Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


DI APPS ( ALIANSI PEDULI PEREMPUAN SUKOWATI ) SRAGEN
Disusun Dan Diajukan Guna Melengkapi Dan Memenuhi Syarat-Syarat
Mengikuti Ujian Seminar & Munaqasyah

Oleh:

HAJENG PAWESTI
NIM 17.12.21.034

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SURAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Disusun oleh:

HAJENG PAWESTI

NIM. 17.12.21.034

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Prodi


Bimbingan dan Konseling Islam selanjutnya.

Surakarta, 2 September 2020

Dosen Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan,

Athia Tamyizatun Nisa, M.Pd Sugiarsi


NIP. 19920808 201903 2 027

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Islah, M.Ag


NIP. 19730522 2003121 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktik
pengalaman lapangan di APPS ( Aliansi Peduli Perempuan Sukowati ) Sragen ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari laporan ini untuk memenuhi syarat dari
praktik pengalaman lapangan yang telah dilaksanakan. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang APPS Sragen bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Mami Sugiarsi selaku
pembimbing lapangan dan Ibu Athia Tamyizatun Nisa, M.Pd selaku dosen
pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan dan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat dengan sesuai bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya bisa menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari laporan praktik pengalaman lapangan yang saya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan.

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v

BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
C. Diskripsi Lokasi PPL .......................................................................... 3

BAB II. KEGIATAN-KEGIATAN PPL


A. Program Kegiatan……………………………………………………7
B. Laporan Bimbingan dan Konseling………………………………….14
BAB III. ANALISIS DAN BAHASAN
A. Kajian Teori ....................................................................................... 22
B. Analisis dan Bahasa ............................................................................ 30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 35
B. Saran ..................................................................................................... 35
DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................................... 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………....37

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kegiatan PPL di APPS Sragen………………………………7


Tabel 2.1 Verbatim Proses Bimbingan dan Konseling…………………15

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IAIN Surakarta adalah salah satu civitas akademika berbasis agama
yang ada di kota Surakarta. Terdapat berbagai jurusan yang tentunya
berhubungan dengan agama salah satunya jurusan Dakwah. Prodi
Bimbigan dan Konseling Islam adalah salah satu prodi yang masuk dalam
jurusan Dakwah.
Prodi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Surakarta memiliki
visi yaitu terciptanya sarjana professional dalam bidang bimbingan dan
konseling yang berparadigma Islam serta memiliki akhlaqul karimah, yang
berintegrasi pada nilai-nilai kearifan lokal dan ke Indonesiaan. Sedangkan
misinya yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang
bimbingan konseling Islam dengan memperhatikan nilainilai kearifan
lokal, meneliti dan mengembangkan konsep keilmuan bimbingan dan
konseling Islam, mengaplikasikan keilmuan bimbingan dan konseling
Islam yang professional dalam kehidupan.
Dalam menyiapkan tenaga konselor yang professional tersebut,
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Surakarta memberikan
keterampilan, pengetahuan, serta wawasan kepada mahasiswa tentang
proses konseling lainnya melalui mata kuliah Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
Diabad milenial ini tidak dipungkiri bahwa Negara-negara
diberbagai belahan dunia banyak mendapatkan kasus mengenai kekerasan
terutama terhadap perempuan dan anak. Kekejaman yang luar biasa telah
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang
menodai hakikat dan martabat perempuan di belahan dunia. Mereka para
perempuan menjadi korban mengalami penderitaan dan kekerasan dengan
dibuat cacat atau dimutilasi secara seksual atau bahkan dan dibiarkan mati
begitu saja.

1
Hampir setiap hari kita mendengar berita kriminal seputar seks.
Sasarannya adalah perempuan, anak di bawah umur sampai remaja, baik
dalam berita koran maupun televisi. Perkosaan, pelecehan, dan kekerasan
seksual, pembunuhan disertai perkosaan lebih dulu dan lain sebagainya.
Kekerasan ataupun pelecehan seksual terhadap perempuan saat ini sering
kali terjadi.
Banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kekerasan
terhadap perempuan. Kondisi keluarga, masyarakat, sekolah maupun
struktur yang terabaikan sehingga anak menjadi pelampiasan emosi dari
orang dewasa ataupun orang tua, teman sebaya dan lingkungan sekitar.
Kasus KDRT, trafficking, eksploitasi anak, dan kekerasanseksual adalah
berbagai bentuk kasus kekerasan yang banyak melibatkanperempuan dan
anak-anak sebagai korbannya. Dengan kondisi fisik yang lemah,kesadaran
sosial yang kurang sering kali menjadikan celah yang banyakdimanfaatkan
untuk melakukan tindak kekerasan.
Masalah-masalah terkait hal ini merupakan kejahatan berbasis
gender yang ranah pidananya sudah masuk di hukum internasional.
Perempuan disudutkan, tidak diberi ruang yang layak dipublik merupakan
ketidakadilan gender yang harus ditegakkan mulai di lingkup yang paling
kecil yaitu keluarga sampai di lingkup yang paling besar yaitu dunia. Tapi
pada kenyataannya kasus-kasus mengenai perempuan yang terjebak dalam
kasus ini sebagai korban tingkai penyelesaiannya tergolong rendah di
ranah lembaga peradilan.
Hal ini disebebkan karena konstruksisosial budaya masyarakat
majemuk. Dimana perempuan hanya diberikan ruang oleh masyarakat
untuk mengembangkan keperempuannya berdasarkan gagasan astimetis
antara perempuan dan laki-laki. Tanpa mengabaikan kepekaan gender
yang mulai dibangun oleh perangkat pemerintah Indonesiadan masyarakat
umum, pemenuhan keadilan dankesetaraan bagi kaum perempuan selama
ini harus diakui bahwa upaya kesetaraan kaum perempuan dengan

2
mengambil sudut pandang perempuan sebagai warga negaramasih sangat
minim.
Padahal tuntutan memperoleh keadilan tidak bisa dilepaskan dari
upaya membangun prinsip kewarganegaraan yang sehat seperti yang di
dealkan dalam konstitusi yaitu UUD 1945 mengenai hak dan kewajiaban
setiap warga Negara.Yaitu Negara berkewajiaban menjamin hak dan
tanggung jawab setiap warga Negara tanpa membedakan jenis kelamin,
suku dan agama.Atas dasar pandangan tersebut penulis mengambil
prespektif bahwa dalam penegakan hukum pada kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuandan anak harus tercipta keadilan dan kesetraan
perempuan sebagai warga negara.
Untuk memperjuangkan hak hak perempuan dan anak, APPS
Sragen mencoba untuk turut berperan dalam hal preventif dan kuratif
dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan hak-hak
perempuan dan anak.APPS juga memberikan bantuan berupa pemulihan
secara mental dan advokasi hukum.
B. Tujuan
Tujuan kegiatan PPL di APPS Sragen yakni :
1. Untuk menambah wawasan serta pengalaman terhadap mahasiswa
selain dibangku perkuliahan yang diberikan ilmu serta teori mengenai
bimbingan dan konseling.
2. Mengenalkan situsi dan kondisi dilingkungankerja institusi yang
berkaitan dengan profesi Bimbingan dan Konseling
3. Menghasilkan lulusan Bimbingan dan Konseling Islam dengan
menjadi konselor profesional.
C. Diskripsi Lokasi PPL
1. Sejarah Alinasi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen.
Alinasi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen adalah
lembaga swadaya masyarakat yang berbasis komunitas korban.
Lembaga ini bergerak karena adanya ketergugagan hati seorang

