Anda di halaman 1dari 140

MODUL 3

PEMROGRAMAN MESIN FRAIS CNC

Jurusan Teknik Mesin


PEMROGRAMAN MESIN FREIS CNC:
❖ TECHNOLOGY PROCESS PLANNING (TPP)
❖ STRUKTUR PROGRAM
❖ G & M CODES
❖ PEMROGRAMAN ABSOLUT DAN INKREMENTAL
❖ GERAKAN DASAR
❖ KOMPENSASI JARI-JARI
❖ SIKLUS PENGEBORAN

Jurusan Teknik Mesin


❖ TECHNOLOGY PROCESS PLANNING (TPP)
Tahapan dalam pembuatan sebuah produk:
1) Persiapan (program, mesin, alat potong
→ TPP)
2) Validasi program (program checking,
simulasi)
3) Pemesinan

Jurusan Teknik Mesin


❖ TECHNOLOGY PROCESS PLANNING (TPP)
American Society of Engineers (ASME)
mendefinisikan Technology Process Planning
(TPP) sebagai berikut: “ …… systematic
determination of the methods by which a
product is to be manufactured economically
and competitively”.

Jurusan Teknik Mesin


❖ TECHNOLOGY PROCESS PLANNING (TPP)
Dokumentasi TPP:
a. Gambar Kerja (Technical Drawing)
b. Perencanaan Proses (Working Plan)
c. Pencekaman (Machine Setup)
d. Alat Potong (Tool Setup)
e. Lembar Program (Programming Sheet)
Jurusan Teknik Mesin
a. GAMBAR KERJA (TECHNICAL DRAWING)

Informasi dari gambar kerja:


➢ bentuk (shape)
➢ ukuran benda jadi (dimension)
➢ bahan baku (raw material)
➢ ukuran bahan baku

Bahan baku
dan ukurannya

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Rencana proses (working plan) berisi langkah-langkah yang akan


dilakukan dalam proses pemesinan sebuah benda kerja atau obyek,
mulai dari awal sampai akhir.

Penyusunan perencanaan proses menjadi satu tahapan yang sangat


krusial untuk mendapatkan sebuah proses pemesinan yang efektif,
dengan mempertimbangkan penggunaan alat potong (cutters) se-
optimum mungkin, dikarenakan waktu pergantian alat potong
termasuk dalam waktu yang tidak produktif, yang harus di-minimum-
kan.

Working Plan biasanya disusun dalam bentuk tabel.

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Nomor Urut:

Berisikan nomor urut proses


pemesinan

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Deskripsi/uraian langkah:

Berisikan penjelasan dari


proses yang dilakukan

Penyertaan gambar/sket
akan lebih memudahkan
dalam memahaminya.

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Alat/alat potong:

Berisikan penjelasan dari


peralatan atau alat potong
yang digunakan

Penyertaan gambar/sket
akan lebih memudahkan
dalam memahaminya.

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)
Kecepatan Potong:

Berisikan data/nilai
kecepatan potong (Vc) dalam
satuan m/menit

Harga Vc tergantung kepada:


▪ Material (bahan dan tool)
▪ Kekasaran Permukaan

Harga Vc didapatkan dalam


katalog yang disediakan oleh
pembuat alat potong

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Kecepatan Spindel Utama:

Putaran spindel utama (n)


didapatkan dengan
menggunakan rumus.

D →  alat potong (mm)

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Kedalaman Pemakanan:

Berisikan data/nilai kedalaman


proses pemakanan

Jika kedalaman (dari gambar)


melebihi kemampuan
pemakanan (maksimum) yang
diperbolehkan (dalam katalog)
→ dituliskan nilai kedalaman
maksimumnya.

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Kecepatan Pemakanan:

Berisikan data/nilai
kecepatan pemakanan per
sisi potong (fz) dalam satuan
mm/sisi potong

Harga fz tergantung kepada:


▪ Material (bahan dan tool)
▪ Kekasaran Permukaan

Harga fz didapatkan dalam


katalog yang disediakan oleh
pembuat alat potong

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Kecepatan Pemakanan:

Berisikan nilai kecepatan


pemakanan per putaran (f)
dengan satuan mm/putaran.

Harga f didapat dengan


rumus :

f = fz x z

z → jumlah sisi potong

Jurusan Teknik Mesin


b. RENCANA PROSES (WORKING PLAN)

Kecepatan Pemakanan Total:

Berisikan nilai kecepatan


pemakanan total (Vf) dengan
satuan mm/menit.

Harga Vf didapat dengan


rumus :

Vf = f x n (mm/menit)

Jurusan Teknik Mesin


c. PENCEKAMAN (MACHINE SETUP)

Mesin Perkakas

Jurusan Teknik Mesin


c. PENCEKAMAN (MACHINE SET UP)

Bahan Baku

Jurusan Teknik Mesin


c. PENCEKAMAN (MACHINE SET UP)

Pencekam

Jurusan Teknik Mesin


c. PENCEKAMAN (MACHINE SET UP)

Posisi Titik
Datum

Jurusan Teknik Mesin


c. PENCEKAMAN (MACHINE SET UP)

Ilustrasi
Pencekaman

Jurusan Teknik Mesin


d. ALAT POTONG (TOOL SETUP)

Informasi ;
▪ Nomor Tool
▪ Nomor Tool Data
▪ Diameter Tool

Jurusan Teknik Mesin


d. ALAT POTONG (TOOL SET UP)

Bentuk Tool

Jurusan Teknik Mesin


d. ALAT POTONG (TOOL SET UP)

Informasi Tool
Holder

Jurusan Teknik Mesin


e. LEMBAR PROGRAM (PROGRAMMING SHEET)
Contoh:

Nomor
Program

Jurusan Teknik Mesin


e. LEMBAR PROGRAM (PROGRAMMING SHEET)

Nomor Baris

Jurusan Teknik Mesin


e. LEMBAR PROGRAM (PROGRAMMING SHEET)

Penentuan Titik
Datum (W)

Jurusan Teknik Mesin


e. LEMBAR PROGRAM (PROGRAMMING SHEET)

