada organisasi yang

diberdayakan, dalam proses pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

terlihat jelas bahwasanya program pemberdayaan yang di programkan oleh

Pemerintah Desa Lebak terlihat jelas kurang bahkan belum optimal dalam

upaya pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak. Dalam hal

tersebut dapat disimpulkan bahwasanya ada beberapa faktor yang

menyebabkan pemberdayaan tersebut kurang optimal. padahal

pemberdayaan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam proses

mengembangkan sumber daya manusia (SDM) khusunya dalam

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak untuk

pengembangan ekonomi masyarakat Desa. Oleh karena itu, peran

Pemerintah Desa sangatlah diperlukan terutama dalam pemberdayaan

4
Balyan Saeful Ahkam DKK, Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Program Desa Wisata, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Vol. 3, No. 2
Tahun 2018, hlm. 43.

4
ekonomi melalui organisasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat demi

terciptanya kesejahteraan masyarakat Desa.

Seperti yang termaktub dalam QS. Al-Hasyr ayat 7. Sebagaimana

firman Allah Swt:

‫سو ِل َو ِلذِي أٱلقُ أربَ ٰى َو أٱليَ ٰت َ َم ٰى‬ َّ ‫سو ِل ِۦه ِم أن أ َ أه ِل أٱلقُ َر ٰى فَ ِللَّ ِه َو ِل‬
ُ ‫لر‬ َ ُ‫َّما ٰٓ أَفَا ٰٓ َء ٱللَّه‬
ُ ‫علَ ٰى َر‬

‫سو ُل‬ َّ ‫سبِي ِل ك أَي ََل يَكُونَ دُولَةَ بَ أينَ أٱۡل َ أغنِيَا ِٰٓء ِمنكُمأٖۚ َو َما ٰٓ َءات َ ٰى ُك ُم‬
ُ ‫ٱلر‬ َّ ‫ين َو أٱب ِن ٱل‬ َ ٰ ‫َو أٱل َم‬
ِ ‫س ِك‬

َ َ‫فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َه ٰىكُمأ ع أَنهُ فَٱنت َ ُهو ٖۚاْ َوٱتَّقُواْ ٱللَّ َۖهَ إِنَّ ٱللَّه‬
ِ ‫شدِي ُد أٱل ِعقَا‬
)٧( .‫ب‬

Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota
maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya”.(QS. Al-Hasyr: 7).5

Dalam proses pemberdayaan haruslah melihat kemaslahatan

bersama sesuai dengan syariat islam seperti yang telah dijelaskan dalam Al-

Qur’an surat Al-Hasyr ayat 7 yakni untuk mengajarkan bahwasanya agar

harta tidak hanya berputar pada lingkungan tertentu saja, tetapi tersebar

pada berbagai pihak atau sektor sehingga manfaatnya juga di rasakan oleh

banyak pihak seperti dalam pemberdayaan (Tamkin) ekonomi ini.

Syariat islam merupakan sebuah peraturan hidup dari Allah Ta’ala

yang merupakan pedoman dalam kehidupan manusia. Sebagai pedoman

hidup memiliki tujuan utama yang dapat diterima oleh seluruh umat

5
Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 7.

5
manusia. Tujuan diturunkanya syariat islam adalah untuk kemaslahatan

seluruh umat manusia. Dalam ruang lingkup ushul fiqh tujuan tersebut

dengan Maqashid As-Syari’ah.

Al-Syathibi membagi Maslahah tersebut menjadi tiga derajat

berurutan dari kebutuhan manusia antara lain yaitu: dharuriyyat, hajjiyyat,

dan tahsiniyyat. Untuk mencapai kemaslahatan Abu Ishaq Al-Shatibi juga

merumuskan lima tujuan hukum islam yakni: Hifdz Ad-Din (memelihara

agama), Hifdz An-Nafs (memelihara jiwa), Hifdz Al’Aql (memelihara akal),

Hifdz An-Nasb (memelihara keturunan), Hifdz Al-Maal (memelihara

harta).6

Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang Peran Pemerintah Desa Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Organisasi di Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara Dalam Perspektif Hukum

Ekonomi Syariah (Studi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang permasalahan di atas, maka

penulis mengambil beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini agar

dapat di jadikan patokan atau batasan penelitian, diantaranya adalah sebagai

berikut:

6
Zainil Ghulam, Implementasi Maqashid Syariah dalam Koperasi Syari’ah, Iqtishodnina,
Vol. 7, No. 1, hlm. 95-96.

6
1. Mengapa Pemerintah Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara Masih Belum Optimal dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara?

2. Bagaimana Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara?

3. Bagaimana Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal-hal yang ingin dicapai dengan memecahkan

masalah tersebut, sehingga penulis mengedepankan tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui mengapa Pemerintah Desa Lebak Kecamatan Pakis

Aji Kabupaten Jepara Masih Belum Optimal dalam Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan

Pakis Aji Kabupaten Jepara.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pemerintah Desa dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara.

3. Untuk mengetahui bagaimana Peran Pemerintah Desa dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak

7
Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum

Ekonomi Syari’ah.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara

menyeluruh, maka kegunaan penelitian ini antara lain yaitu:

1. Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini pada umumnya dapat

memperkaya khazanah pemikiran keislaman, pada khususnya kepada

para civitas akademik Program Studi Hukum Ekonomi Syariah. Selain

itu diharapkan menjadi stimultan bagi penelitian selanjutnya sehingga

proses pengkajian akan terus berlangsung dan akan memperoleh hasil

yang maksimal.

2. Secara praktis, diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat

dijadikan acuan sumber dan diterapkan dalam permasalahan tentang

program-program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui

Organisasi untuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat Desa dalam

Perspektif Hukum Ekonomi Syariah terutama pada masyarakat Desa

Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Dan juga untuk

memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Hukum Ekonomi Syariah.

E. Penegasan Istilah

1. Peran

Peran merupakan segala sesuatu oleh seseorang atau kelompok

dalam melakukan suatu kegiatan karena kedudukan yang dimilikinya,

8
sebagai perwujudan fungsi atau tugas untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya.7 Jadi pengertian peran dalam penelitian ini

adalah suatu perilaku atau tindakan yang diambil oleh para pemimpin

sesuai dengan kedudukannya di dalam masyarakat yang sudah menjadi

tugasnya dalam membina dan membimbing seseorang sesuai dengan

perkembangan yang ada di dalam masyarakat.

2. Pemerintah Desa

Pemerintah desa merupakan penyelenggara urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, yang mana Pemerintah Desa dalam

pembagian wilayah administrasinya berada di bawah kecamatan, dan

dipimpin oleh seorang kepala desa.8

3. Pemberdayaan Ekonomi masyarakat

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti

tenaga/ kekuatan, proses, cara perbuatan memberdayakan.

Sedangkan ekonomi masyarakat merupakan segala kegiatan

ekonomi dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

yaitu kebutuhan akan sandang, pangan, papan, kesehatan dan

pendidikan. Dengan demikian pemberdayaan ekonomi masyarakat

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi

7
R. Sutyo Bakir, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tanggerang, Karisma Publishing
Group, 2009, hlm. 348.
8
Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, pada bab ketentuan umum Pasal 1 hlm. 4.

9
masyarakat dalam kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup

serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Organisasi

Organisasi adalah sebagai entitas sosial yang di koordinasi secara

sadar, dengan batasan-batasan yang relatif dapat dikenali, yang fungsinya

dapat terus menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai suatu tujuan

bersama.

5. Pengembangan Ekonomi Masyarakat Desa

pengembangan ekonomi masyarakat desa merupakan suatu usaha

dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaanya yang berhubungan

dengan pengalokasian sumber daya masyarakat desa yang terbatas

diantara berbagai anggotanya, dengan pertimbangan kemampuan, usaha,

dan keinginan masing-masing. Dalam perekonomian yang berdasarkan

pada ekonomi kerakyatan dan demokrasi ekonomi, peran masyarakat dan

organisasi. Untuk diperlukan suatu usaha pemberdayaan masyarakat dan

organisasi, terutama mengahadapi perkembangan ekonomi yang selalu

berkembang.9

6. Hukum Ekonomi Syari’ah

Hukum (hukm: arab) memiliki arti norma atau kaidah yang ukuran,

tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah

laku atau perbuatan manusia. Ekonomi islam berpijak pada landasan

hukum yang pasti mempunyai manfaat untuk mengatur masalah manusia

9
Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm. 9-10.

10
dalam bermasyarakat, maka hukum harus mampu mengakomondasi

masalah manusia, baik masalah yang sudah, sedang dan yang akan terjadi

dan dihadapi manusia. Oleh karena itu, hukum menjadi alat yang

digunakan untuk mengelola kehidupan manusia dari berbagai sektor,

ekonomi, sosial, politik, budaya, yang di dasarkan atas dasar prinsip

kemaslahatan.

Syariah islam, sebuah kata dalam bahasa arab, yaitu “hukum islam”

kata syariah telah disebutkan dalam Al-Qur’an, yang berarti jalan yang

benar, dimana Allah meminta Nabi Muhammad SAW untuk

mengikutinya dan bukan mengikuti tingkah lain yang tidak mengetahui

mengenai syari’ah.10

Jadi, Hukum Ekonomi Syariah merupakan serangkaian hukum yang

mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia berupa perjanjian

atau kontrak, berkaitan dengan hubungan manusia dengan objek atau

benda-benda ekonomi dan berkaitan dengan ketentuan hukum terhadap

benda-benda yang menjadi objek kegiatan ekonomi.

F. Telaah Pustaka

Penelitian ini bukan merupakan pengulangan dari penelitian orang

lain atau penelitian orang sebelumya, melainkan penelitian mandiri tanpa

pengulangan. Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan dan

perbandingan dari penelitian ini adalah penelitian terkait yang membahas

10
Dr. Andri Soemitro, M.A., Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqih Muamalah di Lembaga
Keuangan dan Bisnis Kontenporer, Jakarta Timur, PrenadaMedia Group, 2019, hlm. 2.

11
tentang Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

melalui Organisasi dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah.

Pertama, Tesis dari Amiruddin, (Program Studi Hukum Ekonomi

Syari’ah, Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari, Banjarmasin). Dengan

Penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui

Bank Sampah Sekumpul Martapura (Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah)”

Pada penelitan oleh Amiruddin ini rumusan yang dibahas adalah

tentang bagaimana pemberdayaan ekonomi nasabah oleh bank sampah

sekumpul? dan bagaimana kemaslahatan yang diwujudkan dalam

pemberdayaan ekonomi nasabah pada bank sampah sekumpul? dan

bagaimana relevansi kegiatan pemberdayaan ekonomi nasabah dengan

aspek maslahah dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah, melalui kajian

maqashid al-syari’ah dan maslahah mursalah melihat pemberdayaan bank

sampah sekumpul?. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui bank sampah sekumpul

martapura dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah bahwasnya dalam

konsep pemberdayaan ekonomi yaitu melalui beberapa program antara lain

yaitu program tabungan sampah bunga, program pelatihan dan dalam

kemaslahatan dalam pemberdayaan ekonomi tersebut mengacu pada

kemaslahatan ekonomi, kemaslahatan lingkungan, dan pada aspek relevansi

kegiatan pemberdayaan ekonomi tersebut dalam pandangan maqashid al-

syariah dan maslahah mursalah mengacu pada aspek memelihara agama,

12
aspek memelihara jiwa, aspek memelihara akal, dan aspek memelihara

keturunan dan memelihara harta.

Pada penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian penulis, persamaan penelitian ini dengan persamaan penelitian

penulis yaitu sama-sama membahas mengenai pemberdayaan ekonomi

dalam pandangan hukum ekonomi syari’ah dan perbedaan dalam penelitian

ini dengan penelitian penulis yaitu berbeda dalam pembahasan

permasalahan yang akan di pecahkan oleh penulis dengan penelitian ini.11

Kedua, Skripsi dari Kiki Aprilia Tiningsih, ( Program Studi Hukum

Ekonomi Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, dengan

penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui

Usaha Sewa Rumah Perspektif Hukum Ekonomi Islam di Lingkungan

Karang Mluwo Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten

Jember Tahun 2016”

Pada penelitian oleh Kiki Aprilia Tiningsih ini rumusan masalah

yang di bahas adalah bagaimana bentuk transaksi usaha sewa rumah di

lingkungan karang mlowo keluraan mangli kecamatan kaliwates kabupaten

jember? Dan bagaimna strategi yang digunakan masyarakat untuk

memberdayakan ekonomi masyarakat di lingkungan karang mlowo

kelurahan mangli kecamatan kaliwates kabupaten jember? Dan apa usaha

pemberdayaan ekonomi masyarakat di lingkungan karang mlowo kelurahan

11
Amiruddin, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Bank Sampah Sekumpul
Martapura (Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah),(Banjarmasin: Program Studi Hukum Ekonomi
Syari’ah Universitas Negeri Antasari, 2020).

13
mangli kecamatan kaliwates kabupaten jember sesuai dengan hukum

ekonomi islam?. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan

ekonomi masyarakat melalui sewa rumah dilaksanakan oleh masyarakat

lingkungan karang mlowo sangat beragam, baik dalam bentuk tata sistem

pengontarakanya dari awal aqad hingga selesai sangatlah berbeda-beda,

sedangkan dalam strategi yang digunakan dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat tersebut yaitu dengan berwirausaha usaha mikro atau usaha

kecil yang meliputi toko-toko kecil dan warung-warung makan. Dan pada

penelitian ini sudah sesuai dengan hukum ekonomi islam yang dibuktikan

dengan aqad yang selama yang dijalankan yaitu menggunakan akad ijarah

(sewa-menyewa).

Pada penelitian ini meliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian penulis, persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian

penulis yaitu sama-sama membahas tentang pemberdayaan ekonomi dalam

pandangan hukum ekonomi syari’ah dan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian penulis yaitu berbeda dalam pemecahan masalah yang di teliti

oleh penulis maupun penelitian ini, pada penelitian penulis lebih

memfokuskan pada peran pemerintah desa dalam pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah.12

12
Kiki Aprilia Tiningsih, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Usaha Sewa Rumah
Perspektif Hukum Ekonomi Islam di Lingkungan Karang Mluwo Kelurahan Mangli Kecamatan
Kaliwates Kabupaten Jember Tahun 2016, (Jember, Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Institut
Agama Islam Negeri Jember, 2016).

14
Ketiga, skripsi dari Muhammad Faizal, (Program Studi Hukum

Ekonomi Syari’ah, Institut Agama Islam (IAIN) Parepare). Dengan

penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Buruh Pemetik Cengkeh

Perspektif Hukum Ekonomi Islam di Desa Compong Kabupaten Sidrap”.

Pada penelitian oleh Muhammad Faizal ini rumusan masalah yang

di bahas adalah bagaimana pemberdayaan ekonomi buruh pemetik cengkeh

di Desa Compong Kabupaten Sidrap? Dan bagaimana bentuk perjanjian

kerja buruh pemetik cengkeh di Desa Compong Kabupaten Sudrap

Perspektif Hukum Ekonomi Islam? Dan bagaimna sistem pengupahan

buruh pemetik cengkeh di Desa Compong Kabupaten Sidrap Perspektif

Hukum Ekonomi Islam?. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwasanya

dalam proses pemberdayaan ekonomi di Desa Compong Kabupaten Sidrap

sudah dilakukan meski masih dalam tahap memberikan peluang dan

kesempatan menjadi buruh pemetik cengkeh dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat dan dapat membantu perekonomian keluarga dan

bentuk perjanjian yang dilakukan oleh buruh pemetik menggunakan adat

kebiasaan yaitu dengan syariat berupa saling percaya di antara mereka.

Pada penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian penulis persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama

membahas tentang pemberdayaan ekonomi dalam pandangan hukum

ekonomi syari’ah dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

penulis yaitu dalam penyelesaian masalah dimana peneliti lebih

memfokuskan pada akad yang digunakan dalam proses pemberdayaan

15
ekonomi dan penulis lebih memfokuskan pada peran pemerintah desa dalam

pemberdayaan ekonomi.13

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field


research) yang bersifat kualitatif yaitu suatu jenis penelitian yang
prosedur penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur
statistik atau kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah
penelitian tentang kehidupan seseorang, cerita, perilaku, dan juga
tentang fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik.
Dan dalam penelitian lapangan bertujuan untuk mempelajari secara
insentif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi
lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, dan masyarakat.
Penelitian ini cirinya bersifat mendalam tentang suatu unit sosial
tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisir.14
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yang bersifat deskriptif,
yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata
masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan
untuk menemukan fakta, yang kemudian menuju pada identifikasi yang
pada akhirnya menuju ke penyesaian masalah.15

13
Muhammad Faizal, Pemberdayaan Ekonomi Buruh Pemetik Cengkeh Perspektif Hukum
Ekonomi Islam di Desa Compong Kabupaten Sidrap, (Parepare: Program Studi Hukum Ekonomi
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Parepare, 2020).
14
Dr. Drs. I Wayan Suwendra, S,Pd.,M.Pd, Metodologi Penelitian Kualitatif (dalam ilmu
sosial, pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan) (Bandung: Nilacakra, 2018), hlm. 31
15
Zainudin Ali, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grfika, 2009), hlm.176.