3
perempuan, terutama menyangkut tentang kekerasan dalam rumah
tangga atau yang sering disebut KDRT.
Kita perlu tahu bahwasannya KDRT merupakan pelanggaran hak
asasi manusia dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dalam
hal ini termasuk dalam UU No23 tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga.Penghapusan tindak kekerasan adalah
menjadi tanggung jawab kita bersama Negara dan masyarakat. Dan
berangkat dari hal itulah yang melatarbelakangi terbentuknya Alinasi
Peduli Perempuan
Sukowati (APPS) Sragen.
2. Profil Lokasi
Awalnya Woman Crisis Center (WCC) APPS Sragen bertempat di
Taman Asri gang 3 No. 76, Rt 32 Rw 14, Kroyo-Karangmalang,
Sragen. Namun karena ada beberapa kendala ditempat tersebutpusat
pelayanan dipindah di tempat tinggal Koordinator APPS Sragen yaitu
Mami Sugiarsi. Rumah Mami Sugiarsi inilah yang kemudian
digunakan sebagai kantor sekalihus tempat untuk melakukan terapi
untuk para korbankekerasan dalam beberapa kasus. Dan saat ini APPS
beralamatkan di Dk. Manggir RT 06, Blimbing, Sambirejo, Sragen.
3. Visi
Adapun visi dari APPS Sragen adalah terwujudnya hak-hak
perempuan dalam kebersamaan, kesetaraan dan keadilan menuju
masyarakatyang demokratis.
4. Misi
Adapun misi dari APPS yaitu
1. Pembelaan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan.
2. Memerjuangkan kebebasan berpolitik, social, ekonomi dan budaya
bagi perempuan.
3. Memberdayakan perempuan melaui penguatan kelompok.

5. Struktur Organisasi APPS Sragen Periode 2019-2022

4
Koordinator : Sugiarsi

Sekretaris : Sri Sumarni


Bendahara : Ari Budi Astuti
Divisi Advokasi : a) EndangWerdiningsih
b) Sulasmasi
c) Budi Sartono
Divisi Konseling : a) Eko Sri Hartati
b) Siti Chotizah
Divisi Pendampingan : a) Ambarwati
b) Suparti
c) Sri Astuti
d) Sriningsih
e) Sri Yatun
f) Tutik Safitri
Divisi Pelatihan : a) Rina Utari
b) Widiyati
c) Sri Lestaei
d) Harjono
Divisi Rehabilitasi : a) Emi Suparmin
b) Budi Purnomo
Divisi Kesehatan : a) Widayanto
b) Anik Florida Kumar

7. Permasalahan / Problematika ( Kasus ) di APPS Sragen


Dari tahun 2004-2020 permasalahan yang diselesaikan di
Aliansi Peduli Perempuan Sukowati adalah sebagai berikut :
a) Kekerasan Dalam Rumah Tangga : 432
b) Perkosaan : 82
c) Pencabulan dan Persetubuhan : 142
d) Pelecehan Sex : 2
e) Trafficking (penjualan orang) : 6

5
f) Penganiayaan : 20
g) Prnografi : 2

698 Kasus

Dari kasus diatas yang diatasi oleh APPS Sragen mengenai


KDRT semuanya selesai di APPS atau dengan cara bimbingan dan
konselng serta terapi doa dari koordinator APPS yaitu Sugiarsi. Kasus
yang lain seperti trafficking dan sebagainya seperti diatas masuk ke
advokasi (pengadilan) atau ranah hukum untuk diproses lebih lanjut.

6
BAB II

KEGIATAN-KEGIATAN PPL

A. Program Kegiatan PPL


1. Program Harian
Program harian merupakan program yang dilaksanakan dalam
keseharian selama kegiatan PPL di Aliansi Peduli Perempuan
Sukowati (APPS) Sragen diantaranya :
Jurnal / Tabel Program Kegiatan Keseharian PPL Bimbingan dan
Konseling di APPS Sragen Tahun 2020.
Tabel 1.1 Kegiatan PPL di APPS Sragen
a. Minggu ke 1
No Hari Waktu Kegiatan Keterangan
1 Rabu, 12 08.00-11.00 Materi Pemeberian materi
Agustus tentang Gender oleh
2020 mami Sugiarsi
12.30-14.00 Materi Pemberian materi
Diskusi tentang penanganan
korban kekerasan
terhadap perempuan
dan anak
2 Kamis, 13 08.00-11.00 Materi Pemberian materi
Agustus tentang advokasi dan
2020 merivie materi hari
rabu
12.00-14.00 Praktek Praktek menjadi
konselor profesional

b. Minggu ke 2
No Hari Waktu Kegiatan Keterangan

7
1 Rabu, 19 08.00-11.00 Materi Pemberian materi
Agustus oleh mami Sugiarsi
2020 13.00-14.00 Kunjungan Berkunjung kerumah
korban
perselingkuhan
disekitar APPS
Sragen
2 Kamis, 20 09.00-10.00 Kunjungan Berkunjung ke salah
Agustus satu Shelter bersama
2020 Mami Sugiarsi
10.30-11.00 Kunjungan Berkunjung ke salah
satu klien korban
pelecehan sex pada
anak dibawah umur
11.00-13.00 Refresing Refresing ke kebun
DI Jamus teh Jamus Ngawi
c. Minggu ke 3
No Hari Waktu Kegiatan Keterangan
1 Rabu,27 09.00-11.00 Kunjung Berkunjung ke rumah
Agustus dan klien yang menjadi
2020 peliputan korbsn pelecehan sex
beritas leh anak di bawah umur
salah satu
berita (TV
Istana)
11.00-13.00 Refresing Refresing ke Waduk
Botok Sragen
2 Kamis,28 09.00-13.00 Khitobah Khitobab yang
agustus dilakukan oleh
2020 Mahasiswa PPL di