Tahapan Proses
Pemesinan

Jurusan Teknik Mesin


e. LEMBAR PROGRAM (PROGRAMMING SHEET)

Alat Potong dan


Data Pemotongan

Jurusan Teknik Mesin


❖ STRUKTUR PROGRAM
Secara umum struktur program adalah sebagai berikut:

Nomor Program

Blok –blok
Program

Akhir Program

Jurusan Teknik Mesin


❖ STRUKTUR PROGRAM
Blok-blok tersebut disusun sebagai berikut:
➢ Pemanggilan alat potong (tool) 1;
➢ Data pemotongan, Spindel ON, Coolant ON;
➢ Gerak posisi di atas benda kerja;
➢ Infeed (gerakan ke arah sumbu Z (-);
➢ Proses pemesinan 1, feeding;
➢ Pemanggilan tool 2;
➢ Data pemotongan, spindle on, coolant on;
➢ Gerak posisi;
➢ Infeed;
➢ Proses pemesinan 2;
➢ dst;
➢ Coolant OFF, spindle off;
➢ Gerak ke posisi aman
➢ Akhir Program

Jurusan Teknik Mesin


❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007 Nomor Program
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49; dimulai dengan huruf “O”
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00;
N0030 G43 H1 Z10.00;
N0040 S1500 M03 M08;
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
Inisialisasi:
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49; G90 : program absolut
N0010 T01 M06; G17 : Bidang X-Y
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00; G21 : satuan metrik (mm)
G40 : kompensasi jari-jari OFF
N0030 G43 H1 Z10.00;
G80 : siklus pengeboran OFF
N0040 S1500 M03 M08; G49 : tool offset OFF
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06; Pemanggilan Alat Potong:
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00; T01 : Tool nomor “1”
M06 : Pemanggilan tool/tool change
N0030 G43 H1 Z10.00;
N0040 S1500 M03 M08;
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06; Pemosisian Alat Potong:
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00; G00 : gerak posisi (cepat)
G54 : titik “DATUM” aktif
N0030 G43 H1 Z10.00; X,Y : posisi tool (koordinat X dan Y)
N0040 S1500 M03 M08;
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00; Tool Offset:
N0030 G43 H1 Z10.00; G43 : Tool offset AKTIF
H1 : nomor (data) tool offset
N0040 S1500 M03 M08; Z : posisi tool (di atas benda kerja)
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100; Catatan:
Nomor tool data dibuat SAMA
; dengan nomor tool, untuk
; memudahkan dalam pemrograman,
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09; Tool offset berisi data panjang tool
yang harus dikompensasi.
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00;
N0030 G43 H1 Z10.00;
Spindel ON:
N0040 S1500 M03 M08; S1500 : putaran 1500 rpm
N0050 G00 Z-2.00; M03 : spindle ON, clockwise
M08 : coolant ON
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00;
N0030 G43 H1 Z10.00;
Posisi (persiapan pemotongan):
N0040 S1500 M03 M08;
G00 : gerak posisi
N0050 G00 Z-2.00; Z-2.00 : posisi tool untuk pemotongan
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00;
N0030 G43 H1 Z10.00;
N0040 S1500 M03 M08;
N0050 G00 Z-2.00; Gerak Pemotongan:
N0060 G01 X25.00 G94 F100; G01 : gerak pemotongan
X… : posisi tool (koordinat titik target)
; G94 F100 : 100 mm/menit (feeding)
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00;
N0030 G43 H1 Z10.00;
N0040 S1500 M03 M08;
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
Gerak zero return:
;
G28 : zero return
; G91: inkremental
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09; M05 : spindel OFF
N0210 M30 M09 : coolant OFF

Jurusan Teknik Mesin


❖ STRUKTUR PROGRAM
Contoh:
O007
N0000 G90 G17 G21 G40 G80 G49;
N0010 T01 M06;
N0020 G00 G54 X-25.00 Y 10.00;
N0030 G43 H1 Z10.00;
N0040 S1500 M03 M08;
N0050 G00 Z-2.00;
N0060 G01 X25.00 G94 F100;
;
;
N0200 G91 G28 Z0.00 M05 M09;
Akhir Program
N0210 M30
Jurusan Teknik Mesin
❖ STRUKTUR PROGRAM
Setiap blok terdiri dari beberapa kata (word)

word word word word


Setiap word terdiri dari address (huruf) dan numerik
(angka)

address numerik

numerik address

Jurusan Teknik Mesin


❖ G & M CODES

Daftar G-Code untuk Frais CNC (fanuc)

Jurusan Teknik Mesin


❖ G & M CODES

Daftar M-Code untuk Frais CNC

Jurusan Teknik Mesin


❖ G & M CODES
KODE LAINNYA:
S : menyatakan besarnya kecepatan spindel utama (rpm)
F : menyatakan besarnya kecepatan pemotongan (mm/min)
T : berhubungan dengan pemanggilan/pergantian alat potong
H : data panjang alat potong dalam tool offset
D : data jari-jari alat potong dalam tool offset
R : bidang pendekatan (siklus bor),
jari-jari dari gerak melingkar (kontur)
jari-jari dari pola pengeboran melingkar (pattern)
P : waktu diam (dwell) pada siklus counter bor
Q : depth of cut, pada proses siklus bor dalam
X,Y,Z : koordinat/posisi alat potong
I,J,K : jarak antara titik awal ke pusat lingkaran pada gerak melingkar

Jurusan Teknik Mesin


❖ PEMROGRAMAN ABSOLUT DAN INKREMENTAL

GERAK POSISI ALAT


POTONG

ABSOLUT INKREMENTAL

Jurusan Teknik Mesin


▪ PEMROGRAMAN ABSOLUT (G90)
Dalam pemrograman ABSOLUT, posisi alat potong SELALU
mengacu pada SATU TITIK ACUAN yang telah ditetapkan (aktif)

Nilai X dan Y adalah


koordinat tujuan/target.