16
2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian guna untuk

mengetahui Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi

melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah. Dan sumber data

yang digunakan oleh peneliti antara lain yaitu:

a. Data primer

Data primer menurut Prof. Dr. Sugiyono, merupakan data

yang diperoleh dari lokasi penelitian ataupun data yang bersumber

dari informan atau narasumber yang berkaitan dengan variabel

penelitian.16 Sumber data primer ini merupakan data pokok dari

penelitian ini yang bersumber dari Kepala Desa dan Ketua-ketua

Organisasi Masyarakat sebagai narasumber utama dalam penelitian

ini. Penulis memperoleh data melalui wawancara, dan penggunaan

dokumen, untuk mendapatkan data yang nyata, peneliti menulis,

merekam suara supaya dapat mendapatkan data dengan sebenar-

benarnya.

b. Data sekunder

Data sekunder menurut Prof. Dr. Sugiyono, yaitu data yang

diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah

ada (peneliti sebagai tanggan kedua).17 Dan data sekunder ini

16
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2017),
hlm.17.
17
Ibid, hlm. 18.

17
merupakan data pendukung dari penelitian ini, yang mana Semua

sumber tertulis yang memungkinkan dapat digunakan dalam

penelitian ini akan digunakan semaksimal mungkin untuk

mendorong kesuksesan penelitian ini. diantaranya yaitu buku-buku,

literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi

dan dokumen resmi lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

Fungsi yang terbaik dapat memberikan pemahaman secara teoritis

dan metode dasar melakukan yang tepat.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan berbagai macam teknik

pengumpulan data, diantaranya:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada responden. Dengan cara berhadapan

secara langsung antara interviuwer dengan responden, dan

kegiatannya dilakukan secara lisan.18 Dalam pengambilan data

melalui wawancara tersebut peneliti mengambil data dengan

mewawancarai Kepala Desa dan Ketua Organisasi di Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara selaku sumber utama

dalam penelitian ini Dan tujuan dari wawancara ini adalah untuk

18
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2013), hlm. 376.

18
mencari informasi mengenai Peran Pemerintah Desa dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa

Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dalam Perspektif

Hukum Ekonomi Syari’ah.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dipergunakan untuk mendapatkan data

sebagai data tambahan, dan Dokumentasi dapat didapatkan melalui

pengamatan dilapangan baik berupa catatan lapangan, foto,vidio.19

Dalam dokumentasi ini peneliti mendapatkan beberapa bukti

penelitian, di antaranya yaitu: foto ketika peneliti mewawancarai

Kepala Desa dan Ketua Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis

Aji Kabupaten Jepara dan data-data mengenai Desa Lebak.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif

yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi,

situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara

atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di

lapangan.20 Dan setelah data terkumpul, data tersebut akan dianalisis

sesuai kebutuhan untuk mendapatkan data yang matang dan akurat.

19
Ibid, hlm. 377.
20
I Made Winarta, Metodologi Penelitian Sosial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hlm.
155.

19
Untuk menganalisisnya, kemudian direduksi, dikategorikan dan

kemudian disimpulkan.21

5. Pengecekan keabsahan data

Dalam penelitian ini, teknik pemeriksaan keabsahan data yang

digunakan yaitu triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Selain itu,

peneliti membandingkan data yang diperoleh.22 Dengan kata lain, tanda-

tanda sekunder dalam tinjauan pustaka akan dibandingkan dengan data

primer yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi yang sesuai

dengan fakta di lapangan. Dengan cara ini, dapat di percayai keaslian

data yang diperoleh dan diambil sebuah kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini sistematis, tepat sasaran, mudah difahami, serta

dapat di fahami oleh pembaca dan masyarakat luas, maka penelitian ini akan

memperkenalkan karya ilmiah dalam bentuk penelitian sistematis.

Penelitian yang terdiri dari 5 (lima) Bab yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi mengenai, latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,

telaah pustaka, metodologi penelitian yang berisikan tentang jenis dan

pendekatan penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik

21
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Cet. Ke-1, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013), hlm. 211.
22
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian kualitatif Cet. Ke-22, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 330.

20
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, sistematika

penulisan.

Bab II, Dalam bab ini akan diuraikan secara teoritis mengenai

pengertian Pemerintah Desa, Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui

Organisasi, Pengembangan Ekonomi Masyarakat Desa dalam perspektif

Hukum Ekonomi Syari’ah.

Bab III, Dalam bab ini berisikan mengenai gambaran Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis

Aji Kabupaten Jepara.

Bab IV, Dalam bab ini berisi analisis Peran Pemerintah Desa dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi

Syari’ah.

Bab V, Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran penelitian.

21
BAB II

PEMERINTAH DESA, PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

MELALUI ORGANISASI, PENGEMBANGAN EKONOMI DALAM

PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARI’AH

A. Pemerintah Desa

1. Pengertian Desa

Menurut Endriatmo Soetarto Martua Sihaloho, mengungkapkan

bahwa Desa merupakan satuan wilayah pemerintahan terkecil setelah

kecamatan, kabupaten/kota dalam suatu wilayah provinsi di Indonesia.

Dengan demikian Desa terintegrasi dalam wilayah kecamatan,

kabupaten/kota/provinsi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai satu kesatuan pemerintahan terkecil, program-program

pembagunan banyak difokuskan dalam satuan wilayah. Program

pembangunan inilah yang pada akhirnya mendinamisasi kehidupan

Masyarakat Desa.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Pasal 1 Ayat 1 bahwa Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut

nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakara masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

22
Berdasarkan uraian diatas bahwa Desa merupakan satuan

wilayah pemerintah terkecil setelah kecamatan, kabupaten/kota dalam

suatu wilayah provinsi di Indonesia yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat.23

2. Pengertian Pemerintah Desa

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa Pemerintah Desa

adalah penyelenggara urusan pemerintahan, dan merupakan

kepentingan masyarakat setempat dan negara republik indonesia.24

Pemerintah Desa dalam pembagian wilayahnya berada dibawah

kecamatan, Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Desa

memiliki sub sistem dari penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat secara luas.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwasanya pemerintah

desa merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki kewenangan untuk

mengurus dan mengatur kepentingannya sendiri yaitu berupa kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki otonomi tersendiri. Tetapi hanyalah

otonomi Desa, bukanlah otonomi yang ada di pemerintahan provinsi,

23
Musliadi, Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa dan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2014, Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa, Tim Pertama Press.
24
Sugiman, Pemerintah Desa, Fakultas Hukum Universitas Suryadarma, Vol. 7, No. 1, Juli
2018, hlm. 83

23
kabupaten, kota. akan tetapi berdasarkan otonomi adat istiadat yang

merupakan otonomi yang ada semenjak dahulu yang telah menjadi adat

istiadat yang melekat pada masyarakat Desa.

Pemerintah Desa dalam pasal 1 (2) UU No. 6/2014 adalah

penyelenggaraan kepentingan masyarakat setempat dan urusan

pemerintah dalam sistem pemerintahan NKRI. Pemerintah Desa

merupakan unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Pemerintah Desa

terdiri dari Kepala Desa dan perangkat Desa, dan pemerintah Desa

memiliki tugas pokok, antara lain yaitu:

a. Melaksanakan tugas urusan rumah tangga desa, urusan

pembangunan, urusan pemerintahan umum, dan pembinaan

masyarakat.

b. Menjalankan dan melaksanakan pembantuan dari pemerintah yaitu

Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.

Desa juga mempunyai kewajiban untuk mewujudkan tujuan

pengaturan Desa diantaranya:

a. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna

mempercepat perwujudan kesejahteraan umum.

b. Memajuan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi

kesejahteraan pembangunan nasional.

c. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

24
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Desa perlu melakukan

berbagai strategi, agar alokasi, potensi dan sumber daya yang ada di

Desa dapat diefektifkan untuk mendukung perwujudan pembangunan

Desa. Dimana pembangunan Desa diupayakan untuk dapat

meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat Desa.

3. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa

a. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Desa

Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan

Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Kepala

Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintah Desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat. Merujuk pada Permendagri Nomor 84 Tahun 2015

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintah

Desa, untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Desa memiliki fungsi

sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pemerintahan Desa, seperti tata praja

pemerintahan, penetapan peraturan di Desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan

upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan,

dan penataan, dan pengelolaan wilayah.

25
2. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana

prasarana pedesaan dan pembangunan bidang pendidikan

kesehatan.

3. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

4. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan

motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik,

lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga,

dan karang taruna.

5. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga dengan lembaga

kemasyarakatan dan lembaga lainya.

b. Tugas dan Fungsi Sekertaris Desa

Sekertaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan

sekertaris Desa. Sekertaris Desa bertugas membantu kepala Desa

dalam bidang administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan

tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), Permendagri

Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

(SOT) Pemerintah Desa, sekertaris desa mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

2. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat Desa dan

26
kantor, penyiapan rapat pengadministrasian aset, inventarisasi,

perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

3. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan

pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi

pengahasilan Kepala Desa, perangkat Desa, BPD, dan lembaga

pemerintah desa lainya.

4. Melaksanakan urusan perencanaan, seperti penyususnan

rencana anggaran pendapatan dan belanja Desa,

menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan,

melakukan monitoring dan evaluasi program serta penyususnan

laporan.

c. Tugas dan Fungsi Kepala Urusan

Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat

dan kepala urusan bertugas membantu sekertaris Desa dalam urusan

pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan. Selanjutnya, untuk melaksanakan tugas kepala

urusan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti

melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip dan ekspedisi, penataan

administrasi perangkat Desa, penyediaan prasarana perangkat

27
desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset,

inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

2. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan

urusan keuangan, seperti pengurusan administrasi keuangan,

administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verivikasi administrasi keuangan, administrasi pengahasilan

kepala desa, perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan

Desa lainya.

3. Kepala urusan perancanaan memiliki fungsi mengoodinasikan

urusan perencanaan, seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam

rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi

program, serta penyususnan laporan.

d. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi

Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksanaan

teknis. Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai

pelaksanaan tugas operasional. Untuk melaksankan tugas kepala

seksi mempunyai fungsi:

1. Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan

manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancanagan

regulasi Desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman, dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

28
masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah,

serta pendataan dan pengelolaan profil Desa.

2. Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan

pembangunan sarana prasarana pedesaan, pembangunan bidang

pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan

hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang

taruna.

3. Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan

penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

e. Tugas dan Fungsi Kepala Kewilayahan

Kepala kewilayahan atau sebutan lainya berkedudukan

sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu

kepala desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

tersebut, kepala kewilayahan/kepala dusun memiliki fungsi:

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, serta

penataan dan pengelolaan wilayah.

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

29
3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam

meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungan.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan.25

B. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Organisasi

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi

Pemberdayaan dalam bahasa arab disebut sebagai Tamkin. Kata

Tamkin dalam kamus-kamus besar merupakan bentuk masdar dari fi’il (kata

kerja). Kata Tamkin menunjukkan atas kemampuan melakukan sesuatu

kekokohan, memiliki kekuatan, pengaruh, memiliki kedudukan, kekuasaan

atau bisa bersifat ma’nawi seperti kekokohan atau teguhnya orang tersebut

di sisi penguasa.26 Pengertian-pengertian tersebut dalam bahas ekonomi

dapat di istilahkan dengan pemberdayaan, di mana dalam gambaran

pemberdayaan tidak bisa terlepas dari kekuasaan individu atau kelompok

yang memiliki atau menggunakan kesempatan untuk meraih kekuasaan ke

tangan mereka, mendistribusikan kekuasaan dari kaum berupaya kepada

kaum yang tidak berupaya dan seterusnya. Pemberdayaan bertujuan untuk

meningkatkan keberdayaan mereka yang dirugikan.27

25
Sugiman, Pemerintah Desa, Binamulia Hukum, Vol. 7 No. 1, Juli 2018. hlm. 87-88.
26
Yulizar D. Sanrego dan Moch Taufik, Fiqih Tamkin (Fiqih Pemberdayaan),Cetakan
Pertama (Jakarta: Qisthi Press, 2016), hlm. 75.
27
G. Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Kedua
(Jakarta: Bina Reka Pariwara, 1997), hlm.5.

30
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemberdayaan berakar

dari kata “daya”, yang bermakna kemampuan untuk melakukan sesuatu

atau kemampuan bertindak, kekuatan, tenaga atau yang menyebabkan

sesuatu bergerak dan sebagainya, muslihat, empati, akal, ikhtiar, upaya.

Dan Pemberdayaan itu sendiri bermakna proses, cara, perbuatan

pemberdayaan. Menurut shardlow pemberdayaan adalah bagaimana

individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan

mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai

dengan keinginan mereka.

Bersamaan dengan itu, menurut widjaja, menjelaskan

pemberdayaan adalah upaya membangun semua kemampuan desa-desa

yang ada untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan dicapai melalui

motivasi, inisiatif dan pertumbuhan kreativitas perintis ekonomi dan

membawa kesejahteraan di desa. Dengan kemandirian organisasi

masyarakat akan meningkatkan kemampuan berfikir, bersikap dan

berperilaku untuk berubah dan maju. Meningkatkan kualitas hidup

organisasi masyarakat melalui berfikir dan bertindak dan menunjukkan

perubahan dan pemberdayaan tidak hanya fokus pada non-sosial yang

tidak berdaya tapi bisa memberi kekuatan untuk tercapainya suatu

kemandirian masyarakat.28

28
Kiki Endah, Pemberdayaan Masyarakat: Menggali Potensi Lokal Desa, Jurnal Moderat,
Volume 6, Nomor 1, Februari 2020, hlm. 137-138.

31
Sedangkan menurut Safarudin Alwi, pemberdayaan merupakan

suatu seni untuk mendorong seseorang untuk bekerja atau berusaha

lebih keras lagi secara optimal. Dalam proses pemberdayaan tidak

cukup dengan membangun kemampuan dan memberinya peluang untuk

melakukan sesuatu, melainkan pemberdayaan berkaitan dengan nilai

seseorang dalam melakukan sesuatu. Pemberdayaan memerlukan

tingkat kejujuran yang tinggi, terbuka dari apapun dan integritas pada

manajemen puncak suatu nilai pada seseorang tersebut.29

Dalam pengertian sebuah pemberdayaan, sangat jelas bahwa

pemberdayaan merupakan sebuah proses pemberian dan atau

optimalisasi daya (yang dapat di manfaatkan dan yang dapat di miliki

masyarakat) baik daya dalam pengertian “kemampuan dan keberanian”

maupun daya dalam artian “kekuasaan atau posisi” dalam praktik

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh banyak pihak seringkali

terbatas dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam

mengentaskan kemiskinan (poverty allevation) atau sebuah

penanggulangan kemiskinan (poverty reduction), oleh karena itu

pemberdayaan organisasi hendaklah di lakukan dalam bentuk

pengembangan kegiatan produktif untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan.30

29
Safarudin Alwi, Manajemen Sumber Daya Manusia (Strategi Keunggulan Kompetitif),
(Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm.59.
30
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S. dan Dr. Ir.H. Poerwoko Subianto, M.Si,
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung : Alfabeta Bandung,
2017), hlm. 133.

32
Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai

proses, pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan yaitu untuk

memperkuat kekuasaan atau dengan kata lain memberdayakan

kelompok lemah dalam masyarakat, terutama individu-individu yang

mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, maka sebuah pemberdayaan

yang mengacu kepada sebuah keadaan atau hasil yang ingin yang

dicapai oleh sebuah perubahan sosial masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang baik, ekonomi, maupun

sosial yang mempunyai kepercayaan diri, mampu dalam menyampaikan

sebuah aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melakukan tugas-tugas kehidupanya

dalam menunjang kehidupanya sehari-sehari. Pengertian pemberdayaan

sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator sebuah

keberhasian ekonomi yang dilakukan dengan cara pemberdayaan.

Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara individu maupun secara

kelompok, baik masyarakat umum maupun organisasi masyarakat guna

meningkatkan sebuah ekonomi masyarakat.

Definisi pemberdayaan yang dilihat dari tujuan, proses, dan cara-

cara pemberdayaan, antara lain yaitu:

a. Pemberdayaan yang tujuanya yaitu untuk meningkatkan kekuasaan

orang-orang yang lemah atau orang-orang yang tidak beruntung.

33
b. Pemberdayaan merupakan sebuah proses dimana orang-orang

menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam sebuah pengontrolan

yang mempengaruhi terhadap kehidupanya.

c. Pemberdayaan yang merujuk kepada pengalokasian kekuasaan

melalui perubahan struktur sosial.

d. Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi

masyarakat dan komunitas dapat diarahkan agar mampu menguasai

(berkuasa) atas kehidupanya.31

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan salah satu

tujuan yang harus dicapai oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan mengembangkan ekonomi masyarakat dalam suatu

pedesaan. Program pemberdayaan bukanlah untuk penguatan individu

atau kelompok masyarakat saja, melainkan untuk menanamkan nilai-

nilai budaya melalui penguatan pranata-pranata dalam lingkungan

masyarakat.

2. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan

Prinsip-Prinsip utama dalam proses pemberdayaan yang sering

digunakan yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau

31
Ambar Teguh Sulistyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, (Yogyakarta:
Gava Media, 2004), hlm. 7.

34
kemandirian, dan berkelanjutan, dan prinsip-prinsip tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Prinsip kesetaraan

Prinsip ini merupakan prinsip yang utama yang harus di

pegang dalam proses pemberdayaan yang di dalamnya mencakup

kesetaraan, kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan

lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan, baik

laki-laki maupun perempuan. Dan di antara mereka di perlukannya

saling belajar satu sama lain, karena sejatinya pengetahuan dan

pengalaman satu sama lain berbeda-beda.

b. Partisipasi

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi

kemandirian adalah program yang sifatnya partisipasif, di

laksanakan, di rencanakan, dan di evaluasi. Namun dalam

pendampingan dalam proses pemberdayaan di perlukan pendamping

yang berkomitmen tinggi terhadap pemberdayaan demi tercapainya

tujuan yang diinginkan.

c. Keswadayaan atau kemandirian

Dalam prinsip keswadayaan mengedepankan kemampuan

pada diri seseorang daripada bantuan orang lain. Dalam konsep ini

tidak memandang kekurangan seseorang yang di jadikan objek,

melainkan menjadi subjek yang memiliki kemampuan sedikit.

Karena orang-orang tersebut mempunyai pengetahuan-pengetahuan

35
tentang kendala dalam usahanya, sehingga di perlukanya

pemberdayaan. Dan semua perlu digali secara mendalam dan di

jadikan modal dasar dalam proses pemberdayaan.

d. Berkelanjutan

Dengan pemberdayaan hendaklah di perlukanya suatu

rancangan dengan berkelanjutan, sekalipun peran pendamping

dalam proses pemberdayaan lebih dominan daripada orang-orang

yang diberdayakan. Tetapi secara perlahan-lahan peran pendamping

dalam proses pemberdayaan akan berkurang dengan sendirinya,

karena orang-orang yang diberdayakan sudah mampu mengelola

kegiatannya sendiri.

3. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan utama dengan adanya pemberdayaan yaitu memperkuat

kekuasaan masyarakat, khususnya masyarakat lemah dan yang tidak

berdaya, baik dalam kondisi internal (persepsi pada setiap individu itu

sendiri) maupun di sebabkan faktor eksternal (ditindas karena proses

yang tidak adil). Oleh karena itu, dalam proes pemberdayaan perlu di

ketahui tentang konsep kelompok lemah dan yang menyebabkan

ketidakberdayaan yang mereka alami.

Beberapa kelompok yang di kategorikan sebagai kelompok yang

lemah atau tidak berdaya, yaitu sebagai beikut:

36
a. Lemah secara struktural, yaitu lemah karena kelas ekonominya yang

rendah, gender atau etnis (kelompok minoritas), yang mendapatkan

perlakuan yang kurang adil dalam masyarakat.

b. Lemah secara khusus, yaitu seperti manula, anak-anak, remaja,

penyandang cacat, masyarakat yang terasingkan.

c. Lemah secara personal, yaitu orang-orang yang memiliki masalah

keluarga atau secara individu. .32

4. Proses Pemberdayaan

Dalam proses pemberdayaan di perlukanya partisipan dalam

menyukseskan suatu proses pemberdayaan dan memberikan

kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk mengembangkan

dirinya. Oleh karena itu, di perlukanya kesadaran kelompok masyarakat

dalam mendukung program-program dalam pemberdayaan.

Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara kelompok maupun

individu. Dalam proses ini merupakan sebuah perwujudan perubahan

sosial yang menyangkut hubungan antara lapisan sosial, maka

kemampuan individu “senasib” untuk saling berkumpul dan membentuk

kelompok pemberdayaan demi tercapainya suatu kehidupan yang

sejahtera dan terarah.

32
Sri Najiati dkk, Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut, (Bogor: Wetlands
International-IP, 2005), hlm. 54.

37
Menurut kartasasmita, bahwa proses pemberdayaan dapat

dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang. Dan pada dasarnya setiap individu

maupun kelompok masyarakat mempunyai potensi yang perlu di

kembangkan lebih lanjut, dalam konteks ini pemberdayaan yaitu

membangun kekuatan, membangkitkan kesadaran serta berupaya

mengembangkannya.

b. Memperkuat potensi daya yang di miliki oleh setiap individu,

sehingga di perlukan suatu tindakan yang lebih untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki tersebut.

c. Dalam proses pemberdayaan juga dapat di artikan sebagai

pelindung. Dalam proses pemberdayaan harus saling membantu

antara kaum lemah lainya demi tercapai tujuan bersama.33

5. Tahap Pemberdayaan

Menurut Sumodiningrat pemberdayan sifatnya tidak selamanya,

melainkan target organisasi masyarakat tersebut bisa mandiri dan

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, namun diperlukan

pengawasan agar tidak terjatuh dalam lingkup yang sama. Dilihat dari

pendapat tersebut, pemberdayaan merupakan haruslah melalui suatu

proses belajar, hingga mencapai suatu kemandirian untuk mencapai

33
Ginanjar Kartasasmita, Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang
Berakar Pada Masyarakat, (Jakarta: Bappenas, 1996), hlm 23.

38
intervensi sosial dalam program pemberdayaan organisasi masyarakat

untuk mencapai ke taraf yang lebih baik lagi.

Menurut Rukminto, Pemberdayaan memiliki 7 (tujuh) tahapan

pemberdayaan, antara lain yaitu:

a. Tahap persiapan

Pada tahapan ini di golongkan menjadi dua tahapan yang

harus di kerjakan, yaitu: pertama, penyiapan petugas pemberdayaan,

yaitu petugas pemberdaya yang dilakukan oleh community wolker,

dan kedua, penyiapan lapangan yang merupakan dasar di lakukan

secara non-direksi.

b. Tahap pengkajian (Assesment)

Pada tahap ini petugas-petugas pemberdayaan harus

mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan yang di rasakan oleh

masyarakat secara keseluruhan dan mengidentifikasi sumber daya

yang di miliki oleh masyarakat.

c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan

Pada tahap ini para petugas merupakan sebagai agen

perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan

masyarakat untuk bisa berfikir tentang masalah-masalah yang

sedang di hadapi di dalam masyarakat dan bagaimana cara

mengatasinya dan bagaimana solusinya, dalam konteks ini

masyarakat di tuntut untuk berfikir tentang program apa yang harus

di lakukan oleh masyarakat.

39
d. Tahap formulasi rencana aksi

Pada tahap ini pembantu agen perubahan masing-masing

kelompok dalam pemberdayaan untuk merumuskan dan

menentukan program-program yang di lakukan untuk mengatasi

permasalahan yang ada, di samping itu juga petugas pemberdayaan

untuk memformulasikan gagasan masyarakat yang di berdayakan ke

dalam bentuk tertulis apabila ada kaitanya dengan pembuatan

proposal kpada penyandang dana.

e. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat berperan sebagai

kader penggerak dalam suatu pemberdayaan dan berlangsungnya

program-program yang telah di kembangkan sebelumnya. Dan

kerjasama antara masyarakat dengan petugas sangatlah penting

demi terwujudnya keberhasilan dalam proses pemberdayaan.

f. Tahap evaluasi

Di dalam proses evaluasi sangatlah dibutuhkan pengawasan

oleh petugas maupun masyarakat terhadap program-program yang

telah berjalan sebelumnya. Dan keterlibatan masyarakat dan petugas

pemberdayaan di harapkan dalam jangka waktu yang pendek gar

bisa terbentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara

internal dan membangun komunitas jangka panjang demi

tercapainya kemandirian setelah proses pemberdayaan.

40
g. Tahap terminalasi

Dalam tahap ini merupakan tahapan pemutusan hubungan

secara formal, dan pada tahap ini petugas pemberdayaan harus tetap

melalikan kontak meskipun tidak rutin setiap waktu dan pada

akhirnya mengurangi kontak dengan komunitas sasaran demi

tercapainya kemandirian secara menyeluruh.34

6. Dasar Hukum Pemberdayaan Ekonomi

a. Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 10 bahwa telah

menempatkan manusia di muka bumi dan telah menjadikan

penghidupanya di dunia. Ayat ini berkaitan dengan Tamkin

(pemberdayaan) yaitu manusia telah diciptakan oleh Allah di bumi

agar manusia berusaha.

ٰ
َ َۗ ِ‫ض َو َجعَ ألنَا لَكُمأ فِي َها َم ٰعَي‬
)٠١( َ‫ش قَ ِل ٗيٗل َّما ت َ أشك ُُرون‬ ِ ‫َولَقَ أد َم َّكنَّكُمأ فِي أٱۡل َ أر‬

Artinya: “Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di


muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.”
(QS.Al-A’raf (7): 10).35

Allah SWT berfirman dalam mengingatkan hambanya atas

anugrah yang telah diberikan kepada mereka yaitu dia yang

menjadikan bumi berikut dengan kebaikan yang terdapat di

34
Ibid., hlm. 54.
35
Qur’an Surat Al-A’raf ayat 10.

41
dalamnya, usaha dan manfaat yang menjadi sarana penghidupan

mereka. Walaupun anugrah Allah sangatlah banyak akan tetapi

sedikit sekali yang bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada

hambanya. Allah menciptakan manusia di muka bumi ini sekaligus

juga menciptakan segala sarana untuk memenuhi kebutuhan bagi

kehidupan hambanya. Sumber penghidupan manusia Allah ciptakan

segala sumber kenikmatan tetapi bukan dipergunakan secara

semena-mena oleh pihak yang tak bertanggung jawab. 36 Dan Allah

juga telah menciptakan manusia di muka bumi ini dengan segala

kebaikan-Nya, dan juga memberikan kepahaman akan pengetahuan

kepada umat manusia sebagaimana hal yang Allah firmankan dalam

QS. Al- Baqarah ayat 269 sebagai berikut:

ٰٓ‫شا ٰٓ ٖۚ ُء َو َمن يُ أؤتَ أٱل ِح أك َمةَ فَقَ أد أُوتِ َي َخ أي ٗرا َكثِ ٗير َۗا َو َما يَذَّك َُّر ِإ ََّل‬
َ َ‫يُ أؤتِي أٱل ِح أك َمةَ َمن ي‬

ِ َ‫أ ُ ْولُواْ أٱۡل َ أل ٰب‬


)٩٦٢( ‫ب‬

Artinya: “Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang


dalam tentang Al-Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugrahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al-Baqarah
(2) : 269).37
Allah memberikan kelonggaran terhadap karunia-Nya dan

Allah mengetahui apa yang terbesit dalam hati dan yang bergetar

36
Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2, Cetakan ke 2 (Jakarta:
Gema Insani, 2007). Hlm. 340.
37
Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 269.

42
dalam setiap nurani manusia. Allah tidak hanya memberi harta saja

dan tidak memberi ampunan saja. Tetapi Allah memberi hikmah

yaitu kelapangan dan kelurusan tujuan mengerti sebab dan

tujuannya dan menempatkan segala sesuatu pada porsinya dengan

penuh kesadaran.

Makna Ulul Albab’ yaitu menunjukkan kepada orang-orang

yang berakal sehat yaitu orang-orang yang selalu ingat dan tidak

lupa dan sadar dan tidak lengah dan orang yang dapat mengambil

pelajaran sehingga tidak masuk dalam kesesatan, inilah merupakan

fungsi dari sebuah akal. Fungsinya yaitu untuk mengingat arahan-

arahan, hidayah dan petunjuk-petunjuk-Nya dan mengambil

manfaat darinya sehingga tidak hidup dengan lengah dan lalai.38

Allah SWT memberikan kepada manusia yaitu sebuah

anugrah yang banyak dan kepahaman yang selalu diberikan kepada

orang-oranag yang selalu bertawakal kepada Allah SWT yaitu

orang-orang yang memperhatikan perbuatanya karena

mempersiapkan diri untuk di akhirat kelak. Hal tersebut di jelaskan

dalam firman Allah SWT dalam QS. Al- Hasyr ayat 18:

َ‫س َّما قَ َّد َم أت ِلغَ َۖد َوٱتَّقُواْ ٱللَّ ٖۚهَ ِإنَّ ٱللَّه‬ ُ ‫ٰيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ َو ألتَن‬
ٞ ‫ظ أر نَ أف‬

)٠١( َ‫ير بِ َما ت َ أع َملُون‬


ُ ‫َخ ِب‬

38
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2 (Beirut: Darusy-Syuruq, 1412 H/1992M),
hlm.221.

43
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr (59) : 18).39
Ketakwaan merupakan dimana kondisi hati yang

diisyaratkan oleh nuansa lafaznya, namun pengungkapan tidak

selamanya dapat menggambarkan hakikat. Takwa merupakan

kondisi yang menjadikan hati selalu waspada, menghadirkan dan

merasakan Allah SWT dalam setiap keadaan. Ia takut merasa

bersalah dan malu bila Allah SWT mendapatinya berada dalam

keadaan yang dibenci oleh-Nya. Pengawasan atas setiap hati selalu

terjadi setiap waktu dan setiap saat. Jadi kapan seseorang erasa aman

dari penglihatan Allah.40

Berdasarkan dasar hukum diatas, jika dikaitkan dengan

pemberdayaan ekonomi adalah Allah SWT memberikan anugrah

kepada manusia berupa sumber penghidupan dan hikmah yaitu

kecerdasan dan kepahaman sehingga manusia tetap bertawakal dan

bersyukur kepada Allah SWT. Hal tersebut dilakukan dengan

memperhatikan apa yang dilakukannya dan bekerja dengan tidak

melanggar ketetapan Allah SWT sehingga akan selamat dunia dan

akhirat.

39
Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 18.
40
Ibid. hlm. 221.

44
b. Hadits

Dalam hadits-hadits di bawah ini menjelaskan untuk

menolong dan membantu kaum-kaum yang tidak berdaya yaitu

orang-orang miskin. Orang-orang yang miskin merupakan orang-

orang yang tidak berdaya karena tidak dapat mengentaskan

kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu hadits-hadits ini

berkaitan dengan konsep pemberdayaan (Tamkin), adapun hadits

yang berkaitan dengan pemberdayaan (empowerment) atau Tamkin

sebagai berikut:

Artinya: “Dari Abu Dzar RA, ia berkata. “Rasulullah SAW


bersabda, (Nisab) saudara-saudaranya kalian telah Allah
jadikan berada di bawah tangan kalian. Maka berilah
mereka makan seperti apa yang kalian makan, dan berilah
mereka pakaian seperti apa yang kalian pakai, serta
janganlah membebani mereka dengan sesuatu yang dapat
memberatkan mereka. Dan jika kalian membebankan
sesuatu kepada mereka, aka bantulah mereka”.(HR. Ibnu
Majah).41

Dalam hadis di atas bahwasanya seorang pemimpin yang

terlihat dari kalimat “saudara-saudara kalian telah Allah jadikan di

bawah tangan kalian”, artinya seseorang yang menjadi pemimpin

harus memberikan kelayakan kepada yang dipimpinnya bahwakan

memberikan sesuai yang ia pakai. Dalam kaitanya dengan

41
Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, Bulughul Marom Min Adillatil Ahkam. Hlm. 358.