8
APPS Sragen
13.00.13.30 Materi Merivie lagi materi
diskusi yang telah diberikan
oleh mami Sugiarsi
d. Minggu ke 4
No Waktu Kegiatan Kegiatan Keterangan
1 Rabu, 2 08.00-09.00 Kunjungan Penanganan kasus ibu
September ke tiri melakukan
2020 Kelurahan semena-mena ke pada
Desa anaknya namun hanya
Blimbing di Kant Kelurahan
09.00-11.00 Kunjungan Kunjungan dan ingin
Ke Polsek mengetahui cara
Sambirejo penanganan bersama
Koordinator APPS
Sragen ke Polsek
Sambirejo
2 Kamis, 3 09.00-13.00 Rapat Menghadiri rapat
September Kordinasi bulanan bersama
2020 bulanan seluruh anggota APS
APPS Sragen
Sragen
e. Minggu ke 5
No Waktu Kegiatan Kegiatan Keterangan
1 Kamis, 16 08.00-09.30 Pelatihan Pelatihan terapi doa
September terapi doa bersama koordinator
2020 APPS Sragen
09.30-12.00 Pelepasan Pelepasan Mahasiswa
Mahasiswa PPL oleh Pihak APPS
PPL didampingi Lapangan

9
bersama oleh DPL
DPL

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya


Masyarakat APPS Sragen yaitu :

a) Bimbingan dan Konseling


1) Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” atau
akar katanya “guide” bermakna menunjukkan, membimbing,
membantu, menentukan, mengatur, mengemudikan, memimpin,
memberi saran atau menuntun, jadi bimbingan dapat diartikan
membantu atau menuntun. Namun tidak semua bantuan atau
tuntunan merupakan bimbingan. Bimbingan merupakan salah satu
proses yang kontinyu, sistemasis, berencana dan terarah kepada
tujuan. Jadi aktivitas bimbingan bukan aktivitas yang dilakukan
secara insidentil, sewaktu-waktu, tidak sengaja, asal-asalan,
serampangan. Dengan kata lain karena layanan bimbingan
merupakan suatu profesi, maka prersonal pelaksanaan prvesi ini
harus memiliki kopetensi pribadi, pendidikan, pengalaman dan
keterampilan tertentu.
Dari beberapa pengertian bimbingan ada banyak yang
dikekemukakan para ahli diantara lain menurut Sunaryo
Kartadinata (2010) yaitu yercapainya perkembangan yang optimal
dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sehingga
tercapai kebahagian hidupnya. Adapun menurut Winkel (2004)
orientasi kegiatan bimbingan adalah ptibadi individu yang unik
dengan segala ciri dan karakteristiknya yang berbeda dengan
individu lainnya.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli
diatas maka dapat disimpulkan bimbingan merupakan proses

10
pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing
yang berkompeten bagi individu yang membutuhkannya dalam
rangka pengembangan seluruh potensi yang yang dimiliki secara
optimal dengan memanfaatkan berbagai media dan teknik
bimbingan dalam suasana yang bernuansa nrmatif agar individu
mencapai kemandiriannya adan bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungannya dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2) Konseling
Secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium
“artinya “dengan” atau bersama”yang dirangkai dengan “menerima
atau “memahami”. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah
konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”. Konseling meliputi pemahaman dan hubungan
individu untuk mengungkapkan kebutuhan - kebutuhan, motivasi,
dan potensi - potensi yang yang unik dari individu dan membantu
individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal
tersebut. (Berdnard & Fullmer, 1969).
Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor
dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien
mengatasi kesulitan-kesulitanyang dihadah. Tujuan pemberian
bantuan itu adalah agar klien dapat menyesuaiaknnya dirinya,baik
dengan diri maupun dengan lingkungan.
Berdasarkan Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan
Konseling adalah: “Proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara Konseling oleh seorang ahli (disebut Konselor)
kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami oleh klien.
b) Pemberian Materi
Selama PPL pemberian materi merupakan salah satu kegiatan
yang
dilakukan di Kantor APPS Sragen dan sesekali melakukan

11
pemberian serta pemahaman materi diluar kantor. Pemberian
materi yang di berikan secara langsung kepada Mahasiswa PPL
dari ketua Koordinator Mami Sugiarsi yang turun langsung
memberikan materi. Pemberian materi ini bertujuan agar
Mahasiswa PPL dapat lebih paham belajar tentang konselor
profesional, gender, perlindungan terhadap anak, serta penanganan
tindak kekerasan seksual.Dalam kegiatan ini pemateri memberikan
materi dan mahasiswa PPL mereview apa yang telah di berikan,
dan berdiskusi dengan memberikan contoh kasus.

c) Pendampingan Hukum
Pada kegiatan pendampingan hukum (Litigasi) tingkat
penyelidikan di kepolisian untuk pembuatan BAP korban, dan
tindak kejaksaan, kerjasama dengan jaksa penutup untuk
menetapkan tuntutan yang seadil-adilnya. Dan tindak pengadilan
mendampingi korban saat didengar kesaksiannya, memantau
jalannya persidangan sampai selesai. Pada saat PPL ada kasus yang
memerlukan pendampingan salah satu kasus yakni pencabulan dan
kekerasan rumah tangga (KDRT). Pada kegiatan ini kami tidak
bisa membantu sepenuhnya, hanya bisa membantu penguatan
kepada keluarga korban ata apa yang menimpa anak-anaknya.
Karena untuk berkaitan hukumpun seseorang perlu mengetahui
hukum dan UUD yang berlaku saat ini.
d) Home Visit
Kegiatan home visit merupakan kegiatan dengan cara
kunjungan ke rumah korban dalam rangka pengumpulan data serta
penguatan psikis dari para korban ataupun para saksi untuk
persiapan persidangan. Pada kegiatan ini dimaksudkan untuk
membina hubungan silaturahmi anatara keluarga korban ataupun
saksi dengan petugas APPS Sragen, selain itu lebih mudah

12
mengontrol korban ataupun saksi agar diberikan penguatan
psikisnya.
Dalam kegiatan ini Kordinatoor APPS Sragen Mami Sugiarsi
turun langsung ke rumah-rumah para korban kekerasan dan
pelecehan seksual, yang diberikan pada saat home visit yakni terapi
doa dan pemberian motivasi penguatan mental serta psikis, yang
bertujuan agar para korban, keluarga korban ataupun para saksi
diberi kekuatan secara fisik dan psikis.
e) Terapi Doa
Pada kegiatan ini dilakukan saat melakukan home visit dimana
para korban di beri terapi doa agar hati lebih tenang dan kuat dalam
menjalani kehidupan selanjutnya. Kami mahasisa PPL hanya bisa
menganalisis dan tidak dapat turun langsung memberikan terapi
doa kepada korban, hanya saja kita memberikan penguatan lewat
motivasi-motivasi yang kami berikan. Terapi doa diberikan pada
saat korban akan melakukan persidangan, dan yang diberikan
terapi doa diantaranya korban dan keluarga korban.
f) Berkunjung Ke Shallter
Kegiatan kali ini dilakukan agar kami tau dimana para korban
yang membutuhkan bantuan shallter, letak rumah shallter tidak
sembarang orang tau karena tempat itu dijamin keamanannnya,
agar para korban tidak terancam keselamatannya. Di tempat
shallter para korban di beri ketrampilan dan penguatan mental serta
spiriual.
B. Laporan Bimbingan Konseling di APPS Sragen
1. Idetintas Klien
Nama : K
Umur : 21
2. Diagnosa
1) Stimulus