Jurusan Teknik Mesin


▪ PEMROGRAMAN INKREMENTAL (G91)
Dalam pemrograman INKREMENTAL, posisi target alat potong
mengacu pada POSISI TERAKHIR SEBELUMNYA.

Nilai X dan Y adalah besarnya


pergeseran/pergerakan

Jurusan Teknik Mesin


❖ GERAKAN DASAR

GERAK DASAR

LURUS MELINGKAR

Jurusan Teknik Mesin


➢ GERAK LURUS

GERAK LURUS /
INTERPOLASI LINIER

POSISI PEMOTONGAN

Jurusan Teknik Mesin


▪ GERAK POSISI (GERAK CEPAT) → G00
KONDISI : GERAK DENGAN KECEPATAN TINGGI

KECEPATAN GERAK
MAKSIMUM SESUAI
KEMAMPUAN MESIN

FUNGSI : TOOL BERGERAK DARI ATAU MENDEKAT BENDA KERJA

TOOL BERGERAK MENJAUH


DARI BENDA KERJA

Jurusan Teknik Mesin


FORMAT :

GERAK CEPAT/POSISI ABSOLUT / INKREMENTAL

KOORDINAT TARGET

Catatan: dalam gerak cepat tidak boleh ada proses pemotongan/pemakanan

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH : 1→2→3→4→1

PROGRAM ABSOLUT:
G90 → ABS
G54 → DATUM

G54

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM ABSOLUT:
G90 →ABS
G54 →DATUM
G00 X175.0 Y-100.0 1→2

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM ABSOLUT:
G90 →ABS
G54 →DATUM
G00 X175.0 Y-100.0 1→2
Y100.0 2→3

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM ABSOLUT:
G90 →ABS
G54 →DATUM
G00 X175.0 Y-100.0 1→2
Y100.0 2→3
X-175.0 3→4

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM ABSOLUT:
G90 →ABS
G54 →DATUM
G00 X175.0 Y-100.0 1→2
Y100.0 2→3
X-175.0 3→4
Y-100.0 4→1

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH : 1→2→3→4→1

PROGRAM INKREMENTAL:
G91 → INC

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM INKREMENTAL:
G91 → INC
G00 X350.0 1→2

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM INKREMENTAL:
G91 → INC
G00 X350.0 1→2
Y200.0 2→3

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM INKREMENTAL:
G91 → INC
G00 X350.0 1→2
Y200.0 2→3
X-350.0 3→4

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH :

PROGRAM INKREMENTAL:
G91 → INC
G00 X350.0 1→2
Y200.0 2→3
X-350.0 3→4
Y-200.0 4→1

Jurusan Teknik Mesin


▪ GERAK PEMOTONGAN (PEMAKANAN) → G01
KONDISI : GERAK DENGAN KECEPATAN TERTENTU

KECEPATAN GERAK
DISESUAIKAN DENGAN
KEBUTUHAN

FUNGSI : TOOL BERGERAK UNTUK MEMOTONG BENDA KERJA

TOOL BERGERAK DI DALAM


BENDA KERJA

Jurusan Teknik Mesin


FORMAT :
KECEPATAN PEMOTONGAN (Vf)

GERAK PEMOTONGAN ABSOLUT / INKREMENTAL

KOORDINAT TARGET
Catatan: harus ada FEEDING (F)

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH:

Program Absolut:
G01 G90 G54 X90.0 Y 40.0 F100;

Program Inkremental:
G01 G91 X70.0 Y20.0 F100;

G54

Jurusan Teknik Mesin


➢ GERAK MELINGKAR

GERAK MELINGKAR /
INTERPOLASI SIRKULAR

BERLAWANAN ARAH
SEARAH JARUM JAM JARUM JAM /
/ CLOCKWISE (CW) COUNTERCLOCKWISE
(CCW)
Jurusan Teknik Mesin
KONDISI: SEARAH JARUM JAM → G02
BERLAWANAN ARAH JARUM JAM → G03

G02

G03

Jurusan Teknik Mesin


PENENTUAN: G02 atau G03 ??
▪ Tentukan bidang kerja, misal bidang X-Y (G17);
▪ Arah gerak melingkar dilihat dari sumbu ke-3
positif (+ Z)

Searah jarum jam → G02;


Berlawanan arah jarum
jam → G03

Jurusan Teknik Mesin


FORMAT:

G02/G03 → GERAK MELINGKAR (CW/CCW)


X&Y → KOORDINAT POSISI TARGET/TUJUAN
F → KECEPATAN PEMAKANAN (Vf)
I&J → JARAK ANTARA TITIK START DAN PUSAT GERAKAN
R → RADIUS/JARI-JARI GERAK MELINGKAR
G90/G91 → ABSOLUT/INKREMENTAL

Jurusan Teknik Mesin


PARAMETER I & J:

G02 G03

I dan J adalah jarak antara titik awal gerakan (START) dan titik pusat gerakan
(CENTER)

I dan J selalu dihitung DARI titik awal (START) ke titik pusat.

I adalah searah dengan sumbu X, J searah dengan sumbu Y

Hati-hati dengan tanda + dan -

Jurusan Teknik Mesin


PARAMETER I & J:
Tanda POSITIF (+) dan NEGATIF (-) akan mempengaruhi
hasil.

Gerak melingkar dari I


START ke END start end
J (-)
Harga J adalah R
NEGATIF (-)
center

Jurusan Teknik Mesin


PARAMETER I & J:

center

Gerak melingkar dari R


START ke END J (+)
I
start end
Harga J adalah
POSITIF (+)

Jurusan Teknik Mesin


PARAMETER R (radius, jari-jari):

Parameter R adalah jari-jari


(radius) dari gerak melingkar.

R bernilai POSITIF untuk


mendapatkan kontur dengan
busur PENDEK sampai dengan
SETENGAH LINGKARAN

R bernilai NEGATIF untuk


mendapatkan kontur dengan
busur PANJANG.