45
pemberdayaan ekonomi pemimpinlah yang memberikan kebijakan

dalam program pemberdayaan tersebut sehingga harus memberikan

kebijakan sesuai kebutuhan masyarakat sasaranya dan kebijakan

tersebut tidak memberatkan rakyatnya, hal tersebut di jelaskan

dalam hadits di bawah ini:

Artinya: “Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ya Allah
barangsiapa menguasai salah satu urusan umatku lalu
menyusahkan mereka berilah kesusahan padanya”. (HR.
Muslim).42

Dalam pemberdayaan ekonomi dapat terealisasi jika terjadi

kerjasama antara satu orang dengan yang lainya. Dalam kerjasama

tersebut haruslah tercipta rasa kebersamaan, rasa saling mengasihi

dan saling percaya. Penguatan tersebut tercantum dalam hadits

berikut:

Artinya: “Dari Anas bahwa Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam


bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya,
tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia
mencintai tetangganya atai kepada saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (Muttafaqun
‘Alaih).

42
Ibid, hlm 331.

46
Pemberdayaan berkaitan dengan masalah kemiskinan,

dengan membantu orang yang miskin maka akan mendapat pahala

dan kriteria kemiskinan bukan hanya sebatas kekurangan makan,

akan tetapi kekuarangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal

tersebut tercantum dalam hadits Rasulullah SAW.

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,


orang miskin bukanlah dengan berkeliling meminta-minta
kepada orang lain, lalu ia menerima sesuap atau dua suap,
atau menerima satu atau dua kurma.”para sahabat bertanya,
“lalu apa yang dimakasud dengan miskin wahai
Rasulullah?” beliau menjawab, orang yang tidak memiliki
harta yang mencukupinya, namun keadaanya itu tidak
diketahui sehingga ia diberi sedekah, dan ian tidak
meminta-minta sesuatu kepada orang lain”.(HR.
Muslim).43

7. Konsep Pemberdayaan Ekonomi

a. Konsep Pemberdayaan (Tamkin) Ekonomi Perspektif Al-

Qur’an

1. Definisi Pemberdayaan (Tamkin)

Kata Tamkin dalam Al-Qur’an dengan semua turunanya akar

katanya disebutkan sebanyak 18 kali. Al-Qur’an tidak membatasi

Tamkin untuk istilah yang khusus, tetapi hal tersebut digunakan

43
Op.Cit, Imam Abi Husain Muslim Ibnu Hajaj, hlm. 435.

47
untuk menyebutkan bermacam-macam makna-makna Tamkin

sebagaimana disebutkan dalam kamus-kamus bahasa. Paling tidak

Al-Qur’an menggunakan kata Tamkin untuk menunjukkan pada

makna berikut:

a. Tamkin berarti pemberian kekuasaan atau kerajaan Allah Swt,

sebgaimana dalam QS. Al-Kahfi ayat 84. Tafsir ini ketika Allah

Swt memberikan kepada Zulkarnain untuk menjelajahi

permukaan bumi. Sebagaimna yang di kehendaki sehingga ia

sampai ke pelosok duni dan menguasai kerajaan bumi dan Allah

telah memberikan kepada ilmu pengetahuan yang cukup,

kekuasaan yang luas, dan alat perlengkapan untuk mencapai

tujuan.44

َ ‫ض َو َءات َ أي ٰنَهُ ِمن ك ُِل ش أَيء‬


)١٨( . ‫سبَ ٗبا‬ ِ ‫إِنَّا َم َّكنَّا لَ ۥهُ فِي أٱۡل َ أر‬

Artinya: “Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan


kepadanya di (muka) bumi, dan kami telah
memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu”.(QS.Al-Kahfi (18): 84).

b. Tamkin berarti kedudukan di sisi penguasa. Allah Swt juga

berfirman perihal Malaikat Jibril QS. At-Takwir ayat 20:

)٩١( ‫ذِي قُ َّو ٍة ِعن َد ذِي أٱلعَ أر ِش َم ِكين‬

Artinya: “Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai


kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arsy”.

44
Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya ( Yogyakarta: PT Dana Bhakti
Wakaf, 1995), hlm. 14.

48
c. Tamkin berarti keteguhan terhadap agama yaitu kekuatan untuk

mempraktikkan dan menonjolkan syiar-syiar agama dalam

keadaan aman tanpa adanya gangguan dan kekacauan.

sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nur ayat 55 sebagai

berikut:

ِ ‫ت لَيَ أست َ أخ ِلفَنَّ ُهمأ فِي أٱۡل َ أر‬


‫ض‬ َّ ٰ ‫ع َد ٱللَّهُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُواْ ِمنكُمأ َوع َِملُواْ ٱل‬
ِ ‫ص ِل ٰ َح‬ َ ‫َو‬

َ َ‫ٱست َ أخل‬
‫ف ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ أب ِل ِهمأ َولَيُ َم ِكنَنَّ لَ ُهمأ دِينَ ُه ُم ٱلَّذِي أٱرتَض َٰى لَ ُهمأ‬ ‫َك َما أ‬

‫َولَيُبَ ِدلَنَّ ُهم ِمن بَ أع ِد َخ أوفِ ِهمأ أ َ أم ٗن ٖۚا يَ أعبُدُونَنِي ََل يُ أش ِركُونَ بِي ش أَي ٖۚا َو َمن َكفَ َر‬

ِ َ‫بَ أع َد ٰذَ ِلكَ فَأ ُ ْو ٰلَٰٓ ِئكَ ُه ُم أٱل ٰف‬


)٥٥( َ‫سقُون‬

Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang


beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal
yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimna Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-
Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentosa.mereka tetap menyembah-Ku
dengan tiada mempersekutukanku sesuatu apapun
dengan aku, dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik”.(QS. An-Nur ayat 55).45

2. Pembagian Tamkin dalam Al-Qur’an

Menurut Faridah Ahmad bahwa Tamkin dalam Mafhum At-

Tamkin Fi Al-Qur’an Al-Karim bahwa Tamkin terhadap suatu

tempat yang dimaksudkan yaitu suatu yang mengkokohkan atau

45
Qur’an Surat An-Nur ayat 55.

49
meneguhkan sesuatu di tempat tersebut. Hal tersebut dalam Al-

Qur’an yaitu dengan bentuk Fi’il (kata kerja) yang disandarkan

kepada Allah. Karena hanya Allah-lah yang mampu meneguhkan

manusia terhadap sesuatu yang dikehendaki dan meneguhkan

sesuatu yang dikehendaki untuk manusia.

Dalam hal diatas bentuk pertama khusus untuk Tamkin di atas

bumi, sedangkan bentuk Tamkin yang kedua mencakup atas agama,

kekuatan, kekuasaan, dan harta. Dengan demikian, manusia akan

memperoleh Tamkin (berdaya) jika terpenuhinya kedua unsur

tersebut antara lain yaitu:46

a. Secara Maddi (materi). Hal ini berarti manusia telah berdaya

atau mampu mengelola bumi dan mencari penghidupan di

dalamnya. Oleh karena itu, terdapat penyebutan ‫معايش‬

bersamaan dengan Tamkin diatas muka bumi. Allah Swt

berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 10:


ٰ
َ َۗ ِ‫ض َو َجعَ ألنَا لَكُمأ فِي َها َم ٰعَي‬
)٠١( َ‫ش قَ ِل ٗيٗل َّما ت َ أشك ُُرون‬ ِ ‫َولَقَ أد َم َّكنَّكُمأ فِي أٱۡل َ أر‬

Artinya: “Sesungguhnya kami telah mnempatkan kamu sekalian


di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu
bersyukur”. (QS. Al-A’raf (7): 10).47

Maksud ‫ معايش‬adalah sesuatu yang menjamin keberlangsungan

hidup atau kebutuhan pokok meliputi makanan, minuman,

46
Op.Cit, Yulizar D. Sanrego dan Moch Taufik, hlm. 86-89.
47
Qur’an Surat Al-A’raf ayat 10.

50
pakaian, dan lain-lain. Termasuk juga kategori aini adalah

Tamkin (berdaya) dari sisi harta, kekuatan, dan anak. Hal

tersebut di jelaskan dalam firman Allah Swt dalam QS. Al-

An’am ayat 6:
ٰ
ِ ‫أَلَمأ يَ َر أواْ كَمأ أ َ أهلَ أكنَا ِمن قَ أب ِل ِهم ِمن قَ أرن َّم َّكنَّ ُهمأ فِي أٱۡل َ أر‬
‫ض َما لَمأ نُ َم ِكن لَّكُمأ‬

‫علَ أي ِهم ِم أد َر ٗارا َو َجعَ ألنَا أٱۡل َ أن ٰ َه َر ت َ أج ِري ِمن تَ أحتِ ِهمأ فَأ َ أهلَ أك ٰنَ ُهم‬ َّ ‫س ألنَا ٱل‬
َ ‫س َما ٰٓ َء‬ َ ‫َوأ َ أر‬

)٦( َ‫بِذُنُوبِ ِهمأ َوأَنش أَأنَا ِمن بَ أع ِد ِهمأ قَ أرنًا َءا َخ ِرين‬

Artinya: “apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak


generasi yang telah kami binasakan sebelum mereka,
padahal (generasi itu) telah kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum
pernah kami berikan kepadamu, dan kami curahkan
hujan yang lebat atas mereka dan kami jadikan sungai-
sungai mengalir di bawah mereka, kemudian kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan
kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”
(QS. Al-An’am (6): 6).48

b. Secara Ma’nawi (non-materi). Hal ini akan terpenuhi dengan


adanya peneguhan agama dan keamanan untuk manusia. Allah

Swt berfirman dalam QS. An-Nur ayat 55 bahwasanya:

ِ ‫ت لَيَ أست َ أخ ِلفَنَّ ُهمأ فِي أٱۡل َ أر‬


‫ض‬ َّ ٰ ‫ع َد ٱللَّهُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُواْ ِمنكُمأ َوع َِملُواْ ٱل‬
ِ ‫ص ِل ٰ َح‬ َ ‫َو‬

َ َ‫ٱست َ أخل‬
‫ف ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ أب ِل ِهمأ َولَيُ َم ِكنَنَّ لَ ُهمأ دِينَ ُه ُم ٱلَّذِي أٱرتَض َٰى لَ ُهمأ‬ ‫َك َما أ‬

‫َولَيُبَ ِدلَنَّ ُهم ِمن بَ أع ِد َخ أوفِ ِهمأ أ َ أم ٗن ٖۚا يَ أعبُدُونَنِي ََل يُ أش ِركُونَ ِبي ش أَي ٖۚا َو َمن َكفَ َر‬

ِ َ‫بَ أع َد ٰذَ ِلكَ فَأ ُ ْو ٰلَٰٓ ِئكَ ُه ُم أٱل ٰف‬


)٥٥( َ‫سقُون‬

Atinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang


beriman di antra kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan

48
Qur’an Surat Al-An’am ayat 6.

51
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimna Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah di ridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentosa, mereka tetap
menyembahku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu maka mereka itulah orang-orang yang
fasik”. (QS. An-Nur (24): 55).49

Berdasarkan landasan hukum di atas maka dapat

dipahami bahwa seseorang dikatakan berdaya jika terdapat pada

dirinya. Tamkin (kekuatan atau berdaya) yang mencakup dua

kategori di atas. Kategori berdaya tersebut dapat dinisbatkan

kepada makna atas konsep tentang kemiskinan yang memiliki

pemahaman miskin secara materi maupun non materi.

Pada aturan praktis yaitu pada program pemberdayaan

(Tamkin) ekonomi, maka pemahaman secara utuh terhadap

konsep Tamkin di atas menjadi fundamental. Pemahaman

tentang konsep Tamkin yang memberikan suatu perubahan

secara sistematis untuk kesejahteraan masyarakat dan

melakukan pendekatan pengentasan kemiskinan yang

dilakukan.50

8. Pengertian Organisasi

Pada dasarnya Organisasi merupakan sarana untuk mencapai

suatu tujuan melalui fungsi-fungsi manajeral yang di lakukan oleh ketua

49
Qur’an Surat An-Nur ayat 55.
50
Op.Cit, Yulizar Sanrego dan Moch Taufik. Hlm. 90.

52
organisasi. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan tercapainya

suatu tujuan sangat di tentukan oleh organisasi itu sendiri. Berikut

merupakan beberapa definisi organisasi:

Organisasi menurut Edgar H. Schein, bahwasanya organisasi

merupakan bentuk koordinasi yang sifatnya rasional yang di lakukan

oleh sejumlah orang atau kelompok demi tercapainya suatu tujuan yang

jelas melalui pembagian kerja atau fungsi dan melalui hierarki otoritas

dan pertanggungjawaban.

Sedangkan menurut Stephen Robbins dan Mary Mathew,

bahwasanya organisasi adalah sebagai entitas sosial yang di koordinasi

secara sadar, dengan batasan-batasan yang relatif dapat dikenali, yang

fungsinya dapat terus menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai

suatu tujuan bersama.51

9. Tujuan dan Fungsi Organisasi

Organisasi bertujuan untuk:

a. Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.

c. Menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha

Esa.

51
Dra. Setyowati, M.Si, Organisasi dan Kepemimpinan Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), hlm. 4.

53
d. Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika dan

budaya yang hidup dalam masyarakat.

e. Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

f. Mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong dan

toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

g. Menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan

bangsa.

h. Mewujudkan tujuan negara.

Organisasi mempunyai beberapa fungsi dalam masyarakat, fungsi

Organisasi antara lain sebagai sarana:

a. Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/ atau

tujuan organisasi.

b. Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan

organisasi.

c. Penyalur aspirasi masyarakat.

d. Pemberdayaan masyarakat.

e. Pemenuhan pelayanan sosial.

f. Partisiapasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan

memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

g. Memelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.52

52
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan, Pasal 5 dan Pasal 6.

54
10. Peran Organisasi dalam Masyarakat

Manusia sebagai makhluk individu, niscaya hidup di dalam

masyarakat dan berdampingan dengan masyarakat, hal tersebut

merupakan kodrad manusia selama hidup di dunia. Manusia akan

mempengaruhi dan di pengaruhi oleh segala hal yang berlaku dan terjadi

di masyarakat, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit, manusia

dengan segala keunikanya pastinya akan memainkan peran dalam

kehidupan bermasyarakat.

Demikian pula dengan organisasi yang ada di dalam masyarakat,

yang terdiri dari kumpulan manusia, tentunya memiliki karakteristik

tersendiri, pada hakekatnya manusia memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Organisasi yang telah mapan persiapanya dalam

masyarakat di yakini mempunyai budaya organisasi tersendiri dalam

mendorong potensi yang di miliki oleh organisasi tersebut dalam

mendukung segala aspek yang berada di sekitarnya, seperti organisasi

yang berada di pedesaan yang sangat di perlukan perananya dalam

mendukung pengembangan ekonomi masyarakat desa demi

terwujudnya kesejahteraan sosial.

Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat di sekitarnya, khususnya organisasi masyarakat

yang berada di pedesaan. Suatu lingkungan masyarakat yang di huni

oleh suatu organisasi masyarakat di pastikan membawa budaya yang

55
baik jika organisasi tersebut mempunyai budaya organisasi yang baik,

oleh karena itu, demi terwujudnya budaya organisasi masyarakat yang

baik sangatlah di perlukan peranan dari pemerintah desa dalam upaya

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi demi tercapainya budaya

organisasi yang baik demi mendukung kinerja pemerintah desa dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan meningkatkan

ekonomi desa dengan di lakukanya pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi yang ada di desa tersebut.53

Dalam teori tersebut apabila di asosiasikan kedalam konteks

organisasi masyarakat, maka sebuah pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi masyarakat dapat di artikan sebagai proses menumbuhkan

atau meningkatkan sebuah kesadaran pada diri organisasi masyarakat

dan sebagai cara untuk memotivasi setiap individu ataupun kelompok

organisasi. secara psikologis dan termotivasi untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan untuk menjalankan fungsinya sebagai

pengurus dan kader organisasi. Atau paling tidak pemberdayaan

ekonomi melalui organisasi dapat membantu pemerintah desa dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat desa.