13
Klien memiliki kecemasan dan kesedihan terus menerus
ketika ada sesuatu yang menganggunya.
2) Organism
K berusia 21 tahun seorang mhasiswa perguruan tinggi di
Solo.
3) Response
Klien merasa mengalami sakit kepala, terus kefikiran dan
berakhir menangis ketika orang lain mulai membicarannya
4) Congsequences
Klien terkadang menjadi sulit untuk beronsetrasi dalam
belajar, selain itu klien juga sulit mengendalikan pikirannya
dan hilangnya rasa kepercayaan diri untuk melakukan suatu
hal.
3. Prognosis
Pada umumnya body shaming bukan lagi hal tabu namun
telah menjadi kebiasaan sesorang kepada individu lain untuk
mengomtari fisiknya bagaimanapun keadaan yang dimilikinya.
Basa basi terkadang merujuk pada body shaming yang dilakukan
kepada seseorrang. Uacapan-ucapan seperti “kamu kok gendutan
sekarang”, “wah sekarang kamu tambah berisi ya” atau perkatan
mengomentari fisik dalam hal bentuk badan, warna kulit, ukuran
badan, dan sebagianya dengan tujuan untuk mempermalukan
individu tersebut. Terlihat permasalahan yang di hadapi klien maka
dapat diberikan jalan alternatif bantuan untuk membantu klien
dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam menyelesaikan masalah
ini konselor dapat menggunakan pendekatan teknik Person
Centered yaitu meliputi kongruen atau keaslian (klien tidak lagi
berpura-pura dalam kehidupannya), penerimaan tanpa syarat,
pemahaman yangempati dan akurat. Berdasarkan hasil
pengumpulan data yang dilakukan. Maka layanan bimbingan dan
knseling yang diberikan kepada konseli yaitu :

14
1) Membenuk pola pertempurn terapeutik agar tercapai
situasi memungkinkan perubahan-perubahan yang
diharapkan pada klien
2) melaksanakan pengawasan (control) yaitu konselor
berusaha meyakinkan atau memaksa klien untuk
mengikuti prosedur telah ditetapkan sesuai dengan
kondisi klien.
3) klien di dorong untuk mengatakan perasaan-perasaan
pada pertemuanpertemuan terapi saat ini, bukan
menceritakan pengalaman masa lalu atau harapan-
harapan masa datang.
4) setelah klien memperoeh pemahaman dan penyadaran
tentang dirinya, tindakannya, dan perasaanya, maka
teori samapi pada fase akhir.
5) pada fase ini klien siap untuk memulai hidupnya secara
mandiri tanpa supervise dari konselor
4. Verbatim
Tabel 2.1 Verbatim Proses Bimbingan dan Konseling
DIALOG TEKNIK
KONSELING
Klien Assalamualaikum, halo mbak
selamat siang
Konselor Waalaikumsallam, iya hallo Attending
mbak selamat siang juga,
silahkan duduk. (sambil
tersenyum)
Klien Iya trimakasih mbak
Konselor Kalau boleh saya tau nama Openinng dan
mbak siapa ya? Biar kita lebih Attending
akrap saat berbicara

15
Klien oh iya mbak, maaf saya sampai
lupa buat nyebutin nama, nama
saya KY, panggil saja K
Konselor Oh iya rumahnya mbak K Opening
dimana? (percakapan
netral)
Klien Rumah saya di Ngawi mbak
Konselor Oh lumayan jauh, mbak kesini
naik apa?
Klien Saya kesini naik sepeda motor
mbak mahasiswa di Solo
Konselor Oh begitu, kalau boleh tau mbak Acceptance
kesini ada keperluan apa ya ?
Klien Saya kesini ingin berbagi cerita
yang saya alami di lingkungan
saya, sebenarnya saya ingin
menemui anda sejak kemarin
tetapi baru memiliki waktu
sekarang karena sibuk
Konselor Oh begitu, disini dalam Strukturing
bimbingan konseling ini
menggunakan asas kerahasiaan
dan keterbukaan mbak K agar
dapat lebih mudah membantu
menjalani proses konseling
Klien Baik mbak saya mengerti, saya Time limit
akan berusaha untuk jujur cerita klien
semua masalah yang saya alami,
tetapi maaf mbak untuk
waktunya saya tidak bisa lama

16
karena saya juga ada kuliah
nanti jam 10.00 jam 12.00
Konselor Baik saya mengerti, kalau
begitu karena kita baru ketemu
dan masih ada waktu 1 jam
sebelum mbak kuliah mari kita
mulai. Silahkan apa yang ingin
anda ceritakan sampaikan
terlebih dahulu.
Klien Begini mbak, saya sering sekali
tidak pecaya diri kepada diri
saya ketika saya keluar rumah
atau pergi ke suatu tempat,
sering memikirkan omongan
orang yang sering
membicarakan saya dan
berakhir saya menangis
Konselor Oh jadi mbak K sini sering Restatement
mengalami tidak percaya diri,
memikirkan omongan orang dan
sering menjadi bahan omongan
orang-orang?
Klien Iya mbak saya sering menjadi
bahan mangan orang-orang
Konselor Sejak kapan mbak mengalami
hal-hal seperti itu?
Klien Sejak saya masuk kuliah mbak,
awalnya saya berfikir mereka
akan menerima saya apa
adanya, tidak memandang fisik,

17
ternaya malah saya dijadikan
bahan mngan
Konselor (menganggukan kepala) lalu..?
Klien Ya seperti itu, terjadi seperti ini
waktu pertengahan kuliah
sebelumnya mereka menirima
saya namun ternyata mereka
dibelakang saya sering
membiacarakan saya yang
gendut. Mulai dari itu saya
menjadi tidak percaya diri untu
keluar dan berakhir nangis
Konselor Sepertinya mbak K sangat Refllection of
bingung dan sedih sekali dengan Feeling
hal ini
Klien Iya mbak, karena hal ini saya
sering mengurung diri,
menangis, memikirkan
bagaimana nanti saya tidak
punya teman? sampai-sampai
saya melakukan diet ketat tetap
saja ada yang membicarakan.
Itu membuat saya tidak
konsetrasi belajar juga
Konselor Oh begitu ya.., mungkin ada hal Acceptance
lain yang ingin mbak ceritakan
Klien Iya mas begitu, sudah cukup
mas ini saja yang ingin saya
konsulkan
Konselor Baik mbak, saya merasakan apa Understanding