Jurusan Teknik Mesin


GERAKAN SATU (1) LINGKARAN PENUH

Untuk gerakan satu (1)


lingkaran penuh digunakan
parameter I atau J

Contoh : G02 I1000.0 F100

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 1:
Pemrograman Absolut:

G90 G00 X200.0 Y40.0 → A


B G03 X140.0 Y100.0 I-60.0 J0.0 → B
G02 X120.0 Y60.0 I-50.0 J0.0 → C
ATAU
G90 G00 X200.0 Y40.0 → A
C A G03 X140.0 Y100.0 R60.0 → B
G02 X120.0 Y60.0 R50.0 →C

Jurusan Teknik Mesin


➢ GERAK MELINGKAR
CONTOH 2: Pemrograman Inkremental:

G91 G00 X200.0 Y40.0 →A


B G03 G91 X-60.0 Y60.0 I-60.0 J0.0 → B
G02 X-20.0 Y-40.0 I-50.0 J0.0 → C

ATAU
C G91 G00 X200.0 Y40.0 → A
A
G03 G91 X-60.0 Y60.0 R60.0 → B
G02 X-20.0 Y-40.0 R50.0 →C

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 3:

W
Alat Potong : HSS  10 mm
(T01), Vc = 45 m/min, fz =
0.03 mm
Nol benda kerja (W) : G55

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 3: WORKING PLAN

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 3: MACHINE SETUP SHEET
Contoh 3 Keterangan:
Jarak M-A,
didapatkan
dari data di
mesin (Global
Catatan: offset,PSO),
M : Titik Nol G54 – G59;
Mesin; Jarak A-W
A: Titik di diukur dan
Ragum; A W dimasukkan ke
W: Titik Nol dalam data
Benda Kerja Local Offset,
di PSO
PSO :
Position Shift
Offset (work
offset)

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 3: TOOL SETUP SHEET
Contoh 3

10

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 3: PROGRAM SHEET (ABS) Urutan gerakan tool: 1, 2, 3, dst…10,11.
4 5
Perlu dicari koordinat titik-titik target sumbu
alat potong (tool): MODE: ABS (G90)

3 6

10,11
7

9 8

LINTASAN SUMBU TOOL

1,2

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 3: PROGRAM SHEET (ABS)
O002
N00 G17 G21 G40;
N01 T01 M06;
N02 G00 G90 G55 X-1.0 Y-10.0;
(1)
N03 G43 H01 Z10.0 S1433;
N04 M03;
N05 Z-4.0; → (2)
N06 G01 Y39.0 F87; → (3)
N07 G02 X9.0 Y49.0 R10.0; → (4)
N08 G01 X41.0;→(5)
N09 G02 X51.0 Y39.0 R10.0; →(6)
N10 G01 Y11.0; →(7)
N11 G02 X41.0 Y1.0 R10.0; →(8)
N12 G01 X9.0; →(9)
W
N13 G02 X-1.0 Y11.0 R10.0; →(10)
N14 G00 Z10.0 M05; →(11)
N15 G91 G28 Z0.0;
N16 M30

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 4: PROGRAM SHEET (INC) Urutan gerakan tool: 1, 2, 3, dst…10,11.
4 5
Perlu dicari koordinat titik-titik target sumbu
alat potong (tool): MODE: INC (G91); posisi
awal tool (1) tetap diprogram secara absolut,
3 6 setelah itu baru gerakan incremental.

10,11
7

9 8

LINTASAN SUMBU TOOL

1,2

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 4: PROGRAM SHEET (INC)
O003
N00 G17 G21 G40;
N01 T01 M06;
N02 G00 G90 G55 X-1.0 Y-10.0;
(1)
N03 G43 H01 Z10.0 S1433;
N04 M03;
N05 G91 Z-14.0; → (2)
N06 G01 Y49.0 F87; → (3)
N07 G02 X10.0 Y10.0 R10.0; → (4)
N08 G01 X32.0;→(5)
N09 G02 X10.0 Y-10.0 R10.0; →(6)
N10 G01 Y-28.0; →(7)
N11 G02 X-10.0 Y-10.0 R10.0; →(8)
N12 G01 X-32.0; →(9)
W
N13 G02 X-10.0 Y10.0 R10.0; →(10)
N14 G00 Z14.0 M05; →(11)
N15 G28 Z0.0;
N16 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ KOMPENSASI JARI-JARI
Permrograman Sumbu
Lintasan
Sumbu Lintasan sumbu alat potong
dibuat dengan jarak setengah
diameter (jari-jari) alat potong
P2 P3 dari kontur.
P4
Titik-titik kontur: P0, P1, P2,
P1 P3, P4 dan P5

Titik-titik lintasan sumbu alat


potong: P0’, P1’, P2’, P3’, P4’
P0 P5 dan P5’
R
R = jari-jari alat potong

Jurusan Teknik Mesin


Tool  10 mm
Permasalahan Klasik
Lintasan sumbu Lintasan pahat dibuat
berdasarkan tool  10 mm →
ukuran benda jadi adl SESUAI.
Tool 
Jika tool  6 mm digunakan,
6 mm
maka akan terjadi sisa material
BENDA KERJA → ukuran benda jadi menjadi
lebih BESAR.
undercut Jika tool  12 mm digunakan,
Sisa material
maka akan terjadi pemakanan
yang berlebih (undercut) →
ukuran benda jadi menjadi
Tool  12 mm lebih KECIL.

Jurusan Teknik Mesin


Permasalahan Klasik
X
Pada gerakan menyudut/miring,
R maka perlu perhitungan khusus.

 P2 Posisi titik P1’ dan P2’ harus


dihitung dengan cermat.
Dengan mengacu pada titik W:
 posisi P1’ : XP1’ = XP1 – R
YP1’ = YP1 + Y
posisi P2’ : XP2’ = XP2 - X
R P1 YP2’ = YP2 + R
di mana:
Y

Y = R tan (/2)
X = R tan (/2)
W
R = jari-jari alat potong

Jurusan Teknik Mesin


Permrograman Kontur
Jika kompensasi jari-jari AKTIF,
maka titik-titik yang diprogram
adalah titik-titik konturnya
P2 P3 (P0, P1, P2, P3, P4, P5 dan
P4 kembali ke P0 → kontur
tertutup).
P1

P0 P5

Jurusan Teknik Mesin


Permrograman Kontur
Jika kompensasi jari-jari AKTIF,
maka titik-titik yang diprogram
adalah titik-titik konturnya
P2 P3 (P0, P1, P2, P3, P4, P5 dan
P4 kembali ke P0).