Konsepsi pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

masyarakat yang berada di pedesaan dilaksanakan dengan melibatkan

unsur-unsur manajemen sumber daya, yaitu melalui konsep-konsep

53
Sentot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), hlm. 7.

56
yang ditunjukkan untuk memperkuat organisasi dalam aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk kerja, seperti halnya melalui

pendidikan dan pelatihan, memberi akses dan fasilitas agar organisasi

dapat memperoleh kebebasan dan kemandirian dalam berinisiatif,

berinovasi, serta berkreasi dan mengintruksi hal-hal yang baru untuk

mengoptimalkan peran organisasi masyarakat dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat di pedesaan. Oleh karena itu, kemandirian

organisasi perlulah di tetapkanya langkah-langkah program kerja

organisasi khususnya di bidang kemandirian dan pemberdayaan

ekonomi kader dan organisasi demi tercapainya kemandirian ekonomi

dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan.

C. Pengembangan Ekonomi dalam Hukum Ekonomi Syari’ah

Menurut Kartasasmita Pengembangan Ekonomi merupakan

pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan yang dihasilkan oleh

upaya pemerataan, penekanan pada peningkatan kualitas sumber daya

manusia.54

Menurut Fellman pengertian pengembangan adalah Mengubah

sumber daya alam dan manusia suatu wilayah atau negeri sehingga berguna

dalam produksi barang, melaksanakan pertumbuhan ekonomi, modernisasi,

dan perbaikan, dalam tingkat produksi barang (materi) dan konsumsi,

Pembanguanan atau pengembangan pedesaan (rural development).

54
Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan, (Jakarta: Cides, 1996), hlm. 142.

57
Maka dengan demikian yang dimaksud dengan pengembangan

ekonomi adalah sebuah upaya atau metode dalam menjalankan aktivitas

ekonomi guna pemenuhan kebutuhan masyarakat secara individu dan

kelompok demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Strategi efektif

dalam merealisasikan pengembangan ekonomi masyarakat adalah dengan

cara pemberdayaan yaitu melalui pemberian penguatan, kemampuan,

pengetahuan dalam mengelola asset yang ada di dalam masyarakat agar

tercapainya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggi.

Pengembangan ekonomi masyarakat Desa juga merupakan proses

pengelolaan potensi Desa yang mobilisasi masyarakat setempat. Proses

pengelolaan potensi juga harus dilakukan dengan perencanaan dan strategi

yang matang, karena proses tersebut mengakomondasi sumber daya

manusia dan alam sehingga terciptanya keseimbangan permasalahan

masyarakat dan masalah desa lainya.

Dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi untuk

pengembangan ekonomi masyarakat desa merupakan tugas dari Pemerintah

Desa, dalam hal ini pemberdayaan (Tamkin) merupakan suatu hal yang

sangat dibutuhkan demi tercapainya kesejahteraan dan pengembangan

ekonomi masyarakat Desa.seperti yang di jelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat

10:

ٰ
َ َۗ ‫ض َو َجعَ ألنَا لَكُمأ فِي َها َم ٰعَ ِي‬
)٠١( َ‫ش قَ ِل ٗيٗل َّما ت َ أشك ُُرون‬ ِ ‫َولَقَ أد َم َّكنَّكُمأ فِي أٱۡل َ أر‬

Artinya: “Sesungguhnya kami telah mnempatkan kamu sekalian di muka


bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber)

58
penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. (QS. Al-A’raf (7):
10).55

Maksud ‫ معايش‬adalah sesuatu yang menjamin keberlangsungan hidup

atau kebutuhan pokok meliputi makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.

Termasuk juga kategori aini adalah Tamkin (berdaya) dari sisi harta,

kekuatan, dan anak.

Dengan demikian, pengembangan ekonomi dalam Hukum Ekonomi

Syari’ah merupakan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk mengatur

dengan menciptakan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan

dalam masyarakat, mengurangi pengangguran dan menciptakan

penggunaan tenaga kerja penuh. Dan pemerataan pembangunan biasanya

dikaitkan dengan masalah kemiskinan. Dan secara umum tujuan

pembangunan ekonomi islam adalah terpenuhinya dan terpeliharanya

maqasid syari’ah yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta, sehingga

tercapainya kesejahteraan dunia maupun akhirat. Dalam konteks duniawi

tercapainya kesejahteraan ditandai dengan wujud negara yang makmur dan

sejahtera, dimana semua penduduk memiliki akses untuk memenuhi

berbagai kebutuhannya sehingga memperoleh kenyamanan hidup (hayatan

thayyiban).56

55
Qur’an Surat Al-A’raf ayat 10.
56
H. Mohammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam
di Indonesia,(Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2005), hlm. 79.

59
BAB III

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI DI DESA LEBAK

KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis

a. Letak dan Batas Desa Lebak

Desa Lebak merupakan salah satu Desa yang berada di

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Desa Lebak ini

berada di sebelah Timur Kabupaten, yang memiliki jarah tempuh dari

Kabupaten -+ 45 menit.

Yang mana Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara

ini memiliki luas wilayah 959.970 Ha. Desa ini berjarak 1,5 km dari

pusat Pemerintahan Kecamatan dan 11 km dari pusat Kabupaten

Jepara. Adapun daerah yang membatasi Desa Lebak itu sendiri adalah

sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Guyangan dan Suwawal

Timur.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung dan Desa

Plajan.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kecapi dan Bringin.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bulungan.

60
Wilayah Desa Lebak terbagi menjadi 23 Dukuh yang terdiri atas

6 RW dan 30 RT. Berikut Nama-nama dukuh di Desa Lebak Kecamatan

Pakis Aji Kabupaten Jepara:

Tabel 3.1.
Nama-Nama Dukuh di Desa Lebak

No Nama Dukuh No Nama Dukuh

1. Dukuh Krajan 13. Dukuh Sonyo

2. Dukuh kauman 14. Dukuh Sebawuk

3. Dukuh Siti Rejo 15. Dukuh Blimbing

4. Dukuh Selulang 16. Dukuh suru

5. Dukuh Tanjung Sari 17. Dukuh Kepoh

6. Dukuh Ngancar 18. Dukuh Semangeng

7. Dukuh Sepayung 19. Dukuh Kamboja

8. Dukuh Punden 20. Dukuh Gabang

9. Dukuh Nongko bowo 21. Dukuh Nganjir

10. Dukuh Pasar 22. Dukuh Manggis Indah

11. Dukuh Gayam 23. Dukuh Klentengan

12. Dukuh Gagel

Sumber: Geografis Pemerintahan Desa Lebak

b. Keadaan Pendudukan

Total Jumlah penduduk di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara tercatat sebanyak 34.623 Jiwa. Yang terbagi atas

61
beberapa tingkatan umur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2.
Sebaran Jumlah Penduduk di Desa Lebak
1. Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah


1. 0-5 714 677 1391
2. 6-10 547 586 1133
3. 11-15 621 593 1214
4. 16-20 646 621 1267
5. 21-25 672 693 1365
6. 26-30 719 673 1392
7. 31-39 726 682 1408
8. 40-49 772 761 1533
9. 50-59 724 668 1392
10. 60-… 532 488 1020
jumlah 6673 6442 13115
Sumber : Demografis Pemerintah Desa Lebak

Tabel 3.3.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
2. Tingkat Pendidikan

No kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah


1. Tamat 499 576 1075
akademik/perguruan
tinggi
2. Tamat 950 785 1756
SLTA/SMK/SMA
3. Tamat SLTP/MTs 1620 1515 3135
4. Tamat SD/MI 1874 1673 3538
5. Tidak 1730 1873 3603
sekolah/belum
sekolah
jumlah 6673 6422 13095

62
Sumber : Demografis Pemerintah Desa Lebak

2. Kondisi Sosial Budaya, Agama dan Ekonomi

a. Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Desa Lebak mempunyai pola kehidupan yang

mengarah kepada sistem solidaritas, sehingga keadaan sosial budaya

yang ada di masyarakat Desa Lebak seakan-akan mempunyai kesatuan

yang utuh, dimana dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu

hidup rukun dan damai, hal ini dapat dilihat dalam keseharianya.

Masyarakat Desa Lebak juga mempunyai semangat gotong

royong yang sangat tinggi. Hal ini tercerminkan dalam sikap warga

masyarakat yang saling tolong menolong-menolong dalam urusan

masyarakat, seperti ikut serta dalam pembangunan jalan, kerjabakti

setiap minggunya dan menjenguk ketika ada tetangga yang lagi sakit,

dan lain sebagainya.

Sebagian besar masyarakat Desa Lebak ber-etnis jawa yang

mempunyai corak budaya seperti masyarakat jawa lainya, budaya

tersebut dipertahankan oleh masyarakat Desa Lebak sejak dahulu

hingga sekarang. Adapun budaya tersebut adalah:

1. Sedekah bumi

Sedekah bumi merupakan sebuah budaya yang sudah di

lakukan oleh penduduk Desa Lebak sejah dahulu, sedekah bumi

merupakan suatu kegiatan dimana warga Desa Lebak mengadakan

syukuran atas hasil bumi yang di dapatkan oleh masyarakat Desa,

63
dalam pelaksanaanya, setiap perwakilan dari RT membuat arak-

arakan dari hasil kebun maupun sawah yang dimiliki oleh warga

Desa, kemudian hasil bumi tersebut di arak dari titik awal

pemberangkatan sampai ke balaidesa, kemudian hasil bumi

tersebut di perebutkan dan kemudian setiap warga Desa sesudah

sampai di balaidesa, dari Pemerintah Desa menyuguhkan makanan

untuk warga Desa yang mengikuti arak-rakan hasil bumi tersebut.

2. Manganan

Kegiatan manganan ini di laksanakan di sebuah punden di

Desa Lebak, kegiatan manganan ini dilaksanakan 1 (satu) tahun

sekali tepatnya pada bulan mei, kegiatan ini sudah ada sejak ratusan

tahun yang lalu dan berlangsung sangat meriah sekali. Penduduk

akan berbondong-bondong membawa makanan, hewan peliharaan,

dan juga hasil bumi yang sebagian di sedekahkan dan di mintakan

do’a pada sesepuh Desa. Acara tersebut juga dimeriahkan oleh

tayub (joget) yang diikuti semua warga Desa dan semua

penggunjung yang hadir.

b. Kondisi Agama

Dalam konteks sosio-religius, mayoritas warga masyarakat Desa

Lebak memeluk Agama Islam. dan yang beragama Non islam sebagian

merupakan warga pendatang dan tidak menetap di Desa Lebak. Mereka

yang mayoritas Islam sudah membentuk kultur dan budaya dengan ciri

khas dan karakter masing-masing kelompok. Seperti masyarakat Desa

64
Lebak ini, dan di Desa Lebak dalam pola hidup masyarakat sangat

mempertahankan kultur organisasi yang cukup kuat.

Dalam menjalani kehidupan beragama sebagai umat Islam,

masyarakat Desa Lebak umumnya mengikuti aliran Ahlussunah Wal

Jamaah dan menganut Madzhab Syafi’i. dan di Desa Lebak hanya ada

1 (satu) organisasi keagamaan yaitu Nahdlatul Ulama (NU) yang

tumbuh subur dan berkembang. Dan dari keseluruhan jumlah penduduk

Desa Lebak, mayoritas bahkan keseluruhan masyarakat menganut

agama islam.

c. Kondisi Ekonomi

Desa Lebak merupakan sentranya perekonomian di Kecamatan

Pakis Aji, memiliki beberapa faktor yang memberikan kontribusi bagi

perekonomian Desa baik dalam sumbangan produksi maupun

penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan sebuah modal bagi

suatu bangsa. Jumlah dan komposisi kerja yang aktif dalam kegiatan

ekonomi adalah angkatan kerja, beberapa sektor yang menjadi potensi

Desa sebagai penggerak perekonomian di Desa meliputi:

Tabel 3.4.
Klarifikasi Pekerjaan

Mata pencahiaan Laki-laki Perempuan Jumlah


Tani/buruh tani 1952 1890 3842
Buruh Pabrik/ Non 1808 1902 3710
Pabrik
Pedagang 1491 1490 2981
nelayan 7 0 7
PNS 165 169 334

65
TNI/Polisi 4 1 5
Belum atau tidak 1246 990 2236
bekerja
lainya 6673 6442 13115
Sumber: Demografis Pemerintah Desa Lebak

Dari tabel diatas kita dapat ketahui bahwa di Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara mayorotas bermata

pencahariaan Tani/Buruh Tani dengan jumlah total 3842 buruh,

dengan jumlah laki-laki sejumlah 1952 dan perempuan sejumlah

1890, kemudian mayoritas kedua yaitu sebagai buruh pabrik/non

pabrik dengan total keseluruhan berjumlah 3710 buruh dengan jumlah

laki-laki 1808 buruh dan perempuan berjumlah 1902 buruh, dan

mayoritas mata pencahariaan ketiga yaitu sebagai pedagang dengan

total keseluruhan 2981 pedagang, dengan jumlah laki-laki 1491 orang

dan perempuan sejumlah 1490 orang. Dan kenapa pekerjaan di Desa

lebak bermacam-macam, karena warga masyarakat di desa lebak

berbeda-beda keahlian, yang mana keahlian itu diperoleh dari

program-program pemerintah seperti halnya pemberdayaan yang di

lakukan oleh pemerintah Desa.

Kemudian dapat di pahami bahwa Ekonomi masyarakat Desa

Lebak ditopang dalam sektor pertanian, perdagangan, dan buruh

pabrik/non pabrik tetapi pusat mata pencaharian masyarakat Desa

Lebak mayoritas yang adalah buruh pabrik dan pertanian karena

disektor-sektor lainya tidak banyak peminatnya.

66
3. Macam-Macam Organisasi di Desa Lebak

Berdasarkan data dari Pemerintah Desa Lebak bahwasanya di Desa

Lebak ada berbagai Organisasi yang di berdayakan. Di antara organisasi

tersebut di bagi menjadi 2 (dua) yaitu Organisasi lokal maupun Organisasi

yang di bentuk oleh pemerintah Desa sendiri. Organisasi lokal merupakan

organisasi yang dibentuk oleh seseorang yang berkepentingan untuk

mencapai tujuan bersama yang di luar Pemerintaha Desa. Sedangkan

Organisasi yang di bentuk oleh Pemerintah Desa adalah Organisasi yang di

bentuk oleh Pemerintah Desa itu sendiri melalui peraturan-peraturan dari

Desa dalam pembentukan organisasi tersebut. Organisasi tersebut antara

lain yaitu:

1. Karang Taruna (KARTAR)

Karang taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan

sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat

yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab

sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di

wilayah Desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha

kesejahteraan.

2. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan mitra

kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi

sebagai fasilitator, perencanaan, pelaksanaan, pengendali dan

67
penggerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya program

dari pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK).

3. Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan kumpulan para petani yang

bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan

efisiensi usaha.

Kelompok tani memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu:

a. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi

kebutuhan pasar (kualitas, kualitas,kontinunitas dan harga).

b. Penyediaan modal usaha dan menyalurkanya secara kredit/

pinjaman kepada para petani yang membutuhanya.

c. Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan,

pengolahan, pengepakan dll) yang dapat meningkatkan nilai

tambah.

d. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk

petani kepada pedagang/industri hilir.

4. Organisasi Keagamaan (IPNU IPPNU)

Organisasi keagamaan merupakan salah satu bentuk lembaga

kemasyarakatan yang dibentuk atas dasar kesamaan baik kegiatan

maupun profesi dan agama.

Namun di Desa Lebak organisasi keagamaan tersebut tidak

terpaku dalam persoalan keagamaan saja, melainkan ikut dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa, yaitu melalui

68
pemberdayaan dan pelatihan-pelatihan guna terciptanya kemandirian

dalam masyarakat.

4. Program-Program Pemberdayaan Ekonomi melalui Organisasi di

Desa Lebak

Adapun yang dilakukan oleh pemerintah Desa Lebak dalam upaya

meningkatkan ekonomi masyarakat Desa yaitu melalui program-program

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak tersebut antara

lain yaitu:

a. Pemberdayaan Ekonomi melalui Karang Taruna

Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat Desa. Karang

taruna di Desa Lebak yaitu diadakanya pelatihan, pelatihan di tujukan

untuk mengasah keterampilan para anggota karang taruna demi

terciptanya kemandirian dalam menciptakanya ekonomi masyarakat yang

maju dan berkembang.

Gambar 3.1
Pelatihan Kewirausahaan Karang Taruna Desa Lebak

Sumber : Pemerintah Desa Lebak

69
Dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan diharapkan pemuda

Karang Taruna Desa Lebak dapat menginspirasi bagaimana kedepanya

agar organisasi karang taruna dapat membuka usaha yang dapat berguna

bagi masyarakat. Sementara itu menurut penjelasan Ketua Karang taruna

yaitu mas Faiz Khoiruddin yang di wawancarai penulis pada Hari Jum’at

30 Juli 2021, Pukul 09.30 mengatakan bahwasanya pemberdayaan

ekonomi melalui anggota karang taruna sangatlah penting, karena basis

ekonomi kerarakyatan berasal dari pedesaan yang sangat potensial dan

kedepanya karang taruna dituntut untuk bekerja secara profesional dan

diharapkan dengan adanya pelatihan kewirausahaan ini dapat membuka

peluang untuk mengembangkan bumdes atau usaha mikro perorangan bagi

masyarakat desa.