18
yang diraskan oleh mbak, jadi
inginnya mbak bagaimana?
Klien Jadi saya ingin orang-orang
diluar saya tidak memandang
saya dari fisik saja itu dapat
melukai perasaan saya, saya
juga tidak ingin memikirkan
omongan orang-orang yang
membuat saya menjadi
kepikiran dan tidak percaya diri
begitu mbak jadi bagaimana?
Konselor Oh begitu, untuk mbak K Person
omongan orang itu tidak perlu Centered
anda dengarkan meskipun
susah, karena apa itu semua
tidak akan membuat anda
sukses mereka semua itu iri
karena tidak bisa seperti mbak,
jadi untuk kedepannya mbak K
harus lebih percaya diri, mbak
harus meyakinkan diri sediri
bahwa mbak itu cantik, mbak
bermanfaat bagi semua orang
anggap saja omongan mereka
itu sesuatu yang memotivasi
mbak menjadi lebih baik lagi,
nanti suatu saat mereka bakalan
menyesal dengan perlakuan
mereka saat ini, jadi semangat
terus jangan banyak difikirkan

19
karena semua itu merugikan diri
mbak
Klien Iya mbak trimakasih seteah
inisaya akan menutup telinga
saya dari hal-hal yang tidak
bermanfaat, saya akan fokus
untuk menjalani kehidupan saya
seperti semula, sekali lagi
trimakasih banyak mbak sudah
memberi masukan dan arahan
Konselor Bagus sekali, sejauh dari Summary
pembicaraan yang telah kita (bagian)
lakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa omongan
orang itu tidak perlu
didengarkan, sekarang mbak K
lakukan yaitu berusaha pelan-
pelan mengilangkan fikiran-
fikiran yang menganggu mbak
dan fokus terhadap apa yang
ingin mbak lakukan
Klien Betul sekali mbak, trimakasih
mbak sudah mendengarka
keuhan saya
Konselor Sama-sama itulah tugas saya Termination
sebagai konselor selalu
membantu yang diinginkan
klien. karena waktu sudah
menunjukkan pukul 10 sesuai
dengan kesepakatan di awal

20
pertemuan tadi bahwa
pertemuan kita tutip sampai
sini. Semoga mbak merasa
lebih baik kedepannya
Klien Iya mbak trimakasih

21
BAB III

ANALISIS DAN BAHASAN

A. Kajian Teori
1. Gender dan Tidak Adilan Gender

Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki maupun


perempuan yang dikonstruksi (dibentuk) secara sosial maupun kultural
(budaya) oleh masyarakat, serta apa yang harus dilakukan oleh
perempuan dan apa yang harus dilakukan oleh pria dalam hal politik,
sosial, budaya baik di tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat.
Kekerasan berbasis gender, bentuk diskriminasi yang secara serius
menghalangi kesempatan perempuan untuk menikmati hak-hak dan
kebebasan atas suatu dasar kesamaan hak dengan laki-laki.

Gender juga bisa dimaksut dengan atribut yang diberikan oleh


masyarakat untuk menunjukan adanya perbedaan sifat, karakter, ciri-
ciri dan fungsi tertentu yang diberikan kepada laki-laki dan
perempuan. Yang paling berpengaruh, dalam perumusan kembali
pendekatan-pendekatan tradisional mengenai Gender dan seksualitas,
adalah karya Judith Butler, yang berpendapat bahwa Gender itu
bersifat performative. Pendapat ini menyatakan secara tidak langsung
bahwa identitas gender seseorang di hasilkan melalui penampilan
(performance) dan permainan peran (role-playing).

Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan merupakan


kodrat, perbedaan itu turut mempengaruhi hubungan dan berinteraksi
dalam masyarakat. Karena dalam masyarakat berbagai peran individu
bertemu. Secara garis besarnya, teori gender dapat dikelompokkan ke
dalam dua aliran, yaitu nature dan nurture. Dalam aliran nature bahwa
perbedaan peran laki-laki dan perempuan adalah bersifat kodrati.
Sementara aliran nurture menjelaskan bahwa, perbedaan relasi gender

22
antara laki-laki dan perempuan tidak ditentukan oleh faktor
biologis,akan tetapi hasil dari konstruksi masyarakat. (Umar.43)

Demikian aliran nature melihat perbedaan peran antara laki-laki


dan perempuan disebabkan karena perbedaan biologis. Hal ini dapat
dilihat dari sisi biologis laki-laki memiliki tubuh Iebih kuat.
Perempuan mengalami menstruasi, mengandung, melahirkan dan
menyusui. Masing-masing peran tidak dapat dipertukarkan. Sementara
pandanagan aliran nurture, bahwa peran yang dikonstruksi oleh budaya
masyarakat masih dapat dipertukarkan, seperti mencari nafkah,
menjadi pimpinan, serta urusan public dan sebagainya, yang mana
dapat di pergantikan perannya.(Miller.H.187)

Jadi dapat disimpulkan Setiap perbedaan, pengecualian,


pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai
pengaruh dan tujuan untuk mengurangi/ menghapus penggunaan hak
asasi manusia dan kebebasan pokok dibidang politik, ekonomi, sosial
budaya, sipil ataupun lainnya oleh kaum perempuan terbatas status
perkawinan atas dasar gender.

2. Hak Asasi Manusia (HAM)


Pengertian hak itu sendiri adalah kekuasaan atau wewenang yang
dimiliki seseorang atas sesuatu ( Suria Kusuma 1986 ). Hak asasi
menunjukkan bahwa kekuasaan atau wewenang yang dimiliki
seseorang tersebut bersifat mendasar, pemenuhannya bersifat imperatif
(perintah yang harus dilakukan) artinya hak-hak itu wajib dipenuhi
karena hak-hak ini menunjukkan nilai subyek hak. Pengertian HAM (
UU No.39 Tahun 1999 ) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa serta wajib dihormati dan dilindungi oleh hukum, pemerintah dan
setiap orang. Diantara hak-hak manusia tersebut adalah :
a) HAM DUHAM (1948)

23
Ham DUHAM adalah hal yang sama sekali tidak dapat
dicabut berasal dari martabat yang melekat pada manusia,
dimiliki semua orang, menjamin keadilan dan perdamaian
dunia. Prinsip hak adalah sebagai berikut :

1) Tidak mendiskriminasikan (non discriminations)


2) Ada sejak lahir/melekat (inherent)
3) Martabat/kehormatan (human Dignity)
4) Tidak dapat dicabut (indivisible)
5) Keadilan/keseteraan (Equality)
6) Saling berhubungan (interrelated)

Yang harus dilakukan terhadap hak adalah


menghormati, mempromosikan, melindungi, serta
memenuhinya. Hak asasi manusia juga berpengaruh dibidang
politik untuk berpatisipasi dalam pembangunan, hak sipil untuk
perlindungan, hak ssial untuk perlindungan, hak ekonomi untuk
mata pencarian.

b) Hak Asasi Perempuan (HAP)


Hak asasi perempuan adalah diakuinya reproduksi sebagian
dari HAM yang telah dijamin dalam beberapa perjanjian
internasional. Perjuangan kaum perempuan dalam mencapai
kesetaraan dan keadilan yang telah dilakukan sejak dahulu,
ternyata belum dapat mengangkat harkat dan martabat kaum
perempuan untuk dapat sejajar dengan kaum laki-laki.
Sekalipun kekuasaan tertinggi di negeri ini pernah dipegang
oleh perempuan, yakni Presiden Megawati Soekarno Putri, dan
telah banyak kaum perempuan yang memegang jabatan
strategis dalam pemerintahan, ketidakadilan gender dan
ketertinggalan kaum perempuan masih belum teratasi
sebagaimana yang diharapkan. Kaum perempuan tetap saja