P1 Seakan-akan titik program


bergeser dari SUMBU ke SISI
LUAR dari alat potong

P0 P5

Jurusan Teknik Mesin


G41, G42 dan G40
Arah gerakan/lintasan
DILIHAT DARI ARAH GERAKAN/LINTASAN:
G41 → alat potong berada di sebelah KIRI
KONTUR dari benda kerja/kontur.

G42 → alat potong berada di sebelah


KANAN dari benda kerja/kontur.

G41 G42 G40 → titik program kembali ke SUMBU


alat potong (pembatalan kompensasi jari-
jari)

G40

Jurusan Teknik Mesin


FORMAT (PENGAKTIFAN):

Kompensasi jari-jari Gerak lurus


(pemakanan/posisi) feeding
AKTIF (kiri/kanan)
Data alat potong Koordinat target
(jari- jari/radius) (pada kontur)

Nomor data alat potong (D) dibuat sama dengan nomor tool: jika T1, maka D1

Jurusan Teknik Mesin


FORMAT (PEMBATALAN):

Kompensasi jari-jari Gerak lurus Koordinat target


BATAL (pemakanan/posisi) (sumbu alat potong)

CATATAN: Untuk mengaktifkan atau membatalkan kompensasi jari-jari HARUS


ada perubahan koordinat dari alat potong ke arah sumbu X, atau sumbu Y,
atau keduanya.

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 5:

Alat Potong : HSS  20 mm (T02), n=1500 rpm,


F = 100 mm/min
Nol benda kerja : G54

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 5:

Alat Potong : HSS  20 mm (T02), n=1500 rpm, F = 100


mm/min
Nol benda kerja : G54

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 6:
Contoh ini sama
dengan contoh 3
sebelumnya, jadi
working plan, machine
setup sheet, dan tool
setup sheet sama
dengan contoh 3.

Alat Potong : HSS  10


mm (T01), n=1433
rpm, F = 87 mm/min
Nol benda kerja : G55

Jurusan Teknik Mesin


Titik-titik program: pada pemrograman kontur (kompensasi jari-jari aktif), maka yang
diprogram adalah titik-titik pada konturnya.

Koordinat (absolut, ABS):


5 6
4 7

11 3 8
10 9
W

1 2

Jurusan Teknik Mesin


O004
N000 G21 G17 G40;
N005 T01 M06;
N010 G90 G00 G55 X-1.0 Y-10.0;
5 6 N020 G43 H01 Z25.0 S1433;
N030 M03;
4 7 N040 Z-4.0;
N050 G41 D01 G01 X4.0 Y11.0 F87;
N060 Y39.0;
N070 G02 X9.0 Y44.0 R5.0;
N080 G01 X41.0;
N090 G02 X46.0 Y39.0 R5.0;
11 3 8 N100 G01 Y11.0;
10 9 N110 G02 X41.0 Y6.0 R5.0;
N120 G01 X9.0;
W N130 G02 X4.0 Y11.0 R5.0;
N140 G40 G00 X-1.0 Z10.0;
N150 M05;
N160 G91 G28 Z0.0;
N170 G28 X0.0 Y0.0;
1 2 N180 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ PEMBUATAN CHAMFER

Chamfer dibuat dengan menggunakan alat potong khusus,


yaitu NC-Spot Drill.
Ujung dari tool tersebut tidak lancip, tetapi rata dengan
diameter ujung ± 0,5 mm. Oleh karena itu, dalam
pembuatan chamfer, tool diposisikan melebihi dari
konturnya.

 0,5 mm

Jurusan Teknik Mesin


Untuk mempermudah dalam
penentuan koordinat, posisi dari
tool di-offset sebesar 1 mm dari
kontur, dan konsekuensinya,
Z=0 Z=0 maka harga atau nilai jari-jari
(radius) dari alat potong di
dalam data tool offset adalah 1
mm (ini akan diaktifkan dengan
kompensasi jari-jari (radius
compensation, G41 D.. atau G42
D..).
R = 1.0 R = 1.0
Z = -1.0 Z = -(1.0 + harga chamfer) Target pada sumbu Z juga
dilebihkan sebesar 1mm dari
permukaan kontur (setelah di-
chamfer) bagian bawah.
Jika nilai jari-jari dalam tool offset adalah 1.5 mm, maka
besarnya offset juga sebesar 1.5 mm, demikian juga untuk
harga yang lainnya

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 7:

W Tool : NC Spot Drill (T03, R=1 mm);


Titik nol benda kerja (W) = G54;
Spindel (n) = 1443 rpm;
Feeding (F) = 80 mm/min

Pemrograman (absolut, ABS):


a. Sumbu
b. Kompensasi Jari-jari

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 7.a: Sumbu (ABS)
O005
N000 G21 G17 G40;
N010 T03 M06;
N020 G00 G90 G54 X-30.0 Y-20.0;
N030 G43 H03 Z10.0 S1443;
N040 M03;
W N050 Z-3.0;
N055 X-26.0;
N060 G01 Y16.0 F80;
N070 X26.0;
N080 Y-16.0;
N090 X-30.0;
N095 Y-20.0;
N100 G00 Z10.0 M05;
N110 G91 G28 Z0.0;
N120 M30

Jurusan Teknik Mesin


CONTOH 7b: Radius Compensation (ABS)
O006
N000 G21 G17 G40;
N010 T03 M06;
N020 G00 G90 G54 X-30.0 Y-20.0;
N030 G43 H03 Z10.0 S1443;
N040 M03;
N050 Z-3.0;
W N060 G41 D03 X-25.0;
N070 G01 Y15.0 F80;
N080 X25.0;
N090 Y-15.0;
N100 X-30.0;
N110 G40 G00 Y-20.0;
N120 Z10.0 M05;
N130 G91 G28 Z0.0;
N140 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
Siklus pengeboran terdiri
dari 4 atau 5 langkah
pengerjaan

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
Langkah 1:
Tool bergerak CEPAT ke
posisi (koordinat) sumbu
dari lubang

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
Langkah 2:
Tool bergerak CEPAT ke
posisi bidang pendekatan
(titik R)

Bidang pendekatan adalah


sebuah bidang imajiner yang
terletak di atas permukaan
benda kerja yang akan
dilakukan proses
pengeboran

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
Langkah 3:
Tool bergerak melakukan
proses pengeboran dengan
kecepatan pemakanan
(feeding) tertentu.