Beliau juga mengatakan bahwasanya pemberdayaan di Desa Lebak

Ini harus di upayakan terutama dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi ini, karena dengan adanya pemberdayaan maupun program-

program pelatihan dari Pemerintah Desa dapat melatih keterampilan para

anggota organisasi demi terwujudnya organisasi yang produktif, terampil

untuk memajukan ekonomi masyarakat di Desa Lebak.

b. Pemberdayaan Ekonomi melalui Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

(PKK)

Pemberdayaan melalui PKK sebagai anggota masyarakat dan masih

tergolong sebagai tenaga kerja produktif sangat penting dilakukan, yang

tujuanya untuk menumbuhkan kesadaran dan kemandirian dalam

70
berusaha, sekaligus memperluas lapangan kerja guna meningkatkan

pendapatan keluarga dalam usaha mencapai keluarga yang bahagia dan

sejahtera.

Dalam pemberdayaan PKK selama ini sudah berjalan cukup baik,

pemberdayaan ekonomi melalui PKK yang dimaksudkan yaitu dengan

memaksimalkan hasil pertanian yang kemudian dari hasil tani tersebut

dapat dimanfaatkan. Dan kemudian hasil pertanian tersebut dapat diolah

menjadi sebuah produk. Dengan pemberdayaan PKK yang lebih meluas

mengakibatkan hasil pengolahan hasil tani, seperti singgong, ubi rambat,

pisang menjadi meningkat, dengan demikian ekonomi masyarakat

semakin maju dengan adanya pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

tersebut.

Gambar 3.2.
Produksi Makanan Ringan Ibu-Ibu PKK Desa Lebak

Sumber : Pemerintah Desa Lebak

71
Menurut ibu suryati selaku ketua PKK di Desa Lebak, beliau

mengatakan bahwasanya dengan adanya program dari Pemerintah Desa

Lebak ini membantu sekali bagi masyarakat maupun anggota organisasi

untuk lebih produktif lagi dalam upaya meningkatkan ekonomi

masyarakat Desa. Dengan adanya pemberdayaan ini juga memberikan

kemajuan ekonomi terhadap masyarakat sekaligus para petani, karena

hasil dari petani bisa di kembangkan menjadi aneka makanan dan cemilan

yang kemudian dapat di jual kembali dalam bentuk makan yang sudah jadi

bukan dari hasil kebun yang masih utuh.

c. Pemberdayaan Ekonomi melalui Kelompok Tani

Dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Desa, Pemerintah Desa

Lebak bekerjasama dengan Dinas Pertanian dalam memberikan

penyuluhan bagaimana cara bertani dengan baik dan mengenali obat-

obatan yang bagus buat tanaman dan juga membuat salauran irigasi yang

baik, demi tercapainya hasil yang maksimal yang dilakukan oleh

kelompok tani di Desa Lebak.

72
Gambar 3.3.
Kumpulan Kelompok Tani Desa Lebak

Sumber: Pemerintah Desa Lebak

Dalam kumpulan rutin Kelompok Tani di Desa Lebak yang

berkerjasama dengan Dinas Pertanian di Jepara bahwasanya yang

dilakukan oleh Kelompok Tani yaitu melakukan kumpulan rutin yang

dilakukan 2 (dua) minggu sekali yaitu pada hari senin yang dalam rutinan

tersebut membahas mengenai pengembangan Kelompok Tani kedepanya

dan monitoring terhadap Kelompok Tani dan juga memperkuat

kelembagaan kelompok tani demi terbentunya Kelompok Tani yang

terlatih dan juga berkualitas.

Dan dalam penguatan kelembagaan petani di Desa Lebak,

Pemerintah Desa Lebak melakukan beberapa upaya. Diantaranya yaitu:

mendorong dan membimbing petani agar mampu bekerjasama dibidang

ekonomi secara berkelompok-kelompok petani yang lain dan juga

73
melakukan kegiatan pendampingan dan latihan yang dirancang secara

khusus bagi pengurus dan anggota dan juga melakukan penyuluhan

pertanian lapangan secara berkala.

Gambar 3.4.
Penyemprotan Hama Kelompok Tani Desa Lebak

Sumber : Pemerintah Desa Lebak

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Obed selaku Ketua Tani di

Desa Lebak, bahwasanya dari Pemerintah Desa dalam upaya

pemberdayaan Kelompok Tani ini sudah baik dan sudah membantu para

petani yang kurang faham dalam ilmu pertanian yang baik, meskipun dari

Pemerintah Desa dalam pemberdayaan ini masih kurang optimal dalam

anggaran maupun hal lainya.

d. Pemberdayaan Ekonomi melalui Organisasi Keagamaan

Pemberdayaan ekonomi melalui organisasi keagamaan merupakan

suatu upaya Pemerintah Desa dalam pemberdayaan untuk meningkatkan

perekonomian dan melatih skil organisasi. Organisasi keagamaan bukan

hanya dalam lingkup keagamaan saja, dalam pemberdayaan ekonomi

74
melalui organisasi ini, harapan Pemerintah Desa Lebak yaitu organisasi

keagamaan untuk melatih skil dan bakat dalam membuat kerajinan, yaitu

mendaur ulang bungkus kopi yang bahanyanya mudah di dapat dan

melimpah di Desa Lebak yang di programkan dalam pemberdayaan yang

di lakukan oleh Pemerintah Desa Lebak.

Gambar 3.5.
Kumpulan Organisasi Keagamaan IPNU IPPNU dan Monitoring

Sumber: Pemerintah Desa Lebak

Dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Lebak,

salah satunya yaitu pada pemberdayaan Ekonomi melalui Organisasi

Keagamaan yaitu pada anggota Ipnu Ippnu Desa Lebak. Dalam

pemeberdayaan tersebut anggota Ipnu Ippnu Desa Lebak di ajak untuk

menjadi organisasi yang berkemandirian. Seperti halnya dalam kumpulan

dan monitoring Organisasi keagamaan Ipnu Ippnu ini, dengan adanya

monitoring tersebut organisasi tersebut menjadi tambah berwawasan

dalam pentingnya dalam pemberdayaan untuk berkemandirian.

75
Gambar 3.6.
Daur Ulang Bungkus Kopi Organisasi Keagamaan IPNU IPPNU
Desa Lebak

Sumber : Pemerintah Desa Lebak

Dalam pelatihan pembuatan kerajinan dari bungkus kopi tersebut,

diharapkan organisasi keagamaan lebih giat lagi dalam pelatihan tersebut,

dengan adanya pelatihan pembuatan kerajinan yang bahan dasarnya

limbah rumah tangga tersebut dapat memberikan wawasan maupun

gambaran secara luas pentingnya pemberdayaan maupun pengembangan

potensi diri untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat, khususnya membantu mensukseskan program-program dari

Pemerintah Desa Lebak ini.

B. Faktor yang Menyebabkan Kurang Optimalnya dalam Pemberdayaan

Ekonomi melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara

Berdasarkan wawancara dengan Perwakilan Ketua-ketua Organisasi

yang di berdayakan dan Bapak Moh Sodiq. S.Sos.I selaku Kepala Desa di Desa

76
Lebak pada Hari Jum’at, Tanggal 30 Juli 2021, Pukul 09.30 WIB dan pada Hari

Senin Tanggal 26 Juli 2021, Pukul 09.30 WIB. Dalam proses pemberdayaan

tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadikan suatu pemberdayaan itu

berjalan kurang optimal. Berdasaran penjelasan dari kedua narasumber yang

penulis wawancarai bahwasanya ada 2 (dua) pandangan yang menyebabkan

kurang optimalnya dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa

Lebak, yaitu pandangan dari Pemerintah Desa Lebak dan juga pandangan dari

Organisasi yang ada di Desa Lebak. mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan kurang optimalnya pemberdayaan yang dilakukan oleh

pemerintah Desa Lebak khususnya dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi di Desa Lebak ini. Adapun faktor penyebab kurang optimalnya

pemberdayaan di Desa Lebak antara lain yaitu:

1. Berdasarkan Pandangan dari Organisasi di Desa Lebak

Berdasarkan wawancara dengan perwakilan sejumlah ketua

organisasi Desa Lebak, bahwasanya penulis menangkap sebuah

kesimpulan bahwa faktor yang menyebabkan kurang optimalnya

pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Lebak antara lain

yaitu:

a. Anggaran atau dana dalam proses pemberdayaan yang kurang

Berasarkan wawancara dengan Ketua Karang Taruna Desa

Lebak yaitu mas Faiz Khoiruddin. bahwasanya anggaran merupakan

salah satu faktor pendukung dalam mensukseskan kelancaran dalam

pemberdayaan yang di programkan oleh pemerintah Desa Lebak.

77
Dengan adanya anggaran yang sesuai dengan target pemberdayaan

yang ada di Desa Lebak maka pemberdayaan akan secepatnya tercapai

dengan target yang direncanakan, namun apabila anggaran tersebut

kurang, maka dalam pemberdayaan di Desa Lebak menjadi terganggu,

bisa juga menjadi faktor penghambat dalam pemberdayaan yang ada

di Desa Lebak dan menyebabkan pemberdayaan menjadi kurang

optimal.

b. Kurangnya edukasi dari pemerintah desa kepada organisasi

Berdasarkan wawancara dengan Ketua oraganisasi keagamaan

yaitu mas dari Kurangnya edukasi yang Syukron Amin, bahawasanya

yang dilakukan oleh pemerintah desa lebak dalam mensosialisasikan

kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui organisasi menyebabkan

kekurang fahaman organisasi dalam memahami apa yang di inginkan

oleh pemerintah desa. Dengan adanya organisasi yang kurang faham

tersebut menyebabkan kebingungan apa yang harus dilakukan oleh

organisasi kedepanya, dan langkah-langkah apa saja yang harus

dilakukan, hal tersebut merupakan salah satu faktor mengapa

pemberdayaan di Desa Lebak menjadi kurang optimal.

c. Konsep pemerintah desa dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi masyarakat yang kurang di terima oleh anggota organisasi

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Obed selaku ketua

Kelompok Tani Desa Lebak, bahwasanya Konsep pemberdayaan yang

diberikan oleh pemerintah desa dalam pemberdayaan ekonomi melalui

78
organisasi menyebabkan kurang optimalnya pemberdayaan. Konsep

pemberdayaan haruslah mencerminkan ketertarikan organisasi dalam

pemberdayaan, keikut sertaan dan partisipasi organisasi dalam

menyukseskan program pemberdayaan sangat di butuhkan, oleh

karena itu dalam konsep pemberdayaan tersebut haruslah

mencerminkan ketertarikan organisasi, semangat dari organisasi dan

rasa antusias organisasi dalam menyukseskan program pemberdayaan

yang di programkan oleh Pemerintah Desa Lebak.

2. Berdasarkan pandangan dari Pemerintah Desa

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Moh Sodiq, S. Sos.I selaku

Kepala Desa di Desa Lebak, bahwasanya ada beberapa faktor yang

menyebabkan pemberdayaan di Desa Lebak kurang optimal. Faktor

tersebut antara lain yaitu:

a. Budaya malas dari anggota organisasi

Pemerintah Desa Lebak dalam proses Pemberdayaan ekonomi

melalui Organisasi telah berupaya memberdayakan ekonomi melalui

organisasi yaitu melalui pemberian pelatihan-pelatihan salah satunya

pelatihan mendaur ulang yang di lakukan oleh organisasi keagamaan

IPNU IPPNU, mengolah hasil kebun yang dilakukan oleh PKK, dan

dalam pelatihan tersebut anggota organisasi dibekali pengetahuan

manajemen pemasaran produksi, akan tetapi masih ada dari sebagian

kecil anggota organisasi yang belum bisa memperaktekkan latihannya

79
dengan alasan kesibukan mereka baik mengurus organisasi maupun

kesibukanya di rumah.

b. Anggaran dana dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang

kurang

Dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di desa lebak

ini dana pemberdayaan merupakan hal yang sangat di butuhkan dalam

suksesnya suatu pemberdayaan. dari pemerintah desa memang kurang

dalam pendanaan, sehingga dana yang di butuhkan oleh organisasi

dalam pemberdayaan ini sangat kurang, oleh karena itu dari

pemerintah desa telah mengakui dalam pemberdayaan yang di

programkan oleh pemerintah desa kurang optimal dalam bidang

anggaran yang di butuhkan oleh organisasi yang diberdayakan.

c. Respon organisasi yang kurang dan susah diatur

Dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi ini, organisasi

mempunyai peranan yang sangat penting dalam jalannya suatu

pemberdayaan yang di programkan oleh pemerintah desa. Apabila

organisasi susah diatur maka pemberdayaan tidak bisa berjalan dengan

lancar maupun baik. Oleh karena itu dalam pemberdayaan di desa

lebak di butuhkan dua belah pihak dalam menyukseskan suatu program

pemberdayaan. Dan hal tersebut merupakan sebuah penghambat dalam

pemberdayaan di desa lebak.

80
d. Pendidikan anggota organisasi yang rendah

Tingkat pendidikan yang rendah oleh anggotan organisasi di

desa lebak merupakan salah satu faktor kurang optimalnya

pemberdayaan. Anggota organisasi yang berpendidikan rendah

menyebabkan kurang fahamnya anggota organisasi dalam memahami

arahan-arahan yang di berikan dalam pemberdayaan, hal tersebut

merupakan salah satu faktor kurang optimalnya dalam pemberdayaan

di Desa Lebak.

C. Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Moh Shodiq, S.Sos.I. selaku

Kepala Desa di Desa Lebak kecamatan pakis aji kabupaten jepara bahwasanya

Strategi atau langkah-langkah Pemerintah Desa Lebak dalam pemberdayaan

ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara antara lain yaitu:

a. Pelatihan dan pembelajaran

Pelatihan dan pembelajaran ini di maksudkan untuk membentuk

karakter organisasi dalam berwirausaha, agar nantinya dapat berwirausaha

secara mandiri dan dapat mingkatkan ekonomi masyarakat Desa.

Dan dalam proses pemebrdayaan ekonomi melalui organisasi di

Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara ini di harapkan

organisasi yang di berdayakan dapat mengmbil pengalaman sebanyak-

81
banyaknya melalui pelatihan-pelatihan yang nantinya bisa di kembangkan

oleh anggota organisasi untuk mandiri dalam berwirausaha demi

tercapainya kesejahteraan masyarakat dan dapat memajukan ekonomi

masyarakat desa.

b. Penyediaan fasilitas pendukung

Dalam penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung dalam

pemberdayaan di setiap-setiap kelompok anggota organisasi berbeda-

beda bentuknya, dari pemerintah Desa mengupayakan fasilitas-fasilitas

tersebut tercukupi walaupun masih ada kekurangan-kekurangan dalam

penyediaan fasilitas demi keberhasilan pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi yang di programkan oleh Pemerintah Desa.

Dalam proses pengembangan ekonomi masyarakat desa yang

melalui proses pemberdayaan ekonomi melalui oragnisasi masyarakat di

harapkan para organisasi memaksimalkan diri dengan apa yang sediakan

oleh pemerintah desa.

c. Anggaran

Anggaran merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam suatu

program pemberdayaan, walaupun dari Pemerintah Desa dalam

menyediakan anggaran seadanya tetapi dari Pemerintah Desa Lebak

mengupayakan anggaran dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi tercukupi dan mampu menyokong keberhasilan

pemberdayaan.

82
Dan dengan adanya program pemberdayaan ekonomi melalui

oragnisasi tersebut para organisasi di harapkan semaksimal mungkin

dalam mengembangkan diri, sebab anggaran yang sediakan oleh

pemerintah desa terkadang kurang mencukupi sehingga para organisasi

yang di berdayakan memaksimalkan apa yang di sediakan oleh

pemerintah desa.

D. Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara

Dari hasil wawancara dengan Bapak Moh Sodiq, S.Sos.I, selaku Kepala

Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Pada Hari Senin, Tanggal

26 Juli 2021, Pukul 10.30. beliau mengatakan bahwa peran Pemerintah Desa

Lebak dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang ada di Desa

Lebak ini memang belum optimal dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi, walaupun belum optimal dari Pemerintah Desa berusaha

semaksimal mungkin dalam menyukseskannya yaitu dengan menyediakan

fasilitas-fasilitas pendukung dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

walaupun sebisa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Lebak dalam

menyediakan itu semua.