24
termarjinalkan dan tertinggal dalam segala aspek kehidupan,
termasuk dalam bidang hukum. Hal ini merupakan tantangan
berat bagi kaum perempuan dan pemerintah.
Hak asasi perempuan sebagai HAM tampaknya masih
menjadi pertanyaan dan perdebatan sampai sekarang. Mengapa
perempuan sebagai bagian dari manusia harus membedakan
diri dengan memintahak-hak khusus? Ada beberapa argumen
yang muncul dalam menjelaskan hal tersebut. Argumen
terpenting adalah karena inherennya struktur hubungan
"gender" yang bersifat asimetris di dalam diri perempuan,
sebagai hasil bekerjanya sistem nilai yang pahiarhki, yaitu
sistem struktural dari dominasi laki-laki baik terhadap
reproduksi biologis, kontrol terhadap kerja, idiologi maupun
pola hubungan sosial dari gender (Safa'at, 2000: 109).
Dalam keluarga dan kebanyakan masyarakat, perempuan
tidak mempunyai identitas yang independen karena
dimasukkan dalam identitas yang legal dari suami. Dengan
demikian perkawinan tidak merupakan kemitraan yang sejajar.
Penggunaan unit keluarga oleh ahli politik dan ekonomi serta
sosial adalah salah satu sebab dari hambatan implisit bagi
perempuan untuk berparsitisipasi dalam politik. Seringkali
keluarga dianggap sebagai tempat pelembagaan "inferioritas
perempuan" serta "superioritas laki-laki" karena secara
tradisional yang dianggap pantas menjadi kepala keluarga
adalah laki-laki. Struktur keluarga yang tradisional
menciptakan pembagian hak, kewajiban, waktu dan nilai yang
berbeda kepada setiap anggota keluarga (Ashwonth, 1998: 47)
dimana kepala keluarga (laki-laki) menduduki posisi puncak.
Hak asasi perempuan adalah sebagai berikut yaitu :
1) Hak untuk bebas dan rasa aman,
2) Hak untuk bebas dari diskriminasi berdasarkan gender

25
3) Hak atas kesehatan, kesehatan reproduksi, dan keluarga
berencana
4) Hak untuk mengubah adat kebiasaan yang diskriminasi
terhadap perempuan
5) Hak atas privasi, hak untuk menikah dan memenuhi
berkeluarga
6) Hak untuk memutuskan jumlah anak dan waktu
kelahiran
7) Hak untuk tidak menjadi korban penyiksaan atau
perlakuan lainya yang kejam tidak manusiawi dan
merendahkan
8) Hak untuk bebas dari kekerasan dan eksplotasi seksual
9) Hak untuk menikmati perkembangan sains dan
melakukan eksperimentasi.
c) Hak Anak
Anak seseorang yang berusia 18 tahun termasuk yang
masih dalam (UU no. 23 tahun 2003). Anak juga memiliki hak
prinsip yaitu non diskriminasi yang tebaik bagi anak untuk
kelangsungan hidup dan perkembangan anak, penghargaan
terhadap pendapat anak.
Hak-hak anak adalah sebagai berikut yaitu :
1) Hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak
untuk bertpartisipasi
2) Hak suatu nama untuk identitas diri
3) Hak untuk beribadah sesuai agamanya
4) Hak untuk mengetahui dan diasuh oleh orangtua sendiri
5) Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
sosial
6) Hak untuk memperleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan diri

26
7) Hak dalam menyatakan dan didengar pendapatnya,
menerima, mencari dan memberi informasi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usia demi perkembangan dirinya
sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Berbicara tentang kekerasan yang terjadi di Indonesia, khususnya
kekerasan yang terjadi kepada anak-anak dan perempuan sudah bukan
menjadi rahasia umum. Kekerasan menjadi salah satu kasus dengan
angka yang tinggi di Indonesia yang memang perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah. Kekerasan merupakan suatu
tindakan menyakiti seseorang yang dapat membahayakan orang
tersebut bahkan mengancam nyawanya. Kekerasan seringkali terjadi
kepada anak-anak dan perempuan. Salah satunya kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT). Secara hukum yang dimaksud dengan KDRT
adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan penelantaraan rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga menurut Undang-Undang PKDRT
No. 23 Tahun 2004 adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga.
Pada intinya, perbuatan KDRT itu adalah sebuah usaha yang
dilakukan oleh pasangan, baik laki-laki maupun perempuan, untuk
mengambil alih posisi dominan dalam sebuah keluarga. pelaku
berupaya untuk mengambil kontrol dalam rumah atangga baik itu
berbentuk hak, kebebasan, atau lain-lainnya. Motif terjadinya tindak

27
kejahatan ini biasanya karena ke tidak harmonisan dalam hubungan
keluarga, kurangnya komunikasi, permasalahan ekonomi,
perselingkuhan, penggunaan obat-obat terlarang, kurangnya kedekatan
kepada Sang Pencipta dan sebagainya. Ini tentunya tidak hanya dalam
bentuk fisik saja melainkan bisa juga dengan cara lain, misalnya ketika
suami melarang istri dalam bekerja atau sebaliknya. hal ini
menyebabakan istri memiliki ketergantungan secara ekonomi pada
pasangan. itu sudah masuk KDRT atau seorang istri dipaksa bekerja
untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa diberikan nafkah oleh suami,
itu merupakan KDRT.
4. Kekerasan Seksual Pada Anak
Pelecehan seksual anak (Child Sexual Abuse) melibatkan
membujuk atau memaksa seorang anak untuk ambil bagian dalam
kegiatan seksual, atau mendorong seorang anak untuk berperilaku
dalam seksual yang tidak pantas termasuk selesai atau berusaha
tindakan seksual atau hubungi atau interaksi seksual non-kontak
dengan seorang anak oleh orang dewasa. Anak adalah setiap manusia
yang berusia dibawah 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan (UU no.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak).
Kekerasan seksual terhadap anak menurut End Child Prostitution
in Asia Tourism (ECPAT) Internasional merupakan hubungan atau
interaksi antara seorang anak dengan yang lebih tua atau orang dewasa
seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dan anak
dipergunakan sebagai objek pemuas kebutuhan seksual pelaku.
Perbuatan ini dilakukan dengan menggunakan paksaan, ancaman,
suap, tipuan, bahkan tekanan. Kegiatan kekerasan seksual terhadap
anak tersebut tidak harus melibatkan kontak badan antara pelaku
dengan anak sebagai korban. Bentuk kekerasan seksual itu sendiri bisa
dalam tindakan perkosaan ataupun pencabulan (Sari, 2009 dalam
Noviana, 2015:15).