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
Langkah 4:
Tool tinggal diam (sambil
berputar) pada ujung/akhir
langkah untuk beberapa
saat → dwell

Tujuannya adalah supaya


proses pemotongan benar-
benar tuntas.

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
Langkah 5:
Tool bergerak CEPAT ke
bidang pendekatan (R)

Kode G99 aktif.

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
atau
Langkah 6:
Tool bergerak CEPAT ke
bidang/posisi awal

Kode G98 aktif

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN
absolut inkremental

Z = Target kedalaman. R = Bidang pendekatan

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN

G98→ setelah selesai proses, G99→ setelah selesai proses,


tool kembali ke posisi awal tool kembali ke posisi bidang R

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN DANGKAL (SPOT DRILL/G81)
FORMAT:
G81 X… Y…Z.. R…
F… (G98/G99);

G81→ spot drill


X,Y → koordinat
sumbu target
Z → kedalaman
R → bidang
pendekaan
F → feeding
G98 → kembali ke
awal.
G99 → kembali ke R

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN DANGKAL DENGAN DWELL (G82)
FORMAT:
G82 (G90/G91) X…
Y… Z..R… P… F…
(G98/G99);

G82→ spot drill


dengan dwell
X,Y → koordinat
sumbu target
Z → kedalaman
R → bidang
pendekatan
P → waktu dwell
(1/1000 detik)
Catatan: di akhir langkah (Z), alat potong akan diam sejenak F → feeding

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN DALAM (G83)
FORMAT:

G83 X… Y…Z..R… Q…
F… (G98/G99);

G83→ siklus bor dalam


X,Y → koordinat
sumbu target
Z → kedalaman
R → bidang
pendekatan
Q → depth of cut (µm)
F → feeding

Catatan: nilai d (clearance) ditetapkan oleh pembuat mesin

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGULIRAN/TAP (G84)
FORMAT:

G84 X… Y…Z ..R… F…


(G98/G99);

G84→ siklus ulir kanan


X,Y → koordinat
sumbu target
Z → kedalaman
R → bidang
pendekatan
F → kisar/pitch (µm)

Catatan: Tool masuk dengan M03 (CW) dan keluar dengan M04 (CCW)

Jurusan Teknik Mesin


❖ CONTOH SIKLUS PENGEBORAN DANGKAL (G81)

DATA:
Tool : FEM  6 mm (T03);
n = 3500 rpm;
Vf (F) = 80 mm/min;
Posisi awal, Z = 10 mm;
9 10 11 12 R = 1 mm (dari permukaan);

8 7 6 5

1 2 3 4

G54

Jurusan Teknik Mesin


❖ CONTOH SIKLUS PENGEBORAN DANGKAL (G81)
O007
N00 G21 G17 G40;
N01 T03 M06;
N02 G00 G90 G54 X0.0 Y0.0;
N03 G43 H03 Z10.0 S3500;
N04 M03;
N05 G81 X15.0 Y10.0 Z-3.0 R1.0 F80; → 1
N06 X35.0; → 2
N07 X55.0; → 3
N08 X75.0; → 4
N09 Y25.0; → 5
N10 X55.0; → 6
N11 X35.0; → 7
N12 X15.0; → 8
N13 Y40.0; → 9
N14 X35.0; → 10
N15 X55.0; → 11
N16 X75.0; → 12
N17 G00 Z10.0 M05;
N18 G91 G28 Z0.0;
Koordinat (ABS) N19 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ CONTOH SIKLUS PENGEBORAN DALAM (G83)

DATA:
Tool : FEM  6 mm (T03);
n = 3500 rpm;
Vf (F) = 60 mm/min;

3 W = G55;
4 2
Posisi awal alat potong (Z = 10 mm);
5 W 1
Bidang pendekatan = 1 mm;
Depth of Cut = 3 mm (3000 m)
6 8
7

Jurusan Teknik Mesin


❖ CONTOH SIKLUS PENGEBORAN DALAM (G83)
O008
N00 G21 G17 G40;
N01 T03 M06;
N02 G00 G90 G55 X0.0 Y0.0;
N03 G43 H03 Z10.0 S3500;
N04 M03;
N05 G83 X15.0 Y0.0 Z-17.0 R1.0 Q3000 F60 G99; → 1
N06 X10.605 Y10.605; → 2
N07 X0.0 Y15.0; → 3
N08 X-10.605 Y10.605; → 4
N09 X-15.0 Y0.0; → 5
N10 X-10.605 Y-10.605; → 6
N11 X0.0 Y-15.0; → 7
N12 X10.605 Y-10.605; → 8
N17 G00 Z10.0 M05;
N18 G91 G28 Z0.0;
Koordinat (ABS) N19 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN
Sering dijumpai proses pengeboran mengikuti pola atau pattern tertentu, yaitu
berbentuk: pola berjajar, pola kotak, pola grid (rectangular pattern), atau pola
melingkar (circular pattern)

Pola Berjajar Pola Kotak

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN

Pola Grid Pola Melingkar

Ketika menggunakan pola atau pattern, maka besarnya jarak antar sumbu atau
sudut antar sumbu dari lubang-lubang yang akan dibuat HARUS sama

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN BERJAJAR (G302)
Format: (Mori Seiki NV5000)
G302 A_ B_ C_ R_ Q_ H_ ;

