Sop Ppi Edit
Sop Ppi Edit
INFEKSI (PPI)
No. Dokumen :
SOP/UKP/256/2018
SOP No. Revisi :01
Tanggal Terbit : 15/06/2018
Halaman : 1/8
PUSKESMAS Ammah Mustofiyah, S.Ikom,M.Kes
Disahkan oleh Kepala Puskesmas Jatirokeh
JATIROKEH NIP 19700606 198912 2 001
1. Pengertian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk menghindari terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari
lingkungan klien dan tenaga Kesehatan. Infeksi adalah berkembang biaknya
penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau
tanpa gejala klinik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Jatirokeh Nomor ………. tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Kecipir
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. A. Kebersihan Tangan
Prosedur/langkah- 1. Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai perhiasan dan
langkah tidak boleh memakai kuku palsu saat merawat pasien
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan dengan 6 (enam )
langkah pada saat :
a. Sebelum dan setelah melepas sarung tangan
b. Sebelum tindakan aseptis : pemasangan kateter intravena,kateter urin dan
urin dan vaskuler perifer
c. Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien
d. Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi kulit yang tidak
utuh, ganti verband
e. Setelah kontak denganlingkungan dan benda mati (alat medis, tempat
tidur meja saklar lampu) diarea pasien
f. Setelah makan minum dan menggunakan toilet
g. Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
h. Bila kontak dengan diduga spora, karena alkohol, klorhexidin, iodoform
aktifitasnya lemah terhadap spora
i. Sebelum keluar ruangan pasien
3. Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau dengan
alkohol handsdrub (bila tangan tidak tampak kotor)
B. Alat pelindung diri (APD) :
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Kaca mata pelindung
d. Pelindung wajah
e. Gaun
f. Sepatu tertutup
D. Pengendalian lingkungan
1. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk
pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan tempat tidur,peralatan
disamping tempat tidur dan pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh
dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala)
2. Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak dapat
didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organic(eksresi,sekresi
pasien,kotoran).
3. Desinfeksi yang bisa dipakai : Na hipoklorit (pemutih), alcohol, komponen
phenol, komponen ammonium, quarternary, komponen peroxigen. Ikuti
aturan pabrik cairan desinfektan, waktu kontak dan cara pengencerannya.
E. Penatalaksanaan Linen
1. Letakkan linen kedalam kantong linen,hindari menyortir linen diruang rawat
pasien.
2. Cuci linen dengan air panas 70 ˚c,minimal 25 menit,bila dipakai suhu < 70 ˚c
pilih zat kimia yang sesuai.Petugas yang menangani linen harus mengenakan
APD yang sesuai
F. Kesehatan Karyawan
1. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja,untuk mencegah luka atau
cedera saatmelakukan tindakan menggunakan jarum, scalpel dan alat tajam
lain,saat melakukan prosedur,saat membersihkan instrument dan saat
membuang jarum
2. Jangan tutup/recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi jarum dengan
tangan,menekuk jarum, mematahkan, melepaskan jarum dari spuit. Buang
jarum,spuit,pisau scalpel dan perlatan tajam habis pakai kedalam wadah
tahan tusukan/safety box sebelum dibuang kedalam incinerator
3. Pakai mouthpiece ,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metode resusitasi mulut ke mulut
4. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh selain akan
menyuntik
G. Penempatan Pasien
1. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang
tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat yang
terpisah
2. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip pemisahan
tetap terjadi
3. Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau etika batuk :
1. Promosi kepada semua petugas ,pasien,keluarga dengan infeksi saluran nafas
dengan demam
2. Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya kandungan
aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam mencegah transmisi penyakit
saluran nafas
3. Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alcohol handrub, wastafel –
antiseptic,tissue towel,terutama area tunggu harus diprioritaskan)
I. Praktek menyuntik yang aman
Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. Bila memungkinkan gunakan
juga vial sekali pakai walaupun multidose.Jarum atau spuit yang dipakai ulang
untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi
mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain
6. Bagan Alir