Menurut penjelasan Bapak Moh Sodiq, S.Sos.I. selaku Kepala Desa

Lebak, beliau menjelaskan bahwa Pemerintah Desa memiliki beberapa tugas.

Adapun tugas-tugasnya diantaranya yaitu menyelenggarakan Pemerintah

Desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

83
Dalam pembinaan terhadap organisasi yang di berdayakan, Pemerintah

Desa Lebak melaksanakan pengontrolan dan penyuluhan terhadap organisasi

yang diberdayakan, bagaimana perkembangan organisasi setelah diadakanya

pemberdayaan. Dan dalam pelaksanaannya dari pemerintah desa

melaksanakan pengontrolan kepada organisasi yaitu dua minggu sekali, ketika

pemerintah desa melaksanakan pengontrolan dan penyuluhan, pemerintah desa

juga melakukan pembinaan dan memberikan arahan dan motivasi kepada

anggota organisasi tersebut agar selalu evaluasi diri maupun kelompok

terhadap apa saja yang di dapatkan dari pemberdayaan, dan pemerintah desa

mengharapkan organisasi yang diberdayakan mengembangkan apa yang di

dapatkan dari pemeberdayaan, agar terciptanya kemandirian dan ikut

memajukan ekonomi masyarakat desa.

Terkait dengan pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang kurang

optimal, Bapak Moh Sodiq juga mengatakan bahwasanya pemberdayaan yang

di lakukan oleh pemerintah desa semaksimal mungkin dilaksanakan. Saya

sebagai Kepala Desa (ucap Bapak Moh Sodiq) sudah berusaha semaksimal

mungkin dalam menjalankan pemberdayaan tersebut walaupun masih ada

kekurangan dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang di lakukan

oleh Pemerintah Desa Lebak. sehingga dari pemerintah desa sangat

membutuhkan masukan-masukan, kritikan dan saran dari organisasi-organisasi

yang ada di Desa Lebak. Dan dari pemerintah desa telah menganggarkan

sejumlah dana walaupun kurang demi jalannya pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi masyarakat yang di programkan oleh pemerintah Desa

84
Lebak. demi tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan

ekonomi melalui organisasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa

Lebak ini.

Pemberdayaan ekonomi melalui Organisasi merupakan upaya dari

Pemerintah Desa Lebak dalam mengembangkan kemampuan dan

kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,

keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber

daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang

sesuai dengan masalah dan ketimpangan yang ada di Desa Lebak.

pemberdayaan merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh Pemerintah Desa

untuk pengembangan perekonomian dan tercapainya kesejahteraan

masyarakat. Yaitu melalui pelatihan-pelatihan untuk mengasah skil maupun

mengasah bakat-bakat yang sebelumnya terpendam yang dimiliki oleh anggota

Organisasi yang ada di Desa Lebak.

Dan Bapak Moh Sodiq, S.Sos.I, mengatakan bahwa untuk mengajak

organisasi agar ikut berpartisispasi, pemerintah Desa Lebak memiliki strategi,

strategi tersebut merupakan upaya pemerintah desa agar organisasi mau ikut

berpartisipasi dalam program pemerintah desa yaitu kita ajak organisasi di

Desa Lebak dalam kegiatan apapun, seperti halnya musyawarah desa

(Musdes), kemudian kita jelaskan pentingnya pemberdayaan bagi organisasi

dan pentingnya pengembangan ekonomi desa dalam pemberdayaan.

85
Bapak Moh Sodiq juga mengatakan, bahwa dalam pemberdayaan di

desa lebak ini, apabila melibatkan Pemerintah Desa saja itu tidak cukup. Oleh

karena itu, pemerintah desa dan juga organisas di desa lebak ini harus saling

bahu membahu dalam pengembangan ekonomi di desa demi tercapainya

ekonomi yang mensejahterakan warga masyarakat di desa lebak ini, dan pada

intinya dari pemerintah desa lebak membutuhkan kedua belah pihak saling

mendukung dalam menyukseskan program pemberdayaan yang di programkan

oleh Pemerintah Desa Lebak.

Sedangkan pemantauan atau pengawasan yang dilakukan oleh

pemerintah Desa Lebak dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi

tersebut yaitu selalu memantau perkembangan pasca pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi yang di terima oleh setiap anggota organisasi di Desa, yaitu

dengan mendatangi setiap individu-individu anggota organisasi maupun secara

kelompok organisasi dan memonitoring usaha apa yang telah dijalankan oleh

anggota organisasi pasca pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa.

Adapun yang menjadi faktor penghambat pemerintah desa lebak dalam

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang di programkan oleh

pemerintah desa lebak yaitu terbatasnya fasilitas-fasilitas pendukung dalam

pemberdayaan dan alokasi anggaran yang kurang memadai dalam setiap

pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah desa dan kurangnya keahlian

yang di miliki oleh setiap individu anggota organisasi dan juga pendidikan

anggota organisasi yang rendah.

86
BAB IV
ANALISIS PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT MELALUI ORGANISASI DI DESA LEBAK

KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA DALAM

PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARI’AH

A. Analisis Faktor yang Menyebabkan Kurang Optimalnya dalam

Pemberdayaan Ekonomi melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan

Pakis Aji Kabupaten Jepara

Pemberdayaan merupakan sebuah proses pemberian dan atau

optimalisasi daya (yang dapat di manfaatkan dan yang dapat di miliki

masyarakat) baik daya dalam pengertian “kemampuan dan keberanian”

maupun daya dalam artian “kekuasaan atau posisi” dalam praktik

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh banyak pihak seringkali

terbatas dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam mengentaskan

kemiskinan (poverty allevation) atau sebuah penanggulangan kemiskinan

(poverty reduction), oleh karena itu pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi hendaklah di lakukan dalam bentuk pengembangan kegiatan

produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat

meningkatkan perekonomian dan pendapatan. Hal tersebut merupakan

tugas dari Pemerintah Desa dalam mengoptimalkanya perananya sebagai

sebagai lembaga di Desa dalam upaya pemberdayaan untuk

mengembangkan perekonomian dan memajukan ekonomi masyarakat di

Desa.

87
Berdasarkan hasil penelitian di Pemerintahan Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Bahwasanya terdapat beberapa

faktor yang menyebabkan pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di

Desa Lebak kurang optimal. Faktor tersebut di bagi menjadi 2 (dua)

pandangan, pandangan yang pertama yaitu dari Organisasi di Desa Lebak

Sendiri dan yang kedua yaitu dari Pemerintah Desa. Dan faktor-faktor

tersebut antara lain yaitu:

1. Anggaran atau dana dalam proses pemberdayaan yang kurang

Anggaran atau dana merupakan hal penentu keberhasilan dalam

pemberdayaan. Tanpa adanya anggaran atau dana pemberdayaan

tidak akan bisa jalan dengan baik. Oleh karena itu dalam proses

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak ini faktor

yang menjadikan pemberdayaan kurang optimal salah satunya yaitu

faktor anggaran pemberdayaan yang kurang. Hal tersebut merupakan

sebuah PR bagi pemerintah desa dalam menyukseskan program

pemerintah desa dalam pemberdayaan ini.

2. Kurangnya edukasi dari Pemerintah Desa kepada Organisasi

Kurangnya edukasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Lebak

dalam mensosialisasikan kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi menyebabkan kekurang fahaman organisasi dalam

memahami apa yang di inginkan oleh Pemerintah Desa. Dengan

adanya organisasi yang kurang faham tersebut menyebabkan

kebingungan apa yang harus dilakukan oleh organisasi kedepanya,

88
dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan, hal tersebut

merupakan salah satu faktor mengapa pemberdayaan di Desa Lebak

menjadi kurang optimal. Dan dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi sendiri memiliki beberapa tahapan antara lain yaitu:

a. Tahap persiapan

Pada tahapan ini di golongkan menjadi dua tahapan yang

harus di kerjakan, yaitu: pertama, penyiapan petugas

pemberdayaan, yaitu petugas pemberdaya yang dilakukan oleh

community wolker, dan kedua, penyiapan lapangan yang

merupakan dasar di lakukan secara non-direksi.

b. Tahap pengkajian (Assesment)

Pada tahap ini petugas-petugas pemberdayaan harus

mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan yang di rasakan

oleh masyarakat secara keseluruhan dan mengidentifikasi sumber

daya yang di miliki oleh masyarakat.

c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan

Pada tahap ini para petugas merupakan sebagai agen

perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba

melibatkan masyarakat untuk bisa berfikir tentang masalah-

masalah yang sedang di hadapi di dalam masyarakat dan

bagaimana cara mengatasinya dan bagaimana solusinya, dalam

konteks ini masyarakat di tuntut untuk berfikir tentang program

apa yang harus di lakukan oleh masyarakat.

89
d. Tahap formulasi rencana aksi

Pada tahap ini pembantu agen perubahan masing-masing

kelompok dalam pemberdayaan untuk merumuskan dan

menentukan program-program yang di lakukan untuk mengatasi

permasalahan yang ada, di samping itu juga petugas

pemberdayaan untuk memformulasikan gagasan masyarakat

yang di berdayakan ke dalam bentuk tertulis apabila ada kaitanya

dengan pembuatan proposal kpada penyandang dana.

e. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan

Dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat berperan

sebagai kader penggerak dalam suatu pemberdayaan dan

berlangsungnya program-program yang telah di kembangkan

sebelumnya. Dan kerjasama antara masyarakat dengan petugas

sangatlah penting demi terwujudnya keberhasilan dalam proses

pemberdayaan.

f. Tahap evaluasi

Di dalam proses evaluasi sangatlah dibutuhkan pengawasan

oleh petugas maupun masyarakat terhadap program-program

yang telah berjalan sebelumnya. Dan keterlibatan masyarakat dan

petugas pemberdayaan di harapkan dalam jangka waktu yang

pendek gar bisa terbentuk suatu sistem komunitas untuk

pengawasan secara internal dan membangun komunitas jangka

90
panjang demi tercapainya kemandirian setelah proses

pemberdayaan.

g. Tahap terminalasi

Dalam tahap ini merupakan tahapan pemutusan hubungan

secara formal, dan pada tahap ini petugas pemberdayaan harus

tetap melalikan kontak meskipun tidak rutin setiap waktu dan

pada akhirnya mengurangi kontak dengan komunitas sasaran

demi tercapainya kemandirian secara menyeluruh.

3. Konsep Pemerintah Desa dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi yang kurang di terima oleh anggota organisasi

Konsep pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah desa

dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi menyebabkan

kurang optimalnya pemberdayaan. Konsep pemberdayaan haruslah

mencerminkan ketertarikan organisasi dalam pemberdayaan, keikut

sertaan dan partisipasi organisasi dalam menyukseskan program

pemberdayaan sangat di butuhkan, oleh karena itu dalam konsep

pemberdayaan tersebut haruslah mencerminkan ketertarikan

organisasi, semangat dari organisasi dan rasa antusias organisasi

dalam menyukseskan program pemberdayaan yang di programkan

oleh pemerintah desa lebak.

4. Budaya malas pada anggota organisasi

Pemerintah Desa Lebak dalam proses Pemberdayaan ekonomi

melalui Organisasi telah berupaya memberdayakan ekonomi melalui

91
organisasi yaitu melalui pemberian pelatihan-pelatihan salah satunya

pelatihan mendaur ulang yang di lakukan oleh organisasi keagamaan

IPNU IPPNU dan dalam pelatihan tersebut anggota organisasi

dibekali pengetahuan manajemen pemasaran produksi, akan tetapi

masih ada dari sebagian kecil anggota organisasi yang belum bisa

memperaktekkan latihannya dengan alasan kesibukan mereka baik

mengurus organisasi maupun kesibukanya di rumah.

Dalam proses pemberdayaan di perlukanya partisipan dalam

menyukseskan suatu proses pemberdayaan dan memberikan

kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk mengembangkan

dirinya. Oleh karena itu, di perlukanya kesadaran kelompok

masyarakat dalam mendukung program-program dalam

pemberdayaan.

Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara kelompok

maupun individu. Dalam proses ini merupakan sebuah perwujudan

perubahan sosial yang menyangkut hubungan antara lapisan sosial,

maka kemampuan individu “senasib” untuk saling berkumpul dan

membentuk kelompok pemberdayaan demi tercapainya suatu

kehidupan yang sejahtera dan terarah.

5. Respon organisasi yang kurang dan susah diatur

Dalam pemberdayaan ekonomi melalui organisasi ini,

organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam jalannya

suatu pemberdayaan yang di programkan oleh pemerintah desa.

92
Apabila organisasi susah diatur maka pemberdayaan tidak bisa

berjalan dengan lancar maupun baik. Oleh karena itu dalam

pemberdayaan di desa lebak di butuhkan dua belah pihak dalam

menyukseskan suatu program pemberdayaan. Dan hal tersebut

merupakan sebuah penghambat dalam pemberdayaan di desa lebak.

6. Pendidikan anggota organisasi yang rendah

Tingkat pendidikan yang rendah oleh anggotan organisasi di

desa lebak merupakan salah satu faktor kurang optimalnya

pemberdayaan. Anggota organisasi yang berpendidikan rendah

menyebabkan kurang fahamnya anggota organisasi dalam memahami

arahan-arahan yang di berikan dalam pemberdayaan, hal tersebut

merupakan salah satu faktor kurang optimalnya dalam pemberdayaan

di Desa Lebak.

B. Analisis Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Moh Shodiq, S.Sos.I. selaku

Kepala Desa di Desa Lebak kecamatan pakis aji kabupaten jepara

bahwasanya Strategi atau langkah-langkah Pemerintah Desa Lebak dalam

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis

Aji Kabupaten Jepara antara lain yaitu:

93
1. Pelatihan dan pembelajaran

Pelatihan dan pembelajaran ini di maksudkan untuk membentuk

karakter organisasi dalam berwirausaha, agar nantinya dapat

berwirausaha secara mandiri dan dapat mingkatkan ekonomi

masyarakat Desa.

Dan dalam proses pemebrdayaan ekonomi melalui organisasi di

Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara ini di harapkan

organisasi yang di berdayakan dapat mengmbil pengalaman sebanyak-

banyaknya melalui pelatihan-pelatihan yang nantinya bisa di

kembangkan oleh anggota organisasi untuk mandiri dalam

berwirausaha demi tercapainya kesejahteraan masyarakat dan dapat

memajukan ekonomi masyarakat desa.

2. Penyediaan fasilitas pendukung

Dalam penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung dalam

pemberdayaan di setiap-setiap kelompok anggota organisasi berbeda-

beda bentuknya, dari pemerintah Desa mengupayakan fasilitas-

fasilitas tersebut tercukupi walaupun masih ada kekurangan-

kekurangan dalam penyediaan fasilitas demi keberhasilan

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi yang di programkan oleh

Pemerintah Desa.

Dalam proses pengembangan ekonomi masyarakat desa yang

melalui proses pemberdayaan ekonomi melalui oragnisasi masyarakat di

94
harapkan para organisasi memaksimalkan diri dengan apa yang sediakan

oleh pemerintah desa.

3. Anggaran

Anggaran merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam suatu

program pemberdayaan, walaupun dari Pemerintah Desa dalam

menyediakan anggaran seadanya tetapi dari Pemerintah Desa Lebak

mengupayakan anggaran dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi tercukupi dan mampu menyokong keberhasilan

pemberdayaan.

Dan dengan adanya program pemberdayaan ekonomi melalui

oragnisasi tersebut para organisasi di harapkan semaksimal mungkin

dalam mengembangkan diri, sebab anggaran yang sediakan oleh

pemerintah desa terkadang kurang mencukupi sehingga para organisasi

yang di berdayakan memaksimalkan apa yang di sediakan oleh

pemerintah desa.

Melalui strategi atau langkah-langkah pemerintah desa dalam upaya

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui organisasi di Desa Lebak

Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara bahwasanya hal tersebut

merupakan suatu langkah yang tepat yang di lakukan oleh pemerintah

desa untuk memajukan program pemberdayaan yang diprogramkan oleh

pemerintah desa. Dengan adanya strategi tersebut menjadi tolak fikir

kedepanya untuk lebih baik dalam mencanangka program-program

pemberdayaan.