A: koordinat titik acuan pada sumbu X


B: koordinat titik acuan pada sumbu Y
C: sudut kemiringan (selalu dihitung dari
sumbu horizontal dan arah + (positif)
adalah CCW
R: jarak antara titik acuan dengan lubang
#1
1
Q: jarak antar sumbu lubang
W acuan H: jumlah lubang dalam pattern

A= 5.0; B= 5.0; C= 30; R=10.0;


Q=8.0; H=4
Jurusan Teknik Mesin
❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN BERJAJAR
Fungsi pattern/pola adalah DATA: tool = FEM  5 mm (T04); n= 3000 rpm;
untuk menentukan koordinat F = 80 mm/min; W= G54.
sumbu-sumbu luibang Posisi awal tool (Z= 10 mm), kedalaman
lubang= 3 mm (G81), bidang pendekatan= 1
mm.
Program:
O009
N00 G21 G17 G40;
N01 T04 M06;
N02 G00 G90 G54 X0.0 Y0.0;
W N03 G43 H04 Z10.0 S3000;
N04 M03;
N05 G81 Z-3.0 R1.0 F80 K0;
Jika menggunakan PATTERN, maka pada siklus N06 G302 A5.0 B5.0 C30 R10.0 Q8.0 H4;
bor (G81) tidak perlu dituliskan koordinat N07 G00 Z10.0 M05;
sumbu lubang (X,Y) dan ada parameter K yang N08 G91 G28 Z0.0;
nilainya 0 (nol) N09 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN BERJAJAR
Jika ada lubang yang tidak dieksekusi, maka bisa dituliskan ke dalam
program.
Misalkan, lubang #2 tidak dieksekusi, maka
format programnya menjadi:

G81 Z-3.0 R1.0 F80 K0;


G302 A5.0 B5.0 C30 R10.0 Q8.0 H4 I2;

I adalah parameter untuk menunjukkan


nomor lubang yang ditinggalkan → I2 berarti
lubang nomor 2 tidak dieksekusi.

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN KOTAK (G304, W1.0)
Format: (Mori Seiki NV5000)
G304 A_ B_ C_ U_ V_ I_ J_ R_W1.0 ;

A: koordinat lubang #1 pada sumbu X


B: koordinat lubang #1 pada sumbu Y
C: sudut kemiringan (selalu dihitung dari sumbu
horizontal dan arah + (positif) adalah CCW
U: jarak/panjang pada sumbu X
V: jarak/panjang pada sumbu Y
I: jumlah lubang ke arah sumbu X
J: jumlah lubang ke arah sumbu Y
R: sudut antar sumbu X dan sumbu Y pada pattern
1 W1.0: pilihan untuk pattern kotak

A= 5.0; B= 5.0; C= 20; U=32.0; V=30.0;


I= 5; J= 4; R= 60.

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN KOTAK (G304, W1.0)
DATA: tool = FEM  5 mm (T04); n= 3000 rpm; F = 80
mm/min; W= G54.
Posisi awal tool (Z= 10 mm), kedalaman lubang= 3 mm
(G81), bidang pendekatan= 1 mm.

PROGRAM:
O010
N00 G21 G17 G40 G80;
N01 T04 M06;
1 N02 G00 G54 G90 X0.0 Y0.0;
w N03 G43 H04 Z10.0 S3000;
N04 M03;
N05 G81 Z-3.0 R1.0 F80 K0;
N06 G304 A5.0 B5.0 C20 U32.0 V30.0 I5 J4 R60 W1.0;
N07 G00 Z10.0 M05;
N08 G91 G28 Z0.0;
N09 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN GRID (G304, W2.0)
Format: (Mori Seiki NV5000)
G304 A_ B_ C_ U_ V_ I_ J_ R_W2.0 ;

A: koordinat lubang #1 pada sumbu X


B: koordinat lubang #1 pada sumbu Y
C: sudut kemiringan (selalu dihitung dari sumbu
horizontal dan arah + (positif) adalah CCW
U: jarak/panjang pada sumbu X
V: jarak/panjang pada sumbu Y
I: jumlah lubang ke arah sumbu X
J: jumlah lubang ke arah sumbu Y
R: sudut antar sumbu X dan sumbu Y pada pattern
W2.0: pilihan untuk pattern grid
1
A= 5.0; B= 5.0; C= 20; U=32.0; V=30.0;
I= 5; J= 4; R= 60.

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN GRID (G304, W2.0)
DATA: tool = FEM  5 mm (T04); n= 3000 rpm; F = 80
mm/min; W= G54.
Posisi awal tool (Z= 10 mm), kedalaman lubang= 3 mm
(G81), bidang pendekatan= 1 mm.

PROGRAM:
O011
N00 G21 G17 G40 G80;
N01 T04 M06;
N02 G00 G54 G90 X0.0 Y0.0;
N03 G43 H04 Z10.0 S3000;
1 N04 M03;
w N05 G81 Z-3.0 R1.0 F80 K0;
N06 G304 A5.0 B5.0 C20 U32.0 V30.0 I5 J4 R60 W2.0;
N07 G00 Z10.0 M05;
N08 G91 G28 Z0.0;
N09 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN MELINGKAR (G300)
Format: (Mori Seiki NV5000)
G300 A_ B_ C_ R_ Q_ H_ ;

1 A: koordinat titik pusat paatern pada sumbu X


B: koordinat titik pusat pattern pada sumbu Y
C: sudut kemiringan (selalu dihitung dari sumbu
horizontal dan arah + (positif) adalah CCW
(A,B) R: jari-jari pattern (1/2 x diameter pattern)
Q: sudut antar lubang
H: jumlah lubang dalam pattern

A= 25.0; B= 25.0; C= 20;