28
Bentuk kekerasan terhadap anak dapat diklasifikasikan menjadi
kekerasan secara fisik, kekerasan secara psikologi, kekerasan secara
seksual dan kekerasan secara sosial. Selain itu, kendala yang
menghambat seseorang dalam melaporkan kasus kekerasan seksual
adalah anak korban kekerasan seksual tidak mengerti bahwa dirinya
menjadi korban. Korban sulit mempercayai orang lain sehingga
merahasiakan peristiwa kekerasan seksualnya. Di samping itu korban
cenderung takut melaporkan karena akan mengalami konsekuensi yang
lebih buruk. Akibatnya, korban merasa malu terhadap lingkungannya,
baik itu lingkungan keluarga ataupun masyarakat, untuk menceritakan
peristiwa kekerasan seksual. Korban merasa peristiwa kekerasan
seksual itu terjadi karena kesalahan dirinya dan membuat korban
merasa dirinya mempermalukan nama keluarga.
Begitu banyak kasus kekerasan seksual yang diberitakan oleh
media massa, baik media cetak maupun media elektronik.
Kebanyakkan kekerasan seksual dilakukan pada anak-anak dibawah
umur dan pelakunya merupakan orang-orang terdekat korban. Oleh
karena itu, sebagai orang tua dan orang-orang terdekat, harus lebih
waspada dalam melihat cara pergaulan anak dan lingkungan
sekitarnya, untuk mewaspadai timbulnya kekerasan seksual yang
mengakibatkan anak-anak akan mengalami masa-masa suram dan
tidak bisa melihat masa depan mereka hanya karena perbuatan yang
tidak manusiawi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh
hal itu kita wajib menegaskan kembali bahwa siapapun bisa menjadi
pelaku kejahatan seksual, hal ini meniscayakan kewaspadaan pada
lingkungan merupakan cara yang paling ampuh untuk menanggulang
kekerasan seksual pada anak.
B. Analisi dan Bahasan
Dalam kegiatan PPL banyak sekali kasus yang dapat di tangani
diantaranya kasus KDRT, pelecehan seksual, pencabulan, penganiayaan
dan trafficking. Pada kasus-kasus yang ada kami tidak bisa secara

29
langsung menanganinya karena kasus tersebut hanya di tangani oleh
hukum yang berlaku. Dari APPS Sragen sandiri hanya bisa membantu
para korban lewat pendampingan hukum yang mana terjadi kasus sangat
berat dan pemulihan psikis dari korban serta menyelesaikan masalah lewat
kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar para korban
mampu bangkit kembali dalam kehidupan normal sebagai individu yang
memiliki hak kebebasan sebagai perempuan.
Kegiatan PPL yang dilakukan di APPS Sragen kali ini tidak
banyak kasus yang ditangani karena masih dalam masa pandemi covid-19.
Ketika PPL kita tidak bisa melakukan penanganan kasus yang ada. Karena
tidak semua kasus bisa mengajak orang yang bisa dikatakan orang baru
atau sedang proses belajar menjadi konselor profesional. APPS Sragen ini
dari tahun 2004-2020 yaitu selama 16 tahun banyak sekali menangani
kasus yang ada dan sudah cukup berpengalaman dalam menangani
berbagai kasus mengenai perempuan serta anak. Sebagai Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), APPS Sragen sanagat memegang teguh
dengan hak-hak mengenai perempuan dan anak untuk selalu melindungi
hak-hak perempuan serta anak.
Untuk para korban agar bisa survive mami Sugi melakukan
pendampingan khusus yaitu mami Sugi memberikan Beberapa metode
yang di gunakan dalam penanganan kasus diantaranya dengan cara
konseling, pendampingan, advokasi, pemulihan korban dan penguatan
kelompok dampingan. APPS (Aliansi Peduli Perempuan Sukowati) Sragen
melakukan pemulihan secara menyeluruh dari bidang hukumnya untuk
mendapatkan suatu keadilan dan perlindungan berdasarkan undang-
undang yang berlaku dan melakukan pemulihan secara mentalnya melalui
terapi doa untuk memulihkan kondisi psikis dari para korban, agar bisa
bangkit dan memiliki semangat untuk hidup kembali dalam menjalani
kehidupan.
Dari analisis diatas dapat dibahas bahwasanya kasus-ksus yang
terjadi khususnya di Sragen, APPS Sragen melakukan penanganan secara

30
tuntas baik dari ranah hukum maupun dari psikisnya. Pada kasus KDRT
yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan merupakan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan.Untuk pencegahan dalam kasus tersebut
APPS Sragen bekerjasama dengan Dewan Perlindungan Perempuan dan
Anak Kabupaten Sragen. Tidak mandirinya perempuan merupakan salah
satu factor penyebab KDRT, disitulah perempuan tergantung kepada
suaminya, maka disitulah perempuan dituntut untuk maju agar tidak
dianggap sepele oleh para kaum laki-laki. Terdapat dua jenis kekerasan
dalam rumah tangga yakni domestic dan public, domestic semua tindak
kekerasan yang terjadi dalam keluarga dan dilakukan oleh orang yang
dikenal, orang dekat atau anggota keluarga sendiri termasuk kekerasan
terhadap pembantu rumah tangga. Kekerasan Publik yakni kekerasan yang
terjadi diluar rumah seperti perdagangan perempuan dan anak.
Begitu pentingnya peran gender dalam berumah tangga maupun
bersosial merupakan salah satu kesejahteraan bersama. Karena ketidak
setaraan gender merupakan salah satu penindasan bagi kaum perempuan.
Ada beberapa bentuk ketidak adilan gender diantaranya upah atau gaji
perempuan yang lebih sedikit, ijin usaha perempuan harus diketahui oleh
ayah (jika msih lajang) dan suami jika sudah menikah, permohonan kredit
harus seijin suami, pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan perhadap
perempuan. Maka dari itu kemitra sejahteraan antara perempuan dan laki-
laki harus terlaksana. Dimana suatu kondisi laki-laki dan perempuan
berperan serasi, selaras, seimbang dan dilandasi oleh hubungan
keharmonis dan perilaku. Sikap saling menghargai, saling menghormati,
saling mengisi dan saling membantu baik dalam masyarakat maupun
dalam keluarga.
APPS (Aliansi Peduli Perempuan Sukowati) Sragen juga
memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan, hak sendiri yakni
kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas 10 yakni:
1. Hak untuk hidup, bebas dari rasa aman
2. Hak untuk bebas dari deskriminasi berdasar gender

31
3. Hak atas kesehatan, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
4. Hak untuk mengubah adat dan kebiasaan yang diskriminatif
terhadap perempuan
5. Hak atas privasi
6. Hak untuk menikah dan memulai hidup berkeluarga
7. Hak untuk memutuskan jumlah anak dan rentang waktu kelahiran
8. Hak untuk tidak korban penyiksaan atau perlakuan lainnya yang
kejam, tidak manusiawi dan merendahkan.
9. Hak untuk bebas dari kekerasan dan ekspliotasi seksual
10. Hak untuk menikmati perkembangan sains dan melakukan
eksperimental.
Adapun Hak untuk anak-anak yang mana di APPS juga banyak
menangani kasus yang korbannya terdiri dari anak-anak. Anak-anak
memiliki prinsip hak yakni:
1. Non diskriminasi
2. Yang terbaik bagi anak
3. Untuk kelangsungan hidup dan perkembangan anak
4. Penghargaan terhadap pendapat anak