95
C. Analisis Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah

Pemberdayaan merupakan suatu seni untuk mendorong seseorang

untuk bekerja atau berusaha lebih keras lagi secara optimal. Dalam proses

pemberdayaan tidak cukup dengan membangun kemampuan dan

memberinya peluang untuk melakukan sesuatu, melainkan pemberdayaan

berkaitan dengan nilai seseorang dalam melakukan sesuatu. Pemberdayaan

memerlukan tingkat kejujuran yang tinggi, terbuka dari apapun dan

integritas pada manajemen puncak suatu nilai pada seseorang tersebut.

Berdasarkan data-data yang di peroleh oleh penulis dari Pemerintah

Desa Lebak, bahwasanya Pemerintah Desa Lebak belum melaksanakan

peranannya dengan maksimal dalam menjalankan pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi. Dengan adanya pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi di Desa Lebak masih banyak PR yang harus di benahi oleh

Pemerintah Desa, dengan belum optimalnya pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi seharusnya menjadi bahan evaluasi pemerintah desa

lebak agar lebih baik lagi dalam menyukses program-program dari

pemerintah desa lebak ini, terutama program pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi.

Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu tujuan yang harus

dicapai oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagai

upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

96
mengembangkan ekonomi masyarakat dalam suatu pedesaan khususnya di

Desa Lebak ini. Program pemberdayaan bukanlah untuk penguatan individu

atau kelompok masyarakat saja, melainkan untuk menanamkan nilai-nilai

budaya melalui penguatan pranata-pranata dalam lingkungan masyarakat.

Dan Pemerintah desa merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki

kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingannya sendiri yaitu

berupa kesatuan masyarakat hukum yang memiliki otonomi tersendiri. akan

tetapi berdasarkan otonomi adat istiadat yang merupakan otonomi yang ada

semenjak dahulu yang telah menjadi adat istiadat yang melekat pada

masyarakat desa.

Di Desa Lebak terdapat banyak program pemberdayaan salah

satunya pemberdayaan ekonomi melalui organisasi ini. Program

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi dimaksudkan untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa yang mencakup

pembangunan fisik maupun non-fisik yang menitik beratkan pada

pembinaan anggota organisasi yang ada di Desa Lebak.

Hal ini menunjukkan bahwa Desa Lebak dalam proses pelaksanaan

pemberdayaan ekonomi melalui organisasi selalu melibatkan unsur

masyarakat dalam setiap kegiatan dan pengambilan keputusan. Agar peran

pemerintah desa dapat dilihat dalam perananya dalam pembinaan kehidupan

masyarakat Desa, membina perekonomian Desa dan pembangunan secara

partisipatif. Seperti halnya yang di jelaskan dalam hadits tersebut:

97
Artinya: “Dari Abu Dzar RA, ia berkata. “Rasulullah SAW bersabda,
(Nisab) saudara-saudaranya kalian telah Allah jadikan berada di
bawah tangan kalian. Maka berilah mereka makan seperti apa yang
kalian makan, dan berilah mereka pakaian seperti apa yang kalian
pakai, serta janganlah membebani mereka dengan sesuatu yang
dapat memberatkan mereka. Dan jika kalian membebankan sesuatu
kepada mereka, aka bantulah mereka”.(HR. Ibnu Majah).

Dalam hadis di atas bahwasanya seorang pemimpin yang terlihat

dari kalimat “saudara-saudara kalian telah Allah jadikan di bawah tangan

kalian”, artinya seseorang yang menjadi pemimpin harus memberikan

kelayakan kepada yang dipimpinnya bahwakan memberikan sesuai yang

ia pakai. Dalam kaitanya dengan pemberdayaan ekonomi pemimpinlah

yang memberikan kebijakan dalam program pemberdayaan tersebut

sehingga harus memberikan kebijakan sesuai kebutuhan masyarakat

sasaranya dan kebijakan tersebut tidak memberatkan rakyatnya, hal

tersebut di jelaskan dalam hadits di bawah ini:

Artinya: “Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ya Allah barangsiapa menguasai
salah satu urusan umatku lalu menyusahkan mereka berilah
kesusahan padanya”. (HR. Muslim).

Dalam pemberdayaan ekonomi dapat terealisasi jika terjadi

kerjasama antara satu orang dengan yang lainya. Dalam kerjasama tersebut

98
haruslah tercipta rasa kebersamaan, rasa saling mengasihi dan saling

percaya. Penguatan tersebut tercantum dalam hadits berikut:

Artinya: “Dari Anas bahwa Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:


“Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang
hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya atai
kepada saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.
(Muttafaqun ‘Alaih).

Menurut penjelasan Bapak Moh Sodiq, S.Sos.I. selaku Kepala Desa

Lebak, beliau menjelaskan bahwa Pemerintah Desa memiliki beberapa

tugas. Adapun tugas-tugasnya diantaranya yaitu menyelenggarakan

Pemerintah Desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat.

Dalam pembinaan terhadap organisasi yang di berdayakan,

pemerintah Desa Lebak melaksanakan pengontrolan dan penyuluhan

terhadap organisasi yang diberdayakan, bagaimana perkembangan

organisasi setelah diadakanya pemberdayaan. Dan dalam pelaksanaannya

dari Pemerintah Desa melaksanakan pengontrolan kepada organisasi yaitu

dua minggu sekali, ketika pemerintah desa melaksanakan pengontrolan

dan penyuluhan, Pemerintah Desa juga melakukan pembinaan dan

memberikan arahan dan motivasi kepada anggota organisasi tersebut agar

selalu evaluasi diri maupun kelompok terhadap apa saja yang di dapatkan

dari pemberdayaan, dan Pemerintah Desa mengharapkan organisasi yang

diberdayakan mengembangkan apa yang di dapatkan dari pemeberdayaan,

99
agar terciptanya kemandirian dan ikut memajukan ekonomi masyarakat

Desa.

Seperti yang termaktub dalam QS. Al-Hasyr ayat 7. Sebagaimana

firman Allah Swt:

‫سو ِل َو ِلذِي أٱلقُ أربَ ٰى َو أٱليَ ٰت َ َم ٰى‬ َّ ‫سو ِل ِۦه ِم أن أ َ أه ِل أٱلقُ َر ٰى فَ ِللَّ ِه َو ِل‬
ُ ‫لر‬ َ ُ‫َّما ٰٓ أَفَا ٰٓ َء ٱللَّه‬
ُ ‫علَ ٰى َر‬

‫سو ُل‬ َّ ‫سبِي ِل ك أَي ََل يَكُونَ دُولَةَ َب أينَ أٱۡل َ أغنِيَا ِٰٓء ِمنكُمأٖۚ َو َما ٰٓ َءات َ ٰى ُك ُم‬
ُ ‫ٱلر‬ َّ ‫ين َو أٱب ِن ٱل‬ َ ٰ ‫َو أٱل َم‬
ِ ‫س ِك‬

َ َ‫فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َه ٰىكُمأ ع أَنهُ فَٱنت َ ُهو ٖۚاْ َوٱتَّقُواْ ٱللَّ َۖهَ إِنَّ ٱللَّه‬
ِ ‫شدِي ُد أٱل ِعقَا‬
)٧( .‫ب‬

Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota
maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya”.(QS. Al-Hasyr: 7).

Dalam proses pemberdayaan haruslah melihat kemaslahatan

bersama sesuai dengan syariat islam seperti yang telah dijelaskan dalam

Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 7 yakni untuk mengajarkan bahwasanya

agar harta tidak hanya berputar pada lingkungan tertentu saja, tetapi

tersebar pada berbagai pihak atau sektor sehingga manfaatnya juga di

rasakan oleh banyak pihak seperti dalam pemberdayaan (Tamkin) ekonomi

ini.

Syariat islam merupakan sebuah peraturan hidup dari Allah Ta’ala

yang merupakan pedoman dalam kehidupan manusia. Sebagai pedoman

hidup memiliki tujuan utama yang dapat diterima oleh seluruh umat

manusia. Tujuan diturunkanya syariat islam adalah untuk kemaslahatan

100
seluruh umat manusia. Dalam ruang lingkup ushul fiqh tujuan tersebut

dengan Maqashid As-Syari’ah.

Al-Syathibi membagi Maslahah tersebut menjadi tiga derajat

berurutan dari kebutuhan manusia antara lain yaitu: dharuriyyat, hajjiyyat,

dan tahsiniyyat. Untuk mencapai kemaslahatan Abu Ishaq Al-Shatibi juga

merumuskan lima tujuan hukum islam yakni: Hifdz Ad-Din (memelihara

agama), Hifdz An-Nafs (memelihara jiwa), Hifdz Al’Aql (memelihara

akal), Hifdz An-Nasb (memelihara keturunan), Hifdz Al-Maal (memelihara

harta).

101
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat di tari

kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang menyebabkan kurang optimalnya pemberdayaan ekonomi

melalui organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara yaitu berbagai macam faktor yang menyebabkan kurang optimal

antara lain yaitu:

a. Anggaran atau dana dalam proses pemberdayaan yang kurang.

b. Kurangnya edukasi dari Pemerintah Desa kepada oraganisasi

masyarakat.

c. Konsep Pemerintah Desa dalam pemberdayaan organisasi

masyarakat yang kurang diterima oleh anggota organisasi

masyarakat.

d. Budaya malas dari anggota organisasi masyarakat.

e. Respon organisasi masyarakat yang kurang dan susah diatur.

f. Pendidikan anggota organisasi masyarakat yang rendah.

2. Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

melalui Organisasi di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara yaitu menggunakan strategi:

a. Pelatihan dan pembelajaran

b. Penyediaan fasilitas pendukung

102
c. Anggaran

3. Peran Pemerintah Desa dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi di Desa Lebak yaitu dengan memberikan suatu tindakan yang

berupa pembinaan, pengontrolan dan penyuluhan terhadap organisasi

masyarakat yang diberdayakan. Meskipun dalam perananya sebagai

Pemerintah Desa belum maksimal dalam memberdayakan oraganisasi

masyarakat yang diberdayakan yang disebabkan oleh faktor-faktor

tertentu, dari Pemerintah Desa sudah berusaha semaksimal mungkin

dalam proses pemberdayaan tetap berjalan dengan semestinya.

B. Saran

1. Kepada Pemerintah Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara

hendaknya lebih memaksimalkan lagi kinerja Pemerintah Desa dalam

pemberdayaan khususnya dalam pemberdayaan ekonomi melalui

organisasi. Sehingga dengan maksimalnya kinerja pemerintahan akan

terciptanya pemberdayaan yang optimal.

2. Kepada organisasi yang diberdayakan di Desa Lebak Kecamatan Pakis

Aji Kabupaten Jepara hendaknya berpartisipatif dalam program-

program pemerintah desa, khususnya dalam pemberdayaan. Karena

dengan adanya pemberdayaan tersebut organisasi ikut menyukseskan

program-program dari pemerintah desa demi terciptanya kesejahteraan

masyarakat Desa di Desa sendiri.

103
DAFTAR PUSTAKA

Ahkam, Balyan Saeful dkk, 2018, Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Melalui Program Desa Wisata, Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam, Vol. 3, No. 2.

Ar-rifa’I, Muhammad Nasib, 2007, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2, Cetakan
kedua,( Jakarta: Gema Insani).

Ali, Zainudin, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grfika).

Al-Hafid Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany , Bulughul Marom Min Adilathil Ahkam

Alwi, Safarudin, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia (Strategi Keunggulan


Kompetitif), (Yogyakarta: BPFE).

Bakir, R. Sutyo, 2009, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tanggerang, Karisma


Publishing Group.

Damsar, 2011, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Prenada Media Group).

Daud Ali, 2005, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia,(Jakarta: Raja Grfindo Persada).

Dra. Setyowati, M.Si, 2013, Organisasi dan Kepemimpinan Modern, (Yogyakarta:


Graha Ilmu).

Endah, Kiki, 2020, Pemberdayaan Masyarakat: Menggali Potensi Lokal Desa,


Jurnal Moderat, Volume 6, Nomor 1.

Gunawan, Imam, 2013, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Cet. Ke-1,
(Jakarta: PT Bumi Aksara).

Ghulam, Zaini, Implementasi Maqashid Syari’ah dalam Koperasi Syari’ah,


Iqtishodnina, Vol. No 1.

Hamid, Ir, Hendrawati, M.Si, 2018, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat,


(Makasar: De La Macca).

Ulumiyah, Ita, Peran Pemerintah Desa dalam Memberdayakan Masyarakat Desa


studi pada desa sumber pasir kecamatan pakis kabupaten malang, Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5.

Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan


yang Berakar Pada Masyarakat, (Jakarta: Bappenas).

104
Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Pembangunan untuk Rakyat Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan, (Jakarta: Cides).

Meleong, Lexy J, 2006, Metodologi Penelitian kualitatif Cet. Ke-22, (Bandung; PT


Remaja Rosdakarya).

Musliadi, Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa dan Peraturan


Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2014, Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Tim Pertama
Press.

Mardikanto, Prof. Dr. Ir. Totok, M.S. dan Dr. Ir.H. Poerwoko Subianto, M.Si, 2017,
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik,
(Bandung : Alfabeta Bandung).

Najiati, Sri dkk, 2005, Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut, (Bogor:


Wetlands International-IP).

Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, pada bab ketentuan
umum Pasal 1.

Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 10.

Qur’an Surat Al-Hasyr Ayat 7

Qur’an Surat Al-Hasy Ayat 18

Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 10

Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 269

Qur’an Surat An-Nur Ayat 55

Qur’an Surat Al-An’am Ayat 6

Quthb, Sayyid, 1412, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2 (beirut: Darusy Syaruq)

Soemitro, Dr. Andri, M.A., 2019, Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqih Muamalah
di Lembaga Keuangan dan Bisnis Kontenporer, (Jakarta Timur:
PrenadaMedia Group).

Suwendra, Dr. Drs. I Wayan, S,Pd.,M.Pd, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif


(dalam ilmu sosial, pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan)
(Bandung: Nilacakra).

105
Sugiyono, Prof. Dr., 2017, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALFABETA).

Sugiman, 2018, Pemerintah Desa, Fakultas Hukum Universitas Suryadarma, Vol.


7, No. 1.

Sugiman, 2018, Pemerintah Desa, Binamulia Hukum, Vol. 7 No. 1.

Sumdiningrat, G, 1997, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,


edisi kedua, (Jakarta: Bina Reka Pariwara).

Sulistyani, Ambar Teguh, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan,


(Yogyakarta: Gava Media).

Universitas Islam Indonesia, 1995, Al-Qur’an dan Tafsir (Yogyakarta: PT Dana


Bhakti Wakaf)

Sanrego, Yulizar D dan Moch Taufik, 2016, Fiqih Tamkin (pemberdayaan), cetakan
pertama (Jakarta: Qishti Press).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi


Kemasyarakatan, Pasal 1 ayat (1).

Winarta, I Made, 2006, Metodologi Penelitian Sosial, (Yogyakarta: CV. Andi


Offset).

Wahjono, Sentot Imam, 2010, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu).

Yusuf, Muri, 2013, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group).

106
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

CURICULUM VITAE

A. Biodata Pribadi

1. Nama : Abdul Nggofur


2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat/ Tanggal lahir : Jepara, 16 April 1999
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status : Belum Menikah
6. Agama : Islam
7. Alamat : Desa Lebak, RT. 02 RW. 04, Kec. Pakis Aji,
Kab. Jepara
8. No. Hp : 083843055210
B. Riwayat Pendidikan
1. MI : MI Matholibul Ulum (2005-2011)
2. MTs : MTs Matholibul Ulum ( 2011-2014)
3. MA : MA Matholibul Ulum ( 2014-2017)
4. Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Salatiga (2017-
2021)
C. Pengalaman Organisasi
1. IPNU IPPNU Ranting Desa Lebak
2. IPNU IPPNU Anak Cabang Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara
3. PC IPNU IPPNU Kota Salatiga
4. Orda IMAJAS (Ikatan Mahasiswa Jepara di Salatiga)
5. KATABA (Komunitas Tulis dan Baca) Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Salatiga

107
Lampiran 2

108
Lampiran 3

109
Lampiran 4

110
111
Lampiran 5

112
113
114
115
Lampiran 6

Wawancara dengan Bapak Petinggi Desa Lebak

Kantor Pemerintah Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara

116
Dokumentasi Setelah Wawancara dengan Ketua Organisasi Masyarakat Keagamaan yaitu
Ketua Ranting NU Desa Lebak

Dokumentasi Setelah Wawancara dengan Ketua Karang Taruna Desa Lebak

117
Dokumentasi Setelah Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Desa Lebak

118

Anda mungkin juga menyukai