W
R=20.0; Q=30.0; H=10

Pattern melingkar selalu CCW, penentuan lubang #1 sangat menentukan

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN MELINGKAR (G300)
DATA: tool = FEM  6 mm (T03); n= 3000 rpm; F =
80 mm/min; W= G54.
Posisi awal tool (Z= 10 mm), kedalaman lubang= 3
mm (G81), bidang pendekatan= 1 mm.
1
Program:
O012
(A,B) N00 G21 G17 G40;
N01 T03 M06;
N02 G00 G90 G54 X0.0 Y0.0;
N03 G43 H03 Z10.0 S3000;
N04 M03;
N05 G81 Z-3.0 R1.0 F80 K0;
N06 G300 A25.0 B25.0 C20 R20.0 Q30.0 H10;
W N07 G00 Z10.0 M05;
N08 G91 G28 Z0.0;
N09 M30

Jurusan Teknik Mesin


❖ SIKLUS PENGEBORAN & PATTERN MELINGKAR (G300)
3 Jika lubang #3 dan #5 akan ditinggalkan,
5
maka programnya menjadi:
1
G81 Z-3.0 R1.0 F80 K0;
G300 A25.0 B25.0 C20 R20.0 Q30 H10 I3 I5;

Parameter I menunjukkan nomor lubang


yang tidak dieksekusi

Jurusan Teknik Mesin


❖ SUBPROGRAM
Sub program adalah fasilitas yang memungkinkan untuk mengeksekusi sebuah
kontur tertentu secara berulang-ulang. Subprogram digunakan karena memang
ada pengulangan bentuk yang mendasar dari sebuah kontur atau karena kontur
yang sama harus diulang karena tidak mungkin proses pemotongan dilakukan
dengan sekali proses (keterbatasan depth of cut dari alat potong).

Contoh:

Jurusan Teknik Mesin


Format :
M98 → Call SubProgram
Empat (4) digit pertama setelah huruf P menyatakan jumlah pengulangan
(berapa kali subprogram akan dieksekusi) dan 4 digit kedua menyatakan nomor
program (subprogram) yang dipanggil
Jika hanya akan memanggil suatu program (subprogram) dan dieksekusi sekali
(1 kali) maka jumlah pengulangan tidak perlu dituliskan. Tetapi kalau akan
menyantumkan jumlah pengulangan, maka nomor program harus ditulis lengkap
4 digit.
Contoh:
M98P300; : program nomor 300 dieksekusi1 kali
M98P00020200; : program nomor 200 dieksekusi 2 kali
M98P30100; : program nomor 100 dieksekusi 3 kali

Jurusan Teknik Mesin


Dari sebuah subprogram dimungkinkan untuk memanggil (sub) program lainnya,
yang disebut dengan “nesting”. Banyaknya nesting bervariasi tegantung kepada
jenis kontrol yang ada. Sebuah kontrol bisa nesting hingga 4 tingkat, 5 tingkat,
bahkan ada yang sampai 10 tingkat

M30 → end of main program Setelah M99, maka kursor akan kembali ke
M99 → end of subprogram program sebelumnya pada baris setelah M98

Jurusan Teknik Mesin


Contoh:
Perencanaan proses:
1. Kontur pinggir sebanyak 2 kali, dan
2. Chamfer sebesar 1 x 45 (1 kali)
Kedua proses tersebut menggunakan kontur
yang sama (kompensasi jari-jari diaktifkan),
sehingga prinsip “subprogram” akan digunakan

Kontur (merah)

Jurusan Teknik Mesin


Lintasan:

Kontur Pinggir (FEM  10 mm) Chamfer (NC Spot Drill, R= 1 mm)

Jurusan Teknik Mesin


Koordinat Titik Kontur:

Jurusan Teknik Mesin


Strategi Gerak Pemakanan:
Urutan Gerakan (G41 aktif) → posisi
tool ada di atas titik 1:
a. Tool turun sebesar 5 mm (depth of
cut) secara inkremen (G91);
b. Tool ke titik 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, dan
1 (membentuk loop tertutup);

Catatan: pada poin (a), gerakan tool


ke arah sumbu Z dibuat dalam mode
inkremental (G91 aktif) dengan
tujuan supaya ketika dipanggil kali
ke-2, maka tool akan bergerak ke
arah sumbu Z dimulai dari posisi
sebelumnya (bertambah dalam)

Jurusan Teknik Mesin


Tool dan Data Pemotongan:

T03 (HSS, FEM  10 mm, 2 sisi potong):


n = 2500 rpm;
a (depth of cut) = 5 mm (maksimum);
F (Vf) = 100 mm/min.

T05 (HSS, NC Spot Drill, 2 sisi potong):


n = 2500 rpm;
R = 1 mm (data di tool offset);
a = 1 mm (sesuai besarnya chamfer);
F (Vf) = 75 mm/min.

Jurusan Teknik Mesin


O0013
Program: N00 G21 G17 G40;
O0100
N01 T03 M06;
N00 G91 G01 Z-5.0 F50;
N02 G90 G00 G54 X-25.0 Y-25.0;
N01 G90 Y17.0 F100;
N03 G43 H03 Z10.0 S2500;
N02 G02 X-17.0 Y20.0 R3.0;
N04 M03;
N03 G01 X17.0;
N05 G41 D03 X-20.0 Y-17.0;
N04 X20.0 Y17.0;
N06 Z1.0;
Y-17.0;
(G54) N07 M98 P20100;
N06 G02 X17.0 Y-20.0 R3.0;
N08 G90 G00 Z10.0 M05;
N07 G01 X-17.0;
N09 G40 X-25.0;
N08 X-20.0 Y-17.0;
N10 T05 M06;
N09 M99
N11 G90 G00 G54 X-25.0 Y-25.0;
N12 G43 H05 Z10.0 S2500;
N13 M03; Catatan: Sebelum M98, tool
N14 G41 D05 X-20.0 Y-17.0; diposisikan pada Z tertentu,
N15 Z3.0; sehingga setelah eksekusi tool
N16 M98 P100; akan berada pada kedalaman yang
Main Program: O0013 N17 G90 G00 Z10.0 M05; diinginkan
N18 G40 X-25.0
Subprogram: O0100
N19 G91 G28 Z0.0;
N20 M30

Jurusan Teknik Mesin

Anda mungkin juga menyukai