Salah satu klien atau korban yang saya wawancarai atau melakukan
praktik konseling ada korban kekerasan dalam rumah tangga karena faktor
ekonomi. Data klien atau korban yang saya konselingi atau wawancara
adalah sebagai berikut :

1. Nama :R
2. Umur : 65
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang di alami oleh ibu R ini
adalah salah satu tindak kekerasan bukan fisik melainkan Psikis beliau
bercerita akan masalah yang di hadapi nya yaitu ketika terjadi mis
komunikasi antara R dan suaminya, selain itu saat R mengalami sakit-
sakitan suami beliau malah berperilaku seenaknya. Karena R merasa

32
terpukul, klien tersebut melapor kepada mami Sugiarsi untuk mendapingi
klien tersebut. Masalah yang di alami klien tersebut bermula dari tahun
2003 sebelum APPS Sragen ini berdiri sampai 2020. Selama 17 tahun
klien bertahan dengan suaminya tanpa dinafkahi sampai dimana kasus
perceraian tersebut selesai klien masih meminta pendampingan mami
Sugiarsi. Selama pendampingan, mami selalu memberikan bantuan
makanan, membantu memijati klien, menemani klien di tempat tinggalnya.
Hal tersebut agar klien tidak terus kefikiran akan kejadian yang telah
dialaminya.

Disamping itu peran APPS Sragen dalam pengembangan korban


pada bidang ekonomi yaitu mami Sugi memberikan bantuan/tunjangan
sosial yang diberikan kepada korban dari pemerintah dan bantuan dari
pihak lain. Korban juga dilatih keterampilan yang dari APPS Sragen
membentuk komunitas yaitu JARPUK (Jaringan Pelaihan Usaha Kecil )
pelatihan yang di kembangkan untuk korban yaitu membuat tas dari
anyaman plastik, makanan, pengolahan dari limbah sampah/barang bekas
yang di fungsikan dan dibuat kreativitas contohnya yaitu tempat tisu.

. Di APPS Sragen juga diberikan sebuah teknik Terapi islami


berupa terapi doa yang diberikan mami kepada korban agar korban selalu
hidup tenang dan selalu mendekatkan diri pada Allah dan mendapatkan
ridhonya Allah SWT dan mami Sugi juga memberikan motivasi kepada
korban agar menjadi pribadi yang mandiri ataupun survive.

Seperti itulah pihak APPS Sragen yang luar biasa membantu klien
atau korban dengan sepenuh hati tanpa memperhatikan materi. Dan korban
yang diberikan pelayanan yang terbaik tadi, langsung juga diberikan
modal untuk memperbaiki ekonominya serta didampingi Mami Sugiarsi.
Agar permasalahan/problematikannya bisa selesai dan korban bisa enjoy
kembali. Dengan itulah APPS Sragen bisa bertahan dengan jiwa sosialnya
untuk memecahkan masalah yang ada di bumi Sukowati khususnya dan

33
umumnya bagi seluruh dunia. APPS Sragen yang di koordinatori oleh
Mami Sugiarsi yang luar biasa untuk memimpin lembaga swadaya
masyarakat yang selalu membantu apapun permasalahan terkhusus ke
masalah perempuan dan anak.

34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktik pengalaman lapangan yang saya jalani selama
satu bulan ini, saya mendapatatkan pengalaman yang tidak akan bisa saya
lupakan. Disana kami banyak di ajarkan bagaimana cara menangani
khasus, mendapatkan ilmu yang luar biasa mengenaik hak-hak yang ada di
setiap manusia.
Di APPS Sragen melakukan pemulihan secara menyeluruh dari
bidang hukum untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan berdasarkan
UU yang berlaku dan melakukan pemulihan secra mental melalui terapi
doa untuk memulihkan kondisi psikis korban agar mereka bangkit dan
memiliki semangat hidup dalam menjalani kehidupan
B. Saran
Untuk panitia ppl dimohon lebih menerbitkan kembali wkatu PPL
agar mahasiswa yang akan melaksanakan PPL mendapatkan informasi
yang jelas. Dan hendaknya pihak jurusan lebih banayak membuat MOU
kepada stalkholder yang berkaitan dengan Jurusan BKI agar mahasiswa
BKI tidak kesusahan dalam mencari tempat yang harus dijadikan lokasi
pelaksanaan PPL.
Untuk peserta PPL alangkah lebih baiknya untuk aktif saat digrub
agar kita mudah bekerjasama agar menjadikan PPL kali ini lebih baik lagi.

35
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Angga Eka Yuda Wibawa, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Perkembangan.


2017. Hlm. 1-7

Hasan, Bahrudin, Gander dan Ketidak Adilan. Jurnal Signal. Vol.7, No. 1.
Januari-Juni 2019. Hlm. 71-79

B, Diesmy Humairo, Nurur Rohmah, dkk. 2015. “ Kekerasan Seksual Pada Anak:
Telaah Relasi Pelaku Korban dan Kerentaan Pada Anak”. Jurnal Psikoislamika.
V. 12 No. 2

Sugiarsi.Gender dan Hak Asasi Manusia.Aliansi Peduli Perempuan Sukowati


(APPS) Sragen 5

Sugiarsi.Penanganan Korban Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak


(Kekerasan Berbasis Gender / KGB. APPS Sragen

Kurniawan, Nalon, Hak Asasi Perempuan Dalam Perspektif Hukum dan Agama.
Jurnal Konstitusi, Vol. IV, No.1, Juni 2011

Ramadani, Mery, Fitri Yuliani.2015. “Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)


Sebagai Salah Satu Isu Kesehatan Mayarakat Secara Global”. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas. Vol. 9, No. 2, April – September. Hal. 80-87

36
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pemberian Materi oleh Mami Sugiarsi (Koordinator APPS)

Berkunjung ke salah satu rumah korban yang masih di dampingi


oleh mami Sugiarsi

37
Praktek Konseling

Berkunjung Ke salah Satu tempat Pershallteran

38
Berkunjung Ke Polsek Sambirejo

Berkunjung Ke Kelurahan Blimbing

39
Berkunjung ke Salah satu Korban PelecehanSeksual

Wawancara salah satu korban KDRT

40
Menghadiri Rapat bulanan APPS Sragen

Regresing di kebun the Jamus Ngawi

41
Terapi Doa oleh Mami Sugiarsi (Koordinator APPS Sragen)

42
Peliputan di Televisi Berita Istana.id Ketika Berkunjung Kerumah Korban
di Desa Celep Kabupaten Sragen

43

Anda mungkin juga menyukai